Anda di halaman 1dari 17

Makalah Agama Islam

Kelompok 5 :‘‘Menuntut Ilmu’’

Disusun oleh ;

1. Faizah Nur Aisyah .S (22146)

2. Ashriyanti Sintya Husin (22144)

3. A. Fasha Maulana Yusuf (22156)

4. Fina Adelia (22326)

5. Muhammad Taufiq Hidayat (22173)

6. Suprianto (22175)

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim,dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah swt.
yang telah menurunkan nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dalam rangka memenuhi persyaratan penilaian
mata pelajaran Agama Islam dengan judul makalah yaitu “Menuntut Ilmu”.

Makalah ini kami rampungkan secara mandiri dengan keterlibatan dari beberapa
pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung selama proses
penulisan hingga pemaparan materi. Maka dari itu, kami ucapkan sebesar-besarnya
kepada seluruh pihak yang memiliki campur tangan dalam penyelesaian tugas ini.
Disamping itu, kami haturkan pula permintaan maaf sedalam mungkin bila terdapat
kesalahan penulisan maupun pemaparan yang masih jauh dari sempurna, segala
macam kesalahan dan kritik dari anda sekalian, akan kami terima dengan lapang
dada untuk dijadikan evaluasi juga rujukan untuk kedepannya.

Demikianlah kalimat pengantar kami, diharapkan agar semoga setiap barisan kata
hingga paragraf yang tercantum pada makalah ini, dapat memberikan ilmu juga
manfaat kepada anda sekalian.
Makassar, Jumat, 6 Januari 2023

Tertanda, penyusun.

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………………..................
………..…………1

Kata Pengantar……………………………………………………………………………….…………………2

Daftar Isi………………………………………………………………………………………….………….……3

Bab I…………………………………………………………………………………………………………………4

A. Latar belakang…………………………………………………………….………………………………..4

B. Rumusan masalah……………………………………………..…………………………………………..5

C. Tujuan………………………………………………………………………………………………………….5

Bab II……………………………………………………………………………………………………………….6

A. Pengertian dan Dasar dalam Menuntut Ilmu ……………………………………………….….6

B. Hukum Menuntut Ilmu dalam Islam…………………………………………………..…………..7

C. Manfaat dan Keutamaan dari Menuntut Ilmu…………………………………………………..8

D. Sumber-sumber Ilmu dalam Islam……………………………………………………………..…10

E. Waktu Bagi Seseorang Untuk Menuntut Ilmu……………………..………………………….12

F. Cara Memperoleh Ilmu yang Berkah………………………………………………………………13

Bab III………………………………….…………………………………………………………………………16

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………….16

B. Ucapan Terima Kasih …………………………………………………………………………….17

3
Bab I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Ilmu merupakan sebuah kunci akan segala kebaikan serta pengetahuan. Ilmu menjadi
sebuah sarana untuk bisa menjalankan apa yang menjadi perintah Allah kepada kita. Tidak
akan sempurna akan keimanan serta tak sempurna pula amal kecuali dengan keutamaan
sebuah ilmu. Dengan ilmu Allah disembah, dengannya juga hak Allah dijalankan, serta
dengan ilmu pula agama-Nya disebarkan.

Menuntut ilmu ialah kewajiban juga keharusan bagi tiap-tiap muslim. Hal yang mendasari
pernyataan tersebut ialah firman Allah swt. dalam Q.S Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi,

‫۟ا‬ ‫۟ا‬ ‫َذ‬ ‫۟ا‬ ‫ْل َٰج‬ ‫۟ا‬ ‫۟ا َذ‬ ‫َٰٓي َأ َّل‬
‫ُّي َه ا ٱ ِذيَن َء اَم ُنٓو ِإ ا ِقيَل َلُك ْم َتَفَّسُحو ِفى ٱ َم ِلِس َفٱْف َس ُحو َي ْف َس ِح ٱُهَّلل َلُك ْم ۖ َو ِإ ا ِقيَل ٱنُشُز و َفٱنُشُز و َي ْر َفِع‬
‫ٱُهَّلل ٱَّلِذيَن َء اَم ُنو۟ا ِمنُك ْم َو ٱَّلِذيَن ُأوُتو۟ا ٱْلِع ْلَم َد َر َٰج ٍتۚ َو ٱُهَّلل ِبَم ا َت ْع َم ُلوَن َخ ِبير‬
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah
dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Surat Al-Mujadalah ayat: 11).

Juga sabda Rasululullah saw. dalam haditsnya yaitu,

) ‫َت َع َّلُمْو اَو َع ِّلُمْو اَو َت َو اَض ُعْو اِلُم َع ِّلِم ْي ُك ْم َو َلَي َلْو ا ِلُم َع ِّلِم ْي ُك ْم ( َر واُه الَّط ْب َر اِنْي‬
Artinya: "Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-
gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu." (HR Thabrani).

Pada kedua dalil di atas, dapat disimpulkan bahwa menuntut ilmu sangatlah penting dan
bukan sekedar ucapan belaka, namun perintah yang turun langsung dari Allah dan rasul-
Nya kepada umat muslim hingga dijanjikan oleh Allah bahwa siapapun yang berilmu, maka
akan dinaikkan derajatnya. MaasyaAllah.

4
B. Rumusan Masalah
Adapun pokok-pokok rumusan masalah yang akan kami bahas pada makalah
ini yaitu ;

1. Apa pengertian dari menuntut ilmu?


2. Bagaimana hukumnya menuntut ilmu dalam islam?
3. Apa saja manfaat dan keutamaan dalam mencari ilmu?
4. Apa saja sumber yang dapat dijadikan pedoman dalam mencari ilmu?
5. Kapan waktu yang tepat bagi seseorang untuk menuntut ilmu?
6. Bagaimana cara kita memperoleh ilmu yang berkah?

C. Tujuan Pembahasan
Berikut ialah tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan materi ini ;

1. Memahami pengertian menuntut ilmu


2. Mengetahui hukum menuntut ilmu dalam islam
3. Memberi tahu manfaat juga keutamaan dari berjuang mencari ilmu.
4. Mencari tahu sumber-sumber dalam mendapatkan ilmu
5. Mengenal waktu yang paling tepat bagi seseorang untuk menuntut ilmu
6. Mengenalkan cara-cara memperoleh ilmu yang berkah.

5
Bab II
PEMBAHASAN MATERI

A. Pengertian dan Dasar dalam Menuntut Ilmu


Menuntut ilmu memiliki arti ikhtiar atau sebuah usaha dalam mempelajari
sebuah ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat dengan tujuan agar ilmu
tersebut dapat bermanfaat untuk dirinya dan juga untuk orang lain.

Ilmu dunia berfungsi untuk memudahkan dalam hidup di dunia, sedangkan


untuk ilmu akhirat sendiri dicari agar manusia dapat memiliki tuntutan serta
tidak tersesat dalam sebuah kebatilan. Karena dalam manusia sejatinya tujuan
akhirnya yaitu akhirat, serta untuk bisa mendapatkan akhirat tentu perlu harus
belajar dalam ilmu agama.

Perlu kita ketahui, bahwa kebutuhan pada sebuah ilmu lebih besar bila
dibandingkan dengan kebutuhan pada makanan serta minuman, sebab pada
keberlangsungan agama serta dunia bergantung dengan ilmu. Manusia akan
lebih memerlukan ilmu daripada sebuah makanan juga minuman. Karena pada
makanan dan juga minuman hanya dibutuhkan sebanyak dua hingga tiga kali
sehari, sedangkan ilmu terus diperlukan pada setiap waktunya.

Seluruh gender, memiliki hak serta kewajiban karena sama-sama menjadi


seorang khalifah maupun wakil Allah di muka bumi, sekaligus juga menjadi
seorang hamba yang taat.

Sebagai seorang khalifah alias pemimpin di atas bumi ini, tentu manusia akan
membutuhkan ilmu untuk bisa menegakkan syariat Allah Subhanahu wata’ala.
Demikian juga untuk sebagai hamba, memerlukan sebuah ilmu yang memadai
supaya bisa jadi hamba (‘abid) yang baik serta taat.

Mustahil untuk menjadi khalifah tanpa sebuah ilmu pengetahuan yang cukup
untuk bisa mengelola serta merekayasa kehidupan di bumi ini, maka dapat
menjalankan hukum-hukum Allah.

6
B. Hukum Menuntut Ilmu Dalam Islam
Menuntut ilmu adalah suatu keharusan dan kewajiban bagi setiap pemeluk agama
islam. Sebab pentingnya hal ini, hingga wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah
Subhanahu wata’ala kepada Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wassalam berisi
perintah untuk menuntut ilmu,

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia juga
yang telah menciptakan antara manusia dari segumpal darah. Bacalah, seta
Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajarkan (manusia) dengan pena. Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya,” (Q.S. Al-‘Alaq/96:1-5).

Dalam ayat tersebut, ada sejumlah kata yang menguatkan perintah dalam belajar
serta menuntut ilmu yaitu ‘Bacalah’, ‘Yang mengajar dengan pena’, serta
‘Mengajarkan apa yang tidak diketahui’.

Ilmu seperti apa yang harus dan wajib dipelajari oleh warga umat Islam? Tentu
bukan sebuah ilmu yang tidak bermanfaat untuk kehidupan dunia serta akhiratnya.
Terdapat ilmu yang tidak wajib dipelajari, bahkan hukumnya haram serta berdosa
bila dipelajari.

Untuk sebuah ilmu yang bermanfaat, maka dalam mempelajarinya akan


memberikan sebuah konsekuensi pahala. Berikut ini beberapa hukum menuntut
ilmu-ilmu yang wajib seperti yang telah disepakati oleh para ulama ;

1. Fardu kifayah

Hukum fardhu kifayah ini berlaku pada ilmu yang perlu ada pada kalangan umat
Islam, agar tidak hanya kaum di luar Islam yang dapat menguasai ilmu tersebut.
Misalnya seperti ilmu kedokteran, ilmu falaq, perindustrian, ilmu bahasa, ilmu
komunikasi, ilmu nuklir, ilmu komputer, serta lainnya.

2. Fardu ‘Ain

Hukum ini akan berlaku bila ilmu yang dimaksud dilarang untuk ditinggalkan oleh
para umat Islam pada segala situasi serta kondisi. Sebagai contohnya, ilmu agama
Islam, ilmu dalam mengenal Allah Subhanahu wata’ala dengan seluruh sifat-Nya,
serta ilmu tata cara beribadah, serta yang terkait pada kewajiban sebagai muslim.

7
C. Manfaat dan Keutamaan dari Menuntut Ilmu
Dengan mengikat pada suatu ilmu, seseorang mampu melakukan hal yang dianggap
bermanfaat bagi dirinya dan orang lain dengan implementasi (penerapan)
pengetahuan yang dimiliki. Manfaat ilmu tidak hanya dirasakan oleh perorangan
saja akan tetapi lingkungan sekitar bahkan masyarakat luas dapat terkena percikan
manfaat dari ilmu yang dimiliki seseorang. Berikut penjelasannya:

1. Mampu membedakan antara yang benar dan salah

Manfaat menuntut ilmu seseorang tidak akan terperangkap pada perbuatan atau
tindakan yang salah. Kemungkinan untuk melakukan tindakan salah karena
pengaruh dari orang lain juga sangat kecil. Orang berilmu akan punya landasan
hidup yang kuat serta selalu berusaha menempatkan diri pada posisi yang ia anggap
tepat.

2. Bermanfaat hingga wafat

Setelah manusia mati (wafat) maka terputus sudah segala hal keduniawian pada
dirinya. Hakikatnya manusia akan meninggalkan segala bentuk urusan yang terjalin
pada manusia secara otomatis ketika mati. Dengan ilmu yang ditinggalkan atau
disampaikan, seseorang akan terkenang sampai kapanpun. Istilah menulislah maka
kau akan abadi adalah bentuk dari proses penularan ilmu melalui tulisan. Ilmu yang
terdapat didalam tulisan tersebut akan selalu bermanfaat bahkan setelah penulisnya
wafat.

3. Menjadi jalan menuju surga

Kelak pada kehidupan berikutnya manusia akan menempati suatu ruang bernama
bernama surga. Lalu bagaimana bisa ilmu disebut sebagai sarana menuju surga?
Tentu sudah dipaparkan pada poin pertama bahwa dengan ilmu seseorang bisa
membedakan hal yang benar dan hal yang salah. Dengan pengetahuan akan
kebenaran, manusia yang berpikir normal pasti akan berusaha semaksimal mungkin
melakukan tindakan atau perbuatan yang benar serta menjauhi tindakan atau
perbuatan yang dianggap salah bukan? Kebenaran itulah yang akan menghantarkan
seseorang menuju tempat bernama surga.

8
4. Allah tinggikan derajatnya

Derajat atau tingkatan manusia akan terangkat dengan ilmu atau pengetahuan yang
dimiliki. Entah dimata Tuhan atau dal am pandangan sesama manusia, orang yang
berilmu senantiasa mendapat penghormatan yang baik. Bahkan seseorang yang
berada proses menuntut ilmu pun sudah mendapat pandangan positif dari
lingkungan sekitar bukan?

5. Hal yang berharga selain harta

Dalam kehidupan ini manusia menganggap bahwa harta dan kekayaan adalah 2 hal
yang paling berharga. Lalu apakah ada hal lain yang memiliki nilai lebih dibanding
harta dan kekayaan? Jawabannya tentu ada. Apa hal yang mempunyai nilai lebih dan
paling berharga di muka bumi ini selain ilmu? Harta dan kekayaaan yang melimpah
akan membuat seseorang berusaha menjaga supaya harta tersebut tidak hilang.
Berbeda dengan ilmu yang mampu menjaga diri manusia serta dapat mendatangkan
harta.

Seseorang yang kaya saja tidak akan bisa bertahan pada keadaan melimpah yang ia
jaga. Akan tetapi orang berilmu yang mampu mengolah keadaan yang dapat
mendatangkan harta secara berkesinambungan dalam jangka waktu lama dengan
pengetahuan yang ia miliki.

6. Mewarisi ilmu yang merupakan peninggalan nabi

Rasulullah SAW bersabda: “Dan dalam sesungguhnya Nabi nabi tidak pernah
mewariskan uang emas serta tidak pula uang perak, namun untuk mereka yang telah
mewariskan ilmu (ilmu syar’i) barang siapa yang telah mengambil atas warisan
tersebut maka sesungguhnya ia sudah mengambil pada bagian yang banyak.” (HR
Ahmad).

Hal ini menunjukkan bahwa dalam keutamaan menuntut ilmu ini akan lebih tinggi
daripada uang serta emas yang dalam sifat materi. Karena, ketika seseorang
memiliki ilmu serta hingga mengajarkannya, maka dalam hal tersebut akan menjadi
sebuah amal jariyah yang terus mengalir bahkan ketika orang tersebut sudah
meninggal dunia.

9
D. Sumber-sumber Ilmu dalam Islam
Apa yang dimaksud dengan sumber ilmu? Sumber ilmu merupakan segala hal yang
ada di dalam alam semesta, yang ada dalam diri manusia sendiri, atau di dalam
aspek lainnya, yang dapat dijadikan berbagai macam ilmu pengetahuan pada seluruh
umat manusia, atas izin Allah swt..

Para ahli filsafat dan saintis barat berpendapat bahwa ilmu pengetahuan bersumber
dari sesuatu yang empiris dan rasionalis, mereka menolak sumber ilmu
pengetahuan diluar dari kedua sumber ini. Mereka menolak keras pernyataan bahwa
segala fenomena yang terjadi di alam semesta ini, berhubungan dengan adanya
Tuhan dibalik itu semua.

Namun, hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan pandangan islam yang
mempunyai prinsip dan temuan sendiri, tentang ilmu pengetahuan dan sumber-
sumbernya yang berbeda secara fundamental dengan pandangan barat sekuler.
Karna pandangan islam ini bersumber dari doktrin ajaran islam yaitu wahyu dari
Allah swt.. Berikut ini, ialah tiga pedoman juga sumber dari segala ilmu menurut
pandangan islam;

1. Wahyu, atau keseluruhan isi dari al-qur’an

Kitab suci al Qur'an bukan hanya berisi pelajaran dan bimbingan mengenai
hubungan antara manusia dengan Tuhan penciptanya, melainkan mempunyai
jangkauan yang jauh lebih luas. Ajarannya meliputi segala bidang kehidupan dan
pergaulan manusia, al Qur'an juga memberikan petunjuk mengenai hubungan antara
manusia dengan dirinya, dengan masyarakat sekelilingnya dengan makhluk lain dan
dengan alam semesta. Semua itu dimaksudkan untuk tercapainya keselamatan,
perdamaian dan kebahagiaan bagi umat manusia.

Semua ilmu pengetahuan bersumber dari Maha Pencipta dan diajarkan kepada umat
manusia melalui al Qur'an. Mulai dari kosmologi, astronomi, fisika, matematika dan
lain-lain sampai pada ilmu kedokteran semuanya bersumber dari al Qur'an.

Salah satu contoh bukti konkret di dalam al-Qur’an yang benar adanya, tercantum
dalam Q.S Al-Anbiya ayat 11, yakni;

‫َو ُه َو اَّلِذ ْي َخ َلَق اَّلْي َل َو الَّن َه اَر َو الَّش ْم َس َو اْلَق َم َۗر ُك ٌّل ِفْي َفَلٍك َّيْس َب ُحْو َن‬
Artinya ; “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan
bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya” (Q.S Al-Anbiya : 11)

10
2. Hadits, atau sabda Rasulullah saw.

Hadis sebagai sumber ajaran Islam yang ke dua setelah al-Qur’an, memperkenalkan
prinsip-prinsip atau rambu-rambu yang menjadi dasar perilaku berbudaya, selain itu
juga memuat tentang teori ilmu pengetahuan dan peradaban. Oleh karenanya, selain
al-Qur’an, hadis bisa dijadikan landasan dalam perkembangan ilmu pengetahuan
dan peradaban. Hadis bisa menghantarkan manusia dari pemahaman yang dangkal
dan primitif menuju pemahaman yang luas dan mendalam mengenai alam dan
kehidupan.

Berikut adalah salah satu hadits Rasulullah saw., yang telah terbukti kebenaran dan
relevansinya dengan Kesehatan manusia;

‫َال َي ْش َر َب َّن َأَح ٌد ِم ْنُك ْم َقاِئًما َفَم ْن َن ِس َي َفْلَي ْس َت ِقْئ‬


Artinya: “Janganlah seorang pun di antara kalian minum berdiri, siapa yang lupa,
maka muntahkanlah” (HR. Muslim no. 2026).

Dari sisi kesehatan, makan dan minum dengan posisi selain duduk memiliki efek
yang kurang baik untuk kesehatan. Imam Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan
bahwa minum berdiri berefek buruk pada distribusi air ke seluruh tubuh. Saat
seseorang minum berdiri, air akan langsung menuju organ tubuh yang menyalurkan
air keluar tubuh tanpa sempat disalurkan ke bagian tubuh lainnya.

3. Akal, kalbu, dan keyakinan

Walaupun telah terdapat begitu banyak fenomena, peristiwa, dan berbagai macam
penjelasan mengenai segala sesuatu yang tertera pada al-Qur’an dan hadits, namun
masih terdapat pula beberapa keterangan yang masih bersifat syubhat atau samar-
samar.

Kemudian bagaimana cara kita mengatasi perkara hal-hal yang masih bersifat
syubhat tersebut? Yaitu adalah dengan menggunakan akal pikiran, hati nurani, juga
keyakinan yang kita miliki dalam memutuskan sesuatu.

Rasulullah SAW dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari mengingatkan umat
Islam agar menjauhi dari perkara yang syubhat. Orang yang menjauhi syubhat
artinya sudah memelihara agama dan kehormatannya.

11
"Yang halal sudah jelas dan yang haram juga sudah jelas. Namun di antara keduanya
ada perkara syubhat [samar] yang tidak diketahui oleh banyak orang. Maka barang
siapa yang menjauhi diri dari yang syubhat berarti telah memelihara agamanya dan
kehormatannya. Dan barang siapa yang sampai jatuh [mengerjakan] pada perkara-
perkara syubhat, sungguh dia seperti seorang penggembala yang menggembalakan
ternaknya di pinggir jurang yang dikhawatirkan akan jatuh ke dalamnya." (Hadits
Riwayat Imam Bukhari).

Dikutip dari buku Kosakata Keagamaan yang disusun oleh M. Quraish Shihab, kata
syubhat diambil dari bahasa arab. Arti syubhat adalah sesuatu yang diragukan atau
tidak jelas keadaannya. Karena hukumnya yang tidak jelas dan samar-samar, maka
Islam menganjurkan untuk meninggalkan perkara syubhat.

E. Waktu Bagi Seseorang Untuk Menuntut Ilmu


Said bin Jubair pernah berkata bahwa kita tidak belajar hanya karena dia tidak tahu,
tetapi kita belajar melampaui apa yang kita pikir sudah kita ketahui. Orang yang
bertakwa bukanlah orang yang merasa sudah memiliki ilmu, tetapi orang yang
bertakwa selama orang tersebut terus belajar. Pada saat dia berhenti belajar, pada
saat itu dia bukan lagi orang yang shaleh.

Kewajiban mencari ilmu itu seharusnya dipahami sebagai suatu proses mencari ilmu
sepanjang hayat dan tidak terbatas pada waktu atau umur tertentu. Itulah sebabnya,
tidak ada alasan karena faktor usia atau kesibukan, kita berpikir bahwa kita tidak
mendapatkan kesempatan untuk mencari ilmu.

Bagi seorang muslim diwajibkan untuk mampu bertanggungjawab atas dirinya dan
mengetahui siapa Tuhan yang ia sembah dan alasan apa ia menyembah Tuhannya.
Kewajiban seperti ini perlu disadari supaya kita tidak mudah terombang-ambing
dengan informasi baru dan lain seperti apa yang dia tahu.

Itulah alasannya mengapa setiap muslim wajib mempelajari hal yang pokok bagi
kehidupan agamanya meski dia sudah banyak mengetahui tentang pengetahuan
duniawi yang dibutuhkan dalam kepentingan hidup di dunia. Ringkasnya, belajar
ilmu agama maupun ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini menjadi kewajiban
setiap orang Islam dan wajib dipelajari sepanjang hayatnya untuk dapat
menjalankan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang ada.

12
Adapun waktu atau saat-saat terbaik bagi seseorang untuk belajar, yaitu;

Al Khathib Al Baghdadi berkata,

.‫ وبعدها الغدوات دون العشيات‬،‫ ثم بعدها وقت انتصاف النهار‬،‫ األسحار‬:‫فأجود األوقات‬
‫ وأوقات الجوع أحمد للتحفظ من أوقات الشبع‬،‫وحفظ الليل أصلح من حفظ النهار‬
“Waktu yang paling baik untuk menghafal adalah waktu sahur, di tengah hari,
kemudian di pagi hari. Menghafal di waktu malam lebih baik dari waktu siang.
Dan waktu lapar lebih baik dari waktu kenyang” (Al Faqih wal Mutafaqqih, 2/103).

Juga oleh Imam Ibnu Jama’ah;

‫ وأجود األوقات‬.‫أن يقسم أوقات ليله ونهار ويغتنم ما بقي من عمره فإن بقية العمر ال قيمة له‬
‫للحفظ األسحار وللبحث اإلبكار وللكتاب وسط النهار وللمطالعة والمذاكرة الليل‬
“(termasuk ada seorang penuntut ilmu) adalah membagi waktu malam dan
siangnya, dan memanfaatkan sisa umurnya. Karena sisa umur tidak ternilai
harganya baginya. Waktu yang paling baik untuk menghafal adalah waktu sahur,
waktu pagi untuk penelitian, tengah hari untuk menulis, dan malam untuk
menelaah serta mudzakarah (mengulang)” (Tadzkiratus Sami’ wal Mutakallimin)

F. Cara Memperoleh Ilmu yang Berkah


Dalam kitab Ta’limul Mu’allim dijelaskan bahwa paling utamanya ilmu adalah ilmu
akhlak, dan paling utamanya amal adalah menjaga akhlak. Dengan demikian cukup
jelas bahwa perilaku yang baik berada di atas segalanya. Karenanya, yang utama
dalam mendapatkan keberkahan ilmu adalah dengan menjaga akhlak terhadap ilmu
dan orang berilmu yang mengajari kita suatu ilmu.

Selain itu, berikut 8 cara agar kita mendapat ilmu yang berkah dan keberkahan dari
ilmu:

1. Niat dan ikhlas karena Allah

Niat merupakan awal segala tindakan. Jika niatnya baik, maka baik pula amalnya,
dan sebaliknya. Sebagaimana dikatakan bahwa sesungguhnya amal seseorang itu
tergantung niatnya.

13
Sementara jika kita refleksikan, banyak sekali di zaman sekarang ini anak-anak yang
menempuh pendidikan hanya untuk mendapatkan nilai dan ijazah. Dan ada pula
yang hanya ingin punya pekerjaan.

Padahal seharusnya niat utamanya adalah mencari ilmu karena Allah. Jika ilmu dan
ridha Allah didapatkan, maka Insyaallah mudah pula mendapat nilai, ijazah dan
pekerjaan. Bukan sebaliknya.

2. Mencari ilmu dari ahlinya

Dalam hal ini yang dimaksud ahlinya adalah orang ahli di bidang ilmu tertentu,
bukan setengah-setengah. Sehingga kata ahlinya juga bisa disandangkan pada guru
dan dosen, orang yang kompeten di bidangnya.

Guru matematika harus menguasai ilmu matematika. Dosen manajemen harus


menguasai ilmu manejemen. Yang tidak benar adalah guru bahasa Indonesia
mengajar sosiologi, dan sebagainya.

3. Menghormati guru

Ada ungkapan bahwa seseorang yang menginginkan sesuatu, maka harus mencintai
sesuatu itu. Sedangkan dalam pendidikan antara ilmu dan guru adalah satu. Ilmu
terdapat pada diri seorang guru.

Sehingga jika kita ingin mendapatkan ilmu yang dimaksud, maka harus juga
menghormati guru (mendapatkan hati guru). Tujuannya adalah agar terdapat
kesukarelaan, keterbukaan dan keikhlasan antara guru terhadap siswa dalam
menyampaikan ilmunya.

4. Tidak menyakiti hati guru

Mengapa tidak boleh menyakiti hatinya? Karena ruh dari ilmu seorang guru ada
dalam hatinya. Jika hati guru sakit, maka secara tidak langsung terdapat
penganiayaan terhadap guru itu. Padahal Allah melindungi orang yang teraniaya dan
memberi pembelasan serupa. Pembalasan itu berupa hilangnya keberkahan ilmu
dalam diri murid/siswa.

5. Tekun belajar dan mengamalkannya

Inti dari mencari ilmu terletak pada mempelajarinya dan kemudian


mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sekalipun ilmunya sedikit. Karena
ilmu yang dipelajari oleh seseorang tetapi tidak diamalkan, menurut kitab Durusul
Akhlak, akan disiksa sebelum orang-orang kafir disiksa.

14
6. Tidak meremehkan wali Allah

Maksudnya adalah perlu bagi seorang pencari ilmu untuk mengakui, menghormati
dan bahkan mendoakan para wali Allah. Apa alasannya? Karena penyampaian ilmu
itu seperti piramida yang ujungnya adalah Allah SWT.

Seorang guru memiliki guru, memiliki guru, terus ke wali, tabiit tabiin, para sahabat,
Nabi hingga sampai pada Allah SWT. Dengan demikian perlu kita bertawasul kepada
mereka, walaupun hanya lewat doa dan kiriman Al-Fatihah. Ini merupakan salah
satu jalan untuk mendapatkan keberkahan ilmu dari mereka.

7. Takwa kepada Allah

Setelah seseorang tersambung dengan guru dan para wali hinggga nabi Allah, maka
selanjutnya adalah mendekatkan diri dengan ibadah kepada Allah. Mengapa
demikian? Karena inti dari pembelajaran seseorang adalah untuk mendapatkan jalan
menuju hubungan yang vertikal (dengan Allah) sebelum akhirnya disempurnakan
dengan hubungan yang horizontal (dengan mahluk).

Maka tidak heran jika ilmu agama lebih utama daripada ilmu umum (alam) lainnya.
Dengan demikian tidak boleh tidak seorang murid harus mendekatkan diri kepada
sang pencipta untuk mendapatkan hakikat ilmu yang berkah (ilahiyah).

8. Menjauhkan Diri dari Sifat-sifat Tercela

Ini juga yang sulit ditemukan di zaman sekarang ini. Banyak sekali anak-anak yang
tawuran, pergaulan bebas, memukul gurunya dll. Hati sebagai rumah pertama bagi
ilmu seseorang harus dibersihkan dari hal-hal yang kotor. Sehingga ilmu mudah
bersarang dan didapat dengan hati yang ikhlas.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menuntut ilmu memiliki arti ikhtiar atau sebuah usaha dalam mempelajari sebuah
ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat dengan tujuan agar ilmu tersebut dapat
bermanfaat untuk dirinya dan juga untuk orang lain.

Ilmu dunia berfungsi untuk memudahkan dalam hidup di dunia, sedangkan untuk
ilmu akhirat sendiri dicari agar manusia dapat memiliki tuntutan serta tidak tersesat
dalam sebuah kebatilan. Karena dalam manusia sejatinya tujuan akhirnya yaitu
akhirat, serta untuk bisa mendapatkan akhirat tentu perlu harus belajar dalam ilmu
agama.

Menuntut ilmu ialah suatu kewajiban bagi setiap muslim, sebab sebagai seorang
khalifah, tentu manusia akan membutuhkan ilmu untuk bisa menegakkan syariat
Allah Subhanahu wata’ala. Demikian juga untuk sebagai hamba, memerlukan sebuah
ilmu yang memadai supaya bisa jadi hamba (‘abid) yang baik serta taat.

Mustahil untuk menjadi khalifah tanpa sebuah ilmu pengetahuan yang cukup untuk
bisa mengelola serta merekayasa kehidupan di bumi ini, maka dapat menjalankan
hukum-hukum Allah.

Tak ada sebuah batasan pada tempat serta waktu dalam proses mencari ilmu,
bahkan terdapat sebuah ungkapan Arab yang menyebutkan ‘Tuntutlah ilmu sampai
ke negeri Cina’.

Islam tentunya juga mengajarkan ‘Menuntut ilmu itu dimulai sejak lahir hingga ke
liang lahat’, maka belajarlah mulai kecil hingga akhir usia. Jangan merasa malu
dalam belajar walaupun sudah berumur.

Isi kandungan Al Quran antara lain tentang pokok-pokok atau dasar-dasar ajaran
Islam yang berkenaan dengan masalah ketauhidan dan akidah, ibadah, akhlak,
hukum, dan sains atau ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia dalam
kehidupannya.

16
B. Ucapan Terima Kasih

‫َاْلَح ْم ُد ِهَّلل َر ِّب اْلعاَلِمين‬


Alhamdulillahi robbil ‘aalamiin. Dengan sampainya kita pada laman penutupan
makalah ini, maka selesai pula penyampaian hasil riset kelompok kami, mengenai
topik “Menuntut Ilmu” dan berbagai hal tentangnya.

Dalam proses perampungan projek makalah ini, tak ada satupun hal yang luput dari
campur tangan berbagai pihak yang telah terlibat secara langsung maupun tidak
langsung. Maka dari itu, kami nyatakan rasa syukur dan terima kasih kami, yang
pertama pada Allah swt. yang telah menurunkan segala nikmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Yang kedua, kami ucapkan pula
sholawat serta salam pada Baginda Nabi Muhammad saw. yang berkat beliaulah, kita
dapat merasakan indahnya islam. Setelah itu, tak lupa kami haturkan rasa terima
kasih kami, pada bapak dan ibu guru yang telah membimbing dan mendidik kami
hingga dapat mengetahui mengenai apa yang sebelumnya tidak kami ketahui. Lalu
yang terakhir, kami ucapkan pula banyak terima kasih, pada teman-teman sekalian
yang telah mendukung dan menolong kami secara langsung maupun tidak langsung.

Sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan, kami menyadari bahwa
masih terdapat beberapa kekurangan dari makalah ini. Maka dari itu, segala macam
saran dan kritik dari anda sekalian, akan kami jadikan masukan agar dapat menjadi
lebih baik lagi untuk kedepannya.

Diharapkan melalui makalah ini, teman-teman sekalian dapat mengambil manfaat


dan hikmah yang ada demi kebaikan diri masing-masing.

Sekian dari kelompok kami, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, Jumat, 6 Januari 2023

Tertanda, penyusun.

17

Anda mungkin juga menyukai