Anda di halaman 1dari 21

Prilaku Remaja dan Kesehatan

Reproduksi Menurut Pandangan Agama


(Islam )

Disampaikan pada Seminar Kesehatan Reproduksi Remaja


Oleh Dinas Kesehatan Kab Kulon Progo

Wates, 30 November 2013

1
Prilaku Remaja dan Kesehatan Reproduksi
Menurut Pandangan Agama
( Islam )
• Masa remaja adalah masa transisi antara masa
kanak-kanak dengan dewasa dan relatif belum
mencapai tahap kematangan mental dan sosial
sehingga mereka harus menghadapi tekanan-
tekanan emosi dan sosial yang saling
bertentangan. Banyak sekali life events yang akan
terjadi yang tidak saja akan menentukan
kehidupan masa dewasa tetapi juga kualitas
hidup generasi berikutnya sehingga
menempatkan masa ini sebagai masa kritis.

2
Hasil Survey BKKBN bekerjasama dengan LD-FEUI pada tahun 1999
terhadap 8084 remaja laki-laki dan remaja putri usia 15 - 24 tahun
di 20 kabupaten pada empat propinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, dan Lampung) terpapar data sebanyak 46,2% remaja
beranggapan bahwa perempuan tidak akan hamil hanya dengan
sekali melakukan hubungan seks.

Sebuah survei yang juga pernah dilakukan di 4 kota (Jakarta,


Bandung, Surabaya dan Lampung) pada 450 responden yang
berusia antara 15 â 24 tahun diketahui sebanyak 37 % responden
laki-laki mengaku merencanakan untuk berhubungan intim saat
pacaran dan sebanyak 39% responden perempuan mengaku selalu
dibujuk untuk berhubungan intim saat pacaran. Sedangkan tempat
favorit dan aman menurut responden untuk melakukan aktivitas
seksual adalah di rumah, tempat kost, dan hotel. (Kompas, 28
Januari 2005)
3
Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda
awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai
patokan atau batasan untuk pengkategorian
remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi
pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada
awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun.
Dalam perkembangannya seringkali mereka
menjadi bingung karena kadang-kadang
diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain
waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri
dan dewasa.
4
• Pengaruh informasi global (paparan media audio-
visual) yang semakin mudah diakses justru
memancing anak dan remaja untuk mengadaptasi
kebiasaan-kebiaasaan tidak sehat seperti merokok,
minum minuman berakohol, penyalahgunaan obat
dan suntikan terlarang, perkelahian antar-remaja
atau tawuran. Pada akhirnya, secara kumulatif
kebiasaan-kebiasaan tersebut akan mempercepat
usia awal seksual aktif serta mengantarkan mereka
pada kebiasaan berperilaku seksual yang berisiko
tinggi, karena kebanyakan remaja tidak memiliki
pengetahuan yang akurat mengenai kesehatan
reproduksi dan seksualitas

5
Sehat merupakan salah satu karunia Allah yang
menurut Nabi saw. sering terlupakan. Kita baru
merasa betapa mahalnya nikmat sehat ketika sedang
sakit. Salah satu nikmat sehat yang harus dijaga ini
adalah kesehatan reproduksi.
Sehat yang sering dimaknai sebagai tiadanya
penyakit pada tubuh, sesungguhnya tidak hanya
berhubungan dengan faktor fisik semata, namun juga
terkait dengan aspek mental, sosial, dan hal lain yang
dapat mengganggu kesehatan. Sebab itu Kesehatan
Reproduksi (Kespro) adalah keadaan fisik, mental
dan sosial yang sehat, bersih dan terhindar dari hal-
hal yang mengganggu sistem reproduksinya.

6
• Bagi perempuan, Kespro ini sangat berkaitan
dengan berfungsinya alat-alat reproduksinya
pada masa pra-produksi (remaja),
ketika produksi (hamil dan menyusui),
dan pasca reproduksi (menopouse).

Alquran menyatakan, tolok ukur kesalehan


itu termasuk menjaga kehormatan (menjaga alat-
alat reproduksi). Hal ini sama-sama ditekankan
kepada lelaki maupun perempuan.
7
tolok ukur kesalehan…… itu termasuk menjaga
kehormatan (menjaga alat-alat reproduksi)....
• Firman Allah swt:
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-
laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan
yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan
yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki
dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan
yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa,
laki-laki dan perempuan yang memelihara
kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang
banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan
untuk mereka ampunan dan pahala yang besar“. (QS.Al-
Ahzab/33:35) 8
tolok ukur kesalehan…… itu termasuk menjaga
kehormatan (menjaga alat-alat reproduksi)....
Allah berfirman: Pezina laki-laki tidak boleh
menikah kecuali dengan pezina perempuan
atau dengan perempuan musyrik, dan pezina
perempuan tidak boleh menikah kecuali dengan
pezina laki-laki atau dengan laki-laki musyrik…
(QS. An-Nur/24: 3 )
Dalam hadis Rasulullah bersabda: Barang siapa
yang bisa menjaga apa-apa yang ada antara
dua rahang dan dua kakinya maka ia – dijamin
– masuk surga. ( Man adhmanu ma baina
lahyaihi wa rijlaihi dakhalal jannah). 9
• Kemampuan bereproduksi adalah karunia
Allah swt. kepada manusia agar dapat
meneruskan fungsi kekhalifahannya di muka
bumi. Sebab itu, Kespro perlu dijaga dan
diperhatikan agar sistem reproduksi yang
telah dilimpahkan tidak mengalami
kerusakan.
• Lalu bagaimana Islam mengajarkan cara
menjaganya?
10
Bagaimana Islam mengajarkan cara menjaganya?

• Pertama, menjaga kebersihan.


Di berbagai tempat, umat Islam seringkali mengutip hadis
An nadzaafatu minal iimaan (kebersihan itu sebagian dari iman).
Ajaran bersuci (thaharah) dalam Islam ini adalah indikasi perintah
menjaga kebersihan termasuk alat reproduksi. Tapi perlu kita
cermati, apakah media bersuci kita sekarang memang sepenuhnya
telah aman dari kuman dan bibit penyakit?

Sabda Rasulullah saw :


‫ب ْالغُ ْس ُل‬ ِ ‫ِإذَا ْالتَقَى ْال ِختَان‬
َ ‫َان فَقَ ْد َو َج‬
“Apabila bertemu dua khitan, maka wajib mandi.” (Hadist
Shohih Riwayat Tirmidzi , Ibnu Majah dan Ahmad ).

11
• Kedua, larangan ber-khalwat :
bagi laki-laki dan perempuan berdua di tempat
sepi tanpa ada mahram. Hadis Nabi saw.:

“Janganlah sekali-kali seorang lelaki berdua-duaan


dengan seorang perempuan di tempat yang sepi
kecuali ada mahram baginya”. (HR. Bukhari)

Larangan tersebut adalah tindakan preventif


(pencegahan) agar terhindar dari perzinahan atau
kerentanan atas tindakan kekerasan seksual lainnya.
Misalnya, pelecehan seksual atau kekerasan dalam
masa pacaran (dating rape).

12
• Ketiga, menikah.
Apabila seorang perempuan dan lelaki sudah siap fisik
dan mental untuk menikah, maka keduanya
dianjurkan untuk menikah.
• Selain anjuran menikah pada QS. Ar Ruum/30: 21,( Wa min
ayatihi an khalaqa lakum min anfusikum azwajan litasakunu
ilaiha ….), ada pula hadis Nabi saw. yang menyitir pentingnya
pernikahan. Sabda Nabi saw.:

“Hai kaum muda, jika di antara kamu sudah ada kesiapan
untuk kawin, maka kawinlah, karena kawin itu akan dapat
menundukkan pandangan matamu dan lebih dapat menjaga
alat reproduksimu -- farj-- (agar sehat)”. (HR. Bukhari –
Muslim)

13
• Keempat, menyusui.
Allah swt. berfirman, “Para ibu hendaklah
menyusukan anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusuan....”
(Wal walidatu yurdhi’na auladahunna haulaini
liman arada an-yutimmar radha’ah.. QS. Al-
Baqarah/2:233).

Sungguhpun dalam Islam menyusui adalah hak


ibu, tapi hal ini sangat dianjurkan karena dengan
menyusui mengurangi risiko penyakit kanker
payudara dan dapat mengatur kelahiran yang
berdekatan jaraknya.
14
• Kelima, melakukan hubungan seksual dengan
persetujuan pasangan (suami atau
isteri).
Perlu disadari, hubungan seksual dalam
pernikahan harus menjadi kerelaan suami
dan isteri. Jangan sampai ada pihak yang
merasa dipaksa melakukannya, sehingga
terjadi ‘perkosaan’ dalam hubungan
perkawinan (marital rape) dengan alasan
apapun. Sebab Islam telah mengajarkan
berlaku santun kepada pasangan
(mu’asyarah bil ma’ruf).
15
• Keenam: tidak melakukan hubungan seksual di waktu
istri dalam keadaan datang bulan.
Firman Allah SWT : Mereka menanyakan
kepadamu (Muhammad) tentang haid.
Katakanlah, ‘itu adalah sesuatu yang kotor”.
Karena itu jauhilah istri pada waktu haid dan
jangan dekati mereka sebelum suci”.
( Wayas-alunaka ‘anil mahidh qu huwa ‘adza
fa’tazilunnisa-a fil mahidhi wala taqrabuhunna
hatta yath-hurna. QS.Al-Baqarah/2: 222).

16
larangan berganti-ganti
• Ketujuh,
pasangan.
Berganti-ganti pasangan, adalah satu
perilaku yang sangat rentan menularkan
Penyakit Menular Seksual (PMS). Larangan
perilaku berganti pasangan ini disebutkan
dalam firman Allah,
“dan janganlah kamu mendekati zina karena
ia adalah perbuatan yang keji dan seburuk-
buruknya jalan”. (Wala taqrabuzzina innahu
kana fakhisyatan wa saat masiran. QS Al-
Isra/17: 32)

17
• Sering gonta-ganti pasangan baik dengan cara
‘jajan’, perselingkuhan, kawin-cerai, maupun
poligami, dapat berdampak pada terjadinya
penyakit menular seksual baik kepada laki-laki
maupun perempuan. Sementara perempuan
sendiri lebih berisiko tertular karena bentuk
alat reproduksinya bersifat lebih terbuka
sehingga rentan tertular penyakit PMS,
termasuk oleh suaminya sendiri. Sayangnya
masih banyak perempuan yang tertular PMS
tapi tidak mengetahui hal itu.

18
• Kedelapan, menggunakan alat
kontrasepsi (KB) bagi pasangan suami-istri.
Dengan menggunakan alat kontrasepsi ini perempuan
bisa mengatur kehamilannya. Sebab jarak kehamilan
yang terlalu dekat akan berdampak negatif terhadap
kesehatan alat reproduksinya.
Meski Alquran tidak menjelaskan secara langsung
mengenai hal ini, tapi Islam membolehkan KB apabila
penggunaannya membawa maslahah bagi akseptor KB
(suami-istri).
Dalam hal ini perlu diingat, tidak semua alat kontrasepsi
cocok bagi tubuh akseptor. Sebab itu, akseptor, baik
laki-laki maupun perempuan berhak mendapat
informasi yang benar terhadap layanan KB ini.
19
• Sudah saatnya bagi kita mulai peduli pada
kesehatan tubuh dan alat reproduksi sendiri.
Tentunya, dengan banyak “MEMBACA” dan
tidak malu berkonsultasi atau
memeriksakan kesehatan diri, akan
membuat kesehatan itu dapat selalu terjaga.
• Selanjutnya untuk mencetak generasi yang
berkualitas adalah kewajiban semua pihak
untuk memberikan perhatian serius terhadap
persoalan kesehatan reproduksi ini.

• Wallahu a’lamu bish-shawab

20
SEKIAN

SEMOGA BERMANFAAT
WASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.

Oleh : Ka Seksi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama


Kab Kulon Progo DIY.
Wates, 30 November 2013
21

Anda mungkin juga menyukai