1
Prilaku Remaja dan Kesehatan Reproduksi
Menurut Pandangan Agama
( Islam )
• Masa remaja adalah masa transisi antara masa
kanak-kanak dengan dewasa dan relatif belum
mencapai tahap kematangan mental dan sosial
sehingga mereka harus menghadapi tekanan-
tekanan emosi dan sosial yang saling
bertentangan. Banyak sekali life events yang akan
terjadi yang tidak saja akan menentukan
kehidupan masa dewasa tetapi juga kualitas
hidup generasi berikutnya sehingga
menempatkan masa ini sebagai masa kritis.
2
Hasil Survey BKKBN bekerjasama dengan LD-FEUI pada tahun 1999
terhadap 8084 remaja laki-laki dan remaja putri usia 15 - 24 tahun
di 20 kabupaten pada empat propinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, dan Lampung) terpapar data sebanyak 46,2% remaja
beranggapan bahwa perempuan tidak akan hamil hanya dengan
sekali melakukan hubungan seks.
5
Sehat merupakan salah satu karunia Allah yang
menurut Nabi saw. sering terlupakan. Kita baru
merasa betapa mahalnya nikmat sehat ketika sedang
sakit. Salah satu nikmat sehat yang harus dijaga ini
adalah kesehatan reproduksi.
Sehat yang sering dimaknai sebagai tiadanya
penyakit pada tubuh, sesungguhnya tidak hanya
berhubungan dengan faktor fisik semata, namun juga
terkait dengan aspek mental, sosial, dan hal lain yang
dapat mengganggu kesehatan. Sebab itu Kesehatan
Reproduksi (Kespro) adalah keadaan fisik, mental
dan sosial yang sehat, bersih dan terhindar dari hal-
hal yang mengganggu sistem reproduksinya.
6
• Bagi perempuan, Kespro ini sangat berkaitan
dengan berfungsinya alat-alat reproduksinya
pada masa pra-produksi (remaja),
ketika produksi (hamil dan menyusui),
dan pasca reproduksi (menopouse).
11
• Kedua, larangan ber-khalwat :
bagi laki-laki dan perempuan berdua di tempat
sepi tanpa ada mahram. Hadis Nabi saw.:
12
• Ketiga, menikah.
Apabila seorang perempuan dan lelaki sudah siap fisik
dan mental untuk menikah, maka keduanya
dianjurkan untuk menikah.
• Selain anjuran menikah pada QS. Ar Ruum/30: 21,( Wa min
ayatihi an khalaqa lakum min anfusikum azwajan litasakunu
ilaiha ….), ada pula hadis Nabi saw. yang menyitir pentingnya
pernikahan. Sabda Nabi saw.:
•
“Hai kaum muda, jika di antara kamu sudah ada kesiapan
untuk kawin, maka kawinlah, karena kawin itu akan dapat
menundukkan pandangan matamu dan lebih dapat menjaga
alat reproduksimu -- farj-- (agar sehat)”. (HR. Bukhari –
Muslim)
•
13
• Keempat, menyusui.
Allah swt. berfirman, “Para ibu hendaklah
menyusukan anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusuan....”
(Wal walidatu yurdhi’na auladahunna haulaini
liman arada an-yutimmar radha’ah.. QS. Al-
Baqarah/2:233).
16
larangan berganti-ganti
• Ketujuh,
pasangan.
Berganti-ganti pasangan, adalah satu
perilaku yang sangat rentan menularkan
Penyakit Menular Seksual (PMS). Larangan
perilaku berganti pasangan ini disebutkan
dalam firman Allah,
“dan janganlah kamu mendekati zina karena
ia adalah perbuatan yang keji dan seburuk-
buruknya jalan”. (Wala taqrabuzzina innahu
kana fakhisyatan wa saat masiran. QS Al-
Isra/17: 32)
17
• Sering gonta-ganti pasangan baik dengan cara
‘jajan’, perselingkuhan, kawin-cerai, maupun
poligami, dapat berdampak pada terjadinya
penyakit menular seksual baik kepada laki-laki
maupun perempuan. Sementara perempuan
sendiri lebih berisiko tertular karena bentuk
alat reproduksinya bersifat lebih terbuka
sehingga rentan tertular penyakit PMS,
termasuk oleh suaminya sendiri. Sayangnya
masih banyak perempuan yang tertular PMS
tapi tidak mengetahui hal itu.
18
• Kedelapan, menggunakan alat
kontrasepsi (KB) bagi pasangan suami-istri.
Dengan menggunakan alat kontrasepsi ini perempuan
bisa mengatur kehamilannya. Sebab jarak kehamilan
yang terlalu dekat akan berdampak negatif terhadap
kesehatan alat reproduksinya.
Meski Alquran tidak menjelaskan secara langsung
mengenai hal ini, tapi Islam membolehkan KB apabila
penggunaannya membawa maslahah bagi akseptor KB
(suami-istri).
Dalam hal ini perlu diingat, tidak semua alat kontrasepsi
cocok bagi tubuh akseptor. Sebab itu, akseptor, baik
laki-laki maupun perempuan berhak mendapat
informasi yang benar terhadap layanan KB ini.
19
• Sudah saatnya bagi kita mulai peduli pada
kesehatan tubuh dan alat reproduksi sendiri.
Tentunya, dengan banyak “MEMBACA” dan
tidak malu berkonsultasi atau
memeriksakan kesehatan diri, akan
membuat kesehatan itu dapat selalu terjaga.
• Selanjutnya untuk mencetak generasi yang
berkualitas adalah kewajiban semua pihak
untuk memberikan perhatian serius terhadap
persoalan kesehatan reproduksi ini.
20
SEKIAN
SEMOGA BERMANFAAT
WASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.