Dosen:
Suyud Arif, M.Ag
Disusun Oleh :
191107011164
FIKES Regular 4C
A. Pengertian :
Reproduksi
Reproduksi berasal dari kata "Re" artinya kembali dan kata "Produksi" artinya
membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses
kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reproduksi mengandung
arti Pengembangbiakan.
Artinya: Maka hendaklah manusia memperhatikan dari Apakah Dia diciptakan? Dia
diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan
tulang dada perempuan. Ayat di atas menyebutkan bahwa terjadinya manusia melalui
reproduksi berasal dari air yang dipancarkan antara tulang sulbi laki-laki dan tulang
dada perempuan. Sayyid Quthb menyebutkan dalam tafsirnya bahwa pengetahuan
modern menemukan hal yang baru terungkap yakni di tulang belakang laki-laki
terbentuknya sperma dan tulang dada atas pada perempuan terbentuk air mani dari
seorang perempuan.
B. Kesehatan reproduksi :
BKKBN mendefinisikan Kesehatan Reproduksi yaitu suatu keadaan sehat mental, fisik
dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem
dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit
dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
spiritual yang memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota
keluarga dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
1
Quran, hadits, dan ijma' para ulama Kewajiban umat muslim mengikuti aturan-aturan
yang telah ditetapkan islam
5) Merawat Anak
Merawat anak, terdiri dari menyusui, menyuapi, memandikan, mendidik dan
sebagainya, adalah termasuk tugas reproduksi. Akan tetapi, berbeda dengan peran
reproduksi seperti hamil dan melahirkan yang bersifat kodrati dan hanya bisa
ditangani oleh ibu, merawat anak adalah tugas reproduksi non-kodrati, yang pada
dasarnya merupakan tanggungjawab bersama, antara bapak dan ibu anak-anaknya.
2
Ajaran bersuci (thaharah) dalam Islam ini adalah indikasi perintah menjaga
kebersihan termasuk alat reproduksi.
3. Pernikahan
4. Menyusui
Sungguhpun dalam Islam menyusui adalah hak ibu, tapi hal ini sangat
dianjurkan karena dengan menyusui mengurangi risiko penyakit kanker payudara
dan dapat menjarangkan kelahiran yang berdekatan jaraknya.
3
5. Larangan berganti-ganti pasangan
Berganti-ganti pasangan, adalah satu perilaku yang sangat rentan menularkan
Penyakit Menular Seksual (PMS). Larangan perilaku berganti pasangan ini
disebutkan dalam firman Allah SWT;
pasangan baik dengan cara apapun, dapat berdampak pada terjadinya penyakit
menular seksual baik kepada laki laki maupun perempuan. Sementara perempuan
sendiri lebih berisiko tertular karena bentuk alatreproduksinya bersifat lebih terbuka
sehingga rentan tertular penyakit PMS, termasuk oleh suaminya sendiri.
4
TENAGA KESEHATAN RABANI
َ
َت او ال اوِّ َو رۡ اَ ٱل ِّ ر ِب لۡ اىلاع اواا اُ ا
َ َوَع
َت َ اوِّ ر ُ رعۡ ٱ او َ بل ِّ ر ب رث بإ اىلاع اا اَُ اوَع
5
C. Peran tenaga kesehatan secara umum
Dalam pembangunan kesehatan, tenaga kesehatan masyarakat merupakan bagian
dari sumber daya manusia yang sangat penting perannya guna meningkatkan kesadaran
yang lebih tinggi pada pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
Tenaga kesehatan juga memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu meningkatkan
kesadaran, kemauan,dan kemampuan hidup sehat sehingga mampu mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi
Sebagai komunikator
Sebagai seorang komunikator, tenaga kesehatan seharusnya memberikan
informasi secara jelas kepada pasien. Pemberian informasi sangat diperlukan
karena komunikasi bermanfaat untuk memperbaiki kurangnya pengetahuan dan
sikap masyarakat yang salah terhadap kesehatan dan penyakit. Sebagai
motivatorMotivator adalah orang yang memberikan motivasi kepada orang lain.
Sebagai motivator
Motivator adalah orang yang memberikan motivasi kepada orang lain.
Sementara motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak agar mencapai
suatu tujuan tertentu dan hasil dari dorongan tersebut diwujudkan dalam bentuk
perilaku yang dilakukan (Notoatmodjo, 2007)
Sebagai fasilitator
Fasilitator adalah orang atau badan yang memberikan kemudahan dalam
menyediakan fasilitas bagi orang lain yang membutuhkan.Tenaga kesehatan
dilengkapi dengan buku pedoman pemberian tablet zat besi dengan tujuan agar
mampu melaksanakan pemberian tablet zat besi tepat pada sasaran sebagai upaya
dalam menurunkan angka prevalensi anemia (Santoso, 2004).
Sebagai konselor
Konselor adalah orang yang memberikan bantuan kepada orang lain dalam
membuat keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman
terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien (Depkes RI,
2006).
6
F. Sifat-sifat tenaga medis yang harus di miliki menurut islam
Dalam islam tenaga kesehatan haruslah mencerminkan pada pengetahuan,sikap
dan keterampilan professional. Islam telah menetapkan beberapa sifat-sifat terpuji bagi
manusia, sifat-sifat itu harus di miliki oleh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan harus
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Tulus ikhlas karena Allah
2. Penyantun
3. Ikhlas
4. Sabar
5. Tegas
6. Patuh pada peraturan
7. Bersih
8. Bertanggung jawab
9. Dapat dipercaya
7
DONOR DARAH DALAM ISLAM DAN MEDIS
9
EUTHANASIA MENURUT ISLAM DAN MEDIS
A. Definisi Euthanasia
Istilah euthanasia berasal dari bahasa Yunani yaitu “Eu-Thanasia”. Eu berarti baik
dan Thanatos berarti mati, secara keseluruhan diartikan sebagai kematian yang senang da
n wajar. Seorang penulis Yunani bernama Soetonius dalam bukunya „Vita Caesarum‟ m
enjelaskan arti euthanasia sebagai “mati cepat tanpa derita”. Kemudian istilah ini diartik
an sebagai “pembunuhan tanpa penderitaan” terhadap pasien yang sudah tidak dapat dihar
apkan lagi, yang dalam bahasa Inggris lebih populer dengan sebutan istilah “mercy killing
” (Imron Halimy, 1990).
Euthanasia adalah suatu usaha, tindakan dan bantuan yang dilakukan oleh seorang
dokter untuk dengan sengaja mempercepat kematian seseorang, yang menurut perkiraann
ya sudah hampir mendekati kematian, dengan tujuan untuk meringankan atau membebask
annya dari penderitaannya.
B. Jenis-Jenis Euthanasia
Action to permit death to occur
Pada jenis Euthanasia yang pertama, kematian dapat terjadi karena pasien dengan sun
gguh-sungguh dan secara cepat menginginkan untuk mati.
Failure to take action to prevent death
Jenis Euthanasia yang kedua terjadi karena kelalaian, atau kegagalan dari seorang dok
ter dalam mengambil suatu tindakan untuk mencegah adanya kematian.
Positive action to cause death
Jenis Euthanasia yang ketiga merupakan tindakan yang positif dari dokter untuk mem
percepat terjadinya kematian.
C. Bentuk-Bentuk Euthanasia
1) Euthanasia Aktif (mercy killing)
Euthanasia aktif terjadi apabila dokter atau tenaga kesehatan lainnya secara se
ngaja melakukan suatu tindakan untuk memperpendek (mengakhiri) hidup pasien. Eut
hanasia aktif dibagi menjadi 3 :
Euthanasia aktif atas permintaan pasien
Adalah bila orang yang bersangkutan meminta agar hidupnya diakhiri
dengan segera dan dokter atau orang lain mengambil tindakan-tindakan untuk
mempercepat kematian orang tersebut.
Euthanasia aktif tidak atas permintaan pasien
Adalah bila orang yang bersangkutan meminta agar hidupnya diakhiri
dengan segera dan dokter atau orang lain mengambil tindakan-tindakan untuk
mempercepat kematian orang tersebut.
Euthanasia aktif tanpa sikap dari pasien
Yang dimaksud dengan “tanpa sikap” adalah apabila pada saat akan
dilangsungkan euthanasia, pasien yang bersangkutan sudah dalam keadaan
10
koma (tidak sadar), yang berarti tidak dapat diketahui keinginan yang
sebenarnya.
2) Euthanasia pasif
Euthanasia pasif terjadi bila dokter atau tenaga kesehatan lainnya secara senga
ja tidak lagi memberikan bantuan medik kepada pasien yang dapat memperpanjang hi
dupnya (dengan catatan bahwa perawatan pasien diberikan terus menerus secara opti
mal dalam usaha untuk membantu pasien dalam fase hidup yang terakhir). Euthanasia
pasif dibagi menjadi 3 :
Euthanasia pasif atas permintaan pasien (passive voluntary
euthanasia)
Adalah bila orang yang bersangkutan menghendaki segala usaha
pertolongan untuk memperpajang hidupnya dihentikan, sehingga maut bisa
segera menjemputnya berhubung ia sudah tidak tahan lagi akan
penderitaan yang berkepanjangan.
Euthanasia pasif tanpa permintaan pasien (passive nonvoluntary
euthanasia)
Adalah bila orang yang bersangkutan sudah tidak mampu lagi
menyatakan kehendaknya dan dokter atau orang lain memutuskan untuk
menghentikan usaha-usaha pertolongan yang dmaksud untuk
menyelamatkan jiwanya karena penyakitnya sudah tidak tertolong lagi.
3) Euthanasia Murni
Adalah usaha untuk meringankan kematian seseorang tanpa memperpendek hi
dup nya. Disini termasuk semua usaha perawatan dan pastoral agar yang bersangkutan
dapat mati dengan “baik”.
11
D. Euthanasia Dalam Sudut Pandang Hukum Islam
Euthanasia adalah praktek mendahului takdir Allah SWT. Dengan alasan untuk m
engakhiri penderitaan, pekerjaan itu termasuk dalam kategori pembunuhan. Berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut diatas kiranya penulis beranggapan bahwa sebagian besar tok
oh ulama dan cendekiawan Islam tidak menyetujui adanya praktek euthanasia.
“Bahwa Rasulullah pernah bersabda : Janganlah tiap-tiap orang dari kamu memint
a-minta mati, karena kesukarang yang menimpanya. Jika memang sangat perlu dia berbu
at demikian, maka ucapkanlah do‟a sebagai berikut :
Ya Allah! Panjangkanlah umurku, kalau memang hidup lebih baik bagiku, dan ma
tikanlah aku mana kala memang mati lebih baik bagiku”.
Dari bunyi hadits tersebut di atas jelaslah bahwa euthanasia baik secara eksplisit
maupun implisit dalam ajaran agama Islam itu dilarang. Begitu juga seseorang yang mem
inta-minta atau mencita-citakan untuk mati pun dilarang, dan bila karena suatu keadaan,
misalnya suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan lagi, maka ia hanya dapat dan bol
eh berdo‟a saja, tidak lebih dari itu, dalam arti tidak boleh berusaha untuk mempercepat k
ematiannya
12
ORGAN DAN TUBUH MENURUT ISLAM DAN MEDIS
Dalam bahasa Arab transplantasi juga dikenal dengan Naqlu Al-A’da zira’a
al-a’dai’i. 18 Transplan ialah mentransfer jaringan dari bagian satu ke bagian yang
lain, dan organ atau jaringan yang diambil dari badan untuk ditanam ke daerah lain
pada badan yang sama atau individu lainnya.
14
Apabila pelaksanaan tranplantasi organ yang diambil dari pendonor yang
hidup dan masih sehat, maka hukumnya haram. Dikarenakan, akan memiliki efek
terhadap si pendonor, seperti mendonor mata atau ginjal.
Menurut Mufti Muhammad Syafi‟i bahwa Transplantasi Organ tidak
diperbolehkan dilakukan berdasarkan 3 prinsip yaitu :
Kesucian hidup seorang manusia
Tubuh manusia adalah amanah dari Allah SWT
Transplantasi dapat dikategorikan sebagai sikap yang memperlakukan tubuh
manusia sebagai bahan material
15
ABORSI MENURUT ISLAM DAN MEDIS
A. Pengertian Aborsi
• Aborsi atau Abortus provocatus berasal dari bahasa latin yang berarti keguguran
karena kesengajaan.
• Dalam kamus Latin-Indonesia sendiri, abortus diartikan sebagai wiladah sebelum
waktunya atau keguguran.
• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, 1990), aborsi berarti “pengguguran kandungan yang
dibedakan atas aborsi kriminalis yaitu aborsi yang dilakukan dengan sengaja
karena suatu alasan dan bertentangan dengan hukum; dan aborsi legal yaitu
pengguguran kandungan dengan sepengetahuan pihak berwenang”.
ْ َو ََل تَ ْقتُلُ ْْٓىا اَوْ ََل َد ُك ْم َخ ْشيَةَ اِ ْم ََل ٍۗق نَحْ نُ نَرْ ُزقُهُ ْم َواِيَّا ُك ٍۗ ْم اِ َّن قَ ْتلَهُ ْم َكانَ ِخ.
طـًٔا َكبِ ْيرًٔ ا
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang
memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu
dosa yang besar.
Larangan ayat ini ditunjukkan kepada umum. Ini dipahami dari bentuk jamak yang
16
digunakannya, (janganlah kamu) seperti juga ayat-ayat berikut, berbeda dengan ayat-
ayat yang lalu yang menggunakan bentuk tunggal (janganlah emgkau). Agaknya hal
tersebut mengisyaratkan bahwa keburukan yang dilarang di sini dan ayat-ayat yang
mengunakan bentuk jamak itu untuk mengisyaratkan bahwa apa yang dipesankannya
merupakan tanggung jawab kolektif, berbeda dengan yang berbentuk tunggal
memberikan penekanan pada orang perorang, serta merupakan tanggung jawab
pribadi demi pribadi.
Bersifat Legal
Dilakukan oleh tenaga kesehatan atau tenaga medis yang berkompeten
berdasarkan indikasi kedaruratan medis dan akibat perkosaan, sesuai pasal 75 ayat 2
huruf a dan b Undang-Undang Kesehatan sertadengan persetujuan ibu yang hamil dan
atau suami.
Bersifat Ilegal
Aborsi ilegal dilakukan oleh tenaga kesehatan atau tenaga medis yang tidak
kompeten, melalui cara-cara diluar medis (pijat,jamu atau ramu-ramuan), dengan atau
tanpa persetujuan ibu hamil dan atau suaminya
17
ASI DALAM PANDANGAN ISLAM DAN KESEHATAN
A. Pengertian ASI
Air Susu Ibu atau disingkat ASI adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk
konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna
makanan padat. ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan
bayi baik fisik, psikologis social, maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon,
unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi serta anti inflamasi.
ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5%. Oleh karena itu bayi yang
mendapat cukup ASI tidak perlu mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang
bersuhu panas
B. Manfaat ASI
ASI mempunyai sejuta manfaat. ASI memegang peran yang sangat penting dalam
meningkatkan kesehatan bayi. Berdasarkan data dari WHO, hampir 90% kematian balita
terjadi di negara berkembang dimana keadaan ekonomi yang cukup sulit, kondisi sanitasi
yang buruk, akses ke air bersih yang kurang. Berbagai penyakit seperti diare, kekurangan
gizi, malnutrisi meningkat.Kandungan gizi ASI, seperti carnitine, vitamin B dan C, zat
besi, serta asam folat, bermanfaat untuk mencegah risiko bayi terserang berbagai
penyakit, di antaranya infeksi saluran pernapasan, alergi, radang usus, diabetes, leukemia,
hingga sindrom kematian mendadak bayi (SIDS).
Pemberian ASI eksklusif membuat saluran cerna bayi dihuni oleh bakteri baik.
ASI juga mengandung protein yang berfungsi melindungi bayi dari infeksi kuman
sehingga dapat mengurangi angka kematian bayi yang disebabkan oleh penyakit seperti
radang paru-paru serta mempercepat proses penyembuhan.
18
D. ASI Menurut Pandangan Alqur'an
"Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh,
bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah
dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula
seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu
pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan
antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin
menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan
pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan" QS. Al-Baqarah [2]:233
Kesimpulan
Jika kita perhatikan seruan Allah swt. dalam Al-Q ur‟an serta himbauan organisasi
kesehaan serta para ahli agama dan ahli kesehatan, maka masalah menyusui merupakan
masalah agama dan kesehatan sekaligus. Sehingga patut kiranya menjadi perhatian umat
Islam agar petunjuk Al-Qur‟an yang didukung oleh penelitian ilmiah dari para ahli ini,
menjadi pedoman para ibu dalam menjalani masa menyusui, agar anak yang mereka
susui, bisa tumbuh sehat baik jasmani maupun rohaninya, sehingga nantinya bisa tumbuh
kuat dan sehat serta bermanfaat bagi masyarakat, agama dan bangsanya serta dapat
menjalankan peranannya sebagai khalifah di muka bumi.
19