PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hipertensi merupakan penyakit peningkatan tekanan darah yang abnormal
dengan sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg.
Banyaknya perubahan gaya hidup di zaman yang sudah maju di saat sekarang ini
menjadikan tingginya masalah penyakit hipertensi pada setiap kalangan.
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sangat penting karena angka
prevalensinya yang sangat tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan. Di
Negara maju penyakit hipertensi merupakan masalah kesehataan yang
memerlukan penanggulangan dengan baik, oleh karena angka morbilitasnya yang
tinggi. Berdasarkan laporan didapatkan adanya perbandingan antara wanita dan
pria, dimana wanita lebih banyak menderita hipertensi.
Menurut Anwar penderita hipertensi di Amerika, yang diobati sebanyak 59% dan
yang terkontrol 34%, sedangkan di negara Eropa, penderita yang diobati hanya
sebesar 27% dan dari jumlah tersebut, 70% tidak terkontrol. Penderita hipertensi
di Indonesia, yang periksa di Puskesmas dilaporkan teratur sebanyak 22,8%
sedangkan tidak teratur sebanyak 77,2%. Dari pasien hipertensi dengan riwayat
kontrol tidak teratur, tekanan darah yang belum terkontrol mencapai 91,7%,
sedangkan yang mengaku kontrol teratur dalam tiga bulan terakhir dilaporkan
100% masih mengidap hipertensi. Hasil ini diduga karena keterbatasan fasilitas
di Puskesmas, keterbatasan dana, keterbatasan obat yang tersedia dan lama
pemberian obat yang hanya sekitar 3-5 hari (Hernawan. 2009).
2
Menurut Kartari penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan
masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia.
Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara
berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000,
diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan
pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini
(Hernawan. 2009).
Menurut Austriani untuk Indonesia sendiri kesadaran dan pengetahuan tentang
penyakit hipertensi masih sangat rendah hal ini terbukti, masyarakat lebih
memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi
gula, dan mengandung banyak garam. Pola makan yang kurang sehat ini
merupakan pemicu penyakit hipertensi. Menurut Hembing Seluruh penderita
tekanan darah tinggi, teryata sekitar 90-95% belum dapat diterangkan mekanisme
terjadi penyakitnya secara tepat. Tidak diketahui pasti mereka bagaimana sampai
terkena penyakit tsekanan darah tinggi. Ini merupakan problem dari penderitanya
(Hernawan. 2009).
Data WHO menunjukan setiap tahun nya penyakit hipertensi telah menyebabkan
kematian 9,4 juta penduduk di seluruh dunia. WHO juga memprediksi pahwa
pada tahun 2025 yang akan datang ada sekitar 29% jiwa di dunia yang terserang
penyakit hipertensi. WHO juga menyebutkan bahwa 40% penduduk Negaranegara berkembang dunia mengalami hipertensi sedangkan untuk Negara-negara
maju sekitar 35% Sedang bagian asia tenggara memiliki prosentase 36% dan
telah menyebabkan kematian 1,5 juta jiwa setiap tahunnya.penderita hipertensi di
Indonesia ada yang meningkatan yang cukup tajam dulu sekitar 18% sekrran
sekarang meningkat menjadi 31% untuk pria dan wanita dulu 16% sekarang
meningkat menjadi 29% seperi di kemukakan oleh Dr. Khancit limpakarnjanarat.
3
Menurut nasional Basic Health Survey (2013) prevalensi hipetensi pada
kelompok usia 15-24 tahun adalah 8,70% usia 25-34 adalah tahun adalah 14,7%
usia 35-44 tahun adalah 24,8% usia 45-54 tahun adalah 35,6% tahun adalah
45,9% usia 65-74 tahun adalah 57,6% da pada usia lebih dari 75 tahun adalah
63,8% saat ini, angka kematian karena hipertensi, di indonesia sangat tinggi.
Hipertensi
merupan
penyebab
kematiannomor
setelah
stroke
dan
4
bisa disebabkan oleh stres, faktor keturunan, usia, asupan garam, dan gaya hidup
yang kurang sehat. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung,
stroke, gagal ginjal, kerusakan retina dan akhirnya kematian. Akibat lanjut
dari hipertensi apabila tidak ditangani maka bisa mengakibatkan kerusakan pada
organ-organ seperti jantung yang akan mengakibatkan penyakit jantung koroner,
pada ginjal akan mengakibatkan penyakit ginjal kronik dan gagal ginjal terminal,
pada otak akan mengakibatkan
lanjut, dengan
aspek preventif
5
Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui
bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga TN. I khususnya TN. I dengan
Hipertensi di RT 04/RW 04 Kp. Cijujung Desa Cimandala Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Bogor dilaksanakan pada tanggal 6 september 8 september 2015.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum :
Diperolehnya pengalaman nyata dalam memberikan Asuhan keperawatan
keluarga dengan masalah kesehatan Hipertensi.
2. Tujuan khusus :
Diharapkan Mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga dengan masalah
b.
Hipertensi.
Menganalisa data untuk menentukan diagnosa keperawatan pada
c.
d.
Hipertensi.
Melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga dengan masalah
e.
f.
Hipertensi.
Melakukan evaluasi pada keluarga dengan masalah Hipertensi.
Mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus
g.
h.
mencari solusinya.
Mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan dalam bentuk narasi.
C. Ruang lingkup
Penulisan makalah Ilmiah ini merupakan pembahasan pemberian Asuhan
keperawatan pada Keluarga Keluarga TN. I khususnya TN.I dengan Hipertensi
di RT 04/RW 04
D. Metode Penulisan
6
Dalam penulisan makalah ilmiah ini penulis menggunakan metode:
1. Studi kepustakaan, yaitu dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan
dengan Asuhan keperawatan keluarga dan buku tentang penyakit Hipertensi.
2. Metode Deskriptif dengan pendekatan studi kasus dimana penulis mengambil
satu kasus keluarga dan diberikan asuhan keperawatan secara
langsung.
pengkajian
keperawatan,
diagnosa
keperawatan,
perencanaan,
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
8
2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
a. Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi
seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik,
system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan
stress.
b. Hipertensi Sekunder
Jenis ini dapat diketahui penyebabnya, seperti : kelainan ginjal :
Glomerulonepritis akut ( GNA ), GNC, Pyelonepritis kronis (PNC),
penyempitan arteri renalis, kelainan hormone : DM, Pil Kb dan tumor
adrenal ( phaecromacytoma ), kelainan neurologis : polyneuritis,
polymyelitis.(Online),(http;//depkes.co.id/stroke.Republik
Indonesia.
9
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu
dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi (Rohaendi, 2008).
b. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala dari penyakit hipertensi adalah respon gejala seperti
tengkuk terasa pegal, wajah merah, gejala ringan seperti pusing atau
sakit kepala, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas,
mudah lelah, mata berkunang-kunang, dan mimisan. (Novianti, 2006)
c. Komplikasi
1. Stroke
2. Gangguan pada jantung
3. Gangguan penglihatan
4. Gangguan pada ginjal
5. Penebalan dan pengerasan dinding pembuluh darah
6. Gangguan gerak dan keseimbangan
7. Kematian
4. Pemeriksaan diagnostik
a. CT-scan
10
Mengkaji tumor serebral ,cairan serebroveskuler, ensefalopati, atau
fiokromositoma, dan mengetahui adanya iskemi pada otak.
Elektrokardiogram : kemungkinan adanya pembesaran ventrikel kiri,
pemebesaran atrium kiri, adanya penyakit jantung koroner atau aritmia
yang di tandai dengan relaksasi isovolemik, pengisian ventrikel yang
lambat, dan terganggunya indeks pengosongan (empitying indeks) atrium
kiri.
b. Foto rontgen
Kemungkinan ditemukan pembesaran jantung vaskularisasi atau aorta
yang lebar.
c. Ekokardiogram
Tampak penebalan dinding ventrikel kiri, mungkin juga sudah terjadi
dilatasi dan gangguan fungsi sistolik dan diastolic.
d. Pemeriksaan laboratorium
Untuk mengetahui fungsi ginjal, urin lengkap (urinalisis), ureum, kreatinin,
BUN, dan asam urat serta darah lengkap lainnya. (David Rubenstein, 2005)
5. Penatalaksanaan medis
Tujuan pengobatan hipertensi adalah menurunkan morbilitas dan mortallitas
dengan minimalnya atau tanpa efek samping. Bila mungkin tekanan darah
dipertahankan sistol 140 mmHg dan diastole 90 mmHg.
a. Pengobatan non farmakologi seperti perubahan cara hidup, mengurangi
asupan garam dan lemak, mengurangi asupan alkohol, berhenti merokok,
mengurangi berat badan bagi penderita obesitas, meningkatkan aktifitas
fisik, olahraga teratur, menghindari ketegangan, istirahat cukup berdoa.
b. Pengobatan farmakologi, diuretic adalah obat yang meperbanyak buang
air kecil, mempertinggi pengeluaran garam (NaCl) dengan
turunnya
kadar na+, maka tekanan darah akan turun dan efek hipotensifnya kurang
kuat. Keta Blocker adalah mekanisme kerja obat beta dan blocker belum
diketahui dengan pasti di duga kerjanya berdasarkan beta blocker pada
jantung demikian tekanan darah akan menurun dan daya hipertensinya
11
baik. Kalsium antagonis adalah mekanisme obat antagonis kalsium adalah
menghambat ion kalsium kedalam sel otot polos pembuluh efek
vasodilatasi dan turunnya tekanan darah dengan cara menghambat
angiotensin enzyme yang berdaya vasokonstriksi kuat. Alpo-Adrenergik
bloking agen adalah obat yang dapat memblokir alfa dan menyebabkan
vasodilatasi perifer
hipertensi sedang 1/4 sendok teh untuk satu kali masakan, hipertensi
berati tidak boleh menngkonsumsi garam. (Suryadi, dikutip dalam Rogen,
2005)
6. Pengertian tentang proses penuaan
a. Pengertian
Proses menua merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang ditandai
dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap stres
atau pengaruh lingkungan, dimulai dari kemunduran secara fisik maupun
psikis (kejiwaan), atau yang lazim dikatakan adalah keuzuran. (
http://www.healthyenthusiast.com/proses-menua.html dikutip tanggal 12
November 2015 jam 23.00 WIB )
Proses menua (= menjadi tua = aging) adalah proses menghilangnya
secara perlahan-lahan kemampuan tubuh untuk mengganti sel yang rusak
dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak
dapat bertahan terhadap rangsangan (misalnya penyakit) dan tidak
12
mampu memperbaiki kerusakan yang di derita. Artinya, seseorang yang
sudah mendekati tua akan kehilangan daya tahan tubuhnya.
intraseluler
pengumpulan
meningkatnya keratin 4.
d. Sistem penglihatan
serumen
dapat
mengeras
karena
13
1) Sfinger pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
2) Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
3) Lensa lebih suram ( kekeruhan pada lensa) menyebabkan gangguan
penglihatan
4) Hilangnya daya akomodasi
5) Menurunnya lapang pandang
6) Menurunnya daya membedakan warna biru aau hijau
B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Konsep keluarga
a. Definisi
Menurut Raisner Keluarga adalah sebuah kelompok yang tediri dari dua
orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan
yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek (dikutip Jhonson.
2010).
Menurut Logans Keluarga adalah sebuah system social dan kumpulan
dari beberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang
lainnya (dikutip Jhonson. 2010).
Menurut Bailon dan maglaya Keluarga adalah dua orang dua orang atau
lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan
serta mempertahankan suatu budaya (dikutip Jhonson. 2010).
Menurut friedman Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang
terikat dalam perkawinan, ada hubungan darah, atau adopsi dan tinggal
dalam satu rumah (dikutip Santun. 2005).
Dari definisi-definisi diatas penulis dapat menyimpulkan keluarga adalah
sekelompok orang atau individu yang tinggal dalam satu rumah yang
terikat dalam suatu pernikahan atau adanya ikatan darah.
14
b. Tipe atau jenis keluarga
Tipe atau jenis keluarga menurut Anderson Carter
1) Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak.
2) Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek, kakek,
keponakan, sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
3) Keluarga berantai (sereal family)
Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari
satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
a) Keluarga duda
yang terjadi karena perceraian atau kematian.
b) Keluarga berkomposisi
Keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama-sama.
c) Keluarga kabitas
Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu
keluarga.
c.
Struktur keluarga
Elemen struktur keluarga menurut Friedman, terdiri dari :
1) Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik
didalam keluarganya sendiri maupun peran dilingkungan Masyarakat.
2) Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam
keluarga.
3) Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi diantara orang
tua, orang tua dan anak, diantara anggota keluarga ataupun dalam
keluarga besar.
4) Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan
atau mempengaruhi orang lain dalam perubahan perilaku kearah
positif.
d. Peran keluarga
Peranan keluarga menggabarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam
15
tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat. Berbagai peranan
yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut:
1) Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anakanaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarga.
3) Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spritual.
e. Fungsi keluarga
Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
1) Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial anggota keluarga.
2) Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan dan tempat
melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah
untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
3) Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi
16
Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan keluarga
Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi.
f. Tahap-tahap keluarga dan tugas perkembangan keluarga
Tahap-tahap dan tugas perkembangan keluarga menurut teori duvall
didalam buku Roger Friedman (1998) adalah sebagai berikut :
1) Pasangan baru (keluarga baru), keluarga baru dimulai saat masingmasing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga
melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga
masing-masing.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Membina hubungan intim yang memuaskan
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
2) Keluarga childbearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30
bulan.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Persiapan menjadi orang tua
b) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga.
c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3) Keluarga dengan anak prasekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan
berakhir saat anak berusia lima tahun.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman.
b) Membantu anak untuk bersosialisasi.
17
c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain juga harus terpenuhi.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik didalam maupun
diluar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot).
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
4) Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai
jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga.
5) Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai dengan 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak
meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah
melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Memberikan kebebasan yang simbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya.
b) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d) Perubahan sisitem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
18
6) Keluarga dengan anak dewasa
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.
Lamanya
tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada
anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
d) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7) Keluarga dengan usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Mempertahankan kesehatan
b)
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak.
c) Meningkatkan keakraban pasangan
8) Keluarga lanjut usia
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah
satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal
dan sampai keduanya meninggal.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan.
c) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
d) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e) Melakukan life review (merenungkan hidupnya)
2. Konsep proses keperawatan keluarga
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan,
mengingat
pengkajian
sebagai
awal
bagi
keluarga
untuk
19
perawat keluarga diharapkan memahami betul ruang lingkup, metode,
alat bantu, dan format pengkajian yang digunakan.
1) Model pengkajian
Pengkajian keluarga model Friedman.
Asumsi yang mendasari pengkajian model Friedman antara lain :
keluarga sebagai sisitem sosial yang merupakan kelompok kecil
dari masyarakat. Friedman memberikan batasan enam kategori
dalam
memberikan
pertanyaan-pertanyaan
saat
melakukan
pengkajian.
2) Penjajakan I
Data data yang dikaji dalam penjajakan I antara lain :
a) Data pengenalan keluarga
b) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
c) Data lingkungan
d) Struktur keluarga
e) Fungsi keluarga
f) Stres dan koping keluarga
3) Penjajakan II
Sedangkan pada tahap penjajakan kedua yaitu pengumpulan datadata yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
menghadapi masalah kesehatan sehingga dapat ditegakan diagnosa
keperawatan keluarga dengan lima tugas keluarga, yaitu:
a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
e) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
b. Diagnosa keperawatan
1) Definisi diagnosa keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan kumpulan pernyataan,
uraian dari hasil wawancara, pengamatan langsung
dengan
dengan
masalah
aktual.
Untuk
struktur
diagnosa
20
a)
b)
sudah terjadi.
Resiko tinggi : Masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi
tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi
c)
keluarga
telah
mampu
memenuhi
kebutuhan
kesehatannya.
3) Struktur Diagnosa keperawatan keluarga
a) Problem/masalah
Adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga
(individu).
b) Etiologi/penyebab
Adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah
dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu mengenal
masalah, mengambil keputusan yang tepat, memelihara
c)
keluarga
keluarga
keluarga
keluarga
keluarga
mengenal masalah
mengambil keputusan
merawat anggota keluarga
memodifikasi lingkungan
memanfaatkan fasilitas pelayanan
21
5) Prioritas masalah
Prioritas masalah didasari atas tiga komponen, yaitu :
a) Kriteria
Yang terdiri dari :
(1) Sifat masalah terdiri dari : Aktual dengan nilai 3, Resiko
tinggi dengan nilai 2 ,Potensial dengan nilai 1 .
(2) Kemungkinan masalah untuk dapat diubah terdiri dari :
Mudah dengan nilai 2, Sebagian dengan nilai 1, Tidak dapat
dengan nilai 0.
(3) Potensial masalah untuk dapat dicegah terdiri dari : Tinggi
dengan nilai 3, Cukup dengan nilai 2, Rendah dengan nilai 1.
(4) Menonjolnya masalah terdiri dari : Segera diatasi dengan
nilai 2, Tidak segera diatasi dengan nilai 1, Tidak dirasakan
b)
c)
dengan bobot 1.
Pembenaran
Yang terdiri dari : Alasan penentuan sub kriteria, dampak
terhadap kesehatan keluarga, ditunjang dari data hasil
pengkajian.
Cara perhitungan
(1) Skor / angka tertinggi dikalikan bobot
(2) Jumlah skor
(3) Skor tertinggi menjadi masalah prioritas
c. Perencanaankeperawatan
Perencanaan Keperawatan sebagai penanganan perawatan langsung
dimana perawat melakukan tindakan untuk kepentingan klien dan
keluarga yang meliputi hubungan terapeutik. Intervensi keperawatan
keluarga dapat dilakukan di keluarga dengan satu masalah dan
berpenyakit yang mempengaruhi anggota keluarga yang lainnya, anggota
22
keluarga yang mendukung permasalahan yang muncul dan yang
terdiagnosis penyakit yang pertama kali.
1) Menetapkan tujuan intervensi
a) Tujuan Umum
Tujuan umum merupakan tujuan yang lebih menekankan pada
pencapaian akhir sebuah masalah, di mana perubahan perilaku
dari
yang
merugikan
kesehatan
kearah
perilaku
yang
tingkat
pelaksanaan
yang
di
inginkan
untuk
pemecahan masalah
Rencana tindakan yang dibuat dapat dilakukan mandiri oleh
c)
keluarga
Rencana tindakan yang dibuat berdasarkan masalah
d)
e)
kesehatan
Rencana tindakan sederhana dan mudah dilakukan
Rencana tindakan keperawatan dapat dilakukan secara terus
menerus oleh keluarga
d. Pelaksanaan Keperawatan
23
Pelaksanaan Keperawatan merupakan aktualisasi dari perencanaan yang
telah disusun sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi
keperawatan keluarga antara lain :
1) Implementasi yang mengacu pada rencana keperawatan yang dibuat
2) Implementasi dilakukan dengan tetap mempertahankan prioritas
masalah
3) Kekuatan-kekuatan keluarga berupa finansial, motivasi dan sumbersumber pendukung lainnya.
Pencatatan atau pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga
janganlah terlupakan dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagai
bentuk tanggung gugat dan tanggung jawab profesi.
Hambatan-hambatan dalam melakukan keperawatan keluarga :
1)
Hambatan dari keluarga : pendidikan keluarga yang rendah,
keterbatasan sumber-sumber daya keluarga (keuangan sarana dan
prasarana), kebiasaan-kebiasaan yang melekat, dan sosial budaya
2)
kegagalan
24
tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan di rencana keperawatan.
Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada
beberapa kemungkinan yang perlu ditinjau kembali yaitu :
a)
Tujuan tidak realistis
b)
Tindakan keperawatan tidak tepat
c)
Faktor-faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi
2) Catatan perkembangan
Catatan perkembangan keperawatan keluarga merupakan indikator
keberhasilan tindakan keperawatan yang di berikan pada keluarga oleh
petugas kesehatan. Karakteristik evaluasi dengan pedoman SOAP
memberikan tuntunan pada perawat dengan uraian sebagai berikut :
a) Subjektif
Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang
perubahan yang di rasakan setelah di berikan tindakan keperawatan.
b) Objektif
Data-data yang bisa diamati, bisa berupa kemajuan atau kemunduran
dari status kesehatan seseorang.
c) Analisa Pernyataan yang menunjukkan sejauh mana masalah
keperawatan yang dapat tertanggulangi.
d) Planning
Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan rencana
tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkannya atau tidak sebuah
rencana, sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi bagi perawat
keluarga.
Tahap evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap
sesuai dengan kegiatan yang dilakukan sesuai kontrak pelaksanaan.
Evaluasi sumatif bertujuan meniai secara keseluruhan tehadap
pencapaian diagnosis keperawatan apakah rencana diteruskan atau di
hentikan.
25
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data dasar keluarga
a. Nama kepala keluarga Tn. I Usia 63 tahun. Pendidikan terakhir SD.
Pekerjaan buruh. Alamat: Desa Cijujung Rt 004 Rw 004 Kecamatan
Sukaraja Kabupaten Bogor,
b. Komposisi keluarga terdiri dari: Ny.M usia 50 tahun, jenis kelamin
perempuan hubungan dengan kepala keluarga sebagai istri, Pendidikan
terakhir SD, Pekerjaan ibu rumah tangga. Tn. D usia 38 tahun, jenis
kelamin laki-laki, hubungan dengan keluarga sebagai anak pendidikan
terakhir SMP Pekerjaan Karyawan swasta Tn. A usia 33 tahun, jenis
kelamin laki-laki, hubungan dengan kepala keluarga sebagai anak,
Pendidikan terakhir SMP, Pekerjaan Karyawan swasta. An. N. usia 21
tahun,
26
63
5
0
33
38
2
1
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Tinggal satu rumah
: Garis keturunan
: Klien
d. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. I merupakan keluarga inti yang terdiri dari Ayah, ibu
dan anak.
e. Suku bangsa
Keluarga Tn. I berasal dari suku sunda bahasa yang digunakan adalah
bahasa sunda dan Indonesia namun keluarga Tn. I adalah kehidupan
sehari-hari menggunakan bahasa sunda dalam bergaul di lingkungan
tetangga dan hubungan social tetap terjalin dengan baik. Tn. I jarang
sekali melakukan rekreasi Tn. I sering melakukan kegiatan pengajian
yang diadakan di lingkungan . Tn. I juga merupakan keluarga yang cinta
akan kebudayaan. Keluarga Tn. I
27
dalam makanan dan pakaian tradisional. Di wilayah keluarga Tn. I ada
budaya tertentu yang mempengaruhi keluarga dalam hal kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari.
f. Agama
Keluarga Tn. I menganut agama Islam dan tidak ada perbedaan Agama
antar anggota keluarga, keluarga Tn. I aktif dalam kegiatan ibadah seperti
shalat lima waktu dan pengajian, baik didalam maupun diluar rumah, dan
keluarga Tn. I
keluarga.
g. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga Tn. I mengatakan pendapatan atau penghasilan dalam perbulan
tidak tentu, berkisar antara Rp 600.000 - Rp1.000.000, itupun jarang.
Keluarga Tn. I mengatakan penghasilan yang didapat tidak mencukupi
untuk kebutuhan sehari-hari, namu keluarga Tn. I mendapatkan bantuan
dari An. N. Keluarga Tn. I mengatakan tidak mempunyai tabungan,
adapun yang mengelola keuangan dalam keluarga adalah Ny. m
h. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn. I mengatakan tidak pernah rekreasi dalam keluarganya,
keluarga menggunakan waktu senggang yaitu dengan menonton TV dan
main ketetangga
i. Tahap dan tugas perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga Tn. I saat ini adalah keluarga dengan
melepaskan anak kemasyarakat. Tugas keluarga dalam tahapan ini
membantu
anak
untuk
mandiri,
mempertahankan
komunikasi,
28
sudah menikah dan hidup terpisah dengan keluarga Tn. I karna sudah
mempunyai rumah sendiri.
j. Riwayat keluarga inti
Tn. I dan Ny. M menikah atas dasar suka dan cinta. Tn. I dan Ny. M
sudah berumah tangga selama lima puluh tiga tahun dan saat ini sudah
memiliki tiga orang anak, Tn. D, Tn. A. Nn. N, dan satu yang masih
tinggal bersama orangtuanya. Tn. i tidak pernah mengalami perceraian,
dan tidak menderita gangguan mental, ataupun cacat fisik. Tn. I Juga
tidak pernah merasakan kehilangan atau meninggal.
k. Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga Tn. I mengatakan ada riwayat hipertensi dari ibu bapak Tn. I
dan orang tua dari Ny. M khususnya ibu dari Ny. M. Didalam riwayat
keluarga Tn. I tidak ada yang mengalami perceraian dan tidak ada yang
mengalami cacat mental maupun fisik.
2. Lingkungan
a. Pemukiman
Jenis perumahan keluarga Tn. I adalah permanen, luas 6x9 dengan luas
pekarangan 2 x 4 M2, status rumah adalah milik pribadi, terdapat teras
depan, lantai keramik, ventilasi >10 luas lantai, atap rumah genteng,
cahaya matahari masuk kedalam rumah melalui jendela dan ventilasi,
penerangan lampu cukup, kondisi rumah rapi dan bersih.
b. Denah rumah
1111
8m2
1
3
4
5
6
6 m2
Keterangan :
1
: Kamar tidur
29
2
: Ruang tamu dan TV
3
: Kamar tidur
4
: Kamar tidur
5
: Kamar mandi/WC
6
: Dapur
c. Pengolahan sampah
Keluarga Tn.Ii
mempunyai tempat penampungan sampah sendiri,
kondisi tempat sampah dalam keadaan terbuka dengan mengelolah
sampah di bakar. Sumber air yang digunakan oleh keluarga adalah sumur
gali dan sekaligus sumber air minum bersih,tidak bau,tidak keruh dan
tidak berasa.
d. Jamban keluarga
Keluarga Tn. I memiliki atau mempunyai WC sendiri, jenis WC leher
angsa, jarak antara sumber air dan tempat penampungan tinja >10 meter.
e. Pembuangan air limbah
Keluarga Tn. I membuang air limbah ketempat penampungan atau got
dengan keadaan got tertutup.
f. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
Perkumpulan sosial yang ada diwilayah sekitar tempat tinggal keluarga
Tn. I adalah pengajian setiap hari jumat siang, fasilitas kesehatan yang
ada dimasyarakat yaitu Puskesmas,
30
wilayah tempat tinggal keluarga, tidak ada lahan pertanian, kondisi rumah
atau
hunian
masyarakat
sekitar
adalah
layak
untuk
ditempati,
pengajian rutin
RT, dan
31
adalah saudaranya, adapun jenis kegiatan atau bantuan yang diberikan
tetangga adalah disesuiakan dengan masalah yang dihadapi keluarga.
3.
Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn. I mengatakan dalam pola komunikasi keluarga selalu
menggunakan dan menganjurkan pola komunikasi terbuka antar
anggota keluarga, keluarga Tn. I
mendiskusikan
32
yang berbeda dikarenakan banyak warga pendatang baru. Keluarga Tn.
I mengatakan secara sadar menganut nilai dan budaya, tidak ada nilai
yang menonjol dalam keluarga Tn. I keluarga Tn. I mengatakan tidak
ada nilai-nilai atau budaya yang mempengaruhi kesehatan.
4.
Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn. I selalu menganjurkan dan mengajarkan arti saling
hormat menghormati pada keluarga khususnya pada anak-anak Tn. I
Keluarga selalu memberikan perhatian satu sama lain dalam
mendukung kearah yang yang lebih baik, keluarga Tn. I mengatakan
selalu menciptakan keluarga yang saling terbuka apabila ada masalah
sehingga antar anggota keluarga saling memberikan saran dalam
menyelesaikan masalah. Keluarga Tn. I terlihat menunjukkan kasih
sayang antar anggota keluarga. Keluarga Tn.Ii mempunyai kedekatan
antara keluarga yang tinggal dalam satu rumah dan keluarga besar yang
tinggal disekitar tempat tinggal keluarga. Keluarga mengatakan sudah
terdapat kesesuaian dengan tahap perkembangan yang ada di keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. I selalu mengajarkan dan menetapkan perilaku disiplin,
bertanggung jawab terhadap anak-anaknya yang disesuaikan dengan
usia anak, yang menerima tanggung jawab dan peran dalam
membesarkan anak-anak adalah Tn. I sendiri sebagai orang
tua,
33
Keluarga Ny. M mengatakan mempunyai tiga orang anak. Ny.M tidak
5.
waktu
bulan
ini
penyakit
yang
diderita
adalah
34
hati, mual apabila telat makan. Ekstremitas atas dan bawah tidak bisa
digerakan, tangan kulit baik, tidak terdapat luka lecet.
Tn. I merasakan pusing pada kepala, tengkuk berat, mata berkunangkunang. Tn. I
sekitar 5 tahun,
b.
c.
35
penyakit dan dapat di sembuhkan .keluarga Tn. I mengatakan merasa
terbantu dengan adanya mahasiswa yang memeriksanya.
8. Fungsi Perawatan Kesehatan (Penjajakan tahap II)
a.
Masalah Hipertensi
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah
Keluarga Tn. I
mengatakan hipertensi adalah penyakit darah
tinggi,
Keluarga Tn. I
mengatakan
Tn. I
36
Keluarga Tn. I
37
Keluarga Tn. I
baik untuk penderita gastritis adalah rumah yang rapih dan tidak
berantakan sehingga tidak menimbulkan stress.
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga Tn. I bila gastritisnya kambuh Tn. I
jarang
Data
Diagnosa Keperawatan
Data subjektif
Gangguan
rasa
nyaman
Tn. I
berhubungan
ketidakmampuan
dengan hipertensi
mengatakan jika
mengatakan tidak
khususnya Tn. .I
dengan
keluarga
38
pernah
mempunyai
sikap
negatif
mendapatkan
informasi
tentang
hipertensi.
g. Kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga.
h. Tn. I mengatakan jika penyakit
hipertensinya kambuh hanya minum
obat captopril 12,5 mg dan istirahat.
i.
j.
39
sakit kuduk .
b. TTV:TD 180/100 mmHg N: 80
x/menit Suhu: 36,5 0C Nn :20
x/menit
c. Skala nyeri 3-5
Data Subjektif
a. Keluarga Tn.
I mengatakan
Gastritis adalah penyakit yang
menyerang perut
tanda dan
gejalanya
adalah
mual,muntah
penyebabnya stress.
Diagnosa Keperawatan
40
j.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penapisan Masalah
a) Gangguan rasa nyaman pusing pada Tn. I khususnya Tn. I berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
hipertensi
No Kriteria
1
Sifat masalah 1
3/3 x1 = 1
aktual (2)
letih,
mmhg
Tn.
TD;
I
menderita
Kemungkinan 2
x 2= 1
tahun
Pengetahuan keluarga Tn I
41
masalah
tentang
hipertensi
namun
untuk diubah
sebagian (1)
penyakit
hipertensi
adalah
pendapatan
mampu
untuk
puskesmas
keluarga
berobat
dan
ke
fasilitas
Potensial
masalah
untuk dicegah
cukup (2)
hipertensi
yang
mengatakan
penyakit
jika
hipertensinya
12,5
mg
Keluarga
mengatakan
tahu
Tn.
dan
I
makanan
dimakan
hipertensi
penderita
42
4
Menonjolnya
2/2 x 1 = 1
masalah
masalah
hipertensi
yang
segera
dan
Captopril
minum
12,5
obat
mg
dan
istirahat.
3 2/3
b) Gangguang rasa nyaman nyeri perut pada Tn. I khususnya Tn.
Kriteria
Bob
ot
Perhitungan
Pembenara
n
Sifat
3/3 x 1 = 1
Masalah
masalah
sudah
aktual (3)
terjadi
karena saat
dilakukan
pengkajian
ke
Tn.
khususnyan
Tn. I nyeri
pada
ulu
hati, mual,
skala nyeri
43
3-5
Tn.I
mengalami
gastritis
2
Kemungki
x2=1
tahun.
Pengetahua
nan
n keluarga
masalah
Tn.
untuk
khususnya
diubah :
Tn.
Sebagian
tentang
gastritis
mengataka
n penyakit
gastritis
adalah
penyakit
biasa,
dilihat dari
fasilitas
pelayanan
kesehatan
masih
dapat
dijangkau
oleh
keluarga
44
dengan
jarak
kendaraan
bermotor
(angkot)
dan
keluarga
selalu
memanfaat
kan
fasilitas
kesehatan
tersebut
untuk
berobat
dilihat dari
pendapatan
keluarga
mampu
untuk
3
Potensial
2/3 x 1 = 1
berobat.
Gastritis
masalah
adalah
untuk
penyakit
dicegah
yang tidak
cukup (2)
bisa
45
disembuhk
an
tetapi
dapat
dicegah
namun
keluarga
Tn.
khususnya
Tn.
I,
mengataka
n penyakit
gastritis
yang
dialami Tn.
I
penyakit
biasa. Tn. I
mengataka
n
untuk
mengurangi
rasa
nyeri
Tn.
beristirahat
dan minum
obat
warung
46
(promag).
Tn.
mengataka
n tidak tahu
makanan
pantangan
dan
yang
boleh
dimakan
untuk
penderita
4
Menonjoln
x1=
gastritis.
keluarga
ya masalah
Tn.
tidak
khususnya
segera (1)
Tn.I
mengataka
n
jika
penyakit
gastritisnya
kambuh
Tn.I
tidak
segera
dibawa ke
puskesmas
atau klinik
47
dan dokter,
tetapi
hanya
minum
obat
warung
(promag),
dan
beristirahat.
Jumlah
3
1/
khususnya Tn.I
48
TUK I:
Setelah dilakuakan kunjungan rumah selama 1x10 menit keluarga mampu
mengenal masalah dengan cara : menyebutkan pengertian hipertensi,
menyebutkan penyebab, mengidentifikasi penyebab, mampu menyebutkan
tanda dan gejala hipertensi.
Kriteria:
Respon verbal
Standar:
Hipertensi adalah satu keadaan Diana tekanan darah melebihi 140/90
mmHg, menyebutkan 3 dari 5 tanda dan gejala Hipertensi: Sakit kepala,
pusing, tekanan darah meningkat melebihi 140/90 mmHg, susah tidur.
Menyebutkan 4 dari 7 penyebab hipertensi adalah : Usia, Stress, faktor
keturunan, merokok
Perencanaan:
a.
b.
c.
d.
49
b. Memvalidasi keadaan keluarga. Respon: keluarga Tn. I mengatakan
dalam keadaan kurang sehat
c. Mengingatkan kontrak. Respon: keluarga Tn. I mengatakan setuju
dengan kontrak waktu 30 menit
d. Menjelaskan tujuan. Respon: keluarga Tn. I mengatakan iya.
e. Mendiskusikan bersama keluarga tentang pengertian, tanda, gejala dan
penyebab hipertensi. Respon: keluarga menyimak
f. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali pengertian, tanda,
gejala dan penyebab hipertensi. Respon: keluarga mengatakan
hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah tinggi, tanda dan gejala
hipertensi sakit kepala, pusing, tekanan darah meningkat, susah tidur,
penyebab hipertensi: usia, stres, faktor keturunan dan merokok.
g. Memberikan reinforcement atas jawaban keluarga.
50
Lanjutkan TUK II
TUK II:
Setelah dilakuakan kunjungan rumah selama 1x10 menit keluarga mampu
mengambil keputusan merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi
dengan cara : menyebutkan akibat lanjut dari hipertensi, mengidentifikasi
akibat lanjut hipertensi jika tidak diobati.
Kriteria:
Respon Verbal
Standar:
Menyebutkan 2 dari 4 akibat lanjut hipertensi bila tidak diobati dapat
menyebabkan stroke, gangguan penglihatan.
Perencanaan:
a.
b.
c.
d.
51
a. Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut hipertensi
jika tidak diobati dan kesiapan keluarga merawat anggota keluarga
dengan penyakit hipertensi
Respon: keluarga tampak menyimak
b. Mendiskusikan bersama keluarga akibat lanjut hipertensi jika tidak
diobati dan pentingnya keluarga merawat dengan menggunakan lembar
balik (SAP, Leaflet dan materi terlampir)
Respon: keluarga menyebutkan akibat lanjut adalak stroke dan
gangguan penglihatan.
c.
Obyektif:
52
Keluarga menyebutkan 2 dari 4 akibat dari hipertensi. Keluarga
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh perawat, keluarga terlihat
faham, keluarga terlihat kooperatif saat diberikan penyuluhan.
Analisa:
TUK II Tercapai
Planing:
Lanjutkan ke TUK III
TUK III:
Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 1x10 menit keluarga mampu
merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi, menyebutkan cara
pencegahan
hipertensi,
mengidentifikasi
cara
menyebutkan
cara
perawatan
hipertensi,
pencegahan
dan
perawatan
hipertensi
Standar:
Menyebutkan 2 dari 3 pencegahan hipertensi: Istirahat yang cukup, tidak
merokok, kurangi garam. Menyebutkan 2 dari 4 perawatan hipertensi :
Makanan rendah kalori dan garam, terafi obat-obatan anti hipertensi,
hindari merokok. Bila sakit berlanjut segera bawa kepelayanan kesehatan.
Dan membuat obat tradisional yaitu 10 lembar daun salam direbus + 4
gelas air kemudian daun salam direbus dari 4 gelas air sampai tersisa
53
menjadi 2 gelas air rebusan, lalu diminum 1 jam sebelum makanan 2x
sehari
Perencanaan :
a. Diskusikan bersama keluarga tentang pencegahan dan perawatan
hipertensi
b. Motivasi keluarga untuk menyebutkan pencegahan dan perawatan
hipertensi dan mendemonstrasikan kembali obat tradisional hipertensi
c. Demonstrasikan bersama keluarga tentang cara pembuatan obat
tradisional
d. Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara membuat
obat tradisional
Pelaksanaan Tanggal 7 Nopember 2015 pukul 12.50
a. Mendiskusikan bersama keluarga tentang pecegahan dan perawatan
hipertensi Respon: keluarga memperhatikan.
b. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan cara pencegahan, perawatan
hipertensi dan mendemonstrasikan kembali obat tradisional hipertensi.
Respon: keluarga menyebutkan cara pencegahan hipertensi adalah
istirahat yang cukup, tidak merokok, kurangi garam, keluarga
mengatakan perawatan hipertensi adalah makanan rendah kalori dan
garam, terapi obat-obatan anti hipertensi, hindari merokok
c. Mendemonstrasikan bersama pada keluarga tentang cara pembuatan
obat tradisional. Respon: keluarga tampak memperhatikan.
d. Memotivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara membuat
obat
tradisional.
Respon:
keluarga
tampak
menerangkan
cara
54
yaitu 10 lembar daun salam direbus dari 4 gelas air sampai tersisa
menjadi 2 gelas air rebusan, lalu diminum secara rutin, kemudian cara
yang kedua buah belimbing dan ketimun dijus atau langsung dimakan.
e. Memberikan reinforcement atas jawaban dan tindakan yang dilakukan
keluarga. Respon: keluarga tampak tersenyum.
TUK IV:
55
Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 1 x 60 menit keluarga mampu
mengidentifikasi lingkungan untuk anggota keluarga yang menderita
hipertensi, menyebutkan cara mengidentifikasi lingkungan untuk penderita
hipertensi.
Kriteria:
Respon verbal, efektif dan psikomotor.
Standar:
Menyebutkan 2 dan 3 cara memodifikasi lingkungan adalah penerangan
cukup, lantai kamar mandi tidak licin dan gaya hidup sehat.
Perencanaan:
a.
b.
c.
d.
e.
56
b. Mendiskusikan
memodifikasi
dan
menjelaskan
pada
keluarga
tentang
cara
Respon: rumah Tn. I tampak rapi dan bersih serta tidak licin.
d. Mengevaluasi kembali pada keluarga tentang cara memodifikasi
tampak tersenyum.
Analisa:
TUK IV tercapai
Planing:
Lanjutkan ke TUK V
57
TUK V:
Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 1 x 60 menit keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
Kriteria:
Respon verbal
Standar:
Manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan adalah mendapatkan pelayanan
kesehatan dan pendidikan kesehatan tentang hipertensi
Perencanaan:
a. Motivasi untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
b. Anjurkan pada keluarga untuk selalu berobat ke puskesmas
c. Anjurkan pada keluarga untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan
d. Berikan reinfarcement atas kemampuan keluarga untuk memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
58
Respon: keluarga Tn.I mengatakan membuat kunjungan ke pelayanan
kesehatan adalah mendapat pelayanan kesehatan dan mendapat
informasi kesehatan tentang hipertensi.
b. Mengajurkan pada keluarga untuk selalu berobat ke Puskesmas.
Respon: keluarga Tn. I mengatakan apabila berobat ke Puskesmas
mendapatkan pengobatan dan nasehat dari dokter tentang penyakit
hipertensi.
c. Memberikan
reinforcement
atas
kemampuan
keluarga
untuk
59
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang masalah kesehatan Hipertensi pada
keluarga Tn. I khususnya Tn. I di mana meliputi kesenjangan antara teori dan kasus
yang ada dengan cara membandingkan dan mengemukakan alasannya. Di samping
itu dalam pembahasan ini juga membahas tentang faktor-faktor pendukung dan
penghambat serta alternatif pemecahan masalah dalam memberikan Asuhan
keperawatan yang mencakup pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan, mengingat
pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data-data yang ada
pada keluarga. mengingat begitu pentingnya pengkajian maka diharapkan
perawat keluarga memahami betul lingkup, metode, alat bantu, dan format
pengkajian yang digunakan.
Secara teori bahwa etiologi untuk penyakit Hipertensi, yang pertama adalah
hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,
disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor
yang mempengaruhinya, seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf
simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan
Ca intraseluler, dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko, seperti obesitas,
alkohol, merokok, serta polisitemia.
Terdapat sekitar
60
penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan
sindrom Cushing, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain.
Namun pada kasus penyakit hipertensi yang terjadi pada Tn. I disebabkan oleh
hipertensi esensial atau hipertensi primer Hal ini disebabkan karena pada saat
dilakukan pengkajian didapatkan data Tn. I mengatakan ada riwayat keturunan
yang diketahui sebelumnya yaitu dari orang tua hasil pemeriksaa fisik Tn. I TD
180/100 mmHG, BB 80 kg dengan TB 180 cm, dan Tn. I masih suka makan ikan
asin dan mengkomsumsi garam.
Tanda dan gejala hipertensi secara teori yaitu tengkuk terasa pegal, wajah merah,
gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala, mudah marah, telinga berdengung,
sukar tidur, sesak nafas, mudah lelah, mata berkunang-kunang, Namun yang
ditemukan pada kasus keluarga Tn .I khususnya Tn. I yaitu pada saat dilakukan
pengkajian Tn. I hanya mengeluh pusing. Hal ini didapat dari hasil pengkajian
terhadap Tn. I ditemukan data Tn. I mengeluh pusing nyeri kuduk lemas susah
tidur mata berkunang-kunang dengan hasil pemeriksaan TD 180/100 mmHg dan
skala nyeri 3-5. Namun untuk gejala wajah merah, telinga berdengung, sesak
nafas, dan mimisan,tidak ditemukan pada Tn. I hal ini disebabkan pada saat
dilakukan .
pengkajian Tn. I
61
pada Tn . I belum ditemukannya tanda-tanda komplikasi hal ini disebabkan
karena
pada
otak.yang
kedua
yaitu
elekrokardiogram
untuk
melihat
62
Penatalaksanaan medis secara teori untuk penyakit Hipertensi adalah pengobatan
non farmakologi seperti perubahan cara hidup, mengurangi asupan garam dan
lemak mengurangi asupan alcohol, berhenti meroko, mengurangi berat badan
bagi penderita obesitas, meningkatkan aktifitas fisik, olah raga teratur,
menghindari ketegangan, istirahat cukup. Pengobatan farmakologi adalah
pemberian obat diureticseperti HCT, Keta Blocker seperti amlodipine 5 mg. Diit
pada hipertensi yaitu diit yang diberikan pada hipertensi syarat-syarat yaitu
cukup kaloti, cukup protein, mineral, dan vitamin, bentuk makanan disesuaikan
dengan berat tidaknya retensi garam air atau hipertensi. Pada hipertensi selalu
diberikan diit rendah garam, hipertensi ringan pemberian garam sendok the
untuk satu kali masakan, hipertensi sedang sendok the untuk satu kali
masakan, hipertensi berat tidak boleh mengkomsumsi garam. Pada kasus Tn. I
melakukan penatalaksanaan non farmakologi seperti dengan istirahat yang cukup,
menghindari stress disamping itu Tn. I telah dianjurkan untuk mengurangi asupan
garam, kemudian berubah gaya hidup, dan menganjurkan mengkomsumsi obat
tradisional seperti jus timun, jus belimbing dan salam, Sedangkan untuk
penatalaksanaan farmakologi Tn. I sudah mendapatkan dan meminum obat
captopril 12,5 mg yang didapat ketika berobat ke puskesmas, dan tidak di berikan
obat deuritic karena pada saat pengkajiaan Tn. I tidak di temukan oedema. Secara
teori tipe atau jenis keluarga menurut Anderson Carter, yaitu; keluarga inti
(nuclear family) Keluarga besar (extended family) Keluarga berantai (sereal
family) Keluarga duda , keluarga berkomposisi adalah, keluarga habitat. Tipe
keluarga Tn. I termasuk dalam keluarga inti, karena keluarga Tn. I terdiri dari
ayah, ibu dan anak. Pola komunikasi keluarga Tn. I terbina dengan baik, mereka
saling terbuka satu sama lain,dalam penyampaikan pesan tidak ada yang di
63
libatkan emosi, dalam mengambil keputusan. Keluarga Tn. I menghargai satu
sama lain dan saling membantu serta saling mendukung. Tn. I berfungsi sebagai
kepala rumah tangga, ayah, ibu dan anak. Mendidik anak serta melindung
keluarga dan membantu keuangan keluarga. Terjadi komflik peran dalam
keluarga Tn. I khususnya Tn. I sebagai kepala keluarga ayah mencari nafkah.
Keluarga Tn. I menerapkan aturan sesuai dengan ajaran agama da adat sesuai
dengan nilai dengan lingkungan, nilai tersebut juga disadari oleh keluarga Tn. I
dan tidak ada komplik. Masing-masing keluarga Tn. I sudah dapat menjalankan
perannya dengan baik yang sesuai dengan teori dalam konsep keluarga. Secara
teori yang dikaji dalam fungsi keluarga adalah fungsi afektif, fungsi sosialisasi,
fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi perawatan keluarga. Untuk fungsi
ekonomi dikaji dalam penjajakan 1 dan untuk fungsi perawatan keluarga dikaji
dalam penjajakan 11.
Dalam menjalankan fungsi afektif keluarga Tn. I selalu menganjurkan dan
mengajarkan arti saling hormat menghormati pada keluarga khususnya pada
anak-anak Tn. I selalu memberikan perhatian satu sama lain dalam kearah yang
lebih baik. Sudah dapat saling mengasihi, saling mendukung, dan saling
menghargai antar anggota keluarga. Untuk fungsi sosialisasi keluarga Tn. I selalu
mengajarkan dan menerapkan perilaku disiplin, bertanggung jawab terhadap
anak-anaknya yang disesuaikan dengan usia anak, yang menerima tanggung
jawab dan peran dalam membesarkan anak-anak adalah Tn. I dan Ny. M sebagai
orang tua, keluarga menghargai anak-anak sebagai anugrah dalam rumah tangga.
Dalam menjalankan fungsi reproduksi keluarga Tn. I sudah mempunyai anak 3
orang dan saat ini Ny. M sudah tidak mengikuti KB karena sudah menepouse.
64
Pengkajian keperawatan keluarga menggunakan teori friedman yang terdiri dari 2
penjajakan, adapun yang dikaji dalam penjajakan I secara teori tidak ada
perdedaan dengan pengkajian yang dilakukan di keluarga Tn. I antara yang di
kaji adalah data umum, riwayat dan tahap perkembangan , lingkungan , struktur
keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga,
tambahan dan pemeriksaan fisik. Untuk penjajakan II secara teori dan kasus tidak
di temukannya perbedaan di mana yang dikaji dalam penjajakan II adalah 5 tugas
keluarga dalam menghadapi masalah di antaranya adalah kemampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan, kemampuan keluarga mengambil keputusan,
kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga,kemampuan keluarga
dalam memodifikasi lingkungan, dan kemampuan keluarga dalam memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan. Hasil dari penjajakan II penulis mendapatkan data
untuk kemampuan keluarga dalam mengenal masalah didapatkan data keluarga
Tn. I mengatakan mengetahui pengertian, tanda dan gejala, dan penyebab dari
hipertensi, keluarga Tn. I mengatakan hipertensi adalah penyakit darah tinggi,
penyebabnya adalah keturunan, kegemukan, perokok, alcohol, stress.tanda dan
gejala pusing, mata berkunang-kunang, nyeri kuduk, dan susah tidur.
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan didapat data keluarga Tn. I
mengatakan penyakit hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit yang serius
yang harus segera di atasi. Keluarga mengatakan mengetahui akibat lanjut dari
penyakit darah tinggi yaitu stroke dan jantung. Keluarga Tn. I mengatakan Tn. I
sudah mengkomsumsi captopril 12,5 mg dan obat tradisional yaitu makan
ketimun. Keluarga Tn. I mengatakan
keluarga Tn. I sudah mengurangi garam, dan mengurangi makan ikan asin.
Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan didapatkan data yaitu
65
keluarga Tn. I
66
masalah kesehatan actual yang dapat terjadi dengan cepat apabila tidak
segera mendapat bantuan perawat. Potensial adalah suatu keadaan sejahtera
dari keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya
dan
mempunyai
sumber
penunjang
kesehatan
yang
67
tidak mampu menjalankan lebih dari 2 tugas keluarga dalam bidang
kesehatan yaitu keluarga tidak mengenal masalah, keluarga tidak mampu
mengambil keputusan, dan keluarga tidak mampu memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan puskesmas, sehingga etiologi yang penulisan angka
untuk masalah hipertensi yang terjadi pada keluarga Tn. I khususnya Tn. I
adalah ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan
masalah hipertensi sesuai dengan teori yang menyatakan apabila keluarga
tidak mampu menjaalankan tugas keluarga lebih dari 2 tugas maka yang
diangkat adalah tugas keluarga nomor 3, yaitu ketidak mampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit. Penulis tidak menemukan
mahambatan yang berarti dalam merumuskan diagnose keperawatan
keluarga karena data-data yang di dapat melalui wawancara, observasi dan
pemeriksaan fisik ditunjang referensi- refernsi yang ada untuk menegakan
diagnosa keperawatan keluarga. Faktor pendukung yang ditemukan penulis
diantaranya keluarga kooperatif dalam memberikan informasi sehingga
memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang menunjang untuk
merumuskan diagnose keperawatan dan keluarga mau menerima kehadiran
penulis.
C. Perencanaan keperawatan.
Di dalam melakukan perencanaan yang pertama adalah penapisan masalah
yang perlu diperhatikan adalah kriteria yaitu sifat masalah, kemungkinan
masalah untuk diubah, potensial masalah untuk dicegah dan menonjolnya
masalah. Secara teori sifat masalh terbagi menjadi tiga yaitu actual dengan
nilai 3, resiko dengan nilai 2, potensial dengan nilai 1, dan bobot dengan
nilai 1. Namun di keluarga Tn. I pada diagnosa keperawatan aktual
68
terjadinya gangguan rasa nyaman pusing pada keluarga Tn, I khususnya Tn.
I berhubungan ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
dengan masalah hipertensi. Sifat masalahnya adalah aktual karena masalah
gangguan rasa nyaman pusing padaTn. I sudah terjadi di mana pada saat
pengkajian Tn. I mengatakan pusing, dengan skala nyeri 3-5
saat
69
D. Pelaksanaan keperawanan
Pelaksanaan merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun
sebelumnya. Pelaksanaan secara teori yaitu berdasarkan pelaksanaan yang
mengacu pada rencana keperawatan yang dibuat, pelaksanaan dilakukan
dengan tetap mempertahankan prioritas masalah, dan kekuatan-kekuatan
keluarga berupa finansial, motivasi dan sumber-sumber pendukung lainnya.
Pelaksanaan yang dibuat pada kasus tidak ada perbedaan dengan yang ada pada
teori.
Pada saat pelaksanaan pada kasus semua rencana tindakan yang telah disusun
dapat di aplikasikan sesuai dengan TUK. Tindakan keperawatan yang telah
dilakukan penulis untuk TUK 1 adalah menjelaskan pengertian, penyebab,
tanda dan gejala dari hipertensi, memotivasi keluarga untuk menjelaskan
kembali
pengertian,
penyebab,
tanda
dan
gejala
dari
hipertensi.
Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala dari hipertensi yang terjadi pada
Tn. I. TUK 2 dapat dilaksanakan oleh penulis antara lain menjelaskan akibat
lanjut dari hipertensi bila tidak ditangani, mendorong keluarga untuk
menyebutkan alternatif tindakan yang dapat dilakukan oleh keluarga untuk
mengatasi hipertensi. TUK 3 yang sudah dilakukan oleh penulis adalah
menjelaskan cara pencegahan dan mempraktikan cara membuat obat tradisional
untuk hipertensi. TUK 4
menganjurkan
keluarga
untuk
memodifikasi
lingkungan
yang
dapat
70
penyuluhan di keluarga Tn. i
keluarga hanya Tn. I dan Ny. M yang penulis berikan pendidikan kesehatan.
Namun alternatif pemecahan masalah yang penulis lakukan adalah dengan cara
menganjurkan Tn. I
kepada anggota keluarga yang lain, selain itu penulis memberikan leaflet pada
keluarga agar dapat dibaca kembali dan diberikan pada anggota keluarga yang
lain.
Sedangkan faktor pendukung saat dilakukan tindakan yaitu keluarga cukup
kooperatif dan memperhatikan penjelasan penyuluh serta bersedia meluangkan
waktu dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dan keluarga mau pergi bersama
perawat ke Puskesmas.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga.
Evaluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai
sesuai yang ditetapkan dalam tujuan di rencana keperawatan.
Tahap evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif
bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan sesuai kontrak pelaksanaan. Evaluasi sumatif
bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosa pada saat
penulis melakukan evaluasi terhadap masalah keluarga Tn. I khususnya Tn. I
penulis menggunakan evaluasi formatif dan sumatif di mana evaluasi formatif
diharapkan pada pencapaian tujuan khusus. Pada saat dilakukan evaluasi
formatif keluarga dapat menyebutkan pengertian hipertensi, menyebutkan 4
dari 8 penyebab hipertensi,dan 4 dari 9 tanda dan gejala hipertensi, yaitu :
71
Keluarga Tn. I mengatakan hipertensi adalah tekanan darah tinggi, penyebab
dari hipertensi adalah merokok dan suka makan asin, dan tanda dan gejala dari
hipertensi adalah sakit kepala dan telinga berdengung.
sehingga untuk
apabila tidak ditangani adalah stroke dan penyumbatan pembuluh darah otak,
sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa TUK 2 tercapai. Untuk TUK 3
pada saat dilakukan evaluasi keluarga dapat menyebutkan 3 dari 5 pencegahan
hipertensi dan mempraktikan cara membuat obat tradisional untuk hipertensi,
yaitu : Tn. I mengatakan pencegahan hipertensi di antaranya adalah hindari
makanan yang asin, hindari merokok dan olahraga yang teratur, dan Tn. I
tampak mempraktekkan cara membuat merebus daun salam. Sehingga penulis
dapat menyimpulkan bahwa TUK 3 tercapai. Untuk TUK 4 pada saat dilakukan
evaluasi
keluarga
dengan
kunjungan
yang
terencana
keluarga
Tn.
jendela dibuka, dari data tersebut maka penulis dapat menyimpulkan TUK 4
tercapai. Sedangkan untuk TUK 5 keluarga dapat memanfaatkan fasilitas
kesehatan yaitu puskesmas untuk berobat dengan ditemani oleh penulis. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa TUK 5 tercapai.
Sedangkan evaluasi sumatif yang diarahkan pada pencapaian tujuan umum,
setelah dilakukan kunjungan selama 3 kali masalah keluarga Tn. I khususnya
Tn. I
tekanan darah 160/80 mmHg, pusing berkurang, namun untuk kaku kuduk,
mata berkunang-kunang masih dirasakan oleh Tn. I.
72
Pada saat dilakukan evaluasi penulis tidak menemukan hambatan dari keluarga
sedangkan faktor pendukung yang penulis temukan pada saat melakukan
evaluasi adalah keluarga tampak kooperatif serta keluarga dapat menyebutkan
apa yang telah dijelaskan oleh penulis sesuai dengan kriteria dan standar yang
penulis tetapkan di dalam rencana keperawatan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam melakukan pengkajian tidak ditemukannya perbedaan antara kasus dan
teori karena penulis melakukan pengkajian tahap awal meliputi penjajakan I dan
penjajakan II. Dalam pengkajian terhadap etiologi dari penyakit hipertensi
dapatdisimpulkan tidak adanya perbedaan antara teori dan kasus di mana
penyebab dari Hipertensi pada keluarga Tn. I khususnya Tn. I disebabkan oleh
hipertensi esensial atau hipertensi primer di mana Tn. I mengalami dari faktor
makanan. Sedangkan faktor hipertensi sekunder tidak ditemukan pada Tn. I.
Tanda dan gejala penyakit Hipertensi secara teori dan kasus dapat disimpulkan
bahwa gejala yang muncul pada Tn. I
sudah berobat ke puskesmas dan minum obat captropil 12,5 mg Tn I juga sering
mengkonsumsi obat tradisional jus mentimun. Untuk komplikasi yang lainnya
seperti penyakit jantung koroner, penyakit ginjal kronik dan gagal ginjal
73
74
terminal, stroke, kebutaan tidak ditemukan pada Tn. I . Hal ini disebabkan
karena pada saat pengkajian tidak ditemukan data-data seperti gejala di atas.
Dalam penatalaksanaan medis penulis menemukan tidak ada perbedaan antara
kasus dan teori, untuk pengobatan farmakologi di mana pada kasus Tn. I
mendapatkan obat captropil 12,5 mg, sedangkan untuk pengobatan non
farmakologi secara teori seperti perubahan cara hidup,
mengurangi asupan
masalah untuk diubah adalah sebagian dengan nilai 1, potensial masalah untuk
dicegah adalah cukup dengan nilai 2, dan menonjolnya masalah adalah tidak
segera dengan nilai. Dan etiologi dari diagnosa keperawatan yang ditemukan di
keluarga Tn. I
75
Kemungkinan masalah untuk dapat diubah terdiri dari mudah, sebagian, dan
tidak dapat. Potensial masalah untuk dapat di cegah terdiri dari tinggi, cukup,
dan rendah sedangkan untuk menonjolnya masalah terdiri dari segera, tidak
perlu segera, dan tidak dirasakan. Dalam kasus sifat masalah terjadi secara
aktual, kemungkinan masalah untuk diubah dalam kasus sebagian, potensial
masalah untuk dicegah dalam kasus cukup, serta menonjolnya masalah dalam
kasus ini tidak perlu segera di tangani. Dalam membuat rencana keperawatan
penulis selalu melibatkan keluarga.
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan penulis untuk TUK 1 adalah
menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari hipertensi, memotivasi
keluarga untuk menjelaskan kembali pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari
hipertensi. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala dari hipertensi yang
terjadi pada Tn.I . TUK 2 dapat dilaksanakan oleh penulis antara lain
menjelaskan akibat lanjut dari hipertensi bila tidak ditangani, mendorong
keluarga untuk menyebutkan alternatif tindakan yang dapat dilakukan oleh
keluarga untuk mengatasi hipertensi. TUK 3 yang sudah dilakukan oleh penulis
adalah menjelaskan cara pencegahan dan mempraktikan cara membuat obat
tradisional untuk hipertensi. TUK 4 yang dapat dilakukan oleh penulis adalah
menganjurkan keluarga untuk memodifikasi lingkungan yang dapat mengurangi
resiko terjadinya komplikasi dari hipertensi.
Evaluasi dalam asuhan keperawatan keluarga, terdiri dari evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif. Hasil dari evaluasi formatif dapat disimpulkan bahwa untuk
pelaksanaan TUK 1, 2, 3, 4, dan 5 tercapai terutama di mana keluarga Tn.I dapat
mengenal masalah dengan menyebutkan pengertian dari hipertensi, dapat
menyebutkan 2 dari 5 penyebab dari hipertensi, dan dapat menyebutkan tanda
dan gejala dari hipertensi. Keluarga Tn. I dapat mengambil keputusan dengan
76
menyebutkan 2 dari 3 akibat lanjut dari hipertensi. Keluarga Tn. I
dapat
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan asuhan keperawatan diatas, beberapa saran yang
dapat penulis sampaikan adalah:
1. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, mahasiswa atau perawat
hendaknya tetap mempertahankan dan mengupayakan pendekatan keluarga
yang optimal baik secara pisikososial, spiritual, dan tindakan yang di
lakukan perlu memperhatikan sumbrdaya dan sumber dana yang ada pada
keluarga. Perawat dapat mendokumentasikan dalam peoses keperawatan
keluarga agar setiap perawat dapat melanjutkan asuhan keperawatan yang
di berikan.
2. Dalam memberi asuhan keperawatan, mahasiswa hendaknya mampu
membina kerja sama denga keluarga melalui dari pengkajian sampai
evaluasi untuk lebih dipertahankan dan di pertingkatkan, Mahasiwa
diharapkan dapat membantu masalah kesehatan yang ada pada masyarakat
yang mengalami masalah kesehatan.
3. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, mahasiswa menyarankan kepada
keluarga Tn. I khususnya Tn. I untuk mengurangi makanan yang terlalu asin
77
seperti ikan asin, menyarankan keluarga Tn. I menyarankan keluarga Tn. I
agar melakukan olah raga rutin untuk menjaga tekanan darahnya stabil.