Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam
FAKULTAS TARBIYAH
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis berharap agar makalah ini bisa
bermanfaat untuk menambah pengetahuan teman-teman.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini yang telah berhasil disusun oleh penulis bisa
dengan mudah dipahami untuk siapapun yang membacanya. Sebelumnya penulis meminta maaf
apabila terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Dan tidak lupa rasa ucapan
terimakasih untuk teman-teman sekelompok dalam kerja sama dan kerja keras untuk bisa
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat, walaupun dengan masih ada banyak kekurangan.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima saran dan krtik yang
membangun dari teman-teman menyempurnakan makalah penulis kedepannya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................4
C. Tujuan penulisan..................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6
A. Kontrol diri (Mujahdah An-Nafs)........................................................................................6
D. Sikap Prasangka Baik (Husnuzan).......................................................................................8
E. Persaudaraan (Ukhuwah).....................................................................................................9
F. Larangan Pergaulan Bebas dan Mendekati zina................................................................10
G. Memahami Pengertian al-Asmā’u husna dan dalil tentang Asmaul Husna......................13
H. Aurat wanita dan hukum menutupnya dalam Islam..........................................................19
I. Manfaat Kejujuran.............................................................................................................22
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................23
A. Kesimpulan........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Kontrol diri, Prasangka baik dan Persaudaraan ?
2. Bagaimana cara menghindari pergaulan bebas dan larangan untuk berzinah ?
3. Apa makna dari pada iman terhadap asmaul husna dan iman kepada Malaikat ?
4. Bagaimana cara berpakaian yang benar sesuai Syariat Islam ?
4
5. Apa manfaat dari Kejujuran ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui makna dari Kontrol diri, Prasangka baik dan Persaudaraan.
2. Untuk mengetahui cara menghindari diri dari pergaulan bebas dan zina.
3. Untuk mengetahui makna iman kepada Asmaul Husna dan kepada Malaikat.
4. Untuk mengetahui cara berpakaian yang benar sesuai Syariat Islam.
5. Untuk mengetahui manfaat dari pada berbuat jujur.
5
BAB II
PEMBAHASAN
ۤ ٰۤ ُ هّٰللا
ٍ ۗ ضهُ ْم اَوْ لِيَا ُء بَع
ْض ُ ول ِٕىكَ بَ ْع َ َاِ َّن الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َوهَا َجرُوْ ا َو َجاهَ ُدوْ ا بِا َ ْم َوالِ ِه ْم َواَ ْنفُ ِس ِه ْم فِ ْي َسبِ ْي ِل ِ َوالَّ ِذ ْينَ ٰا َووْ ا َّون
صر ُْٓوا ا
صرُوْ ُك ْم فِى ال ِّدي ِْن فَ َعلَ ْي ُك ُم النَّصْ ُر اِاَّل ع َٰلى َ اجرُوْ ۚا َواِ ِن ا ْستَ ْن ِ ََوالَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َولَ ْم يُهَا ِجرُوْ ا َما لَ ُك ْم ِّم ْن َّواَل يَتِ ِه ْم ِّم ْن َش ْي ٍء َح ٰتّى يُه
قَوْ ۢم ب ْينَ ُكم وب ْينَهُم م ْيثَا ۗ ٌ هّٰللا
ص ْي ٌرِ َق َو ُ بِ َما تَ ْع َملُوْ نَ ب ِّ ْ َ َ ْ َ ٍ
1
https://bincangsyariah.com/khazanah/pengendalian-diri-prasangka-baik-dan-persaudaraan/
6
meminta pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu
dengan mereka. Dan Allah SWT Maha Melihat apa yang kamu kerjakan“
Didalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah akan memberikan derajat yang
mulia untuk orang-orang yang berhijrah bersama Nabi Muhammad. Peristiwa hijrah
disini merupakan sebuah penerapan dalam agama islam tentang pentingnya menjaga, dan
menegakkan nilai-nilai dalam kemanusiaan.2
a) Nafsul Ammarah
Nafsu ammarah adalah nafsu yang dari hati dan akal dikendalikan oleh keinginan,
syahwat dan khayalan. Maka dari itu nafsu yang seperti ini hanya cenderung pada
syahwat semata. Orang akan lebih cenderung kepada hal-hal materi, hal-hal yang
hanya bisa dinikmati dengan inderawi. Nafsu jenis ini menjadi tempat cikal bakal dari
kejahatan dan akhlak tercela. Maka dari itu, kita harus bisa mengendalikan diri
sehingga nafsu ini tidak mengendalikan kita.
b) Nafsul Lawwamah
Nafsu lawwamah adalah nafsu yang dari hati dan akal yang saling berkaitan
dengan khayalan, syahwat dan keinginannya. Jenis nafsu ini memiliki kecenderungan
terhadap ar-rayu’ atau rasio. orang-orang yang munafik didominasi oleh ra’yu yang
membuat diri mereka berada dalam keraguan antara memilih baik atau buruk,
memilih taat atau bermaksiat dan memilih untuk beriman atau kafir.
c) Nafsul Muthmainnah
Nafsu jenis ini bisa mengeluarkan sifat-sifat jelek yang ada di dalam hati seorang
manusia. Manusia yang senantiasa cinta kepada Allah dan memiliki jiwa yang tenang
akan dimasukan ke dalam surga Allah.
2
https://www.merdeka.com/quran/al-anfal/ayat-72
7
c). Membiasakan Sabar mengkebaikan berbagai kesuliatan.
d). jalan lurus yang mengantarkan pada keridaan Allah Swt.
Dan Surga
e). Memasung setan dan bisik bisikanya.
f). Mencegah jiwa dari mengikuti nafsu itu merupakan kebaikan dunia dan akhirat.
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah SWT menegaskan dua hal utama. Hal
yang pertama adalah bahwa sesungguhnya sesama orang mukmin adalah bersaudara. Hal
yang kedua adalah, jika ada perselisihan di antara saudara, maka Allah memerintahkan
kita untuk melakukan perdamaian.
3. Manfaat Husnuzan
a) Membuat manusia jadi lebih dekat dengan Allah SWT
b) Membuat manusia jadi bersungguh-sungguh dalam beramal
c) Menanamkan sikap tawakal dalam diri
d) Memberi ketenangan jiwa
e) Hubungan sesama manusia menjadi lebih baik
f) Menghindari manusia dari rasa menyesal karena berburuk sangka terhadap orang
lain
3
https://www.gramedia.com/literasi/sifat-mulia/
8
4. Contoh dari Sifat Mulia Husnuzan
a) Memberikan apresiasi kepada pencapaian teman atau orang lain
b) Menghargai pendapat orang lain dan menerimanya walaupun pendapat itu
berlawanan dengan pendapat kita
c) Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepada kita dengan rasa tanggung jawab.
C. Persaudaraan (Ukhuwah)
1. Pengertian Ukhuwah
Ukhuwah adalah sebuah kata yang berasal dari Bahasa Arab. Ukhuwah berasal
dari kata akhu yang memiliki arti saudara. Ukhuwah atau persaudaraan ini bukan hanya
sebatas hubungan kerabat dalam keturunan, namun juga persaudaraan dalam islam.
Persaudaraan dalam islam merupakan persaudaraan yang diikat dengan akidah dan fungsi
kemanusiaan, sesama makhluk Allah SWT.
Sifat mulia ukhuwah atau persaudaraan ini dijelaskan dalam surat Al-Hujurat ayat
10 yang berbunyi :
َاِنَّ َما ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ اِ ْخ َوةٌ فَاَصْ لِحُوْ ا بَ ْينَ اَخَ َو ْي ُك ْم َواتَّقُوا هّٰللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُموْ ن
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu yang berselisih dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
mendapat rahmat.”
9
D. Larangan Pergaulan Bebas dan Mendekati zina
Dalam KBBI, pergaulan artinya menjalin pertemanan dalam kehidupan
bermasyarakat. Sedangkan kata bebas berarti lepas atau tidak terikat. Berdasarkan hal itu,
pergaulan bebas dapat diartikan sebagai jalinan pertemanan dalam kehidupan
bermasyarakat yang bersifat lepas atau tidak terikat.
1. Pengertian Pergaulan Bebas.
Pergaulan bebas yang dimaksud pada bagian ini adalah pergaulan yang tidak
dibatasi oleh aturan agama maupun susila. Salah satu dampak negatif dari pergaulan
bebas adalah perilaku yang sangat dilarang oleh agama Islam, yaitu zina.
Salah satu bentuk pergaulan bebas adalah perilaku zina yang dilarang agama.
Dalam Islam, zina tergolong dosa besar yang memperoleh hukuman besar di dunia
dan di akhirat. Secara definitif, perilaku zina adalah hubungan seksual yang dilakukan
oleh dua orang berlawanan jenis yang sudah balig dan tidak terikat akad pernikahan,
2. Pengertian Zina.
Secara bahasa, zina berasal dari kata zana-yazni yang artinya hubungan
persetubuhan antara perempuan dengan laki-laki yang sudah mukallaf (balig) tanpa
akad nikah yang sah. Jadi, zina adalah melakukan hubungan biologis layaknya suami
istri di luar tali pernikahan yang sah menurut syari’at Islam.
3. Hukum Zina.
Terkait hukum zina, semua ulama sepakat bahwa zina hukumnya haram,
bahkan zina dianggap sebagai puncak keharaman. Hal tersebut didasarkan pada
firman Allah Swt. dalam QS. al-Isra :32.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk."
Menurut pandangan hukum Islam, perbuatan zina merupakan dosa besar
yang dikategorikan sebagai perbuatan yang keji, hina, dan buruk.
4. Kategori Zina.
Perbuatan zina dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Zina Muhsan, yaitu pezina sudah balig, berakal, merdeka, sudah pernah menikah.
Hukuman terhadap zina muhsan adalah dirajam (dilempari dengan batu sederhana
sampai meninggal).
10
b. Zina Gairu Muhsan, yaitu pezina masih lajang, belum pernah menikah.
Hukumannya adalah didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun.
Sedangkan pelaku zina yang sejenis (liwat), hukumanya adalah dirajam sampai
meniggal tanpa membedakan antara pezina muhsan dengan gairu muhsan.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, Dari Abbas, Rasulullah Saw bersabda,
"Siapa saja kalian dapati mengerjakan perbuatan kaum Luth, yaitu liwat,
bunuhlah pelaku dan obyeknya." (HR. Abu Daud dan Darimy)
5. Hukuman bagi Pezina.
Dalam hukum Islam, zina dikategorikan perbuatan kriminal atau tindak
pidana. Sehingga orang yang melakukannya dikenakan sanksi atau hukuman sesuai
dengan syari’at Islam. Hukuman pelaku zina adalah sebagai berikut:
a. Dera atau pukulan sebanyak 100 (seratus) kali bagi pezina gairu muhsan dan
ditambah dengan mengasingkan atau membuang pelakunya ke tempat yang jauh
dari tempat mereka. Hal dini didasarkan pada firman Allah Swt. dalam QS. an-
Nur :2
ِ ال َّزانِيَةُ َوال َّزانِي فَاجْ لِ ُدوا ُك َّل َوا ِح ٍد ِم ْنهُ َما ِماَئةَ َج ْل َد ٍة ۖ َواَل تَْأ ُخ ْذ ُك ْم بِ ِه َما َرْأفَةٌ فِي ِدي ِن هَّللا
َ ِون بِاهَّلل ِ َو ْاليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر ۖ َو ْليَ ْشهَ ْد َع َذابَهُ َما طَاِئفَةٌ ِم َن ْال ُمْؤ ِمن
ين َ ُِإ ْن ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمن
"Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-
tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan
kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu
beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman."
b. Dirajam sampai mati bagi pezina muhsan. Hukuman rajam dilakukan dengan cara
pelaku dimasukan ke dalam tanah hingga dada atau leher. Tempat untuk
melakukan hukuman rajam adalah di tempat yang banyak dilalui manusia atau
tempat keramaian. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari,
Muslim, Abu Dawud, Tirmizi, dan An-Nasa’i.
11
b. Untuk meyakinkan perihal terjadinya zina tersebut, haruslah ada empat orang
saksi laki-laki yang adil. Dengan demikian, kesaksian empat orang wanita tidak
cukup untuk dijadikan bukti, sebagaimana empat orang kesaksian laki-laki yang
fasik.
c. Kesaksian empat orang laki-laki yang adil ini pun masih memerlukan syarat, yaitu
bahwa setiap mereka harus melihat persis proses zina itu.
d. Andai seorang dari keempat saksi itu menyatakan kesaksian yang lain dari
kesaksian tiga orang lainnya atau salah seorang di antaranya mencabut
kesaksiannya, terhadap mereka semuanya dijatuhkan hukuman menuduh zina.
Hukuman bagi penuduh zina terhadap perempuan baik-baik adalah dengan didera
sebanyak 80 (delapan puluh) kali deraan. Hal ini didasarkan pada firman Allah
Swt. dalam Q.S. An-Nur :4.
Sekarang menjadi sangat jelas bahwa Islam melarang keras hubungan seksual
atau hubungan biologis di luar pernikahan, apa pun alasannya. Karena perbuatan ini
sangat bertentangan dengan fitrah manusia dan mengingkari tujuan pembentukan rumah
tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Islam menghendaki agar hubungan seksual
tidak saja sekedar memenuhi kebutuhan biologis, tetapi islam menghendaki adanya
pertemuan dua jiwa dan dua hati di dalam naungan rumah tangga tenang, bahagia, saling
setia, dan penuh kasih sayang. Dua insan yang menikah itu akan melangkah menuju masa
depan yang cerah dan memiliki keturunan yang jelas asal usulnya. Sungguh indah,
bukan? Tujuan pernikahan itu akan menjadi rusak porak-poranda jika dikotori dengan
zina. Sehingga tidak mengherankan jika perzinaan akan banyak menimbulkan problema
sosial yang sangat membahayakan masyarakat, seperti bercampuraduknya keturunan,
menimbulkan rasa dendam, dengki, benci, sakit hati, dan menghancurkan kehidupan
rumah tangga. Sungguh Allah Swt. dan Rasulullah Saw. melindungi kita semua dengan
ajaran yang sangat mulia. Begitu banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari pergaulan
bebas. Patut menjadi perhatian bagi generasi muda bahwa mereka sedang
mempertaruhkan masa depannya jika terlibat dalam pergaulan bebas yang melampaui
batas. Bergaul memang perlu, tetapi seyogyanya dilakukan dalam batas wajar, tidak
12
berlebihan. Remaja adalah tumpuan masa depan bangsa. Jika moral dan jasmaniah para
remaja mengalami kerusakan, begitu pula masa depan bangsa dan negara akan
mengalami kehancuran. Jadi, jika kita memikirkan masa depan diri dan juga keturunan,
sebaiknya selalu konsisten untuk mengatakan tidak pada pergaulan bebas karena dampak
pergaulan bebas bersifat sangat merusak dari segi moral maupun jasmaniah.
Di antara dampak negatif zina adalah sebagai berikut.
1) Mendapat laknat dari Allah Swt. dan rasul-Nya.
2) Dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat.
3) Nasab menjadi tidak jelas.
4) Anak hasil zina tidak bisa dinasabkan kepada bapaknya.
5) Anak hasil zina tidak berhak mendapat warisan.
Dalam ayat lain dijelaskan bahwa al-Asmā’u al-Ĥusnā merupakan amalan yang
bermanfaat dan mempunyai nilai yang tak terhingga tingginya. Berdoa dengan menyebut
al-Asmā’u al-Ĥusnā sangat dianjurkan menurut ayat tersebut.
13
b. Hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan Imam Bukhari
14
Al-Karim dimaknai Maha Pemberi karena Allah Swt. senantiasa memberi,
tidak pernah terhenti pemberian- Nya. Manusia tidak boleh berputus asa dari
kedermawanan Allah Swt. jika miskin dalam harta, karena kedermawanan-Nya
tidak hanya dari harta yang dititipkan melainkan meliputi segala hal. Manusia
yang berharta dan dermawan hendaklah tidak sombong karena telah memiliki
sifat dermawan karena Allah Swt. tidak menyukai kesombongan. Dengan
demikian, bagi orang yang diberikan harta melimpah maupun orang tidak
dianugerahi harta oleh Allah Swt., maka keduanya harus selalu bersyukur kepada-
Nya karena orang yang miskin pun telah diberikan nikmat selain harta.
Al-Karim juga dimaknai Yang Maha Pemberi Maaf karena Allah Swt.
memaafkan dosa para hamba yang lalai dalam mjenunaikan kewajiban kepada
Allah
Memberikan santunan kepada anak yatim dan kaum dhu’afa sebagai
perilaku mencontoh Al- karim Swt., kemudian hamba itu mau bertaubat kepada
Allah Swt. Bagi hamba yang berdosa, Allah Swt. adalah Yang Maha Pengampun.
Allah Swt. akan mengampuni seberapa pun besar dosa hamba-Nya selama
hambanya tidak meragukan kasih sayang dan kemurahan-Nya.
Menurut imam al-Gazali, al-Kar im adalah Dia yang apabila berjanji,
menepati janjinya, bila memberi melampaui batas harapan, tidak peduli berapa
dan kepada siapa Dia memberi dan tidak rela bila ada kebutuhan hambanya
memohon kepada selain-Nya, meminta pada orang lain. Dia yang bila kecil hati
menegur tanpa berlebih, tidak mengabaikan siapa yang menuju dan berlindung
kepada-Nya, dan tidak membutuhkan sarana atau perantara.
b. Al-Mu’m in
Al-Mu’min secara bahasa berasal dari kata amina yang berarti pem-
benaran, ketenangan hati, dan aman. Allah Swt. al-Mu’m in artinya Dia
Maha Pemberi rasa aman kepada semua makhluk-Nya, terutama kepada
manusia. Dengan demikian, hati manusia menjadi tenang. Kehidupan ini penuh
dengan berbagai permasalahan, tantangan, dan cobaan. Jika
bukan karena Allah Swt. yang memberikan rasa aman dalam hati, niscaya
kita akan senantiasa gelisah, takut, dan cemas. Perhatikan firman Allah Swt.
berikut ini.
15
c. Al-Wak il
Kata “al-Wakil” mengandung arti Maha Mewakili atau Pemelihara. Al-
Wakil (Yang Maha Mewakili atau Pemelihara), yaitu Allah Swt. yang
memelihara dan mengurusi segala kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam urusan
dunia maupun urusan akhirat. Dia menyelesaikan segala sesuatu yang diserahkan
hambanya tanpa membiarkan apa pun terbengkalai. Firman-Nya dalam al-Qur’ān:
Artinya: “Allah Swt. pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara
atas segala sesuatu.” (Q.S. az-Zumar/39:62)
Dengan demikian, orang yang mempercayakan segala urusannya kepada
Allah Swt., akan memiliki kepastian bahwa semua akan diselesaikan dengan
sebaik-baiknya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh hamba yang mengetahui
bahwa Allah Swt. yang Mahakuasa, Maha Pengasih adalah satu-satunya yang
dapat dipercaya oleh para hamba-Nya. Seseorang yang melakukan urusannya
dengan sebaik-baiknya dan kemudian akan menyerahkan segala urusan kepada
Allah Swt. untuk menentukan karunia-Nya.
Menimani malaikat hukumnya adalah fardu ain. Iman kepada malaikat merupakan
bagian dari rukun iman, yaitu rukun iman yang ke-2. Kewajiban iman kepada
malaikat sesuai dengan sabda Rasulullah yang berbunyi “Diriwayatkan dari Abu
Hurairah ra. bahwa suatu hari Rasulullah SAW muncul di tengah orang banyak, lalu
beliau di datangi oleh seorang laki-laki. Orang itu bertanya, ‘Wahai Rasulullah
SAW., apakah iman itu ?’ Beliau menjawab,’Iman adalah kamu harus percaya kepada
ALlah Swt., malaikat-malaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-
Nya, dan hari kebangkitan di akhirat nanti..” (H.R. Bukhari dan Muslim).
16
3. Penciptaan Malaikat
4. Jumlah Malaikat
Karena sifatnya yang gaib, tidak diketahui secara pasti jumlah dari para
malaikat. Adapun sebuah hadis yang menggambarkan begitu banyaknya jumlah
malaikat Allah.
a. Malaikat Jibril, Malaikat Jibril merupakan penghulu para malaikat. Malaikat Jibril
memiliki beberapa nama atau julukan sepertinya Ruh al-Amin dan Ruh al-Qudus.
Tugas malaikat Jibril ialah menyampaikan wahyu dari Allah Swt. kepada para nabi
dan rasul-Nya.
c. Malaikat Izrail, Malaikat Izrail (malaikat maut) merupakan malaikat yang tugasnya
mencabut nyawa semua makhluk termasuk dirinya sendiri. Malaikat Izrail diberi
kemampuan oleh Allah untuk dapat menjangkau dengan mudah dari barat hingga ke
timur dan juga mampu membolak balikkan dunia.
17
hingga kiamat tiba. Pada tiupan pertama untuk menakutkan dan memporak
porandakan dunia, tiupan kedua untuk mematikan para malaikat, dan tiupan ketiga
untuk membangkitkan orang-orang yang telah mati. Dalam sebuah hadis
digambarkan bahwa sangkakala malaikat Israfil bentuknya seperti tanduk dan terbuat
dari cahaya dan ukurannya seluas langit dan bumi.
h. Malaikat Atid, Tugas malaikat Atid yaitu mencatat amal buruk manusia.
i. Malaikat Malik, Tugas malaikat Malik yaitu menjaga dan mengawasi neraka.
18
Ummu Syafa Suryani Arfah dalam bukunya menjelaskan bahwa aurat adalah
bagian tubuh manusia yang dilarang untuk diperlihatkan, kecuali apa yang diperbolehkan
Allah dan rasul-Nya, atau juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang jika ditampakkan akan
menimbulkan aib5 Dalam surat al-Nūr: 58, kata “awrah” diartikan oleh mayoritas ulama
tafsĩr sebagai sesuatu dari anggota badan manusia yang membuat malu jika dipandang.
Sedangkan dalam surat al-Ahzâb: 13, kata “awrah” dirtikan sebagai cela yang terbuka
terhadap musuh, atau cela yg memungkinkan orang lain mengambil kesempatan6
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aurat
adalah bagian tubuh manusia yang menurut syariat Islam harus ditutup dengan pakaian
yang memenuhi syarat dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang lain.
Perintah menutup aurat ini khususnya bagi seorang muslimah yang sudah dewasa
(baligh) tersurat dalam firman Allah yang tertuang dalam QS. Al-Ahzab (33) ayat 59
berikut ini:
ُْن َعلَ ْي ِه َّن ِم ْن َجاَل بِ ْيبِ ِه َّن ۚ ٰذلِكَ َأ ْد ٰنى َأ ْن يُ ْع َر ْفنَ فَاَل يُْؤ َذ ْي ۗنَ َو َكانَ هللاºَ ك َونِ َسآ ِء ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ يُ ْدنِي َ ٰيآَأيُّهَا النَّبِ ُّي قُلْ َأِل ْز َوا ِج
ºَ ِك َوبَ ٰنت
َغفُوْ رًا َّر ِح ْي ًما
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-
isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
5
Arfah, Ummu Syafa Suryani, Dkk, Menjadi Wanita Shalihah, Jakarta: 2015, Eska Media
6
Muhammad, Husein, Fiqh Perempuan: Refleksi Kiyai atas Wacana Agama dan Gender, Yogyakarta: LKIS, 2001
19
mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
(QS. Al-Ahzab (33): 59)
Adapun yang dimaksud dengan mahram atau yang disamakan dengan itu sebagai
yang tercantum dalam surah an-Nūr ayat 31 tersebut adalah; suami, ayah, ayah suami,
putra laki- laki, putra suami, saudara laki-laki, putra saudara laki-laki, putra saudara
perempuan, wanita, budaknya, pelayan laki-laki yang tak bersyahwat, atau anak yang
belum mengerti tentang aurat wanita. Selain itu, dalam surat an-Nisā disebutkan pula
saudara bapak dan saudara ibu.
Sementara itu, aurat wanita ketika berhadapan dengan orang-orang yang bukan
mahramnya, menurut kesepakatan ulama adalah meliputi seluruh tubuhnya, selain muka,
telapak tangan dan kakinya. Karena itulah, seorang laki-laki dapat saja melihat bagian-
bagian tersebut pada tubuh wanita yang dilamarnya. Berdasarkan penjelasan ini, maka
dapat disimpulkan bahwa batas aurat wanita pada saat berada di hadapan lakilaki non
mahramnya adalah sama dengan ketika dalam keadaan salat.
Tujuan utama menutup aurat adalah sebagai benteng (perisai) bagi seorang wanita
agar terhindar dari fitnah dan akhlak tercela ataupun kejahatan laki-laki. Karna pada
hakikatnya Islam tidak menginginkan keburukan terjadi pada diri manusia, sehingga
kepatuhan seseorang terhadap syariat dalam hal ini pada dasarnya akan berdampak
kebaikan pada dirinya sendiriز
Menurut Maftuh Ahnan pakaian wanita muslimah ketika di luar rumah atau di
hadapan laki-laki yang bukan mahram adalah “jilbab”, yaitu pakaian yang dapat
20
menutup tubuh dari kepala hingga kaki atau menutup sebagian besar tubuh sehingga
yang tampak hanyalah muka dan telapak tangan saja . Istilah “jilbab” ini dikenal
berasal dari firman Allah dalam QS. Al-Ahzab ayat 59 yang kemudian di negara kita
lebih dikenal dengan “busana muslimah”.
7
Ahnan, Mahtuf, Dkk, Risalah Fiqih Wanita, Surabaya: 2011, Terbit Terang
21
H. Manfaat Kejujuran
1. Pergaulan yang makin luas
Bersaudara atau berteman dengan orang jujur cenderung menyenangkan dan tidak
menimbulkan rasa khawatir. Tidak heran jika persaudaraan atau pertemanan orang yang jujur
sangat luas
2. Hidup damai dan tentram
Terbiasa jujur akan menumbuhkan sikap saling percaya, peduli, dan menghargai.
Hasilnya hidup selalu terasa damai dan tentram.
3. Memperoleh Ridho Allah SWT
Perilaku jujur sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an. Tak heran jika
seorang muslim tidak jauh dari Ridho Allah SWT
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengendalian diri atau kontrol diri atau dalam bahasa Arab mujahadah an-nafs
memiliki makna menahan diri dari segala perilaku yang berpotensi merugikan diri sendiri
dan orang lain.
22
Husnuzan barasal dari dua kata dalam bahasa arab, yaitu husnu yang berarti baik
dan zan yang berarti Dugaan atau persangkaan. Dengan demikian,Husnuzun berarti
berprasangka baik terhadap seseorang sebelum diketahui keburukanya secara
pasti.Adapun kebalikanya adalah suuzun atau berprasangka buruk.
Ukhuwah adalah sebuah kata yang berasal dari Bahasa Arab. Ukhuwah berasal
dari kata akhu yang memiliki arti saudara. Ukhuwah atau persaudaraan ini bukan hanya
sebatas hubungan kerabat dalam keturunan, namun juga persaudaraan dalam islam.
Persaudaraan dalam islam merupakan persaudaraan yang diikat dengan akidah dan fungsi
kemanusiaan, sesama makhluk Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Ahnan, Mahtuf, Dkk, Risalah Fiqih Wanita, Surabaya: 2011, Terbit Terang
Al-Qurṭubī, Tafsir al-Qurṭubī, Jilid VI, Kairo: Dār al-Sya’b, t.t
Arfah, Ummu Syafa Suryani, Dkk, Menjadi Wanita Shalihah, Jakarta: 2015, Eska Media
Muhammad, Husein, Fiqh Perempuan: Refleksi Kiyai atas Wacana Agama dan Gender,
Yogyakarta: LKIS, 2001
23
Oktariadi S., Batasan Aurat Wanita dalam Perspektif Hukum Islam, Jurnal Al-Murshalah, Vol. 2,
No. 1, Januari – Juni 2016
https://bincangsyariah.com/khazanah/pengendalian-diri-prasangka-baik-dan-persaudaraan/
https://www.merdeka.com/quran/al-anfal/ayat-72
https://www.gramedia.com/literasi/sifat-mulia/
24