Anda di halaman 1dari 5

A.

Tujuan dan Kegunaan Fiqih

Tujuan dari fiqih adalah menerapkan hukum-hukum syari’at terhadap perbuatan dan
ucapan manusia. Karena itu, ilmu fiqih adalah tempat kembalinya seorang hakim dalam
keputusannya, tempat kembalinya seorang mufti dalam fatwanya, dan tempat kembali seorang
mukallaf untuk dapat mengetahui hukum-hukum syara’ yang berkenaan dengan ucapan dan
perbuatan yang muncul dari dirinya1 Tujuan ilmu fiqh juga pada dasarnya adalah untuk
mencapai ridla Allah swt. karena ilmu fiqh merupakan kumpulan hukum yang dihasilkan
melalui penalaran yang serius oleh para ulama’ dari nilai-nilai syari’at. Oleh karena itu
menjalankan fiqh berarti kita menjalankan syari’at-Nya Harus diakui bahwa Ilmu fiqh hadir
untuk memberikan pencerahan dalam mengatasi problem kehidupan yang kita hadapi. Kemajuan
teknologi, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan jelas akan menjadi tantangan tersendiri, karena itu
ilmu fiqh sangat berperan dalam memecahkan problem yang di hadapi manusia akibat kemajuan
tersebut. Karena fiqh itu adalah produk dari penggalian hukum syari’ah, maka sudah berangtentu
tujuannya adalah selaras dengan tujuan syari’ah.

Yang menjadi dasar dan pendorong bagi umat islam untuk mempelajari fiqih ialah :

1. Untuk mencari kebiasaan faham dan pengertian dari agama Islam.


2. Untuk mempelajari hukum-hukum Islam yang berhubungan dengan kehidupan manusia
3. Kaum muslimin harus bertafaqquh baik dalam bidang aqaid dan akhlaq maupun dalam
bidang dan muamalat.

Adapun tujuan lain ilmu fiqh, yaitu:

1. Membimbing manusia dalam setiap kehidupan untuk dapat menjaga nilai-nilai ajaran
sesuai dengan maqashid al-syari’ah, baik yang menyangkut persoalan agama (al-din),
jiwa (al-nafs), harta (al-mal), keturunan (nasl), maupun akal (al-‘aql),
2. Mengontrol kehidupan masyarakat dengan aturan-aturan dalil secara terperinci yang
telah di gariskan oleh al-Qur’an dan Hadits, atau hasil ijtihad para ulama’ dan
cendekiawan muslim.
3. Membimbing kepada manusia untuk dapat bersikap i’tidal (adil), tawazun (seimbang),
tasamuh{ (toleransi).

1
Prof. Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul Fiqih, (Semarang: Dina Utama) h. 2
Fiqih dalam Islam sangat penting fungsinya karena ia menuntut manusia kepada
kebaikan dan bertaqwa kepada Allah. Setiap saat manusia itu mencari atau mempelajari
keutamaan fiqih, karena fiqih, menunjukkan kita kepada sunnah Rasul serta memelihara
manusia dari bahaya-bahaya dalam kehidupan. Seseorang yang mengetahui dan mengamalkan
fiqih akan dapat menjaga diri dari kecemaran dan lebih takut dan disegani musuh.2

Mempelajari Ilmu Fiqih besar sekali faedahnya bagi manusia. Dengan mengetahui ilmu
fiqih menurut yang dita’rifkan ahli ushul, akan dapat diketahui mana yang disuruh mengerjakan
dan mana pula yang dilarang mengerjakannya. Dan mana yang haram, mana yang halal, mana
yang sah, mana yang bathal dan mana pula yang fasid, yang harus diperhatikan dalam hal segala
perbuatan yang disuruh harus di kerjakan dan yang dilarang harus ditinggalkan. Ilmu Fiqih yang
juga memberi petunjuk kepada manusia tentang pelaksanaan nikah, thalaq, rujuk, dan
memelihara jiwa, harta benda serta kehormatan. Juga mengetahui segala hukum – hukum yang
berhubungan dengan perbuatan manusia. Dalam hal ini, ketika kita memiliki kemauan untuk
mempelajari ilmu fiqih, kita akan memperoleh setidaknya 7 Manfaat yang besar, yaitu:

1. Memenuhi Perintah Allah dan Rasul-Nya

Allah subhanahu wa Ta’ala melalui lisan Rasul-Nya telah memerintahkan (baca:


mewajibkan) kita untuk belajar dan terutama mempelajari ilmu-ilmu agama. Ayat yang pertama
kali diperkenalkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sewaktu di gua Hira’
jelas-jelas mengindikasikan hal ini. (lihat Surat Al-‘Alaq)

Bacalah. Ketahuilah. Pahamilah. Pelajarilah.

Bahkan dalam banyak kesempatan Rasulullah turut mendoakan beberapa sahabat secara
khusus agar dipahamkan dalam mendalami ilmu agama. Seperti doa beliau terhadap ibnu Abbas;
“Ya Allah pahamkanlah ia dalam agama”. Maka memenuhi perintah Allah dan Rasul-Nya
dengan cara mempelajari ilmu-ilmu agama ini akan menjadi nilai tambah tersendiri bagi diri
kita.

2. Menyelesaikan Persoalan-Persoalan Agama

Seperti yang kita tahu bahwa ilmu fiqih adalah ilmu yang mempelajari bagaimana hukum
suatu amalan dengan praktis. Di dalamnya juga ada kaidah-kaidah atau rumus yang telah
disusun oleh ulama-ulama terdahulu untuk memudahkan dalam penentuan hukum dan pencarian
solusinya. Misalnya ada salah satu kaidah fiqhiyah yang berbunyi, “Hukum Asal Dari Ibadah
Adalah Haram”, maka kaidah ini secara langsung telah menjawab pertanyaan tentang ibadah-
ibadah yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah. Jadi meskipun amalan tersebut tampak
sebagai suatu amalan ibadah, namun jika tidak ada perintahnya dari Allah maupun rasul-Nya,

2
Drs. H. Syafii karim, Fiqih- Ushul Fiqih, (Bandung: CV Pustaka Setia) h. 55
maka hukumnya tetap sebagai status awal, yaitu haram untuk dilakukan. Nah, penentuan solusi
seperti ini bisa dilakukan jika kita memahami ilmu-fiqih.

3. Mendapatkan Kebaikan dan Peningkatan Level dari Allah

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan imam Muslim menyebutkan,

“Siapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka akan dipahamkan ia di dalam urusan
agama.’’

Jika teorinya dibalik, maka alur teknisnya akan menjadi seperti ini:

Kita berusaha mempelajari ilmu agama, lalu pada akhirnya kita akan memahaminya.
Maka kebaikan dari Allah akan turun kepada kita. Selain itu Allah juga telah menjanjikan bahwa
untuk orang-orang yang memiliki ilmu berada beberapa derajat di atas orang-orang yang tidak
memiliki ilmu. Dan termasuk di dalam kebaikan ini adalah dimudahkan kita menuju surganya.

“Siapa yang meniti jalan di dalam menuntut ilmu agama, maka Allah akan memudahkan
jalannya menuju surga.” (Hadits riwayat imam Muslim).

4. Selamat dari Amalan Yang Sia-Sia

Amalan yang sia-sia berarti amalan tersebut tidak ada nilainya. Dan percuma meski kita
bersusah payah di dalam mengerjakannya. Rasulullah pernah menyatakan bahwa setiap amalan
yang tidak memiliki dasar hukumnya, maka amalan tersebut tertolak dan tidak bisa diterima.
Namun dengan memahami fiqih dan mengetahui dasar hukumnya, maka amalan yang kita
kerjakan menjadi bisa dipertanggung jawabkan.

5. Mencegah Perpecahan Umat

Sebuah perbedaan pendapat pada umat yang besar ini adalah sesuatu yang tidak
terhindarkan. Perbedaan ijtihad dan cara pengambilan hukum bisa menyebabkan terjadinya
perbedaan dalam menentukan hukum suatu amalan. Namun jika kita sama-sama memahami alur
di dalam ilmu fiqih ini, maka kita akan saling menghormati pendapat orang lain yang
berseberangan dengan pendapat kita dalam hal Ibadah maupun Muamalah.

6. Menunda Datangnya Kiamat

Meskipun datangnya kiamat tidak bisa diramalkan dan tidak mungkin berubah, namun
dengan banyaknya orang yang paham akan ilmu agama, menjadikan kita sedikit lega bahwa
kiamat kubro belum akan terjadi. Hal ini berdasarkan hadits yang dibawakan oleh imam
Muslim,

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


‫ ِم ْن أَ ْش َرا ِط السَّا َع ِة أَ ْن يُرْ فَ َع ْال ِع ْل ُم َويَ ْثبُتَ ْال َج ْه ُل‬.

“Di antara tanda-tanda akan terjadinya Kiamat adalah hilangnya ilmu dan merajalelanya
kebodohan….dst”.

(Shahiih al-Bukhari, kitab al-‘Ilmu bab Raf’ul ‘Ilmi wa Zhuhuurul Jahli (I/178, al-Fath), dan
Shahiih Muslim, kitab al-‘Ilmi bab Raf’ul ‘Ilmi wa Qabdhahu wa Zhuhuurul Jahli wal Fitan fi
Aakhiriz Zamaan (XVI/222, Syarh an-Nawawi).

Maka jika ada diantara keluarga kita yang tidak paham akan ilmu agama, sepatutnya kita
khawatir. Karena bisa jadi tanda-tanda kiamat dimulai dari sana.

7. Menjadi Benteng Dari Pemahaman-Pemahaman Yang Menyimpang

Mereka yang lemah di dalam ilmu agama akan mudah termakan isu dan terprovokasi oleh
gerakan-gerakan dan pemahaman-pemahaman yang mengatas namakan Islam, padahal
sebenarnya bukan. Kita akan menjadi boneka yang mudah disetir karena kita tidak memiliki
pegangan dan patokan di dalam beragama. Maka fiqih yang benar akan menjadikan kita
memiliki prinsip dasar yang kuat sehingga tidak mudah dibodohi oleh kelompok-kelompok yang
ingin menghancurkan Islam. Setelah kita mengetahui manfaat dari belajar ilmu fiqih, maka tentu
sudah tidak ada lagi alasan untuk menunda-nundanya. Di jaman digital seperti saat ini
mempelajari segala sesuatu – seperti halnya ilmu fiqih – sudah tidak sulit lagi.

Sebagaimana dikatakan Wahab Khallaf, tujuan dan manfaat mempelajari fiqh


adalah mengetahui hukum-hukum fiqh atau hukum-hukum syar’i atas perbuatan dan
perkataan manusia.3 Selanjutnya, setelah mengetahui, tujuannya agar hukum fiqh
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada artinya ilmu tentang hukum fiqh yang
tidak dipraktikkan dalam kehidupan. Ini selaras dengan nadlaman kitab Zubad:

‫فعالمبعلمولميعملنمعذبمنقبلعبادالوثن‬

Artinya: Adapun orang alim yang tidak mengamalkan ilmunya. Maka ia akan diadzab
sebelum para penyembah berhala.4

Jadi maksud akhir yang hendak dicapai dari ilmu fiqih adalah penerapan hukum syariat
kepada amal perbuatan manusia, baik tindakan maupun perkataannya. Dengan mempelajarinya
orang akan tahu mana yang diperintah dan mana yang dilarang, mana yang sah dan mana yang
batal, mana yang halal dan mana yang haram, dan lain sebagainya.5

3
Abd Wahab Khallaf, Ilmu Ushul al-Fiqh, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada), h. 14.
4
Ibnu Ruslan, Matan Zubad, (Berud: Dar al-Ma’rifah, tt), h4.
5
Prof. Dr. H. Alaiddin Koto, M.A. Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih (Sebuah Pengantar). (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2009) h. 10
Daftar Pustaka:

Prof. Abdul Wahab Khalaf. 1994. Ilmu Ushul Fiqih, Semarang: Dina Utama

Drs. H. Syafii karim. 2001. Fiqih- Ushul Fiqih, Bandung: CV Pustaka Setia

Prof. Dr. H. Alaiddin Koto, M.A. 2009. Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih (Sebuah Pengantar).
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

https://ensiklopedifiqih.com/pelajari-fiqih-anda-akan-mendapat-7-manfaat-ini/ (diakses pada


tanggal 16 April 2021)

Anda mungkin juga menyukai