Oleh
Riskawati Hasan
1011423056
FAKULTAS HUKUM
JURUSAN ILMU HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT sebab atas segala rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayah-Nya, makalah tentang “Pernikahan Dini Dalam Perspektif Islam” ini mampu saga
selesaikan tepat waktu. Meskipun saya menyadari masih banyak kesalahan didalamnya.
Tidak lupa pula saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Rusdin Djibu,
M.pd yang telah membimbing dan memberikan tugas ini
Namun, saya menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca untuk kemudian makalah saya ini dapat saya perbaiki
dan menjadi lebih baik lagi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………….…………………………………………………………………………………………………………i
BAB I PENDAHULUAN……….………………………………………………………………………………………………1
a. Latar Belakang……………………………………………………………………………….……………………………
1
b. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………………1
c. Tujuan Penulisan…………………………..……………………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………..………………………………2
a. Pernikahan Dini Dalam Perspektif Islam……………………………………………………………………..2
b. Dampak Dari Pernikahan Dini……………………………………………….…….………………………………
4
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………………………….………
6
a. Kesimpulan…….……….…………………………………………………………………………………………………6
DAFTAR PUSTAKA………….…………………………………………………………………………………………………7
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di dalam Islam, pernikahan bukan sekedar persoalan cinta dan kasih sayang
semata. Lebih dari itu, Islam mengajarkan agar dalam pernikahan tercipta
keluarga sakinah mawaddah warohmah serta terbentuknya generasi yang lebih
baik dari masa ke masa lewat keluarga. Untuk itu, menjalankan pernikahan
dibutuhkan proses dan membutuhkan usaha yang keras agar keluarga dalam
Islam yang diinginkan dapat terwujud, bahkan Di dalam Islam, pernikahan bukan
sekedar persoalan cinta dan kasih sayang semata. Lebih dari itu, Islam
mengajarkan agar dalam pernikahan tercipta keluarga sakinah mawaddah
warohmah serta terbentuknya generasi yang lebih baik dari masa ke masa lewat
keluarga. Untuk itu, menjalankan pernikahan dibutuhkan proses dan
membutuhkan usaha yang keras agar keluarga dalam Islam yang diinginkan dapat
terwujud, bahkan bisa menjadi keluarga bahagia menurut Islam. Untuk itu,
membutuhkan keilmuan, modal materi, dan tentunya niat yang lurus untuk
beribadah kepada Allah SWT
B. RUMUSA MASALAH
1. Pernikahan Dini Dalam Perspektif Islam
2. Dampak Dari Pernikahan Dini
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui Pernikahan Dini Dalam Perspektif Islam
2. Untuk Mengetahui Dampak Dari Pernikahan Dini
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pernikahan Dini Dalam Perspektif Islam
Substansi hukum Islam dalam menciptakan kemaslahatan sosial bagi manusia
baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Hukum Islam bersifat luas
dan luas, humanis, dan selalu membawa rahmat bagi seluruh manusia di alam ini.
Termasuk dalam ranah pemikiran tentang hal ini adalah ayat-ayat dan hadis-hadis
Nabi yang mengupas masalah pernikahan, karena pada prinsipnya semua perbuatan
orang muslim yang sudah akil baligh tidak bisa terlepas dari hukum syara'
sebagaimana terumuskan dalam kaidah syara' al ashlu fi al' af aal at-taqayyudu bi al-
hukmi al-syar'iyy. Pada mulanya hukum menikah adalah Sunnah sesuai dengan Al-
Qur'an Surat An-Nisa' ayat 3 :
َو ِاْن ِخ ْفُتْم َااَّل ُتْقِس ُطْو ا ِفى اْلَيٰت ٰم ى َفاْنِك ُحْو ا َم ا َطاَب َلُك ْم ِّم َن الِّنَس ۤا ِء َم ْثٰن ى َو ُثٰل َث َو ُر ٰب َع ۚ َفِاْن ِخ ْفُتْم َااَّل َتْع ِد ُلْو ا
َفَو اِح َد ًة َاْو َم ا َم َلَك ْت َاْيَم اُنُك ْم ۗ ٰذ ِلَك َاْد ٰٓنى َااَّل َتُعْو ُلْو ۗا
Arab latin: Wa in khiftum allā tuqsiṭū fil-yatāmā fankiḥū mā ṭāba lakum minan-nisā'i
maṡnā wa ṡulāṡa wa rubā'(a), fa in khiftum allā ta'dilū fa wāḥidatan au mā malakat
aimānukum, żālika adnā allā ta'ūlū.
Artinya: "Jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), nikahilah perempuan (lain) yang
kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Akan tetapi, jika kamu khawatir tidak akan
mampu berlaku adil, (nikahilah) seorang saja atau hamba sahaya perempuan yang
kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat untuk tidak berbuat zalim."
Satu hal yang perlu digaris bawahi dari hadits di atas adalah perintah menikah
bagi para pemuda dengan syarat jika ia telah mampu, maksudnya adalah siap untuk
menikah. Kesiapan menikah dalam tinjauan hukum Islam meliputi 3 hal, yaitu : (a)
Kesiapan ilmu, yaitu kesiapan pemahaman hukum-hukum fikih yang ada
hubungannya dengan masalah pernikahan, baik hukum sebelum menikah, seperti
khitbah (melamar), pada saat menikah seperti syarat dan rukun akad nikah, maupun
sesudah menikah seperti hukum menafkahi keluarga, thalak, rujuk. Syarat pertama
ini didasarkan pada prinsip bahwa fardu 'ain hukumnya bagi seorang muslim untuk
mengetahui hukum perbuatan sehari-hari yang dilakukan atau yang akan
dilakukannya; (b) Kesiapan harta atau materi, yang dimaksud dengan harta di sini
ada dua macam yaitu harta sebagai mahar dan harta sebagai nafkah suami kepada
istrinya untuk memenuhi kebutuhan (al-hajat al-asasiyyah) bagi istri berupa sandang,
pangan, dan papan yang wajib diberikan dalam kadar yang layak (bilbma'ruf); (c)
Kesiapan fisik atau kesehatan khususnya bagi laki-laki, yaitu mampu menjalani
tugasnya sebagai suami, tidak impoten. Khalifah Umar bin Khattab pernah memberi
penangguhan selama 1 tahun kepada seorang laki-laki (suami) yang impoten untuk
berobat. Ini menunjukkan bahwa kesiapan "fisik" yang satu ini perlu mendapat
perhatian serius
Terkait pernikahan Rasulullah SAW dengan Aisyah ra, ada beberapa hadis yang
menunjukkan bahwa pernikahan tersebut mendasarkan pada sebuah mimpi, dan
mimpi para Rasul adalah benar. Jadi Hal itu merupakan ketentuan Allah yang
diberlakukan untuk Nabi Muhammad SAW yang tidak serta merta harus diikuti
sebagai Sunnah Rasul, sama seperti rasul yang beristri lebih dari 4 wanita yang juga
tidak boleh langsung ditetapkan oleh umatnya dengan dalih melaksanakan
sunahnya. Ini merupakan salah satu kekhususan bagi nabi yang tidak berlaku untuk
umatnya pada umumnya.
Zaman modern seperti sekarang, kebanyakan pemuda masa kini menjadi dewasa
lebih cepat daripada generasi-generasi sebelumnya, sebelumnya tetapi secara
emosional, mereka memakan waktu jauh lebih panjang untuk mengembangkan
kedewasaan. Kesenjangan antara kematangan fisik yang datang lebih cepat dan
kedewasaan emosional yang terlambat menyebabkan timbulnya persoalan-
persoalan psikis dan sosial. Kematangan fisik misalnya, menjadikan kelenjar-kelenjar
seksual mulai bekerja aktif untuk menghasilkan hormon-hormon yang dibutuhkan.
Ini kemudian menyebabkan terjadinya dorongan untuk menyukai lawan jenis,
sebagai manifestasi dari kebutuhan seksual. Pada taraf ini, keinginan untuk
mendekati lawan jenis memang banyak disebabkan oleh dorongan seks. Akibatnya,
manakala terdapat jalan untuk memenuhi dorongan seks dengan sesama jenis,
penyimpangan dorongan seks dapat dengan mudah terjadi.
Pernikahan Dini usia remaja pada dasarnya berdampak pada segi fisik maupun
biologis remaja, diantaranya yaitu:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pernikahan Dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh sepasang laki-laki dan
perempuan yang memiliki usia di bawah umur. Di Indonesia sendiri banyak terjadi
pernikahan di bawah umur dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya. Mulai
dari orang tua dan juga masyarakat ikut menjadi penyebab terjadinya Pernikahan
dini.
Banyak akibat yang akan muncul karena terjadi pernikahan dini yang
disebabkan oleh psikis dan psikologis pelakunya. Selain itu aturan agama Islam dan
Negara tentang pernikahan tidak menjadikan mereka menghindari untuk melakukan
Pernikahan dini. Pelaku yang mungkin banyak merasa rugi adalah dari pihak wanita
juga berdampak bagi keturunan mereka kelak. Banyak juga karena kurangnya
kedewasaan keduanya berakhir dengan perceraian. Hal ini menjadikan
bertambahnya angka perceraian di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0,5&qsp=3&q=%22hukum+islam
%22+pernikahan+usia+dini&qst=br#d=gs_qabs&t=1697033830596&u=%23p%3DYIs6-
dejSBAJ
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pernikahan+menurut+hadist+dan+dampaknya+&btnG=#d=gs_qa
bs&t=1697033985794&u=%23p%3DczHbJpqH4VsJ