Anda di halaman 1dari 132

Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Tauhiid


Bulan Nopember 2006

Sarana Menjadi Ahli Dzikir, Fikir dan Ikhtiar


Di Publikasikan melalui : daarut-tauhiid@yahoogroups.com

Bulan Nopember 2006 1


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Kata Pengantar
Alhamdulillahirobbil ‘Alamiin. Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala, tuhan
semesta alam atas segala kuasa-Nya pada segala sesuatu, Shalawat dan salam semoga
senantiasa di limpahkan kepada Rasulullah Shalallohu ‘Alaihi Wasalam.

Ebook kumpulan artikel dari Mailing List Daarut-Tauhiid ini merupakan lanjutan dari
kumpulan artikel dan cerita Mailing List Daarut-Tauhiid sebelumnya, Semoga ebook ini
dapat memeberikan manfaat untuk siapa saja yang membacanya.

Dari segi penyuguhan tidak banyak hal yang berubah, demikian juga cara pengambilan
artikel dari mailing tersebut, tidak semua mail yang dipublikasikan di mailing list saya
masukan dalam ebook ini, hanya artikel atau cerita-cerita tertentu yang sekiranya dapat
diambil hikmahnya saja yang disertakan.

Saya sampaikan terimakasih kepada sahabat sekalian yang telah memberikan saran-saran
kepada saya atas ebook edisi sebelumnya, saya mohon untuk tidak berhenti memberikan
saran-saran kreatif atas ebook ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat
ganda serta memberikan kemudahan atas segala sesuatu urusan.,

Saran-saran masih saya tunggu di alamat yang sama dengan yang dulu, bisa melalui
email di isnanto@rsmargono.go.id, atau melalui Yahoo!Messenger pada ID isnt08,
ataupun melalui GoogleTalk dengan terlebih dahulu Invite saya di isnt08@gmail.com

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas hamba-hamba-Nya yang telah memberikan
ilmunya, dan semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kedua orang tua kita serta dosa
guru-guru kita dan dosa kita semua. Amiiin........

Penyusun

Bulan Nopember 2006 2


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Daftar Isi
Khutbah '
Iedul Fitri: Tempuhlah Jalan Surgawi dan Carilah Para Awliya 5
Bersaksilah Karena Allah 8
Mati Suri 11
Bertawakal Menghadapi Musibah 16
Meraih Keberkahan Dalam Makanan 18
Berdialog Dengan Al-Qur’an 21
Belajarlah Dari Khadijah 24
Samudra Pengetahuan Nabi SAW. 26
“Ketika Naira Berjilbab” 31
Agar Cinta Tak Lagi Terlambat 34
Shalat Shubuh, Ujian Terberat Bagi Munafikin 36
Menahan Amarah Dan Penuh Kasih Sayang 39
Bagaimana Melihat Kebagikan Dengan Segala Hal yang Terjadi 42
Terapi Untuk Mengubah Diri 46
Melihat Kebaikan Dalam Segala Peristiwa 47
Keadilan Dan Kemuliaan 53
Menyebarkan Salam 55
Etika Di Masjid 57
Ketika Derita Mengabadikan Cinta 59
TU(H)AN ITU TETAP ADA 69
Kiamat Tidak Ada Tanda-Tandanya 72
Buah Ranum Dari Keridhaan 75
Pengenalan Tauhiid dan Asma’ (Nama) Dan Sifat Allah 77
Istri Yang Membawa Ke Surga 86
Puasa 6 Hari Bulan Syawal 88
Ketika Kutatap Wajah Istriku 91
8 Kado Terindah 92
Amal Kita 95
10 Kebiasaan Yang Dapat Merusak Otak 96
Muslim Belanda Tolak Aturan Resmi Larangan Bercadar 97
Putri Syiria Dapat Hidayah 98
Ikhlaskan dan Maafkanlah orang yang telah berbuat dzalim 100
Kenapa Ada Perintah Ruku dan Sujud 106
Makna Dzikir 111
Tipe dan Frekuensi dalam Dzikir 114
Kelompok Pengajian Jum’at Manis yang Anggotanya Para Waria Surabaya 116
Zikir Adalah Kewajiban Terbesar Manusia Dan Merupakan Perintah Ilahi 120
Menyambut Tamu Agung 124
Ketika Do’a Terhalang Makanan Haram 126
Setiap Kata Itu Pasti Tercatat 128
Belajar Dari Perang Uhud 130

Bulan Nopember 2006 3


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Halaman Kosong

Bulan Nopember 2006 4


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : Arief Ludiantoro arief@jababeka.co.id


Tgl. Email : 01-11-2006

Khutbah 'Iedul Fitri


Tempuhlah Jalan Surgawi dan Carilah Para Awliya
Sulthanul Awliya Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani an Naqshbandi
Senin 23 Oktober 2006, 1 Syawwal 1427H

Bismillahir Rahmanir Rahim

Tempuhlah Jalan Surgawi dan carilah para Awliya' , Orang-orang yang Suci! Wahai
manusia, waktunya singkat untuk berbicara... saya mencoba untuk mengatakan sesuatu
yang dapat membuat kalian bangun, karena manusia saat ini tertidur atau dalam keadaan
mabuk, terlalu banyak minum, bahkan tak dapat lagi membedakan tangan kanan mereka
dari tangan kiri mereka!

Misi kami adalah untuk mengatakan, "Wahai manusia, kalian tengah berada di jalan yang
salah! Jangan berada di jalur ini! Jika (kalian) tak berjalan pada jalan yang benar, kalian
akan terjatuh ke Neraka. Bangunlah! Bangunlah, dan tempuhlah Jalan Surgawi!" Karena
itulah perlu adanya (seorang) penasihat yang menasihati manusia untuk menempuh jalan
itu.

Saya mendengar bahwa sang Paus berbicara sesuatu tentang Islam. Mengapakah ia
berbicara sesuatu yang menentang Islam? Apakah sebenarnya yang diseru oleh Islam?
Adakah Islam menunjukkan pada manusia jalan yang buruk? Kemankah Islam menyeru
manusia? menuju ke Neraka ataukah ke Surga?

Mengapakah Paus, tidak menyerukan ummatmu untuk menerima Utusan terakhir dan
pesan terakhir yang ia bawa? Dan sebaliknya Paus malah mengatakan bahwa Islam
adalah seperti ini, seperti itu! (Ia) yang membawa Islam, ia adalah orang seperti itu
(sebagaimana yang kau katakan)? Apa itu? Kini mereka telah kehilangan arahnya....
bahkan mereka yang mengatakan tentang diri mereka, "Kami adalah orang-orang yang
religius". Mereka hanya orang-orang yang religius, tapi kita tidaklah meminta orang-
orang yang religius belaka, melainkan kita meminta dan mencari orang-orang suci,
Kekasih-kekasih Tuhan!

Suatu saat saya pernah melewati Switzerland, negara Swiss; di sana terdapat makam St.
Nicolaus, dengan biaranya (Engl: monastery, red.). Orang itu (St. Nicolaus adalah benar-
benar seseorang yang mempercayai pula Nabi terakhir, tapi ia menyembunyikan dirinya
sendiri, dan tidak mau bertemu dengan manusia lain, serta berdiam diri di pondoknya.
Suatu saat, saya datang dan melihat ke pondok kecilnya. St. Nicolaus pernah tinggal di
situ, tanpa menemui orang lain siapa pun. Ia berkata, "Aku hanyalah bagi Allah!" Setiap
saat saya datang ke daerah itu, spiritualitasnya (ruhaniahnya) selalu memanggil saya,
"Datang dan kunjungilah diriku!" Dan setiap kali saya melewati daerah itu, saya pun
datang dan berkunjung ke makamnya.

Bulan Nopember 2006 5


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Suatu kali saya lewat dan mengunjunginya. Seseorang datang dan berpakaian hitam dan
di bagian lehernya terdapat tanda bahwa ia adalah seorang pendeta. Saya menyapanya,
"Tuan yang suci menjaga dan memelihara tempat ini?" Ia pun menjawab, "Wahai Syaikh,
saya bukanlah seorang yang suci, jangan memanggil saya dengan ' yang suci'. Saya
bertanya, "Bahkan Paus pun tidak suci?" "Bahkan sang Paus pun bukan orang suci. Ia
hanyalah seseorang yang official, yang resmi." demikian katanya.

Kesucian adalah sesuatu yang dikaruniakan dari Langit bagi manusia, kesucian adalah
suatu busana dan atribut dari Langit, kalian tak dapat memberikan gelar suci bagi
seseorang sembarangan, bahkan seandainya seluruh manusia mengatakan, "X. adalah
seorang yang suci"...

Kita tidak membutuhkan orang-oranga religius, kita membutuhkan orang-orang Suci!


Kekasih-kekasih Allah! Kalian mesti memahaminya, wahai manusia, atau kalian akan
terjerumus ke lembah-lembah Neraka... dan dimulai sekarang!... Hari demi hari akan
bermunculan lebih banyak masalah, dan kutukan tengah datang ke bumi, karena manusia
tidak mencari, tidak meminta (bertemu) orang-orang suci!

Saya pun dengan menyesal mengatakan bahwa saat ini Muslim pun menyangkal
keberadaan orang-orang Suci, mereka menyangkal dan tidak mau menerima Awliya' !
Mereka mendatangi dan menghancurkan tempat-tempat suci Awliya' . Seseorang yang
suci dan siapa pun di sekelilingnya mendapatkan barakah Allah Ta'
ala - siapa pun yang
datang dan menghancurkan tempat-tempat suci (maqam) mereka, orang tersebut akan
tidak bahagia!

Saya berkata, "Wahai orang-orang Iraq! Mengapa kalian membunuhi diri kalian sendiri,
saling berbunuh satu sama lain?" Mereka menjawab, "Karena orang-orang Amerika atau
Inggris, atau Jerman atau negara lain datang ke negeri kami, dan kami memerangi
mereka!" Kalian tidak berperang, kalian tidak dapat melakukan apa pun! Kenapa kalian
tidak pergi mendatangai Jaylani Sultan (Maqam Sultan Abdul Qadir al-Jaylani di
Baghdad, red.) dan mengatakan pada beliau, "Wahai Syaikh Abdul Qadir, engkau adalah
seseorang yang besar, seseorang yang berada di Hadirat Ilahi!

Mohonkan ampunan bagi diri kami dan mohonkanlah barakah Tuhan kami bagi diri kami
untuk menyelamatkan diri kami dari orang-orang itu?" Karena, Allah-lah yang
mengirimkan mereka pada orang-orang Iraq! Orang-orang Amerika itu tak akan
mendatangi jarak 20.000 km dan menembaki mereka. Kenapa mereka mesti
melakukannya? Siapa yang membuat mereka untuk datang ke situ? Mengapa kalian tak
mau berkata, dan memohon dari Sultan Jaylani dan juga pada ribuan Awliya'yang ada di
Baghdad? Kenapa orang-orang Iraq tak mau datang ke sana? Tak seorang pun yang pergi
ke tempat-tempat suci para Awliya'itu. Mereka berkata, "Kami punya missile, peluru
kendali dan roket!" Hmmm! Roket? Satan tengah mengencingi missile-missile dan roket
kalian!

Wahai manusia, mintalah orang-orang yang suci! Ada orang-orang suci yang hidup... dan
ada pula yang telah wafat yang berada di Alam Barzakh. Merekalah sumber-sumber

Bulan Nopember 2006 6


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

samudera-samudera Kasih Sayang Ilahiah! Kenapa kalian tak mau mendatangi mereka?
Kalian tak mau pergi!

Para Malaikat akan menggigit kalian, akan memukul kalian, membuat kalian jatuh! Tak
ada kehormatan bagi diri kalian! Jika manusia mengetahui hal ini, Allah tak akan pernah
menaruh mereka di bawah kaki orang Kuffar! Tapi, merekalah yang kehilangan jalan
mereka, Muslim pun kehilangan (orang-orang suci), karena mereka hanya punya orang-
orang religius, mereka tak meminta orang-orang suci, Awliya'
!

Sampai mereka mau meminta orang-orang suci, mereka tak akan dapat menyelamatkan
diri mereka sendiri! Karena itulah kita memohon, "Wahai Allah, kirimkan pada kami
hamba-hamba suci-Mu! Bahkan satu orang saja akan cukup dan seluruh dunia ini berada
di bawah Kuasa-Mu! Karuniakan Barakah-Mu bagi satu Kekasih-Mu, dan satu teman
dari hamba-Mu yang paling Kau-cintai, Sayyidina Muhammad - sallalLahu ' alayhi
wasallam! Kirimkan pada kami Sayyidina Mahdi - ' alayhis salam! Jika (dia) tidak datang,
tak akan pernah ada kebaikan di muka bumi ini, hanya pertempuran, berbunuh-bunuhan,
penghancuran , pembakaran, gempa bumi dan badai, hurricane datang dan mengambil...

Kurang dari tiga tahun yang lalu, datang satu gelombang dari samudera... Tsunami - saya
belum pernah mendengar sebelumnya kata-kata aneh seperti itu... - di manakah teknologi
kalian untuk menghentikannya? Wahai manusia, cobalah untuk mempelajari Adab
terhadap Tuhan kalian, Allah Ta' ala atau kalian akan diambil pergi! Malaikat akan
membawa kalian menuju Neraka!

Semoga Allah mengampuni diri kita!... Alhamdulillah! Saya hanyalah seorang hamba
yang lemah, meminta untuk membangunkan seluruh negeri, tidak hanya kalian! Kata-
kata saya adalah bagi seluruh dunia ini dari Timur ke Barat, dan seseorang, suatu waktu
mestilah mengerti apa yang kami sampaikan... Ada dukungan Langit bagi diri kita!
Semoga Allah memberkati kalian semua!

Wa min Allah at tawfiq

Wassalam, arief hamdani

www.mevlanasufi.blogspot.com
HP. 0816 830 748

----------------------------oOo-------------------------

Bulan Nopember 2006 7


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : abuluthfia abuluthfia@yahoo.co.id


Tgl. Email : 01-11-2006

Bersaksilah Karena Allah


Dari: http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=2&id=4056

Allah berfirman, "Hendaklah kalian tegakkan persaksian karena


Allah." (QS. Ath-Thalaq: 2)

Jangan bersaksi karena hanya ingin disebut orang yang berkata benar. Jadikanlah
persaksian dan ucapan Anda karena Allah, dengan mengharap pahala dan ridha-Nya.

Jika Anda belajar, jadikan belajar itu hanya karena Allah, jika berjihad, jadikan jihad itu
hanya karena Allah. Jika berderma, jadikan derma itu hanya karena Allah.

Jika Anda belajar karena ingin disebut sebagai seorang intelektual, maka api neraka telah
menyala untuk Anda. Begitu juga jika berjihad agar disebut sebagai pejuang; dan
berderma agar disebut dermawan. Karena itu, ada sebuah hadits yang menguraikan soal
itu:

Dalam riwayat Muslim, dari Abu Hurairah ra.; "Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda, `Sesungguhnya orang yang pertama kali disidang pada hari kiamat adalah
orang yang mati syahid. Dia akan dihadapkan pada nikmat-nikmatnya dan dia
mengenalnya. (Allah) berkata, `Apa yang engkau lakukan dengan itu semua?'`Aku telah
berperang demi Engkau, hingga aku mati syahid. (Allah) berkata, `Engkau bohong!
Engkau berperang agar disebut sebagai orang yang pemberani.'Kemudian orang itu
diseret kedalam api neraka. Kemudian orang yang belajar ilmu, mengajarkannya dan
membaca Al-Qur' an. Dia dihadapkan kepada nikmat-nikmatnya dan dia mengenalnya.
(Allah) berkata, `Apa yang engkau lakukan dengan semua ini?'`Aku telah belajar ilmu,
mengajarkannya dan membaca Al-Qur' an demi Engkau,'jawabnya. (Allah) berkata,
`Engkau bohong! Engkau belajar agar dikatakan sebagai orang yang pintar dan engkau
membaca Al-Qur' an agar dikatakan sebagai seorang qari' (pembaca Al-Qur' an).
Kemudian orang itu diseret kedalam api neraka. Kemudian orang yang diluaskan rizkinya
oleh Allah. Dia dihadapkan kepada nikmat-nikmatnya dan dia mengenalnya. (Allah)
berkata, `Apa yang engkau lakukan dengan ini semua?'`Aku selalu mendermakannya
demi Engkau di jalan yang Engkau suka.'(Allah) berkata, `Engkau bohong! Engkau
berderma agar dikatakan sebagai seorang dermawan.' Kemudian orang itu diseret
kedalam api neraka."

Jadikanlah shalatmu, ibadahmu, kehidupanmu dan kematianmu hanya untuk Allah.


"Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah
Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah aku diperintahkan
dan aku adalah yang pertama menyerahkan diri (kepada Allah)." (QS.Al-An'
am: 162-63)

Bulan Nopember 2006 8


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Hadits-hadits yang berhubungan dengan perkara di atas: Rasulullah SAW bersabda,


tentang orang yang dimasukkan ke dalam perlindungan Allah pada hari ketika tak ada
lagi selain perlindungan-Nya, "Yaitu dua orang yang mencintai karena Allah, berkumpul
karena Allah dan berpisah karena Allah." Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Abu Daud dan Ahmad meriwayatkan, "Ada tiga hal yang jika ketiganya ada dalam diri
seseorang maka ia pasti merasakan manisnya iman: (1) Allah dan Rasulnya lebih dicintai
dari segalanya, (2) Mencintai atau tidak mencintai, karena Allah. (3) Tidak mau kembali
kepada kekufuran, seperti halanya tidak mau untuk dilemparkan ke neraka."

Sabdanya yang lain, dalam riwayat Abu Daud dan Ahmad, "Barangsiapa mencintai
karena Allah, membenci karena Allah dan melarang karena Allah, maka telah
sempurnalah imannya."

Dalam hadits yang lain, "Sesungguhnya setiap derma yang engkau keluarkan karena
Allah, engkau akan mendapatkan pahala karenanya, bahkan derma yang engkau berikan
kepada istrimu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi SAW juga bersabda, "Jika seseorang membiayai hidup keluarganya dan dia
melakukannya untuk mencari ridha Allah-- maka berarti dia sudah bersedekah."
(HR.Bukhari)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah
berkata pada hari Kiamat, `Dimanakah orang-orang yang mencintai karena keagungan-
Ku? pada hari ini, Aku akan melindunginya, ketika tidak ada perlindungan kecuali
perlindungan-Ku." (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. Nabi SAW bersabda, "Seseorang mengunjungi saudaranya di desa
lain, kemudian Allah mengutus satu malaikat di jalannya. Ketika malaikat itu bertemu
dengannya, malaikat itu bertanya, `Engkau hendak kemana?'Dia menjawab, `Saya ingin
mengunjungi saudara saya didesa ini.'Malaikat itu bertanya lagi, `Adakah oleh-oleh yang
akan engkau berikan untuknya?' Dia menjawab, `Tidak ada, selain hanya saya
mencintainya karena Allah.'

Malaikat itu berkata, `Aku adalah utusan Allah kepadamu untuk mengabarkan bahwa
Allah telah mencintaimu sebagaimana engkau mencintainya (saudaramu) karena Allah.'
"
(HR. Muslim)

Dari Abu Muslim Al-Khulani, ia berkata, Aku mendatangi masjid penduduk Damaskus
kebetulan terdapat sekelompok orang yang di dalamnya nampak beberapa sahabat
Rasulullah yang senior. Diantara mereka terdapat seorang pemuda yang matanya
bercelak dan bersinar. Setiap kali mereka berselisih tentang sesuatu, mereka
mengembalikan perselisihan itu kepada pemuda tersebut, pemuda yang masih remaja.
Aku (Abu Muslim Al-Khulani) bertanya kepada teman dudukku, `Siapakah pemuda itu?'
Dia menjawab, `Dia adalah Mu' adz Ibn Jabal.'Kemudian aku datang pada sore hari,
mereka tidak hadir, dan aku datang pada pagi hari, mereka juga tidak datang. Aku

Bulan Nopember 2006 9


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

berangkat pergi, namun tiba-tiba aku melihat pemuda itu sedang shalat di dekat sebuah
tiang. Aku duduk mendekat dan berusaha menghampiri. Dia memberi salam dan aku
mendekatinya lagi. Aku berkata kepadanya, `Aku mencintai karena Allah.' Aku
mendekatinya lagi dan dia berkata, `Apa yang engkau katakana?'Aku berkata, `Aku
mencintai karena Allah.'Dia berkata, `Aku mendengar Rasulullah bercerita tentang
Tuhannya yang berkata, `Orang-orang yang saling mencintai karena Allah akan berada
di atas mimbar-mimbar dari cahaya dalam naungan Arsy pada hari tidak ada naungan
kecuali naungan Allah.'Kemudian aku keluar sampai bertemu dengan Ubadah ibn
Shamit dan aku menceritakan kepadanya tentang apa yang diceritakan oleh Muadz ibn
Jabal. Ubadah ibn Shamit kemudian berkata, `Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda
tentang Tuhannya yang berkata, `Cinta-Ku pasti untuk orang-orang yang saling mencinta
karena Aku. Cinta-Ku pasti untuk orang-orang yang saling memberi karena Aku. Orang-
orang yang Saling membemberi karena Aku. Orang-orang yang saling menmcintai
karena Allah akan berada diatas mimbar-mimbar dari cahaya di bawah naungan Arsy
pada hari yang tidak ada nnaungan kecuali naungan Allah." (HR. Ahmad)

Dalam Riwayat Tirmidzi ada hadits, "Allah berkata, `Orang-orang yang saling mencintai
karena keagungan-Ku akan mendapatkan mimbar-mimbar dari cahaya dan didoakan oleh
para nabi dan orang-orang yang mati syahid'
."

Apabila anda mencintai suatu kaum karena Allah, maka anda akan dikumpulkan bersama
mereka pada hari Kiamat. Dari Abo Musa ra., `Ditanyakan kepada Nabi SAW.,
`Seseorang mencintai suatu kaum dan dia tidak pernah bertemu mereka?'Nabi bersabda,
`Seseorang akan bersama orang yang dicintai'
." (HR. Bukhari)[*]

die *Fikih Akhlak*

Musthafa al-`Adawy
-------------------------------------oOo-------------------------------------

Bulan Nopember 2006 10


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : Roesmijati roesmijati@tycoint.com


Tgl. Email : 01-11-2006

Mati Suri
Assalamualikum..

Ada pelajaran yang sangat berharga dari apa yang dialami Aslina, Pengalaman Mati Suri.

Salam,
Roess
http://kamiilahmum.multiply.com

KISAH NYATA
Ini tulisan saya di harian pagi Riau Pos, Ahad 1 Oktober 2006. semoga bermanfaat

Kesaksian Warga Bengkalis yang Mati Suri dalam Temu Alumni ESQ ' '
Menyaksikan
Orang Disiksa dan Ingin Kembali ke Dunia'
'Laporan Idris Ahmad – Pekanbaru

Pengalaman mati suri seperti yang dialami Aslina, telah pula dirasakan banyak orang.
Seorang peneliti dan meraih gelar doktor filsafat dari Universitas Virginia Dr Raymond A
Moody pernah meneliti fenomena ini. Hasilnya orang mati suri rata-rata memiliki
pengalaman yang hampir sama. Masuk lorong waktu dan ingin dikembalikan ke dunia.

Berikut catatan Riau Pos yang turut serta mendengarkan kesaksian Aslina dalam temu
Alumni ESQ (emotional, spiritual, quotient) Ahad (24/9) di Hotel Mutiara Merdeka
Pekanbaru.

Catatan ini dilengkapi pula dengan penjelasan instruktur ESQ Legisan Sugimin yang
mengutip Al-Quran yang menjelaskan orang yang mati itu ingin dikembalikan ke dunia,
serta penelusuran melalui internet tentang Dr Raymond. Bagi pembaca yang ingin
mengetahui perihal Dr Raymond dapatmembuka situs www.lifeafterlife. com dan hasil
penelitian Raymond tentang mati suri dapat dibaca di buku Life After Life.

Aslina adalah warga Bengkalis yang mati suri 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia
sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat nyawanya dicabut dan apa yang
disaksikan ruhnya saat mati suri.

Sebelum Aslina memberi kesaksian, pamannya Rustam Effendi memberikan penjelasan


pembuka. Aslina berasal dari keluarga sederhana, ia telah yatim. Sejak kecil cobaan telah
datang kepada dirinya.

Pada umur tujuh tahun tubuhnya terbakar api sehingga harus menjalani dua kali operasi.
Menjelang usia SMA ia termakan racun. Tersebab itu ia menderita selama tiga tahun.
Pada umur 20 tahun ia terkena gondok (hipertiroid). Gondok tersebut menyebabkan
beberapa kerusakan pada jantung dan matanya. Karena penyakit gondok itu maka Jumat,

Bulan Nopember 2006 11


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

24 Agustus 2006 Aslina menjalani check-up atas gondoknya di Rumah Sakit Mahkota
Medical Center (MMC) Melaka Malaysia. Hasil pemeriksaan menyatakan penyakitnya di
ambang batas sehingga belum bisa dioperasi.

''
Kalau dioperasi maka akan terjadi pendarahan,''jelas Rustam. Oleh karena itu Aslina
hanya diberi obat. Namun kondisinya tetap lemah.Malamnya Aslina gelisah luar biasa,
dan terpaksa pamannya membawa Aslina kembali ke Mahkota sekitar pukul 12 malam
itu. Ia dimasukkan ke unit gawat darurat (UGD), saat itu detak jantungnya dan napasnya
sesak.Lalu ia dibawa ke luar UGD masuk ke ruang perawatan. ' 'Aslina seperti orang
ombak (menjelang sakratulmaut, red). Lalu saya ajarkan kalimat thoyyibah dan syahadat.
Setelah itu dalam pandangan saya Aslina menghembuskan nafas terakhir, ' 'ungkapnya.
Usai Rustam memberi pengantar, lalu Aslina memberikan kesaksiaanya.

'
'Mati adalah pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon penghuni kubur,' 'begitu ia
mengawali kesaksiaanya setelah meminta seluruh hadirin yang memenuhi Grand Ball
Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut membacakan shalawat untuk Nabi
Muhammad SAW. Tak lupa ia juga menasehati jamaah untuk memantapkan iman, amal
dan ketakwaan sebelum mati datang. ' 'Saya telah merasakan mati,' 'ujar anak yatim itu.
Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutya, terlalu sakit mati itu.

Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut itu seperti sakitnya kulit hewan ditarik dari
daging, dikoyak. Bahkan lebih sakit lagi.

'
'Terasa malaikat mencabut (nyawa, red) dari kaki kanan saya,''tambahnya. Di saat itu ia
sempat diajarkan oleh pamannya kalimat thoyibah. ' '
Saat di ujung napas, saya berzikir,''
ujarnya. '
'
Sungguh sakitnya, Pak, Bu,''ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ
Pekanbaru.

Diungkapkan, ketika ruhnya telah tercabut dari jasad, ia menyaksikan di sekelilingnya


ada dokter, pamannya dan ia juga melihat jasadnya yang terbujur. Setelah itu datang dua
malaikat serba putih mengucapkan Assalaimualaikum kepada ruh Aslina. ' '
Malaikat itu
besar, kalau memanggil, jantung rasanya mau copot, gemetar,' 'ujar Aslina mencerita
pengalaman matinya. Lalu malaikat itu bertanya: ' '
siapa Tuhanmu, apa agamamu,
dimana kiblatmu dan siapa nama orangtuamu." Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan
itu dengan lancar. Lalu ia dibawa ke alam barzah. '
'
Tak ada teman kecuali amal,' 'tambah
Aslina yang Ahad malam itu berpakaian serba hijau.

Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang pendakwah, tapi malam itu ia tampil
memberikan kesaksian bagaikan seorang muballighah. Di alam barzah ia melihat
seseorang ditemani oleh sosok yang mukanya berkudis, badan berbulu dan mengeluarkan
bau busuk. Mungkin sosok itulah adalah amal buruk dari orang tersebut.

Aslina melanjutkan. '


'Bapak, Ibu, ingatlah mati,'
'sekali lagi ia mengajak hadirin untuk
bertaubat dan beramal sebelum ajal menjemput.

Bulan Nopember 2006 12


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Di alam barzah, ia melanjutkan kesaksiannya, ruh Aslina dipimpin oleh dua orang
malaikat. Saat itu ia ingin sekali berjumpa dengan ayahnya. Lalu ia memanggil malaikat
itu dengan ''
Ayah' '. '
'Wahai ayah bisakah saya bertemu dengan ayah saya,' 'tanyanya.
Lalu muncullah satu sosok. Ruh Aslina tak mengenal sosok yang berusia antara 17-20
tahun itu. Sebab ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun. Ternyata memang benar,
sosok muda itu adalah ayahnya. Ruh Aslina mengucapkan salam ke ayahnya dan berkata:
''
Wahai ayah, janji saya telah sampai.' ' Mendengar itu ayah saya saya menangis.
Lalu ayahnya berkata kepada Aslina. ' 'Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adikmu. ''ruh
Aslina pun menjawab. ' 'Saya tak bisa pulang, karena janji telah sampai'
'
.

Usai menceritakan dialog itu, Aslina mengingatkan kembali kepada hadirin bahwa alam
barzah dan akhirat itu benar-benar ada.

'
'Alam barzah, akhirat, surga dan neraka itu betul ada. Akhirat adalah kekal,'
'ujarnya bak
seorang pendakwah.

Setelah dialog antara ruh Aslina dan ayahnya. Ayahnya tersebut menunduk. Lalu dua
malaikat memimpinnya kembali, ia bertemu dengan perempuan yang beramal shaleh
yang mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh Aslina dibawa kursi yang empuk dan
didudukkan di kursi tersebut, disebelahnya terdapat seorang perempuan yang menutup
aurat, wajahnya cantik. Ruh Aslina bertanya kepada perempuan itu. '
'Siapa kamu?'
'lalu
perempuan itu menjawab.' 'Akulah (amal) kamu.''

Selanjutnya ia dibawa bersama dua malaikat dan amalnya berjalan menelurusi lorong
waktu melihat penderitaan manusia yang disiksa. Di sana ia melihat seorang laki-laki
yang memikul besi seberat 500 ton, tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak-koyak
dan baunya menjijikkan.

Ruh Aslina bertanya kepada amalnya. '


'
Siapa manusia ini?'
'Amal Aslina menjawab orang
tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang. Lalu dilihatnya orang yang yang kulit
dan dagingnya lepas. Ruh Aslina bertanya lagi ke amalnya tentang orang tersebut.
Amalnya mengatakan bahwa manusia tersebut tidak pernah shalat bahkan tak bisa
mengucapkan dunia kalimat syahadat ketika di dunia.

Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina manusia yang dihujamkan besi ke tubuhnya.
Ternyata orang itu adalah manusia yang suka berzina. Tampak juga orang saling bunuh,
manusia itu ketika hidup suka bertengkar dan mengancam orang lain.

Dilihatkan juga pada ruh Aslina, orang yang ditusuk dengan 80 tusukan, setiap tusukan
terdapat 80 mata pisau yang tembus ke dadanya, lalu berlumuran darah, orang tersebut
menjerit dan tidak ada yang menolongnya. Ruh Aslina bertanya pada amalnya. Dan
dijawab orang tersebut adalah orang juga suka membunuh.

Tampak pula orang berkepala babi dan berbadan babi. Orang tersebut adalah orang yang
suka berguru pada babi. Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah lalu dibunuh. Orang

Bulan Nopember 2006 13


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

tersebut adalah anak yang durhaka dan tidak mau memelihara orang tuanya ketika di
dunia.

Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut. Sampailah ruh Aslina di malam yang
gelap, kelam dan sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalnya yang ada disisinya tak
tampak. Tiba-tiba muncul suara orang mengucap : Subnallah, Alhamdulillah dan Allahu
Akbar.Tiba-tiba ada yang mengalungkan sesuatu di lehernya. Kalungan itu ternyata
tasbih yang memiliki biji 99 butir.

Perjalanan berlanjut. Ia nampak tepak tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan cahaya, di


belakang tepak itu terdapat gambar kakbah. Di dalam tepak terdapat batangan emas. Ruh
Aslina bertanya pada amalnya tentang tepak itu. Amalnya menjawab tepak tersebut dalah
husnul khatimah. (Husnul khatimah secara literlek berarti akhir yang baik. Yakni keadaan
dimana manusia pada akhir hayatnya dalam keadaan (berbuat) baik,red).

Selanjutnya ruh Aslina mendengarkan azan seperti azan di Mekkah. Ia pun mengatakan
kepada amalnya.

'
'
Saya mau shalat.'
'Lalu dua malaikat yang memimpinnya melepaskan tangan ruh Aslina.
'
'
Saya pun bertayamum, saya shalat seperti orang-orang di dunia shalat,'
'ungkap Aslina.

Selanjutnya ia kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi. Lalu diperlihatkan pula
kepada ruh Aslina, makam Nabi Muhammad SAW. Dimakam tersebut batangan-
batangan emas di dalam tepak ' '
husnul khatimah' 'itu mengeluarkan cahaya terang.
Berikutnya ia melihat cahaya seperti matahari tapi agak kecil. Cahaya itu pun bicara
kepada ruh Aslina. ''
Tolong kau sampaikan kepada umat, untuk bersujud di hadapan
Allah.'
'

Selanjutnya ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad berkumpul di
satu lapangan yang sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima meter dari
kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu berkata. ''
Cepatlah kiamat, aku tak tahan
lagi di sini Ya Allah.'
'Manusia-manusia itu juga memohon. ''
Tolong kembalikan aku ke
dunia, aku mau beramal.''

Begitulah di antara cerita Aslina terhadap apa yang dilihat ruhnya saat ia mati suri.
Dalam kesaksiaannya ia senantiasa mengajak hadirin yang datang pada pertemuan alumni
ESQ itu untuk bertaubat dan beramal shaleh serta tidak melanggar aturan Allah.

Setelah kesaksian Aslina, instruktur Pelatihan ESQ Legisan Sugimin yang telah
mendapat lisensi dari Ary Ginanjar (pengarang buku sekaligus penemu metode Pelatihan
ESQ) menjelaskan bahwa fenomena mati suri dan apa yang disaksikan oleh orang yang
mati suri pernah diteliti ilmuan Barat.

Legisan mengemukakan pula, mungkin di antara alumni ESQ yang hadir pada Ahad
(24/9) malam itu ada yang tidak percaya atau ragu terhadap kesaksian Aslina. Tapi yang

Bulan Nopember 2006 14


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

jelas, lanjutnya, rata-rata orang yang mati suri merasakan dan melihat hal yang hampir
sama.

'
'Apa yang disampaikan Aslina, mungkin bukti yang ditunjukkan Allah kepada kita
semua,''ujarnya.Legisan menjelaskan penelitian oleh Dr Raymond A Moody Jr tentang
mati suri. Raymond mengemukakan orang mati suri itu dibawa masuk ke lorong waktu,
di sana ia melihat rekaman seluruh apa yang telah ia lakukan selama hidupnya. Dan
diakhir pengakuan orang mati suri itu berkata: '
'
Dan aku ingin agar aku dapat kembali
dan membatalkan semuanya.' '

Menanggapi kesaksian Aslina yang melihat orang-orang berteriak ingin dikembalikan ke


dunia dan ingin beramal serta penelitian Raymond yang menyebutkan ' 'aku ingin agar
aku dapat kembali dan membatalkan semuanya,' 'Legisan mengutip ayat Al-Quran Surat
Al-Mu' muninun (23) ayat 99-100:

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), Hingga apabila datang kematian kepada
seseorang dari mereka, dia berkata:'
'Ya, Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).' '(99) .
Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak.
Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada
dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (100).

Sebagai penguat dalil agar manusia bertaubat, dikutipkan juga Quran Surat Az-Zumar
ayat 39: '
'
Dan kembalilah kamu kepada Tuhan-Mu, dan berserah dirilah kepada-Nya
sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).'
'

Usai pertemuan alumni itu, Aslina meminta nasehat dari Legisan. Intruktur ESQ itu
menyarankan agar Aslina senatiasa berdakwah dan menyampaikan kesaksiaannya saat
mati suri kepada masyarakat agar mereka bertaubat dan senantiasa mentaati perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya. Setelah acara, banyak di antara alumni yang
bersimpati dan ingin membantu pengobatan sakit gondoknya. Para hadirinpun
menyempat diri untuk berfoto bersama Aslina.

Semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari kesaksiaan

Aslina.***

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 15


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : seismic_yuni seismic_yuni@yahoo.com


Tgl. Email : 04-11-2006

Bertawakkal Menghadapi Musibah


Ceramah Agama oleh Ustadz Hasan Baharun Ibnu Abbas seorang sahabat Nabi yang
terkenal sebagai ahli tafsir,dalam sebuah hadis shahih yang diriwayatkan oleh Thirmidzi
bercerita.Pada suatu hari yang tidak disebutkan oleh beliau tanda-tandanya bahwa:

“Aku sedang berada di belakang Rasul SAW, tiba-tiba beliau melihatku seraya berucap:
“Wahai Buyung, Aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat.” Ibnu Abbas yang
kala itu masih belia tapi sangat cerdik, segera memasang telinga, dan dengan antusias
menyimak nasihat yang akan disampaikan Rasul SAW.

“Jagalah dan peliharalah baik-baik perintah Allah, jauhilah larangannya, niscaya Allah
akan menjagamu. Jagalah dan peliharalah perintah Allah, jauhilah larangan-Nya. Niscaya
Allah selalu berada di hadapanmu.”

Selanjutnya beliau bersabda lagi: “Bila engkau meminta sesuatu mintalah pada Allah, dan
bila memohon sesuatu mohonlah pada Allah semata. Bahwa seandainya seluruh umat di
jagad raya ini bersatu padu untuk memberi suatu manfaat apapun kepadamu, mereka
tidak akan sanggup kecuali apa yang sudah dicatat oleh Allah sebelumnya kepadamu, dan
seandainya seluruh umat manusia bersatu padu dan berkelompok untuk berbuat mudharat
kepadamu, mereka tidak akan mampu melakukan itu kecuali yang ditakdirkan Allah
kepadamu. Pena yang ditakdirkan mengurus segala yang ada di semesta ini sudah
diangkat, tinta dalam lembaran tulisan itu sudah pula kering.”

Hadis Shahih riwayat Turmudzi ini perlu direnungkan dan diresapi, di saat-saat kita
tengah menghadapi kesibukan dan tuntutan hidup yang makin hari makin bertambah liku-
likunya. Sehingga untuk mengatasi berbagai problema yang datang susul-menyusul dan
demi memenuhi kebutuhan hidup di era globalisasi yang didominasi oleh budaya Barat,
falsafat hidupnya yang serba materialistis dan egoistis, acapkali menimbulkan
kegoncangan jiwa, menghilangkan ketenangan batin. Bahkan banyak yang sampai
kehilangan tempat berpijak dan tali bergantung. Sedang jiwa yang goncang, dan batin
yang tidak tenang serta resah gelisah adalah merupakan azab sengsara bagi diri seseorang
yang hidup di muka bumi ini.

Hadis Nabi yang telah disampaikan oleh Ibnu Abbas tersebut merupakan bekal dan
santapan rohani bagi setiap mukmin yang ingin memperkuat mental dan membina
ketahanan jiwa, sehingga dapat meneruskan perjalanan hidupnya dengan menegakkan
kepala tidak merasa minder menghadapi tantangan dan kehidupan ini. Dan pasti juga ia
akan menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan yang dengan sikap pasrah serta
tawakkal kepada Allah Kholiq Robbul. Alamin.

Maka ia akan jauh daripada rasa kecewa dan frustasi, sebab ia yakin seyakin-yakinnya
bahwa setiap segala sesuatu yang terjadi pada dirinya -- baik itu manfaat atau mudharat,

Bulan Nopember 2006 16


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

semua itu merupakan sebagian dari takdir Ilahi Rabbi secara keseluruhan yang telah
ditetapkan sebelumnya bagi segenap makhluk. Sebagaimana firman Allah:

22. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

23. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa
yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang
diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi
membanggakan diri.

Maka seorang mukmin sepatutnya tak mudah patah hati, tidak putus asa jika belum
berhasil dalam usaha atau jika belum tercapai apa yang didambakan dan dicita-
citakannya. Tidak bersangka buruk kepada Allah apabila suatu musibah menimpa
dirinya, atau menyesali nasib dirinya manakala petaka yang di luar perhitungan manusia
itu datang melandanya. Dia akan segera kembalikan semua itu kepada Allah. Karena di
balik semua musibah apapun bentuknya, niscaya ada hikmahnya. Walaupun seringkali
tidak terjangkau oleh akal fikiran manusia yang terbatas itu. Alangkah tepatnya apa yang
dikatakan oleh tokoh sufi Ibnu ?Atho?illah: ?Siapa yang menyangka terlepasnya takdir
Allah yang pahit dari anugerahnya yang manis, maka itu pertanda dangkal dan buruk
sangka pendapatnya. ?

Sebaliknya seorang mukmin bila berhasil dalam usahanya, dan sukses dengan gemilang,
mereka tidak merasa bangga apalagi sombong. Karena tanpa pertolongan dan izin Allah
jelas ia tidak akan dapat meraih prestasi hidup. Meskipun mereka yang gigih dalam
berusaha, lebih terampil, paling ahli, tapi mereka belum tentu memperoleh hasil seperti
yang didapatnya. Maka, usaha yang keras saja, sekalipun sudah sedemikian maksimalnya
bukan jaminan dan bukan kunci sukses dalam meraih cita-cita di dunia ini. Manusia
boleh berbuat, berusaha, berencana tapi Allah juga yang menentukan hasilnya.

Oleh karena itu bila seseorang itu berhasil dan sukses, ia tidak tiba-tiba lupa daratan, tapi
bersyukur kepada Allah. Dialah sumber segala nikmat dan anugerah. Dan apabila gagal,
tidak kecewa atau putus asa. Itulah sikap mental seorang mukmin hakiki yang percaya
pada Allah, yang menentukan segala sesuatu di alam semesta ini karena dialah Robbul
Alamin.

Yang menarik dan perlu diresapi pula apa yang diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Bahwa seandainya seluruh umat kompak bersatu untuk memberi sesuatu manfaat apapun
kepada seseorang, maka tidak mungkin dan tidak akan mampu berbuat demikian kecuali
apa yang telah ditetapkan oleh Allah kepadanya. Sebaliknya, andaikata seluruh umat dan
segenap makhluk di dunia ini bersatu akan memberi mudharat dalam bentuk apapun,
mereka tidak akan mampu melakukannya apabila belum ditakdrikan oleh Allah. Segala
sesuatu sudah tertulis dan tidak siapapun dapat mengubah atau menentangnya.

Bulan Nopember 2006 17


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Demikian apa yang ditegaskan oleh Rasulullah SAW, merupakan dorongan untuk
mempersegar jiwa, memupuk rasa percaya diri, menjauhkan rasa takut, was-was atau
khawatir menghadapi gejolak kehidupan yang terus-menerus berubah dengan cepatnya
dan kejutan-kejutan yang acapkali di luar dugaan dan perhitungan kita.

Sikap tawakkal ialah pasrah kepada Allah serta tunduk menyerah terhadap apapun yang
ditakdirkan oleh-Nya, yang manis ataupun yang pahit. Segala macam kesulitan, kendala
dan ujian hidup yang kita hadapi pasti dapat diatasi. Agar tidak jatuh terhempas digilas
oleh roda kehidupan di dunia ini yang serba maju dan modern, kehidupan yang tidak
mengenal kompromi, tidak mengenal ampun. Hal itu senafas dan semakna dengan hadis
riwayat Ibnu ?Abbas ini tentang apa yang difirmankan oleh Allah di dalam kitab suci-
Nya.

Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki) Nya.
Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

Firman Allah yang lain: Artinya. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-hamba- Nya".

Ceramah ini disarikan (transkripsi) oleh Ernas Siswanto dari kaset Habib Hasan Baharun
(Bondowoso) yang beredar beberapa waktu lalu.
------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 18


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : al-palagani palagani@gmail.com


Tgl. Email : 04-11-2006

Meraih Keberkahan dalam Makanan


sumber: http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=105&kat_id1=232

Ada satu doa hampir semua orang hapal, termasuk anak-anak TPA. Yaitu doa sebelum
makan, "Allaahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa qinaa ' adzaabannaar." Artinya,
"Ya Allah berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau limpahkan kepada kami, dan
peliharalah kami dari siksa neraka" (HR Ibnu As-Sani).

Inti dari doa ini adalah "memohon keberkahan" dari rezeki yang telah Allah karuniakan,
sehingga kita terpelihara dari keburukan (terutama dari siksa neraka). Andai kita mampu
menyelami makna berkah dan mampu mengaplikasikan dalam tataran praktis, maka akan
efek yang luar biasa dalam hidup.

Konsep berkah
Kata "berkah" berasal dari kata kerja baraka. Kata ini, menurut Ar-Raghib Al-Asfahani,
seorang pakar bahasa Alquran, dari segi bahasa, mengacu kepada arti al-luzum
(kelaziman), dan juga berarti al-tsubut (ketetapan atau keberadaan), dan tsubut al-khayr
al-ilahy (adanya kebaikan Tuhan). Senada dengan Al-Asfahani, Lewis Ma' luf, juga
mengartikan kata baraka dengan arti "menetap pada sesuatu tempat". Dari arti ini, muncul
istilah birkah, yaitu tempat air pada kamar mandi. Tempat air tersebut dinamakan birkah
karena ia menampung air, sehingga air dapat menetap atau tertampung di dalamnya.

Dari kata al-birkah inilah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengartikan berkah
sebagai "kebaikan yang banyak dan tetap" atau "tetapnya kebaikan Allah terhadap
sesuatu". Hampir senada dengan Al-Utsaimin, Ibnul Qayyim memaknai berkah sebagai
"kenikmatan dan tambahan".

Ketika hendak makan, kita memohon agar rezeki yang kita nikmati diberkahi Allah SWT.
Apa artinya? Kita makan bukan sekadar mengobati rasa lapar dan memenuhi selera
semata, tapi juga untuk menjaga ketaatan kepada Allah SWT. Dengan makan itu kita
berharap bisa konsisten dalam ketakwaan.

Karena itu, agar berkah, maka makanan yang kita konsumsi harus memenuhi standar-
standar yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Setidaknya ada dua syarat. Yaitu halal dan
thayyib (baik), serta memperhatikan adab-adab yang dicontohkan Rasul SAW.

Halal dan Thayyib


Dalam QS Al-Baqarah [2] ayat 168, Allah SWT berfirman, "Hai sekalian manusia,
makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagimu.

Bulan Nopember 2006 19


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Ayat ini memberi penekanan agar setiap manusia hanya mengonsumsi makanan yang
halal dan thayyib (baik). Halal dapat diartikan dibolehkannya sesuatu oleh Allah SWT
berdasar suatu prinsip yang sesuai dengan aturan-Nya. Sehingga makna halal dalam ayat
ini menyiratkan pentingnya semangat spiritual dalam memperoleh dan mengonsumsi
makanan.

Para ahli fuqaha membagi halal ini ke dalam dua bagian, yaitu halal secara dzat-nya dan
halal secara perolehan. Makanan yang haram secara dzat-nya adalah bangkai (binatang
yang menghembuskan nyawanya tanpa disembelih secara sah, kecuali ikan dan belalang),
khamr, babi dan turunannya, binatang buas (bertaring), binatang pemakan kotoran, darah
yang mengalir, dan sebagainya. (QS Al-Baqarah [2]: 173).

Ada pula jenis yang haram bukan karena dzat-nya, tapi karena diperoleh dengan cara
haram, atau ditujukan untuk perbuatan haram. Haram jenis kedua ini lebih luas lagi
cakupannya, lebih sulit menghindarinya, sering tersamarkan, konsekuensi yang
ditimbulkannya pun lebih berat. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa membuat
makanan yang kita makanan berubah statusnya dari halal menjadi haram.

1. Makanan hasil riba (QS Al-Baqarah [2]: 275-276; 278-280)


2. Memakan harta anak yatim secara batil (QS Al-Baqarah [2]: 220; QS
An-Nisaa' [4]: 10). Memakan harta anak yatim termasuk satu dari tujuh
dosa besar yang membinasakan (HR Bukhari Muslim).
3. Makanan yang didapatkan dengan cara batil (mengeksploitasi dan
memeras serta merugikan, termasuk harta hasil KKN, merampok, mencuri)
(QS An-Nisaa'[4]: 29; QS Al-Baqarah [2]: 188; QS Al-Maidah [5]: 38)
4. Memalsu dan mengurangi timbangan (QS Al-Muthaffifin [83]: 1-3)
5. Harta hasil perbuatan tidak pantas, seperti hasil pornografi, pornoaksi, dan
pelacuran (QS An-Nur [24]: 19)
6. Harta hasil berkhianat/curang (QS Ali Imran [3]: 161, QS An-Nisaa'[4]: 58; QS
Al-Anfaal [8]: 27)
7. Harta yang ditimbun (QS Al-Humazah [104]: 1-4, QS At-Taubah [9]: 34)

Bila konsep halal lebih bernuansa "ukhrawi", maka konsep thayyib lebih bersifat
"duniawi". Dalam arti lebih menyentuh unsur dzatnya. Thayyib ini harus memenuhi
standar gizi serta proporsional (baik, seimbang dan sesuai untuk kesehatan tubuh).
Sebab, baik menurut A belum tentu baik menurut B. Baik bagi bayi belum tentu baik
menurut orang dewasa. Baik menurut orang sakit belum tentu baik menurut orang
sehat.

Sesungguhnya, kita akan mendapatkan kebaikan berlimpah bila makanan yang kita
konsumsi terjamin kehalalannya, serta memenuhi standar gizi dan proporsional bagi
tubuh. "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik
yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya
kepada-Nya kamu menyembah." (QS Al-Baqarah [2]: 172)

Bulan Nopember 2006 20


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Adab-Adab terhadap Makanan Rasulullah SAW mencontohkan serangkaian adab


berkait dengan makan. Di antaranya, tidak berlebihan (israf), memulai dengan doa
dan ucapan basmalah, dan mengakhirinya dengan doa pula, tidak mencela makanan,
menggunakan tangan kanan, sambil duduk, serta tidak tergesa-gesa.

Selain itu, beliau pun menyebut pula beberapa keadaan yang diberkahi. Antara lain,
makan bersama dan dimulai dari pinggir, serta menjilat jari (setelah makan).
Rasulullah SAW bersabda, "Berkumpullah kalian menikmati makanan dan sebutlah
nama Allah, kalian akan diberkahi padanya" (HR Abu Dawud, Ahmad dan Ibnu
Majah). Dalam hadits lain disabdakan pula, "Barakah itu akan turun di tengah-tengah
makanan, maka makanlah dari pinggir dan jangan dari tengah" (HR Ahmad, Abu
Dawud, dan Ibnu Majah). Rasul pun memerintahkan untuk menjilat jari karena kita
tidak tahu mana di antara makanan itu yang mengandung berkah (HR Bukhari).

Dengan memperhatikan standar makanan yang dicontohkan Rasulullah SAW, insya


Allah setiap suapan nasi atau tegukan minuman, akan membawa kebaikan bagi kita di
dunia dan akhirat. Karena itu, setelah selesai makanan, kita diperintahkan untuk
memuji Allah SWT. Alhamdu lillaahilladzii ath' amanaa wa saqaanaa wa ja' alanaa
Muslimiin". Artinya, "Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan
minum, serta menjadikan kami Muslim" (HR Abu Daud). Wallaahu a' lam.

(tri )
------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 21


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : Diana Oktaria dien24@yahoo.com


Tgl. Email : 04-11-2006

BERDIALOG DENGAN AL QURAN


Di antara tuntutan tadabur Al Quran adalah berdialog dan berinteraksi dengan Al Quran
dengan akal dan hatinya.

Caranya adalah dengan mencurahkan hatinya untuk mentafakuri makna yang ia baca,
mengetahui makna setiap ayat, merenungkan perintah-perintah dan larangan-
larangannya, serta menerimanya dengan sepenuh hati.

Apabila ketika ia membaca Al Quran tersebut ia menyadari kekurangannya pada masa


lalu, Maka ia segera bertobat dan memohon ampun kepada Allh SWT.

Jika ia membaca ayat rahmat, Maka ia pun merasakan gembira dan memohon kebaikan
kepada Allah SWT.

Jika ia membaca ayat azab, Maka ia berdoa untuk dihindari dari azab dan memohon
perlindungan kepada Allah SWT. Ketika membaca ayat yang menyucikan Allah SWT,
Maka ia segera menyucikan dan memuji Allah SWT

Sedangkan jika ia melewati ayat doa, Maka ia segera berdoa dan memohon dengan
sangat kepada Allah SWT

Muslim meriwayatkan dari Hudzaifah, ia berkata, ”Aku shalat bersama Nabi saw. Pada
suatu malam , kemudian beliau membaca surat Al Baqarah, An Nisa, dan Al Imran.
Beliau membacanya dengan perlahan-lahan. Jika ia membca ayat yang mengandung
tasbih, beliau bertasbih kepada Allah SWT. Jika membaca ayat yang berisi doa, beliau
segera berdoa. Dan jika membaca ayat memohon perlindungan, maka beliau segera
memohon perlindungan kepada Allah SWT.”

“Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan” (QS Al Muzzammil 73:4)

“dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi
bagian.” (QS Al Isra 17:106)

Ia harus memusatkan hatinya untuk memikirkan makna apa yang ia baca dengan
idahnya, mengetahui makna setiap ayat, dan tidak melanjutkan ayat selanjutnya hingga ia
mengetahui makna ayat itu. Jika ia melewati ayat rahmat, Maka hendaknya ia berhenti
dan bergembira dengan apa yang dijanjikan oleh Allah SWT itu dan berdoa kepada Allah
SWT agar dimasukkan ke dalam surga.

Sedangkan jika ia membaca ayat azab, Maka hendaknya ia berhenti untuk merenungkan
maknanya. Jika ia termasuk golongan kafir, maka hendaknya ia segera beriman, dan

Bulan Nopember 2006 22


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

mengucapkan, “Aku beriman kepada Allah SWT semata, mengetahui tempat ancaman,
dan memohon kepada Allah SWT agar dijaga dari neraka.”

Jika melewati ayat yang di dalamnya terdapat panggilan bagi orang-orang yang beriman
seperti.”Hai orang-orang yang beriman” Hendaknya ia berhenti dahulu di situ
-Ada sebagian orang yang mengucapkan, ”Aku penuhi panggilan-Mu wahai Rabbku”
Dan memperhatikan redaksi selanjutnya dari apa yang diperintahkan dan apa yang
dilarang, dan ia meyakini akan menjalankannya. Jika hal itu adalah sesuatu yang pernah
ia lalaikan di masa lalu, maka hendaknya ia segera memohon ampunan atas perilakunya
pada waktu itu, dan bertobat kepada Allah SWT atas kekurangannya itu.

Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan
tobat yang semurni-murninya..” (QS At-Tahrim 66:8)

Jika ia membaca ayat ini, hendaknya ia mengingkari perbuatan-perbuatannya di dalam


irinya serta dosa-dosanya dengan orang lain, seperti kedzaliman, ghibah (menggunjing
orang lain), dan yang lainnya. Dan, ia segera melunasi kedzalimannya itu dan memohon
ampunan atas amal perbuatan yang tidak lengkap ia kerjakan. Kemudian, ia berniat untuk
menunaikannya, dan memohon untuk dibebaskan dari kedzalimannyan kepada orang
yang ia dzalimi jika ia masih ada bersamanya, atau menulis surat meminta maaf jika ia
berada di tempat lain, serta mengembalikan apa yang pernah ia ambil dengan dzalim dari
orang lain.

Dan ia bertekad untuk menunaikan itu semua pada saat ia membaca Al Quran sehingga
Allah SWT mengetahui bahwa ia telah mendengar dan menaati firman-Nya

Jika ia melewati suatu ayat yang ia tidak tahu maknanya, Maka ia segera mengingat atau
mencatatnya untuk kemudian menanyakan kepada orang yang mengetahui maknanya,
sehingga ia menjadi penuntut ilmu Al Quran dan menjalankan isinya.

Jika suatu ayat diperselisihkan oleh ulama tentang pengertiannya, Maka hendaknya ia
mengambil pemahaman yang paling ringan. Dan jika ia berhati-hati dan memilih
pendapat yang paling kuat, maka itu lebih baik dan lebih selamat bagi agamanya.

Jika ayat yang ia baca adalah ayat-ayat yang di dalamnya Allah SWT menceritakan berita
umat-umat yang telah lalu, Maka perhatikanlah hal itu, dan lihatlah apa yang diputuskan
bagi umat itu, selanjutnya kembalilah bersyukur kepada Allah SWT atas semua itu.

Jika yang ia baca adalah ayat-ayat perintah atau larangan, Maka niatkanlah untuk
menjalankan perintah itu dan mengajak orang lain untuk menjalankannya, serta
menjauhkan diri dari larangan-larangan-Nya.

Jika yang ia baca ancaman yang dijanjikan oleh Allah SWT bagi kaum mukminin, Maka
hendaknya ia memperhatikan hatinya. Jika ia cenderung untuk mengharap maka
sambunglah dengan perasaan takut, dan jika ia cenderung untuk takut maka sambunglah
dengan harapan, sehingga rasa takut dan harapannya seimbang.

Bulan Nopember 2006 23


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Itulah kesempurnaan iman.


Jika ayat-ayat yang ia baca adalah dari kelompok ayat mutasyabihat yang hanya Allah
SWT mengetahui takwilnya, Maka terimalah dengan keimanan, seperti diperintahkan
oleh Allah SWT dalam QS Al-Imran 3:7

Jika ia berisi nasihat, maka ambillah nasihat itu.


Dan jika ia telah melakukan itu, maka ia telah membaca Al Quran secara tartil dan
sempurna.

Jika manusia telah melakukan hal ini, maka ia telah membaca Al Quran dengan tartil
secara sempurna.

Sumber:
Berinteraksi dengan Al Qur’an

Dr. Yusuf Al Qardhawi

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 24


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : none eka_age19@yahoo.com


Tgl. Email : 04-11-2006

Belajarlah dari Khadijah


Oleh: Fatimah Usman

''
ALLAH tidak menganugerahkan kepadaku seorang istri sebagai pengganti yang lebih
baik daripada Khadijah ra. Dia beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkari
kenabianku; dia membenarkanku ketika orang-orang mendustakan diriku; dia
membantuku dengan harta kekayaannya ketika orang lain tidak mau memberiku, dan dari
rahimnya Allah menganugerahkan anak-anak bagiku, bukan dari perempuan lain.' '
Demikian terjemahan dari Sabda Rasulullah Muhammad SAW yang seringkali didengar
oleh para sahabat beliau, termasuk oleh istri beliau sesudahnya, Aisyah, sehingga dia
sangat cemburu kepada Khadijah sekalipun sudah almarhum. Khadijah adalah seorang
istri yang penuh dengan sifat keibuan, mampu menjadi pelipur lara di saat sang suami
(waktu itu belum menjadi nabi) mengalami kehausan kasih sayang karena sejak kecil
sudah yatim-piatu. Beliau istri yang penyabar dan penuh perhatian, sekalipun suami
(Muhammad) suka pergi untuk ber-tahannuts (menyendiri dan merenung) di gua-gua di
luar Kota Makkah. Beliau sebagai penyejuk dan penenang jiwa, termasuk saat suaminya
pulang ke rumah di pagi buta dalam keadaan ketakutan. Tubuhnya gemetar, dengan
wajah yang pucat pasi dan terbata-bata menceriterakan kejadian dahsyat yang baru saja
dialami.

Di Gua Hira malam itu, Muhammad didatangi seseorang yang belum pernah dikenalnya,
yang ternyata malaikat Jibril. Melalui Jibril, beliau menerima lima ayat dari surat Al-
'
Alaq, yang terjemahnya: ' '
Bacalah (hai Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang telah
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari sesuatu yang menggantung. Bacalah,
dan Tuhanmu yang Paling Mulia yang telah mengajari dengan pena. Mengajari manusia,
apa saja yang tidak diketahuinya."

Ketakutan dan kegelisahan suami seketika lenyap di saat Khadijah merangkul dan
mendekap ke dada beliau dengan sikap lembut dan dengan kata-kata yang menghibur,
sehingga tenanglah hati Muhammad sampai tertidur di sampingnya. Di saat itulah,
Khadijah diam-diam mengunjungi saudaranya yang bernama Waraqah bin Naufal, dan
menceriterakan kejadian yang telah dialami suami, dan beliau memperoleh kepastian
bahwa Muhammad telah dipilih oleh Allah menjadi Nabi! Rasa syukur bercampur kagum
dan cinta, ingin sekali beliau menyampaikan perasaan itu secepatnya kepada suami.
Maka di saat sang suami menyatakan bahwa dirinya diperintahkan untuk mengajak
manusia menyembah hanya kepada Allah, dan ' '
siapakah kiranya orang yang mau
kuajak?'
', Khadijah segera menjawab dengan mantap penuh keyakinan: ' '
Aku yang
menyambut ajakanmu wahai Muhammad! Ajaklah aku sebelum mengajak orang lain, aku
mengaku Islam, membenarkan kerasulanmu dan mengimani Tuhanmu.' '

Tidak hanya sebagai mukmin-mukminah pertama, Khadijah juga merelakan seberapa pun
harta bendanya dipergunakan untuk membiayai dakwah yang penuh hambatan. Beliau
yang terkenal sebagai pengusaha ekspor-impor yang disegani kala itu, kaya raya, dan

Bulan Nopember 2006 25


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

bangsawan, sama sekali tak keberatan ketika harus meninggalkan kemegahannya untuk
hidup mengungsi ke Syi' ib Abu Thalib yang sangat sederhana, demi menyelamatkan
agama barunya dari amukan kaum Quraisy.

Siksaan dan penindasan dari kafir (Quraisy) yang menabuh genderang perang, bertahun-
tahun beliau alami bersama keluarga, namun ketabahan dan kesetiaan beliau kepada
suami dan perjuangannya tetap mengagumkan setiap orang. Belum lagi lelabuh beliau
dalam melahirkan dan mendidik enam putra-putri Rasulullah Muhammad SAW yang
sangat dicintai, yakni: Qasim, Abdullah (keduanya meninggal di saat kecil), Zaynab,
Ruqayyah, Ummu Kaltsum, dan Fathimah.

Seperempat abad Khadijah membuktikan dirinya sebagai istri shalihah. Oleh karenanya
secara jujur Rasulullah mengakui, keberadaannya tak pernah tergantikan! Jiwanya tetap
hidup meski jasadnya telah wafat, bayangannya tetap menyertai sepanjang kehidupan
Rasulullah. Hal itu terlihat, setiap beliau bercerita atau mendengar nama Khadijah
disebut, wajah beliau langsung berbinar-binar bahagia. Cinta kasih beliau kepada
Khadijah menjadikan beliau tak pernah menduakannya.

Keteladanan seorang ummul mukminin yang akan tetap abadi sepanjang sejarah hidup
umat Islam di dunia. Seorang istri yang siap hidup bersama suami dalam suka dan
dukanya, dalam sehat dan sakitnya, dalam penindasan dan pengagungannya. Istri yang
siap menjadi bemper bagi perjuangan suci sang suami, tanpa rasa takut akan risiko besar
yang harus dihadapinya. Istri yang senantiasa memiliki semangat untuk menyinkronkan
setiap langkah positif suaminya (bukan hanya sebatas mendukung), sehingga upaya
seiring-sejalan dalam mengarungi hidup lebih mudah dilakukan, sekalipun pada dasarnya
memiliki perbedaan-perbedaan yang sangat jelas.

- Penulis adalah dosen IAIN Walisongo Semarang.


------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 26


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : arief ludiantoro ar1ef2001@yahoo.com


Tgl. Email : 04-11-2006

Samudera Pengetahuan Nabi Salallahu 'alaihi wasalam


Shaykh Muhammad Hisham Kabbani
Suhbat 24 Agustus 2006*

A`udzu billahi min asy-shaitaan ir-rajiim Bismillahi ' r-Rahmani '


r-Rahiim
Nawaytu' l-arba`iin, nawaytu' l-`itikaaf, nawaytu'l-khalwah,nawaytu'l-riyaada, nawaytu'
s-
suluuk, nawaytu'l-`uzlah lillahi ta`ala fii hadza'
l-masjid

Pada sesi sebelumnya dikemukakan tentang tidak ada satupun yang bisa mengerti tentang
Peningkatan Samudera Pengtahuan Nabi salallahu alaihi wasalam. Dan peningkatan
beliau ini tidak terhitung, kalian tidak dapat menghitungnya. Karena dalam setiap
kesempatan peningkatan beliau merupakan kenaikan berganda dari yang sebelumnya.

Ini tidak berarti bahwa dalam setiap kenaikan beliau mencapai jarak yang lebih pendek
dari sebelumnya, namun beliau menempuh jarak 2 kali dari sebelumnya. Yang
selanjutnya akan menjadi 4x dari sebelumnya lalu 16x dari sebelumnya dan seterusnya.
Inilah bagaimana Nabi (saw) mengalami kenaikan dalam setiap waktu 2x dari kenaikan
pertama. Dan awliyaullah bahkan tidak dapat mengerti pengetahuan dan realitas yang
Allah swt pakaikan kepada kekasihNya Muhammad saw dari satu kenaikan ke kenaikan
lain. Mereka mungkin mengambil setetes dari samudera dan satu tetes itu cukup
membuat mereka terlena dan mabuk.

Kebesaran yang Allah swt berikan kepada Sayyidina Muhammad (saw) tidak dapat
dijelaskan dan karena itulah Allah berfirman dalam kitab suci Al Qur' an: Laqad ja`akum
rasulun min anfusikum…. Bil muminiina raufun rahiim fa in tawallaw, fa qul
hasbiyAllahu La ilaha ill-Allah. Allah swt telah mengirimkan kepada kalian. *Laqad
ja`akum min anfusikum rasulun min anfusikum* –dari diri kalian sendiri. Artinya bahwa
dari dalam diri setiap orang memiliki koneksi kepada Nabi (saw). Bila diandaikan jika
Nabi (saw) adalah sumber utama energi lalu setiap orang terhubung kesana. Di setiap
rumah kalian memiliki energi listrik yang dialirkan dari sumber utama, itulah mengapa
kita mengatakan listrik ini (energi) datang dari listrik itu (sumber energi listrik .pet). Di
rumah listrik datang dari sumber yang sama. Itulah sebabnya juga kami mengatakan
kamu berasal dari kamu.

Allah telah mengirimkan ke tengah-tengah kamu seorang pembawa amanat. Itulah arti
literalnya. Namun dalam arti hakikatnya adalah Allah swt telah mengirimkan seorang
pembawa amanat bagi semua manusia, dari sisi manapun orang itu telah mewarisi dan
memiliki koneksi kepada para Nabi dan hanya Allah mengetahui yang terbaik. Dari
setiap ke-aku-an dari kita ada sebuah koneksi/koneksi kepada para nabi. Artinya bahwa
setiap individu memiliki sebuah hubungan. Dan para nabi dapat meraih kita melalui
dengan melacak koneksi yang menuju ke-aku-an dalam diri setiap manusia. Laqad
ja`akum rasulun min anfusikum – datang dari dirimu sendiri.

Bulan Nopember 2006 27


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Tidak datang dari … artinya beliau (Nabi (saw)) laksana sebuah sumber energi utama dan
setiap orang terhubung dengan beliau. Ketika seseorang sangat dekat dengan kalian,
ketika seseorang terhubung dengan kalian, (maka) kalian terhubung kepada Nabi saw,
itulah mengapa *ummat an-Nabi* berada dalam pelukan'Nabi saw, antara ' sayap-sayap'
dan lengan-lengan beliau, dibawah ' sayap-sayap'dan lengan-lengan beliau, mereka
(ummat an-Nabi) tidak dapat keluar.

Itulah alasan mengapa dia 'bersama kalian' . Kalian berada dalam pengaruh Nabi (saw).
Ketika kalian berada dibawah ' sayap'dan lengannya, beliau sangat memperhatikan
kalian, itulah kenapa beliau bersabda *Hariisun alaykum*. Beliau tidak memberikan
kesempatan bagi setan untuk menarik kalian keluar. Dan juga itulah alasan mengapa hal
ini menjadi berkesinambungan dalam penjelasan sebelumnya yang dipaparkan oleh
Grandsyekh, bahwa *la`an-Allah al kafiriin, la`an-Allah al-musyrikiin, la`an-Allah al-
munaafiqiin*, kutukan itu datang dari karakter-karatkter buruk.

Saat kutukan datang kepada mereka, kutukan ini seperti mesin cuci. Saat pakaian
dimasukkan ke dalam mesin cuci apa yang terjadi? Mesin itu akan membersihkan
pakaian. Begitu pula dengan halnya dengan karakter-karakter ini, dalam Kehadirat Illahi
akan dibersihkan. Itulah alasannya beliau sangat memperhatikan kalian, *wa bil uminiina
raufun rahiim* untuk kelompok kalian, *muminiina*… beliau memperhatikan kita
karena '
steker'kita adalah steker yang bagus, sehingga kita menjadi Muslim. Dan dengan
sebagian orang yang *raufun rahiim* apa artinya Rauf? Lemah lembut.

Memiliki belas kasihan. Dan *rahiim* – penyayang. Bukan hanya pengasih. *Rahman*
memiliki arti pengasih. *Rahiim* adalah rasa pengasih untuk mengampuni kalian.
Artinya jika kalian berada dilingkup dikasihi dan kalian dibawah lingkup belas kasihan,
artinya dimanapun (tingkat) Nabi (saw), beliau akan bersama kalian, kalian berada dalam
tingkatan yang bergerak. Meskipun kalian tidak mengerti setetes dari pengetahuan ini tapi
Nabi (saw) tidak akan membiarkan kalian keluar dari lengan dan sayap beliau. Itulah
mengapa semua Ummah ' bergelantungan'dengan Nabi (saw) dan tidak ada satupun yang
akan tertinggal.

Setiap orang akan berada dalam Mi' raj. Karena itulah ketika seseorang dari *Ummat an-
Nabi* meninggal, dia melihat dirinya sendiri,"Oh, Saya tidak melakukan semua itu. Saya
tidak melakukan banyak ibadah. Saya tidak pernah mencapai tingakat itu." Pada
kesempatan itu dia mengerti bahwasanya dia berada dalam lingkup NabiNya tercinta
Sayyidina Muhammad dan dia tidak tertinggal. Jikalau dia tertinggal maka Nabi (saw)
tidak *Hariisun alaykum*.

Beliau tidak bisa menjaga seseorang jika dia memang diperuntukan bagi Iblis. Allah
mengenakan Nabi (saw) dengan atribut pemelihara kaum beliau dan dia tidak akan
melepaskan satupun ke tangan iblis. Beliau akan membawa semua Ummahnya ke Hadirat
Allah dengan bersih. Bukan …*uluum al-awwaiin wal akhiriin* sesuatu yang dapat
dijelaskan. Kalian tidak dapat menjelaskannya. Apa yang Allah berikan kepada
*Sayyidina Muhammad* (saw) melebihi akal pikiran kita. Dari pengetahuan itu
Grandsyekh memberitahukan bahwa Nabi (saw) memanggil para Sahaaba dan

Bulan Nopember 2006 28


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

mengumumkan bagi siapapun yang dapat membaca Al Qur' an hingga selesai (khatm)
dalam semalam, maka anak beliau saw, Fatima ra akan menjadi istrinya –Jadi, semua
Sahaaba berusaha menyelesaikan membaca Kitab Suci dari Isya hingga Fajr untuk
menyelesaikan dalam jangka waktu tersebut.

Dan mereka harus membaca dengan *Ahkam*, aturan-aturannya. Semua Sahaaba


membuka mata semalaman berusaha khatm Al Qur' an. Saat Fajr Nabi (saw)
menanyakan," Adakah yang khatm Al Qur' an?" Tidak ada yang menjawab ' ya'kecuali
Sayyidina `Ali (r). Mereka bertanya kepada Sayyidina `Ali (r),"Ya ' Ali (r) kamu tidur
semalaman. Bagaimana caranya kamu bisa khatm Al Qur' an?" Karena ketika mereka
membaca Al Qur' an, harus dengan aturan tertentu, tidak seperti ketika kita membaca
sebuah cerita. Al Qur' an dibaca beserta rahasia dibaliknya. Ketika mereka membaca Al
Qur'an berarti mereka memasuki samudera dalam tiap hurufnya. Dan awliyaullah dapat
meraih dari setiap huruf tersebut 24.000 samudera pengetahuan. Pada saat mereka
membaca Al Qur' an, maka mereka harus mengerti pengetahuan dibalik tiap huruf. Tidak
seperti cara baca kita saat ini.

Atau bahkan tidak seperti cara baca awliyaullah saat ini. *Sahabat an-Nabi* (saw), ketika
mereka membaca Al Qur' an, mereka membacanya dengan rahasia cahaya yang datang
dari setiap huruf di saat itu. Karena pengetahuan dalam setiap huruf terus bertambah,
dalam urutan tertentu, urutan yang diikuti dengan pengertiannya masing-masing. Para
Sahaaba membaca Al Qur' an walaupun tidak mungkin menyelesaikannya satu halaman
dengan aturan-aturan yang ada.

Sayyidina `Ali (r) sedang tidur sepanjang malam. Mereka bertanya kepadanya,
Bagaimana cara kau menyelesaikannya (membaca Al Qur' an)?" Dia menjawab,"*Ya
sayyidii Ya Rasulullah*" –Dia adalah pintu dari kota pengetahuan dan dia tahu
bagaimana mencapai tingkatan itu. Kalian harus menyelesaikan suatu tingkatan untuk
diberikan pengetahuan dalam setiap huruf Al Qur' an. Itulah kenapa awliya memberikan
banyak perhatian terhadap amalan harian (awraad) yang mereka berikan kepada kalian.

Sayyidina `Ali (r) berkata, "*Ya sayyidii Ya Rasulullah* apa yang saya baca adalah yang
aya ambil dari hati Engkau, yaitu 3x *shahada* 70x *istighfaar* , dan Fatiha dan
*Amana ar-Rasula* dan 7x *alam nashrah *dan 11x *qul Huwa Allahu ahada*, 10x *La
laha ill-Allah*, dan 10 *salawat* tertuju kepadamu (Rasulullah) dan saya mengirimkan
sebuah hadiah kepadamu. Nabi (saw) menjawab,"sadaqa `Ali ." Karena pelafalan 3x *qul
Huwa Allahu Ahad* seperti membaca seluruh Al Qur' an sebagaimana yang Nabi (saw)
katakan. Jadi, 3x memasuki samudera dari Surah itu telah cukup bagi Sayyidina `Ali (r)
untuk menyelesaikan membaca Al Qur' an hingga selesai dibandingkan dengan para
Sahaaba lain yang tidak sanggup menyelesaikannya pada waktu itu. Jadi, Nabi (saw)
memberikan (dalam artian untuk dinikahkan) Sayyidina `Ali ra kepada Sayyida Fatima
ra.

Seorang Wali Qutb bertanya kepada Qutb lain kemudian para Qutb mendiskusikannya
Qutb pertama bertanya, "Jika semua Sahaaba menyelesaikan pembacaaan Kitab Suci Al
Qur'an pada saat itu, apakah yang akan dilakukan oleh Nabi (saw)?" Nabi (saw)

Bulan Nopember 2006 29


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

menjawab jika salah satu khatam Al Qur' an saat Fajr tiba, aku akan memberikan dia
kepada Fatima ra. Qutb pertama menanyakan hal ini kepada Qutb kedua yang memiliki
tingkatan yang lebih tinggi. Perhatikan awliyaullah, Nabi (saw) akan memberikan nomor
kepada para Sahaaba yang telah khatm Al Qur' an dan beliau (saw) akan memberikan
seorang Fatima kepada setiap orang.

Seberapa besar kepercayaan kalian? Kita dapat saja menyangkalnya bahwa itu tidak
mungkin. Tapi awliya, perkataan Nabi (saw) tidak dapat disangkal. Jikalau mereka semua
atau pun separuhnya berhasil khatm AlQur' an, Allah akan menciptakan wanita-wanita
yang mirip dengan Fatima. Bukan hanya satu yang diberikan kepada Sayyidina `Ali (ra).

Ini berasal dari hati Nabi (saw), *Hariisun `alaykum bil-muminiina raufun* rahiim*
beliau pengasih dan berbelas kasihan kepada orang-orang beriman. Kalian harus
mempercayainya seperti Qutb tadi. Jangan mempertanyakan seorang wali. Kalian tidak
tahu kesalahan apa yang kalian perbuat ketika kalian meragukan dan mempertanyakaan
seorang wali. Awliyaullah seperti belerang merah, jarang ditemukan dan tidak setiap
orang mengaku dirinya sebagai wali. Begitu banyak yang menganggap syekh mereka
adalah seorang wali. Ini tidak sesederhana itu. Wali adalah seseorang yang telah berhasil
mengendalikan egonya sendiri. Dan telah diberikan kemurnian dari Allah, kemurnian
yang suci, satu bentuk kemurnian Nabi (saw) yang suci lalu diberikan kepada syekh
kalian.

Awliyaullah sebagaimana diterangkan dalam sesi sebelumnya apa yang Sayyidina


Bayazid al-Bistami katakan. Perhatian Nabi (saw) tidak dapat dijelaskan dan dimengerti
oleh kemampuan awliyaullah ketika mereka memasuki samudera pengetahuan lalu
mereka mengambil rahasia-rahasia ini sebagaimana yang Grandsyekh katakan jangan
tinggalkan 3x *shahada*, 70x* istighfaar* dan *Fatiha *dan *Amana ar-Rasula*dan
7x * alam nashrah* dan 11x *qul Huwa Allahu ahada*.

Apa yang mereka berikan adalah sebuah rahasia. Seperti *Sayyidina `Ali* (ra) yang
dengan tenang beristirahat dan melafalkan semuanya hanya memerlukan waktu 10
menit dan disisi lain para Sahaaba terus dan terus membaca Al-Qur'
an dan tidak dapat
menyelesaikannya.

Mereka harus membaca Al Qur' an dengan aturan dan *Sayyidina `Ali* (r)
menyelesaikannya hanya dalam 10 menit. Karena dalam 10 menit itu beliau dapat
menbuka kode dari apa yang beliau baca, sebuah kunci harta karun yang beliau perlukan
pada malam itu.

Karena saat Nabi (saw) memerintahkan meng-khatm Al Qur' an bukan hanya membuka
Al Qur' an kemudian membaca hingga selesai. Jadi, artinya adalah apapun yang telah
'diperlihatkan'kalian harus membacanya sesuai dengan rahasia yang terkandung dan
aturan-aturannya. Saat kalian mencapai batasan-batasan dan tujuan lalu kalian diberikan
hak untuk memiliki Fatima. Jika bukan kalian lalu siapa yang berhak? *Sayyidina `Ali*
(ra) dapat memasuki samudera pengetahuan, laksana sebuah kunci untuk membuka pintu
dan masuk ke dalamnya.

Bulan Nopember 2006 30


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Dan beliau berhak untuk siapa? Untuk Fatima ra. Jadi, artinya adalah Fatima (ra) adalah
surga tertinggi yang dapat dicapai. Ada surga yang bernama Fatima (r) yang
diperuntukkan bagi siapapun yang dapat memasukinya dari pintu yang *Sayyidina `Ali*
(r) masuki. Fatima berada dalam surga tersebut, dalam kota nabi. Dia dapat mencapai
Fatima surgawi sebaik dengan Fatima secara fisik. Tidak ada yang dapat mengerti
tingkatan *Sayyida Fatima az-Zahra (r)*. Surganya dapat diambil oleh seluruh Ummah*.
Dia tidak meninggalkan seorangpun dari *Ummatan-Nabi* (saw).

Dengan syafa' at darinya, setiap orang akan memasuki surga. Dia tidak akan
meninggalkan seorang pun tertinggal. Kemudian setelah Nabi (saw) akan memberikan
mereka ' pakaian'. Lalu apa yang akan Nabi (saw) perbuat kepada mereka? Beliau akan
memakaikan mereka ' pakaian'dengan apa yang Allah berikan kepada mereka. Jadi,
Grandsyekh berkata bahwa penghuni semua surga adalah Muhammadiyun. Mereka
memiliki fitur-fitur yang terefleksi pada mereka. Fitur yang sama dengan Nabi (saw).
Inilah awliyaullah yang Allah berikan kepada beliau, mereka *Ummat an-Nabi*, Allah
memberikan mereka kepada beliau dan mereka berada dibawah perlindungan beliau, Kita
memohon kepada Allah untuk memelihara diri kita ' bersih'
, memelihara kita dalam
perhatian Nabi (saw) dan untuk memasuki surga *Sayyida Fatima az-Zahra* (r)

Wa min Allah at tawfiq


Wassalam, arief hamdani

The Naqshbandi Haqqani Rabbani Whirling Dervishes


Rabbani Sufi Institute of Indonesia
www.mevlanasufi. blogspot. Com
HP. 0816 830 748
-------------------------------------oOo-------------------------------------

Bulan Nopember 2006 31


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : L.Meilany wpamungk@centrin.net.id


Tgl. Email : 08-11-2006

Ketika Naira Berjilbab


Adalah Naira seorang gadis remaja lulus SMU. Naira memiliki wajah yang cantik,
tubuhnya langsing, dengan tinggi hampir 170 cm. Naira memilik kegemaran yang
jarang dimiliki oleh wanita seusianya yakni berolahraga. Hampir semua bidang olahraga
ia kuasai. Ketika teman-temannya mendaftar diperguruan tinggi dengan memilih jurusan
yang populer, banyak diminati agar mudah mencari kerja, atau memilih bidang yang
bergengsi misalnya; Naira justru memilih untuk kuliah di Universitas Negeri Jakarta [ulu
namanya IKIP] mengambil jurusan ' langka', - olahraga -.]

Selama Naira kuliah ia mengambil jurusan olahraga voli. Selain cantik, Naira cerdas, ia
berprestasi. Sehingga dimasa kuliahnya ia juga mampu mencari uang sendiri. Misanya
memberi pelajaran privat berenang; mengajar ilmu beladiri, senam di kursus-kursus.
Kepandaian ber volinya juga memberi dampak bagi lingkungan tempat tinggalnya. Ia
melatih warga dan sering memenangkan lomba voli dalam rangka 17-an atau antar RT,
kelurahan.

Puncaknya, ketika Naira terpilih menjadi tim voli dari universitasnya untuk mengikuti
cara olahraga antar mahasiswa. Naira bisa berkunjung ke daerah-daerah lain di
Indonesia. Naira juga sempat terpilih menjadi anggota tim voli yang mewakili daerah
(porda), bahkan nasional. Secara internasional pun Naira sempat merasakannya;
bagaimana dieluk-elukan, di puja -puji. Buah keahliannya menghasilan penghargaan;
berupa piala, medali, piagam dan tentunya juga materi serta fasilitas lainnya dari
universitas.

Di penghujung masa ia hendak meraih gelar S1 nya, Naira memutuskan untuk berjilbab.
Betapa godaan, kesempatan emas untuk berkarir itu justru datang bertubi-tubi padanya
ketika ia telah berjilbab. Bermula dari tawaran suatu yayasan kedaerahan di tempat ia
tinggal agar Naira bisa mengikuti lomba ' ratu-ratu-an'
. Naira menolak dengan halus.
Orangtua Naira yang mempunyai kedekatan dengan personil di AL, memungkinkan
Naira bisa merintis karir sedikit mudah untuk menjadi bagian dari korps wanita AL.
Kemudian juga ada tawaran untuk menjadi pramugari. Pada karir-karir inilah yang
kemudian Naira sempat bimbang. Naira sebenarnya sangat ingin, karena selain
menyukai olahraga ia juga senang berpergian. Tapi Naira memutuskan untuk mengatakan
tidak, karena untuk profesi ini ia harus menanggalkan jilbabnya; meskipun hanya untuk
selama masa pendidikan dan bertugas.

Selama menganggur setelah menjadi sarjana, ia mendapatkan tawaran dari teman-


temannya, lembaga, klub untuk menjadi bagian dari tim voli mereka. Naira menolak,
selain harus melepas jilbab, busana resmi voli untuk wanita sangat tidak islami, begitu
penuturannya.

Bulan Nopember 2006 32


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Kini, Naira berprofesi sebagai pengajar di sebuah taman kanak-kanak, menjadi instruktur
olahraga bagi anak-anak TK. Naira anak sulung dengan 3 orang adik, berasal dari
keluarga sederhana. Umurnya belum 25, ia masih muda tapi ia tak mudah tergoda ketika
menentukan arah hidup selanjutnya sesuai yang ia inginkan. Naira menerima banyak
pertanyaan dari teman-temannya sehubungan dengan sikapnya ini. Masa sih, seorang
atlit bisa dengan mudah berpindah profesi menjadi guru taman kanak-kanak,
meninggalkan hiruk pikuk sorak sorai ketenaran, mengabaikan kesempatan profesi yang
memungkinkan mendapatkan materi, fasilitas yang lebih menjanjikan sekedar untuk
mempertahankan keyakinannya?

[Kisah ini nyata, terimakasih untuk '


Naira'yang telah membagi pengalaman hidupnya]
l.meilany
061106

-------------------------------------oOo-------------------------------------

Bulan Nopember 2006 33


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : ~ndhie~ ndhie.saliim@gmail.com


Tgl. Email : 08-11-2006

Agar Cinta Tak Lagi Terlambat


Oleh Febrina Sarlinda

Hari itu aku sedang berada di bus menuju kampus Pasca Sarjana yang berjarak 32 km
dari kampusku untuk menemui dosen pembimbing Tugas Akhir. Tiba-tiba ponselku
berdering. Dari ayah. Aku mulai cemas. "Nenek telah pergi, Rin", kalimat ayah
membenarkan firasatku. Meski kudengar ada banyak isak tangis di seberang sana, tapi
suara ayah begitu tegar menggambarkan keikhlasan. Dan aku, hanya kata "Kapan?" yang
kuucapkan. Amat datar. Tanpa ekspresi. Dan ayah pun mengakhiri pembicaraan.
Seketika aku seperti mencium wangi khas nenekku. Mungkin hanya perasaan saja, tapi
baunya yang tercium semakin jelas membuatku tak kuasa membendung desakan air mata
yang sedari tadi kutahan. Menyisakan perih yang teramat dalam.

Seminggu yang lalu ayah mengabarkan bahwa nenek sakit keras. Tiga hari nenek
terbaring tak sadarkan diri. Dua hari selanjutnya aku selalu menelpon menanyakan
keadaannya. "Ya Allah, sembuhkan nenek. Nenek harus hadir di wisuda-ku nanti," begitu
doaku setiap kali ayah mengatakan bahwa nenek tetap belum membaik. Tapi kesibukan
menyusun skripsi terlalu menyita perhatianku, hingga aku pun tak pernah lagi
menanyakan keadaan nenek sampai ayah mengabarkan kepergiannya.

Aku sungguh menyesal. Sejak kecil aku memang jarang bertemu nenek. Terakhir aku
menjenguknya tiga tahun lalu. Waktu yang teramat lama untuk jarak empat jam
perjalanan dari rumah orang tuaku, padahal setiap libur aku selalu pulang, tapi tak pernah
sempat menjenguknya. Sejak kecil aku selalu berusaha melepaskan diri jika nenek
memelukku. Aku selalu memalingkan wajah setiap kali dia hendak menciumku. Aku
bahkan tak pernah betah berlama-lama duduk dan berbincang bersamanya.

Entahlah, aku tak pernah menyukai keluarga dari sebelah ayah. Mungkin karena dulu
mereka tak pernah menyukai ibu, termasuk nenek. Tapi seiring usia aku semakin
menyadari betapa sikapku telah salah. Sangat salah. Aku ingin memperbaiki semuanya.
Aku ingin nenek hadir dalam setiap momen penting hidupku. Ketika nenek sedang koma
aku pun berjanji di dalam hati akan sering menjenguk dan menanyakan kabarnya bila
nanti ia sembuh.

Tapi semuanya terlambat. Aku bahkan tak sempat menjenguknya di saat kritis. Dan kini
nenek telah pergi. Sebelum aku sempat meminta maaf padanya, sebelum aku sempat
memeluknya, sebelum aku sempat menciumnya, sebelum aku sempat mengatakan bahwa
aku pun bisa menyayanginya. Dan lagi-lagi aku tak sempat menghadiri pemakamannya
karena aku yang kuliah di Palembang membutuhkan waktu 11 Jam untuk bisa sampai ke
kediaman nenek. Hanya doa yang dapat kupanjatkan untuknya semoga Allah
mengampuni dosa-dosanya dan memberikan tempat terindah di sisi-Nya. Amin.

Bulan Nopember 2006 34


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Usai tahlilan, kusempatkan diri menjunjungi saudara tertua ayah yang telah dua bulan
menderita osteoporosis dan asam urat. Dua bulan ia tak mampu berjalan dan sebulan
terakhir bahkan tak mampu duduk lagi. "Ya Allah, betapa aku tak kuasa menyaksikan
penderitaannya," isakku ketika ia merintih menahan sakit yang tak tertahan. Ia tampak
begitu lemah dan tak berdaya.

"Ya Allah, betapa berdosanya aku yang telah hampir memutus silaturahmi dengan
mereka yang adalah keluargaku." Saat itu aku merasa begitu berdosa. Selama ini aku tahu
peringatan Allah "Seandainya kamu berkuasa, apakah kamu akan membuat kerusakan di
bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan (kasih sayang)? Mereka itulah orang-
orang yang dikutuk Allah dan ditulikanNya telinga mereka dan dibutakanNya
penglihatan mereka. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Atau hati
mereka telah terkunci?" (QS Muhammad:22-24). "Nauzubillah Ya Allah, sungguh aku
tak ingin menjadi hamba yang Engkau murkai."

Rasa tak suka dan bahkan mungkin benci yang dulu kurasakan seketika luruh berganti iba
dan cinta. Kupeluk ia dengan erat dan kubiarkan ia menciumku berkali-kali. Malam itu
kuhabiskan waktu untuk menemaninya. Mengusap kakinya dengan penuh cinta setiap
kali ia merintih kesakitan. Aku tak ingin lagi kehilangan kesempatan menyatakan cinta
untuk kedua kalinya. Karena siapa tahu, esok aku tak lagi punya waktu. Dan benarlah, 1
minggu yang lalu ia menghembuskan nafas terakhir, tepat di hari Idul Fitri setelah 3
bulan menahan sakit yang tak tertahan.

Kulepas kepergiannya dengan ikhlas. Dalam hati pun aku bertekad untuk memperbaiki
tali silaturahmi dengan keluarga yang selama ini terasa begitu jauh. Aku ingin membagi
cinta dengan adil, seperti cinta yang kurasakan pada keluarga ibu, agar tak akan pernah
ada lagi cinta yang terlambat. Fawasiqillahumma roobithotahaa Wa adim wuddahaa
(Teguhkanlah, Ya Allah, ikatannya. Kuatkanlah cinta kasihnya)

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 35


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : oke oke@multisolid.com


Tgl. Email : 08-11-2006

Sholat Subuh, Ujian Terberat Bagi Munafikin


Posted by: djati_k on Tuesday, August 08, 2006 - 11:28 AM
Hudzaifah.org - Ceritanya, suatu ketika, Dr. Raghib menemui seorang ustadz (da'i) yang
ceramahnya begitu memukau dan menanyakan perihal penyebab da' i itu jarang salat
Subuh berjamaah di masjid. Pertanyaan ini diajukan, setelah sebelumnya beliau
mengamati langsung beberapa Hari dan ikut salat Subuh di masjid dekat rumah si da' i,
namun tidak melihat sang da'i salat Subuh di situ.

Mendapat pertanyaan demikian, sang da' i dengan enteng Dan tanpa rasa malu menjawab
pertanyaan Dr. Raghib: " Maafkan saya, semoga Allah mengampuni saya Dan
mengampuni Anda. Kondisi saya sangat sulit. Pagi-pagi saya sudah mulai kerja,
sementara tidur agak terlambat. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Mendengar jawaban seperti itu, kontan saja hati beliau bergejolak, jiwanya terasa sempit
Dan tenggorokkannya terasa tersumbat.

Akhirnya, dari kejadian itu beliau termotivasi untuk segera menulis sebuah buku tentang
hikmah di balik salat Subuh, yang kemudian -?atas kehendak Allah swt.-? buku itu
(Misteri Salat Subuh) menjadi Best Seller.

Makna Ujian
Ungkapan lidah sering tak sesuai dengan keyakinan hati, Dan beribu ucapan tidak sesuai
dengan amal perbuatan. Mukmin yang benar dan jujur adalah yang sesuai antara
perkataan dengan perbuatannya. Sedangkan orang munafik, secara lahiriah kelihatan
bagus Dan bersih, namun hatinya keras bagaikan batu, bahkan lebih keras lagi.

Allah swt. Maha Mengetahui apa yang terlintas dalam hati manusia. Mengetahui Mata
yang tidak jujur Dan segala yang tersembunyi dalam dada. Mengetahui yang munafik
dari yang mukmin, serta mengetahui yang dusta dari yang jujur.

Namun, atas kehendak-Nya, Dia berhak memberikan ujian-ujian tertentu, untuk


mengetahui rahasia hati yang tersembunyi dalam setiap jiwa; serta menunjukkan siapa
yang hanya berbicara tanpa melaksanakan apa yang ia katakan; atau menyakini sesuatu,
tapi tidak merealisasikannya.

Tujuan ditampakkannya rahasia hati itu karena Allah swt. Ingin menegakkan hujjah
(alasan) atas manusia, agar di Hari kiamat nanti tidak Ada seorang pun yang merasa
terzalimi Dan teraniaya. Mereka diberi ujian, akan tetapi sebagian besar gagal dalam
ujian tersebut. Lebih dari itu, melalui ujian, Allah swt. Ingin membersihkan barisan
orang-orang mukmin dari orang-orang munafik. Sebab, bercampurnya orang mukmin
dengan orang munafik akan melemahkan barisan, menyebabkan kegoncangan, Dan
mengakibatkan kekalahan serta kehancuran.

Bulan Nopember 2006 36


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Ujian merupakan sunnah ilahiyah Dan sebagai standar bagi semua manusia tanpa kecuali,
yang berlaku sejak Adam a.s. Diciptakan hingga Hari kiamat kelak.

Allah swt. Berfirman dalam kitab-Nya: Alif lam mim. Apakah manusia itu mengira
bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: " Kami telah beriman, sedang mereka tidak
diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar Dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta. (QS.Al-Ankabut [29]: 1-3).

Ujian dari Allah swt. Tidak sedikit jumlahnya, Dan berlaku terus-menerus sejak manusia
mendapat beban syariat, sampai tibanya kematian. Jihad fisabilillah merupakan ujian,
bahkan sebagai ujian yang sangat berat. Namun, bukan mustahil dilakukan karena orang-
orang mukmin bisa Lulus dalam ujian itu. Sedangkan orang-orang munafik, tidak akan
Lulus. Infak di jalan Allah swt. Adalah ujian. Ujian ini sulit, tetapi bukan sesuatu yang
mustahil.

Orang mukmin mampu melaksanakannya, sementara orang munafik tidak akan mampu.
Begitu pula, bersikap baik terhadap sesama manusia juga ujian; menahan amarah juga
ujian; rida dengan hukum Allah swt. Juga ujian; berbuat baik kepada orang tua pun ujian,
Dan seterusnya.

Ujian memiliki variasi tingkat kesulitan. Seorang mukmin harus Lulus dalam semua ujian
itu untuk membuktikan kebenaran imannya, Dan untuk menyelaraskan antara lisan Dan
hatinya.

Salat Subuh, Ujian Terberat


Inilah ujian yang sesungguhnya. Ujian yang sangat sulit, namun bukan satu hal yang
mustahil. Nilai tertinggi dalam ujian ini bagi seorang laki-laki adalah salat Subuh secara
rutin berjamaah di masjid. Sedangkan bagi wanita, salat Subuh tepat pada waktunya di
rumah. Setiap orang dianggap gagal dalam ujian penting ini, manakala mereka salat tidak
tepat waktu, sesuai yang telah ditetapkan Allah swt.

Sikap manusia dalam menunaikan salat wajib cukup beragam. Ada yang mengerjakan
sebagian salatnya di masjid, namun meninggalkan sebagian yang lain. Ada pula yang
melaksanakan salat sebelum habis waktunya, namun dikerjakan di rumah. Dan, Ada pula
sebagian orang yang mengerjakan salat ketika hampir habis Batas waktunya (dengan
tergesa-gesa). Yang terbaik di antara mereka adalah yang mengerjakan salat wajib secara
berjamaah di mushala/masjid pada awal waktu.

Rasulullah saw. Telah membuat klasifikasi yang dijadikan sebagai tolok ukur untuk
membedakan antara orang mukmin dengan orang munafik. Diriwayatkan dari Abu
Hurairah r.a., IA berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda: " Sesungguhnya salat yang
paling berat bagi orang munafik adalah salat Isya'Dan salat Subuh. Sekiranya mereka
mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi
keduanya sekalipun dengan merangkak. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Apabila
Rasulullah saw. meragukan keimanan seseorang, beliau akan menelitinya pada saat salat

Bulan Nopember 2006 37


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Subuh. Apabila beliau tidak mendapati orang tadi salat Subuh (di masjid), maka benarlah
apa yang beliau ragukan dalam hati.

Di balik pelaksanaan dua rakaat di ambang fajar ini, tersimpan rahasia yang
menakjubkan. Banyak permasalahan yang bila dirunut, bersumber dari pelaksanaan salat
Subuh yang disepelekan. Itulah sebabnya, para sahabat Rasulullah saw. sekuat tenaga
agar tidak kehilangan waktu emas itu.

Pernah suatu hari, mereka terlambat salat Subuh dalam penaklulkan benteng Tastar.
'Kejadian' ini membuat seorang sahabat, Anas bin Malik selalu menangis bila
mengingatnya. Yang menarik, ternyata Subuh juga menjadi waktu peralihan dari era
jahiliyah menuju era tauhid. Kaum '
Ad, Tsamud, dan kaum pendurhaka lainnya, dilibas
azab Allah swt. pada waktu Subuh.

Seorang penguasa Yahudi pernah menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan orang
Islam, kecuali pada satu hal, yaitu bila jumlah jamaah salat Subuh mencapai jumlah
jamaah salat Jumat. Memang, tanpa salat Subuh, umat Islam tidak lagi berwibawa. Tak
selayaknya kaum muslimin mengharapkan kemuliaan, kehormatan, dan kejayaan, bila
mereka tidak memperhatikan salat ini.

Bagaimana orang-orang muslim tidur di waktu Subuh, lalu dia berdoa pada waktu Dhuha
atau waktu Zhuhur atau waktu sore hari (Ashar), memohon kemenangan, keteguhan dan
kejayaan di muka bumi. Bagaimana mungkin?

Sesungguhnya agama ini tidak akan mendapatkan kemenangan, kecuali telah terpenuhi
semua syarat-syaratnya. Yaitu dengan melaksanakan ibadah, konsekuen dengan akidah,
berakhlak mulia, mengikuti ajaran-Nya, tidak melanggar larangan-Nya, dan tidak sedikit
pun meninggalkannya, baik yang sepele apalagi yang sangat penting.

Subhanallah! Allah swt. akan mengubah apa yang terjadi di muka bumi ini dari
kegelapan menjadi keadilan, dari kerusakan menuju kebaikan. Semua itu terjadi pada
waktu yang mulia, ialah waktu Subuh. Berhati-hatilah, jangan sampai tertidur pada saat
yang mulia ini. Allah swt akan memberikan jaminan kepada orang yang menjaga salat
Subuhnya, yaitu terbebas dari siksa neraka jahanam. Diriwayatkan dari Ammarah bin
Ruwainah r.a., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: "Tidak akan masuk
neraka, orang yang salat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam matahari." (HR.
Muslim).

Salat Subuh merupakan hadiah dari Allah swt., tidak diberikan, kecuali kepada orang-
orang yang taat lagi bertaubat. Hati yang diisi dengan cinta kemaksiatan, bagaimana
mungkin akan bangun untuk salat Subuh? Hati yang tertutup dosa, bagaimana mungkin
akan terpengaruh oleh hadist-hadist yang berbicara tentang keutamaan salat Subuh?

Orang munafik tidak mengetahui kebaikan yang terkandung dalam salat Subuh
berjamaah di masjid. Sekiranya mereka mengetahui kebaikan yang ada di dalamnya,

Bulan Nopember 2006 38


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

niscaya mereka akan pergi ke masjid, bagaimanapun kondisinya, seperti sabda Rasulullah
saw.: " Maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak."

Coba kita bayangkan ketika ada seorang laki-laki yang tidak mampu berjalan, tidak ada
orang yang membantu memapahnya. Dalam kondisi yang sedemikian rupa, ia bersikeras
mendatangi masjid dengan merangkak dan merayap di atas tanah untuk mendapatkan
kebaikan yang terkandung dalam salat Subuh berjamaah Sekiranya kita saksikan ada
orang yang meninggalkan salat Subuh berjamaah di masjid (dengan sengaja), maka kita
akan mengetahui betapa besar musibah yang telah menimpanya.

Tentu saja, tulisan ini bukan untuk menuduh orang-orang yang tidak menegakkan salat
Subuh di masjid dengan sebutan munafik. Allah swt Maha Tahu akan kondisi setiap
muslim. Namun, sebaiknya hal ini dapat dijadikan sebagai bahan koreksi bagi setiap
individu (kita), orang-orang yang kita cintai, anak-anak, serta sahabat-sahabat kita.
Sudahkah kita salat Subuh berjamaah di masjid/musalla secara istiqomah?

Jika seseorang meninggalkan salat Subuh dengan sengaja, maka kesengajaan tersebut
adalah bukti nyata dari sifat kemunafikan. Barang siapa yang pada dirinya terdapat sifat
ini, maka segeralah bermuhasabah (intropeksi diri) dan bertaubat. Mengapa? Karena
dikhawatirkan akhir hayat yang buruk (su' ul khatimah) akan menimpanya. Nauzubillah
minzalik! (HD).

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 39


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : Chandra Kusumantoro chandra_parani@yahoo.co.id


Tgl. Email : 08-11-2006

Menahan Amarah dan Penuh Kasih Sayang


Kelemahlembutan adalah akhlak mulia. Ia berada diantara dua akhlak yang rendah dan
jelek, yaitu kemarahan dan kebodohan. Bila seorang hamba menghadapi masalah
hidupnya dega kemarahan dan emosional, akan tertutuplah akal dan pikirannya yang
akhirnya menimbulkan perkara-perkara yang tidak diridhoi Allah ta’ala dan rasul-Nya.
Dan jika hamba tersebut menyelesaikan masalahnya dengan kebodohan dirinya, niscaya
ia akan dihinakan manusia. Namun jika dihadapi dengan ilmu dan kelemahlembutan, ia
akan mulia di sisi Allah ta’ala dan makhluk-makhluknya. Orang yang memiliki akhlak
lemah lembut, insya Allah akan dapat menyelesaikan problema hidupnya tanpa harus
merugikan orang lain dan dirinya sendiri.

Melatih diri untuk dapat memiliki akhlak mulia ini dapat dimulai dengan menahan diri
ketika marah dan mempertimbangkan baik buruknya suatu perkara sebelum bertindak.
Karena setiap manusia tidk pernah terpisahkan dari problema hidup, jika ia tidak
membekali dirinya dengan akhlak ini, niscaya ia gagal untuk menyelesaikan
problemanya. Demikian agungnya akhlak ini sehingga rasullah memuji sahabatnya Asyaj
Abdul Qais dengan sabdanya : “Sesungguhnya pada dirimu ada dua perangai yang
dicintai Allah yakni sifat lemah lembut (sabar) dan ketenangan (tidak tergesa-gesa)”.
(HR. Muslim)

Akhlak mulia ini terkadang diabaikan oleh manusia ketika amarah telah menguasai diri
mereka, sehingga tindakannya pun berdampak negatif bagi dirinya ataupun orang lain.
Padahal rasulullah sudah mengingatkan dari sifat marah yang tidak pada tempatnya,
sebagaimana beliau bersabda kepada seorang sahabat yang meminta nasehat : “Janganlah
kamu marah.” Dan beliau mengulanginya berkali-kali dengan bersabda : “Janganlah
kamu marah”. (HR. Bukhari). dari hadits ini diambil faedah bahwa marah adalah pintu
kejelekan, yang penuh dengan kesalahan dan kejahatan, sehingga rasulullah mewasiatkan
kepada sahabatnya itu agar tidak marah. Tidak berarti manusia dilarang marah secara
mutlak. Namun marah yang dilarang adalah marah yang disebabkan oleh hawa nafsu
yang memancing pelakunya bersikap melampaui batas dalam berbicara, mencela,
mencerca, dan menyakiti saudaranya dengan kata-kata yang tidak terpuji, yang mana
sikap ini menjauhkannya dati kelemahlembutan.

Didalam hadits yang shahih Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda : “Bukanlah
dikatakan seorang yang kuat itu dengan bergulat, akan tetapi orang yang kuat dalam
menahan dirinya dari marah”. (Muttafaqqun’alahi).

Ulama telah menjelaskan berbagai cara menyembuhkan penyakit marah yang tercelah
yang ada pada seorang hamba, yaitu :
Berdoa kepada Allah, yang membimbing dan menunjuki hamba-hambaNya ke jalan yang
lurus dan menghilangkan sifat-sifat jelek dan hina dari diri manusia. Allah ta’alah
berfirman: “Berdoalah kalian kepadaku niscaya akan aku kabulkan.” (Ghafir: 60)

Bulan Nopember 2006 40


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Terus-menerus berdzikir pada Allah seperti membaca Al-Quran, bertasbih, bertahlil, dan
istigfar, karena Allah telah menjelaskan bahwa hati manusia akan tenang dan tenteram
dengan mengingat Allah. Allah berfirman : “Ingatlah dengan mengingat Allah hati
menjadi tenteram” ( Ar-Ra’d : 28).

Mengingat nash-nash yang menganjurkan untuk menahan marah dan balasan bagi orang-
orang yang mampu manahan amarahnya sebagaimana sabda nabi shalallahu ‘alaihi
wasallam : “ Barangsiapa yang menahan amarahnya sedangkan ia sanggup untuk
melampiaskannya, (kelak di hari kiamat) Allah akan memanggilnya di hadapan para
makhluq-Nya hingga menyuruhnya memilih salah satu dari bidadari surga, dan
menikahkannya dengan hamba tersebut sesuai dengan kemaunnya “ (HR. Tirmidzi, Ibnu
Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani, lihat shahihul jami’ No. 6398).

Merubah posisi ketika marah, seperti jika ia marah dalam keadaan berdiri maka
hendaklah ia duduk, dan jikalau ia sedang duduk maka hendaklah ia berbaring,
sebagaimana sabda rasulullah shalallahu alaihi wa sallam : “ Apabila salah seorang
diantara kalian marah sedangkan ia dalam posisi berdiri, maka hendaklah ia duduk. Kalau
telah reda/hilang marahnya (maka cukup dengan duduk saja), dan jika belum hendaklah
ia berbaring.” (Al-Misykat 5114).

Berlindung dari setan dan menghindar dari sebab-sebab yang akan membangkitkan
kemarahannya.

Demikianlah jalan keluar untuk selamat dari marah yang tercela. Dan betapa indahnya
perilaku seorang muslim jika dihiasi dengan kelemahlembutan dan kasih sayang, karena
tidaklah kelemahlembutan berada pada suatu perkara melainkan akan membuatnya indah.
Sebaliknya bila kebengisan dan kemarahan ada pada suatu urusan niscaya akan
menjelekkannya. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda : “ Tidaklah
kelemahlembutan itu berada pada sesuatu kecuali akan membuatnya indah, dan tidaklah
kelembutan itu dicabut kecuali akan menjadikannya jelek.” (HR. Muslim).

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 41


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : oke oke@multisolid.com


Tgl. Email : 08-11-2006

BAGAIMANA MELIHAT KEBAIKAN


DALAM SEGALA HAL YANG TERJADI

Menyadari bahwa Allahlah yang Telah Menakdirkan Semua Hal dalam Setiap
Detailnya
Kebanyakan orang merasa senang saat segala sesuatu terjadi sesuai dengan keinginannya.
Akan tetapi, orang beriman tidak boleh cenderung kepada perasaan seperti itu. Di dalam
Al-Qur`an, Allah memberikan kabar gembira bahwa Dia telah menentukan setiap
peristiwa demi kebaikan hamba-Nya dan hal tersebut tidaklah menimbulkan rasa sedih
ataupun masalah bagi mereka yang benar-benar beriman.

Seseorang yang menyadari kebenaran ini di dalam hatinya akan merasa senang terhadap
apa yang dihadapinya dan ia melihat karunia yang tersimpan di balik apa yang terjadi.

Banyak orang bahkan tidak ingin repot-repot berpikir bagaimana dan mengapa mereka
ada di dunia ini. Walaupun kata hati akan menuntun mereka untuk menyadari bahwa
keajaiban dunia dan penataannya yang sempurna ini memiliki pencipta, cinta yang luar
biasa banyaknya yang dirasakan di dunia ini, keengganan mereka untuk melihat
kebenaran, membawa mereka pada pengingkaran terhadap realitas keberadaan Allah.
Mereka mengabaikan fakta bahwa setiap kejadian dalam hidupnya ditentukan sesuai
dengan rencana dan tujuan tertentu; mereka malah menghubungkannya dengan ide yang
sungguh-sungguh salah, yakni hanya sebatas kebetulan atau keberuntungan.
Bagaimanapun juga, ini hanyalah sebuah pandangan yang menghalangi seseorang untuk
melihat kebaikan dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi dan kemudian menarik pelajaran
dari peristiwa tersebut.

Ada pula mereka yang sadar akan eksistensi Allah dan mengerti bahwa Dialah yang telah
menciptakan seluruh alam. Mereka mengakui fakta bahwa Allahlah yang menurunkan
hujan dan meninggikan matahari. Mereka menyadari bahwa tidak mungkin ada zat lain
yang melakukan semua itu. Saat terjadi peristiwa dalam jenak kehidupan mereka-detail
kecil yang membentuk bagian kesibukan sehari-hari-mereka tidak dapat berpikir bahwa
mereka terlepas dari Allah. Meskipun demikian, Allahlah yang menakdirkan seorang
pencuri memasuki rumah di malam hari, sebuah rintangan yang menyebabkan seseorang
terjatuh, sebuah lahan subur untuk ditanami atau dibiarkan gersang, jual beli yang
menguntungkan, bahkan panci yang gosong sekalipun. Setiap peristiwa terjadi dengan
kebijaksanaan-Nya yang tak terbatas untuk menyelesaikan rencana-Nya yang agung.
Sepercik lumpur yang mengotori celana kita, bocornya ban mobil, jerawat yang muncul,
penyakit, atau kejadian yang tidak diharapkan lainnya. Semuanya terbentuk dalam
kehidupan seseorang sesuai dengan rencana tertentu.

Sejak seseorang membuka matanya, tak ada satu pun yang dialaminya di dunia ini terjadi
dengan sendirinya dan terlepas dari Allah. Segala yang ada secara keseluruhan diciptakan
oleh Allah, satu-satunya zat yang memegang kendali alam semesta. Ciptaan Allah

Bulan Nopember 2006 42


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

bersifat sempurna, tanpa cacat, dan sarat dengan tujuan. Ini adalah takdir yang diciptakan
oleh Allah. Seseorang tidak boleh mengotak-ngotakkan peristiwa yang terjadi dengan
menamai kebaikan pada sebuah peristiwa dan kejahatan pada peristiwa yang lain. Apa
yang menjadi kewajiban seseorang adalah menyadari dan menghargai kesempurnaan
dalam setiap peristiwa. Kita harus percaya bahwa ada kebaikan dalam setiap ketetapan-
Nya serta tetap menyadari kenyataan bahwa kebijaksanaan Allah yang tak terbatas ini
telah direncanakan untuk sebuah hasil akhir yang paling sempurna. Bahkan mereka yang
percaya dan mencari kebaikan dalam segala peristiwa yang menimpa mereka, baik di
dunia ini maupun akhirat nanti, mereka akan menjadi bagian dari kebaikan yang abadi.

Hampir di setiap halaman Al-Qur`an, Allah meminta kita untuk memerhatikan hal
tersebut. Inilah sebabnya mengapa ketidakmampuan dalam mengingat bahwa segalanya
berjalan sesuai dengan takdir itu menjadi sebuah kegagalan yang mengerikan bagi
seorang mukmin. Takdir yang dituliskan oleh Allah begitu unik dan dilewati oleh
seseorang benar-benar sesuai dengan apa yang telah Allah tetapkan. Orang awam
menganggap kepercayaan akan takdir semata-mata hanya merupakan cara untuk
"menghibur diri" di saat tertimpa kemalangan. Sebaliknya, seorang mukmin memiliki
pemahaman yang benar akan takdir. Ia sepenuhnya menganggap bahwa takdir adalah
sebuah rencana Allah yang sempurna yang telah dirancang khusus untuk dirinya.

Takdir adalah rencana tanpa cacat yang dibuat untuk mempersiapkan seseorang untuk
sebuah kenikmatan surga. Takdir penuh dengan keberkahan dan maksud Ilahiah. Setiap
kesulitan yang dihadapi seorang mukmin di dunia ini akan menjadi sumber kebahagiaan,
kesenangan, dan kedamaian yang tak terbatas di kemudian hari. "Sesungguhnya, setelah
kesulitan itu ada kemudahan." (al-Insyirah: 5) Ayat ini menarik kita pada kenyataan
bahwa di dalam takdir seseorang, kesabaran dan semangat yang ditunjukkan oleh seorang
mukmin, telah dituliskan sebelumnya bersama-sama dengan balasannya masing-masing
di akhirat.

Sekali waktu mungkin terjadi dalam jenak kehidupan, seorang mukmin menjadi marah
atau khawatir akan terjadinya hal-hal tertentu. Penyebab utama dari kemarahan yang ia
rasakan adalah karena ia lupa bahwa semua itu merupakan bagian dari takdirnya dan
bahwa takdirnya itu telah diciptakan oleh Allah hanya untuk dirinya sendiri. Walaupun
demikian, ia akan merasa nyaman dan tenang ketika ia diingatkan akan tujuan ciptaan
Allah.

Karena itulah, seorang mukmin harus belajar untuk terus mengingat bahwa segalanya
telah ditetapkan sebelumnya. Ia harus mengingatkan orang lain akan hal ini. Ia harus
bersabar saat menghadapi peristiwa-peristiwa yang Allah telah takdirkan untuknya
dengan memberikan rasa percayanya kepada Allah dalam jarak waktu yang tak terbatas.
Tak lupa, ia harus berusaha menemukan alasan-alasan di balik semua peristiwa tersebut.
Jika ia berusaha memahami alasan-alasan ini, dengan seizin Allah, ia akhirnya akan
berhasil. Bahkan walaupun ia tidak selalu berhasil menemukan maksud di baliknya, ia
masih tetap yakin bahwa ketika sesuatu terjadi, pastilah semua itu demi kebaikan dan
maksud tertentu.

Bulan Nopember 2006 43


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Memahami sepenuhnya bahwa setiap makhluk, hidup ataupun tidak, diciptakan dalam
kepatuhannya pada takdir.

Takdir adalah pengetahuan sempurna Allah atas semua peristiwa di masa lalu dan masa
depan, laksana satu waktu saja. Ini menunjukkan kekuasaan mutlak Allah atas semua
makhluk dan semua peristiwa. Manusia bisa saja berhati-hati agar tidak mengalami suatu
peristiwa yang buruk, tetapi Allah mengetahui semua peristiwa sebelum hal itu terjadi.
Bagi Allah, masa lalu dan masa depan adalah satu. Semua itu sama-sama berada dalam
pengetahuan Allah karena Dialah yang menciptakannya.

"Sesungguhnya, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran." (al-Qamar: 49)

Ayat tersebut menyatakan bahwa segala yang ada di dunia adalah bagian dari takdir.
Kebanyakan orang tidak sempat memikirkan takdir. Karena itu, mereka gagal menyadari
bahwa hanya kekuatan Allah yang tak terbataslah yang akan eksis di balik keteraturan
yang sempurna ini. Sebagian orang menganggap bahwa takdir hanya berlaku pada
manusia. Kenyataannya, semua yang ada di alam semesta, mulai dari furnitur di rumah
Anda sampai sebuah batu di jalan, rumput kering, buah, atau selai di rak supermarket,
semua itu adalah bagian dari takdir yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Allah. Takdir
semua benda dan makhluk yang diciptakan telah ditentukan dalam kebijaksanaan Allah
yang tak terhingga.

Setiap peristiwa yang dilihat seseorang, setiap suara yang didengarnya, merupakan
bagian hidup yang telah diciptakan untuknya sebagai sebuah kesatuan. Tak ada bunga
yang mekar dan layu dengan kebetulan. Tak ada manusia yang lahir dan mati secara
kebetulan. Tak ada manusia yang sakit tanpa sengaja dan tidaklah penyakitnya itu
bertambah tanpa ada yang mengendalikan. Dalam setiap kejadian, peristiwa ini khusus
ditakdirkan oleh Allah sejak saat pertama kita diciptakan. Apa pun yang ada di muka
bumi, di dalam lautan, atau jatuhnya sehelai daun, semua terjadi dalam rangka memenuhi
takdir. Sebagaimana dinyatakan,

"Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya
kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada
sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh
sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering,
melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (al-An'
aam: 59).

Rasulullah Muhammad saw. pun bersabda bahwa tindakan setiap orang telah ditakdirkan
oleh Allah,

"Allah Yang Mahaagung dan Mahamulia telah menetapkan bagi setiap hamba di antara
ciptaan-Nya empat hal: kematiannya, tindakannya, tempat tinggal dan tempat ia
berpindah, serta makanannya." (HR Tirmidzi)

Akan tetapi, biasanya manusia tidak sadar akan kenyataan bahwa setiap detik waktu
mereka telah ditakdirkan oleh Allah. Sebagian mereka tidak pernah menyadari

Bulan Nopember 2006 44


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

bagaimana mereka diciptakan atau bagaimana mereka mendapatkan karunia yang mereka
nikmati. Sebagian lainnya menganggap bahwa semua itu hanyalah kebetulan yang tak
berarti, walaupun mereka mengetahui bahwa Allahlah yang menciptakan kehidupan dan
kematian. Di dalam Al-Qur`an, Allah menyatakan kepada kita bahwa hal-hal kecil pun
telah ditakdirkan oleh kebijaksanaan-Nya yang tak terbatas dan semua itu berkaitan
dengan tujuan-tujuan Ilahiah.

"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya, yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (al-Hadiid: 22)

Setiap manusia harus memahami kenyataan ini. Hal ini karena takdir bagi segala sesuatu
di alam semesta telah diketahui oleh Allah Yang Maha Mengetahui dan Mahabijaksana.
Karena itu, setiap hal kecil telah direncanakan oleh Allah dengan sempurna dan memiliki
tujuan-tujuan tertentu. Segalanya dibuat dengan teratur sebagaimana dinyatakan oleh
Nabi Muhammad saw.. Orang yang memiliki kesadaran penuh akan kenyataan takdir
akan mendapatkan manfaat-dengan perasaan gembiranya-akan setiap jenak waktu dalam
kehidupannya, yaitu saat-saat yang baik dan saat-saat yang terlihat buruk. Alasan
mengapa hamba-Nya berhasil menyadari hal itu adalah karena Allah telah menciptakan
takdir mereka tanpa cacat. Mereka akan mengetahui bahwa menganggap sesuatu sebagai
sebuah kemalangan adalah suatu kebodohan. Ini karena sesuatu yang dianggap
kemalangan itu memiliki maksud-maksud tertentu dari Allah. Pemahaman yang
mendalam tentang takdir membuat mereka mampu melihat keberkahan yang terkandung
dalam segala hal.

Menganggap bahwa apa yang terjadi bukanlah karena Allah melainkan karena seseorang
atau sesuatu, berarti kita tidak mampu memahami takdir. Segala sesuatu yang kita anggap
seharusnya tidak terjadi demikian, pada hakikatnya merupakan "pelajaran takdir".
Manusia harus sepenuh hati menanamkan dalam dirinya bahwa ada kebaikan dan
maksud-maksud Ilahiah dalam setiap kejadian. Orang cenderung menganggap peristiwa
yang tidak menyenangkan sebagai sebuah "kemalangan". Bagaimanapun juga, tetap ada
kebaikan dan maksud-maksud tertentu dalam apa yang acapkali dianggap sebagai sebuah
"kemalangan". Kejadian tersebut dianggap sebagai "kemalangan" karena kita menilainya
demikian. Pada kenyataannya, hal itu adalah sebuah kemungkinan yang lebih baik karena
ia adalah sesuatu yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Allah.

Jika Allah telah menunjukkan kebaikan dan maksud sebuah kejadian yang merugikan,
atau sebuah kesulitan yang menekan dan membuat kita gusar, kita akan mengerti betapa
tidak berartinya kekecewaan kita. Dengan mengenali berkah dalam segala hal, seorang
mukmin akan merasakan kesenangan, bukan tekanan. Karena itulah, kewajibannyalah
untuk mencari dan mengidentifikasi kebaikan dan manfaat takdir yang terjadi, yakni
bahwa dalam peristiwa yang terjadi tersimpan maksud Allah. Ia akan merasa senang dan
menghargai manfaat mengetahui takdir.

Mengetahui bahwa Ada Keburukan dalam Peristiwa yang Tampaknya Baik dan Ada
Kebaikan dalam Peristiwa yang Tampaknya Buruk.

Bulan Nopember 2006 45


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Dalam bab sebelum ini, kita diyakinkan bahwa Allah Yang Mahabijaksana menciptakan
setiap peristiwa dalam rangka menyempurnakan sebuah rencana. Dalam hal ini, perlu
dicatat bahwa hanya Allahlah yang mengetahui peristiwa-peristiwa yang baik dan yang
buruk. Ini disebabkan kebijaksanaan Allah tidaklah terbatas, sedangkan pengetahuan
manusia terbatas. Manusia hanya bisa melihat tampilan luar suatu peristiwa dan hanya
mampu bersandar pada penglihatan yang terbatas dalam menilainya. Informasi dan
pemahaman mereka yang tidak mencukupi-dalam beberapa kasus-dapat membuat mereka
tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik untuknya, dan mereka bisa saja mencintai
sesuatu, padahal itu merupakan sebuah keburukan. Untuk dapat melihat kebaikan itu,
seorang mukmin harus menyerahkan rasa percayanya kepada kebijaksanaan Allah yang
tak terbatas dan percaya bahwa ada kebaikan dalam segala hal yang terjadi. Allah
berfirman, "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang
kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui." (al-Baqarah: 216)

Di sinilah, Allah mengatakan kepada kita bahwa suatu peristiwa yang dianggap baik oleh
seseorang dapat mengakibatkan kekecewaan, baik di dunia ini maupun di akhirat. Begitu
juga sesuatu yang ingin benar-benar dihindarkan-karena diyakini merugikan-mungkin
dapat menyebabkan kebahagiaan dan kedamaian baginya. Nilai hakiki peristiwa apa pun
adalah pengetahuan mutlak Allah. Segala hal, apakah rupa yang buruk ataukah rupawan,
ada sesuai kehendak Allah. Kita hanya menjalani apa yang Allah inginkan untuk kita.
Allah mengingatkan kita tentang hal ini, "Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan
kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah
menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia
memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-
Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Yunus: 107)

Maka dari itu, apa pun yang kita alami dalam kehidupan ini, apakah itu terlihat baik
ataupun buruk, semuanya adalah baik karena hal itu merupakan sesuatu yang telah
ditetapkan oleh Allah untuk kita. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, zat yang
menetapkan akibat suatu peristiwa bukanlah seorang manusia yang terbatas oleh ruang
dan waktu, melainkan Allah, Zat yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, Yang
menciptakan manusia, juga ruang dan waktu. (Informasi selajutnya, silakan baca buku
Ketiadaan Waktu dan Realitas Takdir karya Harun Yahya
-------------------------------------oOo-------------------------------------

Bulan Nopember 2006 46


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : arief rachman mujahid_pks@yahoo.com


Tgl. Email : 08-11-2006

Terapi Untuk Mengubah Diri

Ust. Anis Matta dalam bukunya, "Model Manusia Muslim" mengungkapkan terapi atau
cara untuk mengubah diri dan orang lain.

1. Terapi Kognitif; bagaimana agar mengisi dan memenuhi pikiran dengan hal-hal
yang positif dan kebaikan.
2. Terapi Emosional; yaitu bagaimana agar kita cinta kepada apa yang ingin kita
capai dan membenci apa yang tidak ingin kita capai.

Terapi Kognitif
Lintasan pikiran, menurut Ibnul Qoyyim adalah awal dari pembentukan karakter
seseorang. Setiap harinya berbagai macam lintasan pikiran menyerbu kita. Bilamana
lintasan pikiran itu diolah dan menguat dalam diri kita, mungkin karena sering terlihat
atau dibayangkan, maka pikiran itu akan menjadi memori. Semakin menguat memori,
maka bisa menjadi gagasan. Jika gagasan itu menguat, maka gagasan itu akan menjadi
keyakinan. Jika keyakinan itu menguat dalam diri kita, maka akan menjadi kemauan. Dan
bila jadi kemauan, maka akan berbuah tindakan. Tindakan yang dilakukan secara terus
menerus kemudian menjadi sebuah kebiasaan. Dan dari kebiasaan itulah kemudaian
membentuk karakter kita, akhlak kita.

Kalau pikiran kita dipenuhi dengan kata-kata "kotor", niscaya kata-kata yang keluar dari
mulut kita adalah kata-kata "kotor".

Kalau model sosial yang kita lihat terus menerus adalah artis, maka yang sering terlintas
dalam benak kita adalah artis tersebut, perilakunya dan gayanya. Maka kecenderungan
berpikir, emosi dan perilaku kita akan dipengaruhi oleh artis tersebut.

Terapi Emosional
Ada dua hal yang membuat kita mudah melakukan sesuatu :
1. Pengetahuan yang kita miliki untuk melakukan hal tersebut
2. Kecintaan akan sesuatu tersebut Kecintaan tentang suatu hal biasanya tumbuh dari
mengetahu manfaat suatu hal atau pekerjaan itu. Oleh karenanya ketika kita ingin
berubah menjadi lebih sabar, misalnya. Maka kita harus banyak mengumpulkan
dan mengingat-ingat manfaat dari sabar.
( Dari buku Ust. Anis Matta, disampaikan kembali oleh Arif dengan segala
keterbatasannya ) semoga bermanfaat bagi yang ingin berubah dan mengubah!

ARIEF R, Ciputat
>>>> Terus perbaiki diri menuju syahid cita tertinggi
------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 47


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : oke oke@multisolid.com


Tgl. Email : 08-11-2006

MELIHAT KEBAIKAN DALAM SEGALA PERISTIWA


Sebenarnya, melihat kebaikan dalam segala hal merupakan ungkapan yang biasa. Dalam
kehidupan kita sehari-hari, orang sering mengatakan, "Pasti ada kebaikan (hikmah) di
balik kejadian ini," atau, "Ini merupakan berkah dari Allah."

Biasanya, banyak orang mengucapkan ungkapan-ungkapan tersebut tanpa memahami arti


sebenarnya atau semata-mata hanya mengikuti kebiasaan masyarakat yang tidak ada
maknanya. Kebanyakan mereka gagal memahami arti yang sebenarnya dari ungkapan-
ungkapan tersebut atau bagaimana pemahaman itu dipraktikkan dalam kehidupan kita
sehari-hari. Pada dasarnya, kebanyakan manusia tidak sadar bahwa ungkapan-ungkapan
tersebut tidak sekadar untuk diucapkan, tetapi mengandung pengertian yang penting
dalam kejadian sehari-hari.

Kenyataannya, kemampuan melihat kebaikan dalam setiap kejadian, apa pun kondisinya-
baik yang menyenangkan maupun tidak-merupakan kualitas moral yang penting, yang
timbul dari keyakinan yang tulus akan Allah, dan pendekatan tentang kehidupan yang
disebabkan oleh keimanan. Pada akhirnya, pemahaman akan kebenaran ini menjadi
sangat penting dalam menuntun seseorang tidak hanya untuk mencapai keberkahan hidup
di dunia dan akhirat, tetapi juga juga untuk menemukan kedamaian dan kebahagiaan
yang tak akan berakhir.

Tanda pemahaman yang benar akan arti iman adalah tidak adanya kekecewaan akan apa
pun yang terjadi dalam kehidupan ini. Sebaliknya, jika seseorang gagal melihat kebaikan
dalam setiap peristiwa yang terjadi dan terperangkap dalam ketakutan, kekhawatiran,
keputusasaan, kesedihan, dan sentimentalisme, ini menunjukkan kurangnya kemurnian
iman. Kebingungan ini harus segera dienyahkan dan kesenangan yang berasal dari
keyakinan yang teguh harus diterima sebagai bagian hidup yang penting. Orang yang
beriman mengetahui bahwa peristiwa yang pada awalnya terlihat tidak menyenangkan,
termasuk hal-hal yang disebabkan oleh tindakannya yang salah, pada akhirnya akan
bermanfaat baginya. Jika ia menyebutnya sebagai "kemalangan", "kesialan", atau
"seandainya", ini hanyalah untuk menarik pelajaran dari sebuah pengalaman. Dengan
kata lain, orang yang beriman mengetahui bahwa ada kebaikan dalam apa pun yang
terjadi. Ia belajar dari kesalahannya dan mencari cara untuk memperbaikinya.
Bagaimanapun juga, jika ia jatuh dalam kesalahan yang sama, ia ingat bahwa semuanya
memiliki maksud tertentu dan mudah saja memutuskan untuk lebih berhati-hati dalam
kesempatan mendatang. Bahkan jika hal yang sama terjadi puluhan kali lagi, seorang
muslim harus ingat bahwa pada akhirnya peristiwa tersebut adalah untuk kebaikan dan
menjadi hak Allah yang kekal. Kebenaran ini juga dinyatakan secara panjang lebar oleh
Nabi saw., "Aku mengagumi seorang mukmin karena selalu ada kebaikan dalam setiap
urusannya. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur (kepada Allah) sehingga di
dalamnya ada kebaikan. Jika ditimpa musibah, ia berserah diri (dan menjalankannya
dengan sabar) bahwa di dalamnya ada kebaikan pula." (HR Muslim).

Bulan Nopember 2006 48


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Hanya dalam kesadaran bahwa Allah menciptakan segalanya untuk tujuan yang baik
sajalah hati seseorang akan menemukan kedamaian. Adalah sebuah keberkahan yang
besar bagi orang-orang beriman bila ia memiliki pemahaman akan kenyataan ini.
Seseorang yang jauh dari Islam akan menderita dalam kesengsaraan yang berkelanjutan.
Ia terus-menerus hidup dalam ketakutan dan kekhawatiran. Di sisi lain, orang beriman
menyadari dan menghargai kenyataan bahwa ada tujuan-tujuan Ilahiah di balik ciptaan
dan kehendak Allah.

Karena itu, adalah memalukan bagi orang beriman bila ia ragu-ragu dan ketakutan terus-
menerus karena selalu mengharapkan kebaikan dan kejahatan. Ketidaktahuan terhadap
kebenaran yang jelas dan sederhana, kekurangtelitian, dan kemalasan hanya akan
mengakibatkan kesengsaraan di dunia dan di akhirat. Kita harus ingat bahwa takdir yang
ditentukan Allah adalah benar-benar sempurna. Jika seseorang menyadari adanya
kebaikan dalam setiap hal, dia hanya akan menemukan karunia dan maksud Ilahiah yang
tersembunyi di dalam semua kejadian rumit yang saling berhubungan. Walau ia mungkin
memiliki banyak hal yang mesti diperhatikannya setiap hari, seseorang yang memiliki
iman yang kuat-yang dituntun oleh kearifan dan hati nurani-tidak akan membiarkan
dirinya dihasut oleh tipu muslihat setan. Tak peduli bagaimanapun, kapan pun, atau di
mana pun peristiwa itu terjadi, ia tidak akan pernah lupa bahwa pasti ada kebaikan di
baliknya. Walaupun ia mungkin tidak segera menemukan kebaikan tersebut, apa yang
benar-benar penting baginya adalah agar ia menyadari adanya tujuan akhir dari Allah.

Berkaitan dengan sifat terburu-buru manusia, mereka kadang-kadang tidak cukup sabar
untuk melihat kebaikan yang ada di dalam peristiwa yang menimpa mereka. Sebaliknya,
mereka menjadi lebih agresif dan nekat dalam mengejar sesuatu walaupun hal tersebut
sangat bertentangan dengan kepentingan yang lebih baik. Di dalam Al-Qur`an, hal ini
disebutkan, "Dan manusia mendo' a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo' a untuk
kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa." (al-Israa`: 11)

Meski demikian, seorang hamba harus berusaha melihat kebaikan dan maksud Ilahiah
dalam setiap kejadian yang disodorkan Allah di depan mereka, bukannya memaksa untuk
diperbudak oleh apa yang menurutnya menyenangkan dan tidak sabar untuk
mendapatkan hal itu.

Walau seseorang berusaha untuk mendapatkan status finansial yang lebih baik,
perubahan itu mungkin tidak pernah terwujud. Tidaklah benar jika seseorang
menganggap suatu kondisi itu merugikan. Tentu saja seseorang boleh berdo' a kepada
Allah untuk mendapatkan kekayaan jika kekayaan itu digunakan di jalan Allah.
Bagaimanapun juga, ia harus mengetahui bahwa jika keinginannya itu tidak dikabulkan
Allah, itu disebabkan alasan tertentu. Mungkin saja bertambahnya kekayaan sebelum
matangnya kualitas spiritual seseorang dapat mengubahnya menjadi orang yang gampang
diperdaya oleh setan. Banyak alasan Ilahiah lainnya-di antaranya tidak langsung disadari
atau hanya akan terlihat di akhirat-dapat mendasari terjadinya sebuah peristiwa. Seorang
usahawan, misalnya, bisa saja tertinggal sebuah pertemuan yang akan menjadi pijakan
penting dalam kariernya. Akan tetapi, jika saja pergi ke pertemuan itu, ia bisa tertimpa

Bulan Nopember 2006 49


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

kecelakaan lalu lintas, atau jika pertemuannya diadakan di kota lain, pesawat yang
ditumpanginya bisa saja jatuh.

Tak ada seorang pun yang kebal terhadap segala peristiwa. Biasakanlah untuk melihat
bahwa pada akhirnya ada suatu kebaikan dalam sebuah peristiwa yang pada awalnya
terlihat merugikan. Meski demikian, seseorang perlu ingat bahwa ia tidak akan selalu
dapat mengetahui maksud sebuah peristiwa adalah sesuatu yang merugikan. Ini karena,
sebagaimana telah kami sebutkan sebelumnya, kita tidak selalu beruntung dapat melihat
sisi positif yang muncul. Mungkin juga Allah hanya akan menunjukkan maksud
keilahian-Nya di akhirat nanti. Karena alasan itulah, yang harus dilakukan oleh orang
yang ingin menyerahkannya pada takdir Allah dan memberikan kepercayaannya kepada
Allah adalah menerima setiap kejadian itu-apa pun namanya-dengan keinginan untuk
mencari tahu bahwa pastilah ada kebaikan di dalamnya dan kemudian menerimanya
dengan senang hati.

Harus disebutkan juga bahwa melihat kebaikan dalam segala hal bukan berarti
mengabaikan kenyataan dari peristiwa-peristiwa tersebut dan berpura-pura bahwa hal itu
tidak pernah terjadi, atau mungkin menjadi sangat idealis. Sebaliknya, orang beriman
bertanggung jawab untuk mengambil tidakan yang tepat dan mencoba semua cara yang
dianggap perlu untuk memecahkan masalah. Kepasrahan orang yang beriman tidak boleh
dicampuradukkan dengan cara orang lain, yang karena pemahaman yang tidak sempurna
tentang hal ini, mereka tetap saja tidak acuh terhadap apa pun yang terjadi di sekitar
mereka dan optimis tetapi tidak realistis. Mereka tidak bisa membuat keputusan yang
rasional ataupun menjalankan keputusan tersebut. Ini dikarenakan yang ada pada mereka
adalah optimistis yang melenakan dan kekanak-kanakan, bukan mencari pemecahan
masalah. Sebagai contoh, ketika seseorang didiagnosis menderita penyakit yang serius,
keadaannya saat itu mungkin paling parah sampai pada titik fatal yang diabaikannya
selama masa pengobatan. Contoh lainnya, jika seseorang tidak menyadari pentingnya
mengamankan harta bendanya, walau ia pernah mengalami pencurian, besar
kemungkinan akan menjadi korban lagi dari kejadian serupa itu.

Pastilah cara-cara tersebut jauh dari sikap menaruh kepercayaan kepada Allah dan dari
"melihat kebaikan dalam segala hal". Pada hakikatnya, sikap tersebut berarti ceroboh.
Kebalikannya, orang yang beriman harus berusaha mengendalikan situasi sepenuhnya.
Pada dasarnya, sikap yang menuntun diri mereka ini adalah suatu bentuk "penghambaan",
karena ketika mereka terlibat dalam situasi tersebut, pikiran mereka dikuasai oleh ingatan
akan kenyataan bahwa Allahlah yang membuat peristiwa itu terjadi.

Di dalam Al-Qur`an, Allah menghubungkan kisah para nabi dan orang beriman sebagai
contoh bagi mereka yang sadar akan hal ini. Inilah yang harus diteladani oleh seorang
mukmin. Sebagai contoh, sikap yang merupakan respons Nabi Huud terhadap kaumnya
menunjukkan penyerahan total dan rasa percayanya yang kokoh kepada Allah, walaupun
ia mendapatkan perlakuan yang buruk.

"Kaum 'Aad berkata, '


Wahai Huud, kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti
yang nyata, dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami

Bulan Nopember 2006 50


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

karena perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan memercayai kamu. Kami tidak
mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila
atas dirimu.'Huud menjawab, ' Sesungguhnya, aku menjadikan Allah sebagai saksiku dan
saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu
persekutukan dari selain-Nya, sebab itu jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku
dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. Sesungguhnya, aku bertawakal kepada
Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dialah
yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya, Tuhanku di atas jalan yang lurus.'Jika
kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat)
yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti
(kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudharat
kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya, Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala
sesuatu." (Huud: 53-57)

Bagaimana Orang Bodoh Melihat Sebuah Peristiwa


Secara umum, manusia cenderung memisahkan peristiwa yang terjadi dalam istilah
"baik" dan "buruk". Pemisahan tersebut sering bergantung pada kebiasaan atau tendensi
peristiwa itu sendiri. Reaksi mereka terhadap peristiwa tersebut berubah-ubah tergantung
pada kepelikan dan bentuk kejadian tersebut; bahkan apa yang akhirnya akan mereka
rasakan dan alami biasanya ditentukan oleh kebiasaan sosial masyarakat.

Hampir semua orang memiliki sisa-sisa mimpi masa kecil, bahkan dalam hidup mereka
selanjutnya, walaupun rencana-rencana ini tidak selalu terjadi sesuai dengan apa yang
diharapkan atau direncanakan. Kita selalu cenderung kepada kejadian-kejadian yang
tidak diharapkan dalam hidup. Peristiwa tersebut dapat sekejap saja melemparkan hidup
kita ke dalam kekacauan. Ketika seseorang berniat untuk menjalankan hidupnya dengan
normal, ia mungkin berhadapan dengan rangkaian perubahan yang pada awalnya terlihat
negatif. Seseorang yang sehat bisa dengan tiba-tiba terserang penyakit yang fatal atau
kehilangan kemampuan fisik karena kecelakaan. Sekali lagi, seseorang yang kaya bisa
saja kehilangan seluruh kekayaannya dengan tiba-tiba.

Hidup seperti menaiki roller-coaster. Reaksi orang berbeda-beda ketika menaikinya. Jika
kejadian yang muncul menyenangkan, reaksi mereka baik-baik saja. Akan tetapi, ketika
dihadapkan pada hal-hal yang tidak diharapkan, mereka cenderung kecewa, bahkan
marah. Kemarahan mereka itu bisa memuncak, bergantung pada sejauh mana mereka
berhubungan dengan peristiwa tersebut dan pencapaian mereka dalam masalah ini.
Kencenderungan ini biasa terjadi dalam masyarakat yang tenggelam dalam kebodohan.

Ada juga di antara mereka yang saat kecewa berkata, "Pasti ada kebaikan di dalamnya."
Bagaimanapun juga, kalimat yang diucapkan tanpa memahami arti sebenarnya hanya
semata-mata kebiasaan masyarakat saja.

Masih ada sebagian orang yang memiliki keinginan untuk memikirkan maksud Ilahiah
dalam setiap peristiwa, apakah yang mungkin terdapat dalam kejadian-kejadian yang
sepele. Akan tetapi, ketika mereka dihadapkan pada peristiwa yang lebih besar, yang
sangat mengganggu, tiba-tiba mereka melupakan niat tersebut. Sebagai contoh, seseorang

Bulan Nopember 2006 51


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

mungkin tidak akan tertekan saat mesin mobilnya rusak tepat ketika ia harus berangkat ke
kantor dan ia berusaha berprasangka baik terhadap kejadian tersebut. Akan tetapi, jika
keterlambatannya itu membuat bosnya marah atau menjadi alasan hilangnya pekerjaan, ia
lalu mencari-cari alasan untuk mengeluh. Dia mungkin akan bersikap sama jika
kehilangan perhiasan atau jam mahal. Contoh-contoh ini menunjukkan kepada kita
bahwa ada beberapa kejadian kecil yang menyebabkan orang bereaksi dengan wajar atau
mereka mau berbaik sangka bahwa hal tersebut mengandung kebaikan. Akan tetapi,
contoh-contoh lainnya yang tidak biasa dapat membuatnya mencari pembenaran atas
keangkuhan dan kemarahan mereka.

Di sisi lain, sebagian orang hanya menghibur diri dengan berpikir demikian tanpa
memiliki pegangan makna yang benar terhadap "melihat kebaikan dalam segala hal".
Dengan sikap demikian, mereka percaya bahwa hal tersebut dapat menjadi cara untuk
menciptakan kenyamanan bagi mereka yang tengah tertimpa masalah. Misalnya yang
terjadi pada anggota keluarga yang bisnisnya tengah berantakan atau seorang teman yang
gagal dalam ujian. Bagaimanapun juga, jika kepentingan merekalah yang dipertaruhkan
dan mereka terlihat tak sedikit pun memikirkan kebaikan apa yang ada di balik peristiwa
tersebut, mereka telah berlaku bodoh.

Kegagalan untuk melihat kebaikan dalam peristiwa yang dialami seseorang muncul dari
hilangnya keimanan seseorang. Kegagalannya untuk memahami bahwa Allahlah yang
menakdirkan setiap kejadian dalam kehidupan seseorang, bahwa hidup di dunia ini tidak
lain hanyalah ujian, inilah yang menghalangi dirinya untuk menyadari kebaikan apa pun
dalam setiap peristiwa yang terjadi padanya.

Dalam bab berikut, kita akan menggali ide itu, yaitu memiliki keyakinan bahwa ada
kebaikan dalam apa pun yang terjadi pada kita dan faktor-faktor tersebut penting sekali
untuk kita lihat.

-------------------------------------oOo-------------------------------------

Bulan Nopember 2006 52


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : abuluthfia abuluthfia@yahoo.co.id


Tgl. Email : 08-11-2006

Keadilan Dan Kemuliaan


http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=2&id=4098

Allah telah memerintahkan untuk bersikap adil dan Allah membimbing untuk memberi
maaf dan berbuat baik dalam banyak ayat-Nya. "Balasan suatu kejahatan adalah
kejahatan yang serupa, Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik, Maka
pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang
zalim. Dan Sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak
ada satu dosapun terhadap mereka. Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat
zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. mereka itu
mendapat azab yang pedih. Tetapi orang yang bersabar dan mema' afkan, Sesungguhnya
(perbuatan ) yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diutamakan." (QS. Asy-Syuura:
40- 43)

"Dan balasan kejahatan adalah kejahatan yang setimpal." Itulah keadilan. "Barangsiapa
memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah." Inilah
bimbingan untuk berbuat baik dan memberi maaf.

Begitu juga firman Allah, "Sesungguhnya Allah memerintahkan berlaku adil dan berbuat
kebajikan (ihsan)." (QS. An-Nahl: 90) Ihsan adalah memberi maaf, menurut pendapat
banyak ulama.

"Orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diutamakan." Disini terdapat penjelasan tentang keutamaan
kebaikan, maaf dan sabar.

"Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa
(dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga,
gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada qisasnya (balasan yang setimpal)." (QS. Al-
Maidah: 45) semuanya mengacu pada keadilan.

"Barangsiapa yang merelakan (hak membalas), Maka itu (menjadi) penebus dosa
baginya. (QS. Al-Maidah: 45) Ini bimbingan untuk memberi maaf.

"Sesungguhnya Allah itu benar-benar Maha Pemberi Maaf dan Maha Pengampun." (QS.
Al-Hajj: 60) Ini adalah keadilan. Diperbolehkan bagi yang tertindas untuk membela diri
sesuai dengan ketertidasannya.

"Atau memaafkan kesalahan (orang lain). Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha
Kuasa." (QS. An-Nisa: 149) Ini bimbingan untuk memberi maaf dan berbuat baik.

Bulan Nopember 2006 53


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

60. Demikianlah, dan Barangsiapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang


pernah ia derita kemudian ia dianiaya (lagi), pasti Allah akan menolongnya. (QS. Al-
Hajj: 60) Yang dimaksud adalah keadilan.

Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pema'


af lagi Maha Pengampun. (QS. Al-Hajj:
60) Bimbingan pemberi maaf.

Selamat kepada orang yang memberi maaf dan menempuh jalan orang- orang yang
berbuat baik. selamat bagi orang yang mengambil sikap mulia dalam segala urusan
dengan kesabaran dan memaafkan orang lain.

Selamat untuk orang yang menahan diri ketika marah dan tidak membalas perlakuan
saudaranya dengan kejelekan, bahkan memaafkannya. Semua ini adalah kebaikan![*]

die *Fikih Akhlak*


Musthafa Al-Adawy

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 54


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : abuluthfia abuluthfia@yahoo.co.id


Tgl. Email : 08-11-2006

Menyebarkan Salam
http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=2&id=4099

Bagian perkara yang akan menumbuhkan cinta dan kasih sayang antara sesame adalah
menyebarkan salam (kedamaian) dan mewujudkannya. Karena itulah ada beberapa
hadits Rasulullah SAW yang menganjurkan dan menjelaskan dampak positif dan
keutamaannya: Barra Ibn Azib ra. berkata, "Rasulullah SAW memerintahkan kita akan
tujuh perkara: (1) menjenguk orang sakit, (2) mengiringi jenazah, (3) mendoakan orang
yang bersin), (4) menolong orang yang lemah, (5) membantu orang yang teraniaya, (6)
menyebarkan salam dan (7) melaksanakan sumpah dengan baik." (HR. Bukhari dan
Muslim)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Kalian tidak akan
masuk surga, kecuali dengan beriman. Kalian tidak akan beriman, kecuali dengan saling
mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan kepada sesuatu yang jika kalian lakukan, maka
kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara kalian!" (HR. Muslim)

Dalam riwayat Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dari Anas ra., Rasulullah SAW
bersabda, "Salam adalah termasuk salah satu dari nama Allah yang diletakkan didunia.
Sebarkanlah salam diantara kalian!"

Dari Abdullah Ibn Amr ra., "Seorang pemuda bertanya kepada Rasulullah SAW., `Apa
yang terbaik dalam Islam?'Rasulullah menjawab, `Memberi makan (orang miskin) dan
mengucapkan salam kepada yang engkau kenal atau yang tidak engkau kenal.'" (HR.
Bukhari dan Muslim)

Rasulullah menjelaskan bahwa di antara hak muslim atas saudaranya ialah mengucapkan
salam. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Hak seorang Muslim atas orang
muslim ada enam." Ditanyakan, "Apa saja ya Rasulullah?" Rasulullah SAW bersabda,
"(1) Jika engkau bertemu dengannya, maka ucapkanlah salam. (2) Jika dia
mengundangmu, maka datanglah. (3) Jika dia meminta nasihatmu, berilah nasihat. (4)
Jika dia bersin dan mengucapkan alhamdulillah, doakanlah. (5) Jika dia sakit, jenguklah.
(6) Jika dia meninggal dunia, maka iringilah jenazahnya." (HR. Muslim)

Dari Abu Sa'id al-Khudri ra. Nabi SAW bersabda, "Hindarilah duduk di jalan-jalan!"
Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana jika kita tidak ada tempat didik yang lain
untuk berbincang-bincang?" Lalu Rasulullah SAW bersabda, ""Jika kalian enggan
meninggalkan tempat itu, maka berikan hak jalan itu!" Mereka bertanya, "Wahai
Rasulullah apa hak jalan ini?" Rasulullah SAW menjawab, "Menjaga pandangan, tidak
mengganggu, membalas salam, menyuruh kepada kebaikan dan melarang
kemungkaran." (HR. Bukhari dan Muslim)

Bulan Nopember 2006 55


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Manusia yang paling mulia di hadapan Allah adalah orang yang memulai memberi salam,
sebagaimana sabda Rasulullah SAW. Rasulullah SAW memberi salam kepada anak-anak
kecil, seperti disebutkan dalam ash-shahihain dari Anas ra., Beliau juga memberi salam
kepada para wanita, sebagaimana disebutkan dalam sunan Tirmidzi dan al- Adab al-
Mufrad milik Bukhari dengan sanad hasan dari Asma binti Yazid ra., "Rasulullah SAW
melewatiku, dan aku disamping teman-teman sebayaku, lalu beliau memberi salam
kepada kami."

Begitu juga dalam suatu perkumpulan terdapat muslimin, musyrikin, penyembahan


patung dan Yahudi. Nabi SAW mengucapkan salam kepada perkumpulan seperti itu.
(HR. Bukhari dan Muslim)

Para sahabat Rasulullah, jika sedang berjalan kemudian berhadapan dengan pohon atau
semak belukar yang menyebabkan mereka harus berpisah satu sama lain, mereka
memberi salam ketika bertemu lagi. (Ibnu Sunni dalam bukunya, "Amal al-Yaum wa al-
Lailah)

Yang juga akan menumbuhkan rasa cinta dan kasih adalah berkirim salam kepada orang
lain. Dan ini bukan perkara yang berat. Dari Aisyah ra., Rasulullah SAW berkata,
"Wahai Aisyah, Jibril menyampaikan salam kepadamu." Aisyah ra., berkata, "Untuknya
salam dan rahmat Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra., Nabi SAW berkata, "Sesungguhnya aku berharap, jika umurku
panjang, bisa berjumpa dengan Isa ibn Maryam as. Jika ada diantara kalian yang bertemu
dengannya, maka sampaikanlah salamku kepadanya." (HR. Ahmad)

Jadi, dalam berkirim salam terdapat pahala dan ganjaran yang besar. Yang paling
membuat orang Yahudi menjadi dengki adalah adanya salam dan kata "amin".

Diriwayatkan dari Aisyah ra., dari Nabi SAW., "Yang membuat orang- orang Yahudi
dengki kepada kalian adalah salam dan kata amin." (HR. Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah
dan Bukhari dalam al-Abad al-Mufrad)

Salam merupakan salah satu dari nama-nama Allah dan menyebarkan salam berarti
menyebut Allah, sebagaimana difirmankan oleh Allah, "Laki-laki dan perempuan yang
banyak menyebut (mengingat) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan
dan pahala yang besar." (QS. Al-Ahzab: 35)

Berapa banyak kejahatan yang gagal dengan adanya kalimat, as- salamu'
alaikum! Berapa
banyak kebaikan yang diperoleh dengan kalimat as-salamu' alaikum! Berapa banyak
hubungan persaudaraan terjalin dengan kalimat as-salamu'
alaikum!

Dan sebaliknya, beberapa banyak kesulitan, bencana, kesengsaraan, terputusnya tali


persaudaraan, ketidak peduliaan dan permusuhan, disebabkan meninggalkan ucapan as-
salamu'alaikum!

Bulan Nopember 2006 56


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Sebarkanlah dan perbanyaklah salam. Ucapkanlah salam kepada yang muda, tua, kaya,
miskin, laki-laki, perempuan…, baik yang Anda kenal maupun yang tidak; bahkan
kepada orang yang sudah meninggal sekalipun. Yakin bahwa didalam salam kepada
orang-orang yang sudah meninggal dunia ada kebaikan. Insya Allah.[*]

die *Fikih Akhlak*


Musthafa Al-Adawy

-------------------------------------oOo-------------------------------------

Bulan Nopember 2006 57


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : A Nizami nizaminz@yahoo.com


Tgl. Email : 09-11-2006

ETIKA DI MASJID
http://www.mail-archive.com/mediasalafy@yahoogroups.com/msg00009.html

Berdo`a di saat pergi ke masjid. Berdasarkan hadits Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu beliau
menyebutkan: Adalah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam apabila ia keluar (rumah)
pergi shalat (di masjid) berdo`a :
"Ya Allah, jadikanlah cahaya di dalam hatiku, dan cahaya pada lisanku, dan jadikanlah
cahaya pada pendengaranku dan cahaya pada penglihatanku, dan jadikanlah cahaya dari
belakangku, dan cahaya dari depanku, dan jadikanlah cahaya dari atasku dan cahaya dari
bawahku. Ya Allah, anugerahilah aku cahaya". (Muttafaq' alaih).

Berjalan menuju masjid untuk shalat dengan tenang dan khidmat. Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Sallam telah bersabda: "Apabila shalat telah diiqamatkan, maka janganlah
kamu datang menujunya dengan berlari, tetapi datanglah kepadanya dengan berjalan dan
memperhatikan ketenangan. Maka apa (bagian shalat) yang kamu dapati ikutilah dan
yang tertinggal sempurnakanlah. (Muttafaq'
alaih).

Berdo`a disaat masuk dan keluar masjid. Disunatkan bagi orang yang masuk masjid
mendahulukan kaki kanan, kemudian bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa
Sallam lalu mengucapkan: "(Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu)"

Dan bila keluar mendahulukan kaki kiri, lalu bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi
wa Sallam kemudian membaca do`a: "(Ya Allah, sesungguhnya aku memohon bagian
dari karunia-Mu)". (HR. Muslim).

Disunnatkan melakukan shalat sunnah tahiyatul masjid bila telah masuk masjid.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang di antara kamu
masuk masjid hendaklah shalat dua raka`at sebelum duduk". (Muttafaq alaih).

Dilarang berjual-beli dan mengumumkan barang hilang di dalam masjid. Rasulullah


Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila kamu melihat orang yang menjual atau
membeli sesuatu di dalam masjid, maka doakanlah "Semoga Allah tidak memberi
keuntungan bagimu". Dan apabila kamu melihat orang yang mengumumkan barang
hilang, maka do`akanlah "Semoga Allah tidak mengembalikan barangmu yang hilang".
(HR. At-Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Dilarang masuk ke masjid bagi orang makan bawang putih, bawang merah atau orang
yang badannya berbau tidak sedap. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa yang memakan bawang putih, bawang merah atau bawang daun, maka
jangan sekali-kali mendekat ke masjid kami ini, karena malaikat merasa terganggu dari
apa yang dengan-nya manusia terganggu". (HR. Muslim). Dan termasuk juga rokok dan
bau lain yang tidak sedap yang keluar dari badan atau pakaian.

Bulan Nopember 2006 58


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Dilarang keluar dari masjid sesudah adzan. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam
bersabda: "Apabila tukang adzan telah adzan, maka jangan ada seorangpun yang keluar
sebelum shalat". (HR. Al-Baihaqi dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Tidak lewat di depan orang yang sedang shalat, dan disunnatkan bagi orang yang sholat
menaroh batas di depannya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Kalau
sekiranya orang yang lewat di depan orang yang sedang sholat itu mengetahui dosa
perbuatannya, niscaya ia berdiri dari jarak empat puluh itu lebih baik baginya daripada
lewat di depannya". (Muttafaq alaih).

Tidak menjadikan masjid sebagai jalan. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam


bersabda: "Janganlah kamu menjadikan masjid sebagai jalan, kecuali (sebagai tempat)
untuk berzikir dan shalat". (HR. Ath-Thabrani, dinilai hasan oleh Al-Albani).

Tidak menyaringkan suara di dalam masjid dan tidak mengganggu orang-orang yang
sedang shalat. Termasuk perbuatan mengganggu orang shalat adalah membiarkan
Handphone anda dalam keadaan aktif di saat shalat.

Hendaknya wanita tidak memakai farfum atau berhias bila akan pergi ke masjid.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara
kamu (kaum wanita) ingin shalat di masjid, maka janganlah menyentuh farfum". (HR.
Muslim).

Orang yang junub, wanita haid atau nifas tidak boleh masuk masjid. Allah berfirman:
"(Dan jangan pula menghampiri masjid), sedang kamu dalam keadaan junub, kecuali
sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi". (an-Nisa: 43).

Aisyah Radhiallaahu anha meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam


telah bersabda kepadanya: "Ambilkan buat saya kain alas dari masjid". Aisyah
menjawab: Sesungguhnya aku haid? Nabi bersabda: "Sesungguhnya haidmu bukan di
tanganmu". (HR. Muslim).

===
Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'
an dan Hadits?
Kirim email ke: media-dakwah-subscribe@yahoogroups.com
http://www.media-islam.or.id

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 59


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : Djaelani_Djaelani@app.co.id Djaelani_Djaelani@app.co.id


Tgl. Email : 09-11-2006

Ketika Derita Mengabadikan Cinta

Ass'Wr'Wb'

Sekadar forward, kisah ini untuk renungan kita bersama. Teman2 semoga dari hikmah
kisah ini bermanfaat untuk mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warohmah.

Amiin.

Wassalam,

Ketika Derita Mengabadikan Cinta

"Kini tiba saatnya kita semua mendengarkan nasihat pernikahan untuk kedua
mempelai yang akan disampaikan oleh yang terhormat Prof. Dr. Mamduh Hasan
Al-Ganzouri . Beliau adalah Ketua Ikatan Dokter Kairo dan Dikrektur Rumah
Sakit Qashrul Aini, seorang pakar syaraf terkemuka di Timur Tengah, yang
tak lain adalah juga dosen kedua mempelai. Kepada Professor dipersilahkan.”

Suara pembawa acara walimatul urs itu menggema di seluruh ruangan resepsi
pernikahan nan mewah di Hotel Hilton Ramses yang terletak di tepi sungai
Nil, Kairo.

Seluruh hadirin menanti dengan penasaran, apa kiranya yang akan disampaikan pakar
syaraf jebolan London itu. Hati mereka menanti-nanti mungkin akan ada kejutan baru
mengenai hubungan pernikahan dengan kesehatan syaraf dari professor yang murah
senyum dan sering nongol di televisi itu.

Sejurus kemudian, seorang laki-laki separuh baya berambut putih melangkah menuju
podium. Langkahnya tegap. Air muka di wajahnya memancarkan wibawa. Kepalanya
yang sedikit botak, meyakinkan bahwa ia memang seorang ilmuan berbobot. Sorot
matanya yang tajam dan kuat, mengisyaratkan pribadi yang tegas. Begitu sampai di
podium, kamera video dan lampu sorot langsung shoot ke arahnya. Sesaat sebelum
bicara, seperti biasa, ia sentuh gagang kacamatanya, lalu...

Bismillah, alhamdulillah, washalatu was salamu'


ala Rasulillah, amma ba'
du. Sebelumnya
saya mohon ma' af , saya tidak bisa memberi nasihat lazimnya para ulama, para
mubhaligh dan para ustadz. Namun pada kesempatan kali ini perkenankan saya
bercerita...

Cerita yang hendak saya sampaikan kali ini bukan fiktif belaka dan bukan cerita biasa.
Tetapi sebuah pengalaman hidup yang tak ternilai harganya, yang telah saya kecap
dengan segenap jasad dan jiwa saya. Harapan saya, mempelai berdua dan hadirin

Bulan Nopember 2006 60


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

sekalian yang dimuliakan Allah bisa mengambil hikmah dan pelajaran yang
dikandungnya. Ambilah mutiaranya dan buanglah lumpurnya.

Saya berharap kisah nyata saya ini bisa melunakkan hati yang keras, melukiskan nuansa-
nuansa cinta dalam kedamaian, serta menghadirkan kesetiaan pada segenap hati yang
menangkapnya.

Tiga puluh tahun yang lalu ...


Saya adalah seorang pemuda, hidup di tengah keluarga bangsawan menengah ke atas.
Ayah saya seorang perwira tinggi, keturunan "Pasha" yang terhormat di negeri ini. Ibu
saya tak kalah terhormatnya, seorang lady dari keluarga aristokrat terkemuka di Ma'
adi,
ia berpendidikan tinggi, ekonom jebolan Sorbonne yang memegang jabatan penting dan
sangat dihormati kalangan elit politik di negeri ini.

Saya anak sulung, adik saya dua, lelaki dan perempuan. Kami hidup dalam suasana
aristokrat dengan tatanan hidup tersendiri. Perjalanan hidup sepenuhnya diatur dengan
undang-undang dan norma aristokrat. Keluarga besar kami hanya mengenal pergaulan
dengan kalangan aristokrat atau kalangan high class yang sepadan!

Entah kenapa saya merasa tidak puas dengan cara hidup seperti ini. Saya merasa
terkukung dan terbelenggu dengan strata sosial yang didewa-dewakan keluarga. Saya
tidak merasakan benar hidup yang saya cari. Saya lebih merasa hidup justru saat bergaul
dengan teman-teman dari kalangan bawah yang menghadapi hidup dengan penuh
rintangan dan perjuangan. Hal ini ternyata membuat gusar keluarga saya, mereka
menganggap saya ceroboh dan tidak bisa menjaga status sosial keluarga. Pergaulan saya
dengan orang yang selalu basah keringat dalam mencari pengganjal perut dianggap
memalukan keluarga. Namun saya tidak peduli.

Karena ayah memperoleh warisan yan sangat besar dari kakek, dan ibu mampu
mengembangkannya dengan berlipat ganda, maka kami hidup mewah dengan selera
tinggi. Jika musim panas tiba, kami biasa berlibur ke luar negri, ke Paris, Roma, Sydney
atau kota besar dunia lainnya. Jika berlibur di dalam negeri ke Alexandria misalnya,
maka pilihan keluarga kami adalah hotel San Stefano atau hotel mewah di Montaza yang
berdekatan dengan istana Raja Faruq.

Begitu masuk fakultas kedokteran, saya dibelikan mobil mewah. Berkali-kali saya minta
pada ayah untuk menggantikannya dengan mobil biasa saja, agar lebih enak bergaul
dengan teman-teman dan para dosen. Tetapi beliau menolak mentah-mentah.

"Justru dengan mobil mewah itu kamu akan dihormati siapa saja" tegas ayah.

Terpaksa saya pakai mobil itu meskipun dalam hati saya membantah habis-habisan
pendapat materialis ayah. Dan agar lebih nyaman di hati, saya parkir mobil itu agak jauh
dari tempat kuliah.

Bulan Nopember 2006 61


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Ketika itu saya jatuh cinta pada teman kuliah. Seorang gadis yang penuh pesona lahir
batin. Saya tertarik dengan kesederhanaan, kesahajaan, dan kemuliaan ahlaknya. Dari
keteduhan wajahnya saya menangkap dalam relung hatinya tersimpan kesetiaan dan
kelembutan tiada tara. Kecantikan dan kecerdasannya sangat menajubkan. Ia gadis yang
beradab dan berprestasi, sama seperti saya.

Gayung pun bersambut. Dia ternyata juga mencintai saya. Saya merasa telah
menemukan pasangan hidup yang tepat. Kami berjanji untuk menempatkan cinta
ini dalam ikatan suci yang diridhai Allah, yaitu ikatan pernikahan. Akhirnya kami berdua
lulus dengan nilai tertinggi di fakultas. Maka datanglah saat untuk mewujudkan impian
kami berdua menjadi kenyataan. Kami ingin memadu cinta penuh bahagia di jalan yang
lurus.

Saya buka keinginan saya untuk melamar dan menikahi gadis pujaan hati pada keluarga.
Saya ajak dia berkunjung ke rumah. Ayah, ibu, dan saudara-saudara saya semuanya
takjub dengan kecantikan, kelembutan, dan kecerdasannya. Ibu saya memuji cita rasanya
dalam memilih warna pakaian serta tutur bahasanya yang halus. Usai kunjungan itu, ayah
bertanya tentang pekerjaan ayahnya. Begitu saya beritahu, serta merta meledaklah badai
kemarahan ayah dan membanting gelas yang ada di dekatnya. Bahkan beliau
mengultimatum: Pernikahan ini tidak boleh terjadi selamanya!

Beliau menegaskan bahwa selama beliau masih hidup rencana pernikahan dengan gadis
berakhlak mulia itu tidak boleh terjadi. Pembuluh otak saya nyaris pecah pada saat itu
menahan remuk redam kepedihan batin yang tak terkira.

Hadirin semua, apakah anda tahu sebabnya? Kenapa ayah saya berlaku sedemikian
sadis? Sebabnya, karena ayah calon istri saya itu tukang cukur....tukang cukur, ya...
sekali lagi tukang cukur! Saya katakan dengan bangga. Karena, meski hanya tukang
cukur, dia seorang lelaki sejati. Seorang pekerja keras yang telah menunaikan
kewajibannya dengan baik kepada keluarganya. Dia telah mengukir satu prestasi yang
tak banyak dilakukan para bangsawan "Pasha". Lewat tangannya ia lahirkan tiga dokter,
seorang insinyur dan seorang letnan, meskipun dia sama sekali tidak mengecap bangku
pendidikan.

Ibu, saudara dan semua keluarga berpihak kepada ayah. Saya berdiri sendiri, tidak ada
yang membela. Pada saat yang sama adik saya membawa pacarnya yang telah hamil 2
bulan ke rumah. Minta direstui. Ayah ibu langsung merestui dan menyiapkan biaya pesta
pernikahannya sebesar 500 ribu ponds. Saya protes kepada mereka, kenapa ada
perlakuan tidak adil seperti ini? Kenapa saya yang ingin bercinta di jalan yang lurus
tidak direstui, sedangkan adik saya yang jelas-jelas telah berzina, bergonta-ganti pacar
dan akhirnya menghamili pacarnya yang entah yang ke berapa di luar akad nikah malah
direstui dan diberi fasilitas maha besar? Dengan enteng ayah menjawab. "Karena kamu
memilih pasangan hidup dari strata yang salah dan akan menurunkan martabat keluarga,
sedangkan pacar adik kamu yang hamil itu anak menteri, dia akan menaikkan martabat
keluarga besar Al Ganzouri." Hadirin semua, semakin perih luka dalam hati saya. Kalau
dia bukan ayah saya, tentu sudah saya maki habis-habisan. Mungkin itulah tanda kiamat

Bulan Nopember 2006 62


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

sudah dekat, yang ingin hidup bersih dengan menikah dihalangi, namun yang jelas
berzina justru difasilitasi.

Dengan menyebut asma Allah, saya putuskan untuk membela cinta dan hidup saya. Saya
ingin buktikan pada siapa saja, bahwa cara dan pasangan bercinta pilihan saya adalah
benar. Saya tidak ingin apa-apa selain menikah dan hidup baik-baik sesuai dengan
tuntunan suci yang saya yakini kebenarannya. Itu saja.

Saya bawa kaki ini melangkah ke rumah kasih dan saya temui ayahnya. Dengan penuh
kejujuran saya jelaskan apa yang sebenarnya terjadi, dengan harapan beliau berlaku bijak
merestui rencana saya. Namun, la haula wala quwwata illa billah, saya dikejutkan oleh
sikap beliau setelah mengetahui penolakan keluarga saya. Beliaupun menolak mentah-
mentah untuk mengawinkan putrinya dengan saya. Ternyata beliau menjawabnya
dengan reaksi lebih keras, beliau tidak menganggapnya sebagai anak jika tetap nekad
menikah dengan saya.

Kami berdua bingung, jiwa kami tersiksa. Keluarga saya menolak pernikahan ini terjadi
karena alasan status sosial , sedangkan keluarga dia menolak karena alasan membela
kehormatan.

Berhari-hari saya dan dia hidup berlinang air mata, beratap dan bertanya kenapa orang-
orang itu tidak memiliki kesejukan cinta? Setelah berpikir panjang, akhirnya saya
putuskan untuk mengakhiri penderitaan ini. Suatu hari saya ajak gadis yang saya cintai
itu ke kantor ma' dzun syari (petugas pencatat nikah) disertai 3 orang sahabat karibku.
Kami berikan identitas kami dan kami minta ma' dzun untuk melaksanakan akad nikah
kami secara syari'ah mengikuti mahzab imam Hanafi. Ketika Ma' dzun menuntun saya,
"Mamduh, ucapkanlah kalimat ini: Saya terima nikah kamu sesuai dengan sunatullah wa
rasulih dan dengan mahar yang kita sepakati bersama serta dengan memakai mahzab
Imam Abu Hanifah."

Seketika itu bercucuranlah air mata saya, air mata dia dan air mata 3 sahabat saya yang
tahu persis detail perjalanan menuju akad nikah itu. Kami keluar dari kantor itu resmi
menjadi suami-isteri yang sah di mata Allah SWT dan manusia. Saya bisikkan ke istri
saya agar menyiapkan kesabaran lebih, sebab rasanya penderitaan ini belum berakhir.
Seperti yang saya duga, penderitaan itu belum berakhir, akad nikah kami membuat
murka keluarga. Prahara kehidupan menanti di depan mata. Begitu mencium pernikahan
kami, saya diusir oleh ayah dari rumah. Mobil dan segala fasilitas yang ada disita. Saya
pergi dari rumah tanpa membawa apa-apa. Kecuali tas kumal berisi beberapa potong
pakaian dan uang sebanyak 4 pound saja! Itulah sisa uang yang saya miliki sehabis
membayar ongkos akad nikah di kantor ma' dzun. Begitu pula dengan istriku, ia pun
diusir oleh keluarganya. Lebih tragis lagi ia hanya membawa tas kecil berisi pakaian dan
uang sebanyak 2 pound, tak lebih! Total kami hanya pegang uang 6 pound atau 2 dolar!!!

Ah, apa yang bisa kami lakukan dengan uang 6 pound? Kami berdua bertemu di jalan
layaknya gelandangan. Saat itu adalah bulan Februari, tepat pada puncak musim dingin.
Kami menggigil, rasa cemas, takut, sedih dan sengsara campur aduk menjadi satu.

Bulan Nopember 2006 63


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Hanya saja saat mata kami yang berkaca-kaca bertatapan penuh cinta dan jiwa menyatu
dalam dekapan kasih sayang , rasa berdaya dan hidup menjalari sukma kami. "Habibi,
maafkan kanda yang membawamu ke jurang kesengsaraan seperti ini. Maafkan Kanda!"
"Tidak... Kanda tidak salah, langkah yang kanda tempuh benar. Kita telah berpikir benar
dan bercinta dengan benar. Merekalah yang tidak bisa menghargai kebenaran. Mereka
masih diselimuti cara berpikir anak kecil. Suatu ketika mereka akan tahu bahwa kita
benar dan tindakan mereka salah. Saya tidak menyesal dengan langkah yang kita tempuh
ini. Percayalah, insya Allah, saya akan setia mendampingi kanda, selama kanda tetap
setia membawa dinda ke jalan yang lurus. Kita akan buktikan kepada mereka bahwa kita
bisa hidup dan jaya dengan keyakinan cinta kita. Suatu ketika saat kita gapai kejayaan itu
kita ulurkan tangan kita dan kita berikan senyum kita pada mereka dan mereka akan
menangis haru. Air mata mereka akan mengalir deras seperti derasnya air mata derita kita
saat ini," jawab isteri saya dengan terisak dalam pelukan.

Kata-katanya memberikan sugesti luar biasa pada diri saya. Lahirlah rasa optimisme
untuk hidup. Rasa takut dan cemas itu sirna seketika. Apalagi teringat bahwa satu bulan
lagi kami akan diangkat menjadi dokter. Dan sebagai lulusan terbaik masing-masing dari
kami akan menerima penghargaan dan uang sebanyak 40 pound. Malam semakin
melarut dan hawa dingin semakin menggigit. Kami duduk di emperan toko berdua
sebagai gembel yang tidak punya apa-apa. Dalam kebekuan, otak kami terus berputar
mencari jalan keluar. Tidak mungkin kami tidur di emperan toko itu. Jalan keluar pun
datang juga. Dengan sisa uang 6 pound itu kami masih bisa meminjam sebuah toko
selama 24 jam.

Saya berhasil menghubungi seorang teman yang memberi pinjaman sebanyak 50 pound.
Ia bahkan mengantarkan kami mencarikan losmen ala kadarnya yang murah.

Saat kami berteduh dalam kamar sederhana, segera kami disadarkan kembali bahwa
kami berada di lembah kehidupan yang susah, kami harus mengarunginya berdua dan
tidak ada yang menolong kecuali cinta, kasih sayang dan perjuangan keras kami berdua
serta rahmat Allah SWT.

Kami hidup dalam losmen itu beberapa hari, sampai teman kami berhasil menemukan
rumah kontrakan sederhana di daerah kumuh Syubra Khaimah. Bagi kaum aristokrat,
rumah kontrakan kami mungkin dipandang sepantasnya adalah untuk kandang binatang
kesayangan mereka. Bahkan rumah binatang kesayangan mereka mungkin lebih bagus
dari rumah kontrakan kami.

Namun bagi kami adalah hadiah dari langit. Apapun bentuk rumah itu, jika seorang
gelandangan tanpa rumah menemukan tempat berteduh ia bagai mendapat hadiah agung
dari langit. Kebetulan yang punya rumah sedang membutuhkan uang, sehingga dia
menerima akad sewa tanpa uang jaminan dan uang administrasi lainnya. Jadi sewanya
tak lebih dari 25 pound saja untuk 3 bulan.

Betapa bahagianya kami saat itu, segera kami pindah kesana. Lalu kami pergi membeli
perkakas rumah untuk pertama kalinya. Tak lebih dari sebuah kasur kasar dari kapas, dua

Bulan Nopember 2006 64


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

bantal, satu meja kayu kecil, dua kursi dan satu kompor gas sederhana sekali, kipas dan
dua cangkir dari tanah, itu saja... tak lebih.

Dalam hidup bersahaja dan belum dikatakan layak itu, kami merasa tetap bahagia,
karena kami selalu bersama. Adakah di dunia ini kebahagiaan melebihi pertemuan dua
orang yang diikat kuatnya cinta? Hidup bahagia adalah hidup dengan gairah cinta. Dan
kenapakah orang-orang di dunia merindukan surga di akhirat? Karena di surga Allah
menjanjikan cinta. Ah, saya jadi teringat perkataan Ibnu Qayyim, bahwa nikmatnya
persetubuhan cinta yang dirasa sepasang suami-isteri di dunia adalah untuk memberikan
gambaran setetes nikmat yang disediakan oleh Allah di surga. Jika percintaan suami-
isteri itu nikmat, maka surga jauh lebih nikmat dari semua itu. Nikmat cinta di surga
tidak bisa dibayangkan. Yang paling nikmat adalah cinta yang diberikan oleh Allah
kepada penghuni surga , saat Allah memperlihatkan wajah-Nya. Dan tidak semua
penghuni surga berhak menikmati indahnya wajah Allah SWT.

Untuk nikmat cinta itu, Allah menurunkan petunjuknya yaitu Al-Qur'


an dan Sunnah
Rasul. Yang konsisten mengikuti petunjuk Allah-lah yang berhak memperoleh segala
cinta di surga. Melalui penghayatan cinta ini, kami menemukan jalan-jalan lurus
mendekatkan diri kepada-Nya.

Istri saya jadi rajin membaca Al-Qur' an, lalu memakai jilbab, dan tiada putus shalat
malam. Di awal malam ia menjelma menjadi Rabi' ah Adawiyah yang larut dalam
samudra munajat kepada Tuhan. Pada waktu siang ia adalah dokter yang penuh
pengabdian dan belas kasihan. Ia memang wanita yang berkarakter dan berkepribadian
kuat, ia bertekad untuk hidup berdua tanpa bantuan siapapun, kecuali Allah SWT. Dia
juga seorang wanita yang pandai mengatur keuangan. Uang sewa sebanyak 25 poud
yang tersisa setelah membayar sewa rumah cukup untuk makan dan transportasi selama
sebulan.

Tetanggga-tetangga kami yang sederhana sangat mencintai kami, dan kamipun mencintai
mereka. Mereka merasa kasihan melihat kemelaratan dan derita hidup kami, padahal
kami berdua adalah dokter. Sampai-sampai ada yang bilang tanpa disengaja,"Ah, kami
kira para dokter itu pasti kaya semua, ternyata ada juga yang melarat sengsara seperti
Mamduh dan isterinya." Akrabnya pergaulan kami dengan para tetangga banyak
mengurangi nestapa kami. Beberapa kali tetangga kami menawarkan bantuan-bantuan
kecil layaknya saudara sendiri. Ada yang menawarkan kepada isteri agar menitipkan
saja cuciannya pada mesin cuci mereka karena kami memang dokter yang sibuk. Ada
yang membelikan kebutuhan dokter. Ada yang membantu membersihkan rumah. Saya
sangat terkesan dengan pertolongan-pertolongan mereka.

Kehangatan tetangga itu seolah-olah pengganti kasarnya perlakuan yang kami terima
dari keluarga kami sendiri. Keluarga kami bahkan tidak terpanggil sama sekali untuk
mencari dan mengunjungi kami. Yang lebih menyakitkan mereka tidak membiarkan
kami hidup tenang.

Bulan Nopember 2006 65


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Suatu malam, ketika kami sedang tidur pulas, tiba-tiba rumah kami digedor dan didobrak
oleh 4 bajingan kiriman ayah saya. Mereka merusak segala perkakas yang ada. Meja
kayu satu-satunya, mereka patah-patahkan, begitu juga dengan kursi. Kasur tempat kami
tidur satu-satunya mereka robek-robek. Mereka mengancam dan memaki kami dengan
kata-kata kasar. Lalu mereka keluar dengan ancaman, "Kalian tak akan hidup tenang,
karena berani menentang Tuan Pasha."

Yang mereka maksudkan dengan Tuan "Pasha" adalah ayah saya yang kala itu
pangkatnya naik menjadi jendral. Ke-empat bajingan itu pergi. Kami berdua berpelukan,
menangis bareng berbagi nestapa dan membangun kekuatan. Lalu kami tata kembali
rumah yang hancur. Kami kumpulkan lagi kapas-kapas yang berserakan, kami masukan
lagi ke dalam kasur dan kami jahit kasur yang sobek-sobek tak karuan itu. Kami tata lagi
buku-buku yang berantakan. Meja dan kursi yang rusak itu berusaha kami perbaiki. Lalu
kami tertidur kecapaian dengan tangan erat bergenggaman, seolah eratnya genggaman
inilah sumber rasa aman dan kebahagiaan yang meringankan intimidasi hidup ini.

Benar, firasat saya mengatakan ayah tidak akan membiarkan kami hidup tenang. Saya
mendapat kabar dari seorang teman bahwa ayah telah merancang skenario keji untuk
memenjarakan isteri saya dengan tuduhan wanita tuna susila. Semua orang juga tahu
kuatnya intelijen militer di negeri ini. Mereka berhak melaksanakan apa saja dan undang-
undang berada di telapak kaki mereka. Saya hanya bisa pasrah total kepada Allah
mendengar hal itu.

Dan Masya Allah! Ayah telah merancang skenario itu dan tidak mengurungkan niat
jahatnya itu, kecuali setelah seorang teman karibku berhasil memperdaya beliau dengan
bersumpah akan berhasil membujuk saya agar menceraikan isteri saya. Dan meminta
ayah untuk bersabar dan tidak menjalankan skenario itu , sebab kalau itu terjadi pasti
pemberontakan saya akan menjadi lebih keras dan bisa berbuat lebih nekad. Tugas
temanku itu adalah mengunjungi ayahku setiap pekan sambil meminta beliau sabar,
sampai berhasil meyakinkan saya untuk mencerai isteriku. Inilah skenario temanku itu
untuk terus mengulur waktu, sampai ayah turun marahnya dan melupakan rencana
kejamnya. Sementara saya bisa mempersiapkan segala sesuatu lebih matang.

Beberapa bulan setelah itu datanglah saat wajib militer. Selama satu tahun penuh saya
menjalani wajib militer. Inilah masa yang saya takutkan, tidak ada pemasukan sama
sekali yang saya terima kecuali 6 pound setiap bulan. Dan saya mesti berpisah dengan
belahan jiwa yang sangat saya cintai. Nyaris selama 1 tahun saya tidak bisa tidur karena
memikirkan keselamatan isteri tercinta.

Tetapi Allah tidak melupakan kami, Dialah yang menjaga keselamatan hamba-hamba-
Nya yang beriman. Isteri saya hidup selamat bahkan dia mendapatkan kesempatan
magang di sebuah klinik kesehatan dekat rumah kami. Jadi selama satu tahun ini, dia
hidup berkecukupan dengan rahmat Allah SWT.

Selesai wajib militer, saya langsung menumpahkan segenap rasa rindu kepada kekasih
hati. Saat itu adalah musim semi. Musim cinta dan keindahan. Malam itu saya tatap

Bulan Nopember 2006 66


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

matanya yang indah, wajahnya yang putih bersih. Ia tersenyum manis. Saya reguk segala
cintanya. Saya teringat puisi seorang penyair Palestina yang memimpikan hidup bahagia
dengan pendamping setia & lepas dari belenggu derita: Sambil menatap kaki langit
Kukatakan kepadanya Di sana... di atas lautan pasir kita akan berbaring Dan tidur
nyenyak sampai subuh tiba Bukan karna ketiadaan kata-kata Tapi karena kupu-kupu
kelelahan Akan tidur di atas bibir kita Besok, oh cintaku... besok Kita akan bangun pagi
sekali Dengan para pelaut dan perahu layar mereka Dan akan terbang bersama angin
Seperti burung-burung

Yah... saya pun memimpikan demikian. Ingin rasanya istirahat dari nestapa dan derita.
Saya utarakan mimpi itu kepada istri tercinta. Namun dia ternyata punya pandangan lain.
Dia malah bersih keras untuk masuk program Magister bersama!

"Gila... ide gila!!!" pikirku saat itu. Bagaimana tidak...ini adalah saat paling tepat untuk
pergi meninggalkan Mesir dan mencari pekerjaan sebagai dokter di negara Teluk, demi
menjauhi permusuhan keluarga yang tidak berperasaan. Tetapi istri saya tetap
bersikukuh untuk meraih gelar Magister dan menjawab logika yang saya tolak:
"Kita berdua paling berprestasi dalam angkatan kita dan mendapat tawaran dari Fakultas
sehingga akan mendapatkan keringanan biaya, kita harus sabar sebentar menahan derita
untuk meraih keabadian cinta dalam kebahagiaan. Kita sudah kepalang basah menderita,
kenapa tidak sekalian kita rengguk sum-sum penderitaan ini. Kita sempurnakan prestasi
akademis kita, dan kita wujudkan mimpi indah kita."

Ia begitu tegas. Matanya yang indah tidak membiaskan keraguan atau ketakutan sama
sekali. Berhadapan dengan tekad baja istriku, hatiku pun luluh. Kupenuhi ajakannya
dengan perasaan takjub akan kesabaran dan kekuatan jiwanya.

Jadilah kami berdua masuk Program Magister. Dan mulailah kami memasuki hidup baru
yang lebih menderita. Pemasukan pas-pasan, sementara kebutuhan kuliah luar biasa
banyaknya, dana untuk praktek, buku, dll. Nyaris kami hidup laksana kaum Sufi, makan
hanya dengan roti dan air. Hari-hari yang kami lalui lebih berat dari hari-hari awal
pernikahan kami. Malam hari kami lalui bersama dengan perut kosong, teman setia kami
adalah air keran.

Masih terekam dalam memori saya, bagaimana kami belajar bersama dalam suatu malam
sampai didera rasa lapar yang tak terperikan, kami obati dengan air. Yang terjadi malah
kami muntah-muntah. Terpaksa uang untuk beli buku kami ambil untuk pengganjal
perut.

Siang hari, jangan tanya... kami terpaksa puasa. Dari keterpaksaan itu, terjelmalah
kebiasaan dan keikhlasan.

Meski demikian melaratnya, kami merasa bahagia. Kami tidak pernah menyesal atau
mengeluh sedikitpun. Tidak pernah saya melihat istri saya mengeluh, menagis dan sedih
ataupun marah karena suatu sebab. Kalaupun dia menangis, itu bukan karena menyesali
nasibnya, tetapi dia malah lebih kasihan kepada saya. Dia kasihan melihat keadaan saya

Bulan Nopember 2006 67


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

yang asalnya terbiasa hidup mewah, tiba-tiba harus hidup sengsara layaknya
gelandangan.

Sebaliknya, sayapun merasa kasihan melihat keadaannya, dia yang asalnya hidup
nyaman dengan keluarganya, harus hidup menderita di rumah kontrakan yang kumuh
dan makan ala kadarnya.

Timbal balik perasaan ini ternya menciptakan suasana mawaddah yang luar biasa
kuatnya dalam diri kami. Saya tidak bisa lagi melukiskan rasa sayang, hormat, dan cinta
yang mendalam padanya.

Setiap kali saya angkat kepala dari buku, yang tampak di depan saya adalah wajah istri
saya yang lagi serius belajar. Kutatap wajahnya dalam-dalam. Saya kagum pada bidadari
saya ini. Merasa diperhatikan, dia akan mengangkat pandangannya dari buku dan
menatap saya penuh cinta dengan senyumnya yang khas. Jika sudah demikian,
penderitaan terlupakan semua. Rasanya kamilah orang yang paling berbahagia di dunia
ini.

"Allah menyertai orang-orang yang sabar, sayang..." bisiknya mesra sambil tersenyum.
Lalu kami teruskan belajar dengan semangat membara.
Allah Maha Penyayang, usaha kami tidak sia-sia. Kami berdua meraih gelar Magister
dengan waktu tercepat di Mesir. Hanya 2 tahun saja! Namun, kami belum keluar dari
derita. Setelah meraih gelar Magister pun kami masih hidup susah, tidur di atas kasur
tipis dan tidak ada istilah makan enak dalam hidup kami.

Sampai akhirnya rahmat Allah datang juga. Setelah usaha keras, kami berhasil meneken
kontrak kerja di sebuah rumah sakit di Kuwait. Dan untuk pertama kalinya, setelah 5
tahun berselimut derita dan duka, kami mengenal hidup layak dan tenang. Kami hidup di
rumah yang mewah, merasakan kembali tidur di kasur empuk dan kembali mengenal
masakan lezat.

Dua tahun setelah itu, kami dapat membeli villa berlantai dua di Heliopolis, Kairo.
Sebenarnya, saya rindu untuk kembali ke Mesir setelah memiliki rumah yang layak.
Tetapi istriku memang ' edan'. Ia kembali mengeluarkan ide gila, yaitu ide untuk
melanjutkan program Doktor Spesialis di London, juga dengan logika yang sulit saya
tolak:"Kita dokter yang berprestasi. Hari-hari penuh derita telah kita lalui, dan kita kini
memiliki uang yang cukup untuk mengambil gelar Doktor di London. Setelah bertahun-
tahun hidup di lorong kumuh, tak ada salahnya kita raih sekalian jenjang akademis
tertinggi sambil merasakan hidup di negara maju. Apalagi pihak rumah sakit telah
menyediakan dana tambahan."

Kucium kening istriku, dan bismillah... kami berangkat ke London. Singkatnya, dengan
rahmat Allah, kami berdua berhasil menggondol gelar Doktor dari London. Saya
spesialis syaraf dan istri saya spesialis jantung.

Bulan Nopember 2006 68


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Setelah memperoleh gelar doktor spesialis, kami meneken kontrak kerja baru di Kuwait
dengan gaji luar biasa besarnya. Bahkan saya diangkat sebagai direktur rumah sakit, dan
istri saya sebagai wakilnya! Kami juga mengajar di Universitas.

Kami pun dikaruniai seorang putri yang cantik dan cerdas. Saya namai dia dengan nama
istri terkasih, belahan jiwa yang menemaniku dalam suka dan duka, yang tiada henti
mengilhamkan kebajikan.

Lima tahun setelah itu, kami pindah kembali ke Kairo setelah sebelumnya menunaikan
ibadah haji di Tanah Haram. Kami kembali laksana raja dan permaisurinya yang pulang
dari lawatan keliling dunia. Kini kami hidup bahagia, penuh cinta dan kedamaian setelah
lebih dari 9 tahun hidup menderita, melarat dan sengsara.

Mengenang masa lalu, maka bertambahlah rasa syukur kami kepada Allah swt dan
bertambahlan rasa cinta kami.

Ini kisah nyata yang saya sampaikan sebagai nasehat hidup. Jika hadirin sekalian ingin
tahu istri saleha yang saya cintai dan mencurahkan cintanya dengan tulus, tanpa pernah
surut sejak pertemuan pertama sampai saat ini, di kala suka dan duka, maka lihatlah
wanita berjilbab biru yang menunduk di barisan depan kaum ibu, tepat di sebelah kiri
artis berjilbab Huda Sulthan. Dialah istri saya tercinta yang mengajarkan bahwa
penderitaan bisa mengekalkan cinta. Dialah Prof Dr Shiddiqa binti Abdul Aziz..."

Tepuk tangan bergemuruh mengiringi gerak kamera video menyorot sosok perempuan
separoh baya yang tampak anggun dengan jilbab biru. Perempuan itu tengah mengusap
kucuran air matanya. Kamera juga merekam mata Huda Sulthan yang berkaca-kaca,
lelehan air mata haru kedua mempelai, dan segenap hadirin yang menghayati cerita ini
dengan seksama.

-------------------------------------oOo-------------------------------------

Bulan Nopember 2006 69


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : Dermawan Soesilo pakde_007@yahoo.com.sg


Tgl. Email : 09-11-2006

TU(H)AN ITU TETAP ADA


Sumber : www.suaramerdeka.com

a.. Oleh M Rikza Chamami

HASIL penelitian Harris Poll menyimpulkan 42 % penduduk dewasa Amerika tidak


percaya sepenuhnya keberadaan Tuhan (Suara Merdeka, 02/11/06). Namun mayoritas
umat beragama (Protestan, Katholik & Yahudi) negeri Paman Sam ' 'sangat meyakini''
Tuhan ada dan mempunyai kekuasaan. Menarik sekali untuk dicermati seputar eksistensi
Tuhan yang tidak bisa dibuktikan secara fisik - namun diyakini oleh pemeluk agama
negara adikuasa.

Perbincangan menyoal pembuktian keberadaan Tuhan sudah lama diperdebatkan.


William Janes menulis The Varieties of Religious Experience, Richard Swinburne
menulis The Existence of God, Michael Martin menulis Atheism, Morality and Meaning,
dan lain-lain. Namun simpulan akhir tetap berujung pada dua persepsi; ada dan tidak ada.

Adanya Tuhan diyakini karena tanda-tanda alam, adanya kekuatan super power di luar
akal manusia dan atas petunjuk kitab suci. Tuhan dianggap sebagai zat yang mengatur
semua gerak alam dan dijadikan persembahan. Adanya persembahan untuk Tuhan oleh
manusia berarti menandakan bahwa Tuhan adalah mahasegala-galanya.

Sementara ketidakadaan Tuhan dirasakan akibat secara fisik tidak ditemukan (sampai
sekarang) dan tidak adanya kepercayaan manusia itu sendiri. Ia meyakini dirinya
'
'mandiri'
'dan tidak ada siapa pun yang berhak mengintervensi. Lahirlah keyakinan
bahwa Tuhan tidak ada.

Pengakuan terhadap ada dan tidaknya Tuhan telah melahirkan dua kelompok besar di
dunia. Pertama adalah kelompok beragama yang meyakini Tuhan ada. Kemudian
kelompok ini disebut fideisme. Kedua kelompok atheis yang mendeklarasikan dirinya
'
'berkuasa'
'dan Tuhan tidak ada.

Soal Keimanan
Dasar untuk meyakini bahwa Tuhan ada hanyalah keimanan. Seorang guru besar filsafat
pun kalau berpegang pada iman, ia akan yakin bahwa Tuhan itu ada. Tetapi sebaliknya
kalau iman tidak ada, sangat mustahil percaya pada Tuhan.

Selain iman masih ada dua pendekatan dalam membuktikan keberadaan Tuhan. Pertama,
pengalaman keagamaan. Seorang yang beragama, ia akan menjumpai pengalaman
menarik soal Tuhan. Walaupun subjektif pengalaman keagamaan cukup kuat menjadi alat
bukti keberadaan Tuhan.

Bulan Nopember 2006 70


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Dimana mereka menjumpai figur ' 'tuan'


'yang dituhankan. Tuan yang dimaksud adalah
sesuatu yang metafisik namun memiliki kapasitas yang luar biasa. Ia menyuguhkan
kedamaian sosial, ketenangan berumah tangga, kesejahteraan hidup dan lain sebagainya.
Ketika '
'tuan'
'ditinggalkan ( tidak disembah) ada sesuatu yang hilang dan timbul perasaan
dosa. Ia juga merasakan kekosongan dan kesusahan hidup saat jauh dari ' 'tuan'
'.

Begitulah sebagian pengalaman keagamaan dimana Tuhan adalah '


'
tuan sejati'
'dan ilham
dalam kehidupan. Tuhan dijadikan simbol keagungan. Sementara manusia merasakan
dirinya kecil (tak berdaya).

Ketidakberdayaan itulah yang menjadikannya ' '


penyembah''atas zat yang Maha Agung.
Kedua, argumentasi rasional. Tuhan memang tidak bisa diakal namun bisa dinalar. Secara
argumentatif, rasionalisasi tentang Tuhan selalu mendapat kritik tajam. Karena hakikat
Tuhan memang tidak bisa ditukar dengan akal manusia.

Namun bagi filsuf, Tuhan dapat ditemukan melalui akal. Sebab akal pertama merupakan
hakikat Tuhan itu sendiri. Dalam merasionalisasikan keberadaan Tuhan ini ada tiga
landasan argumentasi yang dipakai; argumentasi kosmologi, argumentasi ontologi dan
argumentasi teleologi.

Argumen kosmologi menyatakan bahwa sesuatu yang ada di dunia selalu ada sebabnya.
Penyebab alam raya adalah Tuhan. Hukum alam yang bersifat sebab-akibat itulah yang
sangat kuat untuk menentukan Tuhan. Bahkan Tuhan menjadi penguasa tunggal dalam
mewujudkan jagad raya.

Pandangan ontologi berawal pada Tuhan adalah zat yang sempurna. Salah satu sifat
kesempurnaannya adalah ada, maka Tuhan itu ada. Sedangkan argumentasi teleologi
berangkat dari sistem keteraturan. Keteraturan di dunia ini adalah adanya zat yang
mengatur. Yang mengatur itulah hanya Tuhan (Lutfi Syaukani; 2005).

Proses penalaran Tuhan lewat akal manusia memang sangat terbatas. Karena kemampuan
akal dibatasi oleh minimnya pengetahuan. Sementara proporsi pengetahuan yang
diberikan Tuhan pada manusia sangat sedikit; wama utimum min al-ilmi illa qalila.

Untuk mendukung kondisi yang demikian, perlu sekali dorongan sikap memperteguh
keimanan. Iman dan Tuhan sama-sama terkait dengan sesuatu yang nonfisik (gaib) dan
tidak bisa dilihat kasat mata. Ketidaknampakan inilah yang disebut sebagai '
'
kekuasaan'
'
.
Sementara sesuatu yang dapat dilihat kasat mata dan terjangkau akal berarti dapat
dikuasai.

Jika Tuhan dapat dilihat berarti Tuhan dapat dikuasai oleh manusia. Padahal Tuhan itu
menguasai, bukan dikuasai. Oleh sebab itu Tuhan merupakan zat yang Agung dan Besar
sehingga tidak dapat dilihat. Jika Tuhan bisa dilihat, tentu Dia bukan Tuhan.

Dalam catatan agama Islam, peristiwa untuk menyaksikan wujud Tuhan sudah pernah
dialami oleh Musa. Saat itu Musa meminta Tuhan (Allah) menunjukkan ' 'fisiknya'
'
,

Bulan Nopember 2006 71


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

namun Musa tak kuasa melihatnya. Hal ini terlukis dalam Alquran: Dan tatkala Musa
datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan
telah berfirman (langsung) kepadanya, maka berkatalah Musa: Ya Tuhanku,
nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.

Tuhan berfirman: Kamu sekali-kali tidak sanggup melihatKu, tetapi melihatlah ke bukit
itu maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihatKu.
Tatkala Tuhannya nampak bagi gunung itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur
luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar kembali ia berkata: Maha Suci
Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman. (Al-
A' raaf: 143).

Dalam ayat lain juga disinggung: Katakanlah: Dialah Alalh yang Maha Esa. Allah adalah
Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula
diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. (Al-Ikhlash: 1-4).

Rangkaian peristiwa penjelmaan Tuhan yang tidak mampu dilihat oleh manusia ini
adalah pertanda bahwa Tuhan kuasa dan manusia tak berkuasa. Selain itu wujud Tuhan
tidak dapat diindera ketika di dunia. Namun kehidupan akhirat mengenal dialog Tuhan
dengan manusia.

Dalam era serba modern memang semuanya serba mungkin. Termasuk ketidakyakinan
warga AS terhadap keberadaan Tuhan. Penduduk AS yang dikenal sekuler dan rasional
memang tidak memungkinkan untuk mengenal Tuhan. Apalagi semuanya diukur dengan
akal sehat manusia. Sementara Tuhan tidak bisa hanya didekati dengan akal, tetapi harus
melibatkan nurani dengan keimanan.

Tuhan adalah struktur metafisika yang berkekuatan full-power mengatur sirkulasi


manusia. Ia tak mungkin dilihat oleh manusia tapi ia betul adanya. Untuk membuktikan
adanya Tuhan perlu diawali dengan mengikuti ajaran agama dan tahapan selanjutnya
lahir keimanan. Keimanan inilah yang akan mempertemukan manusia dengan Tuhannya.

M. Rikza Chamami, MSi, staf pengajar IAIN Walisongo Semarang.

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 72


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : abuluthfia abuluthfia@yahoo.co.id


Tgl. Email : 14-11-2006

Kiamat Tidak Ada Tanda-Tandanya


Oleh: Aam Amiruddin

Bagaimana memahami hadits yang menjelaskan "tanda-tanda kiamat" dengan ungkapan


Al-Qur' an yang menyatakan bahwa kiamat itu akan terjadi dengan tiba-tiba? Bukankah
kata "tiba-tiba" mengandung makna tidak ada tanda-tanda? Bagaimana menyikapi
keterangan yang terkesan kontradiktif?

----dari Fitri@e-mail----

Apa yang Anda katakan benar. Memang ada sejumlah ayat yang menegaskan bahwa
kiamat itu akan terjadi secara mendadak atau tiba-tiba. Paling tidak ada empat ayat yang
menjelaskannya. Yaitu, "Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah
terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada
sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.
kiamat itu Amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu
tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". mereka bertanya kepadamu
seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan
tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak
Mengetahui". (QS. Al- A' raf: 187)

"Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan Pertemuan mereka dengan


Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata:
"Alangkah besarnya penyesalan Kami, terhadap kelalaian Kami tentang kiamat itu!",
sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, Amat buruklah apa
yang mereka pikul itu." (QS. Al-An'
am: 31)

"Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi mereka, atau
kedatangan kiamat kepada mereka secara mendadak, sedang mereka tidak
menyadarinya?" (QS. Yusuf: 107)

"Mereka tidak menunggu kecuali kedatangan hari kiamat kepada mereka dengan tiba-
tiba sedang mereka tidak menyadarinya." (QS. Az-Zukhruf: 66)

Keempat ayat diatas menjelaskan bahwa kiamat akan terjadi secara mendadak atau tiba-
tiba. Namun, diakui pula bahwa ada sejumlah hadits shahih yang menjelaskan tanda-
tanda kiamat, diantaranya:

Tatkala ditanya oleh Malaikat Jibril tentang tanda-tanda kiamat, Rasulullah SAW
menjawab, "Apabila budak wanita melahirkan tuannya dan apabila engkau lihat orang-
orang yang bertelanjang kaki, berpakaian compang-camping, miskin, dan pengembala
kambing berlomba-lomba dalam kemegahan bangunan." (Mutafaq' alaih)

Bulan Nopember 2006 73


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Maksud apabila budak wanita melahirkan tuannya… adalah banyak anak yang
memperlakukan orang tuanya seperti budak atau pembantu. Banyak anak yang berani
menghardik, membentak, bahkan menganiaya orang tuanya. Na'
udzubillah!

Sedangkan yang dimaksud, …Engkau lihat orang-orang yang bertelanjang kaki,


berpakaian compang-camping, miskin, dan pengembala kambing berlomba-lomba dalam
kemegahan bangunan… adalah banyak manusia yang materialistis. Orang yang
berpenghasilan rendah memiliki nafsu terhadap materi melebihi penghasilannya. Dia
menginginkan bangunan megah.

Kalau kita fokuskan pada konteks zaman sekarang, banyak orang yang berpenghasilan
biasa-biasa saja, tapi gaya hidupnya seperti orang yang berpenghasilan luar biasa. Gaji
Cuma 2 juta sebulan tapi bergaya hidup seperti yang berpenghasilan 10 juta per bulan.

Rasulullah SAW bersabda, "Diantara tanda-tanda kiamat adalah lenyapnya ilmu


pengetahuan (agama), meluaskan kebodohan, banyaknya minum khamr, dan perzinaan
terjadi secara terang-terangan." (HR. Bukhari)

Hadits ini menegaskan bahwa diantara tanda kiamat, apabila manusia sudah tidak merasa
tertarik lagi untuk mempelajari ajaran-ajaran agama. Khamr atau minuman yang
memabukan sudah menjadi minuman kesehariaan, dan perzinaan semakin menjamur,
terbuka, dan terang-terangan.

Rasulullah SAW bersabda, "Tidak akan datang kiamat hingga waktu terasa amat pendek,
satu tahun serasa sebulan, satu bulan serasa seminggu, satu minggu serasa sehari, satu
hari serasa sejam, satu jam hanya selama membakar pelepah kurma." (HR. Ahmad)

Hadits ini menegaskan bahwa diantara tanda kiamat adalah pada saat manusia merasa
sangat bertah didunia, hingga setahun serasa sebulan, sebulan serasa seminggu,
seminggu serasa sehari. Ini menunjukkan bahwa manusia merasa sangat betah hingga
waktu terasa menjadi sangat singkat.

Itulah hadits-hadits sahih yang menjelaskan tanda-tanda kiamat. Pertanyaannya, apakah


hadits-hadits yang menjelaskan tanda-tanda kiamat itu kontradiktif dengan ayat-ayat
yang menjelaskan bahwa kiamat itu akan terjadi secara tiba-tiba?

Ada yang beranggapan bahwa sesuatu yang tiba-tiba berarti tidak ada tanda-tanda.
Padahal logikanya tidaklah demikian. Maksud bahwa kiamat itu mendadak atau tiba-tiba
adalah kiamat itu tidak bisa diketahui secara pasti dan diidentifikasi kapan terjadinya,
bukan berarti tidak ada tanda-tandanya. Jadi sesuangguhnya tidak ada kontradiktif antara
ayat yang menjelaskan bahwa kiamat itu akan terjadi mendadak dengan hadits yang
menjelaskan tanda-tanda kiamat, bahkan justru bisa saling melengkapi. Wallahu A' lam.
[*]
die *Percikan Iman*
No.11 Th.VII November 2006 M/Syawal 1427 H
Dari: http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=2&id=4122

Bulan Nopember 2006 74


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : abuluthfia abuluthfia@yahoo.co.id


Tgl. Email : 14-11-2006

Buah Ranum Dari Keridhaan


by http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=2&id=4137

"Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya." (QS. Al-Bayyinah: 8)
Keridhaan memiliki buah yang melimpah berupa keimanan. Orang yang ridha hatinya
akan terangkat hingga tempat yang paling tinggi, yang kemudian mempengaruhi
keyakinannya yang semakin mendalam dan kuat mengakar. Pengaruhnya kemudian
adalah kejujuran dalam berucap, berbuat dan berperilaku.

Kesempurnaan ubudiyahnya lebih disebabkan kemampuannya menjalankan


konsekuensi-konsekuensi hukum yang sebenarnya berat baginya. Tapi, ketika hanya
hukum-hukum yang ringan saja yang ia jalankan maka itu akan membuat jarak
ubudiyahnya dengan Rabbnya semakin jauh. Dalam konteks bahwa ubudiyah itu berarti
kesabaran, tawakal, keridhaan, rasa rendah diri, rasa membutuhkan, ketaklukan, dan
ketundukkan, maka ubudiyah itu tidak akan sempurna kecuali dengan menjalankan
keharusan yang memang berat untuk dilakukan. Keridhaan terhadap qadha'bukan berarti
ridha terhadap qadha', yang tidak memberatkan, tapi terhadap yang menyakitkan dan
memberatkan. Hamba tidak berhak mengatur qadha'dan qadar Allah, dengan menerima
yang ia mau dan tidak menerima yang tidak ia mau. Karena pada dasarnya manusia itu
tidak diberi hak untuk memilih: hak itu mutlak wewenang Allah karena Dia lebih
mengetahui, lebih bijaksana, lebih agung dan lebih tinggi. Karena Allah mengetahui
alam ghaib, mengetahui segala rahasia, dan mengetahui akibat dari segala hal.

Saling Meridhai
Satu hal yang harus disadari adalah bahwa keridhaan hamba kepada Allah dalam segala
hal akan membuat Rabbnya ridha kepadanya. Ketika hamba ridha dengan rizki yang
sedikit, maka Rabbnya akan ridha kepadanya dengan amal sedikit yang dia
persembahkan. Ketika hamba ridha terhadap semua keadaan yang melingkupinya dan
tetap mempertahankan kualitas keridhaannya itu maka Allah akan cepat meridhainya
ketika dia meminta keridhaan-Nya. Dengan kacamata itu, lihatlah orang-orang yang
ikhlas, walaupun ilmu mereka sedikit tapi Allah meridhai semua usaha mereka karena
memang mereka ridha kepada Allah dan Allah meridhai mereka. Berbeda dengan orang-
orang munafik yang selalu ditolak amalan mereka. Mereka tidak menerima apa yang
telah Allah turunkan dan tidak suka terhadap keridhaan-Nya, maka Allah pun menyia-
nyiakan amalan-amalan mereka.

Faedah dari Keridhaan


Keridhaan akan menciptakan ketenangan, hati yang dingin, ketegaran dalam menghadapi
berbagai permasalahan yang tumpang tindih dan yang muncul deras sekali. Hati yang
ridha akan yakin sepenuhnya kepada janji Allah dan Rasul-Nya. Hati orang seperti ini
seakan dibisikan suara, "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita". dan
benarlah Allah dan Rasul-Nya. dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada
mereka kecuali iman dan ketundukan." (QS. Al-Ahzab: 22)

Bulan Nopember 2006 75


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Sebaliknya, tidak menerima akan membuat hati tidak tenang, ragu dan cemas, tidak
tegar, sakit hati dan bergejolak. Hati menjadi bergejolak dan terganggu, seakan
didalamnya ada suara membisikan.
"Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada Kami melainkan tipu daya". (QS. Al-
Ahzab: 22)

Orang-orang yang memiliki hati seperti ini akan mengakui kebenaran jika datang
kebenaran, dan akan berpaling jika mereka dituntut untuk memenuhi tugas mereka.
Ketika mereka diberi kebaikan maka mereka akan merasa tenang, tapi ketika diuji maka
mereka akan berubah menjadi buruk. Mereka akan merugi di dunia dan akhirat.

"Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata." (QS. Al-Hajj: 11)
Dan, keridhaan akan memberikan ketenangan, sesuatu yang paling berharga. Karena
ketenangan akan membuat hati menjadi tegar, keadaan terkendali dan hati menjadi
jernih. Dan tidak menerima hanya akan menjauhkannya dari ketenangan itu, jauh
dekatnya tergantung pada besar kecilnya ketidakpuasan terhadap keadaan. Ketika
ketenangan itu hilang maka dengan serta merta kegembiraan, rasa aman, dan kedamaian
hidup, juga akan lenyap. Itu berarti bahwa nikmat terbesar yang Allah berikan kepada
hamba-Nya adalah ketenangan di hati. Dan bagaimana itu bisa didapatkan? Tentunya,
dengan keridhaannya kepada Allah bagaimana pun keadaan yang melingkupinya.

Keselamatan Itu Ada Bersama Keridhaan Keridhaan akan membukakan pintu


keselamatan. Keridhaan akan membuat hati menjadi terbebas dan bersih dari tipu daya,
kebusukan dan kedengkian. Karena hanya orang yang berhati bersihlah yang akan
selamat dari adzab Allah, sebab hati yang bersih adalah hati yang jauh dari syubuhat,
dari keraguan dari menyekutukan Allah dan dari jerat-jerat Iblis yang menyesatkan.
Dalam hati seperti ini hanya ada sati: Allah. "….Katakanlah: "Allah-lah (yang
menurunkannya)", kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka),
biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya." (QS. Al-An' am: 91)

Adalah muastahil dalam hati yang bersih itu masih terdapat rasa tidak menerima.
Semakin hamba itu ridhamaka semakin bersih hatinya. Kotoran hati, kebusukan dan tipu
daya adalah kaitan dari sikap tidak menerima. Sedangkan kebersihan, kelurusan dan
kemuliaan hati adalah kaitan keridhaan. Kedengkian adalah buah dari sikap yang tidak
menerima. Dan hati yang bersih dari unsur dengki, adalah buah dari keridhaan.
Diibaratkan , keridhaan adalah pohon yang baik, yang disirami dengan air keikhlasan
dan ditanam di kabut tauhid. Akarnya keimanan, dahan-dahannya adalah amal shaleh,
dan buahnya sangat manis. Disebutkan dalam hadits: "Yang akan mencicipi rasa iman
adalah orang yang ridha kepada Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan
Muhammad sebagai Rasul." Atau, seperti disebutkan dalam hadits yang lain: "Ada tiga
hal yang bila ketiganya itu menyatu dalam dirinya maka dia akan mendapatkan
manisnya iman…"

Buah dari Keimanan adalah Rasa Bersyukur Keridhaan akan membuahkan rasa syukur
yang merupakan level keimanan tertinggi, bahkan merupakan hakikat dari keimanan itu
sendiri. Dalam tahapan iman, rasa syukur itu adalah puncaknya. Orang yang tidak ridha

Bulan Nopember 2006 76


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

terhadap pemberian Allah, keputusan-Nya, penciptaan-Nya, pengaturan-Nya, terhadap


yang diambil dan yang diberikan-Nya, tidak akan bisa bersyukur kepada Allah. Dan itu
artinya, orang yang bersyukur adalah orang yang paling menikmati hidup.[*]
die *La Tahzan*
DR. Aidh al-Qarni
-------------------------------------oOo-------------------------------------

Bulan Nopember 2006 77


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : Ricky Aditya G.I ric_muhammad@yahoo.com


Tgl. Email : 14-11-2006

Pengenalan Tauhid Dan Asma' (Nama) Dan Sifat Allah


Tak kenal maka tak sayang, demikian bunyi pepatah. Banyak orang mengaku mengenal
Allah, tapi mereka tidak cinta kepada Allah. Buktinya, mereka banyak melanggar
perintah dan larangan Allah dan keliru dalam memahami wujud, rububiyah, uluhiyah dan
nama dan sifat Allah. Sebabnya, ternyata mereka tidak mengenal Allah dengan
sebenarnya. Sekilas, membahas persoalan bagaimana mengenal Allah bukan sesuatu
yang asing. Bahkan mungkin ada yang mengatakan untuk apa hal yang demikian itu
dibahas? Bukankah kita semua telah mengetahui dan mengenal pencipta kita? Bukankah
kita telah mengakui itu semua?

Yang dimaksud dalam pembahasan ini yaitu mengenal Allah sesuai dengan tuntunan Al-
Qur’an dan As-Sunnah yang akan membuahkan rasa takut kepada-Nya, tawakal,
berharap, menggantungkan diri, dan ketundukan hanya kepada-Nya. Sehingga kita bisa
mewujudkan segala bentuk ketaatan dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh-Nya.
Yang akan menenteramkan hati ketika orang-orang mengalami gundah-gulana dalam
hidup, mendapatkan rasa aman ketika orang-orang dirundung rasa takut dan akan berani
menghadapi segala macam problema hidup. Faktanya, banyak yang mengaku mengenal
Allah tetapi keliru dalam memahaminya. Lalu apa manfaat kita mengenal Allah kalau
keadaannya demikian? Dan apa artinya kita mengenal Allah sementara kita melanggar
perintah dan larangan-Nya dan menyelisihi syari’atnya?

Maka dari itu mari kita menyimak pembahasan tentang masalah ini, agar kita mengerti
hakikat mengenal Allah dan bisa memetik buahnya dalam wujud amal. Mengenal Allah
ada empat cara yaitu mengenal wujud Allah, mengenal Rububiyah Allah, mengenal
Uluhiyah Allah, dan mengenal Nama-nama dan Sifat-sifat Allah. Keempat cara ini telah
disebutkan Allah di dalam Al Qur’an dan di dalam As Sunnah baik global maupun
terperinci.

Ibnul Qoyyim dalam kitab Al Fawaid hal 29, mengatakan: “Allah mengajak hamba-Nya
untuk mengenal diri-Nya di dalam Al Qur’an dengan dua cara yaitu pertama, melihat
segala perbuatan Allah dan yang kedua, melihat dan merenungi serta menggali tanda-
tanda kebesaran Allah seperti dalam firman-Nya: “Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi dan pergantian siang dan malam terdapat (tanda-tanda kebesaran Allah)
bagi orang-orang yang memiliki akal.” (QS. Ali Imran: 190).

Keharusan Mempelajari Syari’at Allah


Saudaraku, kaum Muslimin yang dimuliakan Allah! Sesungguhnya Allah telah
mewajibkan kepada kita untuk mengetahui dan mempelajari syari’at-Nya dengan benar
sebelum kita berkata dan beramal. Allah Subhanahu wa Ta' ala berfirman: “Maka
ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan
mohonlah ampunan bagi dosamu.” (QS. Muhammad: 19).

Bulan Nopember 2006 78


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Dari ayat ini para ulama menjelaskan bahwa berilmu tentang syari’at Allah itu
didahulukan sebelum berkata dan beramal. Dan juga Rasulullah Shallallahu ' Alaihi Wa
Sallam bersabda: “Menuntut ilmu (syar’i) itu wajib bagi setiap Muslim.” (Lihat Shahihul
Jami’ nomor 3808) Dan ilmu yang paling wajib dan pertama kali harus dipelajari serta
yang paling tinggi dan mulia kedudukannya adalah ilmu tauhid, yaitu mengesakan Allah
dengan sesuatu yang merupakan hak-Nya berupa Rububiyyah-Nya, Uluhiyyah-Nya, dan
Asma wa Shifat-Nya.

Mengenal Wujud Allah.


Yaitu beriman bahwa Allah itu ada. Dan adanya Allah telah diakui oleh fitrah, akal,
panca indera manusia, dan ditetapkan pula oleh syari’at. Ketika seseorang melihat
makhluk ciptaan Allah yang berbeda-beda bentuk, warna, jenis dan sebagainya, akal akan
menyimpulkan adanya semuanya itu tentu ada yang mengadakannya dan tidak mungkin
ada dengan sendirinya. Dan panca indera kita mengakui adanya Allah di mana kita
melihat ada orang yang berdoa, menyeru Allah dan meminta sesuatu, lalu Allah
mengabulkannya. Adapun tentang pengakuan fitrah telah disebutkan oleh Allah di dalam
Al Qur’an: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu menurunkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
‘Bukankah Aku ini Tuhanmu’ Mereka menjawab: ‘(Betul Engkau Tuhan kami) kami
mempersaksikannya (Kami lakukan yang demikian itu) agar kalian pada hari kiamat
tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan-Mu) atau agar kamu tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya orang-
orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu sedangkan kami ini adalah
anak-anak keturunan yang datang setelah mereka.’.” (QS. Al A’raf: 172-173).

Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas bahwa fitrah seseorang mengakui adanya
Allah dan juga menunjukkan, bahwa manusia dengan fitrahnya mengenal Rabbnya.
Adapun bukti syari’at, kita menyakini bahwa syari’at Allah yang dibawa para Rasul yang
mengandung maslahat bagi seluruh makhluk, menunjukkan bahwa syari’at itu datang dari
sisi Dzat yang Maha Bijaksana. (Lihat Syarah Aqidah Al Wasithiyyah Syaikh
Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin hal 41-45).

Mengenal Rububiyah Allah


Tauhid Rububiyyah, yaitu mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta' ala dalam hal
perbuatan-perbuatan-Nya, mengimani bahwa sesungguhnya Dia adalah Sang Pencipta,
Pemberi rizki, Pengatur urusan hamba-Nya, Pengubah urusan-­urusan hamba baik
di dunia maupun di akhirat. Dia adalah Dzat yang tiada sekutu bagi-Nya. Allah
berfirman. Artinya: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu.” (QS. Az Zumar: 62).
“Sesungguhnya Rabb kalian ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa kemudian Dia bersemayam di atas Arsy untuk mengatur segala urusan.” (QS.
Yunus: 3).

Adapun tentang tauhid macam ini maka orang-orang musyrik dan penyembah berhala
mengakuinya. Akan tetapi pengakuan mereka terhadap tauhid ini belum menjadikan
mereka tergolong Muslim sebab mereka masih menyekutukan Allah dalam hal ibadah
(tauhid uluhiyah) dan pemyembahan mereka kepada patung-patung dan berhala-berhala

Bulan Nopember 2006 79


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

serta tidak mengimani kerasulan Muhammad Shallallahu ' Alaihi Wa Sallam di samping
mereka juga menyembah Allah. Bukti bahwasanya musyrikin jaman jahiliyyah
mengimani Rububiyyah Allah adalah firman Allah Subhanahu wa Ta' ala. Artinya: “Dan
sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan
bumi?” Niscaya mereka akan menjawab: “Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa
lagi Maha Mengetahui.” (QS. Az Zukhruf: 9). Juga firman-Nya. Artinya: “Katakanlah:
“Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia
melindungi tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (adzab-Nya) jika kalian
mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “(Kalau
demikian) maka dari jalan manakah kalian ditipu?” (QS. Al ­Mukminun: 88-89).
Dan ayat-ayat lainnya yang sangat banyak yang menjelaskan bahwa musyrikin jaman
jahiliyyah mengimani Rububiyyah-Nya Allah Subhanahu wa Ta' ala. Karena itu, jika ada
pada jaman ini orang yang meyakini bahwa ada sebagian makhluk yang ikut andil
mengatur alam semesta ini seperti keyakinan adanya wali kutub maka orang ini
keadaannya lebih jelek dari musyrikin jaman jahiliyyah. Nas’alullaahas Salaamah.

Mengenal Uluhiyah Allah


Tauhid Ibadah atau Uluhiyyah, yaitu mentauhidkan Allah dalam perbuatan-perbuatan
para hamba. Yakni kita hanya mempersembahkan ibadah kita kepada Allah semata tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Tauhid inilah yang diingkari kaum
musyrikin jaman jahiliyyah sebagaimana disebutkan Allah Subhanahu wa Ta' ala dalam
firman-Nya. Artinya: “Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi
peringatan (Rasul) dari kalangan mereka dan orang-orang kafir berkata: “Ini adalah
seorang ahli sihir yang banyak berdusta. Mengapa ia menjadikan ilah-ilah itu Ilah Yang
Satu saja. Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” (QS.
Shad: 5). Dalam masalah rububiyah Allah sebagian orang kafir jahiliyah tidak
mengingkarinya sedikitpun dan mereka meyakini bahwa yang mampu melakukan
demikian hanyalah Allah semata. Mereka tidak meyakini bahwa apa yang selama ini
mereka sembah dan agungkan mampu melakukan hal yang demikian itu. Namun mereka
kafir dalam perkara tauhid uluhiyah. Lalu apa tujuan mereka menyembah Tuhan yang
banyak itu? Apakah mereka tidak mengetahui jikalau ‘tuhan-tuhan’ mereka itu tidak bisa
berbuat apa-apa? Dan apa yang mereka inginkan dari sesembahan itu? Allah telah
menceritakan di dalam Al Qur’an bahwa mereka memiliki dua tujuan.

Mendekatkan diri mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya sebagaimana firman


Allah. Artinya: “Dan orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai penolong
(mereka mengatakan): ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka
mendekatkan kami di sisi Allah dengan sedekat-dekatnya’.” (Az Zumar: 3).

Agar mereka memberikan syafa’at (pembelaan) di sisi Allah. Allah berfirman. Artinya:
“Dan mereka menyembah selain Allah dari apa-apa yang tidak bisa memberikan
mudharat dan manfaat bagi mereka dan mereka berkata: ‘Mereka (sesembahan itu)
adalah yang memberi syafa’at kami di sisi Allah’.” (QS. Yunus: 18). (Lihat kitab
Kasyfusy Syubuhat karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab).

Bulan Nopember 2006 80


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Allah berfirman kepada ahli neraka
yang paling ringan adzabnya. ‘Kalau seandainya kamu memiliki dunia dan apa yang ada
di dalamnya dan sepertinya lagi, apakah kamu akan menebus dirimu? Dia menjawab ya.
Allah berfirman: ‘Sungguh Aku telah menginginkan darimu lebih rendah dari ini dan
ketika kamu berada di tulang rusuknya Adam tetapi kamu enggan kecuali terus
menyekutukan-Ku.” (HR. Muslim dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu) Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Allah berfirman dalam hadits qudsi: “Aku tidak
butuh kepada sekutu-sekutu, maka barang siapa yang melakukan satu amalan dan dia
menyekutukan Aku dengan selain-Ku maka Aku akan membiarkannya dan sekutunya.”
(HR. Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu).

Mengenal Nama-nama dan Sifat-sifat Allah


Tauhid Asma Wa Shifat, yaitu mengimani segala sesuatu yang datang dari Al Qur’an dan
As Sunnah yang shahih dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam tentang nama-
nama dan sifat-sifat-Nya dan menetapkannya untuk Allah sesuai dengan yang
dikehendaki-Nya dengan tanpa:

Ta’thil (menolak sebagian atau seluruh nama-nama dan sifat-sifat Allah).


Tamtsil (pemisalan sifat-sifat Allah dengan makhluk-Nya).
Tasybih (penyerupaan sifat-sifat Allah dengan makhluk-Nya).
Tahrif (menyelewengkan lafazh ataupun maknanya).
Ta’wil (menakwilkan nama-nama dan sifat-sifat Allah).
Tafwidh (menyerahkan maknanya kepada Allah) dan
Takyif (menanyakan bagaimananya, yaitu menanyakan hakikat nama-nama dan sifat-sifat
Allah).

Allah berfirman. Artinya: “Hanya milik Allah Asmaa’ul Husna maka bermohonlah
kepada-Nva dengan menyebut Asmaa’ul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan
mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al A’raf: 180) “Tidak
ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.” (QS. Asy ­Syura: 11).

Oleh karena itulah ketika Imam Malik Rahimahullah ditanya mengenai firman Allah
Ta'ala. Artinya: “Yang Maha Rahman beristiwa (bersemayam) di atas ' Arsy" (QS. Thaha:
5). "Bagaimana Ia beristiwa?", beliau menggeleng-gelengkan kepala sampai keringatnya
bercucuran, karena pertanyaan tersebut terasa amat berat baginya. Kemudian beliau
berkata yang kemudian jawaban beliau ini menjadi masyhur dan menjadi neraca untuk
setiap apa yang disifatkan oleh Allah bagi diri-Nya. Kata beliau: "Istiwa'itu tidak majhul,
kaifiatnya tidak ma' qul (‘istiwa itu dikenal lafadz dan maknanya namun
kaifiatnya/hakikatnya tidak bisa dimengerti, pen), iman dengannya wajib, dan
mempertanyakannya adalah bid' ah". Mempertanyakan secara mendalam mengenai
masalah-masalah semacam ini merupakan bid' ah, karena para sahabat Radhiyallahu
'
Anhum yang merupakan generasi yang paling tamak terhadap ilmu dan kebaikan,
apalagi kalau dibandingkan dengan kita, tidak pernah bertanya kepada Nabi dengan
sejenis pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Cukuplah kiranya mereka itu menjadi

Bulan Nopember 2006 81


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

teladan. Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya, beristiwa’ di atas ‘Arsy-Nya, berada
di atas langit-Nya, di atas makhluk-Nya, terpisah dari mereka, Dia mengetahui amalan-
amalan mereka, mendengar ucapan-ucapan mereka, melihat gerak dan diamnya mereka,
tidak ada yang tersembunyi bagi Allah sedikitpun (Shifatullahi ‘Azza wa Jalla hal 186).
Betapa banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang ‘Uluwullah (sifat
ketinggian bagi Allah di atas makhluk-Nya), diantaranya Allah Subhanahu wa Ta' ala
berfirman. Artinya: “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi.” (QS. Al-A’laa: 1).
“Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan
menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu
bergoncang?.” (QS. Al-Mulk: 16). “Yang Maha Rahman beristiwa (bersemayam) di atas
'Arsy" (QS. Thaha: 5).

Juga dalam hadits-hadits Nabi Shallallahu ' alaihi wa sallam dijelaskan tentang
‘Uluwullah diantaranya kisah dialog Rasulullah Shallallahu ' alaihi wa sallam dengan
seorang budak wanita milik Mu’awiyah bin Al Hakam As Sulami radhiyallahu ‘anhu.
Beliau bertanya kepada budak tersebut. Artinya: “Dimanakah Allah?” Dia menjawab, “Di
atas langit”. Beliau bertanya lagi, “Siapakah aku?”. Dia menjawab, “Engkau adalah
Rasulullah”. Maka beliau berkata (kepada Mu’awiyah), “Merdekakanlah dia karena
sesungguhnya dia adalah seorang perempuan mukminah”. (HR. Ahmad dan Muslim).
Allah Ta' ala telah berbicara kepada hamba-hamba-Nya dengan apa yang mereka mengerti
dari asal makna sebagaimana telah tetap demikian dari kalangan Ahlus Sunnah wal
Jama' ah. Adapun dari segi hakekat dan kenyataannya yang telah ditunjukkan dengan
makna (arti) tersebut, maka itu termasuk dari apa-apa yang Allah Ta' ala simpan dalam
ilmu-Nya yang berkaitan dengan Dzat dan sifat-sifat-Nya. Oleh karenanya, maka apabila
Allah Ta' ala telah menetapkan bagi diri-Nya bahwasanya Allah memiliki sifat
mendengar, maka sifat "mendengar" adalah maklum dari segi asal makna kata tersebut,
yakni mengetahui suara, akan tetapi hakekatnya (makna tersebut) dari segi mendengarnya
Allah Ta' ala, tidak bisa diketahui. Dan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
hafizhahullah telah menjelaskannya dalam Syarh Aqidah Safariniyyah (Ad-Durah al-
Madhiyyah li Aqidah al-Firqah al-Mardhiyah). Akan tetapi apakah kita
memberlakukannya secara lafazh, artinya kita memberlakukan lafazhnya saja (tanpa
makna, pent) atau memberlakukan lafazh dan maknanya sekaligus? Jawabannya adalah
yang kedua: Adapun yang pertama, maka ini adalah madzhab yang batil yang disebut
sebagai madzhab ahli tafwidh atau mufawidhah, sebagaimana perkataan Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah.

Kita beriman bahwa Allah memiliki nama-nama yang Dia telah menamakan diri-Nya dan
yang telah dinamakan oleh Rasul-Nya. Dan beriman bahwa Allah memiliki sifat-sifat
yang tinggi yang telah Dia sifati diri-Nya dan yang telah disifati oleh Rasul-Nya. Allah
memiliki nama-nama yang mulia dan sifat yang tinggi berdasarkan firman Allah: “Dan
Allah memiliki nama-nama yang baik.” (Qs. Al A’raf: 186) “Dan Allah memiliki
permisalan yang tinggi.” (QS. An Nahl: 60) Dalam hal ini, kita harus beriman kepada
nama-nama dan sifat-sifat Allah sesuai dengan apa yang dimaukan Allah dan Rasul-Nya
dan tidak menyelewengkannya sedikitpun. Imam Syafi’i meletakkan kaidah dasar ketika
berbicara tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagai berikut: “Aku beriman kepada
Allah dan apa-apa yang datang dari Allah dan sesuai dengan apa yang dimaukan oleh

Bulan Nopember 2006 82


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Allah. Aku beriman kepada Rasulullah dan apa-apa yang datang dari Rasulullah sesuai
dengan apa yang dimaukan oleh Rasulullah” (Lihat Kitab Syarah
Lum’atul I’tiqad Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin hal 36).

Makna Dan Hakikat Kalimat Laa Ilaaha Illallaah


Jenis tauhid yang kedua adalah tauhid Uluhiyyah yang merupakan tafsiran dari kalimat
Laa Ilaaha Illallaah. Kita semua kaum Muslimin harus mengetahui makna yang benar
dari kalimat Laa Ilaaha Illallaah yaitu Laa Ma’buuda Bihaqqin Illallaah yang artinya
tidak ada tuhan yang berhak disembah/diibadahi kecuali Allah. Kalimat Laa Ilaaha
Illallaah terdiri dan dua bagian yaitu an nafyu (peniadaan) dan al itsbaat (penetapan) yang
merupakan hakikat dari Laa Ilaaha Illallaah. Yakni dari kata Laa Ilaaha terdapat an nafyu
yaitu meniadakan segala sesuatu yang diibadahi selain Allah baik berupa malaikat, nabi,
rasul, orang shalih, batu, pohon, orang yang sudah meninggal atau lainnya dari makhluk-
makhluk Allah. Dan dari kata Illallaah terdapat al itsbaat yaitu kita menetapkan
bahwasanya hanya Allah-lah satu-satunya Dzat yang berhak diibadahi yang seluruh
ibadah kita tujukan kepada-Nya. Kita serahkan doa, sembelihan, nadzar, tawakkal,
qurban, shalat, shadaqah dan semua jenis ibadah kepada Allah semata tanpa
menyekutukan-Nya sedikitpun.

Keharusan Bara’ (Berlepas Diri) Dari Pelaku Kesyirikan/Kekufuran


Dan perlu diketahui bahwasanya termasuk dari kesempurnaan tafsiran kalimat Laa Ilaaha
Illallaah dan pembuktiannya adalah berlepas diri dari peribadatan kepada selain Allah
Subhanahu wa Ta' ala dan para pelakunya. Tidak bisa kita katakan: “Kita ingkari saja
perbuatannya tanpa mengingkari pelakunya.” Ini adalah perkataan bathil. Tidaklah
mungkin adanya suatu perbuatan kecuali diperbuat oleh seseorang. Bahkan di dalam Al
Qur’an didahulukan pengingkaran terhadap pelaku kekufuran baru setelah itu
perbuatannya sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta' ala: “Sesungguhnya telah ada
suri tauladan yang baik bagi kalian pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan
dia ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari
kalian dan dari apa yang kalian sembah selain Allah ....” (QS. Al Mumtahanah: 4)

Penafsiran Yang Salah Terhadap Kalimat Laa Ilaaha Illallaah


Ada dua tafsiran/makna yang salah dan bathil terhadap kalimat Laa Ilaaha Illallaah yaitu:
Laa Khaaliqa Illallaah (tidak ada pencipta selain Allah) atau yang sejenisnya seperti tidak
ada pemberi rizki kecuali Allah, tidak ada yang mengatur alam semesta kecuali Allah dan
lainnya dari masalah Rububiyyah-Nya Allah. Penafsiran ini salah karena bukan itu yang
dimaksudkan dari kalimat Laa Ilaaha Illallaah. Bahkan kaum musyrikin jaman jahiliyyah
meyakini akan hal-hal tersebut (yaitu tauhid Rububiyyah) tapi Allah tetap mengatakan
mereka sebagai orang-orang musyrik yang halal darah, harta, dan kehormatan mereka
dan Rasulullah Shallallahu ' Alaihi Wa Sallam tetap memerangi mereka sampai mereka
mentauhidkan Allah dalam ibadah-ibadah mereka yaitu sampai kaum musyrikin tersebut
hanya mempersembahkan ibadah mereka berupa doa, nadzar, sembelihan, tawakkal,
qurban, dan semua ibadah hanya kepada Allah semata.

Laa Ma’buuda Illallaah (tidak ada tuhan/sesembahan selain Allah). Ini adalah penafsiran
yang bathil ditinjau dari dua sisi, yaitu yang pertama, kita penggal kalimat itu menjadi

Bulan Nopember 2006 83


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

tidak ada dan tuhan/sesembahan selain Allah, ini mengindikasikan bahwasanya di dunia
ini tidak ada yang namanya sesembahan selain Allah, ini jelas mengingkari kenyataan
yang ada. Kita menyaksikan dengan mata kepala kita akan adanya sesembahan selain
Allah seperti batu, pohon, orang yang ada di dalam kubur dan sebagainya yang
merupakan sesembahan yang bathil yang disembah selain Allah. Sehingga penafsiran ini
adalah bathil. Sisi yang kedua adalah kalimat itu dipenggal menjadi tidak ada tuhan dan
selain Allah, ini berarti tidaklah tuhan-tuhan yang disembah tersebut kecuali dia itu
Allah, Na’udzubillah, berarti kita mengatakan bahwa batu, pohon, jin, orang-orang shalih
dan yang lainnya yang disembah oleh orang musyrikin adalah Allah, tentu ini adalah
kebathilan yang paling bathil dan kebodohan yangpaling bodoh. Nas’alullaahas
Salaamah. [Lihat Kitabnya Asy Syaikh Shalih Al Fauzan tentang Makna Dan Hakikat
Laa Ilaaha Illallaah]

Syarat-Syarat Laa Ilaaha Illallaah


Ketahuilah bahwasanya tidaklah yang diinginkan dari (pengucapan) kalimat Laa Ilaaha
Illallah adalah pengucapan dengan lisan semata bahkan wajib untuk mengetahui
maknanya dan beramal dengan tuntunan kalimat tersebut dan juga harus
menyempurnakan syarat-syaratnya, syarat-syaratnya itu ada tujuh, yaitu:
Al Ilmu, yaitu mengetahui maknanya dengan benar yang meniadakan kebodohan
akan maknanya.
Al Yaqin, yaitu meyakini kebenaran kalimat tersebut yang meniadakan adanya
keraguan.
Al Qabul, yaitu menerima dengan sepenuh hati konsekuensi/tuntutan kalimat
tersebut yang meniadakan penolakan.
Al Inqiyad, yaitu tunduk dan patuh terhadap kalimat tersebut artinya kita
melaksanakan dengan sebaik-baiknya tuntutan kalimat tersebut sehingga kita
tidak meninggalkan kalimat tersebut.
Al Ikhlash, yaitu kita mengucapkan kalimat tersebut karena Allah Ta’ala bukan
karena riya’ atau lainnya, yang meniadakan adanya kesyirikan.
Ash Shidqu, yaitu jujur dalam mengucapkan kalimat tersebut yang akan
meniadakan kedustaan.
Al Mahabbah, yaitu mencintai kalimat tersebut, mencintai Allah, Rasul-Nya, dan
apa-apa yang dicintai Allah dan Rasul-Nya, yang meniadakan kebencian.

Ada yang menambahkan syarat yang kedelapan yaitu mengkufuri semua yang diibadahi
selain Allah.

Itulah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang mengucapkan kalimat Laa
Ilaaha Illallah. (Lihat Mudzakkiratul Hadiitsin Nabawiy Fil Aqiidah wal Ittiba’ karya Asy
Syaikh Rabi’ bin Hadi) Kita memohon kepada Allah agar menjadikan kita muwahhiduun
(orang-orang yang bertauhid) sehingga berjumpa dengan-Nya dalam keadaan husnul
khatimah. Amin Ya Mujiibas Saa’ilin.

Fatwa Syaikh Abdullah Bin Abdul Aziz Bin Baz Mengenai Nama Dan Sifat Allah
Tanya:
Asy-Syaikh Al-Allamah Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ditanya: “Saya teringat sebuah

Bulan Nopember 2006 84


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

kisah di salah satu stasiun radio saat salah seorang anak bertanya kepada ayahnya tentang
Allah, lalu sang ayah menjawab bahwa Allah berada di setiap tempat (di mana-mana).
Pertanyaan yang ingin saya ajukan, “Bagaimana hukum syari’at terhadap jawaban yang
seperti ini?”

Jawab:

Itu adalah jawaban yang batil dan termasuk ucapan ahli bid’ah seperti Jahmiyyah,
Mu’tazilah dan orang yang sejalan dengan madzhab mereka. Jawaban yang tepat dan
sesuai dengan manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah adalah bahwa Allah Ta’ala berada di
langit, di ‘Arasy, di atas seluruh makhluk-Nya dan ilmu-Nya meliputi semua tempat
sebagaimana yang didukung oleh ayat-ayat Al-Qur’an, hadits-hadits Nabi dan ijma’
ulama Salaf. Di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Sesungguhnya Rabb kamu ialah
Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di
atas '
Arsy.” (Al-A’raf: 54).

Hal ini ditegaskan oleh Allah dengan mengulang-ulangnya dalam enam ayat yang lain di
dalam kitab-Nya.

Makna istiwa’ menurut Ahlussunnah adalah tinggi dan naik di atas ‘Arasy sesuai dengan
keagungan Allah Ta’ala, tidak ada yang mengetahui caranya selain-Nya. Hal ini
sebagaimana ucapan Imam Malik Rahimahullaah ketika ditanya tentang hal itu, “(Yang
namanya) Istiwa’ itu sudah dimaklumi sedangkan caranya tidak diketahui, beriman
dengannya adalah wajib dan bertanya tentangnya adalah bid’ah.”
Yang dimaksud oleh beliau adalah bertanya tentang bagaimana caranya. Ucapan semakna
berasal pula dari syaikh beliau, Rabi’ah bin Abdurrahman. Demikian juga sebagaimana
yang diriwayatkan dari Ummu Salamah Radhiallaahu anhuma. Ucapan semacam ini
adalah pendapat seluruh Ahlussunnah; para shahabat dan para tokoh ulama Islam setelah
mereka.

Allah telah menginformasikan dalam ayat-ayat yang lain bahwa Dia berada di langit dan
di ketinggian, seperti dalam firman-firman-Nya: “Maka putusan (sekarang ini) adalah
pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Ghafir: 12). “Kepada-Nyalah naik
perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkan-Nya.” (Fathir: 10). “Dan
Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha
Besar.” (Al-Baqarah: 255). “Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit
bahwa Dia menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu
bergoncang, atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia
akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana
(akibat mendustakan) peringatan-Ku.” (Al-Mulk: 16-17).

Allah telah menjelaskan secara gamblang dalam banyak ayat di dalam kitab-Nya yang
mulia bahwa Dia berada di langit, di ketinggian dan hal ini selaras dengan indikasi ayat-
ayat seputar “istiwa’”. Dengan demikian, diketahui bahwa perkataan ahli bid’ah bahwa
Allah Ta’ala berada di setiap tempat (di mana-mana) tidak lain adalah sebatil-batil
perkataan. Ini pada hakikatnya adalah madzhab ‘al-Hulul’ (semacam reinkarnasi-penj.)

Bulan Nopember 2006 85


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

yang diada-adakan dan sesat bahkan merupakan kekufuran dan pendustaan terhadap
Allah Ta’ala serta pendustaan terhadap Rasul-Nya Shalallaahu alaihi wasalam di mana
secara shahih bersumber dari beliau menyatakan bahwa Rabb-nya berada di langit,
seperti sabda beliau, “Tidakkah kalian percaya kepadaku padahal aku ini adalah amin
(orang kepercayaan) Dzat Yang berada di langit?” (Shahih Al-Bukhari, kitab Al-
Maghazy, no. 4351; Shahih Muslim, kitab Az-Zakah, no. 144, 1064.) Demikian pula
yang terdapat di dalam hadits-hadits tentang Isra’ dan Mi’raj serta
selainnya.

(Dikutip www.asysyariah.com, Al Wala’ Wal Bara’ I/45, 27 Sya’ban 1424H, Majalah ad-
Da’wah, vol.1288, Fatwa Syaikh Ibnu Baz dengan penyempurnaan)
Wallahua’lam Bishawab

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 86


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : agussyafii agussyafii@yahoo.com


Tgl. Email : 14-11-2006

Istri Yang Membawa Ke Surga


Pada satu kesempatan kami kedatangan tamu seorang pemuda yang ingin mencari
seorang istri, bertanya pada bapak, "Pak, bagaimana ya ciri-ciri istri yang bisa kelak
membawa kita ke surga?"

Bapak menjawab, "jika anda menginginkan istri yang membawamu ke surga carilah istri
yang bawel, judes, males dan kurang ajar. jika sudah berumah tangga dan anda bisa
bersabar menghadapinya dan mengarahkannya ke jalan Allah SWT, maka istri seperti
inilah yang akan membawa anda ke dalam surga."

Wassalam,
Agussyafii
http://agussyafii.blogspot.com

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 87


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : agussyafii agussyafii@yahoo.com


Tgl. Email : 14-11-2006

PUASA 6 HARI BULAN SYAWWAL


-------Original Message-------
From: ustadz

Assalamu'
alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh
Semoga Netters Syiar al-Sofwa senantiasa dalam lindungan Allah Ta'
ala

PUASA 6 HARI BULAN SYAWWAL


Selasa, 07 Nopember 06, detail klik di sini:
http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatannur&id=402

Segala puji bagi Allah subhanahu wat' ala, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ' alaihi wasallam,
keluarga besar serta para shahabatnya.

Berikut ringkasan hukum-hukum seputar puasa enam hari di bulan Syawwal, semoga
dapat bermanfa'at bagi semua.

A. Hukumnya
Puasa enam hari di bulan Syawwal hukumnya adalah sunnah. Hal ini berdasarkan sabda
Nabi shallallahu '
alaihi wasallam dari hadits Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu '
anhu
bahwasanya Rasulullah shallallahu ' alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang
berpuasa di bulan Ramadhan kemudian mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan
Syawwal, maka ia (pahalanya) seperti puasa setahun penuh." (HR.Ahmad, V/417;
Muslim, II/822; Abu Daud, 2433; At-Turmudzi, 1164)

Ibnu Qudamah rahimahullah berkata di dalam kitab Al-Mughni, "Puasa enam hari di
bulan Syawwal hukumnya mustahab (dianjurkan sekali) menurut kebanyakan para
ulama."

Di dalam kitab Al-Mausu' ah Al-Fiqhiyyah (Ensiklopedia Islam) disebutkan, Jumhur


ulama fiqih seperti madzhab Maliki, madzhab Asy-Syafi' i, madzhab Hanbali dan ulama
muta'akhkhirin madzhab Hanafi berpendapat, puasa enam hari di bulan Syawwal adalah
sunnah, sementara seperti dinukil dari Abu Hanifah, beliau berpendapat makruh berpuasa
enam hari di bulan Syawwal baik itu secara terpisah-pisah maupun secara berturut-turut."

B. Keutamaannya
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah menjelaskan bahwa siapa saja yang berpuasa
enam hari di bulan Syawwal, maka pahalanya seperti berpuasa setahun penuh,
sebagaimana terdapat di dalam hadits di atas. Nabi shallallahu alaihi wasallam
menafsirkan hal itu dengan mengatakan, "Siapa yang berpuasa enam hari setelah '
Iedul
Fithri, maka ia merupakan pelengkap satu tahun. Barangsiapa yang melakukan satu

Bulan Nopember 2006 88


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

kebaikan, maka baginya sepuluh kali lipatnya " Di dalam riwayat lain disebutkan, "Allah
menjadikan satu kebaikan (setara) dengan sepuluh kali lipatnya, (puasa) satu bulan
dengan (pahala puasa) sepuluh bulan dan puasa enam hari dengan (pahala puasa) setahun
penuh." (HR. An-Nasa' i dan Ibn Majah. Lihat, Shahih at-Targhib Wa At-Tarhib, I/421)

Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan, "Para ulama berkata, "(Pahala) puasa itu
seperti setahun penuh karena satu kebaikan senilai sepuluh kali lipatnya dan satu
Ramadhan senilai dengan pahala sepuluh bulan dan enam hari dengan pahala dua bulan."

Imam Ahmad rahimahullah dan An-Nasa' i, meriwayatkan dari Tsauban radhiyallahu


'anhu, Nabi shallallahu '
alaihi wasallam bersabda, "(Ganjaran) Puasa Rama-dhan senilai
dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya)
senilai dengan (puasa) dua bulan, maka itulah puasa selama setahun penuh." (HR. Ibnu
Khuzaimah di dalam kitab shahihnya)

C. Buah-Buahnya
Berikut kami nukil ucapan Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah:

1. Puasa enam hari di bulan Syawwal setelah Ramadhan menyempurnakan pahala


puasa setahun penuh.
2. Puasa Syawwal dan Sya' ban adalah ibarat shalat sunnah rawatib sebelum
atau sesudah shalat fardhu. Dengan begitu, maka ketimpangan dan kekurangan
yang terdapat pada shalat fardhu dapat disempurnakan, karena pada hari
Kiamat nanti amalan-amalan wajib akan disem-purnakan dengan amalan-amalan
sunnah. Kebanyakan manusia dalam menjalankan puasa wajib pasti memiliki
kekurangan dan ketimpangan, karena itu ia mem-butuhkan sesuatu yang menutupi
dan menyempurnakannya.
3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa
Ramadhan, karena apabila Allah subhanahu wat' ala menerima amal seseorang
hamba, pasti Dia akan memberikan taufiq untuk melakukan amal shalih
setelahnya. Sebagian orang bijak mengatakan, "Pahala amal kebaikan adalah
kebaikan yang ada sesudahnya." Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan
kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu
merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya, jika
seseorang melakukan sesuatu kebaikan, lalu diikuti dengan keburukan, maka hal
itu merupa-kan tanda tertolaknya amal yang pertama dan tidak terkabulnya.
4. Sebagaimana yang telah dising-gung, konsekuensi dari puasa Ramadhan
adalah mendapatkan ampunan atas dosa-dosa masa lalu.
5. Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya
Iedul Fithri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa
setelah ' Iedul Fithri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan
sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa. Nabi
shallallahu ' alaihi wasallam melakukan Qiyamul-lail hingga kedua kakinya
bengkak, lantas ada yang bertanya kepadanya, "Kenapa kamu lakukan ini
padahal Allah sudah mengampuni dosamu yang dulu dan yang akan datang?"

Bulan Nopember 2006 89


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Beliau menjawab, "Tidakkah selayaknya aku menjadi hamba yang banyak


bersyukur?"

Allah subhanahu wat' ala telah memerintahkan para hamba-Nya agar bersyukur atas
nikmat puasa Ramadhan, dengan ucapan maupun ungkapan rasa syukur lainnya. Dan di
antara ungkapan rasa syukur seorang hamba atas taufiq-Nya dalam menjalankan puasa
Ramadhan, pertolongan, dan ampunan atas dosanya adalah ber-puasa setelah itu sebagai
manivestasi rasa syukur terhadap-Nya.

Bila mendapatkan taufiq melakukan shalat malam, maka sebagian ulama salaf ada yang
berpuasa pada siang hari esoknya dan menjadikan puasanya itu sebagai rasa syukur atas
taufiq-Nya dalam melakukan shalat malam tersebut.

Permasalahan-Permasalahan Terkait
1. Dianjurkan sekali memulai puasa Syawwal pada hari ke-2 sebab hal itu
merupakan bentuk menyegerakan berbuat baik.
2. Boleh berpuasa secara terpisah dalam bulan Syawwal tersebut dan tidak
harus berurutan, sebab Rasulullah shallallahu ' alaihi wasallam menyebutkan
dengan lafazh mutlak puasa dan tidak menyebut harus berurutan atau
terpisah-pisah.
3. Siapa yang telah berpuasa Syawwal pada tahun tertentu, maka tidak harus
baginya berpuasa di tahun mendatangnya, namun hal itu dianjurkan sekali
baginya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ' alaihi wasallam, Amalan-
amalan yang paling dicintai Allah adalah yang paling konsisten (yang
terus menerus) sekalipun sedikit." (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari hadits
Aisyah radhiyallahu ' anha)
4. Diharuskan meniatkan puasa dari malam pada puasa enam hari di bulan
Syawwal dan puasa-puasa sunnah yang Muqayyad (terikat, tidak mutlak)
berdasarkan sabda Nabi shallallahu ' alaihi wasallam, "Barangsiapa yang tidak
meniatkan puasa dari malam harinya sebelum fajar, maka tidak (sah) puasanya)
" (HR. An-Nasa' i, dishahihkan Syaikh Al-Albani) [Terdapat pendapat lain yang
tidak mensyaratkan niat dari malam hari-nya selain pada puasa Ramadhan
berdasarkan hadits yang lain-red]
5. Menyempurnakan puasa enam hari di bulan Syawwal bukan suatu keharusan;
siapa yang mampu menyempurnakannya, maka hal itu lebih baik dan barangsiapa
yang tidak mampu, maka tidak apa-apa. Hal ini berdasarkan sabda Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, "Orang yang berpuasa sunnah adalah pemilik
perintah atas dirinya sendiri; jika mau, ia berpuasa dan bila mau, boleh
berbuka (tidak berpuasa)." Imam An-Nawawi rahimahullah di dalam kitabnya
al-Majmu'(VI:395) mengatakan, "Sanadnya Jayyid."
6. Bagi orang yang memiliki kewajiban mengqadha puasa Ramadhan, sebaiknya
mengqadha hari-hari yang ditinggalkan dari puasa Ramadhan itu terlebih dulu
sebab hal itu lebih terjamin bagi tanggungan diri (hutang) nya. Juga, karena
amal wajib harus didahulu-kan atas amal sunnah.

Bulan Nopember 2006 90


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Para ulama berbeda pendapat mengenai orang yang mendahulukan puasa enam hari di
bulan Syawwal atas mengqadha puasa wajib (Ramadhan) dalam dua pendapat: Pertama,
Keutamaan puasa enam hari di bulan Syawwal tidak dapat diraih kecuali oleh orang yang
telah mengqadha puasa Ramadhan yang batal karena udzur. Dalilnya, hadits riwayat
Imam Muslim dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu ' anhu di atas. Penyebutan
berpuasa Ramadhan dapat terealisasi hanya bagi siapa saja yang telah menyempurnakan
bilangannya. Ke dua, Keutamaan puasa enam hari di bulan Syawwal dapat diraih oleh
orang yang melakukannya sebelum mengqqadha puasa Ramadhan yang batal karena
'udzur, sebab siapa saja yang tidak berpuasa pada hari-hari di bulan Ramadhan karena
'udzur, maka dapat dikatakan telah berpuasa Ramadhan. Bila ia berpuasa enam
hari di bulan Syawwal sebelum mengqadha, maka ia juga meraih pahala mengiringi
puasa Ramadhan dengan puasa enam hari di bulan Syawwal yang diurutkan Nabi
shallallahu '
alaihi wasallam tersebut.

Tampaknya, pendapat ke dua lebih tepat apalagi keutamaan yang dimaksud itu tidak
hanya bergantung pada selesainya mengqadha puasa sebelum enam hari di bulan
Syawwal, sebab pahala puasa Ramadhan yang setara puasa sepuluh bulan dapat
terealisasi dengan menyempurnakan puasa wajib, baik secara Ad (penunaian pada
waktunya) atau Qadha (penunaian di luar waktu asli). Allah subhanahu wat' ala telah
memperluas waktu dalam mengqadha seperti dalam ayat 185 surat Al-Baqarah.
Sedangkan puasa enam hari di bulan Syawwal merupakan keutamaan yang khusus pada
bulan ini saja, di mana ia akan terlewatkan bila waktunya lewat. Sekalipun demikian,
memulai dengan membebaskan tanggungan diri (hutang) melalui puasa wajib adalah
lebih utama dari menyibukkan diri dengan puasa sunnah. Akan tetapi orang yang
berpuasa Qadha setelah itu, maka ia juga mendapatkan keutamaan, sebab tidak ada dalil
yang menafikannya, wallahu a' lam.

Dalam hal ini, dalam fatwanya, Syaikh Ibnu Baz rahimahullah ketika ditanya tentang
mana yang lebih didahulukan; melakukan puasa enam hari di bulan Syawwal ataukah
mengqadha Ramadhan, maka beliau berpendapat lebih baik mendahulukan puasa Qadha
sekali pun kehilangan kesempatan berpuasa enam hari di bulan Syawwal. (Hanif Yahya,
Lc).

SUMBER:
Ahkaam Shiyaam as-Sitt Min Syawwal karya Muhammad bin '
Abdullah bin Shalih Al-
Habdan.

Netter Al-Sofwa yang dimuliakan Allah Ta' ala, Menyampaikan Kebenaran adalah
kewajiban setiap Muslim. Kesempatan kita saat ini untuk berdakwah adalah dengan
menyampaikan Artikel ini kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahuinya.
Semoga Allah Ta'ala Membalas '
Amal Ibadah Kita. Aamiin

Waassalamu' alaikum warahmatullaahi wabarakatuh


----------------------------------------------------------
YAYASAN AL-SOFWA
Jl.Raya Lenteng Agung Barat No.35 PostCode:12810 Jakarta Selatan - Indonesia

Bulan Nopember 2006 91


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : rico atmaka rico_atmaka@yahoo.com


Tgl. Email : 20-11-2006

Ketika kutatap wajah istriku.


Ketika kutatap wajah istriku, betapa aku sangat bersyukur kepada Allah, atas anugerah
terbesar yang pernah aku terima. Seorang wanita yang sederhana, namun keridhoan dan
keikhlasannya menerima diriku sebagai suaminya, membuat aku tidak berhenti bahkan
tidak akan pernah berhenti bersyukur kepada Allah, atas “kado pernikahan paling indah
yang diberikan kepadaku.

Ketika kutatap wajah istriku, betapa besar rasa maluku, karena masih banyak kekurangan
pada diriku. Dan sungguh banyak kelebihannya, yang mungkin aku tidak akan mampu
menandinginya. Seorang wanita yang tegar dan tidak banyak menuntut, kecuali tanggung
jawabku sebagai suami, ayah dan imam keluarga. Dia wanita yang ikhlas menerima
segala kelemahan dan kekuranganku, sebagai suami.

Ketika kutatap wajah istriku, betapa bangga dan bersemangatnya diriku, karena
dukungannya terhadap perjuanganku untuk terus memperbaiki diri. Aku memang bukan
laki-laki yang sempurna dan dia juga bukan wanita yang sempurna, tetapi Allah telah
memilihnya untuk menjadi pasangan hidupku dan juga ibu anak-anakku. Semoga inilih
yang terbaik menurut Sang Maha Penentu Takdir.

Ketika kutatap wajah istriku, di saat dia sedang lelap tertidur, tak terasa menetes air
mataku, karena rasa syukur kepada Allah atas anugerah terbesar-Nya. Terlihat wajahnya
yang kelelahan, karena harus melayani suami dan anak-anak. Tapi aku yakin, lewat
keikhlasannya, dia akan menjadi wanita yang mampu terus berjuang di jalan Allah
dengan menjadi istri dan ibu anak-anakku. Kukecup keningnya, sambil keberdoa, Ya
Allah, jadikanlah dia bidadari syurgaku, sehingga meringankan pertanggungjawabanku,
saat menghadap-Mu di Hari Perhitungan kelak. Amin.

Dari suami yang masih banyak kekurangan...


Rico Atmaka
Koordinator Majelis Sehati
Daarut Tauhiid Jakarta
------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 92


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : Ahmad Bustam bustam@geosains.com


Tgl. Email : 20-11-2006

8 Kado Terindah
Assalaamu'
alaikum wr. wb.

Aneka kado ini tidak dijual di toko. Anda bisa menghadiahkannya setiap saat, dan tak
perlu membeli! Meski begitu, delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak
ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi.

1. Kehadiran
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya
Memang kita bisa juga hadir di hadapannya lewat surat, telepon, foto, faks, e-mail atau
chatting. Namun dengan berada di sampingnya. Anda dan ia dapat berbagi perasaan,
perhatian, dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas
kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.

2. Mendengarkan
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini, sebab kebanyakan orang lebih suka
didengarkan, daripada mendengarkan. Sudah lama diketehui bahwa keharmonisan
hubungan antar-manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan. Berikan
kado ini untuknya. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara
taklangsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa
mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul santai dan bisa
menangkap utuh apa yang disampaikannya. Tatap wajahnya. Tak perlu menyela,
mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya. Ini memudahkan Anda
untuk memberi tanggapan yang tepat setelah itu. Tidakharus berupa diskusi atau
penilaian. Sekadar ucapan terima kasih pun akan terdengar manis baginya.

3. Diam
Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk
menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, diam juga
bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang." Terlebih
jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati,mengatur, mengkritik bahkan
mengomeli.

4. Kebebasan
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau
mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang
jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta.
Makna kebebasan bukanlah "Kau bebas berbuat semaumu." Lebih dalam dari itu,
memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung
jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

Bulan Nopember 2006 93


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

5. Keindahan
Siapa yang tak bahagia jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau
cantik ? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado. Bahkan tak salah jika Anda
mengkadokannya tiap hari! Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa
menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang
keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.

6. Tanggapan Positif
Tanpa sadar, sering kali kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau
tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan
kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan
dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir Anda
mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat
pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan
juga permintaan maaf ), adalah kado cinta yang sering terlupakan.

7. Kesediaan Mengalah
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi
cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta
dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu? Bila Anda memikirkan hal
ini, berarti Anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah." Anda mungkin kesal atau
marah karena ia terlambat datang memenuhi janji. Tapi kalau baru sekali itu terjadi,
kenapa mesti jadi pemicu pertengkaran yang berlarut-larut?

Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita
menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini

8. Senyuman
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang
diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat
dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah.
Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita.
Kapan terakhir kali Anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang Anda
kasihi?
-------------------------------------oOo-------------------------------------

Bulan Nopember 2006 94


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : agussyafii agussyafii@yahoo.com


Tgl. Email : 20-11-2006

Amal Kita
Seringkali dalam kehidupan kita sehari-hari jika melihat istri marah-marah dianggapnya
sudah tak cinta lagi. Atau seorang guru yang memarahi muridnya karena tidak
mengerjakan PR dianggapnya gurunya galak. Bahkan jika sedang naik kendaraan umum
ditengah jalan kecopetan, kita beranggapan nasib sedang sial.

Keyakinan kita terhadap satu peristiwa sangat bergantung dari bagaimana kita memaknai
dari peristiwa itu sendiri. Jika kita menanggapinya sebagai nasib sial dicopet maka
kesialan itulah yang menimpa kita namun jika kita menganggap sebagai keberuntungan
bisa bersedekah dengan sembunyi-sembunyi maka itu sebagai dihitung sebagai amal
pahala kita.

Demikian halnya dengan penjual bubur ayam yang saya kenal, setiap kali berjualan jika
tidak laku dengan riangnya dia membagikan buburnya pada tetangganya. "saatnya
beramal.." Katanya,

"apa tidak bangkrut kalo terus-terusan begitu pak?" tanya saya. "Bagaimana bangkrut?,
rizki diatur oleh Allah SWT. Bayi yang didalam kandungan aja diberi rizki apa lagi kita
yang masih mau berusaha.."jawabnya.

Wassalam,
Agussyafii
http://agussyafii.blogspot.com

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 95


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : Ahmad Bustam bustam@geosains.com


Tgl. Email : 20-11-2006

10 kebiasaan yang dapat merusak otak


Assalaamu'
alaikum wr. wb.

1. Tidak Sarapan Pagi Mereka yang tidak mengkonsumsi sarapan pagi memiliki
kadar gula darah yang rendah, yang akibatnya suplai nutrisi ke otak menjadi
kurang.
2. Makan Terlalu Banyak
3. Terlalu banyak makan, apalagi yang kadar lemaknya tinggi, dapat berakibat
mengerasnya pembuluh darah otak karena penimbunan lemak pada dinding dalam
pembuluh darah. Akibatnya kemampuan kerja otak akan menurun.
4. Merokok
5. Zat dalam rokok yang terhisap akan mengakibatkan penyusutan otak secara cepat,
serta dapat mengakibatkan penyakit Alzheimer.
6. Mengkonsumsi gula terlalu banyak Konsumsi gula yang terlalu banyak akan
menyebabkan terganggunya penyerapan protein dan nutrisi, sehingga terjadi
ketidakseimbangan gizi yang akan mengganggu perkembangan otak.
7. Polusi Udara
8. Otak adalah konsumen oksigen terbesar dalam tubuh manusia. Menghirup udara
yang berpolusi menurunkan suplai oksigen ke otak sehingga dapat menurunkan
efisiensi otak.
9. Kurang Tidur
10. Otak memerlukan tidur sebagai saat beristirahat dan memulihkan kemampuannya.
Kekurangan tidur dalam jangka waktu lama akan mempercepat kerusakan sel-sel
otak.
11. Menutup kepala saat tidur
12. Kebiasaan tidur dengan menutup kepala meningkatkan konsentrasi zat
karbondioksida dan menurunkan konsentrasi oksigen yang dapat menimbulkan
efek kerusakan pada otak.
13. Menggunakan pikiran saat sakit
14. Bekerja terlalu keras atau memaksakan untuk menggunakan pikiran kita saat
sedang sakit dapat menyebabkan berkurangnya efektifitas otak serta dapat
merusak otak.
15. Kurang menstimulasi pikiran
16. Berpikir adalah cara yang paling tepat untuk melatih otak kita. Kurangnya
stimulasi pada otak dapat menyebabkan mengkerutnya otak kita.
17. Jarang berkomunikasi
18. Komunikasi diperlukan sebagai salah satu sarana memacu kemampuan kerja otak.
Berkomunikasi secara intelektual dapat memicu efisiensi otak. Jarangnya
berkomunikasi akan menyebabkan kemampuan intelektual otak jadi kurang
terlatih.

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 96


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : Wido Q Supraha supraha@indo.net.id


Tgl. Email : 20-11-2006

Muslim Belanda Tolak Aturan Resmi Larangan Bercadar


Senin, 20 Nov 06 15:07 WIB

Warga muslim di Belanda sedang berjuang untuk menggagalkan keluarnya peraturan


yang melarang para Muslimah mengenakan cadar. Mereka menuding kelompok Christian
Democratic Appeal (CDA) yang saat ini berkuasa di Belanda telah memanfaatkan isu
cadar untuk kepentingan politik mereka, menjelang pemilu anggota parlemen.

Ayhan Tonca dari Dutch Muslim Organization pada surat kabar terbitan Inggris Guardian
edisi Minggu (19/11) mengungkapkan, dari satu juta warga Muslim di Belanda, paling
cuma 30 orang saja yang mengenakan burqa (pakaian yang menutup seluruh tubuh dan
sebagian wajah).

"Sebuah peraturan besar untuk sebuah persoalan kecil," kata Tonca mengomentari
rencana dibuatnya larangan bercadar oleh pemerintah Belanda. Menteri Imigrasi dan
integrasi Belanda, Rita Vedonk mengatakan, cadar merupakan ancaman bagi keselamatan
dan tatanan publik. "Larangan bercadar akan diterapkan di tempat-tempat publik dan
"semi publik" seperti di sekolah-sekolah, ruang pengadilan, kantor kementerian dan di
kereta" katanya pada kantor berita AFP, Sabtu (18/11).

Verdonk, selama ini memang dikenal dengan kebijakan-kebijakan keimigrasiannya yang


keras sehingga ia dijuluki "Rita si Besi." Pada bulan Maret misalnya, ia mewajibkan
calon imigran ikut test untuk mengetahui pemahaman calon imigran tentang bahasa dan
kehidupan masyarakat Belanda. Ia juga membuat aturan bagi para imigran yang
memegang paspor Belanda untuk mengikuti kursus integrasi.

Terkait dengan rencana baru pemerintah Belanda membuat peraturan larangan bercadar,
perwakilan masjid komunitas Maroko, Ahmad Markouch memprediksikan bahwa
peraturan itu akan menimbulkan reaksi keras dari kalangan minoritas Muslim di negeri
Kincir Angin tersebut.

"Mereka (pemerintah Belanda) akan mencari-cari alasan lain yang lebih baik
dibandingkan alasan keamanan semata. Ini merupakan pelanggaran terhadap kebebasan
beragama," tandasnya.

Keprihatinan serupa juga diungkapkan anggota parlemen dari Partai Buruh, Jeroen
Dijsselbloem. Ia mengatakan, warga Muslim akan merasa menjadi sasaran dan
diperlakukan tidak adil jika peraturan larangan bercadar diberlakukan.

Anggota parlemen dari Partai Hijau, Mustapha Laboui yang berdarah Maroko
mengatakan, meski ia menganggap mengenakan burqa di tengah masyarakat Belanda

Bulan Nopember 2006 97


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

sebagai tindakan yang "tidak logis", ia tetap skeptis akan legalitas aturan yang melarang
penggunaan cadar.

Walikota Amsterdam, Job Cohen meski mengkritik burqa ia menganggap pemerintah


"kurang kerjaan" karena mengurusi masalah burqa. "Dari perspektif integrasi dan
komunikasi, cadar jelas sangat buruk karena anda tidak bisa saling melihat wajah, jadi
makin sedikit makin baik. Tapi, kenyataannya tidak semua mengenakan cadar.
Perdebatannya lebih besar dari jumlah orang yang menjadi diperdebatkan," imbuhnya.
(ln/iol)

Source : http://www.eramuslim.com/news/int/45616219.htm

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 98


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : al-palagani palagani@gmail.com


Tgl. Email : 20-11-2006

Putri Syria dapat hidayah


----- Original Message -----
From: MSali95949@aol.com

Hari Sabtu, 14 Oktober lalu, dilakukan buka puasa dengan mengundang tetangga-
tetangga non Muslim di Jamaica Muslim Center, salah satu mesjid yang saya pimpin di
kota dunia ini. Acara ini kami namai "Open House Iftar". Memang unik, karenanya
asumsinya buka puasa itu adalah mengakhiri puasa yang dilakukan oleh kaum Muslimin.
Tapi sore itu, justeru hadir bersama di antara lima ratusan Muslimin di Jamaica Muslim
Center puluhan non Muslim dari kalangan tetangga.

Menjelang buka puasa itu saya tiba-tiba saya dikejutkan oleh seorang murid saya yang
baru masuk Islam seminggu menjelang bulan puasa. Namanya Carissa Hansen. Beliau
yang telah saya ceritakan proses islamnya terakhir kali. Bersama beliau juga datang
seorang gadis belia yang nampak sangat muda. Dengan jilbabnya rapih, saya menyangka
dia seorang gadis Lebanon atau Palestina.

Setelah menyampaikan ucapan selamat datang, gadis tersebut memperkenalkan diri


dengan malu-malu. "Hi, I am Jessica". Tentu dengan ramah saya balas sapaannya dengan
"Hi, how are you? Welcome to our event!".

Tiba-tiba saja Carissa menyelah bahwa Jessica ini ingin sekali tahu Islam. Rupanya
Jessica bekerja merawat orang-orang "handicapped" (cacat) di kota New York. Dalam
salah satu kelas khusus bagi orang-orang cacat inilah, Jessica bertemu dengan Carissa
yang baru sekitar 2 minggu masuk islam. Carissa yang memang bersemangat itu
menjelaskan kepadanya siapa dia dan Islam yang dianutnya.

Setelah berkenalan beberapa saat saya ketahui kemudian bahwa Jessica ini berayah
seorang Muslim keturunan Suriah tapi beribu Spanyol. Namun demikian, selama
hidupnya belum pernah belajar Islam. Menurutnya, ayahnya memang orang Suriah tapi
dia tidak pernah mengajarnya bahasa Arab (barangkali dimaksudnya Islam). Bahkan
(maaf) dia menggelari ayahnya "Cassinova", yang awalnya saya sendiri tidak tahu
artinya. Ternyata dia menjelaskan bahwa "cassinova man" itu adalah seseorang yang
"dating many women at the same time". Menurut Jessica lagi, ayahnya kini sakit keras.
Punya lima anak dari 5 ibu yang berbeda.

Oleh karena memang ayahnya tidak melakukan ajaran agama, apalagi mengajarkan
anaknya agama Islam, Jessica sendiri merasa lebih Katolik mengikuti agama ibunya.
Oleh karenanya, walaupun tidak ke gereja, dia merasa ada ikatan dengan agama Katolik
ibunya. Sore itu, setelah bertanya beberapa hal, tiba-tiba saja dia menyelah "I think this is
the right religion to follow".

Bulan Nopember 2006 99


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Saya kemudian menjelaskan lebih detail mengenai islam dan dasar-dasar Iman.
ALhamdulillah, bersamaan dengan acara buka puasa hari itu saya tuntun Jessica
mengucapkan syahadah "Laa ilaaha illa Allah-Muhammadan Rasulullah" diringi pekik
takbir kaum Muslimin yang sedang mencicipi buka puasa.

Beberapa hari kemudian saya tanya "did you tell your family regarding your Islam? "
Dian menjawab "not yet, but studying doing my prayer secretly". Ketika saya tanya
apakah Bapaknya juga belum tahu kalau dia Muslim? Dia mengatakan bahwa "my father
does not want to know that". Saya tanya kenapa? Dia bilang "If he knows he will be
embarrassed being a Muslim but never told us about his religion". Saya hanya
mengatakan "astaghfirullah".

Kini Jessica rajin mengikuti acara-acara ceramah atau pengajian saya. Pada hari Raya
yang lalu Jessica ikut kami sekeluarga keliling silaturrahim ke berbagai rumah. Begitu
senangnya hingga berkata: "I never experienced such a wonderful day".

Jessica termasuk anak yang gagal sekolahnya. Ketika berumur 16 tahun terpaksa menikah
karena hubungannya dengan seorang pemuda. Dia tidak menamatkan SMA sekalipun.
Setelah menikah ternyata dia menjadi bulan-bulanan suami yang pemabuk dan bahkan
pengkonsumsi narkoba. Perkawinan itupun tidak berumur panjang. Sejak itu pula, ayah
Jessica mengalami penyakit jantung kronis dan kesehatannya semakin menurun. Maka
dengan sendirinya hanya ibunyalah yang mencari nafkah memenuhi kebutuhan keluarga.
Inilah yang mendorong Jessica kemudian untuk bekerja membantu sang ibu.

Kini Jessica bertekad untuk kembali belajar dan bercita-cita untuk menjadi perawat.
Alasannya karena dia senang membantu orang lain. Dua hari lalu Jessica menelpon saya
memberitahu bahwa dia berjuang untuk shalat di rumahnya. "I feel it'
s not clean, and my
brother is laughing at me when he sees me doing it". Saya terkejut karena saya kira
Islamnya masih dirahasiakan. Ternyata menurutnya, semua sudah tahu kecuali ayahnya.
Dia masih sungkan memberi tahu ayahnya karena menurutnya jangan sampai tersinggung
sedangkan dia sekarang ini sakit keras.

Saya ingatkan Jessica "jika kamu berhasil menyadarkan ayahmu sebelum meninggal,
maka itu pemberian yang paling berharga dari seorang anak kepada seorang ayahnya".
Jessica hanya tersenyum seraya berucap "I hope so. Pray for me!"

Semoga Allah selalu menunjuki jalanmu Jessica!


New York, November 2, 2006

M. Syamsi Ali

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 100


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : suryati y4t12002@yahoo.com


Tgl. Email : 24-11-2006

IKHLASKAN DAN MAAFKANLAH ORANG YANG TELAH


BERBUAT ZALIM KEPADA KITA KARENA BERBUAT ZALIM
TERMASUK DOSA BESAR KEPADA ALLAH SWT

Saudaraku, kasihanilah saudara-saudara kita yang fakir, miskin dan yang susah. Tetapi
kita harus lebih kasihan lagi kepada saudara- saudara kita yang telah berbuat zalim
kepada dirinya sendiri atau kepada orang lain.

Zalim secara bahasa mengandung pengertian "aniaya/celaka" . Zalim secara istilah


mengandung pengertian "berbuat aniaya/celaka terhadap diri sendiri atau orang lain
dengan cara-cara bathil yang keluar dari jalur syariat Agama Islam". Disisi lain zalim
bisa berarti "menempatkan sesuatu tidak sesuai dengan tempatnya".

Zalim merupakan perbuatan yang di larang oleh Allah SWT dan termasuk dari salah satu
dosa-dosa besar. Manusia yang berbuat zalim akan mendapatkan balasan di dunia dan
siksa yang pedih di akhirat kelak. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur' an
Surah Asy-Syura : 42

"Sesungguhnya dosa besar itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan
melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih".

Kalau kita kumpulkan macam-macam perbuatan zalim menurut pengertian di atas,


mungkin akan sangat banyak kita dapatkan perbuatan tersebut pada diri kita, ataupun
pada diri saudara-saudara kita yang lainnya.

Saudaraku, maksud dan tujuan utama dari tulisan ini adalah :


1. Agar kita berhati-hati dan tidak melakukan perbuatan zalim kepada diri sendiri
atau kepada siapapun.
2. Agar kita mampu memaafkan orang-orang yang telah berbuat zalim
kepada kita dengan cara mendoakannya agar di berikan hidayah oleh
Allah SWT.
3. Agar tercipta lingkungan rumah tangga, lingkungan kantor, ataupun lingkungan
masyarakat yang damai dan harmonis.

Macam-macam perbuatan zalim secara umum adalah segala perbuatan yang mengotori
hati, yaitu sombong, dengki (tidak suka terhadap kebahagian orang lain), ghibah
(membicarakan keburukan orang lain), fitnah (menuduh tanpa bukti yang kuat), adu
domba (bermuka dua), dusta (bohong), ujub (bangga diri dengan merendahkan orang
lain), dan lain sebagainya.

Saudaraku, kalau kita uraikan macam-macam perbuatan zalim ke dalam bentuk yang
lebih khusus adalah sebagi berikut :
Lingkungan kelurga/Rumah tangga :

Bulan Nopember 2006 101


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

1. Seorang Ayah yang memberikan nafkah dari rizki yang subhat atau haram, maka
menimbulkan akibat-akibat buruk terhadap istri dan anak-anaknya, yaitu ;
Istri dan anak-anaknya akan menjadi durhaka baik kepada suami/orang tua, dan
kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Bersikap cuek dan tidak peduli akan ibadah kepada Allah SWT dan Agama Islam,
dengan cara ringan untuk meninggal-ninggalkan solat yang lima waktu.

2. Seorang ibu yang tidak memberikan perhatian penuh dan pendidikan Agama Islam
serta contoh-contoh etika/moral yang baik kepada keluarganya, maka akan
menimbulkan akibat-akibat buruk terhadap suami dan anak-anaknya, yaitu ;
Suami akan merasa bosan dengan istrinya, maka mulailah terjadi kerenggangan
dan keharmonisan hubungan suami-istri, yang kemudian sering terjadinya
keributan-keributan kecil yang lama-lama menjadi besar.
Suami akan terbiasa berbohong kepada istrinya, yang ditandai dengan
berkurangnya uang belanja istri, yang digunakan untuk berjudi atau membeli
minum-minuman keras.
Anak-anak yang lebih senang mencari hiburan dan perhatian di luar rumahnya,
sehingga sudah tidak ada filter dan kontrol lagi bagi anak-anaknya.
Anak-anak yang terjerembab di lingkungan yang tidak Islami, pergaulan bebas,
narkotika dan lain sebaginya.

Lingkungan Kantor:
1. Seorang pemimpin yang tamak/rakus akan memberikan dampak yang sangat buruk
bagi karyawan/pegawainya , yaitu ;
a. Tertanamnya sifat malas dalam bekerja, karena hak-hak pegawai/karyawan
tidak di perhatikan/diberikan.
b. Tertanamnya sifat benci kepada atasan.
c. Tertanamnya sifat adu domba (bermuka dua) diantara sesama
pegawai/karyawan yang melahirkan para pegawai/karyawan yang ABS (Asal
Bos Senang), maka demi kepentingan dan pencapaian tujuan
individu/kelompoknya, mereka rela mengorbankan teman/sahabatnya
sendiri.
d. Tertanamnya sifat benci sesama pegawai dan terciptanya kelompok-
kelompok dalam lingkungan pegawai. Dengan cara menyebarkan fitnahan-
fitnahan keji kepada sesama temannya sendiri yang tidak se-ide atau
tidak sepaham.
e. Tidak tercapainya tujuan organisasi.
2. Seorang pegawai/karyawan yang kurang Ilmu dan kurang Imannya kepada Allah
SWT memberikan dampak yang buruk juga kepada lingkungan kantornya, yaitu ;
a. Lahirnya sifat ABS dalam dirinya
b. Lahirnya sifat dengki dan merasa benar sendiri.
c. Lahirnya kelompok-kelompok pegawai/karyawan yang merasa satu
tujuan/kepentingan untuk mencapai tujuannya digunakanlah cara-cara yang
haram dan keji.
d. Terciptanya lingkungan kerja yang tidak nyaman dan tidak kondusif.

Bulan Nopember 2006 102


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Lingkungan Masyarakat/alam :
Manusia yang tidak memperhatikan lingkungan disekitarnya maka akan menimbulkan
dampak yang sangat merugikan manusia itu sendiri, diantaranya ;
1. Penebangan hutan secara liar akan menimbulkan banjir dan longsor
2. Membuang sampah secara sembarangan akan menimbulkan lingkungan yang kotor
dan bau, serta bila turun hujan akan menghambat jalurnya air maka akan terjadi
banjir.
3. Mengeksploitasi tambang di perut bumi, maka akan menimbulkan gempa-gempa
kecil karena pergeseran lapisan-lapisan tanah Dan contoh-contoh lainnya yang tidak
dapat di paparkan secara rinci dalam tulisan ini.

Allah SWT telah mengingatka dalam Al Qur' an bahwa setiap perbuatan yang kita
lakukan akan mendapat balasan dari-Nya, sebagaimana firman- Nya dalam Qs. Al
Zaljalah : 7-8

"Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya pula".

Pada bagian atas telah dipaparkan sekelumit perbuatan-perbuatan zalim yang sering kita
lakukan secara sadar maupun tidak, secara disengaja maupun tidak. Apakah di
lingkungan rumah tangga kita, di lingkungan tempat kerja kita, ataupun di lingkungan
masyarakat kita.

Agama Islam secara tegas dan jelas mengharamkan kepada umatnya untuk melakukan
perbuatan zalim dimanapun dan dengan siapapun. Pada bagian ini akan dinukilkan ayat-
ayat dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan Larangan Berbuat
Zalim & Membantu untuk berbuat Zalim. Sebagai bentuk nasihat dan muhasabah diri
agar sering-sering mengintrospeksi diri setiap saat dan setiap waktu.

Larangan Berbuat Zalim.


Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur' an Surah Ibrahim : 42-45 "Dan janganlah
sekali-kali kamu (Muhammad) mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh
orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai
pada hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. Mereka datang bergegas-gegas
memenuhi panggilan dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-
kedip dan hati mereka kosong. Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari
(yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang
zalim: "Ya Tuhan kami beri tangguhlah kepada kami (kembalikanlah kami ke dunia)
walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan memenuhi seruan Engkau dan
akan mengikuti Rasul-rasul. (Kepada mereka di katakan):' Bukankah kamu telah
bersumpah dahulu (di dunia), bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa? Dan kamu telah
berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri,
dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat kepada mereka dan telah Kami
berikan kepadamu beberapa perumpamaan" .

Bulan Nopember 2006 103


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Kalau kita perhatikan sangat jelas apa yang di sampaikan Allah SWT dalam isi
kandungan ayat Qs; Ibrahim : 42-45 di atas, yaitu ;
1. Allah SWT tidak pernah lalai atau lengah terhadap perbuatan orang-orang yang
zalim.
2. Allah SWT pasti menghukum perbuatan orang-orang zalim, biarpun di dunia mereka
merasa bebas se-bebas-bebasnya, tetapi di akhirat nanti mereka akan menerima
balasan azab yang berat atas perbuatan mereka.
3. Kondisi/keadaan orang-orang zalim ketika hari kiamat sangat mengenaskan, yaitu
mereka datang dengan bergegas-gegas memenuhi panggilan Allah, dengan
mengangkat kepalanya mata mereka terbelalak tidak berkedip-kedip, tetapi hati
mereka kosong karena takut.
4. Perintah Allah SWT kepada kita (orang yang beriman) untuk menyampaikan
peringatan kepada manusia terhadap kebenaran datangnya hari kiamat dan kebenaran
azab Allah kepada orang-orang yang zalim.
5. Sia-sialah penyesalan orang-orang zalim pada hari kiamat nanti, mereka meminta
kepada Allah di kembalikan ke dunia biarpun sesaat untuk menebus kezaliman
mereka selama hidup di dunia.
6. Sumpah orang-orang yang zalim ketika hidup di dunia, bahwa mereka tidak akan
binasa, mereka merasa aman dan kokoh dengan pangkat, jabatan/kedudukan, harta,
dan rumah mewah yang mereka miliki. Akan tetapi di hari kiamat itu semua akan
binasa dan tidak mampu menyelamatkan mereka dari siksa azb api neraka-Nya Allah
SWT.
7. Allah SWT telah memberikan banyak perumpamaan-perumpamaan dan
contoh-contoh bahwa manusia-manusia yang zalim akan hancur dan binasa. Mari kita
perhatikan Fir' aun, Namruz, Qarun mereka semua adalah perumpamaan-
perumpamaan manusia-manusia zalim yang di laknat oleh Allah di dunia sampai
akhirat nanti.

Membantu Berbuat Zalim.

Melakukan perbuatan zalim adalah dosa besar, dan orang-orang yang membantu
perbuatan zalim dosanya sama dengan orang yang berbuat zalim. Membantu perbuatan
zalim ialah jika seseorang menjadi petunjuk jalan orang lain dalam berbuat ke-zaliman,
dengan kata lain seseorang yang memberikan informasi/jalan/ cara/fasilitas kepada orang
yang hendak melakukan kezaliman kepada orang lain. Perbuatan inipun termasuk dosa
besar dan mendapat balasan azab dari Allah SWT.

Mari kita simak beberapa Hadis Nabi Muhammad SAW di bawah ini :
Di riwayatkan oleh Ahmad, Abu Ya' la, dan Ibnu Hibban : Dari Ibnu Mas'
ud r.a berkata:
Rasulullah SAW bersabda: "Besok akan ada pemimpin-pemimpin yang datang atau
mengumpulkan rakyatnya dengan berbuat zalim dan berbohong kepada mereka, maka
barang siapa ikut pada golongan mereka, membenarkan kebohongan mereka, dan
menolong kezaliman mereka, maka ia bukanlah termasuk golonganku (golongan umat
Nabi Muhammad) dan aku bukanlah dari golongan mereka. Dan barang siapa yang tidak
ikut golongan mereka, bahkan tidak membantu kezalimannya, maka ia berarti dari
golonganku dan aku pun menjadi golongannya" .

Bulan Nopember 2006 104


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Hadis di atas mengandung beberapa penjelasan :


1. Suatu masa akan hadir di tengah-tengah kita pemimpin yang zalim, yang
memiliki kegemaran berbohong kepada rakyatnya (bawahannya) .
2. Larangan untuk mengikuti pemimpin yang zalim, apakah dengan membenarkan
kebohongan yang di bawanya, menolong kezalimannya dengan memberikan
informasi/jalan/ cara/fasilitas yang ia miliki.
3. Golongan yang membantu/menolong orang yang melakukan kezaliman, maka
bukanlah di katakan golongan umat Nabi Muhammad SAW. Dengan kata lain
golongan tersebut bukan golongan Islam (tetapi golongan Munafik) biarpun KTP
dan statusnya Islam.

Di riwayatkan oleh Bukhari :


Dari Anas r.a berkata: Dari Rasulullah SAW, bahwasannya beliau bersabda: "Hendaklah
kamu menolong saudaramu yang menganiaya dan yang teraniaya", sahabat bertanya:
"Wahai Rasulullah, (benar) aku akan menolong apabila ia dianiaya, maka bagaimana cara
menolongnya apabila ia menganiaya?" . Beliau menjawab: "Engkau cegah dia dari
(perbuatan) penganiayaan, maka yang demikian itulah berarti menolongnya" .

Beberapa isi kandungan hadis yang dapat kita cermati :


1. Perintah menolong saudara yang teraniaya (terzalimi), dengan cara membantu
meringankan penderitaannya, baik secara materi maupun non materi.
2. Perintah menolong saudara yang menganiaya (menzalimi), dengan cara
mencegahnya agar tidak berbuat aniaya. Tiga cara mencegah orang yang berbuat
zalim menurut pandangan agama Islam yaitu:
a. Dengan tangan, artinya cegah dengan kekuasaan, jabatan/kedudukan/
harta yang kita miliki.
b. Dengan lisan, artinya cegah dengan nasihat-nasihat yang baik (nasihat-
nasihat agama, tulisan-tulisan atau artikel-artikel agama, dan lain
sebaginya).
c. Dengan hati, artinya cegah dengan doa-doa yang baik kepada Allah, agar
orang yang berbuat zalim itu di berikan hidayah dan ampunan dari Allah
SWT. Dan inilah selemah-lemahnya iman.

Di riwayatkan oleh Muslim dan Turmudji:


Dari Abi Hurairah r.a, Nabi SAW bersabda: "Tahukah kamu siapa yang pelit itu?",
mereka (sahabat) berkata: "Ya Rasulullah, orang yang pelit menurut kami ialah orang
yang tidak punya kesenangan dan uang", (kemudian) Rasulullah menjawab:
"Sesungguhnya orang yang pelit dari umatku ialah orang yang datang (pada hari kiamat)
membawa pahala solat, zakat, puasa dan haji. Sedang (ia) pun datang (dengan membawa
dosa) karena memaki-maki orang, memukul orang, dan mengambil harta benda orang
(hak-hak orang), maka kebaikan-kebaikan orang (yang menzalimi) itu diambil untuk
diberikan kepada orang-orang yang terzalimi. Maka tatkala kebaikan orang (yang
menzalimi) itu habis, sedang hutang (kezalimannya) belum terbayarkan, maka
diambilkan kajahatan-kejahatan dari mereka (yang terzalimi) untuk di berikan kepadanya
(yang menzalimi), kemudian ia (yang menzalimi) dilemparkan kedalam neraka."

Bulan Nopember 2006 105


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Hadis ini menjelaskan akan kerugian orang yang berbuat zalim kepada orang lain, yaitu :
1. Orang zalim dikatakan sebagai orang yang "pelit".
2. Di hari kiamat nanti (hari di hitungnya segala amal perbuatan), seluruh amal
kebaikan orang yang menzalimi akan di berikan kepada orang-orang yang telah
terzalimi.
3. Dan segala dosa-dosa orang yang terzalimi akan diberikan kepada orang yang
menzalimi.
4. Orang-orang yang zalim akan dilemparkan ke dalam neraka.

Sebagai penutup dari uraian singkat ini kami mengajak kepada seluruh saudara-sudaraku
kaum Muslimin, apakah seorang pejabat, aparat, konglomerat, maupun rakyat marilah
kita pandai-pandai memanfatkan segala ni' mat yang telah di berikan oleh Allah kepada
kita untuk meningkatkan ketaatan kepada-Nya. Rapatkan dan kuatkanlah barisan
ukhuwah islamiah diantara kita, dan jauhkan segala sifat-sifat buruk yang masih
bersemayam di hati kita. Masih ada kesempatan dan waktu untuk bertaubat mohon
ampunan dari Allah SWT atas segala dosa-dosa yang kita lakukan kepada-Nya dan
kepada sesama saudara kita. Semoga bermanfaat dan dapat di amalkan, amin.

Oleh : Baginda Hambali Siregar, SPd Islam


Brusel, 21 November 2006

Yathie
(hidup ini hanya sekali, maka janganlah disia-siakan. Mari kita kembali kepada niat yang
baik InsyaAlloh akan mendapatkan yang baik pula.....Amiin)

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 106


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : suryati y4t12002@yahoo.com


Tgl. Email : 24-11-2006

Kenapa Ada Perintah Ruku dan Sujud


1. Kenapa Ada Perintah Rukuk dan Sujud?
Menurut penelitian, sel darah merah (HB) mengalami penurunan rata-rata setiap 5
jam. Pantas saja Allah menyuruh kita Rukuk dan Sujud (maksudnya Shalat) minimal
24 jam : 5 jam = Minimal 5 kali shalat sehari. Untuk menerima wahyu shalat, Nabi
Muhammad di Isra mi’raj kan karena sangat pentingnya shalat tersebut. Jadi, Allah
menciptakan manusia beserta cara pemeliharaannya karena Allah Maha Tahu akan
fundamental setiap manusia. Di sini kita harus menyadari bahwa Allah itu maha
pemurah, maha penyayang kepada setiap manusia. Dan kita harus sadar bahwa Rukuk
dan Sujud itu atau Shalat itu merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap
manusia. Rahasia gerakan shalat dan hubungannya dengan sistem saraf, akan
dijelaskan secara rinci dan logis pada bab selanjutnya.

2. Kiat Hidup Sehat


Dari hasil penelitian (pemikiran, pengamatan, dan penerapan) dikatakan bahwa jika
kita ingin hidup sehat tanpa obat ingatlah beberapa hal berikut ini.

1. Jaga pikiran.
Pikiran yang keluar dari kening kita yang merupakan titik/ area sujud harus dijaga
dengan baik. Pikiran yang ruwet akan mengacaukan sistem yang ada di tubuh
kita, baik itu sistem pencernaan, emosional, jantung, atau sistem panas/elektrik
tubuh kita. Satu saja elemen sistem yang kacau di tubuh kita akan menyebabkan
organ tubuh ada yang kurang berfungsi, lama-lama malah tidak berfungsi. Hal ini
dapat dimengerti karena Allah menciptakan manusia sebagai mahluk yang sangat
sempurna. Bagaimana cara terbaik menjaga pikiran? Saya rasa, Bapak/Ibu pasti
tahu, dan bisa dipelajari dari orang yang ahli di bidang ini. Yang penting,
berusaha meminimalisir bahkan meniadakan sesuatu yang memicu kita berpikir
ruwet/kusut/complicated, di antaranya: jangan mengerjakan pekerjaan di luar
batas kemampuan, mengerjakan tugas dengan serius dan sistematis serta harus
sabar, dan jangan berbohong.

2. Jaga makanan.
Jangan membiasakan diri dengan makanan yang walaupun halal tetapi akan
menyebabkan tumpukan lemak jenuh dan asam urat/ purin dalam tubuh kita.
Makanan seperti jeroan, lalapan tertentu, atau nasi yang berlebihan akan
menyebabkan terjadi pengapuran yang akan melapisi sistem saraf di tubuh kita,
sehingga sinyal elektrik dari otak/pikiran kita tidak dapat disampaikan dengan
sempurna ke titik ujung saraf. Akibatnya, pasti ada organ tubuh kita yang kurang
berfungsi. Dalam kitab suci Al-Qur’an sebenarnya sudah ada jenis makanan,
minuman, buah-buahan, sayuran yang terbaik seperti madu, daging burung/
unggas, ikan laut, minyak zaitun (tanpa kolesterol), kurma, apel, anggur, dan
sawi. Di samping itu, sebaiknya kita menjaga sumber dana yang akan dibelikan

Bulan Nopember 2006 107


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

untuk makan. Artinya, untuk mendapatkan keberkahan yang sempurna, sumber


dan penggunaan dananya harus halal dan baik kualitasnya.

3. Jaga kelakuan.
Kelakuan sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Kelakuan yang buruk, terutama
tidak bisa menjaga kemaluan, dapat mendatangkan penyakit. Alat vital
(kemaluan), terkadang lebih berpengaruh daripada alat yang sangat vital, yaitu
OTAK. Untuk itu, kita harus menyadari cara mengendalikan kelakuan kita. Kalau
Aa Gym, mengembangkan aplikasi Manajemen Qolbu; Steven Covey
mengembangkan 7 kebiasaan yang sangat efektif dalam meningkatkan kualitas
hidup kita, bagaimana kalau kita mengembangkan manajemen nafsu? Steven
Covey menyebutkan bahwa salah satu kunci sukses adalah kita diharuskan
membiasakan untuk build the relationship. Bukankah ini sama dengan Hablum
minan-nas, hubungan baik sesama manusia, melampaui batas/sekat golongan,
suku bangsa. Kemudian kebiasaan yang ke 7 adalah sharpen the saw, yang
maknanya, konsisten dan sabar dalam kebiasaan yang baik

4. Jaga kelenturan.
Daud adalah model manusia perkasa, senang puasa, berburu/ mengembara. Sudah
pasti tubuhnya tidak tersalut oleh lemak jenuh, asam urat, dan sangat lentur.
Sistem elektrik di tubuhnya sangat sempurna, sehingga bisa menyalurkan atau
menghasilkan panas yang sangat tinggi di telapak tangannya, bahkan, dalam suatu
riwayat, besi pun bisa lunak di tangannya. Kelenturan tubuh, sebenarnya, dapat
dijaga dengan beberapa cara. Misalnya, yoga, balet, dan olah raga lainnya.
Namun, menurut penelitian nara sumber, cara yang terbaik adalah shalat. Tetapi
shalat yang bagaimana? Nanti akan dijelaskan secara rinci pada hubungan shalat
dengan penjagaan kelenturan urat saraf.

5. Jaga pakaian.
Dalam Al-Qur' an, sebenarnya, sudah ada perintah untuk orang yang kualitas
imannya tinggi, terutama wanita, untuk menjaga auratnya dengan cara berpakaian
yang longgar, menutupi tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangannya
(kerudung). Kenapa wanita? Kalau kita mau berpikir dan meneliti secara seksama,
wanita itu adalah mahkluk yang sangat sensitif, sangat indah, sangat lentur.
Apabila ingin menjaga keindahan, kelenturan, dan sensitivitasnya, coba
perhatikan dan aplikasikan cara berpakaian yang terbaik. Sengatan matahari
secara langsung akan menyebabkan kulit kering karena keringat langsung
menguap tanpa terhalang oleh kain. Kulit yang kering akan merusak sistem
keringat, sehingga saraf akan menjadi kering. Yang berbahaya, jika ada saraf yang
di leher, di pangkal lengan, atau di ujung jari kering, berdasarkan penelitian, akan
menyebabkan sistem pencernaan terganggu, liver bengkak, sakit perut, sakit
typhus, atau susah buang angin. Jika yang kering sarafnya di pangkal/bagian
lengan, akan mengakibatkan terganggunya sistem reproduksi. Ini akan dituangkan
secara rinci mengenai gerakan wudhu yang diimplementasikan dalam teknik pijat
untuk menjaga fungsi saraf. Maaf, ini tidak ada universitasnya. Ini hanya
berdasarkan pengalaman nara sumber selama mengobati dirinya dan orang lain.

Bulan Nopember 2006 108


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pakaian yang sempit pada wanita, terutama BH (Breast Holder), akan


menyebabkan saluran lemak, lendir, cairan tubuh, dan pipa darah menjadi
tersumbat. Lama-lama menggumpal dan mengeras, bahkan membusuk sehingga
merusakjaringan saraf. Bakteri/virus akan menyebar ke mana-mana merusak
organ tubuh yang lain, tergantung ke mana kabel-kabelnya/urat saraf dan pipa
darahnya tersambung atau mengalir. Jadi, cara berpakaian sangatlah berpengaruh
terhadap kesehatan kita. Ikat pinggang yang kencang merusak saraf di pinggang,
jam tangan kencang merusak saraf di pergelangan tangan, cincin sempit merusak
saraf di jari tangan kita. Karena sangat sempurnanya sistem saraf di tubuh kita,
sehingga harus dijaga setiap titik di tubuh kita. Jangan ada urat saraf yang terjepit,
kering, busuk, atau putus. Begitu pula kalau tubuh kita sering kedinginan karena
ruangan ber-AC. Dari hasil pengamatan nara sumber, banyak sekali yang mati
rasa pada ujung saraf di tengkuk dan pundak, serta pinggang karena lemak jenuh
yang ada di saluran lemak dan serat daging menjadi beku, sehingga menyebabkan
aliran darah tersumbat, kemudian sistem panas tubuh tidak bekerja optimal,
bahkan sistem keringat tidak berfungsi. Kalau banyak kabel yang mati rasa maka
ada organ tubuh kita kurang berfungsi. Yang bahaya, jika saluran air lebih yang
ada dalam paru atau serat daging yang tersambung ke saluran ginjal tersumbat,
akan menyebabkan paru-paru basah dan sel paru-paru bisa membusuk, atau
minimal kedinginan. Tidur terlalu lama pada malam hari yang lembab,
menyebabkan tersumbatnya saluran air lebih ini, dan banyak saraf di pundak,
terutama bagian belikat akan terhimpit oleh berat badan kita, sehingga banyak
saraf yang kurang berfungsi. Pantas, kita dianjurkan untuk bangun malam hari
melakukan shalat tahajud untuk menjaga kelenturan tubuh dan mencegah
terjadinya sumbatan.

3. Semua Penyakit Dapat Dicegah


Lima kiat di atas sangat sederhana dan mudah diingat tetapi sulit dilaksanakan. Oleh
karena itu, harus dibiasakan sejak anak-anak. Memang, kita harus meyakinkan diri
kita sendiri bahwa Semua Penyakit ada Obatnya. Namun, ungkapan ini sebaiknya kita
modifikasi menjadi, "Semua Penyakit dapat dicegah dengan cara yang sederhana.
Yaitu, dengan membiasakan diri menjaga pikiran, makanan, kelakuan, kelenturan,
dan pakaian." Untuk menjadi sehat, sebenarnya, murah biayanya. Kalau sudah sakit
parah, mahal biayanya, bahkan bisa ludes hartanya. Salah satu pasien yang gagal
ginjal mengeluh kepada nara sumber, janganlah sampai diberi Penyakit seperti ini.
Duit segudang pun bakalan beak(ludes). Dan hasil pengamatannya, orang sakit gagal
ginjal, sebenarnya, penyebabnya sederhana saja, yaitu mulanya kabel/saraf pengatur
kerja ginjal terjepit lemak yang mengeras, sehingga perintah otak tidak tersambung.
Keadaan ini tambah parah karena sistem keringat tidak normal, yang menyebabkan
ginjal bekerja keras, kemudian dampak antibiotik yang mengkristal seperti pecahan
beling/ujung jarum menggores dinding ginjal dan menyebabkan dinding ginjal
terluka/infeksi. Belum lagi jika saluran kemih pun tersumbat, seperti kejengkolan,
makin memperparah fungsi ginjal. Jika saluran air dari paru-paru ke ginjal tersumbat,
dapat menyebabkan ginjal kering dan lama-lama mengerut. Sebenarnya, gerakan
shalat yang tertib dan teratur waktunya dapat menjaga sistem ginjal ini Rukuk yang

Bulan Nopember 2006 109


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

agak ditekuk maksimal, agak lama, dan duduk di antara dua sujud yang semua jari
kaki kiri dan kanan ditekuk, akan dapat menjaga sistem ginjal dan sistem lainnya.
4. Formula Penyelamat Dunia dan Akhirat
Bagaimana caranya kita selamat dunia dan akhirat? Nara sumber menyampaikan
pemikiran ini, yang mungkin berupa anjuran, sebenarnya ditujukan terutama untuk
dirinya, berupa formula 5 S + 1 I , yaitu:
S1 = SHALAT
S2 = SABAR
S3 = SHAUM alias PUASA I = IKHLAS
S4 = SHADAQOH
S5 = SILATURAHMI

5. Syarat dan Pantangan


Formula di atas harus disertai dengan persyaratan, yang semuanya diambil dari Al-
Qur'an, yaitu: kita tidak boleh melakukan perbuatan:
1. Musyrik; bersekutu dengan cara meminta bantuan jin atau arwah.
2. Kufur; gila harta, gila tahta, gila wanita, makan riba.
3. Munafik; beda antar niat, ucapan, perbuatan.
4. Memelintir ayat seperti perbuatan Ahlul Kitab.

Jadi, intinya, kita hidup ini harus ikhlas, sabar menunggu pertolongan Allah dengan
cara mengikuti seluruh aturan Allah, tetap berada di jalan yang lurus, berusahalah
semaksimal mungkin untuk hijrah dari lingkungan yang menyebabkan kita sakit. Hal
ini dilakukan kalau kita ingin selamat dunia dan akhirat. Kita tidak cukup hanya
mengaku beriman dan takwa, tapi harus disertai oleh perbuatan kebajikan dan
bersedekah dari sumber yang halal dan jenisnya baik dan harus ikhlas, baru kita akan
dimudahkan segala macam urusan dan diberikan keselamatan oleh Allah.
Sebenarnya, kita harus malu. Terkadang, kita berdoa minta sampai satu buku
panjangnya, tetapi, sebenarnya, kalau kita teliti, semua jawaban doa tersebut sudah
ada dan pasti dikabulkan oleh Allah. Namun, apakah kita sudah memenuhi syarat
dikabulkan doa? Minta dimudahkan segala urusan, bayar dahulu sedekah, terutama ke
anak yatim. Sudah sedekah tapi masih saja belum dikabulkan, coba koreksi, apakah
sumber dana kita halal atau tidak, ikhlas atau tidak? Demikian pula waktu kita shalat,
minimal 17 kali baca Al Fatihah, yang juga merupakan doa minta jalan lurus,
sebenarnya jawabannya sudah ada, kemudian dilanjutkan dengan ayat–ayat yang
sebenarnya merupakan jawaban dari doa kita itu sendiri. Jadi, Shalat itu sangat
penting, dan yang lebih penting, jaga kelakuan kita sehingga mencerminkan shalat,
baru kita dianggap layak untuk selalu dilindungi.

6. Salah Paham tentang Mirah Delima


Di masyarakat kita banyak yang menganggap bahwa mirah delima itu adalah batu
permata yang dapat memancarkan sinar warna merah dan jika dimasukkan ke dalam
gelas yang berisi air, airnya menjadi merah, bahkan gelas yang berisi air di
sampingnya pun merah. Banyak yang berburu batu mirah delima ini hingga tidak
sedikit yang tertipu sampai miliaran rupiah.

Bulan Nopember 2006 110


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Sebenarnya, kalau kita mau berpikir tentang hal ini, jawabannya adalah sebagai
berikut. Contoh manusia yang ikhlas dan tauhidnya sangat tinggi, Bapak para Nabi,
yakni Ibrahim tidak dapat dibakar api karena manusia yang telah mendapatkan
keridhaan Allah dan 100% tidak musyrik dari dalam tubuhnya dapat memancar sinar
Infra Merah yang sangat panas melebihi panasnya api, hingga tidak dapat dibakar api.
Manusia yang dapat memacarkan sinar Infra Merah adalah manusia yang bersih dari
syirik dan betul-betul mengamalkan surat Al-Ikhlas yang Dal-nya ada Lima
(DeLima). Jadi, Delima bukanlah batu.

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 111


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : arief ludiantoro ar1ef2001@yahoo.com


Tgl. Email : 24-11-2006

Makna Zikir
Mawlana Syaikh Hisham Kabbani ar Rabbani

Bismillah hirRohman nirRohim

Kata zikir mempunyai makna yang beragam. Kata itu bisa merujuk kepada Kitab Allah
dan pembacaannya, shalat, belajar, dan mengajar. Penulis Fiqh al-sunna berkata dalam
bab mengenai zikir bahwa Said bin Jubayr berkata, “Seseorang yang patuh kepada
Allah pada kenyataannya juga sedang berzikir.“Beberapa ulama dari periode awal
mengaitkannya dengansuatu bentuk (ibadah) yang lebih spesifik.

Aata berkata bahwa, “Majelis zikir adalah perkumpulan di mana di dalamnya dibicarakan
hal-hal yang baik dan yang terlarang, (sebagai contoh: jual-beli, shalat, puasa,
pernikahan, perceraian, dan haji).”

Qurtubi berkata, “Majelis zikir adalah suatu perkumpulan untuk ilmu pengetahuan dan
nasihat di mana firman Allah, sunnah Rasulullah saw, nasihat para pendahulu yang saleh,
dan ucapan para ulama yang baik, dipelajari dan dipraktikkan tanpa ada penambahan atau
inovasi (bid’ah), serta tanpa motif terselubung dan keserakahan.”

Berdoa kepada Allah dapat dilakukan dengan lidah, mengikuti salah satu formula yang
diajarkan oleh Rasulullah, atau suatu formula yang lain, atau mengingat Allah dalam hati,
atau kedua-duanya, melalui hati dan lidah.

Tulisan berikut berhubungan dengan dua arti yang terakhir: bahwa menyebutkan nama
Allah, sebagaimana yang diterangkan dalam ayat, “Orang-orang yang beriman adalah
mereka yang ketika disebut nama Allah, hati mereka bergetar“ (8:2); dan sabda
Rasulullah, “Zikir terbaik adalah la ilaha illallah.” (dari Jubayr kepada Tirmidzi dan Ibnu
Majah). Rasulullah saw tidak berkata, “Zikir terbaik adalah dengan memberi ceramah,”
atau “memberi nasihat,” atau “mengumpulkan dana.” Berikutnya yang menerangkan
tentang zikir yang dilakukan dalam hati, sebagaimana ditegaskan dengan ayat, “Laki-laki
dan wanita yang mengingat Allah dalam jumlah yang banyak” (33:35).

Rasulullah memuji dan menerangkan ayat itu dengan ucapan, “yang berhati tunggal
adalah yang paling utama” (Riwayat Muslim). Ketika beliau ditanya, “Ya Rasulullah,
siapakah yang dimaksud dengan yang berhati tunggal?” Beliau menjawab, “Laki-laki dan
perempuan yang mengingat Allah dalam jumlah yang banyak.” Lebih lanjut Rasulullah
mengklarifikasi peranan hati dalam mengingat Allah ketika beliau berkata kepada Abu
Hurayra ra, “Pergilah dengan kedua sandalku ini dan siapapun yang kau temui di balik
dinding ini yang menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain Allah dengan keyakinan dalam
hatinya, berikanlah kabar gembira bahwa dia akan masuk surga.” (hadits riwayat
Muslim).

Bulan Nopember 2006 112


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Zikir kadang-kadang bisa berarti mengingat secara internal dan menyebutkan secara
eksternal, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat, “Ingatlah Aku, maka Aku akan
mengingatmu” (2:152), ketika diterangkan dengan jelas dalam hadits qudsi:
Mereka yang mengingat-Ku dalam hatinya, maka Aku mengingatnya dalam hati-Ku, dan
mereka yang mengingat-Ku dalam suatu majelis (yang berzikir menyebut nama-Ku), Aku
mengingat mereka (dengan menyebutkan mereka) dalam suatu majelis yang lebih baik
dari majelis mereka.

Hadits yang sangat penting ini akan dijelaskan lebih jauh di bawah ini. Cukuplah
dikatakan bahwa secara umum ada 3 tipe zikir, yaitu : yang dilakukan dalam hati, yang
diucapkan dengan lidah, dan melakukan keduanya secara bersama-sama.

Ibnu Hajar menerangkan bahwa, menurut cerita Abu al-Darda ra mengenai kelebihan
zikir atas jihad, yang dimaksud zikir di sini adalah zikir yang disertai dengan kesadaran
akan kebesaran Allah sehingga misalnya, seseorang dapat menjadi lebih baik, daripada
mereka yang memerangi orang kafir tanpa ingatan semacam itu.

Dalam hadits lain yang diceritakan oleh Bukhari, Rasulullah saw bersabda bahwa mereka
yang melakukan zikir hidup, sedangkan yang tidak melakukannya bagaikan mayat.
Beliau berkata, matsalu al-ladzi yadzkuru rabbahu wa al-ladzi la yadzkuru rabbahu
matsalu al-hayyi wa al-mayyit. (Kitab daawat bab 66 tentang, “Keutamaan zikir Allah”).
Ibnu Hajar mengomentari,

Yang dimaksud dengan zikir di sini adalah ucapan atas ekspresi yang telah dianjurkan
bagi kita, dan diucapkan dengan jumlah yang melimpah, seperti halnya amal saleh yang
abadi—al-baqiyat al-salihat—mereka adalah: subhan Allah, al-hamdu lillah, la ilaha
illallah, allahu akbar dan semua yang berhubungan dengannya, seperti: hawqalah
(lahawla wa la quwwata illa billah), basmalah (bis-millah al-rahman al-rahim), hasbalah
(hasbunal-lahu wa nima al-wakil), istighfar, dan lainnya seperti doa memohon
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Zikir juga diterapkan sebagai ketekunan dalam menjalankan kewajiban atau segala
tindakan beribadah, seperti membaca al-Quran, membaca hadits, mempelajari ilmu-ilmu
Islam (al-ilm), dan shalat-shalat sunnah.

Zikir dapat dilakukan dengan lidah, di mana orang yang membacanya akan mendapat
pahala. Tidak perlu baginya untuk mengerti dan menghayati artinya dalam syarat dia
tidak mempunyai maksud lain dengan mengucapkannya, dan jika, sebagai tambahan
terhadap pengucapannya itu, juga dilakukan zikir dalam hati, maka zikirnya menjadi
lebih lengkap, dan jika ditambah dengan penghayatan terhadap makna yang terkandung
di dalamnya, zikirnya menjadi lebih lengkap lagi, dan jika semua ini dilakukan dalam
rangkaian ibadah, baik dalam shalat, jihad atau yang lain, akan lebih lengkap lagi dan jika
seseorang menyempurnakan perhatiannya kepada Allah dan memurnikan ketulusannya
kepada-Nya, maka itu adalah kesempurnaan terjauh.

Bulan Nopember 2006 113


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Fakhr al-Din al-Razi berkata bahwa apa yang dimaksud dengan zikir dengan lidah adalah
ekspresi terhadap tindakan penyembahan (tasbih), pujian (tahmid), dan memuliakan
(tamjid). Sementara zikir dalam hati terdiri atas refleksi terhadap bukti dan tulisan yang
menunjukkan esensi Allah dan atribut-Nya, pada kewajiban yang di dalamnya termasuk
hal-hal yang diperbolehkan dan dilarang sehingga seseorang dapat menguji aturan yang
berkaitan dengannya dan pada rahasia ciptaan Allah.

Sedangkan zikir anggota badan mencakup pada tindakan kepatuhan yang dilakukannya,
itulah sebabnya Allah menyebut shalat dengan “zikir” ketika Dia berfirman, “Ketika
panggilan (adzan) untuk melaksanakan shalat Jumat telah dikumandangkan, segeralah
kalian mengingat Allah” (62:9).

Dilaporkan juga oleh beberapa orang yang mempunyai pengetahuan tentang Allah swt,
bahwa zikir mempunyai 7 aspek:

1. Zikir mata yang mencakup tangisan (buka),


2. Zikir telinga yang mencakup pendengaran (isgha),
3. Zikir lidah yang mencakup pemujian (tsana),
4. Zikir tangan yang mencakup pemberian (ata),
5. Zikir tubuh yang mencakup loyalitas (wafa),
6. Zikir hati yang mencakup ketakutan dan harapan (khawf wa raja),
7. Zikir ruh yang mencakup ungkapan pasrah dan penyerahan diri (talim wa ridha)
(Ibnu Hajar dalam Fath al-Bari (1989 ed. 11:250)).

Wa min Allah at Tawfiq


wasalam, arief hamdani
www.rabbani-sufi.blogspot.com

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 114


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : arief ludiantoro ar1ef2001@yahoo.com


Tgl. Email : 24-11-2006

Tipe dan Frekwensi dalam Berzikir


Mawlana Syaikh Hisham Kabbani ar Rabbani
Bismillah hirRohman nirRohim

Karena zikir merupakan pekerjaan hati, Ibnu Taymiyya sebagaimana dikutip oleh
muridnya Ibnu Qayyim, berkata bahwa zikir sangat diperlukan bagi hati, sebagaimana
air untuk ikan. Ibnu Qayyim sendiri menulis sebuah buku berjudul al-Wabil al-sayyib,
mengenai keutamaan zikir, di mana beliau membuat daftar lebih dari seratus (100), di
antaranya adalah:
Zikir menginduksi perasaan cinta kepada Allah swt. Dia yang mencari akses kepada
kecintaan Allah harus berzikir sedalam-dalamnya. Sebagaimana dengan membaca dan
mengulang adalah pintu kepada ilmu pengetahuan, maka zikir adalah pintu gerbang
menuju Kecintaan-Nya.

Zikir melibatkan proses meditasi (muraqabah) yang dengannya seseorang dapat mencapai
tahap kesempurnaan (ihsan), di mana seseorang menyembah Allah seolah-olah dia benar-
benar melihat-Nya.

Suatu majelis zikir adalah perkumpulan para Malaikat, sedangkan majelis tanpa zikir
adalah perkumpulan Setan.

Dengan keutamaan dari zikir, orang-orang yang mengingat Allah diberkahi, begitu pula
orang yang duduk di sebelahnya. (dikutip dari Mawlana M.Zakariyya Kandhalvi, Virtues
of Dhikr (Lahore: Kutub Khana Faizi, n.d.) hal 74-76)

Meskipun pada kenyataannya zikir merupakan bentuk ibadah yang paling mudah
(pergerakan lidah lebih mudah dibandingkan dengan pergerakan anggota tubuh lainnya),
tetapi zikir merupakan bentuk yang paling utama.

Zikir merupakan salah satu bentuk sumbangan (shadaqah). Abu Dharr al-Ghifari ra
berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Sedekah (shadaqah) adalah bagi setiap orang setiap
hari setelah terbit matahari.’ Aku berkata, ‘Ya Rasulullah, dengan apa kita memberi
sedekah bila tidak mempunyai harta?’ Beliau berkata, ‘Pintu sedekah adalah
mengucapkan takbir, “Allahu Akbar (Allah Maha Besar), subhan Allah(Mahasuci Allah),
al-hamdu lillah (segala puji bagi Allah), la ilaha illallah (tiada Tuhan selain Allah),
astagfirullah (Aku memohon ampun kepada Allah), melakukan perbuatan baik,
menghindari kebatilan… ini adalah pintu-pintu sedekah yang diperuntukkan bagimu,
dan terdapat ganjaran bagimu bahkan ketika kamu melakukan hubungan badan dengan
istrimu.” (diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Hibban, dan pernyataan yang serupa juga
dilontarkan oleh Muslim).

Bulan Nopember 2006 115


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Seluruh ucapan untuk memuji dan mengagungkan Allah, memuji Kesempurnaan seluruh
Atribut-Nya yang meliputi Kekuatan dan Kemuliaan, Keindahan dan Keagungan-Nya,
baik diucapkan dengan lidah maupun diucapkan dalam hati, dianggap sebagai zikir. Dia
telah memerintahkan kita untuk mengingat-Nya setiap saat. Allah swtberfirman, Wahai
orang-orang yang beriman! Berzikirlah dengan (dengan menyebut nama) Allah, zikir
yang sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan sore (33:41-
42). Jika seseorang mengingat Allah, niscaya Allah akan mengingatnya:
Ingatlah Aku, Aku akan mengingatmu (2:152).

“Mengingat Allah adalah fondasi dari amal atau perbuatan baik. Siapapun yang berhasil
melakukannya,dia akan diberkahi dengan kedekatan terhadap Allah. Itulah sebabnya
Rasulullah saw selalu mengingat Allah . Ketika seseorang mengeluh, ‘Hukum Islam
terlalu sulit bagiku, katakanlah sesuatu yang mudah kuikuti,’ Rasulullah berkata
kepadanya, ‘Biarkan lidahmu selalu sibuk dengan mengingat Allah.’ (Diriwayatkan oleh
Ahmad dengan 2 sanad lisan, juga oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan sanad yang lain.
Sementara Ibnu Hibban dan al-Hakim menyatakan hadits itu sahih).

Mengingat Allah juga merupakan suatu jalan untuk membebaskan diri dari api neraka.
Muadz ra melaporkan, Rasulullah bersabda, ‘Tidak ada tindakan lain yang
lebih efektif untuk membebaskan diri dari hukuman atau azab Allah selain berzikir
kepada-Nya.” (diriwayatkan oleh Ahmad).

Ahmad juga melaporkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Semua yang kalian ucapkan
dalam merayakan Keagungan Allah, Kemuliaan dan Ke-Esaan-Nya dan seluruh ucapan
kalian untuk memuji-Nya berkumpul di sekeliling Singgasana Allah. Kata-kata tersebut
bedengung seperti lebah, dan menarik perhatian orang yang mengucapkannya di hadapan
Allah. Bukankah kalian mengharapkan bisa mempunyai seseorang di sana, di Kehadirat
Ilahi yang akan memanggil namamu?”

Wa min Allah at Tawfiq


wasalam, arief hamdani
www.rabbani-sufi.blogspot.com
------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 116


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : Julius A. Yasir julius_azwar@hpm.co.id


Tgl. Email : 24-11-2006

Kelompok Pengajian Jumat Manis


yang Anggotanya Para Waria Surabaya

From: "RM Danardono HADINOTO" <rm_danardono@yahoo.de>

JAWAPOS,Kamis, 23 Nov 2006,


Dulu ke Pengajian dengan Pakaian Wanita, Kini Sudah Berpeci Berawal dari temannya
yang meninggal dan tidak dirawat sebagai mana mestinya, para waria Surabaya
membentuk kelompok pengajian Al-Ikhlas atau lebih dikenal dengan sebutan pengajian
Jumat Manis. Seperti apa aktivitasnya?

ANGGIT SATRIYO
Asap rokok tak pernah putus mengepul dari bibir Marini. Sebatang habis, dia kembali
mengambil rokok berikutnya. Belum genap setengah jam, tiga batang rokok filter telah
dia habiskan.

Siang itu, di sebuah salon di Jalan Kendangsari Gang Lebar, dia sangat antusias bercerita
soal pengalaman spiritualnya. Tutur katanya halus, namun sesekali dia memperjelas
omongannya dengan gerakan tangan yang kemayu.

Marini memang bukan wanita tulen. Meski berwajah cantik, dia sesungguhnya laki-laki.
Nama aslinya adalah Tamim. Tahun lalu, dia menunaikan ibadah haji sehingga nama
lengkapnya sekarang menjadi H Tamim Murodho. "Nama tambahan itu diberi setelah
saya pergi haji. Sejarahnya, saya paling betah di raudhoh," ujarnya.

Meski sudah haji, sehari-hari dia tetap akrab dipanggil Mak Nik atau Marini. Sedangkan
identitas prianya, dia pakai ketika menghadiri pengajian atau pergi ke masjid.

Marini menceritakan pengalamannya selama menjalankan ibadah haji. Dia mengaku


kerap mendapat perlakuan tak menyenangkan dari sesama jamaah. Salah satunya di
raudhoh. Saat berada di kompleks Ka'
bah itu, dia kerap diusir oleh sesama jamaah.
"Yang mengusir saya kebanyakan jamaah dari luar Indonesia," terangnya. Mereka
melakukan itu karena bingung melihat wajahnya yang lebih dekat ke perempuan
ketimbang ke laki-laki. "Mereka kebanyakan bingung. Saya pakai ihram, tapi kok
berwajah wanita," ujarnya.

Bahkan, ada jamaah wanita dari Turki yang berusaha merebut jubah yang dia dikenakan,
kemudian menutupkannya pada tubuh bagian atas Marini. Marini juga tidak boleh
berada di deretan jamaah pria. "Saya jelaskan bahwa diri saya laki-laki. Perlahan dia
menyadari," terangnya.

Persoalan tidak berhenti di situ. Hal-hal yang kecil ternyata juga tak luput menjadi biang
persoalan. Wajahnya yang menyerupai wanita itu juga berdampak saat dia masuk toilet.

Bulan Nopember 2006 117


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

"Banyak orang yang kebingungan saat saya masuk toilet laki-laki," kenangnya sambil
memungut lagi sebatang rokok.

Untung, persoalan status Marini yang waria itu tidak menimbulkan masalah di antara
jamaah Indonesia. Kepada mereka, Marini memperkenalkan diri sebagai Tamim, bukan
Marini yang sehari-hari berdandan ayu itu.

"Kenekatan" Marini berhaji telah melalui proses panjang. Dia berproses selama tiga
tahun sebelum akhirnya memutuskan pergi ke Tanah Suci. Semua itu bermula dari
aktivitasnya di kelompok pengajian Al-Ikhlas, yang seluruh anggotanya waria.

Kelompok pengajian itu juga tidak terbentuk tiba-tiba. Semuanya berawal saat teman
Marini yang juga waria meninggal di Tanggulangin, Sidoarjo. "Saya trenyuh melihat
teman saya meninggal karena sakit. Saat dikuburkan, rasanya sangat nggak di-wongne.
Yang penting dikubur," ungkapnya.

Bermula dari peristiwa itu, dia mulai berpikir. Dia mengumpulkan beberapa temannya
untuk mengadakan rembukan. Mereka sepakat harus ada jalan keluar agar kaum waria
tidak mati mengenaskan seperti itu. "Jadinya, kami ambil sikap untuk mengadakan
kumpulan yang bentuknya positif. Tidak sekadar gerudak-geruduk," terang pemilik
salon di Jalan Penjaringan Sari dan Menur Pumpungan itu. Akhirnya, terbentuklah
kelompok pengajian Al-Ikhlas yang digelar tiap malam Jumat Legi. Jamaah kemudian
lebih akrab menyebutnya dengan pengajian Jumat Manis.

Pengajian pertama digelar di Perumahan Taman Pondok Jati, di rumah H Joyce, pada
2003. Saat itu, pesertanya hanya 18 orang. Dalam setiap pengajian, para waria
mendatangkan ustad. Dia diminta berceramah soal agama dan cara mendekatkan diri
kepada Tuhan. "Saat ini, kami rutin mengundang H Masyhuri dari Rewwin," terangnya.

Ketika awal-awal pengajian, banyak jamaah yang belum paham soal agama. Jadinya,
para waria itu datang ke pengajian dengan pakaian wanita serta mengenakan rukuh saat
salat. "Tapi, Pak Masyhuri tetap saja berceramah. Beliau menganggap kami sebagai
sahabat," ungkapnya. Dari ceramah-ceramah yang rutin diadakan itu, para waria akhirnya
paham. Perlahan-lahan, terjadi perubahan dalam hal berpakaian. Mereka datang ke
pengajian tidak lagi dengan pakaian wanita dan tidak lagi mengenakan rukuh saat salat.
Mereka mulai tampil dengan gaya aslinya. Berdandan laki-laki, berbaju koko, berkopiah,
dan menenteng sajadah.

Kehidupan spiritual mereka juga berubah. Para waria itu mulai menunaikan salat lima
waktu serta belajar membaca Alquran. "Semoga dengan cara ini bisa menarik mereka
yang masih di jalanan untuk ikut pengajian," katanya.

Sampai saat ini, jumlah jamaah pengajian Jumat Manis sudah mencapai 70 orang.
Bahkan, saat halalbihalal dua minggu lalu, yang hadir mencapai sekitar 300 orang.
Mereka semua waria.

Bulan Nopember 2006 118


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Kini kegiatan mereka tidak sebatas pada pengajian. Di setiap akhir acara, Marini yang
ditunjuk sebagai motor pengajian juga mengumumkan kepada peserta untuk memberikan
sumbangan. Jumlahnya tak perlu banyak, yang penting ikhlas. "Dananya bakal kita
sumbangkan kepada waria yang kurang beruntung," terang waria berkacamata itu.

Manfaat pengajian juga diakui Linda. Pemilik Linda Salon di Jalan Kendangsari itu
mengaku gaya hidupnya mulai berubah sejak dirinya rutin mengikuti pengajian Jumat
Manis. Dia yang sebelumnya menjalankan salat di rumah dengan rukuh, seperti layaknya
perempuan, kini mulai berani unjuk muka. Setiap Jumat, dia pergi ke masjid dengan
pakaian muslim. "Bahkan, setiap selesai ibadah, saya dipanggil takmir dan diajak
berdiskusi. Itu artinya, keberadaan saya diterima," ungkapnya.

Di luar pengajian, dia juga banyak terlibat dalam kegiatan sosial. Misalnya, saat
peristiwa gempa Jogja lalu. Dia bersama rekan- rekannya menggalang banyak dana untuk
disumbangkan. "Meski waria, kami juga punya kepekaan," terangnya.

Pada acara halalbihalal waria yang digelar di rumahnya dua minggu lalu, berhasil
dikumpulkan dana hingga Rp 9 juta. Dana itu disumbangkan kepada 30 waria yang
kurang beruntung. Mereka yang mendapat bagian adalah waria ludruk yang umumnya
sudah dimakan usia. "Kasihan mereka. Tidak banyak lagi penghasilan yang masuk,"
terang Linda, yang tak mau menyebut nama aslinya itu.

Selain Linda dan Marini, masih ada Dani Larasati. Waria ini punya nama asli Dani.
"Sejak berdiri, saya sudah ikut pengajian ini. Saya adalah peserta aktif Jumat Manis,"
ujarnya.

Dia mengaku banyak mendapat manfaat dari pengajian Al- Ikhlas itu. "Yang jelas, saya
bisa beribadah. Saya mengenal Tuhan," ungkap waria 41 tahun itu. Dia menargetkan,
jika rezekinya lancar, dua tahun mendatang bakal menyusul Marini ke Tanah Suci.
"Doakan saya bisa naik haji," terang waria berambut panjang itu.

Aktivitas para waria di kelompok pengajian Al-Ikhlas juga mengantarkan anggotanya


dikenal lebih luas. Marini, misalnya, kini kerap diundang berbagai lembaga untuk
berbagi pengalaman soal aktivitas pengajian para waria Surabaya.

Bahkan, dua bulan lalu, berturut-turut dia kedatangan peneliti dari empat negara. Yakni,
Bangladesh, Pakistan, Thailand, dan Afghanistan. "Umumnya mereka menanyakan,
bagaimana waria bisa menggelar pengajian," katanya. Sebab, dalam pandangan Islam
sendiri, keberadaan waria itu menjadi pertentangan.

Soal itu, Marini memberikan jawaban logis. "Waria itu hanya kehidupan sosial saya saja.
Setiap hari saya memang seperti wanita. Namun, soal hubungan dengan Allah, saya
kembali ke kodrat. Menjadi laki-laki," terangnya. (Anggit Satriyo)
------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 119


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : arief ludiantoro ar1ef2001@yahoo.com


Tgl. Email : 24-11-2006

Zikir adalah Kewajiban Terbesar Manusia


dan Merupakan Perintah Ilahi
Mawlana Syaikh Hisyam kabbani ar-Rabbani

Bismillah hirRohman nirRohim

Zikir adalah tindakan seorang hamba yang paling sempurna, dan ditekankan ratusan kali
di dalam al-Quran. Itu merupakan praktik penyembahan untuk mendapatkan ridha Allah,
senjata yang paling ampuh untuk mengatasi musuh, dan perbuatan yang patut mendapat
ganjaran. Zikir merupakan bendera Islam, semir hati, inti dari ilmu tentang Iman,
imunisasi terhadap kemunafikan, ibadah terpenting, dan kunci dari segala kesuksesan.

Tidak ada batasan yang menyangkut metode, frekwensi atau waktu untuk berzikir atau
apapun mengenainya. Beberapa batasan dalam metode berzikir menyinggung kewajiban
khusus tertentu yang tidak dibicarakan di sini, misalnya dalam shalat yang telah
ditentukan. Syari’ah sangat jelas dan setiap orang telah mengetahui kewajiban ini.
Rasulullah saw bersabda bahwa penghuni Surga hanya akan menyesali satu hal, tidak
cukup mengingat Allah swt di dunia ini!

Allah berfirman dalam al-Quran, “Wahai orang-orang yang beriman, perbanyaklah


zikir!” (33:41). Dia berfirman bahwa hamba-Nya adalah, “Mereka yang mengingat
Tuhannya dalam keadaan berdiri, duduk dan berbaring,” (3:191); dengan kata lain,
mereka yang mengingat Allah setiap saat baik siang maupun malam. Allah berfirman,
Penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang adalah tanda-tanda bagi
orang yang mengerti, mereka yang mengingat (dan mengucapkan dan menyebut) Allah
dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring (3:190-191)

Aisyah ra berkata, sebagaimana yang diceritakan oleh Muslim, bahwa Rasulullah saw
mengingat Allah setiap saat baik siang maupun malam. Rasulullah bersabda, “Jika hati
kalian selalu dalam keadaan mengingat Allah, para Malaikat akan mendatangi kalian
sampai ke titik di mana mereka akan memberi salam kepada kalian di tengah
perjalanannya.” (riwayat Muslim).

Imam Nawawi mengomentari hadits ini dengan mengatakan, “Panorama semacam ini
akan terlihat pada orang yang terus-menerus melakukan meditasi (muraqaba), refleksi
(fikr), dan antisipasi (iqbal) terhadap alam berikutnya.” (Nawawi, Syarh sahih Muslim)

Muadz bin Jabal berkata bahwa Rasulullah juga bersabda, “Para penghuni surga tidak
akan menyesal kecuali satu hal, waktu yang telah dilewati mereka tanpa mengingat
Allah.” (diriwayatkan oleh Bayhaqi dalam Syuab al-iman (1:392 #512-513) dan oleh
Tabarani). Haythami dalam Majma al-zawaid (110:74) berkata bahwa semua naratornya
dapat dipercaya (thiqat), sementara Sayuti dalam Jami al-saghir (#7701) menyatakan
bahwa hadits itu (hasan).

Bulan Nopember 2006 120


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Allah menempatkan zikir mempunyai nilai yang lebih dari pada shalat dengan
menjadikan shalat sebagai cara atau alat dan zikir sebagai sasarannya. Dia
berfirman, Perhatikanlah! Shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar, tetapi
sesungguhnya, mengingat Allah lebih besar manfaatnya, dan lebih penting (29:45).
Beruntunglah orang yang mensucikan dirinya, dan mengingat nama Tuhannya, dan
mengerjakan shalat (87:14-15)
Maka dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku (20:14)

Qadi Abu Bakar bin al-Arabi menerangkan bahwa tidak ada amal yang sah tanpa
mengingat Allah (zikir). Siapapun yang tidak mengingat Allah dalam hatinya
ketika memberi shadaqa atau berpuasa, contohnya, berarti amalnya tidak lengkap. Oleh
sebab itu zikir bisa dipandang sebagai amal yang paling baik (dinyatakan oleh Ibnu Hajar
dalam Fath al-bari (1989 ed. 11:251).

Zikir adalah sesuatu yang sangat penting. Abu Hurayra ra berkata bahwa Rasulullah saw
bersabda, “Bumi dan segala isinya dikutuk kecuali mereka yang melakukan
zikir, guru-guru dan semua muridnya.” (Tirmidzi menyatakan hadits ini hasan, begitu
pula Ibnu Majah, Bayhaqi dan lainnya. Suyuti menyebutkannya dalam al-Jami al-saghir
dari pernyataan al-Bazzar yang serupa dengan narasi Ibnu Masud dan beliau mengatakan
sahih. Tabarani juga menyatakannya dalam al-Awsat dari Abu al-Darda).

Dengan menyebut kata “bumi dan segala isinya,” Rasulullah merujuk pada semua yang
menyatakan status atau eksistensinya terpisah dengan Allah, bukannya menyatu dengan-
Nya. Kenyataannya seluruh makhluk berzikir kepada Allah, karena Allah berfirman
bahwa semua ciptaan-Nya bertasbih kepada-Nya, dan tasbih adalah salah satu jenis zikir.
Allah berfirman mengenai Nabi Yunus as, ketika seekor ikan paus menelannya, “Jika dia
bukan termasuk orang-orang yang bertasbih kepada-Ku (musabbihin), dia akan tinggal
dalam perut paus itu hingga Hari Pembalasan (37:143-144).

Hadits Rasulullah yang baru saja disebutkan juga menekankan pentingnya mengikuti
seorang guru yang mempunyai pengetahuan, karena tidak ada yang bisa mencegah
datangnya kutukan selain berkah. Inilah yang dimaksud oleh Abu Yazid al-Bistami ketika
beliau berkata, “Siapapun yang tidak memiliki Syaikh, Syaikhnya adalah setan.” Hal ini
diperkuat dengan dua hadits Rasulullah saw.

Abu Bakar ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Jadilah orang yang
terpelajar (alim) atau murid (mutaallim), atau pendengar (mustami) atau seorang pecinta
(muhibb), tetapi jangan menjadi orang kelima karena kalian akan binasa. (al-Haythami
berkata dalam Majma al-zawaid (1:22), “Tabarani menyatakan dalam al-Mujam al-saghir
(2:9), al-Mujam al-awsat, dan al-Mujam al-kabir, juga al-Bazzar [dalam Musnad-nya],
dan semua naratornya dianggap dapat dipercaya.” Hal itu juga dinyatakan oleh Abu
Nuaym dalam Hilyat al-awliya (7:237) dan al-Khatib dalam Tarikh baghdad (12:295)).

Sakhawi berkata, “Ibnu Abd al-Barr berkata, ‘orang kelima adalah orang yang
memperlihatkan permusuhan kepada para ulama dan meremehkan mereka, dan siapapun
yang tidak mencintai mereka menunjukkan penghinaan kepada mereka atau dalam tahap

Bulan Nopember 2006 121


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

ingin menghina mereka, dan di sana terletak kehancuran.’ (Sakhawi, al-Maqasid al-
hasana (hal.88#134). Lihat buku Ibnu Abd al-Barr yang berjudul Jami bayan al-ilm wa
fadlih (1:30)).

Rasulullah bersabda, “Al-baraqa ma akabirikum,’ Berkah bersama yang lebih tua’


(riwayat Ibnu Hibban dalam sahih-nya, al-Hakim yang menyatakan bahwa hadits itu
sahih, dan Ibnu Daqiq al-Id juga memperkuatnya).

Riwayat lain menyatakan, “Ketika yang muda mengajar yang tua, maka berkah telah
dicabut.” (Lihat buku Sakhawi, al-Maqasid al-hasana hal. 155-159#290).

Orang yang melaksanakan zikir memiliki peringkat tertinggi di hadapan Allah. Orang-
orang yang menyebut nama Allah dengan konsentrasi telah disebutkan dalam al-Quran.
Efek terhadap hatinya juga telah dijelaskan dalam al-Quran, Di dalam rumah yang Allah
telah izinkan supaya dimuliakan dan untuk mengingat Nama-Nya di rumah itu, Dia
dipujikan siang dan malam oleh orang orang-orang yang perniagaan dan jual-beli tidak
dapat mengalihkan perhatiannya dari mengingat nama-Nya (24:36-37).

Mereka yang beriman dan hati mereka tentram karena mengingat Allah ingatlah
sesungguhnya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram (13:28)

Selama peristiwa Isra dan Mi’raj Rasulullah saw diangkat hingga ke titik di mana beliau
mendengar guratan Pena, yang menunjukkan tulisan Takdir Ilahi. Beliau melihat
seseorang yang lenyap ke dalam cahaya Singgasana Allah. Rasulullah bertanya, “Siapa
ini? Apakah ini seorang Malaikat? Dia berkata kepadanya, “Bukan!” Rasulullah bertanya
lagi, “Apakah ini Nabi?” Jawaban yang didapat juga “Bukan!” Kalau begitu siapa
dia?” Jawabannya adalah, “Ini adalah orang yang lidahnya basah dengan mengingat
Allah di dunia, hatinya terikat kepada masjid, dan dia tidak pernah mencela Ayah dan
Ibunya. ”(Syaikh Muhammad Alawi al-Maliki menyatakannya dalam kumpulan teksnya
yang berjudul al-Anwar al-bahiyya min isra wa miraj khayr al-bariyya, yang berisi narasi
lisan mengenai topik tersebut.)

Dalam hadits lain dilaporkan, Seorang pria mendatangi Rasulullah saw dan berkata,
“Wahai Rasulullah, hukum dan persyaratan dalam Islam terlalu banyak buatku.
Katakanlah sesuatu yang dapat aku jaga selalu (yakni, khususnya sebagai ganti dari
banyaknya aturan dan persyaratan yang harus dilaksanakan secara umum).” Dengan
membaca hal itu pria tersebut berkata bahwa terlalu banyak persyaratan yang harus
dipenuhi, orang harus mengerti bahwa dia tidak yakin kalau dia dapat menjaga semuanya.
Dia menginginkan sesuatu yang dia yakin dapat dijaganya. Rasulullah bersabda, “(Aku
menasihatimu untuk melakukan satu hal) Jagalah lidahmu agar selalu basah dengan zikir
kepada Allah.“ (Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban menyatakan bahwa
hadits ini baik (hasan).

Dalam Islam telah dikenal bahwa pekerjaan terbaik di jalan Allah adalah berjihad. Tetapi
Rasulullah tetap menempatkan zikir di atas jihad dalam hadits yang
autentik berikut ini.

Bulan Nopember 2006 122


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Abu al-Darda ra meriwayatkan, “Suatu ketika Rasulullah saw bertanya kepada


sahabatnya, ‘Sudahkah Aku jelaskan kepada kalian tentang amal yang paling baik,
pekerjaan terbaik di mata Tuhanmu, yang akan mengangkat status kalian di Hari
Kemudian, dan membawa lebih banyak kebajikan daripada membelanjakan emas dan
perak sebagai pelayanan kepada Allah atau ikut serta dalam jihad dan membunuh atau
terbunuh di jalan Allah? Ia adalah zikir kepada Allah.’” (diriwayatkan oleh Malik
dalam Muwatta, juga Musnad-nya Ahmad, Sunan-nya Tirmidzi, Ibnu Majah, dan
Mustadrak-nya Hakim, al-Bayhaqi. Hakim dan yang lain menyatakan hadits itu
sahih).

Abu Saiid ra berkata, “Rasulullah saw ditanya, ‘Siapakah hamba Allah yang mempunyai
peringkat terbaik di hadapan-Nya pada Hari Kebangkitan?’ Beliau menjawab, ‘Orang
yang paling banyak mengingat Allah.’ Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana
dengan seseorang yang berperang di jalan Allah?’ Beliau menjawab, ‘Bahkan jika dia
melawan orang-orang kafir dan musyrikin dengan pedangnya hingga patah, dan menjadi
merah dengan darah mereka, sesungguhnya mereka yang berzikir lebih baik
peringkatnya.’” (diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmidzi dan Bayhaqi).

Abd Allah bin Umar berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Segala sesuatu
mempunyai semir atau pengkilap, dan semir untuk hati adalah zikir kepada Allah. Tak
ada yang lebih diperhitungkan untuk menyelamatkan diri dari azab Allah selain zikir
kepada Allah. Beliau pernah ditanya apakah ini juga tidak diterapkan untuk jihad di jalan
Allah, dan beliau menjawab, “Bahkan tidak untuk seseorang yang harus menghujani
pedangnya hingga patah.” (Bayhaqi meriwayatkannya dalam Kitab al-daawat al-kabir
begitu juga dalam Shuab al-iman (1:396#522), juga al-Mundhiri dalam al-Targhib
(2:396) dan Tabrizi menyebutkannya dalam Mishkat al-masabih, pada bagian terakhir
buku doa).

Wa min Allah at Tawfiq


wasalam, arief hamdani
www.rabbani-sufi.blogspot.com

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 123


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : al-palagani palagani@gmail.com


Tgl. Email : 24-11-2006

Menyambut Tamu Agung


Oleh : KN Kusuma

Rasulullah belum tiba, tapi ingar-bingar di Madinah sudah begitu terasa. Pagi-pagi, kaum
Anshar sudah bersiap-siap di luar kota untuk menyambut kedatangan Nabi. Mereka
menunggu, tak peduli dengan terik musim kemarau yang sangat panas.

Ternyata Rasulullah tiba saat kaum Anshar pulang ke rumah masing-masing. Orang
pertama yang melihat Rasululah adalah seorang laki-laki Yahudi. Ia berteriak lantang
mengabarkan. Kaum Anshar serta-merta keluar rumah untuk menyambut kedatangan
kekasih Allah.

Rasululah datang bersama Abu Bakar. Usia mereka sama. Perawakan tak jauh beda.
Sebagian besar kaum Anshar belum pernah melihat Rasulullah. Mereka hanya sering
mendengar kemuliaan Rasul dari Mush'
ab bin '
Umair.

Rasulullah sengaja mengutus Mush' ab sebelum beliau hijrah, mengajarkan Alquran,


Islam, dan memberikan pemahaman agama pada penduduk Madinah. Maka dari itulah
kaum Anshar bingung, yang mana kekasih Allah yang harum namanya itu?

Abu Bakar paham kondisi itu. Ia menutupkan selendangnya untuk memayungi Rasulullah
SAW, sehingga kaum Anshar mengenali. Serta-merta 500 kaum Anshar mengerubung,
'
'Masuklah kaliah berdua (ke dalam kota) dengan aman dan ditaati,'
'kata salah seorang di
antara mereka. Rasulullah dan Abu Bakar masuk ke kota dan semakin meriahlah suasana
Madinah.

Seluruh warga Madinah keluar rumah. Laki-laki dan perempuan naik ke atap rumah
mereka. Anak-anak dan pelayan bertebaran di jalan. Mereka menyambut dan memanggil,
'
'Ya Muhammad! Ya Rasulullah!' 'takbir gembira bersahut-sahutan. Bahkan, ada pula
yang melantunkan syair indah Thala'
al Badru yang dikenal sampai sekarang.

Apa yang membuat kaum Anshar begitu gembira menyambut kedatangan Nabi, padahal
mereka belum pernah melihat Nabi, belum tahu rupa dan wajah sejuknya? Nabi datang
tanpa harta, keindahan dunia, dan seribu janji kerja sama memakmurkan Madinah. Nabi
datang dengan tangan hampa.

Kaum Anshar bersuka cita, lebih karena iman dan takwanya kepada Allah. Indahnya
Islam, lembut akhlak dan perangai Nabi adalah daya magnetis tersendiri. Tak ada yang
menyuruh kaum Anshar menyambut kedatangan Rasulullah. Mereka spontan atas
dorongan cinta. Mereka merelakan harta, tahta, untuk kaum Muhajirin.

Bulan Nopember 2006 124


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Begitulah sambutan terhadap tamu agung. Tak perlu seruan atau persiapan istimewa
untuk menyambutnya. Indahnya akhlak, santun tutur perilaku, kebersihan hati, lebih dari
cukup untuk membuat sang tamu agung disambut dengan penuh suka cita.

sumber:
http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=272630&kat_id=14

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 125


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : al-palagani palagani@gmail.com


Tgl. Email : 24-11-2006

Ketika Doa Terhalang Makanan Haram

Tersebutlah seorang lelaki yang telah melakukan perjalanan jauh. Rambutnya kusut
masai penuh debu. Ia berjalan tertatih-tatih dengan membawa sebuntal pakaian dan bekal
di pundaknya.

Setelah sekian lama berjalan, ia berhenti. Matanya memandang ke langit. Ia teringat


Tuhannya. Seketika itu pula tangannya menengadah. "Ya Rabb aku minta
pertolonganmu. Ya Rabb aku minta rahmat dan kasihmu. Ya Rabb aku minta
keselamatan dari-Mu pintanya berulang-ulang. Ia tampak khusyu berdoa.

Diterimakah doanya? Seorang lelaki mulia berujar, "Sesungguhnya Allah menolak doa
lelaki malang itu. Bagaimana doanya akan terkabul, sedang makanannya haram,
minumannya haram, pakaiannya haram, dan perutnya dikenyangkan dengan makanan
haram!"

Lelaki yang berkomentar tersebut adalah Rasulullah SAW. Sedangkan kisah ini berasal
dari Abu Hurairah yang diriwayatakan Imam Muslim dalam Shahih-nya.

Ya, makanan haram multi efek sifatnya. Ada banyak kerugian yang akan diderita
seseorang yang menyengajakan diri mengonsumsinya. Salah satu siksaan yang Allah
SWT timpakan adalah tidak diterimanya doa-doa mereka. Padahal, tanpa doa seorang
Muslim tidak ada apa-apanya. Bukankan doa adalah senjata orang-orang beriman?

Al-Hafidz Ibnu Mardawih meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas bahwa Sa' ad bin
Abi Waqash berkata kepada Nabi SAW, "Ya Rasulullah, doakanlah aku agar menjadi
orang yang dikabulkan doa-doanya oleh Allah". Apa jawaban Rasulullah SAW, "Wahai
Sa'ad perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan
menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan demi jiwaku yang ada di tanganNya,
sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka
tidak akan diterima amal-amalnya selama 40 hari, dan seorang hamba yang dagingnya
tumbuh dari hasil menipu dan riba maka neraka lebih layak baginya." (HR At-Thabrani).

Memahami mekanisme PNI Untuk memahami lebih dalam tentang bagaimana makanan
haram bisa menghalangi terkabulnya doa-doa, kita bisa menelaah mekanisme
psikoneuroendokrinologi imunologi (PNI) atau sistem yang melibatkan pikiran, hormon
dan sistem pertahanan tubuh.

Makanan haram adalah sesuatu yang dilarang Allah. Dalilnya sudah sangat jelas. Bila
aturan ini dilanggar dan makanan haram tetap dikonsumsi, maka akan lahir rasa tertekan
dan ketakutan dari orang yang mengonsumsinya. Dalam jangka panjang, ketakutan akan
menghasilkan kecemasan kronis. Dalam kondisi ini tubuh akan memproduksi hormon
kortisol, skotofobin, dan adrenalin dalam jumlah yang berlebihan. Apa akibatnya?

Bulan Nopember 2006 126


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Seluruh sel tubuh akan terganggu bioritme-nya. Dengan kata lain, akan terganggu proses
bertasbihnya. Kita tahu bahwa setiap sel yang terdiri dari atom dan partikel sub atomik
senantiasa bertasbih dan ber-thawaf mengikuti ketentuan-Nya. Kondisi ketergangguan ini
akan berdampak pada perubahan proses metabolisme dan proses biokimiawi lainnya.
Akibatnya banyak potensi dasar biologis terhambat.

Ketika berdoa, seseorang yang kondisi wujud fisik dan psikologis sedang tidak optimal
ini, akan didominasi rasa takut yang berlebihan. Apa akibatnya? Doa yang
dipanjatkannya menjadi sarat akan kepentingan sesaat dan egois. Ia pun dihantui dengan
ketidakyakinan dan rasa takut berlebihan bahwa doanya tidak akan terkabul. Jadi sudah
terjadi proses prasangka atau su'
udhzon kepada Allah SWT. Padahal, dalam hadis qudsi
disebutkan. "Sesungguhnya Aku akan mengikuti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku.
Dan Aku selalu menyertainya apabila ia berdoa kepada-Ku." (HR Bukhari Muslim)

Dalam hadis lain disabdakan pula, "Dan jika kamu memohon kepada Allah Azza wa
Jalla, wahai manusia, mohonlah langsung ke hadirat-Nya dengan keyakinan yang penuh
bahwa doamu akan dikabulkan. Sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa hamba-Nya
yang keluar dari hati yang lala." (HR Ahmad). Jadi dapat disimpulkan, ketakutan dan
keresahannya itulah yang menyebabkan doanya tidak tersampaikan dengan sempurna.

Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa mekanisme tobat dapat memperbaiki kualitas
hidup dan keimanan seseorang. Proses tobat adalah sebuah proses katarsis atau ventilasi
yang merupakan "jendela" atau "pintu" bagi terlepasnya beban psikologis yang
ditanggung akibat perbuatan dosa. Tetapi tentu saja proses tobat keberhasilannya juga
sangat tergantung pada seberapa dalam keyakinan kita tentang konsep Allah yang Maha
Pengampun. Bila kita sudah berprasangka bahwa Allah tidak akan memaafkan, maka
jangan berharap kalau tobat kita akan melancarkan segalanya. Justeru malah menjadi
beban psikologis baru.

Bagaimana dengan orang yang hanya sekedar ragu tentang kehalalan makanannya? Bila
ragu seharusnya dihindari (syubhat). Mengapa? Karena keraguan itu akan menumbuhkan
kecemasan. Dan kecemasan pada gilirannya akan menghasilkan kondisi chaos. Karena
itu, Rasulullah SAW mewasiatkan agar kita menjauhi hal-hal yang meragukan. Beliau
bersabda, "Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu juga jelas, antara
keduanya terdapat hal-hal samar yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang.
Barangsiapa menjaga diri dari hal-hal yang samar itu, maka ia telah menjaga agama dan
harga dirinya; dan barangsiapa jatuh ke dalam hal yang samar, maka ia telah jatuh kepada
hal yang haram, seperti penggembala yang menggembala di sekitar daerah terlarang,
nyaris ia masuk ke dalamnya. Ketahuilah, setiap raja mempunyai daerah larangan.
Ketahuilah, sesungguhnya daerah larangan Allah adalah hal-hal yang diharamkan-Nya."
(HR Bukhari Muslim).

Untuk itu, sebelum kita dihisab di akhirat kelak tentang bagaimana kita mensyukuri
nikmat Allah dalam hal kemampuan berkomunikasi (al-bayan), maka sebaiknya kita
bertanya dan menyelidiki secara intensif kehalalan suatu produk makanan. Bukankah
yang akan diperhitungkan kelak di hari akhir tidak hanya sekedar dosa yang disengaja

Bulan Nopember 2006 127


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

saja, melainkan juga kelalaian kita dalam mencegah terjadinya kemungkaran akan
dipertanyakan dan ditimbang? (tri )

sumber:
http://www.republika.co.id/koran.asp?kat_id=105&kat_id1=232

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 128


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : abuluthfia abuluthfia@yahoo.co.id


Tgl. Email : 24-11-2006

Setiap Kata Itu Pasti Tercatat


http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=2&id=4246

Allah SWT berfirman, "Tiada suatu kata yang diucapkan melainkan didekatnya ada
malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaf: 18)

Allah berfirman, Sesungguhnya bagi kalian ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi


(perbuatan kalian) yang mulia (disisi Allah) dan yang mencatat (perbuatan itu). Mereka
mengetahui apa yang kalian lakukan." (QS. Al-Infithar: 10-12)

Dalam firman ALLAH ada juga, "Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepada
kalian dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang kalian
telah kerjakan." (QS. Al-Jatsiyah: 29)

Banyak berbicara menyebabkan kejemuan pada manusia. Mereka akan berpaling dari
Anda dan mereka tidak akan senang mendengar ucapan Anda. Dari Abu Wail, "Abdullah
ibn Mas' ud sering mengingatkan manusia pada hari kamis, lalu seseorang berkata
kepadanya, `Wahai Abdurrahman, aku begitu menyukai jika engkau mengingatkan kami
setiap hari.'Dia berkata, `Aku khawatir akan menjenuhkan kalian, maka aku memilih
waktu yang tepat (tidak sering) untuk kalian dalam memberi nasehat, sebagaimana yang
dilakukan oleh Nabi SAW terhadap kita' ." (HR. Bukhari dan Muslim) Oleh karena itu,
para khatib Jum'at dianjurkan untuk meringkas khutbahnya.

Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya shalat yang panjang dan khutbahnya yang ringkas
merupakan pertanda akan kecerdasannya (imam dan khatib pada shalat jum' at). Maka
panjangkanlah shalat dan ringkaskanlah khutbah, karena sebagian dari penjelasan (yang
memukau) bagaikan sihir." (HR. Muslim)

ALLAH menganjurkan kita untuk membatasi pembicaraan dalam kebaikan dan


meninggalkan ucapan yang tidak baik. ALLAH berfirman, "Tidak ada kebaikan pada
kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan- bisikan dari orang-orang yang
menyuruh (manusia) memberi sedekah, berbuat baik atau mengadakan perdamaian di
antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan ALLAH, maka
kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar." (QS. An- Nisa: 114)

Rasulullah SAW telah membimbing kita untuk menjaga lisan:


Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada ALLAH dan hari akhir, maka
berkatalah yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa menjamin kepadaku akan apa yang ada
diantara jenggot dan kumisnya (maksudnya adalah lisannya) dan apa yang berada di
antara dua kakinya (maksudnya adalah kemaluannya), maka Aku menjamin surga
baginya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Bulan Nopember 2006 129


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Rasulullah SAW juga bersabda, "Siapa yang diam, maka akan selamat." Maka ringkas
dan padat dalam berkata-kata sangat dianjurkan. Ini adalah bagian dari ke pahaman akan
agama. Maka jangan banyak bicara, kecuali untuk sesuatu yang bermanfaat.

Di antara perangai Nabi adalah kemampuannya bertutur ringkas dan padat makna. (HR.
Bukhari dan Muslim)

Allah telah memberikan nikmat kepada Nabi Daud as. berupa hikmah dan kecerdasan
dalam berbicara dan menganalisa permasalahan yang dihadapi oleh kaumnya. "Kami
berikan kepadanya hikmah dan kebijakksanaan dalam menyelesaikan perselisihan." (QS.
Shad: 20)

setelah delegasi Abdul Qays menemui Rasulullah SAW mereka mengatakan, "Wahai
Rasulullah, kami datang kepadamu dari daerah yang jauh. Antara daerah kami dan
daerahmu ini terdapat kampung Mudhar yang penduduknya masih kafir. Kami tidak bisa
menemuimu kecuali pada bulan haram (suci). Oleh karena itu, ajarkan kepada kami satu
perkara yang pasti, yang akan kami ajarkan kepada orang-orang setelah kami, yang
menjamin kami masuk surga…" (HR. Bukhari dan Muslim) Mereka meminta sesuatu
sederhana yang bisa memasukkan mereka ke surga.

Setelah penjelasan ini, apakah Anda akan menjadi orang yang banyak bicara? Apakah
Anda ingin catatan buku Anda di hari hari akhirat penuh dengan isu dan kesia-siaan?
Apakah Anda ingin catatan buku Anda menjadi hitam dengan catatan gunjingan dan
cacian terhadap orang lain? Banyak bicara akan menyebabkan kita kesulitan dalam
menghadapi hari penghitungan (yaumull a-hisab). Banyak bicara menghilangkan
wibawa. Banyak bicara akan menghilangkan ketenangan dan ketentraman. Banyak
bicara membuat orang tidak mampu mengingat apa yang mereka dengar. Mereka hanya
ingat sebagian dan lupa sebagian.

Oleh karena itulah, ucapan-ucapan Rasulullah SAW sangat ringkas dan padat. Ketika
Rasulullah berkata-kata, jika ada orang yang hendak menghitung kata-katanya, pasti dia
dapat menghitungnya (HR. Bukhari dan Muslim) Shalawat dan salam bagi Nabi SAW
yang memiliki budi pekerti yang luhur yang diutus sebagai pelengkap kesempurnaan
akhlak mulia.[*]

die *Fikih Akhlak*


Musthafa Al-Adawy
http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=2&id=4246

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 130


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

Pengirim : Ahmad Bustam bustam@geosains.com


Tgl. Email : 30-11-2006

Belajar Dari Perang Uhud


Assalaamu' alaikum wr. wb.
BELAJAR DARI PERANG UHUD.......SIAPA KITA ?
Semua tahu akan kemuliaan Badar...juga kejayaannya... semua tahu kemenangan Badar
yang tak hanya kemenangan sebuah perang namun lebih dari itu, kemenangan Aqidah...

Lantas... bagaimana dengan UHUD? Ah,seorang muslim pati (bahkan HARUS) tahu
tentang kisahnya. zhahirnya...muslim memang dikalahkan kafir Quraisy kala itu. namun,
bukan kah tak ada kosa kata kalah dalam kamus kita? yang ada hanyalah.. hidup mulia
atau mati syahid.Ah, kata2 itu adalah kata2 yang senantiasa disenandungkan oleh para
da'i dan da'
iah masa kini... slogan yang membuat gemetar hingga ketulang rusuk..

Ah, biarlah sejenak kita bernostalgian dengan UHUD. Sungguh mengharukan jika dilihat
betapa tak sebandingnya 3000 pasukan Musyrikin (700 pasukan berkuda 200 pemanah
dan 100 penombak serta 2000 infantri) dengan 700 pasukan muslim (1 pasukan
berkuda,50 pasukan pemanah, 550 infantri dan sisanya penombak).Betapapun Rosulullah
telah membuat strategi yang matang,Briefing dan pententiran pasukan serta syuro
sebelum mengambil keputusan perang (mulanya Rosulullah mengusulkan muslimin
bertahan dimadinah). Ah, sungguh Allah benar2 mempergilirkan kemenangan dan
kekalahan itu agar kita dapat mengambil hikmah didalamnya. Sungguh nyata disana,
Allah memperlihatkan orang2 munafiq (zhahirnya mengaku islam,namun hatinya,
cenderung pada kekafiran). ketika diputuskan untuk perang, sepertiga pasukan kembali
kemadinah dengan berbagai alasan dan bahkan ketika perang terjadipun para munafiq
yang bertahan masih pula melakukan propaganda. Lihatlah orang2 yang tak mematuhi
Qiyadahnya, padahal Rosulullah telah menegaskan... tak ada yang boleh turun dari bukit
uhud (pasukan pemanah) apapun yang terjadi meski kaum muslimin terdesak sekalipun
atau ketika pengumpulan harta rampasan. namun,nyatanya hanya 10 orang (dipimpin
oleh Abdullah bin jahsy) yang tetap patuh pada Rosulullah.

Tentunya, kesempatan emas inilah yang dimanfaatkan kaum musyrikin ketika itu
Hingga seorang kafir Qurays membuat issue bahwa Rosulullah telah dibunuh, hingga
melemahkan sebagian besar pasukan islam kala itu. maka, berserulah Tsabit bib
Dahdah... yang mengobarkan kembali pasukan muslimin,sesungguhnya Muhammad
adalah manusia sehingga ia bisa saja mati akan tetapi... Sesungguhnya Allah itu Maha
Hidup dan tak akan pernah mati.disinilah Tsabit menyadarkan kembali orientasi
peperangan, yaitu katauhidan.

Mengenang UHUD, membuat ku terharu... Rosulullah yang amat dicintai banyak orang
mengalami 70 kali pukulan pada rahangnya hingga retak. Kepalanya bocor bibirnya
pecah, hidngnya robek dan kedua lututnya pun terluka. Pada UHUD lah, Hamzah yang
pemberani syahid oleh Wahsy, Mus' ab bin Umair syahid demi mempertahankan panji
ditangannya bahkan kain penutup jasadnya pn kekurangan, Hanzhalah Al Ghasil. .

Bulan Nopember 2006 131


Kumpulan Artikel Milis Daarut-Tauhiid

pengantin baru yang syahid hingga ia dimandikan para malaikat karena masih dalam
keadaan junub,sa'
ad bin mu' ad yang tak dapat dikenali lagi jasadnya (terkecuali oleh
saudari perempuannya melihat tahi lalat atau jempolnya) karena terlalu banyaknya
tikaman.

Ah,betapa UHUD yang mengharukan menyimpan berbagai hikmah... termasuk Khalid


bin walid yang pada akhirnya masuk islam. Uhud memang sejarah... namun
pelajarannya adalah cerminan bagi muslim kini. uhud adalah cermin pembeda si mukmin
dengan si munafiq.lihatlah mereka yang mengaku muslim, namun mereka malah
bersekutu dengan kaum yahudi... serta kaum kuffar lainnya yang sudah sangat jelas
membuat kerusakan. lihatlah orang2 yang mengaku muslin namun membuat fitnah
terhadap muslim lainnya.

AH, DIMANAKAH KITA?ADAKAH KITA BERSAMA KEBENARAN ITU?!


Sesungguhnya orang2 munafiq itu...amatlah berat hatinya untuk diajak menyeru pada
jalan Allah... amat banyak alasannnya, amat sedikit pengorbanannya, banyak manis
bicaranya,banyak pula kritik dan propaganda yang menghembuskan keragu-raguan
sedikit kerjanya,sedikit pula mengingat Allah.

Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat orang2 munafiq, dan memperlihatkan secara
jelas akan kehinaan hati mereka.

------------------------oOo------------------------

Bulan Nopember 2006 132

Anda mungkin juga menyukai