Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH HADIST TARBAWI

TENTANG

FASE-FASE PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Hj. Fitri Yeni Dalil, Lc

Dewi Putri,Lc, M. Ag

DISUSUN OLEH KELOMPOK IV :

Isra Azharia 1830107014

Rahmi Rahmadhani 2030105034

Ridho Gambate 2030105038

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

BATUSANGKAR

TAHUN AJARAN 2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami sampaikan atas ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia,serta ridha-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah fase-fase pendidikan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Hadist Tarbawi.

Sesuai dengan judulnya, makalah ini membahas tentang :

a. Prakonsepsi, Pranatal dan Pascanatal


b. Remaja Awal (12 tahun -15 tahun)
c. Remaja Akhir (15 tahun - 18 tahun)

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih, khususnya kepada
Ibu Dr. Hj. Fitri Yeni Dalil, Lc sebagai dosen pengampu mata kuliah Hadist Tarbawi. Dalam penyusunan
makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan mengingat kemampuan yang kami miliki.

Kami menyadari sepenuhnya dalam penulisan dan penyajian dalam makalah Hadist Tarbawi ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan para
pembaca. Terima kasih.

Batusangkar, 03 Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 4

2
A. Latar Belakang ........................................................................... 4

B. Rumusan masalah ........................................................................................... 4

C. Tujuan ............................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 5

A. Prakonsepsi, Pranatal dan Pascanatal………………………………………………………………...5


B. Remaja Awal (12 tahun -15 tahun)……………………………………………………………………..6
C. Remaja Akhir (15 tahun - 18 tahun)…………………………………………………………………….7

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 9

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 9

B. Saran ................................................................................................................. 9

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………………………..10

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan karakter manusia. Sebagai suatu proses,
pendidikan tidak hanya berlangsung pada suatu saat saja. Tetapi proses pendidikan harus berlangsung
secara berkelanjutan. Dari sini lah kemudian muncul istilah pendidikan sepanjang hayat (life ling
education), dan ada juga yang menyebut pendidikan terus menerus (continuing education).
Istilah islam sendiri telah menggariskan tentang proses pendidikan sepanjang hayat. Dalam suatu
riwayat, Rasulullah SAW bersabda: “tuntutlah ilmu sejak masih dalam ayunan hingga dimasukkan dalam
liang kubur”. Bahkan bila diteliti labih jauh lagi, ternyata ditemukan beberapa ayat alqur’an dan hadist
Rasulullah yang tampak memberikan isyarat adanya proses pendidikan. Menurut hadist pemilihan
jodoh (suami/istri) sebagai awal proses pendidikan, atau setidak-tidaknya dianggap sebagai masa
persiapan proses pendidikan. Begitu pula akhir dari proses pendidikan pada saat berpisahnya nyawa
dengan badan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain:
1. Dapat menjelaskan Prakonsepsi, Pranatal dan Pascanatal

2. Dapat menjelaskan Remaja Awal (12 tahun -15 tahun)

3
3. Dapat menjelaskan Remaja Akhir (15 tahun - 18 tahun)

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini antara lain:
1. Memahami Prakonsepsi, Pranatal dan Pascanatal
2. Memahami Remaja Awal (12 tahun -15 tahun)
3. Memahami Remaja Akhir (15 tahun - 18 tahun)

BAB II PEMBAHASAN

A. Prakonsepsi, Pranatal dan Pascanatal

1. Pendidikan Islam Masa Pra Konsepsi Hadits

‫نْه ْال 'َُُّل‬


ُْ ‫النب ِْي َع نْ َع‬ َُْ
ِِْ َ ‫لى‬
َ ‫ص‬َ ‫ت فا َ ظف ََْْر َولِدِين ََِِها َو َج َمالِ َها َول َِح َسب ََِِها لِ َمالِ َها ِل َرب َْع ا ل َم رأ َْة ت ُن َك ُْح قا َ َْل َو َسل َََْْم َعل َي ْ ِه ْال 'َُُّل‬
ِ ْ َ‫ِين ِبذا‬
ِ ْ ‫ال د‬
‫َرضِ ْ َي ه َُر‬
ْ‫ير َْ َْة أ َبيِ َع ن‬
َ
ْ‫ت‬
َ ‫تِرب‬ َ ْ ‫ي َد‬
ََِ ‫اك‬

Terjemahan

“Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Perempuan itu dinikahi karena empat
faktor, yaitu karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah yang beragama
engkau akan selamat.” Penjelasan Hadits

Dalam hadits di atas menjelaskan bahwasanya, apabila seorang lelaki hendak mencari istri, hendaknya ia
melihat atau mencari perempuan dengan melihat kecantikannya, kekayaannya, keturunannya, serta
agamanya. Fase ini juga disebut dengan fase pemilihan jodoh. Yang mana fase ini adalah fase persiapan
bagi seseorang yang sudah dewasa untuk menghadapi hidup baru yaitu berkeluarga. Salah satu
pendidikan yang harus dimiliki sudah dewasa itu adalah masalah pemilihan jodoh yang tepat. Sebab
masalah ini sangat mempengaruhi terhadap kebahagiaan rumah tangga nantinya.

2. Pendidikan Islam Masa Pranatal Hadits

‫أي فيقول ملكا حم بالر وكل قد وجل عز هللا ان قال أنه يب الحد ورفع مالك بن أتس عن بكر أبي بن هللا عبيد حدشنا زين بن د حما حدسنا‬
‫األجل فما سعيد أو شقي أنشى أو ذكر رب أي الملك قال قال خلقا يقضي أن هللا أراد فاذا مضغة رب ألي علقة رب أي نطفقة رب‬
‫أمه بطن في كذلك فيكتب‬
Terjemahan

4
“Dari Abdullah bin Mas’ud berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ” …
Ketahuilah, bahwasanya orang yang sengsara itu adalah orang yang sengsara di perut ibunya, dan
orang yang berbahagia adalah orang yang diberi nasehat dengan selainnya.” Penjelasan Hadits

Pendidikan anak pranatal merupakan kewajiban orang tua yang harus di amalkan. Anak adalah makhluk
ciptaan Allah SWT yang hadir di tengah keluarga atas dasar fitrah. Mereka menjadi sumber kebahagiaan
keluarga yang harus dijaga dan dipertahankan kesuciannya oleh kedua orang tuanya dan seluruh
anggota keluarga lainnya, guna kelestarian pertumbuhan kepribadian mereka secara totalitas.

Pendidikan anak menurut Islam adalah usaha sadar dari pihak orang tua untuk mendidik anak mereka
yang masih dalam perut ibunya dengan mengikuti petunjuk Islam mengenai pendidikan, khususnya
pendidikan anak dalam kandungan. Adapun menurut Baihaqi, A. K, syarat- syarat mendidik anak
pranatal adalah diantaranya beriman dan bertakwa kepada Allah, mendoakan anak pranatal,
memberikan makanan dan pakaian yang halal, bagi suami hendaknya memenuhi kebutuhan istri, ikhlas
dan sabar mendidik anak pranatal, serta berakhlak mulia.

3. Pendidikan Masa Bayi dan Anak (Pascanatal)


Hadits

1. Mengumandangkan azan
‫ بسار بن محمد حدشنا‬, ‫ قال مهدي بن حمن الر وعبد سعيد بن يحيى حدشنا‬: ‫الحسن أذن في أذن وسلم عليه هللا صلى هللا رسول رأيت‬
‫لصالة با طمة فا ولدته حين علي بن‬
Terjemahannnya

“Dari Abu Rafi’ia berkata : “Aku melihat Rasulullah saw mengumandangkan adzan layaknya adzan pada
telinga Al Hasan bin Ali ketika dilahirkan ibunya , Fatimah.”
2. Mendidik anak mendirikan sholat
‫ حمزة بن عمرو عن عيل أسما حدشنا – الِيشكري يعني – هشام بن مؤمل حدشنا‬. ‫ داود أبو قال‬: ‫المزني حمزة أبو داود بن سوار وهو‬
‫ أبيه عن شعيب بن الصيرو‬, ‫ قال جده عن‬: ‫ وسلم عليه هللا صلى هللا رسول قال‬: << ‫هم واضربو سنين سبع أبتاء وهم لصالة با أوالدكم مروا‬
‫سنين عشر أبناء وهو عليها‬, ‫المضاجع في وفرقوابيتهم‬

Terjemahannya

“Dari ‘amar ibn Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya. Rasulullah saw. Berkata : “ suruhlah anakmu
mendirikan sholat ketika berumur tujuh tahun dan pukullah mereka karena meninggalkannya ketika ia
berumur sepuluh tahun. (pada saat itu), pisahkanlah tempat tidur mereka.” Penjelasan
Hadits

Dalam hadits diatas menjelaskan tentang seorang sahabat Nabi melihat ketika Fatimah melahirkan Al
Hasan Ali, ketika Al Hasan lahir kemudian Rasulullah saw mengumandangkan azan seperti azan sholat
pada telinga Al Hasan Ali. Yang mana hadits tersebut dijelaskan bahwa ketika anak tersebut lahir rasul
mengumandangkan azan di telingannya. Dalam riwayat lain menyebutkan bahwa anak yang dilahirkan
lalu dikumandangkan azan di telinganya yang kanan dan iqamah di kirinya, maka anak tersebut akan
terbebas dari gangguan syetan.

5
Sejak bayi dilahirkan, Islam telah meletakan tata cara, sebagai anjuran dan tradisi yang baik untuk
pembinaan jiwa anak-anak, diantaranya: Bisyarah (ungkapan turut gembira), disunnahkan mengadzani
dan mengiqamati anak yang baru lahir, dan disunnahkan mencukur rambut.

B. Pendidikan Islam Masa Remaja Hadits

‫يى َحدَث َنا َ قا َ َْل ب ُن َدا‬ َ ‫بُ َحدَث َنيِ قا َ َْل ْال َِّ 'ِل عُب َي ْ ِد َع نْ ي َح‬ ْ ‫بْن ُخب َي‬ ُْ ‫الر ح َم ْ ِن َع ب ْ ِد‬
َ ْ‫فص َع ن‬ ْ ِ ‫بن َح‬ ِ ْ ‫اص ْم‬ ِ ‫ير َْ َْة أ َبيِ َع نْ َع‬ َ ‫النب ِْيِِْ َع نْ ه َُر‬
َ
َُّ‫ِْل ا ْلِ َما ْ ُم ظِ ل ُُُّّْْه إاِْل َ ظِ ََْْل اْل َ ي َو َْم ظِ ِل ِْه في ْال 'ُل‬
ُْ ‫بْن م َُح َم ُْد َحدَ ث َنا َ ا ل َم َسا ِج ْ ِد في مُع َل َْْقَ ق لَب ُُْْه َو َر ُج ْل َرب ِْه عِ باَدَ ِْة في ن َشأ َ َو َشا بْ ا لعاَد‬ ُْ ْ‫رْ ب َشا ر‬
ِ ِ ِ
َ‫مرأ َْ َْة َطل َبت‬ ُْ ‫نص بْ َذ‬
َ ‫اْت ا‬ ِ ‫إن يِ ف َقا َ َْل َو َج َما ْل َم‬ ْ ‫أخ‬ َ ‫صدَ ْ َق َو َر ُج ْل ْال ََّل‬ َ ‫لى ت َعل َََْْم اَْل َح‬
َ ‫تى أ َخ‬ َ ‫يِظل ُُّه ْم‬
َ ‫س بع ْ َة قا َ َْل َو َسل َََْْم َعل َي ْ ِه ْال 'َُُّل‬
ِ ُ‫اف‬ َ ‫فى ت‬ َ ‫ص‬ ُِ
ُُْ‫ت َخالِيا ً ْال ََّل ذ َك ْر ور ُج ْل يِمَِين ُُُْْه ت ُنف ُِْْق ما شِ مال ُْه‬ ْ ‫ض‬ َ َ ُْ َ ْ ‫اَل‬ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ ْ ُْ
َ َ َ َ َ َ َ ‫ْه َو َر ُج ل َعل َي ِه َوتفرقا َعل َي ِه ا جتمعا ال َِّ 'ِل فيِ تحابا َو َر ُج ِن َع يناْه ففا‬
Terjemahan

“Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada tujuh golongan manusia yang
akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; pemimpin
yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ‘ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-
laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah;
mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak
berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’, dan
seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa
yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan
mengasingkan diri hingga kedua matanya basah karena menangis.” Penjelasan Hadits

Dalam hadits di atas meenjelaskan tentang ada tujuh golongan orang yang akan mendapatkan naungan
Allah pada hari yang tidak ada naungan pengecualian, diantaranya naungan itu adalah: Pemimpin yang
adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-laki yang
hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah, Mereka yang tidak
mau bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki laki yang diajak berbuat maksiat oleh
seorang wanita yang kaya lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’, dan seorang yang
bersedekah dan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh
tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga
kedua matanya basah karena menangis.

C. Pendidikan Islam Masa Dewasa (Remaja Akhir) Hadits

ْ‫شُ َحدَث َنا َ أ َبيِ َحدَث َنا َ َح ف ص‬ ْ ‫نْت قا َ َْل َع لق َم َْ َْة َع نْ إ ِب َراهِي ْ ُم َحدَث َني قا َ َْل ا ِل َع َم‬ ُْ ‫ك‬ ُ ‫اْن فلَ َِقَِي َُه ْال َِّ 'ِل َع ب ْ ِد َم َْع‬ُْ ‫الر ح َم ْ ِن َع ب ْ ِد أ َبا َ يا َ ف َقا َ َْل ب ِمنىً عُث َم‬ َ
ِ
ْ ُْ
َ ‫بْن ُع َم ُر َحدَث َنا‬
ُْ ‫ك َه ْل عُث َم‬
‫اْن ف َق ا َ َْل‬ ََْ َْ ‫الر ح َم ْ ِن َع ب ْ ِد أ َب ا َ ي ا َ ل‬ َ ِ‫ك أ ََْْن في‬ َ ْ ‫نز ِو َج‬ َُ ‫ُك ب كِرً ا‬ َ ْ ‫تذ ََِِكر‬ُ ‫نت َما‬ َْ ‫ك‬ ُ ‫أى فلَ َما ت َع َه ُْد‬ َ ‫س أ ََْْن ْال َِّ 'ِل َع ُْبْد َر‬ َ ْ ‫ل ََُْْه ل َي‬
‫لئ ْ ِن أ َما ي َقوُ ُْْل َوه ْ َُو إِل َي ْ ِه ف ا َ نت َه‬ َ ‫ت‬ َ ْ ُ‫ك ق ل‬َ ْ ََِ‫لى النب َِْيُّ ُِّ ل َنا َ قا َ َْل لقَ َْْدَ ذِل‬
َ ‫ص‬َ ‫ب َم ع َش َْر يا َ َو َسل َََْْم َعل َي ْ ِه ْال 'َُُّل‬ ِ ْ َ ‫إِْن َم نْ ال َشبا‬
ِ ََْ ‫ك لِي‬ َ ْ ‫لي‬ َ ِ‫اج ًًْْة إ‬ َ ‫فخ َلوا َح‬ َ
َ
َْ ‫ك ْم ا ستط‬
‫اع‬ ُ ‫فع َل َي ْ ِه ي َست َِ َِط عْ ل ََْْم َو َم نْ ف َلي َت َز َو جْ ا لبا َ َء َْ َْة ِم ن‬ َ ‫وم‬ َُْ َُْ
َ ‫اج ْة ِو َجا ءْ ل َْه فإ َ ِن َْه ِب‬ َ ِ‫ار َهذاَ إ‬َْ ‫لي أ َش‬ َْ ُْ
ََْ ِ‫يْت َع لق َمْة يا َ ف َقا َ َْل إ‬ ُْ
ْ ِ ‫الص‬ َ ‫لى َح‬

Terjemahan

“Telah menceritakan kepada kami Umar bin Hafsh Telah menceritakan kepada kami bapakku Telah
menceritakan kepada kami Al A’masy ia berkata; Telah menceritakan kepadaku Ibrahim dari ‘Alqamah

6
ia berkata; Aku berada bersama Abdullah, lalu ia pun ditemui oleh Utsman di Mina. Utsman berkata,
“Wahai Abu Abdurrahman, sesungguhnya aku memiliki hajat padamu.” Maka keduanya berbicara
empat mata. Utsman bertanya, “Apakah kamu wahai Abu Abdurrahman kami nikahkan dengan
seorang gadis yang akan mengingatkanmu apa yang kamu lakukan?” Maka ketika Abdullah melihat
bahwa ia tidak berhasrat akan hal ini, ia pun memberi isyarat padaku seraya berkata, “Wahai
‘Alqamah.” Maka aku pun segera menuju ke arahnya. Ia berkata, “Kalau Anda berkata seperti itu, maka
sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda kepada kita: ‘Wahai sekalian pemuda,
siapa di antara kalian yang telah mempunyai kemampuan, maka hendaklah ia menikah, dan
barangsiapa yang belum
mampu, hendaklah ia berpuasa karena hal itu akan lebih bisa meredakan gejolaknya.” Penjelasan
Hadits

Dari hadits tersebut menjelaskan bahwasanya ada panggilan terhadap sekalian pemuda yang telah
mempunyai kemampuan untuk menikah, maka hendaknya pemuda tersebut menikah, baik itu
kemampuan dari lahirnya maupun dari bathinnya. Serta bagi pemuda yang belum sanggup atau belum
mampu untuk bekeluarga, maka dalam hadits nabi tersebut menganjurkan untuk berpuasa, yang mana
dengan berpuasa akan lebih bisa meredakan gejolak yang ada pada individu tersebut, baik itu nafsu
maupun yang lainnya.

7
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan makalah di atas dapat di simpulkan sebagai berikut :


1. Fase Prakonsepsi adalah fase persiapan bagi seseorang yang sudah dewasa untuk menghadapi
hidup baru yaitu berkeluarga.

2. Menurut Baihaqi, A. K, syarat- syarat mendidik anak pranatal adalah diantaranya beriman dan
bertakwa kepada Allah, mendoakan anak pranatal, memberikan makanan dan pakaian yang halal, bagi
suami hendaknya memenuhi kebutuhan istri, ikhlas dan sabar mendidik anak pranatal, serta berakhlak
mulia.

3. Sejak bayi dilahirkan, Islam telah meletakan tata cara, sebagai anjuran dan tradisi yang baik
untuk pembinaan jiwa anak-anak, diantaranya: Bisyarah (ungkapan turut gembira), disunnahkan
mengadzani dan mengiqamati anak yang baru lahir, dan disunnahkan mencukur rambut.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini barangkali masih banyak terdapat kekurangan dan kekhilafan penulis
baik dari segi materi, pemahaman dan penjelasan yang diberikan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun supaya kelak penulis bisa mendekati sempurna dalam penulisannya.

DAFTAR PUSTAKA

Hussein Bahreisj, Al Jamius Shahih Bukhari Muslim, (Surabaya : CV. Karya Utama), hlm. 164.
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta : Hidakarya Agung), hlm.134.
Salim Bahreseihj, Terjemah Riyadus-Shalihin, (Bandung : Al-Ma’arif, 1987), hlm.343.
Subhi As-Sholih, Membahas Ilmu-Ilmu Hadits, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2002), hlm.348.
Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip dan Metode Islam Dalam Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat,
(Bandung : CV. Diponegoro, 1987),cet.1, hlm.350.

Anda mungkin juga menyukai