Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


Tentang
ILMU PENGETAHUAN DALAM AL-QUR‟AN DAN HADIST

Disusun Oleh: Kelompok 8


Rianda Prasetyo (2114020124)
Syofrioza (2114020128)
Rafhial Yoga (2114020132)

Dosen Pengampu:
Dr. Muhammad Zalnur, M. Ag.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB-IIID


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
TA.1444 H/2022 M
KATA PENGANTAR

‫ميحرلا نمحرلا هللا‬ ‫بسم‬


Segala Puji dan Syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta‟ala yang
telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Shalawat beserta salam tetap tercurahkan kepada baginda Muhammad
Shalallahu „Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita sebagai umatnya ke
jalan yang benar dan menyempurnakan akhlak menurut petunjuk Ilahi.
Demikian dalam penulisan makalah ini, semoga dapat menambah ilmu dan
wawasan bagi para pembaca, khususnya mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab.
Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah yang
telah kami buat ini, kami mengharap kritik dan saran dari para pembaca sebagai
bahan perbaikan makalah kami.

Padang, 22 Desember 2022

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan Masalah ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan .................................................................................. 3
B. Landasan Ilmu Pengetahuan.................................................................................... 4
C. Sumber Ilmu Pengetahuan ...................................................................................... 6
D. Jenis Ilmu Pengetahuan ........................................................................................... 7
E. Usaha pengembangan dalam Pendidikan Islam ...................................................... 8
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 11
B. Saran ....................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Islam merupakan sebuah agama yang dapat dikategorikan sebagai agama
terbesar dan terbanyak dianut oleh masyarakat global sekarang ini. Al-Qur'an
yang merupakan sebuah kitab suci agama Islam yang langsung diwahyukan oleh
Allah kepada Nabi Muhammad SAW menjadi bahan acuan dan juga pengantar
hidup kaum muslim di dunia. Tetapi tanpa kita sadari bahwa pada ayat-ayat yang
terkandung di dalam Al-Qur'an terdapat ilmu-ilmu duniawi.
Selain dapat difungsikan sebagai pedoman hidup kaum muslim, Al-
Qur'an juga banyak mengandung ayat-ayat yang mengharuskan kita sebagai kaum
muslim untuk menuntut ilmu pengetahuan semasa hidupnya karena Allah akan
mengangkat derajat orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan. Kita sebagai
umat muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu agar derajatnya dinaikkan oleh
Allah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat rumusankan masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian ilmu pengetahuan ?
2. Apa saja landasan Al- Qur‟an tentang ilmu pengetahuan ?
3. Apa sumber ilmu pengetahuan ?
4. Apa saja jenis ilmu pengetahuan ?
5. Apa saja usaha pengembangan dalam pendidikan islam ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai beruikut
1. Untuk mengetahui ilmu pengetahuan
2. Untuk mengetahui landasan Al- Qur‟an tentang ilmu pengetahuan
3. Untuk mengetahui sumber ilmu pengetahuan

1
4. Untuk mengetahui jenis ilmu pengetahuan.
5. Untuk mengetahui seperti apa usaha pengembangan dalam pendidikan islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Pengetahuan


Kata ilmu berasal dari kata dalam bahasa Arab yaitu „ilm yang berarti
pengetahuan dan kemudian arti tersebut berkembang menjadi ilmu pengetahuan.
Kata ilm itu sendiri diserap dalam bahasa Indonesia menjadi kata ilmu atau yang
merujuk pada ilmu pengetahuan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengetahuan berarti
segala sesuatu yang diketahui; kepandaian: atau segala sesuatu yang diketahui
berkenaan dengan hal (mata pelajaran)2 . Pengetahuan merupakan segala sesuatu
yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap objek
tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat,
mendengar, merasakan, dan berfikir yang menjadi dasar manusia dan bersikap dan
bertindak.1
Dalam sudut pandang Islam, ilmu sendiri diartikan sebagai pengetahuan
yang diperoleh berdasarkan ijtihad atau hasil pemilkiran mendalam para ulama
dan ilmuwan muslim yang didasarkan pada Alqur‟an dan hadits. Alqur‟an dan
hadits adalah pedoman hidup manusia dan di dalamnya terdapat ilmu pengetahuan
yang universal. Allah bahkan menurunkan ayat pertama yang berbunyi “Bacalah”
sedangkan kita mengetahui bahwa membaca adalah aktifitas utama dalam
kegiatan ilmiah. Kata ilmu itu sendiri disebut sebanyak 105 kali dalam alQur‟ān
dan kata asalnya disebut sebanyak 744 kali.
Dalam Islam sumber ilmu itu pada garis besarnya ada dua yaitu ilmu yang
bersumber pada wahyu (al Qur'an) yang menghasikan ilmu naqli, seperti ilmu-
ilmu agama ilmu tafsir, hadis, fikih, tauhid, tasawuf dan sejarah. Dan ilmu yang
bersumber pada alam melalui penalaran yang menghasilkan ilmu aqli seperti
filsafat, ilmu sosial, teknik, biologi, sejarah, dan lain-lain. Ilmu naqli dihasilkan
dengan cara memikirkan secara mendalam (berijtihad) dengan metode tertentu
dan persayaratan tertentu. Sedangkan ilmu aqli dihasilkan melalui penelitian

1
Depdiknas.(2008). KBBI Daring. Diakses 19 Oktober2022.

3
kuantitatif dan penelitian kualitatif. Ilmu-ilmu tersebut harus diabadikan untuk
beribadah kepada Allah dalam arti yang seluas-luasnya.2
B. Landasan Al-Qur’an dan Hadist Tentang Ilmu
1. Surat al-Alaq ayat 1-5
‫ َعلَّ َم‬٤ ‫ ٱلَّ ِذى َعلَّ َم بِٱلْ َقلَِم‬٣ ‫ك ْٱْلَ ْكَرُم‬
َ ُّ‫ ٱقْ َرأْ َوَرب‬٢ ‫نسٰ َن ِم ْن َعلَ ٍق‬ ِ ِ َّ ِ‫ٱقْ رأْ بِٱس ِم رب‬
َ ‫ َخلَ َق ْٱْل‬.١ ‫ك ٱلذى َخلَ َق‬َ َّ ْ َ

٥ ‫نسٰ َن َما ََلْ يَ ْعلَ ْم‬ ِ


َ ‫ْٱْل‬
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” Di surah ini merupakan
pesan tersirat kepada manusia untuk belajar.
2. Al- Mujadalah ayat 11
۟ ۟ ِ‫ٱَّلل لَ ُكم ۖ وإِ َذا ق‬ ۟ ِ ِ‫يٰٰٓأَيُّها ٱلَّ ِذين ءامن و۟ا إِ َذا قِيل لَ ُكم تَ َف َّسحو۟ا ِِف ٱلْمجٰل‬
‫ٱنشُزوا‬
ُ َ‫ٱنشُزوا ف‬
ُ ‫يل‬َ َ ْ ُ َّ ‫ح‬
ِ ‫س‬
َ ‫ف‬ْ ‫ي‬
َ ‫ا‬ ‫و‬‫ح‬ُ ‫س‬
َ ‫ف‬
ْ ‫ٱ‬َ‫ف‬ ‫س‬ ََ ُ ْ َ ٰٓ ُ َ َ َ َ َ
١١ ‫ٱَّللُ ِِبَا تَ ْع َملُو َن َخبِ ٌۭير‬
َّ ‫ت ۚ َو‬ٍٍۢ ٰ‫ٱَّلل ٱلَّ ِذين ءامنُو۟ا ِمن ُكم وٱلَّ ِذين أُوتُو۟ا ٱلْعِْلم درج‬
َ ََ َ َ َْ َ َ َ َُّ ‫يَْرفَ ِع‬
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,
“Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah
kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.
3. Hadist tentang menuntut ilmu adalah salah satu jalan menuju surga
‫ َس َه َل هللاُ لَهُ بِِه طَ ِريْ ُقا إِ ََل اجلَنَ ِة‬،‫س فِْي ِه ِع ْل ًما‬ ِ ِ َ َ‫َوَم ْن َسل‬
ُ ‫ك طَريْ ًقا يَلْتَم‬
Artinya : “Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka
Allah memudahkan untuknya jalan menuju surga.” (HR Bukhari dan Muslim).
Menempuh jalan untuk mencari ilmu bisa diartikan dengan dua makna,
pertama menempuh jalan dalam arti yang sesungguhnya, yaitu berjalan kaki

2
Siti Makhmudah., Hakikat Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Modern dan Islam, Al-Murabbi,
(Januari : 2018).vol 4, no 2.

4
atau kendaraan menuju majelis (forum) ilmu, baik formal maupun nonformal.
Kedua, menempuh jalan dalam arti kiasan, yaitu metode atau sarana untuk
mendapatkan ilmu, dengan membaca, mendengarkan, dan mengkaji ilmu,
diskusi serta metode-metode lain yang menjadi sarana dalam meraih ilmu.
4. Hadist tentang ilmu adalah warisan para Nabi
‫َخ َذ ِِبَ ِظ َوافِ ِر‬ ِ ‫ إِ َن اْلَنْبِياء ََل ي وِرثُوا ِدي نَارا وََل ِدرََها إََِنَا ورثُوا العِلْم فَمن أ‬،‫العلَماء ورثَة اْلَنْبِياء‬
َ ‫َخ َذ بِه فَ َق ْد أ‬
َ ْ َ َ ْ ََ ُ ْ َ َ ْ ْ َُ ْ َ َ َُ ََ ُ َ ُ
Artinya : “Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sungguh para Nabi
tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanya mewariskan ilmu, maka
barang siapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang
banyak.” (HR Ahmad, Tirmidzi, dan Abu Daud).
Alquran terhadap ilmu pengetahuan meliputi:
a. Al Qur'an sangat mendorong dikembangkannya ilmu pengetahuan. Hal ini
terlihat dari banyaknya ayat al Qur'an yang menyuruh manusia agar
menggunakan akal pikiran dan segenap potensi yang dimilikinya untuk
memperhatikan segala ciptaan Allah SWT.
b. Dorongan al Qur'an terhadap pengembangan ilmu pengetahuan tersebut
terlihat pula dari banyaknya ayat al Qur'an yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan, pujian dan kedudukan yang tinggi bagi orang-orang yang
berilmu serta pahala bagi yang menuntut ilmu.
c. Sungguhpun banyak temuan dibidang ilmu pengetahuan yang sejalan
dengan kebenaran ayat-ayat al Qur'an, namun al Qur'an bukanlah buku
tentang ilmu pengetahuan. Al Qur'an tidak mencakup cabang ilmu
pengetahuan.
d. Bahwa temuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan patut dihargai.
Namun tidak sepatutnya membawa dirinya menjadi sombong
dibandingkan dengan kebenaran al Qur'an. Temuan manusia tersebut
terbatas dan tidak selamanya benar, sedangkan al-Qur'an bersifat mutlak
dan berlaku sepanjang zaman.
e. Al-Qur'an adalah kitab yang berisi petunjuk termasuk petunjuk dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, yaitu agar ilmu pengetahuan

5
dikembangkan untuk tujuan peningkatan ibadah, akidah, dan akhlak yang
mulia
f. Kemajuan yang dicapai oleh manusia dalam bidang ilmu pengetahuan
harus ditujukan untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Hal ini akan terjadi manakala tujuan dari pengembangan ilmu pengetahuan
tersebut tidak dilepaskan dari dasar peningkatan ibadah, akidah, dan
akhlak tersebut.
g. Sebagai kitab petunjuk al Qur'an tidak hanya mendorong manusia agar
mengembangkan ilmu pengetahuan, melainkan juga memberikan dasar
bidang dan ruang lingkup ilmu pengetahuan, cara menemukan dan
mengembangkannya, tujuan penggunaanya, serta sifat dari ilmu
pengetahuan itu sendiri.
h. Al-Qur'an tidak hanya menjelaskan tentang sumber ilmu (ontologi),
melainkan juga tentang cara mengembangkan ilmu (epistemologi) dan
manfaat ilmu (aksiologi)3
C. Sumber Ilmu Pengetahuan
1. Pengalaman Indera
Penginderaan merupakan alat yang paling penting dalam memperoleh
pengetahuan, merupakan alat untuk menyerap segala sesuatu objek yang ada
di luar diri manusia. Jadi, pengetahuan berawal dari kenyataan yang dapat
diindera. Pengetahuan yang benar berdasarkan pengalaman yang kongkret
dikembangkan melalui paham empirisme, yang mempergunakan metode
induktif dalam menyusun pengetahuannya.
2. Nalar
Nalar adalah salah satu corak berpikir dengan menggabungkan dua
pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan baru.
Pengetahuan yang benar berdasarkan rasional yang abstrak dikembangkan
melalui paham rasionalisme, yang mempergunakan metode deduktif dalam
menyusun pengetahuannya.

3
Adnin Armas, Seminar Pandangan Hidup dan Epistemologi Islam: Studi Kasus Sains Islam,
“Krisis Epistemologis dan Islamisasi Ilmu”, 2006. Hlm 168

6
3. Wahyu
Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada nabi dan
rasulNya untuk kepentingan umatnya. Kita mempunyai pengetahuan melalui
wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan itu.Wahyu
dapat dikatakan sebagai salah satu sumber pengetahuan karena kita mengenal
sesuatu yang bersumber pada kepercayaan kita.
D. Jenis Ilmu Pengetahuan
1. Ilmu Formal dan Nonformal
Suatu ilmu disebut Ilmu Formal karena ilmu ini dalam seluruh kegiatannya
tidak bermaksud menyelidiki data-data inderawi yang konkret. Misalnya
matematika dan filsafat.Suatu ilmu disebut Ilmu Nonformal karena di dalam
ilmu ini pengalaman inderawi memainkan peranan sentral/utama. Ilmu ini
dalam seluruh kegiatannya berusaha menyelidiki secara sistematis data-data
inderawi yang konkret. Misalnya ilmu hayat, ilmu alam, dan ilmu manusia.
2. Ilmu Murni dan Terapan
Ilmu Murni adalah ilmu yang bertujuan meraih kebenaran demi kebenaran
(teoretis). Misalnya matematika dan metafisika. Ilmu Terapan adalah ilmu
yang bertujuan untuk diaplikasikan atau diambil manfaatnya (praktis).
Misalnya ilmu kedokteran, teknik, hukum, ekonomi, psikologi, sosiologi,
administrasi, dan ekologi.
3. Ilmu Nomotetis dan Idiografis
Ilmu Nomotetis adalah ilmu yang objek pembahasannya merupakan gejala
pengalaman yang dapat diulangi terus-menerus dan hanya merupakan kasus-
kasus yang mempunyai hubungan dengan suatu hukum alam. Termasuk dalam
ilmu ini adalah ilmu-ilmu alam, yang objek pembahasannya adalah benda alam
atau gejala alam, yang didekati dengan cara menerangkan.Ilmu Idiografis
adalah ilmu yang objek pembahasannya merupakan objek yang bersifat
individual, unik, yang hanya terjadi satu kali dan mencoba mengerti atau
memahami objeknya menurut keunikannya itu. Termasuk dalam ilmu ini
adalah ilmu-ilmu budaya, yang objek pembahasannya adalah produk
manusiawi, yang didekati dengan cara mengerti atau memahami.

7
4. Ilmu Deduktif dan Ilmu induktif
Suatu ilmu disebut Ilmu Deduktif karena semua pemecahan yang dihadapi
dalam ilmu ini tidak didasarkan atas pengalaman inderawi (empiris), melainkan
atas dasar deduksi atau penjabaran. Deduksi ialah proses pemikiran yang
melibatkan akal budi manusia dari pengetahuan tentang hal-hal yang umum
dan abstrak, menyimpulkan tentang hal-hal yang bersifat khusus dan
individual. Misalnya matematika.Suatu ilmu disebut Ilmu Induktif apabila
penyelesaian masalah-masalah dalam ilmu yang bersangkutan didasarkan atas.
pengalaman inderawi (empiris). Ilmu Induktif bekerja selalu atas dasar induksi,
yaitu proses pemikiran yang melibatkan akal budi manusia dari pengetahuan
tentang hal-hal yang bersifat khusus dan individual, menarik kesimpulan
tentang hal-hal yang bersifat umum dan abstrak. Misalnya ilmu alam.4
E. Usaha pengembangan dalam Pendidikan Islam
Pengembangan atau inovasi pendidikan Islam sangat penting. Kejayaan
Islam dalam ilmu pengetahuan mengalami kemunduran setelah kota Baghdad
yang merupakan pusat ilmu pengetahuan dihancurkan oleh tentara Mongol pada
tahun 1258. Meskipun kejayaan Islam masih berlanjut hingga berakhirnya Turki
Ustmani, namun dalam bidang ilmu pengetahuan umat Islam mengalami
kemunduran karena umat Islam ketika itu kurang tertarik kepada sains,
sebagaimana umat Islam pada masa sebelumnya. Umat Islam mulai sadar akan
ketertinggalannya dari dunia Barat pada sekitar abad ke-19. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dicapai Barat telah menggeser pandangan hidup
manusia serta melahirkan terma-terma baru, seperti nasionalisme dan pendidikan.
Pendidikan merupakan sarana paling penting bukan hanya sebagai wahana
konservasi dalam arti tempat pemeliharaan, pelestarian, penanaman, dan
pewarisan nilainilai dari tradisi suatu masyarakat, tetapi juga sebagai sarana kreasi
yang dapat menciptakan, mengembangkan dan mentransformasikan umat ke arah
pembentukan budaya baru. Oleh karena itu, tokoh-tokoh pembaharuan Islam

4
Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.61-
64

8
banyak menggunakan pendidikan Islam, baik yang bersifat formal, non-formal,
untuk menyadarkan umat kembali kepada kejayaan Islam seperti masa lampau.5
Pengembangan/inovasi pendidikan Islam sudah tergambar dalam firman
Allah subhanahu wata‟ala QS. Al A‟raaf (7): 179
‫صُرْو ُن ِِبَا َوََلُْم أَ َذا رن ََل يَ ْس َمعُ ْو َن‬
ِ ‫س ََلم قُلُوب ََل ي ْف َقهو َن ِِبا وََلم أ َْعُي ََل ي ب‬ ِ ِ ِ ِ ِ
ُْ ُُ ُْ َ َ ْ ُ َ ‫َولَ َق ْد َد َر أ ََْن جلَ َهنَ َم َكثْي ًرا م َن اجل ِن َواَلنْ ِ ُْ ْ ر‬
‫ك ُه ُم الغَ ِفلُ ْو َن‬ َ ‫ك َكاْلَنْ َع ِام بَ ْل ُه ْم أ‬
َ ِ‫َض ُل أُولَي‬
ِ
َ ِ‫ِبَا أ ُْولَي‬
Artinya : Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari
kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya
untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-
ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lengah.
Ayat diatas menjelaskan bahwasetiap manusi harus berpikir kritis dengan
menggunakan panca indra yang telah diberikan oleh Allah swt. Hal ini
menunjukkan adanya inovasi dalam berpikir tersebut. Pendidikan Islam berperan
mengarahkan cara berpikir manusia agar dapat berpikir secara kritis untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan.6 Berdasarkan pandangan ini, dapat disusun
komponen-komponen pengembangan pendidikan Islam secara sistematik yang
menjadi ciri-ciri pendidikan Islam menurut pandangan hadis dan sesuai dengan
yang dipraktekkan oleh Nabi Muhammad salallahu „alaihi wasallam.
Visi pendidikan Islam yang diaplikasikan oleh Rasulullah salallahu „alaihi
wasallam merupakan cita-cita dan tujuan jangka panjang ajaran Islam itu sendiri,
yaitu mewujudkan rahmat bagi seluruh manusia, sesuai dengan firman Allah
subhanahu wata‟ala dalam Q.S Al Anbiya (21): 107 yang artinya : “Dan Kami
tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
seluruh alam.”

5
Armai Arief, Pembaharuan Pendidikan Islam di Minangkabau, Jakarta: Suara Adi, 2009, h. 21
6
Imam Muchlash, Al-Qur‟an Berbicara, Surabaya: Pustaka Progresif, 1996, h. 117.

9
Misi dapat diartikan sebagai tugastugas atau pekerjaan yang harus
dilaksanakan dalam rangka mencapai visi yang ditetapkan. Dengan demikian,
antara dan visi dan misi harus memiki hubungan fungsional-simbiotik, yakni
saling mengisi dan timbal balik. Dari satu sisi visi mendasari rumusan misi,
sedangkan dari sisi lain, keberadaan misi akan menyebabkan tercapainya visi . 7
Tujuan Dalam perspektif Islam, tujuan pendidikan Islam pada hakekatnya
sama dengan tujuan diturunkannya agama Islam yaitu untuk membentuk manusia
yang bertakwa (muttaqin)8. Manusia bertakwa adalah manusia yang berakhlak
mulia sehingga proses pendidikan Islam yang menjadikan manusia berakhlak
mulia juga dijadikan sebagai tujuan utama pendidikan Islam Rasulullah salallahu
„alahi wasallam.

7
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2012, h. 45
8
Yusuf Amir Faisal, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1995, h. 96

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan adalah aktifitas intelektual yang sistimatis untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman secara rasional dan
empiris dari berbagai segi kenyataan tentang alam semesta. Yang berupa segala
sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap
objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat,
mendengar, merasakan, dan berfikir yang menjadi dasar manusia dan bersikap dan
bertindak.
Landasan ilmu pengetahuan itu berupa tumpuan, panduan dalam dalam
mepelajari ilmu pengetahuan. Al- Qur‟an dan hadits berupa tumpuan kita dalam
mendalami ilmu pengetahuan, dalam surah Al- „Alaq contohnya yang beupa
pesan tersirat untuk mempelajarui ilmu. Dorongan al Qur'an terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan tersebut terlihat pula dari banyaknya ayat al
Qur'an yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, pujian dan kedudukan yang
tinggi bagi orang-orang yang berilmu serta pahala bagi yang menuntut ilmu.

B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga bermanfaat bagi pembaca dan
pemakah sendiri, serta dapat memperkuat iman dan taqwa kita kepada Allah
Subhanahu Wata‟ala yang telah memberikan kita akal pikiran sehingga kita dapat
mempelajari yang telah diciptakan oleh-Nya. Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam menyusun atau ketika menyampaikan makalah ini.
Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak tentu kami
butuhkan demi memperbaiki makalah kami berikutnya. Terima kasih.

11
DAFTAR PUSTAKA

Al- Qur‟an Al- Karim


Amir Faisal, Yusuf. 1995 Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Gema Insani Press
Arief, Armai. 2009, Pembaharuan Pendidikan Islam di Minangkabau, Jakarta: Suara Adi
Depdiknas, 2008, KBBI. Diakses: 19 Oktober 2022
Muchlash, Imam. 1966, Al- Qur’an Berbicara, Surabaya: Pustaka Progresif
Nata, Abuddin, 2012. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana
S, Soejono. 1978 Filsafat Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Nurcahya
Surajiwo. 2008, Filsafat Ilmu dan Perkembangan di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara

12

Anda mungkin juga menyukai