BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang dapat
menimbulkan berbagai komplikasi, misalnya stroke,gagal ginjal dan jantung.
American Society of Hypertension (ASH) mendefenisikan hipertensi sebagai suatu
sindrom kardiovaskuler yang progresif sebagai akibat dari kondisi lain yang
kompleks dan saling berhubungan.
Hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius dan
cenderung
meningkat dimasa yang akan datang karena tingkat keganasannya yang tinggi
berupa kecacatan permanen dan kematian mendadak. Kenaikan kasus hipertensi
di negara berkembang diperkirakan sekitar 80% pda tahun 2025 dari sejumlah 639
juta kasus di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025.
Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertumbuhan
penduduk saat ini.
Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2005 adalah 8.3%
(pengukuran standar WHO yaitu pada batas tekanan darah normal 140/90
mmHg). Pada tahun 2010 prevalensi penderita hipertensi di indonesia mencapai
21% (pengukuran standart Depkes yaitu pada batas tekanan darah normal 139 / 89
mmHg). Selanjutnya diestimasi akan meningkat menjadi 37 % pada tahun 2015
dan menjadi 42 % pada tahun 2025 (Zamhir, 2006dalam Eka, 2011:3)
Kasus hipertensi di beberapa Provinsi di Indonesia sudah melebihi ratarata nasional, dari 33 Provinsi di Indonesia terdapat 8 Provinsi yang kasus
penderita hipertensi melebihi rata rata nasional yaitu : Sulawesi Selatan (27%),
Sumatera Barat (27%), Jawa Barat (26%), Jawa Timur (25%), Sumatera Utara
24%, Sumatera Selatan (24%), Riau (23%), dan Kalimantan timur (22%).
Sedangkan dalam perbandingan kota di Indonesia kasus hipertensi cenderung
tinggi pada daerah urban seperti : Jabodetabek, Medan, Bandung, Surabaya, dan
Makassar yang mencapai 30 34%.
Berdasarkan data dari salah satu Puskesmas di Jeneponto dengan jumlah
penderita hipertensi dua bulan terkahir yaitu bulan Februari 2015 penderita
Kabupaten Jeneponto.
C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian, patokan dugaan
sementara yang akan dibuktikan dalam suatu penelitian. Jadi hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
1. Ada hubungan antara kebiasaan konsumsi minum minuman beralkohol,
merokok dan konsumsi garam dengan kejadian penyakit hipertensi di
Kabupaten Jeneponto
2. Ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian penyakit hipertensi di
Kabupaten Jeneponto
3. Ada hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi di Kabupaten
Jeneponto
4. Ada hubungan antara konsumsi makanan khas Gantala masyarakat
Jeneponto dengan kejadian Hipertensi di Kabupaten Jeneponto
Variabel
Variabel
Dependen
Kejadian
Hipertensi
Kontrol
2.
Variabel
Independen
Konsumsi
Gantala
Kebiasaan
Merokok
Kebiasaan
Konsumsi
Minuman
Ballo /
Beralkohol
Riwayat
Keluarga
Aktifitas Fisik
Konsumsi
Garam
Umur
Definisi Operasional
Pengukuran
Kategori
Pemeriksaan
berdasarkan
gejala klinis.
1. Kasus
2.Kontrol
1.Pengamatan
Langsung
2. Pengisian
kuesioner
1. Kasus
2.Kontrol
Ordinal
Ordinal
Ordinal
1.Pengamatan
Langsung
2. Pengisisan
kuesioner
1. Ya
2. Tidak
Ordinal
1.Pengamatan
Langsung
2. Pengisisan
kuesioner
1. Ya
2. Tidak
1.Pengamatan
Langsung
2. Pengisian
kuesioner
1. Sering
2. Tidak
Sering
Ordinal
Ordinal
1.Pengamatan
Langsung
2. Pengisian
1.Pengamatan
Langsung
2. Pengisian
Kuesioner
1.Pengamatan
Skala
1. Ada
2. Tidak
Ada
1. Ya
2. Tidak
Ordinal
Ordinal
1. Sering
2. Jarang
Langsung
2. Pengisian
Kuesioner
1.Pengamatan
Langsung
2. Pengisian
Kuesioner
Ordinal
Tahun
2. Ruang Lingkup
a. Lingkup Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015.
b. Lingkup Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Binamu Kabupaten
Jeneponto.
E. Kajian Pustaka
No
1.
Judul
Tahun
Desain
Variabel
Penelitian
Riwayat keluarga,
Hipertensi Di Wilayah
perilaku merokok,
2012
Kabupaten Jeneponto
Case Control
Study
Tahun 2012
garam.
Hasil Penelitian
Rriwayat keluarga, perilaku merokok,
aktivitas fisik dan konsumsi garam
merupakan faktor risiko kejadian
hipertensi. Sedangkan konsumsi kopi
merupakan faktor risiko yang tidak
bermakna terhadap kejadian hipertensi.
Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan
2014
Case Control
Study
Kabupaten Minahasa
Tenggara Periode
2012
Case Control
Study
rembang
makanan asin,makanan
kebiasaan merokok,
stress, kebiasaan
olahraga
Cross
kejadian hipertensi.
Faktor yang mempengaruhi kejadian
Sectional
pekerjaan, riwayat
Masyarakat Di Kecamatan
Study
keluarga, kebiasaan
Srengseng Sawah,
Cross
2012
Sectional
Study
Jakarta Selatan
5.
kebiasaan konsumsi
Pada Masyarakat RW 01
4.
2012
merokok, kebiasaan
makan/minumasin,
kebiasaan
Kemuning Kota
Palembang Tahun 2012
makan/minum manis,
aktifitas visik, berat
badan lebih, konsumsi
lemak, konsumsi
minuman beralkohol,
stress
F. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
G.
Untuk mengetahui Pola kebiasaan lokal masyarakat Jeneponto
terhadap kejadian penderita hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas Binamu
Kabupaten Jeneponto
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui karakteristik responden meliputi umur dan Jenis Kelamin di
Wilayah Kerja Puskesams Binamu Kabupaten Jeneponto.
b. Mengetahui gambaran kejadian hipertensi akibat kebiasaan merokok,
konsumsi garam, minum ballo, makan Gantala dan aktifitas fisik.
c. Mengetahui gambaran kejadian hipertensi karena adanya riwayat
keluarga yang menderita hipertensi.
H. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah
I.Berguna bagi Dinas Kesehatan Kabupaten yang memiliki angka kejadian
Hipertensi yang tinggi dalam melaksanakan Program penurunan kasus
hipertensi.
2. Bagi Masyarakat
J. Hasil penelitian berguna bagi masyarakat yang tinggal di wilayah
Kabupaten Jeneponto untuk mengetahui lebih jelas tentang faktor apa saja
yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi.
3. Bagi Peneliti Lain
K.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memberikan masukan lebih
dalam tentang pengetahuan penyakit hipertensi, penyebabnya, pengendalian,
serta pencegahannya.
L.
M.
1. Tinjauan Pustaka
A. Pengertian Hipertensi
AE. Hipertensi merupakan gejala penyakit yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah dalam jangka panjang yang dapat merusak organorgan target tertentu seperti otak, ginjal, retina, jantung, pembesaran ventrikel
kiri/bilik kiri, gagal jantung kronik, kerusakan retina mata/kebutaan.
(Dinkes,2004)
AF.
Hipertensi lebih dikenal oleh masyarakat dengan istilah penyakit
tekanan darah tinggi. Batas tekanan darah yang dapat digunakan sebagai acuan
untuk menetukan normal atau tidaknya tekanan darah adalah tekanan sistolik
dan tekanan diastolik. Berdasarkan JNC VII, seorang dewasa dikatakan
mengalami hipertensi jika tekanan sistolik 140 mm/Hg atau lebih dan diastolic
90 mmHg atau lebih.
AG. Batas tekanan darah inilah yang menentukan seseorang tergolong
ke dalam kategori tekanan darah tertentu. Klasifikasi hipertensi yang dipakai
saat ini berpedoman pada Join National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure yang ke-7. Berikut adalah
tabel tentang klasifikasi hipertensi terbaru.
AH.
AI. Klasifikasi
AM.
Normal
AJ.Sistolik
(mmHg)
AN.
<120
AK.
AO.
AL.
Diasto
lik (mmHg)
AP.< 80
D
AQ.
Prehipe
AR.
120
10
AS.
AT.80 89
rtensi
AU.
- 139
Tahap 1
AV.140 - 159
AW.
hipertensi
AY.Tahap 2
AZ.
Hipertensi
BC.
AX.
Klasifikasi
hipertensi
99
BA.
160
90
BB.
100
A
akan
mempermudah
dalam
dalam
mengenai
jenis
hipertensi
untuk
menetukan
jenis
11
b)
c)
d)
e)
f)
steroid
g) Kehamilan yang menstimulasi hipertensi
BE.
BF.
C. Gejala Klinis Hipertensi
BG. Gejala yang sering dijumpai pada orang yang menderita hipertensi
adalah:
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah,akibat
2.
3.
4.
5.
12
tidak
bisa Anda
kendalikan.
Penelitian
13
namun paling sering dijumpai pada usia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya
biasa saja bila tekanan darah kita sedikit meningkat dengan bertambahnya
umur. Ini sering disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh
darah dan hormon. Hanya saja bila perubahan ini disertai faktor-faktor lain
maka bisa memicu terjadinya hipertensi (Mansjoer-Arif,2001).
4. Minum Minuman Beralkohol
BN. Pengaruh alkohol terhadap kenaikan tekanan darah telah
dibuktikan. Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih
belum jelas. Namun, diduga peningkatan kadar kortisol, dan peningkatan
volume sel darah merah serta kekentalan darah berperan dalam menaikkan
tekanan darah. Beberapa studi menunjukkan hubungan langsung antara
tekanan darah dan asupan alkohol, dan diantaranya melaporkan bahwa
efek terhadap tekanan darah baru nampak apabila mengkonsumsi alkohol
sekitar 2 3 gelas ukuran standar setiap harinya. Konsumsi alkohol yang
berlebihan, 2 ons atau lebih sehari, telah ditemukan berhubungan dengan
prevalens hipertensi yang tinggi.29 Pembatasan konsumsi alkohol tidak
lebih dari 2 gelas per hari untuk pria dan tidak lebih dari 1 gelas per hari
untuk wanita dan orang-orang dengan berat badan lebih ringan, dapat
menurunkan tekanan darah sebesar 2 4 mmHg
5. Olahraga/Aktifitas Fisik
BO. Olahraga banyak dihubungkan
dengan
pengelolaan
14
dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan yang
dibebankan pada arteri.
BP.
BQ.
6. Kebiasaan Merokok
BR. Selain dari lamanya merokok, risiko akibat merokok
terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap perhari. Seseorang
lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan dari pada
mereka yang tidak merokok. Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan
karbon monoksida yang dihisap melalui rokok, masuk kedalam aliran
darah dan merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri, mengakibatkan
proses aterosklerosis dan hipertensi. Nikotin dalam tembakaulah penyebab
meningkatnya tekanan darah segara setelah isapan pertama. Seperti zat-zat
kimia lain dalam asap rokok, nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh
darah amat kecil didalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah. Hanya
dalam beberapa detik nikotin sudah mencapai otak. Otak bereaksi terhadap
nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas
epinefrin (adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan
pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena
tekanan yang lebih tinggi. Setelah merokok dua batang saja maka baik
tekanan sistolik maupun diastolik akan meningkat 10 mmHg. Tekanan
darah akan tetap pada ketinggian ini sampai 30 menit setelah berhenti
mengisap rokok. Sementara efek nikotin perlahan-lahan menghilang,
tekanan darah juga akan menurun dengan perlahan. Namun pada perokok
berat tekanan darah akan berada pada level tinggi sepanjang hari. Secara
langsung setelah kontak dengan nikotin akan timbul stimulan terhadap
kelenjar adrenal yang menyebabkan lepasnya epineprin (adrenalin).
Lepasnya adrenalin merangsang tubuh melepaskan glukosa mendadak
sehingga kadar gula darah meningkat dan tekanan darah juga meningkat,
selain itu pernafasan dan detak jantung akan meningkat
7. Konsumsi Garam
BS.
Garam atau unsur natrium merupakan salah satu bahan
pangan yang harus dikurangi seseorang jika ingin terhindar dari hipertensi
15
(darah tinggi). Kendati masyarakat paham akan hal itu, konsumsi garam di
masyarakat Indonesia masih terbilang tinggi. Perhimpunan Hipertensi
Indonesia mencatat, konsumsi garam rata-rata orang Indonesia tiga kali
lebih besar dari anjuran badan kesehatan dunia (WHO,2004) yang
maksimal 5 gram atau satu sendok teh seharian. Garam merupakan faktor
penting dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah
ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan
garam kurang dari 3 gram/hari prevalensi hipertensinya rendah, sedangkan
asupan garam antara 5-15 gram/hari prevalensi hipertensi meningkat
menjadi 15-20%. Pengaruh asupan terhadap hipertensi terjadi melalui
peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah. Garam
meyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena menarik cairan
diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan
tekanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi garam 3 gram atau
kurang ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan asupan
garam sekitar 7-8 gram tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi. Konsumsi
garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari yang setara dengan 110
mmol natrium atau 2400 mg/hari.
8. Konsumsi Gantala
BT.
Gantala Jarang adalah makanan tradisional masyarakat
Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Makanan khas ini terbuat dari
daging kuda. Daging kuda direbus dalam wadah (panci) khusus, biasanya
dari potongan drum, dalam waktu yang lama. Daging kuda tersebut hanya
direbus dengan hanya menggunakan garam kasar, kemudian diberi bumbu
dari akar-akar kayu. Meski tidak dimasak dengan bumbu yang komplit,
makanan ini memiliki rasa dan aroma khas. Di kalangan masyarakat
Jeneponto, Gantala Jarang merupakan salah satu makanan yang harus ada
BZ.
CA.
CB.
CC.
CD.
CE.
CF.
CG.
CH.
CI.
CJ.
CK.
CL.
CM.
Faktor Risiko
-
Konsumsi Gantala
Konsumsi Garam
Minum Ballo
Merokok
Aktifitas Fisik
Riwayat Keluarga
KEJADIAN
HIPERTENSI
Karakteristik
DC.
CN. Umur
CO.
CP.Pekerjaan
CQ.
CR.
CS.
CT.
CU.
CV.
CW.
CX.
CY.
CZ.
DA.
DB.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
DD.
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian
DE.
2.
Lokasi penelitian
DF.
Penelitian ini dilakukan di Kabuaten Jeneponto tepatnya di
analitik dengan pendekatan case control penelitian ini dilakukan dengan metode
wawancara dan observasi. Di mana variabel dependen dan variabel independen
diamati pada saat yang bersamaan.
DI.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
DJ.
18
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data
primer diperoleh melalui Wawancara langsung dengan responden dan
observasi langsung ke wilayah kerja Puskesmas Binamu
2. Data sekunder adalah data yang secara tidak langsung diperoleh dari
sumbernya, tetap melalui pihak kedua. Sumber data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh dari data Puskesmas Binamu.
DO.
E. Instrumen Penelitian
DP.
Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peniliti dalam mengumpulkan data. Alat yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu kuesioner dan kamera
DQ. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang
tersusun secara baik yang siap diberikan kepada sampel agar diisi untuk
melengkapi data. Kamera merupakan salah satu alat untuk mendokumentasikan
proses penelitian.
DR. Kuesioner diberikan kepada sampel untuk mengumpulkan data dan
informasi yang dibutuhkan. Sedangkan, kamera merupakan alat yang digunakan
untuk mendokumentasikan segala bentuk kegiatan saat melakukan penelitian
dengan masyarakat
DS.
F. Validasi dan Reliabilitas Instrumen
DT. Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur. Ciri validitas: ketepatan ukuran:
mengukur yang akan diukur (sensivitas) dan tidak terukur hal lain selain yang
akan diukur (spesifitas). Valid artinya realibel dan tepat ukur. Validitas
mengukuran mencakup: Alat ukur, Metode ukur dan Pengukur/ peneliti. (Saryono,
2013: 191).
DU.
coba dan dilakukan analisis. Bila kuesioner tersebut telah memiliki validitas
konstruk, berarti semua item (pertanyaan) yang ada dalam kuesioner itu mengukur
apa yang hendak diukur, maka perlu uji korelasi antara skor tiap-tiap item dengan
skor total kuesioner. Alat uji berupa korelasi Pearson product moment ( R )
dengan rumus:
19
DV.
R=
N ( XY ) ( X . Y )
{N X 2 ( X 2 } { N Y 2 Y ) 2
DW.
Keputusan uji:
DX.
variabel valid.
DY.
DZ.
mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hasil
pengukuran konsisten atau tetap azas bila dilakukan pengukuran berulang
(konsistensi, akurasi dan presisi) (Saryono, 2013: 192).
EA.
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
EB. Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul, adapun
langkah-langkahnya antara lain :
1. Pengolahan Data
EC.
Data primer dikumpulkan dalam penelitian ini akan diolah dengan
menggunakan fasilitas komputer SPSS melalui prosedur sebagai berikut :
a. Coding, untuk memudahkan proses analisis maka dilakukan pemberian
kode pada setiap data. yaitu memberi kode nomor jawaban yang diisi oleh
responden yang ada dalam daftar pertanyaan. Hal ini dilakukan untuk
memudahan proses tabulasi data/ entry data.
b. Editing, setelah data didapatkan dan sebelum diolah terlebih dahulu
dilakukan pengecekan ulang (edit) pada data untuk memeriksa adanya
kesalahan atau kekuranganlengkapan data yang diisi oleh responden.
c. Data entry, merupakan proses pemasukan data ke dalam sistem perangkat
lunak computer untuk pengolahan lebih lanjut.
d. Data cleaning, merupakan proses pengecekan kembali data yang telah
dimasukan (entry) untuk memastikan bahwa data tersebut telah dimasukan
dengan benar. Hal ini dilakukan untuk melihat dan menemukan apabila
20
http://www.akademik.unsri.ac.id/paper12/download/paper/
TA_10101001009.pdf
21
EL.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14464/1/09
E02696.pdf
EM.
http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB
4QFjAA&url=http%3A%2F%2Flib.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital
%2F20312706-S%252043162-Faktor%2520risiko-full
%2520text.pdf&ei=mWxXVZ_UL8iLuwSfv4GADg&usg=AFQjCNHMG
KjGtgFPNZUJDRgaf0VDfOJ1bw&bvm=bv.93564037,d.dGc
EN.
EO.
EP.
EQ.
ER.
ES.
ET.
EU.
EV.
DAFTAR PERTANYAAN
22
FG.
b. Tamat
FH.
c. SMA/MA/SMK/STM/Sederajat
FI.
d. Tamat SD/Sederajat
FJ.
e. Tamat Sarjana/Diploma
FK.
f. Tamat SMP/MTs/Sederajat
FL. 4. Pekerjaan Anda:
FM.
a. Petani/Buruh Tani
FN.
b. Pegawai Negeri
FO.
c. Sopir
FP.
d. Pegawai Swasta
FQ.
e. Tukang/buruh kayu
FR.
f. Pelajar/Mahasiswa
FS.
g. Ibu Rumah Tangga
FT.
h. Tidak bekerja
FU.
i. Wiraswasta/Dagang
FV.
j. Lainnya (tuliskan) : ...................
FW.
FX.
B. FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
1.
Pernahkah anda mendengar istilah darah tinggi ?
FY. a. Pernah
FZ. b. Tidak (langsung ke No.3)
GA. 2. Adakah keluarga dekat anda (ayah, ibu, nenek, kakek dsb) yang
23
GT.
GU.
GV. 8.
a. Ya
b. Tidak (Langsung ke No.8)
Berapa kali anda minum minuman beralkohol dalam
seminggu ?
GW. a. 1- 2 x seminggu
GX. b. 3 x seminggu
GY. c. 4-5 x seminggu
GZ. d. setiap hari
HA.
9.
Melakukan aktifitas fisik
HB. a. Yamenit/hari
HC. b. Jarang
HD. c. Tidak pernah
HE.
10. Seberapa sering anda mengkonsumsi Gantala ?
HF.
a. 1x / bulan
HG. b. 2-3 x / bulan
HH. c. 4-5 x / bulan
HI.
d. 5-6 x / bulan
HJ. 11. Makan makanan asin
HK. a. < 1 x / hari
HL. b. 1 x / hari
HM. c. 2 x / hari
HN. d. 3 x / hari
HO.
HP.
C. PENGUKURAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
1. Berat badan
2. Tinggi badan
3. Tekanan Darah
:. Kg
: ... cm
: .. mmHg
HQ.
HR.
HS.
HT.
HU.
24