MAKALAH
Dosen pengampu:
M.Alim Khoiri,, S.H.I, M.Sy
Oleh :
Sirajjudin Mahardika Assauqi (23207034)
Nibroos Adam Putra Widatama (23207038)
Wangsa Muhammad (23207016)
Ahmad Fajar Riyadi (23207036)
Faaza Rizqi Nafiah Jariyah (23207039)
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Tujuan ..................................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah ..............................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ushul Fiqih ......................................................................................2
2.2 Ruang Lingkup Kajian Ushul Fiqih..................................................................2
2.3 Perbedaan Fiqih dan Ushul Fiqih......................................................................3
2.4 Sejarah Perkembangan Ushul Fiqih..................................................................4
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................5
3.2 Saran....................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................7
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagaimana Ilmu keagamaan lain dalam islam, ilmu ushul fiqih tumbuh dan
berkembang dengan tetap berpijak pada al-qur’an dan sunnah, ushul fiqih tidak timbul
dengan sendirinya, tetapi benih-benihnya sudah ada sejak zaman Rosulullah dan sahabat.
Masalah utama yang menjadi bagian ushul fiqih, seperti ijtihad, qiyas, nasakh, dan
takhsis sudah ada pada zaman Rasulullah sahabat. Dandi masa Rasulullah SAW, umat
Islam tidak memerlukan kaidah-kaidah tertentu dalam memahami hukum-hukum
syar’i, semua permasalahan dapat langsung merujuk kepada Rasulullah SAW .lewat
penjelasan beliau mengenai Al-Qur’an, atau melalui sunnah beliau Rasulullah SAW.
Pada masa tabi`in inilah mulai tampak perbedaan-perbedaan mengenai hukum
sebagai konskuensi logisdari perbedaan metode yang digunakan oleh para ulama ketika
itu. Diantara mereka ada yang menempuh metode maslalah atau metode qiyas disamping
berpegang pula pada fatwa sahabat sebelumnya. Masalah utama yang menjadi bagian
ushul fiqih, sepertiijtihad, qiyas, nasakh, dan takhsis sudah ada pada zaman Rasulullah
sahabat. (Abu Zahro :12 ).Corak perbedaan pemahaman lebih jelas lagi pada masa
sesudah tabi`in ataupada masa Al-Aimmat Al-Mujtahidin. Namun demikian, corak atau
metode pemikiran belum terbukukandalam tulisan yang sistematis.
1.2 Tujuan
2) Agar dapat memahami hukum syari'ah yang menjadi dasar kebaikan agama, dan
sebab suksesnya dunia dan akhirat.
3) Agar dapat memahami tujuan mempelajari ushul fiqih
4) Agar dapat mengetahui perbedaan ushul fiqih dan fiqih
5) Untuk memahami ruang lingkup kajian dari Ushul fiqih
6) Agar dapat Mengetahui pengertian dari ushul fiqih dan Sejarah perkembangan dari
Ushul fiqih
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Pengertian ushul fiqih dapat dilihat sebagai rangkaian dari dua kata, yaitu kata ushul dan
fiqh. Rangkaian kata ushul dan kata fiqh tersebut dinamakan dengan tarkhib idlafah
Ushul fiqih adalah pengetahuan mengenai berbagai kaidah dan bahasa yang menjadi
sarana untuk mengambil hukum-hukum syara’ mengenai perbuatan manusia mengenai
dalil-dalil yang terperinci. Adapun juga yang mengartikan Ushul fiqih sebagai harfiah,
yaitu apa-apa yang menjadi sumber dari fiqh, yaitu Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’ dan sumber
lainnya.1
Secara umum ushul fiqih membahas tentang dalil-dalil syara’ dan cara menunjukkannya
sebagai dasar hukum perbuatan secara mukallaf. Dengan demikian ushul fiqih
mengkhususkan diri pada kajian tentang metode penetapan hukum (Fiqh). Secara rinci
objek kajian ushul fiqih adalah sebagai berikut:
1. Sumber hukum islam,
Sumber hukum Islam, yang mana ini merupakan suatu sumber primer dalam
hukum islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist. Sehingga ketetapan islam harus
didasari dengan kedua dalil yang ada pada kedua sumber tersebut. Mengingat
mayoritas kandungan kedua sumber hukum ini bersifat global, maka
diperlukannya juga sumber sekunder, yaitu metode penetapan dalil, baik
yang disepakati fuqaha’ (yaitu Ijma’ dan Qiyas) maupun yang diperselisihkan
(seperti: Istihsan, maslahah mursalah, istishab, ‘urf, saddudz dzari’ah, dan
lain-lain)
2. Pembahasan Ijtihad dan Mujtahid.
Kajian ini meliputi ruang lingkup ijtihad, yaitu bidang mana saja yang
termasuk wilayah ijtihad dan bidang mana saja yang tertutup untuk ijtihad.
Disamping itu, kualifikasi mujtahid dibahas dalam hal menyangkut syarat-
syarat kemampuan (kapabilitas) dalam berijtihad baik syarat umum, syarat
pokok, syarat keilmuan maupun syarat pendukung lainnya
3. Hukum Syara’
Hukum syara’ yaitu hukum yang bersumber dari syari’ah. Hukum ini terbagi
menjadi dua yaitu hukum taklify dan hukum wad’y. Hukum taklifi berupa
tuntutan untuk berbuat atau untuk tidak berbuat atau pilihan diantara
keduanya yang dikategorikan dalam ahkam al-khamsah yaitu ijab, nadb,
ibahah, karahah, dan tahrim. Hukum wad’y adalah hukum pengkondisian
sesuatu seperti: sebab, syarat mani’, sah/batal dan azimah/rukhsah.
Disamping itu juga membahas juga tentang syar’i (pembuat hukum),
1
Syarifuddin, Amir. 2012. Garis-Garis Besar Ushul Fiqh. Jakarta: Kencana
2
mahkum fih (perbuatan yang dikenai hukum) dan mahkum alaih (orang yang
terkena hukum / mukallaf).
4. Kaidah dan Cara penggunaannya.
Kaidah yang digunakan dalam mengistimbatkan hukum syara’. Meliputi
kaidah kebahasaan, penemuan maqasid syari’ah, istiqra’, istidlal dan lain-
lain. Dalam kajian dibahas tentang pola penalaran dalam penetapan hukum,
mulai dari penalaran bayani, ta;lily dan istislahy. Melalui kaidah ini, para
fuqaha dan usuliyyin menyusun kaidah fiqhiyyah dan kaidah usuliyyah
5. Penyelesaian terhadap dalil-dalil yang bertentangan (ta’aruf al-adillah).
kajian ini menyangkut masalah bagaimana mencarikan jalan keluar jika
terjadi pertentangan dalil secara zahir atau tekstual. Para usuliyyin
merumuskan cara penyelesaian masalah ini dengan: mempromosikan dalil
yang bertentangan (al-jam’u al-taufiq), melakukan tarjih (menyeleksi dalil
yang lebih kuat), melalui kajian nasikh mansukh, atau dengan cara
menggugurkan dalil-dalil yang bertentangan tersebut (tasaqut ad-dalilain) 2
Fiqh adalah teks Islam yang mengajarkan tentang praktik hukum melalui pemahaman
hukum tertentu. (tafshili). Ushul fiqh adalah teks Islam tentang hukum dan metode yang
digunakan untuk menegakkan hukum, berfokus pada tindakan spesifik dari hukum
tertentu. Ada perbedaan antara fiqh dan ushul fiqh. Fiqh berfokus pada tindakan spesifik,
sedangkan ushul fiqh fokus pada metode dan proses untuk menegakkan hukum. Fiqh
lebih tertarik dengan produksi, sedangkan ushul fiqh lebih peduli dengan metodologi.
Dengan demikian, fiqh adalah produk hukum, sedangkan ushul fiqh merupakan
metodologi yang penting untuk mempromosikan hukum.3
Sebagaimana Ilmu keagamaan lain dalam islam, ilmu ushul fiqih tumbuh dan
berkembang dengan tetap berpijak pada al-qur’an dan sunnah, ushul fiqih tidak timbul
dengan sendirinya, tetapi benih-benihnya sudah ada sejak zaman Rosulullah dan sahabat.
Masalah utama yang menjadi bagian ushul fiqih, seperti ijtihad, qiyas, nasakh, dan
takhsis sudah ada pada zaman Rasulullah sahabat. Dandi masa Rasulullah SAW, umat
Islam tidak memerlukan kaidah-kaidah tertentu dalam memahami hukum-hukum
syar’i, semua permasalahan dapat langsung merujuk kepada Rasulullah SAW .lewat
penjelasan beliau mengenai Al-Qur’an, atau melalui sunnah beliau Rasulullah SAW.
Pada masa tabi`in inilah mulai tampak perbedaan-perbedaan mengenai hukum sebagai
konskuensi logisdari perbedaan metode yang digunakan oleh para ulama ketika itu.
Diantara mereka ada yang menempuh metode maslalah atau metode qiyas disamping
berpegang pula pada fatwa sahabat sebelumnya. Masalah utama yang menjadi bagian
ushul fiqih, sepertiijtihad, qiyas, nasakh, dan takhsis sudah ada pada zaman Rasulullah
2
Sodiqin, Ali. 2012. Fiqh dan Ushul Fiqh. Yogyakarta: Beranda Publishing
3
Bahrudin, Moh. 2019. Ilmu Ushul Fiqih. Bandar Lampung: AURA
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ushul fiqih adalah ilmu yang membahas metode dan prinsip-prinsip dasar yang
digunakan dalam menetapkan hukum-hukum syari'ah Islam berdasarkan sumber-sumber utama
seperti Al-Qur'an, Sunnah, Ijma', dan sumber lainnya. Ini juga dapat diartikan sebagai
pengetahuan tentang kaidah-kaidah dan bahasa yang menjadi sarana untuk mengambil hukum-
hukum syari'ah. Ushul fiqih membahas berbagai aspek, termasuk sumber hukum Islam, ijtihad
dan mujtahid, hukum syari'ah, kaidah-kaidah, dan penyelesaian terhadap dalil-dalil yang
bertentangan. Ini membantu dalam pemahaman dan aplikasi hukum Islam secara lebih
mendalam dan sistematis. Perbedaan ushul fiqih dan fiqih yaitu terletak pada Fiqh lebih fokus
pada pemahaman dan aplikasi hukum syari'ah dalam konteks praktik kehidupan sehari-hari,
4
“Summary of Fiqih/ Ushul Fiqih.” Uinsu.ac.id, 2020,
elearning.uinsu.ac.id/course/info.php?id=1599&lang=en#:~:text=Ilmu%20ushul
%20fiqih%20tumbuh%20pada,karyanya%20yang%20bernama%20al%2DRisalah.
Fiqh menghasilkan produk hukum, sedangkan ushul fiqih adalah metodologi yang
mendukung proses pengambilan keputusan hukum. Ushul fiqih berkembang seiring waktu,
mulai dari masa Nabi Muhammad dan sahabatnya, melalui periode sahabat, tabi'in, dan
mujtahid sebelum Imam Syafi'i. Kemudian, pada periode pembukuan ushul fiqih, terjadi
perdebatan dan pengembangan ilmu ushul fiqih sebagai disiplin yang lebih terstruktur. Dalam
perkembangannya, ushul fiqih membantu umat Islam dalam memahami dan mengaplikasikan
hukum syari'ah dengan lebih baik, memberikan kerangka kerja untuk ijtihad, dan memberikan
landasan untuk pemecahan masalah hukum yang kompleks. Itu juga menggambarkan
bagaimana ilmu ini telah mengalami evolusi seiring berjalannya waktu dalam konteks perubahan
sosial dan kebutuhan umat Islam.
3.4 Saran
5
i
DAFTAR PUSTAKA
Sodiqin, Ali. 2012. Fiqh dan Ushul Fiqh. Yogyakarta: Beranda Publishing
Bahrudin, Moh. 2019. Ilmu Ushul Fiqih. Bandar Lampung: AURA CV.ANUGRAH
id=1599&lang=en#:~:text=Ilmu%20ushul%20fiqih%20tumbuh%20pada,karyanya