[]
QO*-Q*"n
JADZAB
.
DAFTAR ISI
PENGERTIANJADZAB DAN
MAIDZUB 5
. Muhammadal-Majd2ub..................... L4
. Muhammad bin Qodli al-Majdzub ... 14
. Muhammad al-Majdzub al-Mishri.... 15
. Muhammad Bahauddin al-Majdzub. L6
. Muhammad Ruwaijal alMajdzub..... 16
. Muhammad Furfur a1-Majdzub ........ 18
. Ibrohimal-Majd2ub............................. 19
. Ibrohimal-Majdzubal-Mishri............ 20
. Ibrohimal-'Uryaan.............................. 21.
. Ibrohim bin Muslim ash-Shomaadi... 22
. Ahmad BukhAthi a1-Majd2ub............. 23
. Ahmad al-Yamani al-Maghrobi al-
Majdzub............ 24
KY"A%Y"A JADZAB I 3
Nadhar Bar Qadam..................................... 72
Safar Dar Wathan
Khalwat Dar Anjurnan............................... 81
Wuquf Qolbi..... 88
Wuquf 'Adady.. 90
Wuwuf Zamany 91.
4 | q*"Lq*aa JADaAB
PENGERTIAN JADZAB DAN MAJDZUB
-..,.1r
\---Jer-vr
.li'Jl ,.i!l
-5
,Jt J" iJ;ttl iJ,ar, SjuI +; + i::-r
4\ 9; ,li \i-1;-, u]:: .r,j;i;15 j{JrLr
, ';Gi ;g4at StVit';5i *u-;i3
Jadzab menurut bahasa berasal dari fi'i1
maadli:
U^+-4+4 - 6i.l yang ber artt : menarik.
,Ibid
3 Syarh Hikam juz Z,hal:74
a Syarh Hikam juz Z,hal:74
s Ibid
6 | q0"2,/0"2 )ADaAB
Keadaan orang yarg jadzab ini
merupakan kebalikan dari orang-orang yang
suluk (Saalikin). Karena yang pertama kali di
saksikan oleh orang yang suluk bukanlah dzat
Alloh, namun Atsar Alloh (para makhluk),
kemudian tajalli af'al (penampakan atas
perbuatan-perbuatan Alloh), kemudian tajalli
asma (penampakan asma-asma Alloh),
kemudian tajalli sifat (penampakan sifat-sifat
A1loh), kemudian baru tajalli dzat
(penampakan atas kesempumaan dzat
A11ohX.
Ketauhilah sesungguhnya jadzab itu
manakala tidak dilalui dengan jalan suluk
yang lurus, maka jadzab semacam ini tidak
Iebih dari tingkah-po1ah orang giia belakaT.
Paling-paling yang didapat hanyalah
kebebasan dari siksa dan tuntutan-tuntutan
Syara' yang dibebankan atas orang-orang
mukallaf (karena termasuk dalam kategori
orang gila). Karena sesungguhnya orang yang
jadzab tr'i tidak termasuk golongan orang-
6 Ibid
TJaami' al-Ushul fil Auliyaa'hal : 209
s.o"Lgtt"z JADZAB I l
orang mukallaf sebagaimana di terangkan di
dalam kitab al-Mathoolib al-Wafiyyahs.
Demikian pula orang yang suluk di jalan
Alloh dengan mengikuti Perintah-perintahnya
dan menjauhi larangan-larangannya, tanpa di
karuniai jadzab (penarikan), maka tidaklah
banyak berarti, melainkan hanYa
menjadikannya sebagai ahli ibadah dan orang
yang ahli ilmu dhohir belakae.
Masyarakat menganggaPnya sebagai
orang yang punya kedudukan, karena
menguasai ilmu syari'at dan ahli ibadah,
namun sebenamya di hadapan A1loh tidak
memiliki kedudukan aPapun, karena sama
sekali tidak mengenali Alloh, baik keagungan
Dzatnya, Sifatnya maupun Af'aalnyato.
Adapun yang tergolong kekasih Alloh
yang khusus dan teramat Istirnewa tak lain
hanyalah orang yang suluk di jalan AI1oh,
kemudian mengalami iadzab, kemudian
kembali suluk di jalan Allohtt.
8Ibid
e Ibid
10 Ibid
11 Ibid
I I or*zw*"a J/.ozte
Sesungguhnya hukum-hukum Syari'at itu
manakala diamalkan dengan sepenuh hati,
maka akan membawa seseorang rnenuju haal
jadzab (penaikan ke hadhrat ilaahi) secara
perlahan, namun pasti12.
Sedangkan amal yang tidak sesuai
ketentuan Syara' itu akan jauh sekali, dai haal
jadzab, karena sesungguhnya amal bidh'ah itu
di tolak oleh Alloh dan sama sekali tidak
membawa atsar ruhaniah apapun terhadap
qalbunyal3. Amal-amal bidh'ah itu buruk
sekali akibatnya, terlebih perbuatan-
perbuatan maksiat yang melanggar syari'atla.
Banyak sekali ayat-ayat ai-Qur'an, Hadits-
hadits Nabi Saw, Siirah para Sahabat, Taabi'in
dan para Auliya' yang menerangkan perihal
jadzab ini. Antara lain firman Alloh :
12 lbid
13 Ibid
14 lbid
q0aa-q0"2 JADZAB
| 9
A11oh juga berfuman :
20 Ibid
,i Ibid
12 | r&a-qg"a JADaAB
berkewajiban menjaga syari'at A1lah di muka
bumi ini sebisa mungkin22.
Syeikh Ibnu Tilmisani berkata:"Janganlah
engkau mencela orang yang sedang dimabuk
cinta, karena sesungguhnya orang yang
mabuk itu bebas dari tuntutan syara"'23.
Berkata Syeikh Muhammad Husain Ali
Al-Maiiki :"Mereka (orang-orang jadzab) itu
melakukan maksiat karena tidak bisa
menghindar, sebagaimana orang yrrg
terpelanting dari tempat yang tinggi".2a
rh"a./&a JADZAB I l3
KISAH WALI.WALI MAAJDZUB
Muhammad al-Majdzub
Muhammad al-Majdzub adalah kekasih
A11oh yaalg dianugerahi banyak sekali
karomah yang aneh-aneh dan menakjubkan2s.
Antara lain, beliau ini termasuk Auliya'
yang suka melenyapkan kemaksiatan dari diri
orang lain dengan caranya sendiri. Setiap kali
bertemu orang yang hendak berbuat maksiat,
di pukuLlya dada orang itq dan anehnya
keinginan maksiat itu serta-merta ienyap dari
dalam hatinya25. Dan jika pukulan itu
ditangkis, maka tangan orang Yang
menangkis akan lumpuh seketika itu iuga. Ia
wafat pada abad ke 10 HijrilYah.
Dimakamkan di kompleks pemakaman
masjid Syahawa di luar Bab al-Futuh Mesir.
t6 | q{t"a-qy"a )ADLAB
Berkata ar-Romli : Kebaikan dan
kedudukanku sebagai juru fatwa ini aku
dapatkan atas limpahan keberkahan yang
diberikan oleh Syaikh Muhammad Ruwaijal.
Suatu ketika beliau memasuki rumahku dan
berdiri di dekat kepalaku, lantas berkata :
"Akan dibukakan kebaikan untukmul",
kemudian beliau keluar dari rumahku32.
Ketika bala tentara sultan Salim bin
Utsman menguasai Mesir, Muhammad
Ruwaijal berteriak kencang : "Apa gerangan
dosa Ruwaijal???, hingga kalian akan
memenggal lehernya!". Dan ketika melintas di
depan jendela rumah Syaikh 'Anaan, Ruwaijal
mengatakan hal yang sama.
Tak lama kemudian, temyata para 'Askaar
itu benar-benar menangkap Syaikh Ruwaijal
dan memenggal kepalanya di dekat Masjid
Jaami' di depan Bab al-Bahr Baulaq. Syaikh
Ruwaijal pun wafat dan dimakamkan di
kompleks pemakaman a1-Jazirah::.
Ibrohim al-Majdzub
Memiliki julukan lengkap Ibrohim Abu
Lihaaf al-Majdzub ash-Shohi. Beliau termasuk
Auliya' yang memiliki ahwd yang tidak
lumrah. Antara lain : Beliau ini terlihat ke
mana-mana tidak pemah memakai penutup
kepala. Dan lebih suka tinggal di sudut-sudut
benteng Jiraakatsas.
Menjelang runtuhnya Daulah Jiraakast,
Ibrohim meminta kunci benteng kepada
Sulthan al-Ghauri, namun tidak diberikan.
Tidak lama kemudian jiraakast mendapat
serangan mendadak dan jatuh ke tangan
musuhao.
37Ibid
38 Ibid
3e Karoomatul Auliya'hal : 410 juz awal
40 Ibid
Kr"zqer JADZAB | 19
Ketika Ibrohirn meminta kunci benteng,
Sulthan berkat a .'Jangan hiraukan orang
jadzab tni!" . Mendengar jawaban Sulthan,
Ibrohim pun bergegas meninggalkan benteng
dan pergi ke kota Kairo. Dan terjadilah apa
yang terjadi pada saat itu41. Andai saia
Sulthan, menghargai dan menuruti
permintaan Ibrohim al-Majdzub, mungkin
saja nasib buruk tidak akan menimpa Sulthan
dan kerajaannya, namun rupanya taqdir
berkehendak lain.
41 Ibid
a2 Karoomatul Auliya' hal : 41.0 juz awal
43 Ibid
20 q*"zq2aa )AD4AB
|
Sering kali Ibnu Khuraithoh ini
memberikan isyarat dengan baju gamis yang
di pakainya. Apabila yang dikenakannya itu
baju ya:rg sangat sempit, maka menandakan
musrbah dan kesusahan itu masih akan terus
berlangsung. Dan jika yang dikenakan itu
pakaian yang longgar, maka berarti musibah
itu telah berakhira.
Ibnu Khuraithoh atau Ibrohim al-Mishri
ini wafat pada tahun 920 Hijriyyah dan
dimakamkan di luar Bab al-Futuuh Mesir.
Ibrohim al-'Uryaan
Dijuluki al-'Unlnan (Si-telanjang) karena
sering-kali naik di atas mimbar dan berpidato
dengan bertelanjang bulat, tanpa seheiai
benangpun menutupi tubuhnya+:.
Berkata Imam asy-Sya'roni : "ibrohim al-
'Uryaan ini setiap kali berjumpa dengan siapa
saja, se1a1u mengucapkan salam seraya
memanggil narna orang yang dijumpainya
itu. Selain itu, ser lgkali naik mimbar dan
berpidato dengan tubuh bertelanjang bulat.
Dalam pidatonya Ibrohim alrUryaan
4{ Ibid
a5 Karoomatul Auliya' 1.rai : 412 juz au,al
qo"l-q(tut JADZAB
| 2t
menyebut apa saja yang akan terjadi dalam
sepekan ke depan. Dan apa yang
dikatakannya itu benar-benar menjadi
kenyataan dan tidak pemah meleset sama
sekali"a6.
Ketika masyarakat mulai resah akan
keberadaan dan ulah Ibrohim yang nyieneh
ini, merekapun bersepakat untuk mengurung
Ibrohim dalam kamar dan menguncrnya
rapatiapat. Namun apa yang te4adi???,
Ibrohim selalu bisa meloloskan diri dari
sekapan itu, meskipun kamamya masih
terktrnci rapataT.
22 | q&Lq*"a JADZAB
madzhab yang berbeda. Yaitu : Putera
pertama beliau yang bemama Muslim
mengikuti madzhab Maliki, Putera kedua
beliau yang bemama Abdulloh bermadzhab
Hanbali, Putera ketiga beliau yang bemama
Musa bermadzhab Syafi'i, dan putera terakhir
beliau yang bemama Muhammad
bermadzhab Hanafi.
Ibrohim bin Muslim ash-Shomaadi ini
wafat pada tahun : 1073 Hijriyyah dalam usia
85 tahun.
s0lbid
51 Ibid
52 Karoomatul Auliya' hal : 552 juz awal
53 Karoomatul Auliya'hal : 552 juz awal
24 | q0"a-q0"2 )ADZAB
berada di bawah tukhum dan di atas awan,
serta telah diberikan kepadanya 70 rlbu
maqom kaum 'Arifin!".
Beliau ini wafat pada tahun 1007
Hijriyyah, dimakamkan di kawasan
Suwaiqotus-Shohib Mesir, di depan Madrasah
Khoshshohla .
57 Ibid
58 Ibid
se Ibid
60 Ibid
Kt"aq&aJADZ B| 27
berfaedah, lanrt dnlam canda-tawa, tenggelam
dalam kelalaian dan terus-menerus kenyang6t
Yang dimaksud rukhash tidaklah seperti
apa yang di tuturkan para fuqohaa', yaitu
hukum-hukum syai'at ya g di ringankan
atas para hamba, semisal ; mengusap sepatu (di
dnlam wudlu), tayamm m ketikt sakit,
mengqashar shalat dnn membatall',nn puasa dalam
Karena sesungguhnya A1loh itu
bepergian62.
menprkai bilamana rukhashnya itu di
laksanakan, sebagaimana 'azaaimnya itu di
hksanakan, demikian ini di terangkan di
dalarn hadits, maka hendal.rrya diingat
perlre,laan antara rukhas menunrt
Naqsyabandiyyah dan menurut fuqahaa'es.
Maka dapat diketahui sesr.rnggulmya
jadzab di dalam thariiqah ini didahulukan
atas suluk. Seorang majdzub yang suluk itu
lebih tinggi dari pada seorang saalik yang
majdzth, meskipun keduanya melewati
tangga-tangga spiritual yang sama.a Hanya
saja orang yang majdzub itu bisa
61 Ibid
62 Ibid
o3 lbid
64 IbiC
28 | rqaaq2"a )ADZAB
menyaksikan sesuatu itu
dengan A11oh. kri
lebih tinggi dari pada orang yang
menyaksikan segala sesuatu karena Alloh.
Karena sesunnguhnya Saalik yang majdzub
itu akan terdampar pada maqom fana',
sedangkan orang yang majdzub itu akan
berakhir pada maqam baqa' dan shahwi
(kesadaran) setelah terlebih dahulu
mengalami maqam fana'65.
Dari sini engkau bisa mengetahui,
sesungguhnya tangga permulaan dari seorang
majdzub yang suluk itu merupakan tangga
terakhir bagi Saalik yang maidzuboe.
Barangsiapa menjalani haal ini
(mengalami jadzab terlebih dahulu), maka
tidak di ragukan, akan lebih cepat wushul
dari pada orang yang menialani suluk terlebih
dahuluoT.
lni jeias berbeda dengan thariiqah-
tthariiqah di luar Naqsyaban.diyyah, di mana
mereka memasukkan murid-muridnya ke
dalam khidmah dan riyaadioh yang berat-
berat pada permulaan suluknya, dengan
6.5Ibid
66 Ibid
67 Ibid
q0.2K'"a JADZAB
| 29
tujuan untuk menundukkan nafsunya dan
membersihkan lahiriahnya. Karena
sesungguhnya di luar Naqsyabandilyah itu
yang didahulukan adalah tazkiyyalt
(membersihkan lahiriah) dari pada tashfiyyah
(membeningkan hati)68.
68 Ibid
6e Tanwiir al-Quluub, hal ; 504
30 | q{}az-qb"z )ADZAB
lemahnya badan, namun Naqsyabandiyyah
merupakan thoriqoh ruhani yang ditempuh
oleh hati, dengan memandang kekuatan
aqidah dar. bashiralr (penglihatan hati)"20.
Thariqoh ini bertumpu pada nur samawi
dan nadhor ilahi yang bersemayam di dalam
hati, di mana dengan nadhroh ini bisa seorang
hamba bisa memandang urusan dunia dan
akhirat bll haqiiqah, yang mr:ngkin dapat
ditempuh oleh thariqoh-thoriqoh lain dalam
masa ratusan tahr.rn, meskipun dengan jeritan
.
don hujan sir mata namun tidak akan
menemukannya, bahkan trdak berbekas sama-
sekali"zr -
70Ibid
71Ibid
n rbid
q0"aq&2 JADZAB
I 3t
Tangga pertama yang ditapaki di dalam
thoriqoh Naqsyabandiyyah itu merupakan
martabat kedua dalam thoriqoh-thoriqoh
yang laid3.
Berkata sebagian pensyarah kitab
"Hikam" yang ditulis oleh Ibnu 'Athoillah
ketika mengomentari tulisan matan yang
berbunyi :
^:;
jW irr
;;
-L--'T 3;ti !7t
r-4 ;i
" langan meninggalknn dzikir karena kamu tidak
bisa hudlur bersamaan dengan Alloh ta'ala dalant
dzikirmu" .
sebagai berikut :
"sesungguhnya hakekat dzikir itu membuang
kelalaian, di mana ia memiliki beberapa
martabat (tingkatan) : Tingkatan pertama
ialah "Dzikir iisan" sebagaimana di terangkan
di daiam a1-Qur'an dan Hadits, maka
lakukanlah secara terus-menenrc wahai
saudaraku, sehingga engkau sampai pada
tujuan dan menjadi mulia dengan mencapai
"Dzikir janaan" yaitu martabat kedua dari
martabat-martabat dzikir, di mana ia
Merupakan mar:tabat pertama di kalangan
73 Ibid
32 | q*"aq1az )ADZAB
Saadah Naqsyabandiyyah. Telapak kaki yang
pertama kafi dijejakkan adalah "Dzikir Qalbi",
Akan tetapi tidak akan bisa dikeiahui hal itu
kecuali dari mereka dan seorang Saalik tidak
akan menguasainya dengan sempurna kecuali
dengan bimbingan mereka (para Saadah
Naqsyabandiyyah"T4.
Merupakan saiah satu tarekat sufi yang
paling luas penyebarannya, dan terdapat
banyak di wilayah Asia Muslirn, Turki,
Bosnia, dan wilayah Volga Ural.
Bermula dari Bukhara pada akhir abad ke-
L4, Naqsyabandiyah mulai menyebar ke
daerah-daerah tetangga muslim dalam waktu
seratus tahun. Perluasannya mendapat
dorongan baru dengan munculnya cabang
Mujaddidiyyah, yang di namai menurut nama
Syaikh Ahmad Sirhindi Mujaddidi AU ats-
Tsani (Pembaharu Milenium kedua).
Ciri yang menonjol dari Tarekat
Naqsyabandiyyah adalah mengikuti Syare'at
secara ketat, keseriusannya dalam beribadah,
serta lebih mengutamakan dzikir dalam hati
(dzikir khofi).
z. (ttJ h)
.t-.o..4-
5' 04,
^
r'e'"
,i .
4. J+\)3c;;E
5. )},!
6. c^:S 3v
6. Li--i,l llr
78 lbid
ts Tanwirul-Qulub,503 Maktabah Darul ihya
E0 Ibid
El Ibid
40 | ftta-fq"a )ADZAB
Dikatakan di dalam kitab Jaami' al-Ushuul
fi al-Auliya' sbb :
^ilr,$i,r;'.'iJ.3r
1. Berpegang pada akidah Ahlus sunah
jama'ah.
irr
.F iri)rj,;ie\'l'):,3
3. Melanggengkan Muraqabah dan selalu
menghadap ke hadlirahrya.
;/Lt;5& J"ri:
5. Berusaha agar hatinya selalu hudlur.
*,J)tpVq)qlr)
7. Gaya hidupnya seperti orang-orang awam
dari kalangan mukminin.
J;ttlcirt
8. Menyembunyikandzikir.
42 | qy"z-q$"a JADZAB
cepat, paling cocok, paling di percaya, paling
selamat, paling kukuh, paling benar, paling
utama, paling tinggi, paiing sempuma dan
paling indah adalah Thariqah 'Aliyyah an-
Naqsyabandiyyah. Semoga Al1oh mensucikan
roh-roh Ahlinya dan mensucikan Sirr para
Masyayikhnya. Mereka mencapai derajat
yang tinggi dengan berpegang dan menuruti
sunah Nabi Saw dan menjauhi perkara
Bidh'ah serta Menempuh jalan para Sahabat
rodliyallohu 'anhum. Mereka be4aya
memperoleh limpahan ruhani secara terus-
menerus dan Syu}ud, serta mencapai maqom
kesempumaan dan mendahului yang
lairurya".
Syaikh Ahmad al-Faruqi sebelum
menerima silsilah Naqsyabandiyyah, beliau
telah Menempuh beberapa thariqot, seperti
Qodiriyyah, Syuhrawardilyah, Kubrowiyyah
dan beberapa thoriqoh lainnya dengan
cemerlang, serta memperoleh sanad dan
ljazd:rrya.
Ia telah menerima bai'at thoriqoh
Naqsyabandilyah dari Gumnya Syaikh
Muhammad B aaqi b l17ah r ahim ahtLll oh.
Beliau berpendapat : "Bahwa kesemua
jalan thariqoh itu yang paling mudah dan
qoaaq(ka JADZAB
I 43
paling berfaedah adalah thoriqoh
Naqsyabandilyah yang telah menunjukkan
para penuntun kebenaran".
Syaikh Bahauddin Pendiri thoriqoh ini
telah bersuiud dan bersimpuh selama 15 hari
di hadapan Alloh Azza wa jalla dengan penuh
kehinaan dan kerendahan, demi berdoa
memohon kepadanya agar berkenan
menganugerahi jalan thoriqoh yang paling
mudah dan di sukai para hamba yang ingrn
wushul ke hadliratnya.
Al1oh Swt telah mengabulkan do'anya
dan menganugerahkan thoriqoh yang khusus
dan masyhur sekali dengan di nisbatkan
kepada Naqsyaband, atau dikenal dengan
sebutan Naqsyabandiyyah.
Naqsy berarti ; Ukiran, sedangkan Band
berarti ; Terpahat. Naqsyaband pada akhirnya
memiliki makna ; Ukiran yang terpahat. Yang
maksudnya ialah mengukir kalirnah "Alloh"
di dalam hati sanubari sehingga benar-benar
terpahat dalam bashiroh atau mata hati
seorang murid.
Konon katanya, Syaikh Akbar Bahauddin
an-Naqsyabandi ini telah dengan tekun
mengukir kalirnah "Alloh" di dalam hatinya
44 | q2aa./&z )ADZAB
sehingga ukiran itu terpahat dan terpairi di
dalam qalbunya.
Silsilah 'Aliyah Naqshbandiyah ini
dinisbatkan kepada Sayyidina Abu Bakar ash-
Shiddtq rudhiyallahu 'anhu di mana telah
disepakati oleh sekalian 'Ulama Ahlus
Sunnah Wa1 Jama'ah sebagai sebaik-baik
manusia sesudah Para Nabi 'alaihim ash-
Sholatu wa as-Salam. Asas Thariqah ini
mengikuti Sr:nnah Nabawiyah dan meniauhi
segala macam Bidh'ah.
Tariqah ini mengutamakan fadzbah di
dalam Suluknya, di mana berkat Tawaiiuh
seorang Syaikh yang sempuma, Para murid
akan berhasil memperoleh warisan Ahwal
dan Kaifiat sehingga bisa merasakan
keiadzatan khas berdzikir dan ibadah serta
memperolehi ketenangan dan ketenteraman
hati. Seseorang yang mengalami tarikan
]adzbah ini di sebut orang yang Majdzub.
Dalam Tariqah Naqshbandiyah ini,
iimpahan ruhani (Faidl ilaahi) dan
peningkatan martabat adalah berdasarkan
kedekatan murid dengan Syaikh dan
Tawajjuh seorang Syaikh.
Bersahabat dengan Syaikh hendaknya
dilakukan sebagaimana Pata Sahabat
q(ha-qh"z rADzAB
I 45
berdampingan dengan Nabi Muhammad
Saw. Murid hendaknya bersahabat dengan
Syaikh dengan penuh hormat. Seorang murid
itu akan berjalan menaiki tangga peningkatan
kesempumaan Ruhaniah berdasarkan kadar
kedekatannya dengan Syaikhnya. Kadar
perolehan Faidl ilaahi dalam Tariqah ini
adalah sebagaimana para Sahabat menghadiri
majelis Baginda Nabi Muhammad Saw.
Dengan hanya duduk bersama-sama
menghadiri majelis Nabi Muhammad Saw,
yang berkat hati yang tulus dan ikhlas serta
penuh rasa mahabbah, biarpun hanya sekali,
orang yang hadir dalam majlis itu akan
mencapai kesempurnaan iman pada maqom
yang amat tinggi.
Begitu juga apabila seseorang itu hadir
dengan khidmat dalam majlis Thariqah
Naqshbandiyah, dengan hati yang tulus dan
ikhlas, maka akan dapat merasakan maqom
Syuhud dan Ma':.rfat yang hanya akan di
peroleh setelah begitu lama mengikuti
thariqah-thariqah yang 1ain.
Karena itulal'r Para Masyayikh
Naqshbarrdiyah rohimahumulloh mengatakan :
"Bahwa Thariqah kami pada hakekatnya
merupakan Thariqah Para Sahabat".
46 | qT"Lq&z )AD1AB
Dan dikatakan pula : "Dalam Thariqah
kami siapapun tidak terhalang dan
barangsiapa terhalang, pasti ia tidak pemah
datang."
Barangsiapa mengikuti Thariqah ini, rnaka
dia takkan terhalang dan barangsiapa di
taqdirkan Allah semenjak zaman aza!,t
terhalang dari thariqah ini, maka sekali-kali
takkan dapat mengikutinya.
Di dalam Thariqah Naqshbandiyah, terus-
menerus hudlur dan Senantiasa berjaga-jaga
menduduki maqam yang suci di mana
menurut Para Sahabat ridhwanullah 'alaihim
ajma'in dikenab sebagai maqom Ihsan dan
menurut istilah Para Shufiyah di sebut
maqom Musyahadah, Syuhud, atau 'Ainul
Yaqin. Merupakan hakekat dari sabda Nabi
Saw :
"Bahwa engkau menyembah Aliah seolah-
olah engkau melihatnya". Semoga Al1ah
Menganugerahkan Taufiqnya kepada kita.
Adapun nama Naqsyabandiyah ini mulai
masyhur pada zarnan Syaikh Bahauddin
Naqsybandi rahmatullsh'alaih. Menurut
Syaikh Najmuddin Amin A1-Kurdi
rahmatullah 'alaih di dalam kitabnva Tanwirul
qcaz-q&4 JADZAB
| 47
Qulub bahwa nama Thariqah Naqshbandiyah
ini berbeda-beda menurut zamannya.
Di zaman Sayryidina Abu Bakar ash-Siddiq
radhiyallahu 'anhu lntngga zaman Syaikh
Thoifur Bin 'Isa Bin Abu Yazid Busthomi
rahmatulloh 'aktih di namakan Shiddiqiyyah
dan amalan khususnya adalah dzikir khofi.
Di zaman Syaikh Thoifur bin 'Isa bin Abu
Yazid Busthomi rahmatulloh 'alaih htngga
zaman Syaikh 'Abdul Khaliq al-Ghujdawani
rahmatulloh 'alaih Tlnari.qoh ini di namakan
Thoifuriyah dengan ciri khas lebih
menonjolkan Mahabbah dan Ma'rifat.
Kemudian di zaman Syaikh Khwajah
'Abdul Khaliq al-Chujdan'ani rahmahrlloh
'a1aih hingga zaman Irr.am Ath-Thariqah
Syaikh Muhammad Bahauddin Naqsyabandi
al-Bukhari rahmatulloh 'alaihi Thariqoh tni di
namakan Khwaiahganiyah. Pada zaman
tersebut Thariqoh ini telah diperkuatkan
dengan Delapan Asas Thariqoh yaitu :
I. f)J) LJiJB
',-"..,rr.
^l. rJJ r .t2)
J. tPD) )o"
4. J4\ )) crF
48 I ot*.zwt"a ttozal
5. .t' ![
b. (:^5 jtr
7 L:--l,lr "14-;
8. Jii i\i
Kemudian pada zaman Syaikh
Muhamrnad Bahauddin an-Naqsyabandi a1-
Bukhari rahmatulloh 'alaih hngga zarr.an
Syaikh'Ubaidullah Ahrar rahtnatulloh'alaih,
Thariqah ini mulai masyhur dengan nama
Naqsyabandiyah.
Imam Ath-Thariqah Syaikh Muhammad
Bahauddin rshmatulloh'alaih menambahkan
Tiga Asas lagi sebagai penambahan atas
Delapan Asas yang telah di letakkan Syaikh
'Abdul Khaliq al-Ghujdawani rahmatulloh
'alaih yaltu :
t 3;ato$'St
2. ,'J.A\,:^';j\
3. a-Y!\ ';'3)\
Pada zaman Syaikh 'lJbaidullah Ahrar
rahmatullah 'alaih htngga zaman Mujaddid AIf
Tsani Syaikh Ahmad Faruqi Skhindi
rahmatullah 'alaih Thariqah ini dikenal dengan
qq.i-q*"a JADZAB
| 49
l',u-u Ah.rriyah hingga zaman Syaikh
Muhammad Baqi Blllah rahmatulloh' alnih.
Bermula dari zaman Mujaddid Alf Tsani
Syaikh Ahmad Faruqi Sirhindi ruhmatulloh
'alaih Thariqah ini mulai dikenal sebagai
Thariqah Mujaddidiyah dan pada zaman ini
di perkenalkan tentang Lathaif Fauqaniyah
dan daerah Muraqabah. Semenjak itu
Thariqah ini mulai dikenal dengan nama
Naqsyabandiyah Mujaddidiyah hingga ke
zaman Mirza Madzhar ]an Janan Syahid
rahmatulloh 'alaih.
Kemudian Thariqah ini dikenali dengan
nama Madzhariyah hingga zaman Quthub Al-
Auliya Syaikh 'Abdullah Ghulam 'Ali
D ahfaw i r ahmat ull oh' alaih.
Pada zaman Quthub Al-Auliya Syaikh
'Abdullah Ghulam 'A1i Dahlawi rahmatulloh
'alaih, seorang Syaikh dari Baghdad yang
bemama Dliyauddin Muhammad Khalid
'Utsmani a1-Kurdi al-Baghdadi rahmatulloh
'alaih datang ke Delhi sekembali beliau dari
Makkah r;ntuk berbai'ah dengan Syaikh
'Abdu11ah Ghulam 'A[i Dahlawi rahmatulloh
'alaih setelah beliau menerima isyaroh
ruhanilyah dari Baginda Nabi Muhammad
Sallallohu 'alaihi Wasallam untuk mengambil
50 | r*"Lq&,n JADZAB
Thariqah Naqsyabandiyah Mujaddidiyah ini
dan beliau membawa thariqoh ini ke Timur
Tengah.
Pada zaman Syaikh Dliyauddin
Muhammad Khalid'Utsmani rnhmatulloh
'alaih n'i mulai di perkenalkan amalan Suluk
Khalwat Saghirah dan Thariqah ini mulai
dikenal sebagai Naqsyabandiyah Khalidiyah
di Timur Tengah khususnya di Makkah dan
tersebar di kalangan jemaah Haji dari
di Malaysia serta
Nusantara dan tersebarlah
Indonesia. Namun demikian di India,
Thariqah ini masih dikenali sebagai Thariqah
Naqshbandiyah Mujaddidiyah.
Adapun Para Masyayikh Mutaakhirin
yang datang sesudalr itu sering
menambahkan nama nisbat mereka sendiri
untuk membedakan Silsilah antara satu
dengan yang lain seperti halnya
Naqsyabandiyah Khalidiyah dan Naqsyabandiyah
Mujaddidiyah. Sfui1ah Naqshbandiyah ini telah
berkembang baik mulai dari Barat hingga ke
Timur.
Meskipun Thariqah ini telah .dikenali
dengan beberapa nama yang berbeda, namun
ikatan ruhaniyah dari rantai emas yang telah
di pelopori oleh Khalifah Rasuiulloh Saw
q$az-%)"z JADZAB
| 51
Salryidina Abu Bakar As-Siddiq rudhiyallahu
'Anhu tni akan tetap berjaian hingga hari
kiamat mewarisi keberkahan yang telah di
karuniakan kepada Para Masyayikh yang di
tugaskan menyambung Silsilah ini.
Dalam perjalanan ruhani mencapai
kebenaran hakiki, terdapat dua prinsip jalan
yang biasa di perkenalkan oleh Para Guru
Thariqah, Yaitu Thariqah Nafsani dan
Thariqah Ruhani.
Thariqah Nafsani ialah mengambil jalan
pendekatan dengan mentarbiyah Nafs dan
menundukkan keakuan diri. Nafs atau
keakuan diri ini bersemayam dalam diri
seseorang. Nafs dididik untuk
menyelamatkan Ruh.
Jalan Thariqah Nafsani ini amat sukar dan
berat karena seorang murid atau SaaLik harus
melakukan segala sesuatu yang berlawanan
dengan kehendak Nafsnya. Ini merupakan
Jihad dalam diri seorang Murid.
Sedangkan Thariqah Ruhani lebih mudah
dijalani di mana pada mulanya, Ruh akan di
sucikan dengan tanpa menghiraukan keadaan
Nafs. Setelah Ruh di sucikan dan telah
mengenali hakekat diri yang sebenamya,
52 | qh"z-q2.a )AD4AB
maka Nafs dengan sendirinya ak;ur tunduk
atas kemauan Ruh.
Kebanyakan Thariqah terdahulu
menggunakan pendekatan Nafsani, ini
berbeda dengan Para Masyayikh thariqah
Naqsyabandiyah, mereka menggunakan
pendekatan Thariqah ruhani yaitu dengan
mentarbiyah dan mensucikan Ruh Para
Murid terlebih dahulu, kemudian baru
disucikan Nafsnya.
Thariqah Naqshbandiyah inimemiliki
beberapa asas yang di ciptakan oleh Syaikh
'Abdul Khaliq Al-Ghujduwani rahmatulloh
'alaih. Beliau telah meletakkan delapan asas
ini sebagai dasar Thariqah Naqshbandiyah.
Prinsip-prinsip ini di nyatakan dalam bahasa
Parsi yang mengandr.rng pengertian dan
pangajaran amat mendalam dan sangat tinggi
nilainya.
Syaikh Muhammad Parsa rshmatulloh
'alaih rnentpakrr Sahabat, Khali{ah dan
sekaligus Penulis riwayat Syaikh Bahauddin
Naqsyabandi rahmatulloh 'olaih, telah
menyatakan di dalam kitabnya bahwa ajaran
Thariqah IGwajah Syaikh Abdul Khaliq Al-
Ghujdawani rqhmatulloh 'alaih terkait dzlkir
dan ajaran delapan prinsip asas di atas juga di
q(t"aq2az JADZAB
I 53
ikuti dan diamalkan oleh 40 jenis Thariqah
lairmya.
Thariqah lain menjadikan asas ini sebagai
panduan kepada jalan kebenaran yang mulia
yaitu jalan kesadaran dalam mengikuti
Sunnah Rasululloh Saw dengan
meninggalkan segala macam Bidh'ah dan
bermujahadah melawan hawa nafsu.
Karena itulah Khwajah Maulana Syaikh
Abdul Khaliq Al-Ghujdawani rahmatulloh
'alaih mencapai ketinggian Ruhani dan
menjadi seorang Mahaguru Thariqah dan
pemimpin keruhanian pada zamannya.
54 | qg"z-q*"a )ADIAB
35 3(,
ltt ,i
?4
;iii *! ;r; ,.,r1, * l;1, 5""
$ rtu, )r"yti ;;; ;f j: ec)r;
"Melanggengkan dzikir secara beruiang-
u1ang, baik dzikir Ismu dzat, Nafi dan Itsbaat,
hingga berhasil hudlur dengan dzat yang
diingatnya".
Yad berarti "ingat" yakni berdzikir.
Sedangkan Karod menr.rnjukkan arti
"mengingat" yakni mengingat Allah Swt dzat
yang harus diingat dalam dzikir. Berkata Para
Masyayikh : "Yang dimaksud Yad Kard ialah
melakukan dzikir mengingat Alloh dengan
menghadirkannya di dalam hati.
Murid yang telah melakukan Bai'at dan
telah di talqin oleh Mursyidnya, hendalarya
selalu sibuk mengingat Al1ah Swt dengan
kalirnah dzikir yang telah ditalqinkan
kepadanya.
56 | q*"a-q&z )AD1AB
Seterusnya seorang murid hendalcrya
memberitahukan segala perrgalaman
ruhanialurya kepada Syaikhnya, apabila
menerima cahaya yang warid dalam
qalbunya. Begitu pula pada setiap Lathifah,
murid hendaknya berdzikir sebanyak-
banyalcrya pada kesemua Lathifah seperti
yang di arahkan oleh Syaikhnya hingga
tercapai Warid. Mengingat Aliah Swt secara
sempuma adalah dengan berdzikir
menghudlurkan hati ke hadlirat dzatNya.
Setelah dzikir Ismu Dzat ini dilakukan
pada setiap Lathi{ah dengan sempuma,
Syaikh akan mentaiqinkan Dzikir Nafi Itsbat
yaitu kalimah LAA ILAAHA ILLA ALLAH
yang harus dilakukan bersamaan Dzikir Ismu
Dzat , yakti secara Lisan dengan Iidah atau
secara sirri dengan lidah hati.
Dzikir Nafi Itsbat perlu dilakukan
menurut tata-cara tersendiri. Syaikh akan
menentukan dalam bentuk apa suatu zikir itu
periu dilakukan. Yang terpenting bagi murid
adalah menyibukkan diri dengan zikir yang
telah ditalqinkan oleh Syaikhnya, baik dzikir
Ismu dzat maupun dzikir Nafi Itsbat. Salik
hendaklah memelihara dzikir dengan hati dan
lidah dengan menyebut Al1ah A11ah yaitu
q*"bq*"a JADZAB
| 57
nama bagi Tuhan yang mencakup kesemua
nama-namanya dan sifat-sifatnya yang mulia,
serta berdzikir Nafi Itsbat kalimah LAA
ILAHA ILLA ALLAH dengan sebanyak-
banyaknya. Salik hendaklah melakukan dzikir
nafi itsbat sehingga dia mencapai kejernihan
hati dan tenggelam dalam Muraqabah. Murid
hendaklah melakukan dzikir nafi itsbat
sebanyak 5 ribu hingga 10 ribu kali setiap hari
bagi untuk melunturkan segala kekaratan
hati. dzikir tersebut akan membersihkan hati
dan membawa Salik kepada maqom
Musyahadah.
Dzikir Nafi Itsbat menurut Masyayikh
Naqshbandiyah ialah dengan menutup kedua
matanya, menufup mulutnya, merapatkan
giginya, menempelkan lidahnya ke langit-
langit dan menahan nafasnya. Dia hendaklah
mengucapkan dzikir ini dengan hatinya
bermula dari kalimah Nafi dan seterusnya
kalimah Itsbat.
Bermula dari kalimah Nafi yaitu LAA
yang bererti Tiada, dia hendaklah menarik
kalirnah LAA ini dari bawah pusatnya ke atas
hingga ke otak. Apabila kalimah LAA
mencapai otak, ucapkan pula kalimah ILAHA
di dalam hati yang berarti Tuhan. Kemudian
58 | q0"z-q0.2 )AD1AB
hendaklah digerakkan dari otak ke bahu
kanan sambil menyebut ILLA lang berarti
melainkan, lalu menghentakkan kalimah
itsbat yaitu ALLAH ke arah Lathifah Qaibu.
Sewaktu menghentakkan kalimah ALLAH ke
arah Qa1bu, hendaklah merasakan bahwa
hentakan ifu mengenai kesemua Lathaif di
dalam tubuhnya.
Dzikir yang sebanyak-banyaknya akan
membawa Saiik mencapai kehadiran Allah
dalam kewujudan secara dzihni yalcri di
dalam alam pikiran. Salik hendaknya berzikir
dalam setiap nafas yang keluar dan masuk.
Yad Karod merupakan amalan di alam
pikiran yang bertujuan mengasah diri supaya
sentiasa ingat kepada A11ah Subhanahu Wa
Ta'ala. Berdzikir mengingat Aliah Subhanahu
Wa Ta'ala adalah suatu amalan yang tiada
batas. Boleh dikerjakan pada segala keadaan,
masa dan tempat. Hendaknya sentiasa
memperhatikan nafas supaya setiap nafas
yang keluar dan masuk itu disertai ingat
terhadap Al1ah 5 ubhanahu Wa Ta'ala.
q&Lq{}"a JADZAB
I 59
,^:S:U
60 q*"zftY"a )ADZAB
|
suatu tahap dimana segala kewujudan
makhluk terhapus dari pandangan matanya.
Apa yang dilihaturya walau ke mana saja
memandang, yang dilihatnya hanyalah Al1ah
Subhanahu Wa Ta'ala. Ucapan kata-kata ini
juga memberikan kita pengertian bahwa
hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang
menjadi tujuan kita dan tidak ada tujuan lain,
selain untuk mendapatkan keridloanNya.
Salik hendaknya mengucapkan kalimah ini
agar bisa menangkap segala rahsia Keesaan
T'uhan dan supaya terbuka kepadanya
keajaiban hakikat Kehadiran Al1ah
Subhanahr,r Wa Ta'a1a.
Sebagai murid, tidak boleh meninggalkan
kalimah ini meskipun belum merasakan
getaran apapun dalam hatinya. Ia hendaknya
tetap meneruskan dzikir kalirnah tersebut
karena mengikuti anjuran Syaikhnya.
KlaLq*"a JADLAB | 61
U3i\4
Makna Nigah Dasyat ialahar :
62 | q*.z-r(t"z )ADZAB
menjauhkan hati dari kehadiran A11ah
htbhanahu Wa Ta'ala. Kesufian yang
sebenamya ialah daya untuk memelihara hati
dari ingatan yang buruk dan memeliharanya
dari segala keinginan yang rendah. Seseorang
yang benar-benar mengenali hatinya akan
dapat mengenali Tuharurya. Di dalam Tariqat
Naqshbandiyah ini, seorang Salik yang dapat
memelihara hatinya dari segala ingatan yang
buruk selama 15 menit adalah merupakan
suatu pencapaian yang besar dan
menjadikannya layak sebagai seorang ahli
Sufi yang benar.
Syaikh Ghulam 'Ali Dahlawi Rahmatullah
'alaih menyatakan di dalam kitabnya Idhahut
Tariqah bahwa :"Nigah Dasyat mempakan
syarat ketika berdzikir, bahwa ketika
berdzikir hendalcrya menghentikan segala
khayalan serta was-was dan apabila segala
khayalan yang selain Allah terlintas di dalam
hati maka pada waktu itu juga hendaknya dia
menjauhi supaya khayalan Ghairullah tidak
menduduki hatinya."
Syeikh Abul Hassan I(rarqani Rahmatullah
'alaih pernah berkata, "Te1all berlalu 40 tahun
dimana Allah sentiasa melihat hatiku dan
telah melihat tiada siapa pun kecuali DirNya
q2azq&a JADZAB
| 63
dan tiada ruang di bilik hatiku untuk selain
A11ah."
Syeikh Abu Bakar Ai-Kittani Rahmatullah
'alaih pernahberk ata :
64 | q2aLq{tz )AD1AB
. ,. .1
t:.-:) )\.,
a/o? ?,,
rJJ rJ IJJ
. .ia-6
\
qy"a-r{t 2 JADZAB
I 7t
?8t F
Makna Nadhar Bar Qadam ialahaT :
i,.i, t- ll - : -r::-\r
ii ,{L ,+,xr-lrii
,,! ,. .i-
1r 'u:.rr ir! r)-,''-, rlt> Q )1 !a!
e+ j" v-.;4ir & i-i rrl'j'; -;;u,
"Sesungguhnya Saalik itu ketika berjalan
wajib memandang kedua telapak kakinya,
tidak boleh memandang ke arah lain. Dan
ketika duduk hanya memandang ke arah
depan, karena sesungguhnya memandang
gambar-gambar dan bermacam-macam obyek
itu akan merusak haal-nya dan
menghalanginya dari apa yang ditempuhnya
di tengah perjalanan spiriLualnya".
Nadhar berarti memandang, Bar berarti
pada, dan Qadam berarti kaki. Seorang Salik
itu ketika berjalan hendaknya selalu
memandang ke arah kakinya dan jangan
melebihkan pandangannya ke tempat lain dan
setiap kali duduk hendaknya selalu
memandang ke depan sambil merendahkan
72 .n"d,q0"i )ADZAB
|
pandangan. Jangan menoleh ke kiri dan ke
kanan karena hanya akan menimbulkan
mafsadah yang besar dalam dirinya dan akan
menghalanginya dari mencapai tujuan.
Nazar Bar Qadam bermakna ketika
seorang Salik itu sedang berjalan, hendaknya
tetap memperhatikan langkah kakinya. Di
mana saja akan meletakkan kakinya,
hendaknya matanya memandang ke arah
tersebut. Tidak di perbolehkan melemparkan
pandangan ke sana kemari. memandang kiri
dan kanan ataupun ke depan karena
pandangan yang tidak baik akan menghijab
hatinya.
Kebanyakan hijab-hijab di hati itu terjadi
karena bayangan gambaran yang
dipindahkan dari pandangan mata ke otak
sewaktu menjalani kehidupan seharian. Ini
akan mengganggu hati dan menimbulkan
keinginan memenuhi berbagai kehendak
hawa nafsu seperti yang telah tergambar di
ruangan otak. Gambaran-gambaran ini
merupakan hijab-hijab bagi hati dan hanya
menyekat nur ilahi Yang Maha Suci.
Kerana itulah Para Masyailh melarang
murid mereka yang telah menyucikan hati
mereka memandang ke tempat yang selain
qry"Lq&a JADZAB
I 73
dari kaki mereka. Hati mereka ibarat cermin
yang menerirna dan memantulkan setiap
gambaran dengan mudah. hi akan
mengganggu mereka dan akan menyebabkar
kekotoran hati.
Maka itu, Saiik diarahkan agar
merendahkan pandangan supaya mereka
tidak terkena panahan dari panahan Syaitan.
Menundukkan pandangan juga menjadi tanda
kerendahan diri. Orang yang congkak dan
sombong tidak memandang ke arah kaki
mereka ketika berjalan.
Ia juga merupakan salah-satu ciri orang
yang menapaki jejak Rasululloh Sallaliahu
'Alaihi Wasallam di mana beliau ketika
berjalan tidak menoleh ke kiri dan ke kanan,
tetapi hanya melihat ke arah kakinya,
bergerak dengan pantas ke arah tujuannya.
Pengertian batin yang dituntut dari
prinsip ini ialah supaya Salik bergerak dengan
langkah yang pantas dalam melakukan
perjalanar suluk, dj mana apa saja maqam
yang terpandang olehnya dengan cepat akan
bisa di gapainya.
Ia juga rnenjadi tanda ketinggian derajat
seseor:rng yang nlana dia tidak memandang
kepada sesuatu pun kecuali Tuhannya.
74 | ftv"z-q&a JADZAB
Sebagaimana seseorang yang bergegas
menuju kepada tempat tuiuannya, begitulah
seorang Salik yang menuju Kehadlirat Tuhan
hendaklah lekas-lekas bergeral dengan cepat
dan tangkas, tidak menoleh ke kiri dan ke
kanan, tidak memandang kepada hawa nafsu
duniawinya. Dan sebaliknya hanya
memandang ke arah mencapai Kehadiran
dzat Tuhan Yang Suci.
Maulana Ahmad Faruqi Sirhindi
Rahmatullah 'a1aih telah berkata dalam
suratnya yang ke-259 di dalam
Maktubat:"Pandangan mendahului langkah
dan langkah menuruti pandangan. Mi'raj ke
maqam yar.g titlgg didahului dengan
pandangan Basirah kemudian diikuli dengan
langkah. Apabila lzmgkah telah mencapai
Mi'raj tempat yang dipandang, maka
kemudian pandangan akan diangkat ke suatu
maqam yang lain di mana langkah perlu
menurutinya. Kemudian pandangan akan
diangkat ke tempat yang lebih tinggi dan
langkah akan menurutinya. Begitulah
seterusnya sehingga pandangan mencapai
maqam kesempumaan di mana langkahnya
akan diberhentikan. Kami katakan bahwa,
apabila langkah menuruti pandangan, mudd
q{y"Lr*"z JADZA,B
I 75
telah mencapai maqam kesediaan r.mtuk
menuruti jejak Rasulullah Sallallahu 'Alaihi
Wasallam. ]ejak langkah beliau adalah sumber
asal bagi segala langkah."
Syaikh Bahauddin Naqshbandi
Rahmatullah 'alaih berkata : "Jika kita
memandang kesalahan-kesalahan sahabat,
kita akan ditinggalkan tanpa sahabat karena
tiada seorangpun yang sempuma."
76 | q0"2r0., )ADzAs
. i- a2 .1'
,y))5P
Makna Safar Dar Wathan ia1ah88 :
, -'\i, . t -":
J-+\)or.>
Khalwat berarti : menyendiri dan Anjuman
berarti khalayak ramai, maka Khalwat Dar
Anjuman memiliki ar1"1 : menyendiri dalam
ketamaian.
q0"zq&2 JADZAB
| 8t
Terdapat dua jenis khalwat, yaitu :
3. b6t') ,*,
,rO' +*
"situasi batin yang menyaksikan rahasla-
rahasia Alloh yang maha haqq, meskipun
secara lahiriah bergaul bersama para
makh1uk".
84 | qouLq2"n )ADLAB
tidak boleh berhenti dari menuju kepada yang
hakiki."
Sebagaimana maftrum dari sabda Baginda
Nabi Muhammad Rasulullah Saw '. " Padaku
terdnpat dua sisi. menghndap ke aruh Penciptaku
dan menghadap ke arah makhluk ciptaan."
Syaikh Bahauddin NaqsYabandi
Qaddasallahu Sirrahu berkata :
t.o
,.
)\41'
,\
,3.P\s
',;,,:-D
:t,:
4">v'd\ u:'rP v
&-lrjl Lrrr l
el
Tanwirul Qulub, hal : 508
88 q*"zqoaz )ADLAB
|
Mengarahkan penurnPuan terhadap hati
dan mengarahkan penulnPuan hati terhadap
Allah Subhanahu Wa Ta'ala pada setiap masa
dan keadaan. Sama ada dalam keadaan
berdiri, berbaring, berjalan mahupr:n duduk.
Hendaklah bertawaiiuh kepada hati dan hati
pula tetap bertawaijuh ke Hadhrat Allah
subhanahu zoa ta'ala. Wuquf Qalbi merupakan
syarat bagi dzikir.
Kedudukan Qalbi ini adalah kedudukan
dua jari di bawah tetek kiri dan kedudukan
ini hendaklah sentiasa diberikan penurnPuan
dan Tawajjuh. Bayangan lirnpahan Nur dari
Allah hendaklah se1alu kelihatan melimpah
pada Qalbu dalam pandangan batin.
Ini merupakan suatu kaedah dzikir Khafi
yakni suatu bentuk dzikir yang tersembunyi
dan tidak diketahui oleh Para Malaikat. Ia
merupakan suatu dzikir yang rahasia.
q*"aq*"a IADZAB
I 89
3;;;jr. !';ir
Ialah :Sentiasa memperhatikan bilangan
ganjil ketika melakukan dzikir Nafi Itsbat.
Dzikir Nafi Itsbat ialah lafaz LAA ILAAI{A
ILLA ALLAH dan dilakukan di dalam hati
menurut kaifiyahnya. Dalam melakukan
dzikir Nafi Itsbat ini, Salik hendalorya selalu
mengawasi bilangan dzikir Nafi Itsbatnya itu
dengan memastikan dalam bilangan ganjil
yaitu 7 atau 9 atat 19 atau 21 atau 23 atau
bilangan-bilangan ganjil lainnya.
. Menurut Para Masyayikh, bilangan ganjil
mempunyai rahasia tertentu karena Allah
adalah Ganjil dan menyukai bilangan yang
ganjil di mana akan menghasilkan ilmu
tentang Rahasia Aliah Swt. Menurut Syaikh
Bahauddin an-Naqsyabandi rahmatullah' alaih,
" Memelihnra bilangan di dnlam dzikir adalah
langkah pertama dalam menghasilkan IImu
Laduni."
Memelihara bilangan bukanlah untuk
jumlalmya semata, namun juga harus
memelihara hati dari ingat selain Allah dan
sebagai asbab trntuk memberikan
kesempurnaan dalam usahanya unfuk
90 | rlo"Lr&z )ADLAB
l-
menyempurnakan &ikir yang telah diberikan
oleh Guru Mursyidnya.
-. - 2,, 2,!'1,
u-url , .rell
Ialah : Setiap kali selepas menunaikan Sholat,
hendaknya bertawajjuh dengan hatinya dan
senantiasa memastikan hatinya dalam
keadaan bertawajjuh kepada Allah Subhanahu
Wa Ta'ala. Lakukan selama beberapa menit
sebelum bangkit dari tempat Sholat. Beberapa
saat kemudian hendaknya mengawasi lagi
hatinya unfuk memastikan apakah senantiasa
dalam keadaan ingat kepada Allah Subhnnnhu
Wa Ta'ala.
Apabila seseorang Murid itu telah naik ke
maqarn menengah dalam keruhanian maka
hendaknya selalu memeriksa keadaan hatinya
pada tiap-tiap satu jam rmtuk mengetahui
apakah masih ingat ataupun lalai kepada
Allah dalam masa-masa tersebut.
Jika lalai maka hendaknya beristighfar
dan berazam untuk menghapuskan kelalaian
itu pada masa akan datang sehingga bisa
r(t"zr{}an JADZAB I 9l
mencapai maqaln dawaln hudhur yaitu
peringkat hati yang sentiasa hadir dan sadar
akan kehadiran dzatnya.
Ketiga prinsip ini merupakan tambahan
dari SyailCr Bahauddin Naqshbandi
rahmatullah 'alaih dalarn membimbing para
murid dan pengikutnya dan terus
menjadiamalan yang langgeng dalam Tariqah
Naqsyabandiyah.
92 | q(t"z-q*e JAozAB
Diakhir laman, dikala tidak dijumpai lagi
b
i:
MITRA EAYATRI
Br.r ts la !f.rrr. Ke!:.