Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena berkat limpahan
Rahmat, Nikmat, Taufik dan Hidayah-Nyalah saya dapat menyelesaikan tugas makalah Agama
Islam dengan judul ”KEUTAMAAN ORANG BERIMAN dan BERILMU”. Dalam makalah ini
di lengkapi dengan beberapa dalil Al-Qura’n dan Hadits yang berhubungan dengan keutamaan
orang beriman dan berilmu.

Makalah ini tentu masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis sangat megharapkan
kritik dan saran dari berbagai pihak demi penyempurnaan penulisan makalah selanjutnya.
Semoga apa yang tertera dalam makalah ini dapat menjadi sebuah ilmu yang dpat dimanfaatkan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan ...........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Keutamaan orang beriman dan berilmu.........................................................2


2.2 Hukum menuntut Ilmu pengetahuan..............................................................8

2.3 Manfaat Ilmu..................................................................................................9

2.4 Integrasi Iman, Ilmu dan Amal......................................................................12

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan........................................................................................................15

3.2 Saran...............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran agama Islam, sebab
kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya “tunduk patuh”, mempunyai makna
“tunduk patuh kepada kehendak atau ketentuan Allah”. Dalam Surat Ali Imran ayat 83, Allah
menegaskan bahwa seluruh isi jagat raya, baik di langit maupun di bumi, selalu berada dalam
keadaan islam, artinya tunduk patuh kepada aturan-aturan Ilahi. Allah memerintahkan manusia
untuk meneliti alam semesta yang berisikan ayat-ayat Allah. Sudah tentu manusia takkan mampu
menunaikan perintah Allah itu jika tidak memiliki ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai, sepenting-penting sesuatu yang
dicari dan merupakan sesuatu yang paling bermanfaat, dari pada selainnya. Kemuliaan akan
didapat bagi pemiliknya dan keutamaan akan diperoleh oleh orang yang memburunya.

Seiring dan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Bahkan, lebih dari itu semua,
agama sebagai sumber inspirasi dan memberi dasar-dasar petunjuk serta mempermudah bagi
ilmuwan untuk merenung dan melakukan penelitian dan penemuan ilmiah. Maka dari itu, agama
yang datang dari Allah pasti sama ilmiahnya dengan alam semesta ini yang sama-sama
diciptakan Allah. Dalam artian seluruh ajaran agama, baik yang membahas hal-hal yang indrawi
maupun ghaib pasti ilmiah. Ilmiah disini adalah logis dan masuk akal sehat, tidak harus rasional.
Maka dari itu ada sebuah ungkapan Agama itu akal, tidak beragama bagi orang yang tidak
berakal. Berdasarkan fenomena itulah, maka Allah memberi kedudukan yang khusus di hadapan-
Nya pada orang yang beriman dan berilmu. Dua faktor ini, yaitu iman dan ilmu, merupakan
variabel yang mendasar dan vital bagi tegaknya nilai-nilai kebenaran absolut di muka bumi yang
dibawa para rasul pada setiap kurun waktu dan tepat. Maka dari itu, Allah menyatakan bahwa
orang beriman dan berilmu ditinggikan derajatnya.

Dalam kehidupan dunia, ilmu pengetahuan mempunyai perang yang sangat penting.
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan memberikan kemudahan bagi kehidupan baik
dalam kehidupan individu maupun kehidupan bermasyarakat. Menurut al-Ghazali dengan ilmu
pengetahuan akan diperoleh segala bentuk kekayaan, kemuliaan, kewibawaan, pengaruh, jabatan,
dan kekuasaan. Apa yang dapat diperoleh seseorang sebagai buah dari ilmu pengetahuan, bukan
hanya diperoleh dari hubungannya dengan sesama manusia, para binatangpun merasakan
bagaimana kemuliaan manusia, karena ilmu yang ia miliki.

Uraian di atas hanyalah uraian singkat betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia,
baik untuk kehidupan dirinya pribadi, maupun dalam hubungan dirinya dengan benda-benda di
sekitarnya. Baik bagi kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat. Ada banyak hadits, firman
Allah, dan pendapat para ulama tentang pentingnya ilmu pengetahuan.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam pembahasan makalah ini penulis memiliki beberapa rumusan masalah yang akan
dibahas, yaitu:
1. Apa Keutamaan orang yang beriman dan berilmu?
2. Apa hukum nenuntut Ilmu?
3. Apa manfaat menuntut Ilmu dan cara memeliharanya?

1.3 Tujuan
Dalam penulisan makalah ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan
tersebut yaitu:
1. Mengetahui keutamaan orang yang beriman dan berilmu.
2. Mengetahui hukum menuntut Ilmu.
3. Lebih mencintai Ilmu dan menerapkan dalam kehidupan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keutamaan orang beriman dan berilmu

Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal shaleh apabila perbuatan tersebut tidak
dibangun di atas nilai-nilai iman dan ilmu yang benar, sama halnya pengembangan iptek yang
lepas dari keimanan dan ketaqwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan
kemaslahatan bagi umat manusia, dan alam lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka
bagi kehidupannya sendiri.

Manusia sebagai mahluk ciptaan tuhan yang paling sempurna, kesempurnaannya karena
dibekali seperangkat potensi-potensi yang paling utama adalah akal. Akal berfungsi berfikir hasil
pemikirannya adalah ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap Alloh swt. Akan
memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan manusia. Menurut Al-gozali, bahwa mahluk
yang pling mulia adalah manusia. Sedangkan yang paling mulia pada diri manusia adalah
hatinya, Tugas utama manusia adalah menyempurnakannya.

Seiring dan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Bahkan, lebih dari itu semua,
agama sebagai sumber inspirasi dan memberi dasar-dasar petunjuk serta mempermudah bagi
ilmuwan untuk merenung dan melakukan penelitian dan penemuan ilmiah. Maka dari itu, agama
Nya pada orang yang beriman dan berilmu. Dua faktor ini, yaitu iman dan ilmu, merupakan
variabel yang mendasar dan vital bagi tegaknya nilai-nilai kebenaran absolut di muka bumi yang
dibawa para rasul pada setiap kurun waktu dan tepat. Maka dari itu, Allah menyatakan bahwa
orang beriman dan berilmu ditinggikan derajatnya.yang datang dari Allah pasti sama ilmiahnya
dengan alam semesta ini yang sama-sama diciptakan Allah. Dalam artian seluruh ajaran agama,
baik yang membahas hal-hal yang indrawi maupun ghaib pasti ilmiah. Ilmiah disini adalah logis
dan masuk akal sehat, tidak harus rasional. Maka dari itu ada sebuah ungkapan Agama itu akal,
tidak beragama bagi orang yang tidak berakal. Berdasarkan fenomena itulah, maka Allah
memberi kedudukan yang khusus di hadapan- Nya
Ada beberapa keutamaan dan derajat orang berilmu, antara lain berikut ini:

1. Ia diangkat derajatnya, “Allah akan meninggikan orang-orang yang berilmu diantara


kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadalah 58:11)

َ‫ع هَّللا ُ الَّ ِذين‬J


ِ َ‫ ُزوا يَرْ ف‬J‫ ُزوا فَا ْن ُش‬J‫ َل ا ْن ُش‬J‫ح هَّللا ُ لَ ُك ْم ۖ َوِإ َذا قِي‬ ِ ِ‫ ال‬J‫حُوا فِي ْال َم َج‬J‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَفَ َّس‬
ِ J‫حُوا يَ ْف َس‬J‫س فَا ْف َس‬
‫ت ۚ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ خَ بِي ٌر‬ ٍ ‫آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِع ْل َم َد َر َجا‬

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam


majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang orang yang beriman di antaramu dan orang orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Orang yang
berilmu dan mengamalkannya, maka kedudukannya akan diangkat oleh Allah di dunia
dan akan dinaikkan derajatnya di akhirat.

2. Ia sebagai pewaris para nabi, sebagaimana sabda Nabi SAW, “Para ulama (ahli ilmu)
adalah pewaris para Nabi.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban)
3. Ia memiliki kelebihan terhadap orang lain seperti sabda Nabi, “Kelebihan seorang alim
terhadap lain-lainnya, bagaikan seorang Nabi atas umatnya.” (HR. Al-Khotib)
4. Ia mendapat pahala yang besar, “Orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka
dan orang-orang yang beriman, Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada
mereka pahala yang besar.” (QS. An-Nisa 4:162)
5. Ia sebagai tempat bertanya, “Maka  kepada  orang  yang berilmu jika kamu tidak
mengetahui.” (QS. An-Nahl 16:43)

6. Kesaksian Allah Ta’ala Kepada Orang-Orang Yang Berilmu

Allah Ta’ala berfirman,


‫َش ِه َد هَّللا ُ َأنَّهُ اَل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل هُ َو َو ْال َماَل ِئ َكةُ َوُأولُو ْال ِع ْل ِم قَاِئ ًما بِ ْالقِ ْس ِط ۚ اَل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل هُ َو ْال َع ِزي ُز ْال َح ِكي ُم‬
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada allah ( yang berhak diibadahi dengan benar )
melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu
(juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar)
melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” [Ali ‘Imran: 18]
Pada ayat di atas Allah Ta’ala meminta orang yang berilmu bersaksi terhadap sesuatu yang
sangat agung untuk diberikan kesaksian, yaitu keesaan Allah Ta’ala. Ini menunjukkan
keutamaan ilmu dan orang-orang yang berilmu.
Banyak sekali keutamaan menuntut ilmu bagi orang yang melakukannya jika dilihat dari
sudut IMTAQ (Iman dan Taqwa), antara lain:
1. Menambah keberkahan dalam hidup. Rasulullah bersabda, “Apabila aku didatangi oleh
suatu hari dan aku tidak bertambah ilmuku pada hari itu yang dapat mendekatkan diriku
kepada Allah, maka tak ada keberkahan untukku dalam terbitnya matahari pada hari itu.”
(HR. Thabrani, Abu Na’in, Ibnu Abdilbar)
2. Lebih baik daripada ibadah sunah. Rasulullah bersabda, “Menuntut ilmu sesaat lebih baik
daripada ibadah satu malam dan menuntut ilmu sehari lebih baik daripada puasa tiga
bulan.” (HR. Addailami)
3. Penebus dosa-dosa. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa menuntut ilmu, maka menjadi
penebus dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Attarmidzi).
Beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia:
a) Iman melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda
Oreang-orang beriman hanya prcaya kepada kekuatan dan kekuasaan allah.kepercayaan dan
keyakinan yang demikian memberikan sikap mendewa-dewakan manusia yang kebetulan sedang
memegang kekuasaan:  menghilangkan kepercayaan kepeda, kesaktian benda benda keramat, ja
mpi-jampi dan sebagainya.
b) Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut
Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian itu ditangan allah Firman allah:
“Dimana saja kamu berada,kematian akan datang mendapatkan Kamu kendatipun kamu dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh”. (An-nisaa,4:78)
c) iman menanamkan sikap “self help” dalam kehidupan
rezki atau mata pncaharian memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.banyak
orang yang melepaskan pendiriannya karena kepentingan penghidupannya. Firman allah: “Dan
tidak ada satu binatang  melatapun di bumi melainkan allah lah yang memberi rezekinya,dandia
mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya (lauh mahfud)”.(hud,11;6)
d) iman memberikan ketentraman jiwa
acapkali manusia dilanda resah dan duka cita, digoncang oleh keraguan dan kebimbangan. 
orang beriman mempunyai keseimbangan, hatinya tentram,jiwanya tenang(sakinah).
e) iman mewujudkan kehidupan yang baik(hayatan tayibah)
kehidupan yang baik ialah kehidupan oran orang yang selalu melakukan kebaikan, mengerjak
an  perbuatan-perbuatan yang baik
f) iman melakukan sikap ikhlas dan konsekuen
iman memberikan pengaruh kepada seseorang untuk selalu berbuat dengan ikhlas,tanpa
pamrih. Orang yang beriman akan senangtiasa konsekuen dengan apa yang telah diikrarkanya, ba
ik dengan lidahnya maupun dengan hatinya.
g) iman memberikan keberutungan
orang yang beriman akan selalu berjalan pada arah yang benar karena allah membimbing dan
mengerahkanya kepada tujuan hidup yang hakiki.dengan demikian orang yang beriman adalah
orang yang beruntung dalam hidupnya.
2.2 Hukum menuntut Ilmu Pengetahuan

Apabila kita memperhatikan isi kandungan Al-quran dan Al-hadits, maka terdapatlah
beberapa suruhan yang mewajibkan bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk
menuntut ilmu agar mereka tergolong dalam umat yang cerdas, jauh dari kabuki kejahiliahan,
dan kebodohan. Kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang 854 kali dalam Al-quran.

Menuntut ilmu artinya berusaha menghasilkan segala ilmu baik dengan jalan menenunnya,
melihatnya, atau mendengarnya. Karena pentingnya ilmu dan banyaknya faidah yang terkandung
di dalamnya, para ulama menyimpulkan bahwa menuntut ilmu adalah wajib, sesuai dengan jenis
ilmu yang akan dituntut. Inilah hukum dasar menuntut ilmu, berdasarkan sabda Rasulullah SAW:

‫طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة‬

Artinya:  “Menunut ilmu hukumnya wajib bagi orang islam laki-laki dan orang islam
perempuan”. (HR. Ibn Abdul bari)
Dari hadits ini kita memperoleh pengertian bahwa islam mewajibkan pemeluknya menjadi
orang yang berilmu, berpengetahuan, mengetahui segala pemersalahatan, menyilami hakekat
alam, dapat meninjau dan menganalisa segala pengalaman yang didapati umat yang lalu.
Islam mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia yang bermanfaat dan berguna untuk
menuntun kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kita di dunia. Demikian pula
islam mewajibkan kita menuntut ilmu akherat yang menghasilkan natijah. Hukum kewajiban
menuntut ilmu adakalanya wajib ain dan wajib kifayah.

2.3 Manfaat Ilmu dan Pemeliharaannya

 Manfaat Ilmu
Bermula kelebihan ilmu yang memberi manfaat itu amat banyak sebagaimana yang
dijelaskan di dalam al-quran dan hadis nabi SAW, Antaranya firman Allah SW

ٍ ‫يَ ْرفَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ َآ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ ُأوتُوا ا ْل ِع ْل َم َد َر َجا‬
‫ت َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َخبِي ٌر‬

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa darajat dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Dalam ayat ini Allah sebut darjat yang Allah akan angkat bagi orang beriman dan berilmu.
Orang yang beriman dan ada ilmu pengetahuan lebih tinggi darjatnya daripada orang yang
beriman tapi tidak berilmu.

 Kiat Menjaga Ilmu


Para ulama salaf menjelaskan bahwa di antara kiat menjaga kenikmatan mulia ini adalah
dengan:
1. Selalu bersemangat dalam menuntut ilmu dan tidak merasa bosan
Imam Syafi’i rahimahullah berkata,“Seseorang tidaklah berhasil menuntut ilmu (dengan
baik) apabila dia selalu merasa bosan, seakan tidak membutuhkannya. Akan tetapi, seseorang
akan berhasil menuntut ilmu jika melakukannya dengan perjuangan dan susah payah, penuh
semangat dan hidup prihatin.” (Hilayatul Auliya karya Abu Nu’aim; 9: 119, Al-Madkhal karya
Al-Baihaqi; no: 513, Tadribur Rawi karya As-Suyuthi; 2: 584)
Dalam Diwannya beliau juga membawakan syair
‫ وصحبة أستاذ وطول زمان‬# ‫ ذكاء وحرص واجتهاد وبلغة‬# ‫ سأنبيك عن تفصيلها ببيان‬# ‫أخي لن تنال العلم إال بستـتة‬ 
Wahai saudaraku…, engkau takan mendapatkan ilmu melainkan dengan (memperhatikan)
enam hal… Aku akan menyebutkannya secara rinci: [1] harus memiliki kecerdasan, [2] memiliki
semangat, [3] bersungguh-sungguh, [4] membutuhkan biaya/materi, [5] mendapat bimbingan
guru (ustadz), dan [6] membutuhkan waktu yang panjang. (Diwan Asy-Syafi’i)
2. Mengamalkan ilmu yang telah kita dapatkan
Amr bin Qays berkata,“Jika sampai kepadamu suatu ilmu, maka amalkanlah meskipun hanya
sekali.” (Hilyatul Auliya karya Abu Nu’aim 5: 102)
Imam Waki’ berkata,“Jika engkau hendak menghafal satu ilmu (hadits), maka amalkanlah!”
(Tadribur Rawi karya As-Suyuthi 2: 588)
Imam Ahmad berkata,“Tidaklah aku menulis suatu hadits melainkan aku telah
mengamalkannya. Sehingga suatu ketika aku mendengar hadits bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam melakukan hijamah (bekam) dan memberikan upah kepada ahli bekam (Abu
Thaybah) satu dinar, maka aku melakukan hijamah dan memberikan kepada ahli bekam satu
dinar pula.” (Ibnul Jauzi menyebutkannya dalam Manaqib Ahmad, hal: 232)
3. Senantiasa mengingat dan mengulang-ulang ilmu
Ali bin Abi Thalib berkata,“Ingat-ingatlah (ilmu) hadits. Sungguh jika kalian tidak
melakukannya maka ilmu akan hilang.” (Al-Muhadditsul Fashil karya Ar-Ramahurmuzi hal:
545). Ibnu ‘Abbas berkata,“Mengulang-ulang ilmu di sebagian malam lebih aku cintai dari pada
menghidupkan malam (dengan shalat malam) (Sunan Ad-Darimi; 1: 82 dan 149)
Az-Zuhri berkata,“Gangguan ilmu adalah lupa dan sedikitnya muraja’ah (mengulang-
ulang).” (Sunan Ad-Darimi, 1: 150).

BAB III

PENUTUP
3.1 Simpulan
Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun perempuan, Amal ibadah tanpa
dilandasi dengan ilmu maka akan sia-sia, dengan mengetahui ilmu pengetahuan dan agama,
maka manusia akan mudah menjalani hidup didunia dan akherat. Iman bukan hanya sekedar
keparcayaan yang berada dalam hati,tetapi menjadi kekuatan yang mendorong dan membentuk
sikap dan perilaku hidup.apabila suatu masyarakat terdiri dari orang-orang yang beriman,maka
akan terbentuk masyarakat yang aman,tentram,damai,dan sejahtera.

3.2 Saran

Dari pembahasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca agar mencari referensi lain
mengenai materi Keutamaan orang beriman dan berilmu demi menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca. Selain itu, penulis juga mengharapkan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

3.2
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai