Anda di halaman 1dari 20

HUBUNGAN STRES DAN POLA MAKAN DENGAN

KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI


KECAMATAN PARUNG KABUPATEN BOGOR.

Khofifah wida ningsih 191107011164 Regular 6C


1.1 Latar belakang

Hipertensi adalah suatu kondisi ketika nilai tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg. Atau nilai tekanan distoltik
lebih dari 90 mmHg. Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah dari arteri yang bersifat sistemik alias
berlangsung terusmenerus untuk jangka waktu lama. Hipertensi tidak terjadi tiba-tiba, melainkan melalui proses
yang cukup lama. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol untuk periode tertentu akan menyebabkan tekanan
darah tinggi permanen yang disebut hipertensi (Lingga, 2012

Angka penyandang hipertensi lebih bnayak terjadi pada lanjut usia dikarnakan dingding arteru pada lanjut usia
akan mengalami penebalan yang mengakibatkan penumpukan zat kolagen pada lapisan otot , sehingga pembuluh
darah akan berangsur- angsur meyempiy dan menjadi kaku daei biasanya dan meyebabkan naiknya tekanan darah
(Ariyantini, 2017) .

Parung adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Bogor Jawa barat dan di wilayah ini penderita
hipertensi setiap tahun semakin meningkat, pada tahun 2015 kasus hipertensi pada kelompok pra lansia
mendekati angka 50% yakni 49,88% atau sebanyak 1583 kasus.. Sehingga penyakit hipertensi ini masuk kedalam
10 besar penyakit di kecamatan parung urutan ke 8.(Fatimah, 2017)
Beberapafaktor terjadinya hipertensi salah satu nya adaah stress dan konsumsi pangan (Andini et al., 2019).
stress dengan memicu emosi berlebih adalah faktor terjadinta tekanan darah. dalam penelitian yang pernah di
lalukan oleh ichauen dan andre nasution ( 2019 menujukan bahwa stress berhungan dengan kejadian hipertensi
dengan ( p = 0,041 ).

Pola makan yang salah merupakan salahsatu faktor resiko yang meningkatkan penyakit hipertensi. Faktor
makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi. Penelitian yang dilakukan oleh mahmudah
marsumah ( 2015) asupan lemak dengan kejadian hipertensi didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan
antara asupan lemak dengan kejadian hipertensi (p=0,008).

Kecamatan Parung merupakan wilayah Kabupaten Bogor yang memiliki jumlah kasus penyakit hipertensi cukup
tinggi pada kelompok umur PraLansia (45-59 tahun) dengan letak kondisi wilayah stategis dengan pusat makanna
instan dan maslaah padat penduduk hal tersebut sesuai dengan faktor terjadinya stess dan pola makan pada
karakterisik responden lansia. sehingga peneliti perlu melakukan penelitian untuk menganalisis hubungan pola
mkan dan strees dengan kejaidan hipertensi pada lansia. (Masalah, 2009)
Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian
Pada tahun 2015 di Jawa Barat di temukan 15 01]
530.387 orang kasus yang terkena hipertensi 1. Bagaimana gambaran kejadian Hipertensi pada
(0.07 terhadap jumlah penduduk ≥18 tahun), lansia di Kecamatan Parung Kabupaten Bogor
terbesar di 22 Kabupaten / Kota,dan 5
2. Bagaimana gambaran strees pada lansia di
Kabupaten/Kota lainnya. Kasus hipertensi di
Kota Bogor yaitu sebesar (0.05%) terdapat di Kecamatan Parung Kabupaten Bogor
urutan kedua terbanyak setelah Kota Sukabumi 3. Bagaimana gambaran Pola makan pada Lansia
(0,7%). Hal ini kota Bogor memiliki kasus
hipertensi yang melebihi jumlah rata-rata kasus pada lansia di Kecamtan Parung Kabupaten Bogor
yaitu sebesar (0,2%). (Kemenkes Provinsi Jawa 4. Bagaimana hubungan Stress dengan kejadian
Barat, 2015 . (Andini et al., 2019)
Hipertensi pada lansia di Kecamatan Parung
Berdasarkan hal tersebut peneliti
perlu melakukan penelitian tentang Hubungan Kabupaten Bogor
Stress dan Pola mkaan dengan kejadian 5. Bagaimana hubungan Pola makan dengan
Hipertensi Pada Lansia di Kecamtan Parung
Kabupaten Bogor kejadian Hipertensi pada lansia di Kecamatan
Parung Kabupaten Bogor
Tujuan Penelitian 2. Tujuan Khusus
15 01]
a. Mengetahui gambaran Stress pada lansia di
1. Tujuan Umum : kecamatan parung kabupaten Bogor.
b. Mengetahui gambaran Pola makan pada lansia di
Untuk menganalisis kecamatan Parung Kabupaten Bogor
c. Mengetahui gambaran Hipertensi pada lansia di
hubungan Stres dan pola
kecamatan Parung Kabupaten Bogor.

makan dengan kejadian d. Menganalisis hubungan Stress dengan Hipertensi


pada lansia di kecamatan Parung Kabupaten Bogor.
hipertensi pada lansia di e. Menganalisis hubungan Pola Makan dengan

Kecamatan Parung Hipertensi pada lansia di kecamatan Parung


Kabupaten Bogor.
Kabupaten Bogor.
Manfaat Peneliatian :
Bagi Dinas kesehatan bogor
Dapat dijadikan masukan dalam perencanaan kebijakan dan program penurunan hipertensi sebagai acuan
dalam pembuatan program kesehatan yang akan datang.

Bagi Puskesmas kecamatan Parung


Sebagai bahan masukan informasi untuk penyuluhan program di posbindu guna membantu sebagai
pencegahan penyakit hipertensi pada lansia setempat dan mengurangi angka kematian.
Bagi peneliti
Sebagai masukan data dan sumbangan pemikiran perkembangan pengetahuan untuk peneliti selanjutnya

Bagi masyarakat
Memberikan pengetahuan tentang penyakit hipertensi khususnya pada lansia guna meningkatkan
keasadaran masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
15

Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang ditandai adanya tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan diastolic lebih tinggi 90 mmHg Berdasarkan beberapa teori, yang dimaksud dengan hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah
120/80 mmHg
.
Etiologi Hipertensi: Faktor Risiko Tekanan Darah Tinggi :
1. Kelelahan • Keturunan
2. Keturuanan • Jenis kelamin
3. Stress • Umur
• Kegemukan
4,Proses Penuaan
• Konsumsi garam berlebih
5. Diet yang tidak seimbang • Kurang olahraga
6.Sosial Budaya • Merokok dan konsumsi alkohol
Tanda & gejala : Patofisiologi
• Sakit kepala 15
Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya
• Mual muntah curah jantung dan tahanan perifer. Curah jantung
• vertigo pada penderita hipertensi umumnya normal.
• Kesemuatan kaki dan tangan Kelainannya terutama pada peninggian tahanan
• Perubahan penglihatan perifer. Kenaikan tahanan perifer ini disebabkan
karena vasokonstriksi arteriol akibat naiknya
• Sesak nafas
tonus otot polos pembuluh darah tersebut. Bila
• Nyeri dada hipertensi sudah berjalan cukup lama maka akan
dijumpai perubahanperubahan struktural pada
pembuluh darah arteriol berupa penebelan tunika
interna dan hipertropi tunika medika. Dengan
adanya hipertropi dan hiperplasi, maka sirkulasi
darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi
sehingga terjadi anoksia relatif. Keadaan ini dapat
diperkuat dengan adanya sclerosis koroner.
STRESS
11 01 21

DEFINISI STREESS Klasifikasi stress


• Stress ringan : sering
terjadi pada kehidupan sehari-
Stres adalah sekumpulan perubahan
hari dan kondisi ini dapat membantu individu
fisiologis akibat tubuh terpapar terhadap menjadi waspada dan bagaimana mencegah
bahaya ancaman. Stres memiliki dua berbagai kemungkinan yang akan terjadi
komponen: fisik yakni perubahan
• Stress sedang : tingkat
ini individu lebih
fisiologis dan psikogis yakni bagaimana memfokuskan hal penting saat ini dan
seseorang merasakan keadaan dalam mengesampingkan yang lain sehingga
hidupnya. Perubahan keadaan fisik dan mempersempit lahan persepsinya.
psikologis ini disebut sebagai stressor • Stress berat : lahan persepsi individu sangat menurun dan
(pengalaman yang menginduksi respon cenderung memusatkan perhatian pada hal-hal lain.
Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi stres.
stres. Individu tersebut mencoba memusatkan perhatian pada
lahan lain dan memerlukan banyak pengarahan .
Pola Makan
15
Definisi Pola makan
Pola makan dapat diartikan suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan
sesuatu. Dengan demikian, pola makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu
cara atau usaha untuk melakukan kegiatan makan yang sehat. Pola makan juga
ikut menentukan kesehatan bagi tubuh. Salah satu faktor resiko yang dapat
dikendalikan yang bisa menyebabkan terjadinya hipertensi adalah pola makan. .

Lansia
Seseorang yang masuk pada fase usia lanjut dengan umur di atas 60 tahun
Seseorang yang berumur minimal 60 tahun . Seseorang yang berusia 60 tahun atau
lebih (Ariyantini, 2017)
Kerangka teori :
15

( Sumber : Sutanto 9 2010 ), Yugiantoro (2009), Bustan


( 2007 ) dan Depkes RI (2006)
Kerangka konsep :
15

Variabel independen Variabel dependen

STRESS

HIPERTENSI

POLA MAKAN
Definisi Oprasional :
15
n VARIABE DO ALAT CARA HASIL SKLAA
o L UKUR UKUR UKUR DATA
1 Hipertensi Hipertensi merupakan Tensime Pengukuran Tidak Ordinal
gangguan kesehatan te r & tekanan Hipertensi :
yang ditandai adanya Stetesko p darah yaitu jika
tekanan sistolik lebih dengan tekanan
dari 140 menggunak darah
mmHg dan tekanan an dalam batas
diastolic lebih tensimeter normal
tinggi 90 mmHg dan (120/80
(Mujahidullah stetoskop, mmHg)
, 2012 kemudian Hipertensi :
hasilnya Jika
ditulis pada tekanan
lembar darah lebih
kuesioner dari 140/80
mmHg.
(WHO )
Definisi Oprasional :
15
no VARIABE DO ALAT UKUR CARA HASIL SKLAA
L UKUR UKUR DATA
2 STREEES Stress merupakan Kuesion er Wawancara 1. = tidak ada Ordinal
reaksi individu Depresio n 2. = ringan
terhadap situasi yang Anxiety
3. = sedang
menimbulka Stress
n tekanan atau Scale 42 4. = berat
ancaman. Respon (DASS 5. = berat
non 42) ioner sekali
spesifik dari tubuh
terhadap tuntutan
yang harus dilakukan (Fatimah, 2017)
tubuh. (Fatimah,
2017)
Definisi Oprasional :
15
no VARIABE DO ALAT CARA HASIL UKUR SKLAA
L UKUR UKUR DATA
3 Pola makan Pola makan adalah Kuesion Wawancara 1. Sering = jika skor point 1 - 3
nominal
kebiasaan konsumsi er menggunak 2. Jarang = jika skor point 4-5
seseorang untuk (FFQ) 3. Tidak pernah = jika skor point
an kuesioner
memenuhi FFQ
6
kebutuhan gizi Keterangahn point
dengan cara yang berisi
teratur dengan pertanyaan 1) >1x/hr
konsumsi
frekuensi waktu jenis makan
2) 1x/fr
tertentu natrium , 3) 4-6x/hr
memperhatik an lemak
4) 1-3x/hr
unsur gizi yang juunuh ,
terkandung di garam dan 5) 1x/bln
dalamnya kalium 6) Tidak pernah
(Ariyantini,
2017) (Ariyantini,
2017)
1. Hipotesis Penelitian
15
2. Hipotesis Ditolak (Ho) :
Tidak ada pengaruh antara Hubungan Stress dan Pola makan dengan penyakit
Hipertensi Pada lansia di kecamatan parung kabupaten Bogor.
3. Hipotesis Gagal Ditolak (Ha) :
Ada Pengaruh antara hubungan Stress dan Pola makan dengan penyakit
Hipertensi Pada pada lansia di Kecamatan Parung Kabupaten Bogor
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan
mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena
atau antara faktor risiko dengan efek (Notoadmodjo, 2012). Rancangan penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara
faktorfaktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada
suatu saat (point time approach) (Notoadmodjo, 2012)
Populasi
Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian
harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan (Nursalam, 2015). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
lansia yang menderita hipertensi dengan kriteria usia (60-70 tahun) yang bersedia menjadi responden di
Puskesmas Kecamatan Parung Kabupaten Bogor dengan jumlah 39 lansia yang menderita hipertensi
Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi sebagai obyek yang diteliti dan dianggap dapat mewakili seluruh
populasi penelitian. Sampel adalah bagian populasi yang dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui
sampling yang harus mewakili kriteria sebanyak 36 responden :
Kriteria inklusi : seluruh lansia yang menderita hipertensi dengan kriteria usia (60-70 tahun)
METODOLOGI PENELITIAN
• Teknik Sampling
BESAR SAMPEL • Pada penelitian ini, cara pengambilan sampling yaitu random sampling dengan simple
random sampling yaitu hakikat dari pengambilan sampel secara acak sederhana
adalah bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk diseleksi sebagai sampel (Notoadmodjo, 2012).

• Tempat dan Waktu Penelitian


• Lokasi penelitian dilakukan diKecamtan Parung, Kabupaten Bogor, penelitian ini
dilaksanakan pada bulan mei 2021.
Keterangan :
• Instrumen penelitian
n: besar sampel Dalam penelitian kuantitatif, kualitas pengumpulan data sangat
ditentukan oleh kualitas instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan,
N: jumlah populasi instrumen penelitian harus sudah teruji validitas dan reliabitasnya.
d: tingkat signifikan/ Instrumen pada penelitian ini adalah kuisionerFFQ, instrumen kedua
tingkat kesalahan yang yaitu Kuesioner Depresio n Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42)
dipilih (d=0,05)
• Pengumpulan data
Metode kuesioner Pada penelitian kali ini bahan yang digunakan oleh
peneliti untuk mengetahui karakteristik responden seperti Usia nya dan
lalu juga mengetahui seberapa sering pola makan dan mengalami stress
dengan pengisian kuesioner yang dilakukan oleh peneliti dan diisi oleh
responden lansia dikecamtan Parung, Kabupaten Bogor.
Data sekunder :
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi kepustakaan maupun data
yang sudah dimiliki oleh suatu instansi. Pada penelitian ini, data sekunder diperoleh
dari studi pustaka dengan melihat data yang dapat mendukung penelitian
Analisis Data :
• Analisis Univariat
Analisis uni variat digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakter masing-masing variabel yang akan diteliti yaitu variabel Stress dan variabel
pola makan
• Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan yang bermakna antara variabel
independen Stres dan pola makan dan variabel dependen (Hipertensi ) dengan jenis uji
statistik chi-squere. Analisis data penelitian ini dengan analsiis bivariate yaitu dilakukan
terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoadmojo, 2012 )
Pada penelitian ini menggunakan uji non parametric yaitu Chi Square karena
variable independen skala ordinal dan variable dependen skala nominal
DAFTAR PUSTAKA
1. Andini, R., Avianty, I., & Nasution, A. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Rumah Tangga Di
Puskemas Gang Aut Kelurahan Paledang Kecamatanbogor Tengah Kota Bogor Tahun 2018. Promotor, 2(1), 59.
https://doi.org/10.32832/pro.v2i1.1790
2. Ariyantini, M. D. (2017). Digital Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember Staphylococcus aureus Digital
Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember. In Skripsi.
3. Azizah, R., & Hartanti, R. D. (2016). Hubungan Antara Tingkat Stress Dengan Kualitas Hidup Lansia Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Wonopringgo Pekalongan. Jurnal Universyty Reseach Coloquium, 261–278.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstream/handle/11617/7766/Mahasiswa %28Student Paper Presentation%29%281%29_31.pdf?
sequence=1&isAllowed=.
4. Fatimah, N. I. (2017). Hubungan Pola Makan Dan Stres Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di wilayah Kerja Puskesmas
Tongauna Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017. Skripsi Politeknik Kesehatan Kendari.
5. Kurniawati, S. A., Aini, I., & Karisto, M. (2018). HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU POLA MAKAN LANSIA
YANG MENDERITA HIPERTENSI (Di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang). Jurnal Insan Cendekia, 5(2).
https://doi.org/10.35874/jic.v5i2.412
6. Notoatmodjo., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakart

Anda mungkin juga menyukai