2
Muqaddimah dan sekilas Tentang Syaikh Naasirussunnah Al
Qurasyi -rahimahullah-
Segala puji milik Allah Ta’ala, rahmat dan salam semoga
dilimpahkan kepada junjunan alam Rosulullah shallallahu alaihi
wasallam, juga kepada keluarganya, para shahabatnya, tabi’in dan
atba’uttabi’in semuanya, wa ba’du:
Tidak banyak diketahui tentang biografi beliau, di tulisan-tulisan
yang beliau tulis beliau mencantumkan namanya dengan
Nashirussunnah Al Qurasyi, beliau merupakan salah satu ulama
dan tentara D4ulah islam dan beroperasi di Syam, beliau aktif
menyebarkan tulisan-tulisannya di facebook, telegram dan tweeter
dengan akun nama ini.
Terakhir tersebar kabar gugurnya beliau pada tanggal 11
dzulhijjah 1444 H yang bertepatan dengan tanggal 28 juni 2023
M, sehari setelah Iedul Adha kemarin diakibatkan serangan udara
tentara koalisi -La’natullah ‘alaihim ajma’in-, semoga Allah
merahmati beliau dan memasukannya kebarisan syuhada dan
menjadikan ilmu yang beliau sebarkan bermanfaat.
Beliau juga meninggalkan beberapa tulisan dengan judul berikut
ini:
1. Al ‘Ain Al Baashiroh fii Kasyfi Watsaniyyatil Intikhobat
Al Mu’ashiroh yang terjemahannya ada dihadapan antum
ini. Kitab ini berisi bantahan beberapa syubhat yang
membolehkan pemilihan demokrasi, juga membantah mereka
yang menghukumi muslim para peserta PEMILU demokrasi
dengan alasan Jahil hal. Kitab ini selesai ditulis pada Sya’ban
1443 H.
2. Al Wijazaat Al Mardliyyah fii Taudlih Al Masail As-
Syar’iyyah, mengupas beberapa permasalah fiqih seperti
menghukumi manusia di daarul kufr thori, hukum
3
sembelihan, masjid dliror, hukum bekerja pada orang kafir
dll.
3. Al Indzar ‘An Khotho’i Man Samma Masaajidal
Muslimiin Bidl-dliror, membahasa hukum masjid dliror dan
rincian hukum masjid yang ada di negeri kaum muslimin
berikut hukum sholat disana dll.
4. Siham Al Haq Al Jaliyyah fii Hadmi Aqidah Al
Ijtinabiyyah, mengupas bahasan penjelasan kafir kepada
th09hut, rincian hukum bekerja pada t09hut dan orang kafir
secara umum dan membantah syubhat mereka yang
mengkafirkan orang muslim yang bekerja dibidang yang
mubah di sisi t09hut dll.
5. An-Naadzir fi Hukmil ‘Amal Fii Tahshinatil ‘aduw Al
Kafir, sesuai judulnya, membahas rincian hukum bekerja
sebagai buruh bangunan yang dibayar untuk membangun
benteng kafir.
6. Lathoiful Fushul Fii Ma’rifatil Ushul, isinya membantah
neo mu’tazilah yang mewajibkan bertauhid dengan sekedar
akal tanpa dalil syar’i.
7. Risalah-risalah, sya’ir dan khutbah termasuk khutbah Ied juga
kitab-kitab lain yang mungkin belum sampai kepada kami.
Demikianlah sekelumit tentang beliau, pastinya masih banyak
yang tidak kami ketahui tentang beliau yang mungkin pembaca
sudah lebih banyak tahu, dengan keterbatasan informasi yang
kami dapatkan ini kami ucapkan beribu ma’af kepada antum
semua, mudah-mudahan ini mencukupi untuk sekedar tahu siapa
beliau, kelip cahaya kunang-kunang ditengah pekatnya malam
masih lebih baik daripada meraba-raba ditengah kegelapan tanpa
sedikitpun cahaya.
4
Mudah-mudahan dengan diterjemahkannya tulisan beliau ini jadi
pelecut semangat bagi kita semua untuk mengkaji tulisan-tulisan
beliau juga ulama-ulama d4ul4h lainnya, sebab ulama yang
menggabungkan antara ilmu dan amal lebih layak untuk diikuti
dan lebih jujur dalam ilmunya daripada yang jauh dari amal.
Wa akhiiru da’waana ‘anilhamdulillahi Rabbil ‘Aalamiin.
Ahmad Hamzah
5
Diantara ucapan belasungkawa yang tersebar
di grup telegram saat tersiar kabar gugurnya
beliau:
6
الر ِحي ِْم
َّ الر ْحمٰ ِن ِ ِبس ِْم ه
َّ ّٰللا
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi,
dan menjadikan gelap dan terang, namun demikian orang-orang
kafir masih mempersekutukan Tuhan mereka dengan sesuatu. Dia
menciptakan Makhluk karena menyendirinya Dia dengan sifat
yang menjadi kekhususan-Nya, maha suci Dia, Dialah Allah Rabb
yang kami ibadahi, milikNya lah semua kerajaan, maha suci Dia,
Dia mensyari'atkan dan memilih apa yang Dia kehendaki, Dia
tidak memiliki sekutu, tandingan ataupun lawan.
8
berharap kepada Allah 'Azza wa Jalla agar Dia berkenan untuk
menepatkan tembakan kami, meneguhkan pijakan dan
menurunkan ketenangan kepada hati ikhwan kami ahli sunnah
dan menyinari hati orang yang dikehendakinya dari kalangan
orang-orang yang terjatuh kedalam masalah ini dengan cahaya
petunjuk-Nya...Allahumma aamiin...
9
MUQADDIMAH PENTING UNTUK MEMAHAMI BENCANA INI
Secara bahasa arab kata ئ َ ش ْيَّ َب ْال َ ( اِ ْنتَخintakhaba asy-syaia) artinya
memilih sesuatu, kata ( النُّ ْخ َبةan-nukhbah) artinya sesuatu yang
dipilih darinya, Al ‘Ashma’i berkata: dikatakan: ُه ْم نُ َخبَةُ القَ ْو ِم
(nukhabah al qaum) dengan didlomahkan نdan difatahkan خnya,
Abu Mansur dan yang lainnya berkata: dan "nukhbatuhum"
artinya kalangan terbaik dari kaum itu, Al ashma'i berkata:
"dikatakan: hum nukhabatul qaum -dengan di dlomahkan huruf
nunnya dan difatahkan kha nya-," Abu Manshur dan yang lainnya
berkata: "dikatakan, ( نُ ْخ َبةnukhbah) -dengan disukunkan huruf خ
nya-", sedangkan bahasa arab yang bagus adalah apa yang dipilih
Ashma'i, dikatakan: ص َحا ِب ِه ْ َب ا ِ ( َجا َء ِف ْي نُ َخjaa'a fii nukhabi ashhabihi)
artinya dia datang ditengah kawan-kawan terbaiknya, kata نَ َخ ْبتُه
(nakhabtuhu) dan ُ( اَ ْن ُخبُهankhubuhu) artinya aku mencabutnya,
sebab arti kata ب ُ ( النَّ ْخnakhbu) adalah ُ النَّ ْزعmencabut, maka kata
ِ ْ (intikhab) artinya اْل ْنتِزَ اع
اْل ْنتِخَاب ِ ْ mencabut, memilih, menyeleksi,
dari kata intikhab juga keluar kata ( النُّ َخ َبةan-nukhabah) yang
artinya sekelompok orang yang dipilih dari banyak orang lalu
diseleksi, dalam hadits Ali Radliyallahu anhu dikatakan bahwa
Umar berkata: ( خ ََر ْجنَا فِ ْي النُّ ْخبَ ِةkharajna fii an-nukhbah) (kami
keluar bersama sejumlah orang)", nukhbah artinya sejumlah
orang pilihan dari banyak orang hasil seleksi, dalam hadits Ibnu
Aqwa disebutkan: ت َر ُجل َ ََب ِمنَ القَ ْو ِم ِمائ َ ( اِ ْنتَخintakhaba minal qaum
miata rajulin), artinya: dipilih dari kaum itu seratus laki-laki.
(Lisanul ‘Arab karya Ibnu Mandzur 1/752).
10
Maka kata intikhabat atau pemilihan merupakan istilah muhdats
(baru) yang makna syar'inya adalah memilih seorang muslim yang
akan mewakili mereka dan mengusahakan kepentingan mereka
dengan sesuatu yang tidak bertentangan dengan syari'at.
11
"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu.
Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk
mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang
yang bertawakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 159)
Orang yang meneliti PEMILU zaman sekarang berikut tujuannya
dia akan mengetahui dengan yakin bahwa terdapat perbedaan
antara PEMILU, Bai'at Umum dan Syuro dari segi hasilnya,
walaupun para ulama bul'am menutupinya dengan
menyederhanakan persamaan bentuk, tapi realitanya sangat jelas
perbedaannya dari banyak sisi:
1. Peserta PEMILU terdiri dari rakyat jelata, orang-orang bodoh
dan orang-orang kafir, sedangkan peserta bai'at dan syuro
hanyalah orang muslim yang adil, berilmu dan bertaqwa.
12
akan memutuskan dengan hukum Allah, seorang yang bertauhid
dan melayani syari'at Allah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ي ض ِ ُ قَ ل ل
ِ ص
ْ َ ف ْ
ال ُ ة م
َ ل
ِ َ
ك َ
َّل و
ْ َ ل و
َ ۗ ّٰللا
ُ ه ه
ِ ب
ِ ْ
ن َ ذْ الدي ِْن َما َل ْم َيأ ُ ش َر ٰ ٰٓك ُؤا ش ََر
ِ َع ْوا َل ُه ْم ِمن ُ اَ ْم َل ُه ْم
َ
عذَا ب اَ ِليْم َب ْينَ ُه ْم ۗ َواِ َّن ال ه
َ ظ ِل ِميْنَ لَ ُه ْم
"Apakah mereka mempunyai sesembahan selain Allah yang
menetapkan aturan agama bagi mereka yang tidak diizinkan
(diridai) Allah? Dan sekiranya tidak ada ketetapan yang menunda
(hukuman dari Allah) tentulah hukuman di antara mereka telah
dilaksanakan. Dan sungguh, orang-orang zalim itu akan mendapat
azab yang sangat pedih."
(QS. Asy-Syura 42: Ayat 21)
13
"Sungguh, Kami telah mendatangkan Kitab (Al-Qur'an) kepada
mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 52)
4. Dalam PEMILU disamakan antara suara laki-laki dan
perempuan, bahkan membolehkan perempuan untuk menjabat
kekuasaan tertinggi padahal ini diharamkan.
14
proses pengangkatan khalifah Utsman bin 'Affan radliyallahu
anhu dari antara 6 orang kandidat yang disebutkan Umar
radliyallahu anhum.
4. Kekuasaan penguasa yang menang melalui kekuatan.
Lebih dari seorang dari kalangan ulama mengutip Ijma' atas
sahnya membai'at penguasa yang menang dengan kekuatan.
15
kepada hukum Allah Ta’ala.
2. Sistem pemerintahannya bukan islam atau mengaku dan
berpura-pura bersistemkan islam.
16
diriwayatkan hadits dari Abu Hurairah radliyallahu anhu, dia
berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
عت ُ َها قَا َل ِإذَا ُو ِس َد ْاۡل َ ْم ُر ِإلَى
َ ضا َ عةَ قَا َل َكي
َ ْف ِإ َّ ت ْاۡل َ َمانَةُ فَا ْنتَ ِظ ْر ال
َ سا ُ فَإِذَا:قَا َل
ْ ض ِي َع
َعة
َ سا َّ غي ِْر أَ ْه ِل ِه فَا ْنتَ ِظ ْر ال
َ
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila sudah
hilang amanah maka tunggulah saat kehancurannya". Orang
itu bertanya: "Bagaimana hilangnya amanat itu?" Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Jika urusan
diserahkan bukan kepada ahlinya, maka akan tunggulah saat
kehancurannya".
18
Dalil-Dalil yang menunjukan bolehnya sekedar memilih selama
sesuai dengan batasan syar'i:
19
berkata: pilihlah sekelompok orang sekehendak kalian," lalu
mereka memilih 70 orang laki-laki dan itulah firman-Nya:
ۗ س ْب ِعيْنَ َر ُج ًل ِل ِم ْيقَا تِنَا
َ َٗوا ْختَا َر ُم ْوسٰ ى قَ ْو َمه
"Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk
(memohon tobat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami
tentukan."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 155)
Ketika mereka sampai kepada Harun mereka bertanya, "siapa
yang telah membunuhmu?!", Harun menjawab: tidak ada
seorangpun yang membunuhku, aku diwafatkan Allah," mereka
berkata, "wahai musa, setelahnya kami tidak akan lagi
bermaksiat," lalu mereka ditimpa gempa bumi. (Tafsir Ibnu Abi
Hatim 35/157, Tafsir Ibnu Katsir)
20
orang menambahkan: "selama kamu tidak melihat kekufuran
yang jelas." (Musnad Imam Ahmad).
• 22773. Aku mendengar Sufyan bin Uyainah menyebut para
ketua, beliau menyebut Ubadah bin Shamit termasuk diantara
mereka, sufyan berkata: "Ubadah itu orang yang hadir dalam
peristiwa ‘aqobah, perang uhud, perang badar, berbai'at
dibawah pohon, beliau juga naqib (ketua). (Musnad Ahmad).
2. Para pemimpin utusan Hawazin.
ع َم ع ْن اب ِْن ِش َهاب قَا َل َوزَ َ عقَيْل َ ْث قَا َل َح َّدثَنِي ُ عفَيْر قَا َل َح َّدثَنِي اللَّي ُ س ِعي ُد ب ُْن ُ َح َّدثَنَا َ
علَ ْي ِه صلَّى َّ ُ
ّٰللا َ سو َل َّ ِ
ّٰللا َ ع ْر َوة ُ أَ َّن َم ْر َوانَ بْنَ ْال َح َك ِم َو ْال ِمس َْو َر بْنَ َم ْخ َر َمةَ أَ ْخبَ َراهُ أَ َّن َر ُ ُ
س ْبيَ ُه ْم فَقَا َل لَ ُه ْم سأَلُوهُ أَ ْن يَ ُر َّد ِإلَ ْي ِه ْم أَ ْم َوالَ ُه ْم َو َ ام ِحينَ َجا َءهُ َو ْف ُد ه ََو ِازنَ ُم ْس ِل ِمينَ فَ َ سلَّ َم قَ َ َو َ
الطائِفَتَي ِْن ِإ َّما اروا ِإ ْح َدى َّ اختَ ُص َدقُهُ فَ ْ ي أَ ْ ث ِإلَ َّ ب ْال َحدِي ِ سلَّ َم أَ َح ُّ
علَ ْي ِه َو َ صلَّى َّ ُ
ّٰللا َ سو ُل َّ ِ
ّٰللا َ َر ُ
سلَّ َم
علَ ْي ِه َو َ ّٰللا َ صلَّى َّ ُ سو ُل َّ ِ
ّٰللا َ ْي َو ِإ َّما ْال َما َل َوقَ ْد ُك ْنتُ ا ْستَأْنَيْتُ ِب ِه ْم َوقَ ْد َكانَ َر ُ سب َ ال َّ
صلَّى َّ ُ
ّٰللا ّٰللا َ سو َل َّ ِ ف فَلَ َّما تَبَيَّنَ لَ ُه ْم أَ َّن َر ُ الطائِ ِع ْش َرةَ لَ ْيلَةً ِحينَ قَفَ َل ِم ْن َّ ض َع َ ظ َر ُه ْم ِب ْ ا ْنتَ َ
سو ُل َّ ِ
ّٰللا ام َر ُ س ْبيَنَا فَقَ َار َ الطائِفَتَي ِْن قَالُوا فَإِنَّا ن َْختَ ُ غي ُْر َراد ِإلَ ْي ِه ْم ِإ ََّّل ِإ ْح َدى َّ سلَّ َم َ
علَ ْي ِه َو َ َ
ّٰللا ِب َما ُه َو أَ ْهلُهُ ث ُ َّم قَا َل أَ َّما َب ْع ُد فَإِ َّن علَى َّ ِ سلَّ َم فِي ْال ُم ْس ِل ِمينَ فَأَثْنَى َ علَ ْي ِه َو َ صلَّى َّ ُ
ّٰللا َ َ
ب ِم ْن ُك ْم أَ ْن س ْب َي ُه ْم فَ َم ْن أَ َح َّ ِإ ْخ َوانَ ُك ْم َه ُؤ ََّل ِء قَ ْد َجا ُءونَا تَائِ ِبينَ َو ِإنِي قَ ْد َرأَيْتُ أَ ْن أَ ُر َّد ِإلَ ْي ِه ْم َ
علَى َح ِظ ِه َحتَّى نُ ْع ِط َيهُ ِإيَّاهُ ِم ْن أَ َّو ِل َما ب ِم ْن ُك ْم أَ ْن َي ُكونَ َ ب ِبذَ ِل َك فَ ْل َي ْف َع ْل َو َم ْن أَ َح َّ ط ِي َ يُ َ
سلَّ َم لَ ُه ْم فَقَا َل علَ ْي ِه َو َ صلَّى َّ ُ
ّٰللا َ ّٰللا َ سو ِل َّ ِ اس قَ ْد َ
طيَّ ْبنَا ذَ ِل َك ِل َر ُ علَ ْينَا فَ ْل َي ْف َع ْل فَقَا َل النَّ ُ ّٰللا َ يُ ِفي ُء َّ ُ
ار ِجعُوا سلَّ َم ِإنَّا ََّل نَ ْد ِري َم ْن أَذِنَ ِم ْن ُك ْم ِفي ذَ ِل َك ِم َّم ْن لَ ْم َيأْذَ ْن فَ ْ علَ ْي ِه َو َ
ّٰللا َصلَّى َّ ُ ّٰللا َ سو ُل َّ ِ َر ُ
سو ِل ع َرفَا ُؤ ُه ْم ث ُ َّم َر َجعُوا ِإلَى َر ُ اس فَ َكلَّ َم ُه ْم ُ ع َرفَا ُؤ ُك ْم أَ ْم َر ُك ْم فَ َر َج َع النَّ َُحتَّى َي ْرفَعُوا ِإلَ ْينَا ُ
طيَّبُوا َوأَ ِذنُوا سلَّ َم فَأ َ ْخ َب ُروهُ أَنَّ ُه ْم قَ ْد َ علَ ْي ِه َو َ صلَّى َّ ُ
ّٰللا َ ّٰللا ََّ ِ
Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin
'Ufair berkata, telah menceritakan kepada saya Al Laits berkata, t
elah menceritakan kepada saya 'Uqail dari Ibnu Syihab berkata; d
an 'Urwah menduga bahwa Marwan bin
Al Hakam dan Al Miswar bin Makhramah keduanya mengabarkan
kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri
ketika datang kepada Beliau suku Hawazin yang telah
ditundukkan lalu mereka meminta kepada Beliau agar
21
mengembalikan harta dan para tawanan mereka. Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, kepada mereka:
"Ucapan yang paling aku sukai adalah yang paling benar. Maka
pilihlah salah satu dari dua hal apakah tawanan atau harta dan
sungguh aku akan memberi kesempatan terhadap mereka".
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menanti mereka
sekitar sepuluh malam ketika akhirnya mereka kembali dari
Tho'if. Setelah jelas bagi mereka bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam tidak akan mengembalikan kepada mereka
kecuali salah satu dari dua pilihan, mereka berkata; "Kami
memilih tawanan". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
berdiri di hadapan Kaum Muslimin kemudian memuji Allah yang
memang Dia paling berhak untuk dipuji lalu bersabda: "Kemudian
dari pada itu, sesungguhnya saudara-saudara kalian ini telah
datang kepada kita dengan bertaubat dan sungguh aku berpikir
akan mengembalikan para tawanan. Maka siapa diantara kalian
yang suka berbuat baik (dengan membebaskan tawanan) dalam
masalah ini maka lakukanlah dan siapa diantara kalian yang ingin
tetap menjadikannya sebagai haknya hingga kami berikan
kepadanya harta fa'i yang Allah karuniakan kepada kita,
lakukanlah". Maka orang-orang berkata: "Kami serahkan mereka
untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ". Maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kami tidak tahu siapa
diantara kalian yang berhak memberi izin dan siapa yang bukan,
maka itu kembalilah hingga kalian bawa para pimpinan yang
mengurusi urusan kalian". Akhirnya mereka pulang dan berbicara
dengan para pimpinan mereka lalu kembali menghadap
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mereka mengabarkan
bahwa mereka telah menyetujui dan memberi izin". (HR. Bukhari)
22
Sisi pendalilan: dari dua kejadian ini maka jelaslah bahwa Nabi
shallallahu alaihi wasallam menyuruh mereka untuk kembali
kepada manusia untuk memilih orang yang akan memimpin
mereka.
23
Ketiga: dimasa setelah Khulafa ar-rasyidin.
24
(2) Berpartisipasi dalam majlis-majlis kekufuran yang disana
diterapkan berbagai aturan yang menyelisihi Diinullah tanpa
pengingkaran.
(3) Condong kepada kekufuran dan kedzaliman.
(4) Mencampurkan haq dan bathil.
(5) Tidak nampaknya bendera ahli Iman dan tidak ada bedanya
antara mereka dan penganut kekufuran dan thughyan, sedangkan
Allah ta'ala telah melarang dari itu semua...
26
َ َّٰللا َما ا ْست
ط ْعت ُ ْم َ فَا تَّقُوا ه
"Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut
kesanggupanmu."
(QS. At-Taghabun 64: Ayat 16)
Asal pembolehan mereka itu secara garis besar adalah
berdasarkan Maslahat Mursalah dan Fiqih Muwazanah.
27
ingkar kepada-Nya, (menghalangi orang masuk) Masjidilharam,
dan mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya)
dalam pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam daripada
pembunuhan. Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu
sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka
sanggup. Barang siapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu
dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di
dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya.""
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 217)
28
Sisi pendalilan: kaum muslimin bergembira dengan kemenangan
kafir yang bahayanya lebih ringan.
29
maka permintaan ini tidak meniadakan tawakal juga bukan
termasuk meminta imaroh (kekuasaan)."
30
dan meninggalkan kewajiban karena memilih kewajiban yang
kuat dalam kondisi ini sebenarnya tidak termasuk meninggalkan
kewajiban. Begitu juga jika terkumpul dua keharaman yang tidak
mungkin meninggalkan keharaman yang paling besar kecuali
dengan melakukan keharaman yang paling ringan, maka
melakukan keharaman yang paling ringan dalam kondisi ini
sebenarnya tidak termasuk melakukan hal yang haram, walaupun
secara penyebutan yang itu disebut meninggalkan kewajiban dan
yang ini disebut melakukan keharaman tapi semua ini tidak
berbahaya, dikatakan juga hal seperti ini dalam masalah
meninggalkan yang wajib karena udzur dan melakukan hal yang
haram karena maslahat yang lebih unggul atau karena dlarurat
atau menolak keharaman yang lebih besar.
31
PEMOTONG TAJAM DALAM MEMBANTAH ORANG YANG
MEMBOLEHKAN IKUT PEMILIHAN DEMOKRASI.
32
kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di
akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 217)
Di ayat ini Allah menjelaskan, bahwa kerusakan dan keburukan
terbesar adalah kesyirikan dan kekufuran kepada Allah juga
kepada ajaran yang diturunkan kepada para utusan-Nya dan
menolak dari mengamalkannya baik dengan jiwa maupun harta
serta tidak bergegas menyambutnya.
Penjelasan At-Thabari:
Firman Allah " "و ُک ْفر ِبه َ yang artinya "ingkar kepada-Nya"
maksudnya kafir kepada Allah, huruf هdalam kata ِبهkembali ke
kata للاyang ada pada kata ّٰللا ِ س ِب ْي ِل ه
َ , maka ta'wil firman Allah ini:
Dan menghalangi dari jalan Allah, kafir kepada Allah, menghalangi
dari masjid al haram, mengusir ahli masjidil haram dari makah
padahal mereka itu penduduknya lebih besar (dosanya) dalam
pandangan Allah daripada berperang pada bulan haram, kata
ِ س ِب ْي ِل ه
ّٰللا َ ع ْن َ ص ٌّد َ َوdi rofa'kan oleh kata ّٰللا ِ اَ ْكبَ ُر ِع ْن َد ه, sedangkan kata
ُ َوا ِْخ َرا ُج اَ ْه ِل ِه ِم ْنهdi'athafkan kepada الصد, lalu mubtada khobar
diawali dengan َوا ْل ِفتْنَةُ اَ ْک َب ُر ِمنَ ْالقَتْ ِلyakni syirik lebih besar dosanya
daripada kekafiran. (Tafsir At-Thabari 3/649)
Penjelasan As-Sam'ani:
Firman Allah: ("Mereka bertanya kepadamu (Muhammad)
tentang berperang pada bulan haram") yakni berperang pada
bulan itu, kata ِقتَالdikhofadzkan karena menjadi badal,
(Katakanlah, "Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar),
lalu dibuat mubtada dengan kata ("Tetapi menghalangi (orang)
33
dari jalan Allah") yakni kalian menghalangi kaum muslimin dari
islam, ("kafir kepada-Nya") kekafiran kalian kepada Allah, ("dan
dari masjid al haram") kalian menghalangi kaum muslimin dari
masjid al haram, ("dan mengusir penduduk dari sekitarnya")
mengusir penduduk makah dari makah, ("lebih besar (dosanya)
dalam pandangan Allah") kekafiran yang kalian anut dan
pekerjaan kalian itu dosanya lebih besar dan lebih parah disisi
Allah daripada kaum muslimin yang berperang dibulan haram.
(Tafsir As-Sam’ani 1/216)
34
penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) dalam
pandangan Allah, sedangkan fitnah lebih kejam daripada
pembunuhan." Allah berfirman bahwa walaupun membunuh
manusia itu buruk sedangkan fitnah akibat kekufuran dan
kemenangan para penganutnya lebih besar dosanya dari pada
membunuh manusia maka kerusakan yang lebih besar ditolak
dengan melakukan kerusakan yang lebih ringan. (Majmu' Fatawa
10/513)
Ucapan Ibnu Taimiyyah yang mereka kutip ini, juga yang diatas,
sama sekali tidak ada hujjah untuk mereka, karena berhujjah
dengan dalil harus dengan metode kaum mu'minin, sedangkan
tidak ada dalilnya bahwa maslahat tauhid bisa dihilangkan
dengan yang lain, juga tidak ada dalilnya sama sekali yang
menunjukan bahwa kerusakan syirik bisa ditolak dengan hal yang
dibawah kesyirikan, bahkan orang yang melakukan kesyirikan
karena dipaksa pun harus menjaga kemantapan tauhid yang ada
di hati, kita berlindung kepada Allah dari ketergelinciran dan
memohon keteguhan sampai wafat.
Apa yang dikutip dari Ibnu Taimiyyah dalam masalah ini tidak
membantu kalian, Ibnu Taimiyyah adalah ulama yang mengutip
ijma' bahwa ikroh yang mu'tabar adalah satu-satunya dlarurat
yang membolehkan menampakan kekafiran disertai selamatnya
keyakinan hati, beliau berkata: "tidak ada perselisihan dikalangan
kaum muslimin tentang tidak bolehnya memerintah atau
memberi izin dalam mengucapkan kekafiran apapun tujuannya,
bahkan jika seseorang mengatakannya maka dia kafir, kecuali jika
dia dipaksa lalu dia mengatakannya sedang hatinya tenang
dengan keimanan. (Majmu' Fatawa 6/86 )
36
"tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran"
(QS. An-Nahl 16: Ayat 106)
Maksudnya karena dia mencintai dunia dari pada akhirat,
diantaranya juga sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:
"seseorang pagi-pagi masih beriman dan menjelang sore sudah
kafir, saat sore masih beriman menjelang pagi sudah kafir, dia
menjual agamanya dengan sedikit dunia.”
Ayat ini turun berkaitan dengan Ammar bin Yasir, Bilal bin Robah
dan yang lainnya dari kalangan orang-orang lemah ketika orang-
orang musyrik memaksa mereka untuk mencaci Nabi shallallahu
alaihi wasallam dan kata-kata kekufuran semisalnya, diantara
mereka ada yang menyambut dengan lisannya seperti Ammar,
diantara mereka ada yang bersabar ditimpa ujian seperti Bilal,
tidak ada seorang pun dari mereka yang membenci dengan
menyelisihi apa yang ada dihatinya, bahkan mereka benci
mengucapkan kata-kata itu, maka siapa saja mengucapkan kata-
kata kufur tanpa dipaksa maka dia sudah melapangkan dada
untuk kekufuran." (Al fatawa 5/7 dan Al Iman Al Ausath 2/561-
562) Selesai.
37
Tafsir Yahya bin Salam 2/644:
“Kemenangan Romawi atas Persia dan kemenangan Muslimin
atas Musyrikin terjadi dalam satu hari yaitu saat perang badar,
dan gembiranya kaum muslimin atas hal itu disebabkan katena
Allah membenarkan ucapan mereka dan membenarkan Rasul
mereka.”
38
Firman Allah:
"Dan pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah
orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah."] Yakni
Allah memenangkan ahli kitab atas selain ahli kitab, tapi
kegembiraan kaum beriman dengan hal itu disebabkan benarnya
janji Allah ta'ala dan karena mereka mengatakan: "sebagaimana
Allah memenangkan ahli kitab atas selain ahli kitab maka Allah
juga Allah akan memenangkan kami atas kalian (musyrikin).
(Tafsir As-Sam'ani 4/197)
39
➢ hukumnya telah dibangun diatas qiyas yang rusak yaitu
mengqiyaskan pekerjaan yang hukumnya diragukan antara
boleh dan haram yang mana para ulama berselisih dalam hal
itu sesuai dengan pemahaman mereka terhadap berbagai dalil
tentang masalah membantu orang kafir atas kafir lainnya
lantas diqiyaskan kepada pekerjaan yang hukum asalnya syirik
yaitu pekerjaan pemilihan umum kontemporer bagi orang
yang mengetahui kondisi pemilihan umum, yakni
menyamakan hukum antara orang yang membantu kafir
untuk membunuh kafir lain dan antara memilih orang lain
untuk membuat hukum selain Allah, -kita meminta
perlindungan dan keselamatan kepada Allah dari hal itu-.
40
darah mereka untuk itu, maka ini diantara hal yang tidak
boleh dilakukan si muslim untuk menumpahkan darahnya
sendiri.
41
Barang siapa berperang bersama orang-orang kafir melawan
kafir yang lain maka dia tidak terjatuh kedalam kekafiran
kecuali jika dia berniat membantu kafir dan menjaga
kelangsungan hukumnya, kekafirannya itu bersifat ihtimal
(masih mengandung kemungkinan), kita tidak
mengkafirkannya kecuali dengan sesuatu yang pasti, sebab
memerangi kafir itu diperintahkan secara syar'i tapi
pekerjaannya ini tidak berdiri diatas sunah sebab dia
berperang dibawah bendera kafir yang lain dan dia melakukan
hal yang diharamkan secara dzohir....adapun memilih dan
mencalonkan mereka untuk menjadi pemerintah th0ghut
maka itu bantuan secara terang-terangan untuk
mendatangkan penguasa yang akan memutuskan dengan
syari'at t09hut dan memperbudak manusia untuk patuh
kepada t09hut, maka ini kekafiran yang terang benderang.
42
selama padanya tidak ada penghalang diantara penghalang-
penghalang yang mu'tabar (diakui) untuk memvonisnya kafir
maka dia kafir.
43
َف َما َكان َ س
ُ وُ يلِ َا ندۡ ك
ِ ك
َ ل
ِ َ ٰ
ذ عا ٰٓ ِء أَ ِخي ِه َك ۡ عا ٰٓ ِء أَ ِخي ِه ث ُ َّم
َ ٱستَ ۡخ َر َج َها ِمن ِو َ فَبَ َدأَ بِأ َ ۡو ِعيَتِ ِه ۡم قَ ۡب َل ِو
شا ٰٓ ُء َوفَ ۡوقَ ُك ِل ذِي ِع ۡلم َ َّٱلِلُ ن َۡرفَ ُع َد َر ٰ َجت َّمن نَّ شا ٰٓ َء ٰٓ َّ ِين ۡٱل َم ِل ِك ِإ
َ ََّل أَن ي د ي ف
ِ ُ هَاخ َ أ َ ذخُ ۡ َِلي
أ
ِ
يمٞ ع ِل
َ
"Maka mulailah dia (memeriksa) karung-karung mereka sebelum
(memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia
mengeluarkan piala (tempat minum) raja itu dari karung
saudaranya. Demikianlah Kami mengatur (rencana) untuk Yusuf.
Dia tidak dapat menghukum saudaranya menurut undang-undang
raja, kecuali Allah menghendakinya. Kami angkat derajat orang
yang Kami kehendaki; dan di atas setiap orang yang
berpengetahuan ada yang lebih mengetahui."
(QS. Yusuf 12: Ayat 76)
44
"Dia (Yusuf) berkata, "Jadikanlah aku bendaharawan negeri
(Mesir); karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai
menjaga, dan berpengetahuan.""
(QS. Yusuf 12: Ayat 55)
Berbeda dengan mereka kaum partai dan pergerakan, mereka
malah meminta kekuasaan dan sangat menginginkannya, mereka
masuk parlemen karena ingin jabatan itu dan memelintir
berbagai nash untuk melegalkannya.
1Andai calon pejabat eksekutif berdalil dangan kisah Nabi Yusuf pun tetap
qiyas ma’al fariq sebab Nabi Yusuf tidak tunduk pada undang-undang raja dan
Nabi Yusuf tidak membuat hukum, berbeda dengan presiden, gubernur,
bupati, atau para mentri kabinet yang kapasitasnya sebagai pembantu
presiden, mereka semua diangkat jadi pejabat disyaratkan untuk tunduk pada
undang-undang yang berlaku dan mereka juga diberi hak oleh undang-
undang untuk membuat hukum yaitu dengan mengajukan rancangan undang-
undang, pent.
45
hal ini banyak perbedaan maka mengqiyaskan antara keduanya
adalah tidak sah!
Sisi keempat: dalam kisah nabi Yusuf -alaihissalam- tidak ada satu
pun bukti yang menunjukan bahwa beliau mengakui kekuasaan
raja kafir itu, pekerjaan nabi Yusuf disana hanyalah menegakan
keadilan, melindungi berbagai hak, menolak kedzaliman dan
memberikan harta bukan kepada orang yang tidak berhak
menerimanya, karena itulah beliau tatkala meminta jabatan
46
beliau memberi alasan bahwa dirinya itu “pandai menjaga lagi
berpengetahuan,” jadi apa yang dilakukan Nabi Yusuf merupakan
bentuk dari mempersempit kekuasaan orang kafir dan
menghalanginya dari sewenang-wenang demi mendapatkan
kebaikan dan menghindari kerusakan, untuk melakukan hal itu
tentu tidak harus berikrar mengakui kekuasaan raja kafir ini atau
menyetujui hukumnya.
Qadli Ibnu ‘Arobi berkata dalam Ahkaamul Qur’an 5/59: “jika
ditanyakan: bagaimana bisa menjadi boleh Nabi Yusuf menerima
jabatan dengan membai’at orang kafir padahal beliau mu’min lagi
seorang nabi?!” maka kami jawab: “Nabi Yusuf tidak pernah
meminta kekuasaan, permintaan Yusuf hanyalah untuk mengisi
kekosongan jabatan yang ditinggalkan, sebab jika Allah ta’ala
berkehendak, tentu Dia akan berikan kekuasaan kepada Yusuf
dengan cara pembunuhan dan kematian, dengan cara
mendominasi dan menguasai, dengan kekuasaan dan paksaan,
tapi Allah jalankan sunnah-Nya dikalangan para nabi dan umat-
umatnya, sebagian mereka ada yang diperlakukan oleh para nabi
dengan cara paksaan, kekuasaan dan superioritas, sebagian
mereka ada yang diperlakukan dengan kebijakan siasat dan
cobaan, hal ini ditunjukan dalam firman Allah:
شا ٰٓ ُء َو ََّل
َ َّيب ِب َر ۡح َم ِتنَا َمن ن
ُ صِ ُشا ٰٓ ُء ن ُ ض َيتَ َب َّوأ ُ ِم ۡن َها َح ۡي
َ ث َي ِ ف ِفي ۡٱۡل َ ۡر ُ َو َك ٰذَ ِل َك َم َّكنَّا ِليُو
َ س
َضي ُع أَ ۡج َر ۡٱل ُم ۡح ِسنِين ِ ُن
"Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di
negeri ini (Mesir); untuk tinggal di mana saja yang dia kehendaki.
Kami melimpahkan rahmat kepada siapa yang Kami kehendaki
dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat
baik."
(QS. Yusuf 12: Ayat 56)
47
Sisi kelima: Nabi Yusuf alaihissalam menerima permintaan raja
untuk berkuasa di kerajaannya itu berdasarkan wahyu Allah,
bukan berdasarkan ijtihad beliau, sebagaimana juga beliau tidak
pernah ikut serta dalam pengangkatan raja kafir ini, raja juga
tidak berwenang untuk memecat dan menurunkan Yusuf padahal
beliau dalam kondisi lemah dipenjara secara dzalim di penjara
milik raja ini, tapi itu semua adalah kekuasaan dari Allah
sebagaimana difirmankan: “Dan demikianlah Kami memberi
kedudukan kepada Yusuf di negeri ini (Mesir); untuk tinggal di
mana saja yang dia kehendaki. Kami melimpahkan rahmat kepada
siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala
orang-orang yang berbuat baik."
(QS. Yusuf 12: Ayat 56)
Jika demikian, maka tindakan beliau dijaga dari ketergelinciran
dan kesalahan, dan ini menunjukan bahwa masalah ini bukan
masalah ijtihad, lalu apakah orang-orang partai itu mendapatkan
wahyu seperti Nabi Yusuf?! Atau mereka itu ma’shum (dijaga)
dari menyepakati undang-undang yang mana mereka bersumpah
untuk menghormati dan menjalankannya?!
Sisi keenam: Nabi Yusuf aman dari kendali dan tekanan rezim
pemerintah, beliau diberi kekuasaan untuk mempraktekan
syari'at islam dari Allah 'azza wajalla, karena itu Allah Subhanahu
Wa Ta'ala berfirman:
ِ ض َو ِلنُ َع ِل َمهُۥ ِمن تَ ۡأ ِوي ِل ۡٱۡل َ َحادِي
ث ِ ف فِي ۡٱۡل َ ۡر ُ َو َك ٰذَ ِل َك َم َّكنَّا ِليُو
َ س
"Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik
kepada Yusuf di negeri (Mesir)."
(QS. Yusuf 12: Ayat 21)
Atas dasar ayat ini maka kekuasaan Nabi Yusuf itu dari Allah,
bukan dari raja atau dari yang lainnya sehingga mereka bisa
membahayakannya atau memecatnya, karena kekuasaannya dari
Allah berdasarkan nash firman Allah maka tidak mungkin raja
49
berkuasa untuk memecatnya atau membahayakannya walaupun
nabi Yusuf menyelisihi perintah, hukum dan keputusan raja,
apakah orang-orang yang ingin mendapatkan jabatan yang
mereka qiyaskan terhadap jabatan Yusuf bisa seperti nabi Yusuf?!
Yusuf -alaihissalam- berkuasa dengan kekebalan penuh dari raja,
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ٞ فَلَ َّما َكلَّ َمهُۥ قَا َل ِإنَّ َك ۡٱل َي ۡو َم لَ َد ۡينَا َم ِكين أَ ِم
ين
"Ketika dia (raja) telah bercakap-cakap dengannya (yususf), dia
(raja) berkata, "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi
seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan
dipercaya.""
(QS. Yusuf 12: Ayat 54)
للا صلى للا عليه وسلم ِ سو ُل ُ قَا َل ِل ْي َر: ع ْنهُ قَا َل َ ّٰللا
ُ َّ ي َ ض ِ س ُم َرةَ َر َ الر ْح َم ِن ب ِْن َ ع ْن
َّ ع ْب ِد َ
ت ِإلَ ْي َها َو ِإ ْنَ ع ْن َم ْسأَلَة ُو ِك ْل َ ارةَ فَإِنَّ َك ِإ ْن أُو ِتيتَ َها ِ ْ س ُم َرةَ ََّل تَ ْسأ َ ْل
َ اْل َم َ َالر ْح َم ِن بْنَّ ع ْب َد
َ َيا:
غي َْرهَا َخي ًْرا ِم ْن َها فَ َك ِف ْر َ ْت َ علَى َي ِمين فَ َرأَي َ ت َ علَ ْي َها َو ِإذَا َحلَ ْف
َ ت َ غي ِْر َم ْسأَلَة أ ُ ِع ْن
َ أُو ِتيتَ َها ِم ْن
ت الَّذِي ُه َو َخيْر ِ ْع ْن َي ِمي ِن َك َوأَ
Dari Abdurrahman bin Samurah dia berkata: Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda kepadaku, “Wahai
Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu meminta jabatan!
Karena sesungguhnya jika diberikan jabatan itu kepadamu
dengan sebab permintaan, pasti jabatan itu (sepenuhnya) akan
diserahkan kepadamu (tanpa pertolongan dari Allâh). Dan jika
jabatan itu diberikan kepadamu bukan dengan permintaan, pasti
kamu akan ditolong (oleh Allâh Azza wa Jalla) dalam
51
melaksanakan jabatan itu. Dan apabila kamu bersumpah dengan
satu sumpah kemudian kamu melihat selainnya lebih baik darinya
(dan kamu ingin membatalkan sumpahmu), maka bayarlah
kaffârah (tebusan) dari sumpahmu itu dan kerjakanlah yang lebih
baik (darinya)”.
Hadits riwayat al-Bukhâri (6622, 6722, 7146, & 7147) dan Muslim
(1652) dan yang selain mereka.
ِ ع ْن النَّبِي َ َع ْن أَبِي ُه َري َْرة َ ِ س ِعيد ْال َم ْقبُ ِريَ ع ْن َ س َح َّدثَنَا اب ُْن أَبِي ِذئْب َ َُح َّدثَنَا أَ ْح َم ُد ب ُْن يُون
ون نَ َدا َمةً يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة فَنِ ْع َم
ُ ستَ ُك َ ارةِ َو ِ ْ علَى
َ اْل َم َ َصون َ سلَّ َم قَا َل ِإنَّ ُك ْم
ُ ستَ ْح ِر َ علَ ْي ِه َو ُ َّ صلَّى
َ ّٰللا َ
)اط َمةُ (رواه البخاري ِ َت ْالفْ سَ ْض َعةُ َو ِبئ ِ ْال ُم ْر
Telah menceritakan kepada kami Ahmad
bin Yunus telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dzi'b dari Sa'
id Al Maqburi dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasall
am, beliau bersabda: "kalian akan rakus terhadap jabatan,
padahal jabatan itu akan menjadi penyesalan dihari kiamat, ia
adalah seenak-enak penyusuan dan segetir-getir
penyapihan." (HR. Bukhari)
52
Itu merupakan jalan untuk menyeru mereka ke jalan Allah dan
bersikap adil ditengah manusia, menghilangkan kedzaliman dari
mereka, melakukan kebaikan apa yang tadinya tidak pernah
mereka lakukan, walaupun mereka tidak mengetahui keadaan
Yusuf, sedangkan beliau telah diajarkan ilmu menta'bir mimpi
yang dengannya beliau bisa mentafsirkan keadaan manusia,
dalam keadaan-keadaan seperti ini dan semisalnya
mengharuskan diadakan pemisahan antara kondisi-kondisi seperti
ini dan antara hal yang dilarang." Selesai ucapan beliau.
Segala puji bagi Allah yang maha mengetahui segala keadaan dan
tujuan, rahmat dan salam semoga dicurahkan atas orang yang
murah senyum lagi rajin berperang yakni Nabi kita Muhammad
shallallahu alaihi wasallam, juga kepada saudara-saudaranya,
para sahabat dan keluarganya yang menjadi singa-singa
peperangan dan para pahlawan pertempuran, amma ba'du:
53
Celakalah kalian, jika dalam aturan agama kalian bahwa
menerapkan hukum syar'i terhadap orang-orang yang menta'wil
dengan penta'wilan yang tidak dikandung dalam nash lalu mereka
membolehkan melakukan syirik karena alasan dlorurot,
sedangkan disisi mereka tidak terdapat penghalang yang
mu'tabar yang menghalangi mereka dari vonis yang dibangun
diatas ushul sunnah yang jelas, lalu ketika mereka divonis kafir
kalian sebut sebagai ghuluw, lantas apa yang kalian tinggalkan
untuk murji'ah?! semoga Allah memberi petunjuk kepada mereka
juga kalian kepada jalan yang lurus...aamiin.
Kata Pengantar:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ُ ٱض
ط َّر غ َۡي َر بَاغ ۡ ٱلِلِ فَ َم ِن َّ ير َو َما ٰٓ أ ُ ِه َّل بِ ِهۦ ِلغ َۡي ِر ِ علَ ۡي ُك ُم ۡٱل َم ۡيتَةَ َوٱلد ََّم َولَ ۡح َم ۡٱل ِخ
ِ نز َ ِإنَّ َما َح َّر َم
ور َّر ِحيم ٞ ُغفَ ٱلِل َ ل ِإ ۡث َم
َ َّ علَ ۡي ِه ِإ َّن ٰٓ َ َعاد ف
َ َو ََّل
"Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah,
daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan
(menyebut nama) selain Allah. Tetapi barang siapa terpaksa
(memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 173)
54
Allah telah menjelaskan kepadamu apa yang diharamkan-Nya
kepadamu, kecuali jika kamu dalam keadaan terpaksa. Dan
sungguh, banyak yang menyesatkan orang dengan keinginannya
tanpa dasar pengetahuan. Tuhanmu lebih mengetahui orang-
orang yang melampaui batas."
(QS. Al-An'am 6: Ayat 119)
57
BATASAN DLORUROT DAN PERBEDAANNYA DENGAN HAJAT
(KEBUTUHAN)
Berkata At-Thabari, dari Ibnu Abbas berkata, Allah -maha suci Dia-
mengabarkan bahwa orang yang kafir setelah dia beriman maka
dia berhak mendapatkan murka Allah dan siksa yang besar,
adapun orang yang dipaksa lalu dia mengatakan ucapan kekafiran
sedangkan hatinya menyelisihinya dengan keimanan agar dia
selamat dari musuhnya maka dia tidak berdosa, karena Allah
hanyalah menghukum hamba berdasarkan apa yang diyakini
hatinya. (Tafsir Thabari 17/305)
Ibnu Katsir berkata: "Ini adalah pengecualian dari orang yang kafir
hanya dengan lisannya saja dan menyepakati kaum musyrikin
dengan ucapannya saja karena dia dipaksa dan dalam kondisi
60
tertekan karena pukulan dan gangguan yang telah ditimpakan
kepadanya sedangkan hatinya menolak apa yang dia katakan dan
tenang dengan keimanan kepada Allah dan RasulNya." (Tafsir
Ibnu Katsir 2/587)
61
kafir, firman Allah yang berbunyi: "tetapi orang yang
melapangkan dadanya untuk kekafiran." ini bukan keyakinan
kekafiran saja seperti yang mereka kira, justru setiap orang yang
mengucapkan ucapan yang pelakunya divonis kafir menurut ahli
islam, bukan karena membacakan, bukan sebagai saksi, bukan
mengisahkan juga tidak dipaksa maka dia telah melapangkan
dadanya untuk kekafiran. (Al Fasl juz 3 hal. 117)
62
tidak menghalanginya dari agamanya. Tulang dan urat di bawah
dagingnya disisir dengan sisir besi namun hal itu tidak
menghalanginya dari agamanya. Demi Allah, sungguh urusan
(Islam) ini akan sempurna hingga ada seorang yang mengendarai
kuda berjalan dari Shana'a menuju Hadlramaut tidak ada yang
ditakutinya melainkan Allah atau (tidak ada) kekhawatiran
kepada serigala atas kambingnya. Akan tetapi kalian sangat
tergesa-gesa". (HR. Bukhari)
Ibnu Katsir berkata: "Yang paling afdlol dan paling utama adalah
seorang muslim teguh diatas agamanya walau mengakibatkan dia
dibunuh." (Tafsir Ibnu Katsir 4/606)
63
banyak atsar syari'at menunjukan atas hal ini yang jika disebutkan
semuanya maka akan panjang pemaparannya." (Ahkaamul Qur'an
3/162)
Mengambil sikap sabar ini lebih ditekankan lagi bagi orang yang
diikuti oleh awam manusia dan dijadikan contoh dalam tindakan
dan ucapannya, walaupun memang mengucapkan kekafiran
karena dipaksa itu rukhsah tapi karena ada kemungkinan orang
banyak tidak mengetahui hakikat permasalahannya yaitu apa
yang dia tampakan bertentangan dengan apa yang dia yakini,
maka tindakannya ini akan menyebabkan mereka terfitnah
bahkan terkadang sampai pada derajat haram karena bisa
menyebabkan kerusakan.
64
BATASAN IKROH YANG DIAKUI SECARA SYAR'I
65
supaya apa yang lebih berbahaya tidak ditimpakan padanya." (At-
Ta'rifaat hal.91)
66
atau merusak sebagian harta benda. Macam kedua ini merusak
kerelaan (ridlo) tapi tidak merusak pilihan (ikhtiyar), dikarenakan
tidak adanya desakan untuk melakukan apa yang dipaksakan
sebab dia masih bisa bersabar dalam menanggung apa yang
diancamkan kepadanya. (Tabyiinulhaqaiq karya Az-Zaila'i 5/181)
67
piutangmu kecuali jika kamu menurunkan sebagian dari jumlah
uang yang harus aku bayar." Lalu si pemberi utang menurunkan
harganya agar piutangnya dibayar, maka orang yang memberi
piutang tidak boleh menurunkan jumlah harga yang harus dibayar
dengan alasan khawatir seluruh harta piutangnya tidak dibayar
dengan menjadikan kekhawatirannya ini setingkat dengan ikroh
atas penurunan harga piutang, pendapat inilah yang saya
berprasangka kuat Ibnu Abi Laila berpendapat ddenganny, dan
apa yang telah kami sebutkan menunjukan benarnya pendapat
kami, dan yang menjadi dalil bahwa khawatir atas harta dan
keluarga tidak membolehkan bertaqiyyah dengab menampakan
kekufuran adalah Allah telah mewajibkan hijrah atas kaum
beriman dan tidak mengudzur mereka yang tertinggal karena
alasan harta dan keluarga.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ةٞ يرت ُ ُك ۡم َوأَمۡ ٰ َول ۡٱقتَ َر ۡفت ُ ُموهَا َوتِ ٰ َج َر َ قُ ۡل ِإن َكانَ َءا َبا ٰٓ ُؤ ُك ۡم َوأَ ۡبنَا ٰٓ ُؤ ُك ۡم َو ِإ ۡخ ٰ َونُ ُك ۡم َوأَ ۡز ٰ َو ُج ُك ۡم َو
َ ع ِش
س ِبي ِل ِهۦ َ سو ِل ِهۦ َو ِج َهاد فِي ِ َّ َب ِإلَ ۡي ُكم ِمن
ُ ٱلِل َو َر َّ ض ۡونَ َها ٰٓ أَ َح
َ س ِك ُن تَ ۡر َ ٰ سا َدهَا َو َم َ تَ ۡخش َۡونَ َك
َٱلِلُ ََّل َيهۡ دِي ۡٱلقَ ۡو َم ۡٱل ٰفَ ِس ِقين
َّ ٱلِلُ ِبأَمۡ ِر ِهۦ َو
َّ ي ت
ِ ۡ صواْ َحتَّ ٰى َي
أ ُ َّفَتَ َرب
َ
"Katakanlah, "Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-
saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai
daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka
tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya." Dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 24)
Juga berfirman:
َٰٓ ٰ ُ َ
اج ُرواْ فِي َها فأ ْولئِ َك ِ ٱلِل ٰ َو ِس َعةً فَت ُ َه ِ َّ ض ِ ض َع ِفينَ فِي ۡٱۡل َ ۡر
ُ ض قَالُ ٰٓواْ أَلَ ۡم تَ ُك ۡن أَ ۡر ۡ َقَالُواْ ُكنَّا ُم ۡست
يرا
ً ص َ َم ۡأ َو ٰٮ ُه ۡم َج َهنَّ ُم َو
ِ سا ٰٓ َء ۡت َم
68
"Mereka menjawab, "Kami orang-orang yang tertindas di Bumi
(Mekah)." Mereka (para malaikat) bertanya, "Bukankah Bumi
Allah itu luas sehingga kamu dapat berhijrah (berpindah-pindah)
di Bumi itu?" Maka orang-orang itu tempatnya di Neraka
Jahanam dan (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali,"
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 97)
(Ahkaamul Qur'an karya Al Jash-shash w.370 3/583)
69
yang wajib dilakukan, ada yang haram, ada yang mubah dan aja
juga yang rukhshah, contoh yang wajib dilakukan seperti
memakan bangkai, contoh yang haram dilakukan seperti
membunuh orang lain yang muslim, contoh yang mubah seperti
merusak harta orang lain, contoh yang rukhsah seperti
mengucapkan kata-kata kekafiran dengan lidahnya tapi hatinya
tenang dengan keimanan, terbaginya hukum-hukum ini atasnya
merupakan dalil qath'i atas tetapnya taklif, umat telah bersepakat
bahwa jika seseorang dipaksa untuk membunuh orang lain (yang
muslim) maka dia haram membunuh orang tersebut, jika dia
membunuhnya maka dia berdosa dengan dosa pembunuhan, tapi
jika dia tidak melakukan hal yang dilarang maka dia tidak berdosa,
tatkala dia berdosa maka tetaplah bahwa taklif tegak dan tetap
atasnya." (Qawathi' al Adillah karya As-Sam'ani w.489 1/119)
70
seperti mereka dipaksa untuk sujud kepada selain Allah atau
shalat tidak menghadap kiblat, membunuh muslim atau
memukulnya atau memakan hartanya, atau zina, minum khamar,
makan riba, ini diriwayatkan dari Hasan Al Bishri -radliyallahu
anhu-, ini merupakan pendapatnya Al 'Auza'i dan Suhnun dari
kalangan ulama kami."
71
memukul, merusak harta, ini semua tidak diperbolehkan saat
dipaksa, siapa yang dipaksa melakukan hal-hal ini maka dia wajib
diqishos dan mengganti rugi sebab dia melakukan hal yang
diharamkan." (Al Muhalla karya Ibnu Hazm 7/203)
72
padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa),
tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka
kemurkaan Allah menimpanya dan mereka akan mendapat azab
yang besar."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 106)
73
melakukan kekafiran sehingga mengkhawatirkan dirinya dibunuh
lalu kafir sedangkan hatinya tenang dengan keimanan maka dia
tidak dihukumi kafir dan istrinya pun tidak tertalak ba'in." (Fathul
bari 2/313)
74
hakikat, yang tidak bisa diturunkan dari hakikatnya ketingkatan
yang lebih rendah darinya.
Lalu beliau (Al Bukhari) menyebutkan hadits mauquf Sa'id bin
Zaid yang disana dia (Sa'id) berkata:
ض أ ُ ُحد ِم َّما فَ َع ْلت ُ ْم ِبعُثْ َمانَ َكانَ َم ْحقُوقًا ِ ْ علَى
َّ َاْلس َْل ِم َولَ ْو ا ْنق ُ لَقَ ْد َرأَ ْيتُنِي َو ِإ َّن
َ ع َم َر ُموثِ ِقي
ضَّ َأَ ْن َي ْنق
"aku pernah bermimpi bahwa Umar adalah peneguhku terhadap
Islam, dan sekiranya gunung Uhud runtuh karena perlakuan
kalian terhadap Utsman, niscaya gunung itu pun runtuh."
75
2. Tahdid atau intimidasi yaitu paksaan yang meniadakan
kerelaan atau ridlo tapi tidak meniadakan ikhtiyar (pilihan) secara
keseluruhan. Ini seperti kondisi orang yang dihadapkan pada dua
bahaya yang dia bisa memilih bahaya yang paling ringan diantara
dua bahaya tersebut, seperti kondisi Syu'aib alaihissalam beserta
kaumnya tatkala mereka memberikan pilihan antara kembali
kedalam kekafiran atau diusir dari kampung mereka.
76
Tatkala mereka (kaum Syu'aib) mengajak Syu'aib agar kembali
masuk kedalam agama mereka dan jika menolak maka Syu'aib
dan pengikutnya diancam akan diusir dari kampung mereka maka
Syu'aib berkata kepada kaumnya: "Sungguh, kami telah mengada-
adakan kebohongan yang besar terhadap Allah."(Al A'rof 89).
Syu'aib berkata: "Sungguh kami telah membuat kedustaan atas
Allah dan kami menduga-duga ucapan batil atas nama Allah jika
kami kembali kedalam agama kalian, kami kembali kesana setelah
Allah selamatkan kami darinya dengan diperlihatkan kepada kami
kesalahan-kesalahan agama kalian dan kebenaran petunjuk yang
kami anut, tidak mungkin kami kembali kedalam agama kalian,
menganutnya dan meninggalkan al haq yang sekarang kami anut,
"kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki." (Al A'rof 89)
kecuali jika ilmu Allah mendahului kami bahwa kami akan kembali
kesana, maka ketika itu terjadi akan berjalan kepada kami
ketentuan Allah, kehendaknya akan terealisasi kepada kami,
"Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu." (Al A'rof 89)
berkata: karena sesungguhnya ilmu Rabb kami meliputi segala
sesuatu, sesuatupun tidak ada yang tersamar bagi Allah, dialah
yang mengadakan segala sesuatu, jika pengetahuannya
mendahului kami bahwa kami akan kembali kedalam agama
kalian sedangkan segala sesuatu tidak tersamar bagiNya dan
segala sesuatu Dia lah penciptanya maka tentu apa yang telah
diketahuiNya akan terjadi, tapi jika ketentuanNya tidak ada maka
kami tidak akan kembali kedalam agama kalian. (Tafsir At-Thabari
10/318)
77
ucapan mereka " atau engkau kembali kepada agama kami"
maksudnya adalah engkau menjadi penganut agama kami. (Tafsir
Al Muharror karya Ibnu 'Athiyyah 2/427)
80
keselamatan dirinya maka mesti dirinya tertimpa seluruh hukum
baik dalam thalaq, nikah dan yang lainnya, jika dia dipenjara dan
takut lamanya pemenjaraan, atau diikat dan takut lamanya masa
ikatan, atau diancam lalu takut sebagian apa yang diancamkan
akan ditimpakan padanya maka gugurlah dosa dari apa yang
dipaksakan atasnya. (Al Umm 3/240)
81
"Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh
malaikat dalam keadaan menzalimi diri sendiri, mereka (para
malaikat) bertanya, "Bagaimana kamu ini?" Mereka menjawab,
"Kami orang-orang yang tertindas di Bumi (Mekah)." Mereka
(para malaikat) bertanya, "Bukankah Bumi Allah itu luas sehingga
kamu dapat berhijrah (berpindah-pindah) di Bumi itu?" Maka
orang-orang itu tempatnya di Neraka Jahanam dan (Jahanam) itu
seburuk-buruk tempat kembali,"
يل َ َسا ٰٓ ِء َو ۡٱل ِو ۡل ٰ َد ِن ََّل َي ۡستَ ِطيعُونَ ِحيلَةً َو ََّل َيهۡ تَدُون
ً س ِب َ ِٱلر َجا ِل َوٱلن ۡ َِإ ََّّل ۡٱل ُم ۡست
ِ َض َع ِفينَ ِمن
"kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau perempuan dan
anak-anak yang tidak berdaya dan tidak mengetahui jalan (untuk
berhijrah),"
ٰٓ
وراُ
ً غف ُ
َ عف ًّواَ ُٱلِل ۡ
َّ َعن ُه ۡم َو َكان ُ َ
َ ٱلِلُ أن يَعۡ ف َو
َّ سى َ فَأ ُ ْو ٰلَئِ َك
َ ع
"maka mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Allah
Maha Pemaaf, Maha Pengampun."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 97-99)
83
Maka Allah mengudzur orang-orang lemah yang tidak mampu
menolak dari melakukan apa yang diperintahkan, dan yang
namanya orang yang dipaksa pastilah orang yang lemah sebab
tidak mampu menolak dari melakukan apa yang diperintahkan
kepada mereka, Al Hasan berkata: "Taqiyyah berlaku sampai hari
qiyamat." Ibnu Abbas berkata mengomentari orang yang dipaksa
perampok untuk menceraikan lalu dia menceraikan istrinya, kata
Ibnu Abbas: "laysa bisyai'" (cerainya tidak berpengaruh apa-apa),
ini juga pendapat Ibnu Umar, Ibnu Zubair, As-Sya'bi, Al Hasan,
Nabi bersabda: amal itu tergantung niat." Selesai ucapan Al
Bukhari.
Disebutkan dalam Shahih Bukhari, Kitab Al Fitan bab orang yang
tidak menyukai memperbanyak jumlah pasukan fitnah dan
dzalim, dari Abul aswad mengatakan "Ada sekelompok tentara
dibentuk untuk menyerang penduduk Madinah (muslimin) dan
namaku diikut sertakan dalam daftar. Selanjutnya aku
bertemu 'Ikrimah dan kuutarakan nasibku, lantas dia melarangku
secara serius kemudian mengatakan, Ibnu Abbas mengabariku
bahwa beberapa orang muslimin ikut serta pasukan musyrik
sekedar untuk menambah jumlah pasukan demi melawan
Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lantas sebagain mereka
terkena anak panah sehingga meninggal, dan sebagian mereka
terkena luka senjata sehingga tewas, maka Allah menurunkan
ayat sebagai jawaban nasib mereka; Sesungguhnya orang-orang
yang diwafatkan Allah dalam keadaan menganiaya diri mereka
sendiri, " dan seterusnya sampai akhir ayat QS.Annisa 97.
84
hijrah sebelum datang pemaksaan kepada mereka untuk
membantu orang-orang musyrik dan memperbanyak jumlah
mereka dalam perang badar.
86
mereka, campuran kekafirannya adalah sihir, ketika penduduk
Tharablus dibawa kehadapan Bani ubaid mereka
menyembunyikan keyakinan untuk masuk kedalam agama
mereka ketika dipaksa, lalu mereka dilepaskan dalam keadaan
selamat, maka berkatalah Ibnu Abi Zaid radliyallahu anhu: mereka
(penduduk Tharablus itu) orang-orang kafir disebabkan i'tiqod
mereka itu."" (Tartibul Madarik 7/277)
Ketahuilah, semoga kami dan juga anda diberi petunjuk oleh Allah
kepada Al haq dan teguh diatasnya, orang yang meneliti kejadian
yang menimpa umat ini dari sejak zaman Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasallam akan menemukan bahwa umat ini
telah melalui berbagai fase, dahulu umat ini mengalami masa-
masa kelemahan dan pemaksaan yang lebih parah dari
kelemahan yang sekarang kita rasakan, tapi apakah Nabi
membolehkan para shahabatnya untuk melakukan kesyirikan
atau menyuruh mereka untuk berhijrah meninggalkan negeri,
harta dan rumah?! Apakah para ulama memberikan rukhshah
kepada orang awam untuk mengatakan Al Qur'an makhluk
dengan alasan istidl'af (lemah)?! Apakah mereka memberi
rukhshah untuk masuk didalam ketaatan kepada Tatar dan
88
mongol saat mereka menguasai berbagai negeri dan
mengendalikan leher para hamba...apakah...apakah....
89
MENGHAPUS TIPUAN SYUBHAT PARA ANTEK IBLIS
Syubhat Iblis 1
Bantahan:
90
berkata; Sesungguhnya aku hanya ingin menguji kalian apakah
kalian masih mencintai agama kalian atau tidak, dan sungguh aku
telah melihat kalian dalam keadaan yang aku sukai. Lalu
merekapun bersujud dan ridla atas ungkapan kaisar. (HR. Bukhari
no.4188 bab surat ali imron ayat 64)
Sisi pendalilan: Kaisar Hiroqla walaupun dia seorang raja tapi dia
tidak mampu memaksa kaumnya untuk masuk islam padahal dia
memegang tampuk kekuasaan. Begitu pula Raja Najasyi, dia
masuk islam dan turun beberapa ayat tentangnya diantaranya
adalah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
ِ ع َرفُواْ ِمنَ ۡٱل َح
ق َ يض ِمنَ ٱلدَّمۡ ِع ِم َّما ُ سو ِل تَ َر ٰ ٰٓى أَ ۡعيُنَ ُه ۡم تَ ِف
ُ ٱلر ِ ُ س ِمعُواْ َما ٰٓ أ
َّ نز َل ِإلَى َ َو ِإذَا
َّ ٰ يَقُولُونَ َربَّنَا ٰٓ َءا َمنَّا فَ ۡٱكت ُ ۡبنَا َم َع ٱل
َش ِهدِين
"Dan apabila mereka mendengarkan apa (Al-Qur'an) yang
diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka
mencucurkan air mata disebabkan kebenaran yang telah mereka
ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri), seraya berkata, "Ya
Tuhan, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-
orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al-Qur'an dan kenabian
Muhammad)."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 83)
Sebagaimana sebab turunnya ayat ini disebutkan dalam musnad
yang shahih, ketika dia wafat tidak ada seorangpun yang
menshalatinya, Nabi shallallahu alaihi wasallam yang kemudian
menshalatinya.
ْ َسلَّ َم ِإلَى أ
ص َحابِ ِه َ علَ ْي ِه َو ُ َّ صلَّى
َ ّٰللا َ ي ُّ ِع ْنهُ قَا َل نَ َعى النَّب
َ ّٰللا
ُ َّ ي ِ ع ْن أَبِي ُه َري َْرةَ َر
َ ض َ
صفُّوا خ َْلفَهُ فَ َكب ََّر أَ ْربَعًاَ َي ث ُ َّم تَقَد ََّم ف
َّ النَّ َجا ِش
Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan k
epada kami Yazid bin Zurai' telah menceritakan kepada kami Ma'
91
mar dari Az Zuhriy dari Sa'id dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu b
erkata,: “Nabi Shallallahu'alaihiwasallam mengumumkan
kematian An-Najasyi, kemudian Beliau maju dan para shahabat
membuat barisan di belakang beliau, Beliau lalu takbir empat
kali. (HR. Bukhari)
92
pemimpin negeri itu termasuk t09hut, tapi kaum muslimin telah
berhijrah ke Habasyah diawal masa pertumbuhan islam?!
Adapun hukum yang kedua yaitu hukum syar'i diini inilah tempat
diperintahnya orang-orang mukallaf, sebab ini merupakan hukum
yang terkait dengan uluhiyyah Allah (ketuhanan Allah) dan
syari'atnya, hukum ini kadang terjadi kadang juga tidak terjadi,
hukum ini secara khusus semuanya mengandung kebaikan dan
hukum ini pasti dicintai dan diridloi Allah, seperti firman Allah:
س ُن ِإ َّن َرب ََّك ُه َو َ ي أَ ۡح ه
ِ ي ت
ِ َّ ٱل ب
ِ مهُ ۡ سنَ ِة َو ٰ َجد
ِل َ ح
َ ۡ ظ ِة
ٱل َ ع
ِ وۡ م
َ ۡ س ِبي ِل َر ِب َك ِب ۡٱل ِح ۡك َم ِة َو
ٱل َ ۡٱدعُ ِإلَ ٰى
َ
َس ِبي ِل ِهۦ َو ُه َو أَ ۡعلَ ُم ِب ۡٱل ُمهۡ تَدِين
َ عن َ ض َّل َ أَ ۡعلَ ُم ِب َمن
94
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 125)
95
Allah telah memerintahkan kita untuk berdakwah, berhijrah,
berperang dan berhukum dengan syari'atNya dan tidak
memerintahkan kita untuk menjadikan para pembuat hukum
sebagai andad (tandingan-tandingan) Allah, disamping Allah
Ta'ala juga membolehkan kita hidup ditengah orang-orang kafir
dan dibawah kekuasaan mereka karena kelemahan kita dan
keberadaan dan keberkuasaan mereka ditakdirkan atas kita.
Hijrah ini jjug hanya Allah wajibkan kepada mereka yang mampu
dan dimaafkan dari mereka yang lemah, hijrah ini amalan yang
disyari'atkan, maka tidak ada jalan untuk mengqiyaskannya
dengan pemilihan demokrasi yang syirik, sebab orang yang
berhijrah tidak berpartisipasi dalam mengangkat penguasa kafir
atau menerima hukumnya setelah mengetahui kekafirannya
sebagaimana kondisi para pemilih demokrasi yang memilih
96
dengan berdasarkan fatwa para bul'am padahal dia mengetahui
hakikat pemilihan dan berusaha memilih para toghut itu, padahal
Allah telah memerintahkan untuk menjauhi to9hut, bukan malah
mengangkatnya untuk berkuasa dan menjadikan dirinya sebagi
fir'aun yang berseru ditengah manusia "akulah Rabb kalian yang
paling tinggi".
97
tinggal di negeri kaum muslimin." Aku bertanya, jika saya
katakan: “saya membela apa yang menjadi hak kaum muslimin,
adapun orang kafir tidak," dia menjawab: "jika selain kaum
muslimin yang tinggal disana kamu jadikan aman maka kamu juga
harus membela mereka," aku bertanya: “keadaan mereka apakah
sama dengan keadaan muslimin?!” Dia menjawab: "tidak", aku
bertanya: “lalu bagaimana kamu menganggap harus membela
mereka padahal keadaan mereka berbeda dengan keadaan
muslimin?! Mereka itu walaupun sama-sama tinggal di negeri
islam tapi berbeda dalam apa yang menjadi keharusan mereka
kepada kaum muslimin!
Berkata Asy-Syafi'i: “Walaupun boleh bagi kita berperang demi
membela mereka dan menyelamatkan individu mereka jika
ditawan, sedang kita mengetahui kesyirikan yang mereka anut,
tapi mengembalikan mereka ke penguasa mereka lebih ringan
dan lebih utama bagi kita, walaupun penguasa mereka
memutuskan dengan hukum yang kita tidak mengetahuinya,
Allahu a'lam.” (kitab Al Umm 6/152)
Syubhat Iblis 2
98
buatan, tapi untuk menolak keburukan As-Sisi!.” Apakah orang
yang mencoblos ini kafir atau muslim?!
Sudah maklum bagi thalibul ilmi bahwa sekedar ikut serta dalam
pemilihan saja bukanlah kekafiran yang jelas, sebab terkadang
pelakunya tidak mengetahui keadaan pemilihan (jahil hal),
pemilihan demokrasi termasuk kedalam kekafiran yang bersifat
lazim atau ma'al (konsekuensi) atau kekufuran yang sifatnya
perantara (wasail), rangkaian yang dilemparkan kedalam syubhat
ini adalah istilah-istilah yang dihias indah untuk menipu orang
awam.
Komentar:
Jahil hal (tidak mengetahui keadaan) adalah tidak mengetahui
ucapan atau tindakan sebenarnya, bukan tidak mengetahui
hukumnya (jahil hukum).
99
Orang yang tidak mengetahui kondisi sebenarnya (jahil hal) dalam
pandangan peradilan syar’i maka dia diudzur dengan sebab
ketidak tahuanya itu, itu pun jika sudah jelas berdasarkan
berbagai indikasi (qarinah) bahwa dia benar-benar tidak
mengetahui hakikat apa yang dia lakukan, jahil hal ini kadang
ada pada sebagian pemilih, adapun kandidat calon yang dipilih
dia itu t09hut, sama saja baik kepala daerah atau anggota
legislatif atau presiden, sebab mereka menjadikan dirinya sebagai
tandingan Allah dalam hal tasyri' (pembuatan undang-undang).
Peserta pemilih yang jahil hal juga DIHUKUMI KAFIR bagi orang
yang tidak mengetahui kondisinya, sebab dia telah menampakan
pekerjaan kekafiran, dan jahil hal sendiri merupakan urusan batin
yang tidak mungkin diketahui kecuali setelah orangnya ditangkap
dan dimintai penjelasan, maka bagi orang yang ikut pemilihan
demokrasi jangan mencela kecuali kepada dirinya sendiri, dia
sendiri yang mengendalikan dirinya dan menyampaikannya
kedalam kebinasaan.
100
dengan melakukan kesyirikan yaitu melakukan pemilu demokrasi
dan mengangkat tandingan bagi Allah.
Orang yang menyembelih unta Nabi Shalih hanya satu orang, tapi
karena kaumnya membantunya dalam melakukan tindakan buruk
dan keji ini juga mereka menyetujuinya, maka Allah samakan
semuanya dalam sebutan "penyembelih unta" dan Allah
menghukum mereka semuanya, kecuali orang yang beriman
kepada Nabi Shalih, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
َ فَ َكذَّبُوهُ فَ َعقَ ُروهَا فَ َدمۡ َد َم
َ َع َل ۡي ِه ۡم َربُّ ُهم ِبذَن ِب ِه ۡم ف
س َّو ٰٮ َها
"Namun mereka mendustakannya dan merekapun
menyembelihnya, karena itu Rabb mereka membinasakan
mereka karena dosanya, lalu diratakan-Nya (dengan tanah)."
(QS. Asy-Syams 91: Ayat 14)
103
secara mutlak yang tidak ada lagi kerusakan lagi setelahnya, dan
menolak kerusakan ini merupakan kewajiban yang paling wajib.
Maka demi Allah jawablah oleh kalian, kerusakan apa yang paling
besar dalam agama Allah yang paling wajib ditolak dan dijauhi?!
Bukankan menyekutukan Allah dan mengkufurinya merupakan
kerusakan terbesar dalam agama Allah secara mutlak?! Bukankah
menolak kesyirikan dan kekufuran dari manusia dan negeri
merupakan tingkatan jihad tertinggi yang mana nyawa dan harta
dikerahkan demi menolak kerusakan ini dan meraih kebalikan
dari kesyirikan ini yakni mentauhidkan Allah dan
mengibadatiNya?!
104
salah satu kandidat pasti terjadi, tidak bisa tidak, sedangkan vonis
syiriknya kandidat itu telah pasti baik kita memilihnya atau tidak
memilihnya, tapi jika kita memilih bahaya yang paling ringan dari
kandidat itu maka itu lebih bermanfaat bagi kita sepanjang antara
kita ikut memilih dan tidak ikut memilih hasilnya tetap sama.”
Maka kita jawab: wahai hamba Allah yang muslim, anda itu
diperintah untuk bertauhid, menjauhi syirik dan memeranginya
tatkala mampu, untuk tujuan inilah anda diciptakan, anda tidak
dituntut untuk meniadakan kesyirikan, kekufuran, keburukan dan
kebatilan dari realita secara keseluruhan.
105
hujjah yang rapuh lagi cacat itu dibenarkan oleh firman Allah
berikut:
َ قُ ۡل ه َۡل نُن َِبئ ُ ُكم ِب ۡٱۡل َ ۡخ
س ِرينَ أَ ۡع ٰ َم ًل
"Katakanlah (Muhammad), "Apakah perlu Kami beri tahukan
kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya?"
َ سعۡ يُ ُه ۡم فِي ۡٱل َح ٰ َيوةِ ٱلد ُّۡن َيا َو ُه ۡم َي ۡح
ُ َسبُونَ أَنَّ ُه ۡم يُ ۡح ِسنُون
ص ۡن ًعا َ َٱلَّذِين
َ ض َّل
"(Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia,
sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya."
ٰٓ
ط ۡت أَ ۡع ٰ َملُ ُه ۡم فَ َل نُ ِقي ُم لَ ُه ۡم َي ۡو َم ۡٱل ِق ٰ َي َم ِة َو ۡزنًا ِ أ ُ ْو ٰلَئِ َك ٱلَّذِينَ َكفَ ُرواْ ِبئَا ٰ َي
َ ت َر ِب ِه ۡم َو ِلقَآٰئِ ِهۦ فَ َح ِب
"Mereka itu adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan
mereka dan (tidak percaya) terhadap pertemuan dengan-Nya.
Maka sia-sia amal mereka, dan Kami tidak memberikan
penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari Kiamat."
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 103-105)
Siapa yang ingin menolak keburukan para t09hut itu maka harus
dengan metode syar'i yaitu dengan ber7ihad di jalan Allah dengan
tangan dan lisan, jika belum mampu maka hendaknya berhijrah
dari negeri mereka ke negeri islam atau ke negeri yang fitnahnya
terhadap agama kaum muslimin lebih ringan, sebagaimana para
shahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam berhijrah dari Makah ke
Habasyah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ٰ
ُون َ َّة فَإِيٞ ضي ٰ َو ِس َع
ۡ َي ف
ِ ٱعبُد ِ ِي ٱلَّذِينَ َءا َمنُ ٰٓواْ ِإ َّن أَ ۡر
َ ٰيَ ِعبَاد
"Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Sungguh, bumi-Ku luas,
maka sembahlah Aku (saja)."
(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 56)
106
telah sepakat bahwa orang kafir itu tidak memiliki kekuasaan atas
kaum muslimin dalam kondisi apapun." (Ahkamu Ahlidzimmah
2/787)
107
yang baik. (HR. Muslim)
Syubhat Iblis 3
Pertama:
Hadits ini shahih diriwayatkan Bukhari dalam shahihnya dan
disebutkan dalam tiga tempat, pertama: bab dusta saat perang,
kedua: bab membunuh ahli harbi saat lengah, ketiga: bab
terbunuhnya Ka'ab bin Asyrof, begitu juga An-Nasai dalam
Sunannya no.8587 menempatkannya dibawah judul "bab
dirukhshohnya berdusta saat perang", Al Baihaqi dalam Sunan al
Kubro no.13280 menempatkannya dibawah judul: khianat mata
yang diharamkan selain tipudaya dalam perang.
108
ب أَ ْن أَ ْقتُلَهُ قَا َل نَ َع ْم قَا َل فَأْذَ ْن ِلي أَ ْن ُّ ّٰللا أَت ُ ِح
ِ َّ سو َل ُ ام ُم َح َّم ُد ب ُْن َم ْسلَ َمةَ فَقَا َل يَا َر َ َسولَهُ فَقُ َو َر
َ سأَلَنَا
ص َدقَةً َو ِإنَّهُ قَ ْد َ الر ُج َل قَ ْد َّ ش ْيئًا قَا َل قُ ْل فَأَتَاهُ ُم َح َّم ُد ب ُْن َم ْسلَ َمةَ فَقَا َل ِإ َّن َهذَا َ أَقُو َل
ُعه َ ب أَ ْن نَ َد ُّ ّٰللا لَتَ َملُّنَّهُ قَا َل ِإنَّا قَ ْد اتَّبَ ْعنَاهُ فَ َل نُ ِح
ِ َّ ضا َوً عنَّانَا َو ِإنِي قَ ْد أَتَ ْيت ُ َك أَ ْستَ ْس ِلفُ َك قَا َل َوأَ ْي
َ
ع ْمرو َ ير شَأْنُهُ َوقَ ْد أَ َر ْدنَا أَ ْن ت ُ ْس ِلفَنَا َو ْسقًا أَ ْو َو ْسقَ ْينِو َح َّدثَنَا ُ ص ِ َش ْيء ي َ ِ ظ َر ِإلَى أَي ُ َحتَّى نَ ْن
...غي َْر َم َّرة فَلَ ْم يَ ْذ ُك ْر َو ْسقًا أَ ْو َو ْسقَي ِْن أَ ْو فَقُ ْلتُ لَهُ فِي ِه َو ْسقًا أَ ْو َو ْسقَي ِْن َ
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah telah
menceritakan kepada kami Sufyan Amr berkata, aku mendengar
Jabir bin Abdullah radliallahu 'anhuma berkata, "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapakah yang akan
membunuh Ka'b bin Asyraf yang telah durhaka kepada Allah dan
melukai Rasul-Nya?" Maka Muhammad bin Maslamah berdiri
dan berkata, "Wahai Rasulullah, sukakah anda jika aku yang akan
membunuhnya?" beliau menjawab: "Ya." Muhammad bin
Maslamah berkata, "Izinkan aku untuk mengatakan sesuatu."
Beliau bersabda: "Katakanlah." Setelah itu Maslamah
mendatangi Ka'b, lalu dia berkata, "Sesungguhnya laki-laki itu
(maksudnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam -pent) telah
meminta sedekah kepada kami padahal kami dalam keadaan
susah, oleh karena itu aku datang kepadamu untuk berhutang."
Ka'b berkata, "Dan juga -demi Allah- kalian akan bosan
kepadanya." Maslamah berkata, "Sesungguhnya kami telah
mengikutinya, dan kami tidak suka meninggalkannya hingga
kami mengetahui akhir kesudahannya, dan kami hendak
meminjam satu atau dua wasaq."
Berkata Ibnu Hajar: "yang nampak adalah apa yang mereka
katakan itu tidak ada sedikit pun unsur kebohongan, semua yang
mereka katakan hanya isyarat saja sebagaimana yang telah lalu,
tapi hal itu dijelaskan oleh ucapan Muhamad bin Maslamah
kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam pertama kali dengan
mengatakan: "izinkan aku untuk mengatakan," Nabi bersabda:
109
"katakanlah", ini masuk juga idzin untuk berbohong baik terang-
terangan ataupun isyarat, tambahan ini walaupun tidak
disebutkan dalam rangkaian hadits bab ini, tapi ini tetap
sebagaimana disebutkan dalam bab sesudahnya. (Fathul Bari
6/159)
Kedua:
Ayat firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
ِ ۡ ٱلِل ِمن َبعۡ ِد ِإي ٰ َمنِ ِه ٰٓۦ ِإ ََّّل َم ۡن أ ُ ۡك ِر َه َوقَ ۡلبُهُۥ ُم ۡط َمئِ ُّن ِب
ٱْلي ٰ َم ِن ِ َّ َمن َكفَ َر ِب
"Barang siapa kafir kepada Allah setelah dia beriman (dia
mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir
padahal hatinya tetap tenang dalam keimanan."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 106)
111
kami dalam keadaan susah," ucapannya ini mengandung
kemungkinan untuk dita'wilkan oleh para pengikut Muhamad bin
Maslamah bahwa itu karena urusan dunia menurut pemahaman
Ka'ab bin Asyrof, bukan kebohongan murni, justru itu tauriyah
dan membelokan maksud ucapan, sebab disana dia menyiratkan
balasan yang mengikutinya kelak di akhirat dan menyebutkan
kelelahan dan kesulitan yang mereka rasakan di dunia, adapun
bohong yang sebenarnya adalah menceritakan sesuatu berbeda
dengan keadaan sebenarnya, jadi disana dia hanya merubah
dzohir ucapannya, adapun isi maknanya sesuai, dan dusta yang
sebenarnya itu sedikitpun tidak diperbolehkan dalam Diin ini."
(Syarah Shahih Bukhari 5/189)
112
demi Allah, pasti kamu akan meninggalkannya". Kata
Muhammad,: "Sungguh kami telah mengikutinya dan kami tidak
mau bila meninggalkannya hingga kami melihat apa yang akan
terjadi dengan urusannya". Dia berkata: "Dia terus saja berkata-
kata hingga setelah ada kesempatan Muhammad membunuhnya.
113
menaklukan Khaibar, Hajjaj bin 'ilath berkata: "wahai Rasulallah,
di makah saya memiliki harta, disana juga saya punya keluarga,
sungguh saya ingin mendatangi mereka, masalah saya akan beres
jika saya mendapatkan izin dari anda untuk mengatakan sesuatu,
maka Rasul memberikan izin kepadanya untuk mengatakan apa
yang dia inginkan, lalu ketika datang ke Makah dia (Hajjaj)
mendatangi istrinya dan berkata: "kumpulkan apapun harta yang
ada padamu sebab aku hendak membeli harta ghanimah
Muhamad dan para shahabatnya, sebab mereka telah dikalahkan
dan harta mereka dirampas," Anas berkata: lalu perkataannya
tersebar dikalangan penduduk Makah sehingga kaum Muslimin
terbungkam dan kaum musyrikin bergembira dan bersukacita,
Anas berkata: berita itu sampai kepada Abbas, dia ingin berdiri
dan keluar tapi punggungnya terasa lemah tidak mampu berdiri."
114
mengatakan sesuatu." Beliau bersabda: "Katakanlah." Ini
merupakan dalil bolehnya ta'ridl (sindiran) karena dlorurot,
karena hukuman itu tergantung niat dan maksud, dan ucapannya
lafadz عناناarti dzohirnya adalah "melelahkan kami," sedangkan
arti bathinnya shohih, sebab payah dan lelah dalam ridlo Allah
ta'ala disyari'atkan dan berpahala, sedangkan jihad, shalat,
shodaqoh dan amal kebaikan lainnya merupakan kepayahan
yang terpuji dan meninggalkan amal taqorrub itu tercela.
(Ikmaalul Mu'allim 6/177)
115
mengandung kekafiran, tapi itu adalah ta'ridl dan tauriyyah yang
maksudnya benar tapi dipahami oleh lawan bicara sesuai dengan
yang diinginkannya, ini dibolehkan dalam peperangan sebab
perang itu tipu daya.
116
disuruh taubat jika menganggap Nabi shallallahu alaihi wasallam
berkhianat, inilah pendapat Muhamad bin Maslamah menurut
ulama yang berpendapat dengan ini, sebab menuduh Nabi
berkhianat merupakan kezindikan. (Tafsir Qurtubi 8/82).
Syubhat Iblis 4
118
Qatadah berkata: "aku bertanya kepada Sa'id bin Musayyab:
"seorang laki-laki yang terkena sihir -atau dihalangi mendatangi
istrinya- apakah dilepaskan dari sihir itu atau dilakukan nusyrah
(jampi/ruqyah)?! Dia menjawab: "hal itu tidak dilarang,
sesungguhnya mereka menginginkan kebaikan dengan hal itu.
Apapun yang bermanfaat bagi manusia maka tidak dilarang."
Dalam riwayat lain Sa'id berkata: "tidak apa-apa, dengan hal itu
mereka hanya menginginkan kebaikan.” (Diriwayatkan Al Atsram
dalam sunannya sebagaimana dicantumkan dalam Taghliqutta'liq
1/50).
119
Sisi pendalilan: dari riwayat-riwayat diatas tidak ada
menyebutkan bolehnya menyihir sama sekali, garis besar ucapan-
ucapan diatas berbicara seputar rukhsoh dalam melakukan
nusyroh, nanti kita akan bahas apa yang dimaksudkan disini
dengan izin Allah.
121
dinisbatkan kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, "barang
siapa bisa memberi manfaat kepada saudaranya maka hendaknya
dilakukan." Pensyari'atan ruqyah didukung keterangan pada
hadits "Ain adalah haq" dalam kisah mandinya pelaku 'ain.
Abdurrazzaq meriwayatkan dari As-Sya'bi, dia berkata, tidak
mengapa menggunakan nusyroh arab yang jika dilakukan tidak
mendatangkan bahaya, yaitu seseorang keluar ketempat pohon
berduri, lalu mengambil dari arah kanan dan kirinya, kemudian
menumbuknya dan dibacakan, lalu digunakan untuk mandi."
Ibnu Baththal menyebutkan bahwa dalam kitab-kitab Wahab bin
Munabbih disebutkan, hendaknya seseorang mengambil 7 lembar
daun bidara hijau, lalu menumbuknya diantara dua batu, setelah
itu ditaruh di air lalu dibacakan ayat kursi serta surat al qawaqil
(al ikhlas, al falaq dan an-nas), lalu meminum darinya tiga kali
tegukan, lalu sisanya digunakan untuk mandi, niscaya penyakit
yang dideritanya akan hilang, ini cukup bagus untuk orang yang
terhalang berhubungan intim dengan istrinya. Diantara ulama
yang menegaskan bolehnya nusyroh adalah Al Muzani sahabat
imam Syafi'i, Abu Ja'far Ath-thabari dan selain keduanya. (Fathul
Bari Ibnu Hajar 10/233)
Sisi pendalilan: dari ucapan Sa'id bin Musayyab ini, Imam Bukhari
tidak memahami bahwa Sa'id membolehkan untuk
mempraktekan sihir yang kafir demi alasan dlorurot dan
kesembuhan, beliau memahami masalah ini sebagaimana
pemaparan diatas, ini dia Imam Ahmad, Al Muzani, As-sya'bi dan
yang lainnya mereka membolehkan nusyroh, masalah ini masyhur
dikalangan salaf dan ini tempatnya perselisihan pendapat, apakah
perselisihan pendapat dikalangan salaf ini dalam masalah
bolehnya melakukan sihir yang kafir demi alasan dlorurot atau
122
hanya sebatas masalah nusyroh yang dibolehkan? Apakah dalam
masalah nusyroh ini ada dalil yang menjelaskannya secara tegas
atau itu bagian dari pengobatan sehingga dalilnya diambil dari
dalil umum yang menganjurkan untuk berobat?! Masuk kedalam
dalil umum anjuran untuk berobat inilah yang dipahami oleh para
shahabat diantaranya oleh Asma' binti Abu Bakar radliyallahu
anha.
Tata cara nusyroh yang paling utama adalah apa yang dipraktekan
Asma' dalam tata cara meredakan panas demam, dia memercikan
sedikit air pada badan penderita demam antara kedua tangan dan
pakaiannya, hal itu termasuk nusyroh yang dibolehkan,
sedangkan para shahabat terutama semisal Asma' yang mana
beliau sering masuk kedalam rumah Nabi tentu lebih mengerti
apa yang dimaksudkan daripada shahabat lainnya. (Fathul Bari
10/176)
123
benar bahwa kesembuhannya akibat dari nusyroh yang
dilakukannya, sebab setiap hal yang tidak diambil manfaat secara
meyakinkan maka memakan harta darinya statusnya batil
(haram), dan telah tetap hadits dari Nabi shallallahu alaihi
wasallam bahwa beliau menyuruh menggunakan nusyroh untuk
orang yang terkena 'ain. (At-Tamhid karya Ibnu Abdil Barr 6/241)
124
sihir maka kami tanyakan padanya: jelaskan sihirmu kepada
kami!, jika dia mensifati apa yang mengharuskannya kafir seperti
apa yang diyakini penduduk Babil yaitu bertaqarrub (beribadah)
kepada bintang-bintang yang tujuh maka dia kafir, jika sihirnya
tidak mengharuskannya kafir tapi jika dia meyakini boleh
mempelajarinya maka dia kafir juga. (Al Ifshoh 'an Ma'ani Ash-
Shahhah karya Ibnu Hubairoh 2/185)
125
hadits yang disebutkan oleh al Bukhari, Al muzani condong
kepada pendapat ini tapi Al Hasan al Bashri membencinya. As-
Sya'bi berkata: “tidak apa-apa melakukan nusyroh.” Ibnu Batthal
berkata: “dalam kitabnya Wahab bin Munabbih disebutkan:
hendaknya mengambil 7 lembar daun bidara yang masih hijau,
lalu ditumbuk antara dua batu, lantas dicampur dengan air, lalu
dibacakan padanya ayat kursi, kemudian minum darinya tiga kali
tegukan dan sisanya digunakan untuk mandi, sebab dengan
ramuan ini segala penyakit yang ada padanya akan hilang, jika
Allah menghendaki, ramuan ini juga sangat baik bagi laki-laki yang
dihalangi dari menggauli istrinya. (Tafsir Al Qurtubi 2/50)
126
berfaidah sebagai penyembuhan. Al Hasan berkata: aku bertanya
kepada Anas, dia menjawab: “mereka (para sahabat)
menyebutkan dari Nabi bahwa itu (nusyroh dengan minum
basuhan tulisan qur'an) dari setan.” Abu Dawud meriwayatkan
hadits Jabir bin Abdillah, dia berkata: “Rasul shallallahu alaihi
wasallam ditanya tentang nusyroh, beliau menjawab: "termasuk
perbuatan setan". Ibnu Abdil Barr berkata: "atsar ini lemah juga
mengandung beberapa kemungkinan, hadits ini dibawa pada
nusyroh yang keluar dari ketentuan kitabullah dan sunnah
Rasulnya,”'ayy” adalah metode pengobatan yang sudah dikenal,
adapun nusyroh dia merupakan bagian pengobatan yaitu air
bekas cucian sesuatu yang memiliki keutamaan, seperti air bekas
wudlunya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, Rasul shallallahu
alaihi wasallam bersabda: “Tidak apa-apa menggunakan ruqyah
selama tidak mengandung kesyirikan, barang siapa diantara
kalian mampu memberi manfaat kepada saudaranya maka
hendaknya dia melakukannya.” Saya (Al Qurtubi) berkata: kami
telah menyebutkan nash tentang nusyroh secara marfu'
(dinisbatkan kepada Nabi) dan nusyroh itu tidak boleh dilakukan
kecuali dari kitabullah, maka ikutilah. (Tafsir Al Qurtubi 10/319)
128
penyihir selama cara mengobatinya tidak diharamkan maka tidak
mengapa, Nabi shallallahu alaihi wasallam telah mengizinkan
untuk berobat dan memerintahkan umatnya untuk
melakukannya, beliau bersabda: "sesungguhnya Allah tidak
menurunkan penyakit kecuali Allah menurunkan juga obatnya,
orang yang mengetahui obatnya maka dia mengetahui dan orang
yang tidak mengetahuinya maka dia tidak mengetahui." Orang
yang mengetahui cara pengobatannya sama saja baik dia tukang
sihir ataupun bukan, adapun makna pelarangan Nabi dari
mendatangi tukang sihir itu terbatas jika membenarkan apa yang
mereka katakan setelah mengetahui dia mendatangi penyihir itu
dikarenakan dia penyihir atau dukun, adapun orang yang
mendatangi mereka bukan karena hal itu sedang dia
mengetahuinya berikut keadaannya maka sekedar
mendatanginya itu tidak dilarang. (Syarah As-Shahih karya Ibnu
Batthal 9/455)
129
darinya tiga kali tegukan dan mandi dengannya, hal itu bisa
menghilangkan penyakit yang ada padanya, jika Allah
menghendaki, hal itu juga baik bagi orang yang dihalangi dari
menyetubuhi istrinya. Ucapannya kepada Nabi"kenapa anda tidak
melakukan nusyroh?!" Itu menunjukan bahwa nusyroh itu boleh
sebagaimana dikatakan Sya'bi, dan itu sudah dikenal dikalangan
mereka sebagi metode untuk mengobati sihir dan semisalnya,
adapun sabda Nabi: "adapun Allah, maka Dia telah
menyembuhkanku," dan beliau tidak mengingkari Aisyah, itu
menunjukan bolehnya menggunakan metode nusyroh jika Allah
tidak menyembuhkan beliau, maka tidak ada makna yang bisa
dipegang oleh orang yang nengingkari nusyroh. (Syarah As-Shahih
karya Ibnu Batthal 9/446)
130
Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya dari Shafiyyah dari
sebagian istri-istri Nabi, Nabi shallallahu alaihi wasallam
bersabda: "Siapa yang mendatangi 'arrof lalu bertanya kepadanya
tentang sesuatu maka shalatnya tidak akan diterima 40 malam.
131
Abu Ubaid rahimahullah memberi judul babnya dalam kitab Al
Iman 1/67 dengan judul "Bab Keluar Dari Iman Dengan Sebab
Maksiat".
Abu Ubaid berkata: "Adapun dalil-dalil yang menyebutkan
tentang dosa dan kejahatan, atsar-atsar ini datang dengan
penguatan atas 4 macam: dua macam meniadakan iman dan
keberlepasan diri dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, dua hal
lagi menyebutkan syirik dan kekufuran, semua yang 4 macam ini
terkumpul dalam hadits yang bermacam-macam. Lalu dia
menyebutkan keempat macam itu berikut semua dalil-dalilnya di
halaman 1/71, kemudian dia berkata: "sabda Nabi: "barang siapa
mendatangi tukang sihir atau dukun lalu membenarkan
ucapannya, atau menyetubuhi wanita yang sedang haid, atau
menyetubuhi wanita di duburnya, maka dia telah berlepas diri
dari apa yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu alaihi
wasallam atau kafir kepada ajaran yang diturunkan kepada
Muhammad shallallahu alaihi wasallam." Dan ucapan Abdullah
"mencela mu'min adalah kefasikan dan membunuhnya adalah
kekafiran" sebagian ulama memarfu'kannya.
Lalu beliau menjelaskan pendapat-pendapat ulama dalam
menta'wil keempat macam itu di halaman 1/74, dia berkata: "dari
keempat macam yang bersumber dari hadits-hadits ini dalam
menta'wilnya para ulama terbagi kedalam 4 kelompok:
Kelompok pertama berpendapat dengan kufur ni'mat.
Kelompok kedua berpendapat dengan taghlidz (penguatan) dan
menakut-nakuti.
Kelompok ketiga dengan kafir murtad.
Kelompok keempat menghilangkan dan menolak semuanya.
Seluruh pendapat ini menurut kami tertolak dan tidak bisa
132
diterima sebab mengandung kecacatan dan kerusakan.
Lalu dia membantah keempat macam pendapat kelompok ini
dengan hujjah dan dalil dan mendatangkan pendapat ahli sunnah
berikut dalilnya juga di halaman 1/78, dia berkata:
"Sesungguhnya pendapat kami dalam bab ini seluruhnya adalah:
maksiat dan dosa tidak dapat menghilangkan keimanan dan juga
tidak mengharuskan kekafiran, tapi maksiat ini menghilangkan
hakikat dan keikhlasannya yang mana Allah mensifati pelakunya
dengannya, dan Allah memberi syarat atas mereka di banyak
tempat dalam kitabNya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ۡ ٰٓ ۡ ٰ ٰ ٰٓ ٰ ٰ ۡ ۡ َّ ٰٓ ٰ
َوف َوٱلنَّا ُهون ِ س ِجدُونَ ٱۡل ِم ُرونَ ِبٱل َمعۡ ُر َّ ٱلر ِكعُونَ ٱل َّ ٱلتئِبُونَ ٱل ٰ َع ِبدُونَ ٱل َح ِمدُونَ ٱل
َّ َسئِ ُحون
َٱلِل َو َب ِش ِر ۡٱل ُم ۡؤ ِمنِين
ِ َّ ظونَ ِل ُحدُو ِد ُ ع ِن ۡٱل ُمن َك ِر َو ۡٱل ٰ َح ِف َ
"Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, beribadah,
memuji (Allah), mengembara (demi ilmu dan agama), rukuk,
sujud, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang
mungkar, dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan
133
gembirakanlah orang-orang yang beriman."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 111-112)
Adapun yang jadi contoh dalam Al Qur'an adalah firman Allah:
ٰٓ
َٱلِلُ فَأ ُ ْو ٰلَ ِئ َك ُه ُم ۡٱل ٰ َك ِف ُرون
َّ َو َمن لَّ ۡم َي ۡح ُكم ِب َما ٰٓ أَنزَ َل
"Barang siapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan
Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 44)
Ibnu 'Abbas berkata: "bukan kekafiran yang mengeluarkan dari
Millah." Atho bin Abi Robah berkata: "kekafiran dibawah kufur
akbar", telah jelas bagi kita bahwa itu bukan kekafiran yang
mengeluarkan dari islam dan agamanya tetap diatas keadaannya
walaupun tercampur dengan dosa, berarti ayat ini maknanya
harus menyelisihi orang kafir dan sunnahnya (kebiasaannya)
sebagaimana menyelisihi mereka dalam kekafirannya, sebab
diantara kebiasaan orang kafir adalah memutuskan dengan selain
hukum Allah, apa kamu tidak mendengar firman Allah:
َأَفَ ُح ۡك َم ۡٱل ٰ َج ِه ِليَّ ِة َي ۡبغُون
"Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki?"
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 50)
Ta'wil ayat ini menurut ahli tafsir yaitu orang yang memutuskan
dengan hukum yang tidak diturunkan Allah sementara dia diatas
agama islam maka dengan keputusannya ini dia seperti ahli
jahiliyyah, sebab seperti itulah ahli jahiliyyah ketika memutuskan
hukum.
135
dari Nabi shallallahu alaihinwasallam bahwa mencela muslim
adalah kefasikan dan membunuhnya kekafiran dan ciri munafik,
maknanya adalah -Allah lebih mengetahui- bahwa seorang
muslim jika mencela muslim lainnya dan menuduhnya telah
berzina (qadzaf) maka dia telah berdusta, sedangkan pendusta itu
orang fasik, maka hilanglah darinya sebutan iman, dengan
menghalalkan pembunuhannya jadilah dia kafir, telah datang
makna hal itu dalam riwayat Ibnu Mas'ud...
1900- telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin Ubaid, telah
mengabarkan kepada kami Ali bin Abdullah bin Mubasyir, dia
berkata: telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Sinan,
berkata: menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi dari
Sufyan dari Abu Ishaq dari Hubairoh bin Yarim dari Abdullah, dia
berkata: "siapa yang mendatangi dukun atau peramal atau
penyihir lalu membenarkan apa yang diucapkannya maka dia
telah kafir kepada ajaran yang diturunkan kepada Muhammad
shallallahu alaihi wasallam." (Hal.1102)
136
terlepas dari millah, ini ditegaskan dalam riwayah sholih dan Ibnul
Hakkam.
138
maka penggal kepalanya, dia mensifati sihirnya dengan hal yang
tidak mengkafirkan atau berbicara dengan sesuatu yang tidak
dimengerti maka laranglah dia, jika dia mengulangi maka dita'zir,
jika dia berkata bahwa sihir itu tidak haram dan saya meyakini
kebolehannya maka dia wajib dibunuh, sebab dia telah
membolehkan apa yang kaum muslimin telah sepakat akan
keharamannya.
Kesimpulan:
139
"Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka,
maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti
mengetahui orang-orang yang dusta."
(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 1-3)
140
"Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti
kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati
dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-
orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka
sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut)
diutamakan."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 186)
141
disebut Nabi sebagai "fitnah" sebagaimana dalam hadits Abu
Hurairoh radliyallahu anhu bahwa rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda: " bersegeralah melakukan amal sebelum
datangnya fitnah seperti potongan gelapnya malam, dipagi hari
seseorang dalam keadaan beriman, disore hari dia dalam keadaan
kafir, atau disore hari dia masih beriman, dipagi harinumya dia
sudah menjadi kafir, dia menjual diinnya dengan secuil dunia.
(HR. Muslim)
142
menggugurkan hak Nabi shallallahu alaihi wasallam setelah Nabi
wafat, tidak juga seorang pun bisa memberi izin untuk suatu hak
yang tidak dimilikinya.
B. Hak Allah Ta'ala, mengatakan ucapan kekafiran yang menjadi
hak Nabi tercakup juga dengan kekafiran yang menjadi hak Allah,
ini tidak khusus dalam kejadian ini dan semisalnya saja.
143
Lalu kami katakan: Dalil telah menunjukan bahwa izin Nabi
shallallahu alaihi wasallam kepada Muhamad bin Maslamah
mengandung banyak kemungkinan (ihtimal) dan tidak mungkin
dipastikan dari sisi ini, sedangkan dalil yang ihtimal tidak boleh
dipakai secara umum dalam dijadikan dalil, mungkin izin Nabi ini
untuk mengatakan ucapan kekafiran, mungkin juga izin untuk
mengatakan sindiran, jadi disana tidak ada dalil yang mencukupi
untuk memastikan.
5. Lantas sisi mana ta'wil yang bisa diterima atas orang yang
memfatwakan bolehnya masuk ikut serta dalam pemilihan syirik
dengan alasan maslahat dari kejadian Muhamad bin Maslamah
ini?!
145
ٱلِل ِم ۡن أَ ۡو ِليَا ٰٓ َء ث ُ َّم ََّل ِ ار َو َما لَ ُكم ِمن د
ِ َّ ُون ُ َّس ُك ُم ٱلن َ ََو ََّل تَ ۡر َكنُ ٰٓواْ ِإلَى ٱلَّذِين
َّ ظلَ ُمواْ فَتَ َم
َص ُرون َ تُن
"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang yang zalim yang
menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak
mempunyai seorang penolong pun selain Allah, sehingga kamu
tidak akan diberi pertolongan."
(QS. Hud 11: Ayat 113)
146
bahwa orang yang melaksanakan ta'wil ini untuk menjatuhkannya
kedalam kekafiran maka dia kafir dan ta'wilnya dia bukan
penghalang dari jatuhnya dia kedalam kekafiran, kekafirannya dia
itu terjadi:
1. Setelah bayan jika ta'wilnya diterima.
2. Kafir secara langsung jika ta'wilnya rusak.
147
tidak mengudzur mereka dengan ta'wil dan kejahilan, sedangkan
tidak diragukan lagi bagi yang meneliti peristiwa itu bahwa
mereka para penolak zakat itu orang-orang jahil yang menta'wil,
lagi masih belum lama masuk islam.
148
jiwanya kecuali karena alasan yang dibenarkan dan hisabnya
kepada Allah." Abu Bakar menjawab; 'Demi Allah, saya akan terus
memerangi siapa saja yang memisahkan antara shalat dan zakat,
sebab zakat adalah hak harta, Demi Allah, kalaulah mereka
menghalangiku dari anak kambing yang pernah mereka bayarkan
kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, niscaya aku
perangi mereka karena tidak
membayarnya.' Umar kemudian berkata; 'Demi Allah, tiada lain
kuanggap memang Allah telah melapangkan Abu Bakar untuk
memerangi dan aku sadar bahwa yang dilakukannya adalah
benar.'
149
berkata: "Dahulu salaf menyebut para penolak zakat sebagai
orang-orang murtad padahal mereka masih shaum, sholat dan
tidak memerangi kelompok umat islam.”
150
"(Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia,
sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya."
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 103-104)
Ali bin Abi Thalib radliyallahu anhu berkata ketika ditanya tentang
"orang yang sia-sia perbuatannya", beliau menjawab: "Mereka
adalah orang kafir ahli kitab, dulu generasi awal mereka diatas al
haq, lalu mereka menyekutukan Rabb mereka 'azza wajalla,
membuat-buat bid'ah dalam agama mereka dan membuat-buat
hal muhdats atas diri mereka, lalu mereka bersepakat diatas
kesesatan dan mengira bahwa mereka diatas petunjuk, mereka
bersungguh-sungguh didalam kebatilan dan mengira dirinya
diatas al haq, usaha mereka sia-sia dalam kehidupan dunia
sedangkan mereka mengira telah melakukan sebaik-baik
perbuatan. (Kitab At-Tauhid karya Ibnu Mandah 1/314)
151
Ibul Wazir berkata: "Tidak ada perselisihan dalam kafirnya orang
yang mengingkari hal dari diin ini yang harus diketahui secara
mendasar (ma’lum minaddiin bid-dloruroh) secara keseluruhan
dan bersembunyi dibalik nama ta'wil dalam masalah yang tidak
mungkin dita'wil, seperti orang-orang mulhid (atheis) dalam
menta'wil seluruh asmaul husna, bahkan seluruh Al Qur'an,
syari'at, janji-janji akhirat berupa bangkit dari kubur, qiyamat,
surga dan neraka. (Itsarul haq 'alalkhalq hal.415)
153
membunuhnya, lalu keduanya berhasil meninggalkannya dengan
selamat, andaikan mereka tidak melakukan itu tentu kaum
muslimin akan sangat kesulitan dan tidak yakin bisa
mengalahkannya. Diantara yang menjadi dalil atas hal ini adalah
kisah Muhamad bin Maslamah dalam membunuh Ka'ab bin
Asyrof, karena Nabi shallallahu alaihi wasaalm bersabda: "Siapa
yang bisa membunuh Ka'ab bin Asyrof?!, lalu Muhamad bin
Maslamah bertanya: apakah anda suka jika saya membunuhnya?!
Nabi menjawab: “iya”, dia berkata: izinkanlah untukku, lalu Nabi
memberinya izin lalu aku katakan, dia berkata: telah ku lakukan.
154
1. jika mereka mengetahui keadaan pemilihan bahwa hakikat
tujuannya itu mengangkat t09hut pembuat hukum selain Allah
maka dia kafir.
2. jika dia jahil pada keadaan pemilihan kontemporer dan tidak
mengetahui hakikat tujuannya maka kami jelaskan hukumnya
berikut ini:
Mereka mengklaim secara dusta bahwa tidak boleh menerapkan
hukum kafir secara dzohir kepada personal orang yang ikut
memilih jika ada kemungkinan (ihtimal) bahwa dia itu tidak
mengetahui keadaan pemilihan, dan dia masih dihukumi muslim
sampai ditegakan hujjah, hal ini sebenarnya tindakan meraba-
raba dan tidak menguasai permasalahan dengan benar.
Berdasarkan hal tadi yang kita kemukankan, maka wajib atas kita
untuk menjelaskan permasalahan ini berdasarkan dalil dengan
pemahaman salaf, mudah-mudahan Allah memberi petunjuk
kedalam hati pihak yang menyelisihi kita.
155
Al Bukhari mendatangkan hadits 'Ali radliyallahu anhu ketika Nabi
mengutusnya untuk mengambil surat Hathib yang dibawa
seorang perempuan dengan hadits berikut ini:
ِ ِعنُقَ َهذَا ْال ُمنَاف
ق ُ ّْٰللا َد ْعنِي أَض ِْرب
ِ َّ سو َل ُ فَقَا َل
ُ يَا َر: ع َم ُر
Umar berkata: "Wahai Rasulullah, biarkan aku untuk memenggal
leher si munafik ini."
(HR. Bukhari Bab: Pembukaan kota Makkah, dan sesuatu yang
dikirim oleh Hathib bin Abu Balta'ah ke Makkah)
157
kejelasan dan ditegakan hujjah, sebab ini merupakan tugas
peradilan syar'i!?
Jika kalian menjawab bahwa para tentara ini kafir, maka para
pemilih juga saudaranya mereka, sehingga dengan jawaban ini
kalian telah rusak kembali hasil tenunan kalian dan kalian
hancurkan kedustaan kalian sendiri.
KESIMPULAN:
158
"Apakah mereka mempunyai sesembahan selain Allah yang
menetapkan aturan agama bagi mereka yang tidak diizinkan
(diridai) Allah? Dan sekiranya tidak ada ketetapan yang menunda
(hukuman dari Allah) tentulah hukuman di antara mereka telah
dilaksanakan. Dan sungguh, orang-orang zalim itu akan mendapat
azab yang sangat pedih."
(QS. Asy-Syura 42: Ayat 21)
159
bukanlah kekufuran yang sifatnya shorih, tapi masuknya kepada
kufur ma'al (kekafirannya bersifat akibat) dan kufur lazim, maka
disana ada kesamaran, karena itulah terkadang disana ada orang
yang terkena jahil hal buah dari penipuan para penyeru diatas
pintu-pintu jahanam yaitu dengan memberikan pemahaman
kepada orang awam bahwa pemilihan demokrasi itu sama
dengan syuro atau bai'at, bahkan mereka membolehkannya
dengan klaim yang penuh tipu daya setan, seperti ucapan mereka
bahwa ikut serta dalam pemilihan adalah memenangkan
kebaikan atas kerusakan, atau itu merupakan cara untuk
menerapkan syari'at islam secara bertahap, padahal maslahat
macam apa yang terdapat dalam kesyirikan dan
pembangkangan?! Penerapan syari'at islam secara bertahap
macam apa jika ashlul islamnya saja sudah batal?! -Kita
berlindung kepada Allah dari hal itu-.
160
menginginkan selain kebaikan, maka ketergelinciran orang ini
tidak diikuti sebab ini kebinasaan.
Kedua: orang yang menentang al haq dan menentang ulama
muttaqin sebelumnya, maka orang ini telah sesat dan
menyesatkan, dialah setan dikalangan umat ini, orang yang
mengetahuinya berhak menghati-hatikan orang lain darinya dan
menjelaskan kisahnya kepada mereka, agar tidak ada seorang
pun yang terjerumus kedalam bid'ahnya sehingga dia binasa.
(Thabaqat Al Hanabilah 2/19)
Catatan:
Menurut kami tidak tergambarkan adanya orang yang jahil hal
dikalangan pemilih demokrasi kecuali yang dikehendaki Allah,
adapun orang yang jahil hukum tapi mengetahui keadaan
pemilihan demokrasi maka orang ini tidak mengerti kemuliaan
Rabbnya dan keesaanNya sehingga dia menyekutukan Allah
dalam rububiyyahNya, maka hendaknya orang yang pernah
terjatuh ke dalam pembatal ini bersegera untuk bertaubat dan
kembali kepada Allah, dan ketahuilah!, sesungguhnya orang yang
mendapatkan jabatan kemuliaan dengan sebab dosa dan
menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya maka dia kafir lagi
musyrik....adapun lokasi-lokasi pemilihan demokrasi maka itu
merupakan target serangan yang disyari'atkan bagi tentara
thaifah manshuroh, orang yang terbunuh disana statusnya
murtad, tidak ada harganya!
162
DAFTAR ISI:
163
surat Al baqarah.....................................................................Hal 32
Bantahan terhadap orang yang berdalil dengan Ar-Rum......Hal 37
Bantahan Atas Dalil Pekerjaan Nabi Yusuf alaihissalam.........Hal 43
164
............... ............... ............... ............... ............... ................Hal
100
Jahil hukum............... ............... ............... ............... ...........Hal 100
Pemilih dihukumi kafir karena:
1. Hukum pembantu kemunkaran sama dengan hukum pelaku
kemunkaran............... ............... ............... ............. ............Hal 101
2. Hukum perantara sama dengan hukum tujuan................Hal 103
3. Pemilih mengangkat t09hut............... ............... .............Hal 103
Kita hanya diperintahkan untuk menjauhi syirik, bukan
menghapus seluruh kesyirikan. ............... ............... ..........Hal 105
Orang kafir tidak sah berkuasa............... ............... ............Hal 107
Syubhat iblis 3; Muhamad bin Maslamah dan Hajjaj bin Ilath
diizinkan mengatakan kekafiran demi dlorurot.. ................Hal 108
Syubhat iblis 4; Sa'id bin Musayyab membolehkan mengobati
sihir dengan sihir yang kafir. ............... ............... ...............Hal 118
Al Asqalani dalam Fathul Bari; penjelasan Nusyroh............Hal 120
Ibnu Abdil Barr; cara mengobati penyakit 'ain.....................Hal 123
Ikhtilaf ulama tentang bolehnya nusyroh............... ............Hal 125
Ikhtilaf ulama tentang tata cara nusyroh............... .............Hal 126
Definisi dan pembagian nusyroh............... ..........................Hal 128
Ath-Thabari; mengobati sihir adalah bagian pengobatan..Hal 128
Cara mengobati suami yang dihalangi dari menyetubuhi istrinya
............... ............... ............... ............... ..............................Hal 129
Dosa-dosa yang pelakunya kafir tapi tidak murtad..............Hal 134
Jika maslahat membolehkan melakukan kekafiran maka manusia
akan hidup diatas fitnah ............... ............... ......................Hal 140
Pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh lawan
................... ............... ............... ............... ..........................Hal 140
5. Menerapkan hukum kepada turunan bul'am dan rakyat jelata
yang mempraktekan fatwa mereka..................................Hal 145
165
1. Hukum orang yang membolehkan ikut pemilihan demokrasi
syirik............... ............... ............... ......................................Hal 145
2. Hukum kandidat, pemilih, promotor dan pemberi dana. Hal 154
6. Kesimpulan..................................................................Hal 158
166
167