Anda di halaman 1dari 57

HALAMAN SAMPUL

STUDI LITERATUR : PEMBERIAN AIR SEDUHAN BAWANG PUTIH


TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN
HIPERTENSI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan


Diploma III Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Palu Jurusan
Keperawatan Program D III Keperawatan Poso

Oleh :

DEBY WIDYA NINGSI.BULAGA


NIM : P00220217007

POLITEKHNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALU


J U R U S A N K E P E R A W A T A N
PRODI D-III KEPERAWATAN POSO
TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui oleh tim penguji Poltekkes
Kementerian Kesehatan Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D-III
Keperawatan Poso.
Nama : Deby Widya Ningsi.Bulaga
NIM : P00220217007

Poso, Juli 2020


Pembimbing I

Nirva Rantesigi. S.Kep,Ns.,MM


NIP. 19104271990022001

Poso, Juli 2020


Pembimbing II

I Made Nursana. S.Kep,Ns.,M.Kes


NIP. 19106231995031002

Menyetujui
Ketua Program Studi

Agusrianto, S.Kep.Ns.MM
NIP. 197307271997031002
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Penguji Poltekkes
Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan Poso.
pada tahun 2020
Nama : Deby Widya Ningsi.Bulaga
NIM : P00220217007

Poso,

Penguji 1

Ulfa Sufyaningsi,S.Kep.M.Kes
NIDN. 925019001

Penguji 2

Dafrosia Darmi Manggasa, S.Kep. Ns. M.Biomed


NIP. 19810608205012003

Penguji 3

Ni Made Ridla Nilasanti, S.Kep. Ns. M.Biomed


NIP. 19830132006042002

Mengetahui Menyetujui

Direktur Poltekkes Kemenkes Palu Ketua Jurusan keperawatan

Nasrul SKM,M.KES Selvi Alfrida Mangundap,S.Kp.M,Si


Nip.196804051988021001 NIP. 196604191989032002
ABSTRAK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN POSO

Deby Widya Ningsi Bulaga 2020. Studi Literatur : Pemberian Air Seduhan
Bawang Putih Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi. Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan Poso jurusan
keperawatan poltekkes Kemenkes palu.
Pembimbing (1) Nirva Rantesigi (2) I Made
Nursana.

ABSTRAK

i-ix + 42 halaman + 1 tabel + 4 lampiran

Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam


pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari suatu
periode.Penderita hipertensi mengalami peningkatan tekanan darah secara
abnormal dan berlangsung selama beberapa waktu yang dapat diketahui
melalui beberapa kali pengukuran tekanan darah. Secara garis besar
pengobatan hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu: pengobatan non-obat (non-
farmakologis) dengan menggunakan bawang putihuntuk menurunkan
tekanan darah. Tujuan Penelitian :dapat mengidentifikasi studi literatur yang
berhubungan dengan masalah Pemberian Air Seduhan Bawang Putih
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Metode
penelitian : Penelitian ini menggunakan metode study literatur yaitu PNRI
( Perpustakaan Nasional Repoblik Indonesia) dan melalui website google
scolar. Hasil penelitian : ada 7 jurnal yang didefinisikan dan di terbitkan
dari 2015-2020. Ada 2 jurnal dari 7 jurnal yang memenuhi kriteria.Beberapa
hasil menunjukan bahwa bawang putih dapat menurunkan tekanan darah
pada pasien hipertensi.Saran : Dari studi literatur ini penulis
merekomendasikan perlunya pengetahuan perawat tentang manfaat tanaman
herbal bagi kesehatan sehingga dapat menerapkan intervensi keperawatan
mandiri dalam mengatasi masalah yang sering muncul pada pasien
hipertensi khusunya untuk menurunkan tekanan darah.

Kata Kunci : Hipertensi dan Bawang Putih


Daftar Rujukan : 24 referensi (2007-2020)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN POSO

Deby Widya Ningsi Bulaga 2020. Literature Study: Giving Garlic Drinking
Water to Decrease Blood Pressure in
Hypertension Patients. Scientific Writing of the
Poso Nursing DIII Study Program of Nursing
Department of Health Ministry of Health
hammer. Advisors (1) Nirva Rantesigi (2) I Made
Nursana.

ABSTRACT

i-ix + 42 pages + 1 table + 4 attachments

Hypertension is an abnormal increase in blood pressure in the arteries


continuously over a period. People with hypertension experience an
abnormal increase in blood pressure and last for some time which can be
seen through several blood pressure measurements. In general, hypertension
treatment is divided into two, namely: non-medicinal (non-pharmacological)
treatment using garlic to lower blood pressure. The aim of the study: to
identify literature studies related to the problem of giving garlic brewed
water to decrease blood pressure in hypertensive patients. Research method:
This study uses a literature study method, namely PNRI (National Library
of Indonesia Republic) and through the google scolar website. Research
result : There are 7 journals defined and published from 2015-2020. There
are 2 journals from 7 journals that meet the criteria. Some results show that
garlic can lower blood pressure in hypertensive patients. Suggestion: From
this literature study, the authors recommend the need for nurses' knowledge
about the benefits of herbal plants for health so that they can implement
independent nursing interventions in overcoming problems that often arise
in hypertensive patients, especially to reduce blood pressure.

Keywords: Hypertension and Garlic


List of Reference: 24 references (2007-2020)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat yang

telah diberikan-Nya, sehingga karya tulis ilmiah yang berjudul “Studi Literatur

Pemberian Air Seduhan Bawang Putih Terhadap Penurunan tekanan Darah

Pada Pasien Hipertensi” ini bisa terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Karya tulis ilmiah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk

itu penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga Kepada Kedua Orang

Tua Saya (Almarhum) Dalip Bulaga dan Maryam Tawalili yang telah

membesarkan dan mendidik saya sehingga menjadi seperti sekarang, serta kaka

saya Moh.Ikbal Bulaga, Moh.Sidiq Bulaga dan Moh.Akbar Bulaga, yang selalu

mendukung dan memberikan nasihat agar saya selalu sabar dan ikhlas selama

penyusunan karya tulis ilmiah ini dan berbagai pihak yang telah membantu

penulis, kepada:

1. Nasrul, SKM,M.Kes. Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan

Palu

2. Selvi Alfrida Mangundap,S.Kp.M,Si Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Palu

3. Agusrianto,S.Kep.Ns.,MM. Ketua Program Studi Keperawatan Politekknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Palu Prodi D-III Keperawatan Poso

4. Pembimbing 1 : Nirva Rantesigi,S.Kep,Ns.,MM yang selalu sabar dan tidak

perna lelah mamberikan masukan dan bimbingannya


5. I Made Nursana,S.Kep.Ns.,M.Kes selaku Pembimbing 2 yang telah

memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian penulisan karya tulis

ilmiah ini.

6. Kepada teman-teman squad_13 yang selalu menyemangati dan memberikan

dukungan sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiahini.

Penulis menyadari dengan segala keterbatasan pengetahuan dan kemampuan

yang dimiliki penulis maka karya tulis ilmia ini masih jauh dari kesempurnaan,

maka dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan

penulis untuk dijadikan sebagai perbaikan dalam penyusunan hasil penelitian.

Poso, Juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................................................i
TAHUN 2020LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI......................................................................iii
ABSTRAK........................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................................vi
DAFTAR ISI...................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan Penulis........................................................................................................4
D. Manfaat Penulis......................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................5
A. Tinjaun Tentang Hipertensi....................................................................................5
1. Pengertian Hipertensi.........................................................................................5
2. Klasifikasi..........................................................................................................6
3. Etiologi...............................................................................................................7
4. Patofisiologi.......................................................................................................8
5. Pathway............................................................................................................11
6. Manifestasi Klinis............................................................................................12
7. Komplikasi.......................................................................................................13
8. Penatalaksanaan...............................................................................................15
9. Cara Pencegahan..............................................................................................18
B. Tinjauan Tentang Konsep Bawang Putih.............................................................22
1. Pengertian bawang putih.................................................................................22
2. Kandungan bawang putih.................................................................................23
3. Manfaat bawang putih bagi kesehatan............................................................24
4. Efek samping mengkonsumsi bawang putih.....................................................25
5. Mekanisme bawang putih dalam menurunkan tekanan darah...........................26
BAB III METODE PENULISAN.............................................................................27
A. Metode Penelusuran.............................................................................................27
B. Alasan Pemilihan Jurnal.......................................................................................27
C. Subyek Penulisan.................................................................................................27
D. Etika Penelitian....................................................................................................28
BAB IV HASI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................................31
A. Analisa.............................................................................................................31
B. Pembahasan......................................................................................................35
C. Hambatan.........................................................................................................37
BAB V PENUTUP...........................................................................................................38
A. Kesimpulan..........................................................................................................38
B. Saran....................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................39
GLOSORIUM..................................................................................................................41
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ringkasan Hasil Studi Literatur Pemberian Air Seduhan Bawang Putih Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi.......................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam

pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari suatu priode.Hal ini

terjadi bila arteriole-arteriole kontriksi.Kontriksi arteriole membuat darah

sulit mengalir dan meningkatkan tekananmelawan dinding arteri.Hipertensi

menambah beban kerja jantungdan arteri yang bila berlanjut dapat

menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti,2010).

Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada

kelompok umur >18 tahun yaitu sebesar 8,4%. Tertinggi di Sulawesi utara

dengan prevalensi sebesar 13,2% dan terendah di papua dengan prevalensi

sebesar 4,4% sedangkan Sulawesi tengah menempati peringkat 11 dengan

prevalensi sebesar 9,2%. Berdasarkan data dari dinas kesehatan kabupaten

poso penderita hipertensi pada tahun 2018 sebanyak 41,282 jiwa atau 87%,

sedangkan pada tahun 2019 penderita hipertensi sebanyak 38,918 jiwa atau

73,80% ( Riskesdas 2018).

Penyakit hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

dapat menimbulkan masalah kesehatan.Penderita hipertensi mengalami

peningkatan tekanan darah secara abnormal dan berlangsung selama

beberapa waktu yang dapat diketahui melalui beberapa kali pengukuran

tekanan darah. Sampai saat


2

ini hipertensi tidak diketahui penyebabnya dan disebut the silent killer

karena sering dijumpai karena tanpa gejala, dan dapat menimbulkan stroke,

penyakit jantung, pembuluh darah, yang pada akhirnya dapat

mengakibatkan kecacatan maupun kematian (Bustam. M.N,2007).

Secara garis besar pengobatan hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu:

pengobatan non-obat (non-farmakologis) dan pengobatan dengan obat

medis (Setiawan, 2008). Menurut beberapa ahli, pengobatan non-

farmakologis sama penting dengan pengobatan farmakologis, dan bahkan

akan lebih menguntungkan terutama bagi penderita hipertensi ringan. Pada

penderita hipertensi, pengobatan non-farmakologis kadang dapat

mengendalikan atau menurunkan tekanan darah sehingga pengobatan secara

farmakologis tidak diperlukan atau sekurangnya ditunda.Namun pada

kondisi ketika obat antihipertensi sangat diperlukan, maka pengobatan non-

farmakologis dapat dijadikan sebagai pelengkap sehingga menghasilkan

efek pengobatan yang lebih baik (Junaedi (2013) dalam Mahonis, 2015).

Ramuan herbal yang dapat digunakan dalam pengobatan hipertensi

antara lain sirih merah, wortel, papaya dan bawang putih (Agoes, 2010).

Bawang putih sebagai salah satu ramuan herbal yang dapat dimanfaatkan

karena selalu ada dan dapat ditemukan dipasar sebagai bumbu dapur yang

digunakan sehari-hari oleh masyarakat.Bawang putih mempunyai efek

antihipertensi karena terdapat kandunganzat alisin dan hydrogen sulfide. Zat

tersebut memiliki efek selayaknya obat darah tinggi, yaitu untuk

memperbesar pembeluh darah dan membuat pembuluh darah tidak kaku,


3

tekanan darah akan menurun dan menyebabkan tertutupnya kanal dan

terbukanya kanal sehingga terjadi hiperpolarisasi. Dengan demikian otot

akan mengalami relaksasi, sehingga tingginya kosentrasi ion intraseluler

yang menyebabkan vasokontriksi yang berdampak terjadinya kondisi

hipertensi. Senyawa alisin yang terkandung dalam bawang putih untuk

menghancurkan pembekuan darah dalam arteri dan mengurangi tekanan

darah (Hernawan, U. E. & A. D. Setyawan, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian Mahonis (2015) bahwa meminum

seduhan bawang putih selama 7 hari berturut-turut dapat menurunkan

tekanan darah.Selama 7 hari hampir semua pasien tekanan darah sistolik dan

diastolik turun sebesar 6-10 mmHg. Sedangkan penelitian Hendra et al

(2020) menyatakan bahwa terjadi penurunan tekanan darah sistolik setelah

pemberian bawang putih sebesar15.57 mmHg dan diastolik sebesar 8.96

mmHg dengan nilai p value 0.00.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk

mengangkat judul karya tulis ilmia“ Studi Literatur Pemberian Air Seduhan

Bawang Putih Terhadap Penurunan Tekanan DarahPada Pasien Hipertensi”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan pemberian air seduhan bawang putih terhadap

penurunan tekanan darahpasien hipertensi.


4

C. Tujuan Penulis

Tujuan Umum : dapat mengidentifikasi studi literatur yang berhubungan

dengan dengan masalah Pemberian Air Seduhan Bawang Putih Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi.

Tujuan Khusus :

1. Dapat mengidentifikasi Pemberian Air Seduhan Bawang Putih

Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi

D. Manfaat Penulis

1. Bagi Institusi

Hasil ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi adik-adik

mahasiswa dan menambah keluasan ilmu dalam bidang keperawatan.

2. Bagi Peneliti

Hasil ini diharapkan dapat meningkatkan pengalaman pengetahuan

tentang penyakit hipertensi dan bagaimana Penerapan Pemberian Air

Seduhan Bawang Putih Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada

Pasien Hipertensi

3. Bagi Ilmu Keperawatan

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi media informasi

kepada perawat tentang manfaat intervensi keperawatan yang mudah

untuk dilakukan, murah, sederhana, dan tidak membahayakan pasien

dan sudah dibuktikan oleh peneliti-peneliti terkait intervensi

keperawatan khususnya pemberian air seduhan bawang putih


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjaun Tentang Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah

dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari suatu

periode(Udjianti, 2010). Menurut World Health Organization (WHO),

batas normal adalah 120-140 mmHg sistolik dan 80-90 mmHg

diastolik. Jadi seseorang disebut mengidap hipertensi jika tekanan

darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 95 mmHg,

dan tekanan darah perbatasan bila tekanan darah sistolik antara 140

mmHg-160 mmHg dan tekanan darah diastolik antara 90 mmHg-95

mmHg (Poerwati, 2008) dalam (Hamid, 2014).

Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan

sistolik ≥160 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg.Hipertensi

adalah peningkatan tekanan darah yang melebihi tekanan darah

normal seperti apa yang telah disepakati oleh para ahli, yaitu ˃140/90

mmHg. Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan

peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian

(mortalitas)(Aspiani, 2014).

5
6

2. Klasifikasi

Berdasarkan penyebab hipertensi dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

a. Hipertensi esensial/ hipertensi primer

1) Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan

memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapkan

hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

2) Ciri perseorangan

Ciri seseorang yang mempengaruhi timbulnya

hipertensi adalah umur (jika umur bertambah maka tekanan

darah meningkat), jenis kelamin laki-laki lebih tinggi dari

perempuan), ras (ras kulit hitam lebih banyak dari ras kulit

putih).

3) Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya

hipertensi adalah: konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari

30 gr), kegemukan atau makan berlebih, stres merokok,

minum alkohol, minum obat-obatan (ephedrine, prednison,

epineprin).

b. Hipertensi Sekunder
7

Jenis hipertensi ini penyebabnya dapat diketahui sebagai berikut:

1) Penyakit ginjal: glomerulonefritis, piyelonefritis, nekrosis

tubular akut, tumor.

2) Penyakit vaskular: aterosklerosis, hiperplasia, trombosis,

aneurisma, emboli kolesterol danvaskulitis.

3) Kelainan endokrin: diabetes militus, hiper tiroidisme,

hipotiroididme.

4) Penyakit saraf: stroke, ensephalitis, syndrom gulian barre.

5) Obat-obatan: kontrasepsi oral, kortikosteroid (Aspiani,

2014).

3. Etiologi

Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang

spesifik.Hipertensi terjadi sebagai respons peningkatan curah

jantung atau peningkatan tekanan perifer. Akan tetapi, ada

beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

a. Genetik: respon neurologi terhadap stres atau kelainan ekskresi

transpor Na.

b. Obesitas: terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang

mengakibatkan tekanan darah meningkat.

c. Stres karena lingkungan.


8

d. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua

serta pelebaran pumbuluh darah.

Pada orang lanjut usia, penyebab hipertensi disebabkan

terjadinya perubahan pada elastisitas dinding aorta menurun, katup

jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung

memompa darah, kehilangan elastisitas pumbuluh darah, dan

meningkatkan resistensi pembuluhh darah perifer. Setelah usia 20

tahun kemampuan jantung memompa darah menurun 1% tiap

tahun sehingga menyebabkan menurunya kontraksi dan volume.

Elastisitas pembuluh darah menghilang karena terjadi kurangnya

efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi (Aspiani,

2014).

4. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi

pumbuluh darah terletak dipusat vasomotor pada medula di otak.

Dari pusat vasomotor ini bermula jelas saraf simpatis, yang

berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna

medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.

Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus

yang bergetar ke bawa melalui sistem saraf simpatis ke ganglia

simpatis.Pada titik ini neouron pre-ganglion ke pumbuluh darah,

dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan

konstriksi pumbuluh darah.Berbagai faktor seperti kecemasan dan


9

kekuatan dapat mempengaruhi respon pumbuluh darah terhadap

rangsangan vaokonstriktor.Pasien dengan hipertensi sangat sensitif

terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas

mengapa hal tersebut dapat terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis

merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsangan emosi,

kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan

aktifitas vasokontriksi.Medula adrenal mensekresikan efinefrin,

yang menyebabkan vasokontriksi.Korteks adrenal mensekresi

kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon

vasokonstriktor pumbuluh darah.Vasokontriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran darah keginjal, menyebabkan

pelepasan renin(Aspiani, 2014).

Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang

kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor

kuat, yang pada akhirnya merangsang sekresi aldosteron oleh

korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrum dan air

oleh tubulus ginjal, menyebabkan volume intravaskular.Semua

faktor tersebut cenderung mencetuskan terjadinya hipertensi

(Aspiani, 2014).

Peningkatan tekanan darah biasanya tidak teratur serta

terjadi peningkatan secara terus menerus. Hipertensi biasanya

dimulai sebagai penyakit yang ringan lalu perlahan berkembang


10

ke kondisi yang parah atau berbahaya ( Williams& Wilkins, 2011)

dalam( Mulyadi, 2016 ). Gejala yang sering muncul pada

hipertensi salah satunya adalah nyeri kepala. Pada nyeri kepala

yang diderita oleh pasien hipertensi disebabkan karena suplai

darah ke otak mengalami penurunan dan peningkatan spasme

pembuluhh darah (Setyawan & Kusuma, 2014). Perubahan

struktur dalam arteri-arteri kecil dan arteriola menyebabkan

penyumbatan pembuluh darah. Bila pembuluh darah menyempit

maka aliran arteri akan terganggu Price dan Wilson, 2006 dalam

(Setyawan & Kusuma, 2014). Hal tersebut mengakibatkan

spasme pada pembuluh darah (arteri) dan penurunan O2 (oksigen)

yang akan berujung pada nyeri kepala atau distensi dari struktur

di kepala atau leher Kowalak, Welsh, dan Mayer, 2012 dalam

(Setyawan & Kusuma, 2014). Nyeri kepala atau sakit kepala

merupakan gejala penting dari berbagai kelainan tubuh organik

maupun fugsional. (Ballenger, 2010) dalam(Mulyadi, 2016). Nyeri

kepala ini sering ditandai dengan sensasi prodromal misal nausea,

pengelihatan kabur, auravisual, atau tipe sensorik halusinasi.

Salah satu teori penyebab nyeri kepala migraine ini akibat dari

emosi atau ketegangan yang berlangsung lama yang akan

menimbulkan reflek vasospasme beberapa pembuluh arteri kepala

termasuk pembuluh arteri yang memasok ke otak. Secara teoritis,

vasospasme yang terjadi akan menimbulkan iskemik pada


11

sebagian otak sehingga terjadi nyeri kepala Hall, 2012 dalam

(Mulyadi,2016).
12

5. Pathway

1.
umur Jenis Gaya
obesitas
kelamin hidup
Elastisitas
Arteriosklerosis

hipertensi

Kerusakan vaskuler
pembuluh darah

Perubahan struktur

Penyumbatan pembuluh
darah

vasokontriksi

Gangguan sirkulasi

otak ginjal Pembuluh darah

Resistensi pembuluh Vasokontriksi sistemik


darah pembuluh
darah ginjal vasokontriksi
Suplai O2
Nyeri kepala otak
Afterload
menurun Blood flow meningkat
menurun
sinkop
Penurunan
respon
curah
Gangguan jantung
Rangsangan
perfusi jaringan
aldoster fatique
selebral

Retensi
Intoleransi aktivitas

Edema
13

6. Manifestasi Klinis

Pasien yang menderita hipertensi terkadang tidak

menampakan gejala sehingga bertahun-tahun. Gejala jika

menunjukan adanya kerusakan vaskuler, dengan maifestasi yang

khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pumbuluh

darah bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat

bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinisasi pada

malam hari) dan azetoma (peningkatan nitrogen urea darah dan

kreatinin).

Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun

selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan

perubahan pada retina, seperti pendarahan, eksudat, penyempitan

pumbuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada

diskus optikus). Keterlibatan pumbuluh darah otak dapat

menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien (transient

ischemik attack, TIA) yang bermanifestasi sebagai paralisis

sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam

penglihatan (Aspiani, 2014).

Gejala yang ditimbulkan akibat menderita hipertensi tidak

sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa gejala.

Secara umum gejala yang dikeluhan oleh penderita hipertensi

sebagai berikut.

a. Sakit kepala
14

b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk

c. Perasaan berputar seperti tuju keliling serasa ingin jatuh

d. Detak jantung terasa cepat

e. Telinga berdenging

Menurut (Crowin, 2000 dalam Aspiani, 2014) menyebutkan

bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami

hipertensi bertahun-tahun berupa:

a. Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan muntah,

akibat peningkatan tekanan darah intrakranial. Penglihatan

kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi

b. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan

susunan saraf pusat

c. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtra

siglomerolus

d. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan

tekanan kapiler Gejala lainya umumnya terjadi pada

penderita hipertensi, yaitu pusing, muka merah, sakit kepala,

keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal

(Novianti, 2006) dalam (Aspiani, 2014).


15

7. Komplikasi

Menurut Corwin,(2009) komplikasi yang dapat terjadi diantaranya:

a. Stroke

Stroke dapat terjadi akibat hemoragi tekanan tinggi di otak,

atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak

yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat tejadi pada

hipertensikronis apa bila arteri yang memperdarahi otak

mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga aliran darah ke

area otak yang diperdarahi berkurang. Arteri otak yang

mengalami ateros klerosis dapat melemah sehingga

meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma

b. Infarkmiokard

Dapat terjadi apabila arteri koroner yang ateros klerotik

tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardum atau apabila

terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melewati

pembuluh darah. Pada hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel,

kebutuhan oksigen miokardum mungkin tidak dapat dipenuhi

dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.

Demikian juga, hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan

perubahan waktu hantaran listrik melintasi vrentikel sehingga

terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan risiko

pembentukan bekuan.
16

c. Gagal ginjal

Dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan

tinggi pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya

glomerulus, aliran darah ke unit fungsional ginjal, yaitu nefron

akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan

kematian. Dengan rusaknya membran glomerulus, protein akan

keluar melalui urine sehingga tekanan osmotik koloid plasma

berkurang dan menyebabkan endema, yang sering dijumpai pada

hipertensi kronis.

d. Ensefalopati (kerusakan otak)

Dapat terjadi, terutama hipertensi maligna (hipertensi yang

meningkat cepat dan berbahaya). Tekanan yang sangat tinggi

pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan

mendorong cairan keruang interstisial di seluruh susunan saraf

pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolaps dan terjadi koma serta

kematian

8. Penatalaksanaan

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas

dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan

dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90

mmHg.Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi (Aspiani,

2014)
17

a. Terapi tanpa Obat  Terapi tanpa obat digunakan sebagai

tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif

pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi:

diet destriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5

gr/hr, diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh.

b. Penurunan berat badan

c. Penurunan asupan etanol

d. Menghentikan merokok

e. Latihan Fisik

Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang

dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang

mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis

dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-

lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari

kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang

disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25

menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x

perminggu dan paling baik 5 x perminggu

f. Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi

meliputi:
18

1) Tehnik Biofeedback

Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk

menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan

tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.

Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi

gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga

untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan

ketegangan.

2) Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang

bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan,

dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat

otot-otot dalam tubuh menjadi rileks Pendidikan Kesehatan

(Penyuluhan).

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan

pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan

pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan

hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

g. Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan

tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah


19

komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah

kuat.Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur

hidup penderita.

Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter

Ahli Hipertensi (Joint National Committee On Detection,

Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure, Usa, 1988)

menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis

kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat

tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita

danpenyakit lain yang ada padapenderita.


20

9. Cara Pencegahan

a. Pencegahan Primer

Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-

rata, adanya hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro),

tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan

dianjurkan untuk (Aspiani, 2014).

1) Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk

menjaga agar tidak terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes

Mellitus, dsb.

2) Dilarang merokok atau menghentikan merokok.

3) Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi

rendah garam.

4) Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui

menderita hipertensi berupa:

1) Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan

obat maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada

pencegahan primer.

2) Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol

secara normal dan stabil mungkin.

3) Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus

dikontrol.
21

4) Batasi aktivitas.

c. Diet Hipertensi

1) Konsumsi lemak dibatasi

2) Konsumsi kolesterol dibatasi

3) Konsumsi kalori dibatasi untuk yang terlalu gemuk atau

obese

4) Makanan yang boleh dikonsumsi

a) Sumber kalori (beras, tales, kentang, macaroni, mie,

bihun, tepung-tepungan, gula).

b) Sumber protein hewani (daging,ayam,ikan,semua

terbatas kurang lebih 50 gram perhari, telur ayam,telur

bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa lemak).

c) Sumber protein nabati (kacang-kacangan kering seperti

tahu,tempe,oncom).

d) Sumber lemak (santan kelapa encer dalam jumlah

terbatas).

e) Sayuran (sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti

bayam,kangkung,buncis, kacang panjang, taoge, labu

siam, oyong, wortel).

f) Buah-buahan (semua buah kecuali nangka, durian, hanya

boleh dalam jumlah terbatas).

g) Bumbu (pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah,

bawang putih, garam tidak lebih 15 gram perhari).


22

h) Minuman (teh  encer, coklat encer, juice buah).

5) Makanan yang tidak boleh dikonsumsi

a) Makanan yang banyak mengandung garam.

b) Makanan yang banyak mengandung kolesterol

c) Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh.

d) Lemak hewan:sapi,babi,kambing,susu jenuh,cream, keju,

mentega.

e) Makanan yang banyak menimbulkan gas.

d. Obat Tradisional Untuk Hipertensi

Banyak tumbuhan obat yang telah lama digunakan oleh

masyarakat secara tradisional untuk mengatasi hipertensi atau

tekanan darah tinggi. Hal yang perlu diinformasikan kepada

masyarakat adalah cara penggunaannya, dosis, serta kemungkinan

adanya efek samping yang tidak diketahui. Obat – obat tradisional

tersebut diantaranya:

1) Buah Belimbing

Buah ini dapat mengontrol tekanan darah dalam keadaan

normal dan juga bisa menurunkan tekanan darah bagi mereka

yang sudah mengalaminya.Caranya yaitu buah belimbing

yang sudah masak diparut halus.Kemudian parutan belimbing

diperas sehingga menjadi satu gelas sari belimbing.Air

perasan ini diminum setiap pagi, lakukan selama tiga minggu

sampai satu bulan.Setelah satu bulan sari belimbing ini dapat


23

diminum dua hari sekali.Tidak perlu menambahkan gula

pasir atau sirup pada air perasan.Bagi mereka yang sudah

terlanjur menderita hipertensi, sebaiknya gunakan buah

belimbing yang besar sehingga air perasannya lebih banyak.

2) Daun Seledri

Cara penggunaannya dengan menumbuk segenggam

daun seledri sampai halus, saring dan peras deengan kain

bersih dan halus. Air saringan usahakan satu gelas diamkan

selama satu jam, kemudian diminum pagi dan sore dengan

sedikit ampasnya yang ada di dasar gelas. Menurut penelitian

daun seledri bisa memperkecil fluktuasi kenaikan tekanan

darah.

3) Bawang Putih

Caranya dengan memakan langsung tiga siung bawang

putih mentah setiap pagi dan sore hari.Pilih bawang putih

yang kulitnya berwarna coklat kehitaman karena mutunya

lebih baik.Jika tidak mau memakannya dalam keadaan

mentah bisa direbus atau dikukus dulu.Namun karena banyak

zatnya yang bisa berkhasiat yang dapat ikut larut ddalam air

rebusannya, sebaiknya ditambaah menjadi 8 sampai 9 siung

sekali makan.

4) Buah Mengkudu / Pace


24

Buah ini sebagai alternatif untuk menekan hipertensi.

Caranya hampir sama dengan buah belimbing, yaitu dengan

cara memarut halus, kemudian diperas memakai kain kassa

yang bersih, diambil airnya. Minum sari mengkudu setiap

pagi dan sore hari secara teratur

5) Avokad

Caranya lima daun avokad dicuci bersih, kemudian

direbus dengan 4 gelas air putih. Tunggu air rebusan hingga

menjaadi 2 gelas, saring.Satu gelas diminum pagi hari, satu

gelas lagi diminum sore hari.

a) Melon

b) Semangka

c) Mentimun

B. Tinjauan Tentang Konsep Bawang Putih

1. Pengertian bawang putih

Bawang putih (Alium sativum) merupakan jenis tumbuhan dari

keluarga Alliaceae,sama seperti bawang merah. Bawang putih biasa

digunakan dalam bentuk segar untuk masakan, pengobatan, atau

dikeringkan dan diproses dalam bentuk serbuk. (Hembling, 2014).

Bawang putih juga di sebut sebagai jenis tanaman terna

(bergerombol), tumbuh tegak dan bisa mencapai ketinggian 30-60 cm.

Bawang putih adalah tanaman Allium Sativum Linn yang terdiri dari
25

suing-siung bernas, kompak, dan masih terbungkus oleh kulit luar.

(Made Astawan, 2016).

Bawang putih juga popular dikalangan orang hipertensi karena

bisa digunakan sebagai terapi komplementer untuk menurunkan

tekanan darah secara signifikan. Karena di dalam bawang putih

mengandung senyawa Alisin yang merupakan senyawa yang berperan

dalam penurunan tekanan darah. Karena zat alisin mengandung

khasiat diantaranya untuk melindungi vitamin B1(thiamine) yang

terdapat dalam makanan sehingga tubuh dapat memanfaatkannya

secara optimal. Zat ini juga mampu menstimulasi gerak peristaltik

pada dinding usus dan dan memacu gerakan perut sehingga dapat

meningkatkan sekresi enzim-enzim pencernaan yang menyebabkan

makanan menjadi mudah dicerna.Alisin juga mempunyai kemampuan

untuk bersatu dengan protein yang berdaya antibiotik untuk

kemudahan membunuh kuman, bakteri, ataupun jamur penyebab

penyakit.Zat ini juga mampu mengenai sel-sel saraf yang sakit

sehingga dapat mengilangkan rasa nyeri.Selain itu alisin juga mampu

berkaitan dengan lipid dan kemudian memberi efek menenangkan

bagi tubuh. (Hembing,2007).

2. Kandungan bawang putih

Kandungan yang terdapat dalam bawang putih antara lain :

a. Selenium

b. Alisin
26

c. Mangan

d. Seng

e. Sodium

f. Kalium

g. Fosfor

h. Magnesium

i. Zat besi

j. Kalsium

k. Vitamin C

l. Folat (B9 vit)

m. Vitamin B6

n. Asam pantotetat (B5)

o. Niacin

p. Riboflavin (Vit. B2)

q. Tiamnine (Vit. B1)

r. Betakarotin

s. Protein

t. Lemak

u. Diet serat

v. Gula dan karbohidrat (Hamid.2014).

3. Manfaat bawang putih bagi kesehatan

a. Sakit kuning,sesak nafas, dan buang air, karena di dalam bawang

putih mengandung zat alisin untuk melindungi vitamin B1


27

(thiamine) yang terdapat dalam makanan sehingga tubuh dapat

memanfaatkannya secara optimal.

b. Sembelit, karena zat alisin juga mampu menstimulasi gerak

peristaltic pada dinding usus dan memacu gerakan perut sehingga

dapat meningkatkan sekresi enzim-enzim pencernaan yang

menyebabkan makanan menjadi mudah dicerna.

c. Sengatan seranga, mengusir cacing kremi, dan cacing perut,

karena zat alisin juga mempunyai kemampuan untuk bersatu

dengan protein yang berdaya antibiotic untuk kemudahan

membunuh kuman, bakteri, ataupun jamur penyebab bakteri.

d. Luka memar dan mempercepat matangnya bengkak abses karena

zat alisin juga mampu mengenai sel-sel saraf yang sakit sehingga

dapat menghilangkan rasa nyeri. Selain itu juga zat alisin juga

mampu berkaitan dengan lipoid dan kemudian member efek

menenangkan tubuh (Hamid,2014).

4. Efek samping mengkonsumsi bawang putih

Jika terlalu berlebihan mengkonsumsi bawang putih, akan

menimbukan efek samping seperti:

a. Bau napas dan kulit

b. Alergi

c. Gangguan pencernaan

d. Asam bronchial

e. Dermatitis
28

f. Mengurangi kadar protein dan kalsium dalam darah

g. Mengurangi produksi sperma

h. Meningkatkan resiko perdarahan

i. Merangsang selaput lender bagi penderita penyakit asam lambung

(Hamid,2014).

5. Mekanisme bawang putih dalam menurunkan tekanan darah

Mekanisme penurunan tekanan darah diperkirakan berkaitan

dengan vasodilatasi otot pembuluh darah yang dipengaruhi senyawa

dalam ekstrak umbi bawang putih. Potensial membran otot polos

mengalami penurunan hingga nilainya negatif. Hal ini menyebabkan

tertutupnya Ca2+ dan terbukanya K+ sehingga terjadi hiperpolarisasi.

Konsekuensinya otot akan mengalami relaksasi. Senyawa aktif umbi

bawang putih yang kita ketahui mempengaruhi ketersediaan ion Ca2+

untuk kontraksi otot jantung dan otot polos pembuluh darah adalah

ajoene. Konsentrasi ion Ca2+ intraseluler yang tinggi dapat

menyebabkan vasokontriksi yang menyebabkan hipertensi. Senyawa

aktif alisin diperkirakan dapat menghambat masuknya ion Ca2+ ke

dalam sel, sehingga konsentrasi ion Ca2+ intraseluler menurun dan

terjadi hiperpolarisasi, diikuti relaksasi otot. Relaksasi menyebabkan

ruangan dalam pembuluh darah melebar, sehingga tekanan darah

menurun (Hermawan & Setyawan,2003 ).


BAB III

METODE PENULISAN

A. Metode Penelusuran

Penelitian ini menggunakan metode study literature yang dilakukan

melalui PNRI (perpustakaan nasional repoblik Indonesia) danwebsite

google scolardengan mengunakan kata kunci Hipertensi dan Bawang Putih.

B. Alasan Pemilihan Jurnal

Jurnal ini dipilih karena intervensi yang digunakan dalam penelitian

memuat tentang intervensi keperawatan mandiri dalam memenuhi masalah

pada pasien Hipertensi. Selain itu, jurnal ini merupakan publikasi terbaru

(2015-2020) untuk jenis intervensi yang dilakukan adalah non-farmakologi.

C. Subyek Penulisan

1. Ried et al, (2016) “ The Effect Of Aged Garlict On Blood Pressure And

Other Cardiovaskuler Risk Factors in Uncontrolled Hipertensives : The

AGE At Heart Trial”

2. Mahonis, (2015) “Pemberian Air Seduhan Bawang Putih Terhadap

Penurunan Tekanan Darah”

3. Hendra, K. et al, (2020) “Pengaruh Pemberian Air Bawang Putih

Terhadap Tekanan Darah”

29
30

4. Izzati, W. et al, (2017) “Pengaruh Air Rebusan Bawang Putih Terhadap

Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas

Tigo Baleh Kota Bukit Tinggi”

5. Sri Hananto Ponco Nugroho (2015) “Pengaruh Pemberian Air Bawang

Putih TErhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi

Di Dusun Juwet Desa Magersari Kecamatan Plumpang kabupaten

Tuban”

6. Setianti, N S. Fitria, N C, (2018) “Manfaat Air Seduhan Bawang Putih

Terhadap Penurunan Hipertensi”

7. Rahayuningrum, C D. Herlina, A. (2019) “Pengaru Pemberian Air

Perasan Bawang Putih Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi”

Fokus intervensi pada penelitian menjelaskan tentang Pemberian Air

Seduhan Bawang Putih Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien

Hipertensi.

D. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus memahami prinsip –

prinsip etika dalam penelitian karena penelitian yang akan dilakukan

menggunakan subyek manusia, dimana setiap manusia mempunyai hak

masing-masing yang tidak bisa dipaksa. Beberapa etika dalam melakukan

penelitian diantaranya adalah :

1. Informed Consent (persetujuan menjadi klien)


31

Informed Consent adalah suatu persetujuan atau sumber izin,

yang diberikan setelah mendapatkan informasi atau pernyataan

pasien/keluarga yang berisi persetujuan atas rencana tindakan medis

yang diajukan setelah menerima informasi yang cukup untuk dapat

penolakan atau persetujuan.

2. Anonimity (tanpa nama)

Anonimity adalah kiasan yang menggambarkan seseorang tanpa

nama atau tanpa identitas pribadi. Dalam pendokumentasian asuhan

keperawatan istilah Anonimity dipakai untuk menyembunyikan

identitas pasien.Contoh : nama klien ny. sevila, dapat

pendokumentasian asuhan keperawatan nama klien di tulis dalam

inisial yaitu Ny. S.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Confidentiality atau kerahasiaan adalah pencegahan bagi mereka

yang tidak berkepentingan dapat mencapai informasi, berhubungan

data yang diberikan ke pihak lain untuk keperluan tertentu dan hanya

diperbolehkan untuk keperluan tertentu.

4. Prinsip Autonomi

Prinsip autonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu

mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.Tidak

ada paksaan ataupun ancaman.kesediaan berasal dari keputusan klien

setelah di jelaskan prosedur dan tujuan dari pemberian tindakan

keperawatan yang akan dilakukan.


32

5. Prinsip Beneficience

Beneficience berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik.

Kebaikan juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,

penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan

olehdiri dan orang lain. Dalam penelitian ini diharapkan tindakan

keperawatan yang diberikan kepada klien untuk menurunkan tekanan

darah pada pasien hipertensi

6. Non Male ficience

Non mala fiesien adalah Prinsip yang berarti segala tindakan

keperawatan yang dilakukan pada pasien Hipertensi menimbulkan

bahaya / cedera secara fisik dan psikologik.

7. Perinsip Justice

Nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat

bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan

keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan

kesehatan.Tidak memilih pasien berdasarkan status sosial, RAS, suku

dan agama dalam memberikan tindakan keperawatan.


BAB IV
HASI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisa

Berdasarkan hasil penelusuran jurnal yang dilakukan, maka akan

dibuat analisis jurnal dalam bentuk tabel yang terdiri dari peneliti (tahun &

judul), tujuan penelitian, desain penelitian, responden, pengumpulan data

dan hasil penelitian.

Tabel 1.1 Ringkasan Hasil Studi Literatur Pemberian Air Seduhan Bawang Putih
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi

No Penelitian Tujuan Penelitian Desain Responden Pengumpulan Hasil Penelitian


( Tujuan & Penelitian Data
Judul
1 Ried ed al Untuk menilai efek Completed a Responden Data demografi Hasi penelitian ini
(2016) The dari ekstrak double-blind sebanyak 88 yang di menunjukan bahwa
effect of aget bawang putih pada randomized orang. kumpulkan : tekanan darah rata-
garlic extract tekanan darah yaitu usia, BMI, jenis rata berkurang secara
on blood pusat dan kekuatan responden di kelamin, signifikan sebesar
pressure and arteri. bagi menjadi pekerjaan. 5.0±2.1 mmHg (ρ-
other 2 kelompok. value0.016) sistolik
cardioveskuler 1 kelompok dan responden
risk factors in control dan 1 dengan 11.5± 1.9
uncontrolled kelompok mmHg diastolic
hypertensives: intervensi dibandingkan dengan
the AGE at yang nilai (ρ-value0.001).
Heart trial diberikan air
bawang putih
untuk melihat
pengaruh dari
air bawang
putih.

33
34

2 Hendra, K. et Penelitian ini Quasy Responden Data yang Hasil penelitian ini
al, (2020) bertujuan adalah Eksperimen sebanyak 16 diperoleh menunjukan bahwa
Pengaruh untuk mengetahui yaitu orang. analisis berupa rata-rata
Pemberian Air pengaruh ekstrak responden tekanan darah tekanandarah sistolik
Bawang Putih bawang putih dipilih sistolik dan responden adalah
Terhadap (Allium sativum) langsung oleh tekanan darah 151.38 (pretest) dan
Tekanan terhadap tekanan peneliti diastolik 135.81 (posttest),
Darah darah pada pasien sesuai dengan rata-rata tekanan
hipertensi di kriteria yang darah diastolik
wilayah kerja di tentukan 100.14 (pretest) dan
puskesmas kumun untuk di 91.18 (posttest).
sungai penuh. berikan air Hasil uji statistik
bawang putih diperoleh nilai (ρ-
terhadap value 0.000). itu
penurunan berarti ada
tekanan darah perbedaan antara
selama 1 tekanan darah
minggu dan sistolik sebelum dan
diberikan sesudah intervensi
setiap pagi bawang putih dapat
sebelum menurunkan tekanan
makan darah pasien
sebanyak 3 hipertensi.
siung bawang
putih. Dan
akan
dilakukan
pengukuran
tekanan darah
sebelum dan
sesudah
diberikan
intervensi.
3 Mahonis, Penilitian ini One Grup Responden Data yang Hasil penilitian
(2015) bertujuan Pretest sebanyak 15 orang diperoleh didapatkan rata-rata
Pemberian Air mengetahui Postest yaitu dengan kriteria analisis berupa tekanan darah
Seduhan efektifitas 1 kelompok 1. Bersedia tekanan darah sistolik sebelum dan
Bawang Putih pemberian air yang di menjadi sistolik dan sesudah pemberian
Terhadap seduhan bawang berikan air responden. tekanan darah seduhan bawang
Penurunan putih terhadap seduhan 2. Lansia berumur diastolik putih yaitu
Tekanan penurunan darah bawang putih 60 tahun 165,33±9,9 mmHg
Darah pada lansia untuk keatas. dan 154±9,1 mmHg,
hipertensi di penurunan 3. Lansia thitung 12,588. Rata-
kecamatan tekanan darah hipertensi yang rata tekanan darah
nagggalo dan diberikan bersedia tidak diastolik sebelum
selama 1 menggkonsums dan sesudah
minggu i obat pemberian seduhan
sebanyak 1 hipertensi bawang putih
kali sehari antihipertensi 96,66±16,858 mmHg
dengan dosis selama dan 94±12,98
pemberian 2- penelitian. mmHg, thitung 14,492.
3 siung 4. Lansia Ada perbedaan yang
bawang putih hipertensi yang signifikan tekanan
setiap pagi tidak darah sistolik dan
sesudah menggunakan diastolik sebelum
35

makan. terapi herbal dan sesudah


Pengukuran lain selain pemberian air
tekanan darah bawang putih seduhan bawang
di periksa putih.
sebelum dan
sesudah
diberikan air
seduhan
bawang
putih.
4 Izzati w dan Penelitian ini Pre and test Responden Data yang di Hasil penieitian ini :
Lutfiani F bertujuan untuk one desain sebanyak 17 orang diperoleh rata-rata nilai
(2017) mengidentifikasi yaitu dengan kriteria : analisis berupa tekanan darah (ρ-
Pengaruh pengaruh air responden di 1. Bersedia tekanan darah value0,00) berbeda
Pemberian Air rebusan bawang periksa menjadi sistolik dan bermakna antara
Rebusan putih terhadap tekanan responden. tekanan darah sebelum dan sesudah
Bawang Putih tekanan darah pada darahnya 2. Pasien diastolk. intervensi. Rata-rata
Terhadap pasien hipertensi di sebelum di hipertensi yang nilai tekanan darah
Tekanan wilayah Kerja berikan air tidak (ρ-value0,00) setelah
Darah Pada Puskesmas Tingo rebusan mengkonsumsi intervensi bermakna
Pasien Bukit Tinggi. bawang putih obat secara signifikan.
Hipertensi Di dan setelah farmakologi Terdapat pengaruh
Wilayah Kerja diberikan air 3. Bersedia pemberian air
Puskesmas rebusan minum air rebusan bawang
Tigo Baleh bawang putih rebusan putih terhadap
Kota Bukit sebanyak 2-3 bawang putih tekanan darah pada
Tinggi siung bawang tersebut 2x pasien hipertensi di
putih, sehari selama 7 wilaya kerja
tekanan darah hari. puskesmas Tingo
akan di ukur 4. Pasien bukit Tinggi.
kembali. hipertensi yang
Pemberian memiliki
dilakukan tekanan darah
selama 140/90 mmHg.
seminggu dan
diberikan 1
kali sehari
setiap jam 4
sore.
5 Nugroho Tujuan Penelitian One group Responden Data demografi Hasil penelitian
Ponco ini adalah untuk pre post test sebanyak 36 orang yang menunjukan hampir
Hananto Sri menganalisa design yaitu dengan kriteria : dikumpulkan : seluruhnya
(2015). pengaruh 1 kelompok 1. Usiaa jenis kelamin, mengalami
Pengaruh pemberian bawang yang responden >40 umur, penurunan tekanan
Pemberian putih tunggal diberikan tahun pendidikan, dan darah sejumlah 27
Bawang Putih terhadap penurunan intervensi 2. Responden pekerjaan dan orang (75,0%) yang
Tunggal tekanan darah pada bawang putih bersedia tekanan darah diberikan bawang
(ALLIUM penderita hipertensi tunggal dilakukan puih tunggal selama
SATIVUM didusun juwet desa selama penelitian dan 7 hari. Dengan dosis
LINN) magersari seminggu dan menandatangan 4 gram perhari. Hasil
Terhadap kecamatan diberikan 1 i lembar analisa yang
Penurunan plumang kabupaten kali sehari informed menggunakan uji
Tekanan tuban. setiap pagi conset. wilcoxson signed
Darah Pada atau sore hari 3. Klien rank tes di dapatkan
Penderita sebanyak 2 bertempat di nilai Z=-4,252
36

Hipertensi Di siung bawang dusun Juwet dengan α=0,000


Dusun Juwet putih kepada Desa Magersari maka Ho ditolak.
Desa responden. Kecamatan Artinya terdapat
Magersari Dan Plumpang pengaruh pemberian
Kecamatan dilakukan Kabupaten bawang putih
Plumpang pengukuran Tuban. tunggal (allium
kabupaten tekanan darah 4. Responden Sativun Linn)
Tuban. sebelum dan kompreatif. terdapat penurunan
sesudah 5. Tidak tekanan darah pada
diberikan mengkonsumsi penderita hipertensi
intervensi. obat hipertensi. di Dusun Juwet Desa
6. Pasien dengan Magersari
hipertensi yang Kecamatan
tidak Plumpang
mengalami Kabupaten tuban.
komplikasi
7. Keadaan umum
(kesadaran)
responden baik.
8. Penderita
hipertensi tidak
menderita
diabetes
mellitus, stroke,
dan tidak akan
dilakukan
operasi
6 Setianti N S Bawang putih ini Quasy Responden Data demografi Hasil uji
dan Fitria N C bertujuan Eksperimen sebanyak 15 orang yang statistikdidapatkan
(2018) mengidentifikasi responden dengan kriteria : dikumpulkan : tekanan darah sistol
Manfaat Air pengaruh dipilih 1. Penderita umur, jenis sebelum dan seudah
Seduhan pemberian air langsung oleh hipertensi kelamin, perlakuan thitung
Bawang Putih seduhan bawang peneliti ringan (140/90 perkerjaan, berada diatas table
Terhadap putih terhadap sesuai dengan mmHg) atau pendidikan dan 14.000 > 1.761, dan
Penurunan penurunan kriteria yang lebih. tekanan darah tekanan darah
Hipertensi. hipertensi. di tentukan 2. Penderita diastolik sebelum
untuk di hipertensi tanpa dan sesudah thitung
berikan air penyakit diatas tabet yaitu
seduhan penyerta. 11.180 >1.761 yang
bawang putih 3. Bersedia berarti ada pengaruh.
terhadap menjadi Nilai ρ-value0.000
penurunan responden. (ρ<0.005). angka
tekanan darah koefisien korelaksi
selama 1 untuk tekanan sistol
minggu. sebesar 0.962 (96%)
Pemberian air yang menunjukan
seduhan tingkat perbedaan
bawang putih sangat kuat,
di berikan sedangkan angka
setiap pagi koefisien korelasi
atau sore hari tekanan diastolik
sebanyak 2-3 sebesar 0.548 (54%)
siung bawang yang menunjukan
putih. Dan tingkat perbedaan
dilakukan termaksud sedsng.
37

pengukuran
tekanan darah
sebelum dan
sesudah
diberikan
intervensi.

B. Pembahasan

Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk melawan dinding

pembuluh darah. Tekanan darah juga didefinisikan sebagai lateral pada

dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari jantung

(Triyanto, 2014).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan

abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus

lebih dari satu priode. Hal ini terjadi bila arterioli-arterioli kontriksi.

Kontriksi arterioli membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan

tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung

dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan

pembuluh darah (Udjianti 2010).

Salah satu penanganan nonfarmakologi dalam mengatasi hipertensi

adalah dengan terapi komplementer. Terapi komplementer, efektif

diberikan minimal seminggu. Selama satu minggu tersebut efek dari terapi

dapat terlihat hasilnya. Terapi komplementer yang dapat diberikan pada

pasien hipertensi salah satunya adalah terapi herbal (Yuliani, 2013).

Tanaman herbal umum digunakan untuk mengobati penyakit hipertensi

antara lain adalah bawang putih, daun salam, rumput laut, mentimun, temu

hitam, mengkudu, jantung pisang (Susilo dan Wulandari, 2010).


38

Bawang putih memiliki khasiat yang sangat banyak, kandungan

alisin pada bawang putih dapat mencegah atherosklerosis, antikoagulan

(menghancurkan pengumpulan darah), menurunkan kolestrol tinggi, dan

menambah sistem kekebalan tubuh (Susilo dan Wulandari, 2011). Menurut

Kuswardani (2016), bawang putih mengandung senyawa kimia yang

sanggat bermanfaat bagi manusia, yaitu mengandung allin, adenosine,

dialil-disulfide, skoranin, alistatin, kandungan bawang putih yang

berkhasiat sebagai anti hipertensi yakni dan alil-metil-sulfida.

Menurut Junaedi (2013) bahwa bawang putih mengandung zat

allisin dan hydrogen sulfide yang berkhasiat untuk menghancurkan

pembekuan darah dalam arteri, mengurangi tekanan darah, dan dapat

memperbesar pembuluh darah dan membuat pembuluh darah tidak kaku

sehingga tekanan darah akan menurun. Kemampuan bawang putih untuk

secara signifikan mengurangi resiko hipertensi yang berkaitan dengan

kehadiran zat aktif yang dikenal sebagai zat alisin dan sulfide. Zat ini

merupakan zat yang berkerja untuk merelaksasi pembuluh darah,

mengurangi tekanan apapun, dan kerusakan yang mempengaruhi oleh

darah.

Berdasarkan penelitian Izzati & Luthfiani (2017), Nugroho (2015),

Mahonis (2015), Setianti dan Fitria (2018), dan Hendra et al (2020)

menyatakan bahwa bawang putih dapat menurunkan tekanan darah karena

bawang putih mengandung zat alisin dan hydrogen sulfide, zat tersebut

memiliki efek selayaknya obat darah dinggi, yakni mamperbesar


39

pembuluh darah dan membuat pembuluh darah tidak kaku sehingga

tekanan darah akan menurun. Mekanisme kerja bawang putih dalam

menurunkan tekanan darah berhubungan dengan efek vasodilatasi

pembuluh darah yang menyebabkan tertutupnya kanal Ca2+ dan

terbukanya K+ sehingga terjadi hiperpolarisasi. Dengan demikian, otot

akan mengalami relaksasi. Senyawa aktif dalam bawang putih diduga

dapat menghambat masuknya ion Ca2+ ke dalam sel. Dengan demikian,

akan terjadi penurunan kosentrasi ion Ca2+ intraseluler dan diikuti

relaksasi otot. Relaksasi otot menyebabakan ruangan dalam pembuluh

darah melebar, sehingga tekanan darah menurun. Setelah diberikan

intervensi pemberian air seduhan bawang putih dilakukan selama 7 hari

berturut-turut sebanyak 2-3 siung bawang putih dan diberikan 1 kali sehari

pada waktu pagi atau sore hari, sehingga terjadi penurunan tekanan darah

sistolik dan diastolik sebesar 6-10 mmHg dengan dilakukan pengukuran

tekanan darah pada hari kedelapan.

C. Hambatan

Hambatan yang dialami oleh penulis selama penyusun Karya Tulis

Ilmiah yaitu sulitnya memahami jurnal internasional yang berhubungan

dengan judul studi literatur ini. Selain itu, jaringan internet yang kurang

memadai yang menjadi hambatan dalam menyusun studi literatur ini.Rasa

malas yang dating tiba-tiba yang menghambat penulis dalam menyusun

Karya Tulis Ilmiah.


40
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari 6 penelitian yang di peroleh analisis didapatkan bahwa

pemberian air seduhan bawang putih terdapat perbedaan yang signifikan

tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah pemberian

intervensi. Karena kandungan bawang putih mengandung zat alisin dan zat

hydrogen sulfide, yang berfungsi memperbesar pembuluh darah dan

membuat pembuluh darah tidak kaku sehingga tekanan darah dapat

menurun.

B. Saran

Dari studi literatur ini penulis merekomendasikan perlunya

pengetahuan perawat tentang manfaat tanaman herbal bagi kesehatan

sehingga dapat menerapkan intervensi keperawatan mandiri dalam

mengatasi masalah yang sering muncul pada pasien hipertensi khusunya

untuk menurunkan tekanan darah.

38
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, R Y. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Trans Medi.


Jakarta: Info Media.
Agoes. 2010. Taman Obat Indonesia. Jakarta: Salemba Medika.
Bustam M N. 2017. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Renika Cipta.
Corwin E. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Hanto Ponco Nugroho. 2015. “Pengaruh Pemberian Bawang Putih Tunggal


(Allium Sativum Linn) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Dusun Juwet Desamagersari Kecamatan Plumpang
Kabupaten Tuban.” 07(03).
Hamid s. 2014. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Tentang
Pencegahan Hipertensi Dengan Kejadian Hipertensi Di Poliklinik Penyakit.
Hermawan U E, And A D Setyawan. 2011. Buku Ajar Praktek Klinis. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Hendra, Kiki, nike puspita Alwi, and Etri Yanti (2020)‘Pengaruh Pemberian
Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Tekanan Darah’, 1.1 (2020), 1–9
Izzati, Wisnatul, and Fanny Luthfiani. 2017. “Pengaruh Pemberian Air Rebusan
Bawang Putih Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah
Kerja Pusesmas Tigo Baleh Kota Bukittinggi Tahun 2017.” (2): 48–54.
Junaedi Edi. 2013. Hipertensi Kandas Berkat Herbal. Jakarta: Fmdia.
Laporan Riskesdas. 2018. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Badan
Penelitian Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Made Astawan. 2016. Sehat Dengan Rempah Dan Bumbu Dapur. Jakarta:
Kompas Media Nusantara.
Mohanis. 2015. “Pemberian Air Seduhan Bawang Putih Terhadap Penurunan
Tekanan Darah.” Jurnal Iptek Terapan 1: 117–25.
Mulyadi. 2016. “Efektifitas Relaksasi Napas Dalam Pada Pasien Hipertensi
Dengan Gejala Nyeri Kepala Di Puskesmas Baki Sukohajo.” : 4–5.
Rahayuningrum, dwi christina, and Andika Herlina. “Pengaruh Pemberian Air
Perasan Bawang Putih (Alliumsativum) Terhadap Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi.” Jurnal Kesehatan Saintika Meditory 2: 18–26.
Travica, Nikolaj. 2016. “The Effect of Aged Garlic Extract on Blood Pressure and
Other Cardiovascular Risk Factors in Uncontrolled Hypertensives : The AGE

39
at Heart Trial.” : 9–21.
Setiawan, I, and M. A. Kusuma(2014)., ‘Pengaruh Pemberian Kompres Hangat
Pada Leher Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Kepala Pada Pasien
Hipertensi Di RSUD Tegalrejo Semarang’.
Setiawan Dalimarta. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: PT Trubus
Agri Widya.
Setianti, Sofilina Nufita, and Cemy Nur Fitria. 2018. “Manfaat Air Seduhan
Bawang Putih Terhadap Penurunan Hipertensi.” 16(1): 30–36.
Sukma D, Kuswardani. 2016. Sehat Tanpa Obat Dengan Bawang Putih-Bawang
Merah-Seri Apotik Dapur. Yogyakarta.
Susilo. 2010. Penyakit Modern Hipertensi, Sroke, Jantung, Kolestrol Dan
Diabetes. Cv. Andi. Yogyakarta.
Triyanto. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Udjianti, W. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Yuliani. 2013. Healing the Hart: Interagratin Complementarry Therapies And


Healing Practice Into The Care Of Cardivaskuler Patient. America:
Companies Inc.
Wijakusuma, Hembing. 2007. Penyembuhan Dengan Jeruk. Jakarta: sarana
pusataka afiat.

40
GLOSORIUM

Alicin : Senyawa organ sulfur yang diperoleh


oleh bawang putih.
Adenosine : Senyawa yang memperlambat irama
jantumg.
Convenience samping : Pengambilan sampel didasarkan pada
Quasy Eksperimentdan kemudahan
untuk mendapatkanya
Hydrogen sulfide : Gas yang tidak berwarna, beracun,
mudah terbakar dan berbau seperti telur
busuk.
Hipertensi : Adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah
arteri secara terus menerus lebih dari
suatu priode.
Hiperpolarisasi : Peristiwa peningkatan perbedaan
polaritas intrasel dan ekstrasel.
Myrosinase : Senyawa yang berasal dari sel
tumbuhan yang terluka ( dimasak atau
dikunyah) berfungsi menangkal efek
senyawa kasinogenik.
Peroxidase : Protein yang menempel pada
membrane plasma serta berperan dalam
hermon tiroid.
Vasokontriksi : Penyempitan pembuluh darah.
Vasodilatasi : Pelebaran pembuluh darah

BIODATA PENULIS

41
A. Identitas

Nama : DEBY WIDYA NINGSI.BULAGA

Nama Panggilan : Deby

Tempat dan Tanggal Lahir : poso 16 desember 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jln.Umanasoli (Lawangga)

B. Riwayat Pendidikan

1. Tamat Sekolah Dasar (SD) Negeri 16 Poso

2. Tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Poso Kota Utara

3. Tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Poso

4. Terdaftar Sebagai Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Palu Jurusan Keperawatan Program STUDI D-III

Keperawatan Poso Tahun 2017

42
43
Persyaratan Keaslian Penulisan

Yang bertandatangan di bawahini:

Nama : Deby Widya Ningsi.Bulaga

NIM : P00220217007

Jurusan/Prodi : KeperawatanPoso

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan
atau pikiran yang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri. Apabila kemudian hari terbukti atau dibuktikan bahwa Karya Tulis Ilmiah
ini hasil ciplakan maka saya bersedia menerima sanksi perbuatan tersebut.

Poso, Juli 2020


Yang membuat pernyataan

Deby Widya Ningsi.Bulaga

44

Anda mungkin juga menyukai