Anda di halaman 1dari 10

GHIDZA MEDIA JOURNAL

OKTOBER 2019
1(1):53-62

PENGUKURAN INDEKS MASSA TUBUH, ASUPAN LEMAK, DAN ASUPAN


NATRIUM KAITANNYA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA KELOMPOK
DEWASA DI KABUPATEN JOMBANG
Assessment of Body Mass Index, Fat and Natrium Intake Correlated by Hipertension in Adult
in Jombang City
1
Amalia Rahma, 2Peggy Setyaning Baskari,
1
Program Studi Gizi, Fakultas Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gresik
2
Program Studi Gizi Klinik Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Jember

ABSTRACT
This study aims to analyse correlation of Body Mass Index, fat and natrium intake with the incident
of hypertension in adult in Jombang, East Java. The research method using the analytical survey
with cross sectional design. The number of subjects in the research are 74 persons that can be
using cluster technique sampling. The data retrieval that by doing measures of blood pressure,
height, weight, and interview the intake of eating using form SQ-FFQ, and biavriate analysis using
chi-square test. The result analysis of correlation BMI with the incident of hypertension obtained
p-value=0.034 and OR=4.85, correlation analysis between fat intake with the incident of
hypertension obtained p-value=0.438, and corretaion analysis sodium intake with the incident of
hypertensionobtained p-value=0.000 and OR=115.5. The concludes of study there was correlation
between BMI and sodium intake with the incident of hypertension, but there wasn’t correlation
between fat intake with the incident of hypertension.

Keywords: Fat intake, sodium intake, hypertension, body mass index

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh, asupan lemak, dan
asupan natrium dengan kejadian hipertensi di Desa Japanan Kecamatan Gudo Kabupaten
Jombang. Metode penelitian menggunakan metode survei analitik dengan desain cross sectional.
Jumlah sampel dalam penelitian adalah 74 orang yang didapat dengan menggunakan teknik cluster
sampling. Pengambilan data yaitu dengan melakukan pengukuran tekanan darah, tinggi badan,
berat badan, dan wawancara asupan makan menggunakan form SQ-FFQ, dan analisis bivariat
dilakukan menggunakan uji chi-square. Hasil analisis hubungan IMT dengan kejadian hipertensi
didapatkan nilai p=0,034 dan OR=4,85, analisis hubungan asupan lemak dengan kejadian
hipertensi didapatkan nilai p=0,438, dan analisis hubungan asupan natrium dengan kejadian
hipertensi didapatkan nilai nilai p=0,000 dan OR 115,5. Keseimpulan dari penelitian adalah ada
hubungan IMT dan asupan natrium dengan kejadian hipertensi, namun tidak ada hubungan asupan
lemak dengan kejadian hipertensi.

Kata kunci: Asupan lemak, asupan natrium,hipertensi,indeks massa tubuh

____________________
Korespondensi
53
CP: +6282336431771 ; Email: amaliarahma@umg.ac.id
Rahma, dkk Hubungan IMT, Asupan lemak dan natrium dengan Hipertensi

PENDAHULUAN hipertensi berada diurutan ketiga penyebab


kematian utama pada semua umur setelah
Hipertensi adalah peningkatan
stroke dan TB dengan prevalensi hipertensi
tekanan darah sistolik dan diastolik akibat
usia dewasa mencapai 31,7%, namun pada
kelainan jantung dan pembuluh darah yang
hasil Riskesdas 2013 prevalensi hipertensi
berlangsung terus menerus dalam jangka
mengalami penurunan yaitu 26,5%. Di
waktu yang lama. Hipertensi yang sering
provinsi Jawa Timur berdasarkan hasil
terjadi di Indonesia adalah hipertensi primer
Riskesdas Jawa Timur 2013 prevalensi
yaitu sekitar 90-95%, terjadi karena faktor
hipertensi mencapai 26,2%, dan untuk
penyebab yang tidak jelas sehingga sering
prevalensi hipertensi di Kabupaten Jombang
disebut sebagai “The Silent Killer” karena
mencapai 29,1% pada tahun 2013 yang
penderita biasanya tidak merasakan
menempati urutan ke 12 dari 38
gejalanya selama bertahun-tahun.
kota/kabupaten di Jawa Timur.
Hipertensi umumnya terjadi ketika
Faktor-faktor yang dapat
usia diatas 40 tahun. Studi yang dilakukan
mempengaruhi hipertensi antara lain
oleh lembaga kesehatan di Inggris
keturunan, jenis kelamin, umur, merokok,
menyatakan bahwa secara umum hipertensi
konsumsi alkohol, indeks massa tubuh, stress
dialami oleh pria dan wanita yang berusia
48,5 tahun, walaupun ada juga orang muda dan asupan makan. Asupan makan yang
yang menderita hipertensi namun dapat menyebabkan menjadi faktor hipertensi
adalah asupan makan yang sering
persentasenya relatif kecil. Hipertensi sulit
mengkonsumsi lemak dan juga sering
dikontrol, baik dengan tindakan pengobatan
mengkonsumsi makanan yang tinggi natrium
maupun dengan tindakan medis lainnya. Jika
termasuk juga garam. Konsumsi lemak yang
kondisi ini tidak terkontrol maka dapat
berlebihan dapat meningkatkan kadar
mengakibatkan terjadinya gagal jantung,
kolesterol LDL (low-density lipoprotein)
gagal ginjal, stroke yang pada akhirnya dapat
dalam darah. Berdasarkan penelitian yang
mengakibatkan cacat atau kematian
dilakukan Nurpalah dan Rosita (2014)
(Triyatno,2014).
menyatakan bahwa kolesterol berkaitan
Data profil kesehatan Jombang tahun
dengan peningkatan tekanan darah.
2014 menyatakan bahwa terdapat penderita
Penumpukan lemak dalam pembuluh darah
hipertensi sebesar 16,11%, dan meningkat
pada tahun 2015 menjadi 17,86%. Salah satu menyebabkan diameter pembuluh darah
prevalensi hipertensi yang tergolong cukup semakin sempit sehingga menyebabkan
tekanan darah menjadi tinggi yang disebut
tinggi di Kabupaten Jombang ada di
hipertensi.
Puskesmas Blimbing pada tahun 2015 yaitu
Konsumsi makanan mengandung
51,02%. Berdasarkan survey pendahuluan di
natrium yang tinggi dan juga menyukai
Puskesmas Blimbing, dari 9 desa wilayah
makanan yang asin memicu kejadian
kerja didapatkan bahwa kasus hipertensi
hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian yang
berjumlah 377 orang yang didominasi oleh
dilakukan Montol et al. (2015) menyatakan
kaum wanita, dan persentase kasus hipertensi
bahwa subjek yang mengkonsumsi makanan
yang cukup tinggi ada di Desa Japanan.
tinggi natrium berisiko 9,2 kali terkena
Prevalensi hipertensi tergolong cukup
hipertensi. Hal ini disebabkan karena
tinggi, WHO menyebutkan bahwa hipertensi
makanan tinggi natrium dapat meningkatkan
menyebabkan 8 juta kematian per tahun di
cairan dari sel ekstraselular. Peningkatan ini
seluruh dunia dan 1,5 juta kematian per tahun
menyebabkan meningkatnya volume darah
di wilayah Asia Tenggara (WHO, 2013). Di
sehingga berdampak pada hipertensi.
Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas 2007

54
Rahma, dkk Hubungan IMT, Asupan lemak dan natrium dengan Hipertensi

Risiko menderita hipertensi juga dapat jumlahnya lebih sedikit yaitu sebanyak 66
dipengaruhi oleh Indeks Massa Tubuh (IMT). orang dengan persentase 44,7% (Tabel 1).
Indeks massa tubuh merupakan indikator Usia rawan hipertensi berada pada kisaran
yang digunakan untuk menentukan derajat 31-55 tahun dan semakin meningkat ketika
status gizi, semakin besar berat badan tubuh memasuki usia paruh baya yaitu sekitar usia
maka hasil IMT juga semakin besar. Ketika 40 tahun (Ridwan, 2009). Risiko hipertensi
berat badan bertambah volume darah akan semakin meningkat seiring bertambahnya
bertambah sehingga beban kerja jantung usia, dikarenakan adanya kemunduran
untuk memompa darah juga bertambah. berbagai fungsi organ dan terjadi perubahan
Semakin berat beban jantung untuk elastisitas pembuluh darah.
memompa darah keseluruh tubuh dapat
menyebabkan tekanan perifer dan curah Tabel 1 Karakteristik subjek
jantung semakin meningkat sehingga dapat Umur N %
menimbulkan hipertensi (Astuti, 2016). 36-40 66 44,7
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 41-45 82 55,3
hubungan faktor indeks massa tubuh, asupan Jumlah 148 100%
lemak, dan asupan natrium dengan kejadian JK N %
hipertensi Laki-laki 48 32,4
Perempuan 100 67,6
METODE Jumlah 148 100%
Metode yang digunakan adalah
metode survei analitik dengan desain cross Subjek mayoritas adalah perempuan
sectional. Sebanyak 148 responden. Teknik yaitu sejumlah 100 orang dengan persentase
pengambilan subjek dalam penelitian ini 67,6% dan sisanya berjenis kelamin laki-laki
menggunakan teknik pengambilan subjek sejumlah 48 orang (32,4%). Jenis kelamin
secara kelompok (cluster sampling). laki-laki maupun perempuan mempunyai
Kelompok yang akan diambil menjadi subjek risiko yang sama untuk mengalami
penelitian adalah semua RT yang ada di Desa hipertensi. Namun untuk laki-laki lebih
Japanan. Kriteria inklusi sampel antara lain berisiko mengalami hipertensi pada usia 45
warga Desa Japanan usia 36-45 tahun, tidak tahun, sedangkan untuk perempuan lebih
hamil dan bersedia menjadi responden. berisiko mengalami hipertensi pada usia 65
Subjek diukur berat badan, tinggi tahun keatas yaitu pada masa menopause
badan, tekanan darah. Asupan lemak dan (Prasetyaningrum, 2014).
natriumdidapatkan dari hasil wawancara Hasil penelitian yang telah dilakukan
asupan makan menggunakan Semiquatitative berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa
Food Frequency Quisionare (SQ FFQ), subjek yang mengikuti penelitian sebagian
wawancara asupan makan dilakukan dengan besar berasal dari tingkat pendidikan SMA
menggali makanan yang telah dikonsumsi dengan jumlah 60 orang (40,5%), sedangkan
dalam kurun waktu satu bulan terakhir. yang paling sedikit adalah subjek yang
berasal dari tingkat pendidikan D3 dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN jumlah 4 orang (5,4%). Tingkat pendidikan
seseorang berhubungan dengan pengetahuan
Karakteristik subjek yang dimiliki serta gaya hidup sehat. Orang
Subjek dalam penelitian sebagian yang berpendidikan rendah, memiliki
besar berumur 41-45 tahun yaitu sebanyak 82 pengetahuan yang kurang mengenai
orang dengan persentase 55,3%, sedangkan kesehatan dan sulit menerima informasi yang
untuk subjek yang berusia 36-40 tahun

55
Rahma, dkk Hubungan IMT, Asupan lemak dan natrium dengan Hipertensi

diberikan sehingga berdampak pada perilaku Faktor yang tidak dapat diubah meliputi
hidup sehat (Anggara dan Nanang, 2013). umur, jenis kelamin, keturunan, sedangkan
Berdasarkan Riskesdas (2007) dapat faktor yang dapat diubah yaitu indeks massa
diketahui bahwa kejadian hipertensi tubuh, asupan lemak, asupan natrium,
cenderung meningkat pada tingkat kebiasaan merokok, konsumsi kopi, stres,
pendidikan rendah, dan menurun sesuai dan aktifitas fisik yang kurang.
tingkat pendidikannya.
Indeks Massa Tubuh
Indeks massa tubuh adalah cara
Tabel 2 Distribusi frekuensi subjek
sederhana untuk memantau status gizi yang
berdasarkan tingkat pendidikan
Pendidikan N % berhubungan dengan kelebihan dan
SD 24 16,2 kekurangan berat badan. Hasil penelitian
SMP 38 25,7 menunjukkan 4 orang (2,70%) memiliki
SMA 60 40,5 indeks massa tubuh <18,5 kg/m2 dan 48
D3 8 5,4 orang (32,43%) memiliki indeks massa tubuh
S1 18 12,2 diantara 25-29,8 kg/m2 (Tabel 4).
Jumlah 148 100%
Tabel 4 Distribusi frekuensi subjek
Kejadian Hipertensi berdasarkan indeks massa
Hasil pemeriksaan tekanan darah tubuh
pada 148 subjek menunjukkan hasil 104 IMT N %
orang (70,3%) tidak mengalami hipertensi <18,5 4 2,70
dan sisanya 44 orang (29,7%) mengalami 18,5-22,9 34 22,97
hipertensi. Rata-rata tekanan darah subjek 23-24,9 44 29,72
pada penelitian ini yaitu sebanyak 70 orang 25-29,9 48 32,43
≥30 18 12,16
termasuk dalam kategori prehipertensi
Jumlah 148 100%
dengan tekanan darah sistolik pada rentang
120-139 mmHg, dan tekanan darah diastolik
Peningkatan nilai IMT yang berkaitan
pada rentang 80-89 mmHg. Sehingga dapat
dengan peningkatan berat badan dapat
dikatakan bahwa tekanan darah subjek pada
memicu kejadian hipertensi. Peningkatan
penelitian ini, rata-rata memiliki tekanan
berat badan akan meningkatkan kebutuhan
darah mendekati kategori hipertensi (Tabel
darah untuk mensuplai oksigen ke jaringan
3).
tubuh. Volume darah yang meningkat
dipembuluh darah yang sempit akibat adanya
Tabel 3 Distribusi frekuensi subjek
berdasarkan kejadian kejadian penumpukan lemak dapat mengakibatkan
hipertensi jantung bekerja lebih keras sehingga tekanan
Kejadian N % darah juga semakin besar dan menyebabkan
Hipertensi kejadian hipertensi.
Tidak 104 70,3 Asupan Lemak
hipertensi
Berdasarkan hasil wawancara asupan
Hipertensi 44 29,7
makan menggunakan SQ FFQ dapat
Jumlah 148 100%
diketahui bahwa subjek dalam penelitian ini
cenderung lebih banyak mengkonsumsi
Banyak faktor yang mempengaruhi
makanan dengan cara digoreng. Hampir
peningkatan tekanan darah sehingga memicu
setiap responden selalu mengkonsumsi lauk
kejadian hipertensi yaitu faktor yang tidak
pauk dengan proses pengolahan digoreng,
dapat diubah dan faktor yang dapat diubah.

56
Rahma, dkk Hubungan IMT, Asupan lemak dan natrium dengan Hipertensi

dan juga hampir setiap responden selalu Asupan Natrium


mengkonsumsi jajanan gorengan sehingga Anjuran asupan natrium untuk setiap
dapat menyumbang asupan lemak yang lebih harinya berdasarkan AKG 2013 untuk laki-
banyak. laki dan perempuan usia 30-49 tahun yaitu
sebesar 1500 mg, dan berdasarkan
Tabel 5 Distribusi frekuensi subjek pengelompokkan asupan natrium yang
berdasarkan asupan lemak dibandingkan dengan AKG 2013 didapatkan
Asupan Lemak N % hasil asupan natrium subjek sebagai berikut:
Kurang 8 5,4
Cukup 6 4,1 Tabel 6 Distribusi frekuensi subjek
Lebih 134 90,5 berdasarkan asupan natrium
Jumlah 148 100% Asupan Natrium N %
Kurang 90 60,8
Berdasarkan AKG 2013, anjuran Cukup 16 10,8
asupan lemak dalam sehari untuk wanita Lebih 42 28,4
sebesar 60 gram, sedangkan anjuran asupan Jumlah 148 100%
lemak untuk laki-laki dalam sehari adalah 73
gram. Pengelompokkan asupan lemak Hasil penelitian pada tabel 6
menjadi kurang, cukup, dan lebih didapatkan menunjukkan bahwa dari 74 orang, asupan
dari perbandingan dengan Angka Kecukupan natrium sebagian besar subjek yaitu 45 orang
Gizi (AKG) tahun 2013. Asupan lemak (60,8%) <10% dari AKG 2013, sedangkan
subjek dikatakan kurang jika hasil asupan sebagian kecilnya yaitu 8 orang (10,8%)
lemak<10% dari AKG 2013, asupan lemak dalam penelitian ini mengkonsumsi asupan
subjek dikatakan cukup jika hasil asupan natrium yang cukup yaitu ± 10%anjuran
lemak ± 10%anjuran AKG 2013. dan asupan AKG 2013.
lemak dikatakan lebih jika hasil asupan Peningkatan asupan natrium
lemak >10% dari AKG 2013. menyebabkan konsentrasi natrium didalam
Tabel 5 menunjukkan bahwa subjek cairan ekstraselular meningkat, peningkatan
dalam penelitian memiliki asupan lemak cairan ekstraselular menyebabkan
>10% dari AKG 2013 yaitu sebanyak peningkatan volume darah dan tekanan
(90,5%), sedangkan subjek yang memiliki darah. Peningkatan tekanan darah yang
asupan lemak yang <10% dari AKG 2013 terjadi secara terus menerus dapat memicu
hanya berjumlah 4 orang (5,4%). peningkatan kejadian hipertensi (Montol,
Asupan lemak yang berlebih 2015).
mempunyai peran yang penting dalam
Korelasi Indeks Massa Tubuh dengan
memicu kejadian hipertensi. Keberadaan
Kejadian Hipertensi
lemak dari asam lemak jenuh rantai panjang
Hubungan Indeks Massa Tubuh
seperti berasal dari minyak goreng dapat dengan kejadian hipertensi dibagi menjadi
menyebabkan pembentukan plak dipembuluh dua yaitu berdasarkan tekanan darah sistolik
darah. Jika terdapat plak dipembuluh darah dan tekanan darah diastolik. Hasil uji dapat
maka dapat menyebabkan aterosklerosis dilihat pada tabel berikut:
sehingga pembuluh darah kehilangan Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa
elastisitasnya dan berpengaruh pada aliran jumlah subjek yang mengalami hipertensi
darah, ketika aliran darah terganggu maka cenderung lebih banyak yang memiliki
dapat meningkatkan tekanan darah dan indeks massa tubuh lebih dari nilai normal
memicu kejadian hipertensi (Almatsier, yaitu ≥23 kg/m2, sedangkan untuk subjek
2009).

57
Rahma, dkk Hubungan IMT, Asupan lemak dan natrium dengan Hipertensi

yang tidak mengalami hipertensi juga 0,034 (p<0,05). Dari hasil tersebut dapat
cenderung memiliki indeks massa tubuh diartikan bahwa terdapat hubungan yang
lebih drai normal. Hasil analisis yang telah signifikan antara indeks massa tubuh dengan
dilakukan menggunakan uji chi-square pada kejadian hipertensi di Desa Japanan
hubungan indeks massa tubuh dengan Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang.
kejadian hipertensi didapatkan nilai p-value

Tabel 7 Hubungan indeks massa tubuh dengan kejadian hipertensi


Tidak Hipertensi Hipertensi
Indeks Massa Tubuh PR(CI 95%) p
N % n %
Normal 34 32,6 4 9,0
4,857
Lebih 70 67,4 40 91,0 0,034
(1,016-23,225)
Total 104 100 44 100

Hasil analisis korelatif ini sejalan tekanan yang lebih besar pada dinding arteri,
dengan penelitian yang dilakukan Anggara tekanan yang lebih besar yang terjadi secara
dan Prayitno (2012) bahwa terdapat terus menerus inilah yang disebut dengan
hubungan antara indeks massa tubuh dengan hipertensi (Sugiarto, 2007).
kejadian hipertensi dengan nilai p = 0,000.
Hubungan Asupan Lemak dengan
Namun hasil ini tidak sejalan dengan
Kejadian Hipertensi
penelitian yang dilakukan Destyana et al. Hipertensi sering dikaitkan dengan
(2009) yang menyatakan bahwa tidak ada asupan makanan tinggi lemak. Hasil
hubungan antara indeks massa tubuh dengan penelitian menunjukkan bahwa semua subjek
tekanan darah di Kelurahan Mersi yang mengkonsumsi asupan lemak kurang
Kecamatan Purwokerto Timur, hal ini dari AKG 2013 tidak menderita hipertensi
disebabkan karena banyak faktor yang dengan jumlah 8 orang (7,6%), begitu pula
mempengaruhi tekanan darah seseorang. dengan subjek yang mengkonsumsi asupan
Indeks massa tubuh yang meningkat melebihi lemak berlebih juga tidak menderita
IMT normal memiliki risiko hipertensi. hipertensi dengan jumlah subjek 96 orang
Subjek yang memiliki nilai indeks massa (92,4%). Berdasarkan hasil analisis statistik
tubuh lebih dari normal lebih berisiko 4,8 kali
hubungan asupan lemak dengan kejadian
lipat untuk menderita hipertensi
hipertensi pada Tabel 8 menunjukkan bahwa
dibandingkan subjek yang memiliki nilai
nilai p-value 0,43 (p>0,05), sehingga dapat
indeks massa tubuh normal
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
Indeks massa tubuh lebih dari nomal asupan lemak dengan kejadian hipertensi di
yang ditandai dengan peningkatan berat Desa Japanan Kecamatan Gudo Kabupaten
badan lebih berisiko terhadap kejadian
Jombang. Hasil analisis statistik ini dapat
hipertensi. Hal ini dikarenakan berat badan terjadi dikarenakan rata-rata subjek yang
berlebih dapat meningkatkan curah jantung mengkonsumsi asupan lemak yang lebih dari
dan volume darah yang beredar dipembuluh AKG 2013 cenderung tidak menderita
darah. Peningkatan curah jantung disebabkan hipertensi
karena pembuluh darah lebih sempit akibat Hasil uji analisis statistik hubungan
adanya timbunan lemak, dan volume darah asupan lemak dengan kejadian hipertensi di
yang meningkat disebabkan karena tubuh Desa Japanan Kecamatan Gudo Kabupaten
orang gemuk memerlukan lebih banyak
Jombang sejalan dengan penelitian yang
pasokan oksigen ke jaringan tubuh. dilakukan Fauziyah et al. (2012) dengan nilai
Peningkatan volume darah memberikan

58
Rahma, dkk Hubungan IMT, Asupan lemak dan natrium dengan Hipertensi

p-value 0,83 (p>0,05), yang menunjukkan dengan kejadian hipertensi dengan nilai p-
bahwa tidak ada hubungan asupan lemak value 0,000.
dengan tekanan darah pada pasien hipertensi. Konsumsi makanan berlemak yang
Hal ini dikarenakan mayoritas subjek berlebih dapat meningkatkan asupan lemak
mengkonsumsi asupan lemak ≤ 52,9 gr, melebihi angka kecukupan gizi yang
karena subjek ingin menjaga berat badannya dianjurkan. Anjuran angka kecukupan lemak
agar tidak berlebih. Namun hasil penelitian untuk kelompok wanita dewasa umur 30-49
ini bertolak belakang dengan penelitian yang tahun adalah 60 gram/hari, sedangkan untuk
dilakukan Manawan et al. (2016), hasil laki-lai usia 30-49 tahun anjuran konsumsi
penelitian dengan subjek yang memiliki lemak adalah 73 gram/hari (AKG, 2013).
asupan lemak sebesar 39% menunjukkan
bahwa ada hubungan antara asupan lemak

Tabel 8 Hubungan Asupan Lemak dengan Kejadian Hipertensi


Tidak Hipertensi Hipertensi
Asupan Lemak PR(CI 95%) p
N % n %
Kurang 8 7,6 0 0
Lebih 96 92,4 44 100 - 0,438
Total 104 100 44 100

Hasil penelitian yang telah dilakukan pembuluh darah atau pembuluh darah lebih
melalui wawancara menggunakan formulir sempit dan pembuluh darah kehilangan
SQ-FFQ untuk mengetahui asupan lemak elastisitasnya, maka aliran darah dipembuluh
subjek, didapatkan hasil bahwa asupan lemak darah juga terganggu. Aliran darah yang
subjek yang cukup tinggi tidak didapatkan terganggu tersebut menyebabkan
dari asupan lemak hewani seperti daging peningkatan voume darah dan tekanan darah
berlemak maupun jeroan. Namun sebagian sehingga mengakibatkan hipertensi.
besar berasal dari makanan gorengan,
Hubungan Asupan Natrium dengan
makanan bersantan, dan sering
Kejadian Hipertensi
mengkonsumsi lauk yang diolah dengan cara
Hasil tabulasi silang yang telah
digoreng. Dari hasil tersebut dapat diketahui dilakukan menunjukkan bahwa sebagian
bahwa subjek dalam penelitian secara tidak
besar subjek yang memiliki asupan natrium
langsung mengkonsumsi lemak dari asam
lebih dari AKG 2013 menderita hipertensi
lemak jenuh rantai panjang yang bersumber dengan jumlah 42 orang (95,5%), sedangkan
dari minyak goreng. subjek yang memiliki asupan natrium kurang
Secara teori konsumsi makanan dari AKG 2013 tidak menderita hipertensi
berlemak secara berlebihan dapat dengan jumlah 88 orang (84,6%).
meningkatkan risiko hipertensi, hal ini Berdasarkan analisis statistik hubungan
dikarenakan peningkatan asupan lemak dapat asupan natrium dengan kejadian hipertensi
menyebabkan penumpukan asam lemak pada Tabel 9 menunjukkan bahwa, nilai p-
jenuh dipembuluh darah yang secara terus value 0,000 (p<0,05). Sehingga dapat
menerus dapat menyebabkan pembentukan disimpulkan bahwa ada hubungan antara
plak dipembuluh darah, yang mengakibatkan asupan natrium dengan kejadian hipertensi di
penyumbatan pembuluh darah dan Desa Japanan Kecamatan Gudo Kabupaten
berkurangnya elastisitas pembuluh darah
Jombang.
sehingga mengakibatkan terjadinya Hasil analisis statistik ini sejalan
aterosklerosis. Ketika terjadi penyumbatan dengan penelitian Anggara dan Prayitno

59
Rahma, dkk Hubungan IMT, Asupan lemak dan natrium dengan Hipertensi

(2012) bahwa ada hubungan yang bermakna hormon ADH, dan stimulasi sekresi
antara asupan natrium dengan tekanan darah aldosteron.
dengan nilai p=0,000. Penelitian ini juga Peningkatan hormon ADH
sejalan dengan penelitian yang dilakukan mengakibatkan sedikit urin yang diekskresi
Montol et al. (2015), berdasarkan keluar tubuh, sehingga urin menjadi pekat
penelitiannya yang dilakukan dengan dan osmolalitasnya tinggi. Untuk
pendekatan retrospectiv dan menggunakan mengencerkannya, cairan intraseluler akan
analisis chi square didapatkan hasil bahwa ditarik keluar sehingga cairan ekstraseluler
ada hubungan yang signifikan antara pola meningkat. Akibatnya terjadi peningkatan
makan asupan natrium dengan kejadian volume darah dan tekanan darah dipembuluh
hipertensi (p=0,001). darah yang pada akhirnya menimbulkan
hipertensi. Cara yang kedua yaitu melalui
Tabel 9 Hubungan asupan natrium dengan stimulasi sekresi aldosteron. Adanya
kejadian hipertensi aldosteron akan mengurangi sekresi NaCl
Tidak
Asupan
Hipertensi
Hipertensi PR(CI dengan cara mereabsorbsinya dari tubulus
p
Natrium 95%) ginjal, naiknya NaCl akan diencerkan dengan
N % n %
Kurang 88 84,6 2 4,5 115,500 cara meningkatkan volume cairan
Lebih 16 15,4 42 95,5 (13,550- 0,000 ekstraseluler yang mengakibatkan
Total 104 100 44 100 984,502)
peningkatan volume darah dan tekanan darah
yang dapat menimbulkan hipertensi.
Asupan makanan yang dapat memicu
kejadian hipertensi selain asupan lemak
KESIMPULAN
adalah asupan makanan sumber natrium.
Terdapat hubungan yang signifikan
Asupan natrium yang dianjurkan berdasarkan
antara indeks massa tubuh dan asupan
AKG 2013 untuk laki-laki dan perempuan
natrium dengan kejadian hipertensi,
usia 30-49 tahun adalah 1500 mg. Apabila
sedangkan asupan lemak tidak terdapat
asupan natrium meningkat melebihi batas
hubungan yang signifikan dengan kejadian
kecukupan yang dianjurkan, maka dapat
hipertensi di Desa Japanan Kecamatan Gudo
meningkatkan risiko lebih besar terhadap
Kabupaten Jombang.
kejadian hipertensi. Berdasarkan analisis
yang telah dilakukan, subjek yang memiliki
DAFTAR PUSTAKA
asupan natrium lebih drai normal memiliki
peluang menderita hipertensi 115,5 kali lebih Agromedia. 2009. Solusi Sehat Mengatasi
besar dibandingkan subjek yang memiliki Hipertensi. Jakarta: AgroMedia
asupan natrium kurang dari AKG 2013 Pustaka.
Berdasarkan hasil wawancara form Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet Edisi
SQ-FFQ dapat diketahui bahwa makanan Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka
sumber natrium yang sering dikonsumsi oleh Utama.
subjek adalah ikan asin, ikan pindang, kecap, Anggara, F.H dan Nanang, P. 2013. Faktor-
saos, biskuit, roti putih, mie instan. faktor yang Berhubungan dengan
Peningkatan asupan natrium dapat Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga
mempengaruhi sekresi hormon renin, Cikarang Barat Tahun 2012. Jurnal
angiotensin, dan aldosteron, dan hormon Kesehatan. Volume 5 Nomor 1.
yang menjadi peran kunci dalam peningkatan Angraini, Rika. 2014. Hubungan Indeks
kejadian hipertensi adalah hormon Massa Tubuh, Aktivitas Fisik, Rokok,
angiotensin II. Hormon angiotensin II bekerja Konsumsi Buah, Sayur Dan Kejadian
melalui dua cara yaitu melalui peningkatan Hipertensi Pada Lansia Di Pulau

60
Rahma, dkk Hubungan IMT, Asupan lemak dan natrium dengan Hipertensi

Kalimantan. Skripsi. Program Studi Penerbit PT Gramedia Pustaka


Ilmu Gizi Universitas Esa Unggul Utama.
Jakarta. Jauhari, Ahmad. 2013. Dasar-dasar Ilmu
Arisman. 2011. Obesitas, Diabetes mellitus, Gizi. Yogyakarta: Jaya Ilmu.
& Dislipidemia. Jakarta: EGC. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Astuti. 2016. Hubungan Aktivitas Fisik 2008. Laporan Nasional Riset
dengan Tekanan Darah pada Lansia Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007.
di Posyandu Padukuhan Medari Jakarta: Badan Penelitian dan
Gede Caturharjo Sleman Yogyakarta. Pengembangan Kesehatan.
Skripsi. Program Studi Ilmu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu 2013. Riset Kesehatan Dasar
Kesehatan Jenderal Achmad Yani (Riskesdas) 2013. Jakarta: Badan
Yogyakarta. Penelitian dan Pengembangan
Dalimartha, Setiawan., Basuri, T.P., Nora, S., Kesehatan
B, Mahendra., Rahmat, Darmawan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2008. Care Your Self, Hipertensi. 2012. Buletin Jendela Data dan
Jakarta: Penebar Plus. Informasi Kesehatan: Penyakit Tidak
Fridawanti, Angela. 2016. Hubungan Antara Menular. Jakarta: Pusat Data dan
asupan Energi, Karbohidrat, Protein, Informasi Kementrian Kesehatan
Dan Lemak Terhadap Obesitas Republik Indonesia.
Sentral Pada Orang Dewasa Di Desa Khasanah, Nur. 2012. Waspadai Beragam
Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Penyakit Degeneratif Akibat Pola
Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Makan. Jogjakarta: Penerbit Laksana.
Farmasi Universitas Sanata Dharma Klabunde RE. 2007. Cardiovascular
Yogyakarta. physiology concept: renin-
Gultom, I.L. 2016. Hubungan Konsumsi angiotensinaldosteron.
Makanan dengan Kejadian www.cvpharmacology.com. [diakses
Hipertensi Pada Lansia di Desa pada tanggal 19 April 2017]
Mekar Bahalat Kecamatan Jawa Kowalski, R.E. 2010. Terapi Hipertensi:
Maraja Bah Jambi Kabupaten Program 8 Minggu Menurunkan
Simalungun Tahun 2016. Skripsi. Tekanan Darah Tingi dan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Mengurangi Risiko Serangan Jantung
Universitas Sumatera Utara Medan. dan Stroke Secara Alami. Bandung:
International Association For The Study Of Qanita.
Obesity. 2000. The Asia-Pasific Lingga, Lanny. 2012. Bebas Hipertensi
Perspective: Redefining Obesity and Tanpa Obat. Jakarta: AgroMedia
Its Treatment. International Obesity Pustaka.
TaskForce. Mann, Jim dan A.S, Truswell. 2014. Buku
Irza, Syukraini. 2009. Analisis Faktor risiko Ajar Ilmu Gizi Edisi 4. Jakarta: EGC.
Hipertensi pada Masyarakat Nagari Montol, A.B., Meildy, E.P,. Lydia, P. 2015.
Bungo Tanjung Sumatera Barat. Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi
Skripsi. Fakultas Farmasi. Sumatera pada Usia Produktif di Wilayah Kerja
Utara. Puskesmas Lansot Kota Tomohon.
Jain, Ritu. 2011. Pengobatan Alternatif untuk GIZIDO. Volume 7 Nomor 1.
Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta: Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:

61
Rahma, dkk Hubungan IMT, Asupan lemak dan natrium dengan Hipertensi

Rineka Cipta. Triyatno, Endang. 2014. Pelayanan


Nuraini, B. 2015. Risk Factors of Keperawatan bagi Penderitas
Hypertension. J Majority. Volume 4 Hipertensi Secara Terpadu.
Nomor 5 Halaman 14. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nurmalina, R dan Velley, B. 2011. Uiterwaal, Cuno., W.M, Monique., H.B,
Pencegahan & Manajemen Obesitas. Bueno., Marga, Ocke., Johanna,
Jakarta: Penerbit PT Elex Media M.G., Hendriek, C.B., Petra, H.M.,
Komputindo. Edith, J.M., Diederick, E.G. 2007.
Nurpalah dan Rosita. 2014. Gambaran Kadar Coffee Intake and Insidence of
Natrium (Na) Pada Pasien Hipertensi Hypertension. The American Journal
Dengan Rentang Usia 31-55 Tahun. of Clinical Nutrition. Volume 85:
Program Studi DIII Analis Kesehatan 718-723.
Stikes Bakti Tunas Husada Wahyuningsih R. 2013. Penatalaksanaan
Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Bakti Diet pada Pasien. Yogyakarta: Graha
Tunas Husada.Volume 11 Nomor 1 Ilmu.
Halaman 168-173. Wahyuni. 2015. Hubungan Asupan Natrium
Permadi, Adi. 2011. Ramuan Herbal Dengan Kejadian Hipertensi Di Upt
Penumpas Hipertensi. Jakarta: Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai
Pustaka Bunda. Tahun 2014. Skripsi. Fakultas
Piliang, W.G., Soewondo D. 2006. Fisiologi Kesehatan Masyarakat Universitas
Nutrisi Volume I. Bogor : IPB Pres. Sumatera Utara Medan.
Prasetyaningrum, Y.I. 2014. Hipertensi Widharto. 2007. Bahaya hipertensi. Jakarta:
Bukan untuk Ditakuti. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.
Fmedia. Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Ramayulis, Rita. 2010. Menu & Resep untuk Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Penderita Hipertensi Food Lovers. WHO. 2013. Population Sodium Reduction
Surabaya: Penebar Plus. Strategies for Prevention and Control
Ridwan, Muhamad. 2009. Mengenal, of Noncommunicable Diseases in the
Mencegah, Mengatasi Silent killer. South-East Asia Region. WHO.
Semarang: Pustaka Widyamara. Halaman 1-56.
Rubenstein, David., David, W., John, B . Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi dan Kesehatan.
2007. Lecture Notes: Kedokteran Yogyakarta: Graha Ilmu.
Klinis Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Supariasa, I.D.N., Bachyar, B., Ibnu, F. 2013.
Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Susalit, E., Kapojos, E.J., Lubis, H.K. 2001.
Hipertensi Primer, Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam: Jilid II. Jakarta :
Balai Penerbit FK UI.
Sutomo, Budi. 2009. Menu Sehat Penakluk
Hipertensi. Jakarta: DeMedia
Pustaka.

62

Anda mungkin juga menyukai