melitus yang melakukan kontrol gula darah dengan judul penelitian “Hubungan
Status Sosial Ekonomi Dengan Perilaku Pengendalian Kadar Gula Darah Pada
Kabupaten Malang, Jawa timur. Wagir sendiri memiliki 2 pusat puskesmas antara
lain 1 puskesmas sebagai pusat pengobatan dan pusat kantor, dan 1 puskesmas
yang terletak di dekat koramil merupakan tempat pengobatan dan rawat inap.
Pada data umum hasil penelitian ditampilkan dalam data umum responden,
Dari tabel di atas terdapat kadar gula darah tertinggi pada responden
nomer 20 (141) dan pada kadar gula darah terendah yaitu pada nomer responden
10 (90).
4.1.3 Data Khusus
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Status Sosial Ekonomi pada Klien
Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Wagir Kabupaten Malang
Frekuen
No Status si Persentase
1 Kelas Ekonomi Tinggi 15 75%
2 Kelas Ekonomi Menengah 4 20%
3 Kelas Ekonomi Rendah 1 5%
Jumlah 20 100%
(Sumber : data primer, 2017)
Dari tabel di atas sebagian besar responden memiliki status ekonomi tinggi
Melitus
Perilaku peringendalian kadar gula terdiri dari lima pilar yaitu edukasi,
aktifitas fisik, terapi nutrisi medis, terapi obat dan monitoring, sebagai berikut:
Dari tabel di atas didapatkan sebagian besar responden dengan terapi obat
Dari tabel di atas sebagian besar status sosial ekonomi tinggi responden
Dari tabel di atas sebagian besar status sosial ekonomi tinggi dengan
pilar perilaku pengendalian aktivitas fisik tergolong dalam kategori cukup yaitu
Dari tabel di atas sebagian besar status sosial ekonomi tinggi melalui
Dari tabel 4.16 di atas sebagian besar responden status sosial ekonomi
dengan Perilaku Pengendalian Kadar Gula Darah pada klien Diabetes Melitus
Berikut hasil dari uji Sparemant row dengan menggunakan distribusi frekuensi
Status Sosial Ekonomi dengan Perilaku Pengendalian Kadar Gula Darah pada
Tabel 4.18 Hubungan Status Sosial Ekonomi Dengan Perilaku Pengendalian pada
Klien Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Wagir Kabupaten
Malang
Correlations
Status Perilaku
Ekonomi Pengendalian
Spearman's rho Statusekonomi Correlation
1.000 .656**
Coefficient
Sig. (2-tailed) . .002
N 20 20
perilakupengendalian Correlation
.656** 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .002 .
N 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
r=0,002.
4.2 Pembahasan
meliputi: status sosial ekonomi tinggi, statu sosial ekonomi menengah, status
sosial ekonomi bawah. Sebagian besar responden status sosial ekonomi tinggi
Badan Pusat Statistik (2012) penghasilan yang tergolong pada kategori atas
berada pada rentang penghasilan Rp. 2.500.000.- Rp. 3.500.000. selain itu ditinjau
dari segi pekerjaan yang menunjukkan status sosial ekonomi tinggi diantaranya
adalah PNS golongan IV ke atas, pedagang besar, pengusaha besar dan dokter.
sosial ekonomi tinggi sebanyak 17 orang (75%). Maka didapat hubungan antara
status sosial ekonomi dengan perilaku pengendalian kadar gula darah pada klien
seseorang sangat berkaitan erat dengan pendidikan yang telah dicapai. Pada
orang-orang yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, memiliki
pengetahuan tentang kesehatan tentu tidak terlalu mendalam. Hal ini dapat
mendalam.
gula darah didapatkan kategori perilaku penegndalian yaitu baik, cukup, dan
kategori cukup sebanyak 7 orang (35%), dan sebagian kecil responden perilaku
Perilaku pengendalian kadar gula darah pada klien diabetes melitus yang
terapi nutrisi medis, olahraga/ terapi aktivitas fisik, kepatuan pengobatan dan
monitoring.
penenelitian ini lebih banyak terdapat hasil kategori baik. Maka didapat hubungan
antara status sosial ekonomi dengan perilaku pengendalian kadar gula darah pada
kematian secara langsung, tetapi dapat berakibat fatal bila pengelolaannya bila
multidisiplin yang mencakup terapi non-medis dan terapi obat. Penyakit Diabetes
Melitus memerlikan perawatan medis dan penyuluhan untuk self menagement
sebagai berikut:
sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat
terdiri dari materi edukasi tingkat awal, materi edukasi tingkat lanjut yang
memenui anjuran.
2. Pilar Perilaku Pengendalian Terapi Nutrisi Medis
Berdasarkan dari hasil penilitian pada tabel 4.8 di atas sebagian
makan atau kebiasaan makan meliputi jenis, frekuensi makan dan waktu
secara secara teratur sebanyak 3-5 kali perminggu selama sekitar 30-45
menit, dengan total 150 menit perminggu. Jeda antar latihan tidak lebih
dianjurkan untuk selalu aktif setiap hari. Latihan jasmani selain untuk
individu (PERKENI,2015).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa
kadar gula darah pada klien Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Wagir
gula darah acak pada penderita Diabetes Melitus. Salah satu olahraga yang
(65%).
Menurut Tandra (2013) Pemberian obat dilakukan untuk mengatasi
obatan di dibagi menjadi dua, yakni oral dan injeksi atau suntikan sesui
digunakan untuk membantu produksi insulin yang kurang adalah obat yag
(Novita,2012).
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil sebagian besar responden
obat secara teratur dan diimbangi dengan gaya hidup yang sehat yang
Melitus.
5. Pilar Perilaku Pengendalian Monitoring
Berdasarkan dari hasil penelitian tabel 4.11 di atas hampir seluruh
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tabel tabel 4.18
kategori status sosial ekonomi tinggi sebanyak 9 orang yaitu (45%) yaitu
Pengendalian DM Tipe II Dengan Rerata Kadar Gula Darah” pada tahun 2013
Menurut data di tabel 4.18 didapatkan hasil status sosial ekonomi tinggi
kadar gula darah pada klien Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Wagir
Kabupaten Malang. Dengan adanya status sosial ekonomi yang baik, maka