ini saya berikan :“ Risalah Insan Kamil mu Kamil ”, ini kepada Sdr (i) :
Nama Alamat
: …………………………………… : …………………………………….
Sebagai pelengkap dari apa yang telah kami sampaikan, untuk dapat dipelajari dan
diamaliyahkan pada kehidupan sehariharinya Semoga Allah Swt Ridho dan senantiasa
mencurahkan Rahmat dan Nikmatnya kepada kita semua,… Amin yaa robbal ‘alamin.
Dikeluarkan di : Balikpapan. Pada tanggal : 5 Syawal 1430 H Oleh
Adhie Shinantra
Daftar isi
Pengantar Pengajian Mutiara Ilmu Tawassul Ilmu Pengantar Perjalanan Diri o
Fropil Maqom kedelapan Pendahuluan Pasal Kejadian Bab Asal Muasal Diri o
Pasal Nama-Nama Diri Bab Mengenal Diri o Maqom Tuhan yang Sesungguhnya Pasal
Sholat atau Sembahyang o o o o o o o o o o Asal Muasal Sholat Asal Waktu Sholat
Pemaknaan Al-Hamdu Pasal tentang Suratul Fatekha 7 Bismillah dalam Kitab Barencong
Musabab jumlah raka’at Sholat Ashrarus Sholah Rukun 13 Muqaranah Niat 4 Hal dalam
Takbiratul Ikhram 1 5 10 11 13 16 20 28 36 39 53 58 59 61 65 65 68 69 70 74 76 79
81 84 84
Pengantar pengajian
Syareat dengan tiada hakekat adalah hampa, Begitu pula sebaliknya Hakekat dengan
tiada Syareat Bathal (Sia-Sia Saja)
Keterangan ini tersebut didalam “Kitab Bugyatul Mustaryidin”, karangan Mufti Syeikh
Sayid Abdurrahman bin Muhammad bin Husein bin Umar (beliau termashur bergelar
Ba’alawi) (Keterangan lebih lanjut mengenai golongan-golongan yang kami sebutkan
diatas tadi, akan kami himpunkan diluar dari risalah ini sebagai pendamping dari
risalah yang ada ini).
-----------------------------------------------------------------------------------
------
Mutiara Ilmu
Sahabat, …..
Jadikanlah Ma’rifat, sebagai modal yang tiada akan pernah rugi, dan akal fikiran
sebagai tempat berpijak untuk mengayunkan langkah, sedangkan keridhoan adalah
tujuan akhirnya.
Sahabat, ……
Cinta itu nafas kehidupan, sedangkan rindu adalah alat untuk datang pada-Nya.
Sahabat, …….
Jadikanlah duka sebagai kawan setiamu, keteguhan adalah perbendaharaan yang tiada
akan pernah susut sedangkan kefakiran patut menjadi kebanggaan.
Sahabat, …….
Jadikanlah perjuangan untuk membela kebenaran sebagai perangaimu sehari-hari,
sedangkan ilmu adalah senjata yang ampuh untuk meraih kemenangan, Sesungguhnya
pakaian kebesaran yang mulia didalam pandangan-Nya adalah ketabahan.
6
Sedangkan hidangan yang lezat dan abadi adalah keyaqinan. Sahabat,………. Pekerjaan
yang paling menguntungkan adalah menahan diri, sedangkan wakil atau perantaranya
yang terpuji adalah kejujuran. Ketaatan adalah ukuran yang pasti. sedangkan
percakapan yang mengasyikkan dan menggairahkan ada didalam sholatmu.
Sahabat, …………
Jika ini kau pahami, maka teranglah sudah jalanmu, labuhkan dan tambatkan simpul
bahteramu pada ma’rifatullah, itulah kemuliaan yang sebenarnya.
-----------------------------------------------------------------------------------
------“Hai orang-orang yang beriman, ikutilah perintah Allah dan perintah Rosul dan
orang yang menjadi Ulil Amri dari kamu, dan apabila berselisih, maka kembalilah
kepada perintah Allah dan perintah Rosul”
(QS, An-Nisa’ : 59) 7
Ku awali menulis Risalah ini dengan menyebut Asma Allah yang maha Pengasih lagi
maha Penyayang. Semoga Rahmat dan Nikmat Allah Swt senantiasa tercurahkan dari-Nya
untuk kita semua, semoga pula kita didalam mengarungi hidup dan kehidupan ini
senantiasa didalam petunjuk dan bimbingan-Nya, dengan satu harapan, agar seluruh
aktivitas yang menghiasi dan mengiringi perjalanan hidup dan kehidupan ini
senantiasa bernilai Ibadah sehingga tidak satupun yang sia-sia,….Amin ya robbal
’alamin. Al-hamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, Tuhan
seru sekalian alam, raja diraja yang menguasai segalanya, tempat seluruh makhluk
menggantungkan diri dari segala harapan dan pengharapan, hidup dan kehidupan,
hingga kelak pada suatu masa sebagaimana yang telah ditentukan dan ditetapkan-Nya,
maka hanya kepada-Nya-pulalah kita semua akan kembali untuk mempertanggung jawabkan
seluruh amanahNya yang telah dipertaruhkan atas diri kita. Salawat serta salam, tak
lupa pula kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad Saw, penghulu
sekaligus penutup para Nabi dan Rosul yang diutus oleh Allah Swt sebagai
penyempurna Akhlaq dan Rahmat bagi semesta alam. Demikian pula kepada para sahabat
dan keluarga Beliau, yang dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan hati, rela
berkorban dan mengorbankan segalanya, Nyawa, darah serta harta, hanya semata-mata
demi untuk tegaknya kalimah Tauhid “Laa Ilaha Illallah” (Tiada Tuhan selain Allah)
keseluruh penjuru dunia, semoga Allah Swt Ridho atas mereka dan menempatkan mereka
semua pada satu tempat yang layak disisi-Nya ‘Ila yaumil qiyamah (hingga hari
Qiyamat). Saudara-saudaraku sekalian…! Risalah yang tertulis disini, adalah sebuah
risalah yang amat Akbar, yaitu sebuah risalah yang menyatakan kepada kita semua
tentang “kebenaran“, kebenaran yang telah dipertaruhkan oleh Allah Swt atas
dirikita.
Kebenaran itulah yang merupakan kesudahan Ilmu bagi orang tahkik yang ma’rifat
kepada Allah Swt. 8 Oleh sebab itu, maka tidak akan ada yang dapat diperoleh lebih
dari pada itu walau ambiya Allah sekalipun, untuk itu renungkan olehmu baik-baik,
karna perkataan yang sedikit itu, jika kamu paham dan mengerti, maka maknanya amat
besar sekali bagi hidup dan kehidupanmu baik didunia maupun diakhirat kelak. Wahai
saudaraku sekalian….!, Risalah ini sengaja kami himpun dan kami tulis semata-mata
hanya karna mengharapkan ridho Allah, karna kami sendiri yaqin bahwa hanya dengan
ridho-Nya lah, maka risalah ini insya Allah akan membawa mamfaat dan kebaikan bagi
kita semua, sehingga didalam mempelajari dan memahaminya kita semua akan senantiasa
mendapatkan petunjuk dan hidayah dari-Nya, diberikannya Ilmu pengetahuan dan
diberikannya kemudahan-kemudahan dalam segala urusan terutama dalam menyingkap
rahasia-rahasia-Nya. Wahai saudara-saudaraku semua….! Pada bagian-bagian tertentu
didalam risalah ini nantinya saudaraku akan banyak dihadapkan dengan perkataan-
perkataan dan pernyataanpernyataan yang amat musykil dan tidak layak serta tidak
pantas rasanya untuk diutarakan dan diperbincangkan, untuk itu demi kebenaran yang
sesungguhnya, maka sebelumnya izinkanlah kami memohon ampun dan maaf yang sebesar-
besarnya atas kelancangan kami ini serta berpesan kepada saudaraku semua agar : “
Janganlah kamu angkat bicara dan membicarakan risalah yang ada ini, terkecuali jika
memang kamu sepaham dan sependapat dengannya, karna apa yang kami sampaikan didalam
risalah ini cara pakainya bukan untuk pakaian jahir semata (pakaian luar), akan
tetapi merupakan pakaian batin (pakaian dalam yang tersembunyi didalam yang jahir),
sifatnya sangat rahasia sekali, cukup dirimu saja yang boleh tau, karna jika ini
terungkap dan keluar dari dirimu, dikhawatirkan akan dapat menimbulkan fitnah yang
amat besar nantinya dikalanganmu sendiri, untuk itu berhati-hatilah wahai
saudaraku, jangan sampai kita bercerai-berai hanya karna perbedaan pandangan dan
perbedaan pendapat, karna jika kita mengetahui dan paham akan maksudnya maka
sesungguhnya sudah tidak akan ada lagi yang harus dipertentangkan dan
dipermasalahkan serta diperdebatkan“.
Pandai-pandailah membawa diri, gunakan waktu yang tersisa pada diri mu itu dengan
sebaik-baiknya, niscaya Allah Swt akan senantiasa 9 mencurahkan Rahmat dan
Nikmatnya serta membukakan seluruh pintupintu hijab, menghalau kebimbangan dan
keragu-raguan yang ada atas dirimu, karna sesungguhnya memang tidak ada yang patut
dan pantas untuk dibimbangkan dan diragukan lagi, semua nyata dan jelas jika kamu
sudah mengetahuinya. “Jangan kamu berfikir dan memikirkan serta mencari akan Dzat
Allah, niscaya kamu tidak akan pernah menemukannya, karna Ia sudah Laitsya atas
dirimu, baginya tiada jarak, tiada ruang dan waktu serta tiada tempat atas dirimu
dan alam semesta ini, tugasmu hanya sekedar memikirkan dan merenungkan saja, apa
sesungguhnya mamfaat yang dapat kamu peroleh dengan adanya Dzat Allah ta’ala itu
bagi hidup dan kehidupan dirimu”.
Peringatan
Camkan dan perhatikanlah wasiatku ini baik-baik wahai saudaraku semua….! Berhati-
hatilah didalam menuntut dan mempelajari Ilmu tentang “ Pengenalan Diri “ ini,
perhatikan dan renungkan serta bertanyalah jika memang kamu tidak memahami dan
mengetahuinya, itu akan lebih baik dan mamfaat bagimu. Ilmu pengenalan diri ini
laksana Air dan minyak didalam satu bejana, air dan minyak tidak akan pernah
bersatu, ada jarak dan sekat pemisah yang sangat tipis sekali, Salah ketika kamu
menggerak minyaknya, maka airpun akan ikut bergerak. Untuk itu maka carilah olehmu
guru atau pembimbing yang benar, mintalah petunjuk padanya agar ketika minyak
digerak, air tidak akan ikut tergerak.
Untuk itu sekali lagi kami berpesan benar-benar, berhati-hatilah didalam
menuntutnya..
10
Tawassul Ilmu
o Ila Hadratin Nabiyil Mustafa, Rosulillah Saw, Syai’ul lillahi lahumul
Fatekha……………….……(Fatekha 1x) o Abu Bakar wa Umar wa Utsman wa Ali wa‘an qulli
sahabati Rosulillah Saw o Wabil khusus, Balia Ibnu Mulkan Ismul Khaidir As o o o o
o o o o o o o o o o Wa Syachona Abdul Qodir Al-Jailani Wa Syachona Muhammad saman
Al-Madani Wa Syachona Junaid Al-Bagdadi Wa Syachona Ahmad At-tizani Wa Syachona
Muhammad Arsyad Al-Banjari wa jurriyatihim Wa Syachona Djaini bin Abdul ghoni Wa
Syachona Muhammad Nafis Wa Syachona Abdus Shomat Al-Palembangi Wa Syachona Abina
Ibrahim bin Muhammad Wa Syachona Sohibul wafa tajul Arifin Wa Auliya ika ya Allah,
minal masyrik wal magrib Wal Kutub wal Ghaus wal abdhol iya wan nijam Wa jasad war
ruh wa taubatan nasuha Walijami’il Muslimin wal Muslimat, wal Mu’minin wal mu’minat
min ummati Muhammadin Saw
http://airsetitik.tk
16
Pendahuluan
B ermula Agama itu, ialah
“ AWALUDDIN MA’RIFATULLAH “ (Awal Agama ialah mengenal Allah) (Hadits Rosulullah
Saw)
Tidaklah
seseorang itu dipandang beragama, bila ia tidak tau dan kenal akan Allah, hendak
diaqadkan (idzab qobul) kemana seluruh akitivitas peribadatannya, sementara
keyaqinan dan keimanan yang ada dirinya hanya sebatas bualan saja, bersyahadat,
tetapi syahadatnya hanya sekedar pemanis bibir saja, palsu, kosong dan dusta belaka
saja (taqlid buta). Ia tau dan kenal akan Allah hanya sekedar dengar-dengar saja,
dari kata si A dan Si B atau dari sebab-sebab lainnya. Jika ditanya apa agamamu,
tanpa rasa malu ia berucap “ Islam “ sementara keilmuan tentang Islam yang ia
miliki cetek dan dangkal sekali bahkan hampir-hampir tidak ada. Islam yang ia anut
hanya Islam ikut-ikutan atau Islam keturunan saja, kakek dan nenek, ayah dan ibunya
Islam lalu ia mengaku sudah Islam, betapa naifnya dan hinanya hal itu andai kata
terjadi atas diri kita, maka sangat wajar dan lumrah jika keberadaan akan Allah itu
hanya ada dalam persangkaannya semata, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Swt
didalam hadits Qudsy : “ Aku ada hanya dalam sangka-sangka hamba-Ku saja “ Betapa
rugi dan celakanya, jika kita mempunyai Aqidah dan keyaqinan yang keliru dan salah,
menganggap Tuhan, apa yang sebenarnya bukan
Tuhan, menganggap Nabi, apa yang sebenarnya bukan Nabi, begitu pula dengan Rosul,
Al-Qur’an dan hari Akhir. Dengan penuh keangkuhan dan kesombong diri, ia berani
berikrar dan berani angkat saksi, mengikrarkan dan mempersaksikan sesuatu yang ia
sendiri tidak mengetahui akan kebenarannya. “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah, dan aku bersaksi pula, bahwa Muhammad itu benar pesuruh dan utusan
Allah “ 17 Mempersaksikan tentang Tuhan sedangkan Tuhan yang ia persaksikan itu
hanya ada dalam ilusi dan imaginasi fikirnya saja, begitu pula dengan persaksiannya
tentang Muhammad hanya isapan jempol semata. Bukankah ini artinya suatu kebohongan
besar yang telah ia cipatakan dan ia lakukan tanpa ia sadari. Misalkan ia
didudukkan didalam sebuah persidangan dalam kasus pembunuhan, kemudian ia
dihadirkan sebagai saksi, oleh yang berwenang ia diminta untuk bersaksi atas kasus
pembunuhan itu, kemudian saksi yang ia berikan itu bohong, rekayasa, dusta dan
palsu, kira-kira apa yang akan terjadi atas dirinya……? Jangan-jangan dirinyalah
yang akan tervonis sebagai tersangka akibat kebohongan dan kepalsuan yang ia
ciptakan sendiri. Apakah yang seperti ini yang dikatakan “Islam”, seandainya memang
demikian kenyataannya yang terjadi, maka sesungguhnya kitalah orangnya yang ingkar
dan lalai itu, sebagai mana yang telah difirmankan oleh Allah Swt didalam Al-Qur’an
:
AwalA wal Agama, ialah mengenal Allah atau awal Agama ialah
mengetahui akan Sirr Allah, yaitu Sirr Allah (Rahasia Allah) yang ada atas dirimu
(Rahasia yang telah Allah letakkan dan pertaruhkan atas dirimu) tidak kamu ketahui,
maka selama itu pula kamu belum lagi dipandang orang yang beragama dan selama itu
pula seluruh aktivitas peribadatanmu yang dulu, sekarang dan yang akan datang
seluruhnya tetap dipandang tidak syah dan sia-sia saja.
Pasal Kejadian
Bermula yang sebenar-benarnya asal kejadian dari pada Nur Muhammad
itu, berlangsung didalam alam yang kosong (kekosongan), artinya kosong tiada siapa-
siapa, pada saat itu Tuhan-pun belum lagi bernama Allah, Aras dan Qursy juga belum
ada, langit, bumi, syurga dan neraka serta firman pun juga belum ada, semua kosong,
semua hening dan semua hampa.. Dalam kondisi demikian itu, lalu Tuhan (ketika itu
belum lagi bernama Allah) menjahirkan untuk yang pertama kali dengan ilmu-Nya ialah
Nur, yang kemudian kita kenal dengan nama Nur Muhammad yaitu dari pada Nur Zat-Nya.
Penjahiran Nur Muhammad kala itu, berlangsung didalam satu alam yang bernama “Alam
Satiyaril Ghaib (Satiyaul Buhti)”. Keterangan : Ketika Nur Muhammad itu dijahirkan
dari pada Nur Zat-Nya, proses itu berlangsung didalam satu alam dan dihari yang
ghaib (Alam hari Zat Zatul Buhti), jadi bukan dialam dunia, akan tetapi disuatu
alam yang dialam itu nama Zat Wajibal Wujud-pun juga belum ada (Nurul Bahtinul lati
namanya). Setelah itu barulah kemudian Nur Muhammad itu diturunkan kealam Sir Zat
Ilbuhgti, yaitu alam rahasia yang ada dibagian diri Tuhan, (ketika itu masih belum
bernama Allah, bahkan awal nama-Nya pun masih gaib dan tersembunyi), setelah Nur
Muhammad diturunkan lagi kealam Ilmu (Alam pengetahuan), untuk selanjutnya kemudian
Nur Muhammad itu diturunkan kealam dunia.
Ketika sudah berada dialam dunia (dunia yang dimaksud disini bukan dunia seperti
yang kita tempati seperti sekarang ini tetapi dunianya Nur Muhammad itu sendiri)
barulah Ia tajalli, dan ketika itu Ia tidak melihat siapa-siapa melainkan hanya
dirinya sendiri. Ia pun berkata :
o Ya Nur, asal kejadian dirimu itu dari pada Zat-Ku, dan asal kejadian dirimu itu
akan menjadikan seluruh ummat-mu. o Ya Nur, Aku berpesan kepadamu bahwasannya :
Jadikanlah nyawamu itu, menjadi rahasia kepada ummatmu, Jadikanlah tubuhmu itu,
menjadi ruh kepada umatmu, Jadikanlah kelakuanmu itu, menjadi hati kepada ummatmu,
Apabila Aku memuliakan dirimu, maka itu sama juga Aku memuliakan atas ummatmu.
o Ya Nur, Aku wajibkan atas ummatmu itu untuk ia mengenal akan asal kejadian
dirinya dan Aku wajibkan pula atas ummatmu itu agar
ia mengenal akan Agama-Ku dan Aku wajibkan pula atas ummatmu itu untuk mengenal
akan dirinya dengan sungguh-sungguh (dengan sebaik-baiknya pengenalan). o Ya Nur,
titikkanlah air nuktahmu itu untuk menjadikan malaikat yang 4 (empat),
Titikkan yang pertama, bernama Nur Mada, Titikkan yang kedua, bernama Nur Madi,
Titikkan yang ketiga, bernama Nur Mani Titikkan yang yang keempat, bernama Nur
Manikam Apabila engkau berucap, Iya Kun jadi Jibril, maka jadilah ia Jibril. 23
Apabila engkau berucap, Iya Kun Fayakun jadi Mikail, maka jadilah ia Mikail,
Apabila engkau berucap, Iya Kun Fayakun Jadi Isrofil, maka jadilah ia Isrofil
Apabila engkau berucap, Iya Kun Fayakun jadi Idzroil, maka jadilah ia Idzroil. o Ya
Nur, perintahkan olehmu : Malaikat Jibril, agar anasirnya menjadikan Bumi
(tanah) Malaikat Mikail, agar anasirnya menjadikan Air Malaikat Isrofil, agar
anasirnya menjadikan Angin Malaikat Idzroil, agar anasirnya menjadikan Api
o Ya Nur, Aku gaibkan diri-Ku dengan kehendak-Ku, dan setelah itu Aku gaibkan pula
engkau hai Nur, maka gaiblah engkau kealam
Sirr, Alam Ruh, Alam Nur, baru setelah itu Aku jadikan dunia ini, akan tetapi masih
dalam keadaan kosong dan belum ada isinya. Kemudian tajallilah 4 (empat ) huruf
yang awal, yang pada perjalanan 99 menjadikan cikal bakal dan keterangan dari maqom
kedelapan, 4 huruf awal itu ialah: : Huruf Alif ( ) اHuruf Mim ( ) مHuruf
Nun ( ) نHuruf Tha ( ) ت
Man Khalaqal Insanu Min Thin, atau Man Kholaqal Insanu Min Nutfatin
”Sesungguhnya Insan itu berasal dari pada tanah / sesungguhnya Insan itu berasal
dari Nuktah ( setetes air )” Maqom tertinggi didalam perjalanan 99 ini, ialah Maqom
ke tujuh (7), yaitu Maqom Laduni, yang jika disebutkan kaumnya, maka inilah Kaum
Untuk selanjutnya dijadikan Istinja pada maqom kedelapan, yaitu Istinja jahir dan
Istinja batin (keterangan mengenai Istinja Jahir dan Istinja Batin akan dibahas
Khusus).
A( ) َ ا: Aku Asal dari pada Allah ta’ala. I ( ) ِ ا: Aku (I) karna Allah ta’ala U () ُ ا
: Aku ujud Allah ta’ala yang (I) tiada mati
Ke 3 (tiga) huruf itu, pada Maqom kedelapan, dipakai untuk mendudukan diri (diri
yang sebenar-benarnya diri)
Kemudian tajalli lagi Allah ta’ala pada ”Gaibul Hawiyah”, dengan membawa : o o o o
Huruf Alif ( ) اHuruf Lam Awal ( ) لHuruf Lam Akhir ( ) لHuruf Ha ( )ﻫ
Baru setelah itu, Allah ta’ala mengadakan Sifat Nur, dan juga mengadakan dua (2)
nama, yaitu : ”Kun Sa dan Kun Zat”. Keterangan :
o Kun Sa,
Kun Sa adalah titik dari Nur Muhammad yang berada diatas Arsy, yang meliputi 7
petala langit, dan mengadakan nama, yaitu : Nama Awal-Awal Nur Muhammad (zzh)
inilah Nama dari Ibu Bapaknya sekalian Amal dan Pahala.
o Kun Zat
Kun Zat adalah titik dari Nur Muhammad yang berada dibawah Arsy, yang meliputi 7
petala bumi, dan mengadakan nama, yaitu Nama Awal-Awal Ummat (Anth), inilah Sulbi
Ifra’it. Setelah itu, baru : o o o o Zat maujud kepada huruf Alif ( ) اSifat
maujud kepada huruf Lam Awal ( ) لAsma maujud kepada huruf Lam Akhir ( ) لAf’al
maujud kepada huruf Ha ) ) ﻫ
28
(Sebagaimana yang kita ketahui pada proses penciptaan Nabi Adam As).
Perbedaan inilah yang menyebabkan timbulnya 2 sifat yang berbeda dalam satu
kesatuan ujud menurut pandangan umumnya :
----Untuk
diketahui----------------------------------•
Thuraq = Tanah asal Thin = Tanah dan zat air Hama = Tanah dan zat hawa (angin)
Fakhar = Tanah dan zat panas (api) Shalsa = Bagan (bentuk) Akhsanu taqwin = Bentuk
sempurna Ruh = Jiwa.
Sulalah Min Thin = Rangkaian Tanah asal Nuktah = Air Mani laki-laki Alaqah =
Percampuran sperma Mudgoh = Segumpal darah Inham = Tulang belulang Haham = Daging
pembungkus Khalkan Akhar = Ruh.
Pandangan apa yang anda dapatkan setelah melihar proses penciptaan tersebut diatas,
secara umum tentu berbeda bukan, tapi benarkah berbeda ?, 31 Silahkan saudaraku
renungkan sendiri kemudian bandingkan dengan keterang yang ada dalam risalah ini.
Wahai saudara-saudaraku sekalian...! Dari 7 rangkaian tersebut diatas, sesungguhnya
mengisyaratkan kepada kita tentang penciptaan Allah Swt yang serba tujuh, yaitu : o
o o o o o o o 7 Sifat yang ada pada diri manusia 7 Anggota didalam sembahyang 7
Ayat pada suratul fatekha 7 Huruf yang tidak boleh salah pengucapannya ketika
membaca suratul fatekha 7 Jumlah hari dalam seminggu 7 Bintang yang besar 7 Lautan
yang besar 7 Lapisan langit
o o o o
Allah Swt didalam mencipta sesuatu itu cukup dengan satu kali
penciptaan saja hingga dunia ini Qiyamat tidak berulang-ulang, untuk selanjutnya
hasil dari ciptaannya itulah yang akan berkembang dengan sendirinya berdasarkan
Qudrat dan Iradat-Nya, sehingga jadilah jumlah yang banyak, berkaum-kaum, bersuku-
suku dan berbangsa-bangsa, namun jika ditela’ah dengan baik, maka dari yang banyak
itu pada hakekatnya satu jua adanya. ” Pandanglah olehmu yang banyak itu kepada
yang satu, dan pandang pula olehmu yang satu itu kepada yang banyak, maka
pandanganmu akan terhenti kepada memandang yang satu kepada yang satu saja”
Keterangan-keterangan tersebut diatas, menyimpulkan dan mengisyaratkan bahwa, baik
Hamba maupun Insan (Manusia) pada penciptaannya sesungguhnya berasal dari unsur
yang satu jua adanya. Kalau diatas tadi disebutkan bahwa Adam As itu Asal dari
tanah, air, angin dan api sedangkan Insan (manusia) asalnya dari mada, madi, mani
dan manikam, penjelasannya adalah sebagai berikut : Proses penciptaan Insan
(manusia) itu sesungguhnya bermula dan berawal dari kedua orang tua kita, yaitu
Bapak dan Ibu kita. 32 Berkumpulnya kedua insan itu (bapak dan ibu) itulah yang
menyebabkan adanya anasir yang 4, yaitu : o o o o Nur Mada Nur Madi Nur Mani Nur
Manikam.
Dari keempat anasir itu, hanya Nur manikam-lah yang berlanjut hingga sampai menjadi
seorang janin, cikal bakal anak manusia, keturunan Nabi Adam As, Umat Nabi Muhammad
Saw yang penuh dengan Rahmat dan Nikmat, Fiddunyya wal Akhirat. Namun tidaklah Ia
disebut Manikam apabila Nur Manikam itu tidak jatuh pada rahim seorang perempuan
yang bernama Tara’ib
Manikam itu adalah ”Hidayatul Amanah” dari pada Allah ta’ala, dan istananya ada
pada otak laki-laki, tidak ada pada otak
perempuan, sehingga inilah yang membedakan antara laki-laki dengan perempuan. Lihat
dan perhatikan kedudukan Manikam didalam otak seorang laki-laki, sebagaimana
ilustrasi gambar dibawah ini, betapa maha sempurnanya Allah ta’ala didalam mencipta
dan meletakkan amanahnya atas diri kita, tertutup dan tersembunyi oleh lapisan-
lapisan yang sangat kokoh sehingga menjadikan benteng yang hebat dan sangat kokoh
terhadap rusaknya Amanah itu .
1
2 3 4
Didalam Otak laki-laki itu ada lemak, didalam lemak itu ada minyak, didalam minyak
itu ada Nur, didalam Nur itu ada Nur Aqly, didalam Nur Aqly itu ada Hijabun Nur dan
didalam Hijabun Nur itulah letak Manikam.
Masa Manikam itu 40 hari, yaitu :
o 7 hari pertama, Manikam itu berada didalam istananya, yaitu didalam otak laki-
laki, o 7 hari kemudian, Ia turun pada tulang belakang dan bertahan pada punggung,
o 7 hari selanjutnya, Ia berpindah pada tulang dada, o 7 hari selanjutnya, Ia turun
lagi kepusat, o 7 hari kemudian, Ia turun pada sulbi, dan o 5 hari kemudian, ia
berpindah pada kalam/ zakar , untuk selanjutnya jatuh kerahim seorang perempuan
yang bernama tara’ib untuk selanjutnya dikandung selama 9 bulan 9 hari lamanya.
Manikan bernama Mada, apabila ia sampai pada awal kalam, bernama Madi apabila ia
sampai pada tengah kalam dan bernama Mani apabila ia berada diujung kalam kemudian
terpancar keluar. ketika ia jatuh pada rahim perempuan barulah ia bernama Manikam,
Maka jadilah ia Nur Muhammad atau Roh Idhofi atau syahadat. Tatkala manikam itu 40
hari umurnya berada didalam taraib, maka berhentilah darah haid yang biasa dialami
oleh seorang perempuan, oleh sebab seluruh permukaan peranakan tertutup oleh
Manikam. Pada bulan ke 4 barulah kemudian ia bernyawa (bergerak), darah haid ang
berhenti oleh karna seluruh peranakan tertutup manikam, pada bulan ke 5 akan
menjadikan Upik kanak-kanak atau tembuni. 34 Sedangkan darah haid yang berhenti, 40
hari sebelum manikam itu bernyawa, maka itulah yang akan menjadi darah nifas (darah
kotor yang keluar bersamaan dengan proses persalinan). Semasa Manikam itu berada
didalam kandungan, maka o o o o o o o Pada usia 1 hari 1 malam, ia sudah memuji,
pijiannya ”Hu ” Pada usia 3 hari 3 malam, pujiannya ” Allah ” Pada usia 7 hari 7
malam, pujinya ” Innallah ” Pada usia 40 hari 40 malam, pujinya ” Surobbun Nur ”
Pada usia 4 bulan 4 hari, pujinya ” Subhanallah ” Pada usia 6 bulan 6 hari, pujinya
” Al-hamdulillah ” Pada usia 8 bulan 8 hari, pujinya ” Allahu Akbar ”
o Pada usia 9 bulan 9 hari, pujinya ” Inna Ana Amana ” (belum Ia keluar).
Keterangan :
Inilah asalnya :
36
Waktu ” Fayakun ” bernama Ia, Nukkirullah. Waktu dialam sagir bernama Ia, Sirrullah
Waktu diterima oleh Muhammad bernama Ia, Insyirrullah Waktu turun diujung Arsy,
bernama Ia, Nur Kalamullah Sebelum dititikkan, bernama Ia, PN ( ini nama sandi
saja, mengingat nama ini tidak boleh diucapkan dengan suara penuh sebanyak 2x
didalam hidup kita ) Waktu dititikkan, bernama Ia, Air Setitik ( nama sandi ) Waktu
diterima oleh perempuan, bernama Ia, Nur Mani Allah Ketika jadi segumpal darah,
bernama Ia, Bayang-bayang Allah Ketika jadi mata, bernama Ia, Insan Kamil Ketika
jadi sumsum dan otak, bernama Ia, Air Maning Mengkudu Allah Ketika jadi Tulang dan
urat, bernama Ia, Air Nur Malinang Allah Ketika jadi daging dan darah, bernama Ia,
Tikmapullah Ketika jadi kulit dan bulu, bernama Ia, Air Nur Lak Putih Setelah cukup
sifatnya barulah Ia, bernama Ahmad. Saat didalam kandungan perempuan, usia 1 bulan
10 hari, bernama Ia, Nurrullah Ketika berumur 3 bulan 10 hari, bernama Ia, Allah
Ketika berumur 4 bulan 10 hari, bernama Ia, Pancarullah Ketika berumur 5 bulan 10
hari, bernama Ia, Sinarullah Ketika berumur 6 bulan 10 hari, bernama Ia,
Asmarrullah Ketika berumur 7 bulan 7 hari 7 jam 7 menit dan 7 detik, bernama Ia,
Zat Zanubah Ketika berumur 8 bulan 10 hari, bernama Ia, Ta’ala Ketika berumur 9
bulan 10 hari, bernama Ia, Antahfi Saat keluar dari rahim perempuan, bernama Ia,
Nur Basyariah. 37
Itulah sifat diri kita dari Allah ta’ala, yaitu dari Muhammad, dari Bapak dan dari
ibu, dan inilah yang sebenar-benarnya I’tiqat, ini pula yang
dipakai agar kita dapat sampai pada Baqa Billah ( Kekal dan lenyap kedalam Allah ),
tiada i’tiqat lain dari padanya.
(Intisari Pengenalan Asal Muasal diri dan cara pakai akan disampaikan langsung
secara lisan, tidak di sertakan dalam risalah ini untuk menjaga kerahasiaannya)
39
Al-Haq, adalah sesuatu yang harus ada dan ujud, tidak boleh Tidak
(hukumnya harus/wajib). Itulah diri yang sebenar-benarnya diri, awalnya tanpa ada
permulaan atau yang mengawali dan akhirnyapun tanpa dengan berkesudahan tiada yang
menyudahi, jahirnya tanpa ada yang menjahirkan begitu pula batinnya tanpa ada yang
tersembunyi dan disembunyikan. Itulah yang sebenar-benarnya diri, jangan kamu ragu
dan bimbang dengan ini, sebab jika keraguan dan kebimbangan itu ada walau sedikit,
maka batallah seluruhnya.
Al-Haq itu adalah Al-Hayat, dan bukan Al-Hayyun. Al-Hayat itu adalah Hidup, hidup
yang tidak akan pernah mati, itulah
diri yang se-zat-I-Nya diri. Keterangan : Sesuatu yang mati, apabila padanya masuk/
dimasukan Al-Hayat, maka yang mati itu akan menjadi hidup dan mempunyai kehidupan,
hukumhukum kehidupanpun akan berlaku atasnya, Ia akan dapat melihat, dapat
mendengar, dapat berkata-kata, kuasa, berkehendak, hidup dan dapat merasa, namun
suatu masa sesuai ketentuannya, apabila Al-Hayat itu pergi meninggalkannya (keluar
dari padanya), maka Ia akan kembali kepada asalnya, yaitu Mati....!!!. Ia tidak
akan dapat berbuat apa-apa lagi, tidak dapat melihat meskipun matanya ada dan masih
lengkap, tidak dapat mendengar meskipun telinganya ada dan masih lengkap, tidak
dapat berkata-kata meskipun mulutnya ada dan masih lengkap, tidak lagi ia dapat
berkuasa, tidak lagi Ia dapat berkehendak sekalipun sarana dan prasarana semuanya
masih ada padanya, tidak lagi Ia dikatakan Hidup sekalipun jasadnya masih lengkap,
semua akan kembali keasalnya, Ia akan rusak, busuk dan berbau hingga pada akhirnya
ia akan hancur berkeping-keping laksana daun kering yang usang tertiup angin,
terbang kesana kemari tanpa tentu arah dan tujuan. Itulah Haqnya Manusia, yaitu
Hidup. Maksudnya : Seluruh anggota dirinya hanya semata-mata mengikuti kehendak dan
kemauan si Haq semata, tanpa ada perbantahan apapun. Ketika Al-Haq itu mau melihat,
terpaksa atau tidak, maka mata harus melihat, ketika Al-Haq itu mau mendengar,
terpaksa atau tidak maka 41 telinga harus mendengar, ketika Al-Haq itu mau berkata-
kata, terpaksa atau tidak maka bibir atau mulut ini harus berkata-kata, begitu
seterusnya. Begitu pula dengan seluruh aktivitas dan pergerakan kita didalam
kesehariannya, baik yang nyata, tampak oleh kita maupun sesuatu yang tersembunyi
jauh didasar lubuk hati kita yang paling dalam, yang orang lain tidak
mengetahuinya, keseluruhan itu tidak lain dan tidak bukan oleh sebab ada Al-Hayat
atas diri kita, dengan demikian maka tidak akan
diragukan lagi bahwa diri yang sebenar-benarnya diri itu tidak lain adalah Al-Hayat
atau Al-Haq.
Siapa Al-Hayat (Al-Haq) itu sesungguhnya ....? Allah Swt, berfirman didalam Hadits
Qudsy :
” Kenalilah dirimu Niscaya kamu akan kenal dengan Tuhanmu, Kenal dengan Tuhanmu,
maka binasalah jasadmu ” ”Sesuatu yang ada disisimu akan lenyap, dan apa saja yang
ada disisi Allah adalah kekal” (QS, An- nahl :96) Bermula yang sebenar-benarnya
diri itu adalah Ruh, yang sebenarbenarnya Ruh itu adalah Nyawa, yang sebenar-
benarnya Nyawa itu adalah Sifat, yang sebenar-benarnya Sifat itu adalah Nur
Muhammad, dan yang sebenar-benarnya Nur Muhammad itu adalah Zat Hayat (AlHayat)
bukan Zat Hayyun (Al-Hayyun), itulah yang sebenarnya diri.
Tatkala Ruh itu masuk pada tubuh, Nyawa nama-nya, Tatkala Ia keluar masuk, Nafas
nama-nya, Tatkala Ia berkehendak pada sesuatu, Ikhtiar nama-nya, Tatkala Ia ingin
sesuatu Nafsu nama-nya, Tatkala Ia ingat, Arif/Kenal nama-nya, Tatkala Ia percaya,
Iman Nama-nya, Tatkala Ia dapat mengesakan, Tauhid nama-nya Tatkala Ia dapat
berbuat sesutu, Akal nama-nya Pohon Akal itu Ilmu, itulah diri yang sebenar-
benarnya diri dan kepada diri itulah jahir Tuhan-ku.
Himpunan huruf-huruf itulah yang menyebabkan bunyi ”Allah”, o Alif itu Zat bagi
Allah, menjadikan rahasia kepada Muhammad dan menjadikan cahaya kepada kita. o Lam
Awal itu Sifat bagi Allah, menjadikan Tubuh kepada Muhammad dan menjadikan ruh
kepada kita. o Lam Akhir itu Asma bagi Allah, menjadikan Ilmu kepada Muhammad dan
menjadikan hati kepada kita. o Ha itu Af’al bagi Allah, menjadikan Kelakuan kepada
Muhammad dan menjadikan jasad pada kita.
• • • •
Sebenarnya Zat itu adalah diri-Nya (Ujud-Nya) Sebenarnya Sifat itu adalah rupa-Nya
(Wajah-Nya) Sebenarnya Asma itu adalah nama-Nya (Hati-Nya) Sebenarnya Af’al itu
adalah kelakuan-Nya (Fi’il-Nya)
Itulah yang bernama ”Allah”, yaitu hanya sekedar nama saja. 43 Jika masih hendak
dicari lagi, siapa sesungguhnya yang punya nama Allah itu, maka leburkan Nama itu
supaya nyata keadaannya sekalipun nama Allah itu sesungguhnya tidak akan pernah
bisa dihilangkan, sebab Ia sudah menjadikan : Dzikirnya para Malaikat,
Dzikirnya para burung-burung, Dzikirnya para binatang melata,
Dzikirnya tumbuh-tumbuhan, Dzikirnya Nasar yang 4 (Tanah, Air, Angin dan Api)
serta dzikirnya semua makhluk yang ada pada tujuh lapis bumi dan tujuh lapis
langit, dan juga yang berada diantara keduanya itu. (lihat Al-Qur’an, surah At-
thalaq, ayat : 1). Allah itu adalah sebuah nama, ada nama sudah barang tentu ada
bendanya (si-empunya nama itu), begitu pula sebaliknya ada benda sudah pasti ada
namanya, mustahil ada benda akan tetapi tidak ada namanya dan mustahil pula ada
nama tapi bendanya tidak ada, karna antara benda dan namanya itu adalah satu jua
adanya (Esa). Dalam rangka pencarian jati diri yang sesungguhnya, maka bukan hanya
sekedar namanya saja yang harus kita ketahui, akan tetapi justru yang pertama dan
utama sekali adalah bendanya, (orangnya si-empunya nama tersebut), sebab antara
nama dan si-empunya nama itu satu dan tidak bisa dipisahkan, Ada benda pasti ada
namanya, ada nama sudah pasti ada bendanya. Ketahuilah olehmu wahai saudaraku
sekalian.......!, Bunyi ”Allah” itu merupakan himpunan atau gabungan dari
hurufhuruf hijaiyah, seandainya salah satu saja huruf dihilangkan maka Ia tidak
akan berbunyi Allah lagi. Agar semua nyata, senyata-nyatanya, maka silahkan
saudaraku cari cara, bagai mana agar semuanya bisa menjadi terang dan jelas.. Salah
satu cara yang dapat kami sampaikan disini, ialah dengan mengadakan pengguguran
atau peleburan lapald Allah itu satu persatu atau huruf demi huruf sebagai mana
tersebut dibawah ini.
Isyarat ini bisa kita samakan jika kita memandang atau melihat sebuah biji dari
salah satu jenis tumbuhan, melihat biji itu sama artinya kita sudah melihat akar,
batang, dahan, ranting, daun dan buahnya, kesemua itu karna kita melihat biji
sebagai sumbernya. ”Syuhudul wahdah fil kasyrah, syuhudul kasyrah fil wahdah,
syuhudul wahdah fil wahdah”
”Pandang yang satu kepada yang banyak, pandang yang banyak kepada yang satu, maka
yang banyak dan yang satu itu sesungguhnya satu jua adanya ” Itulah isyarat bagi
dzat, dari dzat itulah datangnya seluruh alam semesta ini beserta isinya. Begitu
pula isyarat yang ada pada Al-Qur’an yang jumlah ayatnya ada 6666 ayat, semuanya
akan terhimpun hanya kepada 7 ayat (suratul Fatekha), begitu pula suratul fatekha
itu akan terhimpun pada kalimah ”Basmallah”, basmallah-pun akan terhimpun pada
huruf ”Ba” dan huruf Ba terhimpun pada titiknya (Nuktah), karna sesungguhnya yang
6666 ayat itu jika kita tilik dengan jeli maka ia akan berasal dari titik saja,
terlihat banyak padahal satu saja, terlihat satu padahal ia banyak. • Jika seluruh
huruf Allah itu digugurkan atau hilangkan, maka tinggallah 4 huruf yang ada diatas
lapald Allah, yaitu huruf Tasydid. 48
bergigi 3 (terdiri dari 3 huruf alif), ditambah 1 lagi alif yang ada diatas
tasydid-nya. Keempat huruf tasydid itu adalah isyarat yang menyatakan bahwa Allah
itu ada, untuk itu maka wajib bagi kita untuk mentauhidkan dzatnya, sifatnya,
asmanya dan af’alnya. • Jika keseluruhan yang ada pada lapald Allah itu dihilangkan
, maka yang tinggal adalah kosong, hurufnya tidak ada maka bunyinya pun tidak ada,
artinya tidak ada apa-apa lagi semua diam semua kosong dan semua hening, semua akan
menjadi rahasia yaitu rahasia didalam rahasia itulah diri kita yang sebenar-
benarnya.
Semua
orang ingin mencintai Tuhan, namun pada kenyataannya diriku telah lebur didalam
cinta Tuhan-ku, Semua orang ingin taat kepada Tuhan, namun ke-taatan-ku itu telah
menyatu denganku didalam hati dan seluruh perasaanku. Semua orang ingin menjadi
wali Allah, tetapi bagiku cukuplah Allah yang menjadi waliku, bagiku tiada dinding
dan hijab didalam memandang akan kebesaran dan keagungan-Nya, Kemana saja aku
menolehkan pandangan hanya kasihku saja yang terlihat, kemana saja aku arahkan
pandanganku, hadapku dan seluruh persendianku, maka disanalah dzat Allah, sifat
Allah, fiil Allah, wujud dan wajah Allah. Hilang dan lenyaplah aku didalam Jibu,
kini aku yang dulu telah terganti ma’na, kini aku adalah aku dalam segala hal dan
keadaan, kini aku-ku yang haq ini telah gaib, kedalam pandangan rahasia. (bukan
gaib dalam pandangan nafsu akan tetapi gaib-ku didalam gaibku sendiri) sehingga
bila aku masuk kedalam alam gaib, maka seluruh yang gaib itu akan nyata dalam
pandangan Basyariah Rahasiaku. 49
Kini akulah yang bernama Rahasia Insan itu, dan Rahasia Insan itu adalah Rahasia
Allah, semua yang berlaku dalam keadaanku ini adalah Rahasia Allah jua adanya,
tiada yang lain lagi.
• Datu Sanggul.
(Tanah Muning/Tatakan Rantau, Kalimantan Selatan), menjelaskan Bahwa yang sebenar-
benarnya Diri Rohani itu, ialah Allah ta’ala, untuk itu, maka diri Rohani itu
jangan dicari lagi, oleh karna yang bernama Allah itu sudah menjadi Nyawa segala
makhluk. Kesimpulannya : Semua makhluk itu khaliq, jangan dicari lagi, oleh karna
Ia sudah Laitsya Kamitslihi Syaiun. Sekiranya hal ini sudah kamu ketahui dan yaqini
dengan jelas akan rahasianya, maka rahasiakanlah ini kepada orang-orang yang memang
belum mencapai kepada maqam ilmu hakekat ini, karna dikhawatirkan akan membuat
fitnah besar nantinya ditengah umum. Ditambahkan lagi oleh beliau bahwa, yang
sebenar-benarnya diri itu adalah Hayat atau ruh, akan tetapi hendaknya jangan
engkau itu berhenti pada ruh saja, teruskan dan tembuskan pandanganmu itu kepada
hal dan sifat Allah ta’ala, jika pandanganmu itu berhenti hanya kepada Nyawa saja,
maka sesungguhnya kita telah salah dalam memahami dalil yang menyebutkan bahwa, ”
Diri itu Ruh ” Tatkala Ia nasab kepada sekalian tubuh, Nyawa namanya,
Tatkala Ia keluar masuk, Nafas namanya Tatkala Ia berkehendak, Hati namanya Tatkala
Ia percaya akan sesuatu, Iman namanya Tatkala Ia dapat memperbuat sesuatu, maka
Akal namanya,
Inilah yang disebut dengan sebenar-benarnya diri, jika demikian keadaannya, maka
sekarang ini kita sebenarnya hanya bertubuhkan Ruh 50
semata. apa sebabnya hingga kita sekarang ini disebutkan bertubuhkan Ruh
semata....? Karna Ruh itu sendiri sudah fana lahir dan batin, sehingga didalam
kondisi yang seperti ini jangan diartikan, bahwa kita yang memfanakan diri, akan
tetapi fana itu sendiri datangnya dari Allah jua adanya Sedangkan kata-kata ” Kita
” pada keterangan diatas tadi pun sudah lebur jua kedalam fana itu sendiri.
Rahasia Insan itu adalah rahasia Allah jua, tiada yang lain, jika kamu dapat
memahami akan hal ini, maka sesungguhnya tugasmu hanya tinggal menggugurkan atau
melaksanakannya saja, karna apapun jua yang datang kepadamu itu, sesungguhnya semua
itu datangnya dari rahasia Allah jua adanya dan janganlah kamu sekali-kali
memahami, bahwa ada perbuatan lain atas dirimu, jika ada yang lain, maka
sesungguhnya tanpa kamu sadari, kamu telah masuk didalam
51
kesyirikan, yaitu kesyirikan yang sangat halus, karna sesungguhnya kamu itu sendiri
sebenarnya sudah : Wahua Ma Akum Ainama Kuntum
”Tuhan ada bersama kamu, dimana saja kamu itu berada ”
Maksudnya : Sudah berbarengan siang dan malam, demikianlah adanya supaya kamu itu
paham dan mengerti betul dengan yang sebenarnya.
• Syech Muhammad Hassan.
(Nagara, Kabupaten Kandangan-Kalimantan Selatan), Beliau mengatakan : Kalimah La
Ilaha Illallah itu masuknya pada :
o o o o
La masuknya pada Hayat Ilaha itu masuknya pada Ruh Illa itu masuknya pada Nafas
Allah itu masuknya pada Nyawa.
Nyawa itu adalah Nur Muhammad dan Nur Muhammad itu adalah Sifat dan Sifat itu
adalah Hayat. Hayat itu Ruh Tuhan Robbul ‘alamin. Akan tetapi ingatlah olehmu baik-
baik bahwasannya :
Ruh itu bukan Tuhan, tetapi tiada lain dari pada Tuhan, asalkan saja engkau
teruskan kepada Zat dan Sifatnya. Seandainya ini sudah kamu pahami benar-benar,
maka jangan kamu cari
lagi, sehingga keraguan saja nantinya yang akan timbul yang akan mengiringi
kehidupanmu selamanya.
Syech Jamaluddin Surgi Mufti, ini adalah seorang wali besar dikota
Banjarmasin, beliau juga keturunan dalam Pagar, Martapura Kalimantan Selatan
Yang
amalkan ilmu hakekat itu jika sekiranya dirimu itu tidak lagi berdiri pada keaku-
anmu, dan peliharalah Syareat Muhammad dengan sebaik-baiknya supaya kamu dikasihi
oleh Muhammad, dengan begitu maka sesungguhnya engkaulah yang bernama Muhammad itu
dan bila engkau bernama Muhammad berarti dirimu itu Rahasia Muhammad, bila engkau
menjadi Rahasia Muhammad, berarti engkaulah rahasia Allah itu.
Jika sudah se-rahasia dengan Allah, maka engkaulah yang bernama Khalifatullah
didalam dunia ini dan sekiranya titel kekhalifahan itu diserahkan kepadamu, maka
engkaulah yang berkuasa atas alam ini beserta seluruh isi-nya. Untuk itu
bertindaklah kamu dengan pimpinan dan petunjuk Allah atasmu, dan berlaku Adillah
kamu dengan sesamamu, karna keadilan dan kebijakkanmu itulah sesungguhnya Agama
yang Haq (Islam) Katakan olehmu yang haq itu adalah haq, sekalipun maut
tantangannya, (inilah Aqidah/pendirian), karna sesungguhnya mati itu adalah suatu
jalan yang terbaik bagi orang-orang yang telah bulat Tawaqqalnya kepada Allah.
Rosulullah Saw, bersabda : “Aku adalah bapak dari segala Ruh, dan Adam itu bapak
dari sekalian Batang tubuh “
Batang tubuh manusia itu dijadikan oleh Allah ta’ala dari pada tanah, tanah itu
dari pada air, dan air itu dijadikan dari pada Nur Muhammad.oleh karna itu maka
ingatlah olehmu wahai saudaraku, bahwa : Batang tubuh dan ruh kita ini jadi dari
pada Nur Muhammad, maka Muhammad jualah namanya tiada yang lain. Tubuh kasar ini
tidak akan dapat mengenal Allah ta’ala melainkan dengan Nur Muhammad jua, oleh
sebab itu maka tubuh kita itu disebut Pohon Bustah, artinya yang hampir pada ujud-
Nya (serupa tapi tidak sama), oleh sebab itu maka diri kita inilah yang dinamakan
Ujud Allah ta’ala jangan sekali-kali ada ujud yang lain dari pada ujudnya. Inilah
yang sebenar-benarnya diri, begitu pula dengan kelakuan jangan ada kelakuan yang
lain, sebab jika ada yang lain maka akan menjadi hamba jua namanya.
Faqad Arafah itu, tidak akan menerima salah satu atau yang lainnya,
melainkan suci jahir dan Batin. Zat, artinya Ujud Allah ta’ala semata-mata, itulah
yang sebenar-benarnya diri kita. jangan kiranya kita syak atau ragu lagi pada kata-
kata ini, baik saat berjalan itu ujud Allah, melihat itu Basyar Allah, berkata-kata
itu Kalam Allah dan seterusnya dan seterusnya. Itulah yang sebenarnya, jangan ada
ujud yang lain, karna jika ada yang lain dari pada itu, maka seluruh pengenalanmu
itu akan batal dan sia-sia saja.
Inilah kesudahan Ilmu, artinya tiada lagi yang akan disebut atau
diterangkan didalam kitab manapun jua. Wahai saudaraku....! Sesungguhnya kita ini
bertubuhkan Muhammad jahir dan batin, artinya bertubuhkan ruh namanya, maka tiada
yang kita kenang-kenang lagi hati dan tubuh ini, hanya bertubuh batin saja, artinya
Muhammad jualah yang Menjadi tubuh kita, dengan demikian, hakekat kita ini
bertubuhkan Ruh Idhofi namanya. Allah berdiri diatas hukum dan muhammad itulah yang
menjalankan hukum, dengan demikian, maka berlakulah hukum sebagai mana adanya.
(Allah berkehendak, Muhammad berlaku). Ulama berkata : Antara diri dengan Tuhannya
sedang asyik pandang memandang dengan Nyawa, tiada akan berkesudahan lagi, Nyawapun
demikian pula, tiada berkeputusan dan tiada berkedudukan lagi pandang dan pujinya
kepada Allah, sedikitpun tiada lupa pandangannya kepada Allah, apa yang dipandang
oleh diri itu sejauh ia melepaskan pandangannya, hanya Allah ta’ala saja yang
dilihat dan didengarnya, tiada yang berlaku dikanan dan dikirinya, keatas dan
kebawah, jahir maupun batin, yang dirasa hanya puji bagi puji kepada Allah seluruh
alam semesta ini. Inilah yang pernah dikatakan oleh ulama yang Muhaqqiqin atau yang
sudah maujud, seluruh yang berlaku pada pandanganmu itu adalah tauladan, puji atau
zikrullah yang berlaku bagi seluruh alam semesta ini, karna dirinya itu mengandung
kalimah (berahasia kepada Allah). Ilmu inilah yang dinamakan laut ujudullah yang
amat luas dan amat dalam, yang tiada dapat dicapai oleh akal siapapun dan tiada
tersurat lagi oleh tulisan dan tiada terucapkan lagi dengan kalam.
Pasal sembahyang
Sholat
atau
melakukan Mi’raj, yaitu ketika Allah Swt telah selesai menjadikan tubuh nabi Adam
As, ketika itu Allah Swt berseru dan memerintahkan kepada seluruh penghuni Syurga
untuk sujud kepada nabi Adam As. Perintah sujud itu kemudian dipertegas kembali
oleh Allah Swt lewat perantara Nabi Muhammad Saw, yaitu ketika beliau
diberangkatkan oleh Allah Swt untuk melakukan Mi’raj kelangit yang ketujuh,
kemudian keSidrat Al-Muntaha, disinilah nabi Muhammad Saw menerima perintah sholat
itu. Istilah sujudnya para penghuni syurga kala itu, dipertegas kembali oleh Allah
Swt dengan sebutan sholat atau sembahyang sebagaimana yang kita ketahui sekarang
ini.
Akhmad
( ) احمد
I . Tajalli-nya huruf Alif pada lafald Al-Hamdu, akan menjadikan asal mulanya waktu
djuhur (4 raka’at), karna meliputi :
4 (empat) perkara atas diri kita, yaitu :
• • • • Suhud Jauhar Budi Nur
II . Tajalli-nya huruf Lam pada lafald Al-Hamdu, akan menjadikan asal mulanya waktu
Ashar (4 raka’at), karna meliputi :
62
III . Tajalli-nya huruf Kha pada lafald Al-Hamdu, akan menjadikan asal muasal waktu
Magrib (3 raka’at), karna meliputi :
3 (tiga) perkara atas diri kita, yaitu :
• Zat • Muhammad • Adam
IV . Tajalli-nya huruf Mim pada lafald Al-hamdu, akan menjadikan asal muasal waktu
Isya (4 raka’at), karna meliputi :
4 (empat) perkara atas diri kita, yaitu :
• • • • Roh Nurani Roh Rohani Roh Idhofi Roh Robbani
V. Tajalli-nya huruf Dal pada lafald Al-hamdu, akan menjadikan asal muasal waktu
Subuh (2 raka’at), karna meliputi :
2 (dua) perkara atas diri kita, yaitu :
• Nurani • Rohani
Pemaknaan Al-Hamdu
Ketahui pula olehmu wahai saudara-saudaraku.......! Arti dan pemaknaan serta
Rahasia lafald Al-hamdu itu, agar kamu semua didalam sholat itu dapat mencapai
kesempurnaan dan tidak sia-sia. Lapald Al-Hamdu diambil dari ayat pertama Surah Al-
Fatekha, yaitu pada kalimah ” Al-hamdu- illahi robbil ’alamin ”. ” Segala puji-
bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam ” Itu sebabnya Suratul Fatekha menjadi salah
satu rukun dari 13 rukun yang ada dan wajib untuk kita ketahui. Tidak dipandang
syah sholatmu apabila suratul Fatekha tidak ada didalamnya, juga tidak dipandang
sempurna sholatmu bila salah dan keliru didalam pengucapan-nya
الحمد
Huruf Alif --- Sholat Dzohor --- Nabinya Ibrahim As --- Malaikatnya
Jibril --- Sahabatnya Syaidina Abu Bakar Siddiq --- Kepala.
Huruf Lam --- Sholat Ashar --- Nabinya Yunus As --- Malaikatnya
Mikail --- Sahabatnya Syaidina Umar bin Khatab --- Tubuh.
Huruf Kha --- Sholat Magrib --- Nabinya Musa As --- Malaikatnya
Isrofil --- Sahabatnya Syaidina Usman bin Affan --- Tangan.
Huruf Mim --- Sholat Isya --- Nabinya Isa As --- Malaikatnya Izrail --Sahabatnya
Syaidina Ali bin Abi Tholib --- Pinggang.
Huruf Dal --- Sholat Subuh --- Nabinya Adam As --- Malaikatnya
Rahmani/Harun --- Sahabatnya tidak ada --- Kaki. Keterangan :
Nabi Adam As, tidak mempunyai sahabat karna Nabi Adam As itu
adalah Bapak dari batang tubuh manusia. 66
7 Bismillah Barencong
• Bismillah
dalam
Kitab
7 Bismillah dari kitab Barencong (ilmu turunan dari Datu Sanggul, Tanah Muning-
Kalimantan Selatan)
Allah itu tajalli kepada Hayat, Hu itu ruh, ruh itu nafas, nafas itu nyawa. (ini
pegangan datu sanggul, barang siapa berlepas dari ini, matinya sama dengan
binatang)
• Bismillah
Allah tajalli kepada Hayat, Hayat tajalli kepada Nur Muhammad, Nur Muhammad itu
tubuh kita.
• Bismillah
Ilmu sudah rapat mupakat Akhlussunnah wal jama’ah. Hayat itu menjadi nyawa, nyawa
itu menjadi Muhammad, maka jangan lepas dari ini. (H.Abd. Hasan, Negara Kalimantan
Selatan)
• Bismillah
Ilmu sudah rapat mupakat Akhlissunnah wal jama’ah,
Adapun sebenar-benarnya diri itu adalah hayat dan sebenarbenarnya hayat itu adalah
ruh, dan sebenar-benarnya ruh itu adalah nafas, dan sebenar-benarnya nafas itu
adalah rahasia, dan sebenarbenarnya rahasia itu adalah nur Muhammad, dan sebenar-
benarnya Nur Muhammad itu adalah tubuh kita. (H. Muhammad Arsyad Al-banjari, dalam
pagar-MartapuraKalimantan Selatan)
• Bismillah
LA itu Hayat, ILA itu Ruh, ILAHA itu dinafas, ALLAH itu Nyawa.
• Bismillah
Badan Rohani itu ialah Allah. selanjutnya Allah ta’ala itu jangan dicari lagi sebab
Ia sudah menjadi segala nyawa, Ia sudah menjadi nama kita didalam rahani adanya.
(H. Abd. Samad – Bakumpat- Kalimantan Selatan)
•
o o o o
Ashar, 4 rakaat, oleh sebab tajallinya Allah ta’ala pada 4 perkara, yaitu : o Api
o Angin
o Air o Tanah Magrib, 3 rakaat, oleh sebab tajallinya Allah ta’ala pada 3
perkara, yaitu : o Ahdat ( Allah ) o Wahdat ( Muhammad ) o Wahidiyat ( Adam )
Isya, 4 rakaat, oleh sebab tajalli Allah ta’ala pada 4 perkara, yaitu
Mada Madi Mani Manikam 70
o o o o
Ashrarus Sholah
(Rahasia didalam Sembahyang)
Hakekat berdiri itu kepada huruf Alif, asalnya dari Api. Api yang dimaksud
disini, bukan api pelita atau api bara sebagaimana
yang kita ketahui, akan tetapi api yang dimaksud itu adalah merupakan satu I’tibar
yang menyatakan akan sifat dari api, yaitu cagat menjilat keatas yang
mengisyaratkan akan berdiri tegak (berdiri betul) ujung atasnya menguasai 7 petala
langit dan ujung bawahnya menguasai 7 petala bumi, sebagai perlambang akan sifat
kebesaran Allah ta’ala (Sifat Jalallullah). Sifat Kebesaran Allah ta’ala itu,
duduknya pada 2 (dua) perkara, yaitu : o Kuat o Lemah Adapun yang kuat dan yang
lemah itu adalah Iradat (kehendak)-Nya jua
Arifbillah, mengatakan :
” Tiada ku perbuat didalam sembahyang itu, jahir maupun batin, melainkan Allah Swt
jua yang berbuat ”
Hakekat Ruku itu kepada huruf Lam, asalnya dari Angin Angin yang.dimaksud disini,
bukan angin timur atau angin barat seperti
yang kita ketahui, akan tetapi angin yang dimaksud itu juga merupakan satu i’tibar
yang menyatakan akan sifat angin, yaitu condong atau bertiup horisontal, ini
mengisyaratkan kondisi menunduk (Ruku), sebagai perlambang akan sifat keelokan
Allah ta’ala (Sifat Jamalullah).
Sifat Keelokan Allah ta’ala itu, duduknya pada 2 (dua) perkara juga, yaitu : o Tua
o Muda Adapun tua dan muda itu juga iradat (kehendak)-Nya jua. Hamba itu tiada
sekali-kali mempunyai tua dan muda, adapun tua dan muda itu oleh karna Dituakan dan
dimudakan oleh Allah ta’ala. Inilah yang difanakan didalam merunduk (Ruku), bahwa
semua nama kita yang baharu itu akan lenyap, yang ada hanyalah nama Allah ta’ala
jua adanya.
Arifbillah, berkata :
”Tiada nama yang lain didalam sembahyang itu, jahir maupun batin, melainkan Nama
Allah jua adanya ” Mengapa demikian, karna nama dengan yang empunya nama itu satu
jua adanya, baik jahir maupun batin tiada nama lain selain nama-Nya.
Hakekat Sujud itu kepada huruf Lam Akhir, asalnya dari Air.
72
Air yang dimaksud disini, bukan air laut atau air sungai seperti yang
kita ketahui, akan tetapi air yang dimaksud disini juga merupakan satu i’tibar yang
menyatakan akan sifat air, yaitu senantiasa mencari tempat yang rendah, yang
mengisyaratkan posisi sujud, sebagai perlambang sifat kekerasan Allah ta’ala (Sifat
Qaharullah). Sifat Kekerasan Allah ta’ala itu, duduknya pada 2 (dua) perkara juga,
yaitu : o Hidup o Mati Adapun hidup dan mati itu, juga iradat (kehendak)-Nya jua.
Hamba itu tiada sekali-kali mempunyai hidup dan mati, sebab hidup dan matinya hamba
itu, dihidupkan dan dimatikan oleh Allah ta’ala, Inilah yang difanakan ketika
sujud, segala sifat kita yang baharu akan lenyap dan yang ada hanya sifat Allah
ta’ala jua adanya.
Arifbillah, berkata :
” Tiada rupa yang lain didalam sembahyang itu, selain rupanya jua adanya ” Sifat
dengan yang empunya sifat itu satu jua adanya, baik jahir maupun batin.
Hakekat Duduk itu kepada huruf Ha, asalnya dari Tanah. Tanah yang dimaksud
disini, bukan tanah pasir atau tanah lumpur seperti
yang kita ketahui, tetapi tanah yang dimaksud itu juga merupakan satu i’tibar yang
menyatakan sifat tanah, yaitu diam yang mengisyaratkan 73 posisi duduk, sebagai
perlambang sifat kesempurnaan Allah ta’ala (Sifat Kamalullah). Sifat kesempurnaan
Allah ta’ala itu, duduknya pada 2 (dua) perkara yaitu o Ada o Tiada Hamba itu
sekali-kali tiada memiliki ada dan tiada, sebab ada dan tiadanya itu, diadakan dan
ditiadakan oleh Allah ta’ala. Inilah yang difanakan ketika duduk, tiada ujud kita
yang baharu melainkan Ujud Allah jua adanya.
Arifbillah, berkata :
” Tiada ujud yang lain didalam sembahyang itu, melainkan hanya ujud Allah jua
adanya jahir dan batin ”
Inilah hakekat yang ada didalam sembahyang, oleh karena itu maka Hakekat maupun
Ma’rifat kita harus benar-benar bersih dan suci dari 3 perkara, yaitu : Suci dari
pada Syirik Suci dari pada Niddun ( Jangan bertimbang ) Suci dar pada Dhiddun (
Jangan berlawanan )
74
Rukun 13
Selanjutnya ketahui pula olehmu wahai saudaraku, Rukun 13 (tiga belas) yang wajib,
jangan sampai engkau tidak mengetahuinya, dan jangan pula engkau tidak dapat
membedakan mana yang wajib dan mana yang sunah, karna itu akan merusak sholatmu.
Sujud Duduk antara 2 sujud Tahyat Awal Tahyat Akhir Salawat Salam Tertib.
Rukun 13 (tiga belas) itu jika ia berhimpun dalam satu laku dan perbuatan, maka ia
akan membentuk sebuah isyarat kalimah, yaitu kalimah ” ALLAH ”, sebab : o o o o
Berdiri itu, mengisyaratkan huruf Alif, Ruku itu, mengisyaratkan huruf Lam awal,
Sujud itu, mengisyaratkan huruf Lam akhir Duduk itu, mengisyarat huruf Haa.
Rukun 13 (tiga belas) didalam sholat itu, merupakan sebuah tahapantahapan dari
suatu pekerjaan yang diwajibkan atas semua manusia yang beriman, tidak wajib bagi
mereka yang tidak beriman. Rukun 13 (tiga belas) yang wajib itu, dalam
pelaksanaannya dibagi menjadi 3 (tiga) rukun saja, yaitu : o Rukun Qolbu, o Rukun
Qouli o Rukun Fi’li. 75
Selanjutnya rukun 13 (tiga belas) itu, dihimpunkan lagi menjadi 3 (tiga) Rukun saja
didalam satu gerak/perbuatan, yaitu pada ketika mengangkat Takbir pertama
(takbiratul ikhram), isinya : o Qasad o Ta’arad o Ta’yin
Qasad,
Qasad itu, tubuh kita yang menyatakan Niat dan perbuatan yang sempurna. Adapun Niat
yang sebenar-benarnya Niat itu, ialah : Tiada berhuruf, Tiada bersuara Tiada
bertempat Itulah Zat Allah ta’ala yang mutlak, Ia-lah yang melemahkan sekalian yang
maujud dan melingkupi sekalian yang maujud dialam ini. 76
Ta’arad,
Ta’arad itu, menyatakan Fardhu. Adapun Fardhu yang sebenar-benarnya itu, ialah
Sifat Allah ta’ala. A’yan tsabitha itu ialah Nur Muhammad, wujud dan tempatnya pada
sekalian ruh manusia.
Ta’yin,
Ta’yin itu, Nyata Af’al Allah ta’ala pada alam malakut (jasad Adam), itulah tubuh
kita.
Muqaranah Niat
(Didalam Takbiratul Ikhram)
Pasal ini, adalah pasal yang menyatakan tentang Muqaranah Niat didalam Takbiratul
Ikhram pada sekalian Ahli Fikih dan I’tikat akhli sunnah wal jama’ah pada mazhab
Imam Syafe’i yang diberi oleh Allah rahmat atasnya. Muqaranah niat didalam
takbiratul ikhram itu, wajib atas tiap-tiap Islam laki-laki dan Islam perempuan
untuk mengetahuinya,
79
Rosulullah Saw, bersabda : ” Barang siapa yang meninggalkan sembahyang lima waktu,
maka ia akan dibebankan seperti tersebut dibawah ini :
Syahadatnya tidak diterima dan harus dibunuh Mayatnya jangan dimandikan dan
ditanam dijalanan Jangan dimakan binatang sembelihannya Jangan bergaul dengan
mereka, karna mereka lebih najis dari pada anjing dan babi.
-----------------------------------------------------------------------------------
------”Janganlah kamu berjalan dimuka bumi ini dengan sombong” (QS, Luqman : 18) 81
-----------------------------------------------------------------------------------
-------
“Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia
berbuat untuk (keselamatan) dirinya sendiri dan barang siapa yang sesat, maka
sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri, dan seseorang yang
berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum
Kami mengutus seorang Rosul” (QS, Al-israa : 15)
84
Garis besar
tentang Sifat 20 dan Tasawwuf
Sifat 20
Berbicara mengenai pengenalan diri, yaitu diri yang sebenar-benarnya diri, tentunya
tidak akan lepas dari 2 ilmu Allah yang utama, yaitu : Sifat 20 Tasawwuf Bagi
orang awam, mengkaji sifat 20 dan tasawwuf itu sangat berbahaya dan menakutkan,
sebab katanya bias membuat orang menjadi gila, ketakutan dan kekhawatiran itu
sangat beralasan karna didalam perjalananannya, hal seperti itu mungkin saja bisa
terjadi tetapi mungkin juga tidak. Hal ini sangat tergantung, bisa saja hal seperti
itu terjadi oleh karena apa yang dikaji, lepas dari rel dan ketentuan dari apa yang
dimaksudkan atau bisa juga karna penyampainya yang kurang menguasai bahan kajian,
sehingga didalam materi pengkajiannya menjadi sangat membingungkan, berbelit-belit
dan tidak ada satu kesimpulan yang dapat dijadikan patokan dan pegangan didalam
hidup dan kehidupan ini. Pandangan yang menganggap bahwa ilmu sifat 20 dan tasawwuf
itu bisa membuat orang menjadi gila itu sangat keliru besar…! Islam sendiri sangat
menganjurkan kepada kita semua untuk memahami dan mempelajari kedua Ilmu tersebut,
karna hanya dengan pemahaman dan pengajaran yang benar terhadap kedua ilmu Allah
itu seseorang akan sampai pada apa yang ia kehendaki, yaitu dapat menghantarkan
dirinya untuk mengadakan pengenalan, baik itu pengenalan pada dirinya sendiri
terlebih lagi pengenalan terhadap diri Tuhannya. Tanpa dengan kedua Ilmu Allah
tersebut, dapat dipastikan seseorang itu tidak akan pernah sampai pada maqom
tertinggi disisi Allah, karna kedua ilmu itu adalah pintu atau gerbang utama yang
harus dilalui untuk sampai kepada Allah. 85
Rosulullah bersabda :
“Kenalilah dirimu niscaya kamu akan kenal akan Tuhanmu, kenal akan Tuhanmu
binasalah dirimu “ “Sesungguhnya diri anak Adam itu adalah dosa yang besar,
terkecuali ia mengetahui “ “Barang siapa menuntut jalan kepada Allah dengan lain
dari pada mengenal akan diri dengan sebenar-benarnya pengenalan, sesungguhnya
kesesatan yang amat jauhlah ia dengan Tuhannya” “Aku Adalah gudang yang
tersembunyi, Aku suka jika Aku dikenal, lalu Aku ciptakan makhluk supaya ia
mengenal akan Aku” Ketahuilah olehmu wahai saudara-saudaraku sekalian…. Bermula
mengenal diri itu adalah, ketahui dahulu olehmu akan sifat-sifat yang wajib bagi
Allah, jalannya adalah Tasawwuf. Sifat wajib bagi Allah ada 13, seiring dengan
adanya ilmu tentang diri melaui tasawwuf, maka para ulama tahkik menambahnya 7
sifat lagi sehingga genaplah menjadi 20 sifat jumlahnya sebagaimana seperti yang
kita ketahui sekarang ini. 13 Sifat utama itu mutlak milik Allah, sedangkan yang 7
berikutnya itu dipertaruhkan Allah atas diri manusia.
20 sifat wajib bagi Allah itu didalam perjalanannya akan diklasifikasikan menjadi 4
Sifat, ini untuk mempermudah pemahaman kita tentang Tuhan itu sendiri, yaitu : o o
o o Sifat Nafsiyah Sifat Salbiyah Sifat Ma’ani Sifat Ma’nawiyah
Sifat Nafsiyah.
Sifat Nafsiyah artinya sifat yang wajib bagi dzat, atau sifat yang wajib bagi diri
dzat, Nafs itu artinya diri (diri dari dzat itu sendiri), ini yang harus ada atau
ujud, mustakhil tidak ujud (ada diri pasti ada ujud dari diri itu). Sifat nafsiyah
itu masuknya pada • Sifat Wujud (Ada) Jika ada sifat Nafsiyah, tentunya juga akan
ada diri Nafsiyah, bagai mana menurut saudaraku didalam memahami ini….?
Sifat Salbiyah.
Sifat Salbiyah, artinya Sifat menolak yang tiada layak bagi dzat, yaitu : • Qidam
(Dahulu) • Baqa (Kekal) • Mukhalafatuhu lil hawadits (Berbeda makhluknya) •
Qiyamuhu ta’ala binafsih (Berdiri sendiri) • Wahdaniyat (Maha Esa)
dengan
semua
Sifat Ma’ani.
Sifat Ma’ani, artinya ia kepada yang mawujud, yaitu : • Qudrat (Kuasa) • Iradat
(berkehendak)
• Ilmu (Maha mengetahui) 88 • • • • Hayat (Hidup) Sama (Maha mendengar) Basyar
(Maha melihat) Kalam (Maha berkata-kata)
Sifat Ma’nawiyah
Sifat Ma’nawiyah, artinya yang wajib bagi Zat, dikarenakan dengan suatu sebab,
yaitu : • • • • • • Qadirun (yang maha kuasa) Muridun (yang maha berkehendak)
Alimun (yang maha tahu) Samiun (yang maha mendengar) Basyirun (yang maha melihat)
Mutakallimun (yang maha berkata-kata)
Dasar rujukannya sama seperti pada sifat Ma’ani, karna sifat Ma’nawiyah ini diambil
dari sifat Ma’ani, kemudian dipertaruhkan kepada manusia sehingga secara Syar’i,
manusia dan Tuhan seperti sama (serupa tapi tidak akan pernah sama).
Jika ada sifat Ma’ani, tentunya juga akan ada diri Ma’ani, bagai mana menurut
saudaraku didalam memahami akan ini sebagaimana pada 89 keterangan tersebut diatas,
disana disebutkan bahwa, jika ada sifat Nafsiyah, sifat Salbiyah, sifat Ma’ani dan
sifat Ma’nawiyah, tentulah juga akan ada diri Nafsiyah, diri Salbiyah, diri Ma’ani
dan juga diri Ma’nawiyah.
Tasawwuf.
Apakah Tasawwuf itu……..? Tasawwuf itu adalah suatu cara atau jalan untuk
membersihkan diri dari
sesuatu yang tidak baik, yang dapat mendindingi diri (Hijab) untuk sampai pada
Allah. Tasawwuf itu adalah satu ilmu yang dapat menghantarkan diri kita dari
kegelapan menuju pada keterangan, dari samara-samar hingga menjadi jelas, dari
hanya sangka-sangka hingga menjadi nyata.
• Huruf Tha
Huruf Tha, menjadikan kata Tajrid, artinya menghilangkan. Apa yang dihilangkan
itu………?, Yang dihilangkan adalah : o Tajrid kepada dunia o Tajrid kepada manusia o
Tajrid kepada hawa nafsu
• Huruf Shot
Huruf Shot, menjadikan kata Shafa, artinya bersih. 90 Apa yang dibersihkan ……..?,
Yang dibersihkan adalah : o Bersih dari keinginan dunia o Bersih dari pada amarah
dan senantiasa bersyukur, sabar dan tabah o Bersih dari da’wa sangka dari pada
selain Allah Swt.
• Huruf Waw.
Huruf waw, menjadikan kata Wafa, artinya memelihara, Apa yang dipelihara ……..? Yang
dipelihara adalah : o Memelihara Syareat o Memelihara/ menuntut pahala o Memelihara
pengenalan selain kepada Allah Swt.
• Huruf Fha.
Huruf Fha, menjadikan kata Fana, artinya lenyap atau hapus. Apa yang dilenyapkan/
dihapuskan …….? Yang dilenyapkan atau dihapuskan adalah : o o o o o o o Fana Ilmu
Fana Ain Fana Haq Fana Af’al Fana Asma Fana Sifat Fana Dzat
Tasawwuf itu sendiri tidak ubahnya seperti proses huruf Djim, Kha dan kho, bentuk
hurufnya sama Cuma beda pada penempatan titiknya saja.
Huruf Djim.
Huruf Djim itu memiliki titik yang berada didalam huruf, ini mengisyaratkan bahwa
diri manusia itu senantiasa bergelimang dosa
(bergelimang dengan nafsu-nafsu keakuan), sehingga seluruh aktivitas hidup dan
kehidupan ini buah karya atau hasil pekerjaan manusia semata. 91
Merasa seakan ia yang kuasa Merasa seakan ia yang berkehendak Merasa seakan ia yang
tau Merasa seakan ia yang hidup Merasa seakan ia yang melihat Merasa seakan ia yang
mendengar Merasa seakan ia yang berkata-kata.
Perasaan-perasaan ini akan timbul dan muncul dalam ujud keakuan manusia oleh sebab
kebodohan manusia itu sendiri yang tidak tau siapa dirinya yang sesungguhnya.
Huruf Kha.
Huruf Kha itu sama sekali tidak memiliki tanda (titik) baik didalam huruf maupun
diluar huruf, ini mengisyaratkan kepada kita akan perasaan bimbangan dan ragu
didalam satu keimanan kepada Allah sehingga padanya timbul satu pertanyaan besar
lagi mendasar. Siapa sebenarnya Tuhan itu ……?, dan siapa sebenarnya diri ini …..?,
Seandainya aku Tuhan, dimanakah hamba itu………?, Seandainya aku Hamba, dimanakah
Tuhan itu ……..?
Huruf Kho.
Huruf Kho itu titiknya berada diluar huruf, ini mengisyaratkan kepada kita bahwa
apabila rahasia Allah itu telah sampai dan terbuka atas diri kita, maka seluruh
perasaan bimbang dan keragu-raguan itu sirna dengan sendirinya (kembali keasal),
semua menjadi pasti dan nyata.
Kesimpulannya :
Tasawwuf itu adalah suatu jalan untuk datang kepada Allah ta’ala, hingga akhirnya
lenyap dengan-Nya. Diharapkan juga dengan tasawwuf maka akan menghantarkan diri ini
Men- dzat-di-Faqir.
Faqir maksudnya :
Fha itu Fana (hapus) Qop itu Qona’ah (rutin) Ra itu Ridho (ikhlas) 92
Tauhid
Wahai hamba-Ku, engkau tiada memiliki sesuatu apapun,
kecuali yang Aku kehendaki untuk menjadi milikmu. Tiada juga memiliki dirimu, karna
Aku-lah maha Penciptanya, tiada pula engkau memiliki jasadmu, Aku-lah yang
membentuknya, hanya dengan pertolongan-Ku, engkau dapat berdiri dan dengan kalimah-
Ku engkau datang kedunia ini.
Bab Amaliyah
• Mendudukkan Diri
Mendudukkan diri adalah sesuatu yang sangat penting didalam kita melasanakan atau
melakukan seluruh aktivitas kita didalam keseharian, baik itu aktivitas yang kita
sadari (sengaja) maupun yang tidak kita sadari (tidak sengaja), maksud dan
tujuannya supaya segala sesuatunya itu jangan terakui. Seluruh Aktivitas keseharian
kita, dari kita bangun tidur sampai kita akan kembali tidur bahkan selama didalam
kita tidur, semuanya akan bernilai ibadah apabila diri ini telah kita dudukkan
sesuai dengan kedudukannya.
(I) itu adalah Haq Allah ta’ala (I) itu adalah Batin kita
95
(I) itu adalah Sirr/ Rahasia kita (I) itu adalah Sirr/ Rahasia Allah (I) itu adalah
ujud Allah ta’ala. (I) bisa juga disebut Tubuh Ilmu.
Sedangkan ”Hidup” itu adalah Haq manusia, senantiasa mengikut saja apa yang
dikehendak dan dimaui oleh yang memberi hidup. Adapun seluruh rasa yang dapat kita
rasakan disetiap waktu, baik itu melihat, mendengar, berkata dan sebagainya itu
sesungguhnya Haq-nya Rosulullah Saw.
Yang Wajib mengenal : Taubat itu, Ialah Achmad Syahadat itu, Ialah Muhammad
Dzikir itu, Ialah Aminullah Takbir itu, ialah Diri kita.
Tobat, Syahadat, Dzikir dan Takbir itu adalah sebagai Pembasuh atau Pembersih,
untuk membersihkan : 96 o o o o o Hadats Kecil Hadats Besar Zunub Zanabat Istinja
diri kita
Membersihkan dari :
o o o o o o o Bulu Kuli Daging Urat Tulang Otak Sumsum
Juga mensucikan :
o o o o o o o Pengrasa Hawa Nafsu Akal Fikir Ilmu Rahasia
Untuk itu maka lajimkan dan mesrakanlah pada setiap waktu, mengucapnya dengan
hikmat, mengerti, paham dan tahu pembagian huruf dan sifatnya pada batang tubuh,
maka telah sucilah diri kita zahir dan batin.
97
A.I.U = Aku (I) Ujud Allah ta’ala, yang (I) tiada mati
Tarik nafas = “ R “ Keluarkan nafas = “ N “ Masukkan Niat : “Aku beramalan
……,sebanyak …,untuk……………… “ (Tarik nafas disertai puji “ R ”, Ingat (I) yang
berhadiah, (I) yang dihadiahi ). Keluarkan nafas dengan puji “ N ”, kemudian
langsung beramalan. Akhiri semuanya dengan do’a.
PINTU HIJAB 10
Ubun-ubun ( Air setitik 33 x ) Huruf ke 6 dan 7 dihilangkan jika hati
menyebutnya. Mata Kanan ( Tismarullah 33 x ) Mata Kiri ( Tishu Izat 33 x )
Telinga Kanan ( Tismarasa Allah 33 x )
Telinga Kiri ( Tismajenah 33 x ) Hidung Kanan ( Tiszat Zat mullah 33 x ), Nama
yang sudah merdeka, dimerdekakan lagi. Hidung Kiri ( Tismakullah 33 x ) Mulut (
Tismalullah 33 x ) Kola-kola (jakun) ( Tissimpullah 33 x ) Ulu hati ( Tik (I)
Mullah 33 x ) Terhimpun pada nama : MADMANHU 333 x Amalan pembuka Pintu Hijab :
RABBUHA WAROB BUKA 1117 x 98
PINTU SYURGA 8
Kalam ( Tismaullah 33 x ) Kola-kola ( Tismallah 33 x ) Hidung kanan
( Tasrikullah 33 x ) Hidung kiri ( Tikmapullah 33 x ) Telinga kanan
( Tiszatmullah 33 x ) Telinga kiri ( Tahsirrullah 33 x ) Mata kanan ( Siti
sarikullah 33 x ) Mata kiri ( Tismancarmullah 33 x ) Terhimpun pada nama :
AMARRULLAH ( Titik Ke- 8
Sesudah menitikkan
Suami --------------------------- R Istri ------------------------------ N
Sesudah diluar, Suami dan Istri membaca : “Taubat, Syahadat, Dzikir dan Taubat”
Hakekatkan :
o o o o Sempurna diri bagi diri Suci ruh bagi ruh Suci nyawa bagi nyawa Suci
rahasia bagi rahasia (Air pertama) 101 o o o o Halusnya api menghilangkan rupa
Halusnya angin menghilangkan bau Halusnya air menghilangkan rasa Halusnya tanah
menghilangkan kotoran (Air kedua) raga
o Nur Muhammad yang mensucikan jiwa Muhammad, dan Muhammad yang disucikan. (Air
ketiga)
Mandi 9
• Depan 3x -------------------------- Air Setitik • Kanan 3x
-------------------------- Awal-awal Nur Muhammad • Kiri 3x
----------------------------- Awal-awal Ummat
Penutup
“ Adhie Shinantra “
104
DASAR-DASAR RUJUKAN
“Aku adalah Gudang yang tersembunyi, Aku suka jika aku dikenal, lalu Aku ciptakan
makhluk supaya ia mengenal kepada-Ku “ “Barang siapa mengenal akan dirinya, niscaya
ia akan mengenal Tuhan-nya, barang siapa mengenal Tuhan-nya maka binasalah ujud
dirinya“ “Hai Insan carilah Aku (kata Allah), bilamana engkau temukan Aku, maka Ku
bunuh engkau dan matilah engkau, setelah itu akan Aku gantikan dirimu dengan diri-
Ku” “Aku kenal akan Tuhan-Ku dengan pengenalan Tuhan-Ku jua“ “Hendaklah kamu
(manusia), memikirkan
asal kejadian dirimu“ “Katakanlah oleh-Mu ya Muhammad, yang disembah dan yang
menyembah itu Satu jua adanya“ “Tidaklah syah sembahyangnya melainkan dengan
mengenal Allah“ “jahir Tuhan itu ada didalam batin hamba” “Katakanlah, bahwa Aku
(Allah) berperangai manusia seperti halnya kamu“ “Aku-lah Allah, telah Ku ciptakan
kamu (manusia) dari ilmuKu, barang siapa Ku kehendaki kebaikan, Ku bekali ia dengan
akhlak yang baik dan barang siapa Ku kehendaki keburukan, Ku bekali ia dengan
akhlak yang buruk pula”
105
“Hai kekasih-Ku, ada Ku itu kepada-mu dan ada-mu itu kepada-Ku, karna Aku didalam
hukum-Ku dan engkau didalam hukum-Ku“ “Hai kekasih-Ku, yang dikatakan nyawa itu
adalah Sifat-Ku“ “Aku berada didalam sangka-sangka hamba-Ku“ “Insan itu rahasia-Ku,
dan Aku rahasianya” “Keluarlah engkau dari Nafs-mu dan hati-mu dan nyawa-mu dan
tubuh-mu, hingga engkau keluar dari amar dan hukumKu, maka sampailah engkau kepada-
Ku“ “Insan itu rahasia-Ku, Rahasia-Ku itu adalah sifat-Ku dan sifat-Ku itu tiada
lain dari pada-Ku, tiada yang ada kecuali hanya Aku”
“Hai sifat-Ku, engkau adalah sifat-Ku dan Aku adalah Zat-mu, Muhammad itu sifat-Ku
yang jahir, engkau ganti-Ku dan Akulah yang empunya sifat itu, Aku-lah yang bernama
Muhammad dan Akulah yang bernama Tuhan” “Hai Muhammad, pandanglah oleh-mu akan
sifat-mu, niscaya bertemulah engkau dengan-Ku, karna Aku berlindung dengan engkau,
itulah yang sebenarnya, maka Aku jadikan engkau, engkau jadi sifat-Ku sebagaimana
halnya itu karna Aku ada” “Aku jadikan engkau ya Muhammad itu karna Aku, dan Aku
jadikan semesta alam ini karna engkau ya Muhammad” “Allah telah menjadikan ia akan
ruh nabi Muhammad itu dari pada Dzat-Nya dan menjadikan ia akan sekalian alam ini
dari pada Nur Muhammad” “Sesungguhnya Allah ta’ala memuji dirinya pada lisan
hambanya”
106
“Adam itu adalah bapak dari sekalian batang tubuh manusia dan Muhammad itu adalah
bapak dari sekalian ruh manusia” “Sembahlah olehmu akan Aku seakan-akan kamu
melihatku, namun jika kamu tidak dapat melihat-Ku, yaqinlah Aku melihat-mu” “Mereka
bertanya kepada-mu (Muhammad) tentang ruh, maka katakanlah bahwa ruh itu urusan
Tuhan-ku, kamu hanya diberi pengetahuan tentang ruh itu sedikit sekali” “Barang
siapa mengeluarkan nafas-nya dengan tidak dzikir Allah, maka ia mati sebagai
binatang, bukan sapi tetapi babi” “LA ILAHA ILLALLAH adalah benteng-Ku, barang
siapa masuk berlindung didalam benteng-Ku, niscaya ia Ku lindungi dan terhindar ia
dari azab-Ku”
“Telah datang kepadamu dari Allah ta’ala, Nur” “Nur Allah langit dan Bumi” “Bagi
(Allah) cahaya langit dan bumi” “Allah ta’ala meliputi luar dan dalam” “Sebaik-
baiknya (sebenar-benarnya) dzikir ialah mengetahuiLa Ilaha Illallah” “Sesungguhnya
Agama yang syah pada pandangan Allah ialah Islam” (QS, Ali Imraan : 19) “Barang
siapa mencari Agama selain agama Islam, maka sekali-kali ia tidaklah akan diterima
(agama itu) dari pada-Nya dan diakherat ia termasuk orang-orang yang rugi” (QS, Ali
Imraan : 85)
107
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu didalam hati-mu dengan merendahkan diri dan rasa takut
dan dengan tidak mengeraskan suara, diwaktu pagi dan petang dan janganlah kamu
termasuk orang-orang yang lalai” (QS, Al-A’raaf : 205) “Hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan
sebut (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung” (QS, Al-anfaal : 45)
“Bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang maha besar” (QS, Al-waqiyaah :
74) “Bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang” (QS, Al-ahzab : 42)
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada didalamnya bertasbih kepada Allah,
tiada satupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak
mengerti akan tasbih mereka” (QS, Al-israa : 44) “Seseungguhnya jika kamu
bersyukur, pastilah Kami akan menambah (nikmat), dan jika kamu mengingkari (nikmat-
Ku), maka sesungguhnya azab-Ku amat pedih” (QS, Ibrahim : 7) “Orang-orang yang
beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, ingatlah hanya
dengan mengingat Allah hati menjadi tentram” (QS, Ar-raad : 28) “Hai orang-orang
yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-
banyaknya” (QS, Al- ahzab : 41)
108
“Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya
pada bagian yang panjang dimalam hari” (QS, Al-ahzab : 41) “Berdo’alah kepada-Ku,
niscaya Aku akan memperkenankan do’a itu bagimu, sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari memohon kepada-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan
hina dina” (QS, Al-mu’min : 60) “Allah mempunyai Asma’ul Husnah, maka bermohonlah
kepada-Nya dengan menyebut Asma’ul Husnah itu dan tinggalkanlah orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) akan nama-Nya” (QS, Al-a’raaf : 180)
“Sesungguhnya Allah mengetahui apa-apa yang gaib dilangit dan dibumi, dan Allah
maha melihat apa yang kamu kerjakan” (QS, Al-hujaarat : 18) “Dan bahwasannya
seseorang manusia itu tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya dan
bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi
balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna” (QS, An-najm : 39-41) “Tiada
satupun yang gaib dilangit dan dibumi, melainkan (terdaftar) dalam kitab yang nyata
(lauhil mahfuz)” (QS, An-nahl : 75) “Apa saja yang Allah anugrahkan kepada manusia
(yang) berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya, dan apa
saja yang telah ditahan oleh Allah, maka tidak seorangpun juga yang sanggup untuk
melepaskannya sesudah itu, Dia yang maha perkasa lagi maha bijaksana” (QS, Al-
fathir : 2)
109
“Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia
berbuat untuk (keselamatan) dirinya sendiri dan barang siapa yang sesat, maka
sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri, dan seseorang yang
berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum
Kami mengutus seorang Rosul” (QS, Al-israa : 15) “Taqwalah kamu kepadaku hai orang-
orang yang berakal” (QS, Al-Baqarah : 197) “Didalam terjadinya langit dan bumi
serta pergantian siang dan malam, sesungguhnya menjadikan tanda kebesaran Tuhanmu
bagi mereka yang berfikir” (QS, Ali Imran : 190). “Sesungguhnya Allah dan para
malaikat bersalawat (memberi
rahmat) untuk Nabi, hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepada-Nya” (QS, Al-ahzaab : 56) “Allah tidak akan
dapat dicapai oleh penglihatan-penglihatan dan Dia dapat mencapai penglihatan-
penglihatan itu, dan Dia adalah maha halus lagi waspada” (QS, Al-an’am : 103) “Dari
Ibnu Mas’ud .Ra, Ia berkata : telah bersabda Rosulullah Saw, bahwasannya orang yang
paling hampir kepada-Ku dihari Qiyamat (ialah) yang paling banyak bersalawat
atasKu” “Dari Abu Hurairah Ra, Ia berkata : telah bersabda Rosulullah Saw, tidak
duduk satu golongan disuatu majelis yang mereka sebut Allah padanya, melainkan
dikelilingi mereka oleh Malaikat dan dicurahi mereka dengan rahmat dan Allah
menyebut mereka didalam (daftar) orang-orang yang hamper kepada-Nya”
110
“Dari Abu Hurairah Ra, Ia berkata, telah bersabda Rosulullah Saw, Allah berfirman:
Aku beserta hamba-hambaku selama ia menyebut dan bergerak kedua bibirnya (menyebut)
Ku” “Hai hamba-Ku, berobatlah, sesungguhnya Allah ta’ala tidaklah menjadikan
penyakit melainkan dijadikan-Nya pula obatnya, terkecuali penyakit tua” “Tidaklah
Allah menurunkan akan penyakit, melainkan diturunkan-Nya pula obatnya” “Janganlah
kamu memikirkan dzat-Nya, tetapi pikirkanlah Faedahnya” “ Dan tolong menolonglah
kamu sekalian dalam kebaikan dan taqwa, dan janganlah tolong menolong dalam dosa
dan
pelanggaran “ (QS, Al-Maaidah : 2) “Janganlah kamu berjalan dimuka bumi ini dengan
sombong “ (QS, Luqman : 18) Rosulullah Saw bersabda :
“Telah berfirkah-firkah orang Yahudi, menjadi 71 Firkah dan orang Nasrani seperti
itu pula, dan akan berrfirkah umat-Ku menjadi 73 Firkah “ (HR. Tarmidzi dari Abu
Hurairah.ra) “Bahwasannya Bani Israil, telah berfirkah-firkah sebanyak 72 millah
(firkah), dan akan berfirkah umat-Ku sebanyak 73 firkah, semuanya masuk Neraka,
kecuali satu” Para sahabat bertanya : “Siapakah yang satu itu, ya Rosulullah ?”.
Rosulullah Saw pun menjawab : “Yang satu itu adalah orang yang berpegang
(beri’itiqad) dengan pegangan-Ku (I’itiqad-Ku) dan sahabat-sahabat-Ku” (HR,
Tarmidzi. Ra) 111 “Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad ditangan-Nya, akan
berfirkah umat-Ku sebanyak 73 firkah, yang satu masuk Syurga dan yang lain masuk
Neraka” Bertanya para sahabat : “Siapakah firkah (yang tidak masuk Neraka) itu
yaRosulullah ? Rosulullah Saw menjawab : “Ahlussunnah wal jama’ah” (HR, Thabrani)
“Akan ada segolongan dari umat-Ku yang tetap atas kebenaran sampai hari qiyamat dan
mereka tetap atas kebenaran itu” (HR, Bukhori) “Barang siapa yang hidup (lebih
lama) diantaramu, niscaya akan melihat perselisihan (faham) yang banyak, ketika itu
pegang teguhlah sunah-Ku dan sunah Khalifah Rasyidin yang diberi hidayah, pegang
teguh itu dan gigitlah dengan gerahammu” (HR, Abu Dawud.)
Allah Swt, berfirman :
“Maka barang siapa yang berharap berjumpa dengan Tuhan-nya, maka hendaklah dia
melakukan tindak kesolehan dan tidak menyekutukan Tuhan-nya dalam peribadatan” (QS,
Al- kahfi : 110) “Barang siapa telah buta hatinya dialam dunia ini, maka niscaya ia
buta juga hatinya dialam akhirat dan lebih tersesatlah perjalanannya” (QS, Al-israa
: 72) “Kemanapun wajahmu kamu hadapkan, maka (hakikatnya) kamu menghadap kepada
Allah” (QS, Al-baqarah : 115) “Dan menyertaimu dimanapun kamu berada” (QS, Al-hadid
: 3) “Dan Dia (dzat Allah) beserta kamu sekalian dimana saja kamu berada dan Allah
tetap melihat apa-apa yang kamu kerjakan” (QS, Al-hadid : 4) “Dan Kami (dzat Allah)
terlebih hamper dari padamu sekalian, akan tetapi mengapa tiada kamu ketahui dan
selidiki adanya” (QS, Al-waqiyah : 85) 112 “Dan Kami (dzat Allah) terlebih hamper
dari pada urat nadimu” (QS, Al-qoof : 16) “Dan jika hamba-hambaku bertanya kepadamu
(Muhammad) tentang Aku, maka jawablah bahwa Aku ini dekat” (QS, Al baqaraah : 186)
“Dan(ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan, anak-anak Adam dari Sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadaf (nafs) mereka seraya berfirman :
Bukankah Aku ini Rabb-mu, mereka menjawab betul, kami menjadi saksi” (QS, Al-a’raaf
: 172)
113
Daftar Istilah
Adam Alam Al-Hiss Alam Malakut Alam Mulk Alam Quds Alam Syahadah :
Ketiadaan (non Existence) : Alam indra. : Alam malaikat, alam rohani, alam atas,
alam cahayawi. : Alam duniawi. : Alam qudus, alam kesucian. : Alam kasar, alam yang
dapat disaksikan.
Alim Billah Aql Aqli Arbab Aradh Arifin (Arif) Arsy Arbabul Basair
Asyiq
: Orang yang memperoleh ilmu tentang Allah dengan perkenannya jua. : Akal : Yang
berhubungan dengan akal. : Kata jamak dari Rabb, yaitu pemilik, pelindung atau
pemelihara. : Bagian yang berubah-ubah dari sesuatu. : yang memperoleh dari
ma’rifat. : Singgasana, sering digunakan sebagai kiasan tentang kekuasaan Allah Swt
: Orang yang memandang mata hatinya, yang tercurahan hati nuraninya. : Orang yang
mengalami, yang cinta sangat. 114
: Sejak dahulu kala, sejak permulaan zaman : Lembah yang disucikan. : Orang yang
beroleh ma’rifat. : Penglihatan mata hati, penglihatan aqal. : Meniadakan diri. :
Paham, pemahaman. : Ketunggalan yang murni : Rindu, pada makhluk dinamai asyiq
dan pada Allah dinamai ma’syuq. Ikhlas Ittihad Ibadah I’itiqat Jaiz :
Suci murni, tulus, tanpa pamrih. : Kebersatuan, keadaan menyatu, persatuan. :
Pengabdian, penghambaan kepada Allah : Keimanan, kepercayaan. : Boleh dilakukan dan
boleh ditinggalkan dalam istilah ilmu kalam (teologi berarti boleh ada dan boleh
pula tidak ada. : Anggota, tubuh atau benda. : Subtansi, dzat, bagian yang tidak
berubah. : Kiasan tentang kekuasaan dan pengetahuan Allah yang meliputi segalanya.
115 Kasat mata Khawas/ Khas Khawas al- khawas Khalifah Khalilullah Nafs
Musyahadah Muraqabah : Dapat dilihat, kongkrit. : Orang istimewa. : Khusus dari
yang khusus. : Pengganti, yang menggantikan orang lain dalam kedudukan : Sahabat
Allah (julukan bagi nabi-nabi) : Jiwa, nafsu manusia. : Keadaan menyaksikan
sesuatu. : Senantiasa mengintip dan mengintai dari dekat apa-apa yang mesti, yang
Mujassimah
Mukasyafah
Majaz Qodim Rubiyyah
: Kiasan. : Dalam istilah teologi islam berarti : sesuatu yang ada tanpa permulaan.
: Pengakuan bahwa Allah Swt adalah yang maha pemelihara, pelindung dan pengatur
alam semesta dan sebagai penciptanya. : Sesuatu kekuatan khusus yang Diberikan
Allah Swt kepada makhluknya misalnya ruh kehidupan. : Latihan. : Perjalanan menuju
kesempurnaan
Ruh
atau mencari hakekat : Ialah yang dapt ditumbangkan dengan akal. : Melepaskan
segala ikatan apapun jua yang akan merintangi diri di dalam menuju jalan itu.
: Persangkaan, perkiraan yang keliru. : Kebersihan jiwa, sikap hati-hati agar tidak
terjerumus dalam maksiat (pelanggaran) : Cita rasa batiniyah yang amat halus :
Orang-orang yang telah sampai ketujuan dalam istilah tasawuf berarti orang yang
telah mencapai puncak hakekat dan ma’rifat.
Zauq Wasitilun