Anda di halaman 1dari 13

Universitas An Nur Lampung

TUGAS
PRESENTASI
Oleh Kelompok 5
• Ana Fitriani NIM. 232721010292
• Nurmalasari NIM.232721010529

Dosen Pengampu : Dr. H. Abdurrohman, M.Ed


Mata Kuliah : Manajemen Pendidkan dalam Al-Quran & Hadits
Urgensi Memilih Pasangan
Soleh/Soleha

Universitas An Nur Lampung


Hubungannya Dengan
Mendidik Anak

Universitas An Nur Lampung


Tuntunan Islam Memilih Calon Pasangan

Upaya pertama yang dilakukan Islam untuk membentuk keluarga


harmonis adalah dengan memberikan tuntunan dalam memilih calon pasangan
suami-istri. Tujuan Islam memberikan tuntunan dalam masalah perkawinan
adalah agar tercipta keharmonisan keluarga yang sakinah, mawaddah dan
rahmah, sehingga mampu memelihara regenerasi umat manusia sebagai
penghuni alam dunia. Oleh karena itu, sebagai modal awal untuk membentuk
keluarga harmonis adalah dengan melakukan seleksi terhadap calon pasangan
sebagai suami-istri.

Universitas An Nur Lampung


Hadits

Artinya : Dari Abi Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,


“Wanita itu dinikahi karena empat hal. Karena hartanya, nasabnya,
kecantikannya, dan agamanya. Namun dari empat itu paling utama
yang harus jadi perhatian adalah masalah agamanya. Maka
perhatikanlah agamanya kamu akan selamat."
(HR. Bukhari Muslim).

Universitas An Nur Lampung


Hadits sebelumnya menjelaskan empat hal yang menjadi
kecenderungan seseorang dalam memilih calon pendamping hidup.
Bukan hanya bagi laki-laki untuk memilih pasangan perempuan,
tetapi juga sebaliknya. Pernyataan hadits menunjukkan bahwa
memperhatikan aspek kekayaan, status sosial (kemuliaan), dan
kecantikan atau ketampanan merupakan bentuk pertimbangan yang
dibolehkan menurut agama karena hal tersebut menjadi kebutuhan
manusia dalam menjalani kehidupan berumah tangga.
Namun pertimbangan yang paling utama untuk diperhatikan
adalah aspek agama, karena keagamaan akan menentukan karakter
seseorang pada semua tingkah lakunya.

Universitas An Nur Lampung


Aspek Lain yang Perlu Jadi Pertimbangan Memilih
Pasangan
1.Pertimbangan
Asp ek Mat er i al
Islam mengakui aspek material sebagai obyek pertimbangan yang dibolehkan
dan layak dilakukan seorang muslim, sebab hal ini menjadi kecenderungan jiwa
manusia menurut watak dan tabiat penciptaannya sebagai makhluk penghuni
dunia. Dalam al-Quran Allah Swt. berfirman :
‫ُز ِّيَن ِللَّناِس ُحُّب الَّش َهٰو ِت ِم َن الِّنَس ۤا ِء َو اْلَبِنْيَن َو اْلَقَناِط ْيِر اْلُم َقْنَطَرِة ِم َن الَّذ َهِب َو اْلِفَّض ِة َو اْلَخ ْيِل اْلُم َس َّو َم ِة َو اَاْلْنَع اِم َو اْلَح ْر ِثۗ ٰذ ِلَك‬
‫َم َتاُع اْلَح ٰي وِة الُّد ْنَياۗ َو ُهّٰللا ِع ْنَد ٗه ُح ْس ُن اْلَم ٰا ِب‬
Artinya : “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa
yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang
bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik.” (Q.S Ali-Imran : 3/14)
2.Pertimbangan
Asp ek S p i r i t u al

Pertimbangan aspek spiritual di sini merupakan kriteria yang paling mendasar dan urgen
untuk diperhatikan dalam memilih calon pasangan. Aspek spiritual ini adalah berupa
keagamaan yang dimiliki oleh seorang calon pasangan, sebagaimana Allah Swt berfirman :
Artinya : “Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman.
Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik
meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik
(dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-
laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu.
Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan
izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil
pelajaran.” (Q.S Al-Baqarah : 2/221 )
3. P er t i m b an g an
p ek K es ep ad a n an
As
Kesepadanan (kafa’ah) antara suami dan istri merupakan faktor penting yang
mempengaruhi pembentukan keluarga harmonis. Dalam terminologi fiqh perkawinan
kada’ah diterjemahkan sebagai: kesepadanan, kesamaan atau kesederajatan antara suami
dan istri baik menyangkut aspek kegamaan, status sosial, strata ekonomi, kasta, maupun
kondisi fisik. Dalam hukum Islam terdapat perselisihan pendapat di kalangan ulama
menyangkut keberlakuan kafa’ah sebagai sebuah pertimbangan dalam perkawinan.
Menurut Ibn Hazm, kafa’ah sama sekali tidak perlu dipertimbangkan dalam perkawinan.
Menurutnya, setiap muslim laki-laki, walaupun seorang pezina, berhak untuk menikahi
siapapun dari wanita muslimah sekalipun bukan seorang wanita pezina. Karena semua
orang Islam adalah bersaudara (QS. al-Hujurat: 10) dan perintah menikah dinyatakan
secara umum dan menyeluruh bagi semua orang Islam tanpa ada pembedaan antara satu
dengan lainnya (QS. al-Nisa’: 3).
Pentingnya Pasangan Soleh atau Sholihah untuk
Pendidikan Anak

1. Kedudukan Orang Tua terhadap Pendidikan


Keluarga (orang Anak
tua) menurut para ahli merupakan pendidikan pertama dan
pendidikannya adalah orang tua. Rasulullah Saw bersabda,
‫ َفَأَبَو اُه ُيَهِّو َد اِنِه َأْو ُيَم ِّج َس اِنِه َأْو ُيَنِّص َر اِنِه‬،‫ُك ُّل َم ْو ُلْو ٍد ُيْو َلُد َع َلى اْلِفْطَر ِة‬
Artinya: “Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah
yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.” (HR Bukhari dan Muslim).
Hadits di atasmenjelaskan bahwa anak yang lahirkan fitrah (suci) tinggal bagaiaman
orang tua yang akan mengarahkan mau jadi apa anaknya. Anak menjadi tanggung jawab
orang tua dalam pembentukan karakter dan agamanya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pendidikan agar menjadi generasi Islami.
Berdasarkan petunjuk Al-Qur’an dan Hadits Nabi, Pembinaan anak sejak dini bisa dilakukan dengan
cara-cara berikut :
a.Mendorong anak untuk membaca Al-Qur’an.
b. Mendorong anak untuk menghafal hadits-hadits Nabi.
c. Mendorong anak untuk mengahayati ciptaan-ciptaan Allah Swt.
d. Mendorong anak sejak kecil untuk belajar shalat.
e. Melatih anak untuk bersikap sabar dan ridha.
f. Mengajarkan kepada anak tentang arti penting mencintai Allah SWT dan Rasulullah Saw.
g. Mengajarkan kepada anak tentang perilaku tercela dan tidak tercela.
h. Melatih anak untuk senang bersedekah atau berbagi dengan yang membutuhkan.
2.Tanggung Jawab Orang terhadap Anak
• a.Menerima kehadiran anak sebagai amanah dari Allah.
• b.Mendidik anak dengan cara yang baik.
• c.Memberikan cinta dan kasih sayang kepada anak.
• d.Bersikap dermawan kepada anak.
• e.Tidak membeda-bedakan antara anak laki-laki dan anak perempuan dan
hal kasih sayang dan pemberian harta.
• f.Mewaspadai segala sesuatu yang mungkin memengaruhi pembentukan
dan pembinaan anak.
• g.Tidak menyumpahi anak.
• Menanamkan akhlak yang baik
3. Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Anak

a. Faktor keluarga
b. Faktor sekolah
c. Faktor lingkungan
d. Faktor fisiologis
e. Fakor psikologi

Anda mungkin juga menyukai