Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Tentang
KANDUNGAN HADIS TENTANG KEWAJIBAN BELAJAR
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur Dasar-dasar pendidikan dalam hadis

Disusun Oleh : Kelompok 1

Alvinda Sahrin 2122467


Al Ikhsan 2122481
Fauzia Ulfi Ramayuni 2122492

Dosen Pengampu :
Yasmansyah, S.Ag, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SJECH M DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim, Puji syukur kepada ke hadirat Allah SWT, yang telah


memberikan kekuatan dan ketabahan bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu pengetahuan
yang banyak agar kita tidak merasa kesulitan. Shalawat serta salam tidak lupa penulis
sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah menyampaikan wahyu kepada
hamba-Nya yang setia sampai akhir zaman.

Makalah yang berjudul “Kandungan Hadis tentang Kewajiban Belajar” dan dengan
dosen pengampu kita yang bernama “Yasmansyah, S.Ag, M.Pd” Dalam penyusunan makalah
ini penulis banyak mendapat bantuan dan sumbangan pemikiran, serta dorongan dari berbagai
pihak, tetapi tidak luput dari kendala yang begitu banyak.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami tidak menutup diri dari pembaca untuk memberi kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa
yang akan datang.

Bukittinggi, 7 Maret 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah................................................................................................................3

C. Tujuan Masalah....................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................4
A. Perintah Menuntut Ilmu......................................................................................................4

B. Keutamaan Belajar...............................................................................................................5

C. Keutamaan Mengajar...........................................................................................................7

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................9


A. Kesimpulan...........................................................................................................................9

B. Saran......................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................10

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar itu bertujuan untuk mengadakan
perubahan. Jelasnya belajar dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk kegiatan yang
bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri seseorang mencakup: perubahan
tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Selain itu
belajar merupakan salah satu langkah positif untuk mengembangkan potensi dan
kemampuannya.
Proses belajar dan mengajar sebenarnya telah terjadi sejak diciptakannya nabi Adam,
sebagai manusia pertama dimuka bumi. Dalam kehidupan manusiapun selalu penuh dengan
kegiatan yang dilakukan dengan sengaja ataupun, semua itu menibulkan suatu pengalaman
hidup yang pada dasarnya adalah hasil belajar. Untuk lebih mengulas lebih jelas mengenai
pembahasan ini, maka dalam tulisan ini penulis akan mengulas lebih jelas lagi tentag
kewajiban belajar dalam perspektif Islam dalam hal ini befokus pada hadits Rasulullah saw.

B. Rumusan Masalah
1. Hadis tentang menuntut ilmu
2. Hadis tentang keutamaan belajar
3. Hadis tentang keutamaan bagi penuntut ilmu

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Perintah menuntut ilmu
2. Untuk mengetahui keutamaan belajar
3. Untuk mengetahui hadis tentang keutamaan mengajar

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perintah Menuntut Ilmu


Ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan
hidup, baik di dunia maupun akhirat. Sehubungan dengan itu, Allah SWT mengajarkan pada
Adam dan semua keturunannya. Dengan ilmu pengetahuan itu, manusia dapat melaksanakan
tugasnya dalam kehidupan ini, baik tugas khilafah maupun tugas ubudiyah titik oleh karena
itu rasulullah SAW menyuruh menganjurkan dan memotivasi umatnya agar menuntut ilmu
pengetahuan.
Mengingat pentingnya ilmu pengetahuan dalam hadis di atas setelah dipelajari, ilmu
harus diajarkan kepada orang lain. Rasulullah SAW mengkhawatirkan apabila beliau telah
wafat dan orang-orang tidak peduli dengan ilmu pengetahuan, maka tidak ada lagi orang yang
mengerti agama, sehingga umat akan kebingungan.
Perintah menuntut ilmu yang disampaikan oleh Rasulullah SAW sejalan dengan
perintah Allah SWT. Dalam Alquran ditemukan ayat-ayat yang memerintahkan untuk
menuntut ilmu dan petunjuk-petunjuk tentang urgensinya. Ayat-ayat itu antara lain sebagai
berikut.

ْ ‫ ) الَّ ِذ‬٣ ( ‫ ) اِ ْق َرْأ َو َربُّكَ ااْل َ ْك َر ۙ ُم‬٢ ( ‫ق‬


‫ ) َعلَّ َم‬٤ ( ‫ي َعلَّ َم بِا ْلقَلَ ۙ ِم‬ ٍ ۚ َ‫سانَ ِمنْ َعل‬
َ ‫ق ااْل ِ ْن‬ َ ۚ َ‫ي َخل‬
َ َ‫ ) َخل‬١ ( ‫ق‬ ْ ‫س ِم َربِّكَ الَّ ِذ‬ ْ ‫اِ ْق َرْأ بِا‬
٥( ‫سانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ۗ ْم‬ َ ‫ااْل ِ ْن‬
Artinya : Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan titik dia telah
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-'Alaq (96): 1-5)

Ayat ini dapat dijadikan sebagai alasan bahwa ilmu pengetahuan itu penting dalam
kehidupan manusia titik Allah memerintahkan agar manusia membaca sebelum
memerintahkan melakukan pekerjaan dan ibadah yang lain. Ayat ini juga menunjukkan
karunia Allah SWT kepada manusia sebab ia dapat menimbulkan kemampuan belajar bahasa.
Tambahan lagi manusia juga dapat mempelajari baca tulis, ilmu pengetahuan, keterampilan

4
yang beragam, petunjuk dan keimanan serta hal-hal yang tidak diketahui oleh manusia
sebelum diajarkan kepadanya.
Belajar nama segala sesuatu adalah belajar "kata-kata" yang melambangkan pengertian-
pengertian atau konsep-konsep. Jadi, ketika kita menyebut kata hishan (kuda) atas
sekumpulan hewan tertentu, berarti kita mempergunakan simbol bahasa yang menunjukkan
pengertian atau konsep yang dapat diterapkan pada seluruh kuda lainnya. Atas dasar ini, kita
memahami firman Allah swt, "Dan Dia mengajarkan kepada Adam seluruh nama-nama,"
mengandung makna bahwa Dia mengajarkan bahasa kepada Adam as. Allah swt menyebut
bahasa dengan ungkapan selunch nama. Maksudnya, Dia mengajari Adam nama-nama yang
melambangkan konsep-konsep.
Belajar nama yang melambangkan konsep tertentu, mencakup pengenalan sifat-sifat dan
karakteristik yang mengikutsertakan semua satuan jenis yang tercakup oleh konsep tersebut.
Jadi, pada saat kita belajar menggunakan kata hishan (kuda) untuk menunjukkan seluruh
kuda yang kita lihat, sebelumnya kita telah belajar bahwa semua kuda yang pernah kita lihat
mempunyai kesamaan sifat tertentu. Oleh karena itu, kita juga dapat memahami firman Allah
swt, "Dan Dia mengajarkan kepada Adam as seluruh nama-nama," bahwa Dia juga telah
mengajari Adam sifat-sifat, karakteristik, dan perbuatannya.

‫ِّين َولِيُ ْن ِذ ُروا قَ ْو َم ُه ْم ِإ َذا َر َج ُعوا ِإلَ ْي ِه ْم‬


ِ ‫َو َما َكانَ ا ْل ُمْؤ ِمنُونَ لِيَ ْنفِ ُروا َكافَّةً ۚ فَلَ ْواَل نَفَ َر ِمنْ ُك ِّل فِ ْرقَ ٍة ِم ْن ُه ْم طَاِئفَةٌ لِيَتَفَقَّ ُهوا ِفي الد‬
َ‫لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْح َذرُون‬
Artinya : Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan
perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk
memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya. (QS. At-
Taubah (9): 122)1

B. Keutamaan Belajar
Hadis tentang keutamaan menuntut ilmu ini menjelaskan tentang : pentingnya ilmu
pengetahuan, kewajiban belajar, orang yang menuntut ilmu selalu berada dijalan allah. Orang
yang menuntut ilmu ini dalam ilmu pendidikan dinamakan peserta didik (Obyek pendidikan).
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang sangat penting, tanpa ilmu pengetahuan maka akan
merajalela kejahilan, manusia akan minta pendapat dan petua kepada orang-orang jahil.
1
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi : Pendidikan dalam Perspektif Hadis, (Cetakan Pertama, Jakarta : November
2012) Hlm. 5-10

5
Dalam ayat al-Qur’an juga disebutkan bahwa allah mengangkat derajat orang-orang yang
berilmu pengetahuan. Seperti dalam surat al-Mujadalah: ayat 11,

‫هّٰللا‬
ٍ ۗ ‫يَ ْرفَ ِع ُ الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ِم ْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذيْنَ اُ ْوتُوا ا ْل ِع ْل َم َد َر ٰج‬
‫ت‬
Artinya : “Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan
orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”2

Mencari ilmu adalah suatu aktivitas yang memiliki tantangan. Tantangan itu dapat berupa
biaya, waktu, kesehatan, dan kecerdasan. Orang yang mampu menghadapi tantangan itu
adalah orang yang memiliki keikhlasan dan semangat rela berkorban. Ada orang yang tidak
sukses dalam menuntut ilmu karena tidak sabar dalam berjuang menghadapi tantangan.
Ketika menuntut ilmu, seseorang tidak dapat mencari uang, bahkan sebaliknya,
menghabiskan uang, bagi orang yang tidak memiliki tabungan, maka ia akan mengalami
kesulitan untuk mencari ilmu-terutama pada jalur pendidikan formal. Demikian juga dengan
tentangan yang lain.
Bagi orang yang beriman, tantangan itu tidak perlu menjadi hambatan. Sebab selain
tantangan, ia juga memiliki motivasi yang sangat besar. Orang-orang yang mencari ilmu
dengan ikhlas akan dibantu oleh allah dan akan dimudahkan baginya jalan menuju surga
surga. Hal ini dapat dipahami dalam hadis berikut.
َ ْ‫سلَّ َم َمن‬
‫سلَ َك‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫عنْ َأبِي ُه َر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َر‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬
‫سهَّ َل هللاُ لَهُ طَ ِريقًا ِإلَى ا ْل َجنَّ ِة‬ ُ ‫طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِم‬
َ ‫س في ِه ِع ْل ًما‬
Artinya : Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang
menempuh jalan menuntut ilmu, akan dimudahkan Allah jalan untuknya ke surga." (HR.
Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad, dan Al-Baihaqi).

Dalam hadis ini, Rasulullah menggunakan pendekatan fungsional. Beliau memberikan


motivasi belajar kepada para sahabat (umat)nya dengan mengemukakan manfaat,
keuntungan, dan kemudahan yang akan didapat oleh setiap orang yang berusaha mengikuti
proses belajar. Kendatipun beliau tidak menggunakan kata perintah (fil al-amr), namun
ungkapan ini dapat dipahami sebagai perintah. Bahkan sering kali motivasi dengan ungkapan
seperti ini lebih efektif daripada perintah. Siapakah orang beriman yang tidak ingin
mendapatkan kemudahan untuk masuk surga? Jawabannya dapat ditebak, tidak ada. Artinya,

2
Dra. Suryani, Hadis Tarbawi : Analisis Paedagosis Hadis-Hadis Nabi, (Cetakan Pertama : Yogyakarta, 2012)
Hlm. 40 & 43

6
semua orang beriman itu akan ingin sekali mendapatkan fasilitas ini. Nah, caranya tempuhlah
jalan atau ikutilah proses mencari ilmu dengan ikhlas karena Allah.
Belajar (mencari ilmu) adalah suatu proses yang membutuhkan banyak hal penting. Proses
itu bukan saja memerlukan waktu yang banyak, melainkan biaya, waktu, konsentrasi, dan
lingkungan yang kondusif. Orang sering menemukan kesulitan bahkan rintangan sehingga
tidak jarang terjadi pengunduran diri dari proses belajar. Untuk menembus semua kesulitan
dan rintangan ini, sangat di- perlukan keuletan dan kesabaran. Inilah yang membuat proses
mencari ilmu itu disamakan dengan jihad di jalan Allah.
Rasulullah menyamakan kegiatan mencari ilmu (belajar) dengan jihad di jalan Allah.
Periyamaan itu merupakan motivasi yang sangat besar bagi orang yang menuntut ilmu
sekaligus menunjukkan fadhilah (keutamaan) mencari ilmu.

C. Keutamaan Mengajar

Sehubungan dengan keutamaan mengajar, ditemukan hadis antara lain,

‫ص َدقَ ٍة َجا ِريَ ٍة َأ ْو ِع ْل ٍم‬ َ ‫سلَّ َم قَا َل ِإ َذا َماتَ اِإل ْن‬
َ ْ‫سانُ ا ْنقَطَ َع َع َملُهُ ِإال ِمنْ ثَاَل ثَ ِة ِمن‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫سو َل هللا‬ ُ ‫عَنْ َأبِي ُه َر ْي َرةَ َأنَّ َر‬
ُ‫ح يَ ْدعُو لَه‬ َ ‫يُ ْنتَفَ ُع ِب ِه َأ ْو َولَ ِد‬
ٍ ِ‫صال‬
Artinya : Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Apabila manusia
telah meninggal dunia terputuslah amalannya kecuali tiga hal, yaitu sedekah jariah, ilmu
yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan (orangtua)nya." (HR. Muslim,
Ahmad, An-Nasa'i, At-Tirmidzi, dan Al-Baihaqi)

Dalam hadis di atas terdapat informasi bahwa ada tiga hal yang selalu diberi pahala oleh
Allah pada seseorang, Kendatipun ia sudah meninggal dunia. Tiga hal itu, yaitu
1. sedekah jariah (wakaf yang lama kegunaannya),
2. ilmu yang bermanfaat, dan
3. doa yang dimohonkan oleh anak yang shaleh untuk orangtuanya.
Sehubungan dengan pembahasan ini adalah ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang
diajarkan oleh seorang alim kepada orang lain dan tulisan (karangan) yang dapat bermanfaat
bagi orang lain."
Dari ulasan di atas terlihat ada dua bentuk pemanfaatan ilmu, yaitu dalam mengajar dan
menulis. Mengajar adalah proses memberikan ilmu pengetahuan kepada orang yang belum
tahu. Hasilnya, orang yang belajar itu memiliki ilmu pengetahuan dan dapat dimanfaatkan

7
dalam menjalani kehidupan, baik untuk urusan hidup duniawi maupun ukhrawi. Demikian
juga halnya dengan menulis. Orang yang berilmu pengetahuan dapat menularkan ilmunya
dengan menulis buku. Orang yang membaca karyanya tersebut akan mendapatkan ilmunya
kendatipun tidak pernah bertemu langsung. Kedua pekerjaan ini hanya dapat dilakukan
apabila seseorang mempunyai ilmu pengetahuan dan mau berbuat untuk mencerdaskan orang
lain.3

3
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi : Pendidikan dalam Perspektif Hadis, (Cetakan Pertama, Jakarta : November
2012) Hlm. 12-13 & 19-21

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu berfungsi sebagai cahaya yang menerangi setiap orang. Dengan ilmu, jalan hidup ini
akan menjadi terang sebaliknya tanpa ilmu orang akan merasa hidup ini dalam keadaan gelap
gulita titik oleh karena itu, orang dapat saja tersesat apabila tidak memiliki ilmu pengetahuan
yang memadai.
Dari analisis di atas perlu diingatkan bahwa orang yang memiliki ilmu tentang syariat
(guru agama Islam atau guru Alquran) tidak boleh bakhil dengan ilmu titik jangan seperti
pakar teknologi atau ilmu duniawi lainnya yang mau memberikan ilmunya asalkan dibayar
mahal. Pandanglah honor yang diterima itu sebagai uang muka mardatillah titik yakinlah
bahwa pahala dari Allah jauh lebih besar daripada gaji atau honor yang diberikan oleh
manusia di dunia.

B. Saran

Demikianlah makalah ini saya persembahkan.Tentunya masih banyak kekurangan dan


kesalahan dalam penyususnan makalah ini mengingat keterbatasan penulis sebagai manusia
biasa yang tidak biasa terlepas dari khilaf dan salah. Kritik dan saran dari pembaca yang
konstruktif sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi agar selanjutnya dapat menjadi
lebih baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Umar Bukhari, Hadis Tarbawi : Pendidikan dalam Perspektif Hadis, (Cetakan Pertama,
Jakarta : November 2012)

Suryani Dra., Hadis Tarbawi : Analisis Paedagosis Hadis-Hadis Nabi, (Cetakan Pertama :
Yogyakarta, 2012)

10

Anda mungkin juga menyukai