Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Gizi dan Kesehatan (JIGK)

Vol.x, No.xx, Februari/Agustus 20xx, pp. x~x  1

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN ASUPAN MAKAN


PADA PENDERITA HIPERTENSI DIMASA PANDEMI

FITA FATMAWATI
Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhadi Setiabudi Brebes, Indonesia
e-mail: fitafatmawati964@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang :. Hipertensi merupakan peningkatan abnormal tekanan darah, baik tekanan darah
sistolik maupun tekanan darah diastolik. Meningkatnya tekanan darah dalam arteri bisa terjadi melalui
beberapa cara seperti jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya sehingga menyebabkan naiknya tekanan darah (Wade, 2016). Pra-lansia dikatakan
mengalami hipertensi apabila tekanan sistolik (saat jantung memompakan darah) lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik (saat jantung relaksasi) lebih dari 90 mmHg (Sari, 2017)
Tujuan : Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat
pengetahuan dan asupan nutrisi pada penderita hipetensi dimasa pandemic didesa Sidamulya kec.
Wanasari, kab. Brebes.

Meode penelitian : Penelitian ini menggunakan desain cross sectiona,dengan jumlah sampel 35 orang
yang diambil dengan Teknik random sampling. Variabel dependen yaitu hipertensi dan variabel
independen yaitu tingkat pengetahuan dan asupan makan yang dianalisa secara univariat dan bivariat
dengan menggunakan Chi-Square.

Kata kunci: hiperensi, tingkat pengetahuan, dan asupan makan

ABSTRACT
Background :. Hypertension is an abnormal increase in blood pressure, both systolic blood pressure and
diastolic blood pressure. Increased blood pressure in the arteries can occur in several ways, such as the
heart pumps harder so that it flows more fluid every second, causing an increase in blood pressure
(Wade, 2016). Pre-elderly are said to have hypertension if the systolic pressure (when the heart pumps
blood) is more than 140 mmHg and the diastolic blood pressure (when the heart is relaxed) is more than
90 mmHg (Sari, 2017).
Objective: The general purpose of this study was to determine whether there was a relationship between
the level of knowledge and nutritional intake in patients with hypertension during the pandemic in
Sidamulya village, kec. Wanasari, kab. Brebes.
Research method: This study used a cross sectional design, with a sample of 35 people who were taken
by random sampling technique. The dependent variable is hypertension and the independent variable is
the level of knowledge and food intake which was analyzed univariately and bivariately using Chi-
Square.
Keywords: hypertension, level of knowledge, and food intake

PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan peningkatan abnormal tekanan darah, baik tekanan darah
sistolik maupun tekanan darah diastolik. Meningkatnya tekanan darah dalam arteri bisa
terjadi melalui beberapa cara seperti jantung memompa lebih kuat sehingga
mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya sehingga menyebabkan naiknya
tekanan darah (Wade, 2016). Pra-lansia dikatakan mengalami hipertensi apabila tekanan
sistolik (saat jantung memompakan darah) lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik (saat jantung relaksasi) lebih dari 90 mmHg (Sari, 2017)[1]
Sampai saat ini hipertensi masih menjadi suatu masalah yang cukup besar,
berdasarkan data dari WHO (World Health Organization), penyakit ini menyerang 22%

Informasi Artikel:
Submitted: bulan 20xx, Accepted: bulan 20xx, Published: Februari / Agustus 20xx
ISSN: 2716-0084 (media online), Website: http://jurnal.umus.ac.id/index.php/jigk
2 
ISSN 2716-0084 (media online)

penduduk dunia (WHO, 2018). Sedangkan di Asia Tenggara, angka kejadian hipertensi
mencapai 36%. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang terbaru tahun 2018,
prevalensi kejadian hipertensi sebesar 34,1%. Angka ini meningkat cukup tinggi
dibandingkan hasil riskesdas tahun 2013 yang menyampaikan kejadian hipertensi
masyarakat Indonesia yaitu sebesar 25,8%. Prevalensi hipertensi mengalami
peningkatan yang signifikan pada pasien berusia 60 tahun keatas. Hipertensi terjadi
pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64
tahun (55,2%) (Riskesdas, 2018).[1.2]
Pengetahuan diperoleh melalui informasi yaitu kenyataan (fakta), melihat dan
mendengar sendiri. Informasi adalah salah satu organ pembentuk pengetahuan dan
memegang peranan besar dalam membangun pengetahuan. Semakin banyak seseorang
memperoleh informasi, maka semakin baik pula pengetahuannya, sebaliknya semakin
kurang informasi yang diperoleh, maka semakin kurang pengetahuannya. Informasi
tersebut dapat diperoleh melalui media massa dan elektronik serta tenaga kesehatan dan
penyuluhan-penyuluhan kesehatan (Suryanto, 2007)
Kurangnya pengetahuan akan mempengaruhi pasien hipertensi untuk dapat
mengatasi kekambuhan atau melakukan pencegahan agar tidak terjadi komplikasi.
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
suatu objek dari indra yang dimilikinya (Notoatmodjo, 2012). Hal ini dikarenakan
sebagian besar penderita hipertensi pra-lansia bertempat tinggal di pedesaan dan
pendidikannya masih rendah. Pendidikan yang rendah pada pasien hipertensi pra-lansia
tersebut mempengaruhi tingkat pengetahuan mengenai penyakit hipertensi secara baik.
Pengetahuan pasien hipertensi pra-lansia yang kurang ini berlanjut pada
kebiasaan yang kurang baik dalam hal perawatan hipertensi. Pra-lansia tetap
mengkonsumsi garam berlebih, kebiasaan minum kopi merupakan contoh bagaimana
kebiasaan yang salah tetap dilaksanakan. Pengetahuan yang kurang dan kebiasaan yang
masih kurang tepat pada pra-lansia hipertensi dapat mempengaruhi motivasi pra-lansia
dalam menjalani kepatuhan diet hipertensi (Inaya Prabandari, 2014).
Faktir-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dibagi dalam dua
kelompok besar yang melekat atau tidak dapat diubah seperti jenis kelamin, umur,
genetic, dan factor yang dapat diubah seperti pola makan, kebiasaan olah raga, status
gizi, kebiasaan merokok, dan lain-lain. Untuk terjadinya hipertensi peru peran factor
resiko tersebut secara Bersama-sama (common undrlying risk factor), dengan kata lain
satu factor risiko saja belum cukup menyebabkan timbulnya hipertensi.
Salah satu factor penyebab hipertensi yang dapat diubah yaitu pola makan,
khususnya adalah asupan nutrium. Asupan nutrium yang meningkat menyebabkan
tubuh meretensi cairan, yang meningkatkan volume darah. Jantung harus memompa
keras untuk mendorong volume darah yang meningkat melalui ruang yang semakin
sempit yang akibatnya adalah hipertensi.
Faktor pola makan yang berpengaruh dengan tekanan darah seperti
mengkonsumsi makanan yang asin sehingga memicu peningkatan garam dalam darah
yang bisa meningkatkan tekanan darah. Pola makan merupakan perilaku yang ditempuh
seseorang dalam memilih, menggunakan bahan makanan dalam konsumsi pangan setiap
hari yang meliputi frekuensi makan terlalu sering sehingga menyebabkan terjadi
penumpukan lemak dalam darah yang menghambat penyebaran darah ke seluruh tubuh
dan jenis makanan yang dikonsumsi seperti makanan yang asin dan jumlah makanan.
Mahmudah dkk (2015) mengungkapkan pola makan yang buruk seperti mengkonsumsi
makanan asin, jeroan dan yang berlemak akan meningkatkan zat natrium dalam tubuh
menyebabkan pembuluh darah pada ginjal menyempit dan menahan aliran darah,
sehingga ginjal memproduksi hormon renin dan angiostenin berlebihan yang membuat
pembuluh darah mengeluarkan tekanan darah yang besar atau kejadian hipertensi.
Upaya untuk mengurangi angka mortalitas hipertensi yaitu dengan melakukan
terapi medis secara farmakologi (penggunaan obat-obatan hipertensi) dan non

JIGK Vol. x, No. x, Agustus / Februari 20xx :first_page – end_page


3 
ISSN 2716-0084 (media online)

farmakologi, seperti membatasi asupan garam, menurunkan berat badan, menghindari


minuman berkafein, rokok, minuman beralkohol dan olahraga (Kemenkes RI, 2019).
Pencegahan peningkatan tekanan darah dilakukan dengan mengontrol pola makan
dengan tidak mengkonsumsi makanan yang menggunakan garam natrium tinggi dan
makanan siap saji (Kemenkes, 2016).

A. Rumusan masalah
“Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan asupan makan pada penderita
Hipertesi di masa pandemi didesa Sidamulya”

B. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan
tingkat pengetahuan dan asupan makan pada penderita hipetensi dimasa pandemic
didesa Sidamulya kec. Wanasari, kab. Brebes.

C. Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pada pra-lansia di Desa Sidamulya kec.
Wanasari.
2. Mengidentifikasi jenis makan pada pra-lansia di Desa Sidamulya kec. Wanasari.
3. Mengidentifikasi frekuensi makan pada pra-lansia di Desa Sidamulya kec.
Wanasari.
4. Mengidentifikasi kejadian hipertensi pada pra-lansia di Desa Sidamulya kec.
Wanasari.
5. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian hipertensi pada pra-
lansia di Desa Sidamulya kec. Wanasari.
6. Menganalisis hubungan jenis makan dengan kejadian hipertensi pada pra-lansia di
Desa Sidamulya kec. Wanasari.

D. Manfaat penelitian
1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi dunia ilmu kesehatan terutama bagi
promosi kesehatan dimana ilmu didalamnya yang terus berkembang sesuai dengan
perkembangan waktu.
2. Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu kesehatan dan sebagai pijakan dan
referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan
peningkatan ilmu kesehatan dilain waktu sesuai perkembangan jaman.
E. Praktis
1. Memberikan pengetahuan dan informasi mengenai hubungan tingkat pengetahuan
dan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia
2. Bagi institusi pendidikan Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai bahan
acuan materi yang layak diinformasikan kepada lansia penderita hipertensi dan
sebagai bahan referensi dalam pengembangan penelitian berikutnya.
3. Bagi instansi kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan acuan atau materi promosi kesehatan khususnya pada lansia penderita
hipertensi.
4. Bagi masyarakat Sebagai sarana pembelajaran dan informasi agar masyarakat
mengetahui pencegahan dan pengobatan hipertensi atau tekanan darah tinggi.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Definisi Hipertensi

Jurnal Ilmiah Jophus Vol. x, No. x, Agustus / Februari 20xx :first_page – end_page
2 
ISSN 2716-0084 (media online)

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik


dengan konsisten diatas 140/90 mmHg. Hipertensi atau tekanan darah
tinggi terjadi akibat anteriore-anteriole berkontriksi yang membuat darah
sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Tekanan
darah ditentukan oleh jumlah darah yang dipompa jantung dan resistensi
terhadap aliran darah di arteri. Hipertensi dapat menyebabkan jaringan
kolagen fibrosa menggantikan jaringan elastik dari arteria. Hal ini yang
membuat dinding arteri menjadi kurang elastik dan meningkatkan
perlawanan terhadap sirkulasi darah. Semakin sempit pembuluh darah,
makin banyak darah yang dipompa jantung sehingga semakin tinggi
tahanan terhadap aliran darah.
Pembuluh darah arteri merupakan pembuluh darah yang membawa
darah dari jantung menuju ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Otot
dinding arteriol dapat berkontruksi atau berdilasi. Normalnya dinding
arteriol dalam keadaan kontruksi sebagian. Dilatasi dan kontriksi pembuluh
darah dikendalikan oleh system saraf simpatik dan sistem renin-
angiotensin.
Hipertensi tidak akan terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui proses
yang cukup lama. Untuk menentukan terjadi atau tidaknya hipertensi
diperlukan setidaknya pengukuran tekanan darah pada waktu yang berbeda
yaitu selama interval 2-8 pekan angka tekanan darah tetap tinggi, maka
dapat dicurigai sebagai hipertensi.

2. Klasifikasi Hipertensi
Hipeertensi dibagi menjadi dua berdasarkan penyebabnya yaitu
hipertensi esensial atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi esensisal merupakan peningkatan tekanan darah yang tidak
diketahui penyebabnya dan 90% dari seluruh kasus hipertensi mengalami
hipertensi esensial. Beberapa factor diduga berkaitan dengan
berkembangnya hipertensi esensial yaitu factor yang tidak dapat dikontrol
antara lain faktor kekturunan, jnis kelamin, ras dan usia, serta factor yang
dapat dikontrol antara lain kurangnya aktifitas fisik, konsumsi alcohol,
merokok, konsumsi gula yang tinggi, konsumsi makanan instan, makanan
berlemak dan tinggi natrium serta stress yang berkepanjangan.
Hipertensi sekunder atau hipertensi renal didefinisikan sebagai
peningkatan tekana darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelum
penyakit ginjal atau gangguan tiroid. Sekitar 10% dari seluruh kasus
hipertensi mengalami hipertensi sekunder. Fakto pencetus munculnya
hipertensi sekunder antara lain penggunaan kontrasepsi oral, coarctation
aorta, neurogenic (tumor otak, ensefalitis, gangguan psikiatris), kehamilan
dan luka bakar.

JIGK Vol. x, No. x, Agustus / Februari 20xx :first_page – end_page


3 
ISSN 2716-0084 (media online)

.
Sebagai baham catatan: Pengacuan pustaka dilakukan dengan menuliskan nomor urut
pada daftar pustaka dalam kurung siku, misalnya [1], [1,2], [1,2,3]. Pustaka yang dirujuk dalam
naskah harus ada dalam Daftar Pustaka dan setiap pustaka dalam Daftar Pustaka harus dirujuk
di naskah. Pustaka yang disitasi pertama kali dirujuk pada naskah (on [1]), harus ada pada daftar
pustaka no. 1, yg disitasi ke dua, muncul pada daftar pustaka no. 2, begitu seterusnya. Urutan
dalam daftar pustaka harus sesuai urut kemunculan sitasi, bukan urut nama belakang. Daftar
pustaka hanya memuat pustaka yang benar benar disitasi pada naskah. Komposisi referensi yang
digunakan harus terdiri minimum 80% dari referensi primer (jurnal, prosiding) dan maksimum
20% dari referensi sekunder (buku teks) yang diterbitkan dalam 10 tahun terakhir. Setiap artikel
harus memiliki minimal sepuluh referensi. Semua data yang disajikan atau kutipan dalam
artikel yang diambil dari artikel penulis lain harus melampirkan sumber referensi. Referensi
ditulis menggunakan format system IEEE(with URL). Setiap referensi dikutip menggunakan
nomor dan disarankan ditempatkan di akhir kalimat. Dianjurkan untuk menggunakan aplikasi
perangkat lunak untuk mengelola referensi dan bibliografi, (misalnya: Mendeley, Zotero,
RefWorks) atau aplikasi berbayar (misalnya: Endnote, Reference Manager).

BAHAN DAN METODE


Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia dengan huruf Times New Roman ukuran 11, spasi
1 dan Justify (rata kanan kiri) pada kertas A4. Harus lengkap dan terperinci sehingga orang lain
dapat mengulang penelitian tepat seperti yang dilaporkan. Bagian ini harus ditulis secara naratif
dan mengandung informasi berikut: 1) Desain penelitian; 2) Waktu dan tempat penelitian; 3)
Populasi dan sampel penelitian; 4) Perkiraan besar sampel; 5) Metode sampling; 6) Kriteria
inklusi dan eksklusi; 7) Variabel yang diteliti (definisi dan klasifikasi/kriteria jika ada) ; 8) Alat
dan bahan yang digunakan; 9) Informasi terinci tentang bagaimana penelitian ini dilakukan,
termasuk pengukuran dan intervensi, contoh: cara pengukuran berat badan dan tinggi badan
untuk menentukan status gizi, berapa kali diukur, siapa yg mengukur, kapan dilakukan
pengukuran, dll)/ prosedur penelitian/ macam perlakuan (untuk penelitian eksperimental); 10)
Analisis statistik yang digunakan; 11) Program komputer yang digunakan; 12) Kelaikan etika
penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia dengan huruf Times New Roman ukuran 11,
spasi 1 dan Justify (rata kanan kiri) pada kertas A4. Tuliskan hasil penelitian dengan sekuens
yang logis, sesuai dengan alur penelitian. Pada umumnya hasil diawali dengan karakteristik
subjek penelitian. Tabel dan gambar disajikan secara informatif dengan jumlah maksimal 3-5
tabel atau gambar setiap naskah. Tabel harus self-explanatory; angka-angka dan satuan harus
tergambar dengan jelas pada tabel sehingga tidak tergantung pada teks. Judul tabel ditempatkan
di atas tabel. Setiap tabel/gambar harus dinyatakan dalam naskah (teks).
Contoh penulisan tabel:
Tabel 1. Hubungan asupan Zn1 dan Mg2 dengan disfungsi ereksi
Kasus Kontrol OR (95%Cl) p3
Asupan zat gizi
(perhari) n % n %
4
Asupan Zn
Kurang 39 95,1 30 73,2 7,15
0,007
(1,47-34,71)
Cukup 2 4,9 11 26,8
Asupan Mg5
Kurang 13 31,7 5 12,2 3,4
0,033
(1,07-10,49)

Jurnal Ilmiah Jophus Vol. x, No. x, Agustus / Februari 20xx :first_page – end_page
2 
ISSN 2716-0084 (media online)

Cukup 28 68,3 36 87,8


1
Zn = zink; 2Mg = magnesium; 3 Chi-Square; 4Kurang: < median (5 mcg/L);
Cukup: ≥ 5mcg/L; 5 Kurang: < median (2 mcg/L); Cukup: ≥ 2 mcg/L

Tidak diperbolehkan adanya duplikasi informasi, bila informasi lebih jelas dan singkat
dengan narasi maka tabel atau gambar tidak diperlukan. Judul gambar diletakkan di bawah
gambar. Grafik atau gambar harus dibuat dalam bentuk hitam-putih. Khusus untuk gambar atau
foto yang harus dicetak berwarna, akan dipungut biaya bagi penulis sebagai pengganti biaya
cetak warna.

Contoh penulisan gambar:

Gambar 2. Grafik perubahan kadar glukosa darah pascakonsumsi singkong sawut

Idealnya bahasan mempunyai struktur sebagai berikut: 1) Uraikan secara singkat


outcome utama penelitian; 2) Bahas kelebihan dan kelemahan penelitian dibandingkan dengan
penelitian sebelumnya dan dampaknya terhadap hasil; 3) Jelaskan mengapa hasil penelitian
seperti yang diperoleh dalam penelitian ini. Apabila hasilnya baik, bagaimana mekanismenya,
dukung dengan referensi yang relevan, demikian pula sebaliknya; 4) Uraikan manfaat penelitian
untuk klinis, serta kemungkinan untuk pemegang kebijakan menggunakannya dalam kebijakan
institusi kesehatan disertai alasannya; 5) Uraikan kelemahan dan kelebihan penelitian ini; 6)
Berikan saran penelitian lanjutan jika penelitian ini ada kelemahannya dan jelaskan penelitian
seperti apa yang dianjurkan.

KESIMPULAN
Simpulan dibuat naratif dalam 1 (satu) paragraf atau lebih, berdasarkan hasil penelitian,
dan tidak mencantumkan angka-angka statistik. Kesimpulan berupa paragraf, tidak boleh
berbentuk point-point atau bullet atau numbering.

SARAN (OPTIONAL)
Bagian ini adalah opsional. Apabila ada maka saran-saran berisi saran penelitian lebih
lanjut untuk menutup kekurangan penelitian saat ini atau pengembangan dari penelitian yang
sudah dilakukan.

UCAPAN TERIMAKASIH (OPTIONAL)


Jika dianggap perlu, misalnya penyumbang dana, teknisi, dan teman diskusi, dapat
dituliskan di bagian ini.

JIGK Vol. x, No. x, Agustus / Februari 20xx :first_page – end_page


3 
ISSN 2716-0084 (media online)

DAFTAR PUSTAKA

 Sitasi berdasarkan artikel online jurnal/prosiding/majalah ilmiah versi online, ditulis


dengan format:
Penulis, “Judul artikel”, jurnal/prosiding/majalah ilmiah (harus ditulis miring, jika
mengandung singkatan maka masukkan nama panjangannya), volume, nomor, halaman,
tahun, [online]. Available: alamat website / doi artikel
Contoh:
[1] B. N. Haqiqi and R. Kurniawan, “Analisis perbandingan metode,” Media Stat., vol. 2,
no. 2, pp. 1–15, 2015, [Online]. Available:
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/media_statistika/article/view/10081/8013

 Sitasi berdasarkan buku, ditulis dengan format:


Penulis, “judul buku (harus ditulis miring)”, volume (jika ada), edisi (jika ada), tahun, nama
penerbit, kota penerbit.
[2] Castleman, K. R., Digital Image Processing, Vol. 1, Ed.2, 2004, Prentice Hall, New
Jersey.

 Sitasi berdasarkan buku terjemahan, ditulis dengan format:


Penulis Asli, “judul buku terjemahan (harus ditulis miring)”, volume (jika ada), edisi (jika
ada), tahun, diterjemahkan oleh: nama penerjemah, nama penerbit terjemahan, kota penerbit
terjemahan.
[3] Gonzales, R., P. Digital Image Processing (Pemrosesan Citra Digital), Vol. 1, Ed.2,
2004, diterjemahkan oleh: Handayani, S., Andri Offset, Yogyakarta.

 Sitasi berdasarkan skripsi/tesis/disertasi, ditulis dengan format:


Penulis, judul, skripsi/tesis/disertasi (harus ditulis miring), nama fakultas, universitas, tahun,
kota
[4] Prasetya, E., Case Based Reasoning untuk mengidentifikasi kerusakan bangunan, Tesis,
Program Pasca Sarjana Ilmu Komputer, Universitas Gadjah Mada, 2020, Yogyakarta.

 Sitasi berdasarkan artikel umum, ditulis dengan format:


Penulis, “Judul artikel”, alamat website (harus ditulis miring), diakses tanggal (tanggal,
bulan, tahun, pukul)
[5] Borglet, C, Finding Asscociation Rules with Apriori Algorithm,
http://www.fuzzy.cs.uniagdeburgde/~borglet/apriori.pdf , diakses tanggal 23 Februari
2020 pukul 10.00

Beberapa catatan tambahan:


1. Jumlah halaman minimal 8 dan maksimal 12 halaman
2. Pustaka yang dicantumkan minimal 5-10 dan hanya memuat pustaka yang diacu
pada naskah tulisan, bukan sekedar pustaka yang didaftar. Pustaka ditulis sesuai
urutan kemunculan pengacuan di naskah, bukan urut abjad penulis.
3. Komposisi referensi yang digunakan harus terdiri dari minimum 80% referensi
primer (jurnal/prosiding dimana 20% dari jurnal terakreditasi dan 60% jurnal
Non-Akreditasi) dan maksimum 20% referensi sekunder (buku teks) yang
diterbitkan dalam 5-10 tahun terakhir dan setiap artikel harus memiliki minimal 10
referensi.

Jurnal Ilmiah Jophus Vol. x, No. x, Agustus / Februari 20xx :first_page – end_page
2 
ISSN 2716-0084 (media online)

JIGK Vol. x, No. x, Agustus / Februari 20xx :first_page – end_page

Anda mungkin juga menyukai