Anda di halaman 1dari 93

E

[]

Menyingkap Misteri Wali-wali Majnun

OLEH: M. RI DLWAN QToYYUM SA,ID


M. Ridlwan Qoyyrm Sa'id

QO*-Q*"n
JADZAB
.
DAFTAR ISI

PENGERTIANJADZAB DAN
MAIDZUB 5

KISAH WALI-WALI MAAJDZUB 1.4

. Muhammadal-Majd2ub..................... L4
. Muhammad bin Qodli al-Majdzub ... 14
. Muhammad al-Majdzub al-Mishri.... 15
. Muhammad Bahauddin al-Majdzub. L6
. Muhammad Ruwaijal alMajdzub..... 16
. Muhammad Furfur a1-Majdzub ........ 18
. Ibrohimal-Majd2ub............................. 19
. Ibrohimal-Majdzubal-Mishri............ 20
. Ibrohimal-'Uryaan.............................. 21.
. Ibrohim bin Muslim ash-Shomaadi... 22
. Ahmad BukhAthi a1-Majd2ub............. 23
. Ahmad al-Yamani al-Maghrobi al-
Majdzub............ 24

JADZAB DALAM TAREKAT


NAQSYABANDIYYAH 26
Yad Karod......... 55
Baz Gasht .......... 60
Nigah Dasyat.... 62
Yad Dasyat........ 65
Howasy Dardam.............. 67

KY"A%Y"A JADZAB I 3
Nadhar Bar Qadam..................................... 72
Safar Dar Wathan
Khalwat Dar Anjurnan............................... 81
Wuquf Qolbi..... 88
Wuquf 'Adady.. 90
Wuwuf Zamany 91.

4 | q*"Lq*aa JADaAB
PENGERTIAN JADZAB DAN MAJDZUB

-..,.1r
\---Jer-vr
.li'Jl ,.i!l
-5
,Jt J" iJ;ttl iJ,ar, SjuI +; + i::-r
4\ 9; ,li \i-1;-, u]:: .r,j;i;15 j{JrLr
, ';Gi ;g4at StVit';5i *u-;i3
Jadzab menurut bahasa berasal dari fi'i1
maadli:
U^+-4+4 - 6i.l yang ber artt : menarik.

Sedangkan al-Majd,zub / .,. )'$41 adalah


bentuk Isim maf'ulnya yang berarti :, Orang
yang ditarik.
Jadzab menurut istilah tasawuf ialah :
Penarikan langsung dari Alloh Swt terhadap
para hamba yang dikehendakinya, untuk
dikenalkan kepada kesempumaan dzahrya,
si{at-sifatnya, asma-asmanya dan atsar-
atsamyal-
Dengan dzauq yang dikaruniakan A11oh
atas harnba-hambanya yang mengalami

1 Syarh Hikam juz 2,hal:73


q0"Lq&2 )ADZAB
| 5
jadzab ini, mereka bisa menyaksikan
kesempurnaan dzatnya secara nyata2.
Kemudian setelah itu mereka baru bisa
memahami keterkaitan sifat-sifat A1loh atas
kesempumaan dzatnya yang maha segala-
galanya:.
Kemudian mereka baru dikenalkan
kepada makhluk-makhluk Al1oh, yang tak
lain adalah Atsar dari keagungan dan
kesempumaan dzatnya semata. Maka tak
herar-r, jika para wali yang mengalami jadzab
ini sering kali mengatakan l'Aku tidak melihnt
sesuatu, melainkan aku telah melihnt Alloh terlebih
dahuh.r"a.
Yang pertama kali dikenal oleh wali-wali
jadzab ini adalah hakekat dzat Al1oh yang
maha suci. Kemudian setelah itu baru
menyaksikan sifat-sifatnya, kemudian
menyaksikan keterkaitan asma-asma Alioh
dengan atsar-atsamya (makhluk-
makhlulcrya), kemudian baru dikenalkan
terhadap keberadaan para makhlulC.

,Ibid
3 Syarh Hikam juz Z,hal:74
a Syarh Hikam juz Z,hal:74
s Ibid
6 | q0"2,/0"2 )ADaAB
Keadaan orang yarg jadzab ini
merupakan kebalikan dari orang-orang yang
suluk (Saalikin). Karena yang pertama kali di
saksikan oleh orang yang suluk bukanlah dzat
Alloh, namun Atsar Alloh (para makhluk),
kemudian tajalli af'al (penampakan atas
perbuatan-perbuatan Alloh), kemudian tajalli
asma (penampakan asma-asma Alloh),
kemudian tajalli sifat (penampakan sifat-sifat
A1loh), kemudian baru tajalli dzat
(penampakan atas kesempumaan dzat
A11ohX.
Ketauhilah sesungguhnya jadzab itu
manakala tidak dilalui dengan jalan suluk
yang lurus, maka jadzab semacam ini tidak
Iebih dari tingkah-po1ah orang giia belakaT.
Paling-paling yang didapat hanyalah
kebebasan dari siksa dan tuntutan-tuntutan
Syara' yang dibebankan atas orang-orang
mukallaf (karena termasuk dalam kategori
orang gila). Karena sesungguhnya orang yang
jadzab tr'i tidak termasuk golongan orang-

6 Ibid
TJaami' al-Ushul fil Auliyaa'hal : 209

s.o"Lgtt"z JADZAB I l
orang mukallaf sebagaimana di terangkan di
dalam kitab al-Mathoolib al-Wafiyyahs.
Demikian pula orang yang suluk di jalan
Alloh dengan mengikuti Perintah-perintahnya
dan menjauhi larangan-larangannya, tanpa di
karuniai jadzab (penarikan), maka tidaklah
banyak berarti, melainkan hanYa
menjadikannya sebagai ahli ibadah dan orang
yang ahli ilmu dhohir belakae.
Masyarakat menganggaPnya sebagai
orang yang punya kedudukan, karena
menguasai ilmu syari'at dan ahli ibadah,
namun sebenamya di hadapan A1loh tidak
memiliki kedudukan aPapun, karena sama
sekali tidak mengenali Alloh, baik keagungan
Dzatnya, Sifatnya maupun Af'aalnyato.
Adapun yang tergolong kekasih Alloh
yang khusus dan teramat Istirnewa tak lain
hanyalah orang yang suluk di jalan AI1oh,
kemudian mengalami iadzab, kemudian
kembali suluk di jalan Allohtt.

8Ibid
e Ibid
10 Ibid

11 Ibid

I I or*zw*"a J/.ozte
Sesungguhnya hukum-hukum Syari'at itu
manakala diamalkan dengan sepenuh hati,
maka akan membawa seseorang rnenuju haal
jadzab (penaikan ke hadhrat ilaahi) secara
perlahan, namun pasti12.
Sedangkan amal yang tidak sesuai
ketentuan Syara' itu akan jauh sekali, dai haal
jadzab, karena sesungguhnya amal bidh'ah itu
di tolak oleh Alloh dan sama sekali tidak
membawa atsar ruhaniah apapun terhadap
qalbunyal3. Amal-amal bidh'ah itu buruk
sekali akibatnya, terlebih perbuatan-
perbuatan maksiat yang melanggar syari'atla.
Banyak sekali ayat-ayat ai-Qur'an, Hadits-
hadits Nabi Saw, Siirah para Sahabat, Taabi'in
dan para Auliya' yang menerangkan perihal
jadzab ini. Antara lain firman Alloh :

c*;," ?:*; ra ;a.l:,trfr


"Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada
gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur
luluh dan Musa pun iatuh pingsan". (al-A'raaf :
r43).

12 lbid
13 Ibid
14 lbid

q0aa-q0"2 JADZAB
| 9
A11oh juga berfuman :

4'iii QFqw, qut e{+1 t;.-i ir'^itt


i, .'t,'.!- , ' ',i ' ','. r: ,'.- ., : t: .' .'t, t,1,
Jl fer*-t erri+ Jn}; e f+) J):1 ucri )J]+
+rf)
" Allah Telah menurunkan perkataan yang paling
baik (yaitu) Al Qutan yang serupa, lagi berulang-
ulang gemetm karenanya kulit orang-orung yang
takut kepacla Tuhannya, Kemudian menjadi
tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat
Allah ". (az-Zwnar : 23).
Rosuiulloh Saw bersabdais :

tJ'./*\ iyg;e ei4t sri t'Sal


"Ampunilah kesalahnn orang-orang yang
bertingkah (nyleneh) itu, kecuali dalam masalah
Hud d".
Asy-Syafi'i menafsiri Dzawil Haiaat ini
dengan tafsiran : Orang-orang yang secara
tidak sadar melakukan keburukan karena
tidak bisa membedakan mana yang baik dan
yang buruk16.

15 I'anah ath-Tholibin juz 4, hal : 166


16 Ibid
10 | qh"a,/&a JADZAB
Suatu ketika ditanyakan kepada lhnu
Suraij, perthal Ilusain Al-Halaj yang sering
berkata : " Ana Al-Haq" (aku ini yang maha
haqqlrz.
Beliau menjawab : " Al-Halaj ini laki-laki
penuh misteri, aku tidak berani
mengomentarinya". Ibnu Suraij memilih diam
dan menahan dirits.
itu Al-Qodli Abu Amr,Al-
Sementara
]unaid dan para Fuqoha' yang sezaman
dengan a1-Halaj, memberikan fatwa : "Bahwa
al-Hallaj ini telah melakuknn kekufuran" .
Kemudian Khalifah Al-Muqtadir
memerintahkan untuk menghukum al-Hallaj
dengan seribu kali cambukan, dan jika
setelah itu belum mati, supaya dipotong saja
kedua tangan dan kakinya serta di pancung
lehemya. Peristiwa tragis ini terjadi pada
bulan Dzulhijjah sekitar tahun 309 H1e.
Umat islampun berbeda pendapat dalam
menyikapi A1-Ha1laj. Sebagian sangat
mengkultuskalnya, sementara itu banyak

17I'anatut-Tholibin, Abu Bakr bin Muhammad


syatho Ad-Dimyathi, Hal : 134 Juz IV
18 Ibid
1e Ibid
ra"zqrJ"/t JADZAB I 11
juga yang menghukumi "kafir" , dengan alasan
Al-Hallaj dibunt:h dengan pedang syar'i.
Termasuk di antaranya Ibnu Al-Muqri
yang menghukumi kafir terhadap orang-oraflg
yan[ meragukan kekut'uran "Ibnu Al-Arabi dan
oranS yanS sepahLm dengannya"zo.
Dengan dalih aPa yang sering mereka
katakan itu (menurut iahiriahnya) meruPakan
palnam "Manunggaling kazoula Gusti" .
Demikian itu sebenamya hanya menurut
pemahaman mereka saja. Karena
sesungguhnya Ibnu Ai-Arabi dan para
pengikutnya itu memPunyai istilah-istilah
tersendiri yang tidak sama dengan
kebanyakan istilah ulama dhohir2l.
Berkata Syaikh Ahmad bin Shidiq di
dalam kitab Tanwirul hijaa: "Hendaknya
.lrrusafi oraflg-orang iadzab ini di serahkan
saja kepada Ailoh Sw! namun di dalam hati,
kita harus tetaP mengingkari perbuatan-
perbuatannya yang tidak sesuai Syari'at.
Karena sesr.mgguhnYa kita semua

20 Ibid
,i Ibid
12 | r&a-qg"a JADaAB
berkewajiban menjaga syari'at A1lah di muka
bumi ini sebisa mungkin22.
Syeikh Ibnu Tilmisani berkata:"Janganlah
engkau mencela orang yang sedang dimabuk
cinta, karena sesungguhnya orang yang
mabuk itu bebas dari tuntutan syara"'23.
Berkata Syeikh Muhammad Husain Ali
Al-Maiiki :"Mereka (orang-orang jadzab) itu
melakukan maksiat karena tidak bisa
menghindar, sebagaimana orang yrrg
terpelanting dari tempat yang tinggi".2a

2 Inarotud-duja, Syarh Tanwirul hij a, Hal : 209 ,


Mushtof a Al-Baa-Bi Al-Halabi
,3Ibid
24 Ibid

rh"a./&a JADZAB I l3
KISAH WALI.WALI MAAJDZUB

Muhammad al-Majdzub
Muhammad al-Majdzub adalah kekasih
A11oh yaalg dianugerahi banyak sekali
karomah yang aneh-aneh dan menakjubkan2s.
Antara lain, beliau ini termasuk Auliya'
yang suka melenyapkan kemaksiatan dari diri
orang lain dengan caranya sendiri. Setiap kali
bertemu orang yang hendak berbuat maksiat,
di pukuLlya dada orang itq dan anehnya
keinginan maksiat itu serta-merta ienyap dari
dalam hatinya25. Dan jika pukulan itu
ditangkis, maka tangan orang Yang
menangkis akan lumpuh seketika itu iuga. Ia
wafat pada abad ke 10 HijrilYah.
Dimakamkan di kompleks pemakaman
masjid Syahawa di luar Bab al-Futuh Mesir.

Muhammad bin Qodli al-Majdzub


Muhammad bin Qodli ini banyak berdiam
di Masjid Jami' a1-Malik adh-Dhohir dan
tinggal di daerah Kuum. Beliau dianugerahi
Kasyf yang sangat terang dan mengagumkan.

2s Karoomatul Auliya' hal :307 ln awal


26 Karoomatul Auliya'hal : 307 juz awal
14 | q2a-,/&i )ADZAB
Sehingga bisa mengetahui isi hati orang yang
berdiri di hadapannya dan dapat
mengungkapkannya dengan sangat jelas,
meskipun orang tersebut sama-sekali belum
mengatakannnya2T.
Jika di dalam hati para sant nya terlintas
sesuatu atau ingin mengerjakan sesuatu,
maka beliau langsung mengetahuinya dan
segera mengutus salah seorang di antara
mereka untuk menyampaikan kepada yang
bersangkutan : " Agar meneruskan atau
menghentikan keinginannya itu !"28.

Muhammad al-Maj dzub al-Mishri


Berkata al-Munaawi : "Di antara
karomalmya ialah, setiap kali anaknya yang
bernama Zainal Abidin hendak berbuat
sesuatu yang melanggar syareat, maka
didatanginya dan dilepaskan Surban dari
kepalanya, lantas disuruh mengembalikan
surban itu pada posisi semula". Muhammad
al-Mishri wafat di mesir pada awal abad ke 11
Hijriyyah.

27 Karoomatul Auliya' hal :307 juz awal


28 Karoomatul Auliya' hal : 307 juz awal
rl1haq{r"a JADZAB
| 15
Muhammad Bahauddin al-Majdzub
Adalah seorang wali sholeh yang banyak
memiliki mukasyaa{ah. Tak pernah sekali saja
kasyfnya itu meleset dari kenyataan. Ketika
memberitahukan akan ada pejabat yang di
copot, maka keesokan harinya atau paling
lama seminggu setelah itu, khabar itu benar-
benar terjadizr.
Imam asy-Sya'rowi suatu ketika
menghadiri undangan walirnah bersama
Syaikh Bahauddin. Tiba-tiba saja Syaikh
Bahauddin mengangkat guci berisi air dan
memukulkannya ke dinding. Berkata
asya'rowi :"Akan pecah guci it !". Berkata
Bahauddin :" Engkau bohong, tidak akan pecah
guci ini" . Dan memang benar, guci itu tetap
utuh dan tidak pecah:0.

Muhammad Ruwaijal al-Majdzub


Adalah seorang Wali sholeh yang tinggal
di Mesir. Sering kali ia tidur pada tungku api
yang masih membara dan sama sekali tidak
telbaka13r-

2e Karoomatul Auliya' hal : 307 juz awal


30 Karoomatul Auli.ya' hal :307 )uz awal
31 Karoomatul Auliya' hal ; 294 juz awal

t6 | q{t"a-qy"a )ADLAB
Berkata ar-Romli : Kebaikan dan
kedudukanku sebagai juru fatwa ini aku
dapatkan atas limpahan keberkahan yang
diberikan oleh Syaikh Muhammad Ruwaijal.
Suatu ketika beliau memasuki rumahku dan
berdiri di dekat kepalaku, lantas berkata :
"Akan dibukakan kebaikan untukmul",
kemudian beliau keluar dari rumahku32.
Ketika bala tentara sultan Salim bin
Utsman menguasai Mesir, Muhammad
Ruwaijal berteriak kencang : "Apa gerangan
dosa Ruwaijal???, hingga kalian akan
memenggal lehernya!". Dan ketika melintas di
depan jendela rumah Syaikh 'Anaan, Ruwaijal
mengatakan hal yang sama.
Tak lama kemudian, temyata para 'Askaar
itu benar-benar menangkap Syaikh Ruwaijal
dan memenggal kepalanya di dekat Masjid
Jaami' di depan Bab al-Bahr Baulaq. Syaikh
Ruwaijal pun wafat dan dimakamkan di
kompleks pemakaman a1-Jazirah::.

32 Karoomatul Auliya' hal : 294 juz awal


?3 Karoomatul Auliy a' hd : 294 1uz awal
q{},Lq0"2 JADZAB t7
I
Muhammad Furfur al-Majdzub
Tidak sebagaimana lazimnya para sufi
yang suka memelihara ienggot. Muhammad
Furfur berpenampilan lair1 yalcri se1a1u
mencukur rapi jenggoh1ya34.
Muhammad Furfur memiliki banYak
sekali karomah. Antara lain : Beliau ini suka
berjualan buah Jeruk. Barang siapa membeli
jeruk darinya, lantas memakannya, maka
akan sembuh dari penyakit Yang
dideritanYass.
Muhammad Furfur memiliki seorang
saudara yang berjualan Buah 1obak. Barang
siapa membeli buah lobak darinya, lantas
memakannya, maka akan sembuh Pula dari
penyakit yang di deritanya:e.
Suatu ketika, salah seorang pengikut
Syaikh Ali al-Khowwash menderita sakit
radang tenggorokan yang tak kunjung
sembuh, hingga membengkak besar dan
menutupi saluran tenggorokannya. Kemudian
di perintahkan oleh Syaikh Khorrwash agar
membeli daun lobak yang di jual oleh

s Karoomatul Auliya' hal : 294 y2 awal


35 Karoomatul Auliya' lnal : 294ltz awal
36 Ibid
18 | q{ha-,ft}aa JADZAB
Saudaranya Muhammad Furfur. Maka
berangkatlah ia ke Bab al-Azhar tempat Sang
Syaikh berjualan lobak. Setelah daun lobak iru
ditelarurya maka seribuhlah dari penyakitryasz.
Syaikh Muhammad Furfur wafat di Mesir
pada tahun 924. H sebagaimana di riwayatkan
oleh al-Munaawi:e.

Ibrohim al-Majdzub
Memiliki julukan lengkap Ibrohim Abu
Lihaaf al-Majdzub ash-Shohi. Beliau termasuk
Auliya' yang memiliki ahwd yang tidak
lumrah. Antara lain : Beliau ini terlihat ke
mana-mana tidak pemah memakai penutup
kepala. Dan lebih suka tinggal di sudut-sudut
benteng Jiraakatsas.
Menjelang runtuhnya Daulah Jiraakast,
Ibrohim meminta kunci benteng kepada
Sulthan al-Ghauri, namun tidak diberikan.
Tidak lama kemudian jiraakast mendapat
serangan mendadak dan jatuh ke tangan
musuhao.

37Ibid
38 Ibid
3e Karoomatul Auliya'hal : 410 juz awal
40 Ibid

Kr"zqer JADZAB | 19
Ketika Ibrohirn meminta kunci benteng,
Sulthan berkat a .'Jangan hiraukan orang
jadzab tni!" . Mendengar jawaban Sulthan,
Ibrohim pun bergegas meninggalkan benteng
dan pergi ke kota Kairo. Dan terjadilah apa
yang terjadi pada saat itu41. Andai saia
Sulthan, menghargai dan menuruti
permintaan Ibrohim al-Majdzub, mungkin
saja nasib buruk tidak akan menimpa Sulthan
dan kerajaannya, namun rupanya taqdir
berkehendak lain.

Ibrohim al-Majdzub al-Mishri


Ibrohim yang satu ini biasa di p*ggrl
dengan laqob Ibnu Khuraithoh. Beliau ini
tinggal di negeri Mesira2.
Berkata Ali al-Khowwash: "Sesungguhnya
Ibnu lCruraithoh ini termasuk golongan
Auliya' Naubah. Setiap kali akan terjadi
musibah, bencana ataupun kesusahan, beliau
ini dapat mengetahui sebelumnya dengan
pandangan basirolmya"+s.

41 Ibid
a2 Karoomatul Auliya' hal : 41.0 juz awal
43 Ibid

20 q*"zq2aa )AD4AB
|
Sering kali Ibnu Khuraithoh ini
memberikan isyarat dengan baju gamis yang
di pakainya. Apabila yang dikenakannya itu
baju ya:rg sangat sempit, maka menandakan
musrbah dan kesusahan itu masih akan terus
berlangsung. Dan jika yang dikenakan itu
pakaian yang longgar, maka berarti musibah
itu telah berakhira.
Ibnu Khuraithoh atau Ibrohim al-Mishri
ini wafat pada tahun 920 Hijriyyah dan
dimakamkan di luar Bab al-Futuuh Mesir.

Ibrohim al-'Uryaan
Dijuluki al-'Unlnan (Si-telanjang) karena
sering-kali naik di atas mimbar dan berpidato
dengan bertelanjang bulat, tanpa seheiai
benangpun menutupi tubuhnya+:.
Berkata Imam asy-Sya'roni : "ibrohim al-
'Uryaan ini setiap kali berjumpa dengan siapa
saja, se1a1u mengucapkan salam seraya
memanggil narna orang yang dijumpainya
itu. Selain itu, ser lgkali naik mimbar dan
berpidato dengan tubuh bertelanjang bulat.
Dalam pidatonya Ibrohim alrUryaan

4{ Ibid
a5 Karoomatul Auliya' 1.rai : 412 juz au,al
qo"l-q(tut JADZAB
| 2t
menyebut apa saja yang akan terjadi dalam
sepekan ke depan. Dan apa yang
dikatakannya itu benar-benar menjadi
kenyataan dan tidak pemah meleset sama
sekali"a6.
Ketika masyarakat mulai resah akan
keberadaan dan ulah Ibrohim yang nyieneh
ini, merekapun bersepakat untuk mengurung
Ibrohim dalam kamar dan menguncrnya
rapatiapat. Namun apa yang te4adi???,
Ibrohim selalu bisa meloloskan diri dari
sekapan itu, meskipun kamamya masih
terktrnci rapataT.

Ibrohim bin Muslim ash-Shomaadi


Beliau ini berdiam di kota Damaskus
Syiria. Di antara karomahnya ialah : Suatu
ketika beliau berdo'a, memohon kepada Alloh
agar diberikan empat orang anak yang
masing-masing mengikuti empat madzhab,
yaitu Maliki, Hanafi, Syafi'i dan Hambali.
Do'a Ibrohim ash-Shomaadi ini didengar
dan dikabulkan oleh A1loh. Beliau di kartrniai
empat orang putera yang mengikuti empat

a6 Karoomatul Auliya' hal: 472 jrz awal


47lbid

22 | q&Lq*"a JADZAB
madzhab yang berbeda. Yaitu : Putera
pertama beliau yang bemama Muslim
mengikuti madzhab Maliki, Putera kedua
beliau yang bemama Abdulloh bermadzhab
Hanbali, Putera ketiga beliau yang bemama
Musa bermadzhab Syafi'i, dan putera terakhir
beliau yang bemama Muhammad
bermadzhab Hanafi.
Ibrohim bin Muslim ash-Shomaadi ini
wafat pada tahun : 1073 Hijriyyah dalam usia
85 tahun.

Ahmad BukhAthi al-Majdzub


Di tengah-tengah membaca kitab Nahwu,
Ahmad BukhAthi mengalami jadzab.
Sehingga, tak henti-hentinya ia mengucapkan
isi dari kitab nahwu yang dibacanya itua8.
Di mana-mana Ahmad BukhAthi selalu
membicarakan tentang i'rob dan ha1-ha1 yang
berkaitan dengan ilmu nahwuae.
Di antara keistimewaannya ialah :
ditampakkan kepadanya kemaksiatan-
kemaksiatan yang dilakukan orang 1ain. Dan
setiap kali berjumpa dengan orang yang habis

aB Karoomatul Auliya'hal : 543 juz awal


4e Ibid
qh"a-q(w JADZAB
| 23
melakukan kemaksiatan, maka Ahmad
Bukhathi meludahinya. Dan setiap berjumpa
dengan orang-orang khosh, beliau selalu
mengucapkan : " Subhaanallohi al-Mu' thi" 50.
Ahmad BukhAttLi walat pada tahun 945
Hijrilyah dan dimakamkan di Zawiyahnya di
kawasan Suwaiqahrl-1abanst.

Ahmad al-Yamani al-Maghrobi al-Majdzub


Ahmad al-Yamani ini bertempat tinggal di
Mesir. Beliau ini sangat dihormati dan
diagr:ngkan oleh kalangan Ahli Thariqoh dan
orang-orang khosh yang mengerti akan
ketinggian derajatryasz.
Berkata Hasysisy a1-Himshonis3 : "Suatu
ketika aku berjumpa dengan Ahmad al-
Yarnani, beliau berkata kepadaku : "Wahai
Hasyisy aku baru saja berjumpa Nabiyyulloh
Khodlir 'alaihi as-Sa1aam, Dan beliau berkata
kepadaku : "Jumpailah Zainal Abidin bin al-
Munaawi dan sampaikan salamku
kepadanya, sesungguhnya telapak kakinya itu

s0lbid
51 Ibid
52 Karoomatul Auliya' hal : 552 juz awal
53 Karoomatul Auliya'hal : 552 juz awal

24 | q0"a-q0"2 )ADZAB
berada di bawah tukhum dan di atas awan,
serta telah diberikan kepadanya 70 rlbu
maqom kaum 'Arifin!".
Beliau ini wafat pada tahun 1007
Hijriyyah, dimakamkan di kawasan
Suwaiqotus-Shohib Mesir, di depan Madrasah
Khoshshohla .

sa Karoomatul Auliya' hal : 552ltz aw,al


%tr-q&z JADZAB | 25
JADZAB
DALAM TAREKAT NAQSYABANDIYYAH

Ketahuilah -semoga Al1oh memberikan


keberuntungan kepadamu dengan
pertolongan- sesungguhnya thariiqah
Naqsyabandiyyah adalah Thariqah yang
paling dekat dan paling mudah bagi seorang
murid untuk wushul kepada darajal-darajat
tauhid, meskipun murid tersebut kurang
menghadap dan tidak
sempuma
persiaparmya menggapai darajat yang iuhur
ini55.
Karena sesungguhnya Syaikhnya itu
memerintahi dirinya dengan tambahan
mahabbah untuk bisa wushul, sesungguhnya
pondasi Naqsyabandilyah itu adalah
tasorrufnya syaikh dan penanaman jadzbah,
yang mendahuiui suluk ifu dari seorang
mursyid yang telah memasuki wiraatsah Nabi
Saw dalam ahwaalnya yang khususs6.
Di antara ahwaalnya itu ialah kuatnya
penanarnan anwaar ilaahiyyah di dalam hati
para pencari tuhan yang maha haqq. Orang

ss Tanwiir al-Quluub, hal ; 503


s6 Ibid
26 | '/o"a-'Klan JADZAB
yang paling sempuma di antara para pewaris
itu ialah ash-Shiddiiq al-Akbar Abu bakr
rodliyallohu 'anhu . Beliau adalah washitoh dari
ikatan-ikatan mata rantai di dalam silsilah
NaqsyabandiyyahsT.
Thariiqah Naqsyabandiyya juga
didasarkan atas mengikuti sunah dan
menjauhi bidh'ah-bidh'ah sayyiah yang tidak
diridtoi Alloh dan Rosuhrya58.
Pengikut thariiqah naqsyabandiyyah
diharuskan mengambil yang berat-berat
('azaaim) dan menjauhi yang rrrgan-ringan
(rukhash)se.
Serta membersihkan dirinya dari
perbuatan-perbuatan yang rendah dan
menghiasi dirinya dengan akhlak-akhlak
yang mulia dan keutamaan-keutamaan6o.
Yang dirnaksud dengan ru-khash di dalam
maqam ini iaiah sesuatu yang bagi seorang
pencari tuhan yang maha haqq hendaknya
dijauhi, semisal : ketertarikan atas kelad.azatan-
keladzatan inderuui yang bersifat mubah dnn tidak

57 Ibid
58 Ibid
se Ibid
60 Ibid

Kt"aq&aJADZ B| 27
berfaedah, lanrt dnlam canda-tawa, tenggelam
dalam kelalaian dan terus-menerus kenyang6t
Yang dimaksud rukhash tidaklah seperti
apa yang di tuturkan para fuqohaa', yaitu
hukum-hukum syai'at ya g di ringankan
atas para hamba, semisal ; mengusap sepatu (di
dnlam wudlu), tayamm m ketikt sakit,
mengqashar shalat dnn membatall',nn puasa dalam
Karena sesungguhnya A1loh itu
bepergian62.
menprkai bilamana rukhashnya itu di
laksanakan, sebagaimana 'azaaimnya itu di
hksanakan, demikian ini di terangkan di
dalarn hadits, maka hendal.rrya diingat
perlre,laan antara rukhas menunrt
Naqsyabandiyyah dan menurut fuqahaa'es.
Maka dapat diketahui sesr.rnggulmya
jadzab di dalam thariiqah ini didahulukan
atas suluk. Seorang majdzub yang suluk itu
lebih tinggi dari pada seorang saalik yang
majdzth, meskipun keduanya melewati
tangga-tangga spiritual yang sama.a Hanya
saja orang yang majdzub itu bisa

61 Ibid
62 Ibid
o3 lbid

64 IbiC
28 | rqaaq2"a )ADZAB
menyaksikan sesuatu itu
dengan A11oh. kri
lebih tinggi dari pada orang yang
menyaksikan segala sesuatu karena Alloh.
Karena sesunnguhnya Saalik yang majdzub
itu akan terdampar pada maqom fana',
sedangkan orang yang majdzub itu akan
berakhir pada maqam baqa' dan shahwi
(kesadaran) setelah terlebih dahulu
mengalami maqam fana'65.
Dari sini engkau bisa mengetahui,
sesungguhnya tangga permulaan dari seorang
majdzub yang suluk itu merupakan tangga
terakhir bagi Saalik yang maidzuboe.
Barangsiapa menjalani haal ini
(mengalami jadzab terlebih dahulu), maka
tidak di ragukan, akan lebih cepat wushul
dari pada orang yang menialani suluk terlebih
dahuluoT.
lni jeias berbeda dengan thariiqah-
tthariiqah di luar Naqsyaban.diyyah, di mana
mereka memasukkan murid-muridnya ke
dalam khidmah dan riyaadioh yang berat-
berat pada permulaan suluknya, dengan

6.5Ibid
66 Ibid
67 Ibid

q0.2K'"a JADZAB
| 29
tujuan untuk menundukkan nafsunya dan
membersihkan lahiriahnya. Karena
sesungguhnya di luar Naqsyabandilyah itu
yang didahulukan adalah tazkiyyalt
(membersihkan lahiriah) dari pada tashfiyyah
(membeningkan hati)68.

Para Saadah Naqsyabandiyyah berkata :


"Setelah para murid berkonsentrasi kepada
pembeningan hati dan menghadap kepada
yang maha haqq dengan benar, maka dari
pembersihan tingkah lahir itu akan
melahirkan jadzbah (penarikan) dari yang
maha Rohmaan dalam beberapa saat, yang
tidak bisa di hasilkan oleh thariqoh-thariqoh
lairmya dalam beberapa tahun. Karena
jadzbah mendahului suluk mereka,
sesunggulurya suluk itu menurut mereka
bulat, tidak membujur"or.
Berkata Abu Manshur al-Maturidi
rahimahulloh : "Sesungguhnya Thoriqoh ini
(Naqsyabandilyah) tidaklah sama dengan
iarak yang ditempuh seseorang dengan
telapak kakinya dengan memandang kuat-

68 Ibid
6e Tanwiir al-Quluub, hal ; 504
30 | q{}az-qb"z )ADZAB
lemahnya badan, namun Naqsyabandiyyah
merupakan thoriqoh ruhani yang ditempuh
oleh hati, dengan memandang kekuatan
aqidah dar. bashiralr (penglihatan hati)"20.
Thariqoh ini bertumpu pada nur samawi
dan nadhor ilahi yang bersemayam di dalam
hati, di mana dengan nadhroh ini bisa seorang
hamba bisa memandang urusan dunia dan
akhirat bll haqiiqah, yang mr:ngkin dapat
ditempuh oleh thariqoh-thoriqoh lain dalam
masa ratusan tahr.rn, meskipun dengan jeritan
.
don hujan sir mata namun tidak akan
menemukannya, bahkan trdak berbekas sama-
sekali"zr -

Sebagian dari murid Naqsyabandiyyah


bisa menempuhnya dalam masa 60 tahun,
sebagian lagi dalam masa 20 tahun, sebagian
lagi dalam masa 10 tahun, sebagian lagi
dalam masa setahun, sebagian lagi dalam
masa sebulan, sebagian lagi dalam masa
sejum'ah, sebagian lagi dalam masa satu jam,
sebagian lagi dalam masa sekejap, tergantung
kuat-lemahnya keyakinan merekazz".

70Ibid
71Ibid
n rbid
q0"aq&2 JADZAB
I 3t
Tangga pertama yang ditapaki di dalam
thoriqoh Naqsyabandiyyah itu merupakan
martabat kedua dalam thoriqoh-thoriqoh
yang laid3.
Berkata sebagian pensyarah kitab
"Hikam" yang ditulis oleh Ibnu 'Athoillah
ketika mengomentari tulisan matan yang
berbunyi :

^:;
jW irr
;;
-L--'T 3;ti !7t
r-4 ;i
" langan meninggalknn dzikir karena kamu tidak
bisa hudlur bersamaan dengan Alloh ta'ala dalant
dzikirmu" .
sebagai berikut :
"sesungguhnya hakekat dzikir itu membuang
kelalaian, di mana ia memiliki beberapa
martabat (tingkatan) : Tingkatan pertama
ialah "Dzikir iisan" sebagaimana di terangkan
di daiam a1-Qur'an dan Hadits, maka
lakukanlah secara terus-menenrc wahai
saudaraku, sehingga engkau sampai pada
tujuan dan menjadi mulia dengan mencapai
"Dzikir janaan" yaitu martabat kedua dari
martabat-martabat dzikir, di mana ia
Merupakan mar:tabat pertama di kalangan

73 Ibid
32 | q*"aq1az )ADZAB
Saadah Naqsyabandiyyah. Telapak kaki yang
pertama kafi dijejakkan adalah "Dzikir Qalbi",
Akan tetapi tidak akan bisa dikeiahui hal itu
kecuali dari mereka dan seorang Saalik tidak
akan menguasainya dengan sempurna kecuali
dengan bimbingan mereka (para Saadah
Naqsyabandiyyah"T4.
Merupakan saiah satu tarekat sufi yang
paling luas penyebarannya, dan terdapat
banyak di wilayah Asia Muslirn, Turki,
Bosnia, dan wilayah Volga Ural.
Bermula dari Bukhara pada akhir abad ke-
L4, Naqsyabandiyah mulai menyebar ke
daerah-daerah tetangga muslim dalam waktu
seratus tahun. Perluasannya mendapat
dorongan baru dengan munculnya cabang
Mujaddidiyyah, yang di namai menurut nama
Syaikh Ahmad Sirhindi Mujaddidi AU ats-
Tsani (Pembaharu Milenium kedua).
Ciri yang menonjol dari Tarekat
Naqsyabandiyyah adalah mengikuti Syare'at
secara ketat, keseriusannya dalam beribadah,
serta lebih mengutamakan dzikir dalam hati
(dzikir khofi).

7a Tanwiir al-Quluub, hal ; 505


q()a2q0"2 JADZAB
| 33
Kata Naqsyabandilyah diambil dari nama
pendirinya, yaitu Muhammad Bahauddin an-
Naqsyabandi.
Tarekat Naqsyabandiyyah ini, silsilah
spiritualnya kepada Nabi Muhammad Saw
melalui Khatfah Sayyidina Abu bakr ash-
Shidiq rodliyallohu 'anhu, sementara
kebanyakan tarekat silsilahnya melaiui
Sayyiduna Ali bin Abu Thalib karromallohu
wa jhah.
Adalah Syaikh Muhammad Bahauddin
Naqsyaband a1-Buhkhari al-Uwaisi.
Dilahirkan pada bulan Muharram taht:n 717
Hijr{yah bertepatan tahr:n 1317 Masehi atau
pada abad ke 8 Hijriyyah bersamaan abad ke
14 Masehi di sebuah Perkampungan bernama
Qoshrul 'AriJan, berdekatan dengan Bukhara.
Ia menerima ilmu thariqah
Pertama
kalinya, secara dhahir dari SaYYid
Muhammad Baba asy-Syamm asi rahmatulloh
'alaihi dan seterusnya menerima Asraar
thariqah (rahasia-rahasia thariqah) dan
khilaafah (kepemimpinan thariqah) dari
Syaikhnya, Sayyid Amir KhuJlal rahmatulloh
'alaihi.
Ia menerima limpahan ilmu batil (Faidl)
dari Rasululloh Saw, mewarisi dari Syaikh
34 | q0"a-,/0"a )AozAB
Abdul Khaliq al-Ghujdawani rahmatulloh
'alaihi, yang telah 200 tahun mendahuluinya
dengan thariqah Uwaisiyalrrya.
Berkata SyailJr Bahauddin an-
Naqsyabandi : "Pada Suatu hari aku dan
sahabatku sedang bermuraqabah, lalu pintu
iangit terbuka dan gambaran Musyahadah
hadir kepadakq 1a1u aku mendengar Hatif
(Suara tanpa rupa) berkata : "Tidakkah cukup
bagimu untuk meninggalkan yang lain dan
hadir ke hadLiratku sendirian?".
Suara itu menakutkan, hingga aku lari
keluar rumah menuju sebuah sr:ngai dan
terjun ke dalamnya. Aku basuh pakaianku,
laiu Aku kerjakan sholat dua raka'at dalam
keadaan yang belum pemah aku alami
sebelumnya. Merasa seolah-olah aku sedang
bersholat dalam kehadirarmya. Segala-
galanya terbuka dalam hatiku secara kasyaf.
Seluruh alam lenyap dan aku tidak menyadari
sesuatu yang lain, kecuali sholat dalam
kehadirannya.
Aku ditanya dalam permulaan jadzbah
(penarikan) ini, "Mengapa kau menempuh
jalan ini Bahauddin?".
Aku menjawab : "Supaya apa sa;'a yang aku
kehendaki terjadi".
q{kzq*.z JADZAB 35
|
Aku dijawab : "Itu tidak akan terjadi, namun
apa saja yang aku kehendaki jua yang terjadi".
Dan akupr;n berkata : "Aku tidak dapat
menerimanya, aku mesti di izinkan r:ntuk
mengatakan dan melakukan apa saja yang
aku kehendaki, atau aku akan keluar dari
jalan ini".
Lalu aku menerima jawaban :"Tidak! Apa saja
yang kami kehendaki di katakan. Dan apa saja
yang kami kehendaki dilakukan, Itulah yang
mesti di katakan dan dilakukan".
Dan aku sekali lagi berkata : "Apa saja yang
aku katakan dan apa saja yang aku lakukan,
mesti berlaku".
Lalu aku ditinggalkan seorang diri selama
lima beias hari, sehingga mengalami
kesedihan dan tekanan yang hebat, kemudian
aku mendengar suara : "Wahai Bahauddin,
apa saja yang kau ingrnkan, kami akan
kabulkan".
Aku amat gembira, lalu berkata : "Aku mau
diberikan suatu jalan thariqoh yang mudah
mengantarkan siapa saja menuju hadlrat yang
maha suci".
Aku telah mengalami Musyahadah yang
hebat dan mendengar suara itu berkata :
"Dikabulkan apa yang telah kau minta".
36 | n*z-wt"c taozae
Beliau telah menerima lirnpahan ruhaniah
dan prinsip Dasar thariqah Naqsyabandiyyah
dari Syaikh Abdul Kholiq al-Ghujdawani
rahmatulloh 'alaihi yang terdiri dari delapan
dasar dengan menggunakan bahasa Persi75,
yaitu :
l l.J ,.:J"-6

z. (ttJ h)
.t-.o..4-
5' 04,
^
r'e'"
,i .
4. J+\)3c;;E
5. )},!
6. c^:S 3v

6. Li--i,l llr

rurrlrriirn Syaikh Akbar Bahauddin an-


Naqsyabandi menambahkan tiga dasar 1agi,
yaitu : Wuquf Qalbi, Wuquf 'Adadi dan
Wuquf Zamanize .

E Tawirul Qulub hal : 506, Dar Ihya' al-Kutub al-


'Arabiyyah
76 Tawirul
Qulub hal : 506, Dar Ihya' al-Kutub al-
'Arabiyyah
90"290"2 JADZAB I 37
Telah berkata Syaikh Bahauddin an-
Naqsyabandi : "Jalan thariqah kami sangat
luar biasa dan merupakan Pegangan yang
kukuh, dengan berpegang teguh Surmah Nabi
Saw dan para Sahabat rodliyallohu 'anhum
ajma'iin. Mereka telah membawaku ke jalan
ini dengan karuma. Dari awal hingga akhir,
aku hanya menyaksikan karunia Alloh belaka,
bukan karena amalan. Dengan amalan yang
sedikit, pintu-pintu rahmat terbuka karena
melrrmti jejak langkah Baginda Rosululloh Saw".
Syaikh Bahauddin an-Naqsyabandi
mempunyai dua orang Khalifah besar (Dua
orang Pengganti), yaitu Syaikh 'Alauddin
'Atthar dan Syaikh Muhammad Parsa
(Pengarang Risaalah Qudsiyyah) rshmatulloh
' alaihintsa .

Ia adalah Ibarat lautan ilmu yang tak


bertepi dan dianugerahkan kepadanya
mutiara-mutiara hikmah dari ilmu ladr:rmi. Ia
melepaskan dahaga sekalian ruh dengan air
telaga ruhaniahnya.
Ia amat dikenali oleh sekalian penduduk
iangit dan bumi. Ia ibarat bintang yang
gemerlapan berhias mahkota petunjuk. Ia
mensucikan ruh-ruh manusia tanPa
pengecualian dengan anfasnya yang suci. Ia
38 q{t"zq{}"a )ADZAB
1
adaiah pembawa cahaya Kenabian dan
pemelihara Syari'at Muhammad, serta
rahasia-rahasianya.
Cahaya petunjuknya menerangi segala
Kegelapan para pembesar dan orang-orang
awam, sehingga mereka pun datang berdiri di
depan pintu rumahnya.
Petunjuknya meliputi seluruh penjuru
Tirnur dan Barat, Utara dan Selatan. Ia adalah
Wali Ghauts, Suithonul Auliya dan mata
rantai bagi sekalian permata ruhani.
Di dalam Tarekat Naqsyabandiyyah
seorang murid sebelum suluk terlebih dahulu
mendapatkan penanaman mahabbah luar
biasa terhadap Sang Khoiiq yang dalam istilah
tasawuf di sebut "ladzbah (Penarikan)",
dengan perantaraan Sang MursyidT-.
Cahaya ketuhanan (Anwaar itaahiyyah)
ini memantul dari diri seorang Mursyid
kepada para murid yang sudah mendapatkan
bai'at darinya. Cahaya ketuhanan ini
merupakan ahw)l yang diwaris para Mursyid
dari Baginda Nabi Saw melalui Silsilah
Tarekat yang bersambung hingga berpusat
kepada Imam Abu Bakr Ash-shidq Al-akbar

z Tanwirul-Qulub,S03 Maktabah Darul ihya


qq"Lqye IADZAB
I 39
R.A yang mendapatkan bai'at khusus dari
Rosuiulloh Saw78.
Para pengikut Tarekat Naqsyabandiyyah
juga diharuskan selalu mengikuti sunah Rosul
dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang
mengandung Bid'ah yang buruk, Yaitu
perbuatan-perbuatan bid'ah yang tidak di
ridloi oleh Alloh dan Rosulnyazr.
Selain itu di dalam Tarekat
Naqsyabandiyyah juga ada keharusan untuk
menghiasi diri dengan akhlak-akhlak yang
mulia dan segala keutamaan, serta menjauhi
akhlak-akhlak yang buruk dan segala bentuk
keringanan syar'i (rukhshoft)so. seperti :
menjauhi segala macam kesenangan yang di
mubahkan (makan-minum yang lezat-lezat,
berpakaian yang mewah-mezoah, membangun
rumah yang megah, memiliki kendaraan yang
mewah..dsb), bercand.a secara berlebihan, perut
terus-menerus kenyang..dsb - Demikian ini bagi
para pengikut Tarekat Naqsyabandilyah
merupakan suafu keharusan8l.

78 lbid
ts Tanwirul-Qulub,503 Maktabah Darul ihya
E0 Ibid
El Ibid
40 | ftta-fq"a )ADZAB
Dikatakan di dalam kitab Jaami' al-Ushuul
fi al-Auliya' sbb :

^ilr,$i,r;'.'iJ.3r
1. Berpegang pada akidah Ahlus sunah
jama'ah.

pj'F! i--\i, ,.;. )\ !5')


2. Meninggalkan kemurahan-kemurahan
Syar'i serta mengambil yang berat-berat.

irr
.F iri)rj,;ie\'l'):,3
3. Melanggengkan Muraqabah dan selalu
menghadap ke hadlirahrya.

*ut s":+Y,F ,y|:It *-;V: ,:o AilV


Berpaling "r:
dari kemewahan duniawi,
bahkan dari segala sesuatu selain Alloh.

;/Lt;5& J"ri:
5. Berusaha agar hatinya selalu hudlur.

O;iu)tr !!q-)t #\ e r)+\ errw\)


i;'il r';tl
6. Berkhalwat dalam keramaian serta
menghiasi diri dengan memetik Faedah
q2aa(Klda iADzAB | 41
ilmu agama dan memberikan Faedah
kepada orang iain.

*,J)tpVq)qlr)
7. Gaya hidupnya seperti orang-orang awam
dari kalangan mukminin.

J;ttlcirt
8. Menyembunyikandzikir.

-ji t -+'i; ; g'j. z',e; '-.-r",'fi


;Lrrw-r\_J
,.
-birt
".
t\j) ) _P
,\"1\Jt
9. Menjaga keluar-masuknYa nafas agar
tidak 1alai dari berdzikir kePada Alloh
yang maha mu1ia.

;qlr,;ill ..-=L!,-Jr ;xir, :j;;:U


10. Berakhlaq seperti akhlaq Nabi pemilik
akhlaq yang agung.
Berkata Imam Robbani Syaikh Ahmad al-
Faruqi, salah seorang MasYaYikh
Naqsyabandiyyah rahmatulloh'alaihi dalarn
surat-menyuraUlya yang terhimpun dalam
Maktubaat Imam Robbani :"Ketahuilah
bahwa thariqah yang paling dekat, paling

42 | qy"z-q$"a JADZAB
cepat, paling cocok, paling di percaya, paling
selamat, paling kukuh, paling benar, paling
utama, paling tinggi, paiing sempuma dan
paling indah adalah Thariqah 'Aliyyah an-
Naqsyabandiyyah. Semoga Al1oh mensucikan
roh-roh Ahlinya dan mensucikan Sirr para
Masyayikhnya. Mereka mencapai derajat
yang tinggi dengan berpegang dan menuruti
sunah Nabi Saw dan menjauhi perkara
Bidh'ah serta Menempuh jalan para Sahabat
rodliyallohu 'anhum. Mereka be4aya
memperoleh limpahan ruhani secara terus-
menerus dan Syu}ud, serta mencapai maqom
kesempumaan dan mendahului yang
lairurya".
Syaikh Ahmad al-Faruqi sebelum
menerima silsilah Naqsyabandiyyah, beliau
telah Menempuh beberapa thariqot, seperti
Qodiriyyah, Syuhrawardilyah, Kubrowiyyah
dan beberapa thoriqoh lainnya dengan
cemerlang, serta memperoleh sanad dan
ljazd:rrya.
Ia telah menerima bai'at thoriqoh
Naqsyabandilyah dari Gumnya Syaikh
Muhammad B aaqi b l17ah r ahim ahtLll oh.
Beliau berpendapat : "Bahwa kesemua
jalan thariqoh itu yang paling mudah dan
qoaaq(ka JADZAB
I 43
paling berfaedah adalah thoriqoh
Naqsyabandilyah yang telah menunjukkan
para penuntun kebenaran".
Syaikh Bahauddin Pendiri thoriqoh ini
telah bersuiud dan bersimpuh selama 15 hari
di hadapan Alloh Azza wa jalla dengan penuh
kehinaan dan kerendahan, demi berdoa
memohon kepadanya agar berkenan
menganugerahi jalan thoriqoh yang paling
mudah dan di sukai para hamba yang ingrn
wushul ke hadliratnya.
Al1oh Swt telah mengabulkan do'anya
dan menganugerahkan thoriqoh yang khusus
dan masyhur sekali dengan di nisbatkan
kepada Naqsyaband, atau dikenal dengan
sebutan Naqsyabandiyyah.
Naqsy berarti ; Ukiran, sedangkan Band
berarti ; Terpahat. Naqsyaband pada akhirnya
memiliki makna ; Ukiran yang terpahat. Yang
maksudnya ialah mengukir kalirnah "Alloh"
di dalam hati sanubari sehingga benar-benar
terpahat dalam bashiroh atau mata hati
seorang murid.
Konon katanya, Syaikh Akbar Bahauddin
an-Naqsyabandi ini telah dengan tekun
mengukir kalirnah "Alloh" di dalam hatinya

44 | q2aa./&z )ADZAB
sehingga ukiran itu terpahat dan terpairi di
dalam qalbunya.
Silsilah 'Aliyah Naqshbandiyah ini
dinisbatkan kepada Sayyidina Abu Bakar ash-
Shiddtq rudhiyallahu 'anhu di mana telah
disepakati oleh sekalian 'Ulama Ahlus
Sunnah Wa1 Jama'ah sebagai sebaik-baik
manusia sesudah Para Nabi 'alaihim ash-
Sholatu wa as-Salam. Asas Thariqah ini
mengikuti Sr:nnah Nabawiyah dan meniauhi
segala macam Bidh'ah.
Tariqah ini mengutamakan fadzbah di
dalam Suluknya, di mana berkat Tawaiiuh
seorang Syaikh yang sempuma, Para murid
akan berhasil memperoleh warisan Ahwal
dan Kaifiat sehingga bisa merasakan
keiadzatan khas berdzikir dan ibadah serta
memperolehi ketenangan dan ketenteraman
hati. Seseorang yang mengalami tarikan
]adzbah ini di sebut orang yang Majdzub.
Dalam Tariqah Naqshbandiyah ini,
iimpahan ruhani (Faidl ilaahi) dan
peningkatan martabat adalah berdasarkan
kedekatan murid dengan Syaikh dan
Tawajjuh seorang Syaikh.
Bersahabat dengan Syaikh hendaknya
dilakukan sebagaimana Pata Sahabat
q(ha-qh"z rADzAB
I 45
berdampingan dengan Nabi Muhammad
Saw. Murid hendaknya bersahabat dengan
Syaikh dengan penuh hormat. Seorang murid
itu akan berjalan menaiki tangga peningkatan
kesempumaan Ruhaniah berdasarkan kadar
kedekatannya dengan Syaikhnya. Kadar
perolehan Faidl ilaahi dalam Tariqah ini
adalah sebagaimana para Sahabat menghadiri
majelis Baginda Nabi Muhammad Saw.
Dengan hanya duduk bersama-sama
menghadiri majelis Nabi Muhammad Saw,
yang berkat hati yang tulus dan ikhlas serta
penuh rasa mahabbah, biarpun hanya sekali,
orang yang hadir dalam majlis itu akan
mencapai kesempurnaan iman pada maqom
yang amat tinggi.
Begitu juga apabila seseorang itu hadir
dengan khidmat dalam majlis Thariqah
Naqshbandiyah, dengan hati yang tulus dan
ikhlas, maka akan dapat merasakan maqom
Syuhud dan Ma':.rfat yang hanya akan di
peroleh setelah begitu lama mengikuti
thariqah-thariqah yang 1ain.
Karena itulal'r Para Masyayikh
Naqshbarrdiyah rohimahumulloh mengatakan :
"Bahwa Thariqah kami pada hakekatnya
merupakan Thariqah Para Sahabat".
46 | qT"Lq&z )AD1AB
Dan dikatakan pula : "Dalam Thariqah
kami siapapun tidak terhalang dan
barangsiapa terhalang, pasti ia tidak pemah
datang."
Barangsiapa mengikuti Thariqah ini, rnaka
dia takkan terhalang dan barangsiapa di
taqdirkan Allah semenjak zaman aza!,t
terhalang dari thariqah ini, maka sekali-kali
takkan dapat mengikutinya.
Di dalam Thariqah Naqshbandiyah, terus-
menerus hudlur dan Senantiasa berjaga-jaga
menduduki maqam yang suci di mana
menurut Para Sahabat ridhwanullah 'alaihim
ajma'in dikenab sebagai maqom Ihsan dan
menurut istilah Para Shufiyah di sebut
maqom Musyahadah, Syuhud, atau 'Ainul
Yaqin. Merupakan hakekat dari sabda Nabi
Saw :
"Bahwa engkau menyembah Aliah seolah-
olah engkau melihatnya". Semoga Al1ah
Menganugerahkan Taufiqnya kepada kita.
Adapun nama Naqsyabandiyah ini mulai
masyhur pada zarnan Syaikh Bahauddin
Naqsybandi rahmatullsh'alaih. Menurut
Syaikh Najmuddin Amin A1-Kurdi
rahmatullah 'alaih di dalam kitabnva Tanwirul

qcaz-q&4 JADZAB
| 47
Qulub bahwa nama Thariqah Naqshbandiyah
ini berbeda-beda menurut zamannya.
Di zaman Sayryidina Abu Bakar ash-Siddiq
radhiyallahu 'anhu lntngga zaman Syaikh
Thoifur Bin 'Isa Bin Abu Yazid Busthomi
rahmatulloh 'aktih di namakan Shiddiqiyyah
dan amalan khususnya adalah dzikir khofi.
Di zaman Syaikh Thoifur bin 'Isa bin Abu
Yazid Busthomi rahmatulloh 'alaih htngga
zaman Syaikh 'Abdul Khaliq al-Ghujdawani
rahmatulloh 'alaih Tlnari.qoh ini di namakan
Thoifuriyah dengan ciri khas lebih
menonjolkan Mahabbah dan Ma'rifat.
Kemudian di zaman Syaikh Khwajah
'Abdul Khaliq al-Chujdan'ani rahmahrlloh
'a1aih hingga zaman Irr.am Ath-Thariqah
Syaikh Muhammad Bahauddin Naqsyabandi
al-Bukhari rahmatulloh 'alaihi Thariqoh tni di
namakan Khwaiahganiyah. Pada zaman
tersebut Thariqoh ini telah diperkuatkan
dengan Delapan Asas Thariqoh yaitu :
I. f)J) LJiJB
',-"..,rr.
^l. rJJ r .t2)
J. tPD) )o"
4. J4\ )) crF
48 I ot*.zwt"a ttozal
5. .t' ![
b. (:^5 jtr
7 L:--l,lr "14-;

8. Jii i\i
Kemudian pada zaman Syaikh
Muhamrnad Bahauddin an-Naqsyabandi a1-
Bukhari rahmatulloh 'alaih hngga zarr.an
Syaikh'Ubaidullah Ahrar rahtnatulloh'alaih,
Thariqah ini mulai masyhur dengan nama
Naqsyabandiyah.
Imam Ath-Thariqah Syaikh Muhammad
Bahauddin rshmatulloh'alaih menambahkan
Tiga Asas lagi sebagai penambahan atas
Delapan Asas yang telah di letakkan Syaikh
'Abdul Khaliq al-Ghujdawani rahmatulloh
'alaih yaltu :

t 3;ato$'St
2. ,'J.A\,:^';j\
3. a-Y!\ ';'3)\
Pada zaman Syaikh 'lJbaidullah Ahrar
rahmatullah 'alaih htngga zaman Mujaddid AIf
Tsani Syaikh Ahmad Faruqi Skhindi
rahmatullah 'alaih Thariqah ini dikenal dengan
qq.i-q*"a JADZAB
| 49
l',u-u Ah.rriyah hingga zaman Syaikh
Muhammad Baqi Blllah rahmatulloh' alnih.
Bermula dari zaman Mujaddid Alf Tsani
Syaikh Ahmad Faruqi Sirhindi ruhmatulloh
'alaih Thariqah ini mulai dikenal sebagai
Thariqah Mujaddidiyah dan pada zaman ini
di perkenalkan tentang Lathaif Fauqaniyah
dan daerah Muraqabah. Semenjak itu
Thariqah ini mulai dikenal dengan nama
Naqsyabandiyah Mujaddidiyah hingga ke
zaman Mirza Madzhar ]an Janan Syahid
rahmatulloh 'alaih.
Kemudian Thariqah ini dikenali dengan
nama Madzhariyah hingga zaman Quthub Al-
Auliya Syaikh 'Abdullah Ghulam 'Ali
D ahfaw i r ahmat ull oh' alaih.
Pada zaman Quthub Al-Auliya Syaikh
'Abdullah Ghulam 'A1i Dahlawi rahmatulloh
'alaih, seorang Syaikh dari Baghdad yang
bemama Dliyauddin Muhammad Khalid
'Utsmani a1-Kurdi al-Baghdadi rahmatulloh
'alaih datang ke Delhi sekembali beliau dari
Makkah r;ntuk berbai'ah dengan Syaikh
'Abdu11ah Ghulam 'A[i Dahlawi rahmatulloh
'alaih setelah beliau menerima isyaroh
ruhanilyah dari Baginda Nabi Muhammad
Sallallohu 'alaihi Wasallam untuk mengambil
50 | r*"Lq&,n JADZAB
Thariqah Naqsyabandiyah Mujaddidiyah ini
dan beliau membawa thariqoh ini ke Timur
Tengah.
Pada zaman Syaikh Dliyauddin
Muhammad Khalid'Utsmani rnhmatulloh
'alaih n'i mulai di perkenalkan amalan Suluk
Khalwat Saghirah dan Thariqah ini mulai
dikenal sebagai Naqsyabandiyah Khalidiyah
di Timur Tengah khususnya di Makkah dan
tersebar di kalangan jemaah Haji dari
di Malaysia serta
Nusantara dan tersebarlah
Indonesia. Namun demikian di India,
Thariqah ini masih dikenali sebagai Thariqah
Naqshbandiyah Mujaddidiyah.
Adapun Para Masyayikh Mutaakhirin
yang datang sesudalr itu sering
menambahkan nama nisbat mereka sendiri
untuk membedakan Silsilah antara satu
dengan yang lain seperti halnya
Naqsyabandiyah Khalidiyah dan Naqsyabandiyah
Mujaddidiyah. Sfui1ah Naqshbandiyah ini telah
berkembang baik mulai dari Barat hingga ke
Timur.
Meskipun Thariqah ini telah .dikenali
dengan beberapa nama yang berbeda, namun
ikatan ruhaniyah dari rantai emas yang telah
di pelopori oleh Khalifah Rasuiulloh Saw
q$az-%)"z JADZAB
| 51
Salryidina Abu Bakar As-Siddiq rudhiyallahu
'Anhu tni akan tetap berjaian hingga hari
kiamat mewarisi keberkahan yang telah di
karuniakan kepada Para Masyayikh yang di
tugaskan menyambung Silsilah ini.
Dalam perjalanan ruhani mencapai
kebenaran hakiki, terdapat dua prinsip jalan
yang biasa di perkenalkan oleh Para Guru
Thariqah, Yaitu Thariqah Nafsani dan
Thariqah Ruhani.
Thariqah Nafsani ialah mengambil jalan
pendekatan dengan mentarbiyah Nafs dan
menundukkan keakuan diri. Nafs atau
keakuan diri ini bersemayam dalam diri
seseorang. Nafs dididik untuk
menyelamatkan Ruh.
Jalan Thariqah Nafsani ini amat sukar dan
berat karena seorang murid atau SaaLik harus
melakukan segala sesuatu yang berlawanan
dengan kehendak Nafsnya. Ini merupakan
Jihad dalam diri seorang Murid.
Sedangkan Thariqah Ruhani lebih mudah
dijalani di mana pada mulanya, Ruh akan di
sucikan dengan tanpa menghiraukan keadaan
Nafs. Setelah Ruh di sucikan dan telah
mengenali hakekat diri yang sebenamya,

52 | qh"z-q2.a )AD4AB
maka Nafs dengan sendirinya ak;ur tunduk
atas kemauan Ruh.
Kebanyakan Thariqah terdahulu
menggunakan pendekatan Nafsani, ini
berbeda dengan Para Masyayikh thariqah
Naqsyabandiyah, mereka menggunakan
pendekatan Thariqah ruhani yaitu dengan
mentarbiyah dan mensucikan Ruh Para
Murid terlebih dahulu, kemudian baru
disucikan Nafsnya.
Thariqah Naqshbandiyah inimemiliki
beberapa asas yang di ciptakan oleh Syaikh
'Abdul Khaliq Al-Ghujduwani rahmatulloh
'alaih. Beliau telah meletakkan delapan asas
ini sebagai dasar Thariqah Naqshbandiyah.
Prinsip-prinsip ini di nyatakan dalam bahasa
Parsi yang mengandr.rng pengertian dan
pangajaran amat mendalam dan sangat tinggi
nilainya.
Syaikh Muhammad Parsa rshmatulloh
'alaih rnentpakrr Sahabat, Khali{ah dan
sekaligus Penulis riwayat Syaikh Bahauddin
Naqsyabandi rahmatulloh 'olaih, telah
menyatakan di dalam kitabnya bahwa ajaran
Thariqah IGwajah Syaikh Abdul Khaliq Al-
Ghujdawani rqhmatulloh 'alaih terkait dzlkir
dan ajaran delapan prinsip asas di atas juga di
q(t"aq2az JADZAB
I 53
ikuti dan diamalkan oleh 40 jenis Thariqah
lairmya.
Thariqah lain menjadikan asas ini sebagai
panduan kepada jalan kebenaran yang mulia
yaitu jalan kesadaran dalam mengikuti
Sunnah Rasululloh Saw dengan
meninggalkan segala macam Bidh'ah dan
bermujahadah melawan hawa nafsu.
Karena itulah Khwajah Maulana Syaikh
Abdul Khaliq Al-Ghujdawani rahmatulloh
'alaih mencapai ketinggian Ruhani dan
menjadi seorang Mahaguru Thariqah dan
pemimpin keruhanian pada zamannya.

54 | qg"z-q*"a )ADIAB
35 3(,

Makna Yad Karod ialahs2 :

ltt ,i
?4
;iii *! ;r; ,.,r1, * l;1, 5""
$ rtu, )r"yti ;;; ;f j: ec)r;
"Melanggengkan dzikir secara beruiang-
u1ang, baik dzikir Ismu dzat, Nafi dan Itsbaat,
hingga berhasil hudlur dengan dzat yang
diingatnya".
Yad berarti "ingat" yakni berdzikir.
Sedangkan Karod menr.rnjukkan arti
"mengingat" yakni mengingat Allah Swt dzat
yang harus diingat dalam dzikir. Berkata Para
Masyayikh : "Yang dimaksud Yad Kard ialah
melakukan dzikir mengingat Alloh dengan
menghadirkannya di dalam hati.
Murid yang telah melakukan Bai'at dan
telah di talqin oleh Mursyidnya, hendalarya
selalu sibuk mengingat Al1ah Swt dengan
kalirnah dzikir yang telah ditalqinkan
kepadanya.

a2 Tarrwirul Qulub , hal : 507


qy"z_Kt"a JADZAB
| 55
Dzikir yang telah ditalqinkan adalah dzikir
yang akan membawa seorang murid
mencapai ketinggian derajat ruhani.
Syaikh akan mentalqinkan dzikir kepada
muridnya, baik itu dzikir ismu dzat maupun
dzikir nafi itsbat secara lisan maupun sirri.
Seorang murid hendaknya melakukan dzikir
sebanyak-banyaknya dan senantiasa
menyibukkan diri dengan dzikir. Pada setiap
hari, masa dan keadaan, baik dalam keadaan
berdiri, duduk, berbaring maupun berjaian,
hendaknya selalu berdzikir.
Pada umumnya seorang murid yang baru
menjalani Thariqah Naqsyabandiyah ini,
berdzikir dengan menyebrt lsmu dzat yaitu
lafadh Allah pada Lathifah Qalbu tanpa
menggerakkan lidah. Murid hendaknya
berdzikir "..A11ah A1lah.." pada Lathifah
tersebut sebanyak 24 ribu kali sehari semalam
dalam setiap harinya, sehingga terpantul
cahaya ilahi di dalam qalbunya.
Sebagian Masyayikh dalam
permulaannya, menetapkan jurnlah dzikir
sebanyak lima ribu kali dalam sehari semalam
dan ada juga yang menetapkan hrngga tujuh
puluh ribu kali dalam sehari semalam.

56 | q*"a-q&z )AD1AB
Seterusnya seorang murid hendalcrya
memberitahukan segala perrgalaman
ruhanialurya kepada Syaikhnya, apabila
menerima cahaya yang warid dalam
qalbunya. Begitu pula pada setiap Lathifah,
murid hendaknya berdzikir sebanyak-
banyalcrya pada kesemua Lathifah seperti
yang di arahkan oleh Syaikhnya hingga
tercapai Warid. Mengingat Aliah Swt secara
sempuma adalah dengan berdzikir
menghudlurkan hati ke hadlirat dzatNya.
Setelah dzikir Ismu Dzat ini dilakukan
pada setiap Lathi{ah dengan sempuma,
Syaikh akan mentaiqinkan Dzikir Nafi Itsbat
yaitu kalimah LAA ILAAHA ILLA ALLAH
yang harus dilakukan bersamaan Dzikir Ismu
Dzat , yakti secara Lisan dengan Iidah atau
secara sirri dengan lidah hati.
Dzikir Nafi Itsbat perlu dilakukan
menurut tata-cara tersendiri. Syaikh akan
menentukan dalam bentuk apa suatu zikir itu
periu dilakukan. Yang terpenting bagi murid
adalah menyibukkan diri dengan zikir yang
telah ditalqinkan oleh Syaikhnya, baik dzikir
Ismu dzat maupun dzikir Nafi Itsbat. Salik
hendaklah memelihara dzikir dengan hati dan
lidah dengan menyebut Al1ah A11ah yaitu
q*"bq*"a JADZAB
| 57
nama bagi Tuhan yang mencakup kesemua
nama-namanya dan sifat-sifatnya yang mulia,
serta berdzikir Nafi Itsbat kalimah LAA
ILAHA ILLA ALLAH dengan sebanyak-
banyaknya. Salik hendaklah melakukan dzikir
nafi itsbat sehingga dia mencapai kejernihan
hati dan tenggelam dalam Muraqabah. Murid
hendaklah melakukan dzikir nafi itsbat
sebanyak 5 ribu hingga 10 ribu kali setiap hari
bagi untuk melunturkan segala kekaratan
hati. dzikir tersebut akan membersihkan hati
dan membawa Salik kepada maqom
Musyahadah.
Dzikir Nafi Itsbat menurut Masyayikh
Naqshbandiyah ialah dengan menutup kedua
matanya, menufup mulutnya, merapatkan
giginya, menempelkan lidahnya ke langit-
langit dan menahan nafasnya. Dia hendaklah
mengucapkan dzikir ini dengan hatinya
bermula dari kalimah Nafi dan seterusnya
kalimah Itsbat.
Bermula dari kalimah Nafi yaitu LAA
yang bererti Tiada, dia hendaklah menarik
kalirnah LAA ini dari bawah pusatnya ke atas
hingga ke otak. Apabila kalimah LAA
mencapai otak, ucapkan pula kalimah ILAHA
di dalam hati yang berarti Tuhan. Kemudian
58 | q0"z-q0.2 )AD1AB
hendaklah digerakkan dari otak ke bahu
kanan sambil menyebut ILLA lang berarti
melainkan, lalu menghentakkan kalimah
itsbat yaitu ALLAH ke arah Lathifah Qaibu.
Sewaktu menghentakkan kalimah ALLAH ke
arah Qa1bu, hendaklah merasakan bahwa
hentakan ifu mengenai kesemua Lathaif di
dalam tubuhnya.
Dzikir yang sebanyak-banyaknya akan
membawa Saiik mencapai kehadiran Allah
dalam kewujudan secara dzihni yalcri di
dalam alam pikiran. Salik hendaknya berzikir
dalam setiap nafas yang keluar dan masuk.
Yad Karod merupakan amalan di alam
pikiran yang bertujuan mengasah diri supaya
sentiasa ingat kepada A11ah Subhanahu Wa
Ta'ala. Berdzikir mengingat Aliah Subhanahu
Wa Ta'ala adalah suatu amalan yang tiada
batas. Boleh dikerjakan pada segala keadaan,
masa dan tempat. Hendaknya sentiasa
memperhatikan nafas supaya setiap nafas
yang keluar dan masuk itu disertai ingat
terhadap Al1ah 5 ubhanahu Wa Ta'ala.

q&Lq{}"a JADZAB
I 59
,^:S:U

Makna Baz Gasht ia1ah83 :

il e.ij ,r)Gl ; +G)r; pt 3 ftit {r)


3\2i: ,3:y1i1 e:i $';$.,at 6$t ,ti,;r. cr
*;:aae t*iu;ia.
"Kembalinya seseorang yang melakukan
dzikir dengan menggunakan lidah hati
menyebut Allah Allah dan LA ILAFIA ILLA
ALLAH, hendaknya mengucapkan di dalam
hati dengan penuh khusyuk dan
merendahkan diri akan do'a ini :

e gi'1.is; aq, ;s'rZ; e:i attl


A5;t-)
"Wahai Tuhnnku Engkaulah tujuanku dan
kzridloanMu tuntutanku, kurniakanlah Cinta dsn
Makrifut kepadaMu."
lni sejatinya merupakan ucapan Rasulullah
Sa1lal1ahu 'Alaihi Wasallam, ucapan ini akan
meningkatkan kesadaran kepada kewujudan
dan Keesaan Tuhan, sehingga dia mencapai

Tanwirul Qulub, hal : 507


83

60 q*"zftY"a )ADZAB
|
suatu tahap dimana segala kewujudan
makhluk terhapus dari pandangan matanya.
Apa yang dilihaturya walau ke mana saja
memandang, yang dilihatnya hanyalah Al1ah
Subhanahu Wa Ta'ala. Ucapan kata-kata ini
juga memberikan kita pengertian bahwa
hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang
menjadi tujuan kita dan tidak ada tujuan lain,
selain untuk mendapatkan keridloanNya.
Salik hendaknya mengucapkan kalimah ini
agar bisa menangkap segala rahsia Keesaan
T'uhan dan supaya terbuka kepadanya
keajaiban hakikat Kehadiran Al1ah
Subhanahr,r Wa Ta'a1a.
Sebagai murid, tidak boleh meninggalkan
kalimah ini meskipun belum merasakan
getaran apapun dalam hatinya. Ia hendaknya
tetap meneruskan dzikir kalirnah tersebut
karena mengikuti anjuran Syaikhnya.

KlaLq*"a JADLAB | 61
U3i\4
Makna Nigah Dasyat ialahar :

,s i, .*,?t J-pi i Ji i)\ eZ- Ji


"Seseorang Salik itu sewaktu melakukan
dzikir hendaknya selalu memelihara hatinya
dari segala bisikan-bisikan hati dan was-was
Syaitan dengan bersungguh-sungguh".
Jangan biarkan khayalan kedukaan memberi
kesan kepada hati.
Setiap hari hendaknya meluangkan waktu
selama sejam hingga dua jam ataupun lebih
untuk memelihara hati dari segala ingatan
selain kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Selain AllotL jangan ada segala khayalan pada
pikiran dan hati. Lakukan latihan ini sehingga
segala sesuatu selain Allah Subhanahu Wa
T a' al a, menjadi leny ap.
Nigah Dasyat juga bermakna seseorang
Saiik itu mesti memperhatikan hatinya dan
menjaganya dengan menghindari segala
ingatan yang buruk masuk ke dalam hati.
Ingatan dan keinginan yang buruk akan

& Tanwirul Qulub, hal : 507

62 | q*.z-r(t"z )ADZAB
menjauhkan hati dari kehadiran A11ah
htbhanahu Wa Ta'ala. Kesufian yang
sebenamya ialah daya untuk memelihara hati
dari ingatan yang buruk dan memeliharanya
dari segala keinginan yang rendah. Seseorang
yang benar-benar mengenali hatinya akan
dapat mengenali Tuharurya. Di dalam Tariqat
Naqshbandiyah ini, seorang Salik yang dapat
memelihara hatinya dari segala ingatan yang
buruk selama 15 menit adalah merupakan
suatu pencapaian yang besar dan
menjadikannya layak sebagai seorang ahli
Sufi yang benar.
Syaikh Ghulam 'Ali Dahlawi Rahmatullah
'alaih menyatakan di dalam kitabnya Idhahut
Tariqah bahwa :"Nigah Dasyat mempakan
syarat ketika berdzikir, bahwa ketika
berdzikir hendalcrya menghentikan segala
khayalan serta was-was dan apabila segala
khayalan yang selain Allah terlintas di dalam
hati maka pada waktu itu juga hendaknya dia
menjauhi supaya khayalan Ghairullah tidak
menduduki hatinya."
Syeikh Abul Hassan I(rarqani Rahmatullah
'alaih pernah berkata, "Te1all berlalu 40 tahun
dimana Allah sentiasa melihat hatiku dan
telah melihat tiada siapa pun kecuali DirNya
q2azq&a JADZAB
| 63
dan tiada ruang di bilik hatiku untuk selain
A11ah."
Syeikh Abu Bakar Ai-Kittani Rahmatullah
'alaih pernahberk ata :

i.-- - t.- -, -,i '.< t- ,".2- t,2


Jt j +r 14 a:-*:tVS 4:- rJ*ul i9i, LP U,.-5
i,-. '., - o, :., ,.1 '' ll., ,. -. - .-
JujJ 4r\..-- $\ )\e.))4\ q}sr*,.j-
"Aku menjadi peniaga di pintu hatiku selama
40 tahun dan aku tidak pemah membukanya
kepada siapa pun kecuali Allah Subhanahu
Wa Ta'ala sehingga hatiku tidak mengenali
siapapun kecuali Allah Subhqnahu Wa Ta'ala."
Seorang Syaikh Sufi pemah berkata, "Oleh
karena aku telah menjaga hatiku selama
sepuluh malam, hatiku telah menjagaku
seiama dua puluh tahun.".

64 | q2aLq{tz )AD1AB
. ,. .1
t:.-:) )\.,

Makna Yad Dasyat ialahas ;

2Vi t";',iJ, it +ul"ir * '':.:tt e:A\ *.p\


q+''il +riLr
"Tawajjuh yang mumi, yang di sepikan dari
ucapan-ucapan untuk menyaksikan cahaya-
cahaya dari dzat yang maha hrnggal".
mengingat Al1ah Subhanahu Wa Ta'a1a
Cengan bersungguh-sungguh dengan Dzauq
Wijdani sehingga mencapai Dawam Hudhur
yalori kehadiran Zat Allah secara terus-
menens dan berada dalam keadaan bersiap
sedia menerima limpahan Faidl dari sisi A1lah
Stbhanahu Ws Ta'ala. Kesadaran ini
cliibaratkan sebagai Hudlur Bii ghoibah dan
merupakan Nisbat Khossoh Naqshbandiyah.
Yad Dasyat juga bermakna seseorang
yang berdzikir itu memelihara hatinya pada
setiap penafian dan pengitsbatan di dalam
setiap nafasnya tanpa meninggalkan
Kehadiran Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Hanya menghendaki agar Salik memelihara

85 Tanwirul Qulub, hal : 507


q0"2tftk2 JADZAB
I 65
hatinya dalam Kehudluran Aliah yang maha
suci secara terus-menerus, agar dapat
merasakan kesadaran hakiki dan melihat
Tajalli Cahaya dzat Yang Esa atau disebut
sebagai Anwaru z-D z attl- Ahadiy ah.
Menurut Syaikh Ghulam 'A1i Dahlawi
Rahmatullah 'alaih, Yad Dasyat merupakan
istilah Para Sufi untuk menerangi keadaan
maqam Syuhud atau Musyahadah yang juga
dikenal sebagai 'Ainul Yaqin atau Dawam
Hudlur.
Di zaman para Sahabat Ridhwanullah
di sebut sebagai
'Alaihim Ajma'in hanya
maqom Ihsan. Di dalam Tariqah
Naqshbandiyah Mujaddidiyah Yad Dasyat
berfaedah menghasilkan Dawam Hudhur
dengan Hadlrat Ilahi Subhanahu Wa Ta'ala
dan di samping itu juga harus berpegang
dengan 'Aqidah yang sahih menurut Al us
Sunnah Wal Jama'ah dan secara istiqomah
beramal menurut ajaran Sunnah Nabawiyah
Sallallahu'Alaihi Wasallam.
Jika Salik tidak memiliki ketiga-tiga sifat
ini, yaitu selalu mengingat dzat llahi,
beri'tiqad dengan 'Aqidah Ahlus Sunnah Wal
Jama'ah dan mengikuti Sunnah Nabi
Sallallahu 'Alaihi Wasallam ataupun
66 | q(t"aqohr )ADZAB
meninggalkan salah satu darinya maka berarti
ia telah keluar dari jaian Tariqat
Naqshbandiyah, Na'uzu Biliahi Min dzalik!.

a/o? ?,,
rJJ rJ IJJ
. .ia-6
\

Makna Howasy Dardam ialahso :

3'b\.,r;:.jr n5 J. ir\ e WV + :,la


"#
+t *L$il1**auLp,t
"Menjaga nafas jangan sampai 1alai, ketika
keiuar-masuknya nafas dan di antara
keduanya, agar hatinya hudlur bersama A11oh
dalam seluruh nafasnya. Karena
sesungguhnya setiap keluar-masulmya nafas
yang di sertai kehadiran Alloh itu hidup dan
tersambung, sedangkan hati yang ialai itu
mati dan terputus".

86 Tanwirul Qulub, hal : 505


g*"Lq(hn )AozAB
| 67
Howasy berurti sadar, Dar berurti dalam
dan Dam berurti nafas, yakni sadar dalam
nafas. Seorang Salik itu hendaknya berada
dalam kesadaran bahwa setiap nafasnya yang
keluar masuk haruslah beserta kesadaran
terhadap Kehadiran Zat Allah Ta'a1a. Jangan
sampai hati menjadi lalai dan terlena dari
kesadaran terhadap Kehadiran Allah Ta'ala.
Dalam setiap nafas hendaknya menyadari
kehadiranNya.
Menurut Syaikh Abdul Khaliq A1-
Ghujduwani Rahmatullah'alaih bahwa
:"Seorang Salik yang benar hendaknya
menjaga dan memelihara nafasnya dari
kelalaian pada setiap keluar-masuknya nafas
serta menetapkan hatinya dalam
KehadiranNya. Dan Setiap tarikan nafasnya
hendalcrya merupakan ibadah dan thaat,
serta ibadah ini membawanya menuju kepada
Tuharurya dalam seluruh kehiduparurya.
Setiap nafas yang di hirup dan dihembuskan
itu manakala selalu bersamaan
KehadiranNya, maka berarti hidup dan
terhubung dengan sang pencipta. Sedangkan
setiap nafas yang di hirup dan di hembuskan
dengan kelalaian itu berarti kematian dan
terputus dari Kehadiran dzatNya Yang Suci."
68 | Kt"zq*"n )ADZAB
Sementara itu Khwajah Maulana
'Lrbaidullah Ahrar Rahmatullah 'a1aih
berkata, "Maksud utama seorang Salik di
dalam Tariqah ini ialah r:ntuk menjaga
na{asnya dan seseorang yang tidak dapat
menjaga nafasnya dengan baik maka
dikatakan kepadanya bahwa dia telah
kehilangan dirinya."
Nama Allah mewakili kesemua Sembilan
Puluh Sembilan Nama-Nama dan Sifat-Sifat
Allah dan Af'aINya adalah terdiri dari empat
huruf yaitu : Alif, Lam, Lam dan Ha.
Para Sufi berkata bahwa Dzat Ghaib
Mutlak adalah Allah Yang Maha Suci, lagi
Maha Mulia KetinggianNya dan
kebesatannya dinyatakan dalam huruf
terakhir dari Kalirnah Allah yaitu huruf Ha.
Huruf tersebut apabila di temukan dengan
huruf Alif, maka akan menghasilkan sebutan
H4 yang memberikan makna "Dia Yang
Ghaib".
Bunyi sebutan Ha itu menampilkan dan
menyatakan bukti kewujudan dzatNya Yang
Ghaib Mutlak. Huruf Lam yang pertama
adalah bermaksud Ta'arif atau pengenalan
dan huruf Lam yang kedua bermaksud
Muballaghah yalo:ri pengkhususan.
qt"aqy"a JADZAB
| 69
Menjaga dan memelihara hati dari
kelalaian akan membawa seseorang ifu
kepada kesempurnaan Kehadiran A11oh" dan
kesempumaan Kehadirannya akan
membawanya kepada kesempumaan
Musyahadah, dan kesempumaan
Musyahadah akan membawanya kepada
kesempurnaan Tajalli Sembilan Puluh
Sembilan Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah.
Seterusnya Ailah akan membawanya kepada
pendhohiran kesemua Sembilan Puluh
Sembilan Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah
dan Sifat-SifatNya yang lain karena dikatakan
bahwa Sifat A1lah itu sebanyak nafas-nafas
manusia.
Syaikh Bahayddin Naqshbandi
Rahmatullah'alaih menegaskan bahwa
hendaknya mengingat A1lah pada setiap kali
keluar-masuknya nafas dan di antara
keduanya yalrri waktu di antara udara di
hirup masuk dan di hembuskan keluar dan
waktu di antara udara dihembuskan keluar
dan di hirup masuk.
Terdapat empat ruang untuk di isi dengan
dzikrullah. Amalan ini disebut Hosh Dar Dam
yakni berdzikir secara sadar dalam nafas.
Dzikir dalam pemafasan ini juga dikenal
70 | q0az-q0"2 )ADZAB
dengan Paas Anfas di kalangan Ahli Tariqat
Chistiyah.
Syaikh Bahauddin Naqshbandi
I{ahmatullah 'alaih berkata :"Thariqah ini di
bina berasaskan nafas, maka wajib bagi setiap
murid untuk menjaga nafasnya pada waktu
menghirup dan menghembuskannya dan
seterusnya menjaga nafasnya pada waktu di
antara menghirup dan menghembuskan. "
Udara Masuk - Allah Allah Antara - A11ah
A1lah Udara Keluar - Ailah Allah Antara -
A1lah Al1ah
Periu diketahui bahawa menjaga nafas
dari kelaiaian adalah amat sukar bagi seorang
Salik, lantaran itu mereka hendaklah
menjaganya dengan memohon Istighfar yakni
keampunan karena memohon Istighfar akan
menyucikan hatinya dan mensucikan
nafasnya dan bersiap diri untuk menyaksikan
Tajalli kehadiran Allah Subhanahu Wa Ta'ala
di mana-mana jua.

qy"a-r{t 2 JADZAB
I 7t
?8t F
Makna Nadhar Bar Qadam ialahaT :
i,.i, t- ll - : -r::-\r
ii ,{L ,+,xr-lrii
,,! ,. .i-
1r 'u:.rr ir! r)-,''-, rlt> Q )1 !a!
e+ j" v-.;4ir & i-i rrl'j'; -;;u,
"Sesungguhnya Saalik itu ketika berjalan
wajib memandang kedua telapak kakinya,
tidak boleh memandang ke arah lain. Dan
ketika duduk hanya memandang ke arah
depan, karena sesungguhnya memandang
gambar-gambar dan bermacam-macam obyek
itu akan merusak haal-nya dan
menghalanginya dari apa yang ditempuhnya
di tengah perjalanan spiriLualnya".
Nadhar berarti memandang, Bar berarti
pada, dan Qadam berarti kaki. Seorang Salik
itu ketika berjalan hendaknya selalu
memandang ke arah kakinya dan jangan
melebihkan pandangannya ke tempat lain dan
setiap kali duduk hendaknya selalu
memandang ke depan sambil merendahkan

Tanwirul Qulub, ha1 : 506


s7

72 .n"d,q0"i )ADZAB
|
pandangan. Jangan menoleh ke kiri dan ke
kanan karena hanya akan menimbulkan
mafsadah yang besar dalam dirinya dan akan
menghalanginya dari mencapai tujuan.
Nazar Bar Qadam bermakna ketika
seorang Salik itu sedang berjalan, hendaknya
tetap memperhatikan langkah kakinya. Di
mana saja akan meletakkan kakinya,
hendaknya matanya memandang ke arah
tersebut. Tidak di perbolehkan melemparkan
pandangan ke sana kemari. memandang kiri
dan kanan ataupun ke depan karena
pandangan yang tidak baik akan menghijab
hatinya.
Kebanyakan hijab-hijab di hati itu terjadi
karena bayangan gambaran yang
dipindahkan dari pandangan mata ke otak
sewaktu menjalani kehidupan seharian. Ini
akan mengganggu hati dan menimbulkan
keinginan memenuhi berbagai kehendak
hawa nafsu seperti yang telah tergambar di
ruangan otak. Gambaran-gambaran ini
merupakan hijab-hijab bagi hati dan hanya
menyekat nur ilahi Yang Maha Suci.
Kerana itulah Para Masyailh melarang
murid mereka yang telah menyucikan hati
mereka memandang ke tempat yang selain
qry"Lq&a JADZAB
I 73
dari kaki mereka. Hati mereka ibarat cermin
yang menerirna dan memantulkan setiap
gambaran dengan mudah. hi akan
mengganggu mereka dan akan menyebabkar
kekotoran hati.
Maka itu, Saiik diarahkan agar
merendahkan pandangan supaya mereka
tidak terkena panahan dari panahan Syaitan.
Menundukkan pandangan juga menjadi tanda
kerendahan diri. Orang yang congkak dan
sombong tidak memandang ke arah kaki
mereka ketika berjalan.
Ia juga merupakan salah-satu ciri orang
yang menapaki jejak Rasululloh Sallaliahu
'Alaihi Wasallam di mana beliau ketika
berjalan tidak menoleh ke kiri dan ke kanan,
tetapi hanya melihat ke arah kakinya,
bergerak dengan pantas ke arah tujuannya.
Pengertian batin yang dituntut dari
prinsip ini ialah supaya Salik bergerak dengan
langkah yang pantas dalam melakukan
perjalanar suluk, dj mana apa saja maqam
yang terpandang olehnya dengan cepat akan
bisa di gapainya.
Ia juga rnenjadi tanda ketinggian derajat
seseor:rng yang nlana dia tidak memandang
kepada sesuatu pun kecuali Tuhannya.
74 | ftv"z-q&a JADZAB
Sebagaimana seseorang yang bergegas
menuju kepada tempat tuiuannya, begitulah
seorang Salik yang menuju Kehadlirat Tuhan
hendaklah lekas-lekas bergeral dengan cepat
dan tangkas, tidak menoleh ke kiri dan ke
kanan, tidak memandang kepada hawa nafsu
duniawinya. Dan sebaliknya hanya
memandang ke arah mencapai Kehadiran
dzat Tuhan Yang Suci.
Maulana Ahmad Faruqi Sirhindi
Rahmatullah 'a1aih telah berkata dalam
suratnya yang ke-259 di dalam
Maktubat:"Pandangan mendahului langkah
dan langkah menuruti pandangan. Mi'raj ke
maqam yar.g titlgg didahului dengan
pandangan Basirah kemudian diikuli dengan
langkah. Apabila lzmgkah telah mencapai
Mi'raj tempat yang dipandang, maka
kemudian pandangan akan diangkat ke suatu
maqam yang lain di mana langkah perlu
menurutinya. Kemudian pandangan akan
diangkat ke tempat yang lebih tinggi dan
langkah akan menurutinya. Begitulah
seterusnya sehingga pandangan mencapai
maqam kesempumaan di mana langkahnya
akan diberhentikan. Kami katakan bahwa,
apabila langkah menuruti pandangan, mudd
q{y"Lr*"z JADZA,B
I 75
telah mencapai maqam kesediaan r.mtuk
menuruti jejak Rasulullah Sallallahu 'Alaihi
Wasallam. ]ejak langkah beliau adalah sumber
asal bagi segala langkah."
Syaikh Bahauddin Naqshbandi
Rahmatullah 'alaih berkata : "Jika kita
memandang kesalahan-kesalahan sahabat,
kita akan ditinggalkan tanpa sahabat karena
tiada seorangpun yang sempuma."

76 | q0"2r0., )ADzAs
. i- a2 .1'
,y))5P
Makna Safar Dar Wathan ia1ah88 :

9qr iI '{+L\ tle\ o,;;rr ;,, iuj)i


r,; 6:*tr if cl-nr e 14 {aU} {tijr
a ."
ix1 :- L: i';
J'Y 116 r -lft ;.- i= .l; ,l un*i
4-\rc.-&\
"Berpindah dari sifat-siJat Basyariyyah yang
hina menuju sifat-sifat malakiyyah yang
utama, maka wajib bagi Saalik mawas-diri,
apakah di dalam hati masih ada ruang untuk
mencintai makhluk? Ketika di dalam hatinya
terdapat kecintaan kepada makhluk,
hendaknya berusaha dengan sungguh-
sungguh untuk menghilangkannya".
Safar berarti menjelajah, berjaian atau
berpesiar, Dar berarti dalam dan Wathan
berarti kampung. Safar Dar Watan bermakna
menjelajahi dalam kampung dirinya yal,ri
kembali berjalan menuju Tuhan. Seseorang
Salik itu hendalorya menjelajahi dunia ciptaan
kepada dunia Sang Maha Pencipta.

88 Tanwirul Qulub, hal : 506


r0"a-90"a )ADZAB | 77
Baginda Nabi Saw pemah bersabda yang
maflLumnya :"Aku sedang menuju Tuhanku
dari suatu keadaan kepada keadaan yang
lebih baik dan dari suatu maqam kepada
maqam yang lebih baik."
Saiik hendaknya berpindah dari kehendak
hawa nafsu yang terlarang kepada kehendak
r.mtuk berada dalam Kehadiran dzatNya. Dia
hendaknya berusaha meninggalkan segala
sifat-sifat Basyariyah (Manusiawi) yang tidak
baik dan meningkatkan dirinya dengan sifat-
sifat Malakutiyah (Kemalaikatan) yang terdiri
dari sepuluh maqam yaitu:
1. Taubat
2. Inabat
3. Sabar
4. Sy.ukur
5. Qana'ah
6. Wara'
7. Taqwa
8. Tasiim
9. Tawakkal
10. Ridla.
Para Masyaikh membagi perjalanan ini
dalam dua kategori yaitu Sair Afaqi yakni
Perjalanan ke L,uar dan Sair Anfusi yakni
Perjalanan ke Dalam. Perjalanan Keluar
78 | q*"a-q*"i )ADZAB
adalah perjalanan dari suatu temPat ke
tempat yang lain unttrl< mencari seorang
pembimbing Ruhani yang sempurna bagi
dirinya dan akan menunjukkan jalan ke
tuiuan yang dimaksudkannya.
Seorang Salik apabila sudah menemui
seorang pembirnbing Ruhani yang semPuma
bagi dirinya, tidak di perkenankan lagi
melakukan Perjalanan Luar. Pada Perjalanan
Luar ini terdapat berbagai kesukaran di mana
seorang yang baru menapaki jalan ini tidak
dapat tidak, pasti akan tergeiincir ke dalam
tindakan terlarang, karena mereka masih
lemah dalam menunaikan ibadah.
Sedangkan perjalanan ke dalam itu
menghendaki seorang Salik meninggalkan
segala tabiat yang buruk dan berperilaku
dengan adab serta mengeluarkan segala
keinginan Duniawi dari dalam hatinya. Dia
akan diangkat dari suatu maqam yang kotor
dan gelap ke suatu maqam kesucian.
Pada saat itu tidak periu lagi meiakukan
Perjalanan Luar. Hatinya teiah dibersihkan
dan menjadikannya bening seperti air, jemih
seperti kaca, bersih bagaikan cermin 1a1u
menunjukkan kepada hakikat segala sesuatu
yang penting dalam kehidupan sehariannya
q2&-q&a JADZAB
| 79
tanpa memerlukan segala tindakan keluar. Di
dalam hatinya akan muncul segala apa yang
diperlukan olehnya dalam kehidupan ini dan
kehidupan di sekitar mereka.
Syaikh 'Ali Dahiawi Rahmahrllah 'a1aih
telah berkata :"Ketahuilah bahawa apabila
hati telah di tundukkan sesuatu selain Allah
dan khayalan yang buruk menjadi semakin
kuat dalam dirinya, maka limpahan Faidl
Ilahi menjadi sukar untuk dicapai oleh
Batinnya.
Maka hendaklah menafikan segala akhlak
yang buruk semisal penyakit hasad dengan
kalimah LAA ILAAHA, yakni sewaktu
mengucapkan LAA ILAAFIA hendaknya
menafikan hasad itu dan sewaktu
mengucapkan ILLA ALLAH hendaklah
mengikrarkan cinta dan kasih sayang di
dalam hati.
Begitulah ketika melakukan zikir Na{i
Itsbat dengan sebanyak-banyalmya lalu
menghadap kepada Allah dengan rasa hina
dan rendah diri untuk menghapuskan segala
keburukan did sehinggalah keburukan-
keburukan itu benar-benar terhapus.
Demikian juga terhadap segala rintangan
Batin, amat periu disingkirkan supaya di
80 | r*"a,ftY"z JAozAB
peroleh kebeningan dan kesucian hati.
Latihan ini merupakan salah satu dari tujuan
Safar Dar Wathan".

, -'\i, . t -":
J-+\)or.>
Khalwat berarti : menyendiri dan Anjuman
berarti khalayak ramai, maka Khalwat Dar
Anjuman memiliki ar1"1 : menyendiri dalam
ketamaian.

Khalwat Dar Anjuman berarti :

e WY,4tlJl (J'rtst 5 \Y)\3 ;:)Lr I ;!ar


,.r\x\ & *5 e#'* wu ur JFir ., j4i
"Menyepi dalam keramaian, ialah hatinya
Saalik seialu hadlir bersama Alloh yang maha
huqq dalam segala ahwaaLny+ Tanpa
menghiraukan makhluk di sekitarnya,
meskipun di tengah keramaian manusia".
Maksudnya secara lahiriah, Salik bergaul
dengan manusia namun secara batin dia
bersama Aliah Subhanahu Wa Ta'ala selama-
lamanya.

q0"zq&2 JADZAB
| 8t
Terdapat dua jenis khalwat, yaitu :

1. Khalwat dhohir atau disebut Khalwat


Saghir yakni khalwat kecil, ialah8o :

.rgi ir Jtl.;;4,4uJ1 iX+l


"Menyepinya Saalik dari manusia di
kamar yang sepi".
2. Khalwat Batin atau disebut Khalwat
Kabir (khalwat besar) atau disebut Jalwat,
ialaheo :

,,-i !;Lil d "f'rr jts


a

3. b6t') ,*,
,rO' +*
"situasi batin yang menyaksikan rahasla-
rahasia Alloh yang maha haqq, meskipun
secara lahiriah bergaul bersama para
makh1uk".

Khalwat Luar menghendaki Salik agar


mengasingkan diri di tempat yang sr:nyi dan
jar.rh dari kesibukan manusia. Dalam
kesendirian Salik mengonsentrasikan hatinya
kepada dzkiruilah dan Muraqabah untuk
mencapai musyaahadah akan Kebesaran dan

Ee Tanwirul Qulub, hal : 507


eo Tanwirul Qulub , l:.al : 507
82 | q0"i-q0"2 )ADLAB
Keagungan Kerajaan A11ah Subhanahu Wa
Ta'afa-
Apabila sudah mencapai fana dalam
samudera dzikir-pikir dan semua urusan luar
difanakan, maka pada waktu itu batiahnya
bebas menerobos Alam Kebesaran dan
Keagungan Kerajaan A11ah Subhanahu Wa
Ta'a1a. Ini seterusnya akan membawanya
kepada Khalwat Dalam.
Khalwat Dalam ialah berkhalwat dalam
kesibukan manusia. Hati Salik hendaknya
selalu hadir ke Hadlirahrya dan para makhluk
hilang dari dalam hatinya meskipun
jasmaninya hadir bersama mereka.
Di katakan bahwa seorang Salik sejati
senantiasa sibuk dengan dzikir khofi di dalam
hatinya sehingga jika dia masuk ke dalam
majlis keramaian manusia, dia tidak
mendengar suara mereka. Karena itu
dinamakan Khalwat Kabir dan Jalwat yakni
berzikir dalam kesibukan manusia. Keadaan
berzikir itu menguasai dirinya dan
pendhohiran Hadlrat Suci Tuhan sedang
menarilmya membuatkannya tidak
menghiraukan segala sesuatu yang lain
kecuali Tuhannya. Ini merupakan tingkat
khalwat yang tertinggi dan dianggap sebagai
q{t"Lq&a JADZAB
I 83
khalwat yang sebenamya seperti yang
dinyatakan dalam Al-Quran Surah An-Nur
ayat37:
Para lelaki yang yang sempurna tidak
dilalaikan dari mengingat A1lah oleh
pemiagaannya dan tidak pula oleh jual beii
dari mendirikan sembahyang, dan dari
membayarkan zakat, namun mereka takut
kepada suatu hari di mana hati dan
penglihatan menjadi goncang.

il 5: o' e'l:'rrE;4gX 1 jr,


"Para 1e1aki yang tidak dilalaikan oleh
pemiagaan dan jual beli dari mengingat
A1lah".
Inilah merupakan jalan Tariqat
. Naqshbandiyah. Telah ditanyakan kepada
Syaikh Bahauddin Naqsyabandi
Qaddasallahu Sirrahu : "Apakah yang
menjadi asas bagi Thariqahnya?".
Beliau menjawab, "Berdasarkan Khalwat
Dar Anjuman, yakni dzahirnya bersama
Makhluk dan batinnya bersama yang maha
Haqq, serta menempuh kehidupan dengan
menganggap bahwa makhluk mempunyai
hubungan dengan Tuhan. Sebagai Salik dia

84 | qouLq2"n )ADLAB
tidak boleh berhenti dari menuju kepada yang
hakiki."
Sebagaimana maftrum dari sabda Baginda
Nabi Muhammad Rasulullah Saw '. " Padaku
terdnpat dua sisi. menghndap ke aruh Penciptaku
dan menghadap ke arah makhluk ciptaan."
Syaikh Bahauddin NaqsYabandi
Qaddasallahu Sirrahu berkata :

t.o
,.

)\41'
,\
,3.P\s
',;,,:-D
:t,:
4">v'd\ u:'rP v

"Jaian Tariqah kami adalah dengan cara


meniatin persahabatan dan kebaikan itu
dalam jamaah lam' iy at."

Khalwat yang utama di sisi Para


Masyaikh Naqshbandiyah adalah Khalwat
Dalam karena mereka senantiasa bersama
Tuhan mereka dan pada masa yang sama
mereka berada bersama dengan manusia. Di
katakan :"Bahwa seorang berirnan yang dapat
bercampur gaul dengan manusia dan
menanggung berbagai masalah dalam
kehidupan adalah lebih baik dari pada orang
beriman yang menghindarkan dirinya dari
manusia".
Imam Rabbani Rahmatullah 'alaih telah
berkata : "Perlu diketahui bahwa Salik pada
q0"bq0"2 JADZAB
| 85
perrnulaan suluknya mungkin menggunakan
khalw'at luar untuk mengasingkan dirinya
dari manusia, beribadah dan bertawajjuh
kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sehingga
dia mencapai tingkat derajat yang lebih tinggi.
Pada waktu itu akan di nasihatkan oleh
Syaikhnya seperti kata-kata Sayyid A1-
Kharraz Rahmatullah 'alaih yaitu
:"Kesempumaan bukanlah dalam
memamerkan karamah yang hebat-hebat
tetapi kesempumaan yang sebenar ialah
duduk bersama manusia, berjual bet,
bemikah kawin dan mendapatkan keturunan
dan sekali-kali tidak meninggalkan Kehadiran
Allah walaupun sekeiap."
Syaikh 'Ali Dahlawi Rahmatuliah 'aiaih
berkata :"Daripada waktu-waktumu, j*gurt
ada sedikit pun yang engkau tidak berzikir
dan bertawajjuh serta mengharapkan
Kehadiran A1lah Ta'ala . Bertemulah dengan
manusia, namun tetap dalam dzikir walaupun
berada di dalam keramaian dan senantiasa
bersiap-siap menerima limpahan rahmat
A1lah."
Berkata Penyair :"Limpahan Limpahan
dari yang maha Haq datang tiba-tiba tetapi
hatiku memperhatikan waridnya, biarpun
86 | ,10eq0a )ADZAB
dalam waktu sangat singkat secepat kedipan
mata, namun diriku sekali-ka1i tidak lekang,
boieh iadi dia sedang memperhatikanmu dan
di kala itu engkau tidak memperhatikannya."
Ha1 keadaan ini dinamakan Khalwat Dar
Anjuman yakni hakikat dirinya berzama
Tuhan, sedangkan tubuh badannya bersama
makhluk ciptaan Tuhan.
Kedelapan asas Tariqah ini diperkenalkan
oleh Syaikh Abdtrl Khaliq a1-Ghuiduwani
Rahmatullah 'alaih dan di ikuti oleh 40
Tariqah lainnya dan hingga hari ini menjadi
asas yang teguh bagi seorang hamba yang
kembali kepada Tuharurya.
Syaikh Bahauddin an-Naqshbandi
Rahmatullah 'alaihi telah menerima
kedelapan asas Tariqah ini dari Syaikh Abdul
Khaliq Ghujduwani dan beliau menambahkan
tiga asas Tariqah lagi, yaitu : Wuquf Qalbi,
Wuquf 'Adadi dan Wuquf Zamani sehingga
sebelas asas.
Senantiasa sadar dalam nafas ketika
berkhalwat bersama khalayak. Kerjakanlah
dzikir dan ingatlah ZatNYa dengan
bersungguh-sungguh. Perhatikan setiap
Iangkah ketika bersafar serta perhatikan pula
Iimpahan Ilahi bersungguh-sungguh.
qoaLr(v"z JADZAB
| 87
Syaikh Bahauddin Naqshbandi
rahmqtullah 'alaih merupakian Imam bagi
Tariqat Naqshbandiyah dan seorang
Mahaguru Tariqat yang terkemuka. Ia teiah
mengukuhkan jalan ini dengan tiga prinsip
penting dalam dzikir lGrafi sebagai tambahan
kepada delapan prinsip asas yang telah di
kemukakan oleh Syeikh 'Abdul Khaliq A1-
Ghujduwani raft matullah ' alaih yaitu:

&-lrjl Lrrr l

Makra Wuquf Qolbi Ialahst :


'. i'^ -t-."- .:, -- i=i' " t ' ' - t-.,.
.t*
=.',.i
;H ) 1,-J ,f ',,- " .*, C :?"t, :t"z- se
,,. .. 1"tt -i ,,,-., 0",.- D.:,
-i...t
(J,,- ,jc *,br )j 4rt,; J4l ,* ,'r,a;o u);SJ-

6,::'J gjr j1r L.); i,o *


J )\
"Merupakan gambaran dari kehadiran hati
bersama Alloh yang maha haqq, tidak ada
maksud lain kecuali Alloh serta tidak
melalaikan makna dzikir, dan itu merupakan
persyaratan yang harus dipenuhi di dalam
berdzikir".

el
Tanwirul Qulub, hal : 508
88 q*"zqoaz )ADLAB
|
Mengarahkan penurnPuan terhadap hati
dan mengarahkan penulnPuan hati terhadap
Allah Subhanahu Wa Ta'ala pada setiap masa
dan keadaan. Sama ada dalam keadaan
berdiri, berbaring, berjalan mahupr:n duduk.
Hendaklah bertawaiiuh kepada hati dan hati
pula tetap bertawaijuh ke Hadhrat Allah
subhanahu zoa ta'ala. Wuquf Qalbi merupakan
syarat bagi dzikir.
Kedudukan Qalbi ini adalah kedudukan
dua jari di bawah tetek kiri dan kedudukan
ini hendaklah sentiasa diberikan penurnPuan
dan Tawajjuh. Bayangan lirnpahan Nur dari
Allah hendaklah se1alu kelihatan melimpah
pada Qalbu dalam pandangan batin.
Ini merupakan suatu kaedah dzikir Khafi
yakni suatu bentuk dzikir yang tersembunyi
dan tidak diketahui oleh Para Malaikat. Ia
merupakan suatu dzikir yang rahasia.

q*"aq*"a IADZAB
I 89
3;;;jr. !';ir
Ialah :Sentiasa memperhatikan bilangan
ganjil ketika melakukan dzikir Nafi Itsbat.
Dzikir Nafi Itsbat ialah lafaz LAA ILAAI{A
ILLA ALLAH dan dilakukan di dalam hati
menurut kaifiyahnya. Dalam melakukan
dzikir Nafi Itsbat ini, Salik hendalorya selalu
mengawasi bilangan dzikir Nafi Itsbatnya itu
dengan memastikan dalam bilangan ganjil
yaitu 7 atau 9 atat 19 atau 21 atau 23 atau
bilangan-bilangan ganjil lainnya.
. Menurut Para Masyayikh, bilangan ganjil
mempunyai rahasia tertentu karena Allah
adalah Ganjil dan menyukai bilangan yang
ganjil di mana akan menghasilkan ilmu
tentang Rahasia Aliah Swt. Menurut Syaikh
Bahauddin an-Naqsyabandi rahmatullah' alaih,
" Memelihnra bilangan di dnlam dzikir adalah
langkah pertama dalam menghasilkan IImu
Laduni."
Memelihara bilangan bukanlah untuk
jumlalmya semata, namun juga harus
memelihara hati dari ingat selain Allah dan
sebagai asbab trntuk memberikan
kesempurnaan dalam usahanya unfuk

90 | rlo"Lr&z )ADLAB
l-
menyempurnakan &ikir yang telah diberikan
oleh Guru Mursyidnya.

-. - 2,, 2,!'1,
u-url , .rell
Ialah : Setiap kali selepas menunaikan Sholat,
hendaknya bertawajjuh dengan hatinya dan
senantiasa memastikan hatinya dalam
keadaan bertawajjuh kepada Allah Subhanahu
Wa Ta'ala. Lakukan selama beberapa menit
sebelum bangkit dari tempat Sholat. Beberapa
saat kemudian hendaknya mengawasi lagi
hatinya unfuk memastikan apakah senantiasa
dalam keadaan ingat kepada Allah Subhnnnhu
Wa Ta'ala.
Apabila seseorang Murid itu telah naik ke
maqarn menengah dalam keruhanian maka
hendaknya selalu memeriksa keadaan hatinya
pada tiap-tiap satu jam rmtuk mengetahui
apakah masih ingat ataupun lalai kepada
Allah dalam masa-masa tersebut.
Jika lalai maka hendaknya beristighfar
dan berazam untuk menghapuskan kelalaian
itu pada masa akan datang sehingga bisa
r(t"zr{}an JADZAB I 9l
mencapai maqaln dawaln hudhur yaitu
peringkat hati yang sentiasa hadir dan sadar
akan kehadiran dzatnya.
Ketiga prinsip ini merupakan tambahan
dari SyailCr Bahauddin Naqshbandi
rahmatullah 'alaih dalarn membimbing para
murid dan pengikutnya dan terus
menjadiamalan yang langgeng dalam Tariqah
Naqsyabandiyah.

92 | q(t"z-q*e JAozAB
Diakhir laman, dikala tidak dijumpai lagi
b
i:

mursyid kaamil maka pangkat kewalian itu tidak


* lagi bisa diraih dengan "Pesulukan" atau suluk
atas bimbingan para mursyid
Maka para Auliya' itu mendapatkan "Deralat
kewalian" dengan penarikan langsung dari Alloh,
yang dalam terminologi Iasawuf dikenal dengan
istilah'JADAB" atau wali majdzub.
Mereka itu wali-wali Alloh yang serinqkali
terlihat seperti orang-orang yang tidak waras
perllakunya nyleneh. dan bahkan sering melanggar
norma-norma syari'at. Mereka tidak terkena
hukum taklif, karena belum terpenuhinya syarat
berakal yang diperuntukkan bagi orang-orang
mukallaf. Mereka dalam kondisi "SAKfrMN"
dilanda rindu dendam kepada tuhanNya, seperti
halnya manusia yang sedang dilanda asmara.
Mereka tidak mengenal makhluk, yang dikenal
hanya Alloh. Tidak ada perasaan sedih, atau susah
yang ada hanyalah kebahaqiaan azall bersama
sang Kholiq.

MITRA EAYATRI
Br.r ts la !f.rrr. Ke!:.

Anda mungkin juga menyukai