Abstrak
Pendidikan Agama Islam merupakan suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta
didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran Islam secara menyeluruh,
menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam
sebagai pandangan hidup. Fase perkembangan manusia akan melewati beberapa proses
pendidikanyaitu, Pertama periode berawal dari nuthfahsampai menjadi mudhgah, dan
kemudian menjadi seorang bayi. Kedua, setelah berbentuk daging (mudghah). Ketiga,
aspek agama yang sebenarnya sudah ada pada setiap individu jauh sebelum kelahiran
didunia nyata. Dalam suatu periode hidup manusia, terdapat fase-fase tertentu yang
harus dilewati antara lain: fase pranatal, bayi baru lahir, masa bayi, masa kanak-kanak,
masa remaja, masa dewasa, masa usia lanjut. pembahasan dalam jurnalini adalah
Pendidikan Qabl Al-Wiladah, Pendidikan Islam ba’da al-wiladah, manusia usia lanjut
agama, perlakuan terhadap usia lanjut menurut Islam.Tujuannya adalah agar setiap manusia
mampu melewati kehidupan dengan akan timbulnya karakter dan kebiasaan unik yang
dimiliki oleh seseorang dengan baik sesusai dengan tuntutan agama setiap fase yang di
laluinya.
Kata kunci : periode pendidikan agama islam
PENDAHULUAN
A. Pembahasan
1. Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi
Pendidikan pra konsepsi ini adalah salah satu upaya persiapan pendidikan yang
dimulai ketika seseorang memilih pasangan hidupnya sampai pada saat setelah
terjadinya pembuahan dalam rahim sang ibu. Dalam kaitannya dengan hal ini, Islam
telah mengajarkan hal-hal berikut :
a. Dalam memilih pasangan hidup, Islam mengajarkan agar mengutamakan pengetahuan
agamanya yang sama-sama beragama Islam, dan juga memiliki perangai dan tingkah
laku yang baik. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :
“Wanita itu dikawini karena empat hal, yaitu karena kekayaannya, kecantikannya,
keturunannya, dan karena agamanya, kamu pasti akan hidup bahagia.”
Berdasarkan hadits ini, sangatlah jelas bagaimana kita harus memilih calon pasangan
hidup. Agama dan akhlak merupakan dua hal yang paling utama. Setelah kedua hal ini
barulah faktor-faktor lain dipertimbangkan.
b. Mencari rizki dan makanan yang halal. Seperti disebutkan dalam Q.S. An Nahl :114,
yang berbunyi
Artinya :“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah
kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah.”
Apa yang kita konsumsi sehari-hari itu memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
keturunan, baik itu fisik maupun mental. Selain itu, menurut disiplin ilmu biologi,
makanan yang baik dan bergizi itu memiliki pengaruh yang besra terhadap
pematangan ovum dan spermatozoa yang kemudian akan menjadi janin yang sehat
dan kuat.
2. Pendidikan Islam masa Pranatal
Pendidikan Pranatal adalah pendidikan sebelum masa melahirkan. Masa ini ditandai
dengan fase pemilihan jodoh, pernikahan, dan kehamilan.
a. Fase Pemilihan Jodoh
Fase ini adalah persiapan bagi seseorang yang sudah dewasa untuk
menghadapi hidup baru yaitu berkeluarga. Salah satu pendidikan yang dimiliki oleh
seseorang yang sudah dewasa itu adalah masalah pemilihan jodoh yang tepat. Sebab
masalah ini mempengaruhi terhadap kebahagiaan rumah tangga nantinya.
Menurut R.I Suhartin[1], memilih jodoh harus ada syarat dan
kriterianya. Kriteria ini dibagi kepada dua golongan yakni; kriteria umum dan
kriteria yang bersifat khusus (subjektif). Syarat umum adalah bahwa seyogyanya
jodoh yang dipilih sudah dewasa agar tida mengalami kesulitan dalam berkeluarga
dan syarat khususnya tentu sesuai dengan selera masing – masing. Namun syarat
yang terpenting adalah saling mencintai.1
Berkenaan dengan pemilihan jodoh dalam perkawinan, Syariat Islam telah
meletakkan kaidah – kaidah dan hukum – hukum bagi masing – masing pelamar dan
yang dilamar, yang apabila petunjuknya itu dilaksanakan maka perkawinan itu akan
berada pada puncak keharmonisan, kecintaan dan keserasian.
Rasulullah SAW telah memberikan gambaran dalam hadisnya mengenai pemilihan
calon istri atau suami. Berikut ini adalah beberapa hadis yang berkenaan dengan
pemilihan jodoh di antaranya :
1) Pemilihan Calon Istri
Sabda Rasululah SAW
Artinya
Wanita itu dinikahi karena empat pertimbangan; karena hartanya,
keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Dapatkanlah
wanita yang memilikia agama, akan beruntunglah kamu. (HR. Bukhari
Muslim).[2]
Artinya
Dunia ini adalah perhiasan, sabaik – baik perhiasan adalah wanita shalehah.
(HR. Muslim).[3]
Artinya
Jauhilah oleh kalian rumput hijau yang berada di tempat kotor. Mereka
bertanya, apakah yang dimaksud rumput hijau yang berada di
tempat kotor itu wahai Rasulullah ? Baliau manjawab, Yaitu wanita yang
sangat cantik yang tumbuh ditempat yang tidak baik. (HR. Daruquthni)
Wanita yang jauh keturunannya dan jangan memilih yang dekat.
Wanita yang gadis dan subur (dapat melahirkan)
2) Pemilihan Calon Suami
Tidak banyak hadits yang menyebutkan tentang pemilihan calon suami
sebagaimana halnya memilih calon istri. Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
“Apabila kamu sekalian didatangi seseorang yang agama dan akhlaknya kamu
ridhai, maka kawinkanlah ia. Jika kamu sekalian tidak melaksanakannya maka
b. Fase Perkawinan/Pernikahan
Ada beberapa aspek yang dijelaskan oleh syari’at Islam yang berhubungan
dengan anjuran pernikahan/perkawinan antara lain :
1) Perkawinan merupakan Sunnah Rasul
Sabda Nabi:
“Siapa saja yang mampu menikah, namun ia tidak menikah maka tidaklah termasuk
golonganku.” (HR. Thabrani dan Baihaki)
Tahun Pada masa anak usia 0-3 tahun yang dapat dilakukan kedua orang tua adalah
memberikan suasana kehidupan yang agamis seperti yang dianjurkan oleh
Rasulullah SAW, seperti:
1) Membaca adzan pada telinga kanan dan iqamat pada telinga kiri sang bayi pada
saat baru dilahirkan.
2) Menaqiqahkannya, disamping sebagai rasa syukur atas kelahiran anak, juga
mengajarkan kepada anak agar suka bersedekah dan pandai
bersyukurdikemudian hari dalam menjalani kehidupannya.
3) Memberikan nama kepada anak dengan nama yang baik.
4) Anak dicukur rambutnya/ dibersihkan dari kotorannya.
5) Setelah sampai usia 3 tahun, hendaknya selalu diberikan suasana agamis dan
dibiasakan dengan kebaikan semisal memperdengarkan bacaan Al Qur’an
kepadanya.2
2 M. ilyas, fase perkembangan manusia dalam pendidikan islam, “jurnal Al liqo” volume 04 nomo 01 : 2019, 08,
https://ejournal.stai-tbh.ac.id/index.php/al-liqo/article/view/12/12
dengan masa dhu’f dan syaibah atau lemah kembali dan sepuh yaitu setelah memasuki
masa tua.
Kendatipun masa remaja itu tidak ada batas umur yang tegas, yang dapat
ditunjukkan, namun dapat dikira-kirakan dan diperhitungkan sesuai dengan masyarakat
lingkungan remaja itu sendiri. Kendatipun besar atau kecil kegoncangan yang dialami
oleh remaja-remaja dari berbagai tingkat masyarakat. Ide-ide agama, dasar-dasar
keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama, pada dasarnya diterima oleh seseorang pada
masa kecilnya.
Menurut Zulkifli L, orang barat menyebutkan remaja itu dengan istilah
“puber” sedang orang Amerika menyebutkan “adolesen“ keduanya merupakan masa
transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Sedangkan dinegara kita ada yang
menyebutkan dengan “akil baligh“, “pubertas“ dan yang paling banyak menyebutkan
dengan istilah remaja.
Salah satu fase terpenting dalam kehidupan umat manusia adalah transisi
antara usia kanak-kanak dengan dewasa, yang biasa disebut sebagai pubertas. Fase
ini ditandai dengan perubahan tekstur tubuh baik bagi laki-laki maupun perempuan
menuju pada kesempurnaan fisik. Tetapi perubahan yang lebih penting dari itu
adalah timbulnya gejolak-gejolak psikologis, tumbuhnya perasaan cinta terhadap lawan
jenis dan semangat untuk menegaskan identitas diri.
Kenyataan menunjukan, bahwa tidak semua orang dapat sukses melampaui
fase ini. Bahkan dilihat dari disiplin moral, dapat dikatakan banyak yang mengalami
kegagalan dan terpuruk ke dalam degradasi moral.
Meskipun anak-anak telah memasuki usia sekolah, bahkan sekalipun telah
memasuki perguruan tinggi, peran dan tanggung jawab orang tua sebagai pendidik
pertama dan utama tetap harus dilakukan dengan baik. Orang tua tidak hanya harus
menyediakan biaya pendidikan formal bagi anak-anaknya, akan tetapi lebih dari itu.
Orang tua harus terus menerus membimbing dalam kebaikan menajdi teladan dalam
berbagai kebaikan. Orang tua harus menopang kesuksesan pendidikan formal anak
dengan motifasi-motifasi sukses.
Pada masa ini pertumbuhan jasmani anak menjadi cepat, wawasan akalnya
bertambah luas, emosinya menjadi kuat dan semakin keras serta naluri seksualnya pun
mulai bangkit. Masa ini merupakan masa baligh.3
3 Abdul aziz, Periodisasi Pendidikan Anak dalam Perspektif Alquran, Citra Ilmu,Edisi 27 Vol. IV, April 2018,
http://ejournal.stainutmg.ac.id/index.php/JICI/article/view/45/27
4 Halid hanafi, S.Ag, M.Ag. ,la Adu, S.Pd.i.,M.A. , Zainuddin, S.Pd.i.,M.A. , Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: CV BUDI
UTAMA, desember 2018) halaman 370
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, M. fase perkembangan manusia dalam pendidikan islam, “jurnal Al liqo” volume
04 nomo 01 : 2019, 08,
https://ejournal.stai-tbh.ac.id/index.php/al-liqo/article/view/12/12
aziz, Abdul. Periodisasi Pendidikan Anak dalam Perspektif Alquran, Citra Ilmu,Edisi 27
Vol. IV, April 2018, http://ejournal.stainutmg.ac.id/index.php/JICI/article/view/45/27