DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1:
AMANDA (211020017)
M. IFDHAL (211020029)
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“Kewibawaan dalam pendidikan” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang tulis ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang saya harapkan dari Bapak untuk
kesempurnaan makalah ini.
KELOMPOK 1
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
C.Tujuan ................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan ....................................................................... 8
B.Saran ................................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pokja Pengembangan Peta Keilmuan Pendidikan mengemukakan bahwa
high touch (kewibawaan) merupakan “alat pendidikan” yang diaplikasikan oleh
guru untuk menjangkau (to touch) kemandirian siswa dalam hubungan pendidikan.
Kewibawaan ini mengarah kepada kondisi hightouch, dalam arti perlakuan guru
menyentuh secara positif, konstruktif, dan komprehensif aspek-aspek
kemandirian/kemanusiaan siswa. Guru sebagai pelaksana proses pembelajaran
seharusnya memiliki kualifikasi profesional, intelektual dan memiliki integritas
moral yang tinggi sehingga guru memiliki modal yang cukup pada dirinya berupa
penerapan kewibawaan tersebut,untuk mengembangkan kemampuan dan potensi
yang ada pada siswa.1
B.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kewibawaan dalam Pendidikan ?
2. Apa saja Jenis- jenis kewibwaan dalam pendidikan ?
3. Apa Unsur-unsur kewibawaan dalam Pendidikan ?
4. Bagaimana kewibawaan seorang guru/pendidik?
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kewibawaan dalam Pendidikan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kewibawaan dalam pendidikan
3. Untuk mengetahui unsur-unsur kewibawaan dalam pendidikan
4. Untuk mengetahui kewibawaan guru/pendidik
1
Pokja Pengembangan Peta Keilmuan Pendidikan, Peta Keilmuan Pendidikan, Jakarta: Depdiknas
Dirjen Dikti, 2005. h 45
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2002, h. 1272
3
Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), 44.
4
Amir Daein Indrakusuma, loc.,cit
5
Karl D. Jackson, Kewibawaan tradisional,islam,dan pemberontakan, Jakarta: PT Pustaka Utama
Grafiti,1990) h 201.
2
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kewibawaan guru adalah suatu
kelebihan totalitas kekuatan yang dimiliki oleh seorang pendidik sehingga semua
perintah dan anjurannya harus ditaati oleh siswa dengan penuh kesadaran dan
sukarela tanpa adanya paksaan.Pelaksanaan kewibawaan dalam Pendidikan itu
harus berdasarkan perwujudan norma-norma dalam diri pendidik sendiri. Justru
karena wibawa itu mempunyai tujuan untuk membawa anak ke tingkat
kedewasaannya, yaitu mengenal dan hidup yang sesuai dengan norma-norma, maka
menjadi syaratlah bahwa pendidik memberi dengan contoh jalan menyesuaikan
dirinya dengan norma-norma itu sendiri.
Kewibawaan guru dalam ajaran islam bahwa guru sangat dihargai
kedudukannya. Kedudukan guru telah dijelaskan oleh firman Allah SWT dalam
Q.S AlMujadilah (58):11
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu:
”berlapanglapanglah dalam majelis”,maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatan ;”berdirilah kamu” maka
berdirilah,niscaya Allah akan meningkatkan orang-orang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.dan Allah maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.6
6
Kementrian Agama Republik Indonesia. Al-qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Cordoba, 2012),
h.543
3
B. Jenis- Jenis Kewibawaan dalam Pendidikan
Ditinjau dari mana daya mempengaruhi yang ada pada seseorang ditimbulkan,
maka kewibawaan dapat dibedakan menjadi:7
a) Kewibawaan Lahir
Kewibawaan lahir yaitu kewibawaan yang timbul karena kesan-kesan lahiriah
seseorang, seperti: bentuk tubuh yang besar, pakaian lengkap dan rapi, tulisan yang
bagus, suara yang keras dan jelas, akan menimbulkan kewibawaan lahir.
b) Kewibawaan Batin
Kewibawaan batin yaitu kewibawaan yang didukung oleh keadaan bathin seseorang
seperti :
1. Adanya rasa cinta, kewibawaan itu dapat dimiliki oleh seseorang, apabila
hidupnya penuh kecintaan dengan atau kepada orang lain.
2. Adanya rasa demi kamu atau you attitude, adalah sikap yang dapat dilukiskan
sebagai suatu tindakan, perintah atau anjuran bukan untuk kepentingan orang
yang memerintah, tetapi untuk kepentingan orang yang diperintah,
menganjurkan demi orang yang menerima anjuran, melarang juga demi orang
dilarang. Misalnya seorang guru yang dapat memerintahkan agar anak didik
belajar keras dalam menghadapi ujian, bukan agar dirinya mendapat nama
karena anak didiknya banyak yang lulus, melainkan agar anak didik
mendapatkan nilai yang bagus dan mudah untuk meneruskan sekolahnya.
3. Adanya kelebihan bathin, seorang guru dari tiap bidang studi harus bias berlaku
adil dan objektif, bijaksana, merupakan contoh-contoh yang dapat
menimbulkan kewibawaan bathin.
7
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, op., cit. h. 57
4
4. Adanya ketaatan pada norma, menunjukkan bahwa dalam tingkah lakunya
seorang guru yaitu sebagai pendukung norma yang sungguhsungguh, dan harus
selalu tepat janji, disiplin dalam hal-hal yang digariskan.
Dalam pendidikan, dari dua macam kewibawaan yang ada itu, yang tua
maupun guru muda harus memiliki kewibawaan bathin. Walaupun ini tidak berarti
bahwa kewibawaan lahir atau penampilan luar dari pendidik boleh diabaikan,
seperti; tulisan dipapan tulis yang baik, berpakaian yang rapi berbicara yang baik,
sikap yang sopan, yang semuanya ini merupakan kesankesan luar, yang sangat
membantu terlaksananya pendidikan, meskipun semua ini saja belum mencukupi.
8
Ibid h. 60
5
tertentu. Keunggulan yang berkaitan dengan kewibawaan guru mencakup
keunggulan dalam kompetensi yang dituntut oleh jabatan profesi guru. Seorang
guru akan diakui kewibawaannya karena memiliki kompetensi sebagai sumber
keunggulannya yang mencakup kompetensi profesional, personal, sosial, fisik,
moral dan spiritual. Keunggulan atau kelebihan ini dapat diperoleh seorang guru
melalui pendidikan formal dan informal, pengalaman, dan pembinaan yang
diperoleh, baik didalam maupun diluar pelaksanaan tugasnya.
9
Naim, Menjadi Guru, h. 52-54.
6
kualitas kewibawaan. Kewibawaan yang sejati, bukan kewibawaan yang semu,
akan mampu menjamin efektivitas proses interaksi pembelajaran, sehingga dalam
proses pembelajaran akan dapat lebih bermakna.
Kewibawaan guru atau pendidik (yang bukan orang tua) menerima jabatannya
sebagai pendidik bukan dari kodrat (dari Tuhan), melainkan ia menerima jabatan
itu dari pemerintah. Ia ditunjuk, ditetapkan, dan diberi kekuasaan sebagai pendidik
oleh negara atau masyarakat. Maka dari itu kewibawaan yang ada padanya pun
berlainan dengan kewibawaan orang tua.
10
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Remaja Karya, Bandung, 2000. h 49
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kewibawaan berasal dari kata wibawa yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia berarti pembawaan untuk dapat menguasai dan mempengaruhi dihormati
orang lain melalui sikap dan tingkah laku yang mengandung kepemimpinan dan
penuh daya tarik seperti seseorang yang memiliki kesabaran dalam menghadapi
suatu masalah
• Kewibawaan lahir
• Kewibawaan Batin
Unsur-unsur kewibawaan dalam Pendidikan :
• Keunggulan
• Rasa percaya diri
• Ketepatan dalam pengambilan keputusan
• Tanggung jawab
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat dengan harapan pembaca dapat memahami
seperti apa Kewibawaan dalam Pendidikan. Dan kami sebagai penulis menyadari
bahwasanya makalah kami masih banyak kesalahan, oleh karena itu kami sangat
mengharapakan kritik dan saran dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah kami
selanjutnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Pokja Pengembangan Peta Keilmuan Pendidikan, Peta Keilmuan Pendidikan, Jakarta:
Depdiknas Dirjen Dikti, 2005
Kementrian Agama Republik Indonesia. Al-qur’an dan Terjemahnya, Bandung:
Cordoba, 2012).
Ahmadi Abu dan Nur Uhbiyati, op., cit.
Naim Ngainun, Menjadi Guru Inspiratif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011),
Purwanto Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Remaja Karya, Bandung,
2000.
Jackson Karl D, Kewibawaan tradisional,islam,dan pemberontakan, Jakarta: PT
Pustaka Utama Grafiti,1990) h 201.
9
Salah Satu Referansi Buku :
10
Referensi dari Skripsi :
11