Anda di halaman 1dari 8

JURNAL KESEHATAN

Vol 14 No 2 Tahun 2021

Penilaian Asupan Makronutrient, Natrium, dan Kalium pada Pasien Hipertensi


di Puskesmas Pajar Bulan

Syakira Olyvia Dwi Nanda1, Dita Hasni1 🖂, Tri Puspita PAF1


1
Prodi Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Baiturrahmah, Padang,
Indonesia

1
ditahasni@fk.unbrah.ac.id/085288689988(Times New Roman,11 pt) (Hanya 1 alamatkorespondensi)

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Latar belakang : Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh pola makan baik berupa asupan zat gizi
Diterima 08 April 2021 makro ataupun mikro seperti protein, lemak, karbohidrat, natrium, dan kalium. Tujuan : Untuk
Disetujui 24 April 2021 mengetahui gambaran asupan karbohidrat, lemak, protein, natrium dan kalium pada pasien dengan
Di Publikasi 1 November hipertensi di Puskesmas Pajar Bulan Kabupaten Muara EnimTahun 2020. Metode : Jenis penelitian
2021 yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi terjangkau dalam
penelitian ini adalah semua pasien hipertensi yang berobat di Puskesmas Pajar Bulan pada bulan
Januari Tahun 2019 – Juli Tahun 2020 dengan 48 sampel menggunakan teknik total sampling. Analisa
Keywords: data univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase. Hasil : Asupan karbohidrat
Hipertensi, makronutrient, terbanyak adalah cukup yaitu 39 orang (81,3%), asupan protein terbanyak adalah lebih yaitu 33 orang
natrium dan kalium. (68,8%), asupan lemak terbanyak adalah cukup yaitu 32 orang (66,7%), asupan natrium terbanyak
adalah lebih yaitu 32 orang (66,7%) dan asupan natrium terbanyak adalah kurang yaitu 48 orang
DOI : (100%). Kesimpulan : Asupan karbohidrat terbanyak adalah cukup, asupan protein terbanyak adalah
https://doi.org/10.32763/ju lebih, asupan lemak terbanyak adalah cukup, asupan natrium terbanyak adalah lebih dan asupan
ke.v14i2.352 natrium terbanyak adalah kurang

Assessment of Carbohydrate, Fat, Protein, Sodium, and Potassium Intakes Hypertension Patients

Abstract

Background:Blood pressure can be influenced by diet, whether it is the intake of macro or micro
nutrients such as protein, fat, carbohydrates, sodium and potassium. Objective: To describe the intake
of carbohydrates, fat, protein, sodium and potassium in patients with hypertension at Pajar Bulan
Health Center, Muara Enim Regency, 2020. Methods: The type of research was descriptive with
aapproach cross-sectional. The affordable population in this study were all hypertension patients who
got treatments at Pajar Bulan Health Center in January 2019 - July 2020 with 48 samples using total
sampling technique. Univariate data analysis is presented in the form of frequency distribution and
percentage. Results: The highest carbohydrate intake was sufficient, with 39 people (81.3%), the most
protein intake was excess, with 33 people (68.8%), the most intake of fat was sufficient, with 32
people (66.7%), the most intake of sodium was excess, with 32 people (66.7%) and the most intake
of potassium was less, with 48 people (100%). Conclusion: The most carbohydrate intake was
sufficient, the most protein intake was excess, the most fat intake was sufficient, the most sodium
intake was excess and the most potassium intake was less.

🖂
Alamat korespondensi:
Poltekkes Kemenkes Ternate, Ternate - West Maluku Utara , Indonesia ISSN 2597-7520
Email: uppmpoltekkesternate@gmail.co.id

©2021PoltekkesKemenkes Ternate

VOL 14 No 2 / 2021|110
Pendahuluan dengan pola makan yang tidak benar. Makanan
cepat saji menjadi faktor penyumbang utama
Hipertensi adalah suatu kondisi ketika
hipertensi. Sumber makanan protein hewani
tekanan darah seseorang lebih tinggi dari nilai
mengandung lebih banyak lemak jenuh dan
normal, tekanan darah dikatakan tinggi apabila
kolesterol daripada sumber protein nabati sehingga
tekanan sistolik >140 mmHg sedangkan diastolik
mengkonsumsi protein hewani berlebihan dapat
>90 mmhg dan pengukurannya dua kali berselang
meningkatkan hipertensi.Lemak jenuh dapat
lima menit dalam kondisi tenang.Hipertensi
menyebabkan terjadinya dislipidemia yang
merupakan salah satu Penyakit tidak menular dan
merupakan faktor risiko utama terjadi
penyebab utama kematian di dunia. WHO
aterosklerosis. Aterosklerosis membuat resistensi
memperkirakan saat ini 22% penduduk dunia
pembuluh darah menjadi meningkat yang memicu
menderita hipertensi. Jumlah kasus hipertensi
denyut jantung meningkat, ketika denyut jantung
tertinggi berada di wilayah Afrika sebesar 27%.
meningkat maka akan meningkatkan tekanan darah
Asia tenggara menjadi wilayah dengan kasus
akibat volume darah yang meningkat.(Ginting,
hipertensi tertinggi ketiga dengan jumlah kasus
Sudaryati, & Sarumpaet, 2018)
sebesar 25% dari total penduduk.(Kemenkes.RI,
Natrium mempengaruhi hipertensi
2014)
dengan cara meningkatkan volume plasma dan
Hipertensi merupakan persoalan yang serius
tekanan darah.(Ha, 2014).Tekanan darah sistolik
di dunia. Bukan hanya dikarenakan jumlah
dapat diturunkan dengan asupan natrium yang
kasusnya yang terus bertambah setiap tahunnya
cukup dan 75-80% dapat menurunkan tingkat
tetapi juga menjadi penyebab utama terjadinya
kematian stroke dan jantung koroner.(Listiana &
berbagai gangguan pada pembuluh darah dan
others, 2017) Konsumsi makanan yang tinggi
jantung berupa serangan dan gagal jantung, serta
kalium membantu menormalkan kembali tekanan
stroke. Hipertensi disebut the silent killer karena
darah dengan mengatasi natrium yang berlebihan
gejalanya yang tidak terlihat secara langsung
karena kalium mempunyai fungsi sebagai diuretik
sehingga hipertensi sering tidak terlalu dianggap
serta menghambat pengeluaran renin.Hasil
serius.(Banegas & Gijón-Conde, 2017; Yimmi,
penelitian Inggita tahun 2016 menunjukkan bahwa
2015)
asupan yang tinggi kalium akan menurunkan
Hipertensi dapat menimbulkan
tekanan darah pasien hipertensi.(Kusumastuty,
komplikasi berupa rusaknya organ tubuh baik
Widyani, & Wahyuni, 2016)
secara langsung atau tidak langsung. Diantaranya
Tekanan darah dapat meningkat dengan
adalah penyakit gagal jantung, penyakit arteri
mengkonsumsi makanan dan minuman manis yang
perifer, penyakit ginjal kronis, serta
tinggi karbohidrat karena dapat menurunkan
retinopati(Neupane et al., 2014). Riskesdas tahun
pengeluaran natrium melalui urin sehingga natrium
2013 mencatat jumlah kasus hipertensi di usia lebih
menumpuk di darah.(I. S. M. Wulandari,
dari 18 tahun mencapai 25,8%.(Riskesdas, 2018)
2020)Kenaikan berat badan akibat kelebihan
menurut laporan WHO tahun 2014 jumlah kasus
asupan lemak terutama kolesterol dapat membuat
hipertensi di usia lebih dari 18 tahun mencapai
peningkatan tekanan volume darah yang lebih
22%. Diprediksi 9,4 juta kematian dan 7% beban
besar.(Mardani, Gustina, Dewanto, & Priwahyuni,
penyakit yaitu disebabkan oleh peningkatan
2011)
tekanan darah dan kejadian hipertensi pada orang
Penelitian yang telah dilakukan di Palembang
dewasa diperkirakan terus meningkat mencapai
pada tahun 2011 didapatkan bahwa jumlah kasus
1,56 miliar hingga tahun 2025.(WHO, 2014)
hipertensi di palembang yaitu 17,8%. Jumlah kasus
Pada tahun 2013 diperoleh perempuan
hipertensi berdasarkan jenis kelamin ditemukan
lebih banyak mengalami hipertensi dibandingkan
lebih tinggi pada laki-laki yaitu 59% daripada
laki-laki yaitu sebesar 28,8% berbanding
perempuan yaitu 41%. Didapatkan hasil dari
22,8%.(RISKESDAS, 2018)Penelitian yang
penelitian bahwa pertambahan usia berpengaruh
dilakukan Prasetyaningrum tahun 2014 laki-laki
terhadap kejadian hipertensi dan kelebihan asupan
memiliki risiko lebih tinggi hipertensi
natrium terutama dalam bentuk garam dapur dapat
dibandingkan perempuan ketika berusia kurang
menimbulkan hipertensi.(Ali, Tjekyan, & others,
dari 45 tahun sedangkan perempuan ketika berusia
2012) Hasil penelitian Bertalina Muliani tahun
diatas 65 tahun.(Prasetyaningrum, 2014)
2016 menyimpulkan bahwa dari 50 orang yang
Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh
menderita hipertensi didapatkan 84,6% pasien
pola makan baik berupa asupan zat gizi makro
dengan asupan protein hewani kurang baik, 85%
ataupun mikro seperti protein, lemak, karbohidrat,
pasien dengan asupan lemak jenuh kurang baik dan
natrium, dan kalium. Pengendalian tekanan darah
92,9% pasien dengan asupan natrium kurang
dapat dibantu dengan mengkonsumsi protein dan
baik.(Bertalina & Muliani, 2016)
kalium yang tepat.(Apriany & Mulyati,
Chintya Maharani melakukan penelitian
2012)Risiko terjadinya hipertensi dapat meningkat
pada pasien hipertensi rawat jalan di RSI Siti
VOL 14 No 2 / 2021|111
Khadijah Palembang pada tahun 2018 didapatkan 2021berlokasi diwilayah kerja Puskesmas Pajar
hasil dari 30 pasien hipertensi terdapat 100,0% Bulan Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera
pasien dengan asupan lemak jenuh lebih, 100,0% Selatan.
dengan asupan natrium lebih dan 53,3% pasien Penelitianinitelahmendapatizindarikomiteetik
dengan asupan karbohidrat baik.(Maharani, 2018) FakultasKedokteran Universitas Baiturrahmah, dan
Penelitian Dela Meliana tahun 2019 diperoleh hasil mengikutsertakan 48 subjek yang
dari 19 orang yang menderita hipertensi terdapat 11 memenuhikriteriainklusi dan ekslusi,
orang (57,9%) dengan asupan natrium lebih, sertatelahbersediaikutserta dan
sebanyak 18 orang (94,7%) dengan asupan kalium menandatanganiinfrom consent.
kurang dan sebanyak 11 orang (57,9%) dengan Data asupankarbohidrat, protein,lemak,
asupan lemak lebih.(Maharani, 2018) natrium dan kalium
Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan diperolehdarihasilwawancarakepadasubjekpeneliti
Prevalensi hipertensi tertinggi berada di Provinsi anmenggunakankuisioner SQ-FFQ (Semi
Kalimantan Selatan sebesar 44,13% selanjutnya Quantitative-Food Frequency Quisioner). Asupan
Jawa Barat sebesar 39,6%, dan Kalimantan Timur karbohidrat dikategorikan cukup pada perempuan
sebesar 39,3% sedangkan prevalensi hipertensi jika konsumsinya280-340 g/hari, dan laki-laki300-
terendah berada di Provinsi Papua yaitu 22,2% 400g/hari. Asupan karbohidrat dikategorikan lebih
diikuti Maluku Utara 24,65 dan Sumatera Barat pada perempuan jika>340 g/hari dan laki-laki>
sebesar 25,16%. Provinsi Sumatera Selatan 400g).
termasuk kedalam 12 besar daerah dengan Asupan protein dikatakan cukup pada
prevalensi tertinggi hipertensi(Kemenkes RI, 2018) perempuan jika mengkonsumsi 50-60 g/hari, pada
Hipertensi merupakan penyakit tidak laki-laki 60-65 g/ hati. Asupan proterin
menular (PTM) yang menduduki peringkat pertama dikategorikan lebih pada perempuan jika
di Sumatera Selatan dengan angka kejadian sebesar mengkonsumsi >60 g/hari dan pada laki-laki >65
66,4% dan menjadi masalah dalam dunia kesehatan g/hari. Asupan lemak dikategorikan cukup pada
karena setiap tahunnya menunjukkan angka yang perempuan jika mengkonsumsi 45-60 g/hari, pada
tinggi. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan laki-laki 50-70 g/hari. Asupan lemak dikategorikan
Sumatera Selatan tahun 2017 jumlah kasus lebih pada perempuan jika konsumsi> 60g/hari dan
hipertensi tercatat sebanyak 183.048 orang pada laki-laki>70 g/hari.Asupan natrium dikategorikan
tahun 2013, sebanyak 186.116 orang di tahun 2014, cukup jika mengkonsumsi 1200-1600 mg/hari, dan
sebanyak 204.213 orang pada tahun 2015 dan dikategorikan lebih jika> 1600 mg/hari. Asupan
225.305 orang pada tahun 2016. Angka ini kalium dikategorikan cukup jika mengkonsumsi>
menunjukkan bahwa kasus hipertensi di Sumatera 4700 mg/hari dan dikategorikan kurang jika< 4700
Selatan mengalami kenaikkan setiap mg/hari.
tahunnya.(Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Analisis data dalam penelitian ini adalah
Selatan, 2018) univariat. Tujuan analisis univariat menjelaskan
Angka kejadian hipertensi di Puskesmas Pajar atau mendeskripsikan asupan karbohidrat,protein,
Bulan pada bulan Januari Tahun 2019 sampai bulan lemak, natrium dan kalium pada subjek penelitian.
Juli Tahun 2020 yaitu sebanyak 152 kasus.
Puskesmas Pajar bulan merupakan Puskesmas Hasil dan Pembahasan
rawat jalan dimana berlokasi di Kecamatan Pada penelitian ini diperoleh karakteristik subjek
Semende Darat Ulu Kabupaten Muara Enim penelitian yang dapat dilihat pada table dibawah
Provinsi Sumatera Selatan. Persentase kunjungan ini.
kasus hipertensi di Puskesmas Pajar Bulan Tahun Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian
2019 yaitu sebesar 51% yang merupakan
kunjungan kasus penyakit tidak menular tertinggi. Jenis Kelamin (n,%)
Berdasarkan latar belakang yang telah Laki-laki 8 16,7
diuraikan diatas, maka peneliti ingin melakukan Perempuan 40 83,3
penelitian untuk mengetahui gambaran asupan Usia (rerata,SD) 54,04 11,24
karbohidrat, lemak, protein, natrium, dan kalium Jumlah 48 100,0
pada pasien hipertensi di Puskesmas Pajar Bulan
Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan Pada penelitian ini didapatkan gambaran asupan
Tahun 2020. karbohidrat, protein, lemak, natrium dan kalium
pada subjek penelitian yang dapat diuraikan
Metode sebagai berikut :
Penelitian Deskriptif ini menggunakan desain Tabel 2 Gambaran Asupan Karbohidrat,
cross-sectional dan telah dilaksanakan pada bulan Protein, lemak, natrium dan kalium Pada Subjek
Desember Tahun 2020 - Januari Tahun Penelitian.

VOL 14 No 2 / 2021|112
Asupan Karbohidrat f % tahun 2017 diperoleh hasil terbanyak adalah 56%
Cukup 39 81,3 pasien mengkonsumsi asupan karbohidrat
Lebih 9 18,8 kurang.(Listiana & others, 2017; Mulyasari &
Asupan Protein Srimiati, 2020)
Cukup 15 31,3 Karbohidrat merupakan sumber energi
Lebih 33 68,8 utama sehingga karbohidrat memegang peranan
Asupan Lemak penting. Namun, kelebihan energi akan terjadi
Cukup 32 66,7 apabila mengkonsumsi energi yang masuk melalui
Lebih 16 33,3 makanan melebihi energi yang dikeluarkan.
Asupan Natrium Kelebihan energi ini kemudian akan diubah
menjadi lemak yang menyebabkan terjadinya
Cukup 16 33,3
obesitas dimana obesitas merupakan faktor risiko
Lebih 32 66,7
penyakit kardiovaskuler salah satunya
Asupan Kalium
hipertensi.Konsumsi karbohidrat berlebih dapat
Kurang 48 100,0 menaikkan kadar trigliserida di darah yang akan
Cukup 0 0,0 menyebabkan karbohidrat diubah menjadi lemak.
Pada penelitian ini diperoleh hasil mayoritas Kadar karbohidrat yang berlebihan dalam tubuh
subjek penelitian mengkonsumsi asupan akan disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan di
karbohidrat cukup, asupan protein berlebih, asupan otot. Apabila penyimpanan dalam bentuk glikogen
lemak cukup, asupa natrium lebih dan asupan telah berlebih maka kelebihan karbohidrat lainnya
kalium kurang. disimpan di jaringan adiposa dalam bentuk lemak.
Kadar lemak yang tinggi dapat menimbulkan
Tabel 3. Gambaran asupan terjadinya arterosklerosis yang selanjutnya dapat
karbohidrat,Protein,lemak,natrium dan kalium menyebabkan terjadinya kenaikkan tekanan
Pada subjeklaki-laki dan Perempuan darah.(Castro-Torres & Katholi, 2015)Namun pada
penelitian ini dijumpai asupan karbohidrat pada
Asupan Laki- pasien hipertensi dengan kategori yang cukup, Hal
perempuan
Karbohidrat laki ini mengindikasikanbahwapasien hipertensi
Cukup 7 (87,5) 32 (80,0) tersebut telah memahamimengenai pola makan
Lebih 1 (12,5) 8 (20,0) yang tepat salah satunya adalah asupan karbohidrat
Asupan Protein sehingga pada pasien tersebut asupan
Cukup 2 (25,0) 13 (32,5) karbohidratnya tergolong cukup.
Lebih 6 (75,0) 27 (67,5) Dari hasil penelitian terhadap pasien
Asupan Lemak hipertensi dijumpai karakteristik subjek yang
Cukup 8 (100) 24 (60,0) mengkonsumsi asupan karbohidrat cukup yaitu
Lebih 0 16 (40,0) perempuan > laki-laki dengan rata-rata usia > 50 th
Asupan Natrium dan pekerjaan terbanyak sebagai ibu rumah tangga
Cukup 4 (50,0) 12 (30,0) dimana telah menderita hipertensi selama lebih dari
Lebih 4 (50,0) 28 (70,0) tiga tahun.
Asupan Kalium B. Gambaran Asupan Protein Pada Pasien
Kurang 8 (100,0) 40 (100,0) Dengan Hipertensi
Cukup 0 0 Berdasarkan penelitian dari 48 subjek
pasien hipertensi di Puskesmas Pajar Bulan Tahun
2020 diperoleh hasil terbanyak adalah 33 orang
I. PEMBAHASAN atau 68,8% mengkonsumsi asupan protein lebih.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
A. Gambaran Asupan Karbohidrat Pada Habibillah pada tahun 2019 diperoleh hasil
Pasien Dengan Hipertensi terbanyak adalah 61,1% pasien hipertensi
mengkonsumsi asupan protein kurang dan
Berdasarkan penelitian dari 48 subjek penelitian Habibillah pada tahun 2019 diperoleh
pasien hipertensi di Puskesmas Pajar Bulan tahun hasil 65% pasien hipertensi wanita mengkonsumsi
2020 diperoleh hasil terbanyak adalah 39 orang asupan protein defisit yaitu 65% dan pria juga
atau 81,3% subjek mengkonsumsi asupan defisit yaitu 89%.(Habibillah & Rusjiyanto, 2019)
karbohidrat cukup. Hal ini sesuai dengan penelitian Mekanisme potensial mengenai asupan
yang dilakukan oleh Mulyasari tahun 2020 protein terhadap penurunan tekanan darah baik
diperolehhasil terbanyak adalah 36,3% pasien sistolik maupun diastolik belum dapat diklarifikasi
mengkonsumsi asupan karbohidrat cukup. Berbeda dengan pasti. Tekanan darah dipengaruhi oleh
dengan penelitian yang dilakukan oleh Listiana asupan protein melalui dua cara. Pertama, regulasi
tekanan darah secara tidak langsung dipengaruhi
VOL 14 No 2 / 2021|113
oleh makanan yang mengandung protein karena tersebut asupan lemaknya tergolong cukup.(Fardin,
berhubungan dengan sintesa ion channel sel. Oyama, & Campos, 2012)
Kedua, protein seperti asam amino arginin dapat Mengkonsumsi makanan kaya akan
memicu respon vasodilatasi dinding pembuluh lemak jenuh, lemak terhidrogenasi, dan kolesterol
darah atau pada otak berguna untuk meningkatkan tinggi namun rendah asam lemak tak jenuh ganda
konsentrasi asam amino tirosin dan triptofan, lalu (PUFA) dalam jumlah yang berlebihan dapat
asam amino arginin sebagai substrat nitrit oksida memengaruhi kadar kolesterol darah. Konsumsi
mempunyai peranan penting untuk lemak yang berlebihan dapat meningkatkan kadar
vasodilatasi.(der Kuil et al., 2010) kolesterol darah, terutama kolesterol low-density
Asam amino arginin yang menjadi substrat lipoprotein (LDL). Kolesterol menempel pada
nitrit oxide berperan penting dalam vasodilatasi, dinding pembuluh darah dan membentuk plak. Plak
meskipun belum ada teori yang menunjukkan dapat menyumbat pembuluh darah dan
bahwa asupan arginin dari makanan dapat memengaruhi kelenturannya serta mengganggu
merangsang vasodilatasi. Dari pembahasan di atas, aliran darah di pembuluh darah.(Jiang, Lu, Zong,
dapat diketahui peran dari protein dalam Ruan, & Liu, 2016)
mengendalikan tekanan darah baik sistolik maupun Dari hasil penelitian terhadap pasien
diastolik. Cukup konsumsi protein sesuai anjuran hipertensi dijumpai karakteristik subjek yang
yaitu wanita sebanyak 50 gram perhari dan laki-laki mengkonsumsi asupan lemak cukup yaitu
sebanyak 60 gram perhari baik protein nabati, perempuan > laki-laki dengan rata-rata usia > 50 th
protein hewani ataupun dari golongan serealia dan pekerjaan terbanyak sebagai ibu rumah tangga
dapat mengendalikan tekanan darah sistolik dimana telah menderita hipertensi selama lebih dari
maupun diastolik sehingga membantu menurunkan tiga tahun.
tekanan darah.(Kusumastuty et al., 2016) D. Gambaran Asupan Natrium Pada Pasien
Dari hasil penelitian terhadap pasien Dengan Hipertensi
hipertensi dijumpai karakteristik subjek yang Berdasarkan penelitian dari 48 subjek
mengkonsumsi asupan protein lebih yaitu pasien hipertensi di Puskesmas Pajar Bulan tahun
perempuan > laki-laki dengan rata-rata usia > 50 2020 diperoleh hasil terbanyak adalah 32 orang
tahun. atau 66,7% subjek mengkonsumsi asupan natrium
C. Gambaran Asupan Lemak Pada Pasien lebih. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya
Dengan Hipertensi yang dilakukan oleh Wulandari pada tahun 2018
Berdasarkan penelitian dari 48 subjek diperoleh hasil 83,3% pasien hipertensi
pasien hipertensi di Puskesmas Pajar Bulan tahun mengkonsumsi asupan natrium lebih dan penelitian
2020 diperoleh hasil terbanyak adalah 32 orang Fitri tahun 2018 diperoleh82,4% pasien
atau 66,7% subjek mengkonsumsi asupan lemak mengkonsumsi asupan natrium lebih.(G. A. P.
cukup. Hal ini berbeda dengan penelitian Wulandari, 2018)
sebelumnya yang dilakukan oleh Listiana tahun Penelitian yang dilakukan oleh Xu ji dkk
2017 dimana diperoleh hasil terbanyak adalah 70% tahun 2012 di cina dengan memperoleh hasil bahwa
pasien mengkonsumsi asupan lemak kurang dan asupan natrium yang tinggi dapat menyebabkan
penelitian Kartika tahun 2016 diperoleh hasil hipertensi. Sistem kerja renin angiotensin dan
terbanyak adalah 87,5% pasien mengkonsumsi aldosteron sangat berperan dalam timbulnya
asupan lemak lebih.(Kartika, Afifah, & Suryani, hipertensi. Renin berperan pada konversi
2017) angiotensin I menjadi angiotensin II yang
Konsumsi lemak yang banyak juga dapat mempunyai efek vasokonstriksi. Angiotensin II
menyebabkan tekanan darah meningkat. Konsumsi menyebabkan sekresi aldosteron yang berakibat
lemak yang berlebihan akan meningkatkan kadar pada retensi natrium.(G. A. P. Wulandari, 2018)
kolesterol darah, terutama kolesterol LDL, dan Asupan natrium yang berlebihan dapat
akan menumpuk di dalam tubuh. Kolesterol menyebabkan pelepasan hormon natriuretik yang
menempel pada dinding pembuluh darah. Lama berlebihan. Ketika terlalu banyak air keluar dari
kelamaan akan menyumbat pembuluh darah akibat tubuh, volume darah dan tekanan darah akan turun.
adanya plak di dalam darah, hal ini disebut Sel ginjal akan mengeluarkan reninase. Renin
aterosklerosis. Plak yang terbentuk akan mengaktifkan protein yang disebut
mempersempit aliran darah sehingga akan angiotensinogen di dalam darah dalam bentuk aktif
meningkatkan volume darah dan tekanan angiotensin. Angiotensin mengkonstriksi diameter
darah.(Ismuningsih, 2013)Namun pada penelitian pembuluh darah, sehingga meningkatkan tekanan
ini dijumpai asupan lemak pada pasien hipertensi darah. Peningkatan tekanan darah ini memaksa
dengan kategori yang cukup, Hal ini dikarenakan jantung untuk memompa dengan keras untuk
pada pasien hipertensi tersebut telah mendapatkan memungkinkan peningkatan volume darah
edukasi mengenai pola makan yang tepat salah melewati pembuluh darah yang menyempit, yang
satunya adalah asupan lemak sehingga pada pasien menyebabkan peningkatan tekanan darah. Selama
VOL 14 No 2 / 2021|114
bertahun-tahun, konsumsi garam (natrium) yang Minangkabau. Pada orang dengan tekanan darah
tinggi dapat meningkatkan tekanan darah karena normal, ditemukan bahwa asupan kalium lebih
peningkatan kandungan natrium dalam sel otot tinggi dibandingkan dengan pasien hipertensi.
polos dinding arteriol. Garam menyebabkan air Asupan harian 2–5 g potasium dapat menurunkan
menumpuk di dalam tubuh karena menarik cairan tekanan darah pada pasien dengan tekanan darah
intrasel ke luar sel yang membuat volume cairan tinggi karena membantu keseimbangan natrium
ekstraseluler meningkat yang akan meningkatkan dalam tubuh.(Jannah, Sulastri, & Lestari, 2013)
volume dan tekanan darah.(Grillo, Salvi, Coruzzi, Dari hasil penelitian terhadap pasien
Salvi, & Parati, 2019; Kirabo, 2017) hipertensi dijumpai karakteristik subjek yang
Dari hasil penelitian terhadap pasien mengkonsumsi asupan kalium lebih yaitu
hipertensi dijumpai karakteristik subjek yang perempuan > laki-laki dengan rata-rata usia > 50
mengkonsumsi asupan natrium lebih yaitu tahun..
perempuan > laki-laki dengan rata-rata usia > 50 th
dan pekerjaan terbanyak sebagai ibu rumah tangga
dimana telah menderita hipertensi selama lebih dari Kesimpulan
tiga tahun.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat
E. Gambaran Asupan Kalium Pada Pasien
disimpulkan bahwa penderita hipertensi di
Dengan Hipertensi
Puskesmas Pajar Bulan mayoritas mengkonsumsi
Berdasarkan penelitian dari 48 subjek
asupan karbohidrat cukup, protein berlebih, lemak
pasien hipertensi di Puskesmas Pajar Bulan tahun
cukup, natrium berlebih dan kalium berlebih.
2020 diperoleh hasil terbanyak adalah 48 orang
atau 100% subjek mengkonsumsi asupan kalium
Daftar Pustaka
kurang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Listiana tahun 2017 Afifah, E. (2016). Asupan Kalium-Natrium Dan
diperoleh hasil terbanyak adalah 50% pasien Status Obesitas Sebagai Faktor Risiko
mengkonsumsi asupan kalium kurang dan Kejadian Hipertensi Pasien Rawat Jalan Di
penelitian yang dilakukan oleh Afifah tahun 2016 Rs Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
diperoleh sebanyak 79% pasien mengkonsumsi Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia
asupan kalium kurang.(Afifah, 2016) (Indonesian Journal Of Nutrition And
Kalium adalah mineral yang dibutuhkan Dietetics), 4(1), 41–48.
oleh tubuh manusia dan ada di dalam sel. Kalium Ali, Z., Tjekyan, R. M. S., & Others. (2012).
dan natrium bersama-sama berperan dalam Prevalensi Dan Faktor Risiko Hipertensi Di
menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit serta Kecamatan Ilir Timur Ii Palembang Tahun
keseimbangan asam basa. Kalium juga memiliki 2012. Majalah Kedokteran Sriwijaya, 47(1),
fungsi natriuretik dan diuretik yang membantu 51–60.
pengeluaran natrium dan cairan tubuh yang Apriany, R. E. A., & Mulyati, T. (2012). Asupan
berlebih untuk mengatur keseimbangan jumlah Protein, Lemak Jenuh, Natrium, Serat Dan
natrium dalam sel. Peranan kalium dalam Imt Terkait Dengan Tekanan Darah Pasien
menurunkan tekanan darah dengan cara Hipertensi Di Rsud Tugurejo Semarang.
diturunkannya produksi vasokonstriktor Journal Of Nutrition College, 1(1), 21–29.
thromboxane dan ditingkatkannya vasodilator Banegas, J. R., & Gijón-Conde, T. (2017).
kallidin sehingga terjadi pelebaran pembuluh darah Epidemiology Of Hypertension.
yang selanjutnya menurunkan resistensi perifer dan Hipertension Y Riesgo Vascular, 34, 2–4.
maningkatkan curah jantung. Asupan kalium bisa Https://Doi.Org/10.1016/S1889-
didapat dari mengonsumsi berbagai sayur dan 1837(18)30066-7
buah-buahan. Selain itu kalium mempunyai fungsi Bertalina, B., & Muliani, M. (2016). Hubungan
natriuretik dan diuretik yang membantu Pola Makan, Asupan Makanan Dan Obesitas
pengeluaran natrium dan cairan dari tubuh serta Sentral Dengan Hipertensi Di Puskesmas
mengubah aktifitas renin angiotensin dalam tubuh Rajabasa Indah Bandar Lampung. Jurnal
dengan cara menghambat pelepasan renin dan Kesehatan, 7(1), 34–45.
mempengaruhi tekanan darah dengan cara Castro-Torres, Y., & Katholi, R. E. (2015).
pengaturan aktivitas saraf perifer dan Natriuretic Peptides, Obesity And
sentral.(Ekmekcioglu, Elmadfa, Meyer, & Cardiovascular Diseases. Revista Da
Moeslinger, 2016; Perez & Chang, 2014) Associacao Medica Brasileira.
Hasil penelitian Jannah tahun 2012 Https://Doi.Org/10.1590/1806-
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang 9282.61.01.019
signifikan antara asupan kalium dengan penurunan Der Kuil, W., Engberink, M. F., Brink, E. J., Van
tekanan darah pada penderita hipertensi dengan Baak, M. A., Bakker, S. J. L., Navis, G., …
yang tekanan darahnya normal pada masyarakat Geleijnse, J. M. (2010). Dietary Protein And
VOL 14 No 2 / 2021|115
Blood Pressure: A Systematic Review. Plos Https://Doi.Org/10.1177/109019817400200
One, 5(8), E12102. 403
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. Kemenkes Ri. (2018). Hasil Utama Riset
(2018). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Kesehatan Dasar 2018. Kementrian
Selatan. In Profil Kesehatan Sumatera Kesehatan Republik Indonesia.
Selatan. Kirabo, A. (2017). A New Paradigm Of Sodium
Ekmekcioglu, C., Elmadfa, I., Meyer, A. L., & Regulation In Inflammation And
Moeslinger, T. (2016). The Role Of Dietary Hypertension. American Journal Of
Potassium In Hypertension And Diabetes. Physiology-Regulatory, Integrative And
Journal Of Physiology And Biochemistry, Comparative Physiology, 313(6), R706--
72(1), 93–106. R710.
Fardin, N. M., Oyama, L. M., & Campos, R. R. Kusumastuty, I., Widyani, D., & Wahyuni, E. S.
(2012). Changes In Baroreflex Control Of (2016). Asupan Protein Dan Kalium
Renal Sympathetic Nerve Activity In High- Berhubungan Dengan Penurunan Tekanan
Fat-Fed Rats As A Predictor Of Darah Pasien Hipertensi Rawat Jalan (Protein
Hypertension. Obesity, 20(8), 1591–1597. And Potassium Intake Related To Decreased
Ginting, W. M., Sudaryati, E., & Sarumpaet, S. Blood Pressure In Outclinic Hypertensive
(2018). Pengaruh Asupan Protein Terhadap Patients). Indonesian Journal Of Human
Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia Subur Nutrition, 3(1), 19–28.
Dengan Obesitas Di Puskesmas Patumbak Listiana, L., & Others. (2017). Hubungan Pola
Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Keperawatan Konsumsi Zat Gizi Makro Dan Mikro
Imelda, 4(1), 383–386. Dengan Tekanan Darah Pada Penderita
Grillo, A., Salvi, L., Coruzzi, P., Salvi, P., & Parati, Hipertensi. Jurnal Media Kesehatan, 10(2),
G. (2019). Sodium Intake And Hypertension. 126–138.
Nutrients, 11(9), 1970. Maharani, C. (2018). Pola Makan Dan Tekanan
Ha, S. K. (2014). Dietary Salt Intake And Darah Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan
Hypertension. Electrolyte And Blood Di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah
Pressure. Palembang. Politeknik Kesehatan
Https://Doi.Org/10.5049/Ebp.2014.12.1.7 Palembang.
Habibillah, K. P., & Rusjiyanto, S. K. M. (2019). Mardani, S., Gustina, T., Dewanto, H., &
Hubungan Asupan Protein, Serat Dan Imt Priwahyuni, Y. (2011). Hubungan Antara
Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Indeks Masa Tubuh (Imt) Dan Kebiasaan
Hipertensi Di Instalasi Rawat Jalan Rsud Ir. Mengkonsumsi Lemak Dengan Tekanan
Soekarno Sukoharjo. Universitas Darah. Jurnal Kesehatan Komunitas, 1(3),
Muhammadiyah Surakarta. 129–135.
Ismuningsih, R. (2013). Pengaruh Konsumsi Mulyasari, E. W., & Srimiati, M. (2020). Asupan
Lemak Terhadap Tekanan Darah Penderita Zat Gizi Makro, Aktivitas Fisik Dan Tingkat
Hipertensi Rawat Jalan Di Rumah Sakit Pku Stress Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Muhammadiyah Surakarta Cempo Dewasa (18-60 Tahun). Jurnal Ilmiah
Surakarta. Universitas Muhammadiyah Kesehatan, 2(2), 83–92.
Surakarta. Neupane, D., Mclachlan, C. S., Sharma, R.,
Jannah, M., Sulastri, D., & Lestari, Y. (2013). Gyawali, B., Khanal, V., Mishra, S. R., …
Perbedaan Asupan Natrium Dan Kalium Kallestrup, P. (2014). Prevalence Of
Pada Penderita Hipertensi Dan Normotensi Hypertension In Member Countries Of South
Masyarakat Etnik Minangkabau Di Kota Asian Association For Regional Cooperation
Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 2(3), (Saarc): Systematic Review And Meta-
132–136. Analysis. Medicine (United States).
Jiang, S.-Z., Lu, W., Zong, X.-F., Ruan, H.-Y., & Https://Doi.Org/10.1097/Md.000000000000
Liu, Y. (2016). Obesity And Hypertension. 0074
Experimental And Therapeutic Medicine, Perez, V., & Chang, E. T. (2014). Sodium-To-
12(4), 2395–2399. Potassium Ratio And Blood Pressure,
Kartika, L. A., Afifah, E., & Suryani, I. (2017). Hypertension, And Related Factors.
Asupan Lemak Dan Aktivitas Fisik Serta Advances In Nutrition, 5(6), 712–741.
Hubungannya Dengan Kejadian Hipertensi Prasetyaningrum, Y. I. (2014). Hipertensi Bukan
Pada Pasien Rawat Jalan. Jurnal Gizi Dan Untuk Ditakuti. Fmedia.
Dietetik Indonesia (Indonesian Journal Of Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan Dasar 2018.
Nutrition And Dietetics), 4(3), 139–146. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes.Ri. (2014). Pusdatin Hipertensi. Https://Doi.Org/1 Desember 2013
Infodatin. Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan
VOL 14 No 2 / 2021|116
Dasar 2018. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Who (World Health Organization). (2014). Global
Status Report On Noncommunicable
Diseases 2014. World Health Organization.
Wulandari, G. A. P. (2018). Gambaran Asupan
Makan Natrium Dan Kolesterol Pada Pasien
Hipertensi Rawat Jalan Di Rumah Sakit
Umum Daerah Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara (Vol. 151). Politeknik
Kesehatan Kendari.
Wulandari, I. S. M. (2020). Hubungan Pola Makan
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Anggota
Prolanis Di Wilayah Kerja Puskesmas
Parongpong. Chmk Nursing Scientific
Journal, 4(2), 228–236.
Yimmi, S. (2015). Pengaruh Stres Terhadap
Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Matur,
Kabupaten Agam. Jurnal Ilmu Kesehatan
’Afiyah, (2007). Retrieved From
Http://Ejournal.Stikesyarsi.Ac.Id/Index.Php/
Jav1n1/Article/View/33

VOL 14 No 2 / 2021|117

Anda mungkin juga menyukai