Anda di halaman 1dari 25

Proses Kehamilan Menurut Kesehatan dan Islam Beserta

Ayat Al-Qur’an yang Mendasari dan Hadist Nabi

Penyusun:

1. Nur Sophia Matin 011511233010


2. Alifina Izza 011511233011
3. Arsinta Sella Eka P. 011511233012
4. Nurindah Kurnia Sari 011511233013
5. Diah Retno Sari 011511233014
6. Silvy Nandya Saputri 011511233015
7. Devi Maya Arista 011511233017
8. Rahayu Catur Ria Wati 011711223009
9. Risqi Rahayu Mustikasari 011711223010
10. Yunila Rahmah 011711223011
11. Dini Fadhilah 011711223012
12. Bestari Dianing Tyas 011711223013
13. Budi Hastuti 011711223014
14. Arum Dewi Pusparini 011711223015

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan


rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah dengan judul “Proses kehamilan
menurut kesehatan dan Islam beserta ayat Al-Qur’an yang mendasari dan Hadist
Nabi” dapat diselesaikan.
Penyusun menyadari tersusunnya proposal ini adalah berkat bantuan
berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penyusun ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1. H. M. Nasir, dr., SpOG (K) sebagai dosen pengampu mata kuliah Agama
Islam II yang telah memberiukan tugas, sehingga mendotong penyusun untuk
berpikir aktif dan kritis.
2. Rekan-rekan S1 Pendidikan Kebidanan Universitas Airlangga yang telah
memberikan bantuan dan dukungan.
3. Orang tua dan keluarga yang telah memberi motivasi dan doa selama proses
perkuliahan.
4. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu, yang telah
membantu dalam penyusunan dan penyelesaian proposal ini.
Penyusun menyadari keterbatasan materi dan keterampilan dalam penyusunan
makalah ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
demi penyempurnaan makalah ini.

Surabaya, Februari 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam sebagai agama yang sempurna, mengatur semua aspek kehidupan.
Memberikan perhatian besar terhadap kelangsungan keluarga, sesuai posisinya
sebagai bagian penting dalam masyarakat. Tentu saja faktor keluarga menjadi
penentu baik atau buruknya suatu masyarakat.
Permasalahan keluarga tentu saja berkaitan erat dengan wanita dan anak-
anak. Bahkan wanita memegang peranan terhadap kelangsungan dan
kesinambungan keluarga tersebut. Perkembangan keluarga melalui proses
keturunan, menjadikan wanita berada di posisi terpenting dalam melahirkan
generasi baru dari manusia.
Banyak keistimewaan wanita dalam pandangan Islam. Salah satu nikmat
yang sangat indah bagi wanita adalah merasakan apa yang disebut dengan
KEHAMILAN. Kehamilan merupakan anugerah dan pengalaman hidup yang
sangat menakjubkan bagi wanita. Lebih mengagumkan lagi, banyak
keistimewaan-keistimewaan yang Allah janjikan kepada para wanita hamil.
Subhanallah. “Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam
rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah mencatatkan
baginya setiap hari dengan 1.000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1.000
keburukan”.
Proses kehamilan yang sepenuhnya diemban oleh seorang calon ibu,
merupakan sebuah kerja keras dan penuh resiko. Membuat wanita berada di
ambang ancaman, jika saja permasalahan tersebut tidak mendapatkan
perhatian memadai dari semua pihak.
Masa-masa kehamilan adalah masa yang cukup menegangkan bagi calon
ibu baru. Ada rasa takut, khawatir, resah, meski bercampur dengan bahagia
karena menanti sang buah hati. Terlebih lagi setelah memasuki masa-masa
persalinan. Ketegangan dan kekhawatiran biasanya semakin meningkat.

1
Karena itulah, Islam memberikan tuntunan bagi para ibu hamil. Islam telah
menjelaskan bagaimana seharusnya seorang wanita hamil diperlakukan. Apa
saja hak mereka, dan tentu saja kewajiban suami terhadap pasangannya yang
sedang mengandung anaknya tersebut. Kewajiban semua pihaklah untuk
peduli terhadap masalah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana proses kehamilan menurut medis dan agama Islam beserta ayat Al
Quran serta hadits nabi yang mendasari?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses kehamilan menurut medis
2. Untuk mengetahui proses kehamilan menurut agama Islam
3. Untuk membandingkan proses kehamilan dari sudat pandang medis dan
agama Islam
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Fase
1) Dari segi Agama

A) Fase tanah
Janin manusia adalah makhluk yang tercipta di dalam rahim
seseorang wanita dari hasil pertemuan antara sel telur dengan sel
sperma yang berasal dari air mani seorang laki-laki. Nama janin
diberikan pada makhluk ini selama masih ada di dalam perut ibunya,
sejak fase perkembangan pertama sampai hingga waktu
dilahirkan(Yasin, 2001).

Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam surat Al-


Mu‟minun ayat 12-14 yang berbunyi:

Artinya: "Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia


dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan sari pati
itu air mani (yang di simpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan
daging. kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta yang paling baik." (Departemen Agama RI,
2010).

Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :


Artinya: "Sesungguhnya seorang diantara kamu
dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya
(embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat
puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian itu pula (empat puluh
hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat
untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat
kalimat (macam): rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik
(nasibnya)." (HR. Muslim)

Dari ayat diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu dalam proses


penyaringan beberapa zat yang ada dalam tanah. Yang proses ini
bertujuan untuk mendapatkan saripati tanah (sulālat min ţīn). Yang
dimaksud dengan sulalah adalah saripati berasal dari tanah yang
berasal makanan manusia, baik dari tumbuhan maupun hewan yang
semua bersumber dari tanah (Al-Barusawi, 2006).

B) Fase nuthfah
Melalui proses metabolism, saripati tadi berubah menjadi nutfah.
Kata nutfah diterjemahkan sejumlah amat kecil bagian dari total volume
suatu zat. Kata ini terdapat sebelas kali dalam Al-Quran. Kata tersebut
berasal dari kata kerja bahasa Arab yang berarti jatuh bertitik atau
menetes yang berasal dari akar kata yang berarti mengalir.
bahwasanya nutfah adalah bagian terkecil sel reproduksi laki-laki dan
perempuan bukan seluruhnya (Munawir, 2002).

Sebagaimana firman Allah Q.S Al- Thoriq 5-7 yang berbunyi:


Artinya: Manusia hendaknya berpikir: dari apa ia diciptakan.
Manusia diciptakan dari air yang memancar1. Air itu keluar dari tulang
rusuk (shulb) dan tulang dada (tarâ’ib) laki-laki dan wanita.‟
(Departemen Agama RI, 2010).

Dan di tegaskan alam firman Allah QS. Abasa ayat 18-19 yang
berbunyi:

Artinya: “Dari Apakah Allah menciptakannya? dari setetes mani,


Allah menciptakannya lalu menentukannya.” (Departemen Agama RI,
2010).

Proses pembentukan sel benih (sel gamet) disebut


gametogenesis, terdiri dari dua jenis yaitu; spermatogenesis (proses
pembentukan sel benih pria), kemudian oogene (proses pembentukan
sel benih wanita). Dalam proses ini, manusia tidak dapat merubah
ketentuan Allah. Sebagaimana dalam firman Allah surat Al-
Qiyamah 37-39

Artinya: "Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan


(ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu
Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah
menjadikan dari padanya sepasang: laki-laki dan perempuan"
(Departemen Agama RI, 2010).

Selain terdapat nutfah laki-laki juga terdapat nutfah wanita.


Nutfah wanita sendiri tidak disebutkan secara jelas di dalam Al-Quran.
Nutfah-nutfah tersebut dapat disimpulkan dari nutfah amsaj yang
merupakan campuran antara nutfah laki-laki dan wanita. Akan tetapi
nutfah tersebut secara jelas disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan
Imam Ahmad berikut;
Artinya: "Hai orang-orang Yahudi, manusia diciptakan dari mani
laki-laki dan perempuan, mani laki-laki kental dan dari situlah terbentuk
tulang dan otot, sedangkan mani perempuan encer dan akan membentuk
daging dan darah " (HR Ahmad)

Nutfah Amsyaj merupakan percampuran antara sperma laki-laki


dan ovum perempuan dalam rahim. Sebagaimana dijelaskan dalam
Firman Allah SWT surat Al-Insan ayat 2 yang berbunyi:

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes


nutfah amsyaj (yang bercampur). Kami hendak mengujinya dengan
perintah dan larangan Karena itu kami jadikan ia mendengar dan
melihat."

Sperma dan ovum memiliki peranan yang sama dalam


pembentukan benih sedangkan kromosom dalam pembentukan janin.
Sebagaimana diterangkan dalam QS Al-Qiyamah ayat 37

"Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)


dalam tempat yang kokoh (rahim)"

Setelah terjadi peleburan antara sperma dan ovum. Berdasarkan


ayat di atas Allah telah menyiapkan rahim, sebagai tempat yang kokoh
untuk perkembangan janin
B. Dari segi Kesehatan / Medis

1) Spermatozoa
Selama pembentukan embrio, sel germinal primordial
bermigrasi ke dalam testis dan menjadi sel germinal imatur yang disebut
spermatogonia yang terteltak di dua atau tiga lapisan permukaan dalam
tubulus seminiferus. Spermatogonia mulai mengalami pembelahan
mitosis, yang dimulai saat pubertas, dan terus berproliferasi dan
berdiferensiasi melalui berbagai tahap perkembangan untuk membentuk
sperma.

a) Penyimpanan sperma di testes


Kedua testes orang dewasa membentuk sperma dengan jumlah
mencapai 120 juta per hari. Seujumlah kecil sperma ini dapat disimpan
di epididimis, namun sebagian besar disimpan di vas deferens. Sperma
tersebut dapat tetap disimpan sehingga fertilitasnya dapat dipertahankan
paling tidak selama sebulan. Selama waktu tersebut, sperma-sperma itu
dijaga pada keadaan yang sangat tidak aktif oleh berbagai zat
penghambat yang terdapat dalam sekresi duktus. Sebaliknya, pada
aktivitas seks dan ejakulasi yang tinggi, penyimpanan mungkin tidak
lebih dari beberapa hari.

Setelah ejakulasi, sperma menjadi motil dan juga mampu


membuahi ovum, suatu proses yang disebut pematangan. Sel-sel Sertoli
dan epitel epididymis menyekresi suatu cairan nutrisi khusus yang
diejakulasikan bersama dengan sperma. Cairan ini mengandung
berbagai hormone (termasuk testosterone dan estrogen), enzim dan zat
nutrisi khusus yang sangat penting untuk pematangan sperma.

b) Fisiologi sperma matang


Sperma normal yang motil dan fertile, mampu menggerakkan
flagel melalui medium cair dengan kecepatan kira-kira 1 sampai 4 mm/
menit. Aktivitas sperma sangat meningkat dalam suatu medium yang
netral dan sedikit basa, seperti yang terdapat dalam semen yang
diejakulasi, namun sangat menurun dalam medium yang sedikit asam.
Suatu medium yang sangat asam dapat mematikan sperma dengan
cepat.

Aktivitas sperma meningkat dengan nyata bersamaan dengan


peningkatan suhu, namun kecepatan metabolismenya juga ikut
meningkat, sehingga umur sperma berkurang. Walaupun sperma dapat
hidup selama beberapa minggu dalam duktus genitalia testis pada
keadaan tidak aktif, harapan hidup dari sperma yang diejakulasi di
traktus genitalia permepuan hanya 1 sampai 2 hari.

2) Ovum
Ketika seorang anak perempuan dilahirkan, tiap ovum
diselubungi oleh selapis sel granulosa; ovum, dengan selubung sel
granulosa tersebut, disebut folikel primordial, seperti diperlihatkan pada
gambar. Sepanjang masa kanak-kanak, sel- sel granulosa diyakini
berfungsi memberi makanan untuk ovum dan untuk menyekresi suatu
faktor penghambat pematangan oosit, yang membuat ovum tetap
bertahan dalam keadaan primordial, dalam tahap profase pembelahan
meiosis. Kemudian sesudah pubertas ketika FSH dan LH dari kelenjar
hipofisis anterior mulai disekresi dalam jumlah yang cukup, seluruh
ovarium, bersama dengan sebagian folikel di dalamnya, mulai tumbuh.

a) Tahap Pertumbuhan Folikel


Tahap petama pertumbuhan folikel berupa pembesaran sedang
dari ovum, yang diameternya meningkat menjadi 2 sampai 3 kali lipat.
Kemudian diikuti dengan pertumbuhan lapisan sel-sel granulosa
tambahan di sebagian folikel; folikel-folikel ini dikenal sebagai folikel
primer.

b) Perkembangan folikel antral dan vesikuler


Selama beberapa hari pertama setiap siklus seks bulanan
permpuang, konsentrasi FSH maupun LH yang disekresi oleh kelenjar
hipofisis anterior meningkat sedikit menjadi sedang, dengan
peningkatan FSH yang sedikit lebih besar daripada LH dan lebih awal
beberapa hari dari LH. Hormon-hormon ini, khususnya FSH,
mempercepat pertumbuhan 6 sampai 12 folikel primer setiap bulan.
Efek awalnya adalah proliferasi sel-sel granulosa yang berlangsung
cepat, sehingga meningkatkan lebih banyak lagi lapisan sel-sel tersebut.
Selain itu, sel-sel berbentuk kumparan yang berasal dari interstisium
ovarium berkumpul menjadi beberapa lapisan di luar sel granulosa,
membentuk massa sel kedua yang disebut teka. Teka terbagi menjadi 2
lapisan. Di dalam teka interna, sel-selnya mempunyai karakteristik
epitelium yang mirip dengan sel-sel granulosa dan menjadi mampu
untuk menyekresi hormone steroid seks tambahan (estrogen dan
progesterone). Lapisan luar, teka eksterna, berkembang menjadi kapsul
jaringan ikat yang sangat vascular yang menjadi kapsul folikel yang
sedang tumbuh.

Sesudah tahap proliferasi awal pertumbuhan, yang berlangsung


selama beberapa hari, massa sel granulosa menyekresi cairan folikular
yang mengandung estrogen dalam konsentrasi tinggi, salah satu
hormone seks perempuan yang penting. Pengumpulan cairan ini
menyebabkan munculnya antrum di dalam massa sel granulosa.
Pertumbuhan awal folikel primer sampai tahap antal dirangsang oleh
FSH saja. Kemudian terjadi pertumbuhan yang sangat cepat, folikel
yang lebih besar lagi yang disebut folikel vesicular. Hanya satu folikel
yang matang penuh setiap bulan, dan sisanya mengalami atresia.

c) Pematangan dan pembuahan ovum


Ketika masih di dalam ovarium, ovum dalam stadium oosit
primer. Sesaat sebelum dilepaskan dari folikel ovarium, nukleusnya
membelah dengna cara meiosis dan dari nucleus oosit tersebut
dilepaksan badan polar pertama. Oosit primer kemudian menjadi oosit
sekunder. Dalam proses ini, setiap kromosom dari 23 pasang kromosom
akan kehilangan satu pasangannya, yang kemudian bergabung menjadi
badan polar yang kemudian dilepaskan. Ini menyisakan 23 kromosom
yang tidak berpasangan dalam oosit sekunder. Pada saat inilah ovum
yang masih dalam stadium oosit sekunder diovulasikan ke dalam
rongga perut. Lalu, dengan segera, ovum tersebut masuk ke ujung
berfimbria salah satu tuba fallopi.

d) Pembuahan Ovum
Setelah laki-laki mengejakulasi semen ke dalam vagina saat
hubungan seks, beberapa sperma ditranspor dalam 5 sampai 10 menit
ke arah atas, dari vagina melalui uterus dan tuba fallopi, ke ampula tuba
fallopi di dekat ujung ovarium tuba. Transpor sperma tersebut dibantu
oleh kontraksi uterus dan tuba fallopi yang dirangsang oleh
prostaglandin dalam cairan semen laki-laki, dan juga oleh oksitosin
yang dilepaskan dari kelenjar hipofisis posterior perempuan saat
orgasme. Dari hampir setengan milliar sperma yang dideposit dalam
vagina, beberapa ribu berhasil mencapai setiap ampulla. Pembuahan
ovum umumnya terjadi di ampulla dari salah satu tuba fallopi, segera
setelah sperma dan ovum memasuki ampula. Namun, sebelum sperma
dapat memasuki ovum, mula-mula sprema harus menembus lapisan
ganda sel granulosa yang melekat di sisi luar ovum (korona radiata) lalu
berikatan dengan dan menembus zona pelusida yang menyelubungi
ovum. Segera setelah sperma masuk ke dalam ovum (yang masih dalam
stadium perkembangan oosit sekunder), oosit membelah kembali untuk
membentuk ovum matang dan badan polar kedua yang kemudian
dilepaskan. Ovum matang tersebut masih membawa dalam nukleusnya
23 kromosom. Salah satu dari kromosom itu adalah kromosom
perempuan, dikenal sebagai kromosom X. Sementara itu, sperma yang
membuahi juga berubah. Ketika memasuki ovum, kepala sperma
membengkak membentuk pronucleus laki-laki.

Setelah terbentuknya sperma-sperma matang, separuhnya


membawa dalam genomnya sebuah kromosom X (kromosom
perempuan) dan separuhnya membawa kromosom Y (kromosom laki-
laki). Oleh karena itu, jika sebuah kromosom X dari sperma bergabung
dengan sebuah kromosom X dari ovum, membentuk kombinasi XX,
seorang anak perempuan akan lahir. Tetapi jika sebuah kromosom X
dari ovum, membentuk kombinasi XY, anak laki-laki yang akan
dilahirkan. Setelah pembuahan terjadi, biasanya dibutuhkan 3 sampai 5
hari lagi untuk mentranspor ovum yang telah dibuahi melalui sisa tuba
fallopi ke dalam kavum uteri. Transpor ini terutama dipengaruhi oleh
arus cairan yang lemah dalam tuba akibat sekresi epitel dan kerja epitel
bersilisa yang melapisi tuba; silia tersebut selalu bergerak ke arah
uterus. Kontraksi lemah tuba fallopi mungkin juga membantu
perjalanan ovum. Tuba fallopi dilapisi oleh permukaan yang tidak rata
dan berlubang-lubang sehingaa menghalangi perjalan ovum walaupun
ada arus cairan. Di samping itu, isthmus tuba fallopi (2 cm terakhir
sebelum masuk ke uterus) tetap berkontraksi secara spastik selama 3
hari pertama setelah ovulasi. Setelah itu, peningkatan cepat
progesterone yang disekresi oleh korpus luteum ovarium mula-mula
memacu peningkatan reseptor progesterone pada sel-sel otot polos tuba
fallopi; kemudian progesterone mengaktifkan reseptor-reseptor,
menghasilkan efek relaksasi tuba yang memungkinkan masuknya ovum
ke dalam uterus. Transpor yang tertunda pada ovum terbuahi melalui
tuba fallopi ini memungkinkan terjadinya beberapa tahap pembelahan
sel sebelum ovum yang sudah membelah itu- sekarang disebut
blastokista, mengandung kira-kira 100 sel – memasuki uterus. Selama
waktu tersebut, sel-sel sekretori tuba fallopi memproduksi sejumlah
besar secret yang digunakan untuk nutrisi bagi perkembangan
blastokista. Setelah mencapai uterus, blastokista yang sedang
berkembang biasanya menetap dalam kavum uteri selama 1 sampai 3
hari lagi sebelum berimplantasi di endometrium; jadi implantasinya
biasanya terjadi kira-kira pada hari kelima sampai ke tujuh setelah
ovulasi. Sebelum implantasi, blastokista mendapat makanan dari sekresi
endometrium uterus yang disebut “susu uterus”. Implantasi merupakan
hasil kerja sel-sel trofoblas yang berkembang di permukaan blastokista.
Sel-sel ini menyekresi enzim proteolitik yang mencerna dan mencairkan
sel-sel endometrium uterus yang berdekatan. Sebagian cairan dan
nutrisi yang dilepaskan di transport secara aktif oleh sel-sel trofoblas
yang sama ke dalam blastokista, menambah nutrisi untuk
perkembangan. Segera setelah terjadi implantasi, sel-sel trofoblas dan
sel-sel lain yang berdekatan (dari blastokista dan endometrium uterus)
berproliferasi dengan cepat, membentuk plasenta dan berbagai
membran kehamilan.

2.2 Fase ‘Alaqah


Fase ‘alaqah dimulai sejak berakhirnya fase nuthfah. Fase ini
merupakan fase terpenting dalam penciptaan manusia karena di fase ini
perencanaan mulai beralih kepelaksanaan dan pembentukan. Oleh sebab itu,
Allah mengisyaratkannya di awalayat A-Quran yang diturunkan kepada
Rasulullah dengan firman-Nya :

Artinya: Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah” (QS. Al


‘Alaq : 2)

Secara harafiah kata alaqah memiliki 3 makna yaitu lintah, sesuatu


yang menggantung atau menempel, dan gumpalan darah. Para ilmuan
menyimpulkan bahwa lintah hidup dan mendapat makanannya dengan
menghisap darah. Demikian pula ‘alaqah, ia hidup dengan menghisap darah
ibunya untuk mendapatkan makanannya. Disebut ‘alaqah, karena ia
bergantung di dinding rahim. Fase ‘alaqah (segumpal darah) yang terus
menyempurnakan diri secara bertahap pun dimulai sampai janin berbentuk
seperti lintah yang hidup di dalam air(Al Indunisi, 2010).
Zaghlul Al-Najjar dalam Rahman tahun 2017 menjelaskan bahwa
nuthfah yang sudah bercampur ini berkembang dengan cara membelah diri
dengan cepat menjadi sejumlah sel terkecil, lalu yang terkecil lagi, hingga
membentuk gumpalan bulat sel-sel yang disebut dengan nama morula, empat
hari setelah proses pembuahan.

Pada hari kelimanya, gumpalan bulat ini membelah dan membentuk


apa yang dikenal dengan istilah tembelok atau kantong keturunan
(blastocyst). Pada hari keenam sejak proses pembuahan, sperma yang
bercampur, lalu membelah, kemudian membentuk kantong ini bergerak-gerak
layaknya tembolok dan menanamkan diri di dinding rahim dan sepanjang
rahim pada batas ½ cm hingga 0,68 mm, untuk memulai fase penempelan di
dinding rahim. Fase ini dikenal dengan istilah penanaman (implantation) dan
memakan waktu seminggu penuh hingga sperma tersebut benar-benar
tertanam di dinding rahim. Lalu beralihlah dia dari masa sperma ke masa
gumpalan darah.

Pada hari ke limabelas dari umur janin, munculah pita pertama


disamping gumpalan darah yang dengan ketertanamannya di dinding rahim,
bentuknya pun menjadi sama persis dengan bentuk lintah dan menempuh cara
yang sama dengan bentuk lintah dalam memperoleh makanannya. Lintah
adalah cacing air yang hidup di kolam-kolam, dan menempel pada hewan lain
untuk mencari makan dengan cara menghisap darah hewan tersebut. Hal
inilah yang dilakukan janin selama fase gumpalan darah (‘alaqah), seiring
dengan menempelnya sperma yang telah bercampur pada dinding rahim.

Proses tersebut berlangsung dari hari keenam hingga hari ke empat


belas hari, yaitu, fase penanaman (yang disebut dalam al-Qur’an dengan
istilahh arsatau implantation dalamistilahmedis), hingga ia benar-benar
tertanam di dinding rahim. Setelah itu, ia pun menyerap makanan melalui
darah ibu, seperti lintah yang menyerap makanan dari darah hewan yang
ditempelinya. Proses ini berlangsung hampir seminggu hingga ia benar-benar
menempel erat secara sempurna pada dinding rahim, dan menyerupai bentuk
plasenta embrionik yang menempel dengan perantara ikatan penghubung
yang kelak akan menjadi tali pusar. Usia janin kala itu hamper dua minggu,
dan panjang gumpalan darah berkisar antara 1,5 mm sampai 3 mm. Proses ini
pertumbuhan tali punggung (dorsal cord) memakan waktu kira-kira sepuluh
hari (sejak hari keenam setelah pembuahan hingga hari ke enam belas).

Janin menunjukkan bentuknya sebagai gumpalan darah secara


sempurna pada minggu ketiga sejak pembuahan (hari ke-lima belas hingga
ke-dua puluh lima). Pada fase ini gumpalan darah sudah mulai
menampakkan tunas saraf yang lembut, dan mulai menampakkan tempat
tumbuh rambut.

Penggunaan kata sambung summa dalam hadis diatas menunjukkan


selesainya tenggang waktu masing-masing fase nuthfah (sperma) dan ‘alaqah
(gumpalan darah). Dan memang, janin mencapai akhir fase ‘alaqah sekitar
hari kedua puluh empat hingga hari ke-dua puluh lima sejak awal pembuahan.
Dua hari setelah itu (yaitu pada hari ke-dua puluh enam sejak pembuahan)
‘alaqah berubah menjadi mudgah (segumpaldaging).

2.3 Fase Mudghah


Kata mudghah dalam bahasa Arab berarti gumpalan yang telah
dikunyah, atau sesuatu yang dikunyah. Ibnu hajar mengatakan bahwa
mudghah adalah potongan (segumpal) daging. Dinamakan mudghah karena
bentuknya yang menyerupai gumpalan sesuatu. Pada minggu ke empat atau
setelah dua puluh hari masa pembuahan, terlihat permulaan munculnya
anggota-anggota tubuh terpenting. Embrio yang tumbuh berumur 40-42 hari
dilengkapi dengan pendengaran, penglihatan, kulit, otot dan tulang
sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi SAW dari Hudzaifah ibnu Asid:

"Ketika nuthfah telah lewat 42 malam dari penciptaan, Allah Ta`ala


mengirim malaikat untuk membentuknya dan menciptakan pendengaran,
penglihatan, kulit, otot dan tulang. Kemudian malaikat bertanya : Ya Allah,
ini akan dijadikan laki-laki atau perempuan? Dan Allah memutuskan apa
yang dikehendakiNya." (HR. Muslim)
Oleh karena itu, ilmu kedokteran menyatakan bahwa minggu ini
adalah awal pembentukan anggota-anggota tubuh (Albar, 2004). Dalam ilmu
kedokteran, mudghah dapat dianalogikan pada fase gastrulasi (gastrulation),
sel zigot mulai tumbuh dan berdiferensiasi, menjadi jenis sel yang jelas
berbeda satu sama lain. Hasil dari diferensiasi, yaitu endoderm yang
membentuk organ tubuh, mesoderm yang membentuk otot, tulang dan lain-
lain, serta eksoderm yang membentuk kulit. Setelah sampai pada formasi
jaringan, organisme baru itu selanjutnya diberi nama embrio. Pada saat
embrio terus berdiferensiasi dan berkembang, lapisan tengahnya (mesoderm)
membentuk tulang, otot, jantung dan sistem peredaran darah. Ia juga
membentuk organ sistem pembuangan (ecretory system) dan sistem
reproduktif (reproductive system) (Sadler, 2000).

Setelah pembuahan, sel-sel tersebut berlipat ganda dengan membelah


diri menjadi berjuta-juta sel dengan teratur dan berkesinambungan.
Pembelahan sel yang sangat banyak menjadi suatu kesatuan yang padat,
sehingga sel-sel tersebut dapat menyerupai sepotong daging dalam masa
pertumbuhannya. Sepotong daging tersebut dinamakan mudghah atau lahm.
Kedua istilah tersebut dapat dilihat perbedaannya setelah diteliti dengan sains
modern, khususnya embriologi. Dalam al-Qur’an, kata mudghah atau lahm
dipakai dalam konteks yang berbeda sehingga mempunyai makna yang
berbeda pula. Allah berfirman dalam QS. al-Mu’minûn [23]: 14;

Dua tipe daging itu diberi nama yang berbeda dalam al-Qur’an.
Maurice Bucaille memberikan terjemahan yang berbeda dalam pembahasan
ini. Pertama, mudghah bukan berarti “segumpal daging”. Tetapi mudghah
terjemahan yang tepat adalah “daging yang digulung-gulung”. Kedua, kata
lahm berarti daging yang utuh. Perbedaan dua kata tersebut sangat perlu
digaris bawahi. Embrio pada permulaannya merupakan daging yang
digulung-gulung. Sistem tulang berkembang pada daging yang digulung-
gulung. Tulang yang sudah terbentuk dibungkus dengan otot-otot yang
disebut dengan lahm. Adapun prosesi mudghah sampai lahm akan semakin
jelas bila proses tersebut dilihat dari segi embriologi. Menurut embriologi,
mudghah ini dalam perkembangan selanjutnya selalu membelah diri menjadi
sel-sel yang banyak sekali dan merupakan kumpulan-kumpulan sel, sehingga
menyerupai sepotong daging atau nampak seperti daging yang digulung.
Tiap-tiap kumpulan sel dalam sepotong daging yang digulunggulung akan
terlepas dari perkumpulan induknya, lantas menjadi bagianbagian tertentu
dalam tubuh embrio. Bagian luar dari mudghah itu menjadi kulit dan otot,
sedangkan bagian dalamnya itu menjadi perut, tulang dan urat. Ketika itu,
janin masih berumur 40 hari atau lima minggu terhitung setelah pembuahan
dan kemudian terjadilah otot disamping tulangtulang, sebagaimana QS. al-
Hajj [22]: 5.

Tulang-tulang sebagaimana perkembangan mudghah dalam kajian


embriologi asal mulanya sangat lunak dan bening. Inilah tulang muda yang
mengindap dalam tubuh janin. Pada bulan ke tiga atau bulan gigi tumbuhlah
tempat-tempat pada kedua rahang di dalam mulut, sekalipun masih lunak.
Selanjutnya terjadilah tulang pelipis dan tulang hidung. Sementara itu,
seluruh sel-sel janin itu menjalankannya kegiatan di seluruh bagian mudghah.
Kemudian terjadilah alat-alat perlengkapan dan jaringan-jaringan tubuh yang
memproduksi daging pembungkus tulangtulang. Gading pembungkus tulang
ini yang barangkali disebut dengan lahm atau daging yang utuh, sebagaimana
QS. al-Mu’minûn [23]: 14 tersebut. Pada proses inilah akhirnya embrio
berubah menjadi fetus (sudah menyerupai manusia). Fenomena-fenomena di
atas, bahwa proses mudghah sampai menjadi lahm berjalan seiring dan
seimbang, sehingga tampak suatu rangkaian yang ajaib. Inilah barang kali
yang dimaksud dengan kata mukhallaqah wa ghayr mukhallaqah pada QS. al-
Hajj [22]: 5 tersebut. Kata tersebut sering diterjemahkan sebagai “Suatu
kesempurnaan dalam kejadian yang tidak sempurna dalam kejadiannya”.
Maurice Bucaille berpendapat bahwa kata tersebut dalam QS. al-Hajj [22]: 5
terjemahannya yang tepat, yaitu “Dibentuk dengan proporsi seimbang dan
yang dibentuk bukan dengan proporsi yang seimbang”.

Dalam tahap ini sudah berlaku pembentukan otak, saraf tunjang,


telinga dan anggota-anggota yang lain. Selain itu sistem pernafasan bayi
sudah terbentuk. Jantung bayi pula mula berdengup, darah mulai mengalir
dengan lebih banyak membekalkan oksigen dan pemakanan yang secukupnya
. Menjelang tujuh minggu sistem pernafasan bayi mula berfungsi sendiri.
Pada hari ke 20-21 mulai terlihat bentuk tubuh pada alaqah berupa tonjolan
dan lekukan yang salah satunya nanti akan menjadi tulang punggung. Dengan
munculnya bentuk tubuh alaqah memasuki fase mudghah (embrio). Proses
pembentukan ini terus berlangsung sampai hari ke 30 sampai akhir minggu
keempat kita belum dapat mengenal angota tubuh tertentu. Kemudian pada
awal minggu ke 5 mulailah proses pembentukan. Proses ini berakhir pada
bulan ketiga. Inilah yang dinamakan fase mudghah yang sempurna
kejadiannya, akan tetapi jika Allah tidak menghendaki Ia tercipta maka ia
akan tetap menjadi segumpal daging yang tidak sempurna kejadiannya, lalu
rahim akan mengeluarkannya. Dan jika Allah menghendaki untuk
menciptakannya maka janin tersebut akan terus berkembang menjadi tulang
belulang yang kemudian tulang belulang tersebut dibungkus dengan daging,
dan telah ditetapkan taqdirnya oleh Allah, selanjutnya Allah meniupkan ruh
ciptaan-Nya ke dalam jasad tersebut. Terkait ini Nabi Saw, dalam salah satu
hadist yang diriwayatkan Imam Muslim, bersabda:

“Penciptaan setiap kamu dikumpulkan dalam empat puluh hari, dan


dia menjadikan alaqah kemudian mudqhah untuk waktu yang sama. Malaikat
dikirim kepadanya dan malaikat mencatat empat hal mata pencahariannya,
umurnya, kelakukannya, dan apakah dia akan susah atau senang. Kemudian
ruh ditiupkan kepadanya”. (H.R. Muslim).
BAB III
PEMBAHASAN
Sesuai dengan penjelasan di bab sebelumnya, dapat kita ketahui
bahwasannya Al - Quran secara jelas telah menjelaskan proses pembentukan
embrio manusia. Al - Quran telah berbicara tentang pertumbuhan janin di dalam
perut ibu fase demi fase, padahal janin dan pertumbuhannya tidaklah terlihat
dengan mata kepala dan tidak mungkin juga dijelaskan hanya dengan duga dan
kira. Proses penciptaan manusia di dalam rahim dijelaskan dalam Alquran surat
al-Mu’minun ayat 12-14. ”Dan, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu
Kami jadikan segumpal darah. Lalu, segumpal darah itu kami jadikan segumpal
daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu, tulang
belulang itu Kami bungkus daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain ….”. Dari ayat tersebut dapat disimpulkan adanya enam fase
terbentuknya janin dalam rahim.

1. Tahap pertama penciptaan janin disebut Sulalah dimulai dari saripati


mani. Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan “ dari saripati air yang
hina (air mani)”. Manusia bukan diciptakan dari seluruh mani yang keluar
dari suami – istri, tapi hanya dari bagian yang sangat halus. Itulah yang
dimaksud dengan “ Sulalah”. Menurut riset yang telah diteliti oleh para
ahli sekarang, bahwa manusia itu tercipta dari satu sperma saja. Itu sangat
sedikit sekali bila dibanding dengan sperma yang keluar dari laki-laki yang
mencapai jutaan sperma. Sulalah adalah kata yang paling tepat dan cocok
untuk menggambarkan proses terbentuknya janin ini, karena satu dari
jutaan sperma ini bergerak menuju ke rahim untuk membuahi ovum dari
wanita.

2. Tahap kedua disebut Alaqoh. “Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah (‘Alaqoh)” . Alaqoh berarti juga nama dari binatang kecil
yang hidup di air dan di tanah yang terkadang menempel di mulut binatang
pada waktu minum di rawa – rawa (yaitu sebangsa lintah). Bentuk janin
pada fase ini sangat mirip sekali dengan binatang lintah tersebut. Bahkan
kalau keduanya difoto bersamaan, niscaya manusia tidak akan bisa
membedakkan bentuk dan gambar keduanya.

3. Tahap ketiga, Mudghah (Segumpal Daging). Dalam kelanjutan surat al-


Mukminun dijelaskan ”Lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging.”

4. Tahap keempat ditandai dengan muncul dan tumbuhnya tulang. “Dan


segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang.”. Para ahli dan
spesialis dalam bidang medis telah menyimpulkan bahwa tulang itu
muncul sebelum daging sebagai penutupnya. Setelah itu barulah muncul
daging. Ini hanya baru diketahui oleh para ahli pada zaman sekarang, itu
pun dengan bantuan alat – alat fotografi.

5. Tahap kelima, pembungkusan tulang dengan daging. “Lalu tulang belulang


itu Kami bungkus dengan dagin…” Didahulukannya penciptaan tulang
sebelum daging, itu karena daging butuh kepada tulang untuk menempel
padanya. Maka tulang mesti sudah ada sebelum daging.

6. Tahap keenam adalah perubahan janin ke bentuk yang lain. “Kemudian


Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain..”

Menurut penjelasan pada bab sebelumnya pada saat bersamaan dengan


berakhirnya pekan ketujuh, panjang Mudghah sudah mencapai 8 – 16 milimeter.
Termasuk yang membedakan pada periode ini adalah: bahwa bentuk tulang
berbentuk bengkok menyerupai bulan sabit, kemudian mulai berubah lurus dan
tegap. Di tambah lagi ada sesuatu yang membedakan janin dengan makhluk hidup
yang lain, yaitu sempurnanya bentuk tubuh pada pekan kedelapan.

Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, ”Seseorang dari kamu


ditempatkan penciptaannya di dalam perut ibunya dalam selama empat puluh hari,
kemudian menjadi `alaqah selama itu pula (40 hari), kemudian menjadi mudhghah
selama itu pula (40 hari); kemudian Allah mengutus seorang malaikat lalu
diperintahkan empat kalimat (hal), dan dikatakan kepadanya: Tulislah amal, rizki
dan ajalnya, serta celaka atau bahagia-(nya); kemudian ditiupkan ruh padanya.”
(Hadits riwayat Imam al-Bukhari dari `Abdullah).

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan serta pemaparan penjelasan dari bab sebelumnya dapat
kita simpulkan bahwasannya sesungguhnya ilmu Allah (Al – Qur’an) telah
mendahulu ilmu medis yang selama ini kita pelajari mengenai embriologi dan
dari pemaparan di atas dapat kita ketahui bahwa ilmu mengenai embriologi
yang telah ditulis pada Al – Qur’an ini sama dengan hasil penelitian para
ilmuwan yang kemudian dirumuskan menjadi bahan pembelajaran kita sampai
saat ini.

4.2 Saran
Diharapkan setelah membaca penjelasan mengenai ilmu mengenai embriologi ini
kita sama – sama dapat lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah sehingga
bertambahlah ketaqwaan kita.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Warson Munawir (2002). Al-Munawir Kamus Arab Indonesia,


Surabaya: Pustaka Progresif
Al Indunisi, S. (2010) Ensiklopedia Anak Muslim : Kilauan Mukjizat Al Qur`an-
Edisi Istimewa. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Departemen Agama Republik Indonesia. (2010). Al-Qur’an dan Terjemahnya,
Cet ke 6, Bandung: PT Mizan.
Departemen Agama Republik Indonesia. (2010). Al-Qur’an dan Terjemahnya,
Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema.

Fakhr al-Din al-Razi. (2000). Mafatih al-Gaib, jld XI. Beirut: Dar al-Kutub
al‘Ilmiyah, 354.

Imam Ahmad Hambal. (2006), Musnad Ahmad Bin Hambal, juz 2,Beirut: Dar
al Fikr
Imam Muslim. (1993). Shohih Muslim, Jus 6, Beirut: Dar Al-Fik.
Ismail Haqqi Al-Barusawi. (2006). Tafsir Ruh Al-Bayan, Jus 7, Beirut: Dar Al
Fikr.
M Nu‟aim Yasin,(2001). Fikih Kedokteran, Jakarta: Pustaka Al-Kaustar

Muhammad Ali Albar.( 2004). Penciptaan Manusia Kaitan Ayat-ayat Al-quran


dan Hadist Dengan Ilmu Kedokteran. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Muhammad Izzuddin Taufiq. (2006). Dalil Anfus Al-Quran dan Embriologi (Ayat-
ayat Penciptaan Manusia). Solo : Tiga Serangkai

Rahman, A. (2017) Paradigma hadis tentang fase penciptaan manusia. UIN


Alauddin Makassar. Skripsi

T.W Sadler. (2000). Embriologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Usman, M Ali. (1970). Manusia Menurut Islam. Bandung: Mawar.

Anda mungkin juga menyukai