Tentang
KANDUNGAN HADIS TENTANG KEWAJIBAN BELAJAR
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur Dasar-dasar pendidikan dalam hadis
Dosen Pengampu :
Yasmansyah, S.Ag, M.Pd
Makalah yang berjudul “Kandungan Hadis tentang Kewajiban Belajar” dan dengan
dosen pengampu kita yang bernama “Yasmansyah, S.Ag, M.Pd” Dalam penyusunan makalah
ini penulis banyak mendapat bantuan dan sumbangan pemikiran, serta dorongan dari berbagai
pihak, tetapi tidak luput dari kendala yang begitu banyak.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami tidak menutup diri dari pembaca untuk memberi kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa
yang akan datang.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah................................................................................................................3
C. Tujuan Masalah....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................4
A. Perintah Menuntut Ilmu......................................................................................................4
B. Keutamaan Belajar...............................................................................................................5
C. Keutamaan Mengajar...........................................................................................................7
B. Saran......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar itu bertujuan untuk mengadakan
perubahan. Jelasnya belajar dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk kegiatan yang
bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri seseorang mencakup: perubahan
tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Selain itu
belajar merupakan salah satu langkah positif untuk mengembangkan potensi dan
kemampuannya.
Proses belajar dan mengajar sebenarnya telah terjadi sejak diciptakannya nabi Adam,
sebagai manusia pertama dimuka bumi. Dalam kehidupan manusiapun selalu penuh dengan
kegiatan yang dilakukan dengan sengaja ataupun, semua itu menibulkan suatu pengalaman
hidup yang pada dasarnya adalah hasil belajar. Untuk lebih mengulas lebih jelas mengenai
pembahasan ini, maka dalam tulisan ini penulis akan mengulas lebih jelas lagi tentag
kewajiban belajar dalam perspektif Islam dalam hal ini befokus pada hadits Rasulullah saw.
B. Rumusan Masalah
1. Hadis tentang menuntut ilmu
2. Hadis tentang keutamaan belajar
3. Hadis tentang keutamaan bagi penuntut ilmu
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Perintah menuntut ilmu
2. Untuk mengetahui keutamaan belajar
3. Untuk mengetahui hadis tentang keutamaan mengajar
3
BAB II
PEMBAHASAN
Ayat ini dapat dijadikan sebagai alasan bahwa ilmu pengetahuan itu penting dalam
kehidupan manusia titik Allah memerintahkan agar manusia membaca sebelum
memerintahkan melakukan pekerjaan dan ibadah yang lain. Ayat ini juga menunjukkan
karunia Allah SWT kepada manusia sebab ia dapat menimbulkan kemampuan belajar bahasa.
Tambahan lagi manusia juga dapat mempelajari baca tulis, ilmu pengetahuan, keterampilan
4
yang beragam, petunjuk dan keimanan serta hal-hal yang tidak diketahui oleh manusia
sebelum diajarkan kepadanya.
Belajar nama segala sesuatu adalah belajar "kata-kata" yang melambangkan pengertian-
pengertian atau konsep-konsep. Jadi, ketika kita menyebut kata hishan (kuda) atas
sekumpulan hewan tertentu, berarti kita mempergunakan simbol bahasa yang menunjukkan
pengertian atau konsep yang dapat diterapkan pada seluruh kuda lainnya. Atas dasar ini, kita
memahami firman Allah swt, "Dan Dia mengajarkan kepada Adam seluruh nama-nama,"
mengandung makna bahwa Dia mengajarkan bahasa kepada Adam as. Allah swt menyebut
bahasa dengan ungkapan selunch nama. Maksudnya, Dia mengajari Adam nama-nama yang
melambangkan konsep-konsep.
Belajar nama yang melambangkan konsep tertentu, mencakup pengenalan sifat-sifat dan
karakteristik yang mengikutsertakan semua satuan jenis yang tercakup oleh konsep tersebut.
Jadi, pada saat kita belajar menggunakan kata hishan (kuda) untuk menunjukkan seluruh
kuda yang kita lihat, sebelumnya kita telah belajar bahwa semua kuda yang pernah kita lihat
mempunyai kesamaan sifat tertentu. Oleh karena itu, kita juga dapat memahami firman Allah
swt, "Dan Dia mengajarkan kepada Adam as seluruh nama-nama," bahwa Dia juga telah
mengajari Adam sifat-sifat, karakteristik, dan perbuatannya.
B. Keutamaan Belajar
Hadis tentang keutamaan menuntut ilmu ini menjelaskan tentang : pentingnya ilmu
pengetahuan, kewajiban belajar, orang yang menuntut ilmu selalu berada dijalan allah. Orang
yang menuntut ilmu ini dalam ilmu pendidikan dinamakan peserta didik (Obyek pendidikan).
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang sangat penting, tanpa ilmu pengetahuan maka akan
merajalela kejahilan, manusia akan minta pendapat dan petua kepada orang-orang jahil.
1
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi : Pendidikan dalam Perspektif Hadis, (Cetakan Pertama, Jakarta : November
2012) Hlm. 5-10
5
Dalam ayat al-Qur’an juga disebutkan bahwa allah mengangkat derajat orang-orang yang
berilmu pengetahuan. Seperti dalam surat al-Mujadalah: ayat 11,
هّٰللا
ٍ ۗ يَ ْرفَ ِع ُ الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ِم ْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذيْنَ اُ ْوتُوا ا ْل ِع ْل َم َد َر ٰج
ت
Artinya : “Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan
orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”2
Mencari ilmu adalah suatu aktivitas yang memiliki tantangan. Tantangan itu dapat berupa
biaya, waktu, kesehatan, dan kecerdasan. Orang yang mampu menghadapi tantangan itu
adalah orang yang memiliki keikhlasan dan semangat rela berkorban. Ada orang yang tidak
sukses dalam menuntut ilmu karena tidak sabar dalam berjuang menghadapi tantangan.
Ketika menuntut ilmu, seseorang tidak dapat mencari uang, bahkan sebaliknya,
menghabiskan uang, bagi orang yang tidak memiliki tabungan, maka ia akan mengalami
kesulitan untuk mencari ilmu-terutama pada jalur pendidikan formal. Demikian juga dengan
tentangan yang lain.
Bagi orang yang beriman, tantangan itu tidak perlu menjadi hambatan. Sebab selain
tantangan, ia juga memiliki motivasi yang sangat besar. Orang-orang yang mencari ilmu
dengan ikhlas akan dibantu oleh allah dan akan dimudahkan baginya jalan menuju surga
surga. Hal ini dapat dipahami dalam hadis berikut.
َ ْسلَّ َم َمن
سلَ َك َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو ُ عنْ َأبِي ُه َر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َر
َ ِ سو ُل هَّللا
سهَّ َل هللاُ لَهُ طَ ِريقًا ِإلَى ا ْل َجنَّ ِة ُ طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِم
َ س في ِه ِع ْل ًما
Artinya : Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang
menempuh jalan menuntut ilmu, akan dimudahkan Allah jalan untuknya ke surga." (HR.
Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad, dan Al-Baihaqi).
2
Dra. Suryani, Hadis Tarbawi : Analisis Paedagosis Hadis-Hadis Nabi, (Cetakan Pertama : Yogyakarta, 2012)
Hlm. 40 & 43
6
semua orang beriman itu akan ingin sekali mendapatkan fasilitas ini. Nah, caranya tempuhlah
jalan atau ikutilah proses mencari ilmu dengan ikhlas karena Allah.
Belajar (mencari ilmu) adalah suatu proses yang membutuhkan banyak hal penting. Proses
itu bukan saja memerlukan waktu yang banyak, melainkan biaya, waktu, konsentrasi, dan
lingkungan yang kondusif. Orang sering menemukan kesulitan bahkan rintangan sehingga
tidak jarang terjadi pengunduran diri dari proses belajar. Untuk menembus semua kesulitan
dan rintangan ini, sangat di- perlukan keuletan dan kesabaran. Inilah yang membuat proses
mencari ilmu itu disamakan dengan jihad di jalan Allah.
Rasulullah menyamakan kegiatan mencari ilmu (belajar) dengan jihad di jalan Allah.
Periyamaan itu merupakan motivasi yang sangat besar bagi orang yang menuntut ilmu
sekaligus menunjukkan fadhilah (keutamaan) mencari ilmu.
C. Keutamaan Mengajar
ص َدقَ ٍة َجا ِريَ ٍة َأ ْو ِع ْل ٍم َ سلَّ َم قَا َل ِإ َذا َماتَ اِإل ْن
َ ْسانُ ا ْنقَطَ َع َع َملُهُ ِإال ِمنْ ثَاَل ثَ ِة ِمن َ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو
َ سو َل هللا ُ عَنْ َأبِي ُه َر ْي َرةَ َأنَّ َر
ُح يَ ْدعُو لَه َ يُ ْنتَفَ ُع ِب ِه َأ ْو َولَ ِد
ٍ ِصال
Artinya : Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Apabila manusia
telah meninggal dunia terputuslah amalannya kecuali tiga hal, yaitu sedekah jariah, ilmu
yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan (orangtua)nya." (HR. Muslim,
Ahmad, An-Nasa'i, At-Tirmidzi, dan Al-Baihaqi)
Dalam hadis di atas terdapat informasi bahwa ada tiga hal yang selalu diberi pahala oleh
Allah pada seseorang, Kendatipun ia sudah meninggal dunia. Tiga hal itu, yaitu
1. sedekah jariah (wakaf yang lama kegunaannya),
2. ilmu yang bermanfaat, dan
3. doa yang dimohonkan oleh anak yang shaleh untuk orangtuanya.
Sehubungan dengan pembahasan ini adalah ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang
diajarkan oleh seorang alim kepada orang lain dan tulisan (karangan) yang dapat bermanfaat
bagi orang lain."
Dari ulasan di atas terlihat ada dua bentuk pemanfaatan ilmu, yaitu dalam mengajar dan
menulis. Mengajar adalah proses memberikan ilmu pengetahuan kepada orang yang belum
tahu. Hasilnya, orang yang belajar itu memiliki ilmu pengetahuan dan dapat dimanfaatkan
7
dalam menjalani kehidupan, baik untuk urusan hidup duniawi maupun ukhrawi. Demikian
juga halnya dengan menulis. Orang yang berilmu pengetahuan dapat menularkan ilmunya
dengan menulis buku. Orang yang membaca karyanya tersebut akan mendapatkan ilmunya
kendatipun tidak pernah bertemu langsung. Kedua pekerjaan ini hanya dapat dilakukan
apabila seseorang mempunyai ilmu pengetahuan dan mau berbuat untuk mencerdaskan orang
lain.3
3
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi : Pendidikan dalam Perspektif Hadis, (Cetakan Pertama, Jakarta : November
2012) Hlm. 12-13 & 19-21
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu berfungsi sebagai cahaya yang menerangi setiap orang. Dengan ilmu, jalan hidup ini
akan menjadi terang sebaliknya tanpa ilmu orang akan merasa hidup ini dalam keadaan gelap
gulita titik oleh karena itu, orang dapat saja tersesat apabila tidak memiliki ilmu pengetahuan
yang memadai.
Dari analisis di atas perlu diingatkan bahwa orang yang memiliki ilmu tentang syariat
(guru agama Islam atau guru Alquran) tidak boleh bakhil dengan ilmu titik jangan seperti
pakar teknologi atau ilmu duniawi lainnya yang mau memberikan ilmunya asalkan dibayar
mahal. Pandanglah honor yang diterima itu sebagai uang muka mardatillah titik yakinlah
bahwa pahala dari Allah jauh lebih besar daripada gaji atau honor yang diberikan oleh
manusia di dunia.
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Umar Bukhari, Hadis Tarbawi : Pendidikan dalam Perspektif Hadis, (Cetakan Pertama,
Jakarta : November 2012)
Suryani Dra., Hadis Tarbawi : Analisis Paedagosis Hadis-Hadis Nabi, (Cetakan Pertama :
Yogyakarta, 2012)
10