Anda di halaman 1dari 7

ASKEP IBU HAMIL

DENGAN DIABETES MELLITUS (DIABETES GESTASIONAL)

Kasus :
Ny. H 35 tahun, G4 P3A0, usia kehamilan 30 minggu, di rawat di RS dengan keluhan
sejak 3 hari yang lalu menyatakan mudah lelah, tidak nafsu makan, mual muntah > 6 kali, lemes,
merasa haus, banyak kencing. Dari hasil pemeriksaan BB 85kg, TB 160 cm, TBJ : 2200 gram,
hasil laboratorium GDS : 250 mg/dl, riwayat keluarga dengan DM, riwayat melahirkan anak
ketiga dengan BBL 4200 gr. Oleh dokter Ny. H dinyatakan mengidap Diabetes Gestasional
kemudian diberikan humulin 30/70 5 IU 30 mnt a.c., Ny. H cemas pemberian insulin akan
menyebabkan ketergantungan dan menyebabkan gangguan perkembangan janinnya. Selama di
RS, Ny. H jarang ditunggu keluarganya karena suami Ny. H harus bekerja, dan orang tua Ny. H
juga merawat anak Ny. H.

Diskusikan :
1. Buatlah concept map pada kasus diatas.
2. Diagnosa keperawatan apa saja yang bisa di tegakkan pada Ny. H (buatlah berdasarkan
prioritas)
3. Tentukan NOC sesuai prioritas diagnosa keperawatan yang ditemukan.
4. Tentukan NIC sesuai dengan prioritas diagnosa keperawatan yang ditemukan.
5. Bagaimana menjelaskan ke Ny. H terkait keluhan mudah lelah, lemes dan banyak kencing.
6. Bagaimana menjelaskan ke Ny. H terkait tentang manfaat pemberian humulin 30/70
7. Bagaimana perawatan berkelanjutan selama di rumah, jika Ny. H sudah diperbolehkan
pulang.
Jawaban :
1. Concept Map dari kasus di atas adalah :

Perubahan Faktor Genetik DM


hormonal &
Kehamilan metabolisme
Kerusakan
sel beta Risk.
Ketidakstabilan
↑ H.hCg Perub.fisiologis : ↑ H.Kortisol, Kadar Glukosa
Pembesaran uterus Estrogen & HPL Darah
(NANDA hal.257)

Mual, Menekan Resistensi insulin Sel-sel kelaparan


muntah, tidak vesika urinaria
nafsu makan
Darah menjadi Produksi energi di
↑ Kadar gula darah sel-sel otot
kental
berkurang
Ketidakseimbangan Kekurangan
Nutrisi kurang dr vol. cairan
keb.tubuh (NANDA hal.264) Ginjal merespon ↑ Pasokan Gula DMG
utk sekresi darah ke janin Lemas,
(NANDA hal.251)
mudah lelah
Pemberian
Poliuri Insulin
Hiperinsulinemia Keletihan
(NANDA hal.312)

Risk. Infeksi
(NANDA hal.531) Ansietas Risk.Trauma
(NANDA hal.445) (NANDA hal.562)

Risk.Cedera(Janin)
(Buku Saku Diagnosis
Kep. Hal 428, 975)
2. Diagnosa yang dapat ditegakkan dari kasus di atas antara lain :
1) Kekurangan vol. cairan b.d. kehilangan cairan aktif (NANDA hal. 264).
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan untuk
mencerna makanan (NANDA hal. 251).
3) Keletihan b.d. status penyakit, kehamilan (NANDA hal. 312).
4) Ansietas b.d. perubahan status kesehatan, ancaman pada status kesehatan (NANDA
hal. 445).
5) Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah (NANDA hal. 257).
6) Risiko Trauma (NANDA hal.562).
7) Risiko Infeksi (NANDA hal.531).
8) Risk.Cedera(Janin) (Buku Saku Diagnosis Kep. Hal 428, 975).

3. NOC dari diagnosa keperawatan di atas adalah :


1) Kekurangan volume cairan b.d. kehilangan cairan aktif
NOC : Fluide balance, Hydration.
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan
untuk mencerna makanan
NOC : Nutritional Status : Food and fluid intake dan Nutritional status : Nutrien
Intake.
3) Keletihan b.d. status penyakit, kehamilan
NOC : Energy conservation dan Nutritional status : Energy.
4) Ansietas b.d. perubahan status kesehatan, ancaman pada status kesehatan
NOC : Anxiety self-control, Anxiety level dan Coping.
5) Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
NOC : Blood glucose, Risk for unstable dan Diabetes self management.
6) Risiko Trauma
NOC : Personal Safety dan Fall prevention.
7) Risiko Infeksi
NOC : Immune Status dan Knowledge : Infection Control.
8) Risiko Cedera (Janin)
NOC : Status Janin Inpartum : Derajat tanda janin dalam rentang normal sejak
awitan persalinan.

4. NIC dari diagnosa keperawatan di atas :


1) Kekurangan volume cairan b.d. kehilangan cairan aktif
NIC : Fluid management
 Pertahankan intake dan output yang adekuat.
 Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat).
 Monitor vital sign.
 Kolaborasikan pemberian cairan IV.
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan
untuk mencerna makanan
NIC : Nutrition Management
 Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan protein dan vitamin C.
 Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
 Ajarkan pasien untuk membuat catatan makanan harian.
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
Nutrition Monitoring
 Monitor lingkungan selama makan.
 Monitor mual dan muntah.
 Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan kadar Ht.
3) Keletihan b.d. status penyakit, kehamilan
NIC : Energy Management
 Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat.
 Bantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan pasien.
 Tingkatkan tirah baring dan pembatasan aktivitas (tingkatkan oeriode
istirahat)
 Konsultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan yang
berenergi tinggi (selain karbohidrat) sesuai dengan kebutuhan pasien.
4) Ansietas b.d. perubahan status kesehatan, ancaman pada status kesehatan
NIC : Anxiety Reduction
 Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur.
 Identifikasi tingkat kecemasan.
 Dorong pasien mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi.
 Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi.
5) Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
NIC : Hyperglikemia Management
 Pantau tanda-tanda dan gejala hiperglikemia : poliuria, polidipsia,
polifagia, lemah, lesu, malaise atau sakit kepala.
 Mengelola insulin seperti yang ditentukan.
 Mendorong asupan cairan oral.
 Mengantisipasi situasi dimana kebutuhan insulin akan meningkat
 Mendorong pemantauan diri, pengukuran kadar glukosa darah
 Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan gejala hiperglikemi
menetap/memburuk.
6) Risiko Trauma
NIC : Environmental Management Safety
 Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien.
 Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik,
fungsi kognitif dan riwayat penyakit terdahulu pasien.
 Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih.
 Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung tentang
adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit.
7) Risiko Infeksi
NIC : Infection Control
 Pantau tanda dan gejala infeksi (suhu tubuh dan penampilan urine).
 Instruksikan untuk menjaga personal hygiene.
 Manajemen nutrisi.
8) Risiko Cedera (Janin)
NIC : Pemantauan Janin Elektronik : Intraparteum
 Pasang transeduser USG ke area uterus tempat denyut jantung janin dapat
dilacak dan di dengar dengan jelas.
 Interpretasikan hasil perekaman DJJ.
 Informasikan kepada dokter tentang perubahan yang terjadi pada irama
DJJ, intervensi pola yang mengkhawatirkan respon janin selanjutnya.

5. Penjelasan kepada pasien terkait dengan kondisinya yang mudah lelah, lemas dan sering
berkemih antara lain :
Alasan mengapa ibu sering berkemih yang pertama karena ibu dalam kondisi hamil
dimana terjadi perubahan fisik, salah satunya pembesaran uterus (rahim) tempat
tumbuhnya janin, pembesaran inilah yang menekan kandung kemih ibu sehingga sering
berkemih. Alasan yang kedua dikarenakan kadar gula darah ibu mengalami peningkatan.
Hal ini membuat darah menjadi kental dan ginjal bekerja berat untuk menyaring darah,
menyerap kadar gula dan mengeluarkan zat sisa (urine) lebih sering. Selain itu,
perubahan hormon saat hamil menyebabkan merasa mudah lelah dan lemas, karena
kurangnya cairan yang masuk kedalam tubuh. Selain itu, cadangan energy karbohidrat
yang tersimpan di dalam tubuh ibu tidak dapat diproses dan diserap dengan baik akibat
bari DM yang ibu alami, sehingga menyebabkan badan lelah dan lemas.

6. Penjelasan yang dapat disampaikan kepada pasien terkait dengan terapi yang diberikan
adalah penjelasan tentang tujuan dan manfaat dari terapi insulin itu sendiri, yaitu
mencegah meningkatnya kadar gula dalam darah ibu, dan menjaganya agar tetap stabil.
Selain itu dalam kondisi hamil ibu tidak diperkenankan mengkonsumsi obat-obatan lain
karena dapat berefek kepada janin. Untuk pemberian insulin jenis humulin (human
insulin) ini aman bagi ibu hamil karena fungsinya mencegah timbulnya antibody atau
penolakan janin terhadap insulin yang dapat disalurkan lewat plasenta.

7. Perawatan berkelanjutan yang dapat dilakukan oleh pasien antara lain :


a. Diet, dengan cara mengatur pola makan dan mengurangi konsumsi makanan yang
manis-manis dan berkarbohidrat tinggi seperti cokelat, nasi dalam jumlah yang
banyak, gula dan kue. Anjurkan pada pasien untuk mengkonsumsi sayur dan
buah-buahan seperti apel, nangka atau ceri, karena kadar glukosanya lebih cepat
dan mudah diproses oleh tubuh.
b. Olahraga dan pertahankan BB ideal, misalnya dengan senam hamil, yoga atau
berjalan kaki. Hal ini dilakukan agar peredaran darah lancar, tidak terjadi
penumpukan glukosa dalam darah dan karbohidrat dalam tubuh lebih cepat
diubah menjadi energi.
c. Mengontrol gula darah secara teratur. Pasien dianjurkan untuk memiliki alat
pendeteksi gula darah, hal bertujuan agar pasien mandiri dan memudahkan dalam
memantau kadar gula darahnya.
d. Menjelaskan tentang pengobatan lanjut, baik dari dosis, waktu dan cara
pemberian obat serta efek yang muncul jika tidak menjalankan terapi. Terapi
insulin diperlukan karena selama hamil pasien tidak diperkenankan
mengkonsumsi obat-obatan lain yang dapat membahayakan janin. Dalam hal ini
pasien dapat meminta bantuan tenaga medis atau melakukan injeksi secara
mandiri.
e. Pasien dianjurkan untuk latihan relaksasi seperti memejamkan mata, menarik
nafas panjang dan membayangkan suasana yang tenang serta berhati-hati ketika
mengubah gerakan dari satu gerakan ke gerakan lain, hal ini mencegah agar ibu
dan janin tidak mengalami stress.
f. Memberikan dukungan mental agar pasien dapat menerima keadaan dirinya
secara nyata dan realitas akan dirinya baik serta menganjurkan untuk kontrol
secara teratur.

Anda mungkin juga menyukai