Anda di halaman 1dari 17

FASE / PERIODESASI PENDIDIKAN ISLAM

Makalah ini diajukan sebagai Tugas Diskusi MK ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampuh :

YASIR ARAFAT S.Pd,M.S.I

Oleh :

Anggota Kelompok 4

MK IlmuPendidikan Islam

PBA 1 SEMESTER 3

VIA IVTITA DS :211020014

NADIANTI :211020022

KHATIAR RAHMAT :211020025

ZULFIAH :211020028

FAZRIATURRAHMA :211020021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU
2022
KATA PENGANTAR

BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIIM…..

ِِ ِ‫علَى اَ ِل ِِ َوََحْ ب‬
َ ‫سيِّ ِد َنا ُم َح َّمد َو‬ ِ ‫علَى اَش َْر‬
ِ َ‫ف اْالَ ْنبِي‬
َ ‫اء َواْل ُم ْر‬
َ َ‫س ِل ْين‬ َ ‫سالَ ُم‬ َّ َ‫ ال‬. َ‫ب اْلعَالَ ِم ْين‬
َّ ‫صالَةُ َوال‬ ِّ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ َر‬
‫اَجْ َم ِع ْينَ ا َ َّمابَ ْعد‬

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah
memberikan kesehatan, bimbingan dan kesadaran pikiran, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul

“FASE / PERIODESASI PENDIDIKAN ISLAM”

Shalawat serta salam selalu kita peruntukkan kepada junjungan kita nabi
besar Baginda Rasulullah SAW,beserta para keluarga dan para sahabatnya
sekalian hingga pada pengikutnya yang istiqamah hingga pada saat ini
Dalam penyusunan Makalah ini, kami berusaha semaksimal mungkin untuk
menyempurnakannya, akan tetapi sebagai manusia biasa, tentu tidak terlepas
dari kesalahan dan kekeliruan.harapan kami, semoga Makalah ini dapat
memberikan nilai tambah dan berguna bagiilmu pengetahuan, baik di
masyarakat, agama, bangsa dan negara. Aamiin

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar .............................................................................................. i


Daftar isi ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Periodesasi pendidikan islam ............................................................ 2
B. Pendidikan islam masa pra konsepsi ................................................. 2
C. Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah) ......... 3
D. Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba‟da Al-Wiladah) ... 9
BAB III PENUTUP
A. Saran .................................................................................................. 13
B. Kesimpulan ....................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 14

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan karakter manusia.
Sebagai suatu proses, pendidikan tidak hanya berlangsung pada suatu saat
saja. Tetapi proses pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari
sini lah kemudian muncul istilah pendidikan sepanjang hayat (life ling
education), dan ada juga yang menyebut pendidikan terus menerus (continuing
education).
Istilah islam sendiri telah menggariskan tentang proses pendidikan
sepanjang hayat. Dalam suatu riwayat, Rasulullah SAW bersabda: “tuntutlah
ilmu sejak masih dalam ayunan hingga dimasukkan dalam liang kubur”.
Bahkan bila diteliti labih jauh lagi, ternyata ditemukan beberapa ayat al-
qur’an dan hadist Rasulullah yang tampak memberikan isyarat adanya proses
pendidikan. Menurut hadist pemilihan jodoh (suami/istri) sebagai awal proses
pendidikan, atau setidak-tidaknya dianggap sebagai masa persiapan proses
pendidikan. Begitu pula akhir dari proses pendidikan pada saat berpisahnya
nyawa dengan badan.
B. Rumusan Masalah
1.Apa pengertian dari periodesasi pendidikan islam
2.Apa itu Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi ?
3.Apa itu Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah) ?
4. Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba‟da Al-Wiladah ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui Periodesasi Pendidikan Islam, Yang dibagi menjadi
empat, yaitu:Periodasasi pendidikan islam, Pendidikan Islam masa Pra
Konsepsi, Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah) Dan
Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba‟da Al-Wiladah). Dan
menjelaskan pembagian-pembagiannya yaitu Pendidikan Islam masa Pra
Konsepsi, Pendidikan Islam Pranatal (tarbiyah Qabl Al-Wiladah) dan
Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba‟da Al-waladah)

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Periodesasi pendidikan islam


Keberhasilah suatu pendidikan akan dapat mengubah alam ini
kehidupan yang sesungguhnya (akhirat). Keluarga dapat menjadi sarana
m(manusianya) dari bodoh menjadi pandai, dari buruk menjadi baik.
Pendidikan akan membentuk corak manusia yang dikehendaki Allah swt.
Berawal dari pendidikan pula, masyarakat dan Negara dibentuk. Untuk
memenuhi hal itu, maka praktek hiidup berniali edukatif di dalam sebuah
institusi keluarga, merupakan suatu miniatur kehidupan dunia yang mengarah
dan tertuju kepada enuju syruga atau pun neraka1
B. Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi
Pendidikan pra konsepsi ini adalah salah satu upaya persiapan
pendidikan yang dimulai ketika seseorang memilih pasangan hidupnya sampai
pada saat setelah terjadinya pembuahan dalam rahim sang ibu. Dalam
kaitannya dengan hal ini, Islam telah mengajarkan hal-hal berikut :
1. Dalam memilih pasangan hidup, Islam mengajarkan agar mengutamakan
pengetahuan agamanya yang sama-sama beragama Islam, dan juga
memiliki perangai dan tingkah laku yang baik. Rasulullah SAW bersabda,
yang artinya :
“Wanita itu dikawini karena empat hal, yaitu karena kekayaannya,
kecantikannya, keturunannya, dan karena agamanya, kamu pasti akan
hidup bahagia.”
Berdasarkan hadits ini, sangatlah jelas bagaimana kita harus
memilih calon pasangan hidup. Agama dan akhlak merupakan dua hal
yang paling utama. Setelah kedua hal ini barulah faktor-faktor lain
dipertimbangkan.
2. Mencari rizki dan makanan yang halal. Seperti disebutkan dalam Q.S. An
Nahl :114,

1 Periodesasi Pendidikan Islam blogger zizah 02 januari 2014

2
‫ّٰللا ا ِْن ُك ْنت ُ ْم ِايَّاهُ ت َ ْعبُد ُْون‬
ِ‫ت ه‬ َ ‫ّٰللاُ َح ٰل اًل‬
َ ‫ط ِيّب ۖاا َّوا ْش ُك ُر ْوا ِن ْع َم‬ ‫فَ ُكلُ ْوا ِم َّما َرزَ قَ ُك ُم ه‬

“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan
Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-
Nya saja menyembah.”
Apa yang kita konsumsi sehari-hari itu memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap keturunan, baik itu fisik maupun mental. Selain itu,
menurut disiplin ilmu biologi, makanan yang baik dan bergizi itu memiliki
pengaruh yang besra terhadap pematangan ovum dan spermatozoa yang
kemudian akan menjadi janin yang sehat dan kuat.
C. Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah)
Pendidikan Pranatal adalah pendidikan sebelum masa melahirkan.
Masa ini ditandai dengan fase pemilihan jodoh, pernikahan, dan kehamilan.
1. Fase Pemilihan Jodoh
Fase ini adalah persiapan bagi seseorang yang sudah dewasa untuk
menghadapi hidup baru yaitu berkeluarga. Salah satu pendidikan yang
dimiliki oleh seseorang yang sudah dewasa itu adalah masalah pemilihan
jodoh yang tepat. Sebab masalah ini mempengaruhi terhadap kebahagiaan
rumah tangga nantinya.2
Menurut R.I Suhartin, memilih jodoh harus ada syarat dan kriterianya.
Kriteria ini dibagi kepada dua golongan yakni; kriteria umum dan kriteria
yang bersifat khusus (subjektif). Syarat umum adalah bahwa seyogyanya
jodoh yang dipilih sudah dewasa agar tida mengalami kesulitan dalam
berkeluarga dan syarat khususnya tentu sesuai dengan selera masing –
masing. Namun syarat yang terpenting adalah saling mencintai.
Berkenaan dengan pemilihan jodoh dalam perkawinan, Syariat Islam
telah meletakkan kaidah – kaidah dan hukum – hukum bagi masing –
masing pelamar dan yang dilamar, yang apabila petunjuknya itu
dilaksanakan maka perkawinan itu akan berada pada puncak
keharmonisan, kecintaan dan keserasian.

2 Ramayulis, ilmu pendidikan islam, Jakarta: kalam muliyah hlm 302

3
Rasulullah SAW telah memberikan gambaran dalam hadisnya
mengenai pemilihan calon istri atau suami. Berikut ini adalah beberapa
hadis yang berkenaan dengan pemilihan jodoh di antaranya :
a. Pemilihan Calon Istri
Sabda Rasululah SAW
Artinya :
Tidak akan saling bercinta-cintaan dua yang karena Allah SWT.,
kecuali yang lebih utama antara keduanya yaitu bagi yang lebih hebat
cintanya yang satu terhadap yang lainnya. (HR. Bukhari).
Artinya :
Wanita itu dinikahi karna empat pertimbangan; karena hartanya,
keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Dapatkanlah
wanita yang memiliki agama, akan beruntunglah kamu. (HR. Bukhari
Muslim).3
Dari penjelasan hadis Rasulullah diatas, maka dapatlah diambil
beberapa syarat yang penting untuk memilih calon istri diantaranya:
1. Saling mencintai antara calon kedua mempelai.
2. memilih berdasarkan agama,
yang dimaksud dengan agama ketika disebutkan kata
tersebut adalah pemahaman yang utuh untuk islam, melaksanakan
segala perbuatan, akhlak, etika yang luhur yang dianjurkan, begitu
juga untuk kemestian menta‟ati semua peraturan syariah dan
prinsip-prinsip yang kekal sepanjang masa.oleh karena itu,
pemilihan yang berdasarkan agama dan akhlak adalah kunci utama
bagi suami istri untuk meraih kebahagiaan, mendidik anak dengan
prinsip-prinsip islam, memelihara kemuliaan dan kestabilan
keluarga seperti yang diidam-idamkan semua org.
3. pemilihan berdasarkan asal keturunan dan kemulian.
Di antara prinsip yang digariskan oleh islam untuk
seseorang dalam memilih pasangan hidupnya, yaitu memilih
pasangan yang berasal dari keluarga yang dikenal dengan

3 Husein bahresij, al jamius shahih bukhari muslim (Surabaya cv karya utama hlm 164

4
keshalehannya, ketakwaannya, serta kemulian asal usulnya. Hal
ini, karena manusia seperti logam yang berbeda-beda kualitas dan
nilainya. Begitu juga manusia berbeda-beda tarap kemuliaan, baik
dan buruknya.
4. Mengutamakan orang jauh (bukan kerabat dekat) dalam pernikahan.
Di antara panduan yang dianjurkan oleh islam yang
bijaksan dalam memilih calon istri adalah mengutamakan
perempuan yang jauh atau tidak memiliki hubungan darah. Hal ini
bertujuan untuk menjaga kebaikan anak serta melingdungi anak
dari penyakit-penyakit dan kecacatan yanh disebabkan oleh factor
keturunan, untuk memprluas tali persaudaraan anatara keluarga
serta untuk memperkuat hubungan social dalam masyarakat.
5. Wanita yang gadis dan subur (bisa melahirkan)
Islam menganjurkan untuk menggutamakan perempuan yang
masih gadis dari pada yang sudah janda karena hal tersebut
memiliki banyak hikmah dan kelebihan yang tinggi. Kesuburan
seorang perempuan dapat diketahui dengan pasti melalui dua cara:
pertama. Tidak memiliki penyakit yang menghalang kehamilan. Ini
dapat diketahui dengan cara merujuk kepada pakar dalam bidang
ini. Kedua. Dengan cara melihat saudari-saudarinya yang sudah
menikah.4
b. Pemilihan Calon Suami
Tidak banyak hadits yang menyebutkan tentang pemilihan calon
suami sebagaimana halnya memilih calon istri. Rasulullah SAW
bersabda yang artinya :
“Apabila kamu sekalian didatangi seseorang yang agama dan
akhlaknya kamu ridhai, maka kawinkanlah ia. Jika kamu sekalian
tidak melaksanakannya maka akan menjadi fitnah dimuka bumi ini
dan tersebarlah kerusakan .” (HR. Tirmidzi)

4 Abdullah Nashih ulwan, Tarbiyatul aulad fil islam,fathan media prima, 2016

5
Berdasarkan hadits tersebut, maka jelaslah bahwa hal yang
paling penting dalam memilih calon suami adalah dari agama yang
dianutnya dan akhlak yang dimilikinya.
2. Fase Perkawinan/Pernikahan
Ada beberapa aspek yang dijelaskan oleh syari‟at Islam yang
berhubungan dengan anjuran pernikahan/perkawinan antara lain :
1. Perkawinan merupakan Sunnah Rasul
Sabda Nabi:
“Siapa saja yang mampu menikah, namun ia tidak menikah maka
tidaklah termasuk golonganku.” (HR. Thabrani dan Baihaki)
2. Perkawinan untuk ketentraman kasih sayang
Firman Allah:
“Dan di antara tanda – tanda kekuasaan-Nya ialah, Dia menciptakan
untukmu istri – istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung
tenteram kapadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih
sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar – benar terdapat
tanda – tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar Rum : 21)
3. Perkawinan untuk mendapatkan keturunan.
4. Perkawinan untuk memelihara pandangan dan menjaga kemaluan dari
kemaksiatan.
Setelah calon dipilih, diadakan peminangan dan selanjutnya
dilaksanakan pernikahan dengan Walimatul al-Ursy nya. Yang menarik
dari pernikahan dalam Islam adalah dibacakannya khutbah nikah sebelum
ijab qabul.
Dalam khutbah nikah, terkandung nilai-nilai pendidikan, antara lain :
1. Peningkatan amal dan iman
2. Pergaulan yang baik antara suami dengan istri
3. Kerukunan dalam berumah tangga
4. Memelihara sillaturrahim
5. Mawas diri/berhati-hati dalam segala tindak dan perilaku

6
3. Fase Kehamilan
Salah satu tujuan berumah tangga adalah untuk mendapatkan
keturunan, karena itu seorang istri mengharapakan ia dapat melahirkan
seorang anak. Sebagai tanda seorang istri akan memiliki anak adalah
melalui proses kehamilan selama lebih kurang 9 bulan.
Menurut Sabda Nabi, masa kehamilan memiliki beberapa tahapan, yaitu :
a. Tahap Nuthfah
Pada tahap ini, calon anak masih dalam bentuk cairan sperma dan
sel telur. Tahap ini berlangsung selama 40 hari.
b. Tahap „Alaqah
Setelah berumur 80 hari, cairan tersebut berkembang bagaikan
segumpal darah kental dan bergantung pada dinding rahim ibu.
c. Tahap Mudghah
Setelah berumur 120 hari, segumpal darah tadi berkembang
menjadi segumpal daging. Pada masa inilah, calon bayi telah siap
menerima hembusan ruh dari Malaikat utusan Allah.
Ada tiga faktor yang perlu dibicarakan berkaitan dengan proses
pendidikan. Yaitu,
Pertama. harus diyakini bahwa periode ini berawal dari adanya
kehidupan. Hal ini dinyatakan dengan adanya perkembangan yang berawal
dari nuthfah sampai menjadi mudghah, yang kemudian menjadi seorang
bayi.
Kedua, setelah berbentuk daging (mudghah), Allah mengutus malaikat
untuk meniupkan ruh kepadanya. Tamapaknya, ruh inilah yang menjadi
tahap awal bergeraknya kehidupan psikis manusia.
Disisi lain, perkembanagan psikis manusia juga dipengaruhi oleh
kegembiraan ataupun penderitaan yang dialami oleh sang ibu.
Kebahagiaan, kelincahan ataupun kesedihan, kemurungan yang
ditunjukkan oleh sanh ibu ketika mengandung akan tercermin kepada
tingkah laku bayi yang dilahirkan.

7
Ketiga, aspek yang paling penting adalah aspek agama. Naluri agama
sebenarnya sudah ada pada setiap individu jauh sebelum kelahirannya
didunia nyata.
Dalam fase kehamilan ini, ada beberapa kewajiban seorang wanita
yang sedang mengandung. Yaitu:
 Memakan makanan yang bergizi.
 Menghindari benturan-benturan.
 Menjauhi minuman keras, merokok, dan berbagai jenis makanan yang
diharamkan Allah SWT.
 Menjaga rahim dengan baik.
Proses pendidikan konsepsi ini dilaksanakan secara tidak langsung.
Yaitu sebagai berikut:
a. Seorang ibu yang telah hamil harus mendo‟akan anaknya.
b. Ibu harus selalu menjaga dirinya agar tetap memakan makanan dan
minuman yang halal.
c. Ikhlas mendidik anak.
d. Memenuhi kebutuhan istri
Menurut Baihaqi A.K ada beberapa kebutuhan istri yang harus
dipenuhi. Misalnya, kebutuhan untuk diperhatikan, kasih sayang,
makanan ekstra, mengabulkan beberapa kemauan yang aneh,
ketenangan, pengharapan, perawatan, dan keindahan.
e. Taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT selalu mendekatkan
diri kepada Allah melalui ibadah wajib maupun ibadah sunnat.
Ibu/Bapak yang rajin beribadat maka jiwamu semakin bersih dan suci
dan semakin dekat pula ia kepada Allah SWT.
f. Kedua orang tua berakhlak mulia. Akhlak mulia yang harus menjadi
hiasan kedua orang tua antara lain, kasih sayang, sopa, lembut,
pemaaf dan rukun.
Menurut Zakiah Daradjad, proses pendidikan akan lebih
berpengaruh kepada anak apabila diamalkan langsung oleh orang
tuanya selama janin ada dalam kandungan. Kontak psikis secara

8
langsung antara orang tua, terutama ibu dengan si janinlah yang
sebenarnya disebut dengan pendidikan pada masa kehamilan.5
D. Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah)
Pendidikan pasca natal yaitu pendidikan yang dimulai semenjak lahirnya
anak samapai mereka dewasa, bahkan sampai meninggal dunia yang kita
kenal dengan pendidikan seumur hidup.
Dalam upaya pengembangan pendidikan agama dalam keluarga,
Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan kepada kita agar mendidik anak
sesuai dengan perkembangan jiwanya. Ada beberapa tahapan sesuai dengan
perkembangan jiwa anak yaitu :
1. Usia anak 0 – 3 tahun
Pada anak usia 0-3 tahun yang dapat dilakukan kedua orang tua
adalah memberikan suasana kehidupan yang agamis seperti yang
dianjurkan oleh Rasulullah SAW, seperti :
a. Membaca adzan pada telinga kanan dan iqomat pada telinga kiri
sang bayi pada saat baru dilahirkan.
b. Disembelihkan aqiqah, disamping sebagai rasa syukur atas kelahiran
anak, juga mengajarkan kepada anak agar suka bersedekah dan
pandai bersyukur.
c. Memberikan nama kepada anak dengan nama yang baik.
d. Anak dicukur rambutnya/dibersihkan dari kotorannya.
e. Setelah sampai usia 3 tahun, hendaknya selalu diberikan suasana
agamis dan dibiasakan mendengarkan bacaan al-qur‟an.
Pada masa ini disebut juga dengan fase bayi (masa mulut/oral
phrase). Disebut demikian karena bayi dapat mencapai ppemuasan
kebutuhan hidupnya dengan menggunakan mulut. Cirri pada masa mulut
yaitu :
a. Pada bulan pertama bayi senang tidur sehingga disebut si penidur.
b. Hidupnya hanya makan, tidur, dan dibersihkan.
c. Seakan-akan belum ada hubungan dengan luar..
d. Bila bangun tidur, akan bergerak secara spontan.6

5 Zakia darjhat, bahan kuliah ilmu pendidikan islam, pps IAIN Imam bonjol Padang 1996
hlm 7

9
2. Usia 3 – 7 tahun
Pada usia ini, anak sudah benar-benar dapat mulai dididik karena
dalam perkembangan jiwanya sudah mulai mengenal bahasa. Bahkan,
sesuai dengan pendapat-pendapat ahli ilmu jiwa agama mengatakan,
pada usia 3-4 tahun, anak sudah mulia mengenal tahun.
Upaya pendidikan Islam yang dapat diberikan pada usia ini antara lain :
a. Anak-anak mulai dilatih dan dibiasakan melakukan ajaran Islam
yang bersifat praktis dan mudah
b. Mendapatkan kasih sayang dari ayah dan ibu dengan pengenalan
kepada Tuhan, Allah Swt.
Karakter anak pada fase ini
1. Dapat mengontrol tindakannya
2. Selalu ingin bergerak
3. Berusaha mengenal lingkungan sekeliling
4. Perkembangan yang cepat dalam berbicara
5. Senantiasa ingin memiliki sesuatu
6. Mulai membedakan antara yang benar dan yang salah
7. Mulai mempelajari perilaku social
3. Usia 7-13 tahun
Pada usia ini anak sudah mulai memasuki SD karena sudah mulai
dapat menggunakan pikiran/rasionya. Dalam upaya pendidikan Islam,
Rasulullah telah mengajarkan mengajarkan pada hadits yang artinya :
“Suruhlah anak-anak melakukan melakukan ibadah shalat pada usia 7
tahun dan bilamana smapai usia 10 tahun belum shalat, maka pukullah
ia. Dan pisahkanlah tempat tidurnya.”
Karakteristik anak pada usia dini :
1. Anak mulai bersekolah
2. Guru mulai menjadi pujaan
3. Gigi tetap mulai tumbuh
4. Anak mulai gemar membaca
5. Anak mulai malu apabila auratnya dilihat orang

6 Ramayulis, ilmu pendidikan islam (Jakarta kalam mulia 2002, hlm 313

10
6. Hubungan anak dan ayah semakin erat
7. Anak suka sekali menghafal
Tugas orang tua pada anak-anak usia tersebut adalah :
1. Memasukkan anaknya ke sekolah yang tidak berbeda keyakinan
2. Tetap mengawasi dan membimbing amaliyah agama sang anak
3. Memberikan perhatian dan kasih sayang serta memberi kesempatan
pada anaknya mengemukakan pendapat
4. Memonitor pergaulan anak diluar rumah
5. Menyediakan alat-alat atau fasilitas yang diperlukan dalam
pendidikan agama
4. Masa Remaja
Masa ini berlangsung dari umur 12-21 tahun. Pada masa remaja ini
ditandai dengan adanya perubahan yang menyangkut gender sehingga
sering juga disebut dengan peralihan dari aseksual menjadi seksual.
Selain itu, terjadi pula perubahan fisik dan perubahan psikis. Proses
terbentuknya pendirian atau pandangan hidup dapat dipandang sebagai
penemuan nilai-nilai hidup didalam eksplorasi remaja.
Menurut Sumardi Suryabrata, proses tersebut mulai tiga langkah. Yaitu :
1. Karena tidak ada pedoman, si remaja merindukan sesuatu yang
dianggap bernilai, pantas, dihargai, dan dipuja.
2. Pada taraf yang kedua, objek pemujaan telah menjadi lebih jelas,
yaitu pribadi yang dipandangnya mendukung sesuatu nilai.
3. Pada taraf ketiga, si remaja telah dapat menghargai nilai-nilai lepas,
nilai sebagai hal yang abstrak.7
5. Masa Dewasa
Masa ini dibagi ke dalam tiga tahap, yakni :
a. Dewasa dini
Yaitu masa pencarian kemantapan dan masa produktif,
yaitu suatu maasa yang penuh masalah dan ketenangan emosional,
periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan.
b. Dewasa Madya

7 http://marhatwin . blogspot.com/ 2013/01/periodesasi –pendidikan – islam. Html.

11
Fase ini dipandang sebagai masa usia antara 40 sampai 60
tahun,masa tersebut ditandai oleh adanya perubahan-perubahan
jasmani dan mental. Pada masa 60 tahun biasanya terjadi
penurunan kekuatan fisik sering pula diikuti oleh penurunan daya
ingat.
c. Dewasa Akhir
Adapun ciri-ciri usia lanjut ini adalah:
1) Merupakan periode kemunduran
2) Perbedaan individual pada efek menua
3) Usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Periodesasi pendidikan islam Keberhasilah suatu pendidikan akan
dapat mengubah alam ini kehidupan yang sesungguhnya (akhirat). Pendidikan
pra konsepsi ini adalah salah satu upaya persiapan pendidikan yang dimulai
ketika seseorang memilih pasangan hidupnya sampai pada saat setelah
terjadinya pembuahan dalam rahim sang ibu. Pendidikan Pranatal adalah
pendidikan sebelum masa melahirkan. Masa ini ditandai dengan fase
pemilihan jodoh, pernikahan, dan kehamilan. Pendidikan pasca natal yaitu
pendidikan yang dimulai semenjak lahirnya anak samapai mereka dewasa,
bahkan sampai meninggal dunia yang kita kenal dengan pendidikan seumur
hidup.

B. Saran
Kami selaku penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini akan
bermanfaat untuk teman-teman atau para pembaca yang dimana agar
sekiranya dapat mengemplemantasikan hal-hal yang terdapat pada makalah
kami dalam kehidupan
dan kami selaku penulis sangan menyadari banyaknya terdapat
kekurangan pada makalah kami, oleh karna itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah
kami kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Nashih ulwan, Tarbiyatul aulad fil islam,fathan media prima,


2016
Periodesasi pendidikan islam,azizahnurblogger.blogspot.com.2014
R. Ali Mahdum Dafir, Periodesasi dalam pendidikan islam, mayuzta.
Blogspot.com.2015

14

Anda mungkin juga menyukai