Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN POLA HIDUP PENDERITA HIPERTENSI DENGAN

KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


NUHA KABUPATEN LUWU TIMUR

Abstrak. Hipertensi merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia karena tingginya tingkat prevalensi

dan berhubungan dengan peningkatan resiko penyakit kardiovaskular. Secara global, hipertensi telah

mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa sedangkan di Indonesia berdasarkan pengukuran tekanan darah

pada umur ≥18 tahun adalah sebesar 25,8%. Upaya penanganan terhadap penderita hipertensi dititik

beratkan pada faktor yang masih bisa dikendalikan seperti mengubah pola hidup yang negatif dari

penderita hipertensi itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara pola hidup

penderita hipertensi dengan kejadian hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Nuha Kabupaten

Luwu Timur. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan

Cross

Sectional Study. Sampel dalam penelitian ini adalah 46 penderita hipertensi. Teknik penarikan sampel

menggunakan teknik purposive sampling. Variabel yang diteliti terdiri dari variabel terikat yaitu kejadian

hipertensi dan variabel bebas yaitu pola hidup. Analisis yang digunakan adalah univariat dan bivariat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan pola hidup penderita dengan kejadian hipertensi

dengan nilai p= 0,000. Simpulan pada penelitian ini yaitu. Ada hubungan pola hidup penderita

hipertensi dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Nuha Kabupaten

Luwu timur,diharapkan masyrakat dapat meningkatkan pola hidup sehat dengan cara melakukan

olahraga dan

mengurangi makan makanan yang berlemak guna mencegah terjadinya hipertensi.


terjadinya hipertensi meliputi faktor mayor yaitu
faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan dan
Pendahuluan faktor minor yaitu faktor risiko yang masih
Hipertensi merupakan masalah kesehatan dapat dikendalikan. Keturunan, ras, jenis
terbesar di dunia karena tingginya tingkat kelamin, dan
prevalensi dan berhubungan dengan peningkatan usia merupakan faktor risiko yang tidak dapat
resiko penyakit kardiovaskular1. Hipertensi dikendalikan (mayor). Sedangkan kurang
hampir mempengaruhi 26% dari populasi orang olahraga, merokok, pola pikir, pekerjaan,
dewasa di seluruh dunia bahkan pada tahun obesitas, minum kopi, alkohol, pola makan,
2025 diproyeksikan 29% dari populasi dunia stress
(1,56 miliar orang dewasa) akan mengalami merupakan faktor risiko yang masih dapat
hipertensi. Data dari WHO pada tahun 2013 dikendalikan (minor)5. Modifikasi pola hidup
menunjukan bahwa terdapat 9,4 juta warga yang sehat dapat dimulai dengan menjaga berat
dunia badan seimbang, olahraga teratur, mengurangi
setiap tahunnya. Presentase penderita hipertensi asupan garam, menjaga pola makan dengan
saat ini paling banyak terdapat di negara mengatur asupan kalori yang seimbang,
berkembang. Data Global Status Report on membatasi makanan yang mengandung banyak
Noncommunicable Disesases dari WHO (2013) lemak dan kolesterol. Selain itu, menghindari
menyebutkan, jumlah penderita hipertensi di kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol secara
negara ekonomi berkembang yaitu sebanyak berlebihan juga menjadi sasaran pelaksanaan
40%, non
sedangkan negara maju hanya 35%. Kawasan farmakologis. Stres juga perlu diperhatikan
Afrika memegang posisi puncak penderita karena stres mampu meningkatkan tekanan
hipertensi sebanyak 46%. Sementara kawasan darah
Amerika menempati posisi 35%. Di kawasan dan faktor resiko meningkatnya morbiditas pada
Asia penyakit kardiovaskular.
Tenggara, 36% orang dewasa menderita
Hipertensi.. Gaya hidup merupakan faktor penting yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya
Di Indonesia terjadi peningkatan prevalensi hidup yang tidak sehat dapat menjadi penyebab
hipertensi. Secara keseluruhan prevalensi terjadinya hipertensi misalnya aktivitas fisik dan
hipertensi di Indonesia tahun 2015 sebesar stress7. Seseorang yang kedua orang tua
26,5%. Pada tahun 2015 menjelaskan bahwa memiliki
prevalensi hipertensi berkisar antara 17-22%. riwayat penyakit hipertensi anaknya akan
Prevalensi hipertensi yang ditentukan beresiko terkena hipertensi, terutama pada
berdasarkan kriteria ambang hipertensi hipertensi primer (essensial) yang terjadi karena
(Bordeline Hypertension) yaitu tekanan darah pengaruh genetika8.
dengan rentang 141/91-159/94 mmHg,
diperkirakan 4,8-18,8% 3. Di Sulawesi Tenggara, belum ada hasil
Upaya menurunkan konsekuensi timbulnya penelitian atau survey tentang hipertensi. Data
penyakit hipertensi di Indonesia di butuhkan yang ada adalah data yang diperoleh dari
deteksi awal dan manajemen kesehatan yang kunjungan pada unit-unit pelayanan seperti
efektif. Kegiatan identifikasi faktor risiko Puskesmas dan jaringannya. Dari 82.425 orang
diharapkan mampu mendeteksi kasus hipertensi atau 8% penduduk berusia 18 tahun ke atas yang
secara efektif. Identifikasi faktor risiko dapat dilakukan pengukuran takanan darah, sebanyak
dilakukan melalui analisis gambaran 31.817 orang atau 38,60% yang mengalami
berdasarkan hipertensi. Berdasarkan jenis kelamin, hipertensi
karakteristik tertentu seperti karakteristik lebih banyak ditemukan pada laki-laki yaitu
individu dan faktor risiko terjadinya hipertensi . sebesar 50,32%, sedangkan pada perempuan
hanya sebesar 34,67%. Data ini hanya berasal
Beberapa faktor yang berperan dalam dari
11 kabupaten/kota, karena 6 daerah lainnya tidak lainnya lagi mengatakan bahwa sering
melaporkan hasil pemeriksaan tekanan darah di merasakan
wilayahnya, meskipun demikian data tersebut di stress sehingga untuk mangatasi stressnya ia
atas dapat menjadi acuan tentang gambaran sering merokok dan kadang juga mengkonsumsi
kasus minuman yang beralkohol.
hipertensi di Sulawesi Selatan yang
persentasenya berada di atas prevalensi nasional . Kesimpulan yang didapatkan dari hasil
wawancara awal bahwa masih banyak keluarga
Berdasarkan laporan tahunan pasien yang mempunyai pola hidup yang tidak
Dinkes Provinsi Sulsel bahwa trend penyakit sehat seperti pola makan yang tidak seimbang,
yang stress. Fenomena tersebut berdampak pada
ada, relatif tidak terlalu berbeda dari tahun ke kesehatan pasien yang mengalami hipertensi,
tahun. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak aktivitas fisik yang kurang, sering merokok dan
menular yang selalu ada dalam daftar ini mengkonsumsi alcohol serta sering mengalami
adalah Hipertensi dan Diabetes Mellitus10.
Untuk tahun 2016, jenis PTM yang masuk Metode
dalam Jenis penelitian yang digunakan adalah
daftar 10 besar tidak bertambah, tapi yang deskriptif analitik dengan menggunakan
menjadi catatan adalah kenaikan peringkatnya pendekatan Cross Sectional Study. Sampel
dalam daftar tersebut. Jika pada tahun 2015 dalam
Hipertensi berada pada urutan ke-4, pada tahun penelitian ini adalah 46 penderita hipertensi.
2016 urutan tersebut bergeser dimana Hipertensi Teknik penarikan sampel menggunakan teknik
naik ke urutan 2. Hal ini menunjukan bahwa purposive sampling. Variabel yang diteliti terdiri
meningkatnya jumlah penderita hipertensi dii dari variabel terikat yaitu kejadian hipertensi dan
Sulawesi Tenggara setiap tahunnya. Hipertensi variabel bebas yaitu pola hidup. Analisis yang
seringkali menjadi pemicu utama digunakan adalah univariat dan bivariate.
penyakitpenyakit
degeneratif lainnya. Hasil dan Pembahasan
1. Distribusi Karakteristk Responden
Jumlah penderita hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Nuha yang datang Distribusi frekuensi responden
memeriksakan diri dari tahun ketahun semakin berdasarkan karakteristik responden dapat
meningkat. Hal ini dapat diketahui dari jumlah dilihat pada table berikut.
penderita hipertensi pada 3 tahun terakhir. Pada Tabel 1. Karakteristik Responden
tahun 2016, jumlah penderita hipertensi
sebanyak
375 orang dan menurun pada tahun 2017 Karakteristik Responden n (%)
menjadi sebanyak 354. Pada tahun 2018 Umur (tahun)
meningkat pesat yaitu sebanyak 486 sedangkan 35-55 25 (54,3)
jumlah pasien tahun 2019 pada bulan januari- 56-70 21 (45,7)
Maret yaitu sebanyak 75 orang. Pendidikan Terakhir
S1 7 (15,2)
Berdasarkan hasil wawancara awal yang SMA 16 (34,8)
dilakukan pada 6 orang pasien yang dating SMP 9 (19,6)
berobat di puskesmas Nuha, 3 orang pasien SD 8 (17,4)
mengatakan bahwa tekanan darah menjadi tinggi Tidak sekolah 6 (13)
ketika mereka sering mengkonsumsi makanan Pekerjaan
yang mengandung lemak tinggi dan sering PNS/pensiunan 8 (17,4)
mengkonsumsi kue yang yang digoreng, 2 orang Honorer 2 (4,3)
lain nuga mengatakan bahwa kurang melakukan Pedagang 13 (28,3)
aktivitas fisik seperti olah raga sedangkan 1 Petani 13 (28,3)
orang Tidak bekerja 10 (21,7)
Tabel 1 diatas menujukan bahwa umur hipertensi. Analisis multivariat menunjukkan
responden di dominasi oleh responden yang asupan natrium (OR Exp (B)=4,627) sebagai
35-55 tahun sebanyak 25 orang (54,3%), faktor resiko yang paling berhubungan dengan
pendidikan terakhir di dominasi oleh SMA kejadian hipertensi.
sebanyak 16 orang (34,8%) sedangkan
pekerjaan di dominasi oleh pedagang dan Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian
petani masing-masing sebanyak 13 orang yang dilakukan oleh Fitriani (2017)
(28,13%). menunjukan bahwa rata-rata tekanan darah
pekerja shift TS (124.64 mmHg), TD (77.32
2. Distribusi frekuensi responden mmHg) dan pekerja non-shift TS (123.64
berdasarkan mmHg), TD (76.27 mmHg). Max. nilai TS 159
variabel penelitian . mmHg dan Min. TS 91 mmHg. Max. Nilai TD
96
Tabel 2. Distribusi frekuensi responden mmHg dan Min TD 56 mmHg.
berdasarkan variabel penelitian Asumsi peneliti terhadap hasil penelitian ini
menunjukan bahwa responden yang mengalami
Variabel Penelitian n (%) hipertensi adalah responden yang berumur
Tekanan Darah antara
Hipertensi 28 (60,9) 40-55 tahun dan terjadinya hipertensi
Tidak hipertensi 18 (39,1) disebabkan
Pola Hidup oleh kurangnya aktivitas fisik serta responden
Sehat 22 (47,8)
Tidak Sehat 24 (52,2) melakukan pekerjaan yang tidak membutuhkan
Tabel 2 diatas menunjukan bahwat ekanan aktivitas yang berat.
darah responden didominasi oleh responden
yang mengalami hipertensi sebanya 28 Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
orang(60,9%) responden yang memiliki pola hidup sehat
dan pola hidup di dominasi oleh pola hidup yang sebanyak 22 orang (47,8%) dan yang tidak sehat
tidak sehat sebanyak 24 orang (52,2%). berjumlah sebanyak 24 orang (52,2). responden
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa yang memiliki pola hidup yang tidak sehat
Terdapat 28 orang (60,9%) yang mengalami disebabkan oleh penderita yang kurang sadar
hipertensi. Tekanan darah tinggi atau hipertensi akan
merupakan penyakit yang ditandai dengan pentingnya gaya hidup menyebabkan sehingga
peningkatan tekanan darah melebihi normal. dapat menimbulkan kekambuhan penyakit
Hipertensi sering mengakibatkan keadaan yang hipertensi yang berulang serta dapat
berbahaya karena keberadaannya sering kali menyebabkan
tidak komplikasi hingga pada kematian.
disadari dan kerap tidak menimbulkan keluhan Hal ini sejalan dengan penelitian yang
yang berarti; sampai suatu waktuterjadi dilakukan oleh Alvino, Sunarti, & Sunarno
komplikasi jantung, otak, ginjal, mata, (2015)
pembuluh di Poli Umum UPTD Kesehatan Kecamatan
darah, atau organ-organ vital lainnya. Namun Malili Kota Malili yang menunjukkan bahwa
demikian penyakit hipertensi sangat dipengaruhi upaya penderita hipertensi dalam
oleh makanan yang dikonsumsi masyarakat mempertahankan gaya hidup sehat dalam
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian kategori
yang dilakukan oleh Mahmudah (2015). Hasil baik 57,6% yang berarti ada hubungan antara
analisis bivariat menunjukkan ada hubungan pola
antara aktivitas fisik (p=0,024 OR=3,596), hidup sehat dengan penurunan tekanan darah.
asupan lemak (p=0,008 OR=4,364), dan asupan Tetapi ada juga responden yang memiliki gaya
natrium (p=0,001 OR=6,103) dengan kejadian hidup yang tidak sehat.
Asumsi peneliti terhadap hasil penelitian ini mengunjungi tetangga dan stress seperti
menunjukan bahwa responden yang jarang cenderung
melakukan aktivitas fisik dan tidak menjaga pola bereaksi berlebihan ketika ada orang
makan maka responden akan berpotensi disekitarnya
mengalami hipertensi karena aktivitas fisik dan yang bertingkah aneh.
pola makan termasuk bentuk dari gayahidup
seseorang. mengunjungi tetangga dan stress seperti
cenderung
3. Hubungan Pola Hidup dengan Kejadian bereaksi berlebihan ketika ada orang
Hipertensi disekitarnya
yang bertingkah aneh.
Tabel 3. Hubungan Pola Hidup dengan Kejadian
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
Nuha tahun 2019 yang dilakukan oleh Sartik, dkk bahwa ada
hubungan
Pola Hipertensi gaya hidup sehat yaitu berolahraga dengan
Hidup Hipertensi Tidak Jumlah P tekanan
Hipertensi value darah diperoleh nilai p sebesar 0,020 yang
Sehat 21 45,7 3 6,5 24 52,2 sejalan
Tidak 7 15,2 15 39,1 22 47,8 dengan peneltian sulastri dkk bahwa lebih dari
Sehat 0,000 separuh penderita obesitas (56,6%) memiliki
Jumlah 28 60,9 18 39,1 46 100 resiko
Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa terkena hiprtensi dibandingkan orang yang tidak
responden yang memiliki pola hidup tidak sehat hipertensi. Gaya hidup merupakan faktor
dan mengalami hipertensi sebanyak 21 orang penting
(45,7%) sedangkan yang tidak mengalami yang mempengaruhi kehidupan masyarakat,
hipertensi sebanyak 3 orang (6,5%). Disamping gaya
itu, responden yang memiliki pola hidup sehat hidup yang tidak sehat dapat menjadi penyebab
namun mengalami hipertensi sebanyak 7orang terjadinya hipertensi misalnya aktivitas fisik dan
(15,2%) dan yang tidak mengalami hipertensi stress.
sebanyak 15orang (32,6%). Asumsi peneliti terhadap hasil penelitian ini
Hasil uji statistic Chi-Square diperoleh nilai ρ= adalah adanya hubungan antara pola hidup
0,000, karena nilai ρ<0,05 dengan derajat dengan
kemaknaan kejadian hipertensi disebabkan oleh pola hidup
α=0,05maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis responden seperti pola makan yang tidak teratur
alternative diterima yang artinya ada hubungan yaitu
pola selalu mengkonsumsi makanan siap saji dan
hidup dengan kejadian hipertensi di wilayah aktivitas
kerja yang dilakukan oleh responden sangat kurang.
Puskesmas Nuha.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada
hubungan antara pola hidup dengan kejadian
hipertensi berdasarkan nilai p= 0,000. Hal ini
disebabkan oleh pola hidup responden seperti
pola makan yaitu responden mengkonsumsi
sayuran dan buah-buahan >3 kali dalam
seminggu,
aktivitas fisik seperti sering berjalan kaki jika
Simpulan dan Saran 9. Dinkes sultra. Profil kesehatan Provinsi
Penelitian ini menunjukan adanya hubungan Sulawesi Selatan. 2016.
pola hidup penderita hipertensi dengan kejadian 10. Dinkes sulSel. Profil kesehatan Provinsi
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Nuha Sulawesi Seatan. Malili: Dinas Kesehatan
Kabupaten Luwu Timur. Disarankan kepada Provinsi Sulawesi Selatan; 2016.
masyarakat 11. Puskesmas Nuha. Profil Puskesmas
sebaiknya rutin mengontrol tekanan darah serta Nuha NUha, Sulawesi Selatan.
meningkatkan pola hidup sehat dengan cara NUha; 2018.
melakukan olah raga dan mengurangi makan
makanan berlemak guna menghindari 12. Sunaryo. Stres, Adaptasi, dan Mekanisme
Pertahanan Ego. Dalam: Psikologi Untuk
komplikasi.
Keperawatan. Jakarta: EGC; 2014.
Daftar Rujukan 13. Sunarti, Sunarno I, Alvino. Upaya Penderita
1. World Health Organization (WHO). Report Hipertensi untuk Mempertahankan Pola
Hypertension in the World. 2010. Hidup Sehat. J Ners dan Kebidanan (Journal
2. World Health Organization (WHO). Report Ners Midwifery). 2015;2(2):120–5.
14. Mahmudah S, Maryusman T, Arini FA,
Hypertension in the World [Internet]. 2014. Malkan I. Hubungan Gaya Hidup Dan Pola
Available from: https://extranet.who.int/sree Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada
3. Apriany R, Mulyati T. Asupan Protein, Lansia Di Kelurahan Sawangan Baru.
Lemak Jenuh, Natrium, Serat dan IMT terkait Biomedika. 2015;7(2):43–51.
dengan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di 15. Sartik, Tjekyan RS, Zulkarnain M. Faktor –
RSUD Tugurejo Semarang. J Nutr Coll. 2012; Faktor Risiko Dan Angka Kejadian Hipertensi
4. Anggraini. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Pada Penduduk Palembang. J Kesehat Masy.
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien 2017;8(3):180–91.
Yang Berobat Di Poliklinik Dewasa
Puskesmas Bangkinang. Universitas Riau;
2013.
5. Andria K. Hubungan antara Perilaku
Olahraga, Stres dan Pola Makan dengan
Tingkat Hipertensi pada Lanjut Usia di
Posyandu Lansia Kelurahan Gebang Putih
Kecamatan Sukokilo Kota Surabaya. J
Promkes. 2013;1(2).
6. Sartika W. Terkontrolnya Tekanan Darah
Penderita Hipertensi Berdasarkan Pola Diet
dan Kebiasaan Olahraga di Padang. J Kesehat
Masy. 2015;8(1).
6. Sartika W. Terkontrolnya Tekanan Darah
Penderita Hipertensi Berdasarkan Pola Diet
dan Kebiasaan Olahraga di Padang. J Kesehat
Masy. 2015;8(1).
7. Suoth M, Bidjuni H, Malara R. Hubungan
Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Di
Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat
Kabupaten Minahasa Utara. J Keperawatan
UNSRAT. 2014;2(1):105951.
8. Sutanto. Penginderaan Jauh Dasar Jilid II.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press;
2010.

Anda mungkin juga menyukai