Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HADITS TARBAWI TENTANG PENDIDIK/GURU


disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah hadits tarbawi

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
NURBAITI
FARHAN FUADI

KELAS:
III/B

DOSEN PENGAMPU:
RAJA YUSNIDA, S.Ag, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


NURUL HIDAYAH SELATPANJANG
T.A. 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
maupun inspirasi untuk pembaca.

Selatpanjang, 21 September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
A. Pengertian pendidik/guru...................................................................... 2
B. Etika pendidik/guru.............................................................................. 2
C. Syarat menjadi pendidik/guru............................................................... 4
D. Guru harus memiliki pemahaman......................................................... 5
E. Guru harus professional........................................................................ 6
F. Guru harus bersifat kasih kepada anak didik........................................ 8
G. Guru harus berbicara jelas dan sesuai kadarnya................................... 9
H. Guru tidak boleh mempersulit anak didik............................................ 9
I. Pendidik harus memberikan hak didiknya secara adil.......................... 10

BAB III PENUTUP......................................................................................... 12


A. Kesimpulan........................................................................................... 12
B. Saran..................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru sebagai pendidik adalah tokoh yang paling banyak bergaul dan
berinteraksi dengan para murid dibandingkan dengan personel lainnya disekolah.
Guru bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian
dan pengkajian, serta membuka komunikasi dengan masyarakat (Sagala, 2009).
Guru dalam proses kegiatan belajar dan mengajar, harus dapat menyampaikan
materi dengan baik karena belajar merupakan suatu proses pengembangan
pengetahuan, keterampilan, dan tingkah laku yang baru pada diri seseorang
sebagai hasil dari interaksinya dengan beragam informasi dan lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidik/guru?
2. Bagaimana etika seorang tenaga pendidik atau guru?
3. Apa saja syarat menjadi seorang pendidik/guru?

C. Tujuan Penyusunan
Diharapkan mampu untuk memberikan kesempatan kepada penyaji untuk
mempresentasikan materinya dengan tujuan memberikan informasi kepada audien
dan menjadi bahan informasi bacaan bagi para pembacanya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidik/Guru
Secara umum dalam Bahasa Indonesia pengertian guru adalah merujuk
sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Sedangkan pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen,
di sana dikatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Dan kalau kita membuka kembali semboyan pendidikan oleh Ki Hadjar
Dewantara tentang tiga asas pendidikan yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing
Madya Mangun Karsa, Tut wuri Handayani. Yang implementasinya dalam
pendidikan dapat dipahami bahwa guru sebagai pendidik yaitu:
Ing Ngarso Tuludo, bahwa di depan seorang guru harus dapat memberikan
contoh atau teladan yang baik bagi kepada siswa-siswinya.
Ing Madya Mangun Karsa, guru adalah pendidik yang berada di tengah
siswanya mampu memberikan dorongan atau semangat untuk berkarya.
Tut Wuri Handayani, di belakang guru adalah pendidik yang mampu
mengarahkan atau menopang siswa-siswinya pada jalan yang benar.1

B. Etika Pendidik/Guru
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti karakter watak
kesusilaan atau adat kebiasaan. Etika adalah aturan-aturan yang disepakati
bersama oleh ahli-ahli yang mengamalkan kerjanya seperti keguruan, pengobatan

1
“Pengertian Guru”, https://www.portal.sman1madiun.sch.id/editorial/editorial-oleh-kepala-
sekolah-2/ (diakses pada 21 September 2021, pukul 20.05 wib)

5
dan sebagainya. Guru dalam pendidikan merupakan faktor yang paling penting,
seorang guru harus mempunyai etika dan harus memiliki sifat-sifat yang berikut:2
a. Bahwa tujuan, tingkah laku dan pemikirannya mendapat bimbingan
Tuhan (Rabbani), seperti disebutkan oleh surat Al-imran, ayat
79, “Tetapi jadilah kamu Rabbani (mendapat bimbingan Tuhan)”.
b. Bahwa ia mempunyai persiapan ilmiah, vokasional dan budaya
menerusi ilmu-ilmu pengkhususannya seperti geografi, ilmu-ilmu
keIslaman dan kebudayaan dunia dalam bidang pengkhususannya.
c. Bahwa ia ikhlas dalam kerja-kerja kependidikan dan risalah Islamnya
dengan tujuan mencari keredhaan Allah S.W.T dan mencari kebenaran
serta melaksanakannya.
d. Memiliki kebolehan untuk mendekatkan maklumat-maklumat kepada
pemikiran murid-murid dan ia bersabar untuk menghadapi masalah
yang timbul.
e. Bahwa ia benar dalam hal yang didakwahkannya dan tanda kebenaran
itu ialah tingkah lakunya sendiri, supaya dapat mempengaruhi jiwa
murid-muridnya dan anggota-anggota masyarakat lainnya. Seperti
makna sebuah hadith Nabi S.A.W, “Iman itu bukanlah berharap dan
berhias tetapi meyakinkan dengan hati dan membuktikan dengan amal”.
f. Bahwa ia fleksibel dalam mempelbagaikan kaedah-kaedah pengajaran
dengan menggunakan kaedah yang sesuai bagi suasana tertentu. Ini
memerlukan bahawa guru dipersiapkan dari segi professional dan
psikologikal yang baik.
g. Bahwa ia memiliki sahsiah yang kuat dan sanggup membimbing murid-
murid ke arah yang dikehendaki.
h. Bahwa ia sedar akan pengaruh-pengaruh dan trend-trend global yang
dapat mempengaruhi generasi dan segi aqidah dan pemikiran mereka.

2
Ruswandi, Uus. Pengembangan Kepribadian Guru. (Bandung: CV. Insan Mandiri, 2010), hlm.
123

6
i. Bahawa ia bersifat adil terhadap murid-muridnya, tidak pilih kasih, ia
mengutamakan yang benar. Seperti makna firman Allah S.W.T dalam
surah al Maidah ayat ke 8,
“Janganlah kamu terpengaruh oleh keadaan suatu kaum sehinga
kamu tidak adil. Berbuat adillah, sebab itulah yang lebih dekat kepada
taqwa. Bertaqwalah kepada Allah, sebab Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu buat”.

C. Syarat Menjadi Pendidik/Guru


Menurut Zakiah Daradjat dkk, dalam Moh. Roqib dan Nurfuadi.  Seorang
guru harus memenuhi beberapa persyaratan seperti di bawah ini:3
1. Bertakwa kepada Allah SWT
Guru, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam, guru harus bertakwa
kepada Allah SWT, sebab ia adalah teladan bagi anak didiknya
sebagaimana Rasulullah SAW menjadi teladan bagi umatnya.
2. Berilmu 
Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa
pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu
yang diperlukan untuk suatu jabatan. Guru pun harus mempunyai ijazah
agar ia diperbolehkan mengajar.
3. Sehat Jasmani
Kesahatan jasmani kerapkali dijadikan salah satu syarat bagi mereka
yang melamar untuk menjadi guru. Kita juga kenal ucapan “mens sana in
corpon sano”, yang artinya dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
kuat.
4. Berkelakuan Baik
Budi pekerti guru penting dalam pendidikan watak anak didik. Guru
harus menjadi teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Dari
tujuan pendidikan yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi

3
Zakiah, Daradjat. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm.142

7
anak didik dan ini hanya mungkin bisa dilakukan jika pribadi guru
berakhlak mulia pula.
Menurut Al-Ghazali bahwa kepribadian dan etika guru adalah seagai berikut:
1. Kasih Sayang kepada peserta didik dan memperlakukannya sebagai
anaknya sendiri.
2. Meneladani Rasulullah sehingga jangan menuntut upah, imbalan maupun
penghargaan.
2. Hendaknya tidak memberi predikat atau martabat pada peserta didik
sebelum ia pantas dan kompeten untuk menyandangnya, dan jangan
member ilmu yang samar (al-ilm al-kafy) sebelum tuntas ilmu yang jelas.
(al-ilm al-jaly)
3. Hendaknya peserta didik dari akhlaq yang jelek (sedapat mungkin)
dengan cara sindiran dan tunjuk hidung.
4. Guru yang memegang bidang studi tertentu sebaiknya tidak menjelek-
jelekan atau merendahkan bidang studi yang lain.
5. Menyajikan pelajaran pada peserta didik sesuai dengan taraf kemampuan
mereka.
6. Dalam menghadapi pesert didik yang kurang mampu, sebaiknya diberi
ilmu ilmu global yang tidak perlu menyajikan detailnya.
7. Guru hendaknya mengamalkan ilmunya, dan jangan sampai ucapannya
bertentangan dengan perbuatan.4

D. Guru Harus Memiliki Pemahaman


Hadis Abu Mas’ud Riwayat Muslim

‫ فَا ِ ْن َكانُوْ ا فِى ْالقِ َرا َء ِة‬.ِ‫ب هللا‬ ِ ‫ يَُؤ ُّم ْالقَوْ َم َأ ْق َرُؤ هُ ْم لِ ِكتَا‬:‫ قَا َل َرسُوْ ُل هللاِ ص‬:‫ال‬ َ َ‫ي ق‬ ّ ‫ار‬
ِ ‫ص‬ َ ‫عن اَبِى َم ْسعُوْ ٍد ْاالَ ْن‬ ْ
‫ فَا ِ ْن َكانُوْ ا فِى ْال ِهجْ َر ِة َس َوا ًء فََأ ْق َد ُمهُ ْم‬.ً‫ فَا ِ ْن َكانُوْ ا فِى ال ُّسنَّ ِة َس َوا ًء فََأ ْق َد ُمهُ ْم ِهجْ َرة‬.‫َس َوا ًء فََأ ْعلَ ُمهُ ْم بِال ُّسنَّ ِة‬
‫ مسلم‬.‫ َوالَ يَ ْق ُع ْد فِى بَ ْيتِ ِه َعلَى تَ ْك ِر َمتِ ِه اِالَّ بِِإ ْذنِ ِه‬.‫ َوالَ يَُؤ َّم َّن ال َّر ُج ُل ال َّر ُج َل فِى س ُْلطَانِ ِه‬.‫ِس ْل ًما‬

Artinya: Dari Abu Mas'ud Al-Anshariy, ia berkata: Rasulullah SAW


bersabda, "Yang mengimami suatu kaum itu hendaklah orang yang lebih
pandai (faham) tentang kitab Allah diantara mereka. Apabila mereka itu di
4
Abuddin, Nata. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm.95

8
dalam kefahamannya sama, maka yang lebih mengetahui diantara mereka
tentang sunnah. Jika mereka itu sama dalam pengetahuannya tentang
sunnah, maka yang lebih dahulu hijrah. Jika mereka itu sama dalam hal
hijrahnya, maka yang lebih dahulu diantara mereka masuk Islam. Dan
janganlah seseorang mengimami orang lain di dalam kekuasaannya. Dan
janganlah ia duduk di tempat kehormatannya yang berada di dalam
rumahnya kecuali dengan idzinnya". [HR. Muslim juz 1, hal. 465]

Al-Ghazali menyatakan sebagaimana yang dikutip Abudin Nata bahwa guru


yang diberi tugas mengajar adalah guru yang selain cerdas dan sempurna akalnya,
juga yang baik akhlaknya dan kuat fisiknya. Dengan kesempurnaan akal ia dapat
memiliki ilmu pengetahuan secara mendalam, dan dengan akhlaknya yang baik ia
menjadi contoh dan teladan bagi para muridnya serta dengan kuat fisiknya ia
dapat melaksanakan tugas mengajar dan mengarahkan anak muridnya dengan baik
dan sesuai target yang diharapkan.5
Seorang pendidik  harus menghias dirinya dengan akhlak yang diharuskan
sebagai orang yang beragama atau sebagai mukmin. Selain itu ia juga harus
bersikap zuhud dan Qona’ah. Oleh sebab itu, bagi seorang guru harus memilki
etika dan persyaratan yang sesuai dengan tingkatan lapisan orang yang menuntut
ilmu tersebut. 

E. Guru Harus Profesional


Hadis Abu Hurairah riwayat al- Bukhăry, tentang jika suatu urusan diberikan
kepada yang bukan ahlinya; ( al-Kirmăny II, 4-6).

‫ َمتَى‬:‫ َجا َءهُ َأ ْع َرابِ ٌّي فَقَا َل‬،‫ِّث القَوْ َم‬ ٍ ِ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فِي َمجْ ل‬
ُ ‫س ي َُحد‬ َ َ‫ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ ق‬
َ ‫ بَ ْينَ َما النَّبِ ُّي‬:‫ال‬
.‫ال فَ َك ِرهَ َما قَا َل‬ ُ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يُ َحد‬
َ َ‫ َس ِم َع َما ق‬:‫ فَقَا َل بَعْضُ القَوْ ِم‬،‫ِّث‬ َ ِ ‫ضى َرسُو ُل هَّللا‬ َ ‫السَّا َعةُ؟ فَ َم‬
‫ هَا َأنَا يَا‬:‫ السَّاِئ ُل َع ِن السَّا َع ِة» قَا َل‬- ُ‫ ُأ َراه‬- َ‫ «َأ ْين‬:‫ال‬
َ َ‫ضى َح ِديثَهُ ق‬ َ َ‫ َحتَّى ِإ َذا ق‬،ْ‫ بَلْ لَ ْم يَ ْس َمع‬:‫ضهُ ْم‬
ُ ‫َوقَا َل بَ ْع‬
‫ «ِإ َذا ُو ِّس َد اَأل ْم ُر ِإلَى‬:‫ال‬ َ ‫ َك ْيفَ ِإ‬:‫ قَا َل‬،»َ‫ت اَأل َمانَةُ فَا ْنتَ ِظ ِر السَّا َعة‬
َ َ‫ضا َعتُهَا؟ ق‬ ِ ‫ضيِّ َع‬ُ ‫ «فَِإ َذا‬:‫ قَا َل‬،ِ ‫َرسُو َل هَّللا‬
َ‫» َغي ِْر َأ ْهلِ ِه فَا ْنتَ ِظ ِر السَّا َعة‬

5
Abuddin, Nata. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm.95

9
Artinya: Dari Abu Hurairah berkata: Ketika Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam berada dalam suatu majelis membicarakan suatu kaum, tiba-tiba
datanglah seorang Arab Badui lalu bertanya: "Kapan datangnya hari
kiamat?" Namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tetap melanjutkan
pembicaraannya. Sementara itu sebagian kaum ada yang berkata; "beliau
mendengar perkataannya akan tetapi beliau tidak menyukai apa yang
dikatakannya itu, " dan ada pula sebagian yang mengatakan; "bahwa beliau
tidak mendengar perkataannya." Hingga akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam menyelesaikan pembicaraannya, seraya berkata: "Mana orang
yang bertanya tentang hari kiamat tadi?" Orang itu berkata: "saya wahai
Rasulullah!". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila
sudah hilang amanah maka tunggulah terjadinya kiamat". Orang itu
bertanya: "Bagaimana hilangnya amanat itu?" Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam menjawab: "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka
akan tunggulah terjadinya kiamat.

Menurut ibn jama’ah aspek ideal seorang guru adalah tidak menghilangkan
aspek-aspek yang lain yang dapat membantunya untuk melaksanakan kewajiban
mengajar. Pokoknya proses mengajar tidak akan terlaksana apabila keahliannya
belum sempurna.6
Dengan demikian, guru harus berusaha untuk meningkatkan keahliannya.
Guru hendaknya tidak menyia-nyiakan  usianya untuk kegiatan yang tidak
berhubungan dengan ilmu kecuali untuk hal yang penting.  Terhadap aspek aturan
ideal realistis yang mengarah pada guru, ibn jama’ah memberikan tambahan
bahwa seorang guru bersama murid-muridnya berusaha untuk sampai kepada
hakikat.
Sehubung dengan hal diatas, kewajiban guru secara integral adalah mengarah
dan menganalisis. Dalam pandangan ibn jama’ah seorang guru tidak boleh
meninggalkan penelitian, tidak memahami tujuan untuk dicapai. Menurutnya
juga, guru adalah orang yang aktivitasnya telah dimaklumi bahkan seluruh aspek

6
Ibid., hlm. 96

10
kehidupannya tertuju kepada ilmu dan penyebarannya serta bermanfaat bagi diri
dan murid-muridnya.7

F. Guru Harus Bersifat Kasih Kepada Anak Didik


Al-Quran surah ‘Ali ‘Imrăn (003) : 159

‫ب اَل ْنفَضُّ وا ِم ْن َحوْ لِكَ فَاعْفُ َع ْنهُ ْم َوا ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم‬ ِ ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِمنَ هللاِ لِ ْنتَ لَهُ ْم َولَوْ ُك ْنتَ فَظًّا َغلِيظَ القَ ْل‬
َ‫اورْ هُ ْم فِي اَأل ْم ِر فَِإ َذا َع َز ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى هللاِ ِإ َّن هللاَ يُ ِحبُّ ال ُمت ََو ِّكلِين‬
ِ ‫َو َش‬

Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut


terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya.

‫عن ابن عباس رضي هللا عنهما قال قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم ألشج عبد القيس [ إن فيك‬
‫ الحلم واألناة ] رواه مسلم‬: ‫خصلتين يحبهما هللا‬:

Artinya: Dari Ibnu Abbas RA berkata, Rasulallah Saw bersabda kepada


‘’Abdul Qais yang  terluka: “sesungguhnya didalam dirimu ada dua sifat
yang disukai oleh Allah yaitu: santun dan sabar”. (HR Muslim)

Dalam kaitan ini Al-Ghazali menilai bahwa seorang guru dibandingkan


dengan orang tua anak, maka guru lebih utama dari orang tua tersebut.
Menurutnya orang tua berperan sebagai penyebab adanya si anak di dunia yang
sementara ini, sedangkan guru menjadi penyebab bagi keberadaan kehidupan
yang kekal di akhirat. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:8
“sesungguhnya saya bagimu adalah seperti orang tua kepada anaknya”
Dalam hal ini guru berkewajiban mencegah muridnya dari akhlak yang buruk
dengan cara menghindarinya sedapat mungkin. Seorang guru ketika memberikan
7
Said, Hawwa. Intisari Ihya Ulumudin Al-Gazali, Mensucikan Jiwa. (Jakarta: Rabbani Press, 2004),
hlm. 48
8
Ibid., hlm. 55

11
pengajaran hendaknya memakai cara-cara yang lembut dan halus agar apa-apa
yang disampaikannya dapat diserap dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari.
Untuk itu Al-Ghazali menyerukan agar menempuh cara mengajar yang benar,
seperti cara mengulang bukan menjelaskan, kasih sayang bukan merendahkan,
karena menjelaskan akan menyebabkan tersumbatnya potensi anak dan
menyebabkan timbulnya rasa bosan dan mendorong hapalannya. Dengan
demikian mengajar  memerlukan keahlian yang khusus.

G. Guru Harus Berbicara Jelas dan Sesuai Kadarnya


Hadis Anas Riwayat Al Bukhori.

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأنَّهُ َكانَ ِإ َذا تَ َكلَّ َم بِ َكلِ َم ٍة َأعَا َدهَا ثَاَل ثًا َحتَّى تُ ْفهَ َم َع ْنهُ وَِإ َذا َأتَى َعلَى‬ َ ‫س ع َْن النَّبِ ِّي‬ ٍ َ‫ع َْن َأن‬
‫قَوْ ٍم فَ َسلَّ َم َعلَ ْي ِه ْم َسلَّ َم َعلَ ْي ِه ْم ثَاَل ثًا‬

Artinya: Dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bila berbicara diulangnya tiga kali hingga dapat
dipahami dan bila mendatangi kaum, Beliau memberi salam tiga kali.

Dalam hal ini Al-Ghazali melihat kebiasaan dari sebagian guru fiqih yang
menjelekan guru bahasa dan sebaliknya, sebagian ulama kalam memusuhi ulama
fiqih demikian seterusnya sehingga sikap saling menghina dan mencela guru lain
di depan anak-anak merupakan bagian yang harus dihindari dan dijauhi oleh
seorang guru. Selain itu guru juga dalam melaksanakan proses belajar mengajar
hendaknya menyesuaikan dengan perkembangan dan pentahapan psikologi dan
jiwanya. Hal ini agar ketika menyampaikan materi pelajaran, anak tidak merasa
tidak terlalu berat dan terbebani. Ibnu masud sebagai mana diriwayatkan Muslim
dalam bukunya said hawwa “tidaklah seseorang bicara dalam suatu kaum dengan
suatu pembicaraan yang tidak mampu dijangkau oleh akal mereka melainkan akan
menjadi fitnah bagi sebagian mereka”.

H. Guru Tidak Boleh Mempersulit Anak Didik


Hadis Abu Burdah dari ayahnya, riwayat al-Bukhăry, tentang larangan
mempersulit peserta didik; ( al-Kirmăny XVI: 170).

12
َ‫ يَ ِّسرُوْ ا َواَل تُ َع ِّسرُوْ ا َوبَ ِّشرُوْ ا َواَل تَنَفَّرُوْ ا َو َكان‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬
َ ‫ك عَن النَّبِ ِّي‬ ٍ َ‫ع َْن َأن‬
ٍ ِ‫س اِب ِْن َمال‬
)‫ (رواه البخارى‬ ‫اس‬ ِ َّ‫ْف َوالتَّ ْي ِس ِر َعلَى الن‬ِ ‫يُ ِحبُّ ْالت َْخفِي‬

Artinya: Dari Anas bin Malik R.A. dari Nabi Muhammad SAW beliau
bersabda : Permudahkanlah dan jangan kamu persulit, dan bergembiralah
dan jangan bercerai berai, dan beliau suka pada yang ringan dan
memudahkan manusia (H.R Bukhori)

Nilai tarbawi:9
1. Hendaknya seorang pendidik mengajarkan kepada anak didiknya dengan
sesuatu yang mudah dimengerti dan dicena oleh anak didik
2. Jangan mengajarkan yang sulit-sulit
3. Hendaknya seorang pendidik ketika mengajar tidak boleh laku, sesuaikan
dengan kondisi anak perlu ada humor
4. Berilah kasih sayang agar anak/peserta didik selalu dekat dengan guru
5. Hendaknya ketika guru mengalami kesulitan seringlah berdiskusi.
Motivasi sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada pengalaman-
pengalaman yang memungkinkan mereka dapat belajar. Sebagai proses, motivasi
mempunyai fungsi antara lain:
1. Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap beminat dan
siaga.
2. Memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan
dengan pencapaian tujuan belajar.
3. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil
jangka panjang.10

I. Pendidik Harus Memberikan Hak Didiknya Secara Adil


ُ‫صبِ ِه اَل يَحْ َسبُ َجلِ ْي ُسهُ َأ َّن اَ َحدًا َأ ْك َر ُم َعلَ ْي ِه ِم ْنه‬
ِ َ‫ْط ْي ُك َّل ُجلُ َساِئلِ ِه بِن‬
ِ ‫ َكانَ يُع‬: ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬
ِ ‫ع َْن َعلِ ٍّي َر‬
) ْ‫( َر َواهُ التِّرْ ِم ِذي‬

Artinya: Dari Ali R.A ia berkata: “Rasulullah SAW selalu memberikan


kepada setiap orang yang hadir dihadapan beliau, hak-hak mereka (secara
9
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm.45
10
Ibid., hlm. 48

13
adil), sehingga diantara mereka tidak ada yang merasa paling
diistimewakan.” (H.R Tirmidzi)

Sebagai guru harus memberlakukan pseluruh peserta didik dengan adil tidak
ada perbedaan diantaranya.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa guru merupakan tokoh yang paling banyak
bergaul dan berinteraksi dengan para murid dibandingkan dengan personel lainnya
disekolah. Guru bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, melakukan
penelitian dan pengkajian, serta membuka komunikasi dengan masyarakat.
Syarat-syarat yang juga harus dipenuhi sebagai pendidik atau guru juga akan
mempermudah dalam proses kegiatan belajar mengajar.

B. Saran
Penyusun sangat berharap masukan dan saran yang membangun dari pembaca
agar menjadi bahan koreksi dan kajian kami. Karena penulis menyadari masih
banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan ini yang jauh dari
kesempurnaan.

15
DAFTAR PUSTAKA

“Pengertian Guru”, https://www.portal.sman1madiun.sch.id/editorial/editorial-


oleh-kepala-sekolah-2/ (diakses pada 21 September 2021, pukul 20.05 wib)
Ruswandi, Uus. Pengembangan Kepribadian Guru. (Bandung: CV. Insan Mandiri,
2010), hlm. 123
Zakiah, Daradjat. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011),
hlm.142
Abuddin, Nata. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),
hlm.95
Abuddin, Nata. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),
hlm.95
Said, Hawwa. Intisari Ihya Ulumudin Al-Gazali, Mensucikan Jiwa. (Jakarta:
Rabbani Press, 2004), hlm. 48
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm.45

16

Anda mungkin juga menyukai