Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan hidayah untuk
berfikir sehingga dapat melaksanakan tugas untuk pembuatan makalah dalam upaya untuk memenuhi
syarat dalam mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang berjudul Periodesasi dalam Pendidikan Islam.

Ucapan terima kasih tak luput kami sampaikan pula kepada berbagai pihak yang terkait dalam
penyusunan makalah ini. Terutama kepada Bapak Zainuddin Syarif, DR. M.AG sebagai dosen pengampu
mata kuliah ILMU PENDIDIKAN ISLAM yang telah membina dan menuntun kami untuk bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Atas jasanya semoga Allah SWT memeberikan imbalan dan makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi
teman sekalian dan kami minta maaf sebelumnya kepada Dosen, apabila ini masih belum mencapai
sempurna kami sangat berharap atas kritik dan saran-sarannya yang sifatnya membangun tentunya.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang............................................................................................. 1

2. Rumusan masalah........................................................................................ 1

3. Tujuan Masalah............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi....................................... 3

B. Pengertian Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah).. 4

C. Pengertian Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah ................ 9

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan karakter manusia. Sebagai suatu proses, pendidikan
tidak hanya berlangsung pada suatu saat saja. Tetapi proses pendidikan harus berlangsung secara
berkelanjutan. Dari sini lah kemudian muncul istilah pendidikan sepanjang hayat (life ling education),
dan ada juga yang menyebut pendidikan terus menerus (continuing education).

Istilah islam sendiri telah menggariskan tentang proses pendidikan sepanjang hayat. Dalam suatu
riwayat, Rasulullah SAW bersabda: “tuntutlah ilmu sejak masih dalam ayunan hingga dimasukkan dalam
liang kubur”. Bahkan bila diteliti labih jauh lagi, ternyata ditemukan beberapa ayat al-qur’an dan hadist
Rasulullah yang tampak memberikan isyarat adanya proses pendidikan. Menurut hadist pemilihan jodoh
(suami/istri) sebagai awal proses pendidikan, atau setidak-tidaknya dianggap sebagai masa persiapan
proses pendidikan. Begitu pula akhir dari proses pendidikan pada saat berpisahnya nyawa dengan
badan.

Karena perjalanan manusia melalui tahapan-tahapan tertentu, maka pembahasan tentang


pendidikannya harus difokuskan pada tahapan-tahapan tersebut, yang biasanya disebut dengan
priodesasi pendidikan islam. Adapun priode pendidikan islam dimaksud ialah: (1) Pendidikan Islam masa
Pra Konsepsi, (2) Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah), (pemilihan jodoh,
pernikahan, kehamilan) dan (3) Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah)
(pendidikan bayi, kanak-kanak, anak-anak, dan dewasa).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi ?

2. Apa itu Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah) ?

3. Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah ?

C. TUJUAN PENULISAN

Untuk mengetahui Periodesasi Pendidikan Islam, Yang dibagi menjadi tiga, yaitu: Pendidikan Islam masa
Pra Konsepsi, Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah) Dan Pendidikan Islam masa
Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah). Dan menjelaskan pembagian-pembagiannya yaitu Pendidikan
Islam masa Pra Konsepsi, Pendidikan Islam Pranatal (tarbiyah Qabl Al-Wiladah) dan Pendidikan Islam
masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-waladah)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi

Pendidikan pra konsepsi ini adalah salah satu upaya persiapan pendidikan yang dimulai ketika seseorang
memilih pasangan hidupnya sampai pada saat setelah terjadinya pembuahan dalam rahim sang ibu.
Dalam kaitannya dengan hal ini, Islam telah mengajarkan hal-hal berikut :

1. Dalam memilih pasangan hidup, Islam mengajarkan agar mengutamakan pengetahuan agamanya
yang sama-sama beragama Islam, dan juga memiliki perangai dan tingkah laku yang baik. Rasulullah
SAW bersabda, yang artinya :

“Wanita itu dikawini karena empat hal, yaitu karena kekayaannya, kecantikannya, keturunannya,
dan karena agamanya, kamu pasti akan hidup bahagia.”

Berdasarkan hadits ini, sangatlah jelas bagaimana kita harus memilih calon pasangan hidup. Agama
dan akhlak merupakan dua hal yang paling utama. Setelah kedua hal ini barulah faktor-faktor lain
dipertimbangkan.

2. Mencari rizki dan makanan yang halal. Seperti disebutkan dalam Q.S. An Nahl :114, yang artinya :
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah
nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”

Apa yang kita konsumsi sehari-hari itu memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keturunan,
baik itu fisik maupun mental. Selain itu, menurut disiplin ilmu biologi, makanan yang baik dan bergizi itu
memiliki pengaruh yang besra terhadap pematangan ovum dan spermatozoa yang kemudian akan
menjadi janin yang sehat dan kuat.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi

Pendidikan pra konsepsi ini adalah salah satu upaya persiapan pendidikan yang dimulai ketika seseorang
memilih pasangan hidupnya sampai pada saat setelah terjadinya pembuahan dalam rahim sang ibu.
Dalam kaitannya dengan hal ini, Islam telah mengajarkan hal-hal berikut :

1. Dalam memilih pasangan hidup, Islam mengajarkan agar mengutamakan pengetahuan agamanya
yang sama-sama beragama Islam, dan juga memiliki perangai dan tingkah laku yang baik. Rasulullah
SAW bersabda, yang artinya :

“Wanita itu dikawini karena empat hal, yaitu karena kekayaannya, kecantikannya, keturunannya,
dan karena agamanya, kamu pasti akan hidup bahagia.”

Berdasarkan hadits ini, sangatlah jelas bagaimana kita harus memilih calon pasangan hidup. Agama
dan akhlak merupakan dua hal yang paling utama. Setelah kedua hal ini barulah faktor-faktor lain
dipertimbangkan.

2. Mencari rizki dan makanan yang halal. Seperti disebutkan dalam Q.S. An Nahl :114, yang artinya :

“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah
nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”

Apa yang kita konsumsi sehari-hari itu memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keturunan,
baik itu fisik maupun mental. Selain itu, menurut disiplin ilmu biologi, makanan yang baik dan bergizi itu
memiliki pengaruh yang besra terhadap pematangan ovum dan spermatozoa yang kemudian akan
menjadi janin yang sehat dan kuat.
B. Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah)

Pendidikan Pranatal adalah pendidikan sebelum masa melahirkan. Masa ini ditandai dengan fase
pemilihan jodoh, pernikahan, dan kehamilan.

1. Fase Pemilihan Jodoh

Fase ini adalah persiapan bagi seseorang yang sudah dewasa untuk menghadapi hidup baru yaitu
berkeluarga. Salah satu pendidikan yang dimiliki oleh seseorang yang sudah dewasa itu adalah masalah
pemilihan jodoh yang tepat. Sebab masalah ini mempengaruhi terhadap kebahagiaan rumah tangga
nantinya.[1]

Menurut R.I Suhartin, memilih jodoh harus ada syarat dan kriterianya. Kriteria ini dibagi kepada dua
golongan yakni; kriteria umum dan kriteria yang bersifat khusus (subjektif). Syarat umum adalah bahwa
seyogyanya jodoh yang dipilih sudah dewasa agar tida mengalami kesulitan dalam berkeluarga dan
syarat khususnya tentu sesuai dengan selera masing – masing. Namun syarat yang terpenting adalah
saling mencintai.

Berkenaan dengan pemilihan jodoh dalam perkawinan, Syariat Islam telah meletakkan kaidah – kaidah
dan hukum – hukum bagi masing – masing pelamar dan yang dilamar, yang apabila petunjuknya itu
dilaksanakan maka perkawinan itu akan berada pada puncak keharmonisan, kecintaan dan keserasian.

Rasulullah SAW telah memberikan gambaran dalam hadisnya mengenai pemilihan calon istri atau suami.
Berikut ini adalah beberapa hadis yang berkenaan dengan pemilihan jodoh di antaranya :

a. Pemilihan Calon Istri

Sabda Rasululah SAW

Artinya :

Tidak akan saling bercinta-cintaan dua yang karena Allah SWT., kecuali yang lebih utama antara
keduanya yaitu bagi yang lebih hebat cintanya yang satu terhadap yang lainnya. (HR. Bukhari).

Artinya :

Wanita itu dinikahi karna empat pertimbangan; karena hartanya, keturunannya,


kecantikannya, dan karena agamanya. Dapatkanlah wanita yang memiliki agama, akan beruntunglah
kamu. (HR. Bukhari Muslim).[2]
Artinya :

Dunia ini adalah perhiasan, sebaik-baiknya perhiasan adalahwanita yang shalehah. (HR.
Muslim)[3]

Artinya :

Seleksi untuk air mani (calon istri) kamu sekalian dan kawinlah oleh kamu sekalian orang-
orang yang sama derajatnya (HR. Daruquthni dan Ibnu Majah).

Artinya :

Kawinlah olehmu sekalian gadis-gadis. Sebab mereka itu lebih manis pembicaraannya, lebih banyak
melahirkan anak, lebih sedikittuntunan dan tipuanserta lebih menyukai kemudahan. (HR. Ibnu Majah
dan Baihagi).

Dari penjelasan hadis Rasulullah diatas, maka dapatlah diambil beberapa syarat yang penting untuk
memilih calon istri diantaranya:

1. Saling mencintai antara calon kedua menilai.

2. Memilih wanita karena agamanya agar nantinya mendapat berkah dari Allah SWT.

3. Wanita yang sholehah.

4. Sama derajatnya dengan calon mempelai.

5. Wanita yang hidup di lingkungan yang baik.

6. Wanita yang jauh keturunannya dan jangan memilih wanita yang dekat sebab dapat menurunkan
anak yang lemah jasmani dan bodoh.

7. Wanita yang gadis dan subur (bisa melahirkan)[4]

b. Pemilihan Calon Suami

Tidak banyak hadits yang menyebutkan tentang pemilihan calon suami sebagaimana halnya memilih
calon istri. Rasulullah SAW bersabda yang artinya :

“Apabila kamu sekalian didatangi seseorang yang agama dan akhlaknya kamu ridhai, maka kawinkanlah
ia. Jika kamu sekalian tidak melaksanakannya maka akan menjadi fitnah dimuka bumi ini dan tersebarlah
kerusakan .” (HR. Tirmidzi)

Berdasarkan hadits tersebut, maka jelaslah bahwa hal yang paling penting dalam memilih calon suami
adalah dari agama yang dianutnya dan akhlak yang dimilikinya.
2. Fase Perkawinan/Pernikahan

Ada beberapa aspek yang dijelaskan oleh syari’at Islam yang berhubungan dengan anjuran
pernikahan/perkawinan antara lain :

1. Perkawinan merupakan Sunnah Rasul

Sabda Nabi:

“Siapa saja yang mampu menikah, namun ia tidak menikah maka tidaklah termasuk golonganku.” (HR.
Thabrani dan Baihaki)

2. Perkawinan untuk ketentraman kasih sayang

Firman Allah:

“Dan di antara tanda – tanda kekuasaan-Nya ialah, Dia menciptakan untukmu istri – istri dari jenismu
sendiri supaya kamu cenderung tenteram kapadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih
sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar – benar terdapat tanda – tanda bagi kaum yang
berpikir.” (QS. Ar Rum : 21)

3. Perkawinan untuk mendapatkan keturunan.

4. Perkawinan untuk memelihara pandangan dan menjaga kemaluan dari kemaksiatan.

Setelah calon dipilih, diadakan peminangan dan selanjutnya dilaksanakan pernikahan dengan Walimatul
al-Ursy nya. Yang menarik dari pernikahan dalam Islam adalah dibacakannya khutbah nikah sebelum ijab
qabul.

Dalam khutbah nikah, terkandung nilai-nilai pendidikan, antara lain :

1. Peningkatan amal dan iman

2. Pergaulan yang baik antara suami dengan istri

3. Kerukunan dalam berumah tangga

4. Memelihara sillaturrahim

5. Mawas diri/berhati-hati dalam segala tindak dan perilaku

3. Fase Kehamilan
Salah satu tujuan berumah tangga adalah untuk mendapatkan keturunan, karena itu seorang istri
mengharapakan ia dapat melahirkan seorang anak. Sebagai tanda seorang istri akan memiliki anak
adalah melalui proses kehamilan selama lebih kurang 9 bulan.

Menurut Sabda Nabi, masa kehamilan memiliki beberapa tahapan, yaitu :

a. Tahap Nuthfah

Pada tahap ini, calon anak masih dalam bentuk cairan sperma dan sel telur. Tahap ini berlangsung
selama 40 hari.

b. Tahap ‘Alaqah

Setelah berumur 80 hari, cairan tersebut berkembang bagaikan segumpal darah kental dan bergantung
pada dinding rahim ibu.

c. Tahap Mudghah

Setelah berumur 120 hari, segumpal darah tadi berkembang menjadi segumpal daging. Pada masa
inilah, calon bayi telah siap menerima hembusan ruh dari Malaikat utusan Allah.

Ada tiga faktor yang perlu dibicarakan berkaitan dengan proses pendidikan. Yaitu, Pertama harus
diyakini bahwa periode ini berawal dari adanya kehidupan. Hal ini dinyatakan dengan adanya
perkembangan yang berawal dari nuthfah sampai menjadi mudghah, yang kemudian menjadi seorang
bayi.

Kedua, setelah berbentuk daging (mudghah), Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya.
Tamapaknya, ruh inilah yang menjadi tahap awal bergeraknya kehidupan psikis manusia.

Disisi lain, perkembanagan psikis manusia juga dipengaruhi oleh kegembiraan ataupun penderitaan yang
dialami oleh sang ibu. Kebahagiaan, kelincahan ataupun kesedihan, kemurungan yang ditunjukkan oleh
sanh ibu ketika mengandung akan tercermin kepada tingkah laku bayi yang dilahirkan.

Ketiga, aspek yang paling penting adalah aspek agama. Naluri agama sebenarnya sudah ada pada setiap
individu jauh sebelum kelahirannya didunia nyata.

Dalam fase kehamilan ini, ada beberapa kewajiban seorang wanita yang sedang mengandung. Yaitu:

v Memakan makanan yang bergizi.

v Menghindari benturan-benturan.

v Menjauhi minuman keras, merokok, dan berbagai jenis makanan yang diharamkan Allah SWT.
v Menjaga rahim dengan baik.

Proses pendidikan konsepsi ini dilaksanakan secara tidak langsung. Yaitu sebagai berikut:

a. Seorang ibu yang telah hamil harus mendo’akan anaknya.

b. Ibu harus selalu menjaga dirinya agar tetap memakan makanan dan minuman yang halal.

c. Ikhlas mendidik anak.

d. Memenuhi kebutuhan istri

Menurut Baihaqi A.K ada beberapa kebutuhan istri yang harus dipenuhi. Misalnya, kebutuhan untuk
diperhatikan, kasih sayang, makanan ekstra, mengabulkan beberapa kemauan yang aneh, ketenangan,
pengharapan, perawatan, dan keindahan.

e. Taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT selalu mendekatkan diri kepada Allah melalui
ibadah wajib maupun ibadah sunnat. Ibu/Bapak yang rajin beribadat maka jiwamu semakin bersih dan
suci dan semakin dekat pula ia kepada Allah SWT.

f. Kedua orang tua berakhlak mulia. Akhlak mulia yang harus menjadi hiasan kedua orang tua
antara lain, kasih sayang, sopa, lembut, pemaaf dan rukun.

Menurut Zakiah Daradjad, proses pendidikan akan lebih berpengaruh kepada anak apabila diamalkan
langsung oleh orang tuanya selama janin ada dalam kandungan. Kontak psikis secara langsung antara
orang tua, terutama ibu dengan si janinlah yang sebenarnya disebut dengan pendidikan pada masa
kehamilan.[5]

C. Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah)

Pendidikan pasca natal yaitu pendidikan yang dimulai semenjak lahirnya anak samapai mereka dewasa,
bahkan sampai meninggal dunia yang kita kenal dengan pendidikan seumur hidup.

Dalam upaya pengembangan pendidikan agama dalam keluarga, Rasulullah SAW telah memberikan
tuntunan kepada kita agar mendidik anak sesuai dengan perkembangan jiwanya. Ada beberapa tahapan
sesuai dengan perkembangan jiwa anak yaitu :

1. Usia anak 0 – 3 tahun


Pada anak usia 0-3 tahun yang dapat dilakukan kedua orang tua adalah memberikan suasana kehidupan
yang agamis seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, seperti :

a. Membaca adzan pada telinga kanan dan iqomat pada telinga kiri sang bayi pada saat baru
dilahirkan.

b. Disembelihkan aqiqah, disamping sebagai rasa syukur atas kelahiran anak, juga mengajarkan
kepada anak agar suka bersedekah dan pandai bersyukur.

c. Memberikan nama kepada anak dengan nama yang baik.

d. Anak dicukur rambutnya/dibersihkan dari kotorannya.

e. Setelah sampai usia 3 tahun, hendaknya selalu diberikan suasana agamis dan dibiasakan
mendengarkan bacaan al-qur’an.

Pada masa ini disebut juga dengan fase bayi (masa mulut/oral phrase). Disebut demikian karena bayi
dapat mencapai ppemuasan kebutuhan hidupnya dengan menggunakan mulut. Cirri pada masa mulut
yaitu :

a. Pada bulan pertama bayi senang tidur sehingga disebut si penidur.

b. Hidupnya hanya makan, tidur, dan dibersihkan.

c. Seakan-akan belum ada hubungan dengan luar..

d. Bila bangun tidur, akan bergerak secara spontan.[6]

2. Usia 3 – 7 tahun

Pada usia ini, anak sudah benar-benar dapat mulai dididik karena dalam perkembangan jiwanya sudah
mulai mengenal bahasa. Bahkan, sesuai dengan pendapat-pendapat ahli ilmu jiwa agama mengatakan,
pada usia 3-4 tahun, anak sudah mulia mengenal tahun.

Upaya pendidikan Islam yang dapat diberikan pada usia ini antara lain :

a. Anak-anak mulai dilatih dan dibiasakan melakukan ajaran Islam yang bersifat praktis dan
mudah

b. Mendapatkan kasih sayang dari ayah dan ibu dengan pengenalan kepada Tuhan, Allah Swt.

Karakter anak pada fase ini


1. Dapat mengontrol tindakannya

2. Selalu ingin bergerak

3. Berusaha mengenal lingkungan sekeliling

4. Perkembangan yang cepat dalam berbicara

5. Senantiasa ingin memiliki sesuatu

6. Mulai membedakan antara yang benar dan yang salah

7. Mulai mempelajari perilaku social

3. Usia 7-13 tahun

Pada usia ini anak sudah mulai memasuki SD karena sudah mulai dapat menggunakan pikiran/rasionya.
Dalam upaya pendidikan Islam, Rasulullah telah mengajarkan mengajarkan pada hadits yang artinya :

“Suruhlah anak-anak melakukan melakukan ibadah shalat pada usia 7 tahun dan bilamana smapai usia
10 tahun belum shalat, maka pukullah ia. Dan pisahkanlah tempat tidurnya.”

Karakteristik anak pada usia dini :

1. Anak mulai bersekolah

2. Guru mulai menjadi pujaan

3. Gigi tetap mulai tumbuh

4. Anak mulai gemar membaca

5. Anak mulai malu apabila auratnya dilihat orang

6. Hubungan anak dan ayah semakin erat

7. Anak suka sekali menghafal

Tugas orang tua pada anak-anak usia tersebut adalah :

1. Memasukkan anaknya ke sekolah yang tidak berbeda keyakinan

2. Tetap mengawasi dan membimbing amaliyah agama sang anak


3. Mmemberikan perhatian dan kasih sayang serta memberi kesempatan pada anaknya
mengemukakan pendapat

4. Memonitor pergaulan anak diluar rumah

5. Menyediakan alat-alat atau fasilitas yang diperlukan dalam pendidikan agama

4. Masa Remaja

Masa ini berlangsung dari umur 12-21 tahun. Pada masa remaja ini ditandai dengan adanya perubahan
yang menyangkut gender sehingga sering juga disebut dengan peralihan dari aseksual menjadi seksual.

Selain itu, terjadi pula perubahan fisik dan perubahan psikis. Proses terbentuknya pendirian atau
pandangan hidup dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai hidup didalam eksplorasi remaja.

Menurut Sumardi Suryabrata, proses tersebut mulai tiga langkah. Yaitu :

1. Karena tidak ada pedoman, si remaja merindukan sesuatu yang dianggap bernilai, pantas,
dihargai, dan dipuja.

2. Pada taraf yang kedua, objek pemujaan telah menjadi lebih jelas, yaitu pribadi yang
dipandangnya mendukung sesuatu nilai.

3. Pada taraf ketiga, si remaja telah dapat menghargai nilai-nilai lepas dari pendukungnya, nilai
sebagai hal yang abstrak.[7]

5. Masa Dewasa

Masa ini dibagi ke dalam tiga tahap, yakni :

a. Dewasa dini

Yaitu masa pencarian kemantapan dan masa produktif, yaitu suatu maasa yang penuh masalah dan
ketenangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan.

b. Dewasa Madya

Fase ini dipandang sebagai masa usia antara 40 sampai 60 tahun,masa tersebut ditandai oleh adanya
perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada masa 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan
fisik sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat.

c. Dewasa Akhir

Adapun ciri-ciri usia lanjut ini adalah:

1) Merupakan periode kemunduran


2) Perbedaan individual pada efek menua

3) Usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda.

14

BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Periodesasi pendidikan Islam dibagi manjadi 3 fase yakni:

a. Fase Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi.

Pendidikan pra konsepsi ini adalah salah satu upaya persiapan pendidikan yang dimulai ketika seseorang
memilih pasangan hidupnya sampai pada saat setelah terjadinya pembuahan dalam rahim sang ibu

b. Fase Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah).

Pendidikan Pranatal adalah pendidikan sebelum masa melahirkan. Masa ini ditandai dengan fase
pemilihan jodoh, pernikahan, dan kehamilan

c. Fase Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah)

Pendidikan pasca natal yaitu pendidikan yang dimulai semenjak lahirnya anak samapai mereka dewasa,
bahkan sampai meninggal dunia yang kita kenal dengan pendidikan seumur hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Hussein Bahreisj, Al Jamius Shahih Bukhari Muslim, (Surabaya : CV. Karya Utama).

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002).


Zakiah Daradjat, Bahan Kuliah Ilmu Pendidikan Islam, (PPs. IAIN Imam Bonjol Padang, 1996)

http://syafirurrofiq.blogspot.com/2014/03/periodesasi-pendidikan-islam.html

http://marhatwin.blogspot.com/2013/01/periodesasi-pendidikan-islam.html

http://zainalmasrizai.blogspot.com/2012/09/fase-periodesasi-pendidikan-islam.html

[1] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Muliya, hlm. 302

[2] Hussein Bahreisj, Al Jamius Shahih Bukhari Muslim, (Surabaya : CV. Karya Utama), hlm. 164

[3] Hussein Bahreisj, Al Jamius Shahih Bukhari Muslim, (Surabaya : CV. Karya Utama), hlm. 166

[4] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002), hlm. 302

[5] Zakiah Daradjat, Bahan Kuliah Ilmu Pendidikan Islam, PPs. IAIN Imam Bonjol Padang, 1996 ; hlm. 7

[6] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002), hlm. 313

[7] http://marhatwin.blogspot.com/2013/01/periodesasi-pendidikan-islam.html

Anda mungkin juga menyukai