Dikeluarkan di : Balikpapan.
Pada tanggal : 5 Syawal 1430 H
Oleh
Adhie Shinantra
Daftar isi
Pengantar Pengajian 1
Mutiara Ilmu 5
Tawassul Ilmu 10
Pengantar Perjalanan Diri 11
Pendahuluan 16
Pasal Kejadian 20
Bab Asal Muasal Diri 28
o Mendudukkan diri 94
o Tobat, Syahadat Dzikir, Takbir 95
o Tata cara beramalan 97
o Pintu Hijab 10 97
o Pintu Syurga 8 98
o Kesempurnaan Suami Istri 98
o Cara ber-KB 99
o Amalan supaya bertemu Nabi Khaidir.As 99
o Do a untuk bertemu Nabi Khaidir.As 100
o Mandi Junub/ Janabat 100
o Mandi 9 101
o Kisar Ruh pada diri kita 101
o 7 Nathar yang ada pada diri kita 101
Penutup 103
Dasar-dasar Rujukan 104
Daftar Istilah 113
Pengantar pengajian
Syareat dengan tiada hakekat adalah
hampa,
Begitu pula sebaliknya
Hakekat dengan tiada Syareat Bathal
(Sia-Sia Saja)
Risalah ini merupakan risalah rapat mupakat dari Akhli Sunnah wal
jama ah, yang turun temurun hingga saat ini sampai kepada kita semua.
Ia berkata :
3
Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad ditangan-Nya, akan
berfirkah umat-Ku sebanyak 73 firkah, yang satu masuk Syurga dan
yang lain masuk Neraka
Bertanya para sahabat : Siapakah firkah (yang tidak masuk Neraka)
itu yaRosulullah ?
Rosulullah Saw menjawab : Ahlussunnah wal jamaah
(HR, Thabrani)
Akan ada segolongan dari umat-Ku yang tetap atas kebenaran sampai
hari qiyamat dan mereka tetap atas kebenaran itu
(HR, Bukhori)
Demikian yang telah diingatkan oleh Rosulullah Saw ketika itu dan
peringatan itu akan tetap berlaku hingga sampai akhir zaman.
1. Syiah
2. Khawarij
3. Murjiah
4. Mutazillah
5. Qadariyah
6. Jabariyah
7. Najariyah
8. Musyabbihah
9. Ibnu Taimiyah
10.Bahaiyyah
11.Ahmadiyah
12.Wahabi (Muhammadiyah)
13.Islam Jama ah
14.Islam Liberal
15.Kaum Sunny (Ahlussunah wal jamaah)
4
1. Kaum Syiah, terbagi dalam 22 firqoh
2. Kaum Khawarij, terbagi dalam 20 firqoh
3. Kaum Mu tazillah, terbagi dalam 20 firqoh
4. Kaum Murjiah, terbagi dalam 5 firqoh
5. Kaum Najariyah, terbagi dalam 3 firqoh
6. Kaum Jabariyah
7. Kaum Musyabbihah
8. Kaum Sunny (Ahlussunah wal jamaah)
-----------------------------------------------------------------------------------------
Tidaklah ada yang kita dapatkan seumur kita ini,
selain dengan mengumpulkan pendapat dan kata-kata
sifulan dan sifuat .
5
Mutiara Ilmu
Sahabat,
..
Jadikanlah Ma rifat, sebagai modal yang tiada
akan pernah rugi, dan akal fikiran sebagai tempat
berpijak untuk mengayunkan langkah, sedangkan
keridhoan adalah tujuan akhirnya.
Sahabat,
Cinta itu nafas kehidupan, sedangkan rindu
adalah alat untuk datang pada-Nya.
Sahabat,
.
Jadikanlah duka sebagai kawan setiamu,
keteguhan adalah perbendaharaan yang tiada
akan pernah susut sedangkan kefakiran patut
menjadi kebanggaan.
Sahabat,
.
Jadikanlah perjuangan untuk membela kebenaran
sebagai perangaimu sehari-hari, sedangkan ilmu
adalah senjata yang ampuh untuk meraih
kemenangan, Sesungguhnya pakaian kebesaran
yang mulia didalam pandangan-Nya adalah
ketabahan.
6
Sahabat,
Jika ini kau pahami, maka teranglah sudah
jalanmu, labuhkan dan tambatkan simpul
bahteramu pada ma rifatullah, itulah kemuliaan
yang sebenarnya.
------------------------------------------------------------------------------------------
“Hai orang-orang yang beriman, ikutilah perintah Allah dan perintah
Rosul dan orang yang menjadi Ulil Amri dari kamu, dan apabila
berselisih, maka kembalilah kepada perintah Allah dan perintah Rosul
(QS, An-Nisa : 59)
7
Ku awali menulis Risalah ini dengan menyebut Asma Allah yang maha
Pengasih lagi maha Penyayang.
Al-hamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, Tuhan
seru sekalian alam, raja diraja yang menguasai segalanya, tempat seluruh
makhluk menggantungkan diri dari segala harapan dan pengharapan, hidup
dan kehidupan, hingga kelak pada suatu masa sebagaimana yang telah
ditentukan dan ditetapkan-Nya, maka hanya kepada-Nya-pulalah kita
semua akan kembali untuk mempertanggung jawabkan seluruh amanah-
Nya yang telah dipertaruhkan atas diri kita.
Salawat serta salam, tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan kita,
Nabi besar Muhammad Saw, penghulu sekaligus penutup para Nabi dan
Rosul yang diutus oleh Allah Swt sebagai penyempurna Akhlaq dan
Rahmat bagi semesta alam.
Demikian pula kepada para sahabat dan keluarga Beliau, yang dengan
penuh kesungguhan dan keikhlasan hati, rela berkorban dan mengorbankan
segalanya, Nyawa, darah serta harta, hanya semata-mata demi untuk
tegaknya kalimah Tauhid “Laa Ilaha Illallah” (Tiada Tuhan selain
Allah) keseluruh penjuru dunia, semoga Allah Swt Ridho atas mereka dan
menempatkan mereka semua pada satu tempat yang layak disisi-Nya ‘Ila
yaumil qiyamah (hingga hari Qiyamat).
Saudara-saudaraku sekalian
!
Risalah yang tertulis disini, adalah sebuah risalah yang amat Akbar, yaitu
sebuah risalah yang menyatakan kepada kita semua tentang “kebenaran“,
kebenaran yang telah dipertaruhkan oleh Allah Swt atas dirikita.
Kebenaran itulah yang merupakan kesudahan Ilmu bagi orang tahkik yang
marifat kepada Allah Swt.
8
Oleh sebab itu, maka tidak akan ada yang dapat diperoleh lebih dari pada
itu walau ambiya Allah sekalipun, untuk itu renungkan olehmu baik-baik,
karna perkataan yang sedikit itu, jika kamu paham dan mengerti, maka
maknanya amat besar sekali bagi hidup dan kehidupanmu baik didunia
maupun diakhirat kelak.
9
mencurahkan Rahmat dan Nikmatnya serta membukakan seluruh pintu-
pintu hijab, menghalau kebimbangan dan keragu-raguan yang ada atas
dirimu, karna sesungguhnya memang tidak ada yang patut dan pantas
untuk dibimbangkan dan diragukan lagi, semua nyata dan jelas jika kamu
sudah mengetahuinya.
Jangan kamu berfikir dan memikirkan serta mencari akan Dzat Allah,
niscaya kamu tidak akan pernah menemukannya, karna Ia sudah
Laitsya atas dirimu, baginya tiada jarak, tiada ruang dan waktu serta
tiada tempat atas dirimu dan alam semesta ini, tugasmu hanya sekedar
memikirkan dan merenungkan saja, apa sesungguhnya mamfaat yang
dapat kamu peroleh dengan adanya Dzat Allah taala itu bagi hidup dan
kehidupan dirimu .
Peringatan
Camkan dan perhatikanlah wasiatku ini baik-baik
wahai saudaraku semua
.!
Berhati-hatilah didalam menuntut dan mempelajari
Ilmu tentang Pengenalan Diri ini, perhatikan dan
renungkan serta bertanyalah jika memang kamu tidak
memahami dan mengetahuinya, itu akan lebih baik dan
mamfaat bagimu.
Ilmu pengenalan diri ini laksana Air dan minyak
didalam satu bejana, air dan minyak tidak akan pernah
bersatu, ada jarak dan sekat pemisah yang sangat tipis
sekali, Salah ketika kamu menggerak minyaknya, maka
airpun akan ikut bergerak. Untuk itu maka carilah
olehmu guru atau pembimbing yang benar, mintalah
petunjuk padanya agar ketika minyak digerak, air tidak
akan ikut tergerak.
Keterangan :
Masukkan niat ketika sampai pada wa ala hajjijin niat
11
Risalah yang ada ini, kami kaji dan kami telaah dari sudut pandang maqom
kedelapan, yaitu suatu maqom tentang rahasia ilmu Haq Allah taala.
1
3
Profil Maqom kedelapan
( Maqom Syara ul Hisab )
Maqom ke delapan juga bukan suatu maqom yang khusus dan istimewa,
sebab kelak bila kita telah mencapai pemahaman yang sebenarnya, maka
maqom itupun akan lenyap dengan sendirinya, kembali kepada arti
awalnya yaitu hanya sebuah nama dalam sebutan saja.
Disebut Maqom Ilmu Haq Allah taala oleh karna apa yang dikaji dan
dibicarakan pada maqom ini adalah sesuatu yang sifatnya Haq bagi Allah,
sedangkan jika dikatakan Maqom Perjalanan Baginda Rosulullah Saw,
oleh karna didalam amaliyahnya, apa yang telah diperintahkan, dianjurkan
dan dicontohkan oleh Baginda Rosulullah Saw, itulah yang senantiasa
diterapkan (dikerjakan dan dilaksanakan) didalam hidup dan kehidupan ini.
Tahaf pertama, yaitu mengetahui akan asal muasa diri kita yang
sesungguhnya, (dari tiada, kemudian diadakan untuk kemudian
kembali ditiadakan).
Tahaf kedua, yaitu mengenal diri, siapa sebenarnya diri kita ini
(diri yang sebenar-benarnya diri yang hidup dan tidak akan
pernah mati).
Jika ketiga tahapan itu mampu dikuasai dengan baik dan benar, maka
dipandang sempurnalah sudah Iitiqtnya dan sempurnalah dirinya, seluruh
aktivitas kesehariannya baik itu yang disengaja maupun yang tidak
disengaja, yang nyata maupun yang tersembunyi, dari membuka mata
sampai kembali akan menutup mata (tidur) bahkan selama dalam ingat
maupun tidak ingat, seluruhnya akan bernilai ibadah dalam pandangan-
Nya (tidak ada yang sia-sia).
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebagai sarana informasi, silahkan kunjungi wab site Air Setitik
http://airsetitik.tk
16
Pendahuluan
B ermula Agama itu, ialah
AWALUDDIN MA RIFATULLAH “
Tidaklah seseorang itu dipandang beragama, bila ia tidak tau dan kenal
akan Allah, hendak diaqadkan (idzab qobul) kemana seluruh akitivitas
peribadatannya, sementara keyaqinan dan keimanan yang ada dirinya
hanya sebatas bualan saja, bersyahadat, tetapi syahadatnya hanya sekedar
pemanis bibir saja, palsu, kosong dan dusta belaka saja (taqlid buta).
Ia tau dan kenal akan Allah hanya sekedar dengar-dengar saja, dari kata si
A dan Si B atau dari sebab-sebab lainnya.
Jika ditanya apa agamamu, tanpa rasa malu ia berucap Islam sementara
keilmuan tentang Islam yang ia miliki cetek dan dangkal sekali bahkan
hampir-hampir tidak ada.
Islam yang ia anut hanya Islam ikut-ikutan atau Islam keturunan saja,
kakek dan nenek, ayah dan ibunya Islam lalu ia mengaku sudah Islam,
betapa naifnya dan hinanya hal itu andai kata terjadi atas diri kita, maka
sangat wajar dan lumrah jika keberadaan akan Allah itu hanya ada dalam
persangkaannya semata, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Swt
didalam hadits Qudsy :
Aku ada hanya dalam sangka-sangka hamba-Ku saja
Betapa rugi dan celakanya, jika kita mempunyai Aqidah dan keyaqinan
yang keliru dan salah, menganggap Tuhan, apa yang sebenarnya bukan
Tuhan, menganggap Nabi, apa yang sebenarnya bukan Nabi, begitu pula
dengan Rosul, Al-Quran dan hari Akhir.
Dengan penuh keangkuhan dan kesombong diri, ia berani berikrar dan
berani angkat saksi, mengikrarkan dan mempersaksikan sesuatu yang ia
sendiri tidak mengetahui akan kebenarannya.
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi
pula, bahwa Muhammad itu benar pesuruh dan utusan Allah
17
Terlepas dari itu, hal lain yang perlu juga untuk diketahui adalah ketika
kita akan menafsirkan akan ayat-ayat Allah atau firman-firman Allah, perlu
2 (dua) hal yang harus kita ketahui, yaitu :
Tidak satupun yang Allah ciptakan didunia ini, yang tidak saling
berpasangan semua saling berpasangan, ada siang ada malam, ada laki-laki
ada perempuan, ada hidup dan ada mati, begitu seterusnya semua saling
berpasangan-pasangan.
18
Sebagian ulama mengatakan, bahwa dari kedua penafsiran itu, maka
penafsiran secara batiniyah atau tafsir batin itulah yang kebanyakan akan
menyalahi kaidah-kaidah umum secara jahirnya, karna bukan yang tersurat
yang diambilnya, tetapi justru hikmah yang tersiratlah yang diambil dan
dijadikan pegangan batinnya, maka apabila kamu akan masuk pada
penafsiran secara batiniyah maka tinggalkan olehmu akan kaidah-kaidah
jahir (tinggalkan olehmu pandangan-pandangan jahiriyah yang bersifat
umum) itu sebabnya mereka yang mau masuk kebatin itu tidak banyak
jumlahnya, jika dibandingkan dengan mereka-mereka yang hanya masuk
pada permukaan atau jahir saja.
Didalam Islam pun, kita juga mengenal akan adanya beberapa tingkatan-
tingkatan, seperti :
o Tingkat Awam,
o Tingkat Khawas
o Tingkat Khawasul Khawas.
Ketiga tingkatan itu, satu dengan yang lainnya sangat jauh perbedaannya.
apa kiranya yang dicari oleh orang-orang Arif Billah itu, pastilah akan
menyalahi dan bertolak belakang dengan apa yang dicari oleh kebanyakan
orang, maka tidaklah mengherankan jika mereka yang mau masuk kebatin
itu jumlahnya tidak sebanyak dan seramai seperti mereka-mereka yang
hanya masuk kejahirnya saja, sebagai mana yang kami sebutkan tadi.
Dan jika pembicaraan yang keluar itu kuwalitetnya hanya sebatas lisan
saja, maka pembicaraan itu tidak akan pernah memberikan bekas, minimal
pembicaraan itu bersumber dari hati, sehingga pembicaraan itu akan
memberikan bekas dan mamfaat, itulah yang sesungguhnya.
19
AwalA
wal Agama, ialah mengenal Allah atau awal Agama ialah
mengetahui akan Sirr Allah, yaitu Sirr Allah (Rahasia Allah) yang ada atas
dirimu (Rahasia yang telah Allah letakkan dan pertaruhkan atas dirimu)
tidak kamu ketahui, maka selama itu pula kamu belum lagi dipandang
orang yang beragama dan selama itu pula seluruh aktivitas peribadatanmu
yang dulu, sekarang dan yang akan datang seluruhnya tetap dipandang
tidak syah dan sia-sia saja.
Sebagai pembuka sebelum kita sampai pada tahapan yang pertama yaitu
mengetahui akan asal muasal diri, maka kita mulai pembicaraan dan
pengkajian ini dengan terlebih dahulu membicarakan tentang pasal
kejadian sebagai mana tersebut dibawah ini :
20
Pasal Kejadian
Bermula yang sebenar-benarnya asal kejadian dari pada Nur Muhammad
itu, berlangsung didalam alam yang kosong (kekosongan), artinya kosong
tiada siapa-siapa, pada saat itu Tuhan-pun belum lagi bernama Allah, Aras
dan Qursy juga belum ada, langit, bumi, syurga dan neraka serta firman
pun juga belum ada, semua kosong, semua hening dan semua hampa..
Dalam kondisi demikian itu, lalu Tuhan (ketika itu belum lagi bernama
Allah) menjahirkan untuk yang pertama kali dengan ilmu-Nya ialah Nur,
yang kemudian kita kenal dengan nama Nur Muhammad yaitu dari pada
Nur Zat-Nya.
Penjahiran Nur Muhammad kala itu, berlangsung didalam satu alam yang
bernama “Alam Satiyaril Ghaib (Satiyaul Buhti)”.
Keterangan :
Ketika Nur Muhammad itu dijahirkan dari pada Nur Zat-Nya, proses itu
berlangsung didalam satu alam dan dihari yang ghaib (Alam hari Zat
Zatul Buhti), jadi bukan dialam dunia, akan tetapi disuatu alam yang
dialam itu nama Zat Wajibal Wujud-pun juga belum ada (Nurul Bahtinul
lati namanya).
Setelah itu barulah kemudian Nur Muhammad itu diturunkan kealam Sir
Zat Ilbuhgti, yaitu alam rahasia yang ada dibagian diri Tuhan, (ketika itu
masih belum bernama Allah, bahkan awal nama-Nya pun masih gaib dan
tersembunyi), setelah Nur Muhammad diturunkan lagi kealam Ilmu (Alam
pengetahuan), untuk selanjutnya kemudian Nur Muhammad itu
diturunkan kealam dunia.
Ketika sudah berada dialam dunia (dunia yang dimaksud disini bukan
dunia seperti yang kita tempati seperti sekarang ini tetapi dunianya Nur
Muhammad itu sendiri) barulah Ia tajalli, dan ketika itu Ia tidak melihat
siapa-siapa melainkan hanya dirinya sendiri.
Ia pun berkata :
21
Berkatalah Nur Muhammad dengan lantangnya tanpa ada sedikitpun
keraguan atas dirinya Akulah Tuhan
Hal ini wajar-wajar saja, sebab memang pada saat itu, Ia tidak melihat
siapa-siapa, melihat keatas, kebawah, kedepan, kebelakang, kekanan dan
kekiri tidak ada siapapun yang besertanya, yang ada hanya dirinya sendiri.
Pengakuan Nur Muhammad itu ternyata mendapat respon dari Tuhan yang
ketika itu masih belum lagi bernama Allah :
Asyhadu Anna Muhammadar Rosulullah
“Ya Nur, diri engkau itu kujadikan dari pada Nur Zat-Ku, kelak
sekalian alam ini akan jadi dari pada engkau wahai Nur kekasih-Ku“
(Inilah Syahadat Zat Wajibal Wujud, dan inilah asal dari pada kejadian
Syahadat seperti yang kita ketahui saat ini)
Betapa terkejut dan tersentaknya Nur Muhammad ketika itu, kala Ia
mendengar perkataan dari Nur Zat Allah.
Ia pun berkata :
Ternyata bukan diriku yang awal (pertama), ada yang lebih awal dari
diriku, seraya Ia bermunajat kepada Nur Zat Allah, dengan mengangkat
Zikir Awal (Zikir awal Nur Muhammad) dan Salawat Awal (Salawat awal
Nur Muhammad) sebagai permohonan dan permintaan doa, Ia kepada
Nur Zat Allah.
22
Kun Sholli Ala Muhammad
o Ya Nur, asal kejadian dirimu itu dari pada Zat-Ku, dan asal kejadian
dirimu itu akan menjadikan seluruh ummat-mu.
23
Apabila engkau berucap, Iya Kun Fayakun jadi Mikail, maka
jadilah ia Mikail,
Apabila engkau berucap, Iya Kun Fayakun Jadi Isrofil, maka
jadilah ia Isrofil
Apabila engkau berucap, Iya Kun Fayakun jadi Idzroil, maka
jadilah ia Idzroil.
Huruf Alif ( ) ا
Huruf Mim ( ) م
Huruf Nun ( ) ن
Huruf Tha ( ) ت
Dari huruf Alif, akan menjadikan titik-titik yang jumlahnya 9999 titik,
untuk kemudian jahir kedunia yang kosong dan belum ada isinya ini,
24
hanya 99 titik saja, sisanya 9900 titik tertinggal dialam baqa dan hanya
milik Allah semata.
Dari huruf Nun, akan menjadikan titik-titik yang jumlahnya 8888 titik,
untuk kemudian jahir kedunia yang kosong dan belum ada isinya ini hanya
88 titik saja, sisanya 8800 titik, tertinggal dialam baqa dan hanya milik
Allah semata.
Yang pertama kali dijadikan oleh Allah ta ala itu adalah Nur”
Inilah Maqom kedelapan (8), Maqom Khas atau Maqom Rahasia, yaitu
Maqom Rahasia Perjalanan Ilmu Haq Allah taala, atau Maqom
Perjalanan Baginda Rosulullah Saw, jika mau disebutkan kaumnya,
maka inilah Kaum Mudj’tatahidin.
Dari huruf Mim, akan mengadakan titik-titik yang jumlahnya 7777 titik,
untuk kemudian jahir kedunia yang kosong dan belum ada isinya ini hanya
25
77 titik saja, sisanya 7700 titik tertinggal dialam baqa dan hanya milik
Allah semata.
77 titik yang jahir itu, pada kenyataan hanya 73 titik saja yang diketahui
orang dan menjadikan I tiqat yang 73, berarti masih ada 4 buah titik lagi
yang tersembunyi, kemana kiranya yang 4 titik itu.............?
4 titik sisanya yang tersembunyi itulah yang menjadikan Dzikir 4 didalam
perjalanan Rahasia Ilmu Haq Allah taala, yaitu :
o Taubat
o Syahadat
o Zikir
o Takbir
Untuk selanjutnya dijadikan Istinja pada maqom kedelapan, yaitu Istinja
jahir dan Istinja batin (keterangan mengenai Istinja Jahir dan Istinja Batin
akan dibahas Khusus).
o Zat
o Sifat
o Asma
o Af al.
o Huruf Alif ( ) ا
o Huruf Lam Awal ( ) ل
o Huruf Lam Akhir ( ) ل
o Huruf Ha ( )ﻫ
Baru setelah itu, Allah taala mengadakan Sifat Nur, dan juga mengadakan
dua (2) nama, yaitu : ”Kun Sa dan Kun Zat .
Keterangan :
o Kun Sa,
Kun Sa adalah titik dari Nur Muhammad yang berada diatas Arsy,
yang meliputi 7 petala langit, dan mengadakan nama, yaitu :
Nama Awal-Awal Nur Muhammad (zzh) inilah Nama dari Ibu
Bapaknya sekalian Amal dan Pahala.
o Kun Zat
Kun Zat adalah titik dari Nur Muhammad yang berada dibawah
Arsy, yang meliputi 7 petala bumi, dan mengadakan nama, yaitu
Nama Awal-Awal Ummat (Anth), inilah Sulbi Ifrait.
Setelah itu, baru :
o Zat maujud kepada huruf Alif ( ) ا
o Sifat maujud kepada huruf Lam Awal ( ) ل
o Asma maujud kepada huruf Lam Akhir ( ) ل
o Af’al maujud kepada huruf Ha ) ) ﻫ
Allah ta’ala, berfirman :
Hai Nur, engkau yang menunjukkan Aku, Aku yang engkau
tunjukan.
27
Ketika itu tajallilah Nur sembari mengata ”AK”, dan bersuaralah Nur
Hai Nur, Aku sudah laitsya pada diri-Mu, jangan kau cari lagi Aku,
karna Aku tiada bertempat
Aku tidak di-bulu, Aku tidak di-kulit, Aku tidak di-daging, Aku tidak di-
darah, Aku tidak di-urat, Aku tidak di-tulang, Aku tidak di-otak -dan
Aku tidak di-sumsum, hanya batin pada rahasia-mu, yang berkata-kata
itu Aku.
28
Bab Asal Muasal Diri
B ermula asal muasal kejadian diri itu ada 2 perkara, yaitu :
29
----Untuk
diketahui-----------------------------------
Sifat Hayat, berisikan :
o Bulu
o Kulit
o Daging
o Urat
o Tulang
o Otak
o Sumsum
o Iman
o Islam
o Tauhid
o Ma rifat
o Tauhiduz dzat
o Tauhidus sifat
o Tauhidu asma
o Tauhidu af al
30
o Hidup
o Tahu
o Berkehendak
o Bergerak
Lihat kembali proses penciptaan Nabi Adam As, ketika lembaganya akan
diadakan oleh Allah Swt, Allah Swt berseru kepada malaikat yang empat
untuk mengambil tanah, air, angin dan api dialamnya masing-masing
(Pasal Kejadian), kemudian perbandingkan pula olehmu dengan proses
penciptaan Insan (manusia)
31
Allah Swt didalam mencipta sesuatu itu cukup dengan satu kali
penciptaan saja hingga dunia ini Qiyamat tidak berulang-ulang, untuk
selanjutnya hasil dari ciptaannya itulah yang akan berkembang dengan
sendirinya berdasarkan Qudrat dan Iradat-Nya, sehingga jadilah jumlah
yang banyak, berkaum-kaum, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, namun
jika ditela’ah dengan baik, maka dari yang banyak itu pada hakekatnya
satu jua adanya.
Pandanglah olehmu yang banyak itu kepada yang satu, dan pandang
pula olehmu yang satu itu kepada yang banyak, maka pandanganmu
akan terhenti kepada memandang yang satu kepada yang satu saja
Kalau diatas tadi disebutkan bahwa Adam As itu Asal dari tanah, air, angin
dan api sedangkan Insan (manusia) asalnya dari mada, madi, mani dan
manikam, penjelasannya adalah sebagai berikut :
Proses penciptaan Insan (manusia) itu sesungguhnya bermula dan berawal
dari kedua orang tua kita, yaitu Bapak dan Ibu kita.
32
Berkumpulnya kedua insan itu (bapak dan ibu) itulah yang menyebabkan
adanya anasir yang 4, yaitu :
o Nur Mada
o Nur Madi
o Nur Mani
o Nur Manikam.
Dari keempat anasir itu, hanya Nur manikam-lah yang berlanjut hingga
sampai menjadi seorang janin, cikal bakal anak manusia, keturunan Nabi
Adam As, Umat Nabi Muhammad Saw yang penuh dengan Rahmat dan
Nikmat, Fiddunyya wal Akhirat.
Namun tidaklah Ia disebut Manikam apabila Nur Manikam itu tidak jatuh
pada rahim seorang perempuan yang bernama Taraib
.
1
7
33
Didalam Otak laki-laki itu ada lemak, didalam lemak itu ada minyak,
didalam minyak itu ada Nur, didalam Nur itu ada Nur Aqly, didalam Nur
Aqly itu ada Hijabun Nur dan didalam Hijabun Nur itulah letak
Manikam.
34
Keterangan :
Inna : Sesungguhnya
Ana : Saya (aku)
Amana : Iman (aman)
Inilah asalnya :
Catatan :
35
Aku bapak dari sekalian ruh dan Adam itu bapak dari sekalian
batang tubuh .
“Aku jadikan insan Adam itu dari pada tanah, dan tanah itu dari
pada air, dan air itu dari pada angin, dan angin itu dari pada api,
dan api itu dari pada Nur Muhammad .
Dan kepada Nur itulah perhentian perjalanan segala Aulia dan Ambiya
Allah yang mursalin mengenal Allah taala, bila sudah sampai kepada
Nur, maka fanakanlah Nur itu kepada Zat yang wajibal wujud, supaya
jangan sampai hamba itu semata-mata bertuhan kepada Nur, tetapi tetap
bertuhankan kepada Allah taala, Zat yang wajibal wujud.
Dengan begitu, maka nyatalah kalau Nur itu hanya sebagai wasilah untuk
supaya dapat sampai kepada Allah taala.
37
Sirr
Budi
Cinta
Rasa
Urat
Tulang
Otak
Sumsum
38
Darah
Daging
Kulit
Bulu.
Itulah sifat diri kita dari Allah taala, yaitu dari Muhammad, dari Bapak dan
dari ibu, dan inilah yang sebenar-benarnya Itiqat, ini pula yang dipakai
agar kita dapat sampai pada Baqa Billah ( Kekal dan lenyap kedalam
Allah ), tiada itiqat lain dari padanya.
40
Al-Haq, adalah sesuatu yang harus ada dan ujud, tidak boleh Tidak
(hukumnya harus/wajib).
Itulah diri yang sebenar-benarnya diri, awalnya tanpa ada permulaan atau
yang mengawali dan akhirnyapun tanpa dengan berkesudahan tiada yang
menyudahi, jahirnya tanpa ada yang menjahirkan begitu pula batinnya
tanpa ada yang tersembunyi dan disembunyikan.
Itulah yang sebenar-benarnya diri, jangan kamu ragu dan bimbang dengan
ini, sebab jika keraguan dan kebimbangan itu ada walau sedikit, maka
batallah seluruhnya.
Al-Hayat itu adalah Hidup, hidup yang tidak akan pernah mati, itulah
diri yang se-zat-I-Nya diri.
Keterangan :
Ia tidak akan dapat berbuat apa-apa lagi, tidak dapat melihat meskipun
matanya ada dan masih lengkap, tidak dapat mendengar meskipun
telinganya ada dan masih lengkap, tidak dapat berkata-kata meskipun
mulutnya ada dan masih lengkap, tidak lagi ia dapat berkuasa, tidak lagi Ia
dapat berkehendak sekalipun sarana dan prasarana semuanya masih ada
padanya, tidak lagi Ia dikatakan Hidup sekalipun jasadnya masih lengkap,
semua akan kembali keasalnya, Ia akan rusak, busuk dan berbau hingga
pada akhirnya ia akan hancur berkeping-keping laksana daun kering yang
usang tertiup angin, terbang kesana kemari tanpa tentu arah dan tujuan.
Itulah Haqnya Manusia, yaitu Hidup.
41
telinga harus mendengar, ketika Al-Haq itu mau berkata-kata, terpaksa atau
tidak maka bibir atau mulut ini harus berkata-kata, begitu seterusnya.
42
Maksudnya :
Sekiranya hamba itu tidak menyangka Aku, berarti Aku tidak akan pernah
ada, akan tetapi, oleh sebab hamba itu berkata Itu Allah (Allah itu ada),
maka nyatalah Aku ada.
Kesimpulannya :
Jika Allah itu ada, maka hamba tidak akan pernah ada, demikian pula
sebaliknya jika hamba itu ada, maka Allah tidak akan pernah ada.
Sebab jika kita hamba, mana Allah atau kebalikannya jika kita Allah mana
hamba....?.
Selanjutnya
43
Jika masih hendak dicari lagi, siapa sesungguhnya yang punya nama Allah
itu, maka leburkan Nama itu supaya nyata keadaannya sekalipun nama
Allah itu sesungguhnya tidak akan pernah bisa dihilangkan, sebab Ia sudah
menjadikan :
Allah itu adalah sebuah nama, ada nama sudah barang tentu ada
bendanya (si-empunya nama itu), begitu pula sebaliknya ada benda sudah
pasti ada namanya, mustahil ada benda akan tetapi tidak ada namanya dan
mustahil pula ada nama tapi bendanya tidak ada, karna antara benda dan
namanya itu adalah satu jua adanya (Esa).
Dalam rangka pencarian jati diri yang sesungguhnya, maka bukan hanya
sekedar namanya saja yang harus kita ketahui, akan tetapi justru yang
pertama dan utama sekali adalah bendanya, (orangnya si-empunya nama
tersebut), sebab antara nama dan si-empunya nama itu satu dan tidak bisa
dipisahkan, Ada benda pasti ada namanya, ada nama sudah pasti ada
bendanya.
44
ada baiknya untuk saudaraku ketahui bahwa nama Allah itu sungguh
banyak sekali.
Tertulis didalam kitab Taurat saja, nama dzat yang maha esa itu
banyaknya ada 300, ditulis menurut bahasa Taurat, pada kitab Zabur juga
ada 300, juga ditulis menurut bahasa Zabur, dalam kitab Inzil juga ada 300
juga ditulis menurut bahasa Inzil dan pada kitab Al-Qur an ada 99, tertulis
dalam bahasa arab.
Jika dihitung maka, nama dzat yang maha esa itu berjumlah 999 nama
yang tertulis berdasarkan versinya.
Dari jumlah tersebut itu, sesungguhnya hanya satu saja nama dari dzat
yang maha esa itu, yaitu Allah, sedangkan yang 998 nama itu adalah
nama dari pada sifat dzat yang maha esa.
Maksudnya :
Allah itu nama-Ku dan dzat-Ku, dan tidak akan pernah bercerai, nama-Ku
dan dzat-ku itu satu.
Mana dan hikmah kalimah atau lapald Allah itu hanya sebatas nama saja,
sekalipun digugurkan hurufnya satu persatu tidak akan mengurangi,
45
bahkan akan mengandung mana dan arti yang sangat mendalam dan
mengandung rahasia penting bagi hidup dan kehidupan kita selaku
makhluk ciptaannya yang sempurna.
Lapald Allah atau bunyi Allah itu jika diarabkan, maka akan berhuruf Alif,
Lam Awal, Lam Akhir dan Ha.
Jika salah satu dari hurufnya itu dihilangkan maka ia tidak berbunyi dan
berlapald Allah lagi, coba saudaraku perhatikan pengguguran bunyi atau
lapald Allah dibawah ini, perhatikan baik-baik.
Misal :
Qul Huwa-llah Ahad, artinya : Dzat yang bersifat kesempurnaan
yang dinamai Allah.
Itu sebabnya para sufi mengatakan bahwa, nafas kita yang keluar
masuk semasa kita masih hidup ini, akan berisikan Amal Batin, yaitu
Hu ketika nafas masuk (naik) dan begitu keluar (turun)
46
diisi dengan kalimah Allah, sehingga nafas yang naik turun itu
akan berisi ”Hu Allah , Kebawah tiada berbatas dan keatas tiada
terhingga.
Jika kalimah Allah itu kita gugurkan Lam Awal dan Lam Akhirnya,
maka tinggallah 2 huruf, diawal dan diakhir (Huruf Alif dan huruf
Ha), dibaca AH .
Kalimah AH ini tidak dibaca lagi bengan nafas yang keluar
masuk, juga tidak dibaca lagi dengan nafas keatas atau kebawah,
tetapi hanya dibaca dengan titik.
Kalimah AH , jika diarabkan terdiri atas 2 huruf (dalam bahasa
disebutkan INTAHA, artinya kesudahan atau keakhiran.
Jika huruf ”Alif ” dan huruf ”Ha ” (awal dan akhir) digugurkan atau
dihilangkan, maka akan tersisa 2 huruf ditengah yaitu huruf ”Lam
Awal ” (Lam Alif) dan huruf ”Lam Akhir ” (Lam Nafiah),
qaedahnya menurut para sufi menyatakan tujuan, yaitu jika berkata
La (tidak ada Tuhan), Illa (ada Tuhan).
Nafi mengandung isbat, isbat mengandung nafi, tidak bercerai dan
berpisah nafi dan isbat itu.
47
4 (tanah, air, angin dan api), maupun yang keluar dari mulut
makhluk, ini menyatakan bahwa ada dzat Allah.
Penegasannya menyatakan bahwa semua suara atau bunyi yang
datang dan terbit dari apa saja, kesemuanya itu berbunyi Allah
(nama dzat Allah yang maha esa).
Huruf alif itu adalah dasarnya, semua huruf yang jumlahnya ada 28
kesemuanya bersumber dari huruf alif, maka jika kita melihat
huruf alif itu sama dengan kita melihat huruf yang banyaknya 28,
begitu pula sebaliknya, jika kita melihat huruf yang banyaknya 28
itu maka itu sama artinya kita melihat huruf Alif.
Itulah isyarat bagi dzat, dari dzat itulah datangnya seluruh alam
semesta ini beserta isinya.
Begitu pula isyarat yang ada pada Al-Quran yang jumlah ayatnya
ada 6666 ayat, semuanya akan terhimpun hanya kepada 7 ayat
(suratul Fatekha), begitu pula suratul fatekha itu akan terhimpun
pada kalimah Basmallah , basmallah-pun akan terhimpun pada
huruf Ba dan huruf Ba terhimpun pada titiknya (Nuktah), karna
sesungguhnya yang 6666 ayat itu jika kita tilik dengan jeli maka ia
akan berasal dari titik saja, terlihat banyak padahal satu saja, terlihat
satu padahal ia banyak.
Jika seluruh huruf Allah itu digugurkan atau hilangkan, maka
tinggallah 4 huruf yang ada diatas lapald Allah, yaitu huruf Tasydid.
48
bergigi 3 (terdiri dari 3 huruf alif), ditambah 1 lagi alif yang ada
diatas tasydid-nya.
Inilah qalam Allah yang qadim, tidak bercerai dan berpisah dzat
dengan sifat.
Meninggalkan yang selain Allah, dzat Allah saja yang ada (tidak ada
yang ada, hanya Allah).
49
Kini akulah yang bernama Rahasia Insan itu, dan Rahasia Insan itu adalah
Rahasia Allah, semua yang berlaku dalam keadaanku ini adalah Rahasia
Allah jua adanya, tiada yang lain lagi.
Datu Sanggul.
(Tanah Muning/Tatakan Rantau, Kalimantan Selatan), menjelaskan
Kesimpulannya :
Semua makhluk itu khaliq, jangan dicari lagi, oleh karna Ia sudah
Laitsya Kamitslihi Syaiun.
Sekiranya hal ini sudah kamu ketahui dan yaqini dengan jelas akan
rahasianya, maka rahasiakanlah ini kepada orang-orang yang memang
belum mencapai kepada maqam ilmu hakekat ini, karna dikhawatirkan
akan membuat fitnah besar nantinya ditengah umum.
Ditambahkan lagi oleh beliau bahwa, yang sebenar-benarnya diri itu adalah
Hayat atau ruh, akan tetapi hendaknya jangan engkau itu berhenti pada ruh
saja, teruskan dan tembuskan pandanganmu itu kepada hal dan sifat Allah
taala, jika pandanganmu itu berhenti hanya kepada Nyawa saja, maka
sesungguhnya kita telah salah dalam memahami dalil yang menyebutkan
bahwa, ” Diri itu Ruh ”
Tatkala Ia nasab kepada sekalian tubuh, Nyawa namanya,
Tatkala Ia keluar masuk, Nafas namanya
Tatkala Ia berkehendak, Hati namanya
Tatkala Ia percaya akan sesuatu, Iman namanya
Tatkala Ia dapat memperbuat sesuatu, maka Akal namanya,
50
Karna Ruh itu sendiri sudah fana lahir dan batin, sehingga didalam kondisi
yang seperti ini jangan diartikan, bahwa kita yang memfanakan diri, akan
tetapi fana itu sendiri datangnya dari Allah jua adanya
Sedangkan kata-kata Kita pada keterangan diatas tadi pun sudah lebur
jua kedalam fana itu sendiri.
Rahasia Insan
Rahasia Allah
Maksudnya :
51
Maksudnya :
Sudah berbarengan siang dan malam, demikianlah
adanya supaya kamu itu paham dan mengerti betul
dengan yang sebenarnya.
Beliau mengatakan :
Nyawa itu adalah Nur Muhammad dan Nur Muhammad itu adalah
Sifat dan Sifat itu adalah Hayat. Hayat itu Ruh Tuhan Robbul alamin.
Akan tetapi ingatlah olehmu baik-baik bahwasannya :
Seandainya ini sudah kamu pahami benar-benar, maka jangan kamu cari
lagi, sehingga keraguan saja nantinya yang akan timbul yang akan
mengiringi kehidupanmu selamanya.
Syech Jamaluddin Surgi Mufti.
(Sungai Jingah, Banjarmasin-Kalimantan Selatan)
52
Catatan :
Syech Jamaluddin Surgi Mufti, ini adalah seorang wali besar dikota
Banjarmasin, beliau juga keturunan dalam Pagar, Martapura Kalimantan
Selatan
Barang siapa telah buta hatinya dialam dunia ini, maka niscaya ia buta
juga hatinya dialam akhirat dan lebih tersesatlah perjalanannya
(QS, Al-israa : 72)
Dan Dia (dzat Allah) beserta kamu sekalian dimana saja kamu berada
dan Allah tetap melihat apa-apa yang kamu kerjakan
(QS, Al-hadid : 4)
Dan Kami (dzat Allah) terlebih hamper dari padamu sekalian, akan
tetapi mengapa tiada kamu ketahui dan selidiki adanya
(QS, Al-waqiyah : 85)
Dan Kami (dzat Allah) terlebih hamper dari pada urat nadimu
(QS, Al-qoof : 16)
53
Ini disebabkan oleh karna asyiknya yang teramat sangat ketika berada pada
maqom ini, siapa saja yang apabila telah sampai pada maqom ini, pastilah
ia tidak akan mengatakan kata-kata Syareat lagi.
Karna baginya Syareat itu hanya untuk dunia saja, sedangkan untuk
akhiratnya tidak lagi, Syareat itu akan hancur kedalam Hakekat, Syareat itu
hanya diperuntukkan bagi orang Awam / Umum (dunia) saja, sedangkan
orang-orang akhli Akhirat (Akhli Hakekat), Ia tidak akan berhakekat lagi,
begitu pula bagi akhli Marifat, ia pun tidak akan bermarifat lagi
.
Seseorang yang telah sampai kepada Tuhan-nya, maka baginya harga emas
dan harga pasir itu sama saja, Syurga dan Neraka juga sama saja, Ia tidak
tau lagi siapa dirinya dan ia-pun tidak akan tau lagi siapa Tuhannya, Ia
lebih senang diam, karna baginya diam itu sesungguhnya kedudukan
Tuhan yang maha Agung dan maha Mulia serta maha Tinggi.
Tuhan didalam menciptakan manusia cukup hanya dengan satu kali cipta
saja, (Nabi Adam As), selanjutnya nabi Adam itu sendirilah yang akan
berkembang biak hingga sampai pada diri kita sekarang ini.
54
Didalam mengadakan siti hawa, Allah Swt hanya mengambil sebagian saja
dari peralatan tubuh Adam, yaitu tulang rusuk Adam yang sebelah kiri,
ini juga bisa diartikan satu kali saja, karna perkakasnya sudah ada tinggal
diambilkan saja untuk memenuhi kebutuhan siti hawa, bukan sesuatu yang
baru lagi, jadi tidak terhitung dua atau tiga kali.
Menciptakan hewan juga cukup satu kali saja, selanjutnya hewan itu
sendirilah yang akan berkembang biak, menciptakan tumbuhan juga cukup
hanya dengan satu kali saja, untuk selanjutnya cukup tumbuhan itu sendiri
yang akan berkembang biak.
Tuhan juga didalam menciptakan air, cukup hanya dengan satu kali cipta
saja, namun seumur dunia ini, air itu tidak akan pernah habis-habisnya,
demikian pula dengan penciptaan bulan, bintang dan matahari, cukup
hanya dengan satu kali cipta saja.
Segala-galanya itu cukup hanya dengan satu kali cipta saja, tidak berulang-
ulang dan tidak berbilang-bilang, oleh sebab itu maka bagi mereka, yaitu
orang-orang yang duduk pada maqom akhli akhirat
,baginya satu kali
sujud sudah cukup, satu kali masyuk sudah cukup, satu kali mati sudah
cukup, satu kali tahu sudah cukup, semuanya serba satu saja, tidak serba
dua atau tiga lagi -----------------------------------------------------(Itulah Esa).
Semua pekerjaan itu baik, semua ibadat itu baik, semua Tuhan itu baik,
apapun saja baik, tidak ada jahatnya, tidak ada Neraka, tidak ada
Syurga, tidak ada itu dan tidak ada ini. Semua tidak ada apa-apa, semua
langgeng, semua Rahmat, semua Nikmat, semua Allah, semua Tuhan,
semua Nur, semua Zat, semua Aku, aku dan aku hingga pada akhirnya
menjadi sunyi tiada huruf, tiada suara, semua kembali keasalnya.
Tiada hurup dan tiada suara
Asal Tuhan itu tidak bernama, tiada berhuruf, tiada bersuara, bukan
cahaya, bukan benda dan bukan materi, bukan Zat, bukan Sifat, bukan
55
Asma dan juga bukan Af al, bukan Allah, bukan Muhammad, bukan
Adam, semuanya bukan.
Jika demikian kenyataannya, maka ikutilah olehmu dengan sebaik-
baiknya apa yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh Nabi
Muhammad Saw.
Secara untuh dan menyeluruh jangan hanya setengah-setengah, apa
yang telah diajarankan oleh Baginda Rosulullah Saw itu, adalah ajaran
yang mengandung Syareat dan Hakekat (lahir dan batin, dunia dan
akhirat).
Sebab jika beramal hanya dengan ilmu Syareat semata, sesat saja adanya,
demikian pula dengan Ilmu Hakekat, jika tidak diamalkan dan tidak
dimesrakan, akan membawa kehampaan saja sesungguhnya.
56
Batang tubuh manusia itu dijadikan oleh Allah taala dari pada tanah, tanah
itu dari pada air, dan air itu dijadikan dari pada Nur Muhammad.oleh karna
itu maka ingatlah olehmu wahai saudaraku, bahwa : Batang tubuh dan
ruh kita ini jadi dari pada Nur Muhammad, maka Muhammad jualah
namanya tiada yang lain.
Tubuh kasar ini tidak akan dapat mengenal Allah taala melainkan dengan
Nur Muhammad jua, oleh sebab itu maka tubuh kita itu disebut Pohon
Bustah, artinya yang hampir pada ujud-Nya (serupa tapi tidak sama), oleh
sebab itu maka diri kita inilah yang dinamakan Ujud Allah ta ala jangan
sekali-kali ada ujud yang lain dari pada ujudnya.
Inilah yang sebenar-benarnya diri, begitu pula dengan kelakuan jangan ada
kelakuan yang lain, sebab jika ada yang lain maka akan menjadi hamba jua
namanya.
Faqad Arafah itu, tidak akan menerima salah satu atau yang lainnya,
melainkan suci jahir dan Batin.
Itulah yang sebenarnya, jangan ada ujud yang lain, karna jika ada yang lain
dari pada itu, maka seluruh pengenalanmu itu akan batal dan sia-sia saja.
Dengan demikian, maka lengkaplah sudah akan ujud kita ini, yaitu ujud
Allah taala namanya, sebab yang dikatakan dzat itu, ialah diri (Ujud),
inilah yang sebenarnya diri. adapun yang bernama rahasia atau sirr itu,
adalah sirr atau rahasia Allah taala jua adanya.
57
Inilah kesudahan Ilmu, artinya tiada lagi yang akan disebut atau
diterangkan didalam kitab manapun jua.
Wahai saudaraku....!
Sesungguhnya kita ini bertubuhkan Muhammad jahir dan batin, artinya
bertubuhkan ruh namanya, maka tiada yang kita kenang-kenang lagi hati
dan tubuh ini, hanya bertubuh batin saja, artinya Muhammad jualah yang
Menjadi tubuh kita, dengan demikian, hakekat kita ini bertubuhkan Ruh
Idhofi namanya.
Ulama berkata :
Inilah yang pernah dikatakan oleh ulama yang Muhaqqiqin atau yang
sudah maujud, seluruh yang berlaku pada pandanganmu itu adalah
tauladan, puji atau zikrullah yang berlaku bagi seluruh alam semesta ini,
karna dirinya itu mengandung kalimah (berahasia kepada Allah).
Ilmu inilah yang dinamakan laut ujudullah yang amat luas dan amat dalam,
yang tiada dapat dicapai oleh akal siapapun dan tiada tersurat lagi oleh
tulisan dan tiada terucapkan lagi dengan kalam.
Bila Harfin wala Sautin
58
Jika demikian, maka pengenalan diri itu ialah yang tiada di-Hakekat-kan
dan tiada pula dimarifatkan lagi, tetapi hanya berlaku dengan sendirinya.
Kita mengenal itu bukan berarti kita atau jasad yang baharu ini, sama
sekali bukan....., akan tetapi yang mengenal itu, ialah yang Hidup dan tiada
akan pernah mati, itulah diri yang sebenar-benarnya diri.
Perintah sujud itu kemudian dipertegas kembali oleh Allah Swt lewat
perantara Nabi Muhammad Saw, yaitu ketika beliau diberangkatkan oleh
Allah Swt untuk melakukan Miraj kelangit yang ketujuh, kemudian ke-
Sidrat Al-Muntaha, disinilah nabi Muhammad Saw menerima perintah
sholat itu.
Istilah sujudnya para penghuni syurga kala itu, dipertegas kembali oleh
Allah Swt dengan sebutan sholat atau sembahyang sebagaimana yang kita
ketahui sekarang ini.
Perintah Allah Swt saat itu mengisyaratkan kepada kita semua, bahwa
sesungguhnya telah ada satu risalah dan rahasia yang teramat besar, yang
telah dipertaruhkan oleh Allah Swt terhadap diri Adam kala itu, ini juga
59
berlaku atas diri kita, sebab antara Allah, Muhammad, Adam dan diri kita
sesungguhnya merupakan satu kesatuan yang utuh serta tidak dapat
dipisah-pisahkan.
Rosulullah Saw, bersabda :
Aku adalah bapak dari sekalian Ruh, dan
Adam itu adalah bapak dari pada sekalian Batang tubuh
Allah Swt, juga telah berfirman :
”Aku ciptakan manusia itu dalam bentuk yang paling sempurna, tapi
apabila ia lalai dan ingkar kepada-Ku, maka akan Aku lemparkan ia
ketempat yang paling hina, bahkan amat hina dari yang paling hina
60
Akhmad ( ) احمد
Suhud
Jauhar
Budi
Nur
62
Wada
Wadi
Mani
Manikam
2 buah kaki
2 buah tangan.
Darah
Daging
Kulit
Bulu atau Rambut
III . Tajalli-nya huruf Kha pada lafald Al-Hamdu, akan
menjadikan asal muasal waktu Magrib (3 rakaat),
karna meliputi :
3 (tiga) perkara atas diri kita, yaitu :
Zat
Muhammad
Adam
Wajib
63
Harus
Mustakhil
Roh Nurani
Roh Rohani
Roh Idhofi
Roh Robbani
Diri terdiri
Diri terjeli
Diri terperi
Diri yang diperikan.
2 buah susu
2 buah lutut.
Hati sanubari
Hati Ma nawi
Hati Nurani
Hati Mu min.
64
Dan ketahui pula olehmu wahai saudaraku, bahwa yang awal dari bapak
itu, ialah :
o Ajal
o Maut
o Yaqin
Dan bila keduanya itu bersama, maka inilah yang akan menjadikan
Nyawa dan Badan.
65
Pemaknaan Al-Hamdu
Ketahui pula olehmu wahai saudara-saudaraku.......!
Arti dan pemaknaan serta Rahasia lafald Al-hamdu itu, agar kamu semua
didalam sholat itu dapat mencapai kesempurnaan dan tidak sia-sia.
Lapald Al-Hamdu diambil dari ayat pertama Surah Al-Fatekha, yaitu pada
kalimah
Itu sebabnya Suratul Fatekha menjadi salah satu rukun dari 13 rukun yang
ada dan wajib untuk kita ketahui.
Tidak dipandang syah sholatmu apabila suratul Fatekha tidak ada
didalamnya, juga tidak dipandang sempurna sholatmu bila salah dan keliru
didalam pengucapan-nya
الحمد
Huruf Alif --- Sholat Dzohor --- Nabinya Ibrahim As --- Malaikatnya
Jibril --- Sahabatnya Syaidina Abu Bakar Siddiq --- Kepala.
Huruf Lam --- Sholat Ashar --- Nabinya Yunus As --- Malaikatnya
Mikail --- Sahabatnya Syaidina Umar bin Khatab --- Tubuh.
Huruf Kha --- Sholat Magrib --- Nabinya Musa As --- Malaikatnya
Isrofil --- Sahabatnya Syaidina Usman bin Affan --- Tangan.
Huruf Mim --- Sholat Isya --- Nabinya Isa As --- Malaikatnya Izrail ---
Sahabatnya Syaidina Ali bin Abi Tholib --- Pinggang.
Huruf Dal --- Sholat Subuh --- Nabinya Adam As --- Malaikatnya
Rahmani/Harun --- Sahabatnya tidak ada --- Kaki.
Keterangan :
Nabi Adam As, tidak mempunyai sahabat karna Nabi Adam As itu
adalah Bapak dari batang tubuh manusia.
66
Maliqiyaumiddin.
Ya Muhammad, engkau itu ganti kerajaan-Ku yang maha besar, karna
engkau itu adalah Aku tiada yang lain.
Iyyaqana budhu wa iyyaka nastain.
Ya Muhammad, bermula kehambaan itu adalah sifat-Ku, maka yang
menghadap kepada-Ku jahir dan batin itu, Aku jua tiada yang lain.
Amin.
Ya Muhammad, engkau itu sifat-Ku didalam ke-elokan, kekerasan dan
kesempurnaan-Ku, Aku perkenankan apa-apa maksudmu kepada-Ku,
karna tiada lain yang kaya dan berkehendak itu melainkan Aku jua adanya,
67
68
Bismillah
Allah tajalli kepada Hayat, Hayat tajalli kepada Nur Muhammad,
Nur Muhammad itu tubuh kita.
Bismillah
Ilmu sudah rapat mupakat Akhlussunnah wal jamaah.
Hayat itu menjadi nyawa, nyawa itu menjadi Muhammad, maka
jangan lepas dari ini.
(H.Abd. Hasan, Negara Kalimantan Selatan)
Bismillah
Ilmu sudah rapat mupakat Akhlissunnah wal jamaah,
Adapun sebenar-benarnya diri itu adalah hayat dan sebenar-
benarnya hayat itu adalah ruh, dan sebenar-benarnya ruh itu adalah
nafas, dan sebenar-benarnya nafas itu adalah rahasia, dan sebenar-
benarnya rahasia itu adalah nur Muhammad, dan sebenar-benarnya
Nur Muhammad itu adalah tubuh kita.
(H. Muhammad Arsyad Al-banjari, dalam pagar-Martapura-
Kalimantan Selatan)
Bismillah
LA itu Hayat, ILA itu Ruh, ILAHA itu dinafas, ALLAH itu Nyawa.
Bismillah
Badan Rohani itu ialah Allah. selanjutnya Allah taala itu jangan
dicari lagi sebab Ia sudah menjadi segala nyawa, Ia sudah menjadi
nama kita didalam rahani adanya.
(H. Abd. Samad Bakumpat- Kalimantan Selatan)
BismillahAllah taala jangan dicari lagi, karna sudah menjadi
sekalian Nyawa (Laitsya kamitslihi syaiun)
69
o Mada
o Madi
o Mani
o Manikam
70
Ashrarus Sholah
(Rahasia didalam Sembahyang)
o Kuat
o Lemah
Adapun yang kuat dan yang lemah itu adalah Iradat (kehendak)-Nya jua
71
Arifbillah, mengatakan :
Tiada ku perbuat didalam sembahyang itu,
jahir maupun batin, melainkan Allah Swt jua yang berbuat
Arifbillah, berkata :
Mengapa demikian, karna nama dengan yang empunya nama itu satu jua
adanya, baik jahir maupun batin tiada nama lain selain nama-Nya.
72
Air yang dimaksud disini, bukan air laut atau air sungai seperti yang
kita ketahui, akan tetapi air yang dimaksud disini juga merupakan satu
itibar yang menyatakan akan sifat air, yaitu senantiasa mencari tempat
yang rendah, yang mengisyaratkan posisi sujud, sebagai perlambang
sifat kekerasan Allah taala (Sifat Qaharullah).
Sifat Kekerasan Allah ta ala itu, duduknya pada 2 (dua) perkara juga,
yaitu :
o Hidup
o Mati
Arifbillah, berkata :
Sifat dengan yang empunya sifat itu satu jua adanya, baik jahir maupun
batin.
Tanah yang dimaksud disini, bukan tanah pasir atau tanah lumpur seperti
yang kita ketahui, tetapi tanah yang dimaksud itu juga merupakan satu
itibar yang menyatakan sifat tanah, yaitu diam yang mengisyaratkan
73
Hamba itu sekali-kali tiada memiliki ada dan tiada, sebab ada dan tiadanya
itu, diadakan dan ditiadakan oleh Allah taala.
Inilah yang difanakan ketika duduk, tiada ujud kita yang baharu melainkan
Ujud Allah jua adanya.
Arifbillah, berkata :
Tiada ujud yang lain didalam sembahyang itu,
melainkan hanya ujud Allah jua adanya jahir dan batin
Inilah hakekat yang ada didalam sembahyang, oleh karena itu maka
Hakekat maupun Marifat kita harus benar-benar bersih dan suci dari 3
perkara, yaitu :
Suci dari pada Syirik
Suci dari pada Niddun ( Jangan bertimbang )
Suci dar pada Dhiddun ( Jangan berlawanan )
Bermula Ia yang awal dan yang akhir, Ia yang jahir dan yang batin, tiada
yang lain dari padanya, itulah tauhid dan itulah marifat yang sempurna.
Jika tidak demikian, maka sesungguhnya kita sembahyang itu tidak
ubahnya hanya menyembah berhala saja.
Dan sesungguhnya berhala yang besar itu, adalah anak dan istri serta
semua hartamu, sedangkan berhala yang kecil itu adalah nafsu-
nafsumu yang ada didalam dirimu sendiri.
74
Rukun 13
Selanjutnya ketahui pula olehmu wahai saudaraku, Rukun 13 (tiga belas)
yang wajib, jangan sampai engkau tidak mengetahuinya, dan jangan pula
engkau tidak dapat membedakan mana yang wajib dan mana yang sunah,
karna itu akan merusak sholatmu.
o Niat
o Berdiri betul
o Takbiratul Ikhram
o Fatekha
o Ruku
o I tidal
o Sujud
o Duduk antara 2 sujud
o Tahyat Awal
o Tahyat Akhir
o Salawat
o Salam
o Tertib.
Rukun 13 (tiga belas) itu jika ia berhimpun dalam satu laku dan perbuatan,
maka ia akan membentuk sebuah isyarat kalimah,
yaitu kalimah ALLAH , sebab :
75
1. Takbiratul Ikhram
2. Fatekha
3. Tahyat Awal
4. Salawat
5. Salam
Qasad,
Qasad itu, tubuh kita yang menyatakan Niat dan perbuatan yang sempurna.
Adapun Niat yang sebenar-benarnya Niat itu, ialah :
Tiada berhuruf,
Tiada bersuara
Tiada bertempat
Itulah Zat Allah taala yang mutlak, Ia-lah yang melemahkan sekalian
yang maujud dan melingkupi sekalian yang maujud dialam ini.
76
Ta arad,
Taarad itu, menyatakan Fardhu.
Adapun Fardhu yang sebenar-benarnya itu, ialah Sifat Allah taala.
Ayan tsabitha itu ialah Nur Muhammad, wujud dan tempatnya pada
sekalian ruh manusia.
Ta yin,
Tayin itu, Nyata Afal Allah taala pada alam malakut (jasad Adam), itulah
tubuh kita.
Muqaranah Niat
(Didalam Takbiratul Ikhram)
Pasal ini, adalah pasal yang menyatakan tentang Muqaranah Niat didalam
Takbiratul Ikhram pada sekalian Ahli Fikih dan Itikat akhli sunnah wal
jamaah pada mazhab Imam Syafei yang diberi oleh Allah rahmat atasnya.
Muqaranah niat didalam takbiratul ikhram itu, wajib atas tiap-tiap Islam
laki-laki dan Islam perempuan untuk mengetahuinya,
Imam Nawawi ra, berkata :
Wajib dimuqaranahkan niat itu pada takbiratul ikhram
Hakekat Niat itu, ialah Iradat (kehendak) dari Allah taala pada martabat
Alam Lahut, dinamai Ia Sirrul Chafi, artinya yang tersembunyi, tiada
seorangpun yang mengetahui akan Ia, itulah hakikatnya Zat pada sekalian
yang maujud ini.
77
Segala amal yang berlaku pada syareat itu, tiada akan sempurna tanpa
dengan Niat.
Muqaranah Niat pada waktu Takbiratul Ikhram itu, diklasifikasikan
menjadi 3 (tiga) perkara, yaitu :
o Muqaranah Urufiyah
o Muqaranah Tauzi ijah
o Muqaranah Basthiah.
o Rukun Qolbi
o Rukun Qauli
o Rukun Fi li
o Qasad
o Ta arad
Muqaranah Niat itu, jangan terdahulu dan jangan kemudian dari pada huruf
Alif Allah, bersamaan dengan mengangkat tangan sembari mengucap
kalimah ”Allahu Akbar , begitu pula dengan hati turut mengucap, maka
nyatalah disana segala perbuatan didalam sembahyang itu.
78
Memulainya yaitu pada Alif Allah dan menyudahinya pada Ra Akbar, jika
tepat kita meletakkannya, maka sempurnalah niat itu dan sempurnalah
sembahyangnya.
Muqaranah Tauzi iyah, ialah Muqaranah yang sia-sia lagi tidak syah
Sembahyangnya dengan dia, yaitu menetapkan Qasad, Taarad dan tayin
yang hadir didalam hatinya tatkala lidahnya berucap atau Allahu Akbar ,
hatinya menyebut :
Aku sembahyang Fardhu Zuhur, asar atau yang lainnya
Yang demikian itu tidak syah pada Mazhab Imam Syafii, karna mengulang
Niat.
79
Qasad itu, tubuh kita ini yang menyatakan Niat yang sebenar-
benarnya niat, tempatnya pada Dzat Allah taala yang mutlaq
(Laitsya kamitslihi syaiun), itulah yang melingkupi Ilmu..
Ta yin itu, menyatakan perbuatan Sholat, artinya Afal Allah taala
pada Alam Malakut (jasad Adam itu tubuh kita), Tayin itu
menentukan masuknya waktu Sholat.
80
------------------------------------------------------------------------------------------
Janganlah kamu berjalan dimuka bumi ini dengan sombong”
(QS, Luqman : 18)
81
Jauhar jiwa, berlainan dengan jauhar tubuh, jauhar jiwa bersifat halus dan
gaib sedangkan jauhar tubuh bersifat kasar, itu sebabnya maka berbeda,
kelakuannya, berbeda sifatnya dan berbeda pula perangainya.
Jau
har Jiwa tidak mati, akan tetapi ia akan kembali kepada kekekalannya
dan terlepas dari seluruh ikatan-ikatan alam lahiriyah, ia tidak akan
fana selama ia masih jauhar, dzatnya juga tidak akan pernah habis,
sedangkan yang habis dan bertukar-tukar itu ialah aradh yang datang
kemudian.
Mematikan diri yang dimaksud pada pasal ini, adalah mati dalam arti
mana atau mati manawiyah, bukan mati hissiyah atau mati jasad (jisim)
seperti layaknya jenajah.
82
Apa lagi kiranya yang mau dibicarakan tentang hamba itu, karna
sesungguhnya memang hamba itu tidak ada dan tidak akan pernah ada.
Dzat itu diri-Nya, Sifat itu rupa-Nya, Asma itu nama-Nya dan Afal itu
perbuatan-Nya, lantas yang mana milik hamba
..?
Dengan adanya kenyataan itu, kira-kira pantaskah jika didalam hidup dan
kehidupan ini kita menyombongkan diri, lantas apa juga yang mau
disombongkan. adanya kenyataan itu, kira-kira pantaskah jika kita
menyombongkan diri, apa pula yang mau kita sombongkan
Hidup kita ini, sesungguhnya karna kita dihidupkan, sekiranya kita tidak
dihidupkan, mungkinkah kita hidup, tentu tidak bukan
?.
Kita dapat melihat itu, sesungguhnya karna kita diperlihatkan, sekiranya
kita tidak diperlihatkan, mungkinkah kita dapat melihat, tentu tidak
bukan
?
Kita dapat mendengar itu, sesungguhnya karna kita didengarkan, sekiranya
kita tidak didengarkan, mungkinkah kita dapat mendengar, tentu tidak
bukan
.?.
begitu seterusnya
.dan seterusnya.
83
------------------------------------------------------------------------------------------
Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah),
maka sesungguhnya dia berbuat untuk (keselamatan) dirinya
sendiri dan barang siapa yang sesat, maka sesungguhnya dia
tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri, dan seseorang yang
berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak
akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang Rosul
(QS, Al-israa : 15)
84
Garis besar
tentang Sifat 20 dan
Tasawwuf
Sifat 20
Berbicara mengenai pengenalan diri, yaitu diri yang sebenar-benarnya diri,
tentunya tidak akan lepas dari 2 ilmu Allah yang utama, yaitu :
Sifat 20
Tasawwuf
Bagi orang awam, mengkaji sifat 20 dan tasawwuf itu sangat berbahaya
dan menakutkan, sebab katanya bias membuat orang menjadi gila,
ketakutan dan kekhawatiran itu sangat beralasan karna didalam
perjalananannya, hal seperti itu mungkin saja bisa terjadi tetapi mungkin
juga tidak.
Hal ini sangat tergantung, bisa saja hal seperti itu terjadi oleh karena apa
yang dikaji, lepas dari rel dan ketentuan dari apa yang dimaksudkan atau
bisa juga karna penyampainya yang kurang menguasai bahan kajian,
sehingga didalam materi pengkajiannya menjadi sangat membingungkan,
berbelit-belit dan tidak ada satu kesimpulan yang dapat dijadikan patokan
dan pegangan didalam hidup dan kehidupan ini.
Pandangan yang menganggap bahwa ilmu sifat 20 dan tasawwuf itu bisa
membuat orang menjadi gila itu sangat keliru besar
!
Tanpa dengan kedua Ilmu Allah tersebut, dapat dipastikan seseorang itu
tidak akan pernah sampai pada maqom tertinggi disisi Allah, karna kedua
ilmu itu adalah pintu atau gerbang utama yang harus dilalui untuk sampai
kepada Allah.
85
Rosulullah bersabda :
Aku Adalah gudang yang tersembunyi, Aku suka jika Aku dikenal,
lalu Aku ciptakan makhluk supaya ia mengenal akan Aku
Sifat wajib bagi Allah ada 13, seiring dengan adanya ilmu tentang diri
melaui tasawwuf, maka para ulama tahkik menambahnya 7 sifat lagi
sehingga genaplah menjadi 20 sifat jumlahnya sebagaimana seperti yang
kita ketahui sekarang ini.
13 Sifat utama itu mutlak milik Allah, sedangkan yang 7 berikutnya itu
dipertaruhkan Allah atas diri manusia.
Wujud (Ada)
Qidam (Dahulu)
Baqa (Kekal)
Mukhalafah lil hawadits (Berbeda dengan semua makhluk)
Qiyamuhu ta ala binafsih (Berdiri sendiri)
Wahdaniyat (Maha Esa)
Qudrat (Kuasa)
Iradat (Berkehendak)
Ilmu (Tahu)
Hayat (Hidup)
Sama (Mendengar)
Basyhar (Melihat)
Kalam (berfirman/berkata).
86
Sedangkan 7 sifat berikutnya yang dipertaruhkan Allah atas diri manusia
itu, sesungguhnya merupakan pengulangan dari 7 sifatnya yang wajib
tersebut diatas, Yaitu :
o Sifat Nafsiyah
o Sifat Salbiyah
o Sifat Ma ani
o Sifat Ma nawiyah
Sifat Nafsiyah.
Sifat Nafsiyah artinya sifat yang wajib bagi dzat, atau sifat yang wajib bagi
diri dzat, Nafs itu artinya diri (diri dari dzat itu sendiri), ini yang harus ada
atau ujud, mustakhil tidak ujud (ada diri pasti ada ujud dari diri itu).
Sifat nafsiyah itu masuknya pada
Sifat Wujud (Ada)
Jika ada sifat Nafsiyah, tentunya juga akan ada diri Nafsiyah, bagai mana
menurut saudaraku didalam memahami ini
.?
Dialah Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, dzat yang hidup
dan berdiri sendiri
(QS, Al-Baqarah : 255)
87
Dialah Allah, dzat yang terdahulu dan yang terakhir
(QS, Al-Hadid : 3)
Sifat Salbiyah.
Sifat Salbiyah, artinya Sifat menolak yang tiada layak bagi dzat, yaitu :
Qidam (Dahulu)
Baqa (Kekal)
Mukhalafatuhu lil hawadits (Berbeda dengan semua
makhluknya)
Qiyamuhu ta ala binafsih (Berdiri sendiri)
Wahdaniyat (Maha Esa)
Qudrat (Kuasa)
Iradat (berkehendak)
Ilmu (Maha mengetahui)
88
Hayat (Hidup)
Sama (Maha mendengar)
Basyar (Maha melihat)
Kalam (Maha berkata-kata)
Jika ada sifat Maani, tentunya juga akan ada diri Maani, bagai mana
menurut saudaraku didalam memahami ini
.?
Sifat Manawiyah, artinya yang wajib bagi Zat, dikarenakan dengan suatu
sebab, yaitu :
Dasar rujukannya sama seperti pada sifat Maani, karna sifat Manawiyah
ini diambil dari sifat Maani, kemudian dipertaruhkan kepada manusia
sehingga secara Syari, manusia dan Tuhan seperti sama (serupa tapi tidak
akan pernah sama).
Jika ada sifat Maani, tentunya juga akan ada diri Maani, bagai mana
menurut saudaraku didalam memahami akan ini sebagaimana pada
89
keterangan tersebut diatas, disana disebutkan bahwa, jika ada sifat
Nafsiyah, sifat Salbiyah, sifat Maani dan sifat Manawiyah, tentulah juga
akan ada diri Nafsiyah, diri Salbiyah, diri Maani dan juga diri
Manawiyah.
Tasawwuf.
Apakah Tasawwuf itu
..?
Tasawwuf itu adalah suatu cara atau jalan untuk membersihkan diri dari
sesuatu yang tidak baik, yang dapat mendindingi diri (Hijab) untuk sampai
pada Allah.
Tasawwuf itu adalah satu ilmu yang dapat menghantarkan diri kita dari
kegelapan menuju pada keterangan, dari samara-samar hingga menjadi
jelas, dari hanya sangka-sangka hingga menjadi nyata.
o Huruf Tha
o Huruf Shot
o Huruf Waw
o Huruf Fha
Huruf Tha
Huruf Shot
90
Apa yang dibersihkan
..?,
Yang dibersihkan adalah :
Huruf Waw.
o Memelihara Syareat
o Memelihara/ menuntut pahala
o Memelihara pengenalan selain kepada Allah Swt.
Huruf Fha.
o Fana Ilmu
o Fana Ain
o Fana Haq
o Fana Af al
o Fana Asma
o Fana Sifat
o Fana Dzat
Tasawwuf itu sendiri tidak ubahnya seperti proses huruf Djim, Kha dan
kho, bentuk hurufnya sama Cuma beda pada penempatan titiknya saja.
Huruf Djim.
Huruf Djim itu memiliki titik yang berada didalam huruf, ini
mengisyaratkan bahwa diri manusia itu senantiasa bergelimang dosa
(bergelimang dengan nafsu-nafsu keakuan), sehingga seluruh aktivitas
hidup dan kehidupan ini buah karya atau hasil pekerjaan manusia semata.
91
Merasa seakan ia yang kuasa
Merasa seakan ia yang berkehendak
Merasa seakan ia yang tau
Merasa seakan ia yang hidup
Merasa seakan ia yang melihat
Merasa seakan ia yang mendengar
Merasa seakan ia yang berkata-kata.
Huruf Kha.
Huruf Kha itu sama sekali tidak memiliki tanda (titik) baik didalam huruf
maupun diluar huruf, ini mengisyaratkan kepada kita akan perasaan
bimbangan dan ragu didalam satu keimanan kepada Allah sehingga
padanya timbul satu pertanyaan besar lagi mendasar.
Siapa sebenarnya Tuhan itu
?, dan siapa sebenarnya diri ini
..?,
Seandainya aku Tuhan, dimanakah hamba itu
?,
Seandainya aku Hamba, dimanakah Tuhan itu
..?
Huruf Kho.
Huruf Kho itu titiknya berada diluar huruf, ini mengisyaratkan kepada kita
bahwa apabila rahasia Allah itu telah sampai dan terbuka atas diri kita,
maka seluruh perasaan bimbang dan keragu-raguan itu sirna dengan
sendirinya (kembali keasal), semua menjadi pasti dan nyata.
Kesimpulannya :
Tasawwuf itu adalah suatu jalan untuk datang kepada Allah taala,
hingga akhirnya lenyap dengan-Nya.
Faqir maksudnya :
Fha itu Fana (hapus)
Qop itu Qonaah (rutin)
Ra itu Ridho (ikhlas)
92
Tauhid
Bab Amaliyah
Mendudukkan Diri
Mendudukkan diri adalah sesuatu yang sangat penting didalam kita
melasanakan atau melakukan seluruh aktivitas kita didalam keseharian,
baik itu aktivitas yang kita sadari (sengaja) maupun yang tidak kita sadari
(tidak sengaja), maksud dan tujuannya supaya segala sesuatunya itu jangan
terakui.
Seluruh Aktivitas keseharian kita, dari kita bangun tidur sampai kita akan
kembali tidur bahkan selama didalam kita tidur, semuanya akan bernilai
ibadah apabila diri ini telah kita dudukkan sesuai dengan kedudukannya.
Karna seluruh aktivitas dan pergerakkan kita dari yang kecil hingga yang
besar, yang tersembunyi atau yang nyata, disengaja atau tidak disengaja
yang terjadi itu sudah merupakan Qudrat dan Iradatnya Allah, asalkan diri
ini didudukkan sebagaimana mestinya.
Bermula mendudukkan diri itu adalah Sbb :
A--- Aku Asal dari pada Allah taala
I---- Aku (...?..) Karna Allah taala
U--- Aku ujud Allah taala, yang (..?...), tiada mati.
A , I , U : Aku (I) ujud Allah ta ala yang (I) tiada mati.
Siapa (I) itu .......................?
(I) itu adalah Diri yang sebenar-benarnya diri kita.
(I) itu adalah Haq Allah ta ala
(I) itu adalah Batin kita
95
Tobat, Syahadat, Dzikir dan Takbir itu adalah sebagai Pembasuh atau
Pembersih, untuk membersihkan :
96
o Hadats Kecil
o Hadats Besar
o Zunub
o Zanabat
o Istinja diri kita
Membersihkan dari :
o Bulu
o Kuli
o Daging
o Urat
o Tulang
o Otak
o Sumsum
Juga mensucikan :
o Pengrasa
o Hawa
o Nafsu
o Akal
o Fikir
o Ilmu
o Rahasia
A.I.U = Aku (I) Ujud Allah taala, yang (I) tiada mati
Tarik nafas = R
Keluarkan nafas = N
Masukkan Niat :
PINTU HIJAB 10
Ubun-ubun ( Air setitik 33 x ) Huruf ke 6 dan 7 dihilangkan
jika hati menyebutnya.
Mata Kanan ( Tismarullah 33 x )
Mata Kiri ( Tishu Izat 33 x )
Telinga Kanan ( Tismarasa Allah 33 x )
Telinga Kiri ( Tismajenah 33 x )
Hidung Kanan ( Tiszat Zat mullah 33 x ), Nama yang sudah
merdeka, dimerdekakan lagi.
Hidung Kiri ( Tismakullah 33 x )
Mulut ( Tismalullah 33 x )
Kola-kola (jakun) ( Tissimpullah 33 x )
Ulu hati ( Tik (I) Mullah 33 x )
98
PINTU SYURGA 8
Kalam ( Tismaullah 33 x )
Kola-kola ( Tismallah 33 x )
Hidung kanan ( Tasrikullah 33 x )
Hidung kiri ( Tikmapullah 33 x )
Telinga kanan ( Tiszatmullah 33 x )
Telinga kiri ( Tahsirrullah 33 x )
Mata kanan ( Siti sarikullah 33 x )
Mata kiri ( Tismancarmullah 33 x )
99
Ketika sudah berada diluar, kunci dipusat Istri dengan ibu jari tangan
kanan, sambil membaca lafald diatas tadi.
Membukanya :
Sebelum berhubungan badan, buka dahulu di pusat Istri yang telah dikunci
tadi dengan ibu jari tangan kanan sambil membaca :
Catatan :
o Mengunci putar kekanan
o Membuka putar kekiri (berlawanan)
100
Ta awwuj
Basmallah
Lakhaula
Tobat, Syahadat, Dzikir dan Takbir
Dudukkan diri
Salam kepada penjaga Air
Niat :
Aku niat mandi bersih/ mandi suci untuk membersihkan dan
mensucikan diriku dari sifat menyifat dan untuk
menyempurnakan perjalanan diriku dari negri dunia hingga negri
akhirat kelak
(Dalam hati tidak dilisankan)
Kemudian tarik nafas dengan R
Tahan sebentar senbari mengingat : I yang bersuci, dan I
yang disucikan.
Keluarkan nafas dengan N
Hakekatkan :
101
Mandi 9
Depan 3x -------------------------- Air Setitik
Kanan 3x -------------------------- Awal-awal Nur Muhammad
Kiri 3x ----------------------------- Awal-awal Ummat
Jam 11.00 s/d jam 17.00, Ruh berkisar pada Pusat, warnanya
kuning, Nabinya Ibrahim As
Jam 17.00 s/d jam 23.00, Ruh berkisar pada Jantung (hati),
warnanya merah, Nabinya Yusuf As
Jam 23.00 s/d jam 5.00, Ruh berkisar pada Otak (ubun-ubun),
warnanya hitam, Nabinya Musa As.
102
Penutup
“ Adhie Shinantra “
104
DASAR-DASAR RUJUKAN
Aku adalah Gudang yang tersembunyi, Aku suka jika aku
dikenal, lalu Aku ciptakan makhluk supaya ia mengenal
kepada-Ku
105
106
107
108
109
110
111
Akan ada segolongan dari umat-Ku yang tetap atas kebenaran sampai
hari qiyamat dan mereka tetap atas kebenaran itu
(HR, Bukhori)
Barang siapa telah buta hatinya dialam dunia ini, maka niscaya ia buta
juga hatinya dialam akhirat dan lebih tersesatlah perjalanannya
(QS, Al-israa : 72)
Dan Dia (dzat Allah) beserta kamu sekalian dimana saja kamu berada
dan Allah tetap melihat apa-apa yang kamu kerjakan
(QS, Al-hadid : 4)
Dan Kami (dzat Allah) terlebih hamper dari padamu sekalian, akan
tetapi mengapa tiada kamu ketahui dan selidiki adanya
(QS, Al-waqiyah : 85)
112
Dan Kami (dzat Allah) terlebih hamper dari pada urat nadimu
(QS, Al-qoof : 16)
Daftar Istilah
Adam : Ketiadaan (non Existence)
Aql : Akal
114
115
116
Majaz : Kiasan.
Riadah : Latihan.
Suluk : Perjalanan menuju kesempurnaan
batin
atau mencari hakekat
117