Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ILMIAH

KONSEP FIQH

DISUSUN OLEH :

1. MARA SODOGORAN NASUTION

2. KHOIRUDDIN BATUBARA

3. FRADHANI RIHHADATUL ‘AISY RAMBE

4. SYUMAILA ALHUSNA

5. UMMU KALTSUM

DOSEN : SYAHRUDDIN

STAI AL-AZHAR PEKANBARU

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

0
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarokaatuh

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Ta'ala, yang telah memberikan nikmat
kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan " MAKALAH FIQH " sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.

Makalah ini disusun seiring semangat untuk menyediakan makalah bahan ajar muatan lokal yang
bermutu. Semoga dapat jadi rujukan yang mendasar bagi siapa saja yang ingin mengetahui dan
mempelajari ilmu fiqh.

Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah ada. Namun, hanya
lebih pendekatan pada materi yang sama dari berbagai referensi. Yang bisa memberikan
tambahan pada hal yang terkait dengan ilmu fiqh dalam perkembangan keislaman.

Meskipun penulisan ini diusahakan dengan upaya maksimal, kita tetap menyadari bahwa
makalah ini masih terdapat kurangnya. Maka petunjuk, kritik dan saran semua pihak sangat kita
harapkan, agar dapat diperbaiki pada masa mendatang.

Akhir Al- Kalam, terima kasih kita hulurkan kepada semua pihak yang melancarkan penerbitan
makalah ini.

Semoga dilimpahi banyak pahala.

Wabillahit Taufiiq wal Hidayah. Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarokaatuh

Pekanbaru, 22 Oktober 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................3
B. Rumusan masalah.................................................................................................................3
C. Tujuan penelitian..................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
A. Pengertian fiqih.....................................................................................................................4
B. Ruang lingkup.......................................................................................................................4
C. Pengertian fiqih ibadah.........................................................................................................5
D. Ruang lingkup fiqih ibadah..................................................................................................6
BAB III............................................................................................................................................8
PENUTUP.......................................................................................................................................8
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................8
B. Kritik dan saran........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fiqih Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang paling terkenal atau dikenal oleh
masyarakat. Ini terjadi karena fiqih terkait langsung dengan kehidupan masyarakat, dan itu
terjadi dari sejak lahir sampai dengana meninggal dunia, manusia itu selalu berhubungan dengan
Fiqih.

Karena sifat dan fungsinya yang demikian itu maka fiqih dikategorikan sebagai ilmu al-hal. Ilmu
al-hal yaitu Ilmu yang berkaitan dengan tingkah laku kehidupan manusia, dan juga termasuk
ilmu yang wajib dipelajari oleh manusia, karena dengan Ilmu itu pula seseorang baru bisa atau
seseorang baru dapat melaksanakan kewajibannya mengabdi kepada Allah Ssubhanahu wata’ala
melalui ibadah seperti dalam melaksanakan sholat, puasa, zakat, haji, dan lain sebagainya.

Fiqih selalu menyertai seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari mulai dari bangun tidur
hingga tidur kembali dan selalu menyertai semua kegiatan seorang muslim. Jadi fiqih
mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam islam terutama dalam mengarahkan apa dan
bagaimana seorang muslim bertindak dan melakukan kegiatannya dalam kehidupan sehari-hari.

Secara sederhana, fiqih bisa dipahami sebagai hasil dari pemikiran manusia tentang sesuatu hal
yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dari
pengertian diatas, dapat dipahami bahwa fiqih merupakan penjabaran yang lebih rinci dari
tentang syari’at untuk memudahkan dalam mengamalkan syari;at. Adapun ruang lingkup yang
dikaji fiqih meliputi hubungan manusia dengan Allah subhanahu wata’ala yang biasa disebut
dengan ibadah dan hubungan manusia ddengan sesamanya atau yang biasa disebut dengan
mu’amalah.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian fiqih?
2. Apa saja yang termasuk ruang lingkup fiqih?
3. Apa pengertian fiqih ibadah?
4. Apa saja yang termasuk ruang lingkup fiqih ibadah?

C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian fiqih
2. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup fiqih
3. Untuk mengetahui dan memahami pengertian fiqih ibadah
4. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk ruang lingkup fiqih ibadah

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian fiqih
Secara bahasa : Pemahaman dan pengetahuan yang mendalam.

Secara istilah : Hukum-hukum secara syariat baik perbuatan yang diperoleh dengan dalil atau
bukti-bukti nyata secara terperinci.

Hukum secara syariat ini bukanlah keyakinan, melainkan sebuah proses yang diterapkan di
lapangan, tidak hanya percaya pada hati, tetapi juga melakukan amalannya.

Seperti sholat dan zakat/sedekah. Dan penilaian ini "diperoleh" dari mana?

Diperoleh dari bukti khusus itu sendiri,"Bukti rinci" yang datang dalam setiap hukum. Maka
sholat memiliki dalil atau bukti, zakat memiliki dalil atau bukti, haji memiliki dalil, maka dalil-
dalil ini di setiap hukum di anggap sebagai bukti yang terperinci.

Pada perkembangan selanjutnya, kita jumpai definisi yang paling populer, yakni definisi yang
dikemukakan oleh al-Amidi yang mengatakan bahwa fikih sebagai ilmu tetang hukum syara’
yang bersifat praktis yang diperoleh melalui dalil yang terperinci.

B. Ruang lingkup
Ilmu fiqh membicarakan hubungan itu yang meliputi kedudukannya, hukumnya, caranya, alatnya
dan sebagainya. Hubungan-hubungan itu ialah:

1. Ibadah

Dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalah masalah yang dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok persoalan berikut ini:

1. Thaharah (bersuci);

2. Shalat;

3. Shiyam (puasa);

4. Zakat;

5. Haji

4
2. Ahwalusy Syakhshiyyah : Dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalah-masalah yang
dapat dikelompokkan ke dalam kelompok persoalan pribadi (perorangan), kekeluargaan, harta
warisan, yang meliputi persoalan: Nikah, Khithbah (melamar), dan lainnya.

3. Muamalah Madaniyah: Biasanya disebut muamalah saja. Dalam bab ini dibicarakan dan
dibahas masalah-masalah yang dikelompokkan ke dalam kelompok persoalan harta kekayaan,
harta milik, harta kebutuhan, cara mendapatkan dan menggunakan, yang meliputi masalah:
Buyu’ (jual-beli), Hutang-piutang, dan lainnya.

4. Mu’amalah Maliyah

Kadang-kadang disebut Baitul mal saja. Dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalah-masalah
yang dapat dikelompokkan ke dalam kelompok persoalan harta kekayaan milik bersama, baik
masyarakat kecil atau besar seperti negara (perbendaharaan negara = baitul mal). Pembahasan di
sini meliputi: kepemilikan harta benda, cara mendapatkan dan mendistribusikannya.

5. Jinayah dan ’Uqubah (pelanggaran dan hukuman)

Biasanya dalam kitab-kitab fiqh ada yang menyebut jinayah saja. Dalam bab ini di bicarakan dan
dibahas masalah-masalah yang dapat dikelompokkan ke dalam kelompok persoalan pelanggaran,
kejahatan, pembalasan, denda, hukuman dan sebagainya. Pembahasan ini meliputi: macam-
macam kejahatan dan hukumannya seperti qishas, diyat, hukuman rajam dan lainnya.

6. Murafa’ah atau Mukhashamah

Dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalah-masalah yang dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok persoalan peradilan dan pengadilan.

C. Pengertian fiqih ibadah


Pengertian Ibadah;

‫التقرب ألى هللا بامتثال أوامره واجتنا ب نواهيه والعمل بما أذن به الشا رع وهي عامة وخاصة‬

Ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan
menjauhi larangan-larangan-Nya. Juga yang dikatakan ibadah adalah beramal dengan yang
diizinkan oleh Syari’ Allah Swt.; karena itu ibadah itu mengandung arti umum dan arti khusus.

Ibadah dalam arti umum adalah segala perbuatan orang Islam yang halal yang dilaksanakan
dengan niat ibadah. Sedangkan ibadah dalam arti yang khusus adalah perbuatan yang
dilaksanakan dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, meliputi Thaharah, Shalat, Zakat, Shaum, Hajji, Kurban, Aqiqah, dan lain sebagainya.

5
Dari dua pengertian tersebut jika digabungkan, maka Fiqih Ibadah adalah ilmu yang
menerangkan tentang dasar-dasar hukum-hukum syar’i khususnya dalam ibadah khas seperti
meliputi thaharah, shalat, zakat, shaum, hajji, kurban, aqiqah dan sebagainya yang kesemuanya
itu ditujukan sebagai rasa bentuk ketundukan dan harapan untuk mecapai ridla Allah.

D. Ruang lingkup fiqih ibadah


Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa semua kehidupan hamba Allah yang dilaksanakan
dengan niat mengharap keridhaan Allah subhanahu wata’ala. bernilai ibadah. Hanya saja ada
ibadah yang sifatnya langsung berhubungan dengan Allah tanpa ada perantara yang merupakan
bagian dari ritual formal atau hablum minallah dan ada ibadah yang secara tidak langsung, yakni
semua yang berkaitan dengan masalah muamalah, yang disebut dengan hablum minannas
(hubungan antar manusia).

Secara umum, bentuk ibadah kepada Allah dibagi menjadi dua yaitu :

a. Ibadah mahdhah

b. Ibadah ghoiru mahdhah

Ibadah mahdhah adalah ibadah yang perintah dan larangannya sudah jelas secara dzahir dan
tidak memerlukan penambahan atau pengurangan. Ibaah ini di tetapkan oleh dalil-dalil yang kuat
(qad’i ad-dilalah), misalnya perintah shalat, zakat, puasa, ibadah haji dan bersuci dari hadas kecil
dan besar.[6]

1. Shalat

Secara etimologi berarti doa, rahmat dan istighfar (meminta ampun).[7] Menurut syara artinya
bentuk ibadah yang terdiri atas perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam. Firman Allah Swt :

٤٥-‫صاَل ةَ تَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ َشاء َو ْال ُمن َك ِر‬ َّ ‫ َوَأقِ ِم ال‬-


َّ ‫صاَل ةَ ِإ َّن ال‬

Artinya :

“Dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan
mungkar”. (QS. Al-‘Ankabut :45)[8]

2. Puasa

Secara bahasa puasa adalah menahan dari segala sesuatu, dari makan, minum, nafsu dan lain
sebagainya. Secara istilah yaitu menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya, mulai
dari terbitnya fajar sampai terbenmnya matahari dengan niat dan beberapa syarat. Firman Allah
Swt :

6
١٨٣– َ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِمن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬
َ ِ‫ب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا ُم َك َما ُكت‬ ْ ُ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمن‬-
َ ِ‫وا ُكت‬

Artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS.Al-Baqarah :183)[9]

3. Zakat

Secara bahasa zakat artinya membersihkan. Sedangkan secara istilah agama islam adalah kadar
harta yang tertentu yang di berikan kepada yang berhak menerimanya, dengan beberapa syarat.
Firman Allah Swt :

ٌ ْ‫صالَةَ َوآتَ ُو ْا ال َّز َكاةَ لَهُ ْم َأجْ ُرهُ ْم ِعن َد َربِّ ِه ْم َوالَ خَ و‬
٢٧٧- َ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َوالَ هُ ْم يَحْ زَ نُون‬ ْ ‫ت َوَأقَا ُم‬
َّ ‫وا ال‬ ْ ُ‫وا َو َع ِمل‬
ِ ‫وا الصَّالِ َحا‬ ْ ُ‫ِإ َّن الَّ ِذينَ آ َمن‬-

Artinya :

“Sungguh, orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan, melaksanakan shalat dan


menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhan-nya. Tidak ada rasa takut pada mereka
dan mereka tidak bersedih hati” (QS. Al-Baqarah :277)[10]

4. Haji

Haji asal maknanya adalah menyengaja sesuatu.sedangkan menurut syara’ adalah sengaja
mengunjungi baitullah untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat tertentu.
Firman Allah :

ِ ‫اس ِحجُّ ْالبَ ْي‬


٩٧– ً‫ت َم ِن ا ْستَطَا َع ِإلَ ْي ِه َسبِيال‬ ِ َّ‫ َوهّلِل ِ َعلَى الن‬-
Artinya :

“mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang snggup
mengadakan diri kejalan Allahh. (QS. AL-Baqarah : 970)[11]

5. Thaharah (Bersuci)

Thaharah secara bahasa adalah bersih dari kotoran, sedangkan menurut istilah adalah
menghilangkan hadats, najis atau perbuatan yang searti dengan keduanya. Seperti mandi, wudhu
dan tayamum. Allah berfirman :

٢٢٢- َ‫ِإ َّن هّللا َ يُ ِحبُّ التَّوَّابِينَ َوي ُِحبُّ ْال ُمتَطَه ِِّرين‬

Artinya :

“sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan yang mensucikan diri”. (QS.
Al-Baqarah :222)[12]

7
Ibadah ghairu mahdhoh adalah ibadah yang cara pelakanaannya dapat direkayasa oleh manusia,
artinya bentuknya dapat beragam dan mengikuti situasi dan kondisi, tetapi subtansi ibadahnya
tetap terjaga. Misalnya, perintah melaksanakan perdagangan dengan cara yang halal dan bersih,
larangan perdagangan yang gharar, mengandung unsur penipuan dan sebagainya.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ilmu fiqih adalah ilmu yang berbicara tentang hukum-hukum syar’i amali yang diambil dari
dalil-dalil yang tafsili yang terdapat dalam al-Qur’an, hadits, ijma dan qiyas.

Pada pokoknya yang menjadi objek pembahasan ilmu fiqih adalah perbuatan mukalaf dilihat dari
sudut hukum syara’ yang terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu ibadah, mu’amalah, dan
‘uqubah.

Ilmu fiqih sebagai suatu bidang keilmuan memiliki ciri khas, diantaranya: Al Ahkam (tentang
hukum-hukum), Asy Syar’iyah (yang diambil dari Syariat), Al ‘Amaliyah (berkenaan dengan
amal perbuatan), Al Muktasib Min Adillatiha At Tafshiliyyat (diperoleh dari dalil-dalil yang
terperinci bagi hukum-hukum tersebut)

Antara fiqh, syariat, dan hukum islam ada satu persamaan yang mengaitkan antara ketiganya.
Fiqh adalah aturan yang baru diterapkan pada zaman nabi Muhammad. Syariat adalah aturan
Allah yang telah diterapkan sejak nabi terdahulu Adam, As. Hingga sekarang dan berlaku sangat
umum. Sedangkan Hukum lebih ditekankan kepada analisis suatu peristiwa pada dasar hukum
al-Qur’an dan as-Sunnah. Salah satu yang termasuk pembahasan fiqih adalah fiqih ibadah yang
menerangkan tentang dasar-dasar hukum-hukum syar’i khususnya dalam ibadah khas seperti
meliputi thaharah, shalat, zakat, shaum, hajji, kurban, aqiqah dan sebagainya yang kesemuanya
itu ditujukan sebagai rasa bentuk ketundukan dan harapan untuk mencapai ridha Allah.

B. Kritik dan saran


Demikian makalah ini kami buat. Kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan baik
dari segi isi maupun penulisan. Untuk itu, lami meminta kritik dan saran dari berbagai pihak.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kami selaku penulis dan
umumnya bagi pembaca semua. Terima kasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

Azhim, Abdul. 2011. Al-Wajiz Ensiklopedia Fiqih Islam Dalam Al-quran dan As-sunnah As-
shahihah. Jakarta : Pustaka As-Sunnah

Fariadi, Ruslan.2018. Ringkasan Pengantar Materi Fiqih Ibadah.


http://ruslanfariadiam.blogspot.com/2018/10/ringkasan-pengantar-materi-fikih-ibadah_17.html.
Diakses pada 22 Oktober 2020

Ulfa, Fatihatul. 2007. Fiqih ibadah (ruang lingkup, devnisi, dan macam-macamnya).
http://campusekonomiislam.blogspot.com/2017/06/fiqih-ibadah-ruang-lingkup-devnisi-dan.html.
Diakses pada 22 Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai