Disusun Oleh :
Auliyana Selfas (1310611031)
Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan segala rahmat serta
hidayah kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu referensi dalam mata kuliah Al-Islam.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan
yang saya miliki. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan- masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Seorang bijak pernah berkata, "Ilmu tanpa amal cacat, dan amal tanpa ilmu buta."
Ada pula pepatah yang berkata "Ilmu yang tidak diamalkan bagai pohon tak berbuah.”
Mencari ilmu merupakan kewajiban karena dengan ilmu kita mengetahui segalanya, ilmu
yang bermanfaat adalah imu yang diamalkan (dibagi) karena apabila tidak diamalkan kita
termasuk orang terlaknat, Allah swt. berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan
berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya
kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknat Allah dan dilaknat (pula) oleh semua
(mahluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah bertaubat dan mengadakan
perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima
taubatnya dan Akulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha -Penyayang”.
(Surat Al Baqarah ayat 159 –160).
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
Ilmu pengetahuan bersifat solutif, dengannya apa yang diamalkan akan memiliki
arah yang lebih jelas, terukur dan secara sistimatis memfasilitasi kemungkinan dampak
output yang dihasilkannya.
Sering kita tidak sadari bahwa ilmu yang kita cari ternyata tidak terpakai ketika kita kembali
kemasyarakat. dan yang terpakai terkadang ilmu yang tidak kita pelajari ketika kita duduk dibangku
sekolah atau kuliah, kita kuliah sampai tingkat paling tinggi, namun kontribusinya kepada masyarakat tidak
ada. Karena ilmu itu akhirnya hanyalah untuk kita sendiri dalam menempuh karir. Namun tidak bisa
digunakan untuk membantu masalah yang ada dimasyarakat. Alangkah indahnya jika kita mempunyai
pekerjaan atau amal yang amal itu bisa ilmiah, maksudnya apa yang kita lakukan mengandung makna dan
ada dasarnya, jadi tidak sekedar berbuat yang tidak berdasar dan bermakna, karena bila kita mengetahui apa
kita lakukan mempunyai makna yang besar, kita tidak menjadikan amal hanya sebagai rutinitas biasa, tapi
amal yang benar-benar membawa kebaikan untuk diri kita dan jika hal itu ditularkan kepada orang
lain, maka orang yang mengerjakan amal yang sama tentu itu akan lebih baik entah itu kapan dan
dimana, ilmu dan amal, keseimbangan keduanya menjadi familiar dan tidak dapat
dipisahkan dalam berbagai macam aktivitas sehari-hari dan terintegrasi menjadi Ilmu
Amaliah – Amal Ilmiah.