Anda di halaman 1dari 22

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI DIET RENDAH

GARAM TERHADAP ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH


PUSKESMAS TELUKNAGA

Siti Aulia Intan Nabilla, Popy Irawati, Catur Erty Suksesty

Mahasiswa S1 Keperawatan, Dosen S1 Keperawatan dan D4 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Tangerang

Email: Sitiauliaintann66@gmail.com

ABSTRAK
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas
normal atau optimal yaitu 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku konsumsi diet rendah
garam terhadap angka kejadian hipertensi di Wilayah Puskesmas Teluknaga. Penilitian ini
merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel yang
memenuhi syarat kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel penelitian ini berjumlah 41 responden
dari jumlah rata-rata populasi 45 responden. Instrumen pada penelitian ini menggunakan
kuesioner. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan
kurang baik dengan perilaku negatif sebanyak 11 responden (68,8%), pengetahuan kurang
baik dengan perilaku positif sebanyak 5 responden (31,3%), pengetahuan cukup baik dengan
perilaku negatif sebanyak 7 responden (28,0%) dan pengetahuan cukup baik dengan perilaku
negatif sebanyak 18 responden (72,0%) perilaku negatif tidak mempengaruhi tingkat
pengetahuan responden yang memiliki tingkat pendidikan dasar, namun perilaku responden
yang negatif dapat dinilai dari tingkat kesadaran diri. Hasil uji statistik Chi-Square
menunjukkan ada hubungan pengetahuan dan Perilaku Konsumsi Diet Rendah Garam
Terhadap Angka Kejadian Hipertensi Di Wilayah Puskesmas Teluknaga dengan nilai p-
value= 0,033 (P-Value < 𝛼 0,05).
Kata Kunci: Hipertensi, Pengetahuan, Perilaku
ABSTRACT
Hypertension is a condition where a person's blood pressure is above the normal or optimal
limit of 120 mmHg for systolic and 80 mmHg for diastolic. This study aims to determine the
relationship of knowledge and consumption behavior of low-salt diet to the incidence of
hypertension in the area of Puskesmas Teluknaga. This research is a kind of quantitative
research with cross sectional study design. The sampling technique using with the the number
of samples that meet the criteria of inclusion and exclusion. The samples of this study
amounted to 41 respondents from the average number of population of 45 respondents.
Instruments in this study using questionnaires. The results of this study indicate that
respondents who have poor knowledge with negative behavior of 11 respondents (68.8%),
knowledge of less good with positive behavior as much as 5 respondents (31.3%), good
knowledge with negative behavior of 7 respondents (28.0%) and good knowledge with
negative behavior as much as 18 respondents ( 72.0%) negative behavior does not of
knowledge of respondents who have a basic level of education, but the behavior of negative
respondents can be judged from the level of self awareness. The result of Chi-Square statistic
test shows that there is a correlation between knowledge and consumption behavior of low
salt diet to hypertension event in in the area of Puskesmas Teluknaga with p-value= 0,033
(P-Value <α 0,05).
Keywords: Hypertension, Knowledge, Behavior

1
PENDAHULUAN Association tahun 2014, Angka
kejadian hipertensi di dunia menduduki

A. Latar Belakang peringkat tertinggi, di kawasan Asia

Hipertensi merupakan suatu keadaan Tenggara sebanyak 36% orang dewasa

dimana tekanan darah seseorang yang menderita hipertensi. Menurut

berada diatas batas normal atau World Health Organization tahun

optimal yaitu 120 mmHg untuk sistolik 2011, kejadian hipertensi di Asia

dan 80 mmHg untuk diastolik. Tenggara telah membunuh 1,5 juta

Penyakit ini dikategorikan sebagai the jiwa. Di prediksikan pada tahun 2025

silent disease karena penderita tidak angka kejadian hipertensi akan

mengetahui dirinya mengidap meningkat sekitar 29% atau sekitar 1,6

hipertensi sebelum memeriksakan miliar orang dewasa di seluruh dunia


tekanan darahnya. Hipertensi yang (Departemen Kesehatan RI, 2013)

terjadi dalam jangka waktu lama dan Dukungan kebijakan di tingkat

terus menerus bisa menyebabkan provinsi dan kabupaten kurang optimal

terjadinya stroke, serangan jantung, karena masih lemahnya advokasi dan

gagal jantung dan gagal ginjal koordinasi antara sektor kesehatan dan

(Purnomo, 2009). non kesehatan, termasuk dengan

Penyebab penyakit darah tinggi atau pemerintah daerah setempat. Dinas

hipertensi mempunyai beberapa faktor kesehatan kabupaten mempunyai

resiko. Ada dua faktor resiko yang program PPTM bisa berada dibawah

pertama faktor resiko yang tidak dapat seksi PTM, pengendalian penyakit,

diubah antara lain gen, jenis kelamin, promosi kesehatan, surveilen atau tidak

usia dan ras. sedangkan faktor resiko ada di seksi manapun. Strategi nasional

yang dapat diubah seperti merokok, pencegahan dan pengendalian PTM

aktifitas fisik yang kurang, penggunaan pada dasarnya telah sejalan dengan

garam, konsumsi alkohol, stres dan strategi global. Strategi nasional

konsumsi kafein (Casey dkk, 2012). pencegahan dan pengendalian PTM

Hipertensi sampai saat ini masih mencakup tiga dimensi seperti

menjadi masalah utama kesehatan pendekatan berbasis masyarakat,

masyarakat dan secara global masih sistem surveilen dan penanganan

menjadi isu kesehatan global di Negara kasus. Namun, kebijakan dan strategi
Indonesia. Menurut American Heart nasional masih belum dapat diterapkan
secara optimal di semua provinsi dan
2
kabupaten di Indonesia dibuktikan masyarakatnya berasal dari Suku
dengan prevalensi angka kejadian Baduy. Berdasarkan hasil penelitian
hipertensi menurut Riset Kesehatan oleh Sukandar tahun 2009
Dasar tahun 2013 diketahui bahwa menyebutkan bahwa frekuensi
73,4% (Rencana Aksi Kegiatan konsumsi pangan masyarakat Baduy
Pengendalian Penyakit Tidak Menular adalah ikan asin merupakan sumber
Revisi I Tahun 2015-2019, 2016) protein hewani, dan paling sering
Laporan Riskesdas pada tahun 2014 mengkonsumsi garam. Berdasarkan
menunjukan bahwa posisi penyakit pengamatan pola hidup masyarakat
Hipertensi di wilayah provinsi Banten Teluknaga yang termasuk dalam
memiliki prevalensi Hipertensi sebesar provinsi Banten yaitu mengkonsumsi
24,3% lebih rendah dari hasil makanan siap saji, masih banyak yang
prevalensi Hipertensi nasional sebesar mengkonsumsi makanan berlemak dan
25,8%. Menurut laporan Dinas tinggi garam. Mayoritas sumber air
Kesehatan Kabupaten Tangerang masyarakat Teluknaga baik, namun
Tahun 2010 Banten termasuk dalam pada masyarakat pesisir kualitas
lima provinsi dengan prevalensi sumber air dari laut. Penduduk
Hipertensi tertinggi 9,4%. Berdasarkan Teluknaga terdiri dari tiga belas desa
data 20 besar penyakit rawat jalan di dengan jumlah penduduk 500,000 jiwa,
Puskesmas se-Kota Tangerang Tahun mayoritas tingkat pendidikan
2015 menurut Profil Kesehatan Kota masyarakat Teluknaga yaitu Sekolah
Tangerang Tahun 2015, penyakit Menengah Atas (SMA). Letak wilayah
Hipertensi menduduki peringkat kedua Teluknaga dekat dengan pesisir pantai
dengan jumlah 6,10%, namun dari mayoritas penduduknya berkerja
hasil gambaran Status Kesehatan sebagai nelayan, masyarakat pesisir
Masyarakat Desa Tanjung Pasir, biasanya mengkonsumsi makanan hasil
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten laut seperti ikan basah maupun ikan
Tangerang, Banten angka kejadian yang diawetkan (ikan asin).
hipertensi sebanyak 9,4%. (Dinas Berdasarkan penelitian yang telah
Kesehatan Kabupaten Tangerang, dilakukan oleh Wijayanti tahun 2015
2015) masyarakat pesisir Desa Tanjung Pasir
Masyarakat Banten biasanya Teluknaga menunjukan kurangnya
mengkonsumsi makanan hasil perilaku hidup bersih sehat masyarakat
pertanian dan kebanyakan masih rendah terutama olahraga,
3
mengkonsumsi makanan yang dibatasi pada penyakit hipertensi
diawetkan, dan merokok (Profil diantaranya yaitu makanan yang diolah
Teluknaga Tangerang 2017) dengan menggunakan garam natrium
Hasil dari wawancara dengan 10 (biscuit, craker, keripik dan makanan
orang yang dilakukan oleh peneliti saat kering yang asin). Bumbu-bumbu
melakukan studi awal penelitian seperti kecap, maggi, terasi, saus
didapatkan hasil yaitu menurut 8 orang tomat, saus sambal, tauco serta bumbu
yang sudah di wawancarai mengatakan penyedap lain yang pada umumnya
bahwa sehari-hari masih mengandung garam natrium (Pusat
mengkonsumsi makan asin, ikan basah Data dan Informasi Kementerian
yang di awetkan, kualitas air minum Kesehatan Republik Indonesia, 2015)
asli dari sumur karena dekat dengan Hasil penelitian yang dilakukan
pesisir pantai air sumur terasa asin. oleh Mardiyati tahun 2009
Menurut angka kejadian penyakit menunjukan bahwa kepatuhan
hipertensi diatas maka perlu dilakukan penderita hipertensi dalam
penatalaksanaan hipertensi dapat menjalankan diet hipertensi seperti diet
dilakukan dengan menggunakan obat- rendah garam dapat mencegah
obatan ataupun dengan cara modifikasi timbulnya penyakit hipertensi.
gaya hidup. Modifikasi gaya hidup Berdasarkan hasil penelitian yang
dapat dilakukan dengan membatasi telah dilakukan oleh Hermawan tahun
asupan garam tidak lebih dari - sendok 2005 bahwa adanya hubungan tingkat
teh (6 gr/hari), menurunkan berat pengetahuan klien tentang hipertensi
badan, menghindari minuman dengan sikap kepatuhan dalam
berkafein, rokok, dan minuman menjalankan diit hipertensi di wilayah
beralkohol. Olah raga juga dianjurkan Puskesmas Andong Boyolali, semakin
bagi penderita hipertensi, dapat berupa baik tingkat pengetahuan klien tentang
jalan, lari, jogging, bersepeda selama hipertensi semakin patuh dalam
20-25 menit dengan frekuensi 3-5 x per menjalankan diit hipertensi. Asupan
minggu. Penting juga untuk cukup garam yang dianjurkan dalam sehari
istirahat (6-8 jam), mengendalikan kurang lebih 2400 mg. 1 gram garam
stress, dan menjaga pola makan yang dapur mengandung 387,6 mg natrium.
harus dihindari atau dibatasi pada Oleh karena itu dianjurkan konsumsi
penyakit hipertensi. Salah satu garam dapur sekitar 5 gram (setara
makanan yang harus dihindari atau
4
dengan 1 ½ sendok) perhari Teluknaga. Pengumpulan data
(Ramayulis, 2010) menggunakan kuesioner pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian yang konsumsi diet rendah garam dan perilaku
telah dilakukan oleh Choirun tahun konsumsi diet rendah garam, dan uji
2014 menunjukkan bahwa sebagian statistic yang digunakan yaitu uji Chi
besar 70% responden penderita Square Untuk mengetahui adanya
hipertensi mempunyai pola makan hubungan pengetahuan dan perilaku
yang tidak sesuai dengan diet konsumsi diet rendah garam di Wilayah
hipertensi. Puskesmas Teluknaga.
Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Pratami F tahun 2016 juga HASIL PENELITIAN
menunjukan bahwa dari 5 penderita
1. Analisa Data Univariat
hipertensi terdapat 3 orang 60% tidak
a) Hasil Distribusi Frekuensi
mengetahui tentang diet rendah garam
Responden Menurut Data
untuk hipertensi ini dikarenakan tidak
Demografi
semua pasien hipertensi mendapatkan
Tabel 4.1
konsultasi gizi.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia
METODE PENELITIAN
Responden Di Wilayah Puskesmas
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
Teluknaga Kabupaten Tangerang 2018
Teluknaga Kabupaten Tangerang. Proses
Pengambilan data dilakukan pada bulan
Usia N Persentase (%)
April sampai Juni 2018. Penelitian ini
26 – 35 Tahun 2 4,88 %
menggunakan jenis penelitian kuantitatif 36 – 45 Tahun 10 24,4 %
dengan desain studi cross sectional. 46 – 55 Tahun 29 70,72 %
TOTAL 41 100.0 %
Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling Kategori usia (Depkes RI, 2009).
dengan jumlah sampel yang memenuhi Bedasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa
syarat kriteria inklusi dan eksklusi. responden pada penelitian ini yang
Sampel penelitian ini berjumlah 41 mengalami hipertensi lebih banyak pada
responden dari jumlah rata-rata populasi rentang usia lansia awal (46 – 55 tahun)
45 responden dan dihitung dengan yaitu sebanyak 29 responden (70,72 %).
menggunakan rumus solvin. Sampel pada
penelitian ini merupakan pasien yang
mengalami hipertensi di Puskesmas
5
Tabel 4.2 Pada penelitian ini tekanan darah
Distribusi Frekuensi Berdasarkan responden saat dilakukan penelitian
Tingkat Pendidikan Responden Di termasuk dalam kategori Grade I (140-
Wilayah Puskesmas Teluknaga 159 / 90-99 mmHg) sebanyak 27
Kabupaten Tangerang 2018 responden (65,9%).
b) Hasil distribusi frekuensi responden
Tingkat N Persentase (%) menurut variabel independen
Pendidikan
1) Pengetahuan Konsumsi Diet
Tidak Sekolah 3 7,32 %
SD 26 63,41 % Rendah Garam
SMP 7 17,07 % Tabel 4.4
SMA 4 9,76 % Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Perguruan 1 2,44 %
Tinggi Pengetahuan dan Perilaku Konsumsi
(D3/S1/S2/S3) Diet Rendah Garam Terhadap Angka
TOTAL 41 100.0 % Kejadian Hipertensi Di
WilayahPuskesmas Teluknaga
Bedasarkan tabel 4.2 menjukkan
Kabupaten Tangerang 2018
bahwa responden pada penelitian ini
Tabel 4.4.1
yang memiliki tingkat pendidikan SD
Distribusi Frekuensi Berdasarkan
yaitu sebanyak 26 responden (63,41%)
Pengetahuan Konsumsi Diet Rendah
yang termasuk dalam kategori
Garam Terhadap Angka Kejadian
berpendidikan dasar.
Hipertensu Di Wilayah Puskesmas
Tabel 4.3
Teluknaga Kabupaten Tangerang 2018
Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Tekanan Darah Responden Di
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Wilayah Puskesmas Teluknaga Pengetahuan 0 0
Kabupaten Tangerang 2018 Baik
Tekanan N Persentase (%) Pengetahuan 25 61,0
Darah Cukup Baik
Hipertensi 27 65.9 % Pengetahuan 16 39,0
dengan Grade I Kurang Baik
(140-159 / 90- TOTAL 41 100.0 %
99 mmHg)
Hipertensi 14 34.1 %
Berdasarkan tabel 4.4.1 menunjukan
dengan Grade
II (lebih dari bahwa sebagian besar responden pada
160 / 100
penelitian ini termasuk dalam kategori
mmHg)
TOTAL 41 100.0 %

6
pengetahuan cukup baik sebanyak 25 angka kejadian hipertensi di Wilayah
responden (61,0%). Puskesmas Teluknaga Kabupaten
Tangerang, April 2018. (n=41).
2) Perilaku Konsumsi Diet Rendah
Garam Tabel 4.5

Tabel 4.4.2 Analisa Uji Statistik Chi-Square (x²)

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Dan Perilaku Konsumsi

Pengetahuan dan Perilaku Konsumsi Diet Rendah Garam Terhadap Angka

Diet Rendah Garam Terhadap Angka Kejadian Hipertensi Di Wilayah

Kejadian Hipertensi Di Wilayah Puskesmas Teluknaga Kabupaten

Puskesmas Teluknaga Kabupaten Tangerang 2018

Tangerang 2018
Tingkat Tingkat Perilaku Total D OR P-
Pengetahuan Perilaku Perilaku f Value
Perilaku Frekuensi Persentase (%) Negatif Positif
Perilaku 12 29,3% Pengetahuan 11 5 16 1 5,856 0,033
Positif kurang baik 68,8% 31,3% 100,0
%
(Favourable)
Pengetahuan 18 7 25 1
Perilaku 29 70,7% cukup baik 72,0% 28,0% 100,0
Negatif %
(unfavourable) Jumlah 29 12 41
TOTAL 41 100.0 % 70,7% 29,3% 100,0
%
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa
Berdasarkan tabel 4.4.2 menunjukan
responden yang memiliki pengetahuan
bahwa sebagian besar responden pada
kurang baik dengan perilaku negatif
penelitian ini yang termasuk dalam
sebanyak 11 responden (68,8%),
kategori yang memiliki Perilaku Negatif
pengetahuan kurang baik dengan perilaku
(unfavourable) yaitu sebanyak 29
positif sebanyak 5 responden (31,3%),
responden (70.7%).
pengetahuan cukup baik dengan perilaku
2. Analisa Data Bivariat
negatif sebanyak 18 responden (72,0%),
Analisa bivariat pada penelitian ini
dan pengetahuan cukup baik dengan
menggunakan uji statistik berupa Chi-
perilaku negatif sebanyak 7 responden
Square (x²) dengan tingkat
(28,0%).
kepercayaan 95% dan tingkat
kemaknaan 5% dengan nilai 𝛼< 0,05.
Hasil uji statistik berupa Chi-
Hubungan pengetahuan dan perilaku
Square (x²) dengan tabel distribusi
konsumsi diet rendah garam terhadap

7
kontingensi 2x2 diperoleh nilai p-value= berangsur-angsur menyempit dan
0,033 dimana nilai p-value < 𝛼 0,05 yang menjadi kaku (Anggraeni, 2009).
memiliki arti ada hubungan antara Karakteristik kesehatan lanjut usia
pengetahuan dan perilaku konsumsi diet secara normal akan mengalami proses
rendah garam dengan angka kejadian penuaan. Proses menua didefinisikan
hipertensi di Wilayah Puskesmas sebagai perubahan yang terkait
Teluknaga Kabupaten Tangerang. Dari waktu, bersifat universal, intrinsik,
hasil analisis di peroleh pula nilai progresif, dan detrimental. Keadaan
OR=5,856 artinya pengetahuan cukup ini menyebabkan berkurangnya
baik dengan perilaku negatif mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap
peluang 5,85 kali untuk menerapkan lingkungan dan kemampuan bertahan
pengetahuan dan perilaku konsumsi diet hidup. Banyak faktor yang
rendah garam terhadap angka kejadian mempengaruhi proses penuaan setiap
hipertensi dibandingkan dengan hubungan individu dan setiap organ tubuh, hal
pengetahuan kurang baik dengan perilaku ini dipengaruhi gaya hidup,
positif. lingkungan, dan penyakit degeneratif.
Proses menua pada berbagai organ
PEMBAHASAN
seperti pembuluh darah dan jantung.
1) Data demografi
Manusia sehat dapat meningkatkan
a) Kategori usia
curah jantung secara efektif sebagai
Pada penelitian ini menunjukan
tanggapan terhadap latihan jasmani
bahwa responden yang mengalami
sebagai bentuk kompensasi
hipertensi dalam kategori sebagian
perubahan. Akibat proses menua
terdapat pada rentang usia lansia awal
denyut jantung berubah, antara lain
(46-55 tahun) yaitu sebanyak 29
berkurangnya frekuensi jantung,
responden (70,72 %). Dibuktikan
respon terhadap stres. Akibatnya
dengan adanya teori yang
timbul keterbatasan dalam aktifitas
menyampaikan bahwa bertambahnya
keseharian pada lansia terutama
usia mengakibatkan tekanan darah
aktifitas yang berat. Frekuensi denyut
meningkat, karena dinding arteri pada
jantung maksimal menurun pada
usia lanjut akan mengalami
lansia, kinerja jantung lansia akan
penebalan yang mengakibatkan
lebih rentan terhadap kondisi
penumpukan zat kolagen pada lapisan
kekurangan cairan seperti pada
otot, sehingga pembuluh darah akan
keadaan dehidrasi dan perdarahan.
8
Sklerosis dan kalsifikasi dapat fisik juga dapat meningkatkan risiko
menyebabkan disfungsi katup kelebihan berat badan yang akan
terutama pada stenosis aorta. menyebabkan risiko hipertensi
Elastisitas jaringan penyambung meningkat (Arisman, 2009).
pembuluh darah berkurang dan Hal ini sesuai dengan penelitian
kejadian aterosklerosis meningkat. yang dilakukan oleh Nainggolan.
Keadaan ini akan mengakibatkan Armiyati, dkk tahun 2011 dengan
resistensi pembuluh darah perifer. judul hubungan dukungan keluarga
Respon otot polos pembuluh darah dengan kepatuhan diit rendah garam
terhadap stimulasi adrenergic beta dan keteraturan kontrol tekanan darah
menurun sehingga menyebabkan pada penderita hipertensi
relaksasi dan vasodilatasi berkurang. menunjukkan bahwa jumlah
Selain menambah stres pada jantung, responden yang mengalami hipertensi
perubahan ini dapat meningkatkan paling banyak adalah pada kelompok
prevalensi penyakit aterosklerosis usia 41-65 tahun sebanyak 39
sehingga menempatkan lansia pada responden (86,66%).
risiko tinggi mengalami morbiditas Usia responden pada penelitian ini
dan mortalitas akibat kegawatan termasuk usia lansia awal, faktor
jantung dan pembuluh darah yang mempengaruhi pengetahuan
termasuk hipertensi. Kurangnya pada penelitian ini yaitu terdiri dari
aktifitas fisik sangat mempengaruhi faktor internal dimana usia dan
stabilitas tekanan darah. Pada orang pendidikan sangat mempengaruhi
yang tidak aktif melakukan kegiatan tingkat pengetahuan, dan faktor
fisik cenderung mempunyai frekuensi eksternal dilihat dari lingkungan dan
denyut jantung yang lebih tinggi. Hal sosial budaya. Selain itu, pola
tersebut mengakibatkan otot jantung konsumsi dan jenis konsumsi sangat
bekerja lebih keras pada setiap mempengaruhi tingkat pengetahuan
kontraksi. Makin keras usaha otot seseorang dalam memenuhi tingkat
jantung dalam memompa darah, konsumsi serat, karbohidrat, lemak
makin besar pula tekanan yang dan konsumsi garam yang memiliki
dibebankan pada dinding arteri efek langsung terhadap tekanan darah
sehingga meningkatkan tahanan jika dikonsumsi secara berlebihan
perifer yang menyebabkan kenaikkan dan sangat berdampak pada pasien
tekanan darah. Kurangnya aktifitas dengan penyakit hipertensi yang tidak
9
patuh dalam pelaksanaan diet membuahkan pengetahuan yang
hipertensi. baik yang menjadikan hidup yang
b) Tingkat Pendidikan berkualitas, pada umumnya semakin
Pada penelitian ini menujukkan tinggi tingkat pendidikan seseorang
bahwa responden pada penelitian ini maka semakin baik pula
sebagian yang memiliki tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo,
pendidikan SD yaitu sebanyak 26 2003).
responden (63,41%) yang termasuk Hal ini sesuai dengan penelitian
dalam kategori berpendidikan dasar. yang dilakukan oleh Novian, A
Menurut hasil Riset Kesehatan tahun 2014 dengan judul penelitian
Dasar tahun 2013 menyatakan faktor yang berhubungan dengan
bahwa penyakit hipertensi kepatuhan diit hipertensi
cenderung tinggi pada pendidikan menunjukkan bahwa responden
rendah atau dasar. Tinggi nya resiko yang patuh terhadap kepatuhan dii
terkena penyakit hipertensi pada hipertensi diketahui bahwa dari 10
tingkat pendidikan rendah atau responden yang tidak berpendidikan
dasar, kemungkinan disebabkan rendah tidak tamat SLTP (66,7%)
karena kurangnya pengetahuan pada hal ini disebabkan rendahnya
seseorang yang berpendidikan tingkat pendidikan dan sumber
rendah atau dasar terhadap informasi terhadap kepatuhan diit
kesehatan dan sulit atau lambat hipertensi.
menerima informasi (penyuluhan) Pada penelitian ini tingkat
yang berdampak pada perilaku atau pendidikan responden sebagian dari
pola hidup sehat. pendidikan dasar, tingkat
Tingkat pendidikan juga pengetahuan pada responden
merupakan salah satu faktor yang penelitian cukup baik namun jika
mempengaruhi persepsi seseorang dikaitkan dengan teori kemungkinan
atau lebih mudah menerima ide-ide pengetahuan akan sumber informasi
dan teknologi. Pendidikan meliputi responden masih dikatakan kurang
peranan penting dalam menentukan jika dilihat secara umum dikatakan
kualitas manusia dianggap akan jika semakin tinggi tingkat
memperoleh pengetahuan pendidikan maka semakin baik
implikasinya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang dan
pendidikan, hidup manusia akan pada kenyataan yang peneliti
10
temukan pada saat melakukan meningkatnya tekanan darah. (Lany
penelitian tidak sama dengan teori. Gunawan, 2001).
Responden penelitian ini justru Hal ini sejalan dengan
tidak termasuk dalam kategori penelitian yang dilakukan oleh
berpendidikan tinggi namun Agusti, P tahun 2014 dengan judul
responden sebagian dari pendidikan hubungan hipertensi derajat 1 dan
dasar dengan pengetahuan yang derajat 2 pada obesitas terhadap
cukup baik. komplikasi organ menunjukkan
c) Tekanan Darah bahwa pasien yang memilki
Pada penelitian ini tekanan komplikasi ke jantung akibat
darah responden saat dilakukan hipertensi grade I sebanyak 17
penelitian termasuk dalam kategori responden (73,9%) yang
Grade I (140-159 / 90-99 mmHg) menunjukkan bahwa tidak ada
sebanyak 27 responden (65,9%). hubungan hipertensi derajat 1 dan 2
Dibuktikan dengan adanya teori terhadap komplikasi jantung.
yang menyampaikan bahwa Pada penelitian ini tekanan
hipertensi pada grade I biasanya darah sebagian responden termasuk
terjadi pada penyakit hipertensi dalam Hipertensi Grade I, tekanan
essensial (hipertensi primer) yaitu darah pada responden penelitian ini
hipertensi yang tidak diketahui rentang 140-159 / 90-99 mmHg dan
penyebabnya. Hipertensi primer termasuk dalam hipertensi essensial
terdapat lebih dari 90% penderita (hipertensi primer) karena sebagian
hipertensi, sedangkan 10% sisanya responden tidak mengetahui
disebabkan oleh hipertensi penyebab terjadinya penyakit
sekunder. Meskipun hipertensi hipertensi dibuktikan dengan
primer belum diketahui dengan pasti adanya teori bahwa hipertensi
penyebabnya karena pada umumnya essensial (hipertensi primer)
hipertensi tidak mempunyai hipertensi yang tidak diketahui
penyebab yang spesifik, hipertensi penyebabnya. Dilihat kembali
terjadi sebagai respon peningkatan bagaimana gaya hidup responden
cardiac output atau peningkatan tersebut sebelum memiliki penyakit
tekanan perifer. Perubahan pada hipertensi sehingga responden dapat
jantung dan pembuluh darah mengurangi resiko terjadinya
kemungkinan dapat menyebabkan komplikasi dengan memodifikasi
11
gaya hidup atau menjalani diet pada (61,0%). Namun masih
hipertensi. terdapat responden yang
2) Variabel Penelitian memiliki sebagian
1. Variabel Independen: Pengetahuan pengetahuan kurang baik
dan Perilaku sebanyak 16 responden
a) Pengetahuan (39,0%), pada saat penelitian
Pada penelitian ini sebagian responden bisa
menunjukan bahwa sebagian membaca dan menulis, pada
responden pada penelitian ini saat diberikan kuesioner oleh
termasuk dalam kategori peneliti beberapa responden
pengetahuan baik sebanyak 0 minta dibacakan kuesionernya
responden (0 %), pengetahuan dengan peneliti, kemungkinan
cukup baik sebanyak 25 untuk penyerapan pernyataan
responden (61,0%) dan yang diberikan kurang di
pengetahuan kurang baik pahami sehingga pengetahuan
sebanyak 16 responden yang didapat kurang optimal
(39,0%). diterima oleh responden. Dari
Menurut Notoatmodjo tempat penelitian cukup
tahun 2003 pengetahuan mendukung dalam
adalah apa yang diketahui oleh memberikan kuesioner kepada
manusia atau hasil pekerjaan responden, karena peneliti
manusia menjadi tahu dan diberikan tempat khusus untuk
sebagian besar pengetahuan melakukan penelitian sekaligus
diperoleh melalui indra wawancara dengan responden,
penglihatan, pendengaran, petugas puskesmas sudah rutin
raba, dan penciuman. Faktor- dalam memberikan
faktor yang mempengaruhi penyuluhan dan edukasi
pengetahuan seseorang adalah kepada pasien dengan penyakit
pendidikan, pekerjaan, usia, hipertensi melalui program
minat, dan pengalaman. penyakit tidak menular yang
Pada penelitian ini ada di puskesmas, dilihat dari
sebagian responden memiliki tujuan penlietian ingin
pengetahuan cukup baik mengetahui bagaimana
sebanyak 25% responden pengetahuan konsumsi diet
12
rendah garam terhadap angka melainkan juga melalui
kejadian hipertensi jika dilihat pengalaman. Selain itu
karakteristik responden cukup pengetahuan juga didapat
memenuhi kriteria penelitian melalui sarana informasi yang
namun pengetahuan responden tersedia dirumah, seperti radio
tidak bisa diukur karena dan televisi. Sebagian besar
tingkat pengetahuan seseorang pengetahuan manusia
dapat dilihat bagaimana diperoleh melalui mata dan
seseorang memahami telinga sehingga penggunaan
informasi. Dan dilihat pula panca indera terhadap suatu
dari faktor-faktor yang informasi sangat penting.
mempengaruhi pengetahuan b) Perilaku
seseorang seperti pendidikan, Pada penelitian ini
pekerjaan, usia, minat, dan menunjukan bahwa sebagian
pengalaman. besar responden pada penelitian
Hasil penelitian ini sejalan ini yang termasuk dalam
dengan penelitian yang kategori yang memiliki
dilakukan oleh Umami tahun Perilaku Negatif (unfavourable)
2015 dengan judul hubungan yaitu sebanyak 29 responden
pengetahuan tentang hipertensi (70.7%).
dan dukungan keluarga Responden penelitian ini
terhadap asupan natrium sebagian memiliki perilaku
penderita hipertensi negatif mengenai konsumsi diet
menunjukkan bahwa 26 rendah garam terhadap angka
responden (57.8%) memiliki kejadian hipertensi dilihat dari
pengetahuan baik, 19 hasil wawancara yang dilakukan
responden (42.2%) memiliki oleh peneliti pada saat
pengetahuan tidak baik. besar melakukan penelitian bahwa
baik kemungkinan dapat di dari 41 responden terdapat 20
pengaruhi oleh beberapa responden yang mengatakan
faktor, meliputi pengalaman, bahwa tidak rutin minum obat
serta sarana informasi. darah tinggi dan tidak pernah
Pengetahuan tidak hanya mengontrol diet terutama dalam
didapat secara formal mengurangi makanan asin
13
dalam kehidupan sehari-hari, dengan pengatahuan yang cukup
dan menganggap bahwa baik. Dilihat dari teori
pengobatan tidak penting untuk pengetahuan yang cukup baik
kesembuhan penyakit atau tergantung oleh tingkat
mencegah terjadinya pendidikan dan perilaku yang
komplikasi. Dapat dilihat dari positif dilihat bagaimana tingkat
teori tingkah laku psikologis keyakinan diri seseorang akan
manusia, tingkah laku bahwa pemahaman informasi, tingkat
responden pada penelitian ini pendidikan dan pengalaman
termasuk dalam tingkah laku yang dimiliki maka akan
bermasalah negatif dimana terbentuknya sebuah perilaku
responden termasuk dalam (Sunaryo, 2004).
kebimbangan yaitu perilaku Menurut Notoatmodjo
yang selalu tampak merasa tahun 2003 Terbentuknya suatu
takut, bimbang dan tidak perilaku baru dimulai dari
memiliki keyakinan diri. domain kognitif atau
Responden tidak yakin akan pengetahuan yang kemudian
pengobatan yang membuat menimbulkan respon batin
responden bimbang akan proses dalam bentuk sikap yang
penyakit dan bimbang akan selanjutnya menimbulkan
pengobatan yang dijalani namun respon yang lebih jauh lagi yaitu
tidak merasa bahwa dengan yang berupa aksi atau perilaku.
minum obat akan mencegah Apabila penerimaan perilaku
terjadinya komplikasi. bervariasi atau adopsi perilaku
Kesadaran responden akan disadari pengetahuan,
pengobatan dan diet masih kesadaran, dan sikap yang
kurang karena tanpa keyakinan positif, maka perilaku tersebut
diri tidak akan memperoleh akan bersifat langgeng (long
perilaku yang positif. lasting). Sebaliknya apabila
Terbentuknya perilaku yang perilaku itu tidak disadari oleh
postif seharusnya didasari oleh pengetahuan dan kesadaran
pengatahuan yang cukup namun maka tidak akan berlangsung
pada penelitian ini justru lama. Meskipun tingkat
perilaku responden negatif pengetahuan yang dimiliki tidak
14
langsung menentukan 2. Analisis Statistik: Hipertensi
bagaimana perilaku seseorang, (Tekanan Darah Responden)
namun pengetahuan tersebut a) Hipertensi (Tekanan Darah
akan mempengaruhi Responden)
kecenderungan akan Pada penelitian ini tekanan
menghasilkan perilaku yang darah responden saat dilakukan
lebih buruk oleh karena itu penelitian termasuk dalam
pengetahuan dan sikap sangatlah kategori Grade I (140-159 / 90-
diperlukan karena pengetahuan 99 mmHg) sebanyak 27
dan sikap merupakan domain responden (65,9%). Menurut
yang sangat penting untuk Bangun, A.P tahun 2002 pada
terbentuknya tindakan penderita hipertensi paling
seseorang. banyak terjadi pada klasifikasi
Hasil penelitian ini sejalan Grade I (Stadium Ringan)
dengan penelitian yang karena pada 90% penderita
dilakukan oleh Mordiana & hipertensi penyebabnya tidak
Wetar tahun 2015 dengan judul diketahui atau disebut hipertensi
gambaran perilaku pasien primer atau hipertensi esensial.
hipertensi di wilayah kerja Biasanya terjadi karena faktor
Puskesmas Banjangkarang II genetik, jenis kelamin, usia, diet,
Kabupaten Klungkung Bali berat badan dan gaya hidup.
2014 menunjukkan bahwa Hasil penelitian ini sejalan
perilaku responden menurut dengan penelitian yang
kepatuhan minum obat sebanyak dilakukan oleh Nainggolan.
(87,8), diet hipertensi (68%), Armiyati, dkk tahun 2011
kebiasaan olahraga (53,7%). dengan judul hubungan
Perilaku diet hipertensi pada dukungan keluarga dengan
pasien dengan memiliki kepatuhan diit rendah garam dan
penyakit hipertensi dilihat dari keteraturan control tekanan
kepatuhan minum obat, diet darah pada penderita hipertensi
hipertensi dan kebiasaan menunjukkan bahwa tekanan
olahraga dapat dikatakan pasien darah responden saat melakukan
tersebut memlki perilaku positif kontrol tekanan darah paling
dan perilaku negatif.
15
banyak kategori ringan, perilaku negatif konsumsi
sebanyak 53,33% . diet rendah garam, jika
Tekanan darah sebaiknya dilihat dari hasil OR bahwa
dikontrolkan secara rutin. Bila dengan pengetahuan yang
diabaikan hipertensi ringan bisa cukup baik namun perilaku
berubh menjadi hipertensi berat. negatif terdapat hubungan
Hipertensi berat bila tidak dengan P-Value 0,033.
diobati bisa menibulkan Namun sebagian responden
komplikasi dan berakhir pada memiliki pengetahuan kurang
kematian. baik dengan perilaku negatif
3. Analisis Statistik: Hubungan sebanyak 11 responden
Pengetahuan dan Perilaku (68,8%), responden yang
Konsumsi Diet Rendah Garam memiliki pengetahuan kurang
a) Pengetahuan dan Perilaku baik dengan perilaku positif
Konsumsi Diet Rendah sebanyak 5 responden
Garam (31,3%), sebagian responden
Dari Hasil uji statistik juga memiliki pengetahuan
berupa Chi-Square (x²) cukup baik dengan perilaku
dengan tabel distribusi positif sebanyak 7 responden
kontingensi 2x2 diperoleh (28,0%) kemudian terdapat
nilai p-value= 0,033 dimana sebagian responden yang
nilai p-value < 𝛼 0,05 yang memiliki pengetahuan cukup
memiliki arti ada hubungan baik dengan perilaku negatif
antara pengetahuan dan sebanyak 18 responden
perilaku konsumsi diet (72,0%).
rendah garam dengan angka Perilaku negatif tidak
kejadian hipertensi di mempengaruhi tingkat
Wilayah Puskesmas pengetahuan responden yang
Teluknaga Kabupaten memiliki tingkat pendidikan
Tangerang. Dilihat dari hasil dasar, mungkin sebagian
statistik nilai OR yaitu 5,856 responden rasa ingin tahu,
dimana memilki peluang 5,85 memahami informasi dan
kali untuk menerapkan pengalaman akan penyakit
pengetahuan cukup baik dan lebih banyak didapat melalui
16
penyuluhan kesehatan dan hari masih mengkonsumsi
edukasi yang dilakukan makan asin, ikan basah yang
petugas puskesmas atau dari di awetkan, kualitas air
tempat lain sudah optimal, minum asli dari sumur karena
namun perilaku responden dekat dengan pesisir pantai
yang negatif dapat dinilai air sumur terasa asin. Dengan
dari tingkat kesadaran diri, pengetahuan yang cukup baik
sumber informasi, rasa ingin dan perilaku negatif dapat
tahu yang masih belum mempengaruhi konsumsi diet
optimal maka dapat dikaitkan rendah garam dibuktikan dari
dengan lingkungan sekitar hasil wawancara pada saat
dan gaya hidup karena melakukan penelitian bahwa
keduanya sangat dari 41 responden penelitian
mempengaruhi terbentuknya terdapat 20 responden yang
perilaku. Jika dikaitkan mengatakan bahwa tidak
dengan program yang sudah rutin minum obat darah
ada di puskesmas seperti tinggi dan tidak pernah
program penyakit tidak mengontrol diet terutama
menular sudah berjalan dalam mengurangi makanan
dengan baik namun perilaku asin dalam kehidupan sehari-
responden sebagian masih hari, dan menganggap bahwa
negatif maka bisa dilihat pengobatan tidak penting
kembali bagaimana untuk kesembuhan penyakit
lingkungan dan gaya hidup atau mencegah terjadinya
responden tersebut. komplikasi.
Dilihat pula pada saat Hasil penelitian ini sejalan
peneliti melakukan studi awal dengan penelitian yang
dari hasil wawancara dengan dilakukan oleh Novian tahun
10 orang yang dilakukan oleh 2014 yang menyatakan
peneliti saat melakukan studi bahwa terdapat hubungan
awal penelitian didapatkan yang signifikan antara tingkat
hasil yaitu menurut 8 orang pendidikan, tingkat
yang sudah di wawancarai pengetahuan dengan
mengatakan bahwa sehari-
17
kepatuhan diit pasien hipertensi saja, peneliti tidak melihat
hipertensi. faktor lain pada pasien yang
Hasil penelitian ini sejalan mengalami hipertensi sehingga tidak
dengan penelitian yang dapat dipertimbangkan terlebih dahulu
dilakukan oleh South dkk oleh peneliti sebelum melakukan
tahun 2014 yang menyatakan penelitian.
bahwa terdapat hubungan
KESIMPULAN
yang signifikan antara gaya
hidup dengan penyakit 1. Berdasarkan data demografi sebagian
hipertensi. responden yang memiliki hipertensi
lebih banyak pada rentang usia lansia
KETERBATASAN PENELITIAN
awal, tingkat pendidikan SD yang
1. Pengumpulan data menggunakan termasuk dalam kategori
kuesioner mempunyai dampak sangat berpendidikan dasar dan tekanan
subjektif sehingga kebenaran data darah responden termasuk dalam
tergantung pada kejujuran dari kategori Grade I (140-159 / 90-99
responden. mmHg).
2. Jumlah sampel pada penelitian ini 2. Pada penelitian ini tingkat
dibatasi karena peneliti hanya melihat pengetahuan responden termasuk
data secara lokal (data yang ada di dalam kategori pengetahuan cukup
Puskesmas Teluknaga dengan baik sebanyak 25 responden (61,0%)
mengambil populasi tiga bulan dan sebagian responden masih
terakhir) tanpa melihat data hipertensi memiliki perilaku negatif
secara global karena dibatasi pula (unfavourable) yaitu sebanyak 29
dengan waktu penelitian yang hanya responden (70.7%).
dilakukan satu bulan dan peneliti 3. Hasil penelitian ini didapatkan
hanya melakukan penelitian di pengetahuan cukup baik dengan
Puskesmas Telukanaga sehingga perilaku negatif sebanyak 18
kesimpulan pada penelitian ini tidak responden (72,0%).
bisa dijelaskan secara general hanya 4. Terdapat Hubungan Pengetahuan dan
secara lokal saja. Perilaku Konsumsi Diet Rendah
3. Peneliti hanya fokus pada faktor Garam Terhadap Angka Kejadian
pengetahuan dan perilaku konsumsi Hipertensi Di Wilayah Puskesmas
diet rendah garam pada pasien

18
Teluknaga dengan nilai p-value= 4. Bagi Petugas Program PTM
0,033. Melakukan evaluasi terhadap
SARAN program yang sudah berjalan di
masyarakat terutama pada penyakit
1. Bagi Institusi Pendidikan
tidak menular seperti hipertensi
Diharapkan dapat menjadi
dengan melihat faktor apa saja yang
evidence based bagi perkembangan
membuat angka kejadian hipertensi
ilmu keperawatan, khususnya
masih tinggi selain tingkat
mengenai pentingnya pengetahuan
pengetahuan dan perilaku diet
dan perilaku konsumsi diet rendah
hipertensi untuk dapat di evaluasi
garam pada pasien hipertensi.
kembali apakah program yang sudah
2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
ada berjalan atau tidak di masyarakat
Membuat program edukasi dan
dengan bertujuan untuk menurunkan
penyuluhan kesehatan secara rutin
angka kejadian hipertensi.
tentang bahaya penyakit hipertensi
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
dan cara pencegahannya kepada
Penelitian ini hanya penelitian
masyarakat terutama pasien
dasar, bagi peneliti selanjutnya
hipertensi dalam menjalani diet
diharapkan dapat mengembangkan
hipertensi dengan memperhatikan
lebih lanjut pada penelitian yang
faktor lain yang dapat menimbulkan
sejenis terkait faktor-faktor lain selain
penyakit hipertensi.
pengetahuan dan perilaku konsumsi
3. Bagi Tempat Penelitian
diet rendah garam terhadap angka
a. Melakukan survey berkala terhadap
kejadian hipertensi sehingga dapat
masyarakat Wilayah Teluknaga
diperoleh hasil yang lebih variatif
untuk memberikan tindakan-
tindakan sebagai upaya menurunkan
angka kejadian hipertensi di
masyarakat.
b. Mengevaluasi hasil program
edukasi dan penyuluhan
kesehatan yang sudah diberikan.

19
DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang
Agusti, P (2014). Hubungan Hipertensi (2010). Profil Kesehatan Kabupaten
Derajat 1 Dan Derajat 2 Pada Tangerang. diakses Mei 2011
Obesitas Terhadap Komplikasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang
Organ. diakses tanggal 21 Juli 2014
(2015). Profil Kesehatan Kabupaten
American Heart Association (2014). AHA Tangerang. diakses Agustus 2015
Retrieved August 5 2016.
Hermawan (2005). Hubungan Tingkat
Formheart.org:http://www.heart.or
Pengetahuan Klien Tentang
g/HEARTORG/Conditions/Choleste
Hipertensi Dengan Sikap
rol/AboutCholesterol/AboutCholeste
Kepatuhan Dalam Menjalankan
rol. diakses tanggal 4 April 2014
Diit Hipertensi Di Wilayah
Anggraeni (2009). Hubungan beberapa
Puskesmas Andong Boyolali.
faktor obesitas dan hipertensi.
diakses tanggal 29 Maret 2005
Semarang Medika Indonesia:
Rineka Cipta Jakarta Lany Gunawan (2001). Hipertensi
Tekanan Darah Tinggi.
Arisman (2009). Gizi Dalam Daur
Yogjakarta: Kanisius
Kehidupan Edisi III. Jakarta: EGC
Mardiyati (2009). Hubungan tingkat
Casey. Aggie. Benson, dkk (2012).
pengetahuan penderita hipertensi
Menurunkan Tekanan Darah.
dengan sikap menjalani diit di
Jakarta: Kelompok Gramedia
Puskesmas Ngawen 1 Kabupaten
Choirun (2014). Gambar pola makan Gunung Kidul Provinsi D.I.Y
pada penderita hipertensi yang Fakultas Ilmu Kesehatan
menjalani rawat inap di IRNA F Universitas Gajah Mada
RSUD Syarif Ambami Rato Abu Yogjakarta. Jurnal diakses tanggal
Pangkalan Madura. Journal of 27 Desember 2009
Health sciences. 2014:7(1)
Mordiana, P, R. Wetar, I, W (2015).
Departemen Kesehatan RI (2013). Profil Gambaran perilaku pasien
Kesehatan Indonesia. diakses hipertensi di wilayah kerja
tanggal 18 Maret 2013 Puskesmas Banjangkarang II
Kabupaten Klungkung Bali 2014.
Diakses tanggal 8 Maret 2016

20
Nainggolan. Armiyati, dkk (2011). Profil Teluknaga Tangerang (2017).
Hubungan dukungan keluarga Gambaran Status Kesehatan
dengan kepatuhan diit rendah Masyarakat Desa Tanjung Pasir
garam dan keteraturan control Kecamatan Teluk Naga Kabupaten
tekanan darah pada penderita Tangerang Banten. diakses 20
hipertensi di Poliklinik RSUD Januari 2017
Tugurejo Semarang. Diakses 11
Ramayulis (2010). Hubungan gaya hidup
November 2015
dan pola makan dengan kejadian
Notoatmodjo (2003). Pendidikan dan hipertensi di Kelurahan Sawangan
perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Baru Kota Depok 2015. Jurnal
Cipta diakses Agustus 2016

Novian, A (2014). Faktor yang Rencana Aksi Kegiatan Pengendalian


berhubungan dengan kepatuhan diit Penyakit Tidak Menular Revisi I
hipertensi (Studi Pada Pasien Tahun 2015-2019 (2016)
Rawat Jalan di Rumah Sakit Islam
Riset Kesehatan Dasar (2013), Badan
Sultan Agung Semarang Tahun
Penelitian dan Pengembangan
2013). Diakses tanggal 2 Mei 2015
Kesehatan Kementerian RI tahun
Purnomo, H (2009). Penyakit Yang Paling 2013. diakses tanggal 19 Oktober
Mematikan (Hipertensi). Jakarta: 2014, dari
Buana Pustaka http://www.depkes.go.id/resources/
download/general/hasil%20Riskesd
Pusat Data dan Informasi Kementerian
as%202013.pdf.
Kesehatan Republik Indonesia
(2015) Riset Kesehatan Dasar (2014). Gambaran
Status Kesehatan Masyarakat Desa
Pratami, F (2016). Pengetahuan pasien
Tanjung Pasir Kecamatan Teluk
hipertensi terhadap diet rendah
Naga Kabupaten Tangerang
garam sebelum dan sesudah
Banten. diakses 20 Januari 2017
diberikan konsultasi gizi di Poli
Gizi Rumah sakit Raden Sukandar (2009). Kebiasaan Dan
MATTAHER Tahun 2017. Jurnal Konsumsi Pangan Suku Baduy.
diakses November 2017 Jurnal

21
Sunaryo (2004). Psikologi Untuk
Kesehatan. Jakarta:EGC

Umami (2015). Hubungan pengetahuan


tentang hipertensi dan dukungan
keluarga terhadap asupan natrium
penderita hipertensi rawat jalan di
RSUD Kabupaten Sukoharjo.
Diakses tanggal 10 September 2015

Wijayanti (2015). Gambaran Status


Kesehatan Masyarakat Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan
Telukanaga, Kabupaten Tangerang,
Banten. Jurnal diakses tanggal 20
Januari 2015

World Health Organization (2011).


Report Of Hypertension. Geneva:
WHO

22

Anda mungkin juga menyukai