Anda di halaman 1dari 38

DRAINASE PERKOTAAN

“PERUMAHAN PESONA SURYA MILENIA KALIWATES”

KELOMPOK

Bagus (1310611008)
Ahmad Septa M. (1310611021)
Auliyana Selfas (1310611031)
Lucky Wahana A. (1310611040)
Abrori (1310611045)
Galih Alif (1310611050)
RUANG LINGKUP
PEMBAHASAN MASALAH
 Menganalisa dan merencanakan saluran drainase pada
perumahan pesona surya milenia kaliwates jember sesuai
dengan debit data hujan.

 Lingkup yang diamati hanya wilayah perumahan pesona surya


milenia kaliwates jember, yang mana saat hujan terdapat
genangan.

 Menentukan dimensi saluran


TUJUAN STUDI
 Mengetahui debit banjir rencana 2 tahun kedepan agar dapat
menyesuaikan dengan perencanaan ulang dimensi saluran.

 Mendapat existing dalam melakukan peninjauan rujukan


apakah saluran drainase mampu menampung debit banjir
rencana untuk kedepannya.
METODE PENGUMPULAN
DATA
 Observasi lapangan

 Dalam pembuatan tugas ini , penulis secara langsung


melakukan survei dan pengukuran ke lokasi.

 Referensi / buku-buku penunjang yang berkenaan dengan


penyusunan tugas ini.
DRAINASE
 Sistem drainase adalah sistem pengaliran, pembuangan air
disuatu daerah jalan agar tidak terjadi penggenangan air.
FUNGSI DRAINASE
 Mengurangi pengaruh air yang dapat merubah konsisten tanah
sehingga badan jalan selalu dalam kondisi mantap , keras dan
padat.

 Tidak ada genangan air pada jalan yang dapat memperlemah


kestabilan dan kekuatan jalan tersebut.
SISTEM JARINGAN
DRAINASE
1. SISTEM DRAINASE MAKRO
 sistem drainase makro yaitu sistem saluran/ badan air yang
menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan
air hujan (catchment area).

2. SISTEM DRAINASE MIKRO


 Sistem drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan
pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari
daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk
dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi
jalan, saluran/ selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-
gorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit
air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar.
WAKTU KONSENTRASI
 Menurut wesli (2008; 35) pengertian waktu konsentrasi adalah
waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air dari titik yang
paling jauh pada daerah aliran ke titik kontrol yang ditentukan
di bagian hilir suatu saluran.

 Pada prinsipnya waktu konsentrasi dapat dibagi menjadi 2 :


1. Inlet time (to), yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuk
mengalir di atas permukaan tanah menuju saluran drainase.
2. Conduit time (td), yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuk
mengalir di sepanjang saluran sampai titik kontrol yang
ditentukan di bagian hilir.
<<
<<
 Waktu konsentrasi besarnya sangat bervariasi dan dipengaruhi
oleh faktor-faktor berikut ini:
1. Luas daerah pengaliran
2. Panjang saluran drainase
3. Kemiringan dasar saluran
4. Debit dan kecepatan aliran
RUMUS KONSENTRASI
 Harga Tc ditentukan dengan menggunakan rumus seperti
berikut ini:

𝐿1.15
𝑇𝑐 =
7700 𝐻0.385

 Jika nilai L dan H dinyatakan dalam meter dan Tc menit maka


rumus diatas menjadi:

𝐿
𝑇𝑐 = 0,0195 ( )0.77
√𝑆

∆𝐻
𝑆=
𝐿
<<
Keterangan:
 Tc = Waktu konsentrasi (menit)
 L = Panjang jarak dari tempat terjauh pada daerah aliran
sampai tempat pengamatan
 S = Perbandingan selisih tinggi antara tempat terjauh dan
tempat pengamatan terhadap L.
 ∆H = Selisih tinggi antar tempat terjauh dan tempat
pengamatan
KOEFISIEN PENGALIRAN
 Koefisien pengaliran (runoff coefficient) adalah perbandingan
antara jumlah air hujan yang mengalir atau melimpas di atas
permukaan tanah (surface run-off) dengan jumlah air hujan yang
jatuh dari atmosfir (hujan total yang terjadi).

 Besaran ini dipengaruhi oleh tata guna lahan, kemiringan lahan,


jenis dan kondisi tanah. Pemilihan koefisien pengaliran harus
memperhitungkan kemungkinan adanya perubahan tata guna
lahan dikemudian hari. Koefisien pengaliran mempunyai nilai
antara, dan sebaiknya nilai pengaliran untuk analisis
dipergunakan nilai terbesar atau nilai maksimum.
<<
 Koefisien pengaliran mempunyai nilai antara, dan sebaiknya
nilai pengaliran untuk analisis dipergunakan nilai terbesar atau
nilai maksimum.
PERHITUNGAN DEBIT
RENCANA CARA RASIONAL
 Debit rencana adalah debit maksimum yang akan dialirkan oleh
saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan.

 Penetapan debit banjir maksimum periode 5 tahun ini


berdasarkan pertimbangan:
1. Resiko akibat genangan yang ditimbulkan oleh hujan relatif
kecil dibandingkan dengan banjir yang ditimbulkan
meluapnya sebuah sungai.
2. Luas lahan diperkotaan relatif terbatas apabila ingin
direncanakan saluran yang melayani debit banjir maksimum
periode ulang lebih besar dari 5 tahun.
3. Daerah perkotaan mengalami perubahan dalam periode
tertentu sehingga mengakibatkan perubahan pada saluran
drainase.
RUMUS DEBIT RENCANA
 Metode Rasional adalah sebagai berikut :

Q = 0,278 . C. Cs. I. A

2 𝑇𝑐
𝐶𝑠 =
2𝑇𝑐 + 𝑇𝑑

Di mana:
 Q = Debit rencana dengan periode ulang T tahun (m3 /dtk)
 C = Koefisien aliran permukaan
 Cs = Koefisien tampungan oleh cekungan terhadap debit rencana
 I = Intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
 A = Luas daerah pengaliran (km2 ).
 Tc = Waktu konsentrasi (jam)
 Td = waktu aliran air mengakir di dalam saluran dari hulu
hingga ke tempat Pengukuran (jam)
<<
 Dalam perencanaan saluaran drainase dapat dipakai standar
yang telah ditetapkan, baik debit rencana (periode ulang) dan
cara analisis yang dipakai, tinggi jagaan, struktur saluran, dan
lain-lain. Standar desain saluran drainase berdasar -
“ Pedoman Drainase Perkotaan dan Standar Desain Teknis”.

Luas DAS Periode Ulang Metode Perhitungan Debit

(Ha) (tahun) Banjir

< 10 2 Rasional

10-100 2-5 Rasional

101-500 5-20 Rasional

>500 10-25 Hidrograf Satuan


SALURAN TRAPESIUM
 Penampang tunggal trapesium
RUMUS SALURAN TRAPESIUM

Keterangan :
 Q = Debit aliran (m 3 /dt) V = Kecepatan aliran (m/dt)
 m = Kemiringan penampang
 n = Koefisien kekasaran manning
 P = Keliling penampang basah (m)
 A = Luas penampang basah (m 2 )
 R = Jari-jari hidrolis (m)
 I = Kemiringan saluran
<<
 Menurut Suripin (2004:189) dalam bukunya yang berjudul
Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, menyarankan
kemiringan dinding saluran berdasarkan tanah seperti tabel di
bawah ini :
SALURAN SEGI EMPAT
 Penampang Tunggal Segi Empat
RUMUS SALURAN SEGI EMPAT

Keterangan :
 Q = Debit aliran (m3/dt)
 V = Kecepatan aliran (m/dt)
 m = Kemiringan penampang
 n = Koefisien kekasaran manning
 P = Keliling penampang basah (m)
 A = Luas penampang basah (m2 )
 R = Jari-jari hidrolis (m)
 I = Kemiringan saluran
KRITERIA PERANCANGAN
SALURAN
 Metode yang digunakan dalan evaluasi ini adalah metode
manning. Untuk merencanakan dimensi penampang saluran
drainase digunakan rumus- rumus seragam.

 Aliran seragam mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :


1. Dalam aliran luas penampang melintang aliran kecepatan
aliran serta debit saluran tetap pada setiap penampang
melintang saluran.
2. Garis energy dan dasar saluran selalu sejajar.
RUMUS METODE MANNING
 Untuk menghitung kapasitas saluran ada beberapa rumus yang
digunakan dalam metode manning:

𝐼 2 1
𝑉 = . 𝑅3 . 𝑆 2
𝑛

𝐼 2/3 1/2
𝑄= .𝑅 .𝑆 .𝐴
𝑛

Dimana:
 Q= Debit Saluran (m3/dt)
 V= Kecepatan (m2/dt)
 A= Luas Penampang Saluran (m2)
 P= Keliling Basah Saluran (m)
 R= Jari- jari penampang basah saluran (m)
PEMBAHASAN
 Analisa Hidrologi
Analisa hidrologi diperlukan untuk mnentukan besarnya curah
hujan rencana serta banjir rencana dalam periode ulang tertentu.
Dalam system drainase dikawasan Perumahan Pesona Surya
Milenia kaliwates direncanakan curah hujan dengan periode ulang
2 tahun (R2) dan debit banjir periode ulang 5 tahun (Q5).
1. Analisa Curah Hujan Harian Maksimal Rata – Rata
Untuk mendapatkan hujan maksimal rata-rata dengan cara AWLR
dari 4 tahun dimulai tahun 2013, 2014, 2015, 2016 dan untuk acuan
digunakan AWLR tahun.
2. Perhitungan Waktu Konsentrasi (tc)
Perhitungan waktu konsentrasi dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
<<
𝑇𝑐 = 0,0195( 𝐿 0.77
)
𝑆

Dengan :
 Tc = Waktu konsentrasi
 L = Panjang jarak dari tempat terjauh di daerah aliran sampai
tempat pengamatan banjir saluran (12 m)
 △H = Selisih ketinggian antara tempat terjauh dan tempat
pengamatan disaluranA
 S = Perbandingan selisih tinggi antara tempat terjauh dan
△𝐻
tempat pengamatan terhadap L yaitu atau sama dengan
𝐿
kemiringan rata-rata dari daerah aliran.

12
𝑇𝑐 = 0,295( )0,77
0,25
<<
 Hasil perhitungan waktu konsentrasi (tc) tiap-tiap saluran
berbeda-beda tergantung panjang saluran serta beda tinggi
dasar saluran. Hasil perhitungan waktu konsentrasi (tc).
 Hasil perhitungan ini dapat dilihat ditabel saluran.
<<
3. Intensitas Hujan Rata-rata
Intensitas hujan (mm/jam) dapat diturunkan dari data curah hujan
harian (mm) empiris menggunakan metode mononobe, intensitas
curah hujan (I) dalam rumus rasional dapat dihitung berdasarkan
rumus (loebis 1992) :

𝑅24 24 2/3
𝐼= ( )
24 𝑡

Dimana :
 I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
 𝑅24 = Curah hujan rancangan setempat ( 2 tahun = 28,58 mm)
 T = lama curah hujan (0,113 jam)

28,58 24 2/3
𝐼= ( )
24 0,113
𝐼 = 45.83 mm/jam
<<
 Metode perhitungan menggunakan metode mononobe. Yang
menghitung intensitas dengan kala ulang persaluran mulai dari
2 tahun sampai 100 tahun, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
<<
4. Debit Banjir Rencana
Persamaan metode rasional dengan contoh perhitungan pada
saluran sebagai berikut :
 Q = Debit banjir maksimal (m³/detik)
 C = koefisien aliran
 I = intensitas curah hujan rata-rata (I=28,35 mm/jam)
 A = luas area staasiun
 Q = 0,2778 . C. I. A
= 0.2778 . 0.641 . 28,35. 0,87
=4,39 m3/dtk
 Q sal< Qrenc = dimensi saluran dirubah
<<
 Kemudian untuk debit banjir rencana saluran lainnya maka
dapat dilihat pada tabel berikut:
<<
 Perencanaan Saluran
1. Perencanaan Dimensi Saluran Persegi
Dari hasil perhitungan debit maksimal dimensi saluran existing
dapat dilihat ada banyak yang sudah tidak mampu menampung
debit banjir rencana 10 tahun.
Untuk menentukan dimensi saluran 1 existing yang berbentuk
persegi antara lain :
a) Lebar dasar saluran (b) adalah lebar dasar saluran existing =
0,5 m
b) Kedalaman aliran (y) adalah jarak vertical titik terendah pada
suatu penampang saluran sampai kepermukaan bebas = 0,5 m
c) Lebar puncak (T) adalah lebar penampang saluran pada
permukaan bebas = 0.5 m
d) Luas basah (A) adalah luas penampang melintang aliran yang
tegak lurus dengan arah aliran.
A = 0,5x(b + y)
= 0,5 x (0,6+1)
= 0,8 m²
<<
e) Keliling basah (P) adalah panjang garis perpotongan dari
permukaan basah saluran dengan bidang penampang
melintang yang tegak lurus arah aliran.
P = b + 2y
= 0,6 + 2 .1
= 2,6 m
f) Jari-jari hidrolik (R) adalah rasio luas basah dengan keliling
basah
𝐴
𝑅=
𝑃
0,8
𝑅=
2,6
𝑅 = 0,3 𝑚
g) Menurut data existing dinding saluran menggunakan t beton
dengan kondisi kurang baik, maka nilai koefisien kekasaran
manning sebesar n=0,013
<<
h) Dalam evaluasi sistem drainase di kawasan Kalisat kecepatan aliran
menggunakan metode manning dengan persamaan sebagai berikut :
V = kecepatan aliran dalam saluran (m/s)
n = koefisien kekasaran manning (0,013)
R = radius hidrolik (0,240)
S = kemiringan dasar saluran (0,01310)

1 2/3 1/2
𝑉= 𝑥𝑅 𝑥𝑆
𝑛

1
𝑉= 𝑥0,2402/3 𝑥0,013101/2
0,013
𝑉 = 3,38 𝑚/𝑠
<<
i) Untuk menentukan jenis aliran antara gaya gravitasi dan gaya inersia
yang dinyatakan dengan bilangan Froude (Fr). Bilangan Froude
didefinisikan sebagai berikut :
V = kecepatan aliran (m/s)
y = kedalaman aliran (m)
g = percepatan gravitasi (m/s)

𝑉
𝐹𝑟 =
𝑔. 𝑦

3,38
𝐹𝑟 =
9,81.1
𝐹𝑟 = 1,079
<<
j) Menentukan debit saluran dengan rumus :
A = luas penampang basah (0,75m²)
V = kecepatan aliran dalam saluran (1,77 m/s)
Q =VxA
= 1,77 x 0,75
= 1,32 m³/s
Maka debit saluran didapat Q adalah 1,32 m³/s
Bahan Koefisien Manning
N

Besi tuang dilapis 0,014


Kaca 0,010
Saluran beton 0,013
Bata dilapis Mortar 0,015
Pasangan batu disemen 0,025
Saluran tanah bersih 0,022
Saluran tanah 0,030
Saluran dengan dasar batu dan tebing rumput 0,040

Saluran pada galian batu padas 0,040


<<
 Kemudian dari perhitungan saluran existing trapesium didapatkan ada
satu saluran yang perlu dirubah baru .
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai