KELOMPOK
Bagus (1310611008)
Ahmad Septa M. (1310611021)
Auliyana Selfas (1310611031)
Lucky Wahana A. (1310611040)
Abrori (1310611045)
Galih Alif (1310611050)
RUANG LINGKUP
PEMBAHASAN MASALAH
Menganalisa dan merencanakan saluran drainase pada
perumahan pesona surya milenia kaliwates jember sesuai
dengan debit data hujan.
𝐿1.15
𝑇𝑐 =
7700 𝐻0.385
𝐿
𝑇𝑐 = 0,0195 ( )0.77
√𝑆
∆𝐻
𝑆=
𝐿
<<
Keterangan:
Tc = Waktu konsentrasi (menit)
L = Panjang jarak dari tempat terjauh pada daerah aliran
sampai tempat pengamatan
S = Perbandingan selisih tinggi antara tempat terjauh dan
tempat pengamatan terhadap L.
∆H = Selisih tinggi antar tempat terjauh dan tempat
pengamatan
KOEFISIEN PENGALIRAN
Koefisien pengaliran (runoff coefficient) adalah perbandingan
antara jumlah air hujan yang mengalir atau melimpas di atas
permukaan tanah (surface run-off) dengan jumlah air hujan yang
jatuh dari atmosfir (hujan total yang terjadi).
Q = 0,278 . C. Cs. I. A
2 𝑇𝑐
𝐶𝑠 =
2𝑇𝑐 + 𝑇𝑑
Di mana:
Q = Debit rencana dengan periode ulang T tahun (m3 /dtk)
C = Koefisien aliran permukaan
Cs = Koefisien tampungan oleh cekungan terhadap debit rencana
I = Intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A = Luas daerah pengaliran (km2 ).
Tc = Waktu konsentrasi (jam)
Td = waktu aliran air mengakir di dalam saluran dari hulu
hingga ke tempat Pengukuran (jam)
<<
Dalam perencanaan saluaran drainase dapat dipakai standar
yang telah ditetapkan, baik debit rencana (periode ulang) dan
cara analisis yang dipakai, tinggi jagaan, struktur saluran, dan
lain-lain. Standar desain saluran drainase berdasar -
“ Pedoman Drainase Perkotaan dan Standar Desain Teknis”.
< 10 2 Rasional
Keterangan :
Q = Debit aliran (m 3 /dt) V = Kecepatan aliran (m/dt)
m = Kemiringan penampang
n = Koefisien kekasaran manning
P = Keliling penampang basah (m)
A = Luas penampang basah (m 2 )
R = Jari-jari hidrolis (m)
I = Kemiringan saluran
<<
Menurut Suripin (2004:189) dalam bukunya yang berjudul
Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, menyarankan
kemiringan dinding saluran berdasarkan tanah seperti tabel di
bawah ini :
SALURAN SEGI EMPAT
Penampang Tunggal Segi Empat
RUMUS SALURAN SEGI EMPAT
Keterangan :
Q = Debit aliran (m3/dt)
V = Kecepatan aliran (m/dt)
m = Kemiringan penampang
n = Koefisien kekasaran manning
P = Keliling penampang basah (m)
A = Luas penampang basah (m2 )
R = Jari-jari hidrolis (m)
I = Kemiringan saluran
KRITERIA PERANCANGAN
SALURAN
Metode yang digunakan dalan evaluasi ini adalah metode
manning. Untuk merencanakan dimensi penampang saluran
drainase digunakan rumus- rumus seragam.
𝐼 2 1
𝑉 = . 𝑅3 . 𝑆 2
𝑛
𝐼 2/3 1/2
𝑄= .𝑅 .𝑆 .𝐴
𝑛
Dimana:
Q= Debit Saluran (m3/dt)
V= Kecepatan (m2/dt)
A= Luas Penampang Saluran (m2)
P= Keliling Basah Saluran (m)
R= Jari- jari penampang basah saluran (m)
PEMBAHASAN
Analisa Hidrologi
Analisa hidrologi diperlukan untuk mnentukan besarnya curah
hujan rencana serta banjir rencana dalam periode ulang tertentu.
Dalam system drainase dikawasan Perumahan Pesona Surya
Milenia kaliwates direncanakan curah hujan dengan periode ulang
2 tahun (R2) dan debit banjir periode ulang 5 tahun (Q5).
1. Analisa Curah Hujan Harian Maksimal Rata – Rata
Untuk mendapatkan hujan maksimal rata-rata dengan cara AWLR
dari 4 tahun dimulai tahun 2013, 2014, 2015, 2016 dan untuk acuan
digunakan AWLR tahun.
2. Perhitungan Waktu Konsentrasi (tc)
Perhitungan waktu konsentrasi dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
<<
𝑇𝑐 = 0,0195( 𝐿 0.77
)
𝑆
Dengan :
Tc = Waktu konsentrasi
L = Panjang jarak dari tempat terjauh di daerah aliran sampai
tempat pengamatan banjir saluran (12 m)
△H = Selisih ketinggian antara tempat terjauh dan tempat
pengamatan disaluranA
S = Perbandingan selisih tinggi antara tempat terjauh dan
△𝐻
tempat pengamatan terhadap L yaitu atau sama dengan
𝐿
kemiringan rata-rata dari daerah aliran.
12
𝑇𝑐 = 0,295( )0,77
0,25
<<
Hasil perhitungan waktu konsentrasi (tc) tiap-tiap saluran
berbeda-beda tergantung panjang saluran serta beda tinggi
dasar saluran. Hasil perhitungan waktu konsentrasi (tc).
Hasil perhitungan ini dapat dilihat ditabel saluran.
<<
3. Intensitas Hujan Rata-rata
Intensitas hujan (mm/jam) dapat diturunkan dari data curah hujan
harian (mm) empiris menggunakan metode mononobe, intensitas
curah hujan (I) dalam rumus rasional dapat dihitung berdasarkan
rumus (loebis 1992) :
𝑅24 24 2/3
𝐼= ( )
24 𝑡
Dimana :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
𝑅24 = Curah hujan rancangan setempat ( 2 tahun = 28,58 mm)
T = lama curah hujan (0,113 jam)
28,58 24 2/3
𝐼= ( )
24 0,113
𝐼 = 45.83 mm/jam
<<
Metode perhitungan menggunakan metode mononobe. Yang
menghitung intensitas dengan kala ulang persaluran mulai dari
2 tahun sampai 100 tahun, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
<<
4. Debit Banjir Rencana
Persamaan metode rasional dengan contoh perhitungan pada
saluran sebagai berikut :
Q = Debit banjir maksimal (m³/detik)
C = koefisien aliran
I = intensitas curah hujan rata-rata (I=28,35 mm/jam)
A = luas area staasiun
Q = 0,2778 . C. I. A
= 0.2778 . 0.641 . 28,35. 0,87
=4,39 m3/dtk
Q sal< Qrenc = dimensi saluran dirubah
<<
Kemudian untuk debit banjir rencana saluran lainnya maka
dapat dilihat pada tabel berikut:
<<
Perencanaan Saluran
1. Perencanaan Dimensi Saluran Persegi
Dari hasil perhitungan debit maksimal dimensi saluran existing
dapat dilihat ada banyak yang sudah tidak mampu menampung
debit banjir rencana 10 tahun.
Untuk menentukan dimensi saluran 1 existing yang berbentuk
persegi antara lain :
a) Lebar dasar saluran (b) adalah lebar dasar saluran existing =
0,5 m
b) Kedalaman aliran (y) adalah jarak vertical titik terendah pada
suatu penampang saluran sampai kepermukaan bebas = 0,5 m
c) Lebar puncak (T) adalah lebar penampang saluran pada
permukaan bebas = 0.5 m
d) Luas basah (A) adalah luas penampang melintang aliran yang
tegak lurus dengan arah aliran.
A = 0,5x(b + y)
= 0,5 x (0,6+1)
= 0,8 m²
<<
e) Keliling basah (P) adalah panjang garis perpotongan dari
permukaan basah saluran dengan bidang penampang
melintang yang tegak lurus arah aliran.
P = b + 2y
= 0,6 + 2 .1
= 2,6 m
f) Jari-jari hidrolik (R) adalah rasio luas basah dengan keliling
basah
𝐴
𝑅=
𝑃
0,8
𝑅=
2,6
𝑅 = 0,3 𝑚
g) Menurut data existing dinding saluran menggunakan t beton
dengan kondisi kurang baik, maka nilai koefisien kekasaran
manning sebesar n=0,013
<<
h) Dalam evaluasi sistem drainase di kawasan Kalisat kecepatan aliran
menggunakan metode manning dengan persamaan sebagai berikut :
V = kecepatan aliran dalam saluran (m/s)
n = koefisien kekasaran manning (0,013)
R = radius hidrolik (0,240)
S = kemiringan dasar saluran (0,01310)
1 2/3 1/2
𝑉= 𝑥𝑅 𝑥𝑆
𝑛
1
𝑉= 𝑥0,2402/3 𝑥0,013101/2
0,013
𝑉 = 3,38 𝑚/𝑠
<<
i) Untuk menentukan jenis aliran antara gaya gravitasi dan gaya inersia
yang dinyatakan dengan bilangan Froude (Fr). Bilangan Froude
didefinisikan sebagai berikut :
V = kecepatan aliran (m/s)
y = kedalaman aliran (m)
g = percepatan gravitasi (m/s)
𝑉
𝐹𝑟 =
𝑔. 𝑦
3,38
𝐹𝑟 =
9,81.1
𝐹𝑟 = 1,079
<<
j) Menentukan debit saluran dengan rumus :
A = luas penampang basah (0,75m²)
V = kecepatan aliran dalam saluran (1,77 m/s)
Q =VxA
= 1,77 x 0,75
= 1,32 m³/s
Maka debit saluran didapat Q adalah 1,32 m³/s
Bahan Koefisien Manning
N