Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH STUDI FIQIH

“DEFINISI DAN RUANG LINGKUP ILMU FIQIH, OBJEK KAJIAN


DAN TUJUAN DARI MEMPELAJARI ILMU FIQIH DAN
KEDUDUKAN ILMU FIQIH DALAM ISLAM”

Dosen Pengampu : Muhammad Abdul Jawad Nabih, S.HI. M.H.

Disusun Oleh :
1. Abdillah Ahmad Fadhil Adani (210202110046)
2. Muhammad Haiqal (210202110042)
3. Shofikhatu Sya’adah (210202110049)

PROGRAM STUDI S-1 HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Ucapan syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini
berjudul “Definisi dan ruang lingkup ilmu fiqih, objek kajian dan tujuan dari mempelajari
ilmu fiqih dan kedudukan ilmu fiqih dalam Islam”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah studi fiqih.
Selain itu, makalah ini juga memiliki tujuan untuk memberikan ilmu pengetahuan dan
wawasan bagi kami khususnya dan bagi para pembaca.
Kami sebagai penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Abdul
Jawad Nabih, S.HI. M.H. selaku dosen pengampu mata kuliah studi fiqih, kami sampaikan
terima kasih.

Malang, 10 September 2021

Tim penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………1

1. Latar Belakang…………………………………………………....…..........…...........1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………..1
1.3. Tujuan Penulisan………………………………………………………………...….1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….2

A. Definisi Ilmu Fiqih…………………………………………………………...…..…….2

B. Ruang Lingkup Ilmu Fiqih………………………………………………….…….…..3

C. Objek Kajian Ilmu Fiqih……………………………………………………….……...3

D. Tujuan Mempelajari Ilmu Fiqih………………………………………………………5

E. Kedudukan Ilmu Fiqih Dalam Islam……………………………………..………….5

PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………........6
B. Saran……………………………………………………………………….…………..6

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...………...7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu merupakan pondasi luhur manusia dalam memperoleh tingkatan derajat yang lebih
mulia dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Tanpa ilmu, seorang manusia bagaikan
orang buta yang kehilangan tongkatnya. Mempelajari studi fiqih menjadi sebuah sarana
manusia dalam mencari sebuah titik terang dalam menjalani kehidupan di dunia baik dalam
wujud ibadah maupun muamalah, dengan ekspetasi datangnya keridhoan Allah yang akan
menyertainya pada kebahagiaan yang hakiki.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi ilmu fiqih
2. Bagaimana ruang lingkup ilmu fiqih
3. Apa objek kajian ilmu fiqih
4. Apa tujuan dari mempelajari ilmu fiqih
5. Bagaimana kedudukan ilmu fiqih dalam Islam
1.3 Tujuan Penulisan
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, berdasarkan latar belakang dan
rumusan masalah di atas maka penyusunan makalah ini bertujuan untuk mendapatkan nilai
pada mata kuliah studi fiqih dan menuntaskan tugas dari kajian materi yang telah diberikan.
Selain itu penyusunan makalah ini juga bertujuan agar kita dapat mempelajari studi fiqih
dengan baik dan lebih dalam lagi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Ilmu Fiqih


Kata fiqih adalah bentukan dari kata Fiqhun yang secara bahasa berartiَ pemahaman yang
mendalam yang menghendaki pengerahan potensi akal. Definisi fiqih secara istilah mengalami
perkembangan dari masa ke masa, sehingga tidak pernah bisa ditemukan satu definisi yang
tunggal.
Pada setiap masa itu para ahli merumuskan pengertiannya sendiri. Sebagaimana Imam Abu
Hanifah mengemukakan bahwa fiqih adalah pengetahuan manusia tentang hak dan
kewajibannya. Dengan demikian, fiqih bisa dikatakan meliputi seluruh aspek kehidupan
manusia dalam berislam, yang bisa masuk pada wilayah aqidah, syariah, ibadah dan akhlak.
Selanjutnya Imam Syafi’i mendefinisikan fiqih sebagai “Ilmu/pengetahuan mengenai
hukum-hukum syari’ah yang berlandaskan kepada dalil-dalilnya yang terperinci. Pendefinisian
Imam Syafi’i ini merupakan pendefinisian yang paling popular dikalangan para Fuqaha'.
Berikut ini perlu dilihat beberapa definisi fiqih yang dikemukakan oleh ulama ushul fiqih
berikut:
Ilmu tentang hukum syar’iyyah yang berkaitan dengan perbuatan manusia, baik dalam
bentuk perintah (wajib), larangan (haram), pilihan (mubah), anjuran untuk melakukan
(sunnah), maupun anjuran agar menghindarinya (makruh) yang didasarkan pada
sumbersumber syari’ah, bukan akal atau perasaan.
Ilmu tentang hukum syar’iyyah yang berkaitan dengan ibadah dan muamalah. Dari sini bisa
dimengerti kalau fikih merupakan hukun syariah yang lebih bersifat praktis yang diperoleh dari
istidlâl atau istinbât (penyimpulan) dari sumber-sumber syariah (Al-Qur’an dan Hadis).
Fikih diperoleh melalui dalil yang terperinci (tafshili), yakni Al-Qur’an, Al-Hadis, Qiyas dan
Ijma’ melalui proses istidlâl (deduktif), istinbât (induktif) atau nazar (analisis). Oleh karena itu
tidak disebut fikih manakala proses analisis untuk menentukan suatu hukum tidak melalui
istidlal atau istinbath terhadap salah satu sumber hukum tersebut.
Ulama fikih sendiri mendefinisikan bahwa fikih dalam islam adalah sebagai sekumpulan
hukum amaaliyah (yang akan dikerjakan) yang disyariatkan dalam Islam. Dalam hal ini
kalangan fuqaha membaginya menjadi dua pengertian, yakni :
1. Memelihara hukum furu’ (hukum keagamaan yang tidak pokok) secara mutlak
(seluruhnya) atau sebagiannya.
2. Materi hukum itu sendiri, baik yang bersifat qat’î maupun yang bersifat ʑannî.

B. Ruang Lingkup Ilmu Fiqih


Ruang lingkup yang terdapat pada ilmu fiqih adalah semua hukum yang berbentuk
amaliyah untuk diamalkan oleh setiap mukallaf (orang yang sudah dibebani atau diberi
tanggungjawab melaksanakan ajaran syariah Islam dengan tanda-tanda seperti baligh, berakal,
sadar, sudah masuk Islam).
Hukum yang diatur dalam fiqih Islam itu terdiri dari hukum wajib, sunah, mubah, makruh dan
haram, di samping itu ada pula dalam bentuk yang lain seperti sah, batal, benar, salah dan
sebagainya. Obyek pembicaraan ilmu fiqih adalah hukum yang bertalian dengan perbuatan
orang-orang mukallaf yakni orang yang telah akil baligh dan mempunyai hak dan kewajiban.
Adapun ruang lingkupnya seperti telah disebutkan di muka meliputi :
• Pertama, hukum yang bertalian dengan hubungan manusia dengan khaliqnya (Allah
SWT). Hukum-hukum itu bertalian dengan hukum-hukum ibadah. Seperti : shalat,
puasa dan lainnya.
• Kedua, hukum-hukum yang bertalian dengan muamalat, yaitu hukum-hukum yang
mengatur hubungan manusia dengan sesamanya baik pribadi maupun kelompok dalam
segi transaksi finansial. Seperti : jual-beli, sewa menyewa, gadai.
• Ketiga, Hukum-hukum munakahah (pernikahan), ini sering juga disebut dengan hukum
kekeluargaan (Al-Ahwâl Asy-Syakhshiyyah). Hukum ini mengatur manusia dalam
keluarga baik awal pembentukannya sampai pada akhirnya. Seperti : ketentuan nasab,
nafkah.
• Keempat, Hukum jinâyah atau hukum perdata, yaitu hukum yang mengikat manusia
dengan kehidupan sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara. Seperti : qiyas, diat,
hudud.

C. Objek Kajian Ilmu Fiqih


Objek kajian fiqih dapat diartikan segala sesuatu yang menjadi sasaran syara’, yang pada
kenyataanya tersusun dari dua bagian. Yang pertama, hukum-hukum syara’ amaliah dan
kedua, dalil-dalil tafshiliyah (yang jelas) mengenai hukum itu.
Objek kajian Ushul Fiqh, menurut Muhammad al-Zuhaili (ahli fiqih dan ushul fiqih
dari Syria). Menyatakan bahwa yang menjadi objek kajian ushul fiqih yang
membedakannya dari kajian fiqih, antara lain :
• Sumber hukum Islam atau dalil-dalil yang digunakan dalam menggali hukum syara’,
• Mencarikan jalan keluar dari dalil-dalil yang secara dzahir dianggap bertentangan, baik
melalui aljami’u wa al-taufiq (pengkompromian dalil), tarjih (menguatkan salah satu dari
dalil-dalil yang bertentangan), naskh, atau tasaqut al-dalilain (pengguguran dua dalil yang
bertentangan).
3
• Pembahasan ijtihad
• Pembahasan tentang hukum syara’
• Pembahasan tentang kaidah-kaidah yang digunakan dan cara menggunakannya.
Adapun hasil mahmul atau hasil pembicaraan ilmu fiqih :
• Ijab (wajib)
• Nadab (anjuran)
• Tahrim (haram)
• Karahah ( menuntut meninggalkan sesuatu perbuatan dengan tuntutan yang tidak pasti.)
• Ibahah (membolehkan di buat atau ditinggalkan)
Hukum mempelajari ilmu
fiqih :

• Wajib sebagian orang


• Wajib keseluruhan
• Untuk keselamatan dunia akhirat
Penyusun ilmu fiqih pertama :
• Imam abu hanifah
• Imam malik
• Imam syafe’i
• Imam ahmad bin hambal, dan sebagainya.
Nama-nama bagi ilmu fiqih :
• Ilmu fiqh
• Ilmu furu’
• Illmu hal
• Ilmu halal wa haram
Ilmu-ilmu yang memperkokoh ilmu fiqih :
• Ilmu Furuq
• Fannul akhamisul Thaniyah
• Fannul bida’
• Fannul adab
• Fannul Khilaf

4
Pembahasan ushul fiqih :
• Kaidah kulliyah
• Rajih
• Mustashhab
• Maqis ‘alaih

D. Tujuan Mempelajari Ilmu Fiqih


Tujuan mempelajari ilmu fiqih ialah untuk menerapkan kaidah-kaidah dan
pembahasannya terhadap dalil-dalil terperinci untuk mendatangkan hukum syariat islam yang
diambil dari dalil-dalil tersebut. Jadi, dengan kaidah dan pembahasan ilmu fiqih dapat dipahami
nash-nash syar'iah dan hukum-hukum yang dikandungnya dan juga sebagai batasan-batasan
pemahaman umat tentang hukum-hukum syara’ yang berlaku dalam kehidupan beragama dan
bermasyarakat. Yang biasanya berpautan dengan masalah-masalah amaliah, yang dikerjakan
oleh para mukkalaf sehari-hari.

E. Kedudukan Ilmu Fiqih Dalam Islam


Fiqih menempati posisi yang amat penting dalam pemikiran Islam, sebab fiqih
merupakan hasil murni para intelektual Muslim, ia bukan hasil adopsi apalagi jiplakan dari
hukum Romawi seperti yang dikatakan sebagian, Orientalis tetapi sepenuhnya bahwa ia
berakar pada Al-Qur’an dan Sunnah Rosulullah SAW. Karena sangat penting dan
menonjolnya kedudukan fiqih dalam Islam. jika peradaban Islam bisa diungkapkan dengan
salah satu produknya, maka kita akan mengatakan dan menamakannya sebagai “peradaban
Fiqih” sebagaimana Yunani identik dengan “peradapan Filsafat” sebab filsafat merupakan
hasil pemikiran orang Yunani. Bagi umat Islam, fiqih adalah perwujudan kehendak Allah
terhadap manusia yang berisi tentang perintah dan larangan, oleh sebab itu banyak peneliti
Islam yang berkesimpulan bahwa tidak mungkin memahami Islam dengan baik dan
sempurna tanpa pengetahuan komperhensif tenang Fiqih.
Dalam Islam fiqih mempunyai dua fungsi, pertama sebagai hukum positif dan kedua
sebagai standar moral. Yang dimaksud sebagai hukum positif disini adalah bahwa fiqih
berfungsi seperi hukum-hukum positif lain dalam mengatur kehidupan manusia.sedangkan
hukum fiqih sebagai standar moral adalah fiqih mengatur bagaimana tatacara
berhubungan, baik secara vertikal maupun horizontal. Disinilah letak titik perbadaan antara
hukum yang dipakai Islam dan hukum yang dikembangkan di dunia barat.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu fiqih merupakan ajaran Islam yang tidak dapat dilupakan bahkan
ditinggalkan. Seorang Muslim tidak mungkin memahami ajaran agamanya tanpa
merujuk kepada ajaran fiqih.
B. Saran
Semoga penugasan ini dapat dikembangkan lebih bagus dan lebih banyak
penjelasannya.

DAFTAR PUSTAKA

https://bebaskoro.blogspot.com/2013/04/kedudukan-fiqh-dalam-islam-serta.html
https://mas-alahrom.my.id/pelajaran/mapel/fikih/konsep-dan-ruang-lingkup-fikih-dalam-
islam
https://kumparan.com/berita-hari-ini/ilmu-fiqih-hakikat-tujuan-dan-ruang-lingkupnya-
1v9cXfCOiXf
http://menzour.blogspot.com/2018/05/objek-kajian-fiqih-dan-ushul-fiqh.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai