Disusun Oleh :
Kelompok 2
Puji Syukur kami ucapkan atas Kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat dan
KaruniaNya, Kami masih diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan
laporan mengenai drainase perkotaan ini.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada bapak DR.Ir. Noor
Salim,M.Eng selaku dosen mata kuliah Drainase Perkotaan dan teman – teman yang
sudah mendukung dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari dalam pembuatan laporan ini banyak kekurangan, Oleh sebab itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya laporan ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.Amin
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Bab I : PENDAHULUAN
Bab IV : PENUTUP
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Hidrologi adalah suatu ilmu tentang kehadiran dan gerakan aur di alam kita
ini. Secara khusus menurut SNI No 1724-1989-F Hidrologi didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari kejadian air diatas, pada permukaan, dan didalam tanah
(C,D Soemarto,1999). Curah hujan pada suatu daerah merupakan salah satu faktor
yang menentukan besarnya debit banjir yang terjadi pada daerah yang
menerimanya.
Keterangan :
𝑚3
Q = debit saluran 𝑑𝑒𝑡
DATA PELAKSANAAN
352,83 24 2/3
𝐼= ( )
24 0,165
𝐼 = 413,41mm/jam
Nama Saluran Kala Ulang (th) data hujan Tc (jam) Intensitas (I)
sal1 10 2,45 0.03 13,74
C = koefisien aliran
Q = 0,2778 . C. I. A
Kemudian untuk debit banjir rencana saluran lainnya maka dapat dilihat
pada tabel berikut:
Untuk menghitung debit maksimal pada saluran melihat arah aliran dari
saluran maka saat suatu aliran mendapat aliran dari saluran lain maka
ditambahkan terlebih dahulu debit aliran saluran sebelumnya.
Dari hasil perhitungan debit maksimal dimensi saluran existing dapat dilihat
ada banyak yang sudah tidak mampu menampung debit banjir rencana 10
tahun.
a. Lebar dasar saluran (b) adalah lebar dasar saluran existing = 0,5 m
b. Kedalaman aliran (y) adalah jarak vertical titik terendah pada suatu
penampang saluran sampai kepermukaan bebas = 0,5 m
c. Lebar puncak (T) adalah lebar penampang saluran pada permukaan
bebas = 0.5 m
d. Luas basah (A) adalah luas penampang melintang aliran yang tegak
lurus dengan arah aliran.
A =bxy
= 0,5 x 0,5
= 0,25 m²
e. Keliling basah (P) adalah panjang garis perpotongan dari permukaan
basah saluran dengan bidang penampang melintang yang tegak lurus
arah aliran.
P = b + 2y
= 0,5 + 2 .0,5
= 1,5 m
f. Jari-jari hidrolik (R) adalah rasio luas basah dengan keliling basah
𝐴
𝑅=
𝑃
0,25
𝑅=
1,25
𝑅 = 0,2 𝑚
g. Menurut data existing dinding saluran menggunakan t beton dengan
kondisi kurang baik, maka nilai koefisien kekasaran manning sebesar
n=0,013
h. Dalam evaluasi sistem drainase di kawasan Kalisat kecepatan aliran
menggunakan metode manning dengan persamaan sebagai berikut :
V = kecepatan aliran dalam saluran (m/s)
n = koefisien kekasaran manning (0,013)
R = radius hidrolik (0,240)
S = kemiringan dasar saluran (0,013)
1
𝑉 = 𝑥𝑅 2/3 𝑥𝑆 1/2
𝑛
1
𝑉= 𝑥0,2402/3 𝑥0,0131/2
0,013
𝑉 = 3,37 𝑚/𝑠
i. Untuk menentukan jenis aliran antara gaya gravitasi dan gaya inersia
yang dinyatakan dengan bilangan Froude (Fr). Bilangan Froude
didefinisikan sebagai berikut :
V = kecepatan aliran (m/s)
y = kedalaman aliran (m)
g = percepatan gravitasi (m/s)
𝑉
𝐹𝑟 =
√𝑔. 𝑦
3,37
𝐹𝑟 =
√9,81.0,5
𝐹𝑟 = 1,522
j. Menentukan debit saluran dengan rumus :
A = luas penampang basah (0,25m²)
V = kecepatan aliran dalam saluran (3,37 m/s)
Q =VxA
= 3,37 x 0,25
= 0,84 m³/s
sMaka debit saluran didapat Q adalah 0,84 m³/s
Kemudian dari perhitungan saluran existing persegi didapatkan ada satu saluran yang
tidak perlu dirubah persegi baru .
H
No Nama saluran b (m) h (m) (jagaan) A (m²) P (m) R n I V Fr Q sal Qrec Tindakan
(m)