BAB I
PENDAHULUAN
masalah morbiditas dan mortalitas. Pada abad ke-21 ini diperkirakan terjadi
peningkatan insiden dan prevalensi penyakit tidak menular secara cepat, yang
2009).
yang sangat serius saat ini adalah hipertensi. Hipertensi dikatakan sebagai
pembunuh diam-diam atau the silent killer karena pada umumnya terjadi tanpa
gejala, sebagian besar orang tidak merasakan apa pun, walau tekanan darahnya
sudah jauh di atas normal. Hal ini dapat berlangsung bertahun-tahun, sampai
(Hartono, 2011).
1
2
masih cukup tinggi dan bahkan cenderung meningkat. Setiap tahun 7 juta
orang di seluruh dunia meninggal akibat hipertensi. Pada tahun 2000 terdapat
hampir satu milyar penduduk dunia yang menderita hipertensi, dan jumlah ini
diperkirakan akan melonjak menjadi 1,5 milyar pada tahun 2025. Prevalensi
terkait dengan genetik dan pola hidup seperti aktivitas fisik yang kurang,
asupan makanan asin dan kaya lemak serta kebiasaan merokok dan minum
hipertensi tidak merasakan keluhan apa pun. Hal inilah yang membuat banyak
terjadi peningkatan jumlah pasien hipertensi rawat inap pada tahun 2009
sampai dengan tahun 2011. Dari data diperoleh bahwa pada tahun 2009 pasien
hipertensi rawat inap berjumlah 187 orang terdiri dari 93 pasien laki-laki dan
94 pasien perempuan, pada tahun 2010 meningkat menjadi 198 orang terdiri
3
dari 86 pasien laki-laki dan 112 pasien perempuan, dan pada tahun 2011
kembali mengalami peningkatan dengan jumlah pasien 321 orang terdiri dari
Hipertensi tidak bisa disembuhkan hanya dapat dikendalikan. Oleh karena itu
2012).
semakin parah adalah menjaga perilaku pola makan yang salah satunya
disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau hipertensi, yang terdiri
hipertensi lebih 1/3 dari 1,5 miliar jiwa di seluruh dunia akibat garam yang
konsumsi garam dalam diet menurut Badan Kesehatan Dunia yaitu WHO
terjadinya hipertensi adalah tidak lebih dari 2400 miligram natrium atau 6
dalam cairan diluar sel akan meningkat. Akibatnya natrium akan menarik
keluar banyak cairan yang tersimpan dalam sel, sehingga cairan tersebut
memenuhi ruang diluar sel. Berjejalnya cairan diluar sel membuat volume
darah dalam sistem sirkulasi meningkat. Hal ini menyebabkan jantung bekerja
(Apriadji, 2007).
tersebut. Pada kenyataannya, kepatuhan akan diet rendah garam masih sangat
makanan yang asin serta garam merupakan tambahan yang penting dalam
suatu masakan karena garam akan membuat masakan menjadi enak, jika tidak
menggunakan garam masakan akan terasa hambar yang akan berpengaruh pada
selera makan. Berdasarkan survey awal yang saya lakukan bahwa lebih banyak
pasien rawat inap yang tidak mematuhi diet rendah garam yang diberikan,
bawa oleh keluarga dari pada makanan yang diberikan dengan alasan tidak
Sobirin bahwa hasil tabulasi silang antara diet Natrium dengan kestabilan
tekanan darah pada hipertensi primer menunjukan tekanan darah stabil lebih
banyak pada diet Natrium baik, sedangkan tekanan darah tidak stabil lebih
banyak pada responden yang diet natriumnya kurang baik (Sobirin.A, 2005).
adakah hubungan kepatuhan diet Rendah Garam dengan tekanan darah pada
Rendah Garam dengan tekanan darah pada pasien hipertensi Instalasi Rawat
pada pasien hipertensi Instalasi Rawat Inap di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Pasien Hipertensi
6
dengan mematuhi diet Rendah Garam yang diberikan oleh ahli gizi RSUD Dr.
hubungan kepatuhan diet Rendah Garam dengan tekanan darah pada pasien
bagi masyarakat agar dapat menjaga pola makan terutama mengurangi asupan
1. Fahrun nur rosyid dan Nisayyadi efendi dengan judul hubungan kepatuhan diit
hubungan yang signifikan dengan hasil (p value = 0,030 < 0,05 dan r = 0,362)
2. Adek wibowo dan Aries wahyuningsih, dengan judul hubungan kepatuhan diit
Rs. Baptis Kediri. Ada hubungan yang signifikan dengan hasil (p value < 0,05)
didapatkan P = 0,000
Persamaan dengan penelitian saya adalah pada variabel independen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.1.1 Definisi Hipertensi
8
mmHg sedangkan dikatakan hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg. Tekanan
darah sistolik adalah tekanan yang dialami dinding pembuluh darah ketika
darah mengalir saat jantung memompa darah keluar dari jantung, diukur ketika
keluarga. Jika satu atau dua orang dari orang tua atau saudara kandung
Hipertensi biasanya terjadi pada usia lebih tua. Pada usia antara 35 dan
faktor usia ini sebagian besar menjelaskan tentang hipertensi sistolik terisolasi
9
c. Jenis Kelamin
Pria sering mengalami tanda-tanda hipertensi pada usia akhir tiga
Tekanan darah wanita, khususnya sistolik meningkat lebih tajam sesuai usia.
Setelah usia 55 tahun, wanita mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita
darah meningkat.
d. Ras
Orang Afrika Amerika menunjukkan tingkat hipertensi lebih tinggi
dibandingkan populasi lain, dan cenderung berkembang lebih awal dan agresif.
Amerika.
2. Faktor risiko yang dapat diubah
a. Merokok
Peningkatan tekanan darah pada perokok terjadi karena nikotin yang
jantung untuk bekerja lebih keras. Sebagai hasilnya kecepatan jantung dan
dinyatakan bila berta badan lebih dari 20% berat badan ideal. Orang dengan
makanan yang menjadi bagian dari sirkulasi darah dalam aliran darah).
d. Kafein
Kebanyakan penelitian tidak menunjukkan indikasi yang jelas bahwa
asupan kafein dalam jumlah normal (< 100 mg/hari) menyebabkan hipertensi.
e. Penggunaan Alkohol
Banyak penelitian yang menghubungkan asupan alkohol dengan
hipertensi. Minum alkohol secara berlebihan, yaitu tiga kali atau lebih dalam
natrium yang dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi adalah tidak lebih
dari 2400 miligram natrium atau 6 gram garam perhari (Almatsier, 2008).
Hampir 50% orang yang memiliki hipertensi sensitif terhadap garam, yang
kepatuhan akan diet sangat berpengaruh pada kestabilan tekanan darah pada
pasien hipertensi.
bermakna. Bila terdapat gejala biasanya hanya bersifat spesifik, misalnya sakit
kepala atau pusing, mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tungkuk,
menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala sakit kepala, kelelahan, mual,
muntah, sesak nafas, gelisah, dan pandangan menjadi kabur yang terjadi karena
adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal (Astuti, 2011).
1. Berdasarkan etiologi
a. Hipertensi esensial (primer)
Lebih dari 95% penderita hipertensi adalah hipertensi primer atau
hipertensi esensial. Hal ini berarti bahwa hipertensi tidak mempunyai sumber
12
oleh berbagai faktor dari gaya hidup,seperti diet, olahraga, dan rokok.
b. Hipertensi sekunder
Seperti namanya hipertensi sekunder muncul akibat kelainan fisik
lainnya, seperti penyakit ginjal dan gangguan adrenal. Hanya 5-10% dari
2012).
2. Berdasarkan Derajat Hipertensi menurut WHO
Tabel 2.1 klasifikasi hipertensi menurut WHO
dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke
terbentuknya aneurisma.
miokardium tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
3. Gagal Ginjal
terjadinya kerusakan ginjal. Hal ini disebabkan ginjal merupakan organ yang
maka ginjal akan semakin aktif mengeluarkan garam dan air sehingga volume
14
yang berbeda terjadi ketika tekanan darah menurun. Ketika hal ini terjadi maka
ginjal akan mengurangi pengeluaran garam dan air keluar tubuh. Hal ini
darah dilakukan juga oleh enzim rennin yang dihasilkan oleh ginjal yang
sebagai berikut:
1. Menjaga berat badan normal (misalnya, indeks massa tubuh 2025 kg/m2).
2. Mengurangi asupan diet yang mengandung natrium sampai <100 mmol/ hari
3. Melakukan aktivitas fisik aerobik secara teratur, misalnya jalan cepat (30
4. Batasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 3 unit/hari pada laki-laki dan tidak
lebih perubahan gaya hidup dapat memberikan hasil lebih baik (Williams,
2004).
Diet rendah garam adalah garam natrium seperti yang terdapat di dalam
garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoate,
dan vetsin (mono natrium glutamate). Dalam keadaan normal jumlah natrium
yang dikeluarkan tubuh melalui urin sama dengan jumlah yang dikonsumsi,
ekivalen dengan 2400 mg Na. Asupan natrium yang berlebihan terutama dalam
garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi. Syarat diet rendah garam adalah cukup energy, protein,
mineral dan vitamin, bentuk makanan sesuai denga keadaan penyakit, jumlah
natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air atau
Diet rendah garam I diberikan kepada pasien dengan edema, asites atau
Diit rendah garam II diberikan kepada pasien dengan edema, asites atau
hipertensi tidak terlalu berat. Pemberian makanan sehari sama dengan diit
garam dapur atau 2 gram. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar
natriumnya.
Diit rendah garam III diberikan pada pasien dengan edema atau
pada semua jenis garam, namun pengurangan yang ada lebih kepada maksud
pembatasan jumlah garam atau natrium klorida (NaCl) dalam makanan selain
Sangat dianjurkan pada pelaku diet ini untuk mengonsumsi garam dapur
(garam yang mengandung iodium) tidak lebih daripada 6 gram per hari atau
setara dengan satu sendok teh. Untuk memudahkan diet ini cobalah untuk :
mengandung garam. Jika pun mau tidak mau harus mengonsumsi sayuran
kaleng maka cuci bersih sayuran dengan air sebelum dikonsumsi untuk
bawang putih, bawang merah, jahe, kunyit, salam, gula, atau cuka selain
garam.
5. Untuk makanan camilan pilihlah kacang, biskuit, dan makanan camilan lainnya
untuk 1 -3 hari. Pada dasarnya metode ini dilakukan dengan mencatat jenis dan
makanan yang dikonsumsinya beberapa hari yang lalu. Berikut ini merupakan
(URT) selama kurun waktu 24 jam, 48 jam hingga 3 hari yang lalu tergantung pada
tujuan survey konsumsi makanan, kemudian petugas melakukan konversi dari Ukuran
serta tidak terlalu membebani responden biaya relatif murah, karena tidak
memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas untuk wawancara cepat,
responden yang buta huruf . Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-
benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.
responden oleh karena itu reponden harus mempunyai daya ingat yang baik,
sehingga metode ini tidak cocok di lakukan pada anak usia di bawah 7 tahun
dan orang tua berusia di atas 70 tahun serta sering terjadi the flat slope
konsumsinya lebih banyak atau responden yang kelebihan berat badan untuk
2.4 Hubungan Kepatuhan Diet Rendah Garam dengan Tekanan Darah Pada
Pasien Hipertensi
darah pada pasien hipertensi. Pasien yang secara teratur mematuhi diet rendah
garam yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan hanya mengkonsumsi
mematuhi secara teratur diet rendah garam dengan sama sekali tidak
diberikan juga mengkonsumsi makanan dari luar. Hal ini dapat terlihat dari
asupan natrium pasien sesuai atau tidaknya dengan tingkat retensi garam atau
hipertensi. Pasien yang menjalani diet Rendah Garam I dengan tekanan darah
natriumnya maksimal 800 mg Na/hari dan diet Rendah Garam III dengan
dalam cairan diluar sel akan meningkat. Akibatnya natrium akan menarik
22
keluar banyak cairan yang tersimpan dalam sel, sehingga cairan tersebut
memenuhi ruang diluar sel. Berjejalnya cairan diluar sel membuat volume
darah dalam sistem sirkulasi meningkat. Hal ini menyebabkan jantung bekerja
(Apriadji, 2007).
yang dilakukan oleh Aris Sobirin bahwa hasil tabulasi silang antara diet
tekanan darah stabil lebih banyak pada diet Natrium baik, sedangkan tekanan
darah tidak stabil lebih banyak pada responden yang diet natriumnya kurang
resisten, dengan diet rendah garam yang dilakukan dan dikonsumsi secara
BAB III
METODE PENELITIAN
(tekanan darah pasien hipertensi) yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan
(Notoatmodjo, 2005).
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kepatuhan diet Rendah
Garam.
2. Variabel terikat (dependen) adalah variabel akibat atau variable yang
dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Gambar 3.2 26
Kerangka konsep
Keterangan :
0 = Tidak Patuh.
Pasien tidak
mengkonsumsi atau
tidak menghabiskan diit
RG atau mengkonsumsi
diit RG namun juga
mengkonsumsi makanan
luar.
RG I > 400 mg Na /hari
RG II > 800 mg Na/hari
RG III > 1200 mg
Na/hari
1 = Patuh .
Pasien mengkonsumsi
dan menghabiskan diit
RG yang diberikan.
RG 1 400 mg Na
/hari
27
RG II 800 mg Na/hari
RG III 1200 mg
Na/hari
3.5.1 Populasi
hipertensi Instalasi Rawat Inap Kenanga dan Teratai pada bulan Januari-
kenanga dan 53 pasien diruang teratai. Dengan jumlah pasien sebanyak 125
pasien hipertensi.
3.5.6 Sampel
sebagai berikut:
28
N
n=
N ( d )2 +1
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang dicari
N = Jumlah populasi
d = nilai presisi (0,1) (Notoatmodjo, 2005)
Perhitungan sampel:
Jumlah Populasi: orang
Nilai Presisi : 0,1
N
n= N ( d )2 +1
125
n= 125 ( 0,1 )2 +1
2013.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden
baik yang dilakukan melalui wawancara dan alat lainnya. Pada penelitian ini
data primer meliputi identitas, kepatuhan diet rendah garam meliputi frekuensi
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, pada
tersedia. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data penunjang penelitian
1. Data Primer
Identitas pasien diperoleh melalui wawancara, kepatuhan diet rendah
dapat dianalisis.
4. Cleaning data (pembersihan). Setelah data disusun dan selesai maka
kesalahan.
3.7.4 Analisis Data
Hasil dari data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk
1. Analisa Univariat
variabel dalam hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
2. Analisa Bivariat
terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. Hubungan antara dua variabel
Ho diterima = p value > 0,05 (tidak ada hubungan kepatuhan diet rendah
Ha diterima = p value < 0,05 (ada hubungan kepatuhan diet rendah garam
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
rawat inap kenanga dan teratai untuk melihat hubungan antara variabel (kepatuhan
diet rendah garam) dengan variabel (tekanan darah). Pengambilan data dilakukan
tahap pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi penetapan judul, survey awal yang
dilakukan pada bulan Oktober 2012. Sesuai dengan sampel penelitian yang
kenanga dan teratai RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu dengan teknik pengambilan
penelitian, ujian proposal dan mengurus surat izin penelitian. Peneliti meminta
peneliti mendapatkan izin penelitian dari RSUD Dr.M Yunus Provinsi Bengkulu
yang kemudian langsung diserahkan ke ruang rawat inap kenanga dan teratai.
Setelah mendapatkan izin dari kepala ruangan rawat inap kenanga dan
teratai RSUD Dr.M Yunus Provinsi Bengkulu segera dilakukan penelitian yaitu
34
melakukan pencatatan data awal nama, umur, pekerjaan, genetik, kebiasaan
33
Recall tentang makanan yang dikonsumsi setiap kali selesai jam makan.
Pengambilan data dilakukan selama 1 bulan setiap kali selesai jam makan
pasien pada tanggal 02 Februari 2013 sampai dengan 02 Maret 2013. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh dengan mewawancarai pasien , sedangkan data
sekunder yaitu data yang diperoleh dari rekam medik pasien yang terdapat dalam
pengolahan data melalui tahap pengolahan data antara lain editing, entry,
processing, cleaning dan dilakukan analisis data dengan menggunakan uji chi-
porsi makanan yang dikonsumsi oleh pasien, sehingga recall harus dilakukan
setiap kali sesudah jam makan pasien karena jika tidak pasien akan lupa dan
Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap dan kenanga dan teratai RSUD Dr. M.
Yunus Bengkulu.
diteliti dari variable independent (kepatuhan diet rendah garam) dengan variabel
dependent (tekanan darah). Secara keseluruhan data dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.1 Distribusi umur pada pasien hipertensi ruang rawat inap
kenanga dan teratai RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013
Variabel Mean Median SD Minimum Maksimum
Umur 57,49 57,00 8,492 42 69
Dari tabel diatas, didapatkan hasil bahwa rata-rata umur pada pasien
hipertensi ruang rawat inap kenanga dan teratai RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
tahun 2013 yaitu 57,49 tahun dengan umur terendah 42 tahun dan umur tertinggi
69 tahun.
Tabel 4.2 Distribusi jenis kelamin pada pasien hipertensi ruang rawat
Inap kenanga dan teratai RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
tahun 2013
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-Laki 26 47,3
Perempuan 29 52,7
Total 55 100
Dari tabel diatas, didapatkan hasil bahwa perempuan lebih banyak
Tabel 4.3 Distribusi genetik pada pasien hipertensi ruang rawat inap
kenanga dan teratai RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun
2013
Genetik Frekuensi Persentase
Tidak 44 80
Iya 11 20
Total 55 100
Dari tabel diatas, didapatkan hasil bahwa pasien hipertensi lebih banyak
(20%).
16 (29,1%).
Tabel 4.6 Distribusi kepatuhan diet rendah garam pada pasien hipertensi
ruang rawat inap kenanga dan teratai RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu tahun 2013
36
hanya berbeda 1 (0,1%). Dengan pasien tidak patuh 27 (49,1%) dan pasien patuh
28 (50,9%).
Tabel 4.7 Distribusi tekanan darah pada pasien hipertensi ruang rawat
inap kenanga dan teratai RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun
2013
Tekanan darah Frekuensi Persentase
Naik 26 47,3
Turun 29 52,7
Total 55 100
Dari tabel diatas, didapatkan hasil bahwa tekanan darah pasien hipertensi lebih
2. Analisis Bivariat
diet rendah garam dengan tekanan darah pada pasien hipertensi ruang rawat inap
kenanga dan teratai RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013 digunakan uji chi
square.
Secara keseluruhan data dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8 Hubungan antara kepatuhan diet rendah garam dengan tekanan
darah pada pasien hipertensi ruang rawat inap kenanga dan
teratai RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013
8 20 28
patuh
28.60% 71.40% 100%
26 29 55
Total
47.30% 52.70% 100%
tekanan darah naik 8 (28.60%), tekanan darah turun 20 (71.40%). Hasil uji
statistik didapatkan ada hubungan yang bermakna (p value = 0,005) < 0,05
antara kepatuhan diet rendah garam dengan tekanan darah pada pasien
hipertensi ruang rawat inap kenanga dan teratai RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
tahun 2013.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Hubungan antara kepatuhan diet rendah garam dengan tekanan darah
pada pasien hipertensi ruang rawat inap kenanga dan teratai RSUD Dr.
M. Yunus Bengkulu tahun 2013
Penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata umur pasien hipertensi 57
tahun termasuk pada golongan lansia. Penyakit ini lebih banyak diderita oleh
faktor genetik 44 (80%) karena faktor genetik 11 (20%). Hipertensi pada pasien
yang di rawat di ruang kenanga dan teratai sebagian besar tidak disebabkan karena
kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol, dari data didapatkan bahwa pasien
inap kenanga dan teratai RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013 sudah cukup
baik yaitu 28 (50,9%) pasien hipertensi mematuhi diet rendah garam dengan
mengkonsumsi natrium tidak lebih dari batas yang dianjurkan sesuai ketentuan
diet masing-masing dan terdapat 27 (49,1%) pasien tidak mematuhi diet rendah
garam dengan mengkonsumsi natrium lebih dari batas yang dianjurkan sesuai
ketentuan diet masing-masing. Pasien yang tidak patuh memberikan alasan bahwa
makanan yang disajikan rumah sakit terasa hambar, nafsu makan berkurang dan
jenis diet, untuk diet rendah garam 1pasien patuh mengkonsumsi natrium 250
mg/hari dan pasien tidak patuh mengkonsumsi natrium 502 mg/hari. Diet rendah
garam II pasien patuh mengkonsumsi natrium 487 mg/hari dan pasien tidak patuh
mengkonsumsi natrium 996 mg/hari sedangkan diet rendah garam III II pasien
patuh mengkonsumsi natrium 201 mg/hari dan pasien tidak patuh mengkonsumsi
cairan diluar sel akan meningkat. Akibatnya natrium akan menarik keluar banyak
cairan yang tersimpan dalam sel, sehingga cairan tersebut memenuhi ruang diluar
sel. Berjejalnya cairan diluar sel membuat volume dalam system sirkulasi
kenanga dan teratai RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013 lebih banyak turun
tekanan darah didalam arteri bisa terjadi karena jantung memompa lebih kuat
sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya dan arteri besar
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena
itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa melalui pembuluh yang sempit dari
Adapun penyebab lainnya seseorang mempunyai tekanan darah yang tinggi adalah
karena faktor yang dapat dikendalikan dan faktor yang tidak dapat dikendalikan.
Faktor yang dapat dikendalikan antara lain yaitu merokok, obesitas kurang
faktor yang tidak dapat dikendalikan yaitu genetis, usia, jenis kelamin dan ras
(Casey dan Benson, 2012). Sedangkan menurut JNC VII faktor lain yang
diet tinggi natrium atau rendah potasium, konsumsi alkohol berlebih, merokok,
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square didapatkan ada
hubungan yang bermakna (p value = 0,005) < 0,05 antara kepatuhan diet rendah
garam dengan tekanan darah pada pasien hipertensi rawat inap di RSUD Dr. M.
Yunus Bengkulu tahun 2013. Dari data diperoleh bahwa pasien patuh, tekanan
darah turun 20 (36,4%) dan pasien tidak patuh, tekanan darah naik 18 (32,7%).
terhadap diet rendah garam yang diberikan mempunyai peluang 5 kali mengalami
tekanan darah naik dibandingkan dengan pasien patuh terhadap diet rendah garam
yang dilakukan oleh Aris Sobirin bahwa hasil tabulasi silang antara diet natrium
darah stabil lebih banyak pada diet natrium baik sedangkan tekanan darah tidak
stabil lebih banyak pada diet natrium kurang baik (Sobirin.A, 2005). Dari hasil
lebih dari batas yang dianjurkan namun tekanan darahnya turun dan 8 (14,5%)
pasien lain mengkonsumsi natrium kurang dari batas yang dianjurkan namun
darah oleh petugas, kesalahan alat tensi yang digunakan dan pembacaan hasil
natrium. Faktor lain terjadinya penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat
dan subtansi kimiawi lain yang kemudian meyebabkan resorbi natrium di tubulus
ginjal, meningkatkan proses sklerosis pembuluh darah perifer dan keadaan lain
akan hasil, hal ini diakibatkan oleh berbagai faktor seperti ketepatan sangat
tergantung pada daya ingat pasien, the flat slope syndrome dan sulitnya
sebelum dan sesudah pemeriksaan yaitu pada tekanan darah pasien di pagi hari
karena tekanan darah pada pagi hari belum dipengaruhi oleh aktivitas apapun dan
masih menggambarkan dampak dari apapun yang dilakukan pada hari kemarin
termasuk patuh atau tidaknya pasien terhadap diet yang diberikan. Tekanan darah
42
diambil dari hasil pemeriksaan petugas yang mempunyai kelemahan bias akan
hasil, hal ini diakibatkan karena kemungkinan kesalahan pengukuran, alat tensi
hidup yang efektif dapat menurunkan tekanan darah. Kombinasi dari dua atau
lebih perubahan gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik, misalnya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
ruang rawat inap kenanga dan teratai RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013
1. Pasien patuh, tekanan darah turun 20 (36,4%) dan pasien tidak patuh,
garam dengan tekanan darah pada pasien hipertensi ruang rawat inap
kenanga dan teratai RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013 dengan
5.2 Saran
1. Bagi Penderita Hipertensi
Perlunya melakukan pemeriksaaan tekanan darah, pengobatan secara rutin dan
menjalani pola hidup yang sehat seperti mematuhi konsumsi diet rendah
teratur, hindari stress dan konsumsi makanan sehat untuk mencegah timbulnya
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier.S, 2008, Penuntun Diet Edisi Baru, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
_________, 2006, Penuntun Diet Edisi Baru, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Apriadji, H.W. 2007. Makan enak untuk hidup sehat, bahagia dan awet muda. PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Astuti, sri. 2011. Makalah hipertensi. Di akses dari :
http://thutiemegarezky.blogspot.com/2011/11/makalah-hipertensi.html. 11
November 2011.
Casey, aggie dan Benson, Herbert. 2012. Menurunkan tekanan darah. PT Bhuana
IlmuPopuler Gramedia, Jakarta.
Daphane. 2011. Pengukuran konsumsi makanan tingkat kelompok rumah tangga dan
perorangan. Di akses dari : http://luhchindy.blogspot.com/2012/04/gizi-
kesmas-pengukuran-konsumsi-makanan.html. 6 Desember 2011
Data rekam medik RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Besar pasien hipertensi rawat
inap tahun 2009.
Djayanti, 2008. Analisis faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada
pria diatas 45 tahun diwilayah kerja puskesmas Tayu.
Dokter Medis. 2009. Klasifikasi hipertensi. Diakses dari : http;//dokter-
medis.blogspot.com/2009/09/klasifikasi-hipertensi.html. 14 September 2009.
http://www.inash.or.id/upload/news_pdf/news_DR._Drs._Bambang_Hartono,_
SE26.
Sapardan, Aldico. 2009. Diet Hipertensi, Kolesterol, dan Asam Urat. Diakses dari :
http://health.liputan6.com/read/229794/Diet.Hipertensi.Kolesterol.da. 20 Mei
2009.
Suhardjono. 2012. Tekanan Darah Turun, Tak Berarti Sembuh dari Hipertensi.
http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?catid=23&mid=5&nid=810.
22 Mei 2012.
Sobirin. A. 2005. Hubungan diet natrium dengan kestabilan tekanan darahpada klien
hipertensi primer di Desa Jatitentah Puskesmas SukodonoKabupaten Sragen.
Diakses dari http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=2521.
Wibowo, adek dan Wahyuningsih, aries. 2011. Jurnal hubungan kepatuhan diit
dengan kejadian komplikasi pada penderita hipertensi diruang Rawat Inap di
Rs. Baptis Kediri. Di akses dari :
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/stikes/article/view/18433/18250.
Yahya, F.A. 2011. Jangan biarkan hipertensi menggangggu jantung. Di akses dari :
http://www.inash.or.id/upload/news_pdf/news_
%28Dr._Fauzi_Yahya,_Sp.JP,_FIHA.doc%2924.