Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Zaitun

Jurusan Keperawatan

ISSN 2301– 5691


Artikel Penelitian
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN HIPERTENSI DI RSUD
TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

FACTORS AFFECTING INCIDENCE OF HYPERTENSION AT TOTO HOSPITAL,


BONE BOLANGO REGENCY

1
Avril iani S agi ta Molou, 2 Abdul Wahab Pakaya, 3 Fadli Syamsuddin
Program St udi Ilmu Kepera wata n Uni ver sit as Muhammadiyah Gorontalo
e-mail : a rin sagita44@gmail.com

AB STRAK
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadinya peningkatan tekanan darah yang tidak normal
dalam pembuluh darah arteri dan terjadi secara terus menerus. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Survey
Analitik dengan rancangan Cross Sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik Total
Samplingdengan 23 responden. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Hasil penelitian
menunjukan faktor umur dengan nilai p value=0,068 (>0,05), faktor obesitas dengan nilai p value=1,000
(<0,05), faktor riwayat diabetes melitus dengan nilai p value=0,253 (<0,05). Didapatkan ada pengaruh
faktor umur terhadap kejadian hipertensi dan tidak ada pengaruh antara faktor obesitas dan riwayat
diabetes melitus terhadap kejadian hipertensi.

Kata Kunci : Diabetes Melitus, Hipertensi, Obesitas, Umur

ABSTRACT
Hypertension is a condition where there is an abnormal increase in blood pressure in arteries and occurs
continuously. The purpose of the study was to determine affecting incidence of hypertension. This study
uses an Analytical Survey research with a Cross Sectional design. Total sampling technique was used in
taking the sample, with a total of 23 respondents. Data collection techniques used a questionnaire. The
results showed age factor with p value = 0.068 (> 0.05), obesity factor with p value = 1,000 (< 0.05),
history of diabetes mellitus factor with p value = 0.253 (< 0.05). It was found that there was an influence
of age on the incidence of hypertension and there was no effect of obesity and a history of diabetes
mellitus on the incidence of hypertension.

Keywords: Diabetes Mellitus, Hypertension, Obesity, Age

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo


Jurnal Zaitun
Jurusan Keperawatan
PENDAHULUAN dunia menderita hipertensi. Presentase penderita
Hipertensi sering dikenal sebagai tekanan hipertensi saat ini paling banyak terdapat di
darah tinggi merupakan penyakit kronis dimana negara berkembang. (WHO, 2021)
tekanan darah di arteri meningkat secara tidak Selain permasalahan global, hipertensi
normal. Hipertensi merupakan salah satu juga menjadi salah satu penyakit tidak menular
Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menjadi yang paling banyak diderita masyarakat
masalah kesehatan penting di seluruh dunia Indonesia. Hal ini dibuktikan melalui jumlah
karena distribusinya yang tinggi dan terus kunjungan pasien hipertensi di fasilitas
meningkat. Hipertensi atau yang biasa disebut kesehatan yang terus meningkat setiap tahunnya.
dengan tekanan darah tinggi merupakan Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi
peningkatan tekanan darah sistolic diatas batas hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil
normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun
darah diastolic lebih dari 90 mmHg. (Angraeni, sebesar 34,1% bertambah 8,3% dari hasil sensus
2020) yang di lakukan oleh Riskesas tahun 2013.
Hipertensi disebabkan oleh adanya Dimana penderita hipertensi tertinggi di
tekanan darah yang tinggi melebihi batas Kalimantan Selatan (44,1%), dan terendah di
normal. Tekanan darah pada manusia ada dua Papua sebesar (22,2%) sedangkan angka
yaitu, tekanan sistolic dan tekanan diastolic. kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar
Dimana tekanan sistolic merupakan tekanan 427.218 kematian. (Kementerian Kesehatan RI,
darah yang terjadi saat kontraksi otot jantung, 2019)
sedangkan diastolic adalah tekanan darah ketika Penderita hipertensi di Gorontalo
jantung tidak sedang berkontraksi atau bekerja mencapai 29,6%, dimana angka tersebut masih
lebih. Hipertensi merupakan tanda klinis cukup tinggi. Dengan jumlah tertinggi pada
ketidakseimbangan hemodinamik suatu sistem Kabupaten Boalemo 32,4%, Kabupaten
kardiovaskuler, dimana penyebab terjadinya Gorontalo 31,4%, dilanjutkan dengan Kota
disebabkan oleh beberapa faktor atau multi Gorontalo 29,9%, Kabupaten Bone Bolango
faktor sehingg a tidak terdiagnosis dengan hanya 28,8%, Kabupaten Pohuwato 27,8%, dan yang
satu faktor tunggal. (Tonsius, 2020) paling terendah Kabupaten Gorontalo Utara
Menurut data dari World Health 24,2%. Berdasarkan Data dari Badan Pusat
Organization (WHO) tahun 2021 diperkirakan Statistik Tahun 2018 terdapat 10 kasus penyakit
1,13 miliar orang di seluruh dunia menderita terbanyak di Provinsi Gorontalo, yaitu penyakit
hipertensi, sebagian besar tinggal di negara Selesma, Hipertensi, Dermatitis, Gastritis, Diare,
berpenghasilan rendah dan menengah. Pada Dyspepsia, Arthritis, Influenza, Abses, dan
tahun 2025 diperkirakan sekitar 29% warga Myalgia yang tersebar diseluruh kabupaten dan

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo


kota yang ada di Gorontalo. (Kementerian mendapatkan dukungan dari situasi dan
Kesehatan RI, 2019) lingkungan. Jika dilihat dari jenis kelamin,
Data yang diperoleh dari rekam medik hipertensi menyerang wanita yang akan
RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango memasuki masa menopause karena perubahan
jumlah pasien hipertensi pada tahun 2021 dari hormonal yang cenderung menyebabkan
bulan Januari - April mencapai 233 jiwa yang peningkatan tekanan darah tinggi. Sedangkan
berada diruangan interna 1 dan 2. Dimana pada pada faktor risiko yang dapat diubah pada
bulan Maret tercatat sebesar 69 jiwa sehingga penderita hipertensi yaitu akibat gaya hidup yang
merupakan kasus tertinggi dan kasus terendah tidak baik bagi tubuh. Gaya hidup merupakan
tercatat pada bulan Februari sebesar 49 jiwa. salah satu faktor risiko penting timbulnya
Berbagai macam upaya telah dilaksanakan oleh hipertensi pada seseorang termasuk usia dewasa
rumah sakit, namun data di lapangan dari bulan muda (21-40 tahun). Gaya hidup tidak sehat,
Januari hingga April tahun 2021 ternyata antara lain merokok, kurangnya aktivitas
kejadian hipertensi masih banyak bahkan fisik/olahraga, mengonsumsi makanan yang
mengalami peningkatan. banyak mengandung garam, dan konsumsi
Selain itu didapatkan bahwa ada banyak alkohol. Selain gaya hidup, tingkat stres diduga
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya berpengaruh terhadap peningkatan tekanan
hipertensi sehingga membuat tekanan darah darah. Seseorang mengalami stres maka
cenderung tinggi, dan faktor-faktor tersebut katekolamin yang ada di dalam tubuh akan
masih banyak yang tidak diketahui oleh meningkat sehingga mempengaruhi mekanisme
penderita, diantaranya dapat dibedakan atas aktivitas saraf simpatis, dan terjadi peningkatan
faktor risiko yang tidak dapat diubah seperti saraf simpatis, ketika saraf simpatis meningkat
keturunan atau genetik, jenis kelamin, riwayat maka akan terjadi peningkatan kontraktilitas.
hipertensi dan umur. Dimana insiden hipertensi (Maulidiyah, 2018)
meningkat seiring bertambahnya umur. Individu Dari beberapa penjelasan diatas, hal ini
dengan riwayat keluarga hipertensi mempunyai sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
risiko dua kali lebih besar untuk menderita (Rahmadhani, 2021) di Kampung Bedagai Kota
hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai Pinang Labuhan Batu Selatan mengungkapkan
keluarga dengan riwayat hipertensi. Begitupun bahwa faktor jenis kelamin tidak memiliki
pada riwayat keturunan/genetika memiliki hubungan yang signifikan dengan hipertensi
peringkat tertinggi, bahkan 9 dari 10 orang yang dimana p= 0,251 (p> 0,05). Untuk faktor genetik
menderita hipertensi terbukti karena faktor dengan hipertensi memiliki nilai p=0,000
genetik. Tetapi, faktor genetik ini tidak akan (p<0,05) didapatkan bahwa terdapat hubungan
memberikan pengaruh apapun kecuali yang bermakna. Sama halnya dengan faktor

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo


genetik, pada faktor asupan garam dengan tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan
hipertensi terdapat hubungan yang bermakna darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.
dengan nilai p=0,000 (p <0,05). Terdapat (Ayukhaliza, 2020)
hubungan yang signifikan antara faktor stres Berdasarkan uraian latar belakang di atas
pada hipertensi dengan nilai p=0,000 (p<0,05). didapatkan suatu gambaran bahwa hipertensi
Pada faktor obesitas dengan hipertensi terdapat merupakan masalah kesehatan yang potensial.
hubungan yang bermakna dimana nilai p=0,000 Bila dibiarkan tidak diobati, keadaan ini akan
(p<0,05). Hasil analisis uji statistik didapatkan menimbulkan berbagai macam komplikasi.
nilai p value 0,000 (p <0,05) sehingg a Pengetahuan akan faktor-faktor yang paling
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang berperan dalam terjadinya hipertensi akan sangat
signifikan antara faktor merokok dengan membantu dalam upaya deteksi dini pasien
hipertensi. Namun faktor aktivitas fisik dengan dengan risiko tinggi serta penanganan segera
hipertensi di dapatkan tidak ada hubungan yang pasien dengan hipertensi. Oleh karena itu,
bermakna dengan nilai p=0,160 (p> 0,05). Dan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang terakhir didapatkan bahwa terdapat tentang “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
hubungan yang bermakna antara konsumsi Kejadian Hipertensi” khususnya di RSUD Toto
alkohol dengan hipertensi dengan nilai p=0,000 Kabila Kabupaten Bone Bolango.
(p<0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa karakteristik responden METODE PENELITIAN

penderita hipertensi pasien dengan mayoritas Penelitiannini bersifat kuantitatif, dengan

berjenis kelamin laki-laki yang memiliki riwayat desain penelitian menggunakan metode

genetik dan disertai dengan mengkonsumsi penelitian survey analitik yaitu penelitian yang

asupan garam tinggi serta mengalami obesitas. mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Kemudian responden dengan tingkat stress berat, fenomena itu terjadi, dan juga merupakan

perokok berat dan memiliki aktivitas fisik yang penelitian yang mempelajari faktor-faktor suatu

kurang serta mengkonsumsi alkohol tinggi. kejadian atau distribusi penyakit atau masalah

Sehingga Jika ditinjau dari beberapa aspek yang berhubungan dengan kesehatan. Pada

hipertensi merupakan penyakit yang sangat penelitian ini menggunakan rancangan Cross

merugikan. Hipertensi yang tidak mendapat Sectioanal yaitu suatu penelitian untuk

penanganan dengan baik, akan menyebabkan mempelajari dinamika antara faktor-faktor resiko

komplikasi seperti stroke, penyakit jantung dengan efek. (Kurniawan & Aat, 2021).

koroner, diabetes, gagal ginjal dan kebutaan. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang

Kerusakan organ akibat komplikasi hipertensi mengalami hipertensindi ruanganninternan1,

akan tergantung pada besarnya peningkatan interna 2 dan Bedah/Neurologi


RSUDnTotonKabila Kabupaten Bone Bolango
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
yang berjumlah 233 jiwa. dengan sampel 23 dalam penelitian ialah responden yang tidak
jiwa. Teknik pengambilan sampel yang bekerja dengan jumlah 12 responden (52,2%).
digunakan yaitu total sampling.
Distribusi Responden Berdasarkan
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Umur, Obesitas, Dan
Analisis Univariat Riwayat Diabetes Melitus
Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Frekuensi Presentase
Umur
Karakteristik Responden
17 – 55 10 43,5%
Variabel Frekuensi Presentase
> 56 13 56,5%
Umur
Obesitas
17 – 55 10 43,5%
Tidak Obesitas 17 73,9%
> 56 13 56,5%
Obesitas 6 26,1%
Jenis Kelamin
Riwayat
Laki-Laki 11 47,8%
Diabetes Melitus
Perempuan 12 52,2%
Ya 9 39,1%
Pendidikan
Tidak 14 60,9%
Terakhir
Total 23 100%
Pendidikan Rendah 14 60,9%
Sumber: Data Primer 2021
Pendidikan Tinggi 9 39,1%
Pekerjaan Berdasarkan tabel 2 hasil yang didapatkan
Bekerja 11 47,8% bahwa dari 23 responden, yang terbanyak berada
Tidak Bekerja 12 52,2% pada kategori umur >56 tahun dengan jumlah 13
Total 23 100% responden (56,5%). Pada kategori tingkat
Sumber: Data Primer 2021
obesitas responden terbanyak yaitu dengan
Berdasarkan Tabel 1 Distribusi frekuensi tidak obesitas dengan jumlah 17 responden
berdasarkan umur responden terbanyak dalam (73,9%). Berdasarkan riwayat diabetes mellitus
penelitian ini ialah >56 tahun yaitu sebanyak 13 responden yang terbanyak berada pada kategori
responden (56,5%). Pada responden dengan jenis tidak memilikii riwayat diabetes melitus dengan
kelamin terbanyak dalam penelitian ini ialah jumlah 14 responden (60,9%).
perempuan yaitu sebanyak 12 responden
Analisis Bivariat
(52.2%). Responden dengan pendidikan perakhir
Pengaruh Umur Terhadap Kejadian
yang terbanyak dalam penelitian ini ialah
responden dengan pendidikan rendah yaitu Hipertensi di RSUD Toto Kabila
sebanyak 14 responden (60,9%). Sedangkan Kabupaten Bone Bolango
dilihat dari pekerjaan responden terbanyak
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
Kejadian Hipertensi kejadian hipertensi di RSUD Toto Kabila
Variabel
P
Umur Normal Tinggi Total
value
Kabupaten Bone Bolango.
n % n % n % Pengaruh Riwayat Diabetes Melitus
17- 55 3 13,0 7 30,4 10 43,5 0,068
>56 0 0 13 56,5 13 56,5 Terhadap Kejadian Hipertensi di RSUD
Total 3 13,0 20 87,0 23 100
Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

Berdasarkan hasil penelitian yang Variabel Kejadian Hipertensi


Riwayat
dilakukan peneliti menunjukan pengaruh umur Diabetes Normal Tinggi Total
P
value
terhadap kejadian hipertensi terbanyak diperoleh Melitus
n % n % n %
pada pasien yang berumur >56 tahun dengan Ya 0 0 9 39,1 9 39,1 0,253
tekanan darah tinggi (hipertensi) sebanyak 13 Tidak 3 13,0 11 47,8 14 60,9
Total 3 13,0 20 87,0 23 100
responden (56,5%). Hasil uji statistik chi-square
dengan nilai p value =0,068 dengan α < 0,05, Berdasarkan hasil penelitian yang
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat dilakukan peneliti menunjukan pengaruh riwayat
pengaruh antara umur dengan kejadian diabetes melitus terhadap kejadian hipertensi
hipertensi di RSUD Toto Kabila Kabupaten diperoleh responden yang tidak memiliki riwayat
Bone Bolango. diabetes mellitus dengan tekanan darah tinggi

Pengaruh Obesitas Terhadap Kejadian sebanyak 11 responden (47,8%). Hasil uji

Hipertensi di RSUD Toto Kabila statistik chi-square di dapatkan nilai p value


=0,253 dengan α > 0,05, sehingga dapat
Kabupaten Bone Bolango
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh
Kejadian Hipertensi
Variabel
P antara riwayat diabetes mellitus terhadap
Obesitas Normal Tinggi Total
value
kejadian hipertensi di RSUD Toto Kabila
n % n % n %
Tidak Obesitas 2 8,7 15 65,2 17 73,9 1,000 Kabupaten Bone Bolango.
Obesitas 1 4,3 5 21,7 6 26,1
Total 3 13,0 20 87,0 23 100
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang
Umur
dilakukan peneliti menunjukan pengaruh
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
obesitas terhadap kejadian hipertensi terbanyak
dilakukan peneliti menunjukan responden
diperoleh responden yang tidak obesitas dengan
terbanyak ditemukan pada umur >56 tahun yaitu
memiliki tekanan darah tinggi yaitu terdapat 15
sebanyak 13 responden (56,5%). Adapun dalam
responden (65,2%). Maka hasil uji statistik chi-
penelitian ini kategori umur responden
square di dapatkan nilai p value =1,000 dengan
dikategorikan yang pertama responden yang
α > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
berumur dari 17-55 tahun (dari masa remaja
tidak terdapat pengaruh antara obesitas terhadap
awal sampai masa lansia awal), sedangkan untuk
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
kategori responden >56 tahun (dari masa lansia naiknya tekanan darah. Di dalam penelitian
akhir hingga masa manula). Responden dengan inipun di temukan bahwa responden dengan
umur >56 tahun terdiri dari umur 56, 66, 63 umur >56 tahun lebih banyak dibandingkan
sebanyak 2 responden, sedangkan umur 59, 61, dengan responden yang berusia kurang dari 56
67, 68, 69, 72, dan 73 masing-masing terdapat 1 tahun.
responden.
Obesitas
Penelitian ini juga sejalan dengan teori
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
yang dikemukakan oleh (Priambono, 2016)
dilakukan didapatkan bahwa responden
bahwa penyakit kardiovaskuler yang banyak
terbanyak termasuk pada kategori tidak obesitas
dijumpai pada lansia adalah penyakit jantung
yaitu sebanyak 17 responden (73,9%). Dalam
koroner, hipertensi, serta penyakit jantung
penelitian ini yang termasuk dalam kategori
pulmonik. Menurut para ahli, angka kematian
responden yang tidak obesitas yaitu memiliki
akibat penyakit jantung pada lansia dengan
Indeks Massa Tubuh 18,5 – 25,0 sedangkan
hipertensi adalah tiga kali lebih sering
responden yang obesitas memiliki Indeks Massa
dibandingkan lansia tanpa hipertensi pada usia
Tubuh >25,0. Hasil penelitian ini menyatakan
yang sama. Hipertensi pada lansia dapat terjadi
bahwa sebagian besar responden memiliki
karena adanya remodeling dan pengerasan pada
indeks massa tubuh yang normal. Sebagaimana
pembuluh darah besar, aorta kehilangan sebagian
yang dikemukakan oleh (Juddin, 2017) yang
elastisitasnya. Mekanisme kompensasi yang
menyatakan bahwa responden dengan IMT
terjadi yaitu berupa peningkatan resistensi
normal pun memiliki resiko hipertensi, apalagi
perifer sehingga meningkatkan tekanan darah.
responden dengan IMT berlebih.
Fungsi baroreseptor juga berkurang seiring
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
bertambahnya usia dan adanya aterosklerosis
dikemukakan oleh (Harnani et al., 2017) bahwa
juga menjadi penyebab timbulnya hipertensi
orang yang tidak obesitas bukan berarti tidak
pada lansia.
bisa terkena hipertensi karena hipertensi
Berdasarkan pembahasan diatas menurut
merupakan jenis penyakit yang memiliki banyak
peneliti bahwa tekanan darah dapat meningkat
faktor risiko. Akan tetapi apabila orang tersebut
sesuai dengan peningkatan umur, terutama lebih
mengalami obesitas, maka risiko untuk
banyak ditemukan pada umur lebih dari 56
mengalami hipertensi juga meningkat.Untuk itu
tahun. Hal ini disebabkan karena pada usia
diharapkan pada penderita hipertensi agar lebih
tersebut arteri besar kehilangan kelenturannya
memperhatikan berat badan agar tidak
dan menjadi kaku. Oleh karena itu, darah pada
berlebihan. Obesitas juga mempengaruhi
setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui
perangsangan aktivitas sistem saraf simpatis dan
pembuluh darah yang sempit dan menyebabkan
Renin Angiotensin Aldosteron (RAAS) oleh
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
mediator-mediator seperti hormon, sitokin, dsb. diabetes saling berkaitan. Kaitan yang paling
Salah satunya adalah hormon aldosteron yang utama adalah komplikasi adalah komplikasi
terkait erat dengan retensi air dan natrium diabetes yang progresif dan akseleratif pada
sehingga volume darah meningkat. mikrovaskular (retinopati dan nefropati) serta
Menurut peneliti berat badan dan Indeks makrovaskular (aterosklerosis). Pada nefropati
Masa Tubuh (IMT) berhubungani langsung diabetes bila sudah terjadi proteinuria maka
dengan tekanan darah. Namun obesitas bukan tekanan darah sistoliknya akan mulai naik sekitar
satu-satunya penyebab hipertensi karena ada 1 mmHg/bulan.
faktor lain yang dapat memicu terjadinya Menurut peneliti hipertensi dan diabetes
hipertensi. Akan tetapi dalam penelitian ini melitus merupakan pasangan penyakit yang
responden yang tidak obesitas lebih banyak. kerap muncul bersamaan. Keduanya bisa
Meskipun orang yang tidak obesitas bukan menjadi faktor risiko maupun akibat. Pasien DM
berarti tidak bisa terkena hipertensi karena mempunyai kadar gula yang tinggi dan akan
hipertensi merupakan jenis penyakit yang meningkatkan kekentalan darah. Seseorang
memiliki banyak faktor risiko. Oleh karena itu dengan diabetes tidak memiliki cukup insulin
apabila orang tersebut mengalami obesitas, maka untuk memproses glukosa atau insulin mereka
risiko untuk mengalami hipertensi juga tidak bekerja secara efektif. Saat darah dengan
meningkat. kadar glukosa tinggi mengalir ke seluruh tubuh,
hal itu dapat menyebabkan kerusakan yang
Riwayat Diabetes Melitus meluas, termasuk pada pembuluh darah.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Sehingga kondisi ini menyebabkan jantung
dilakukan didapatkan bahwa riwayat diabetes bekerja lebih keras untuk memompa darah dan
melitus terbanyak pada responden yang tidak berakibat pada peningkatan tekanan darah. Di
memiliki riwayat diabetes melitus yaitu dalam penelitian inii ternyata ditemukan lebih
sebanyak 14 responden (60,9%), dibandingkan banyak responden yang tidak memiliki riwayat
dengan responden yang memiliki riwayat diabetes melitus, hal ini disebabkan ada faktor
diabetes mllitus sebanyak 9 responden (39,1%). lain.
Penelitian ini juga sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh (Astriari, 2016) bahwa pasien Pengaruh Umur Terhadap Kejadian
diabetes mellitus mempunyai kadar gula yang Hipertensi
tinggi dan akan meningkatkan kekentalan darah. Berdasarkan dari data hasil penelitian
Kondisi ini menyebabkan jantung bekerja lebih yang telah dilakukan bahwa umur responden 17-
keras untuk memompa darah dan berakibat pada 55 tahun dengan tekanan darah normal sebanyak
peningkatan tekanan darah. Hipertensi dan 3 responden (13,0%), dibandingkan dengan
tekanan darah tinggi sebanyak 7 responden
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
(30,4%). Sedangkan pada responden dengan hipertensi, hal ini sudah di buktikan oleh peneliti
umur >56 tahun dengan tekanan darah normal dan juga peneliti sebelumya yang menyatakan
tidak terdapat responden, dibandingkan dengan bahwa pertambahan usia menyebabkan
responden dengan tekanan darah tinggi elastisitas arteri berkurang dan jantung harus
ditemukan sebanyak 13 responden (56,5%). memompa darah lebih kuat sehingga
Setelah dilakukan penelitian, maka hasil uji meningkatkan tekanan darah. Tetapi hipertensi
statistik antara faktor risiko umur terhadap pun tidak hanya dapat menyerang orang yang
hipertensi menunjukkan nilai p value =0,018 < sudah lanjut usia. Pada usia remaja pun akan
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terkena hipertensi karena di sebabkan oleh
terdapat pengaruh antara umur dengan kejadian beberapa faktor selain faktor usia yang
hipertensi di RSUD Toto Kabila Kabupaten kedepannya akan memperberat terjadinya resiko
Bone Bolango. hipertensi seperti merokok, mengkonsumsi
Penelitian ini sejalan dengan hasil minuman beralkohol, dan lain-lain.
penelitian yang telah dilakukan oleh (Elvira &
Pengaruh Obesitas Terhadap Kejadian
Anggraini, 2019) dimana hasil uji statistik
Hipertensi
diperoleh nilai p = 0,031 < ( 0,05) maka dapat
disimpulkan ada hubungan yang signifikan Berdasarkan dari data hasil penelitian

antara usia responden dengan kejadian yang telah dilakukan bahwa responden yang
tidak obesitas dengan tekanan darah normal
hipertensi. Oleh karena itu dapat dipastikan
sebanyak 2 responden (8,7%), dibandingkan
bahwa hipertensi meningkat seiring dengan
dengan tekanan darah tinggi sebanyak 15
pertambahan usia, semakin tua usia seseorang
responden (65,2%). Sedangkan pada responden
maka pengaturan metabolisme zat kapur
yang obesitas dengan tekanan darah normal
(kalsium) terganggu. Hal ini menyebabkan
banyaknya zat kapur yang beredar bersama terdapat 1 responden (4,3%), dibandingkan

aliran darah. Akibatnya darah menjadi lebih dengan responden dengan tekanan darah tinggi

padat dan tekanan darah pun meningkat. ditemukan sebanyak 5 responden (21,%).
Setelah dilakukan penelitian, maka hasil
Endapan kalsium di dinding pembuluh darah
uji statistik antara obesitas terhadap kejadian
menyebabkan penyempitan pembuluh darah
hipertensi menunjukan nilai p value =1,000 >
(arteriosklerosis). Aliran darah pun menjadi
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terganggu dan memacu peningkatan tekanan
terdapat pengaruh antara obesitas terhadap
darah.
Dari hasil penelitian dan teori diatas kejadian hipertensi di RSUD Toto Kabila

peneliti menganalisa bahwa memang ada Kabupaten Bone Bolango.


Penelitian ini sejalan dengan hasil
pengaruh antara umur terhadap kejadian
penelitian yang telah dilakukan oleh (Harnani et
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
al., 2017) dengan uji statistik didapatkan nilai p Berdasarkan dari data hasil penelitian
value sebesar 1,93 dimana nilai p value > 0,05, yang telah dilakukan bahwa responden yang
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada memiliki riwayat diabetes mellitus dengan
hubungan yang bermakna antara obesitas dengan tekanan darah normal tidak terdapat responden
kejadian hipertensi. Pengaruh antara obesitas (0%), dibandingkan dengan tekanan darah tinggi
terhadap kejadian hipertensi bersifat lemah sebanyak 9 responden (39,1%). Sedangkan pada
karena obesitas bukan menjadi salah satu responden yang tidak memiliki riwayat diabetes
penyebab terjadinya hipertensi, melainkan masih mellitus dengan tekanan darah normal terdapat 3
ada faktor lingkungan (komponen makanan yang responden (13,0%), dibandingkan dengan
dikonsumsi, kegiatan fisik yang dilakukan dan responden dengan tekanan darah tinggi
juga tingkat stres yang dialami) dan genetik yang ditemukan sebanyak 11 responden (47,8%).
dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi. Setelah dilakukan penelitian, maka hasil
Menurut analisa peneliti obesitas dapat uji statistik antara riwayat diabetes mellitus
meningkatkan risiko terjadinya hipertensi terhadap kejadian hipertensi menunjukan nilai p
apabila didukung adanya penyakit penyerta yang value =0,253 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan
juga dikarenakan maupun disebabkan oleh bahwa tidak terdapat pengaruh antara riwayat
obesitas itu sendiri. Ada beberapa faktor sebagai diabetes mellitus terhadap kejadian hipertensi di
pencetus terjadinya hipertensi pada pederita RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango.
obesitas di antaranya yaitu aktivitas fisik dan Penelitian ini sejalan dengan hasil
gaya hidup penderita diabetes. Tetapi dalam penelitian yang telah dilakukan oleh (Astriari,
penelitian ini ditemukan bahwa tidak ada 2016) didapatkan nilai p value 0.76 > 0,05.
pengaruh antara obesitas terhadap kejadian secara statistik diabetes melitus tidak
hipertensi. Hal itu terjadi karena ditemukan berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian
bahwa sebagian responden yang memiliki hipertensi. Pada orang dengan diabetes mellitus,
tekanan dara tinggi tetapi mereka tidak obesitas. hipertensi berhubungan dengan resistensi
Hal tersebut dipastikan bahwa ada faktor lain insulin dan abnormalitas pada sistem renin-
yang memicu hal itu terjadi, misalnya dari angiotensin dan konsekuensi metabolik yang
aktivitas fisik mereka, riwayat keluarga yang meningkatkan morbiditas. Abnormalitas
memiliki hipertensi, kebiasaan merokok, metabolic berhubungan dengan peningkatan
konsumsi garam yang berlebih, konsumsi diabetes mellitus pada kelainan fungsi tubuh/
alkohol, dan gaya hidup dari penderita disfungsi endotelial. Sel endotelial mensintesis
hipertensi. beberapa substansi bioaktif kuat yang mengatur
struktur fungsi pembuluh darah. Substansi ini
Pengaruh Riwayat Diabetes Melitus
termasuk nitritoksida ,spesies reaktif lain,
Terhadap Kejadian Hipertensi
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
prostaglandin, endothelin,dan angiotensinII. 3. Riwayat diabetes mellitus responden yang
Pada individu tanpa diabetes, nitritoksida terbanyak berada pada kategori tidak
membantu menghambat atherogenesis dan memiliki riwayat diabetes melitus dengan
melindungi pembuluh darah. Namun jumlah 14 responden (60,9%).
bioavailabilitas pada endothelium yang diperoleh 4. Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD
dari nitrit oksida diturunkan pada individu Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango
dengan diabetes mellitus. didapatkan ada pengaruh faktor umur dengan
Dari hasil penelitian diatas peneliti kejadian hipertensi dengan nilai p
berpendapat bahwa tekanan darah tidak value=0,068 dengan α < 0,05. Sedangkan
berhubungan langsung dengan kadar gula darah tidak ada pengaruh faktor obesitas dengan
pada penderita diabetes melitus. Tekanan darah kejadian hipertensi dengan nilai p
berhubungan langsung dengan resistensi insulin, value=1,000 dengan α > 0,05. Dan tidak ada
dimana resistensi insulin itu akibat dari kadar pengaruh faktor riwayat diabetes mellitus
gula darah yang tinggi, sehingga tekanan darah dengan kejadian hipertensi dengan nilai p
tidak berhubungan langsung dengan kadar gula value=0,253 dengan α >0,05.
darah melainkan harus melewati proses
resistensi insulin yang sebagian besar ditemui Saran
pada pasien DM Tipe II. Oleh karena itu dalam 1. Bagi RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone

penelitian ini lebih banyak ditemukan bahwa Bolango

seseorang yang tidak memiliki diabetes Peneliti mengharapkan khususnya bagi

sedangkan tekanan darahnya tinggi, hall itu petugas kesehatan kiranya dalam penelitian

disebabkan oleh faktor risiko lain dari hipertensi, ini dapat memberikan pengetahuan,

misalnya karena faktor stress, konsumsi alkhol, pembelajaran dan pemahaman tentang faktor

konsumsi garam berlebih maupun gaya hidup – faktor yang berhubungan dengan kejadian

dari penderita tersebut. hipertensi.

2. Bagi Masyarakat
PENUTUP
Kepada masyarakat penderita hipertensi agar
Kesimpulan
mendukung proses pengobatan yang
1. Usia responden hipertensi terbanyak berada
diberikan dan meningkatkan sikap dan
pada kategori umur >56 tahun dengan jumlah
perilaku hidup sehat dengan menghindari
18 responden (78,3%).
faktor-faktor penyebab penyakit hipertensi
2. Tingkat obesitas responden terbanyak yaitu
secara dini. Selain itu kiranya dalam
dengan responden yang tidak obesitas dengan
penelitian ini dapat memberikan pengetahuan
jumlah 17 responden (73,9%).
dan informasi secara umum dan luas kepada
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
masyarakat yang menderita hipertensi Harapan Raya Kota Pekanbaru. Jurnal Ilmu Dan
maupun yang tidak menderita hipertensi. Teknologi Kesehatan, 8(2), 1–10.

3. Peneliti Selanjutnya Kementerian Kesehatan Ri. (2019). Laporan


Penelitian ini diharapkan dapat Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Https://Www.Litbang.Kemkes.Go.Id/Laporan-
mengembangkan pengetahuan dan
Riset-Kesehatan-Dasar-Riskesdas/
menerapkan ilmu dan pengalaman yang telah
didapat oleh peneliti kepada peneliti yang Maulidiyah, F. (2018). Analisis Faktor Yang
Berkontribusi Terhadap Resiko Hipertensi Pada
lain. Kiranya peneliti selanjutnya dapat
Mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya.
mengembangkannya dalam bentuk metode
Priambono, L. (2016). Faktor-Faktor Yang
penelitian atau desain penelitian lainnya, dan
Mempengaruhi Kejadian Hipertensi Di
dapat meneliti faktor-faktor lain yang Puskesmas Wua-Wua Kecamatan Wua-Wua
mempengaruhi kejadian hipertensi. Selain itu Kota Kendari Tahun 2016.
disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk
Kurniawan, W., & Aat, A. (2021). Metodologi
dapat melibatkan banyak responden dalam Penelitan Kesehatan Dan Keperawatan. Rumah
penelitian selanjutnya. Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA Rahmadhani, M. (2021). Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi Pada
Angraeni, N. (2020). Distribusi Penderita Masyarakat Di Kampung Bedagai Kota Pinang
Hipertensi Berdasarkan Faktor Risiko Di The Factors That Affecting Hypertension In
Puskesmas Tanete Kecamatan Bulukumpa. Bedagai Village , Kota Pinang Society
November. Pendahuluan Hipertensi Merupakan Manifestasi
Dari Gangguan Keseimbangan H. Jurnal
Ayukhaliza, D. A. S. A. (2020). Faktor Risiko Kedokteran Stm (Sains Dan Teknologi Medik),
Hipertensi Di Wilayah Pesisir (Studi Pada Iv(I), 52–62.
Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Tanjung Tiram)
Skripsi. Tonsius, J. (2020). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Di
Upt Puskesmas Sabbang Tahun 2020 Factors
Related To The Incidence Of Hypertension In
Astriari, N. P. T. (2016). Faktor-Faktor Yang
Upt Puskesmas Sabbang In 2020 Tonsisius
Mempengaruhi Kejadian Hipertensi Pada Laki-
Jehaman Hipertensi Atau Yang Biasa Disebut
Laki Dewasa Di Puskesmas Payangan,
Dengan Tekanan Darah Tingg. 6(2).
Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar.
Who. (2021). Hypertension. Who.
Elvira, M., & Anggraini, N. (2019). Faktor-
Https://Www.Who.Int/News-Room/Fact-
Faktor Yang Berhubungan Dengan Hipertensi.
Sheets/Detail/Hypertension
8(1), 13–14.

Harnani, Y., Alhidayati, & Witri, R. (2017).


Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Anda mungkin juga menyukai