Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan
yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar the silent killer karena hipertensi
merupakan pembunuh tersembunyi yang prevalensinya sangat tinggi dan cenderung
meningkat di masa yang akan datang, juga karena tingkat keganasannya yang tinggi
berupa kecacatan permanen dan kematian mendadak (Bahrianwar, 2009). Keluarga
diharapkan mempunyai pengetahuan tentang penyakit hipertensi agar tercipta suatu
perilaku perawatan yang tepat pada penderita hipertensi, dalam hal pencegahan,
penatalaksanaan yang benar dan tepat pada penderita hipertensi. Alasan tidak mendapatkan
perilaku pengaturan diet hipertensi dengan benar dari keluarga disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi dan penanganannya, sikap
keluarga yang kurang peduli dalam hal memberikan biaya pengobatan, waktu yang kurang
dari keluarga dalam memberikan perawatan serta keterbatasan finansial yang dimiliki
keluarga. Alasan tidak mendapatkan perilaku pengaturan diet hipertensi dengan benar
dari keluarga disebabkan oleh kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit
hipertensi dan penanganannya, sikap keluarga yang kurang peduli dalam hal memberikan
biaya pengobatan, waktu yang kurang dari keluarga dalam memberikan perawatan serta
keterbatasan finansial yang dimiliki keluarga. (Notoatmodjo, 2003)
Hipertensi berasal dari dua kata yaitu hiper yang berarti tinggi dan tensi yang artinya
tekanan darah. Menurut American Society of Hypertension (ASH), pengertian hipertensi
adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari
kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan (Sani, 2008). Hipertensi hubungan
dengan diit keluarga yang menyiapkan porsi makanan diit hipertensi. Diit rendah natrium
akan berkaitkan dengan keluarga sebagai penyedia makanan dalam keluarga.
Penatalaksanaan hipertensi meliputi penatalaksanaan medis hipertensi esensial dan
penatalaksanaan medis hipertensi sekunder. Penatalaksanaan medis hipertensi esensial dapat
dilakukan dengan menurunkan tekanan darah sampai normal atau sampai level paling rendah
yang masih dapat ditoleransi oleh pasien. Beberapa hal yang bisa dilakukan dalam
penatalaksanaan medis hipertensi tanpa obat-obatan yaitu: diit garam, diit lemak, olahraga
secara teratur, istirahat cukup, dan hindari stress. Penatalaksanaan medis hipertensi sekunder
bergantung pada derajat hipertensi yang diderita oleh pasien. Beberapa hal yang dapat
dilakukan dengan memodifikasi pola hidup penderita misalnya dengan menurunkan berat
badan hingga mencapai berat badan ideal, menghentikan kebiasaan merokok, dan konsumsi
alkohol, serta rutin berolahraga. Salah satu diit makanan pada penyakit hipertensi adalah diit
rendah garam. Jika diit rendah garam pada penyakit hipertensi terpenuhi, maka akan
membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengangkat masalah tersebut
untuk dijadikan sebuah penelitian yang bertujuan mengetahui “Gambaran Perilaku Keluarga
Tentang Diit Makanan Pada Penyakit Hipertensi”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran diit makanan pada penderita
penyakit hipertensi.
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang
Gambaran perilaku keluarga tentang diit makanan pada penderita penyakit hipertensi
3. Bagi Peneliti
hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengamalkan teori yang didapatkan selama
masa perubahan dalam kasus nyata tentang asuhan keperawatan keluarga pada penderita
hipertensi, sebagai promosi kesehatan yaitu sebagai bahan dalam penyusunan program
penyuluhan kesehatan masyarakat khusus nya pada gambaran perilaku keluarga tentang diit
makanan pada penderita penyakit hipertensi dn sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
4. Bagi Responden