Anda di halaman 1dari 5

Beberapa Kesukaran dalam Pendidikan

Pendahuluan
Di dalam pendidikan, faktor-faktor lingkungan dapat mempengaruhi dan
bahkan turut pula mempengaruhi pertumbuhan anak didik.

Keras Hati dan Keras Kepala


Keras hati dan keras kepala adalah sifat anak-anak yang sering sangat
menyulitkan para orang tua atau pendidik-pendidik lain.
Keras hati adalah bantahan terhadap suruhan orang lain karena ia ada tujuan
dan maksud sendiri yang berlainan dengan apa yang disuruhkan kepadanya.
Keras hati lebih banyak terdapat pada anak-anak dalam lingkungan keluarga
dan di dalam pergaulan anak-anak sesamanya.
Keras Kepala ialah bantahan terhadapa suruhan orang lain, tetapi ia tidak
alasan lain yang bertujuan. Sifat keras kepala itu terdapat dalam lingkungan
keluarga, juga dalam lingkungan sekolah.
a. Keras hati
Hal-hal yang menimbulkan keras hati pada anak
1. Karena pembawaan anak
2. Karena keadaan badan yang terganggu
3. Karena perkembangan rohani anak
4. Karena kesalahan-kesalahan dalam pendidikan
Usaha pendidik untuk mengatasi keras hati itu
1. Mempermudah anak-anak berlaku patuh dengan jalan membiasakan
anak-anak hidup secara teratur dan tertib.
2. Perintah dan larangan hendaklah diberikan dengan lemah lembut
dan dapat membesarkan hati mereka, jangan sekali-kali dengan keras
dan kasar.
3. Hendaklah pendidik senantiasa ingat akan keadaan jasmani dan atau
rohani anak pada waktu itu.
4. Janganlah memanjakan anak
5. Dalam menghadapi anak yang keras hati itu kita harus bersikap
tenang dan tegas, jangan kehilangan ketenangan atau tergoyang
keseimbangan batin kita; jadi kita harus tetap sabar.
6. Pada anak-anak kecil kadang-kadang berhasil juga dengan
membelokkan perhatiannya ke arah yang lain.
7. Sering dengan usaha “tidak begitu mengacuhkan” dapat berhasil
juga.
8. Dengan memebrikan hukuman kepada anak yang demikian itu,
umumnya tidak berhasil dan tidak ada buahnya. Bagi anak-anak yang
sudah agak besar dapat juga dengan memberikan sedikit kata-kata
nasihat yang singkat.

b. Keras Kepala
Apa saja yang dapat menimbulkan keras kepala itu:
1. Karena terlalu dimanjakan
2. Dapat juga keras kepala itu disebabkan karena iri hati terhadap
adiknya yang baru lahir
3. Ada kalanya keras kepala itu disebabkan tindakan pendidik sendiri
4. Tindakan yang keras dan kasar atau tidak menaruh kasih sayang,
dapat juga menimbulkan keras kepala.
5. Perasaan takut dan perasaan harga diri kurang
6. Ada kalanya keras kepala itu timbul bila anak tidak dapat
memecahkan soal-soal sulit dalam pelajaran di sekolah atau dalam
permainannya
7. Ada pula keras kepala yang semu (pura-pura) saja, bukan keras
kepala sebenarnya

Bagaimana menghilangkan sifat keras kepala itu?


Dari penyelidikan ilmu jiwa anak, ternyata bahwa keras kepala
kebanyakan bertujuan untuk menyembunyikan suatu kelemahan batin.
Usaha yang terutama dari si pendidik ialah mengetahui sebab-sebabnya
dengan teliti agar selanjutnya dapat bertindak dengan tepat dan
bijaksana, umpamanya:
1. Jangan teralau memenjakan anak atau terlalu banyak memberikan
pertolongan.
2. Jika keras kepala itu karena putus asa, gemberikan hati anak itu,
jangan dicela atau dihina, tetapi berikanlah kepercayaan terhadap
dirinya, besarkanlah hatinya.
3. Pendidik hendaknya ingat tabiat anak-anak dan keadaannya pada
waktu itu, lahir maupun batinnya.
4. Janganlah memeberi tugas atau pekerjaan yang terlalu sukar
sehingga tidak dapat dipecahkan oleh anak. Tetapi, jangan pula
terlalu mudah sehingga anak itu bosan atau segan mengerjakannya.
5. Pada anak yang masih kecil usaha kita dapat pula berhasil dengan
membelokkan perhatian itu ke arah lain, apalagi kalau tanda-tanda
keras kepala itu baru mulai tampa.

Anak yang Manja


Biasanya memanjakan anak dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Meliputi si anak dengan seribu satu macam pemeliharaan dan
menyingkirkan segala kesulitan baginya.
b. Memenuhi segala keinginan si anak. Apa saja yang menjadi kehendak
dan keinginan si anak biarpun akan merugikan atau mengganggu
kesehatan dan pertumbuhannya dituruti saja.
c. Memebiarkan dan membolehkan si anak berbuat sekehendak hatinya,
jadi tidak membiasakan dia akan ketertiban, kepatuhan, peraturan, dan
kekbiasaan-kebiasaan baik lainnya.
Anak manakah yang biasanya di manjakan?
a. Anank tunggal
b. Anak sulung adiknya belum lahir
c. Anak bungsu
d. Anak yang termanis atau terpandi di antara saudara-saudaranya
e. Anak yang sering sakit
f. Anak yang cacat
g. Seorang anak laki-laki yang saudaranya perempuan semua
h. Seorang anak perempuan yang saudara-saudaranya laki-laki semua
i. Anak yang diasuh oleh neneknya
j. Anak angkat
Apakah yang memungkinkan orang tua atau pengasuh-pengasuh lain
memenjakan seorang anak?
1. Karena ketakutan yang berlebih-lebihan akan bahaya yang mungkin
mengancam si anak.
2. Keinginan yang tidak disadari untuk selalu menolong dan memudahkan
kehidupan si ana.
3. Karena orang tua sendiri takut akan kesukaran, segan bersusah-susah,
ingin mudah dan enaknya saja.
4. Karena kebodohan orang tua.
Bagaimana akibatnya anak yang dimanjakan
a. Anak akan mempunyai sifat mementingkan dirinya sendiri
b. Kurang mempunyai rasa tanggung jawab
c. Mengakibatkan anak menjadi mempunyai perasaan harga diri kurang
d. Disekolah anak yang manja itu selalu berusaha menarik perhatian guru
atau teman-temannya
e. Tidak ada kemauan dan inisiatif
Bagaimana usaha pendidik untuk menolong anak itu?
1. Janganlah mengindahkan anak yang manja itu lebih dari pada anak-anak
lain.
2. Didiklah mereka itu ke arah percaya kepada kemampuan diri sendiri.
3. Besarkan hatinya terhadap hasil-hasil usahanya yang telah dikerjakannya
sendiri, kalau perlu pujilah mereka.
4. Kembangkan perasaan sosial anak itu
5. Menginsyafkan orang tua bahwa perbuatan mereka memanjkan anak itu
adalah keliru dan harus diubahnya.

Perasaan Takut pada Anak


a. Pendahuluan
Perasaan takut adalah sejenis naluri(insting) titik perasaan takut terdapat pada
semua orang baik tua maupun muda, dewasa maupun anak-anak, kaya atau
miskin, semua mempunyai perasaan takut itu.
Kita merasa takut kepada sesuatu: ada sesuatu, Yaitu ada objek yang
ditakuti. Jadi cuma takut tentu ada sebab (benda) yang mempengaruhi jiwa
kita sehingga kita merasa takut.
b. Apakah yang menimbulkan perasaan takut pada anak-anak?
Adapun yang dapat menimbulkan perasaan takut pada anak-anak itu antara
lain ialah:
1. sesuatu yang aneh-aneh, yang selama ini belum pernah dikenalnya
2. sesuatu yang telah dikenalnya, bercampur dengan hal yang masih asing
sekali dan tak masuk akal mereka.
3. jika mereka terpisah dari orang yang disayangi atau dikenalnya
4. karena ditimbulkan oleh pengaruh orang dewasa atau anak-anak yang agak
besar
5. kesulitan kesulitan yang dialami oleh anak itu dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan ringkas, sebab-sebab terutama yang dapat menimbulkan perasaan
takut pada anak dapat kita katakan sebagai berikut:
• Tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di sekitarnya nya
• Kesukaran-kesukaran dalam kehidupan, yang menghilangkan kepercayaan
terhadap diri sendiri
• Berpisah dengan orang yang dicintai atau dikenal
• Pengaruh-pengaruh salah dari orang-orang lain yang dilakukan dengan sadar
atau tidak sadar

b. Bagaimana mengatasi rasa takut itu pada anak-anak?


1. Kenalkan anak itu kepada hal-hal yang ditakuti nya.
2. Bangkitkan kepercayaan kepada diri sendiri pada anak itu.
3. Usahakan agar hubungan pendidik (apalagi guru) dan anak didik selalu erat.
4. Pendidik hendaklah bersikap tenang.
5. Akhirnya, janganlah kita menakut-nakuti anak-anak dengan berbagai cerita
atau kata-kata tentang yang ditakutinya

Anda mungkin juga menyukai