Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TELAAH PERBEDAAN KERANGKA DASAR YANG MENCAKUP:


HAKIKAT, LANDASAN, PRINSIP, DAN STRUKTUR  KURIKULUM 2006
DAN KURIKULUM 2013
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah telaah kurikulum pai

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VI
IRNA AUSTRIANA
NASGAN MAHLUKI JAWI

KELAS:
V/B

DOSEN PENGAMPU:
BASUKI, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


NURUL HIDAYAH SELATPANJANG
T.A. 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
maupun inspirasi untuk pembaca.

Selatpanjang, 1 November 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penyusunan............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Perbedaan dan Perubahan Hakikat Kurikulum 2006 KTSP dan
Kurikulum 2013.................................................................................... 3
B. Perbedaan dan Perubahan Landasan Kurikulum 2006 KTSP dan
Kurikulum 2013.................................................................................... 6
C. Perbedaan Dan Perubahan Prinsip Kurikulum 2006 KTSP dan
Kurikulum 2013.................................................................................... 8
D. Perbedaan dan Perubahan Struktur Kurikulum 2006 KTSP dan
Kurikulum 2013.................................................................................... 11

BAB III PENUTUP......................................................................................... 13


A. Kesimpulan........................................................................................... 13
B. Saran..................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia telah banyak mengalami perubahan kurikulum, di antaranya
kurikulum 1947, 1964, 1968, 1973, 1975, 1984, 1994, 1997, 2004, 2006, dan
terakhir 2013. Perubahan kurikulum sering dipengaruhi oleh faktor sosial politik,
ekonomi, teknologi, moral, keagamaan dan keindahan. Sering kali ada ungkapan
“ganti menteri ganti kurikulum”. Ungkapan tersebut muncul disebabkan kebiasaan
adanya pergantian pimpinan pemerintahan, terjadi pula perubahan sistem politik,
ekonomi, teknologi, moral, dan keindahan yang menyebabkan perlunya
penyesuaian atau penyempurnaan kurikulum.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diberlakukan mulai tahun
ajaran 2006/ 2007. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, KTSP disusun oleh
satuan pendidikan masing-masing, pemerintah hanya memberikan rambu-rambu
penyusunan dan pengembangannya. Maka dalam pelaksanaanya dibutuhkan
pemehaman yang baik mengenai kurikulum ini agar dapat diberlakukan di satuan
pendidikan yang ada.
KTSP merupakan kurikulum yang cukup lama telah dilaksanakan di satuan
pendidikan di Indonesia. Selama dilaksanakan, ada landasan yang dijadikan untuk
pedoman penyusunannya serta memiliki prinsip dalam pelaksanaannya. Struktur
dari KTSP secara umum dapat dilihat dari berbagai lampiran Undang-Undang
yang diterbitkan terkait dengan KTSP. Maka beberapa poin ini akan coba dibahas
di dalam makalah ini untuk memahami tentang KTSP itu sendiri sebagai tujuan
khusus dan untuk menambah wawasan mengenai kurikulum di Indoensia secara
umum sebagai tujuan umum.
Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan
antara kompetensi sikap (aattitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan
(konowladge). Hal ini sejalan dengan amanat Undang-udang Nomor 20 tahun
2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan pasal 35, bahwa kompetensi lulusan

4
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

B. Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan dan perubahan hakikat pada kurikulum 2006 dan
kurikulum 2013?
2. Apa saja landasan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013?
3. Bagaimana prinsip dan struktur kurikulum 2006 dan kurikulum 2013?

C. Tujuan Penyusunan
Diharapkan mampu untuk memberikan kesempatan kepada penyaji untuk
mempresentasikan materinya dengan tujuan memberikan informasi kepada audien
dan menjadi bahan informasi bacaan bagi para pembacanya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perbedaan dan Perubahan Hakikat Kurikulum 2006 KTSP dan


Kurikulum 2013
Hakikat kurikulum adalah suatu program yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (UU No. 20 Tahun 2003
tentang SPN).
Kurikulum 2013 menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik secara holistik (seimbang). Kompetensi
pengetahuan keterampilan dan sikap ditagih dalam rapor dan merupakan penentu
kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik. Kompetensi pengetahuan peserta
didik yang dikembangkan meliputi mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis dan mengevaluasi agar menjadi pribadi yang menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan berwawasan, kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan dan, peradaban.
Kompetensi keterampilan peserta didik yang dikembangkan meliputi
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, mengaji, menawar,dan mencipta agar
menjadi pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah konkret dan abstrak. Kompetensi sikap peserta didik yang
dikembangkan meliputi menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,
mengamalkan, sehingga menjadi pribadi yang beriman dan berakhlak mulia
percaya diri dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif lingkungan
sosial alam sekitarnya serta dunia dan peradabannya.1
Kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap pertama kali dikemukakan
oleh Bloom dan sudah menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum di

1
Herry Widyastono, Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah Dari Kurikulum
2004,2006, ke Kurikulum 2013, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2015 ), hlm. 119.

6
Indonesia sejak kurikulum 1973 (Kurikulum PPSP). Akan tetapi dalam
implementasinya guru-guru pada umumnya tidak mengembangkan kompetensi
keterampilan dan sikap secara eksplisit, mungkin karena tidak ditagih dalam rapor
sehingga tidak merupakan penentu kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik.
Pada kurikulum 2013, ketiga kompetensi tersebut ditagih dalam rapor dan
merupakan penentu kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik sehingga guru
wajib mengimplementasikannya dalam pembelajaran dan penilaian.2
Menurut pemakalah kurikulum adalah sejumlah kegiatan yang dirancang
untuk meningkatkan efektivitas peserta didik dalam dunia pendidikan baik itu di
dalam kelas maupun di luar kelas.
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:
1. KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi
dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setemoat dan
peserta didik.
2. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan
standar kompetensi lulusan, dibawah supervise dinas pendidikan
kabupaten/ kota, dan departemen agama yang bertanggung jawab
dibidang pendidikan.
3. Kurikulum satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan
tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan
sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma
pengembangan kurikulum yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan
pendidikan dan perlibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses
belajar mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan
sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana,

2
Ibid, hlm. 119-120.

7
sumber belajar dan mengalokasikan kebutuhan serta lebih tanggap terhadap
kebutuhan setempat.3
KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan
pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan
pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satuan pendidikan dengan memberikan
otonomi yang lebih besar, disamping menunjukkan sikap tanggap pemerintah
terhadap tuntutan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan kualitas,
efisiensi, dan pemerataan pendidikan. KTSP merupakan salah satu wujud
reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan
pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan,
dan kebutuhan masing-masing.
Kebijakan dalam KTSP adalah pelaksanaan ujian nasional dengan standar
kelulusannya. Dimana siswa dikatakan berhasil jika ia telah mampu menembus
jaring ujian nasional. Sebuah sekolah dikatakan bermutu apabila kelulusan
siswanya 100% dan banyak siswanya yang mendapatkan nilai 10. Bahkan untuk
tujuan itu, kecurangan sistematis selalu terjadi. Penanaman nilai moral seolah tak
diperhatikan.4
Dalam proses pembelajaran untuk semua jenjang pendidikan (SD,SMP,SMA
dan SMK) standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan dan mencipta. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi
juga dilingkungan sekolah dan masyarakat. Dalam hal ini, guru bukan satu-
satunya sumber belajar. Selain itu, sikap tidak hanya diajarkan secara verbal,
tetapi melalui contoh dan teladan. Dengan kata lain, seorang pendidik tidak hanya
bertugas sebagai fasilitator, tetapi juga harus memberikan keadaan yang baik.5
Jadi adanya perbedaan dikarenakan adanya perubahan pada hakikat
kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 itu jika kita lihat pada kurukulum 2006
sumber belajar itu hanya pada guru, peserta didik dipaksa untuk terus menelan
3
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan..., hlm. 20-21.
4
Mulyoto, Strategi Pembelajaran di Era Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi Pustaka Raya,
2013), hlm. 114-115.
5
M. Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, dan
SMA/MA, (Jakarta: ar- Ruzz Media, 2014) hlm. 31-32.

8
informasi maka disini guru lah yang aktif dalam proses belajar mengajar
sedangkan pada kurikulum 2013 peserta didik yang dituntut aktif sedangkan guru
hanyalah fasilitator saja oleh sebab itu jika dilihat hakikatnya kurikulum 2006 itu
lebih mengacu sikap kognitifnya saja tanpa melihat aspek psikomotoriknya dan
afektifnya sedangkan pada kurikulum 2013 tiga ranah berusaha untuk digali
dalam pembelajaran.

B. Perbedaan dan Perubahan Landasan Kurikulum 2006 KTSP dan


Kurikulum 2013
Landasan kurikulum 2006:
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dalam undang-undang sisdiknas tersebut dikemukakan bahwa
standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Standar
nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan
pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan
standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan. Ketentuan
dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP yakni : Pasal 1 ayat (19); Pasal
18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal
36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005.
Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 adalah peraturan tentang
standar nasional pendidikan (SNP). SNP merupakan kriteria minimal
tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum negara kesatuan
republik Indonesia (NKRI). Dalam peraturan tersebut dikemukakan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

9
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP
yaitu : Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat
(6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2),
(3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat
(1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4),
(5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.
3. Standar Isi
SI mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum,
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata
pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan
dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun
2006.
4. Standar Kompetensi Lulusan
SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan
Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.
Sementara Kurikulum 2013 ini dirancang berdasarkan landasan yuridis,
landasan filosofis, landasan teoretis, dan landasan empiris. Landasan yuridis
merupakan ketentuan hukum yang dijadikan dasar untuk pengembangan
kurikulum dan yang mengharuskan adanya pengembangan kurikulum baru.
Landasan filosofis adalah landasan yang mengarahkan kurikulum kepada manusia
apa yang akan dihasilkan kurikulum. Landasan teoritik memberikan dasar-dasar
teoritik pengembangan kurikulum sebagai dokumen dan proses. Landasan
empirik/empiris memberikan arahan berdasarkan pelaksanaan kurikulum yang
sedang berlaku di lapangan.
1. Landasan Yuridis Landasan Yuridis Kurikulum adalah Pancasila dan
UUD 1945, UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri

10
Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun
2006 tentang isi.
2. Landasan filosofis Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional).
3. Landasan Teoritis Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan
berdasarkan standar dan teori pendidikan berbasis kompetensi.
4. Landasan empiris Kurikulum merupakan proses totalitas pengalaman
peserta didik di satu satuan jenjang pendidikan untuk menguasai konten
pendidikan yang dirancang dalam rencana.

C. Perbedaan dan Perubahan Prinsip Kurikulum 2006 KTSP dan


Kurikulum 2013
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar
kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang
dibuat oleh BSNP, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan
Lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan potensinya agar menjadi
manusia yang berkman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara dan demokratis serta bertanggungjawab. Untuk mencapai tujuan
tersebut, pengembangan potensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan , kebutuhan, dan kepentingan peserta didik, serta tuntutan
lingkungan.

2. Beragama dan Terpadu

11
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya, dan adat istiadat, serta status sosial
ekonomi dan gender.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu
semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
hidup dan dunia kerja, oleh karena itu pengembangan kurikulum dunia
harus mempertimbangkan dan memperhatikan pengembangan integrasi
pribadi, spritual, kreatifitas sosial, kemampuan akademik.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Subtansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, informal dan nonformal, dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global,
nasional dan lokal harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan
dengan perkembangan era globalisasi dengan tetap berpegang pada motto

12
Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.6
Kemdibud telah memberikan penjelasan mengenai prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum 2013, yaitu sebagai berikut:
1. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan
daftar mata pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai
rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki
oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di satu
satuan atau jenjang pendidikan tertentu.
2. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu-satuan pendidikan,
jenjang pendidikan, dan program pendidikan.
3. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan
kompetensi sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan
psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
4. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan
pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk kemampuan
dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning)
sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta lingkungannya.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
budaya, teknologi, dan seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. pendidikan tidak
boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan
kurikulum didasarkan pada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan
dan lingkungan hidup.
9. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat

6
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,…., hlm. 151-153.

13
10. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
11. Penilaian hasil belajar ditujuakan untuk mengetahui dan memperbaiki
pencapaian kompetensi.7

D. Perbedaan dan Perubahan Struktur Kurikulum 2006 KTSP dan


Kurikulum 2013
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut:
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Struktur kurikulum 2013 memiliki sedikit perubahan bila dibandingkan
dengan kurikulum sebelumnya (KTSP). Perubahan tersebut terletak pada bentuk
mata pelajaran serta alokasi waktu belajar yang dibebankan kepada peserta didik
baik untuk tingkat SD/MI, SMP/MTs, maupun SMA/MA/SMK .
Dari pemaparan diatas dapat dilihat perbedaan yang terjadi akibat perubahan
kurikulum dari KTSP menjadi Kurikulum 2013 diantaranya:
1. Struktur kurikulum tingkat SD, meliputi: holistik berbasis sains (alam,
sosial dan budaya); jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6; dan jumlah
jam bertambah di jam pelajaran perminggu, akibat perubahan pendekatan
pembelajaran.
2. Struktur kurikulum tingkat SMP, meliputi TIK menjadi media semua mata
pelajaran; pengembangan diri pada setiap mata pelajaran dan
ekstrakurikuler; jam mata pelajaran dari 12 menjadi 10; jumlah jam

7
Ma’as Shobirin, Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar,
(Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm. 45-48.

14
berubah menjadi 6 jam per minggu, akibat perubahan pendekatan
pembelajaran.
3. Struktur kurikulum tingkat SMA, meliputi: perubahan sistem (ada mata
pelajaran wajib dan ada mata pelajaran pilihan); terjadi pengurangan mata
pelajaran yang hanya diikuti siswa; jumlah jam bertambah 1jam pelajaran
perminggu, akibat perubahan pendekatan pembelajaran.
4. Struktur kurikulum tingkat SMK, meliputi: penambahan jenis keahlian
berdasarkan spectrum kebutuhan (6 program keahlian, 40 bidang keahlian,
121 kompetensi keahlian) pengurangan adaptif dan normative,
penambahan produktif:produktif disesuaikan dengan tren perkembangan di
industry.8

BAB III

8
M. Fadillah, Implementasi..., hlm. 32.

15
PENUTUP

A. Kesimpulan
KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikuluk agar lebih
familiar dengan guru, karena dalam kurikulum KTSP ini mereka banyak
dilibatkan dan diharapkan memiliki tanggungjawab yang memadai, dalam
penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan yang merupakan keharusan agar
sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetitif. Sedangkan kurikulum
2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill dan
pendidikan karakter. Siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam
berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi.
Landasan kurikulum 2006 itu terdapat dalam Undang-undang No.20 tahun
2003, PP No. 19 tahun 2005, Permendiknas No. 22 tahun 2006, Permendiknas No.
23 tahun 2006 dan Permendiknas No. 24 tahun 2006. Sedangkan pada kurikulum
2013 landasan kurukulumnya mengacu pada landasan yuridis, filosofis, empiris
dan teoritik.
Adapun prinsip kurikulum 2006 pembelajaran berpusat pada potensi,
beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan IPTEK dan seni, relevan
dengan kebutuhan, menyeluruh dan berkesinambungan dan belajar sepanjang
hayat. Sedangakan landasan kurikulum 2013 itu memiliki prinsip bahwa
kurikulum bukan sekumpulan daftar mata pelajaran, didasarkan pada SKL yang
ditetapkan satuan pendidikan dan didasarkan pada model kurikulum berbasis
kompetensi.
Perubahan struktur kurikulum antara 2006 dan 2013 tersebut terletak pada
bentuk mata pelajaran serta alokasi waktu belajar yang dibebankan kepada peserta
didik baik untuk tingkat SD/MI, SMP/MTs, maupun SMA/MA/SMK.
Perbedaannya jika kita lihat kurikulum 2013 memiliki sedikit mata pelajaran
daripada KTSP namun lebih banyak memiliki jam pelajaran.

B. Saran

16
Penyusun sangat berharap masukan dan saran yang membangun dari pembaca
agar menjadi bahan koreksi dan kajian kami. Karena penulis menyadari masih
banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan ini yang jauh dari
kesempurnaan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, Syafaruddin. Manajemen Kurikulum. Medan: Perdana Publishing,


2017

Fadillah, M. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,


SMP/MTS, dan SMA/MA. Jakarta: ar- Ruzz Media,2014.

Gunawan, Heri. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.


Bandung: Alfabeta, 2012.

Lampiran PP No 32 Tahun 2013 Perubahan PP No 19 Tahun 2005.

Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2010.

Mulyoto. Strategi Pembelajaran di Era Kurikulm 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka


Raya, 2013.

Poerwati, Loeloek Endah. dkk. Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta: PT


Prestasi Pustakarya, 2013.

Shobirin, Ma’as. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar.


Yogyakarta: Deepublish, 2016.

Widyastono, Herry. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah Dari


Kurikulum 2004,2006, ke Kurikulum 2013. Jakarta : Bumi Aksara, 2015.

18

Anda mungkin juga menyukai