Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HADIS TENTANG USIA BELAJAR


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadis Tarbawi
Dosen Pengampu : Nafiul Lubab, M.S.I

Disusun Oleh Kelompok 1:


Dewi Permata Sari (1910510021)
Uun Shonus Sholekah (1910510022)
Prihatiningsih (1910510037)
Nabila Ari Monika (1910510038)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Hadis Tentang Usia Belajar” ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam
yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
mata kuliah Hadis Tarbawi dengan judul “Hadis Tentang Usia Belajar”. Disamping itu,
kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
selama pembuatan Makalan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya
dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.

Kudus, 21 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1

A. Latar Belakang.................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................... 2

C. Tujuan Masalah................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 3

A. Pengertian Usia Belajar....................................................................................... 3

B. Hadis Tentang Usia Belajar................................................................................ 4

C. Teori Pendidikan Tentang Usia Belajar.............................................................. 8

D. Relevasi Konsep Hadis Dengan Teori Pendidikan............................................. 9

BAB III PENUTUP........................................................................................................ 10

A. KESIMPULAN................................................................................................... 10

B. SARAN............................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usia belajar adalah usia sekolah, dimana anak atau peserta didik mulai
berpikir kritis. Tidak hanya belajar pendidikan umum.Tapi, Anak perlu juga
diajarkan pendidikan yang berlandaskan pada agama, yakni agama yang menjadi
pedoman dan petunjuk mengenai apa yang harus dilaksanakan di dalam
menciptakan sikap dan perilaku yang baik sesuai ajaran agama islam serta
membimbing anak mempunyai akhlak mulia. Karena anak merupakan penerus
generasi bangsa dan menjadi tumpuan serta harapan orang tua di masa depan. Oleh
karena itu orang tua tidak seharusnya mengutamakan kecerdasan intelektual saja,
tetapi kecerdasan spiritual juga sangat penting ditanamkan pada anak sejak dini,
agar anak dapat menjadi penerus bangsa yang memiliki moral yang tinggi.
Misalnya, Hadis tentang pendidikan seks yang diberikan pada Anak usia 10
tahun. Syekh al-manawi dalam Fath al-Qadir Sayarah Al-Jami’ al-Shaghir berkata
bahwa pemisahan tempat tidur antar mereka untuk menghindari gejala syahwat
social. Sabda beliau: “Dan pisahkan antara mereka di tempat tidurnya”.
Maksudnya adalah pisahkan antara anak-anakmu di tempat tidur mereka ketika
mereka berusia 10 tahun karena khawatir gejolak seksual. Perintah memisahkan
tempat tidur dimaksudkan menghindari fitnah seks ditempat tidur, karena pada usia
10 tahun ini adalah usia menjelang Baligh dan usia remaja.
Maka dari uaraian diatas, kami Tertarik untuk mengkaji mengenai “Hadis
Tentang Usia Belajar”, sebagaimana isi dari makalah yang akan kami paparkan
berikut. kami menekankan penelitian pada Hadis Tentang Usia Belajar ini,
diharapkan mampu secara teoritis dan praktis di aplikasikan dalam proses belajar.
Dan semoga apa yang telah diitulis dalam Makalah berikut menjadi ilmu yang
bermanfaat.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Usia Belajar?
2. Bagaimana Hadis Tentang Usia Belajar?
3. Bagaimana Teori Pendidikan Tentang Usia Belajar?
4. Bagaimana Relevasi Konsep Hadis Dengan Teori Pendidikan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Usia Belajar.
2. Untuk mengetahui Hadis Tentang Usia Belajar.
3. Untuk mengetahui Teori Pendidikan Tentang Usia Belajar.
4. Untuk mengetahui Relevasi Konsep Hadis Dengan Teori Pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Usia Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Umur atau Usia adalah
lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan).
Belajar adalah menguasai, mengingat informasi/keterampilan yang memiliki
tujuan instruktusional. Belajar merupakan penambahan dan pengumpulan
pengetahuan yang akan menciptakan suatu perubahan baik itu berubahan
kepribadian, perilaku aktual maupun potensial, kecakapan/keterampilan dalam
bertindak, sikap dan kebiasaan, serta pengetahuan dan pemahaman. Mengacu pada
pengertian tersebut, belajar merupakan kegiatan yang aktif. Aktif dalam berusaha,
berpikir, dan kegiatan memilih atau menentukan untuk mendapatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang diharapkan.1
Sedangkan Usia belajar adalah usia sekolah atau usia anak kritis sehingga ia
diterima masuk sekolah secara formal. Dalam Hadis ada anjuran perintah anak
melaksanakan shalat ketika berusia tujuh tahun, karena pada usia inilah anak sudah
mampu menerima perintah atau sudah paham menerima perintah yang disebut
dengan istilah mumayyiz − usia kritis atau cerdas. Demikian juga pada usia inilah
anak didik diperkirakan sudah mampu belajar shalat dengan baik, sudah mulai
mengenal bacaan dan gerakan-gerakan shalat dengan baik. Kalau pada usia
sebelumnya anak hanya ikut-ikutan, pada usia ini sudah mulai mampu belajar shalat
dengan baik. Usia ini secara kebetulan sama dengan usia anak sekolah dan
dipedomani dalam penerimaan masuk sekolah formal di sekolah tingkat dasar.
Konsekuensi anak yang telah mampu belajar shalat dengan baik berarti pula ia telah
menerima hukuman jika meninggalkannya.2
Jadi dapat disimpulkan dari uraian diatas bahwa Usia Belajar adalah dimana
usia Anak yang sudah mulai berpikir kritis dan ingin mengetahui segala hal, maka
dari itu hadis yang merupakan salah satu sumber Agama islam setelah Al-Qur’an
dijadikan rujukan dalam proses belajar-mengajar yang diharapkan mampu
membimbing Anak tersebut menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya nanti.

1 Ali Nugraha, Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini, (JILSI Foundation), hlm. 56.

2 Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi : Hadis-Hadis Pendidikan, 2012, hlm. 261.

3
B. Hadist Tentang Usia Belajar

‫صلَّى هللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ُمُر ْوا‬ ِ ِ ‫ب عن َأبِي ِه عن جد‬


َ ‫ قَ َال َر ُس ْو ُل هلل‬: ‫ال‬
َ َ‫ِّه ق‬ َ ْ َ ْ ْ َ !ٍ ‫ع َْن َع ْم ِرو بْ ِن ُش َعْي‬
‫اض ِربُو ُهم َعلَْي َها و ُهم َْأبنَاء َع ْش ٍر و َفِّر ُقوا َبْيَن ُهم ىِف‬ ِِ ِ ِ
ْ ْ َ ُ ْ َ ْ ْ ْ ‫َْأواَل َد ُك ْم بالصَّاَل ة َو ُه ْم َْأبنَاءُ َسْب ِع سننْي َ َو‬
ِ ‫الْمض‬
‫اج ِع‬ َ َ
1. Kosakata (Mufradât)

‫ُم ُر ْوا‬ = Perintahlah.

‫ = َْأواَل َد ُك ْم‬Anak-anak, jamak dari kata (‫ )ولد‬anak laki-laki atau perempuan.


ِِ
َ ‫ = َْأبنَاءُ َسْب ِع سننْي‬Anak-anak berusia tujuh tahun, berumur tujuh tahun.
‫اض ِربُ ْو ُه ْم‬
ْ ‫َو‬ = Dan pukullah mereka, maksudnya diberi pelajaran.

‫َو َفِّر ُق ْوا‬ = Dan pisahkan.

ِ ‫ = ىِف الْمض‬Jamak dari kata (‫ )مضجع‬yang berarti tempat tidur.


‫اج ِع‬ َ َ
2. Terjemahan
Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya berkata: Rasulullah SAW
bersabda: “Perintahkan anak-anakmu melaksanakan shalat sedang mereka berusia
tujuh tahun dan pukullah mereka karena tinggal shalat sedang mereka berusia 10
tahun dan pisahkan antara mereka di tempat tidurnya.” ( HR. Abu Dawud)
3. Penjelasan (Syarah)
Hadis menjelaskan bagaimana mendidik agama pada anak-anak. Pendidikan
agama diberikan kepada anak sejak kecil, sehingga nanti usia dewasa perintah-
perintah agama dapat dilakukan secara mudah dan ringan. Di antara perintah agama
yang disebutkan dalam Hadis ada tiga perintah yaitu perintah melaksanakan shalat,
perintah memberikan hukuman bagi pelanggarnya dan perintah mendidik
pendidikan seks.3

3 Abdul Majid Khon. Hadis Tarbawi… hlm . 263.

4
 Perintah Shalat
Orang tua sebagai penanggung jawab pendidikan anak-anaknya
diperintah Rasul SAW, agar perintah kepada mereka melaksanakan shalat.
Sabda Beliau:

ِِ ِ
َ ‫ُم ُر ْوا َْأواَل َد ُك ْم بِالصَّاَل ة! َو ُه ْم َْأبنَاءُ َسْب ِع سننْي‬
“Perintahlah anak-anakmu melaksanakan shalat sedangkan mereka berusia
tujuh tahun.”
Perintah di sini maknanya dilakukan secara tegas, sebab pada
umumnya perintah shalat sebenarnya sudah dilakukan orang tua sejak
sebelum usia tersebut. Anak sejak usia empat tahun atau lima tahun sudah
diajak orangtuanya melaksanakan shalat bersama-sama. Anak-anak
melakukannya walaupun dengan cara ikut-ikutan atau menirukan gerakan-
gerakan shalat. Anak pada usia ini, hanya sekadar ikut-ikutan, belum
melakukannya secara baik, baik gerakan-gerakannya maupun bacaannya,
anak kadang-kadang mau melakukannya dan kadang-kadang tidak mau
melakukannya. Setelah usia anak mencapai tujuh tahun perintah orang tua
hendaknya secara tegas tidak seperti pada saat usia di bawah tujuh tahun.
Perintah shalat berarti pula perintah mengajarkan cara shalat, karena
tidak mungkin anak hanya diperintah shalat sementara ia belum bisa
melakukannya. Dalam riwayat al-Turmudzi Rasulullah SAW bersabda:

‫ني‬ِِ َّ ‫َعلِّ ُموا‬


َّ َّ ‫الصيِب‬
َ ‫الصالََة ابْ َن َسْب ِع سن‬
“Ajarkan anak akan shalat sedangkan ia berumur tujuh tahun.”
Hadis ini perintah mengajarkan shalat pada anak-anak tentang syarat-
syarat, rukun-rukun, dan beberapa sunah dalam shalat. Al-Alaqiy dalam
syarah al-Jâmi’ al-Shaghîr mengatakan:4
“Orang tua hendaknya mengajarkan apa saja yang dibutuhkan
dalam shalat seperti syarat dan rukunnya. Orang tua hendaknya perintah
melaksanakan shalat setelah diajarkannya. Upah pengajaran diambil dari
harta anak jika punya harta dan jika tidak punya upahnya dibebankan pada
walinya.”

4 Abdul Majid Khon. Hadis Tarbawi… hlm. 64.

5
 Memberikan Hukuman bagi Pembangkangnya
Perintah shalat secara tegas dimulai usia tujuh tahun dan berlanjut dan
meningkat sampai dengan usia 9 dan 10 tahun. Jika pada usia 10 tahun ini
seorang anak tidak mau melaksanakan perintah shalat, maka orang tua
diperintah memukul. Sebagaimana lanjutan Hadis di atas:

‫اض ِربُ ْو ُه ْم َعلَْي َها َو ُه ْم َْأبنَاءُ َع ْش ٍر‬


ْ ‫َو‬
“Dan pukullah mereka karena tinggal shalat sedang mereka berusia 10 tahun.”
Hadis ini perintah memberikan hukuman bagi anak yang
membangkang perintah atau melanggar larangan. Pukulan di sini maknanya
adalah hukuman yang sesuai dengan kondisi, bisa jadi yang dipukul adalah
batinnya dengan cara diisolasi atau sikap tak suka, sikap marah dan lain-lain.
Atau diartikan pukulan pada fisik jika diperlukan, yang pada prinsipnya anak
bisa mengubah dirinya menjadi lebih baik sesuai dengan perintah atau
larangan. Kalau diartikan pukulan fisik adalah pukulan yang tidak berbahaya
tetapi bisa mengubah sikap anak menjadi lebih baik. Hukuman pukul
diberikan anak ketika berusia 10 tahun, karena pada usia ini seorang anak
pada umumnya sudah mampu tahan pukulan, asal jangan di muka. Al-`Alaqî
dalam Syarah al-Jâm’al-Shaghîr berkata:5
"Yang dimaksud pukulan atau tamparan di sini pukulan yang tidak
membahayakan, tetapi pukulan mendidik yang berfungsi agar anak mengakui
kesalahannya dan mau memperbaikinya. Dan pukulan hendaknya jangan
diarahkan pada muka anak, karena muka itu identik mental dan kehormatan
seseorang. Jangan sesekali menjatuhkan mental atau kehormatan seorang
anak, nanti jadinya anak penakut, rendah diri, dan lain sebagainya."
Al-Khathabi memberikan komentar sebagai berikut:6
“Pukulan terhadap anak yang tinggal shalat pada usianya mencapai 10 tahun
menunjukkan hukuman yang berat bagi yang meninggalkannya.”

 Pendidikan seks

5 Abdul Majid Khon. Hadis Tarbawi… hlm. 266.

6 Abdul Majid Khon. Hadis Tarbawi… hlm. 266.

6
Hadis berikutnya pendidikan seks diberikan ketika berusia 10 tahun.
Sebagaimana sabda Beliau:
ِ ‫و َفِّر ُقوا بينهم ىِف الْمض‬
‫اج ِع‬ َ َ ْ ُ َ َْ ْ َ
“Pisahkan antara mereka di tempat tidurnya.”
Perintah memisahkan tempat tidur antara mereka, dimaksudkan menghindari
fitnah seks di tempat tidur, karena usia 10 tahun ini usia menjelang baligh atau
menjelang usia remaja. Perkembangan seksnya mengalami perkembangan
sebagaimana perkembangan jasmani, rohani dan nafsaninya.
Dalam Hadis digabungkan antara perintah shalat dan perintah memisahkan
mereka di tempat tidur memberikan pelajaran mereka agar memelihara perintah-
perintah Allah secara keseluruhan dan memelihara hubungan baik antar-sesama
manusia. Tidur bersama antar saudara dalam satu tempat tidak mendidik baik dan
dikhawatirkan terjadi penyimpangan seks baik disengaja maupun tidak disengaja.7
Maknanya anak dijauhkan dari pengaruh dorongan seks atau penyimpangan
seksual baik pergaulan bebas maupun tontonan film-film atau gambar porno dan
cerita-cerita porno yang merangsang berahi seksual anak. Al-Abrasyiy membagi
beberapa tahapan pada usia anak dalam pendidikan, sebagai berikut:8
a. Usia balita atau sampai lima tahun, usia pendidikan jasmani, akhlak dan
pembiasaan budi pekerti. Pembiasaan ucapan yang baik seperti terima kasih,
maaf, dan lain-lain. Pembiasaan memulai makan dengan basmalah, mencuci
tangan dan mengakhirinya dengan hamdalah. Pembiasaan adab akan tidur dan
bangun tidur dan lain-lain.
b. Usia enam tahun usia sekolah diberi pendidikan jasmani, rohani, akli, khuluqi
(akhlak), dan sosial.
c. Usia tujuh tahun dipisah tempat tidurnya, diajarkan berwudhu dan dibiasakan
shalat.
d. Umur 13 tahun dipukul sebagai hukuman karena tinggal shalat.
e. Umur 16 tahun dikawinkan.9

7 Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi…hlm 267

8 Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi…hlm 267-268

9 Al-Abrasyiy, al-Tarbiyah al-Islamiyah…, h. 52-53.

7
C. Teori pendidikan Tentang Usia Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan berasa dari kata didik dan
diberikan awalan dan akhiran pe- dan –an yang berarti proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.10
Manusia dalam mencapai predikat manusia sempurna (insan kamil) sebagai
puncak tertinggi hakekat kehidupannya, perlu menemukan kembali formula dan
arahnya di dalam system dan struktur sosial masyarakat. Formula yang dimaksud
tiada lain adalah formula-formula pendidikan yang sedemikian penting, untuk
kembali memperoleh proses penguatan dan direvitalisasi.
Karena itu, pendidikan menjadi pusat dari semua upaya membangun citra
manusia paripurna, dan menjadikan pendidikan sebagai titik pijak dan strategi
utama di dalam membentuk manusia yang berkualitas, insan paripurna.11
Secara formal pendidikan itu dilaksanakan sejak usia dini sampai perguruan
tinggi. Adapun secara hakiki pendidikan dilakukan seumur hidup sejak lahir hingga
dewasa. Waktu kecil pun dalam UU 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pendidikan
anak usia dini yang nota bene anak-anak kecil sudah didasari dengan pendidikan
yang mengajarkan nilai-nilai moral yang baik agar dapat membentuk kepribadian
dan potensi diri sesuai dengan perkembangan anak. Dalam PP 27 tahun 1990 bab 1
pasal 1 ayat 2, disebutkan bahwa sekolah untuk peserta didik yang masih kecil
adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakanprogram
pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar
(Harianti, 1996: 12).
Dari beberapa uraian di atas inilah, maka pendidikan yang menanamkan
nilai-nilai positif akan tepat dimulai ketika anak usia dini. Dengan demikian
pendidikan bagi peserta didik yang masih kecil merupakan landasan yang tepat
sebelum masuk pada pendidikan yang lebih tinggi. Pendidikan anak usia dini
merupakan pendidikan awal yang sesuai dengan tujuan untuk mengembangkan
sosialisasi anak, menumbuhkan kemampuan sesuai dengan perkembangannya,
mengenalkan lingkungan kepada anak, serta menanamkan disiplin, karena secara
tidak langsung dapat menanamkan atau mentransfer nilai-nilai moral dan nilai sosial
kepada anak. Jadi dari uraian konsep pendidikan seperti tersebut, dapat dipahami
makna dan kepentingan pendidikan secara hakiki bagi manusia.12

10 “Arti kata pendidikan,” diakses pada 24 Maret 2021. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Pendidikan.

11 Munir Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Palopo: Lembaga Penerbit IAIN Palopo, 2018), hlm. 4.

12 “Pendidikan: Hakikat, Tujuan, dan Proses” diakses pada 24 Maret 2021

8
D. Relevansi Konsep Hadis Dengan Teori Pendidikan
Pendidikan dalam arti seluas-luasnya muncul dan berkembang seiring
dengan diturunkannya Al- Quran kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW.
wahyu pertama sarat dengan spirit bagaimana usaha-usaha pendidikan dimulai.
Dalam konteks masyarakat Arab, kedatangan Islam merupakan transformasi besar.
Sebab, masyarakat Arab pra-Islam pada dasarnya tidak mempunyai system
pendidikan formal. Dari segi historis, salah satu tugas dari Nabi Muhammad adalah
melaksanakan pendidikan Islam terhadap umatnya, dan Allah SWT telah mendidik
dan mempersiapkannya untuk melaksanakan tugas tersebut secara sempurna,
melalui pengajaran, pengenalan, serta dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan
budayanya.
Dari sini dapat dipahami bahwa betapa pentingnya pengetahuan bagi
kelangsungan hidup manusia. Karena dengan pengetahuan manusia akan
mengetahui apa yang bak dan yang buruk, yang benar dan yang salah, yang
membawa manfaat dan yang membawa madharat. Dalam sebuah sabda Nabi SAW
menjelaskan:
‫يضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم‬ ِ َ‫ول اهلل ِ ﷺ طَل‬
َ ‫ب الْع ْل ِم فَ ِر‬
ُ
ٍ ِ‫س ب ِن مال‬
ُ ‫ك قَ َل قَ َل َر ُس‬ َ ْ ِ َ‫َع ْن َأن‬
“Bersumber dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Mencari
ilmu adalah kewajiban setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)
Hadis tersebut menunjukkan bahwa Islam mewajibkan kepada seluruh
pemeluknya untik mendapatkan pengetahuan. Yaitu, kewajiban bagi mereka untuk
menuntut ilmu pengetahuan. Islam menekankan akan pentingnya pengetahuan
dalam kehidupan manusia. Karena tanpa pengetahuan niscaya manusia akan
berjalan mengarungi kehidupan ini bagaikan orang tersesat, yang implikasinya akan
membuat manusia semakin terlunta-lunta kelak di hari akhirat.13

13 Alfiah., Hadis Tarbawi Pendidikan Islam Tinjauan Hadis Nabi, (Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2015), hlm. 18.

9
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Usia belajar adalah usia sekolah atau usia pada saat anak mulai berpikir
secara kritis sehingga ia diterima masuk sekolah secara formal. Juga dimana pada
usia Anak tersebut mereka ingin mengetahui segala hal, maka dari itu hadis yang
merupakan salah satu sumber Agama islam setelah Al-Qur’an dijadikan rujukan
dalam proses belajar-mengajar yang diharapkan mampu membimbing Anak tersebut
menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya nanti.
Dalam Ilmu pendidikan perintah adalah salah satu alat pendidikan. Jadi
dalam pendidikan ada perintah dan ada larangan. Hal ini dimaksudkan agar anak
mengerti mana yang diperintahkan dan mana yang terlarang. Perintah adalah alat
pendorong anak untuk melakukan sesuatu sedang larangan adalah alat untuk
menghentikan suatu pekerjaan. Islam mengakui adanya perintah dan mengakui
betapa penting perintah itu. Usia tujuh tahun dalam perkembangan anak disebut usia
kritis atau mumayyiz dan usia pendidikan. Pada usia ini seorang anak sudah dapat
membedakan antara kebenaran dan kesalahan, antara yang hak dan yang batil dan
pada usia inilah anak sudah memulai berpikiran cerdas menangkap pengetahuan
serta dapat berkomunikasi secara sempurna (mumayyiz). Oleh karena itulah,
perintah shalat secara tegas dimulai pada usia ini dan pada usia ini pula kemudian
dijadikan pedoman dalam penerimaan sekolah di tingkat dasar seperti SD atau MI.
Pendidikan juga yang menanamkan nilai-nilai positif akan tepat dimulai
ketika anak usia dini. Dengan demikian pendidikan bagi peserta didik yang masih
kecil merupakan landasan yang tepat sebelum masuk pada pendidikan yang lebih
tinggi. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan awal yang sesuai dengan
tujuan untuk mengembangkan sosialisasi anak, menumbuhkan kemampuan sesuai

10
dengan perkembangannya, mengenalkan lingkungan kepada anak, serta
menanamkan disiplin, karena secara tidak langsung dapat menanamkan atau
mentransfer nilai-nilai moral dan nilai sosial kepada anak. Jadi dari uraian konsep
pendidikan seperti tersebut, dapat dipahami makna dan kepentingan pendidikan
secara hakiki bagi manusia.
Dan dari segi historis, salah satu tugas dari Nabi Muhammad adalah
melaksanakan pendidikan Islam terhadap umatnya, dan Allah SWT telah mendidik
dan mempersiapkannya untuk melaksanakan tugas tersebut secara sempurna,
melalui pengajaran, pengenalan, serta dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan
budayanya.

2. SARAN
Pada zaman modern seperti sekarang ini Anak Usia belajar sangat
dimudahkan dalam pembelajaran, itu dikarenakan adanya Teknologi yang juga
mendukung. Tapi diperlukan juga ketelitian dalam memilih pembelajaran yang ada.
Maka disarankan agar anak usia belajar harus selalu didampingi dan dibimbing oleh
guru yang ada disekolah maupun keluarga yang ada dilingkungan rumah. Dan juga
dianjurkan kepada anak usia belajar untuk lebih memahami proses belajar dengan
menggunkan Hadis dan juga Al-qur’an yang merupakan pedoman bagi umat
muslim, karena didalamnya juga memuat berbagai proses belajar dan pengetahuan
yang dibutuhkan para anak didik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Al-Abrasyiy, al-Tarbiyah…, .

Alfiah, Hadis Tarbawi Pendidikan Islam Tinjauan Hadis Nabi, (Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2015)

Khon, Abdul Majid, Hadis Tarbawi : Hadis-Hadis Pendidikan,(2012)

Nugraha, Ali, Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini, (JILSI Foundation)

Yusuf, Munir, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Palopo: Lembaga Penerbit IAIN Palopo, 2018)

Arti Kata Pendidikan. Diakses pada 24 Maret 2021, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Pendidikan.

Pendidikan: Hakikat, Tujuan, dan Proses. Diakses pada 24 Maret 2021

12

Anda mungkin juga menyukai