Anda di halaman 1dari 18

Wanita Hamil

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah Tafsir Al-Qur'an dan Sains

Dosen Pengampu: Dr. Septiawadi, S.Ag, M.Ag.

Disusun oleh:

Zahiyah Tika Syawalia : 2131030025

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS NEGERI


RADEN INTAN LAMPUNG

2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dari berkembang biak. Salah
satu fase perkembang biakan manusia adalah kehamilan. Semakin berkembangnya
manusia, semakin diperlukan pula peningkatan teknologi, serta moral dan ilmu agama
Islam di dunia. Di masa sekarang ini, Islam menjadi tersepelekan dalam perkembangan
manusia. Bahkan, tidak sedikit manusia yang berpaling kepada pedoman agama Islam itu
sendiri, yakni Al-Qur’an. Memajukan ilmu pengetahuan, namun berpaling dari Al-Qur’an
adalah hal yang sangat mudah kita temui dimasa sekarang. Padahal semua peningkatan
teknologi, moral, semua bentuk ilmu pengetahuan dan proses perkembangbiakan manusia
sudah tercatat dan dijelaskan dalam Al-Qur’an termasuk kehamilan. Kehamilan diartikan
sebagai fertilisasi atau penggabungan dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi.1
Janin merupakan makhluk yang sedang mengalami proses tingkat tumbuh dalam
kandungan. Makhluk yang bersemayam di dalam raim ibu dapat dikatakan janin jka
berusia di atas dua bulan. Al-Qur’an sudah lebih dulumencatat perkembangan janin, serta
proses penciptaan manusia di bumi yang ayat-ayatnya tersebar di dalamnya.2
Al-Qur’an menggambarkan bahwa waktu kehamilan adalah waktu yang besar
timbangannya bagi seorang wanita hamil. Kondisi fisik yan dialami oleh wanita hamil
dijelaskan dalam Al-Qur’an yang dikatakan sebagai wahnan yang disebutkan sebanyak
sembilan kali mengandung makna berat, lelah, lemah, atau keadaannya lemah karena
tenaganya tidak kuat menanggung beban yang sangat berat. Artinya setiap wanita yang
hamil, akan menanggung beban berat karena ada janin yang berada di dalam perutnya
sehingga kondisi fisik wanita hamil cepat lemah karena makanan yang dikonsumsi wanita
hamil harus dibagi antara dirinya dan janinnya.3
Menjadi seorang ibu hamil itu tidak mudah danperlu perjuangan. Dalam hal ini, tidak
bermaksud untukmenakuti para wanita yang lainnya, namun di sisilain merupakan sebuah
1
Nyna Puspitaningrum, “Hubungan Tingkat Pegetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko Tinggi Kehamilan
Dengan Keteraturan Antenatal Care (Anc) Di Rb Soegiarti Surabaya. Embrio, (Jurnal Kebidanan. Universitas PGRI
Adi Buana Surabaya. 2015), hlm 54.
2
Muhammad Nur Iqbal, “ Proses Kehamilan Dalam Tafsir Al-Jawahir Dan Ilmu Kebidanan (Tesis),
(Lampung: UIN Raden Intan Lampung, 2023), hlm 1.
3
Enenng Nurhayati, “Psikologi Kehamilan Dalam Perspektif Al-Qur’an”(Skripsi), (Jakata: Institut PTIQ
Jakarta, 2020), hlm 10.
anugerah yang harus disyukuri karena telah lengkap menyandang status menjadi orang tua
dengan kehadiran sang buah hati.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wanita Hamil
Hamil dan melahirkan merupakaan impian dari sebagian besar kaum wanita
secara mayoritas. Bagi seorang wanita, hamil adalah sebuah anugerah yang tak
ternilai oleh apapun, walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa selama hamil akan
terjadi perubahan fisik yang tidak dapat dihindari.
Dalam bahasa Arab kata hamil berasal dari kata hamila-yahmalu yang artinya
membawa, kemudian kata hamila memiliki isim fa’il yaitu haamil yang artinya
orang yang membawa. Maka hamil diartikan secara singkat sebagai orang yang
membawa janin.4
Secara etimologi, dalam ilmu Biologi kehamilan merupakan proses pembuahan
antara sperma dan ovum yang dilanjutkan dengan proses implantasi, nidasi, dan
perkembangan janin di dalam uterus. Dalam KBBI “hamil” diartikan dengan
mengandung janin dirahim karena sel telur dibuahi oleh spermatozoa.
Dalam lisan al-Arab, Mu’jam Maqayis lugah adalah al-hamlu (hamil) dalam
bahasa Arab adalah bentuk masdar (infinitif) dari kata hamalat.
Sedangkan pengertian secara terminologi banyak para ahli yang menjelaskan
tentang hamil, yakni:
Menurut Sidney Sheldon, hamil adalah keadaan yang dirasakan oleh wanita di
makhluk bumi ini jika sel telur telah dibuahi. Kehamilan merupakan maa seorang
perempuan membawa embrio atau fetus dalam tubuhnya.
Nasarudin Umar berpendapat bahwa hamil merupakan tugas suci untuk menjaga
kelestarian manusia di muka bumi ini.5
Kehamilan adalah proses reproduksi yang pelu perawatan khusus, agar dapat
berlangsung dengan baik, kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin.
Resiko dari kehamilan ini sangat dinamis, karena ibu hamil yang pada awalnya
normal, secara tidak langsung menjadi beresiko tinggi. Masa kehamilan dimulai dari

4
Muhammad Nur Iqbal, “Proses kehamilan Dalam Tafsir Al-Jawahir Dan ilmu Kebidanan (Tesis)”,
(Lampung: UIN Raden Intan, 2023), hlm 12.
5
Eneng Nurhayati, “Psikologi Kehamilan Dalam Perspektif Al-Qur’an”, Vol XX No. 1, Jurnal Kordinat, 2021,
hlm 61.
konsepsi sampai janin lahir. Waktu masa kehamilan yang normal adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.6
Berdasarkan pengertian di atas dapat penulis simpulkan, bahwa kehamilan ialah
yang diawali melalui proses dengan ppertemuan sel telur dan sel sperma di dalam
indung telur wanita, kemudian berlanjut pada pembentukan zigot, peletakkan atau
menempel pada dinding rahim, pembentukan plasenta, dan pertumbuhan serta
perkembangan hasil konsepsi sampai cukup waktu. Sehingga dari berbagai proses
tersebut dapat kita katakan bawa wanita hamil adalah seorang wanita/ibu yang
membawa janin di dalam rahimnya.
B. Tanda-Tanda Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi dua macam yaitu tanda dengan kehamilan
dan tanda pasti hamil. Adapun tanda dugaan kehamilan diantaranya: amenorea (tidak
timbul menstruasi/haid), mual dan muntah, ngidam, payudara sakit dan tegang,
konstipasi/ tergantungnya gerakan peristaltik usus, sering buang air kecil, dan
varises. Sedangkan tanda pasti hamil yaitu: Gerakan janin di dalam rahim terlihat dan
terasa bagian-bagian anggota, terdengarnya detak jantung bayi.
C. Keutamaan Ibu Hamil
1) Menambah tabungan pahala, orang tua baru akan mengalami kekhawatiran, rasa
takut, dan pengaruh-pengaruh dari perubahan emosi sang istri kerap membuat
suami merasa jenuh dengan semua itu. Disitulah letak keutamaannya.
2) Menumbuhkan sikap optimis, semua ibu hamil takut dalam melairkan, depresi,
mood yang berubah akan mempengaruhi hormon negatif bagi ibu hamil, namun
Islammenyikapi hal ini dengan adil, yaitu dengan menumbuhkan rasa optimis
yang kuat dalam diri perempuan hamil. Salah satunya adalah Syahid.
3) Shalat ibu hamil lebih utama dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.
Keistimewaan tersebut diberikan karena wanita yang mengandung sedang
membawa janin diperutnya. Karena janin pun ikut serta melaksanakan ibadah
shalat serta mendengarkan bacaan sholat.
4) Mendapat satu pahala haji. Seorang ibu hamil dan ibu bersalin juga dikatakan
Rasulullah SAW akan mendapatkan pahala 70 tahun sholat dan juga puasa.
6
Hanifah, “Perubahan Selama Kehamilan. Http://drprima.com/kehamilan/pengertian-lama-kehamilan-
manusia.html diakses pada tanggal 18 Februari 2015.
D. Beratnya Kehamilan
Wanita hamil seringkali mengalami perubahan fisik dan juga rasa kekhawatiran.
Perubahan fisik ini dapat mengganggu kesehatan fisik dan mental wanita hamil serta
membuat emosinya tidak stabil.
Dari banyaknya masalah yang dilalui awal hamil hingga 9 bulan mengandung dan
kemudian melahirkan, sungguh seorang ibulah yang mengerti perjuangan yang
hampir mempertahankan hidup dan matinya. Tidaklah salah apabila seorang anak
yang sudah dilahirkan ke dunia harus lebih lembut dan patuh kebada ibunya daripada
ke ayahnya.
E. Proses Kehamilan
Peristiwa proses penciptaan manusia disebut dengan istilah reproduksi. Yakni
kemampuan manusia yang punya tujuan untuk menghasilkan keturunan yang baru
dengan mempertahankan jenisnya san berupaya melestarikan keturunannya. Untuk
menghasilkan keturunan diawali dengan proses fertilisasi atau pembuahan. Tidak
hanya melibatkan itu, tetapi juga terdiri daridua unsur laki-laki dan perempuan.
Bercampurnya air mani laki-laki dan perempuan tidak langsung menjadi
manusiayang memiliki susunan organ secarautuh, namun setelah tercampurnya air
mani maka terjadi fase-fase perubahan yang terjadi setelah pembuahan.
Pada awal proses hamil, terjadinya pertemuan sel sperma dengan sel telur ibu
yang mlekat berada di rahim. Dan selama dia melekat di rahim ibu, dia akan
menghisap makanan yang masuk ke dalam rahim ibu. Sehingga sejak dia melekat dia
telah menghisap darah ibunya untuk makanan pokoknya. Hari demi hari si telur tadi
akan berubah membentuk janin, kemudian janin tersebut akan tumbuh membesar.
Maka sejak dalam kandungan ibu sudah terbiasa bahwa janin itu akan terus
menghisap makanan yang telah ibu makan, sehingga ibu menjadi lemah dan berubah
selera. Saat ibu makan dan mium kemudian dicerna dan disaring dalam tubuh
sehingga menjadi sari yang berkhasiat disitulah menjadi makanan bagi janin.
Terutama saat janin mulai tumbuh kembang, setelah melalui masa menjadi segumpal
air., kemudian menjadi segumpal darah, sampai kepada menjadi segumpal daging
dalam masa 4 bulan 10 hari. Kemudian tumbuhlah tulangnya, pada saat inilah janin
lebih meminta untuk bahan makan, sehingga tenaga ibunya benar-benar diambilnya
sehingga ibu menjadi lemah. Tapi dengan kelemahan tersebut membuat si ibu
menjadi tersenum karena tak lama lagi akan bertemu dengan si janin yang akan
dilahirkan.
Jadi, proses perkembangan bayi dalam rahim persis sepeti apa yang dilukiskan Al-
Qur’an. Awalnya, tulang embrio mengeras dan kemudian sel-sel otot yang terpilih
dari jaringan tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang tersebut.
Persenyawaan itulah yang menghasilkan kehamilan, yakni sel telur yang telah
dibuahi, tinggal di dalam lapisan lendir rahim. Sel telur ini terus berkembang, yang
umumnya memerlukan waktu sampai 280 hari bagi janin (fetus) untuk berkembang
menjadi manusia normal.7
F. Ayat-Ayat Al-Qur’an Tentang Wanita Hamil
1. QS. Al-A’raf Ayat 189

‫ُهَو اَّلِذ ْي َخ َلَقُك ْم ِّم ْن َّنْفٍس َّواِحَدٍة َّوَجَعَل ِم ْنَها َز ْو َجَها ِلَيْس ُك َن ِاَلْيَهۚا َفَلَّم ا َتَغ ّٰش ىَها َح َم َلْت َحْم اًل َخ ِفْيًفا َفَم َّر ْت ِبٖۚه َفَلَّم ٓا‬
‫َاْثَقَلْت َّد َع َو ا َهّٰللا َر َّبُهَم ا َلِٕىْن ٰا َتْيَتَنا َص اِلًحا َّلَنُك ْو َنَّن ِم َن الّٰش ِكِرْيَن‬

Artinya: Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan
darinya Dia menjadikan pasangannya agar dia cenderung dan merasa tenteram
kepadanya. Kemudian, setelah ia mencampurinya, dia (istrinya) mengandung
dengan ringan. Maka, ia pun melewatinya dengan mudah. Kemudian, ketika dia
merasa berat, keduanya (suami istri) memohon kepada Allah, Tuhan mereka,
“Sungguh, jika Engkau memberi kami anak yang saleh, pasti kami termasuk
orang-orang yang bersyukur.”

2. QS. Luqman Ayat 14

‫َو َو َّصْيَنا اِاْل ْنَس اَن ِبَو اِلَد ْيِۚه َح َم َلْتُه ُاُّم ٗه َو ْهًنا َع ٰل ى َو ْهٍن َّوِفَص اُلٗه ِفْي َعاَم ْيِن َاِن اْشُك ْر ِلْي َو ِلَو اِلَد ْيَۗك ِاَلَّي اْلَم ِص ْيُر‬

Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada
kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.
7
Faridatu Urifah, Ahmad Zainuddin, “Hamil Dalam Al-Qur’an (Telaah Deskriptif Beratnya Kehamilan pada
QS Luqman Ayat 14, QS. Al-Ahqaf Ayat 15 dalam Tafsir Al-Azhar), Vol 7 No 1, Jurnal Mafhum, 2022, hlm 56-59.
3. QS. Ar-Ra’d Ayat 8

‫ُۗد‬
‫ُهّٰللَا َيْع َلُم َم ا َتْح ِم ُل ُك ُّل ُاْنٰث ى َو َم ا َتِغ ْيُض اَاْلْر َح اُم َو َم ا َتْز َدا َو ُك ُّل َش ْي ٍء ِع ْنَدٗه ِبِم ْقَداٍر‬

Artinya: Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan dan apa
yang berkurang (tidak sempurna dalam) rahim dan apa yang bertambah. Segala
sesuatu ada ketentuan di sisi-Nya.

4. QS. Al-Ahqaf Ayat 15

‫َو َو َّصْيَنا اِاْل ْنَس اَن ِبَو اِلَد ْيِه ِاْح َس اًنۗا َح َم َلْتُه ُاُّم ٗه ُك ْر ًها َّو َو َضَع ْتُه ُك ْر ًهۗا َو َحْم ُلٗه َوِفٰص ُلٗه َثٰل ُثْو َن َش ْهًر ۗا َح ّٰت ٓى ِاَذ ا َبَلَغ‬
‫َاُش َّد ٗه َو َبَلَغ َاْر َبِع ْيَن َس َنًۙة َقاَل َر ِّب َاْو ِز ْع ِنْٓي َاْن َاْشُك َر ِنْع َم َتَك اَّلِتْٓي َاْنَعْم َت َع َلَّي َو َع ٰل ى َو اِلَدَّي َو َاْن َاْع َم َل َص اِلًحا‬
‫َتْر ٰض ىُه َو َاْص ِلْح ِلْي ِفْي ُذ ِّر َّيِتْۗي ِاِّنْي ُتْبُت ِاَلْيَك َو ِاِّنْي ِم َن اْلُم ْس ِلِم ْيَن‬

Artinya: Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua
orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya
itu selama tiga puluh bulan. Sehingga, apabila telah dewasa dan umurnya
mencapai empat puluh tahun, dia (anak itu) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah
petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan
kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dapat beramal saleh yang Engkau
ridai, dan berikanlah kesalehan kepadaku hingga kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-
orang muslim.”

5. QS. Maryam Ayat 22

‫َفَح َم َلْتُه َفٱنَتَبَذْت ِبِهۦ َم َك اًنا َقِص ًّيا‬

Artinya: Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan


kandungannya itu ke tempat yang jauh.

G. Penafsiran Ayat Wanita Hamil dari Berbagai Kitab Tafsir


1. QS. Al-A’raf Ayat 189
‫ُهَو اَّلِذ ْي َخ َلَقُك ْم ِّم ْن َّنْفٍس َّواِحَدٍة َّوَجَعَل ِم ْنَها َز ْو َجَها ِلَيْس ُك َن ِاَلْيَهۚا َفَلَّم ا َتَغ ّٰش ىَها َح َم َلْت َحْم اًل َخ ِفْيًفا َفَم َّر ْت ِبٖۚه َفَلَّم ٓا‬
‫َاْثَقَلْت َّد َع َو ا َهّٰللا َر َّبُهَم ا َلِٕىْن ٰا َتْيَتَنا َص اِلًحا َّلَنُك ْو َنَّن ِم َن الّٰش ِكِرْيَن‬

Artinya: Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan
darinya Dia menjadikan pasangannya agar dia cenderung dan merasa tenteram
kepadanya. Kemudian, setelah ia mencampurinya, dia (istrinya) mengandung
dengan ringan. Maka, ia pun melewatinya dengan mudah. Kemudian, ketika dia
merasa berat, keduanya (suami istri) memohon kepada Allah, Tuhan mereka,
“Sungguh, jika Engkau memberi kami anak yang saleh, pasti kami termasuk
orang-orang yang bersyukur.”

Dalam kitab tafsir Al-Misbah M.Quraish Shihab menafsirkan bahwa ayat ini
berhubungan dengan uraian yang sebelumnya terkait pengingkaran manusia terhadap
perjanjiannya dengan Allah swt yang diperumpamakan oleh Thabathaba’i.
Perumpamaan yang dimaksud ialah firman-Nya:
Kata Min nafsin wahidah / dari jiwa yang satu . Mayoritas ulama menafsirkan
kalimat ini memahaminya dalamarti Adam, dan ada juga Syekh Muhammad Abduh
Al-Qasimi dan beberapa ulama kontemporer yang memahaminya dalam arti jenis
manusia lelaki dan wanita.
Kata nafsin wahidah / jiwa yang satu memberi kesan bahwa pasangan suami istri
hendaknya menyatu menjadi satu jiwa, arah, dan tujuan, sehingga mereka dapat
benar-benar sehidup dan semati bersama. Karena jiwa suami adalah jiwa istrinya
juga.
Kata liyaskunu ilaiha / agar ia merasa tenang kepadanya walaupun dari segi
redaksional bermakna agar suami merasa tenang dan enderung hatinya kepada
istrinya, tapi pada hakikatnya sebaliknya pun demikian, yakniagar istri tenang dan
cenderung hatinya kepada suaminya.
Kata sakana adalah ketenangan yang didahului oleh kegelisahan. Kata ini diambil
dari kata yang berarti “memotong”, kaena ketenangan tersebut memotong dan
mengakhiri kegelisahan. Ketenangan dan kecenderungan hati yang kemudian
melahirkan birahi itulah diantaranya yang mendorong mereka melakukan hubungan
suami istri dan yang pada selanjutnya membuahkan anak. Tanpa birahi, maka kedua
orang tua tidak akan melakukannya. Sebab buah hubungan tersebut akan berat
dirasakan ibu saat kehamilan dan persalinan, dan berat juga buat ayah, karena adanya
tanggung jawab terkait anak-anaknya.
Kata taghsyaha / mencampurinya yang memiliki arti menutup. Kata ini untuk
menghindari kata yang tidak wajar untuk melukiskan hubungan suci itu, tapi
sekaligus untuk menggambarkan bahwa hubungan suami istri itu itu hendaknya
tertutup. Sehingga tidak wajar dilakukan dalam keadaan tanpa busana sama sekali.
Kata famarrat / maka ia berlalu, yaitu tidak menghiraukannya boleh karena yang
mengandung pada periode awal kehamilannya belum mengetahui bahwa ia hamil,
atau karena kehamilan tersebut sedemikian ringan sehingga tidak mengganggu
aktivitasnya. Ada yang membaca ayat ini dengan famarrat bibi, yakni sang ibu ragu,
apakah ia hamil atau tidak, dan apakah anaknya akan lahir dengan sempurna atau
cacat.
Kata asy syakrin memiliki arti “menggunakan nikmat Allah sesuai dengan tujuan
penganugerahannya”. Mensyukuri kehadiran anak berarti mendidiknya dengan
mengembangkan potensi-potensinya, sehingga ia dapat mengenal Allah Tuhan Yang
Maha Esa dan berguna bagi masyarakat.8

2. QS. Luqman Ayat 14

‫َو َو َّصْيَنا اِاْل ْنَس اَن ِبَو اِلَد ْيِۚه َح َم َلْتُه ُاُّم ٗه َو ْهًنا َع ٰل ى َو ْهٍن َّوِفَص اُلٗه ِفْي َعاَم ْيِن َاِن اْشُك ْر ِلْي َو ِلَو اِلَد ْيَۗك ِاَلَّي اْلَم ِص ْيُر‬

Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada
kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.

Dalam kitab tafsir Al-Kasyssaf, Imam Zamakhsyari mengemukakan mengenai


ayat ini pengecualian di tengah-tengah wasiat Luqman dalam memberikan penegasan
atas larangan kesyirikan.9 Ayat 14 ini menujukkan perintah berbakti kepada kedua
orang tua. Satu kemuliaan bagi Luqman Al-Hakim bahwa Allah menyebutkan
8
M. Quraish Shihab, “Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Jilid 5”, (Jakarta: Penerbit
Lentera Hati, 2002), hlm 340-341.
9
Zamakhsyari, “Tafsir Al-Kasyaf”, (Beirut: Dar Al-Marefah, 2009), hlm 836.
wasiat-Nya disisipkan di sela-sela antara wasiat Luqman Al-Hakim kepada anaknya.
Hal ini disisipkan dalam Al-Quran untuk menunjukkan betapa penghormatan dan
kebaktian kepada kedua orang tua menempati tempat kedua setelah pengagungan
kepada Allah Swt. Namun,nasihat Luqman Al-Hakim tidak berani bahwa beliau tidak
menasihati anaknya dengan nasihat yang serupa.
Ayat 14 ini menggambarkan pengorbanan yang begitu agung dan dahsyat dari
seorang ibu. Ibu menanggung beban berat dan kompleks, namun sangat begitu luar
biasa menyikapi kondisinya ia tetap dalam keadaan senang hati dan cinta lebih
mendalam, lembut dan halus. Ayat ini lebih menekankan jasa ibu, karena ibu
memiliki peran yang sangat besar saat melahirkan anak, ibu juga memiliki sifat
lemah lembut dan memiliki banyak waktu bersama terhadap anak-anak. Ibu juga
menunjukkan bahwa kesukaran, penderitaan dalam mengandung, memelihara dan
mendidik anaknya jauh lebih berat apabila dibandingkan penderitaan yang dialami
seorang anak. Maka dari itu seorang anak wajib hukumnya dalam berbakti kepada
kedua orang tua dan mendoakannya.10

3. QS. Ar-Ra’d Ayat 8

‫ُۗد‬
‫ُهّٰللَا َيْع َلُم َم ا َتْح ِم ُل ُك ُّل ُاْنٰث ى َو َم ا َتِغ ْيُض اَاْلْر َح اُم َو َم ا َتْز َدا َو ُك ُّل َش ْي ٍء ِع ْنَدٗه ِبِم ْقَداٍر‬

Artinya: Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan dan apa
yang berkurang (tidak sempurna dalam) rahim dan apa yang bertambah. Segala
sesuatu ada ketentuan di sisi-Nya.

Dalam kitab Tafsir Fathul Qadir, Asy-Syaukani mengemukakan, kata Allahu


ya’lamu ma tahmilu kullu untsa (Allah mengetahui apa yang dikandung oleh
perempyan). Ayat ini kalimat permulaan untuk menerangkan cakupan pengetahuan
Allah Swt dan pengetahuan-Nya mengenai perkara-perkara ghaib di mana yang
disebutkan ini termasuk di antaranya. Ada yang mengatakan kata ini tiap tiap kaum
adan yang memberi petunjuk, yaitu Allah.
Kata maa di sini sebagai maushul, yaitu mengetahui yang dikandung oleh
perempuan di dalam perutnya, apakah itu segumpalan darah, sepotong daging, laki-
10
Muhammad Nur Fahmi, “Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak” (Aplikasi Tafsir Tahlili Atas QS.
Luqman: 12-19) (Skripsi), (Jakarta: Institut PTIQ Jakarta, 2022), hlm 53-54.
laki, perempuan, cantik atau tampan, bahagia atau sengsara. Kata ini juga bisa
berfungsi sebagai kata tanya, yaitu mengetahui apa yang ada di dalam perutnya dan
bagaimana kondisinya.
Kata wa maa taghidhul arhamu wa ma tazdad. Kata taghidul maksudnya adalah
mengetahui kandungan rahim yang kurang sempurna dan mengetahui kandungan
rahim yang bertambah. 11
Kata wa kullu syai’in indahu bimiqdar maksudnya adalah segala sesuatu yang di
antaranya adalah hal-hal yang disebutkan tadi, semua itu ada ukurannya di sisi Allah
Swt.

4. QS Al- Ahqaf Ayat 15

‫َو َو َّصْيَنا اِاْل ْنَس اَن ِبَو اِلَد ْيِه ِاْح َس اًنۗا َح َم َلْتُه ُاُّم ٗه ُك ْر ًها َّو َو َضَع ْتُه ُك ْر ًهۗا َو َحْم ُلٗه َوِفٰص ُلٗه َثٰل ُثْو َن َش ْهًر ۗا َح ّٰت ٓى ِاَذ ا َبَلَغ َاُش َّد ٗه‬
‫َو َبَلَغ َاْر َبِع ْيَن َس َنًۙة َقاَل َر ِّب َاْو ِزْع ِنْٓي َاْن َاْشُك َر ِنْع َم َتَك اَّلِتْٓي َاْنَعْم َت َع َلَّي َو َع ٰل ى َو اِلَدَّي َو َاْن َاْع َم َل َص اِلًحا‬
‫َتْر ٰض ىُه َو َاْص ِلْح ِلْي ِفْي ُذ ِّر َّيِتْۗي ِاِّنْي ُتْبُت ِاَلْيَك َو ِاِّنْي ِم َن اْلُم ْس ِلِم ْيَن‬

Artinya: Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua
orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya
itu selama tiga puluh bulan. Sehingga, apabila telah dewasa dan umurnya
mencapai empat puluh tahun, dia (anak itu) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah
petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dapat beramal saleh
yang Engkau ridai, dan berikanlah kesalehan kepadaku hingga kepada anak
cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya aku
termasuk orang-orang muslim.”

Dalam kitab tafsir Ath-Thabari ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah


memerintahkan manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tua saat masih hidup
dan setelah mati.

11
Imam Asy-Syaukani, “Tafsir Fathul Qadir Jilid 5”, hlm 808-809.
Kebanyakan ahli qiraat Kufah membaca ‫“ ِاْح َس اًنا‬Berbuat baik” dengan huruf alif,
yang artinya, dan Kami perintahkan manusia agar berbuat baik kepada keduanya.
Mana saja yang dibaca, hukumnya benar, karena maknanya sama.

Firman-Nya ‫ َح َم َلْتُه ُاُّم ٗه ُك ْر ًها َّو َو َض َع ْتُه ُك ْر ًه ۗا‬maksudnya adalah Allah memerintahkan

manusia agar berbuat baik dan berbakti kepada kedua orangtuanya,karena sejak
hamil, lahir, hingga dewasa, manusia dirawat dan diasuh oleh orang tua. Kemudian
Allah menjelaskan budi seorang ibu terhadapnya, beban berat yang ditanggung ibu
saat hamil dan melahirkan demi anak. Allah juga mengingatkan kewajiban berbuat
baik terhadap ibu bagi seorang anak, hak ibu untuk dimuliakan dan diperlakukan
dengan baik.

Firman-Nya ‫ َو َحْم ُل ٗه َوِفٰص ُلٗه َثٰل ُث ْو َن َش ْهًر ۗا‬dimaksudkan dengan, ibu mengandungnya
dalam wujud janin di perut, dan menyapuhnya, selama tiga puluh bulan.

Firman-Nya ‫ َو َبَلَغ َاْر َبِع ْيَن َس َنًۙة‬maksudnya adalah saat hujjah Allah telah sempurna
baginya, lenyapnya kejahilan masa muda. Dan telah tiba saatnya melaksanakan
kewajiban untuk Allah dalam berbakti kepada kedua orang tua.

Firman-Nya ‫ َقاَل َر ِّب َاْو ِزْع ِنْٓي َاْن َاْشُك َر ِنْع َم َتَك اَّلِتْٓي َاْنَعْم َت َع َلَّي َو َع ٰل ى َو اِل َدَّي‬maksudnya adalah
manusia yang diberi hidayah Allah untuk kedewasaannya dan memahami hak Allah
yang harus ia tunaikan, berupa berbakti kepada orang tua, berdoa ‫َر ِّب َاْو ِزْع ِنْٓي َاْن َاْشُك َر‬
‫“ ِنْع َم َت َك‬Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah
Engkau berikan kepadaku.” Ia berkata “Berilah aku petunjuk untuk mensyukuri
nikmat-Mu yang kau berikan kepadaku. Kau membuatku mengenal-Mu,beramal
menaati-Mu.” ‫ َو َع ٰل ى َو اِلَدَّي‬maksudnya adalah terhadap orang tua.

Firman-Nya ‫ ىُه َو َاْص ِلْح ِلْي ِفْي ُذ ِّر َّيِتْۗي ِاِّنْي‬maksudnya adalah perbaikilah urusan-urusan
orang tua kepada anak-anaknya yang telah Allah karuniakan, dengan Allah
menjadikan anak-anaknya sebagai para petunjuk keimanan terhadap Allah, mengikuti
keridhaan Allah dan beramal menaati Allah.

Firman-Nya ‫ ِاِّنْي ُتْبُت ِاَلْيَك َو ِاِّنْي ِم َن اْلُم ْس ِلِم ْيَن‬maksudnya adalah aku bertobat dari dosa-
dosa yang telah dilakukan pada masa lalu terhadap-Mu. Sesungguhnya aku tunduk
kepadaMu dengan ketaatan, berserah diri pada perintah dan larangan-Mu serta
tunduk pada hukum-Mu. 12

5. QS Maryam Ayat 22

‫َفَح َم َلْتُه َفٱنَتَبَذْت ِبِهۦ َم َك اًنا َقِص ًّيا‬

Artinya: Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan


kandungannya itu ke tempat yang jauh.

Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir Allah berfiman mengabarkan tentang Maryam di
saat Jibril berkata kepadanya tentang firman Allah yang menyatakan bahwa Maryam
telah berserah diri kepada ketetapan Allah. Banyak ulama salaf menyebutkan bahwa
Malaikat yang dimaksud adalah Jibril as. Di saat itu, ia meniupkan ruh di lengan
bajunya, yang kemudian ruh itu turun hingga mengalir ke farji, sehingga ia
mengandung anak dengan izin Allah. Ketika ia hamil, ia merasa kesulitan, tidak tahu
apa yang harus dikatakan kepada orang-orang, karena ia mengetahui bahwa mereka
tidak akan menganggap jujur ceritanya.
Akan tetapi, ia ingin menceritakan rahasia dan urusannya itu kepada saudari
perempuannya, yaitu istri Zakariya. Saat itu, Zakariya meminta kepada Allah swt
seorang anak yang kemudian diperkenankan-Nya dengan hal yang sama, sehingga
isterinya pun hamil. Di saat Maryam masuk menemuinya, isteri Zakariya pun berdiri
dan memeluknya sambil bertanya: “Apakah engkau merasakan hai Maryam bahwa
aku hamil?” Maryam pun berkata: “Apakah engkau tahu bahwa aku pun hamil?”
Maryam pun kemudian menceritakan peristiwa dan kejadian sesungguhnya.
Mereka memang keluarga (yang penuh) keimanan dan kejujuran. Setelah itu,
isteri Zakariya merasakan bahwa jika ia menghadap Maryam, putera yang ada dalam
kandungannya bersujud kepada putera yang ada di dalam kandungan Maryam, dalam
arti menghormati dan tunduk kepadanya. Karena di dalam millah mereka, sujud
ketika mengucapkan salam adalah disyari’atkan, sebagaimana sujudnya kedua orang
tua dan saudara-saudara Yusuf, juga seperti perintah Allah kepada para Malaikat

12
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, “Tafsir Ath Thabari Jilid 23” (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007),
hlm 373-381.
untuk sujud kepada Adam. Akan tetapi, hal itu telah diharamkan dalam agama kita
(Islam) sebagai kesempurnaan atas keagungan kebesaran Allah.
Ibnu Abi Hatim berkata: “Ali bin al-Husain telah bercerita kepada kami,
dibacakan kepada al-Harits bin Miskin, dan aku mendengarnya, yang mengabarkan
kepada kami bahwa `Abdurrahman bin al-Qasim berkata: `Malik rahimahullah
berkata bahwa `Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakariya adalah dua anak paman.
Keduanya di kandung bersamaan.’ Dan juga telah sampai berita kepadaku bahwa Ibu
Yahya berkata kepada Maryam: `Aku melihat anak yang ada dalam perutku sujud
terhadap anak yang engkau kandung.”
Malik berkata: `Aku memandang hal tersebut sebagai kelebihan `Isa’ as, karena
Allah telah menjadikan ia dapat menghidupkan orang mati dan dapat menyembuhkan
penyakit kulit. Ahli tafsir berselisih pendapat tentang lamanya `Isa dalam kandungan.
Pendapat yang masyhur di kalangan jumhur adalah, ia di kandung selama 9 bulan.
Huruf fa di sini untuk ta’qib (akhir masa perhitungan) yang sesuai. Di dalam ash-
Shahihain dinyatakan bahwa di antara dua perubahan kehamilan adalah 40 hari.13

6. Analisa Penulis

Dari pemahaman penulis terkait pembahasan di atas bahwasannya kehamilan


adalah sebuah keistimewaan yang ditunggu-tunggu oleh mayoritas perempuan dan
keluarganya. Menjadi seorang wanita hamil bukanlah hal yang mudah, karena
banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri wanita hamil, mulai dari
perubahan fisik bahkan sampai perubahan emosi. Namun, hal tersebut menjadi
sebuah keutamaan dan ladang pahala yang sangat besar bagi para wanita hamil.
Proses dalam kehamilan pun tidak mudah karena harus membawa janin di dalam
perut yang tiapharinya semakin berkembang.

Dalam Al-Qur’an dan beberapa penafsiran para ulama pun sangat mendukung,
terutama dalam ayat-ayat yang telah disebutkan dalam pembahasan di atas, di mana
pengorbanan seorang ibu sangat besar. Banyak sekali masalah yang dihadapi oleh
seorang ibu, namun tidak pernah diungkapkan demi menjaga keharmonisan
antarkeluarganya. Maka dari itu seorang anak ketika telah besar wajib hukumnya
13
Ibnu Katsir, “Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5“,(Bogor: Pustaka Imam Syafi’I, 2003), hlm 321-322.
dalam menghormati dan berbuat baik kedua orang tuanya terutama ibu ketika masih
hidup, dan mendoakan kedua orang tuanya ketika telah meninggal.

Dalam surat Luqman ayat 14 ditafsirkan oleh Imam Zamakhsyari, lebih


ditekankan mengenai jasa seorang ibu, memiliki peran yang sangat besar saat
melahirkan anak, ibu juga memiliki sifat lemah lembut dan memiliki banyak waktu
bersama terhadap anak-anak. Ibu juga menunjukkan bahwa kesukaran, penderitaan
dalam mengandung, memelihara dan mendidik anaknya jauh lebih berat apabila
dibandingkan penderitaan yang dialami seorang anak. Maka dari itu seorang anak
wajib hukumnya dalam berbakti kepada kedua orang tua dan mendoakannya.
Berbeda dengan penafsiran M. Quraish Shihab mengenai surat Al-A’raf ayat 189
lebih menekankan rasa syukur terhadap ibu hamil karena telah dikaruniai buah hati
yang telah tumbuh di dalam rahimnya.
Dalam surat Maryam ayat 22 menjelaskan lamanya seorang ibu hamil
mengandung dan menjelaskan fase-fase tersulit yang dialami seorang ibu hamil.
Dalam surat Ar-Ra’d ayat 8 yang ditafsirkan oleh Asy-Syaukani hampir berkaitan
dengan surat Al-A’raf di mana ayat ini menjelaskan mengenai bagaimana keadaan
janin dalam rahim ibu, apakah sempurna atau cacat, namun harus tetap disyukuri.
Sedangkan dalam surat Al-Ahqaf lebih diterangkan mengenai kondisi anak yang
sudah mulah tumbuh besar, yakni Allah memerintahkan seorang anak untuk berbuat
baik dan menghormati seorang ibunya yang telah mengandung selama 9 bulan,
kemudian yang telah melahirkan dengan mempertaruhkan nyawanya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hamil dan melahirkan merupakaan impian dari sebagian besar kaum wanita secara
mayoritas. Bagi seorang wanita, hamil adalah sebuah anugerah yang tak ternilai oleh apapun,
walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa selama hamil akan terjadi perubahan fisik yang tidak
dapat dihindari. Kehamilan adalah yang diawali melalui proses dengan ppertemuan sel telur dan
sel sperma di dalam indung telur wanita, kemudian berlanjut pada pembentukan zigot,
peletakkan atau menempel pada dinding rahim, pembentukan plasenta, dan pertumbuhan serta
perkembangan hasil konsepsi sampai cukup waktu.
Denga itu surat Luqman QS. Al-A’raf ayat 189, QS. Luqman ayat 14, QS. Ar-Ra’d ayat 8,
QS. Maryam ayat 22 dan QS. Al-Ahqaf ayat 15, mengandung makna yang sangat kuat, yakni
menjadi seorang wanita hamil itu sangat istimewa dan patut disyukuri. Sehingga ketika sang bayi
telah berkembang tumbuh besar wajib patuh dan hormat kepada kedua orang tuanya, apalagi
mereka masih hidup. Jika telah tiada maka berbeda lagi rasanya. Tetap harus bersyukur atas
segala nikmat Allah Swt bahwa ayah dan ibu sangat menyayangi, terutama ibu yang telah
mengandung.
DAFTAR PUSTAKA
Asy-Syaukani, Imam. Tafsir Fathul Qadir Jilid 5.
Fahmi, Muhammad Nur. (2022). Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak (Aplikasi Tafsir
Tahlili Atas QS. Luqman: 12-19) (Skripsi). Jakarta: Institut PTIQ Jakarta.
Hanifah. (2015). Perubahan Selama Kehamilan. Http://drprima.com/kehamilan/pengertian-
lama-kehamilan-manusia.html diakses pada tanggal 18 Februari 2015.
Iqbal, Muhammad Nur. (2023). Proses Kehamilan Dalam Tafsir Al-Jawahir Dan Ilmu
Kebidanan (Tesis). Lampung: UIN Raden Intan Lampung.
Iqbal, Muhammad Nur. (2023). Proses kehamilan Dalam Tafsir Al-Jawahir Dan ilmu
Kebidanan (Tesis). Lampung: UIN Raden Intan Lampung.
Katsir, Ibnu. (2003). Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5. Bogor: Pustaka Imam Syafi’I.
Muhammad, Abu Ja’far bin Jarir Ath-Thabari. (2007). Tafsir Ath Thabari Jilid 23. Jakarta:
Pustaka Azzam.
Nurhayati, Eneng. (2020). Psikologi Kehamilan Dalam Perspektif Al-Qur’an (Skripsi).
Jakata: Institut PTIQ Jakarta.
Nurhayati, Eneng. (2021). Psikologi Kehamilan Dalam Perspektif Al-Qur’an. XX(1).
Jurnal Kordinat.
Puspitaningrum, Nyna. (2015). Hubungan Tingkat Pegetahuan Ibu Hamil Tentang Resiko
Tinggi Kehamilan Dengan Keteraturan Antenatal Care (Anc) Di Rb Soegiarti Surabaya. Embrio.
Jurnal Kebidanan. Surabaya: Universitas PGRI Adi Buana.
Shihab, M. Quraish. (2002). Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an
Jilid 5. Jakarta: Penerbit Lentera Hati.
Urifah, Faridatu dan Ahmad Zainuddin. (2022). “Hamil Dalam Al-Qur’an (Telaah
Deskriptif Beratnya Kehamilan pada QS Luqman Ayat 14, QS. Al-Ahqaf Ayat 15 dalam Tafsir
Al-Azhar). 7(1). Jurnal Mafhum.
Zamakhsyari. (2009). Tafsir Al-Kasyaf. Beirut: Dar Al-Marefah.

Anda mungkin juga menyukai