Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Pemilik, Pencipta, Pemelihara seluruh
makhluk, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, ahlul
bait, para sahabat dan seluruh pengikutnya sampai akhir zaman.
Modul tarbiyah ini merupakan hasil kumpulan dari beberapa sumber buku kurikulum
Materi Tarbiyah dan beberapa kitab akhlak serta artikal terkait adab islami yang susunannya
disesuaikan dengan level awal dalam tarbiyah, modul ini disusun berdasarkan ahdaf
tarbiyyah dan muwashofat/ karakter awal yang ingin di bentuk pada diri peserta halaqoh
Sistematika materi halaqoh tidak dibagi persemester atau pertingkatan kelas, namun
satu kesatuan tarbiyyah dengan dominasi materi akhlak untuk membentuk akhlak santri.
Orientasi materi ini adalah terwujudnya pemahaman sampai pelaksanaan dengan penuh
kesadaran tanpa keterpaksaan (kognitif, afektif dan psikomotorik), maka disamping
penyampaian maka yang lebih penting adalah pelaksanaan yang termutabaah dengan baik,
demi untuk bisa mendukung itu semua keteladanan dari para murobbi yang membina mereka
semua dalam kehidupan sehari hari menjadi suatu kaharusan.
Akhirnya, kami Bagian LITBANG RQM, mengharapkan sekali masukan dari semua
pihak untuk perbiakan modul ini serta mengucapkan banyak terimakasih, jazakumullah
khairal jazaa’ kepada semua pihak atas kerjasamanya hingga terselesaikannya modul ini.

Tangsel, oktober 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar 1
2. Daftar Isi 2
3. Daftar Materi Halaqoh Tarbiyah 3
4. Visi Misi 4
5. Ruang lingkup Tarbiyah 5
6. Profil Murabbi 7
7. Nasehat untuk Murobbi 11
8. Renungan untuk Murabbi 13
9. Profil Halaqoh 14
10. Agenda Aktifitas Halaqoh 18
11. Materi Halaqoh Tarbawiyyah 20
Daftar Materi Halaqoh Tarbiyyah RQM

NO Judul Materi Jml sesi Hal


1 Adab menjaga kebersihan 1 20
2 Adab makan 2 25
3 Adab tidur dan panduannya 2 34
4 Adab berbicara dan mendengar 2 42
5 Adab Membaca Al Quran 2 53
6 Adab berpakaian 2 64
7 Rapi dan Indah dalam penampilan 1 72
8 Adab bertamu 1 76
9 Adab berdoa 2 82
10 Adab ke Masjid dan sholat berjamaah 2 92
11 Adab jumat dan Sholat Juma’at 2 104
12 Adab kepada kedua orangtua dan berbakti kepadanya 2 115
13 Adab terhadap guru dan majlis ilmu 2 123
14 Adab terhadap teman 2 133
15 Adab menundukkan pandangan 2 138
16 Adab menyebarluaskan salam 2 148
17 Adab menjenguk orang sakit 2 161
18 Adab bepergian 1 170
19 Sabar 2 175
20 Salamatush shodr/lapang dada 1 183
21 Al hilmu warrifqu 2 188
22 Iffah , menjaga kesucian diri dan jiwa 2 205
23 Itsar mengutamakan orang lain 2 213
24 Jujur 1 224
25 Malu 2 230
VISI MISI

VISI

Menciptakan generasi muda islam yang berdasarkan Al – Quran ,berakhlakul kharimah


serta memiliki semangat ukhwah dan kepedulian social terhadap umat .

I. MISI
a) Mencetak pemuda muslim yang berjiwa social dan enterprenership yang akan
membawa manfaat untuk ummat.
b) Menciptakan rumah Quran sebagai pusat studi islam bagi anak – anak muda yang bisa
dijadikan sebagi penerus da’wah Islam .
c) Membangun rumah Quran sebagai tempat pembelajaran Al-Quran secara lebih
mendalam untuk teman – teman MUSAWARAH
RUANG LINGKUP TARBIYAH/PEMBINAAN

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan keberkahan
hidup kita dalam naungan Islam, da’wah dan tarbiyah. Shalawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada panglima da’wah kita Nabi Muhammad Saw dan juga kepada ahlul bait,
para sahabatnya serta para pengikutnya yang setia mengikuti langkah-langkahnya untuk
menegakkan kalimat Allah di muka bumi hingga akhir zaman.

MAKNA TARBIYAH
Tarbiyah memiliki pengertian sebagai cara ideal dalam berinteraksi dengan fitrah
manusia, baik secara langsung (kata-kata) maupun secara tidak langsung (keteladanan dan
sarana lain), untuk memproses perubahan dalam diri manusia menuju kondisi yang lebih baik
(Abdul Halim Mahmud)

TUJUAN TARBIYAH
Membangun kepribadian Islam yang integral dari segala sisinya, sisi aqidah, ibadah,
ilmu pengetahuan, budaya, akhlak,prilaku, pergerakan, keorganisasian dan manajerial,
sehingga seluruh kegiatan tarbiyah akan mengembangkan potensi ruhani, jasmani dan akal
fikiran manusia
Tujuan akhirnya adalah menyiapkan seseorang untuk dapat memikul tanggung jawab
da’wah dan menghadapi rintangan dalam da’wah (Abdullah bin Ahmad Qadiri)

LANDASAN TARBIYAH
ِ ِ ِ ِ ِ
ْ ‫اب َوالح ْك َمةَ َو ُي َعلِّ ُم ُك ْم َما ل‬
‫َم‬ َ َ‫َك َما ْأر َسلْنَا في ُك ْم َر ُسوالً م ْن ُك ْم َي ْتلُو َعلَْي ُك ْم آيَاتنَا َو ُي َز ِّك ْي ُك ْم َو ُي َعلِّ ُم ُك ُم الكت‬

)151 :‫تَ ُكونُوا َت ْعلَ ُمو َن (البقرة‬


“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan ni’mat kami kepadamu) Kami telah
mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu
dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al Hikmah (As Sunnah),
serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui”. (QS Al Baqarah: 151)
ِ ‫اد تَ ِج ُد فِيها ر‬
‫احلَة‬ َ َ ُ ‫ الَ تَ َك‬،‫َّاس َكإبِ ِل ِماَئ ٍة‬
ُ ‫الن‬
”Manusia itu ibarat seratus unta, hampir-hampir saja dari seratus itu engkau tidak
mendapatkan satu unta pemikul beban” (al Hadits)
‫ار ُه ْم فِي اِإل ْسالَِم إذَا فَِق ُهوا‬ ِ ِ ِ ِ ِ‫ فَ ِخيارهم ف‬،‫اد ٌن‬
ِ ‫النَّاس مع‬
ُ َ‫ىالجاهليَّة خي‬
َ ْ ُُ َ ََ ُ
”Manusia itu (ibarat) barang tambang, yang terbaik di antara mereka pada masa
jahiliyah adalah yang terbaik dalam Islam, jika mereka faham” (al Hadits)

SASARAN TARBIYAH ISLAMIYAH


1. menanamkan keyakinan kuat kepada Allah Swt, Islam dan Rasul Saw
2. membangun pemahaman yang benar tentang konsepsi ajaran islam sebagai manhajul
hayah
3. membimbing kepada pengamalan ajaran islam secara total, dalam lingkup pribadi,
keluarga, masayarakat dan ruang kehidupan yang lebih luas
4. mengarahkan perwujudan ruh ukhuwah Islamiyah di dalam kehidupan sosialnya
5. mendorong kepada optimalisasi amal untuk menampilaknkebaikan dan keunggulan Islam
6. mengikat dan menghimpun umat ke dalam kehidupan berjama'ah dan beramal jama'i
dalam rangka menyebarkan dakwah Islam
7. mengarahkan dan mendayagunakan seluruh potensi kekauatan dalam rangka menegakkan
panji-panji Islam
8. memelihara syakhsiyah Islamiyah dan amal dari berbagai pengaruh yang bisa merusak
dan melemahkannya
9. mengkoreksi dan memperbaiki berbagai bentuk kesalahan dan penyimpangan dalam
aspek syakhsiyah dan amal melalui taushiyah dan mauidzah hasanah

SASARAN TARBIYAH RQM


Secara umum sasaran tarbiyah thullabiyah bisa difokuskan pada aspek :
1. Pembentukan suluk dan akhlak Islami
2. Pembentukan keyakinan dan sikap diri yang Islami
3. Pembentukan pemahaman dan pemikiran (fikroh) yang islami
4. Pembinaan kepribadian da'i dan amal jama'i
5. Pembinaan wawasan pemikiran Islami dan pemikiran kontemporer
PROFIL MURABBI

Pendahuluan
Sudah merupakan hal yang lazim bahwa setiap tugas atau pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh seseorang, haruslah adanya kesiapan dan persiapan terlebih dahulu.
Tarbiyah adalah proses membangun pribadi manusia, maka dibutuhkan Murabbi
Murabbi yang propesional agar membuahkan hasil yang optimal.
Proses tarbiyah merupakan pekerjaan yang sangat berat lagi tidak mudah, karena
tarbiyah berarti mempersiapkan manusia dengan membentuk dan memformatnya menjadi
syakhsiyah muslimah da’iyah dan tentu saja setelah menghilangkan potensi negatif dan
mengembangkan potensi positif pada dirinya.
Tarbiyah berarti berinteraksi dengan manusia yang memiliki banyak dimensi dan
permasalahan yang kompleks. Mengingat hal tersebut, maka para Murabbi dituntut untuk
terus melakukan peningkatan kualitas diri agar menjadi Murabbi yang propesional.

Definisi Murobbi
Murabbi adalah orang yang melakukan proses tarbiyah, dengan fokus kerjanya pada
pembentukan pribadi muslim yang sholih dan muslih, yang memperhatikan aspek
pemeliharaan (Ar Ri’ayah), pengembangan (At Tanmiyah), dan pengarahan (At Taujih) serta
pemberdayaan (At Tauzhif).

Fungsi Murobbi Dalam Al Qur’an


Di dalam Al Qur’an banyak terdapat ayat yang menjelaskan fungsi Murabbi, seperti
(QS. Al Baqoroh : 151), (QS. Ali ‘Imron : 164), (QS. Al Jumu’ah : 2).
Di dalam surat al Baqoroh ayat 151, Allah SWT telah berfirman
Artinya :
“Sebagaimana Kami telah utus kepada kamu seorang rasul (Muhammad) yang
membacakan kepadamu ayat-ayat Kami, membersihkan jiwa-jiwa kamu, mengajarkan
kepada kamu Al Kitab dan Al Hikmah dan mengajarkan kepada kamu apa-apa yang kamu
belum ketahui.”
Di dalam ayat tersebut ada 3 point penting
1. Rasul diutus kepada umatnya sebagai Murabbi (kama arsalna minkum rosulan)
2. Rasul dalam melaksanakan fungsi tarbiyah dibekali dengan manhaj dan penguasaannya
yang benar dan utuh (yatlu ‘alaikum ayatina)
3. Proses tarbiyah yang dilakukan oleh rasulullah memperhatikan 3 aspek penting, yaitu :
a. Mensucikan jiwa (wayuzakkikum) agar terbentuknya ruhiyah ma’nawiyah (mentalitas
spiritual)
b. Mengajarkan ilmu (wayu’allimukumul kitaba walhikmata) agar terbentuknya fikriyah
tsqofiyah (wawasan intelektual)
c. Mengajarkan cara beramal (wayu’allimukum ma lam takunu ta’lamun) agar
terbentuknya ‘amaliyah harokiyah (amal dan harokah)

Fungsi Murobbi Dalam Menjalankan Proses Tarbiyah


Seorang Murabbi dalam menjalankan proses tarbiyah atas Mutarabbinya berfungsi
sebagai :
1. Walid (orang tua) dalam hubungan emosional
2. Syeikh (tokoh spiritual) dalam tarbiyah ruhiyah
3. Ustadz (guru) dalam mengajarkan ilmu
4. Qoid (pemimpin) dalam kebijakan umum da’wah
Agar fungsi-fungsi tersebut dapat diperankan oleh seorang Murabbi maka dia dituntut
untuk memenuhi kriteria dan sifat-sifat Murabbi sukses.

Kriteria dan Sifat-Sifat Murobbi Sukses


Diantara kriteria dan sifat-sifat Murabbi sukses adalah sebagai berikut :

1. Memiliki ilmu
Ilmu yang harus dikuasai oleh seorang Murabbi meliputi banyak cabang ilmu
pengetahuan, diantaranya :
a. Ilmu Syar’i. salah satu tujuan tarbiyah islamiyah adalah menjadikan manusia agar
beribadah kepada Allah dengan benar, dan hal itu akan tercapai hanya dengan ilmu
syar’i . Yang dimaksud dengan ilmu syar’i di sini tidak berarti bahwa seorang Murabbi
harus spesialis di bidang syari’ah akan tetapi ilmu syar’i yang harus dimiliki seorang
Murabbi adalah ilmu syar’i yang dengannya ia mampu membaca, membahas, dan
mempersiapkan tema-tema syar’i serta memiliki ilmu dasar yang kemudian ia dapat
mengembangkan potensi syar’inya dengan semangat belajar.
b. Ilmu pengetahuan. Yaitu ilmu yang sesuai dengan kebutuhannya sebagai Murabbi
tentang situasi dan kondisi zaman serta masyarakatnya.
c. Psikologi. Seperti tentang karakter manusia sesuai dengan usianya, tentang motifasi naluri
dan potensi manusia serta membaca berbagai tulisan dan kajian tentang kelompok
masyarakat yang dibutuhkan dalam proses tarbiyah. Ini tidak berarti seorang Murabbi
harus psikolog, akan tetapi yang diperlukan adalah pengetahuan tentang dasar-dasar
umum ilmu kejiwaan serta memiliki kemampuan dalam memahami hasil kajian dan
penelitia di bidang ini.
d. Mengetahui kesiapan, potensi dan kemampuan Mutarabbinya.
e. Mengetahui lingkungan tempat dimana Mutarabbinya berada/tinggal. karena lingkungan
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kepribadian Mutarabbi

2. Murabbi harus lebih tinggi kualitasnya dari Mutarabbi


Dalam proses tarbiyah terjadi timbal balik antara Murabbi dan Mutarabbi, terjadi proses
menyampaikan dan menerima, oleh karena itu Murabbi harus lebih tinggi dari Mutarabbinya.
Lebih tinggi tidak berarti harus lebih tua dari Mutarabbi, walaupun factor usia itu penting
namun yang lebih penting lagi adalah factor kemampuan, pengalaman dan keterampilan.

3. Murabbi harus mampu mentransformasikan apa-apa yang ia miliki.


Banyak orang-orang besar namun tidak mampu mentransformasikan yang ia miliki
kepada orang lain, walaupun mempunyai kelebihan secara ilmu pengetahuan, moralitas,
mentalitas dan emosional akan tetapi karena alasan tertentu mereka tidak mendapatkan
pengalaman khususnya di medan tarbiyah, ia hanya memiliki wawasan teoritis, tidak
memiliki wawasan praktis. Orang-orang seperti ini sering kita jumpai di forum-forum umum,
seminar, kajian ilmiyah, dialog, wawancara dan lain-lain. Mereka pandai berbicara, kuat
argumentasinya, penyampaian materinya menarik, tetapi semua itu tidak cukup untuk
menjadikan seseorang mampu mentarbiyah.

4. Murabbi harus memiliki kemampuan memimpin (al qudroh ‘alal qiyadah)


Kemampuan ini menjadi salah satu kriteria asasi bagi Murabbi, dan tidak semua orang
memiliki kemampuan ini. Kalau militer mungkin bisa menggiring manusia dengan tongkat
dan senjata, maka seorang yang tidak memiliki kemampuan memimpin tidak akan bisa
mentarbiyah orang lain.

5. Murabbi harus memiliki kemampuan mengevaluasi (al qudroh ‘alal mutaba’ah)


Proses tarbiyah bersifat terus menerus dan berkesinambungan, tidak cukup dengan
arahan-arahan sesaat dan temporer, maka tarbiyah membutuhkan evaluasi yang
berkesinambungan untuk mengetahui keberhasilan yang telah dicapai dalam proses tarbiyah
itu sendiri. Maka Murabbi harus mengevaluasi dirinya, manhaj, sarana, media, metode dan
Mutarabbinya secara intensif dan integral.

6. Murabbi harus memiliki kemampuan melakukan penilaian (al qudroh ‘alal taqwim)
Taqwim adalah bagian yang tak terpisahkan dari proses tarbiyah. Oleh karena itu
Murabbi harus melakukan penilaian terhadap :
a. Menilai peserta tarbiyah untuk mengetahui sejauh mana kemampuannya, agar Murabbi
bisa mentarbiyah sesuai dengan keadaannya.
b. Menilai peserta tarbiyah untuk mengetahui sejauh mana pencapaian muwashofat pada
diri mereka dan apa pengaruh dalam kehidupan kesehariannya.
c. Menilai program, tugas dan kendala serta solusinya.
d. Menilai permasalahan tarbiyah untuk ditangani secara profesional.
Taqwim yang dilakukan oleh seorang Murabbi harus secara ilmiyah dan objektif
dengan berpegang pada kaidah-kaidah taqwim yang telah baku, bukan kesan pribadi atau
emosional yang dikedepankan.

7. Murabbi harus mampu membina hubungan emosional (al qudroh ‘ala binail ‘alaqotil
insaniyah)
Hubungan antara Murabbi dan Mutarabbi harus didasari karena cinta dan kasih sayang
karena Allah. Maka Murabbi yang tidak bisa menanamkan kasih sayang ke dalam jiwa
Mutarabbinya dapat dipastikan bahwa pesan dan pelajaran yang disampaikannya akan
berakhir seiring dengan berakhirnya kata-kata yang ia sampaikan, tidak masuk ke dalam hati
apalagi menjadi ilmu yang mengkristal di dalam jiwa. (QS. Ali Imron : 159)
Karakteristik Murobbi
1. memiliki kekuatan spiritual (kerja Ikhlas)
2. memiliki kekuatan emosional (kerja mawas)
3. memiliki kekuatan intelektual (kerja cerdas)
4. memiliki kesehatan dan kekuatan fisik (kerja keras)
5. memiliki kemampuan mobilisasi dan manajerial (kerja tuntas)
Nasihat untuk Murobbi (Dr. Abdullah Al Qadiri)
1. Hendaknya Murobbi jadi teladan yang baik bagi mad'u dalam mencapai kemajuan dan
prestasi.
2. memahami materi tarbiyah sesuai dengan tahapan dengan teliti dan sempurna. Kemudian
menerapkan madah tersebut pada kehidupan mereka. Sebab aplikasi pad amal perbuatan
itu akan memantapkan ilmu, dan membiarkannya begitu saja akan menyebabkan lupa.
3. memilih kitab-kitab tertentu untuk setiap cabang ilmu, dibaca dengan cermat dari awal
sampai akhir. Perlu disertai dengan upaya memahami dan menghafalkan kaidah-kaidah
dan nash-nash yang berkaitan, kemudian kitab tersebut dapat menjadi pegangan untuk
ilmu tersebut.
4. menyiapkan paket-paket pelajaran dan diktat yang sesuai dengan tingkatan bidang studi
mereka untuk ikut dalam mempersiapkan paket-paket tersebut.
5. menunjuk buku-buku tertentu untuk dijadikan bacaan harian dan buku lain untuk
diringkas (khususnya buku-buku yang perlu dibaca)
6. hendaknya para murobbi dan muwajjih senantiasa akrab dengan masalah-masalah yang
hangat dibicarakan, baik yang dimuat di surat kabar, majalah, media lain atau kejadian-
kejadian kontemporer.
7. mengembangkan sikap tanggung jawab dan mandiri (ta'allum dzati), tidak ikut-ikutan dan
taqlid, disertai dengan penanaman sikap tawadhu, menghargai dan menghormati
kelebihan orang lain.
8. mengawasi mutarobbi dengan pemantauan yang cermat serta meletakkan semua perkara
pada tempatnya (tidak dzalim).
9. menerima semua pertanyaan atau hal yang masih meragukan, sala paham, kritik dan
usulan dari mutarobbi, kemudian mendiskusikannya dengan tenang, proporsional, dan
memuakan. Menerima siapa yang benar dan tidak lupa mengucapkan terima kasih.
Dengan catatan bahwa keinginan seseorang dalan hal ini, bukan hanya ngin mengkritik
atau menyalahkan akan tetapi demi maslahat dan mencari kebenaran.
10. mendorong mutarabbi untuk mengadakan kunjungan-kunjungan untuk praktek latihan
dakwah.
11. hendaknya menerapakan pada dirinya dan mendorong mutarabbinya untuk mengadakan
muhasabatunnafs (koreksi diri) pada setiap malam sebelum tidur, untuk melihat semua
perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan Islam, kemudian bertubat kepada Allah agar
sesuai dengan sabda Rasulullah saw, : Ihsan adalah engkau mengabdi kepada Allah,
seakan-akan engkau bisa melihat Allah, kalaulah engkau tidak bisa melihat Allah, maka
sesungguhnya Dia melihat engkau (HR. Bukhari dan Muslim).

untuk mencapai strategi ini dengan baik, maka setiap murabbi atau muwajjih
hendaknya mengikuti daurah murabbi atau muwajjih yang diselenggrakan lebih lanjut,
sehingga mereka memiliki keimanan dan spiritualitas yang mantap, mampu belajar mandiri,
menguasai manhaj dengan baik, memiliki keterampilan dalam mengajar (learning
technology), menguasai berbagai wasail tarbiyah dan rapi dalam manajemen tarbiyah
(halaqoh)
SEBUAH RENUNGAN BAGI MUROBBI
Apakah anda ikhlas dalam membina dan mengajarkan ilmu kepada mereka?
1. Sudahkah anda membaca dan menyiapkan materi dengan baik?
2. Sudahkah anda memberikan penghargaan kepada mereka atas ketepatan waktu
kehadiran?
3. Apakah anda memberikan teguran dan sanksi tarbawi atas keterlambatan
mereka? Dan mengingatkan mereka agar tidak terlambat lagi?
4. Apakah anda tahu dan berusaha mencari tahu permasalahan yang sedang mereka
hadapi?
5. Apakah anda tahu mengapa mereka terlambat?
6. Sudahkah anda mengevaluasi kegiatan mereka dalam sepekan?
7. Sudahkah anda memotivasi mereka?
8. Apakah anda berusaha menyelesaikan permasalahan mereka?
9. Sudahkah anda qiyamullail hari ini hingga perkataan anda berpengaruh kepada
mereka?
10. Apakah anda tahu mengapa mereka jenuh dan malas?

11. Sudahkah anda menanyakan keadaan mereka hari ini?


12. Sudahkah anda memotivasi mereka dalam beramar ma’ruf dan nahi munkar?
13. Sudahkah anda mempersaudarakan mereka?
14. Apakah di antara mereka saling peduli atas permasalahan saudaranya?
15. Apakah anda berusaha mengorek dan mendengar keluhannya?

16. Apakah anda telah menyampaikan materi dengan baik?


17. Apakah anda yakin bahwa mereka memahami materi yang telah anda sampaikan?
18. Sudahkah anda mencek peralatan dan kesiapan mereka untuk mengikuti halaqoh?
19. Apakah mereka konsentrasi dan memperhatikan apa-apa yang anda sampaikan?

PROFIL HALAQOH
Pengertian Halaqoh
Halaqoh adalah proses kegiatan tarbiyah dalam dinamika kelompok. Jumlah normal
satu halaqoh maksimal 12 orang

Halaqoh Sebagai Sarana Pembentukan Pribadi Muslim


Halaqoh juga berfungsi sebagai sarana pembentukan pribadi muslim yang shaleh.
Pribadi-pribadi yang terbentuk diharapkan memiliki sifat-sifat terpuji, perangai islam asasi,
tidak terkotori oleh bentuk-bentuk kemusyrikan dan tidak memiliki hubungan dengan pihak-
pihak yang memusuhi islam. Dalam fase tarbiyah ini diperkenalkan dasar-dasar umum islam
berupa aqidah, syari’ah, akhlak dan jihad.
Ada sepuluh muwashofat atau karakteristik pribadi muslim yang shaleh sebagai hasil
dari proses Halaqoh, yaitu :
1. Salimul ‘aqidah (aqidah yang lurus dan selamat)
2. Shohihul ibadah (ibadah yang benar)
3. Matinul khuluq (akhlak yang kokoh dan mulia)
4. Qodirun ‘alal kasbi (kemandirian)
5. Mutsaqoful fikri (intelektualitas yang berkembang dengan baik)
6. Qowiyul jismi (Jasmani yang kuat)
7. Mujahidun linafsihi (berusaha mengalahkan hawa nafsunya)
8. Harishun ‘ala waktihi (menjaga dan menghormati waktunya)
9. Munadzomun fi syu unihi (teratur dalam segala aktifitas)
10. Nafi’un li goirihi (bermanfaat bagi orang lain)
Dalam lingkup pembinaan dimahad ke sepuluh muwashofat atau karekter disesuaikan
dengan kondisi dan situasi santri yang memang mereka masih dalam usia yang sangat muda
dalam sebuah proses tarbiyyah

Rukun Halaqoh
Rukun pertama : Ta’aruf (saling mengenal).
Ta’aruf adalah sebuah permulaan yang harus ada dalam sebuah Halaqoh. Karena dasar
da’wah kita adalah saling mengenal, maka seyogyanyalah setiap peserta Halaqoh saling
mengenal dan berkasih sayang dalam naungan Allah SWT.
Ta’aruf meliputi saling mengenal dari mulai hal-hal yang berkaitan dengan fisik seperti
nama, pekerjaan, postur tubuh, kegemaran, keadaan keluarga dan lain-lain. Kemudian dari
aspek kejiwaan seperti emosi, kecenderungan, kepekaan, dan juga aspek fikriyah seperti
orientasi pemikiran. Bahkan juga mengetahui kondisi social ekonomi, keseriusan dalam
beribadah dan kondisi isi “kantong”

Rukun kedua : Tafahum (saling memahami)


Yang dimaksud dengan tafahum adalah :
1. Menghilangkan faktor-faktor penyebab kekeringan dan keretakan hubungan
2. Cinta kasih dan lembut hati
3. Melenyapkan perpecahan dan perselisihan karena pada hakikatnya perbedaan itu bukan
pada masalah yang sifatnya prinsipil
Jika itu sudah terwujud, maka tafahum akan memberikan arahan-arahan positif berupa :
1. Bekerja demi tercapainya kedekatan cara pandang
2. Bekerja untuk membentuk keseragaman pola fikir yang bersumberkan pada islam dan
keberpihakan pada kebenaran
3. Mempertemukan ragam cara pandang atas 2 hal yang sangat penting yaitu :
a. Skala prioritas amal
b. Tahapan-tahapan dalam beraktifitas
4. Menuju puncak tafahum yaitu memiliki kesatuan hati dan mampu berbicara dalam bahasa
yang satu.

Rukun ketiga : Takaful (saling melengkapi dan menanggung beban)


Takaful memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Saling mencintai, adanya kasih sayang dan keterkaitan hati
2. Bahu membahu dalam berbagai pekerjaan yang menuntut banyak energi
3. Tolong menolong sesama muslim
4. Saling menjamin (takaful) dalam ruang lingkup Halaqoh baik dengan Murabbi ataupun
sesama peserta Halaqoh
Adab-Adab Halaqoh
1. Serius dalam segala urusan. Menjauhi senda gurau dan orang-orang yang banyak
bergurau. Yang dimaksud dengan serius bukan berarti suasana Halaqoh menjadi kaku,
tegang dan gersang, melainkan tetap diwarnai keceriaan, kehangatan, kasih sayang,
gurauan yang tidak melebihi batas atau berlebih-lebihan.
2. Berkemauan keras untuk memahami aqidah salafusshalih dari kitab-kitabnya seperti kitab
Al ‘Ubudiyah. Sehingga para peserta Halaqoh akan terhindar dari berbagai bentuk
penyimpangan aqidah.
3. Istiqomah dalam berusaha memahami kitab Allah dan sunah Rasul-Nya dengan jalan
banyak membaca, mentadabburi ayat-ayat-Nya, membaca buku tafsir dan ilmu tafsir,
buku hadits dan ilmu hadits dan lain-lain.
4. Menjauhkan diri dari sikap ta’asub (panatisme buta) yang membuat orang-orang yang
mengkultuskan seseorang atau salah satu golongan itu telah terjerumus ke dalamnya,
karena di dunia ini tidak ada orang yang ma’shum (bebas dari kesalahan) kecuali
Rasulullah SAW. Dengan demikian segala perbedaan harus dikembalikan kepada dalil-
dalil yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya.
5. Majelis Halaqoh hendaknya dibersihkan dari kebusukkan ghibah dan namimah terhadap
seseorang atau jama’ah tertentu.
6. Melakukan islah (koreksi) terhadap Murabbi dan Mutarabbi secara tepat dan bijak karena
tujuannya untuk mengingatkan bukan mengadili.
7. Tidak menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan menetapkan skala-
skala prioritas bagi pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan kadar
urgensinya.
SARANA TARBIYAH

Tata Krama peserta terhadap diri sendiri


1. Membersihkan hati dari aqidah dan akhlak yang buruk
2. Memperbaiki niat
3. Qana’ah dalam makanan, pakaian dan tempat
4. Bersemangat dalam menuntut ilmu
5. Berusaha menghiasi diri dengan akhlak yang mulia
Tata Krama peserta terhadap Murabbi
1. Tunduk dan taat kepada Murabbi selama tidak maksiat
2. Mengkomunikasikan urusan dirinya pada Murabbi
3. Berusaha memenuhi hak-hak Murabbi dan tidak melupakan jasanya
4. Sabar atas perlakuannya
5. Meminta ijinnya
6. Bertutur kata yang sopan dan santun padanya

Tata Krama peserta terhadap sesama Peserta halaqoh


1. Mendorong peserta lain untuk bersungguh-sungguh dalam tarbiyah
2. Tidak memotong pembicaraan orang lain
3. Tata krama terhadap masyarakat lingkungan halaqoh
4. Hadir dengan wajah berseri
5. Memberi salam
6. Tidak menyakiti perasaan mereka
7. Bertegur sapa
8. Bermohon diri pada orang-orang yang ada di sekitar halaqoh

AGENDA AKTIVITAS HALAQOH


Agenda aktifitas atau baromij Halaqoh adalah sesuatu yang harus dirancang dan
direncanakan dengan matang dan seksama. Ayat Al Qur’an surat Al Hasyr : 18 mengingatkan
bahwa agenda aktifitas Halaqoh harus diplanning dan direncanakan dengan baik agar
Halaqoh lebih produktif
Adapun agenda acara atau baromij Halaqoh yang pokok dan harus ada pada setiap
pertemuan pekanan adalah sebagai berikut :
1. Iftitah Rabbani (Alternatif kgiatan: Tilawah, tasmi’, doa, dll)
2. Kalimat Murobbi Bisa berupa taujih (pengarahan) dari Murabbi atau sekilas info
tentang kondisi yang aktual
3. Infaq. Bisa dilakukan dengan mengedarkan kotak infaq sewaktu peserta Halaqoh
belum berkonsentrasi penuh, bis juga di barengkan saat diskusi atau mutabaah
4. Kultum atau khotiroh dari santri secara bergiliran
5. Talaqi madah. Murabbi kemudian menyampaikan materi secara disiplin dan cermat
agar muwashofat yang diharapkan dari materi tersebut dapat terwujud dalam diri
peserta Halaqoh.
6. Mutaba’ah/evaluasi dan pemantauan serta diskusi.
7. Ta’limat/pemberitahuan-pemberitahuan tentang informasi kekinian dan rencana-
rencana berikutnya .
8. Ikhtitam Rabbani ( berupa Doa penutup, doa robithoh dan kifaratul majlis

Anda mungkin juga menyukai