DISUSUN OLEH:
Zulfikar : 21.01.01.0024
Puji syukur kami Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayahnya , Penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul " Hadist Tentang
Kewajiban Belajar Mengajar " Penulis juga Mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini .
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................1
DAFTAR ISI .....................................................................................................................................2
BAB I ................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN .............................................................................................................................3
A.Latar Belakang................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................3
C. Tujuan Masalah ......................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................4
A. Kewajiban Belajar ..................................................................................................................4
B. Hadist Kewajiban Menuntut Ilmu dan Mengajar......................................................................7
C. Tujuan Kewajiban Belajar dan Mengajar ............................................................................... 11
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................3
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wajib bagi muslim mempelajari ilmu yang menjadi prasyarat untuk
menunaikan sesuatu yang menjadi kewajibannya. Dengan demikian wajib baginya
mempelajari ilmu mengenai jual beli bila berdagang. Wajib pula mempelajari
ilmu yang berhubungan dengan orang lain dan berbagai pekerjaan. Maka setiap
orang yang terjun pada suatu profesi harus mempelajari ilmu yang
menghindarkannya dari perbuatan haram di dalamnya. Kemudian setiap muslim
wajib mempelajari ilmu yang berkaitan dengan hati, seperti tawakkal (pasrah
kepada Allah), inabah (kembali kepala Allah), khauf (takut kepada murka Allah).
dan rida.
Alangkah bahagianya menjadi seorang muslim, karena dengannyaAllah
akan menyelamakannya dari api neraka, namun alangkah bahagianya ketika
seorang muslim memiliki ilmu, maka Allah akan mengangkat derajatnya
sebagaimana firman Nya, dalam surat Almujadilah :11 di tegaskan :
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, permasalahan dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kewajiban belajar ?
2. Apa kewajiban seorang muslim dalam belajar?
3. Apa saja Hadist-hadist tentang kewajiban belajar?
4. Apa tujuan dari kewajiban belajar ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka makalah ini dibuat dengan tujuan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kewajiban belajar
2. Untuk mengetahui Kewajiban Seorang Muslim Dalam Belajarr
3. Untukmengetahui hadist-hadist tantang wajib belajar
4. Untuk mengetahui tujuan dari kewajiban belajar
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kewajiban Belajar
Q.S.al-Alaq / 96:1-5
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.
Q.S.al-Taubah/9:122
َ َو َما َكانَ ْال ُمؤْ مِ نُونَ ِليَ ْنف ُِروا كَافَّةً فَلَ ْو ََل نَف ََر مِ ْن ُك ِل ف ِْرقَ ٍة مِ ْن ُه ْم
ِ طائِفَةٌ ِليَتَفَق َّ ُهوا فِي الد
ِين َو ِليُ ْنذ ُِروا قَ ْو َم ُه ْم إِذَا َر َجعُوا إِلَ ْي ِه ْم
)122( َلَعَلَّ ُه ْم يَحْ ذَ ُرون
Artinya: Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya.
Q.S.al-Ghasyiyah/88:17-20
4
penulis ini merupakan perintah kepada Nabi untuk membaca yang tersirat. Dan ini
berimplikasi kepada seluruh manusia yaitu perintah mengembangkan ilmu pengetahuan.
Terlebih lagi pada ayat yang terdapat dalam surat al-Ghasiyah tersebut. Ayat
tersebut hanya merupakan pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban, namun
membutuhkan pemikiran. Kalau ahli bahasa tentunya dapat memaham bahwa pertanyaan
yang tidak memerlukan jawaban tersebut merupakan perintah untuk berpikir dan selalu
mengembangkan ilmu pengetahuan. Namun penguasaan ilmu pengetahuan tersebut harus
dilandasi dengan niat yang benar, yaitu karena Allah. Tanpa niat karena Allah, maka apa
yang dilakukan oleh pendidik tidak akan mempunyai arti apa-apa.
Maka dapat dikatakan jika dalam terjemahan belum dapat dilihat langsung
perintah atau kewajiban belajar atau menuntut ilmu, kecuali bagi orang-orang yang
berpikir dan meneliti tentang al-Qur’an.
a. Belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqorrub (mendekatkan) diri kepada
Allah. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari anak didik dituntut untuk mensucikan
jiwanya dari akhlak yang rendah dan watak yang tercela, seperti terdapat dalam
Q.S. Adz-dzariyat ayat 56 yaitu:
“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku (Q.S. Adz-dzariyat : 56).
b. Mengurangi kecenderungan pada duniawi dibandingkan dengan masalah ukhrawi.
Dalam hal ini Allah berfirman:
٤ ر لَّكَ مِ َن ۡٱْلُولَىٞ َولَ ۡۡلَٰٓخِ َرة ُ خ َۡي
Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang
(permulaan)(QS.Ar-rahman:4)
c. Bersikap tawadhu (rendah hati) dengan cara meninggalkan kepentinga pribadi
untuk kepentingan pendidikannya.
d. Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran
e. Mempeljari ilmu-ilmu yang terpuji, baik untuk tujuan ukhrawi maupun untuk
duniawi.
f. Belajar dengan bertahap dengan cara memulai pelajaran yang mudah menuju
pelajaran yang sulit.
g. Belajar ilmu sampai tuntas untuk kemudian hari beralih pada ilmu yang lainnya,
sehingga anak didik memmliki spesifikasi ilmu pengetahuan secara mendalam.
h. Mengenal nilai-nilai ilmiah atas ilmu pengetahuan yang dipelajari.
i. Memprioritaskan ilmu diniyah sebelum memasuki ilmu duniawi.
5
j. Mengenal nilai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan, yaitu ilmu yang dapat
bermanfaat dalam kehidupan dunia akhirat.
k. Anak didik harus tunduk pada nasihat pendidik.
bahwasanya yang tidak kalah penting juga dalam kewajiban seorang muslim dalam
menuntut ilmu adalah memperhatikan adab-adab dalam menuntut ilmu.
ۡ ي ََٰٓأَيُّ َهاٱلَّذِي َن َءا َمنُواْ ََل ت َۡرفَعُ َٰٓواْ أَصۡ َوتَكُم١ ِيمٞ عل
َ سمِ ي ٌع
َ َٱّلل َّ يََٰٓأَيُّ َهاٱلَّذِي َن َءا َمنُواْ ََل تُقَ ِد ُمواْ بَ ۡي َن يَدَي ِ ٱّللَّ ِ َو َرسُو ِل ِۖۡۦه َوٱتَّقُواْٱّللَّ ه َ ِإ َّن
َ ِإنَّٱلَّذِي َن يَغُضُّون٢ َعۡض أَن ت َحۡ بَطَ أ َ ۡع َملُ ُكمۡ َوأ َنتُمۡ ََل ت َۡشعُ ُرون ٍ َض ُكمۡ ِلب ِ ۡت ٱلنَّ ِبي ِ َو ََل ت َجۡ َه ُرواْ لَ ۥهُ ِب ۡٱلقَ ۡو ِل َك َجهۡ ِر بَع َ َفَ ۡوق
ِ ص ۡو
ۡ َّ َ ۡ ُ َّ َٰٓ ُ
ت َٰٓ َّ
ِ إِنٱلذِينَ يُنَادُونَكَ مِ ن َو َراءِ ٱل ُح ُج َر٣ عظِ ي ٌم ۡج ٞ ۡ َ ه َّ ُ َّ
َ ٱّلل أ ْولئِكَ ٱلذِين َٱمۡ ت َ َحنَٱّللُ قلوبَ ُهمۡ ِللتق َوى ل ُهم َّمغف َِرة َوأ ٌر َ َّ
ِ ُول ِ أَصۡ َوت َ ُهمۡ عِندَ َرس
٥ يمٞ ِور َّرح ُ
ٞ غف ه َّ ۡ َ ۡ َ ۡ
َّ صبَ ُروا َحتى ت َخ ُر َج إِلي ِهمۡ لكَانَ خَي ٗرا ل ُهمۡ َو
َ ُٱّلل َّ ْ َ ۡ َول ۡو أن ُهم٤ أ َ ۡكث َ ُر ُهمۡ ََل يَعۡ ِقلُو َن
َّ َ َ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara
Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana
kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala)
amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.
Dan kalau sekiranya mereka bersabar sampai kamu keluar menemui mereka
sesungguhnya itu lebih baik bagi mereka, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Ada beberapa etika yang harus mereka jaga dan patuhi ketika berinteraksi dengan
Nabi, yaitu sebaga berikut:
6
Dengan demikian, paling tidak ada empat kewajiban yang harus dijaga oleh
seorang muslim dalam belajar atau menuntut ilmu, yaitu:
a. Kepercayaan dan keyakinan seorang muslim kepada gurunya, dimana guru memang
layak mengajar karena telah memenuhi kualifikasi dan kompetensi dalam
melaksanakan pembelajaran.
b. Tidak boleh mendahului ketetapan dan jawaban guru mengenai persoalan apa saja
yang timbul dalam proses pembelajaran.
c. Seorang peserta didik, terutama dalam proses pembelajaran, tidak boleh
meninggikan suaranya sehingga mengalahkan suara guru karena hal itu dapat
mengganggu proses pembelajaran.
d. Peserta didik tidak layak memanggil guru seperti memanggil teman sebaya.
سل َّ َم
َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا ِ َّ ع ْن أَبِي ه َُري َْرة َ قَا َل قَا َل َرسُو ُل
َ َّللا َ ِح
ٍ صالَ ع ْن أَبِي َ ع ْن ْاْل َ ْع َم ِش َ ُ س َحدَّثَنَا زَ ائِدَةَ َُحدَّثَنَا أَحْ َمد ُ بْنُ يُون
ُسبُهَ َع ِب ِه ن َ ط ِري َق ْال َجنَّ ِة َو َم ْن أ َ ْبطَأ َ ِب ِه
ْ ع َملُهُ ل َ ْم يُس ِْر َ َّللاُ لَه ُ ِب ِه َ طلُبُ فِي ِه ع ِْل ًما ِإ ََّل
َّ س َّه َل ْ َط ِريقًا ي
َ َُما مِ ْن َر ُج ٍل يَ ْسلُك
Artinya: Tidak ada seorang laki-laki yang berjalan dijalan untuk mencari ilmu kecuali
Allah mempermudah jalannya jalannya ke surga, barang siapa yang kendor amalnya
nasabnya tidak akan mempercepatnya.
َص ْف َوا َن بْنَ ُع ْن ِز ِر ب ِْن ُحبَي ٍْش قَا َل أَت َ ْيت َ اص ِم ب ِْن أ َ ِبي النَّ ُجو ِد
ِ عَ ع ْن َ ق أ َ ْنبَأَن َا َم ْع َم ٌر ِ الر َّزا
َّ ُ ع ْبد َ َحدَّثَنَا ُم َح َّمد ُ بْنُ يَحْ يَى َحدَّثَنَا
ْ ُ َّ
ِ عل ْي ِه َوسَل َم يَقو ُل َما مِ ن خ َ َّ
َ ُ َّصلى َّللا َ ِ َّسمِ ْعتُ َرسُو َل َّللا َ َ ْ ْ ُ ْ ُ ْ ُ
َ ي فَقَا َل َما َجا َء بِكَ قلتُ أنبِط العِل َم قا َل فإِنِي َّ َّال ْال ُم َرا ِد
ٍَارج ٍ عس َ
صنَ ُع َ ُ ْ َ
ْ َ ضعَتْ لهُ ال َم ََلئِ َكة أجْ نِ َحت َ َها ِرضًا بِ َما ي َّ ْ ْ
َ ب العِل ِم إَِل َو َ َ
ِ خ ََر َج مِ ْن بَ ْيتِ ِه فِي طل
Artinya: Tidak ada orang yang keluar untuk mencari ilmu kecuali malaikat meletakkan
sayapnya kepada orang tersebut karena ridho dengan apa ya ng diperbuatnya.
7
ع ْنس ْخبَ َرة َ َ ع ْب ِد َّ ِ
َّللا ب ِْن َ ع ْن َ ي َحدَّثَنَا ُم َح َّمدُ بْنُ ْال ُمعَلَّى َحدَّثَنَا ِزيَادُ بْنُ َخ ْيث َ َمةَ َ
ع ْن أ َ ِبي د َ ُاود َ َ الر ِاز ُّ َحدَّثَنَا ُم َح َّمد ُ بْنُ ُح َم ْي ٍد َّ
ف ضعِي ُ ٌ
سى هَذا َحدِيث َ َ َ َ
ضى قا َل أبُو عِي َ ارة ِل َما َم َ ً َّ َ ْ
ب العِل َم كَا َن كف َْ َ َ ْ
سل َم قا َل َمن طل َ َ َّ َ
عل ْي ِه َو َ صلَّى ُ َ
َّللاَّ ع ْن النَّبِي ِ َ س ْخبَ َرة َ َ َ
َ ْ َ َ
ير ش َْيءٍ َو ََل ِْلبِي ِه َوا ْس ُم أبِي د َ ُاود َ نُفَ ْي ٌع اْل ْع َمى ْ
سخبَ َرة َ َكبِ َف ِلعَ ْب ِد َّللاَّ ِ ب ِْن َ ث َو ََل نَ ْع ِر ُ ْ
ف فِي ال َحدِي ِ ضعَّ ُاْل ْسنَا ِد أَبُو د َ ُاود َ يُ َ ِْ
غ ْي ُر َواحِ ٍد مِ ْن أ َ ْه ِل ْالعِلْ ِم تَكَلَّ َم فِي ِه قَت َادَة ُ َو َ
Artinya: Barang siapa yang mencari ilmu maka ilmu itu akan menjadi tebusan sesuatu
yang terdahulu.
ع ْن خَا ِل ِد ب ِْن ُّوب الس َّْختِيَانِي ِ َ ع ْن أَي َ اركِ َ ي بْنُ ْال ُمبَ َ ي َحدَّثَنَا َ
ع ِل ُّ عبَّا ٍد ْال ُهنَائِ ُّ
علِي ٍ َحدَّثَنَا ُم َح َّمدُ بْنُ َص ِر ب ِْن َ ي بْنُ نَ ْ ع ِل َُّحدَّثَنَا َ
َّللا فَ ْليَتَبَ َّوأْ َم ْقعَدَهُ مِ ْن الن َّ ِار
غي َْر َِّ سلَّ َم قَا َل َم ْن ت َعَل َّ َم ع ِْل ًما ِلغَي ِْر َِّ
َّللا أ َ ْو أ َ َرادَ ِب ِه َ و هيْ
ُ َ ِ َ ََ ل ع َّ
َّللا ى َّ ل ص ي
ِ ِ َ ب َّ ن ال ْ
ن ع ر مع
ِ َُ َ َ ْنبا نْ ع
د َُريْكٍ َ
ْ َ ْ َّ
ُّوب إَِل مِ ن هَذا ال َوجْ ِه ث أي َ َ ْ ُ َ
س غ َِريبٌ َل نَ ْع ِرفهُ مِ ن َحدِي ِ نٌ ٌ
سى هَذا َحدِيث َح َ َ َ َ
عن َجابِ ٍر قا َل أبُو عِي َ ْ َوفِي ْالبَاب َ
Artinya: Barang siapa yang mencari ilmu bukan karena Allah atau menghendaki selain
Allah maka hendaklah dia mempersiapkan tempat duduknya dari neraka.
ع ْن أَن َِس ب ِْن َمالِكٍ قَا َل قَا َل ِيرينَ َ ع ْن ُم َح َّم ِد ْب ِن س ِير َِير ْبنُ ِش ْنظِ ٍ سلَ ْي َمانَ َحدَّثَنَا َكث ُ ص بْنُ ُ ع َّم ٍار َحدَّثَنَا َح ْف ُ َحدَّثَنَا ِهشَا ُم بْنُ َ
ْ ْ َ
غي ِْر أ ْه ِل ِه َك ُمقَ ِل ِد ال َخن َِاز ِ
ير ال َج ْوه ََر ْ ْ
ض ُع العِل ِم ِعنْد َ َ على ُك ِل ُم ْس ِل ٍم َو َوا ِ َ ٌ
ضة َ ْ ْ َ َ
سل َم طلبُ العِل ِم فَ ِري َ َّ َ صلَّى َّ
َّللاُ عَل ْي ِه َو َ َرسُو ُل َّ ِ
َّللا َ
َواللُّؤْ ل ُ َؤ َوالذَّه َ
َب
Artinya: Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap orang muslim, dan meletakkan
ilmu pada selain ahlinya seperti halnya mengalungi babi hutan dengan permata, mutiara
dan emas.
8
Artinya:”Ilmu adalah gudang dan kuci pembuka gudang tersebut adalah pertanyaan/
permintaan. Maka kalian bertanyalah (pada guru / ulama) maka kalian akan di rahmat
Allah, sesungguhnya ada empat orang yang akan mendapat /diberi pahala yaitu, orang
yang bertanya, yang mengajarkan, yang mendengarkan, dan yang mencintai pada orang-
orang tersebut. (H.R. Abu Nua’im dari Ali).
Dalam hadits lain juga disebutkan bahwa:
او لها بعلم العلماء والثانى بعدل اْل مراء والثالث بسخاوة: قوام الد نيا بأربعة اشياء:قال النبي صلى هللا عليه وسلم
اْلغنياء والرابع بدعوة الفقراء ولو َل دعاء الفقراء لهلك اْل غنياء ولوعدل اْلمراء ْل كل بعض الناس بعضا كما يأ
)كل الذنب الغنم (الحديث
Artinya:“Berdiri tegaknya dunia dengan empat hal: 1) dengan ilmu para ulama (guru) 2)
dengan adilnya pemimpin, 3) dengan murahnya agniya (orang kaya), 4) dengan do’anya
orang fakir. Jika bukan / tidak karena ilmunya ulama (guru) maka rusaklah orang-orang
bodoh, dan jika bukan karena murahnya orang kaya maka rusaklah orang-orang fakir,
dan jika bukan karena do’anya orang fakir maka rusaklah orang kaya, dan jika tidak
dengan adilnya pemimpin maka manusia satu sama lain akan saling tindas dan
binasakan / saling terkam, seperti serigala menerkam kambing”.
فأنبتت الكَل، كمثل غيث اصاب ارضا فكا نت منها طا ئفة طيبة قبلت الماء،مثل ما بعثني هللا به من الهدى والعلم
واصاب طا ئفة منها،والعشب الكشير وكان منها طا ئفة طيبة قبلتالماء فنفع هللا بها الناس فشربوا منها وسقوا وزرعوا
.. ومثل من لم يرضع بذالك رأسا ولم يقبل هدى هللا الذي ارسلت به، فعلم وعلم، انما هي قيان َل تمسك ماء،اخرى
)(زواه ابو موس اَل شعرى
Artinya:“Perumpamaan tuntunan hidayah dan ilmu yang diutuskan Allah padaku
bagaikan hujan yang turun ke tanah ada tanah yang subur menerima air, dan
menumbuhkan tanaman dan rumput yang banyak, dan ada yang kering hanya dapat
menahan air sehingga orang dapat mengambil minum dan mengairi tanaman, dan ada
yang keras tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
Demikianlah contoh orang yang dapat mengerti agama Allah dan memanfaatkan akan
apa yang di utus aku (Nabi) dengannya oleh Allah, lalu belajar dan mengajar dan
perumpamaan orang yang tidak mengangkat kepala dengan tidak belajar dan mengajar,
dan ada orang yang sama sekali tidak dapat petunjuk ajaran Allah”. (H.R. Abu Musa Al-
As’ary)
من دعاء الى هدى كان له مثل اجور من تبعه َل:عن ابى هريرة رضي هللا عنه ان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال
)ينقص ذلك من اجورهم شياء (رواه مسلم
Artinya: “Dari Abi Hurairah RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: siapa yang
memberi petunjuk ke jalan yang baik (dengan ilmunya) maka ia akan mendapat pahala
seperti yang di dapatkan oleh orang yang mengikutinya tanpa kurang sedikit pun”. (H.R.
Muslim)
َ (ر َواهُ اَب ُْو ْال َح
)س ْن َ ت َجزَ ا ًء ِب َج ْم ِع ْالع ِْل ِم َحتَّى تَعَ َّملُ ْوا ِ تَعَلَّ ُم ْوا مِ َن ْالعِلْ ِم َما ِشئْت ُ ْم فَ َو
ِ ْهللا ََل تُؤ
“Belajarlah kalian semua atas ilmu yang kalian inginkan, maka demi Allah tidak akan
diberikan pahala kalian sebab mengumpulkan ilmu sehingga kamu mengamalkannya.
(HR. Abu Hasan)
َ ب َ ِلغُ ْوا: سلَّ َم
َ عنِى َولَ ْو اَيَةً َو َح ِدث ُ ْوا
ع ْن بَن ِْي َ صلَّى هللاُ عَلَ ْي ِه َو َ ِ قَا َل َرس ُْو ُل هللا: ع ْنهُ قَا َل َ ُي هللا َ ض ِ ع َم َر َر
ُ ع ْب ِدهللاِ اب ِْن َ ع ْن َ
)َارى ِ خ ُ ب ْ
ال ه ا و
ُ َ َ ِ (ر ار َّ نال ن
َ ِم ه د عْ
ق م ء ا وب
ُ َ َ َ ْ َّ َ ََ تيلْ َ ف ًا د ِم عَ تم يَ
َ ُ َّ َ َل ع ب َّ ذ َ
ك ْ
ن م و :
َ َ َ َ ج َر
خ َ
َل وَ ل َ ي
ْ ئ
ِ ا ْر
َ ِإ
س
9
Dari Abdullah bin Umar R.A ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sampaikanlah
dariku walaupun satu ayat, dan ceritakanlah apa yang datang dari bani Israil dan tidak
ada dosa, dan barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah ia
menyiapkan tempat duduknya di dalam neraka”. (HR. Bukhori)
)ع ْن ع ِْل ٍم فَ َكت َ َمهُ َجا َء يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة ُم ْل َج ًما بِ ِل َج ٍام مِ ْن ن ٍَار)أبو داود ُ َم ْن
َ سئِ َل
“Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan dating
pada hari kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka.” (HR. Abu Dawud)
َ حْرقُ نَ ْف
( سه )الديلمى ِ َاح ي ْ ِع َم ٍل ك َْالم
ِ َصب َ ا َ ْلعَا ِل ُم ِبغَي ِْر
“Seorang ulama yang tanpa amalan seperti lampu membakar dirinya sendiri (berarti
amal perbuatan harus sesuai dengan ajaran-ajarannya) (al-Daylami).
مروااوَلدكم با الصَلة: قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم:وعن عمروبن شعيب عن ابيه عن جدهرضي هللا عنه قال
) وفرقوا بينهم فى المضاجع (حديث رواه ابودود با سناد حسن،وهم ابناء سنين واضربوهم عليها وهم ابناء عشر
Artinya: “Dari Amru bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya RA berkata: Rasulullah
SAW bersabda: perintahkan anak-anakmu untuk melaksanakan shalat, ketika mereka
sampai di usia 7 tahun, kemudian pukul mereka karena meninggalkan shalat jika telah
sampai usia 10 tahun dan pisahkan diantara mereka di tempat tidurnya”. (H.R. Abu
Daud)
ْلن يؤدب الرجل ولده خير له من ان ينصدق بصاع: قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم:عن جا بربن سمرة قال
)(رواه الترمذ
Orang menuntut ilmu itu merupakan kemauan sendiri. Orang yang menuntut ilmu
akan diberi petunjuk oleh Allah. Hanya Allah yang berkuasa untuk memberikan petunjuk
kepada seseorang. Jika seseorang tersebut sudah dikehendaki oleh Allah untuk menjadi
orang yang baik, maka Allah akan memudahkannya dalam memahami agama, dan
sebaliknya. Namun demikian manusia tidak boleh menyerah dan tidak boleh hanya
pasrah tanpa adanya usaha. Perkembangan seseorang tergantung pada pembawaan dan
lingkungannya. Pembawaan seseorang baru berkembang karena mendapat pengaruh dari
lingkungan.
Hadits yang kedua, ketiga dan keempat tersebut pada dasarnya sama yaitu
menyatakan tentang keutamaan ilmu dan orang yang mencari ilmu. Mencari ilmu
merupakan pekerjaan yang sangat mulia dan sulit. Karena dengan ilmu manusia tidak
akan lagi berakhlak seperti binatang. Maka malaikatpun ridho terhadap apa yang
diperbuat oleh manusia tersebut.
Hadits yang selanjutnya adalah tentang ilmu merupakan pelebur terhadap amal
yang ia perbuat sebelumnya, karena orang yang beramal tanpa didasari ilmu maka
10
amalnya tidak sah. Dan orang yang beramal tanpa ada landasan ilmu, ibarat pesawat yang
terbang tanpa landasan.
Orang yang mencari ilmu atau menjalani pendidikan hendaklah berniat karena
Allah. Orang yang mencari ilmu dengan niat selain Allah maka Allah akan memberikan
siksaan kepadanya. Ilmu merupakan sesuatu yang mulia, dan pada dasarnya semua ilmu
adalah milik Allah. Dalam Islam tidak ada dikotomi ilmu, akan tetapi dalam Islam ada
pembagian ilmu menjadi mahmudah dan madzmumah.
1. Tujuan Keagamaan
Yang dimaksud dengan tujuan keagamaan ini adalah bahwa setiap pribadi orang
muslim beramal untuk akhirat atas petunjuk dan ilham keagamaan yang benar, yang
tumbuh dan dikembangkan dari ajaran-ajaran Islam yang bersih dan suci. Tujuan
keagamaan mempertemukan diri pribadi terhadap Tuhannya melalui kitab-kitab suci yang
menjelaskan tentang hak dan kewajiban, sunat dan yang fardhu bagi seorang mukallaf.
Tujuan ini menurut pandangan pendidikan Islam dan para pendidik muslim
mengandung essensi yang amat penting dalam kaitannya dengan pembinaan kepribadian
individual; diibaratkan sebagai anggota masyarakat yang harus hidup di dalamnya dengan
banyak berbuat dan bekerja untuk membina sebuah gedung yang kokoh dan kuat. Di sini
nampak jelas tentang pentingnya tujuan pendidikan ini, karena sebenarnya agama itu
sendiri mempunyai hubungan yang erat dengan berbagai aspek pendidikan kejiwaan dan
pendidikan kebudayaan secara ilmiah dan falsafiyah. Maka dari itu agama mengarahkan
tujuannya kepada pencapaian makrifat tentang kebenaran yang haq, yaitu Allah tabaraka
wa ta’ala.
11
Di samping itu tujuan keagamaan juga mengandung makna yang lebih luas yakni
suatu petunjuk jalan yang benar di mana tiap pribadi muslim mengikutinya dengan ikhlas
sepanjang hayatnya, dan juga masyarakat manusia berjalan secara manusiawi.
Maka dari itu dapat dikatakan bahwa keduanya sejalan dalam hal tujuan akhir
dan sasarannya, yang berbeda hanyalah pada cara atau metode yang digunakan dari
masing-masing. Agama Islam dengan sifat khasnya mempertemukan kedua metode itu
untuk digunakan sebagai cara mencapai hakikat segala sesuatu, karena itu kedua metode
tersebut adalah cara untuk mencapai kepuasan dan keyakinan, dan sekaligus untuk
mencari kebenaran dan pengalaman.
Jika kita mendalami makna dari tujuan keagamaan pendidikan Islam, maka kita
jumpai bahwa tujuan itu menyingkapkan kepada kita sejauh mana kedekatan ilmu
pengetahuan dengan agama. Kenyataan demikian memperkuat adanya bukti bahwa
sesungguhnya agama kita mempergunakan ilmu pengetahuan dalam ketetapan-ketetapan
dan keputusan-keputusannya, yang mengajak kepada penemuan kenyataan yang benar
guna memuaskan akal pikiran (ratio).
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa agama itu adalah haq (dogmatika dan
rasional) dan ilmu pengetahuan itu juga haq (dengan cara penganalisaan secara agama
antara keduanya tidak mungkin bertentangan atau berlawanan).
2. Tujuan Keduniaan
Tujuan ini seperti yang dinyatakan dalam tujuan pendidikan modern saat ini yang
diarahkan kepada pekerjaan yang berguna (pragmatis), atau untuk mempersiapkan anak
menghadapi kehidupan masa depan. Tujuan ini diperkuat oleh aliran paham pragmatism
yang dipelopori oleh ahli filsafat John Dewey dan William Kilpatrick. Para ahli filsafat
pendidikan pragmatism lebih mengarahkan pendidikan anak kepada gerakan amaliah
(ketrampilan) yang bermanfaat dalam pendidikan.
Adapun saat ini dan zaman teknologis, tujuan ini mengambil kebijakan baru yang
lebih menonjolkan kecekatan bekerja yang cepat di dalam setiap peristiwakehidupan dan
juga memakai strategi pendidikan seumur hidup (life-long education).
Sedangkan pendidikan Islam melihat tujuan pendidikan ini dari aspek dan
pandangan baru yaitu berdasarkan Al-Qur’anulkarim, yang sangat memusatkan perhatian
kepada pengamalan di mana seluruh kegiatan hidup umat manusia harus bertumpu
kepadanya. Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an selalu berkaitan antara iman dengan amal
12
perbuatan yang salah, sebagai landasan yang kokoh dalam mengarungi kehidupan
manusia.
“…dan katakanlah: “beramallah kamu maka Allah akan melihat amal perbuatanmu.” (At-
Taubah,105).
Sedangkan Plato memandang pembinaan warga negara yang baik ialah yang
dilakukan sesuai dengan sistem pendidikan Athena, yaitu pembinaan pribadi yang
memiliki kemampuan seimbang dan tidak mengurangi keutamaannya sebagai warga
negara yang baik; yaitu pemberani, adil dan selaras dan berkeseimbangan dalam
kehidupan.
Perlu kita ketahui bahwa sistem pendidikan Yunani dan Romawi kuno
mengandung nilai pembentuk akhlak (moralitas). Namun kedua sistem pendidikan
tersebut tidak berdiri diatas asas-asas keimanan kepada Tuhan yang Esa. Hanya tujuan
pendidikan keagamaan sajalah yang bernilai moral seperti pada pendidikan kaum Nasrani
pada abad pertengahan.
13
Jhon Dewey berpendapat: “pendidikan itu adalah pertumbuhan yang terus-
menerus tanpa akhir kearah yang terbaik, dan secara praktis tergantung pada kondisi yang
ada, beserta problema-problema yang dihadapi, bagi pencapai tujuan hidup masa depan
yang lebih baik, sesuai dengan tuntutan hidup individual dan kelompik”. Baginya tidak
ada tujuan yang statis dalam pendidikan. Dalam system pendidikan Fascisme Itali,
Mussolini mewajibkan semua sekolah untuk tunduk kepada politik negara, sehinga hal ini
bagi generasi mudanya menjadi sumber inspirasi mereka. Di Prancis kurikulum
pendidikan di arahkan kepada pelatihan kreativitas, serta kemampuan anak didik untuk
bersikap kritis, dan bersifat pragmatis. Sedangkan di Inggris, pendidikan ditujukan
kepada pembinaan kemampuan berusaha yang tangguh dalam mencapai sukses pribadi
dalam keadaan darurat (sulit).
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalau ahli bahasa tentunya dapat memahami bahwa pertanyaan yang tidak
memerlukan jawaban tersebut merupakan perintah untuk berpikir dan selalu
mengembangkan ilmu pengetahuan. Namun penguasaan ilmu pengetahuan tersebut harus
dilandasi dengan niat yang benar, yaitu karena Allah. Tanpa niat karena Allah, maka apa
yang dilakukan oleh pendidik tidak akan mempunyai arti apa-apa. Maka dapat dikatakan
jika dalam terjemahan Depag belum dapat dilihat langsung perintah atau kewajiban
belajar atau menuntut ilmu, kecuali bagi orang-orang yang berpikir dan meneliti tentang
al-Qur’an.
Dengan demikian, paling tidak ada tiga kewajiban yang harus dijaga oleh seorang
muslim dalam belajar atau menuntut ilmu, yaitu:
1. Kepercayaan dan keyakinan seorang muslim kepada gurunya, dimana guru memang
layak mengajar karena telah memenuhi kualifikasi dan kompetensi dalam
melaksanakan pembelajaran.
2. Tidak boleh mendahului ketetapan dan jawaban guru mengenai persoalan apa saja
yang timbul dalam proses pembelajaran.
3. Seorang peserta didik, terutama dalam proses pembelajaran, tidak boleh
meninggikan suaranya sehingga mengalahkan suara guru karena hal itu dapat
mengganggu proses pembelajaran.
Peserta didik tidak layak memanggil guru seperti memanggil teman
sebaya. Hadits yang selanjutnya menerangkan tentang keutamaan orang yang berilmu.
Orang yang mempunyai ilmu lebih berat untuk digoda menurut setan daripada ahli ibadah
yang jumlahnya seribu. Hadits terakhir yang penulis kemukakan dalam subbab ini adalah
hadits mengenai kewajiban mencari ilmu bagi seluruh umat Islam. Sekarang ini umat
Islam sudah mengalami ketertinggalan dibandingkan dengan golongan orientalis. Maka
dari itu untuk mengejar ketertinggalan tersebut kita sebagai umat Islam harus senantiasa
gemar mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa pendidikan dalam masyarakat
bangsa-bangsa di luar bangsa Arab yang Islami, terdapat tujuan pendidikan yang
berkaitan antara keduniaan dan keagamaan, yaitu tujuan praktis yang bermanfaat
sebagaimana terjadi di kalangan bangsa-bangsa tertentu yang bercorak keduniaan semata,
dan dalam masyarakat juga mengarahkan kepada tujuan keagamaan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16