Anda di halaman 1dari 77

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hipertensi merupakan penyakit peningkatan tekanan darah yang abnormal
dengan sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg.
Banyaknya perubahan gaya hidup di zaman yang sudah maju di saat sekarang ini
menjadikan tingginya masalah penyakit hipertensi pada setiap kalangan.
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sangat penting karena angka
prevalensinya yang sangat tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan. Di
Negara maju penyakit hipertensi merupakan masalah kesehataan yang
memerlukan penanggulangan dengan baik, oleh karena angka morbilitasnya yang
tinggi. Berdasarkan laporan didapatkan adanya perbandingan antara wanita dan
pria, dimana wanita lebih banyak menderita hipertensi.
Menurut Anwar penderita hipertensi di Amerika, yang diobati sebanyak 59% dan
yang terkontrol 34%, sedangkan di negara Eropa, penderita yang diobati hanya
sebesar 27% dan dari jumlah tersebut, 70% tidak terkontrol. Penderita hipertensi
di Indonesia, yang periksa di Puskesmas dilaporkan teratur sebanyak 22,8%
sedangkan tidak teratur sebanyak 77,2%. Dari pasien hipertensi dengan riwayat
kontrol tidak teratur, tekanan darah yang belum terkontrol mencapai 91,7%,
sedangkan yang mengaku kontrol teratur dalam tiga bulan terakhir dilaporkan
100% masih mengidap hipertensi. Hasil ini diduga karena keterbatasan fasilitas
di Puskesmas, keterbatasan dana, keterbatasan obat yang tersedia dan lama
pemberian obat yang hanya sekitar 3-5 hari (Hernawan. 2009).

2
Menurut Kartari penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan
masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia.
Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara
berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000,
diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan
pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini
(Hernawan. 2009).
Menurut Austriani untuk Indonesia sendiri kesadaran dan pengetahuan tentang
penyakit hipertensi masih sangat rendah hal ini terbukti, masyarakat lebih
memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi
gula, dan mengandung banyak garam. Pola makan yang kurang sehat ini
merupakan pemicu penyakit hipertensi. Menurut Hembing Seluruh penderita
tekanan darah tinggi, teryata sekitar 90-95% belum dapat diterangkan mekanisme
terjadi penyakitnya secara tepat. Tidak diketahui pasti mereka bagaimana sampai
terkena penyakit tsekanan darah tinggi. Ini merupakan problem dari penderitanya
(Hernawan. 2009).
Data WHO menunjukan setiap tahun nya penyakit hipertensi telah menyebabkan
kematian 9,4 juta penduduk di seluruh dunia. WHO juga memprediksi pahwa
pada tahun 2025 yang akan datang ada sekitar 29% jiwa di dunia yang terserang
penyakit hipertensi. WHO juga menyebutkan bahwa 40% penduduk Negaranegara berkembang dunia mengalami hipertensi sedangkan untuk Negara-negara
maju sekitar 35% Sedang bagian asia tenggara memiliki prosentase 36% dan
telah menyebabkan kematian 1,5 juta jiwa setiap tahunnya.penderita hipertensi di
Indonesia ada yang meningkatan yang cukup tajam dulu sekitar 18% sekrran
sekarang meningkat menjadi 31% untuk pria dan wanita dulu 16% sekarang
meningkat menjadi 29% seperi di kemukakan oleh Dr. Khancit limpakarnjanarat.

3
Menurut nasional Basic Health Survey (2013) prevalensi hipetensi pada
kelompok usia 15-24 tahun adalah 8,70% usia 25-34 adalah tahun adalah 14,7%
usia 35-44 tahun adalah 24,8% usia 45-54 tahun adalah 35,6% tahun adalah
45,9% usia 65-74 tahun adalah 57,6% da pada usia lebih dari 75 tahun adalah
63,8% saat ini, angka kematian karena hipertensi, di indonesia sangat tinggi.
Hipertensi

merupan

penyebab

kematiannomor

setelah

stroke

dan

tuberculosis,yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di


Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan system peredaran darah yang
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmhg . Hasil
Riset kesehatan dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan
revalensi hipertensi secara normal mencapai 31,7 % (kementrian kesehatan
republic Indonesia. Angka kejadian hipertensi di Indonesia paling banyak terjadi
di daerah jawa Barat yaitu mencapai 47,8 % (Departemen kesehatan RI, 20090 .
Dari hasil uji coba pengendalian hipertensi di kabupaten bogor pada tahun 2014
hasilnya 1 dari 4 penduduk Indonesia berusia diatas 15 tahun penderita
hipertensi, Bogor merupan wilayah terpilih angkah hipertensi lebih dari 23,4%
(pusat kajian Ekonomi )dan kebijakan kesehatan Univesitas Indones (PKKEKK
UI ).
Berdasarkan hasil survey kesehatan masyarakat di Puskesmas Cimandala dari
Laporan Penyakit Bulanan (LB1) pada bulan Januari-juni 2015 ditemukan jumlah
penderita hipertensi sebanyak 1758 orang (10,7%) dari jumlah kunjungan pasien
16.505 orang dan dari hasil survey mahasiswa Royhan di RT 04/RW 04 Desa
Cijujung Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor terdapat 16 orang (3,4%) dari
jumlah keseluruhan penduduk sebanyak 465 jiwa.
Masalah yang ditimbulkan oleh penyakit hipertensi yaitu resiko penurunan curah
jantung yang disebabkan oleh vasokontriksi pembuluh darah. Penyakit hipertensi

4
bisa disebabkan oleh stres, faktor keturunan, usia, asupan garam, dan gaya hidup
yang kurang sehat. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung,
stroke, gagal ginjal, kerusakan retina dan akhirnya kematian. Akibat lanjut
dari hipertensi apabila tidak ditangani maka bisa mengakibatkan kerusakan pada
organ-organ seperti jantung yang akan mengakibatkan penyakit jantung koroner,
pada ginjal akan mengakibatkan penyakit ginjal kronik dan gagal ginjal terminal,
pada otak akan mengakibatkan

stroke, dan pada mata akan mengakibatkan

retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan.


Untuk mencegah terjadinya komplikasi pada penderita hipertensi maka
diperlukannya penanganan dan pencegahan sebagai peran serta dari petugas
kesehatan khususnya perawat. Adapun upaya-upaya yang bisa dilakukan oleh
perawat dalam menangani penyakit ini antara lain upaya dalam aspek promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitative yang dapat di berikan kepada setiap
klien. Dari aspek promotif, perawat dapat memberikan penyuluhan kesehatan
mulai dari pengertian, etiologi, tanda dan gejala, serta akibat
tujuan dapat meningkatkan pengetahuan keluarga. Dari

lanjut, dengan
aspek preventif

perawatan menganjurkan keluarga untuk tidak atau mengurangi makanan yang


berlemak, makanan yang mengandung banyak garam, hindari merokok, istirahat
yang cukup, dan olahraga teratur. Sedangkan dari aspek kuratif yang dapat
dilakukan oleh perawat antara lain berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian
obat yang dapat menurunkan tekanan darah selain itu perawat juga dapat
menganjurkan kepada keluarga untuk mengkonsumsi obat tradisional seperti air
rebusan daun salam, jus mentimun, tomat dan seledri, dll. Sedangkan untuk aspek
rehabilitaatif

untuk penderita hipertensi yang sudah terkena stroke, maka

perawat dapat menganjurkan untuk mengikuti kegiatan fisioterapi selain itu


perawat juga dapat mengajarkan ROM pasif dan aktif.

5
Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui
bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga TN. I khususnya TN. I dengan
Hipertensi di RT 04/RW 04 Kp. Cijujung Desa Cimandala Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Bogor dilaksanakan pada tanggal 6 september 8 september 2015.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum :
Diperolehnya pengalaman nyata dalam memberikan Asuhan keperawatan
keluarga dengan masalah kesehatan Hipertensi.
2. Tujuan khusus :
Diharapkan Mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga dengan masalah
b.

Hipertensi.
Menganalisa data untuk menentukan diagnosa keperawatan pada

c.

keluarga dengan Hipertensi.


Merencanakan tindakan keperawatan pada keluarga dengan masalah

d.

Hipertensi.
Melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga dengan masalah

e.
f.

Hipertensi.
Melakukan evaluasi pada keluarga dengan masalah Hipertensi.
Mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus

g.

tentang masalah Hipertensi.


Mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta dapat

h.

mencari solusinya.
Mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan dalam bentuk narasi.

C. Ruang lingkup
Penulisan makalah Ilmiah ini merupakan pembahasan pemberian Asuhan
keperawatan pada Keluarga Keluarga TN. I khususnya TN.I dengan Hipertensi
di RT 04/RW 04

Desa Cijujung Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor

dilaksanakan pada tanggal 6 -8- Nopember- 2015.

D. Metode Penulisan

6
Dalam penulisan makalah ilmiah ini penulis menggunakan metode:
1. Studi kepustakaan, yaitu dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan
dengan Asuhan keperawatan keluarga dan buku tentang penyakit Hipertensi.
2. Metode Deskriptif dengan pendekatan studi kasus dimana penulis mengambil
satu kasus keluarga dan diberikan asuhan keperawatan secara

langsung.

Dalam penulisan data metode yang penulis gunakan adalah (wawancara,


pemeriksaan fisik dan observasi).
E. Sistematika penulisan
Sistematika dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: BAB I
pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup,
metode penulisan, sistematika penulisan. BAB II tinjauan teori yang terdiri dari
konsep masalah kesehatan, konsep asuhan keperawatan keluarga meliputi konsep
keluarga dan konsep proses keperawatan keluarga. BAB III tinjauan kasus yang
meliputi

pengkajian

keperawatan,

diagnosa

keperawatan,

perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. BAB IV pembahasan berdasarkan pada pengkajian,


diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. BAB V penutup
yang berisi kesimpulan dan saran. Daftar pustaka. Lampiran-lampiran.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.

Konsep Masalah Kesehatan


1. Pengertian
Hipertensi adalah kondisi medis ketika seorang mempunyai peningkatan
tekanan darah di atas normal atau kronis dalam waktu yang lama. Secara
umum seorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik atau
diastolik melebihi 140/90 mmHg. Dan normalnya 120/80 mmHg. (Arief
Sudarmoko, 2010: hal.3).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan diastolik lebih dari 80 mmHg (Arif Mutaqin, 2009: hal.262).
Menurut WHO batas tekanan darah yang masih diangap normal adalah
140/90 mmHg, sedangkan darah lebih dari 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi. Batas WHO tersebut tidak membedakan batas usia dan jenis
kelamin. (Wajan Juni Udjiani, 2010: hal.107).
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik diatas 90 mmHg.

8
2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
a. Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi
seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik,
system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan
stress.
b. Hipertensi Sekunder
Jenis ini dapat diketahui penyebabnya, seperti : kelainan ginjal :
Glomerulonepritis akut ( GNA ), GNC, Pyelonepritis kronis (PNC),
penyempitan arteri renalis, kelainan hormone : DM, Pil Kb dan tumor
adrenal ( phaecromacytoma ), kelainan neurologis : polyneuritis,
polymyelitis.(Online),(http;//depkes.co.id/stroke.Republik

Indonesia.

(2006). Mengenal Hipertensi, (Online), (http:// depkes.co.id/stroke.html) .


3. Patofisiologi
a. Etiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis
dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia
simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang
akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah.

9
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu
dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi (Rohaendi, 2008).
b. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala dari penyakit hipertensi adalah respon gejala seperti
tengkuk terasa pegal, wajah merah, gejala ringan seperti pusing atau
sakit kepala, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas,
mudah lelah, mata berkunang-kunang, dan mimisan. (Novianti, 2006)
c. Komplikasi
1. Stroke
2. Gangguan pada jantung
3. Gangguan penglihatan
4. Gangguan pada ginjal
5. Penebalan dan pengerasan dinding pembuluh darah
6. Gangguan gerak dan keseimbangan
7. Kematian
4. Pemeriksaan diagnostik
a. CT-scan

10
Mengkaji tumor serebral ,cairan serebroveskuler, ensefalopati, atau
fiokromositoma, dan mengetahui adanya iskemi pada otak.
Elektrokardiogram : kemungkinan adanya pembesaran ventrikel kiri,
pemebesaran atrium kiri, adanya penyakit jantung koroner atau aritmia
yang di tandai dengan relaksasi isovolemik, pengisian ventrikel yang
lambat, dan terganggunya indeks pengosongan (empitying indeks) atrium
kiri.
b. Foto rontgen
Kemungkinan ditemukan pembesaran jantung vaskularisasi atau aorta
yang lebar.
c. Ekokardiogram
Tampak penebalan dinding ventrikel kiri, mungkin juga sudah terjadi
dilatasi dan gangguan fungsi sistolik dan diastolic.
d. Pemeriksaan laboratorium
Untuk mengetahui fungsi ginjal, urin lengkap (urinalisis), ureum, kreatinin,
BUN, dan asam urat serta darah lengkap lainnya. (David Rubenstein, 2005)
5. Penatalaksanaan medis
Tujuan pengobatan hipertensi adalah menurunkan morbilitas dan mortallitas
dengan minimalnya atau tanpa efek samping. Bila mungkin tekanan darah
dipertahankan sistol 140 mmHg dan diastole 90 mmHg.
a. Pengobatan non farmakologi seperti perubahan cara hidup, mengurangi
asupan garam dan lemak, mengurangi asupan alkohol, berhenti merokok,
mengurangi berat badan bagi penderita obesitas, meningkatkan aktifitas
fisik, olahraga teratur, menghindari ketegangan, istirahat cukup berdoa.
b. Pengobatan farmakologi, diuretic adalah obat yang meperbanyak buang
air kecil, mempertinggi pengeluaran garam (NaCl) dengan

turunnya

kadar na+, maka tekanan darah akan turun dan efek hipotensifnya kurang
kuat. Keta Blocker adalah mekanisme kerja obat beta dan blocker belum
diketahui dengan pasti di duga kerjanya berdasarkan beta blocker pada
jantung demikian tekanan darah akan menurun dan daya hipertensinya

11
baik. Kalsium antagonis adalah mekanisme obat antagonis kalsium adalah
menghambat ion kalsium kedalam sel otot polos pembuluh efek
vasodilatasi dan turunnya tekanan darah dengan cara menghambat
angiotensin enzyme yang berdaya vasokonstriksi kuat. Alpo-Adrenergik
bloking agen adalah obat yang dapat memblokir alfa dan menyebabkan
vasodilatasi perifer

serta turunnya tekanan darah, karena efek

hipotensinya ringan sedangkan efek sampingnya sedikit kuat, misalnya


hipertensi ortostatik dan tachycardia, maka obat ini jarang digunakan
c. Diet pada hipertensi yaitu diit yang diberikan pada hipertensi syaratsyaratnya yaitu cukup kalori, cukup protein, mineral dan vitamin, bentuk
makanan disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam air atau
hipertensi. Pada hipertensi selalu diberikan diet rendah garam, hipertensi
ringan pemberian garam 1/2 sendok teh untuk

satu kali masakan,

hipertensi sedang 1/4 sendok teh untuk satu kali masakan, hipertensi
berati tidak boleh menngkonsumsi garam. (Suryadi, dikutip dalam Rogen,
2005)
6. Pengertian tentang proses penuaan
a. Pengertian
Proses menua merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang ditandai
dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap stres
atau pengaruh lingkungan, dimulai dari kemunduran secara fisik maupun
psikis (kejiwaan), atau yang lazim dikatakan adalah keuzuran. (
http://www.healthyenthusiast.com/proses-menua.html dikutip tanggal 12
November 2015 jam 23.00 WIB )
Proses menua (= menjadi tua = aging) adalah proses menghilangnya
secara perlahan-lahan kemampuan tubuh untuk mengganti sel yang rusak
dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak
dapat bertahan terhadap rangsangan (misalnya penyakit) dan tidak

12
mampu memperbaiki kerusakan yang di derita. Artinya, seseorang yang
sudah mendekati tua akan kehilangan daya tahan tubuhnya.

7. Perubahan Sistem yang Terjadi pada Lansia


a. Sel
1) Lebih sedikit jumlahnya
2) Lebih besar ukurannya
3) Berkurangnya

jumlah cairan tubuh dan

intraseluler

4) Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal , darah dan hati


5) Jumlah sel otak menurun
6) Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10
b. Sistem persarafan
1) Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya
dalam setiap harinya)
2) Cepatnya menurun hubungan persarafan
3) Kurang sensitif terhadap sentuhan
4) Mengecilnya saraf indera 3.
c. Sistem pendengaran
1) Presbiakusis atau hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga
dalam terutama terhadap bunyi suara atau nada nada yang tinggi
2) Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis
3) Terjadiya

pengumpulan

meningkatnya keratin 4.
d. Sistem penglihatan

serumen

dapat

mengeras

karena

13
1) Sfinger pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
2) Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
3) Lensa lebih suram ( kekeruhan pada lensa) menyebabkan gangguan
penglihatan
4) Hilangnya daya akomodasi
5) Menurunnya lapang pandang
6) Menurunnya daya membedakan warna biru aau hijau
B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Konsep keluarga
a. Definisi
Menurut Raisner Keluarga adalah sebuah kelompok yang tediri dari dua
orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan
yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek (dikutip Jhonson.
2010).
Menurut Logans Keluarga adalah sebuah system social dan kumpulan
dari beberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang
lainnya (dikutip Jhonson. 2010).
Menurut Bailon dan maglaya Keluarga adalah dua orang dua orang atau
lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan
serta mempertahankan suatu budaya (dikutip Jhonson. 2010).
Menurut friedman Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang
terikat dalam perkawinan, ada hubungan darah, atau adopsi dan tinggal
dalam satu rumah (dikutip Santun. 2005).
Dari definisi-definisi diatas penulis dapat menyimpulkan keluarga adalah
sekelompok orang atau individu yang tinggal dalam satu rumah yang
terikat dalam suatu pernikahan atau adanya ikatan darah.

14
b. Tipe atau jenis keluarga
Tipe atau jenis keluarga menurut Anderson Carter
1) Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak.
2) Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek, kakek,
keponakan, sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
3) Keluarga berantai (sereal family)
Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari
satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
a) Keluarga duda
yang terjadi karena perceraian atau kematian.
b) Keluarga berkomposisi
Keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama-sama.
c) Keluarga kabitas
Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu
keluarga.
c.

Struktur keluarga
Elemen struktur keluarga menurut Friedman, terdiri dari :
1) Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik
didalam keluarganya sendiri maupun peran dilingkungan Masyarakat.
2) Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam
keluarga.
3) Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi diantara orang
tua, orang tua dan anak, diantara anggota keluarga ataupun dalam
keluarga besar.
4) Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan
atau mempengaruhi orang lain dalam perubahan perilaku kearah
positif.

d. Peran keluarga
Peranan keluarga menggabarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam

posisi dan situasi

15
tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat. Berbagai peranan
yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut:
1) Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anakanaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarga.
3) Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spritual.
e. Fungsi keluarga
Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
1) Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial anggota keluarga.
2) Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan dan tempat
melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah
untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
3) Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi

16
Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan keluarga
Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi.
f. Tahap-tahap keluarga dan tugas perkembangan keluarga
Tahap-tahap dan tugas perkembangan keluarga menurut teori duvall
didalam buku Roger Friedman (1998) adalah sebagai berikut :
1) Pasangan baru (keluarga baru), keluarga baru dimulai saat masingmasing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga
melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga
masing-masing.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Membina hubungan intim yang memuaskan
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
2) Keluarga childbearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30
bulan.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Persiapan menjadi orang tua
b) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga.
c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3) Keluarga dengan anak prasekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan
berakhir saat anak berusia lima tahun.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman.
b) Membantu anak untuk bersosialisasi.

17
c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain juga harus terpenuhi.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik didalam maupun
diluar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot).
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
4) Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai
jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga.
5) Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai dengan 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak
meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah
melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Memberikan kebebasan yang simbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya.
b) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d) Perubahan sisitem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.

18
6) Keluarga dengan anak dewasa
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.

Lamanya

tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada
anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
d) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7) Keluarga dengan usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Mempertahankan kesehatan
b)
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak.
c) Meningkatkan keakraban pasangan
8) Keluarga lanjut usia
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah
satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal
dan sampai keduanya meninggal.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan.
c) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
d) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e) Melakukan life review (merenungkan hidupnya)
2. Konsep proses keperawatan keluarga
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan,
mengingat

pengkajian

sebagai

awal

bagi

keluarga

untuk

mengidentifikasi data-data yang ada pada keluarga. Oleh karena itu

19
perawat keluarga diharapkan memahami betul ruang lingkup, metode,
alat bantu, dan format pengkajian yang digunakan.
1) Model pengkajian
Pengkajian keluarga model Friedman.
Asumsi yang mendasari pengkajian model Friedman antara lain :
keluarga sebagai sisitem sosial yang merupakan kelompok kecil
dari masyarakat. Friedman memberikan batasan enam kategori
dalam

memberikan

pertanyaan-pertanyaan

saat

melakukan

pengkajian.
2) Penjajakan I
Data data yang dikaji dalam penjajakan I antara lain :
a) Data pengenalan keluarga
b) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
c) Data lingkungan
d) Struktur keluarga
e) Fungsi keluarga
f) Stres dan koping keluarga
3) Penjajakan II
Sedangkan pada tahap penjajakan kedua yaitu pengumpulan datadata yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
menghadapi masalah kesehatan sehingga dapat ditegakan diagnosa
keperawatan keluarga dengan lima tugas keluarga, yaitu:
a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
e) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
b. Diagnosa keperawatan
1) Definisi diagnosa keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan kumpulan pernyataan,
uraian dari hasil wawancara, pengamatan langsung

dengan

menunjukan status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi,


sampai

dengan

masalah

aktual.

Untuk

struktur

keperawatan terdiri atas problem, etiologi dan symptom.


2) Tipe Diagnosa Keperawatan Keluarga
Tipe diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari :

diagnosa

20
a)

Aktual : Masalah ini memberikan gambaran berupa gejala dan


tanda yang jelas dan mendukung bahwa masalah benar-benar

b)

sudah terjadi.
Resiko tinggi : Masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi
tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi

c)

dengan cepat apabila tidak segera dapat bantuan perawat.


Potensial : Adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga
ketika

keluarga

telah

mampu

memenuhi

kebutuhan

kesehatannya.
3) Struktur Diagnosa keperawatan keluarga
a) Problem/masalah
Adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga
(individu).
b) Etiologi/penyebab
Adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah
dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu mengenal
masalah, mengambil keputusan yang tepat, memelihara
c)

lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan.


Simptom/tanda dan gejala
Adalah sekumpulan data subyektif dan obyektif yang diperoleh
perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung yang

mendukung masalah dan penyebab.


4) Menetapkan Etiologi
Menentukan penyebab atau etiologi dalam perumusan diagnosa
keperawatan dengan model singel diagnosa diangkat dari lima tugas
keluarga, yaitu :
a) Ketidakmampuan
b) Ketidakmampuan
c) Ketidakmampuan
d) Ketidakmampuan
e) Ketidakmampuan
kesehatan.

keluarga
keluarga
keluarga
keluarga
keluarga

mengenal masalah
mengambil keputusan
merawat anggota keluarga
memodifikasi lingkungan
memanfaatkan fasilitas pelayanan

21
5) Prioritas masalah
Prioritas masalah didasari atas tiga komponen, yaitu :
a) Kriteria
Yang terdiri dari :
(1) Sifat masalah terdiri dari : Aktual dengan nilai 3, Resiko
tinggi dengan nilai 2 ,Potensial dengan nilai 1 .
(2) Kemungkinan masalah untuk dapat diubah terdiri dari :
Mudah dengan nilai 2, Sebagian dengan nilai 1, Tidak dapat
dengan nilai 0.
(3) Potensial masalah untuk dapat dicegah terdiri dari : Tinggi
dengan nilai 3, Cukup dengan nilai 2, Rendah dengan nilai 1.
(4) Menonjolnya masalah terdiri dari : Segera diatasi dengan
nilai 2, Tidak segera diatasi dengan nilai 1, Tidak dirasakan
b)

ada masalah dengan nilai 0.


Bobot
Yang terdiri dari : Sifat masalah dengan bobot 1, Kemungkinan
masalah untuk dapat diubah dengan bobot 2, Potensial masalah
untuk dapat dicegah dengan bobot 1, Menonjolnya masalah

c)

dengan bobot 1.
Pembenaran
Yang terdiri dari : Alasan penentuan sub kriteria, dampak
terhadap kesehatan keluarga, ditunjang dari data hasil
pengkajian.

Cara perhitungan
(1) Skor / angka tertinggi dikalikan bobot
(2) Jumlah skor
(3) Skor tertinggi menjadi masalah prioritas
c. Perencanaankeperawatan
Perencanaan Keperawatan sebagai penanganan perawatan langsung
dimana perawat melakukan tindakan untuk kepentingan klien dan
keluarga yang meliputi hubungan terapeutik. Intervensi keperawatan
keluarga dapat dilakukan di keluarga dengan satu masalah dan
berpenyakit yang mempengaruhi anggota keluarga yang lainnya, anggota

22
keluarga yang mendukung permasalahan yang muncul dan yang
terdiagnosis penyakit yang pertama kali.
1) Menetapkan tujuan intervensi
a) Tujuan Umum
Tujuan umum merupakan tujuan yang lebih menekankan pada
pencapaian akhir sebuah masalah, di mana perubahan perilaku
dari

yang

merugikan

kesehatan

kearah

perilaku

yang

menguntungkan kesehatan. Tujuan umum ini lebih mengarah


kepada kemandirian klien dan keluarga sebagai sasaran asuhan
keperawatan keluarga.
b) Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam rencana perawatan lebih menekankan pada
pencapaian hasil dari masing-masing kegiatan.
2) Kriteria dan Standar
Kriteria akan memberikan gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap
yang memberikan petunjuk bahwa tujuan telah tercapai. Standar telah
menunjukkan

tingkat

pelaksanaan

yang

di

inginkan

untuk

membandingkan dengan pelaksanaan yang sebenarnya.


3) Menetapkan Rencana Tindakan Keperawatan
a)
Rencana tindakan yang disusun harus berorientasi pada
b)

pemecahan masalah
Rencana tindakan yang dibuat dapat dilakukan mandiri oleh

c)

keluarga
Rencana tindakan yang dibuat berdasarkan masalah

d)
e)

kesehatan
Rencana tindakan sederhana dan mudah dilakukan
Rencana tindakan keperawatan dapat dilakukan secara terus
menerus oleh keluarga

d. Pelaksanaan Keperawatan

23
Pelaksanaan Keperawatan merupakan aktualisasi dari perencanaan yang
telah disusun sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi
keperawatan keluarga antara lain :
1) Implementasi yang mengacu pada rencana keperawatan yang dibuat
2) Implementasi dilakukan dengan tetap mempertahankan prioritas
masalah
3) Kekuatan-kekuatan keluarga berupa finansial, motivasi dan sumbersumber pendukung lainnya.
Pencatatan atau pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga
janganlah terlupakan dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagai
bentuk tanggung gugat dan tanggung jawab profesi.
Hambatan-hambatan dalam melakukan keperawatan keluarga :
1)
Hambatan dari keluarga : pendidikan keluarga yang rendah,
keterbatasan sumber-sumber daya keluarga (keuangan sarana dan
prasarana), kebiasaan-kebiasaan yang melekat, dan sosial budaya
2)

yang tidak menunjang.


Hambatan dari perawat : sarana dan prasarana yang tidak
menunjang, kondisi alam (geografi yang sulit), kesulitan dalam
berkomunikasi dan keterbatasan pengetahuan perawat tentang kultur
keluarga, kurangnya informasi yang diterima keluarga, tidak
menyeluruhnya informasi yang diterima oleh keluarga, informasi
yang diperoleh keluarga tidak dikaitkan dengan masalah yang
dihadapi, keluarga tidak mau menghadapi situasi yang terjadi,
keluarga mempertahankan pola kebiasaan yang ada,

kegagalan

mengaitkan dengan sasaran keluarga, kurang percaya terhadap


tindakan yang dilakukan.
e. Evaluasi Keperawatan
1) Sifat Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga.
Evaluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat

24
tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan di rencana keperawatan.
Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada
beberapa kemungkinan yang perlu ditinjau kembali yaitu :
a)
Tujuan tidak realistis
b)
Tindakan keperawatan tidak tepat
c)
Faktor-faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi
2) Catatan perkembangan
Catatan perkembangan keperawatan keluarga merupakan indikator
keberhasilan tindakan keperawatan yang di berikan pada keluarga oleh
petugas kesehatan. Karakteristik evaluasi dengan pedoman SOAP
memberikan tuntunan pada perawat dengan uraian sebagai berikut :
a) Subjektif
Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang
perubahan yang di rasakan setelah di berikan tindakan keperawatan.
b) Objektif
Data-data yang bisa diamati, bisa berupa kemajuan atau kemunduran
dari status kesehatan seseorang.
c) Analisa Pernyataan yang menunjukkan sejauh mana masalah
keperawatan yang dapat tertanggulangi.
d) Planning
Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan rencana
tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkannya atau tidak sebuah
rencana, sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi bagi perawat
keluarga.
Tahap evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap
sesuai dengan kegiatan yang dilakukan sesuai kontrak pelaksanaan.
Evaluasi sumatif bertujuan meniai secara keseluruhan tehadap
pencapaian diagnosis keperawatan apakah rencana diteruskan atau di
hentikan.

25

BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data dasar keluarga
a. Nama kepala keluarga Tn. I Usia 63 tahun. Pendidikan terakhir SD.
Pekerjaan buruh. Alamat: Desa Cijujung Rt 004 Rw 004 Kecamatan
Sukaraja Kabupaten Bogor,
b. Komposisi keluarga terdiri dari: Ny.M usia 50 tahun, jenis kelamin
perempuan hubungan dengan kepala keluarga sebagai istri, Pendidikan
terakhir SD, Pekerjaan ibu rumah tangga. Tn. D usia 38 tahun, jenis
kelamin laki-laki, hubungan dengan keluarga sebagai anak pendidikan
terakhir SMP Pekerjaan Karyawan swasta Tn. A usia 33 tahun, jenis
kelamin laki-laki, hubungan dengan kepala keluarga sebagai anak,
Pendidikan terakhir SMP, Pekerjaan Karyawan swasta. An. N. usia 21
tahun,

jenis kelamin perempuan, hubungan dengan kepala keluarga

sebagai anak, Pendidikan terakhir SMK Pekerjaan karyawan swasta


c. Genogram

26

63

5
0

33

38

2
1

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Tinggal satu rumah
: Garis keturunan
: Klien
d. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. I merupakan keluarga inti yang terdiri dari Ayah, ibu
dan anak.
e. Suku bangsa
Keluarga Tn. I berasal dari suku sunda bahasa yang digunakan adalah
bahasa sunda dan Indonesia namun keluarga Tn. I adalah kehidupan
sehari-hari menggunakan bahasa sunda dalam bergaul di lingkungan
tetangga dan hubungan social tetap terjalin dengan baik. Tn. I jarang
sekali melakukan rekreasi Tn. I sering melakukan kegiatan pengajian
yang diadakan di lingkungan . Tn. I juga merupakan keluarga yang cinta
akan kebudayaan. Keluarga Tn. I

tidak memiliki kebiasaan pantangan

27
dalam makanan dan pakaian tradisional. Di wilayah keluarga Tn. I ada
budaya tertentu yang mempengaruhi keluarga dalam hal kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari.

f. Agama
Keluarga Tn. I menganut agama Islam dan tidak ada perbedaan Agama
antar anggota keluarga, keluarga Tn. I aktif dalam kegiatan ibadah seperti
shalat lima waktu dan pengajian, baik didalam maupun diluar rumah, dan
keluarga Tn. I

menjadikan Agama Islam sebagai dasar keyakinan

keluarga.
g. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga Tn. I mengatakan pendapatan atau penghasilan dalam perbulan
tidak tentu, berkisar antara Rp 600.000 - Rp1.000.000, itupun jarang.
Keluarga Tn. I mengatakan penghasilan yang didapat tidak mencukupi
untuk kebutuhan sehari-hari, namu keluarga Tn. I mendapatkan bantuan
dari An. N. Keluarga Tn. I mengatakan tidak mempunyai tabungan,
adapun yang mengelola keuangan dalam keluarga adalah Ny. m
h. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn. I mengatakan tidak pernah rekreasi dalam keluarganya,
keluarga menggunakan waktu senggang yaitu dengan menonton TV dan
main ketetangga
i. Tahap dan tugas perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga Tn. I saat ini adalah keluarga dengan
melepaskan anak kemasyarakat. Tugas keluarga dalam tahapan ini
membantu

anak

untuk

mandiri,

mempertahankan

komunikasi,

memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu, menata


kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan anak-anak. Untuk
tugas keluarga Tn. I

sudah terpenuhi karna anak pertama Tn. I adalah

28
sudah menikah dan hidup terpisah dengan keluarga Tn. I karna sudah
mempunyai rumah sendiri.
j. Riwayat keluarga inti
Tn. I dan Ny. M menikah atas dasar suka dan cinta. Tn. I dan Ny. M
sudah berumah tangga selama lima puluh tiga tahun dan saat ini sudah
memiliki tiga orang anak, Tn. D, Tn. A. Nn. N, dan satu yang masih
tinggal bersama orangtuanya. Tn. i tidak pernah mengalami perceraian,
dan tidak menderita gangguan mental, ataupun cacat fisik. Tn. I Juga
tidak pernah merasakan kehilangan atau meninggal.
k. Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga Tn. I mengatakan ada riwayat hipertensi dari ibu bapak Tn. I
dan orang tua dari Ny. M khususnya ibu dari Ny. M. Didalam riwayat
keluarga Tn. I tidak ada yang mengalami perceraian dan tidak ada yang
mengalami cacat mental maupun fisik.
2. Lingkungan
a. Pemukiman
Jenis perumahan keluarga Tn. I adalah permanen, luas 6x9 dengan luas
pekarangan 2 x 4 M2, status rumah adalah milik pribadi, terdapat teras
depan, lantai keramik, ventilasi >10 luas lantai, atap rumah genteng,
cahaya matahari masuk kedalam rumah melalui jendela dan ventilasi,
penerangan lampu cukup, kondisi rumah rapi dan bersih.

b. Denah rumah
1111
8m2

1
3
4
5

6
6 m2

Keterangan :
1
: Kamar tidur

29
2
: Ruang tamu dan TV
3
: Kamar tidur
4
: Kamar tidur
5
: Kamar mandi/WC
6
: Dapur
c. Pengolahan sampah
Keluarga Tn.Ii
mempunyai tempat penampungan sampah sendiri,
kondisi tempat sampah dalam keadaan terbuka dengan mengelolah
sampah di bakar. Sumber air yang digunakan oleh keluarga adalah sumur
gali dan sekaligus sumber air minum bersih,tidak bau,tidak keruh dan
tidak berasa.
d. Jamban keluarga
Keluarga Tn. I memiliki atau mempunyai WC sendiri, jenis WC leher
angsa, jarak antara sumber air dan tempat penampungan tinja >10 meter.
e. Pembuangan air limbah
Keluarga Tn. I membuang air limbah ketempat penampungan atau got
dengan keadaan got tertutup.
f. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
Perkumpulan sosial yang ada diwilayah sekitar tempat tinggal keluarga
Tn. I adalah pengajian setiap hari jumat siang, fasilitas kesehatan yang
ada dimasyarakat yaitu Puskesmas,

Posyandu, dan klinik umum.

Keluarga Tn. I mengatakan selalu menggunakan fasilitas kesehatan yang


ada di sekitar tempat tinggal keluarga, padahal jarak antara rumah dan
Puskesmas jaraknya tidak

terlalu jauh dan bisa dijangkau dengan

kendaraan umum atau motor.


g. Karakteristik tetangga dan komunitas
Di lingkungan keluarga Tn. I terdapat beberapa suku, diantaranya, suku
sunda, Jawa, sumatra dll, akan tetapi lebih banyak suku sunda yang
tinggal didaerah sekitar tempat tinggal keluarga Tn. I tipe penduduk
sekitar tempat tinggal keluarga adalah sub urban, tipe hunian dan jenis
rumah Masyarakat sekitar rata-rata permanen, tidak ada industri di

30
wilayah tempat tinggal keluarga, tidak ada lahan pertanian, kondisi rumah
atau

hunian

masyarakat

sekitar

adalah

layak

untuk

ditempati,

pengangkutan sampah diambil oleh petugas, tempat tinggal dekat dengan


perkotaan dan jalan raya, keadaan jalan beton atau aspal, sumber polusi
sedikit, sumber air minum dari sumur gali dan dalam keadaan bersih dan
tidak bau, karakteristik demografi Masyarakat sekitar adalah rata-rata
kelas menengah kebawah, dengan jenis pekerjaan bermacam-macam,
antara lain : karyawan, buruh, tukang ojek, dll. Fasilitas yang terdapat
diwilayah Masyarakat sekitar adalah fasilitas kesehatan seperti :
Puskesmas, Posyandu, dan klinik umum, fasilitas sekolah, tempat ibadah,
dan fasilitas pelayanan agensi Masyarakat. Kasus kejahatan atau kriminal
di wilayah Tn. I cukup rendah.
h. Morbilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. I mengatakan tinggal di rumah dan lingkungan yang saat
ini ditempati yaitu semenjak Tn. I menikah, dan semenjak tinggal di
rumah yang saat ini di tempati Tn. I

dan keluarga belum pernah

berpindah-pindah tempat sampai saat ini.


i. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Tn. I mengatakan kegiatan atau perkumpulan yang ada di
komunitas atau Masyarakat sekitar adalah

pengajian rutin

RT, dan

Posyandu, pandangan terhadap perkumpulan yang ada diwilayah tersebut


keluarga mengatakan sangat baik, karena selain menambah kegiatan
diluar rumah juga menambah tali silaturahmi antar warga sekitar.
j. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn. I mengatakan sistem pendukung keluarga yang ada
disekitar tempat tinggal sangat baik sekali karena dari tetangga saling
peduli antar tetangga lainnya, kebanyakan tetangga keluarga Tn. I sendiri

31
adalah saudaranya, adapun jenis kegiatan atau bantuan yang diberikan
tetangga adalah disesuiakan dengan masalah yang dihadapi keluarga.
3.

Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn. I mengatakan dalam pola komunikasi keluarga selalu
menggunakan dan menganjurkan pola komunikasi terbuka antar
anggota keluarga, keluarga Tn. I

mengatakan komunikasi dalam

keluarga sangat berfungsi sekali dan sangat penting terutama dalam


menyelesaikan masalah dalam keluarga, dan keluarga tidak melibatkan
emosi dalam penyampaian pesan dan pendapat.
b. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga Tn. I yang mengambil keputusan keluarga dalam suatu
masalah adalah keputusan bersama-sama sedangkan yang mengatur ke
uangan adalah Ny .M sebelumnya keluarga Tn. I

mendiskusikan

terlebih dahulu bersama anggota keluarga yang lain untuk mencari


solusi yang baik dan tidak menyimpang hukum agama yang di anut.
c. Struktur peran
Dalam struktur peran keluarga Tn. I sudah sesuai dengan peran
masing-masing di mana peran Tn. I sebagai kepala keluarga, ayah
mencari nafkah. Ny. M sebagai seorang istri An.D, An.A, An.N. peran
sebagai anak keluarga Tn. I

mengatakan menjalankan perannya

masing-masing dilakukan dengan penuh tanggung jawab.


d. Nilai dan norma budaya
Keluarga Tn. I mengatakan nilai kebudayaan yang dianut oleh keluarga
sendiri adalah nilai kebudayaan yang keluarga anut dari orang tua
secara turun temurun, yaitu budaya sunda. Kesesuaian antara nilai-nilai
keluarga dan komunitas warga sekitar memang sedikit berbeda
dikarenakan budaya dan suku keluarga Tn. I dan warga sekitar banyak

32
yang berbeda dikarenakan banyak warga pendatang baru. Keluarga Tn.
I mengatakan secara sadar menganut nilai dan budaya, tidak ada nilai
yang menonjol dalam keluarga Tn. I keluarga Tn. I mengatakan tidak
ada nilai-nilai atau budaya yang mempengaruhi kesehatan.
4.

Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn. I selalu menganjurkan dan mengajarkan arti saling
hormat menghormati pada keluarga khususnya pada anak-anak Tn. I
Keluarga selalu memberikan perhatian satu sama lain dalam
mendukung kearah yang yang lebih baik, keluarga Tn. I mengatakan
selalu menciptakan keluarga yang saling terbuka apabila ada masalah
sehingga antar anggota keluarga saling memberikan saran dalam
menyelesaikan masalah. Keluarga Tn. I terlihat menunjukkan kasih
sayang antar anggota keluarga. Keluarga Tn.Ii mempunyai kedekatan
antara keluarga yang tinggal dalam satu rumah dan keluarga besar yang
tinggal disekitar tempat tinggal keluarga. Keluarga mengatakan sudah
terdapat kesesuaian dengan tahap perkembangan yang ada di keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. I selalu mengajarkan dan menetapkan perilaku disiplin,
bertanggung jawab terhadap anak-anaknya yang disesuaikan dengan
usia anak, yang menerima tanggung jawab dan peran dalam
membesarkan anak-anak adalah Tn. I sendiri sebagai orang

tua,

keluarga menghargai anak-anak sebagai anugrah dalam rumah tangga.


Keluarga mengatakan tidak ada masalah dalam membesarkan atau
mendidik anak didukung dengan keadaan lingkungan yang tepat untuk
mendidik anak.
c. Fungsi reproduksi

33
Keluarga Ny. M mengatakan mempunyai tiga orang anak. Ny.M tidak
5.

mengikuti program KB, karena sudah menopause.


Stres dan koping keluarga
a. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
Keluarga Tn. I mengatakan hal yang dipikirkan saat ini adalah Tn. I
dalam

waktu

bulan

ini

penyakit

yang

diderita

adalah

gastritis.Sedangkan yang menjadi stressor jangka panjang dalam


keluarga Tn. I adalah penyakit hipertensinya yang sudah lama di derita
Tn. i serta kebutuhan sehari-hari dari keluarga yang semakin
meningkat.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Dalam keluarga Tn.I mengatakan apabila ada masalah keluarga Tn. I
selalu cepat berespon dan langsung didiskusikan bersama dengan
anggota keluarga yang lainnya, untuk memecahkan satu masalah dan
mencari jalan keluar.
c. Strategi Koping yang digunakan
Keluarga Tn. I mengatakan

strategi koping yang digunakan

dikeluarganya adalah berdiskusi dan musyawarah dengan anggota


keluarga yang lain apabila ada satu masalah sampai menemukan jalan
keluarnya.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga Tn. I mengatakan tidak pernah melakukan sesuatu yang
menyimpang atau maladaptive dalam mengatasi masalah.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Tn. I usia 63 tahun
TTV ; TD 180/100 mmHg, N.80 x/menit, RR 20 x/menit, S. 36,50C
TB 170 cm, BB 80 Kg. Rambut dan kepala bersih, mata tidak ikterik,
penglihatan baik, hidung simetris, tidak ada sekret, telinganya simetri,
dan tidak merasa sakit saat digerakan mukosa bibir lembar, leher tidak
ada pembekakan kelenjar getah bening, dada simetris dan tidak ada
nyeri, abdomen lembek dan elastis dan sering mengatakan nyeri ulu

34
hati, mual apabila telat makan. Ekstremitas atas dan bawah tidak bisa
digerakan, tangan kulit baik, tidak terdapat luka lecet.
Tn. I merasakan pusing pada kepala, tengkuk berat, mata berkunangkunang. Tn. I

mengatakan sudah menderita penyakit hipertensi

sekitar 5 tahun,

b.

Kesimpulan: masalah kesehatan hipertensi.


Ny. M 50 tahun
TTV : TD 110/80 mmHg, N 80 x/menit RR : 20 x/menit, S 360C, TB
155 cm, BB 60 Kg, rambut dan kulit bersih, mata tidak iktirek,
penglihatan baik, hidung simetrik, tidak sakit saat digerakan, mukosa
bibir lembab, leher tidak ada pembekakan kelenjar getah bening, dada
simetris dan tidak nyeri, abdomen lembek, ekstremitas atas dan bawah

c.

dapat digunakan, kulit elastis dan tidak terdapat luka.


Kesimpulan : tidak ada masalah kesehatan.
An. N. 21 tahun
TTV : TD 110/80 mmHg, Nd. 80 x/menit, suhu 360C, nn : 20 x/menit,
TB 150 cm , BB 40 Kg, rambut dan kulit sedikit berminyak, mata
tidak iktirek, penglihatan baik, hidung simetrik, tidak sakit saat
digerakan, mukosa bibir lembab, leher tidak ada pembekakan kelenjar
getah bening, dada simetris dan tidak nyeri, abdomen lembek,
ekstremitas atas dan bawah dapat digunakan, kulit elastis dan tidak
terdapat luka .
Kesimpulan ; tidak ada masalah kesehat.

7. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga .


Keluarga Tn. I mengatakan senang atas kedatangan mahasiswa
keperawatan dan keluarga merasa teman baru baginya dan keluarga
berharap dapat membantu merawat keluarga Tn. I agar bias mencegah

35
penyakit dan dapat di sembuhkan .keluarga Tn. I mengatakan merasa
terbantu dengan adanya mahasiswa yang memeriksanya.
8. Fungsi Perawatan Kesehatan (Penjajakan tahap II)
a.
Masalah Hipertensi
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah
Keluarga Tn. I
mengatakan hipertensi adalah penyakit darah
tinggi,
Keluarga Tn. I

mengatakan

penyebab hipertensi adalah stress

karena penghasilan tidak mencukupi.


Keluarga Tn. I mengatakan tanda dan gejala hipertensi kepala
pusing, mata berkunang-kunang, nyeri kuduk, lemas susah tidur.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga Tn. I
mengatakan hipertensi adalah penyakit yang
serius. Keluarga Tn. I . mengatakan jika penyakit hipertensinya
kambuh, hanya minum obat Captopric 12,5 mg dan istirahat.
Keluarga Tn. I .

mengatakan tidak tahu akibat lanjut dari

hipertensi. Keluarga Tn. I . mengatakan tidak pernah mempunyai


sikap negatif terhadap masalah kesehatan. Keluarga

Tn. I

mengatakan pernah mendapatkan informasi tentang hipertensi.


3) Kemampuan Keluarga merawat anggota keluarga
Keluarga Tn. I mengatakan jika penyakit hipertensinya kambuh,
hanya minum obat Captopril 12,5 mg dan istirahat. Keluarga Tn. I
.mengatakan mengetahui tentang perawatan hipertensi dengan cara
mengurangi garam dan mengurangi makan ikan asin. Tn. I
mengatakan apabila tekanan darahnya naik suka makan timun.
4) Kemampuan Keluarganya memelihara Lingkungan
Keluarga Tn. I mengatakan lingkungan yang baik untuk penderita
hipertensi adalah lingkungan yang tenang, tidak menimbulkan
stress hasil observasi keadaan rumah bersih, penerangan dimana
sinar matahari bisa masuk ke dalam rumah.
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

36
Keluarga Tn. I

mengatakan apabila sakit langsung di bawa ke

pelayanan kesehatan karena jaraknya tidak jauh dari rumah dan


mudah di jangkau dengan menggunakan kendaraan umum seperi
b.

angkot dan motor.


Masalah Gastritis
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah
Keluarga Tn. I mengatakan Gastritis
menyerang perut,

adalah penyakit yang

tanda dan gejalanya adalah mual , muntah

penyebabnya stress. . Keluarga Tn. I khususnya Tn . I mengatakan


tidak mengetahui penyakit gastritis.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga Tn. I. khusunya Tn. I mengatakan penyakit gastritis
adalah penyakit biasa. Keluarga Tn. I mengatakan jika penyakit
gastritis kambuh hanya minum obat warung (promag), dan
beristirahat. Keluarga Tn. I khusunya Tn .I mengatakan tidak
pernah mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
Keluarga Tn. I khusunya Tn. I mengatakan tidak pernah
mendapatkan informasi tentang gastritis.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
Keluarga Tn. I mengatakan jika penyakit gastritis kambuh hanya
minum obat warung ( promag), dan beristirahat. Keluarga Tn. I
mengatakan kurang mengetahui tentang gastritis. Keluarga Tn. I
mengatakan tidak tahu makanan pantangan dan yang boleh
dimakan oleh penderita astritis. Tn. I masih suka makan makanan
yang asam dan pedas, serta masih suka mengkomsumsi kopi lebih
dari 3 kali sehari.
4) Kemampuan keluarga memelihara Lingkungan

37
Keluarga Tn. I

khusunya Tn. I mengatakan lingkungan yang

baik untuk penderita gastritis adalah rumah yang rapih dan tidak
berantakan sehingga tidak menimbulkan stress.
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga Tn. I bila gastritisnya kambuh Tn. I

jarang

memeriksaannya ke puskesmas atau sarana kesehatan lainnya


meskipun jaraknya tidak jauh dan masih biasa di tempuh dengan
kendaraan umum / motor.
8. Analisa data
No
1

Data

Diagnosa Keperawatan

Data subjektif

Gangguan

rasa

nyaman

a. Keluarga Tn.. I mengatakan hipertensi

Nyeri : pusing pada keluarga

adalah penyakit darah tinggi , tanda dan

Tn. I

gejalanya adalah pusing, mata berkunang-

berhubungan

kunang nyeri kuduk,susah tidur.

ketidakmampuan

Keluarga Tn. I mengatakan penyebab

merawat anggota keluarga

hipertensi adalah banyak pikiran

dengan hipertensi

b. Keluarga Tn. I mengatakan hipertensi


adalah penyakit yang serius.
c. Keluarga Tn. I

mengatakan jika

penyakit hipertensinya kambuh, hanya


minum obat Captopric 12,5 mg dan
istirahat
d. Keluarga Tn. I mengatakan tidak tahu

akibat lanjut dari hipertensi.


e. Keluarga Tn. I

mengatakan tidak

khususnya Tn. .I
dengan
keluarga

38
pernah

mempunyai

sikap

negatif

terhadap masalah kesehatan.


f. Keluarga

Tn. I mengatakan pernah

mendapatkan

informasi

tentang

hipertensi.
g. Kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga.
h. Tn. I mengatakan jika penyakit
hipertensinya kambuh hanya minum
obat captopril 12,5 mg dan istirahat.
i.

Keluarga Tn. I mengatakan


mengetahui
tentang
perawatan
hipertensi dengan cara mengurangi
garam dan mengurangi makan ikan
asin

j.

Tn. I mengatakan apabila tekanan


darahnya naik suka makan timun.

k. Kemampuan keluarganya memelihara


lingkungan keluargan. mendapatkan
l.

Tn. I mengatakan lingkunga yang baik


untuk penderita hipertensi adalah
lingkungan
yang
tenang
tidak
menimbulkan stress hasil obserpasi
keadaan rumah bersih penerangan
dimana sinar matahari bias masuk
kedalam rumah.

m. Kemampuan keluarga memanfaatkan


fasilitas kesehatan keluarga.
n. Tn. I
mengatakan apabila sakit
langsung di bawa ke pelayanan
kesehatan karena jaraknya tidak jauh
dari rumah dan mudah di jangkau
dengan menggunakan kendaraan umum
seperti angkot dan motor.
Data Obyektif:
a. Saat dilakukan pengkajian Tn. I.
Pusing, mata berkunang-kunang,

39
sakit kuduk .
b. TTV:TD 180/100 mmHg N: 80
x/menit Suhu: 36,5 0C Nn :20
x/menit
c. Skala nyeri 3-5

Data Subjektif
a. Keluarga Tn.
I mengatakan
Gastritis adalah penyakit yang
menyerang perut
tanda dan
gejalanya
adalah
mual,muntah
penyebabnya stress.

Diagnosa Keperawatan

Gangguan rasa nyaman nyeri


perut pada keluarga Tn. I
khususnya
Tn.
I
berhubungan dengan ke
tidak mampuan keluarga
merawat anggota keluarga
b. Keluarga Tn. I khususnya Tn. I
dengan gastritis. .
mengatakan
tidak
mengetahui
penyakit gastritis.
c. Keluarga Tn. I khususnya Tn. I
mengatakan gastritis adalah penyakit
biasa.
d. Keluarga Tn. I mengatakan jika
penyakit gastritis kambuh hanya
minum obat warung (promag) dan
istirahat.
e. Keluarga Tn. I mengatakan tidak
pernah mempunyai sikap negatif
terhadap masalah kesehatan.
f.

Keluarga Tn. I khususnya Tn. I


mengatakan
tidak
pernah
mendapatkan informasi tentang
gastritis.

g. Keluarga Tn.I mengatakan jika


penyakit gastritis kambuh hanya
minum obat warung (promag) dan
istirahat.
h. Keluarga Tn I. mengatakan kurang
mengetahui tentang gastritis
i.

Keluarga Tn. I mengatakan tidak


tahu makanan pantangan dan boleh
di makan oleh penderita gastritis

40
j.

Keluarga Tn. I masih suka makan


makanan yang asam pedas, serta
masih suka mengkomsumsi kopi
lebih dari 3 kali sehari.

k. Keluarga Tn. I khususnya Tn.I


mengatakan lingkungan yang baik
untuk penderita gastritis adalah
rumah yang rapih dan tidak beran
takan sehinga tidak menimbulkan
stress.
L . Keluarga Tn. I bila gastritisnya
kambuh Tn. I jarang memeriksanya
ke puskesmas atau sarana kesehatan
lainnya meskipun jaraknya tidak
jauh dan masih bias di tempuh
dengan kendaraan umum/motor..

B. Diagnosa Keperawatan
1. Penapisan Masalah
a) Gangguan rasa nyaman pusing pada Tn. I khususnya Tn. I berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
hipertensi
No Kriteria
1

Bobot Perhitungan Pembenaran

Sifat masalah 1

3/3 x1 = 1

aktual (2)

Masalah sudah terjadi karena


saat dilakukan pengkajian Tn.
I mengatakan pusing, mata
berkunang-kunang,

letih,

tengkuk berat, TTV:


180/100
mengatakan

mmhg

Tn.

TD;
I

menderita

penyakit hipertensi sekitar 5


2

Kemungkinan 2

x 2= 1

tahun
Pengetahuan keluarga Tn I

41
masalah

tentang

hipertensi

namun

untuk diubah

keluarga Tn. I mengatakan

sebagian (1)

penyakit

hipertensi

adalah

penyakit yang serius dilihat


dari

pendapatan

mampu

untuk

puskesmas

keluarga

berobat

dan

ke

fasilitas

kesehatan yang bisa dijangkau


dari rumah.
3

Potensial
masalah

2/3 x 1 = Potensial untuk dicegah cukup


2/3
karena hipertensi penyakit

untuk dicegah

yang tidak dapat disembuhkan

cukup (2)

tetapi dapat dicegah namun


keluarga Tn. I mengatakan
penyakit

hipertensi

yang

dialami Tn. I penyakit serius.


Tn.

mengatakan

penyakit

jika

hipertensinya

kambuh hanya minum obat


Captopril
istirahat.

12,5

mg

Keluarga

mengatakan

tahu

Tn.

dan
I

makanan

pantangan dan makan yang


boleh

dimakan

hipertensi

penderita

42
4

Menonjolnya

2/2 x 1 = 1

Keluarga Tn. I mengatakan

masalah

masalah

hipertensi

yang

segera

dialami Tn. I sering kambuh,


dan Tn. I mengatakan segera
berobat ke puskesmas atau
klinik

dan

Captopril

minum
12,5

obat

mg

dan

istirahat.
3 2/3
b) Gangguang rasa nyaman nyeri perut pada Tn. I khususnya Tn.

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota


keluarga dengan Gastritis.
N
o

Kriteria

Bob
ot

Perhitungan

Pembenara
n

Sifat

3/3 x 1 = 1

Masalah

masalah

sudah

aktual (3)

terjadi
karena saat
dilakukan
pengkajian
ke

Tn.

khususnyan
Tn. I nyeri
pada

ulu

hati, mual,
skala nyeri

43
3-5

Tn.I

mengalami
gastritis
2

Kemungki

x2=1

tahun.
Pengetahua

nan

n keluarga

masalah

Tn.

untuk

khususnya

diubah :

Tn.

Sebagian

tentang

gastritis
mengataka
n penyakit
gastritis
adalah
penyakit
biasa,
dilihat dari
fasilitas
pelayanan
kesehatan
masih
dapat
dijangkau
oleh
keluarga

44
dengan
jarak
kendaraan
bermotor
(angkot)
dan
keluarga
selalu
memanfaat
kan
fasilitas
kesehatan
tersebut
untuk
berobat
dilihat dari
pendapatan
keluarga
mampu
untuk
3

Potensial

2/3 x 1 = 1

berobat.
Gastritis

masalah

adalah

untuk

penyakit

dicegah

yang tidak

cukup (2)

bisa

45
disembuhk
an

tetapi

dapat
dicegah
namun
keluarga
Tn.

khususnya
Tn.

I,

mengataka
n penyakit
gastritis
yang
dialami Tn.
I

penyakit

biasa. Tn. I
mengataka
n

untuk

mengurangi
rasa

nyeri

Tn.

beristirahat
dan minum
obat
warung

46
(promag).
Tn.

mengataka
n tidak tahu
makanan
pantangan
dan

yang

boleh
dimakan
untuk
penderita
4

Menonjoln

x1=

gastritis.
keluarga

ya masalah

Tn.

tidak

khususnya

segera (1)

Tn.I
mengataka
n

jika

penyakit
gastritisnya
kambuh
Tn.I

tidak

segera
dibawa ke
puskesmas
atau klinik

47
dan dokter,
tetapi
hanya
minum
obat
warung
(promag),
dan
beristirahat.
Jumlah

3
1/

2. Daftar diagnosa berdasarkan prioritas


a. Gangguan rasa nyaman pusing pada Tn. I khususnya Tn . I dengan
ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
dengan skor 3 2/3.
b. Risiko terjadinya pola nafas

efektif keluarga Tn. I

khususnya Tn.I

bertentangan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota


keluarga dengan gastritis dengan skor 3 1/2.
C. Perencanaan keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawanan
Pada sub bab ini akan diuraikan perencanaan keperawatan, tindakan
keperawatan dan evaluasi keperawatan secara tuntas.
1. Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman pusing pada Tn. I khususnya Tn. I berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
hipertensi
Tujuan umum:
Setelah 3 kali kunjungan rumah, diharapakan gangguan rasa nyaman pusing
pada keluarga Tn. I khususnya Tn. I teratasi.

48
TUK I:
Setelah dilakuakan kunjungan rumah selama 1x10 menit keluarga mampu
mengenal masalah dengan cara : menyebutkan pengertian hipertensi,
menyebutkan penyebab, mengidentifikasi penyebab, mampu menyebutkan
tanda dan gejala hipertensi.
Kriteria:
Respon verbal
Standar:
Hipertensi adalah satu keadaan Diana tekanan darah melebihi 140/90
mmHg, menyebutkan 3 dari 5 tanda dan gejala Hipertensi: Sakit kepala,
pusing, tekanan darah meningkat melebihi 140/90 mmHg, susah tidur.
Menyebutkan 4 dari 7 penyebab hipertensi adalah : Usia, Stress, faktor
keturunan, merokok
Perencanaan:
a.

Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang pengertian, penyebab tanda


dan gejala serta mengidentifikasi masalah yang terjadi pada hipertensi.

b.

Diskusikan bersama keluarga pengertian, penyebab tanda dan gejala


serta mengidentifikasi masalah yang terjadi pada hipertensi dengan
menggunakan lembar balik.

c.

Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali pengertian, penyebab


tanda dan gejala serta mengidentifikasi masalah yang terjadi pada
hipertensi.

d.

Berikan reinforcement atas jawaban keluarga

Pelaksanaan Tanggal 7 Nopember 2015 pukul 12.30


a. Mengucapkan salam

49
b. Memvalidasi keadaan keluarga. Respon: keluarga Tn. I mengatakan
dalam keadaan kurang sehat
c. Mengingatkan kontrak. Respon: keluarga Tn. I mengatakan setuju
dengan kontrak waktu 30 menit
d. Menjelaskan tujuan. Respon: keluarga Tn. I mengatakan iya.
e. Mendiskusikan bersama keluarga tentang pengertian, tanda, gejala dan
penyebab hipertensi. Respon: keluarga menyimak
f. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali pengertian, tanda,
gejala dan penyebab hipertensi. Respon: keluarga mengatakan
hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah tinggi, tanda dan gejala
hipertensi sakit kepala, pusing, tekanan darah meningkat, susah tidur,
penyebab hipertensi: usia, stres, faktor keturunan dan merokok.
g. Memberikan reinforcement atas jawaban keluarga.

Evaluasi Tanggal 7 pukul 12.40


Subyektif:
Tn. I mengatakan hipertensi adalah darah tinggi, keluarga Tn.

mengatakan tanda dan gejala hipertensi salah satunya pusing.


Keluarga Tn.I mengatakan penyebab hipertensi adalah merokok, usia, stres
Obyektif:
Keluarga Tn. I tampak mendengarkan, menyimak dan menjawab. Keluarga
Tn. I tampak kooperatif saat diberikan penyuluhan.
Analisa:
TUK I tercapai
Planing:

50
Lanjutkan TUK II
TUK II:
Setelah dilakuakan kunjungan rumah selama 1x10 menit keluarga mampu
mengambil keputusan merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi
dengan cara : menyebutkan akibat lanjut dari hipertensi, mengidentifikasi
akibat lanjut hipertensi jika tidak diobati.

Kriteria:
Respon Verbal
Standar:
Menyebutkan 2 dari 4 akibat lanjut hipertensi bila tidak diobati dapat
menyebabkan stroke, gangguan penglihatan.
Perencanaan:
a.

Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut hipertensi jika


tidak diobati dan kesiapan keluarga merawat anggota keluarga dengan
penyakit hipertensi.

b.

Diskusikan bersama keluarga tentang akibat lanjut darah tinggi jika


tidak diobati dan pentingnya keluarga merawat anggota keluarga
dengan penyakit hipertensi .

c.

Datang keluarga untuk mengidentifikasi alternatif tindakan yang


diambil oleh keluarga.

d.

Berikan reinfarcement atas jawaban keluarga

Pelaksanaan Tanggal 7 Nopember 2015 pukul 12.40

51
a. Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut hipertensi
jika tidak diobati dan kesiapan keluarga merawat anggota keluarga
dengan penyakit hipertensi
Respon: keluarga tampak menyimak
b. Mendiskusikan bersama keluarga akibat lanjut hipertensi jika tidak
diobati dan pentingnya keluarga merawat dengan menggunakan lembar
balik (SAP, Leaflet dan materi terlampir)
Respon: keluarga menyebutkan akibat lanjut adalak stroke dan
gangguan penglihatan.
c.

Mendorong keluarga unruk mengidentifikasi alternatif tindakan yang


diambil oleh keluarga
Respon: keluarga mengatakan alternatif tindakan yang akan dilakukan
adalah minum air daun salam.

d. Memberikan inforcement atas jawaban keluarga yang tepat.


Respon: keluarga terlihat gembira.
Evaluasi Tanggal 7 Nopember 2015 pukul 12.50
Subyektif:
Keluarga menyebutkan akibat lanjut hipertensi stroke dan gangguan
penglihatan. Keluarga mengatakan alternatif tindakan yang akan
dilakuakan adalah minum rebusan air daun salam . keluarga mengatakan
mengerti akibat lanjut dari penyakit hipertensi.

Obyektif:

52
Keluarga menyebutkan 2 dari 4 akibat dari hipertensi. Keluarga
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh perawat, keluarga terlihat
faham, keluarga terlihat kooperatif saat diberikan penyuluhan.
Analisa:
TUK II Tercapai
Planing:
Lanjutkan ke TUK III

TUK III:
Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 1x10 menit keluarga mampu
merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi, menyebutkan cara
pencegahan

hipertensi,

mengidentifikasi

cara

menyebutkan

cara

perawatan

hipertensi,

pencegahan

dan

perawatan

hipertensi

mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional hipertensi


Kriteria:
Respon verbal, efektif dan psikomotor.

Standar:
Menyebutkan 2 dari 3 pencegahan hipertensi: Istirahat yang cukup, tidak
merokok, kurangi garam. Menyebutkan 2 dari 4 perawatan hipertensi :
Makanan rendah kalori dan garam, terafi obat-obatan anti hipertensi,
hindari merokok. Bila sakit berlanjut segera bawa kepelayanan kesehatan.
Dan membuat obat tradisional yaitu 10 lembar daun salam direbus + 4
gelas air kemudian daun salam direbus dari 4 gelas air sampai tersisa

53
menjadi 2 gelas air rebusan, lalu diminum 1 jam sebelum makanan 2x
sehari
Perencanaan :
a. Diskusikan bersama keluarga tentang pencegahan dan perawatan
hipertensi
b. Motivasi keluarga untuk menyebutkan pencegahan dan perawatan
hipertensi dan mendemonstrasikan kembali obat tradisional hipertensi
c. Demonstrasikan bersama keluarga tentang cara pembuatan obat
tradisional
d. Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara membuat
obat tradisional
Pelaksanaan Tanggal 7 Nopember 2015 pukul 12.50
a. Mendiskusikan bersama keluarga tentang pecegahan dan perawatan
hipertensi Respon: keluarga memperhatikan.
b. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan cara pencegahan, perawatan
hipertensi dan mendemonstrasikan kembali obat tradisional hipertensi.
Respon: keluarga menyebutkan cara pencegahan hipertensi adalah
istirahat yang cukup, tidak merokok, kurangi garam, keluarga
mengatakan perawatan hipertensi adalah makanan rendah kalori dan
garam, terapi obat-obatan anti hipertensi, hindari merokok
c. Mendemonstrasikan bersama pada keluarga tentang cara pembuatan
obat tradisional. Respon: keluarga tampak memperhatikan.
d. Memotivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara membuat
obat

tradisional.

Respon:

keluarga

tampak

menerangkan

cara

pembuatan obat tradisional. Keluarga mengatakan cara yang pertama

54
yaitu 10 lembar daun salam direbus dari 4 gelas air sampai tersisa
menjadi 2 gelas air rebusan, lalu diminum secara rutin, kemudian cara
yang kedua buah belimbing dan ketimun dijus atau langsung dimakan.
e. Memberikan reinforcement atas jawaban dan tindakan yang dilakukan
keluarga. Respon: keluarga tampak tersenyum.

Evaluasi Tanggal 7 Nopember 2015 pukul 13.00


Subyektif:
Keluarga menyebutkan cara pencegahan hipertensi yaitu istirahat yang
cukup, tidak merokok, kurangi garam. Keluarga mengatakan perawatan
hipertensi adalah memanakan makanan rendah kalori dan garam, terapi
obat-obatan anti hipertensi tidak merokok. Keluarga mengatakan mengerti
cara pencegahan dan perawatan hipertensi.
Obyektif:
Keluarga terlihat memperhatikan, keluarga terlihat menyimak, keluarga
dapat menyebutkan 2 dari 4 pencegahan hipertensi, keluarga dapat
menjelaskan cara perawatan hipertensi di rumah. Keluarga dapat
mendemonstrasikan obat tradisional hipertensi.
Analisa:
TUK III tercapai
Planing:
Lanjutkan ke TUK IV

TUK IV:

55
Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 1 x 60 menit keluarga mampu
mengidentifikasi lingkungan untuk anggota keluarga yang menderita
hipertensi, menyebutkan cara mengidentifikasi lingkungan untuk penderita
hipertensi.
Kriteria:
Respon verbal, efektif dan psikomotor.
Standar:
Menyebutkan 2 dan 3 cara memodifikasi lingkungan adalah penerangan
cukup, lantai kamar mandi tidak licin dan gaya hidup sehat.
Perencanaan:
a.

Kaji pengetahuan keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan

b.

Diskusikan dan jelaskan pada keluarga tentang cara memodifikasi


lingkungan dengan baik bagi penderita hipertensi

c.

Observasi lingkungan rumah dengan kunjungan tidak terencana

d.

Evaluasi kembali pada keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan

e.

Berikan reirfocement atas jawaban keluarga

Pelaksanaan Tanggal 8 Nopember2015 pukul 10.00


a. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan.
Respon: keluarga mengatakan lingkungan yang baik adalah penerangan
yang cukup, lantai kamar mandi tidak licin.

56
b. Mendiskusikan

memodifikasi

dan

menjelaskan

pada

keluarga

tentang

cara

lingkkungan dengan baik bagi penderita hipertensi.

Respon: keluarga tampak memperhatikan dan mendengarkan.


c. Mengobservasi lingkungan rumah dengan kunjungan tidak terencana.

Respon: rumah Tn. I tampak rapi dan bersih serta tidak licin.
d. Mengevaluasi kembali pada keluarga tentang cara memodifikasi

lingfkungan. Respon: keluarga menjawab tentang cara memodifikasi


lingkungan.
e. Memberikan reinforcement atas jawaban keluarga. Respon: keluarga

tampak tersenyum.

Evaluasi Tanggal 8 Nopember 2015 pukul 11.00


Subyektif:
Keluarga mengatak mengerti cara memodifikasi lingkungan, keluarga
mengatakan cara memodivikasi lingkungan adalah penerangan yang cukup,
lantai kamar mandi tidak licin.
Obyektif:
Keluarga tampak memperhatiakn dan mendengarkan, rumah Tn. I tampak
rapi dan bersih.

Analisa:
TUK IV tercapai
Planing:
Lanjutkan ke TUK V

57

TUK V:
Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 1 x 60 menit keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.

Kriteria:
Respon verbal
Standar:
Manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan adalah mendapatkan pelayanan
kesehatan dan pendidikan kesehatan tentang hipertensi
Perencanaan:
a. Motivasi untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
b. Anjurkan pada keluarga untuk selalu berobat ke puskesmas
c. Anjurkan pada keluarga untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan
d. Berikan reinfarcement atas kemampuan keluarga untuk memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan

Pelaksanaan Tanggal 8 Nopember 2015 pukul 11.00


a. Memotivasi keluarga untuk memnfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

58
Respon: keluarga Tn.I mengatakan membuat kunjungan ke pelayanan
kesehatan adalah mendapat pelayanan kesehatan dan mendapat
informasi kesehatan tentang hipertensi.
b. Mengajurkan pada keluarga untuk selalu berobat ke Puskesmas.
Respon: keluarga Tn. I mengatakan apabila berobat ke Puskesmas
mendapatkan pengobatan dan nasehat dari dokter tentang penyakit
hipertensi.
c. Memberikan

reinforcement

atas

kemampuan

keluarga

untuk

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Respon: Keluarga tampak


tersenyum.

Evaluasi Tanggal 8 Nopember 2015 pukul 12.00


Subyektif:
Keluarga mengatakan akan selalu memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan. Keluarga mengatakan membuat kunjungan ke pelayanan
kesehatan adalah kontrol.
Obyektif:
Keluarga mau untuk berobat ke Puskesmas.
Analisa:
TUK V teratasi
Planing :
Intervensi dihentikan.

59
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang masalah kesehatan Hipertensi pada
keluarga Tn. I khususnya Tn. I di mana meliputi kesenjangan antara teori dan kasus
yang ada dengan cara membandingkan dan mengemukakan alasannya. Di samping
itu dalam pembahasan ini juga membahas tentang faktor-faktor pendukung dan
penghambat serta alternatif pemecahan masalah dalam memberikan Asuhan
keperawatan yang mencakup pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan, mengingat
pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data-data yang ada
pada keluarga. mengingat begitu pentingnya pengkajian maka diharapkan
perawat keluarga memahami betul lingkup, metode, alat bantu, dan format
pengkajian yang digunakan.
Secara teori bahwa etiologi untuk penyakit Hipertensi, yang pertama adalah
hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,
disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor
yang mempengaruhinya, seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf
simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan
Ca intraseluler, dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko, seperti obesitas,
alkohol, merokok, serta polisitemia.

Dan yang kedua etiologi dari penyakit

hipertensi adalah hipertensi sekunder atau hipertensi renal.

Terdapat sekitar

5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen,

60
penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan
sindrom Cushing, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain.
Namun pada kasus penyakit hipertensi yang terjadi pada Tn. I disebabkan oleh
hipertensi esensial atau hipertensi primer Hal ini disebabkan karena pada saat
dilakukan pengkajian didapatkan data Tn. I mengatakan ada riwayat keturunan
yang diketahui sebelumnya yaitu dari orang tua hasil pemeriksaa fisik Tn. I TD
180/100 mmHG, BB 80 kg dengan TB 180 cm, dan Tn. I masih suka makan ikan
asin dan mengkomsumsi garam.
Tanda dan gejala hipertensi secara teori yaitu tengkuk terasa pegal, wajah merah,
gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala, mudah marah, telinga berdengung,
sukar tidur, sesak nafas, mudah lelah, mata berkunang-kunang, Namun yang
ditemukan pada kasus keluarga Tn .I khususnya Tn. I yaitu pada saat dilakukan
pengkajian Tn. I hanya mengeluh pusing. Hal ini didapat dari hasil pengkajian
terhadap Tn. I ditemukan data Tn. I mengeluh pusing nyeri kuduk lemas susah
tidur mata berkunang-kunang dengan hasil pemeriksaan TD 180/100 mmHg dan
skala nyeri 3-5. Namun untuk gejala wajah merah, telinga berdengung, sesak
nafas, dan mimisan,tidak ditemukan pada Tn. I hal ini disebabkan pada saat
dilakukan .

pengkajian Tn. I

tidak mengeluh mudah marah, telinga tidak

berdengung, tidak sesak nafas dengan hasil pemeriksaan RR 20 X/menit dan


tidak ada mimisan serta wajah Tn. I tidak terlihat marah.
Komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus hipertensi

secara teori yaitu

kerusakan pada organ-organ seperti jantung yang akan mengakibatkan penyakit


jantung koroner, pada ginjal akan mengakibatkan penyakit ginjal kronik dan
gagal ginjal terminal, pada otak akan mengakibatkan stroke, dan pada mata akan
mengakibatkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan. Namun

61
pada Tn . I belum ditemukannya tanda-tanda komplikasi hal ini disebabkan
karena

Tn. I teratur teratur control ke puskesmas dan untuk menurunkan

hipertensi Tn. I mengkomsumsi ctopril 12,5 mg dan istirahat. Dengan cara


mengurangi dan mengurangi ikan asin serta mengkomsumsi obat tradisional
seperi mentimun.
Pemeriksaan diagnostic secara teori untuk penyakit Hipertensi yang pertama
yaitu CT-scan, yang bertujuan untuk mengkaji adanya tumor serebral, cairan
serebroveskuler, ensefalopati, atau fiokromositoma. Dan mengetahui adanya
iskema

pada

otak.yang

kedua

yaitu

elekrokardiogram

untuk

melihat

kemungkinan adanya pembesaran ventrikel kiri, pembesaran atrium kiri, adanya


penyakit jantung coroner atau aritmia yang di tandai dengan relaksasi isovolemik,
pengisian ventrikel yang lambat, dan terganggunya indeks pengosongan
(empitying indeks) atrium kiri yaitu dengan melakukan foto rontgen untuk
melihat kemungkinan ditemukan pembesaran jantung vaskularisasi atau aorta
yang lebar dan dengan melakukan ekokardiogram untuk melihat apakah tampak
penebalan dinding ventrikel kiri, mungkin juga sudah terjadi dilatasi dan
gangguan fungsi sistolik dan diastolic, yang terakhir yaitu dengan pemeriksaan
laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui fungsi ginjal, urin lengkap
(urinalisis), ureum, kreatinin, BUN, dan asam urat serta darh lengkap lainnya.
Sedangkan pemeriksaan diagnostic pada Tn. I hanya mengukur tekanan darah,
dan pemeriksaan St-can, elektrokardiogram, pemersaan laboratorium tidak
dilakukan pada Tn. I hal ini disebabkan karena Tn. I tidak mengalami tanda-tanda
terjadinya komplikasi, da Tn. I masih dalam kondisi bias melakukan aktifitas
sehari-hari, meskipun tekanan darahnya tinggi. Kasus Tn. I ini masih belum
pernah penanganan seperti layaknya pasien di Rumah sakit.

62
Penatalaksanaan medis secara teori untuk penyakit Hipertensi adalah pengobatan
non farmakologi seperti perubahan cara hidup, mengurangi asupan garam dan
lemak mengurangi asupan alcohol, berhenti meroko, mengurangi berat badan
bagi penderita obesitas, meningkatkan aktifitas fisik, olah raga teratur,
menghindari ketegangan, istirahat cukup. Pengobatan farmakologi adalah
pemberian obat diureticseperti HCT, Keta Blocker seperti amlodipine 5 mg. Diit
pada hipertensi yaitu diit yang diberikan pada hipertensi syarat-syarat yaitu
cukup kaloti, cukup protein, mineral, dan vitamin, bentuk makanan disesuaikan
dengan berat tidaknya retensi garam air atau hipertensi. Pada hipertensi selalu
diberikan diit rendah garam, hipertensi ringan pemberian garam sendok the
untuk satu kali masakan, hipertensi sedang sendok the untuk satu kali
masakan, hipertensi berat tidak boleh mengkomsumsi garam. Pada kasus Tn. I
melakukan penatalaksanaan non farmakologi seperti dengan istirahat yang cukup,
menghindari stress disamping itu Tn. I telah dianjurkan untuk mengurangi asupan
garam, kemudian berubah gaya hidup, dan menganjurkan mengkomsumsi obat
tradisional seperti jus timun, jus belimbing dan salam, Sedangkan untuk
penatalaksanaan farmakologi Tn. I sudah mendapatkan dan meminum obat
captopril 12,5 mg yang didapat ketika berobat ke puskesmas, dan tidak di berikan
obat deuritic karena pada saat pengkajiaan Tn. I tidak di temukan oedema. Secara
teori tipe atau jenis keluarga menurut Anderson Carter, yaitu; keluarga inti
(nuclear family) Keluarga besar (extended family) Keluarga berantai (sereal
family) Keluarga duda , keluarga berkomposisi adalah, keluarga habitat. Tipe
keluarga Tn. I termasuk dalam keluarga inti, karena keluarga Tn. I terdiri dari
ayah, ibu dan anak. Pola komunikasi keluarga Tn. I terbina dengan baik, mereka
saling terbuka satu sama lain,dalam penyampaikan pesan tidak ada yang di

63
libatkan emosi, dalam mengambil keputusan. Keluarga Tn. I menghargai satu
sama lain dan saling membantu serta saling mendukung. Tn. I berfungsi sebagai
kepala rumah tangga, ayah, ibu dan anak. Mendidik anak serta melindung
keluarga dan membantu keuangan keluarga. Terjadi komflik peran dalam
keluarga Tn. I khususnya Tn. I sebagai kepala keluarga ayah mencari nafkah.
Keluarga Tn. I menerapkan aturan sesuai dengan ajaran agama da adat sesuai
dengan nilai dengan lingkungan, nilai tersebut juga disadari oleh keluarga Tn. I
dan tidak ada komplik. Masing-masing keluarga Tn. I sudah dapat menjalankan
perannya dengan baik yang sesuai dengan teori dalam konsep keluarga. Secara
teori yang dikaji dalam fungsi keluarga adalah fungsi afektif, fungsi sosialisasi,
fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi perawatan keluarga. Untuk fungsi
ekonomi dikaji dalam penjajakan 1 dan untuk fungsi perawatan keluarga dikaji
dalam penjajakan 11.
Dalam menjalankan fungsi afektif keluarga Tn. I selalu menganjurkan dan
mengajarkan arti saling hormat menghormati pada keluarga khususnya pada
anak-anak Tn. I selalu memberikan perhatian satu sama lain dalam kearah yang
lebih baik. Sudah dapat saling mengasihi, saling mendukung, dan saling
menghargai antar anggota keluarga. Untuk fungsi sosialisasi keluarga Tn. I selalu
mengajarkan dan menerapkan perilaku disiplin, bertanggung jawab terhadap
anak-anaknya yang disesuaikan dengan usia anak, yang menerima tanggung
jawab dan peran dalam membesarkan anak-anak adalah Tn. I dan Ny. M sebagai
orang tua, keluarga menghargai anak-anak sebagai anugrah dalam rumah tangga.
Dalam menjalankan fungsi reproduksi keluarga Tn. I sudah mempunyai anak 3
orang dan saat ini Ny. M sudah tidak mengikuti KB karena sudah menepouse.

64
Pengkajian keperawatan keluarga menggunakan teori friedman yang terdiri dari 2
penjajakan, adapun yang dikaji dalam penjajakan I secara teori tidak ada
perdedaan dengan pengkajian yang dilakukan di keluarga Tn. I antara yang di
kaji adalah data umum, riwayat dan tahap perkembangan , lingkungan , struktur
keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga,

harapan keluarga data

tambahan dan pemeriksaan fisik. Untuk penjajakan II secara teori dan kasus tidak
di temukannya perbedaan di mana yang dikaji dalam penjajakan II adalah 5 tugas
keluarga dalam menghadapi masalah di antaranya adalah kemampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan, kemampuan keluarga mengambil keputusan,
kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga,kemampuan keluarga
dalam memodifikasi lingkungan, dan kemampuan keluarga dalam memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan. Hasil dari penjajakan II penulis mendapatkan data
untuk kemampuan keluarga dalam mengenal masalah didapatkan data keluarga
Tn. I mengatakan mengetahui pengertian, tanda dan gejala, dan penyebab dari
hipertensi, keluarga Tn. I mengatakan hipertensi adalah penyakit darah tinggi,
penyebabnya adalah keturunan, kegemukan, perokok, alcohol, stress.tanda dan
gejala pusing, mata berkunang-kunang, nyeri kuduk, dan susah tidur.
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan didapat data keluarga Tn. I
mengatakan penyakit hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit yang serius
yang harus segera di atasi. Keluarga mengatakan mengetahui akibat lanjut dari
penyakit darah tinggi yaitu stroke dan jantung. Keluarga Tn. I mengatakan Tn. I
sudah mengkomsumsi captopril 12,5 mg dan obat tradisional yaitu makan
ketimun. Keluarga Tn. I mengatakan

mengetahui makanan pantangan tetapi

keluarga Tn. I sudah mengurangi garam, dan mengurangi makan ikan asin.
Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan didapatkan data yaitu

65
keluarga Tn. I

mengatakan lingkungan yang baik adalah lingkungtidak

menimbulkan stress hasil observasi keadaan rumah bersih, penerangan bias


masuk ke dalam rumah. Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan didapat data keluarga Tn. I mengatakan jarak antara tempat
tinggal dan fasilitas kesehatan puskesmas, klinik tidak jauh dan mengetahui
manfaat atau keuntungan dari fasilitas kesehatan yaitu orang sakit menjadi
sembuh, keluarga Tn. I tidak pernah mengalami pelayanan yang kurang baik
terhadap petugas kesehatan. Metode yang penulis gunakan dalam melakukan
pengkajian ini tidak ada perbedaan antara kasus dan teori adapun metode yang
penulis gunakan untuk pengkajiaan keluarga Tn. I adalah wawancara, obsevasi,
dan pemeriksaan fisik. Dalam melakukan pengkajian penulis tidak menemukan
hambatan karena keluarga Tn .I sangat kooperatif dalam memberikan data
kepada penulis, anggota keluarga selalu ada saat penulis melakukan pendataan,
implementasi da evaluasi keperawatan.
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah kumpulan pernyataan, Uaraian dari hasil
wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukan
status kesehatan mulai dari potensial, resikotinggi sampai dengan masalah
aktual. Etiologi dari diagnosa keperawatan keluarga diambil dari 5 tugas
keluarga, maka kesenjangan antara teori dan kasus yang dijumpai pada
keluarga Tn. I berikut ini penulis akan membahas setiap masalah.
Diagnosa keperawatan secara tipologi dalam teori dapat dibedakan menjadi
3 yaitu. Atual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami keluarga
dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat. Resiko tinggi adalah
masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi

66
masalah kesehatan actual yang dapat terjadi dengan cepat apabila tidak
segera mendapat bantuan perawat. Potensial adalah suatu keadaan sejahtera
dari keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya

dan

mempunyai

sumber

penunjang

kesehatan

yang

memungkinkan dapat ditingkatkan. Sedangkan diognosa yang ditemukan


pada kasus keluarga Tn. I khususnya Tn. I yaitu aktual. Gangguan rasa
nyaman pusing pada keluarga Tn. I khususnya Tn. I berhungan ketidak
mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi. Skor 32/3,
karena masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. I khususnya Tn. I
sudah terjadi dimana pada saat dilakukan pengkajian di dapat tanda-tanda
sebagai berikut Tn. I mengalami pusing dengan skala nyeri 3-5, tanda-tanda
vital; TD 180/100 mmhg. Diagnosa resiko tidak di temukan di keluarga Tn.
I hal ini Karena masalah yang ditemukan pada Tn. I sudah dirasakan 5
tahun yang lalu. Sedangkan diagnose potensial tidak terjadi karena keluarga
Tn. I tidak ditemukan data yang mengarah kepada peningkatan status
kesehatan keluarga. Untuk Diagnosa keperawatan keluarga dengan
menggunakan single diagnosa. Etiologi dari diagnose keperawatan keluarga
secara teori ada 5 yaitu ketidak mampuan keluarga dalam mengenal
masalah, ketidak mampuaqn keluarga dalam mengambil keputusan, ketidak
mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga, ketidak mampuan
keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan. Sedangkan etiologi dari
diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. I khususnya Tn. I adalah ketidak
mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan masalh
hipertensi, hal ini disebabkan karena pada saat dilakukan penjajakan 11
untuk masalah hipertensi di keluarga Tn. I di temukan data bahwa keluarga

67
tidak mampu menjalankan lebih dari 2 tugas keluarga dalam bidang
kesehatan yaitu keluarga tidak mengenal masalah, keluarga tidak mampu
mengambil keputusan, dan keluarga tidak mampu memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan puskesmas, sehingga etiologi yang penulisan angka
untuk masalah hipertensi yang terjadi pada keluarga Tn. I khususnya Tn. I
adalah ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan
masalah hipertensi sesuai dengan teori yang menyatakan apabila keluarga
tidak mampu menjaalankan tugas keluarga lebih dari 2 tugas maka yang
diangkat adalah tugas keluarga nomor 3, yaitu ketidak mampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit. Penulis tidak menemukan
mahambatan yang berarti dalam merumuskan diagnose keperawatan
keluarga karena data-data yang di dapat melalui wawancara, observasi dan
pemeriksaan fisik ditunjang referensi- refernsi yang ada untuk menegakan
diagnosa keperawatan keluarga. Faktor pendukung yang ditemukan penulis
diantaranya keluarga kooperatif dalam memberikan informasi sehingga
memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang menunjang untuk
merumuskan diagnose keperawatan dan keluarga mau menerima kehadiran
penulis.
C. Perencanaan keperawatan.
Di dalam melakukan perencanaan yang pertama adalah penapisan masalah
yang perlu diperhatikan adalah kriteria yaitu sifat masalah, kemungkinan
masalah untuk diubah, potensial masalah untuk dicegah dan menonjolnya
masalah. Secara teori sifat masalh terbagi menjadi tiga yaitu actual dengan
nilai 3, resiko dengan nilai 2, potensial dengan nilai 1, dan bobot dengan
nilai 1. Namun di keluarga Tn. I pada diagnosa keperawatan aktual

68
terjadinya gangguan rasa nyaman pusing pada keluarga Tn, I khususnya Tn.
I berhubungan ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
dengan masalah hipertensi. Sifat masalahnya adalah aktual karena masalah
gangguan rasa nyaman pusing padaTn. I sudah terjadi di mana pada saat
pengkajian Tn. I mengatakan pusing, dengan skala nyeri 3-5

saat

pengkajian TD. 180/100 mmhg.


Kemungkinan masalah dapat diubah dengan nilai bobot 2, secara teori yaitu
mudah dengan nilai 2, sebagian dengan nilai 1, dan tidak dapat dengan nilai
0. Dalam kasus kemungkinan masalah untuk diubah sebagian karena Tn. I
mengatakan hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit yang serius, dilihat
dari pendapat, keluarga mampu untuk berobat ke puskesmas, jarak antar
puskesmas dengan rumah dekat dengan kendaraan. Secara teori pada
potensial masalah untuk dicegah dengan bobot 1 yaitu tinggi dengan nilai 3,
cukup dengan nilai 2, dan rendah dengan nilai 1. Pada kasus potensial
masalh untuk dicegah cukup karena masalah hipertensi yang tidak bias
disembuhkan tetapi bias dicegah, apabila Tn. I merasakan pusing Tn. I
mengkomsumsi captopril 12,5 mg dan istirahat. Secara teori untuk
menonjolnya masalah dengan bobot 1, terdiri dari segera diatasi dengan nilai
2,tidak perlu segera dengan nilai 1 dan tidak di rasakan dengan nilai 0, pada
kasus menonjolnya masalah pada keluarga Tn. I adalah segera karena Tn. I
mengatakanjika masalah hipertensi atau darah tinggi lagi kambuh Tn. I
mengkomsumsi obat captopril 12,5 mg dan istirahat dan di bawa ke fasilitas
pelayanan kesehatan.

69
D. Pelaksanaan keperawanan
Pelaksanaan merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun
sebelumnya. Pelaksanaan secara teori yaitu berdasarkan pelaksanaan yang
mengacu pada rencana keperawatan yang dibuat, pelaksanaan dilakukan
dengan tetap mempertahankan prioritas masalah, dan kekuatan-kekuatan
keluarga berupa finansial, motivasi dan sumber-sumber pendukung lainnya.
Pelaksanaan yang dibuat pada kasus tidak ada perbedaan dengan yang ada pada
teori.
Pada saat pelaksanaan pada kasus semua rencana tindakan yang telah disusun
dapat di aplikasikan sesuai dengan TUK. Tindakan keperawatan yang telah
dilakukan penulis untuk TUK 1 adalah menjelaskan pengertian, penyebab,
tanda dan gejala dari hipertensi, memotivasi keluarga untuk menjelaskan
kembali

pengertian,

penyebab,

tanda

dan

gejala

dari

hipertensi.

Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala dari hipertensi yang terjadi pada
Tn. I. TUK 2 dapat dilaksanakan oleh penulis antara lain menjelaskan akibat
lanjut dari hipertensi bila tidak ditangani, mendorong keluarga untuk
menyebutkan alternatif tindakan yang dapat dilakukan oleh keluarga untuk
mengatasi hipertensi. TUK 3 yang sudah dilakukan oleh penulis adalah
menjelaskan cara pencegahan dan mempraktikan cara membuat obat tradisional
untuk hipertensi. TUK 4
menganjurkan

keluarga

yang dapat dilakukan oleh penulis adalah

untuk

memodifikasi

lingkungan

yang

dapat

mengurangi risiko terjadinya komplikasi dari hipertensi.


Dalam melakukan tindakan keperawatan penulis tidak menemukan perbedaan
antara teori dan kasus namun penulis sedikit menemukan hambatan dalam
melakukan tindakan keperawatan antara lain pada saat dilakukannya

70
penyuluhan di keluarga Tn. i

tidak dapat di hadiri oleh seluruh anggota

keluarga hanya Tn. I dan Ny. M yang penulis berikan pendidikan kesehatan.
Namun alternatif pemecahan masalah yang penulis lakukan adalah dengan cara
menganjurkan Tn. I

menyampaikan kembali materi pendidikan kesehatan

kepada anggota keluarga yang lain, selain itu penulis memberikan leaflet pada
keluarga agar dapat dibaca kembali dan diberikan pada anggota keluarga yang
lain.
Sedangkan faktor pendukung saat dilakukan tindakan yaitu keluarga cukup
kooperatif dan memperhatikan penjelasan penyuluh serta bersedia meluangkan
waktu dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dan keluarga mau pergi bersama
perawat ke Puskesmas.

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga.
Evaluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai
sesuai yang ditetapkan dalam tujuan di rencana keperawatan.
Tahap evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif
bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan sesuai kontrak pelaksanaan. Evaluasi sumatif
bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosa pada saat
penulis melakukan evaluasi terhadap masalah keluarga Tn. I khususnya Tn. I
penulis menggunakan evaluasi formatif dan sumatif di mana evaluasi formatif
diharapkan pada pencapaian tujuan khusus. Pada saat dilakukan evaluasi
formatif keluarga dapat menyebutkan pengertian hipertensi, menyebutkan 4
dari 8 penyebab hipertensi,dan 4 dari 9 tanda dan gejala hipertensi, yaitu :

71
Keluarga Tn. I mengatakan hipertensi adalah tekanan darah tinggi, penyebab
dari hipertensi adalah merokok dan suka makan asin, dan tanda dan gejala dari
hipertensi adalah sakit kepala dan telinga berdengung.

sehingga untuk

pencapaian TUK 1 penulis menyimpulkan TUK 1 tercapai. Untuk TUK 2 pada


saat dilakukan evaluasi Tn. I dapat menyebutkan 2 dari akibat lanjut hipertensi
apabila tidak ditangani, yaitu : Tn. I

mengatakan akibat lanjut hipertensi

apabila tidak ditangani adalah stroke dan penyumbatan pembuluh darah otak,
sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa TUK 2 tercapai. Untuk TUK 3
pada saat dilakukan evaluasi keluarga dapat menyebutkan 3 dari 5 pencegahan
hipertensi dan mempraktikan cara membuat obat tradisional untuk hipertensi,
yaitu : Tn. I mengatakan pencegahan hipertensi di antaranya adalah hindari
makanan yang asin, hindari merokok dan olahraga yang teratur, dan Tn. I
tampak mempraktekkan cara membuat merebus daun salam. Sehingga penulis
dapat menyimpulkan bahwa TUK 3 tercapai. Untuk TUK 4 pada saat dilakukan
evaluasi

keluarga

dengan

kunjungan

yang

terencana

membersihkan rumah sehingga rumah keluarga Tn. I

keluarga

Tn.

tampak bersih dan

jendela dibuka, dari data tersebut maka penulis dapat menyimpulkan TUK 4
tercapai. Sedangkan untuk TUK 5 keluarga dapat memanfaatkan fasilitas
kesehatan yaitu puskesmas untuk berobat dengan ditemani oleh penulis. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa TUK 5 tercapai.
Sedangkan evaluasi sumatif yang diarahkan pada pencapaian tujuan umum,
setelah dilakukan kunjungan selama 3 kali masalah keluarga Tn. I khususnya
Tn. I

teratasi di mana pada saat kunjungan hari ketiga didapatkan data

tekanan darah 160/80 mmHg, pusing berkurang, namun untuk kaku kuduk,
mata berkunang-kunang masih dirasakan oleh Tn. I.

72
Pada saat dilakukan evaluasi penulis tidak menemukan hambatan dari keluarga
sedangkan faktor pendukung yang penulis temukan pada saat melakukan
evaluasi adalah keluarga tampak kooperatif serta keluarga dapat menyebutkan
apa yang telah dijelaskan oleh penulis sesuai dengan kriteria dan standar yang
penulis tetapkan di dalam rencana keperawatan.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam melakukan pengkajian tidak ditemukannya perbedaan antara kasus dan
teori karena penulis melakukan pengkajian tahap awal meliputi penjajakan I dan
penjajakan II. Dalam pengkajian terhadap etiologi dari penyakit hipertensi
dapatdisimpulkan tidak adanya perbedaan antara teori dan kasus di mana
penyebab dari Hipertensi pada keluarga Tn. I khususnya Tn. I disebabkan oleh
hipertensi esensial atau hipertensi primer di mana Tn. I mengalami dari faktor
makanan. Sedangkan faktor hipertensi sekunder tidak ditemukan pada Tn. I.
Tanda dan gejala penyakit Hipertensi secara teori dan kasus dapat disimpulkan
bahwa gejala yang muncul pada Tn. I

hanya sakit kepala dan pusing ,nyeri

kuduk, susah tidur, mata berkunang-kunang. Dalam pelaksanaan struktur peran


keluarga tidak ditemukannya perbedaan karena keluarga dapat menjalankan
peran dan fungsinya masing-masing dengan baik dan secara fleksibel.
Sedangkan dalam pelaksanaan fungsi keluarga antara teori dan kasus tidak
ditemukan perbedaan karena keluarga Tn. I dapat menjalankan perannya
masing-masing.
Untuk komplikasi pada Tn. I

belum terjadi, hal ini disebabkan karena Tn. I

sudah berobat ke puskesmas dan minum obat captropil 12,5 mg Tn I juga sering
mengkonsumsi obat tradisional jus mentimun. Untuk komplikasi yang lainnya
seperti penyakit jantung koroner, penyakit ginjal kronik dan gagal ginjal

73

74
terminal, stroke, kebutaan tidak ditemukan pada Tn. I . Hal ini disebabkan
karena pada saat pengkajian tidak ditemukan data-data seperti gejala di atas.
Dalam penatalaksanaan medis penulis menemukan tidak ada perbedaan antara
kasus dan teori, untuk pengobatan farmakologi di mana pada kasus Tn. I
mendapatkan obat captropil 12,5 mg, sedangkan untuk pengobatan non
farmakologi secara teori seperti perubahan cara hidup,

mengurangi asupan

garam dan lemak, mengurangi asupan alkohol, berhenti merokok, mengurangi


berat badan bagi penderita obesitas,

meningkatkan aktivitas fisik, olahraga

teratur, menghindari ketegangan, istirahat cukup belum dapat dilakukan soleh


Tn. I secara keseluruhan terutama untu merokok dan minum kopi.
Diagnosa keperawatan secara tipologi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu aktual,
risiko, potensial. Diagnosa yang ditemukan pada kasus keluarga Tn.
khususnya Tn. I

adalah sifat masalah aktual dengan nilai 3, kemungkinan

masalah untuk diubah adalah sebagian dengan nilai 1, potensial masalah untuk
dicegah adalah cukup dengan nilai 2, dan menonjolnya masalah adalah tidak
segera dengan nilai. Dan etiologi dari diagnosa keperawatan yang ditemukan di
keluarga Tn. I

khususnya Tn. I adalah ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi. Adapun rumusan


diagnosa di keluarga Tn. I adalah gangguan rasa nyaman pusing pada keluarga
Tn. I khususnya Tn. I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga dengan masalah Hipertensi. Sedangkan untuk
diagnosa risiko dan potensial tidak ditemukan.
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh penulis dalam perencanaan keperawatan
keluarga salah satunya adalah mengacu pada konsep teori yang diawali dengan
proses penapisan masalah yang digunakan untuk memprioritaskan masalah
keperawatan terdiri dari kriteria, bobot, dan pembenaran. Untuk kriteria terdiri
dari : sifat masalah, diantara komponennya adalah aktual, resiko, dan potensial.

75
Kemungkinan masalah untuk dapat diubah terdiri dari mudah, sebagian, dan
tidak dapat. Potensial masalah untuk dapat di cegah terdiri dari tinggi, cukup,
dan rendah sedangkan untuk menonjolnya masalah terdiri dari segera, tidak
perlu segera, dan tidak dirasakan. Dalam kasus sifat masalah terjadi secara
aktual, kemungkinan masalah untuk diubah dalam kasus sebagian, potensial
masalah untuk dicegah dalam kasus cukup, serta menonjolnya masalah dalam
kasus ini tidak perlu segera di tangani. Dalam membuat rencana keperawatan
penulis selalu melibatkan keluarga.
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan penulis untuk TUK 1 adalah
menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari hipertensi, memotivasi
keluarga untuk menjelaskan kembali pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari
hipertensi. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala dari hipertensi yang
terjadi pada Tn.I . TUK 2 dapat dilaksanakan oleh penulis antara lain
menjelaskan akibat lanjut dari hipertensi bila tidak ditangani, mendorong
keluarga untuk menyebutkan alternatif tindakan yang dapat dilakukan oleh
keluarga untuk mengatasi hipertensi. TUK 3 yang sudah dilakukan oleh penulis
adalah menjelaskan cara pencegahan dan mempraktikan cara membuat obat
tradisional untuk hipertensi. TUK 4 yang dapat dilakukan oleh penulis adalah
menganjurkan keluarga untuk memodifikasi lingkungan yang dapat mengurangi
resiko terjadinya komplikasi dari hipertensi.
Evaluasi dalam asuhan keperawatan keluarga, terdiri dari evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif. Hasil dari evaluasi formatif dapat disimpulkan bahwa untuk
pelaksanaan TUK 1, 2, 3, 4, dan 5 tercapai terutama di mana keluarga Tn.I dapat
mengenal masalah dengan menyebutkan pengertian dari hipertensi, dapat
menyebutkan 2 dari 5 penyebab dari hipertensi, dan dapat menyebutkan tanda
dan gejala dari hipertensi. Keluarga Tn. I dapat mengambil keputusan dengan

76
menyebutkan 2 dari 3 akibat lanjut dari hipertensi. Keluarga Tn. I

dapat

merawat dengan menyebutkan 3 dari 5 pencegahan dari hipertensi dan dapat


mempraktekkan cara membuat obat tradisional untuk hipertensi. Keluarga Tn. I
dapat memodifikasi lingkungan dengan membersihkan rumah dan keluarga Tn.
I dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara Tn. I mau untuk berobat
ke Puskesmas, sesuai dengan kriteria dan standar yang penulis tetapkan dalam
rencana keperawatan.

B.

Saran
Berdasarkan kesimpulan asuhan keperawatan diatas, beberapa saran yang
dapat penulis sampaikan adalah:
1. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, mahasiswa atau perawat
hendaknya tetap mempertahankan dan mengupayakan pendekatan keluarga
yang optimal baik secara pisikososial, spiritual, dan tindakan yang di
lakukan perlu memperhatikan sumbrdaya dan sumber dana yang ada pada
keluarga. Perawat dapat mendokumentasikan dalam peoses keperawatan
keluarga agar setiap perawat dapat melanjutkan asuhan keperawatan yang
di berikan.
2. Dalam memberi asuhan keperawatan, mahasiswa hendaknya mampu
membina kerja sama denga keluarga melalui dari pengkajian sampai
evaluasi untuk lebih dipertahankan dan di pertingkatkan, Mahasiwa
diharapkan dapat membantu masalah kesehatan yang ada pada masyarakat
yang mengalami masalah kesehatan.
3. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, mahasiswa menyarankan kepada
keluarga Tn. I khususnya Tn. I untuk mengurangi makanan yang terlalu asin

77
seperti ikan asin, menyarankan keluarga Tn. I menyarankan keluarga Tn. I
agar melakukan olah raga rutin untuk menjaga tekanan darahnya stabil.

Anda mungkin juga menyukai