Jama’ah dan
As Sawaadul A’zhom 1
Agus Nizami – Media-Islam.or.id
Golongan yang Selamat
6
Sejarah Islam
Tokoh Lahir Tokoh Lahir
8
Pentingnya Bermazhab
Saat orang menolak 4 Mazhab seperti Hanafi, Maliki,
Syafi'ie, dan Hanbali dan memilih untuk tidak
bermazhab, sebetulnya dia sudah memakai Mazhabnya
sendiri untuk mengamalkan Islam.
Bedanya jika 4 Mazhab tsb bedanya cuma kurang dari
200 tahun dgn Nabi, Mazhab orang tsb bedanya sekitar
1400 tahun dgn Nabi. Kira2 Mazhab mana yang paling
murni?
Para Imam Mazhab selain hafal Al Qur'an pada usia
anak2, menguasai 1 juta hadits, juga belajar Islam
(sholat, puasa, dsb) langsung dari ratusan guru dari
generasi anak dan cucu dari sahabat Nabi. Dari situ
mereka merumuskan Hukum Islam.
9
Ikuti Jumhur Ulama
“Untuk golongan kanan, yaitu segolongan besar dari
orang-orang yang terdahulu. dan segolongan besar pula
dari orang-orang yang kemudian.” [Al Waaqi’ah 38-40]
10
Ikuti Jama’ah Islam
2 orang lebih baik dari seorang dan 3 orang lebih baik
dari 2 orang, dan 4 orang lebih baik dari 3 orang.
Tetaplah kamu dalam jamaah. Sesungguhnya Allah
Azza wajalla tidak akan mempersatukan umatku kecuali
dalam petunjuk (hidayah) (HR. Abu Dawud)
Ayat tsb benar. Saat ini ada 7 milyar manusia. Sementara jumlah ummat
Islam hanya 1,3 milyar saja. Jadi benar kalau kebanyakan manusia (5,7
milyar) itu sesat.
13
“KEBANYAKAN MANUSIA
SESAT”?
“Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al Qur’an). Dan
Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah
benar; akan tetapi kebanyakan MANUSIA tidak beriman
(kepadanya).” (QS. Ar Ra’du: 1)
16
As Sawaadul A’zhom
“Umat Yahudi terpecah menjadi 71 firqoh, 70 firqoh di
neraka dan 1 firqoh di surga. Umat Nashoro terpecah
menjadi 72 firqoh , 71 firqoh di neraka dan 1 firqoh di
surga. Umat ini akan terpecah menjadi 73 firqoh, 72
firqoh di neraka dan 1 firqoh di surga.”
Kami (para sahabat) bertanya, “Tunjukkan sifatnya
untuk kami.” Beliau menjawab, “As-Sawad Al-A’zhom.”
Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Kabir 8/273
nomor 8051.
17
As Sawaadul A’zhom
“Allah tidak akan membiarkan perkara ummatku dalam kesesatan,
selamanya. Ikutilah As-Sawad Al-A’zhom. Tangan Allah bersama
jamaah. Barang siapa menyendiri, ia akan menyendiri dalam
neraka.”
Diriwayatkan oleh Al-Hakim dari Ibnu Abbas 1/202 nomor 398 dan
dari Ibnu Umar 1/199 nomor 391. (Jami’ul Ahadits: 17515)
20
As Sawaadul A’zhom
21
Apakah Semua Bid’ah Sesat?
23
Bid’ah Hasanah
24
Bid’ah Hasanah
Dari Abdurrahman bin Abdul Qori: “Pada salah satu malam di bulan
Ramadhan, aku berjalan bersama Umar bin Khattab. Kami melihat
orang-orang nampak sendiri-sendiri dan berpencar-pencar. Mereka
melakukan shalat ada yang sendiri-sendiri ataupun dengan
kelompoknya masing-masing. Lantas Umar berkata: “Menurutku
alangkah baiknya jika mereka mengikuti satu imam (untuk
berjamaah)”.
Lantas ia memerintahkan agar orang-orang itu melakukan shalat di
belakang Ubay bin Ka’ab. Malam berikutnya, kami kembali datang
ke masjid. Kami melihat orang-orang melakukan shalat sunnah
malam Ramadhan (tarawih) dengan berjamaah. Melihat hal itu
lantas Umar mengatakan: “Inilah sebaik-baik bid’ah!”
(ni’mal bid’ah hadzihi)” (Shahih Bukhari jilid 2 halaman
252, yang juga terdapat dalam kitab al-Muwattha’ karya Imam Malik
halaman 73).
25
Bid’ah Hasanah – Al Qur’an
“Dari Zaid bin Tsabit r.a.: “Abu Bakar mengirimkan berita kepadaku tentang
korban pertempuran Yamamah, setelah 70 orang yang hafal Al-Qur’an
gugur. Kala itu Umar berada di samping Abu Bakar. Kemudian Abu Bakar
mengatakan “Umar telah datang kepadaku dan ia mengatakan:
“Sesungguhnya pertempuran Yamamah banyak mengancam para
penghafal Al-Qur’an. Aku khawatir kalau pembunuhan terhadap para
penghafal Al-Qur’an terus-menerus terjadi di setiap pertempuran, akan
mengakibatkan banyak Al-Qur’an yang hilang. Saya berpendapat agar
anda memerintahkan seseorang untuk mengumpulkan Al-Qur’an”. Aku
(Abu Bakar) menjawab: “Bagaimana
aku harus
melakukan suatu perbuatan sedang Rasul
SAW tidak pernah melakukannya?”. Umar r.a.
menjawab: “Demi Allah perbuatan tersebut adalah baik”. Dan ia
berulangkali mengucapkannya sehingga Allah melapangkan dadaku
sebagaimana ia melapangkan dada Umar. Dalam hal itu aku sependapat
dengan pendapat Umar... [HR Bukhari]
26
Bid’ah Hasanah – Al Qur’an
“Dari Zaid bin Tsabit r.a.: “Zaid berkata: Abu Bakar
mengatakan: “Anda adalah seorang pemuda yang
tangkas, aku tidak meragukan kemampuan anda. Anda
adalah penulis wahyu dari Rasulullah SAW. Oleh karena
itu telitilah Al-Our’an dan kumpulkanlah….!” Zaid
menjawab: “Bagaimana anda berdua akan
melakukan pekerjaan yang tidak pernah
dilakukan oleh Rasululah SAW?”. Abu Bakar
menjawab: “Demi Allah hal ini adalah baik”, dan ia
mengulanginya berulangkali sampai aku dilapangkan
dada oleh Allah SWT sebagaimana ia telah
melapangkan dada Abu Bakar dan Umar.
.. [HR Bukhari]
27
Bid’ah Hasanah – Hadits
Di hadits di atas, Abu Bakar ra, Umar bin Khoththob ra,
dan Zaid bin Tsabit ra sepakat bahwa pembukuan Al
Qur’an itu adalah bid’ah. Tidak pernah dilakukan di
zaman Nabi. Namun mereka kemudian yakin itu adalah
Bid’ah yang baik. Bid’ah Hasanah!
Ada pun pembukuan hadits lebih parah lagi. Bukan
sekedar bid’ah. Tapi Nabi memang melarangnya:
Rasulullah saw bersabda:
29
Bid’ah Hasanah – Ijtihad
“Diriwayatkan dari ‘Amr bin Ash, bahwa dia mendengar
Rasulullah saw bersabda, “Apabila seorang hakim
memutuskan perkara, lalu ia melakukan ijtihad,
kemudian ijtihadnya benar, maka ia memperoleh dua
pahala (pahala ijtihad dan pahala kebenarannya). Jika
hakim itu memutuskan perkara, lalu berijtihad dan
hasilnya salah, maka baginya satu pahala (pahala
ijtihadnya)”. (Musnad Ahmad bin Hambal, 17148).
30
Bid’ah Sahabat Nabi
Sahabat Nabi melakukan Bid’ah:
31
Bid’ah Sahabat Nabi
Hadis Kedua: Ibnu Umar berkata: ketika kami sedang
shalat bersama Rasulullah saw tiba-tiba ada seseorang
yang mengucapkan: ” Allahu-akbar kabiroo, walhamdu-
lillahi katsiroo, wa subhanallahi bukrotaw-waashilaa.”
Kemudian Rasulullah saw bertanya: ”kalimat zikir tadi,
Siapa yang mengucapkannya ?” salah seorang
menjawab; “Saya wahai Rasulullah.” Rasulullah berkata:
”Aku mengaguminya, dibukakan pintu langit bagi kalimat
tersebut!”(HR Muslim no.601)
32
Bid’ah Sahabat Nabi
Hadis Ketiga: Seseorang dari kaum Anshar menjadi imam di masjid Quba.
Ia selalu membaca surat al Ikhlas sebelum membaca surat lain setelah al-
Fatihah. Ia melakukannya setiap rakaat. Jamaah masjid menegurnya:
”Kenapa anda selalu memulainya denga al-Ikhlas, bukankah surat al-Ikhlas
cukup dan tidak perlu membaca surat lain, atau engkau memilih cukup
membaca al-Ikhlas atau tidak perlu membacanya dan cukup surat lain. Ia
menjawab: Saya tidak akan meninggalkan surat al-Ikhlas, kalau kalian
setuju saya mengimami dengan membaca al-Ikhlas maka saya akan
mengimami kalian, tapi kalau kalian tidak setuju maka saya tidak akan jadi
imam. Mereka tahu bahwa orang ini yang paling baik dan tidak ingin kalau
yang lain mengimami shalat. Ketika Rasulullah datang mengunjungi,
mereka menyampaikan hal ini kepada Rasulullah saw. Rasulullah saw
bertanya pada orang tersebut; ”Apa yang membuatmu menolak saran
teman-temanmu? Dan Apa yang membuatmu selalu membaca surat al-
Ikhlas setiap rakaat?” Ia menjawab: ”Saya mencintainya (al-Ikhlas).
Rasulullah berkata: ”Kecintaanmu terhada surat al-ikhlas memasukanmu
kedalam syurga!” (HR Bukhori no.741)
33
Jangan Kafirkan Muslim!
35
Jangan Kafirkan Muslim!
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu
adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) al-
Qur’an, sehingga ketika telah tampak kebagusannya
terhadap al-Qur’an dan dia menjadi pembela Islam, dia
terlepas dari al-Qur’ân, membuangnya di belakang
punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan
pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah)
bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas
disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau
menjawab, “Penuduhnya”. (HR. Bukhâri dalam at-
Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr.
Disahihkan oleh Albani dalam ash-Shahîhah, no. 3201).
36
Jangan Bunuh Muslim!
Dari Usamah bin Zaid ra, katanya: “Rasulullah s.a.w. mengirim kita ke
daerah Huraqah dari suku Juhainah. Saya dan seorang lagi dari kaum
Anshar bertemu dengan seorang lelaki dari golongan mereka -musuh-. ia
lalu mengucapkan: La ilaha illallah. Orang dari sahabat Anshar itu menahan
diri daripadanya, sedang saya lalu menusuknya dengan tombakku
sehingga saya membunuhnya. Setelah kita datang -di Madinah-, peristiwa
itu sampai kepada Nabi s.a.w., kemudian beliau bertanya padaku: “Hai
Usamah, adakah engkau membunuhnya setelah ia mengucapkan La ilaha
illallah?” Saya berkata: “Ya Rasulullah, sebenarnya orang itu hanya untuk
mencari perlindungan diri saja -yakni mengatakan syahadat itu hanya untuk
mencari selamat-, sedang hatinya tidak meyakinkan itu.” Beliau s.a.w.
bersabda lagi: “Adakah ia engkau bunuh setelah mengucapkan La ilaha
illallah?” Ucapan itu senantiasa diulang-ulangi oleh Nabi s.a.w., sehingga
saya mengharap-harapkan, bahwa saya belum menjadi Islam sebelum hari
itu -yakni bahwa saya mengharapkan menjadi orang Islam itu mulai hari itu
saja-, supaya tidak ada dosa dalam diriku.” (Muttafaq ‘alaih) Dalam riwayat
Nabi. bersabda: “Mengapa engkau tidak belah saja hatinya, sehingga
engkau dapat mengetahui, apakah mengucapkan itu karena takut senjata
37
ataukah tidak?
Jangan Bunuh Muslim!
Jika terjadi saling membunuh antara dua orang muslim maka yang
membunuh dan yang terbunuh keduanya masuk neraka. Para sahabat
bertanya, “Itu untuk si pembunuh, lalu bagaimana tentang yang terbunuh?”
Nabi Saw menjawab, “Yang terbunuh juga berusaha membunuh 38
kawannya.” (HR. Bukhari)
Jangan Bunuh Muslim!
43
Hadits Akhir Zaman
Ibnu Umar berkata, “Nabi berdoa,
‘Ya Allah, berkahilah kami pada
negeri Syam dan Yaman kami.’
Mereka berkata, Terhadap Najd
kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah,
berkahilah Syam dan Yaman kami.’
Mereka berkata, ‘Dan Najd kami.’
Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah
kami pada negeri Syam. Ya Allah,
berkahilah kami pada negeri
Yaman.’ Maka, saya mengira beliau
bersabda pada kali yang ketiga, ‘Di
sana terdapat kegoncangan-
kegoncangan (gempa bumi), fitnah-
fitnah, dan di sana pula munculnya
tanduk setan.’” [HR Bukhari]
44
Hadits Akhir Zaman
Dari Abu Sa’id Al Khudriy: Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW
yang membagi ghanimah, datang Dzul Khuwaishirah, seorang dari Bani
Tamim, ia berkata; Wahai Rasulullah, Adillah. Nabi berkata: Celaka
kamu!. Siapa yang adil jika aku tidak adil? Umar berkata: Wahai
Rasulullah, izinkan aku membunuhnya! Beliau berkata: Biarkan. Karena
dia nanti akan punya teman2 yang salah seorang dari kalian
memandang remeh shalatnya dibanding shalat mereka, puasanya
dibanding puasa mereka. Mereka membaca Al Qur’an namun tidak
sampai ke tenggorokan. Mereka keluar dari agama seperti melesetnya46
anak panah dari sasaran. (HR Bukhari 3341)
Khawarij
50
Cara Mencari Kebenaran
Tanya Ulama
Firman Allah:
“…Bertanyalah kepada Ahli Zikir (Ulama) jika kamu tidak
mengetahui” [An Nahl 43]