Anda di halaman 1dari 20

RANGKUMAN MATERI

Disusun Sebagai Tugas Akhir Ulangan Akhir Semester Mata Kuliah


Pendidikan Agama Islam 4

Dosen:
Suyud Arif, M.Ag

Disusun Oleh :

KHOFIFAH WIDA NINGSIH

191107011164

FIKES Regular 4C

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2020
KESEHATAN REPRODUKSI DALAM ISLAM DAN KESEHATAN

A. Pengertian :
 Reproduksi
Reproduksi berasal dari kata "Re" artinya kembali dan kata "Produksi" artinya
membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses
kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reproduksi mengandung
arti Pengembangbiakan.

 Reproduksi dalam Islam


Sistem Reproduksi Manusia dalam Al-Qur‟ân sebagaimana telah Allah firmankan
dalam Qs Al-Thariq ayat 5- 7:

Artinya: Maka hendaklah manusia memperhatikan dari Apakah Dia diciptakan? Dia
diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan
tulang dada perempuan. Ayat di atas menyebutkan bahwa terjadinya manusia melalui
reproduksi berasal dari air yang dipancarkan antara tulang sulbi laki-laki dan tulang
dada perempuan. Sayyid Quthb menyebutkan dalam tafsirnya bahwa pengetahuan
modern menemukan hal yang baru terungkap yakni di tulang belakang laki-laki
terbentuknya sperma dan tulang dada atas pada perempuan terbentuk air mani dari
seorang perempuan.

B. Kesehatan reproduksi :
BKKBN mendefinisikan Kesehatan Reproduksi yaitu suatu keadaan sehat mental, fisik
dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem
dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit
dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
spiritual yang memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota
keluarga dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

Tujuan Kesehatan reproduksi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014


Kesehatan Reproduksi yang menjamin setiap orang berhak memperoleh pelayanan
kesehatan reproduksi yang bermutu,aman dan dapat dipertanggung jawabkan, dimana
peraturan ini juga menjamin kesehatan perempuan dalam usia reproduksi sehingga
mampu melahirkan generasi yang sehat, berkualitas yang nantinya berdampak pada
penurunan Angka Kematian Ibu.

C. KesehatanReproduksi Pandangan Islam


Islam mengatur kesehatan reproduksi manusia untuk memuliakan dan menjunjung
tinggi derajat manusia Islam mengatur tentang kesehatan reproduksi sesuai dengan

1
Quran, hadits, dan ijma' para ulama Kewajiban umat muslim mengikuti aturan-aturan
yang telah ditetapkan islam

D. Hak-hak kesehatan reproduksi dalam Islam


1) Hak Memilih Pasangan
Hal pertama yang berkaitan dengan hak dan kesehatan reproduksi perempuan adalah
memilih pasangan.

2) Hak menikmati hubunganSeksual


Konsekuensi logis dari sebuah perkawinan adalah dilakukannya hubungan seksual
oleh pasangan suami isteri.

3) Hak Menentukan Kehamilan dan Memiliki Keturunan


Secara kodrati perempuan mengemban tugas reproduksi umat manusia yang
umumnya meliputi mengandung, melahirkan dan menyusui anak. Dalam al-Qur‟an,
fungsi kemanusiaan yang sangat berat ini diapresiasi demikian mendalam dalam surat
Al-Ahqaf (46): 15. Al-Qur‟an menegaskan kepada segenap manusia tentang beban
amat berat, beban reproduksi yang dipikul oleh kaum perempuan, kaum ibu.

4) Hak Menceraikan Pasangan


Sebagai ajaran moral Ilahiah, Islam sangat tidak menyukai perceraian. Secara moral
perceraian adalah sebuah pengingkaran. Akan tetapi sadar bahwa tidak mungkin
perceraian sama sekali dihindari, maka dengan penuh penyesalan, demi alasan yang
sangat khusus, Islam pun terpaksa menerima kemungkinan terjadinya. Ini tercermin
dalam sabda Rasulullah SAW yang penuh ambivalensi: “Sesuatu yang halal tetapi
dibenci oleh Allah adalah talak/perceraian” (HR. Abu Dawud dan Ibn Majah).

5) Merawat Anak
Merawat anak, terdiri dari menyusui, menyuapi, memandikan, mendidik dan
sebagainya, adalah termasuk tugas reproduksi. Akan tetapi, berbeda dengan peran
reproduksi seperti hamil dan melahirkan yang bersifat kodrati dan hanya bisa
ditangani oleh ibu, merawat anak adalah tugas reproduksi non-kodrati, yang pada
dasarnya merupakan tanggungjawab bersama, antara bapak dan ibu anak-anaknya.

E. Prinsip-prinsip yang Berkenaan dengan Kesehatan Reproduksi menurut Islam


1. Menjaga Kebersihan
Rasulullah SAW pernah bersabda:
Bersuci adalah sebagian iman, alhamdulillâh (segala puji bagi Allah Azza wa
Jalla) memenuhi timbangan. Subhânallâh (Maha suci Allah Azza wa Jalla) dan
alhamdulillâh (segala puji bagi Allah Azza wa Jalla) keduanya memenuhi antara
langit dan bumi; shalat adalah cahaya; sedekah adalah petunjuk; sabar adalah sinar,
dan al-Qurân adalah hujjah bagimu. Setiap manusia melakukan perbuatan: ada yang
menjual dirinya kemudian memerdekakannya atau membinasakannya.

2
Ajaran bersuci (thaharah) dalam Islam ini adalah indikasi perintah menjaga
kebersihan termasuk alat reproduksi.

2. Larangan ber-khalwat bagi laki-laki dan perempuan berdua di tempat sepi


tanpa ada mahram.
Hadis Nabi Muhammad SAW:
Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berkholwat
(berduaan) dengan seorang wanita dan janganlah sekali-kali seorang wanita
bepergian kecuali bersama mahramnya". Lalu ada seorang laki-laki yang bangkit
seraya berkata: "Wahai Rasulullah, aku telah mendaftarkan diriku untuk
mengikutu suatu peperangan sedangkan istriku pergi menunaikan hajji". Maka
Beliau bersabda: "Tunaikanlah hajji bersama istrimu".

Larangan tersebut adalah tindakan preventif (pencegahan) agar terhindar dari


perzinahan atau kerentanan atas tindakan kekerasan seksual lainnya

3. Pernikahan

4. Menyusui
Sungguhpun dalam Islam menyusui adalah hak ibu, tapi hal ini sangat
dianjurkan karena dengan menyusui mengurangi risiko penyakit kanker payudara
dan dapat menjarangkan kelahiran yang berdekatan jaraknya.

3
5. Larangan berganti-ganti pasangan
Berganti-ganti pasangan, adalah satu perilaku yang sangat rentan menularkan
Penyakit Menular Seksual (PMS). Larangan perilaku berganti pasangan ini
disebutkan dalam firman Allah SWT;

pasangan baik dengan cara apapun, dapat berdampak pada terjadinya penyakit
menular seksual baik kepada laki laki maupun perempuan. Sementara perempuan
sendiri lebih berisiko tertular karena bentuk alatreproduksinya bersifat lebih terbuka
sehingga rentan tertular penyakit PMS, termasuk oleh suaminya sendiri.

4
TENAGA KESEHATAN RABANI

A. Definisi tenaga kesehatan dan rabani


 Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan
di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan (uu no. 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan)
 Secara etimologis, Rabbaniyyin adalah jamak dari kata Rabbani. Kata Rabbani
adalah menisbahkan sesuatu kepada Rabb, yaitu Tuhan. Jika dikaitkan dengan
orang, kata ini berarti orang yang telah mencapai derajat ma‟rifat kepada Allah
atau orang yang sangat menjiwai ajaran agamanya,Sebagian ulama berpendapat
bahwa kata Rabbani mempunyai arti tokoh ilmuwan yang mendidik dan
memperbaiki kondisi sosialnya, dan ada juga yang berpendapat bahwa kata
tersebut bermakna orang yang ahli dan mengamalkan agama sesuai yang ia
ketahui, maka dengan demikian kata tersebut identik dengan al-alim al-hakim,
yang mempunyai arti orang yang sempurna iman dan ketaqwaannya
 Tenaga kesehatan Rabbani dapat diartikan setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
bidang kesehatan yang juga mengedepankan nilai-nilai atau prinsip agama dalam
menjalankan profesi nya sebagai seorang tenaga kesehatan sesuai dengan syariat
islam.
 rabbani menggambarkan generasi emas umat (golden age) Islam. Generasi
rabbani adalah generasi yang sukses, posisinya selalu berada dalam garis ajaran
Islam, dan selalu mengajak orang lain untuk dekat dengan Allah. Generasi
rabbani, generasi yang akan selalu berada di barisan terdepan dalam menegakkan
kalimatullah, menegakkan syariat Islam. Generasi rabbani menjadi teladan
karena secara duniawi generasi ini adalah orang-orang yang kaya jiwa dan
unggul dari sisi ketaqwaannya.

B. Tenaga kesehatan menurut Al-qur’an


Allah subhanahu wa ta‟ala berfirman,

َ
‫َت او ال اوِّ َو رۡ اَ ٱل ِّ ر ِب لۡ اىلاع اواا اُ ا‬
َ ‫َوَع‬
‫َت‬ َ ‫اوِّ ر ُ رعۡ ٱ او َ بل ِّ ر ب رث بإ اىلاع اا اَُ اوَع‬

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa.


Dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (al-Maidah: 2)
Inti dari surah al-maidah ayat 2 tersebut adalah menyarankan bahwa hidup tolong
menolong dan membantu dalam kebaikan.Gotong royong (tolong menolong)
bermakna ganda yaitu kebaikan dan keburukan. Islam mengajarkan tolong menolong
dalam kebaikan dan melarang tolong menolong dalam perbuatan buruk. Apabila
seseorang berbuat kebaikan dan takwa kepada Allah SWT, kita harus mendukungnya

5
C. Peran tenaga kesehatan secara umum
Dalam pembangunan kesehatan, tenaga kesehatan masyarakat merupakan bagian
dari sumber daya manusia yang sangat penting perannya guna meningkatkan kesadaran
yang lebih tinggi pada pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.

Tenaga kesehatan juga memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu meningkatkan
kesadaran, kemauan,dan kemampuan hidup sehat sehingga mampu mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi

D. Macam-macam peran tenaga kesehatan (potter &perry, 2007)


Tenaga kesehatan memiliki beberapa petugas yang dalam kerjanya saling
berkaitan yaitu dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan ketenagaan medis lainnya
(Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996). Macam-macam peran tenaga kesehatan

Menurut Potter dan Perry (2007) macam-macam peran tenaga kesehatan


dibagi menjadi beberapa, yaitu :

 Sebagai komunikator
Sebagai seorang komunikator, tenaga kesehatan seharusnya memberikan
informasi secara jelas kepada pasien. Pemberian informasi sangat diperlukan
karena komunikasi bermanfaat untuk memperbaiki kurangnya pengetahuan dan
sikap masyarakat yang salah terhadap kesehatan dan penyakit. Sebagai
motivatorMotivator adalah orang yang memberikan motivasi kepada orang lain.
 Sebagai motivator
Motivator adalah orang yang memberikan motivasi kepada orang lain.
Sementara motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak agar mencapai
suatu tujuan tertentu dan hasil dari dorongan tersebut diwujudkan dalam bentuk
perilaku yang dilakukan (Notoatmodjo, 2007)
 Sebagai fasilitator
Fasilitator adalah orang atau badan yang memberikan kemudahan dalam
menyediakan fasilitas bagi orang lain yang membutuhkan.Tenaga kesehatan
dilengkapi dengan buku pedoman pemberian tablet zat besi dengan tujuan agar
mampu melaksanakan pemberian tablet zat besi tepat pada sasaran sebagai upaya
dalam menurunkan angka prevalensi anemia (Santoso, 2004).
 Sebagai konselor
Konselor adalah orang yang memberikan bantuan kepada orang lain dalam
membuat keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman
terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien (Depkes RI,
2006).

6
F. Sifat-sifat tenaga medis yang harus di miliki menurut islam
Dalam islam tenaga kesehatan haruslah mencerminkan pada pengetahuan,sikap
dan keterampilan professional. Islam telah menetapkan beberapa sifat-sifat terpuji bagi
manusia, sifat-sifat itu harus di miliki oleh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan harus
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Tulus ikhlas karena Allah
2. Penyantun
3. Ikhlas
4. Sabar
5. Tegas
6. Patuh pada peraturan
7. Bersih
8. Bertanggung jawab
9. Dapat dipercaya

7
DONOR DARAH DALAM ISLAM DAN MEDIS

A. Pengertian Donor Darah


 Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara suka rela
untuk disimpan di bank darah. Kegiatan ini biasanya digalangkan oleh lembaga
sosial palang merah Indonesia (PMI). Donor darah biasa dihubungkan dengan
kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma,
operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah (PMI,
2009).

 Donor darah merupakan penderma darah, suatu organisme yang memberikan


jaringan hidup untuk dapat digunakan didalam tubuh satu dengan tubuh yang
lainnya, seperti proses transfusi darah serta untuk proses transplantasi (Sadikin,
2013)
B. Manfaat Donor Darah
1) Manfaat Menurut Medis
Manfaat mendonorkan darah secara rutin setiap tiga bulan sekali maka
menyebabkan tubuh akan terpacu untuk memproduksi sel-sel darah merah baru,
sedangkan fungsi sel-sel darah merah adalah untuk oksigenisasi dan mengangkut
sari-sari makanan. Dengan demikian fungsi darah menjadi lebih baik sehingga
donor menjadi sehat. Selain itu, kesehatan pendonor akan selalu terpantau karena
setiap kali donor dilakukan pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan uji saring
darah terhadap infeksi yang dapat ditularkan lewat darah. Manfaat lainnya dari
mendonorkan darah adalah mendapatkan kesehatan psikologis karena
menyumbangkan hal yang tidak ternilai harganya kepada yang membutuhkan akan
membuat kita merasakan kepuasan psikologis. Sebuah penelitian menemukan,
orang usia lanjut yang rutin menjadi pendonor darah akan merasakan tetap
berenergi dan bugar (Gustaman dkk, 2013).
2) Manfaat Menurut Agama
Kegiatan donor darah sangat bermanfaat bagi kesehatan, donor darah
merupakan salah satu wujud kepedulian kita terhadap masyarakat, dari segi agama
dengan berdonor darah kita dapat beramal sholeh tanpa pamrih kepada sesama
manusia, karena sekantong darah yang disumbangkan dapat menyelamatkan jiwa
seseorang yang membutuhkan.

C. Syarat-syarat Donor Darah


1) Umur 17-60 tahun
2) Berat badan minimal 45 kg.
3) Temperatur tubuh berkisar antara 36,6-370C.
4) Tekanan darah baik, yang ditunjukkan dengan systole 110- 160 mmHg dan
diastole 70-100 mmHg
5) Denyut nadi teratur yaitu sekitar 50- 100 kali/menitt
6) Hemoglobin baik pria maupun perempuanminimal 12,5 gram.
7) Bagi penyumbang darah wanita tidak sedang hadi, hamil atau menyusui.
8
8) Tidak menderita penyakit jantung, hati, ginjal, paru, kencing manis, pendarahan,
kejang atau penyakit kulit kronis.
9) Tidak pernah menderita penyakit hepatitis B.
10) Tidak pernah menderita penyakit tuberculosis, sifilis, epilepsy dan sering kejang.
11) Tidak pernah mengalami ketergantungan obat, alkoholisme akut dan kronik.
12) Tidak pernah menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang
akan ditusuk.
13) Tidak mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya
defisiensi G6PD, thalasemia dan polibetemiavera.
14) Tidak mengidap penyakiy HIV/AIDS

D. Hukum Donor Darah Dalam Islam


• Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-
orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu
dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
berlaku adil.“ (QS. Al-Mumtahanah 60: Ayat 8)

Mendonorkan darah, yang dilakukan dengan ikhlas, merupakan suatu amal


kemanusiaan yang sangat dihargai dan dianjurkan (mandub) oleh Islam, sebab usaha
tersebut dapat menyelamatkan jiwa manusia (resipien). Karena sesungguhnya Allah
sebagai Khaliq sendiri, telah memuliakan manusia. Sebab itu sudah semestinya
manusia, sebagai hamba Allah, senantiasa saling menolong dan saling hormat-
menghormati antara sesamanya (mutual respect).
Menurut fatwa Syaikh Muhammad bin Ibrahim :

• Boleh hukumnya mendonorkan darah selama tidak membahayakan jiwanya


dalam kondisi yang memang dibutuhkan untuk menolong kaum muslimin yang
benar-benar membutuhkannya.
• Boleh hukumnya mendirikan Bank donor darah Islami untuk menerima orang-
orang yang bersedia mendonorkan darahnya guna menolong kaum muslimin
yang membutuhkannya. Dan hendaknya bank tersebut tidak menerima imbalan
harta dari si sakit ataupun ahli waris dan walinya sebagai ganti darah yang di
donorkan. Dan tidak dibolehkan menjadikan hal itu sebagai lahan bisnis untuk
mencari keuntungan, karena hal itu berkaitan dengan Kemaslahatan umum kaum
muslimin.

9
EUTHANASIA MENURUT ISLAM DAN MEDIS

A. Definisi Euthanasia
Istilah euthanasia berasal dari bahasa Yunani yaitu “Eu-Thanasia”. Eu berarti baik
dan Thanatos berarti mati, secara keseluruhan diartikan sebagai kematian yang senang da
n wajar. Seorang penulis Yunani bernama Soetonius dalam bukunya „Vita Caesarum‟ m
enjelaskan arti euthanasia sebagai “mati cepat tanpa derita”. Kemudian istilah ini diartik
an sebagai “pembunuhan tanpa penderitaan” terhadap pasien yang sudah tidak dapat dihar
apkan lagi, yang dalam bahasa Inggris lebih populer dengan sebutan istilah “mercy killing
” (Imron Halimy, 1990).

Euthanasia adalah suatu usaha, tindakan dan bantuan yang dilakukan oleh seorang
dokter untuk dengan sengaja mempercepat kematian seseorang, yang menurut perkiraann
ya sudah hampir mendekati kematian, dengan tujuan untuk meringankan atau membebask
annya dari penderitaannya.

B. Jenis-Jenis Euthanasia
 Action to permit death to occur
Pada jenis Euthanasia yang pertama, kematian dapat terjadi karena pasien dengan sun
gguh-sungguh dan secara cepat menginginkan untuk mati.
 Failure to take action to prevent death
Jenis Euthanasia yang kedua terjadi karena kelalaian, atau kegagalan dari seorang dok
ter dalam mengambil suatu tindakan untuk mencegah adanya kematian.
 Positive action to cause death
Jenis Euthanasia yang ketiga merupakan tindakan yang positif dari dokter untuk mem
percepat terjadinya kematian.

C. Bentuk-Bentuk Euthanasia
1) Euthanasia Aktif (mercy killing)
Euthanasia aktif terjadi apabila dokter atau tenaga kesehatan lainnya secara se
ngaja melakukan suatu tindakan untuk memperpendek (mengakhiri) hidup pasien. Eut
hanasia aktif dibagi menjadi 3 :
 Euthanasia aktif atas permintaan pasien
Adalah bila orang yang bersangkutan meminta agar hidupnya diakhiri
dengan segera dan dokter atau orang lain mengambil tindakan-tindakan untuk
mempercepat kematian orang tersebut.
 Euthanasia aktif tidak atas permintaan pasien
Adalah bila orang yang bersangkutan meminta agar hidupnya diakhiri
dengan segera dan dokter atau orang lain mengambil tindakan-tindakan untuk
mempercepat kematian orang tersebut.
 Euthanasia aktif tanpa sikap dari pasien
Yang dimaksud dengan “tanpa sikap” adalah apabila pada saat akan
dilangsungkan euthanasia, pasien yang bersangkutan sudah dalam keadaan
10
koma (tidak sadar), yang berarti tidak dapat diketahui keinginan yang
sebenarnya.

2) Euthanasia pasif
Euthanasia pasif terjadi bila dokter atau tenaga kesehatan lainnya secara senga
ja tidak lagi memberikan bantuan medik kepada pasien yang dapat memperpanjang hi
dupnya (dengan catatan bahwa perawatan pasien diberikan terus menerus secara opti
mal dalam usaha untuk membantu pasien dalam fase hidup yang terakhir). Euthanasia
pasif dibagi menjadi 3 :
 Euthanasia pasif atas permintaan pasien (passive voluntary
euthanasia)
Adalah bila orang yang bersangkutan menghendaki segala usaha
pertolongan untuk memperpajang hidupnya dihentikan, sehingga maut bisa
segera menjemputnya berhubung ia sudah tidak tahan lagi akan
penderitaan yang berkepanjangan.
 Euthanasia pasif tanpa permintaan pasien (passive nonvoluntary
euthanasia)
Adalah bila orang yang bersangkutan sudah tidak mampu lagi
menyatakan kehendaknya dan dokter atau orang lain memutuskan untuk
menghentikan usaha-usaha pertolongan yang dmaksud untuk
menyelamatkan jiwanya karena penyakitnya sudah tidak tertolong lagi.

 Euthanasia Pasif Tanpa Sikap Pasien


Adapun “tanpa sikap” itu berarti bahwa pasien dalam keadaan
tidak sadar (koma), dapat juga berarti bahwa pasien masih dalam keadaan
sadar, akan tetapi ia sendiri tidak dapat menentukan sikapnya.

3) Euthanasia Murni
Adalah usaha untuk meringankan kematian seseorang tanpa memperpendek hi
dup nya. Disini termasuk semua usaha perawatan dan pastoral agar yang bersangkutan
dapat mati dengan “baik”.

4) Euthanasia Tidak Langsung


Adalah usaha untuk memperingan kematian dengan efek sampingan bahwa pa
sien barangkali meninggal dalam waktu lebih cepat.

Kode Etik Kedokteran Indonesia melarang tindakan euthanasia aktif. Dengan


kata lain dokter tidak boleh bertindak sebagai Tuhan (don’t play God). Medical ethics
must be pro life, not pro death. Dokter adalah orang yang menyelamatkan atau memel
ihara kehidupan, bukan orang yang menentukan kehidupan itu sendiri.

11
D. Euthanasia Dalam Sudut Pandang Hukum Islam
Euthanasia adalah praktek mendahului takdir Allah SWT. Dengan alasan untuk m
engakhiri penderitaan, pekerjaan itu termasuk dalam kategori pembunuhan. Berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut diatas kiranya penulis beranggapan bahwa sebagian besar tok
oh ulama dan cendekiawan Islam tidak menyetujui adanya praktek euthanasia.

“Bahwa Rasulullah pernah bersabda : Janganlah tiap-tiap orang dari kamu memint
a-minta mati, karena kesukarang yang menimpanya. Jika memang sangat perlu dia berbu
at demikian, maka ucapkanlah do‟a sebagai berikut :
Ya Allah! Panjangkanlah umurku, kalau memang hidup lebih baik bagiku, dan ma
tikanlah aku mana kala memang mati lebih baik bagiku”.

Dari bunyi hadits tersebut di atas jelaslah bahwa euthanasia baik secara eksplisit
maupun implisit dalam ajaran agama Islam itu dilarang. Begitu juga seseorang yang mem
inta-minta atau mencita-citakan untuk mati pun dilarang, dan bila karena suatu keadaan,
misalnya suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan lagi, maka ia hanya dapat dan bol
eh berdo‟a saja, tidak lebih dari itu, dalam arti tidak boleh berusaha untuk mempercepat k
ematiannya

12
ORGAN DAN TUBUH MENURUT ISLAM DAN MEDIS

A. Definisi Transplantasi Organ


 Menurut kamus Webster Medical Dictionary, Tranplantation adalah
memindahkannya dari satu tempat ke tempat lainnya, seperti tunas tanaman dari
dipindahkan ke batang atau tanaman lain. Transplantasi jaringan dapat dari suatu
bagian tubuh pasien ke bagian tubuh lainnya (autologous transplantation), seperti
pada kasus tranplantasi kulit.
 Tranplantasi menurut WHO tahun 2014 yaitu Transplantasi ialah pemindahan
(pencangkokan) sel manusia, jaringan atau organnya dari donor kepada resipien
dengan tujuan untuk memulihkan fungsi bagian tubuh tersebut.

Dalam bahasa Arab transplantasi juga dikenal dengan Naqlu Al-A’da zira’a
al-a’dai’i. 18 Transplan ialah mentransfer jaringan dari bagian satu ke bagian yang
lain, dan organ atau jaringan yang diambil dari badan untuk ditanam ke daerah lain
pada badan yang sama atau individu lainnya.

Kebijakan Tranplantasi organ diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 18


Tahun 1981, mengenai bedah mayat klinis dan Anatomis, serta tranplantasi jaringan
manusia. Dan disahkan DPR RI dalam Undang – Undang No. 36 Tahun 2009.

B. Jenis – jenis Tranplantasi


 Autograft yaitu pemindahan dari suatu tempat ke tempat lainnya dalam satu tubuh
itu sendiri.
 Allograft yaitu pemindahan dari suatu tubuh ke tubuh lainnya yang sama spesies
 Isograft yaitu pemindahan dari suatu tubuh ke tubuh lainnya yang identik, seperti
pada kembar identik.
 Xenograft yaitu pemindahan dari suatu badan ke tubuh yang tidak sama
spesiesnya.

C. Pihak –Pihak Yang Terkait dalam Kegiatan Transplantasi Organ


 Pendonor, yaitu orang yang menyumbang salah satu organ tubuhnya yang masih
sehat untuk diberikan kepada si penerima yang sedang sakit
 Resepien, orang yang menerima organ dari si Pendonor.
 Tim Ali Medis, yakni dokter yang Ahli dibidangnya yang akan menangani
pelaksanaan tranplantasi.

D. Transplantasi menurut Islam (dalam Tafsir Maqasidi)


Terkait transplantasi organ, terdapat beberapa pendapat antara ulama klasik dan
modern. Ulama klasik membolehkan transplantasi selama tidak mendapatkan organ
lainnya dan tidak menimbulkan mudharat. 36 Sebagian dari ulama memperbolehkannya
transplantasi organ.Yusuf Qardhawi membolehkan, akan tetapi sifatnya tidak mutlak
13
melainkan bersyarat. Maka dari itu, tidak dibenarkan mendonorkan sebagian tubuh yang
akan meninggalkan darar atasnya, tidak pula mendonorkan organ tubuh yang hanya satu-
satunya dalam tubuh, seperti hati dan jantung

37 Mayoritas ulama memperbolehkan tranplantasi sebagai berikut :

1) Transplantasi yang bertujuan perbaikan (Qs. An – Nisa ayat 29)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan hartasesamamu


dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengansuka
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”

2) Tranplantasi yang didasari pada kedaruratan (Qs. Al – an’am ayat 119)

“Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal)


yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya
Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu,
kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan
(dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa
nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang melampaui batas.”

3) Transplantasi didasari pada kebutuhan (Qs. Al – Maidah ayat 2)


“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

Majelis Ulama Indonesia atau MUI juga menerbitkan fatwa mengenai


transplantasi organ pada tanggal 8 Maret 2019. 52 Salah satu keputusannya ialah
seseorang tidak boleh memberikan atau menjual organ kepada orang lain.
Penjelasannya, organ tubuh bukan hak milik (haqqul milki). Maka dari itu,
pengambilan dan transplantasi organ tubuh tanpa adanya alasan yang dibenarkan
secara syar‟i hukumnya haram. Di perbolehkan jika adanyan ketentuanketentuan
mendesaksecara syar‟i, dan tidak adanya kemudharatan bagi pendonor. Ketentuan
lainnya juga bukan merupakan organ vital yang mempengaruhi kehidupannya. Dan
tidak ada upaya medis lain untuk menyembuhkannya, kecuali dengan transplantasi

E. Beberapa Persoalan Tentang Tranplantasi


1) Tranplantasi organ tubuh dalam keadaan sehat

14
Apabila pelaksanaan tranplantasi organ yang diambil dari pendonor yang
hidup dan masih sehat, maka hukumnya haram. Dikarenakan, akan memiliki efek
terhadap si pendonor, seperti mendonor mata atau ginjal.
Menurut Mufti Muhammad Syafi‟i bahwa Transplantasi Organ tidak
diperbolehkan dilakukan berdasarkan 3 prinsip yaitu :
 Kesucian hidup seorang manusia
 Tubuh manusia adalah amanah dari Allah SWT
 Transplantasi dapat dikategorikan sebagai sikap yang memperlakukan tubuh
manusia sebagai bahan material

2) Tranplantasi dalam keadaan koma


Pelaksanaan tranplantasi dalam keaddan koma juga hukumnnya haram.
Dikarenakan, sama halnya dengan mempercepat kematian si pendonor. Maha dari
itu tidak diperbolehkan.
3) Tranlantasi dalam keadaan meninggal
Dalam pelaksanaan tranplantasi ini ada beberapa syarat yang diantaranya :
penerima donor (Resepien) dalam keadaan darurat, yang dapat mengancam
jiwanya, dan si pendonornya tidak mengakibatkan penyakit yang lebih gawat
seperti penyakit menular. kemudian firman Allah dalam Qs. Al – Maidah ayat 32)

15
ABORSI MENURUT ISLAM DAN MEDIS

A. Pengertian Aborsi
• Aborsi atau Abortus provocatus berasal dari bahasa latin yang berarti keguguran
karena kesengajaan.
• Dalam kamus Latin-Indonesia sendiri, abortus diartikan sebagai wiladah sebelum
waktunya atau keguguran.
• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, 1990), aborsi berarti “pengguguran kandungan yang
dibedakan atas aborsi kriminalis yaitu aborsi yang dilakukan dengan sengaja
karena suatu alasan dan bertentangan dengan hukum; dan aborsi legal yaitu
pengguguran kandungan dengan sepengetahuan pihak berwenang”.

B. Aborsi Menurut Hukum Islam


Dalam Bahasa arab, aborsi disebut dengan al – ijhadh dan isqath al – alham.
Adapun aborsi (isqath al – haml) dalam pengertian terminologis adalah pengguguran
janin yang dikandung perempuan dengan tindakan tertentu sebelum sempurna masa
kehamilannya, baik dalam keadaan hidup atau mati sebelum si janin bisa hidup di luar
kandungan namun telah terbentuk sebagian anggota tubuhnya.

Berikut ini beberapa pandangan ulama – ulama fiqih mengenai aborsi :

 Yusuf Qardawi mengatakan bahwa pada umumnya, merujuk pada ketentuan


hukum Islam, praktik aborsi adalah dilarang dan merupakan kejahatan terhadap
makhluk hidup, oleh karena itu hukumannya sangat berat bagi siapa yang
melakukannya.
 Muhammad Mekki Naciri, menyatakan pula bahwa semua literatur hukum Islam
dari berbagai mazhab yang ada sepakat mengatakan aborsi itu haram, karena
merupakan perbuatan aniaya dan sama sekali tidak diperbolehkan, kecuali jika
aborsi didukung oleh alasan yang benar.
Mazhab Hanafi membolehkan pengguguran kehamilan kandungan sebelum
kehamilan berusia 120 hari dengan alasan belum terjadi penciptaan. 23 Pandangan
sebagian ulama lain dari mazhab ini hanya memperbolehkan sebelum kehamilan
berusia 80 hari dengan alasan penciptaan terjadi setelah memasuki tahap mudgah atau
janin mamasuki usia 40 hari kedua

C. Aborsi Didalam Al – qur ‘an


Berikut dalil aborsi menurut pandangan medis :

ْ ‫ َو ََل تَ ْقتُلُ ْْٓىا اَوْ ََل َد ُك ْم َخ ْشيَةَ اِ ْم ََل ٍۗق نَحْ نُ نَرْ ُزقُهُ ْم َواِيَّا ُك ٍۗ ْم اِ َّن قَ ْتلَهُ ْم َكانَ ِخ‬.
‫طـًٔا َكبِ ْيرًٔ ا‬
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang
memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu
dosa yang besar.
Larangan ayat ini ditunjukkan kepada umum. Ini dipahami dari bentuk jamak yang

16
digunakannya, (janganlah kamu) seperti juga ayat-ayat berikut, berbeda dengan ayat-
ayat yang lalu yang menggunakan bentuk tunggal (janganlah emgkau). Agaknya hal
tersebut mengisyaratkan bahwa keburukan yang dilarang di sini dan ayat-ayat yang
mengunakan bentuk jamak itu untuk mengisyaratkan bahwa apa yang dipesankannya
merupakan tanggung jawab kolektif, berbeda dengan yang berbentuk tunggal
memberikan penekanan pada orang perorang, serta merupakan tanggung jawab
pribadi demi pribadi.

D. Aborsi Dari Segi Medis


Aborsi dari segi medi, menurt Taber (1979) dalam bukunya Manual of Gynecologic
and Obstetric Emergencies, (Aborsi merupakan istilah yang diterapkan terhadap
semua kehamilan yang dihentikan sebelum janin mampu hidup diluar Rahim yaitu
sebelum berat janin mencapai 500 gram. Apabila berat tidak diketahui, maka lama
kehamilan dapat menjadi ukuran yaitu kurang dari 20 minggu (139 hari, dihitung dari
hari pertama dari waktu menstruasi normal yang terakhir

E. Jenis – jenis Aborsi


1) Abortus Spontan Pengguguran kandungan yang terjadi secara lamiah tanpa ada
usaha dari luar atau campur tangan manusia, meliputi abortion spontaneous
(pengguguran kandungan secara tak sengaja) dan abortion natural (pengguguran
kandungan secara alamiah

2) Abortus Provocatus Pengguguran kandungan yang disengaja, terjadi karena


adanya perbuatan manusia yang berusaha menggugurkan kandungan yang tidak
diin ginkan

F. Sifat – sifat Aborsi

 Bersifat Legal
Dilakukan oleh tenaga kesehatan atau tenaga medis yang berkompeten
berdasarkan indikasi kedaruratan medis dan akibat perkosaan, sesuai pasal 75 ayat 2
huruf a dan b Undang-Undang Kesehatan sertadengan persetujuan ibu yang hamil dan
atau suami.

 Bersifat Ilegal
Aborsi ilegal dilakukan oleh tenaga kesehatan atau tenaga medis yang tidak
kompeten, melalui cara-cara diluar medis (pijat,jamu atau ramu-ramuan), dengan atau
tanpa persetujuan ibu hamil dan atau suaminya

17
ASI DALAM PANDANGAN ISLAM DAN KESEHATAN

A. Pengertian ASI
Air Susu Ibu atau disingkat ASI adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk
konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna
makanan padat. ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan
bayi baik fisik, psikologis social, maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon,
unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi serta anti inflamasi.
ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5%. Oleh karena itu bayi yang
mendapat cukup ASI tidak perlu mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang
bersuhu panas

B. Manfaat ASI

ASI mempunyai sejuta manfaat. ASI memegang peran yang sangat penting dalam
meningkatkan kesehatan bayi. Berdasarkan data dari WHO, hampir 90% kematian balita
terjadi di negara berkembang dimana keadaan ekonomi yang cukup sulit, kondisi sanitasi
yang buruk, akses ke air bersih yang kurang. Berbagai penyakit seperti diare, kekurangan
gizi, malnutrisi meningkat.Kandungan gizi ASI, seperti carnitine, vitamin B dan C, zat
besi, serta asam folat, bermanfaat untuk mencegah risiko bayi terserang berbagai
penyakit, di antaranya infeksi saluran pernapasan, alergi, radang usus, diabetes, leukemia,
hingga sindrom kematian mendadak bayi (SIDS).
Pemberian ASI eksklusif membuat saluran cerna bayi dihuni oleh bakteri baik.
ASI juga mengandung protein yang berfungsi melindungi bayi dari infeksi kuman
sehingga dapat mengurangi angka kematian bayi yang disebabkan oleh penyakit seperti
radang paru-paru serta mempercepat proses penyembuhan.

C. ASI Menurut Pandangan Alqur'an

Dalam QS. Al-Maidah [5]:4,88. dan QS. Al-Baqarah [2]:172,176 menyerukan


kepadaumat manusia untuk mengkonsumsi makanan yang halal, baik halal lizatihi
yaknihalal dari segi zat atau barang yang kita konsumsi, maupun halal lighairihi
atauselainnya, yakni halal dari segi proses bagaimana cara kita memperoleh barang
ataumakanan tersebut. Sebagai contoh: Susu formula adalah jenis makanan yang
halaluntuk dikonsumsi, akan tetapi susu formula tidak Thayyibaa (tidak
baik/tidakberkualitas/tidak bermutu) kalau diberikan kepada bayi yang baru
dilahirkan,karena AIR SUSU IBU (ASI) adalah satu-satunya jenis makanan yang 100 %
halal sertajauh lebih berkualitas untuk dikonsumsi oleh bayi yang baru lahir. Untuk itulah
Allahswt. menyerukan kepada para ibu yang baru melahirkan agar menyusui anak
merekahingga 2 tahun penuh bagi yang ingin menyempunakan masa
menyesuinya,sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Baqarah [2]:233.

18
D. ASI Menurut Pandangan Alqur'an
"Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh,
bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah
dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula
seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu
pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan
antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin
menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan
pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan" QS. Al-Baqarah [2]:233

E. ASI Menurut Pandangan Ulama


Riwayat-riwayat Ahlul bait a.s) Imam Amirul Mu‟minin Ali a.s. berkata yang
artinya , “Tidak ada air susu yang lebih berbarokah bagi anak bayi dari air susu ibunya
sendiri.” Riset ilmiah telah membuktikan bahwa ASI merupakan makanan terbaik bagi
bayi. Selain itu, dengan menyusui anak akan merasa aman dan tenang berada di dalam
pelukan ibunya

F. ASI Menurut Pandangan Medis


berdasarkan keterangan para ahli kesehatan dan gizi, bahwa ASI mengandung
banyak manfaat bagi pertumbuhan bayi yang lebih baik jika dibandingkan dengan
pemberian susu formula. ASI ini, mengandung berbagai unsur makanan yang dibutuhkan
bayi untuk membantu perkembangannya. Selain itu, ASI juga mengandung banyak
vitamin, kadar lemak dan unsur-unsur makanan yang lainnya serta mengandung zat
antibodi pembentuk kekebalan tubuh yang bisa membantunya melawan bakteri dan virus.
Jadi, bayi yang diberi ASI berisiko lebih kecil untuk terserang penyakit. Sehingga dapat
disimpulkan ASI sangat dianjurkan untuk kesehatan bayi.

Kesimpulan
Jika kita perhatikan seruan Allah swt. dalam Al-Q ur‟an serta himbauan organisasi
kesehaan serta para ahli agama dan ahli kesehatan, maka masalah menyusui merupakan
masalah agama dan kesehatan sekaligus. Sehingga patut kiranya menjadi perhatian umat
Islam agar petunjuk Al-Qur‟an yang didukung oleh penelitian ilmiah dari para ahli ini,
menjadi pedoman para ibu dalam menjalani masa menyusui, agar anak yang mereka
susui, bisa tumbuh sehat baik jasmani maupun rohaninya, sehingga nantinya bisa tumbuh
kuat dan sehat serta bermanfaat bagi masyarakat, agama dan bangsanya serta dapat
menjalankan peranannya sebagai khalifah di muka bumi.

19

Anda mungkin juga menyukai