Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN MENGANDUNG

GARAM DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA


LANSIA DI DESA PADUMAN KECAMATAN
JELBUK JEMBER

Ventilia Septiani1, Yunita Satya2, Fitriana Putri3


Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember
Jl. Karimata 49 JemberTelp: (0331) 332240 Fax: (0331) 337957
Email:fikes@unmuhjember.ac.idWebsite: http://fikesunmuhjember.ac.id Email:
naff.naffelow@gmail.com

ABSTRAK

Abstrak
Garam diketahui dapat mengakibatkan penyakit darah tinggi karena kandungan
natriumnya. Hipertensi sebutan penyakit darah tinggi suatu keadaan dimana
tekanan darah seseorang berada diatas batas normal atau optimal yaitu 120 mmHg
untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik. Desain penelitian ini adalah
korelasional dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk
mengidentifikasi Konsumsi makanan mengandung garam dengan kejadian
hipertensi pada lansia. Populasi penelitian ini adalah lansia di Desa Paduman
Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember sebanyak 736 responden dengan sampel
147 responden, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple
random sampling. Hasil penelitian diketahui lansia yang sering mengkonsumsi
makanan mengandung garam yaitu berjumlah 78 orang (53,1 %) dan yang jarang
mengkonsumsi makanan mengandung garam 69 orang (46,9%) yang pernah
mengalami hipertensi yaitu berjumlah 91 orang (61,9 %) dan yang tidak pernah
mengalami hipertensi 56 orang (38,1%). Hasil uji statistik chi square dengan (α =
0,05) didapatkan hasil p value 0,000 yang artinya ada Hubungan Konsumsi
Makanan Mengandung Garam dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Desa
Paduman Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember. Semakin sering konsumsi
makanan mengandung garam maka semakin besar kemungkinan lansia
mengalami hipertensi atau juga berisiko mengalami hipertensi.

Kata kunci: lansia, hipertensi, konsumsi garam


Daftar Pustaka 20 (2006 – 2015)

1
ABSTRACT
Salt known can result in blood disease high as natriumnya content .Hypertension
appellation high blood disease a situation where blood pressure a person is above
its normal or optimal the 120 mmhg to systolic and 80 mmhg to diastolik .Design
research is approaching correlational cross sectional which aims to identify food
consumption containing salt in the hypertension on elderly .The population
research is elderly in the village paduman in jelbuk district jember about 736
respondents with 147 respondents sample , engineering the sample of the
research is simple random sampling. The results of the study known elderly often
consumed the food containing salt namely were 78 people ( 53.1 % ) and the
rarely consumed the food containing salt 69 people ( 46,9 % ) never having
hypertension namely were 91 people ( 61.9 % ) and the never would have
experienced hypertension 56 people ( 38,1 % ).The results of statistical tests chi
square with (α =0.05 ) obtained the results of p value 0,000 which means there
was a correlation food consumption containing salt with the genesis hypertension
in elderly in the village paduman kecamatan jelbuk kabupaten jember. The more
food consumption containing salt the more likely elderly experienced
hypertension or is risky to experienced hypertension

Key word: Elderly, hypertension, consumption salt

Bibliography 20 (2006 - 2015)

2
PENDAHULUAN dari 4,5% beban penyakit dunia
baik di negara berkembang,
A. Latar Belakang
maupun di negara maju. Berbagai
Lanjut usia (lansia) merupakan
faktor risiko telah dihubungkan
seseorang yang mencapai usia >
dengan terjadinya hipertensi
60 tahun (Indonesia. Undang-
(Andhayani, 2014).
undang, 1998). Lansia rentan
Berdasarkan data WHO dalam
mengalami penyakit yang
Noncommunicable Disease
berhubungan dengan proses
Country Profies prevalensi
menua salah satunya hipertensi
didunia pada usia >25 tahun
(Mahmuda, 2015). Dengan
mencapai 38,4%. Prevalensi
bertambahnya umur, fungsi
Indonesia lebih besar jika
fisiologis mengalami penurunan
dibandingkan dengan
akibat proses degeneratif
Banglandesh, Korea, Nepal, dan
(penuaan) sehingga penyakit
Thailand. (Mahmuda, 2015). Di
tidak menular banyak muncul
Indonesia masalah hipertensi
pada usia lanjut. Selain itu
cenderung meningkat. Hasil
masalah degeneratif menurunkan
Survey Kesehatan Rumah Tangga
daya tahan tubuh sehingga rentan
(SKRT) tahun 2001 menunjukkan
terkena infeksi penyakit menular.
bahwa 8,3% penduduk menderita
Penyakit tidak menular pada
hipertensi dan meningkat menjadi
lansia di antaranya hipertensi,
27,5% pada tahu 2004.
stroke, diabetes mellitus dan
Berdasarkan hasil Riset
radang sendi atau rematik.
Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Sedangkan penyakit menular
2013, prevalensi hipertensi yang
yang diderita adalah tuberkulosis,
didapat melalui pengukuran pada
diare, pneumonia dan hepatitis.
umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8%.
Hipertensi didefinisikan sebagai
Di Jawa Timur prevalensi
tekanan darah arteri persisten
hipertensi mencapai 26,2%, yang
sebesar 140/90 mmHg atau lebih
berarti bahwa Jawa Timur
baik sistol maupun diastol pada
memiliki angka prevalensi yang
umur 18 tahun atau lebih.
lebih tinggi dibandingkan angka
Hipertensi merupakan penyebab

3
nasional. Berdasarkan data makanan modern sebagai
kesehatan dasar Kemenkes RI penyumbang utama terjadinya
(2012) primary hipertension hipertensi (AS, 2010). Kelebihan
menempati urutan terbanyak asupan lemak mengakibatkan
penyakit yang diderita oleh lansia kadar lemak dalam tubuh
dengan angka mencapai 40,12%. meningkat, terutama kolesterol
Di Kabupaten Jember sendiri yang menyebabkan kenaikan
berdasarkan data dari dinas berat badan sehingga volume
Kesehatan Kabupaten Jember darah mengalami peningkatan
pada 2016 Wilayah Kerja tekanan yang lebih besar
Puskesmas Jelbuk merupakan (Ramayulis, 2010). Kelebihan
wilayah dengan hipertensi yang asupan natrium akan
memiliki prevalensi tertinggi di meningkatkan ekstraseluler
wilayah kabupaten Jember. menyebabkan volume darah yang
Hipertensi masuk dalam berdampak pada timbulnya
peringkat ke 4 dalam angka hipertensi (Mahmuda, 2015).
kesakitan peyakit tidak menular Hipertensi merupakan salah satu
di daerah Jelbuk pada tahun penyakit yang memiliki
2016. Data pada Februari 2017 di fenomena gunung es, yaitu angka
Desa Paduman memiliki morbiditas yang tidak diketahui
prevalensi hipertensi tertinggi lebih banyak dibandingkan
yaitu di wilayah Jelbuk. dengan angka morbiditas yang
Gaya hidup merupakan faktor diketahui oleh pusat pelayanan
penting yang mempengaruhi kesehatan. 3 Hipertensi telah
kehidupan masyarakat. Gaya diketahui sebagai faktor risiko
hidup yang tidak sehat dapat mayor terjadinya penyakit
menjadi penyebab terjadinya kardiovaskular, stroke, gagal
hipertensi misalnya aktivitas fisik ginjal dan myocardial infarct.
dan stress. Pola makan yang salah Pengobatan yang tepat terhadap
merupakan salah satu faktor hipertensi telah memberikan
resiko yang meningkatkan angka signifikan terhadap
penyakit hipertensi. Faktor penurunan risiko terjadinya

4
stroke hingga sebesar 40% dan Berdasarkan data kesehatan dasar
penurunan risiko terjadinya Kemenkes RI (2012) primary
myocardial infarct sebesar 15% hipertension menempati urutan
(Andhayani, 2014). terbanyak penyakit yang diderita
Hipertensi merupakan kelainan oleh lansia dengan angka
yang sulit diketahui oleh tubuh mencapai 40,12%. Gaya hidup
kita. Seseorang baru merasakan yang tidak sehat dapat menjadi
dampak yang gawat dari penyebab terjadinya hipertensi
hipertensi ketika telah terjadi misalnya aktivitas fisik dan
komplikasi. Hipertensi pada stress. Pola makan yang salah
dasarnya akan mengurangi merupakan salah satu faktor
harapan hidup para penderitanya. resiko yang meningkatkan
Selain mengakibatkan angka penyakit hipertensi. Kelebihan
kematian yang tinggi, hipertensi asupan natrium akan
juga berdampak pada mahalnya meningkatkan ekstraseluler
pengobatan dan perawatan yang menyebabkan volume darah yang
harus ditanggung para penderita. berdampak pada timbulnya
Bahkan, hipertensi berdampak hipertensi (Mahmuda, 2015).
pula bagi penurunan kualitas Hipertensi merupakan kelainan
hidup (Saraswati, 2009). yang sulit diketahui oleh tubuh
Lansia rentan mengalami kita. Seseorang baru merasakan
penyakit yang berhubungan dampak yang gawat dari
dengan proses menua salah hipertensi ketika telah terjadi
satunya hipertensi (Mahmuda, komplikasi.
2015). Hipertensi didefinisikan B. Rumusan Masalah
sebagai tekanan darah arteri 1. Pernyataan Masalah
persisten sebesar 140/90 mmHg Pola makan yang salah
atau lebih baik sistol maupun merupakan salah satu faktor
diastol pada umur 18 tahun atau resiko yang meningkatkan
lebih. Berbagai faktor risiko telah penyakit hipertensi. Faktor
dihubungkan dengan terjadinya makanan modern sebagai
hipertensi (Andhayani, 2014). penyumbang utama terjadinya

5
hipertensi. Konsumsi garam lansia desa Paduman
berlebih telah dikaitkan Jelbuk Kabupaten
dengan berbagai risiko Jember?
kesehatan, seperti tekanan b. Bagaimana angka
darah tinggi, penyakit jantung, terjadinya hipertensi pada
dan stroke. Di Kabupaten lansia di desa Paduman
Jember sendiri berdasarkan Jelbuk Kabupaten
data dari Dinas Kesehatan Jember?
Kabupaten Jember pada 2016 c. Adakah hubungan
di desa Paduman Jelbuk konsumsi makanan
merupakan wilayah dengan mengandung garam
hipertensi yang memiliki dengan terjadinya
prevalensi tertinggi di wilayah hipertensi pada lansia di
kecamatan Jelbuk kabupaten desa Paduman Jelbuk
Jember. Hipertensi masuk Kabupaten Jember
dalam peringkat ke 4 dalam C. Tujuan Peneliti
angka kesakitan peyakit tidak 1. Tujuan Umum Peneliti
menular di daerah Jelbuk pada Mengetahui hubungan
tahun 2016 dan desa Paduman konsumsi makanan
memiliki prevalensi hipertensi mengandung garam dengan
tertinggi di wilayah Jelbuk kejadian hipertensi pada
Jember. Hipertensi merupakan lansia di desa Paduman
penyakit multifaktorial yang Jelbuk Kabupaten Jember.
munculnya oleh karena 2. Tujuan Khusus Peneliti
interaksi berbagai faktor. a. Mengidentifikasi
Dengan bertambahnya umur, konsumsi makanan
maka tekanan darah juga akan mengandung garam pada
meningkat. lansia di desa Paduman
2. Pertanyaan Masalah Jelbuk Kabupaten Jember.
a. Bagaimana cara konsumsi b. Mengidentifikasi
makanan yang biasanya terjadinya terjadinya
mangandung garam pada hipertensi pada lansia di

6
desa Paduman Jelbuk mengandung garam serta
Kabupaten Jember. meminimalkan terjadinya
c. Menganalisis hubungan hipertensi pada lansia
konsumsi makanan 3. Bagi lansia
mengandung garam Lansia dapat membatasi
dengan terjadinya jumlah makanan
hipertensi pada lansia di mengandung garam sesuai
desa Paduman Jelbuk kebutuhan agar dapat
Kabupaten Jember. meminimalkan terjadi
D. Manfaat Penelitian hipertensi.
Penelitian ini diharapkan dapat 4. Bagi peneliti berikutnya
bermanfaat bagi : Dapat dijadikan sebagai
1. Bagi keperawatan sumber literature untuk
Meningkatkan kemajuan mengadakan penelitian
ilmu keperawatan dan dibidang kesehatan terutama
diharapkan dapat keperawatan. Menambah
memberikan informasi pengetahuan dan wawasan
tentang mengkonsumsi peneliti sehingga dapat
makanan mengandung mengembangkan penelitian
garam ini dapat yang lebih luas di masa
mengakibatkan terjadinya yang akan datang.
hipertensi pada lansia. Hasil Penelitian
2. Bagi masyarakat A. Data Umum
Penelitian ini diharapkan 1. Jenis Suku
dapat bermanfaat bagi Distribusi frekuensi
masyarakat dan responden berdasarkan jenis
perkembangan dunia suku di Desa Paduman
kesehatan diharapkan dapat Kecamatan Jelbuk Jember
membantu memberikan tahun 2017 yang berjumlah
informasi dalam upaya 147 orang (100%) yang
meningkatkan pengetahuan menjadi sampel yaitu
tentang konsumsi makanan berjenis suku Madura.

7
2. Pendidikan Lansia N Peker Jum Perse
o jaan lah ntase
Distribusi frekuensi (ora (%)
ng)
responden berdasarkan jenis
1 Tidak 55 37,4
pendidikan disajikan pada tabel 2 bekerj 9 6,1
5.1 sebagai berikut. 3 a 83 56,5
Wiras
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi wasta
Responden Berdasarkan Jenis Petani
Total 147 100,0
Pendidikan di Desa Paduman
Berdasarkan tabel 5.2
Kecamatan Jelbuk Jember
menunjukkan bahwa data
Tahun 2017
pekerjaan lansia yang tidak
No Pendidikan Jumlah Persentase (%) bekerja di Desa Paduman yaitu
(orang)
1 Tidak sekolah 144 77,6
yang berjumlah 83 orang
2 SD 32 21,8 (56,5%).
3 SMP 1 7,0
Total 147 100,0
A. Data Khusus
1. Konsumsi Makanan
Berdasarkan tabel 5.1 Mengandung Garam
menunjukkan bahwa Distribusi frekuensi
mayoritas pendidikan lansia konsumsi makanan
yaitu tidak bersekolah yang mengandung garam pada
berjumlah 144 orang responden lansia disajikan
(77,6%). pada tabel 5.3 sebagai
1. Pekerjaan Lansia berikut.

Distribusi frekuensi Tabel 5.3 Distribusi


Frekuensi Konsumsi
responden berdasarkan jenis
Makanan Mengandung
pekerjaan lansia disajikan pada Garam Pada Responden
Lansia di Desa Paduman
tabel 5.3 sebagai berikut.
Kecamatan Jelbuk Jember
Tahun 2017
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Jenis
Pekerjaan Lansia di Desa
Paduman Kecamatan Jelbuk
Jember
Tahun 2017

8
N Konsu Ju Perse Tabel 5.4 Distribusi
o msi mla ntase Frekuensi Hipertensi Pada
makan h (%) Responden Lansia di
an (ora
menga ng) Desa Paduman
ndung Kecamatan
garam Jelbuk Jember
1 Jarang 69 46,9 Tahun 2017
konsu N Hiper Jum Perse
2 msi 78 53,1
o tensi lah ntase
makana
(ora (%)
n
ng)
menga
1 Iya 91 61,9
ndung
2 Tidak 56 38,1
garam
Sering Total 147 100,0
konsu
msi
makana
n Berdasarkan tabel 5.4
menga menunjukkan bahwa lebih
ndung
garam banyak lansia yang pernah
Total 147 100,0 mengalami hipertensi yaitu
Berdasarkan tabel 5.3
berjumlah 91 orang (61,9
menunjukkan bahwa lebih
%).
banyak lansia yang sering
mengkonsumsi makanan 3. Hubungan Konsumsi
mengandung garam yaitu Makanan Mengandung
berjumlah 78 orang (53,1 Garam dengan Hipertensi
%). Distribusi frekuensi
konsumsi makanan
2. Kejadian Hipertensi
mengandung garam dengan
Distribusi frekuensi kejadian hipertensi pada
kejadian hipertensi pada lansia akan disajikan pada
lansia akan disajikan pada tabel 5.5 sebagai berikut:
tabel 5.5 sebagai berikut.

9
yang artinya H1 diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan
signifikan anatara konsumsi makanan
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi
Konsumsi Makanan Mengandung mengandung garam dengan hipertensi
Garam Dengan Hipertensi Pada Lansia
pada lansia di Desa PaduPaduman
Di Desa Paduman Kecamatan Jelbuk
Jember Tahun 2017 Kecamatan Jelbuk Jember
Konsumsi Hipertensi
makanan iya Tidak Total
PEMBAHASANP
mengandu
ng garam N % N % A. Ineterpretasi
N % dan Hasil Diskusi
Value
1. Konsumsi makanan
Jarang 31 42,7 28 26,3 69 mengandung
69,0 garam
Pola konsumsi adalah
Sering 60 48,3 18 29,7 78 78,0
kebutuhan manusia baik dalam
Total 91 91,0 56 56,0 147 bentuk
147,0 benda maupun jasa
Berdasarkan tabel 5.6
yang dialokasikan selain untuk
didapatkan bahwa konsumsi makanan
kepentingan pribadi juga
mengandung garam dengan kategori
keluarga yang didasarkan pada
jarang yaitu 31 (42%) pernah
tata hubungan dan tanggung
mengalami hipertensi, 28 (26,3%) tidak
jawab yang dimiliki yang
pernah mengalami hipertensi.
sifatnya terealisasi sebagai
Sedangkan konsumsi makanan
kebutuhan primer dan
mengandung garam dengan kategori
sekunder. Makanan adalah
sering yaitu 60 (48,3%) pernah
kebutuhan pokok bagi
mengalami hipertensi dan sering
manusia agar dapat
konsumsi makanang mengandung
mengerjakan aktifitasnya
garam tetapi tidak pernah mengalami
dalam kehidupan sehari-hari.
hipertensi yaitu18 (29,7%) . Hasil
Garam ialah senyawa ionik
penelitian hubungan konsumsi
yang terbentuk oleh reaksi
makanan mengandung garam dengan
asam dan basa. Garam ialah
hipertensi pada lansia di Desa Paduman
elektrolit kuat yang terurai
Kecamatan Jelbuk Jember
sempurna dalam air. Garam
menunjukkan hasil uji statistic
telah diketahui dapat
diperoleh p value < (0,000 < 0,5),
mengakibatkan penyakit darah

10
tinggi karena kandungan (42%), yang bekerja sebesar
natriumnya (73,0%) lansia, makanan yang
Data hasil penelitian sering dikonsumsi oleh
yang dilaksanakan di Desa reseponden yaitu makanan
Paduman Kecamatan Jelbuk kemasan dengan jumlah 50
Jember dari tabel 5.3 (45,9%) responden dan yang
menunjukkan mayoritas lansia jarang dikonsumsi adalah
yang sering mengkonsumsi burger sebanyak 5 (4,6%).
makanan mengandung garam 2. Kejadian Hipertensi
yaitu berjumlah 78 lansia
Menurut Purnomo
(53,1%) dari 147 lansia.
(2009) Derajat Hipertensi atau
Peneliti berpendapat bahwa
yang lebih dikenal dengan
lansia lebih sering
sebutan penyakit darah tinggi
mengkonsumsi makanan
adalah suatu keadaan dimana
mengandung garam karna
tekanan darah seseorang
tingkat pendidikan lansia
berada diatas batas normal
rendah sehingga
atau optimal yaitu 120 mmHg
mempengaruhi pengetahuan
untuk sistolik dan 80 mmHg
lansia terhadap konsumsi
untuk diastolik. Penyakit ini
makanan mengandung garam.
dikategorikan sebagai the
Mayoritas lansia tidak
silent disease karena penderita
berpendidikan yaitu yang
tidak mengetahui dirinya
berjumlah 144 lansia (77,6%).
mengidap hipertensi sebelum
Hal ini sejalan dengan
memeriksakan tekanan
penelitian yang dilakukan
darahnya. Hipertensi yang
Sumarni (2015), “Konsumsi
terjadi dalam jangka waktu
Junk Food Berhubungan
lama dan terus menerus bisa
Dengan Hipertensi Pada
memicu stroke, serangan
Lansia di Kecamatan Kasihan
jantung, gagal jantung dan
Bantul Yogyakarta” hasil
merupakan penyebab utama
Mayoritas lansia yang
gagal ginjal kronik (Novian,
berpendidikan dasar sebesar
2013).

11
Data hasil penelitian Kesimpulan dan Saran
yang dilakukan di Desa
A. Kesimpulan
Paduman Kecamatan Jelbuk
Kabupaten Jember, dari tabel 1. Konsumsi makanan
5.4 menunjukkan bahwa dari mengandung garam
jumlah 147 lansia, mayoritas menunjukkan bahwa lansia
lansia mengalami kejadian yang sering konsumsi
hipertensi yaitu 91 (61,9%) makanan mengandung garam
lansia. yaitu berjumlah 78 lansia
Penelitian yang (53,1 %) yang jarang
dilakukan Mahmuda (2015) konsumsi makanan
yang berjudul “Hubungan mengandung garam yaitu
Gaya Hidup Dan Pola Makan berjumlah 69 lansia (64,9%).
Dengan Kejadian Hipertensi 2. Kejadian hipertensi
Pada Lansia Di Kelurahan menunjukkan bahwa lebih
Sawangan Baru” dengan hasil, banyak lansia yang pernah
menunjukkan bahwa antara mengalami hipertensi yaitu
asupan natrium dengan berjumlah 91 orang (61,9 %)
kejadian hipertensi didapatkan dan yang tidak pernah
tidak ada hubungan dengan mengalami hipertensi yaitu
yang signifikan antara asupan berjumlah 56 lansia (38,1%)
natrium dengan kejadian 3. Ada hubungan signifikan
hipertensi (p=0,001). lebih anatara konsumsi makanan
banyak yang tidak hipertensi mengandung garam dengan
sebanyak 64 responden hipertensi pada lansia di Desa
(73,6%), sedangkan responden Paduman Kecamatan Jelbuk
yang hipertensi sebanyak 23 Jember dengan p value =
responden (26,4%). 0,000.

12
B. Saran konsumsi makanan
1. Bagi Peneliti Selanjutnya mengandung garam agar
Peneliti selanjutnya terhindar dari risiko atau
hendaknya mampu penyakit hipertensi dan
mengurangi kasus hipertensi semoga lansia dapat rutin
perlu adanya mencegahan menjalani pemeriksaan atau
seperti memberikan kontrol ke tempat pelayanan
penyuluhan kepada kesehatan seperti yang di
masyarakat mengenai posyandu lansia setempat.
hipertensi dan bagi penderita
DAFTAR PUSTAKA
penyakit hipertensi untuk
selalu mengkontrol tekanan Andayani, P.P., & Sudhana, I.W.
darah dan menghindari (2014). Prevelansi Dan Faktor
faktor-faktor yang Resiko Terjadi Hipertensi Pada
menyebabkan terjadinya Masyarakat Di Desa Sidemen,
penyakit hipertensi. Kecamatan Sidemen,
2. Bagi Perawat Karangasem Periode Juni-Juli
Bagi perawat supaya 2014. http://ojs.unud.ac.id
memberikan edukasi kepada (diperoleh pada 24 Maret 2017)
lansia tentang pentingnya
Ardhianto, R. & Haryati, Y.T. (2015).
mengurangi konsumsi
Pengaruh Pendapatan Nelayan
makanan mengandung garam
Perahu Rakit Terhadap Pola
untuk mengurangi kasus
Konsumsi Warga Desa
hipertensi mencegah dan
Surodadi Kecamatan Sayung
mengontrol tekanan darah
Kabupaten Demak.
tinggi, serta mengatur pola
http://journal.unnesa.ac.id
makan dan secara rutin untuk
(diperoleh pada 8 April 2017)
memeriksa tekanan darah.
3. Bagi Lansia Bakri, Syakib. (2014). Keterampilan
Lansia diharapkan Pengukuran Tanda-Tanda Vital.
mampu menjaga pola http://med.unhas.ac.id
makanan dan menghindari (diperoleh pada 10 Juni 2017)

13
Bustan, M. N., (2015) Manajemen Lukitasari, E.H., (2013). Komunikasi
Pengendalian Penyakit Tidak Visual Pada Kemasan Besek
Menular. Jakarta : Rineka Cipta. Makanan Oleh-oleh Khas
Banyumas. http://jurnal.isi-
Fatimah, S. (2015). Perlindungan
ska.ac.id (diperoleh pada 8 april
Hukum Hak Atas Informasi
2017)
Dan Keamanan Dalam
Mengkonsumsi Makanan Yang Mahmuda, Solehatul. dkk. (2015).
Mengandung Zat Pewarna Hubungan Gaya Hidup Dan
Tekstil Rhodamin B Pola Makan Dengan Kejadian
Berdasarkan Udang-Udang Hipertensi Pada Lansia Di
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Kelurahan Sawangan Baru.
Perlindungan Konsumen Di 7(2). http://journals.ums.ac.id
Kota Yogyakarta. (Di peroleh pada 24 Maret
http://digilib.uin-suka.ac.id 2017)
(diperoleh pada 8 April 2017)
Novian, Arista. (2013). Kepatuhan Diit
Hidayat, A. (2008). Riset Keperawatan Pasien Hipertensi. 9(1).
dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: http://journal.unnes. ac.id
Salemba Medika. (diperoleh pada 8 April 2017)

Iswahyuni, S. (2013). Asuhan Nuraini, Bianti. (2015) Risk Factors Of


Keperawatan Pada Pasien Hypertension. 4(5)
Hipertensi. 5(13). http:// http://juke.kedokterann. unila.
akpermus.ac.id (diperoleh pada acid (diperoleh pada 8 April
8 april 2017) 2017)

Jauhari, Ahmad. & Nasution, Nita. Nursalam. (2008). Konsep dan


(2013). Nutrisi dan Penerapan Metodologi
Keperawatan. Yogyakarta : Jaya Penelitian Ilmu Keperawatan.
Ilmu. Jakarta: Salemba Medika.

Sung-Joo Hwang, (2012). The Miracle Oenzil, F. (2012). Gizi Meningkatkan


Of Raw. Chungrim Publishing. Kualitas Manula. Jakarta : EGC.

14
Saraswati, S. (2009). Diet Sehat Untuk
Penyakit Asam Urat, Diabetes,
Hipertensi, dan Stroke.
Jogjakarta :A+Plus Book.

Setiadi. (2013).Konsep dan Praktik


Penulisan Riset Keperawatan Edisi: 2.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tamher, S. & Noorkasiani (2011)


Kesehatan Lanjut Usia dengan
Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.

Wahyuningsih, M. (2015). Daftar


Makanan yang Punya Kadar
Garam Paling Tinggi.
http://www.cnnindonesia.com
(diperoleh pada 30 Maret 2017)

Waspadai 8 Makanan Bernatrium


Tinggi Ini. (12 Maret, 2013).
Kompas.
http://nasional.kompas.com
(diperoleh pada 30 Maret 2017)

15

Anda mungkin juga menyukai